Upload
elka-sushea-ii
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bhn kuliah
Citation preview
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)
A. Teori Spektroskopi Serapan Atom
Spektroskopi serapann atom dalam kimia analitik adalah tekhnik yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi dari unsure logam dalam sample yang
dianalisis. SSA dapat digunakan untuk menganalisis 62 logam yang berbeda dalam
larutan.
Metode SSA (AAS : Atomic Absorption Spectroscopy) berprinsip pada
absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang
gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan Natrium menyerap
pada 589 nm, uranium pada 385,5 nm, sedanga kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada
panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik
suatu atom. Transisi elektronik suatu unsure bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi,
berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan
tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-
macam misalnya unsure Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi electron
1s22s22p63s1, tingkat dasar untukelektron valensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan
energi. Electron ini dapat tereksitasi ke tingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ke
tingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang
sebesar 589 nm dan 330 nm.
Spectrum atomic untuk masing-masing unsure terdiri atas garis-garis
resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spectrum yang
berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar atau pun
garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan oleh proses
atomisasinya.
Nj = Pj exp - Ej
No Po KT (1)
Jika Nj dan No masing-masing jumlah atom tereksitasi dan atom pada
keadaan dasar K tetapan Boltzman (1,38 x 10-16 erg/K) T temperature absolute (K)
Ej perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat dasar. Pj dan Po factor static yang
ditentukan oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing-
masing tingkat kuantum. Pada umumnya fraksi atom tereksitasi yang berada pada gas
yang menyala, kecil sekali. Pengendalian temperature nyala penting sekali. Kenaikan
temperature menaikkan efisiensi atomisasi. Tenaga radiasi I akan menentukan jumlah
atom tereksitasi sesuai dengan persamaan :
Pτ =h γNj Aτ (2)
Dimana Pj tenaga radiasi dalam nyala h tetapan Planck = 6,6 x 10-34
joule/det, V frekuensi puncak garis spectral, Aτ koefisien Einstein, yaitu jumlah
transisi tiap atom tiap detik. Nilainya sekitar 108 transisi.
Ditinjau dari hubungan antara konsentrasi dan absorbansi, maka Hukum
Lambert-Beer dapat dapat digunakan jika sumbernya adalah monokromatis. Pada
AAS, panjang gelombang garis absopsi resonansi identik dengan garis-garis emisi
disebabkam keserasian transisinya. Untuk bekerja pada panjang gelombang ini
diperlukan suatu monokromator celah yang menghasilkan lebar puncak sekitar 0,002
– 0,005 nm. Jelas pada teknik AAS, diperlukan sumber radiasi yang mengemisikan
sinar pada panjang gelombang yang tepat sama pada proses absorpsinya. Dengan cara
ini efek pelebaran puncak dapat dihindarkan. Sumber radiasi tersebut dikenal sebagai
lampu Hollow cathode.
B. ATOMISASI (NYALA, ELEKTROTERMAL)
SSA mengukur absorbsi dari radiasi cahaya oleh atom dalam bentuk gas.
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala (flame) maupun dengan tungku
( grafhite furnace).
1. Flame.
Untuk mengubah unsur logam menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan
energi panas. Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati
agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi
bila temperature terlalu tinggi.
Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan kedalam pencampur
kemudiandilewatkan melalui baffle mennuju kepembakar. Nyala akan dihasilkan.
Sampel dihisap masuk ke kamar pencampur. Hanya tetesan kecil yang dapat melalui
baffle. Tetapi hal ini tidak selalu sesempurna ini, karena kadangkala nyala tersedot
balik ke dalam kamar pencampur sehingga menghasilkan ledakaan. Untuk itu
biasanya lebih disukai pembakar dengan luibang yang sempit dan aliran gas
pembakar serta oksidator dikendalikan dengan seksama.
Dengan gas asetilen dan oksidator udara tekana, temperature maksimujm yang
tercapai adalah 1200oC, untuk temperature tinggi biasanya digunakan N:O::2:1.
Karena banyaknya interferensi dari efek nyala (flame) yang tersedot balik, nyala
mulai kkurang digunakan.
2. Graphite Furnace.
Pada tungku grafite temperature dapat dikendalikan secara elektris. Biasanay
temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasi
senyawa yang dianalisis. Grafhite furnace memiliki keuntungan dibandingkan dengan
flame, yaitu lebih efiseien dibandingkan nyala, dapat menerima sample dalam jumlah
yang sangat sedikit atau kecil.
Picture of a graphite-furnace atomic-absorption spectrometer
C. Instrumen Untuk SSA.
Cara kerja AAS (Atomic Absorbption Spectroscopy) / Spektroskopi Serapan
Atom :
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen berikut :
1. Sumber radiasi
Sumber radiasi didesain untuk mengemisi spktrum atom dari partikel unsure.
Lampu yang digunakan dipilih spesifik berdasarkan unsure yang akan
dipisahkan:
- Hallow Cathode Lamp (HCL) .
- Elektrodeles lamps yang secara luas digunakan.
2. Unit Atomisasi
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku.. Untuk
mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi
panas.Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar
proses atomisasinya sempurna
3. Pemisah Cahaya.
Berupa monokromator, baik itu yang berlensa cekung atau cembung.
4. Detektor
Detektor yang seirng digunakan pada Spektroskopi Serapan atom adalah
Photomutiplier tube.
Lampu2 Tabung foto
Katoda berongga lensa motor emisi lensa penguat pemutar sampel
Diagram optis SSA
Cara kerja :
1. radiasi dari lampu hidrogen atau deutrium lewat melalui sample bersamaan
dengan radiasi resonansi dari lampu hollow cathode.
2. Dengan menggunakan sistem elektronik (chopper motor) signal dari kedua
sumber ini diatur perbandingannya. Umumnya ini dilakukan dengan laju
yang berbeda.
3. Kemudian berkas cahaya akibat absorbpsi latar belakang dan akibat
penghamburan dapat ditiadakan degan sistem ini , sehingga hanya radiasi
resonansi yang akan terabsorbpsi oleh sampel. Suatu fraksi tertentu uap
logam akan tereksitasi.
4. Kemudian atom tereksitasi ini akan mengemisikan radiasi resonansi ke semua
arah pada panjang gelombang yang sesuai, monokromator akan melewatkan
radiasi ini.
5. Bila ditinjau dari sumber radiasi, haruslah bersifat sumber yang kontinyu,
tetapi radiasi dari hollow cathode tidak boleh bersifat kontinyu , karena kalau
kontinyu sulit sekali untuk membedakannya dari radiasi palsu yang
ditransmisikan lampu. Chopping berfungsi mengatur potensial yang
diberikan terhadap lampu itu sendiri dengan mekanisme rodanya yang
berputar, sehingga menghasilkan pulsa-pulsa tertentu.
6. Pada Detector dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu,
sehingga tidak memberikan respon terhadap emisi yang berasal dari eksitasi
termal.
Spectroscopy penyerapan atom menggunakan penyerapan cahaya untuk
ukuran konsentrasi dari atom berwujud gas. Contoh biasanya cair dan padat, hitungan
aton atau ion-ion harus ditunjukkan dalam grafik. Penyerapan atom ultraviolet atau
cahaya tampak dan pembuatan transisi untuk tingkatan energi elektronik paling
tinggi. Koncentration hitungnya ialah perbedaan dari penyerapan. Aplikasi dari
hokum beer diterbitkan dalam spectroscopy AA yang sulit untuk memvariasi dalam
atom efisien dari contoh matrix, dan nonuniformity dari concentration dan panjang
dari hitungan atoms (dalam graphite AA). Ukuran koncentration biasanya dibedakan
dari kurva kerja working curve setelah mengkalibrasi alat dengan standards dari
konsentrasi yang kita ketehui.
Schematic of an atomic-absorption experiment
Schematic of an atomic-absorption
D. Aplikasi SSA.
Pemakaian Analitis SSA
Teknik SSA menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan di antaranya
oleh :
Pertama, Kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai tingkat runut, tidak
memerlukan pemisahan pendahuluan.
Kelebihan keduanya adalah kemungkinannya untuk menentukan konsentrasi
semua unsure pada konsentrasi runut.
Ketiga, sebelum pengukuran tidak selalu perlu memisahkan unsur yang
ditentukan karena kemungkinan penentuan suatu unsure dengan kehadiran
unsure lainnya dapat dilakukan asalkan katoda berongga (hallow cathode)
yang diperlukan telah tersedia.
Metode SSA sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Kelebihan
teknik ini yakni eksitasi unsure – unsure dengan tingkat energi eksitasi yang rendah
dapat dimungkinkan terjadi. Tentu saja dengan perbandingan banyaknya atom yang
tereksitasi, terhadap atom yang berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena
metode serapan SSA hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantung
pada temperature. Metode serapan SSA sangatlah spesifik. Logam – logam yang
membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan
sumber energi yang besar.
Aplikasi Spektroskopi Serapan Atom (SSA) dapat digunakan sampai enam puluh
satu (61) logam. Dan unsur non logam yang dapat dianalisis dengan SSA adalah
Fosfor dan Boron.Logam alkali dan alkali tanah paling baik ditentukan dengan
metode emisi secara fotometri nyala. Unsur – unsure dalam air juga dapat dianalisis
dengan SSA, demikian juga analisis isotop litium.
Spektroskopi serapan atom umumnya digunakan untuk analisa kuantitatif, yaitu
dengan mengukur absorban dari jenis laruta yang diketahui konsentrasinya. Kurva
kalibrasi dan persamaan garis lurus dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
yang tidak diketahui berdasrkan perbandingan absorbans.