229

staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id
Page 2: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | i

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Penyunting: Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd.

Kata Pengantar:

Dr. Sumarto, M.Pd.I (Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia)

Penerbit Buku Literasiologi Alamat Penerbit:

Jl. Ness Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Muara Jambi – Jambi Indonesia

Cp/WA. 082136949568 Email : [email protected]

www : http://literasikitaindonesia.com

Page 3: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

ii | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN Penyunting : Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd. ISBN : 978-623-90212-8-3 Desain Sampul: Dharma Setyawan, M.A Editor dan Lay Out: Emmi Kholilah Harahap, M.Pd.I Penerbit : Penerbit Buku Literasiologi Redaksi : Jl. Ness Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Muara Jambi – Jambi Indonesia Cp/WA. 082136949568 Email : [email protected] www : http://literasikitaindonesia.com Cetakan Pertama, Maret 2019 Hak cipta dilindungi Undang Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara Apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit

Page 4: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | iii

KATA PENGANTAR PENYUNTING

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan buku “Pendidikan Pancasila” Buku ini disusun sebagai buku mata kuliah atau bahan kajian dalam perkuliahan dan bisa juga dijadikan sebagai salah satu referensi dalam bidang kajian lainnya yang memiliki keterhubungan dengan tema Pancasila dan Kewarganegaraan, tidak hanya sebagai buku mata kuliah buku ini juga bisa digunakan sebagai panduan bagi organisasi masyarakat dan masyarakat secara umum.

Selaku penyunting buku, mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk penyusunan buku ini, sebagai bentuk komitmen nyata bahwa kita cinta Indonesia cinta Pancasila. Beberapa kajian dalam buku ini membahas Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok atau landasan fundamental bagi penyelenggaraan Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Upaya mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai-nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi nilai dasar Pancasila itu adalah dijadikannya pancasila sebagai norma dasar bagi penyusunan

Page 5: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

iv | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan system hukum. System hukum Indonesia bersumber dan berdasar pancasula sebagai norma dasar bernegara. Pancasila berkeduudkan sebagai norma dasar atau norma fundamental negara dalam jenjang norma hukum di Indonesia.

Nilai-nilai pancasila selajutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan Perundang-Undangan yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Oleh sebab itu, semua perundang-undangan yang ada dalam sumber hukum Indonesia harus bersumber pada Pancasila. Tidak hanya dari aspek hukum, Pancasila menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari Agama, Pendidikan, social, budaya, ekonomi dan politik.

Semoga, buku ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan Pancasila hadir disetiap kehidupan, aktifitas sehari hari sehingga menambahkan dan menguatkan rasa cinta tanah air.

Jambi, Maret 2019 Penyunting,

Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd

Page 6: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | v

KATA PENGANTAR FOUNDER YAYASAN LITERASI

KITA INDONESIA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Kami dari Yayasan Literasi Kita Indonesia memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih telah teritnya buku “Pendidikan Pancasila” yang mana buku ini bisa menjadi salah satu referensi dalam mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan dan masyarakat secara umum.

Dari beberapa kajian yang dibahas dalam buku ini, menyampaikan tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan negara. Pancasila menjadi sumber kekuatan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan NKRI dan nilai nilai budaya Indonesia. Pancasila menjadi pemersatu bangsa dan negara diatas segala perbedaan Agama, budaya, strata social dan golongan. Pancasila menjadi Pendidikan yang sangat fundamental yang harus diberikan kepada setiap anak anak bangsa agar menjadi pemahaman yang mendasar dan tidak akan pernah hilang hingga akhir hayat, karena untuk mengatasi segala bentuk tindakan separatism dan gerakan-gerakan radikal lainnya.

Dalam buku yang lain dengan Tema Pancasila dan NKRI kami juga menyampaikan pengantar tentang pentingnya Pancasila dalam pengamalan kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila dan NKRI sudah menjadi kesatuan, tidak bisa dipisahkan. Dengan landasan Pancasila, NKRI semakin kuat, karena Pancasila menjadi sistem nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem yang mengatur setiap tatanan kehidupan sosial, budaya, politik, pendidikan dan agama. Sistem yang berdasarkan nilai – nilai yang

Page 7: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

vi | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

sesuai dengan budaya dan sosial masyarakat Indonesia yang multikulturalisme. Problematika kebangsaan bisa menjadi besar apabila tidak di dasarkan kembali kepada Pancasila, karena Pancasila menjadi pedoman dan pandangan kehidupan berbangsa dan menguatkan NKRI. Dalam buku ini ada beberapa ulasan dan catatan dari teman – teman tentang Pancasila dan NKRI yang bisa menjadi bahan diskusi dan referensi.

Realita sekarang masih ada yang kurang memahami maksud yang terkandung di dalam Pancasila, tidak hanya anak-anak, namun juga orang dewasa. Padahal, sebagian besar orang dewasa seharusnya mereka sudah menerima pelajaran mengenai Pancasila selama lebih dari 12 tahun. Akibatnya, muncul penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yang memicu perpecahan di Indonesia. Sebagai contoh masalah yang sedang marak saat ini yaitu masalah agama dan meresahkan beberapa kalangan masyarakat. Hal ini akan menggangu perdamaian dan persatuan negara Indonesia.

Sebagai generasi muda yang hidup di zaman globalisasi ini harus memperdalan dan benar-benar memahami makna dari pancasila yang sebenarnya. Di zaman yang modern penuh dangan teknologi canggih ini, seharusnya kita akan dengan mudah menemukan informasi yang berguna dan berkaitan dengan nilai-nilai pancasila. Tidak hanya asal bicara saja, tetapi kita juga harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik. Contohnya kita sebagai manusia yang ber-Ketuhanan harus menghargai sesama manusia, saling toleransi, menghargai agama, hak, kepercayaan orang lain. Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa indonesia hanya bisa terwujud selama pancasila masih menjadi landasanya.

Era keterbukaan informasi seperti saat ini bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda indonesia. Lagi- lagi Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara membuat anak-anak muda rentan dipecah belah. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan pancasila dipandang perlu dibumikan kembali ditengah-

Page 8: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | vii

tengah kaum muda untuk menguatkan semangat persatuan karena Dengan kekuatan kearifan lokal itu, Pancasila mampu meyelamatkan bangsa indonesia dari berbagai gangguan dan ancaman perpecahan.

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan dan pandangan hidup. Kalau tidak dikodifikasi kearifan lokal itu akan hilang dan bisa digantikan budaya asing. Dan gelagat itu sudah mulai ada, sehingga penguatan kembali nilai Pancasila adalah cara terbaik untuk kembali menguatkan jati diri bangsa ini dari berbagai ancaman ideologi asing, sehingga NKRI sudah menjadi hal terakhir yang tidak bisa di tawar lagi, menjadi kekuatan bangsa Indonesia, NKRI dalam Pancasila sebagai sistem nilai dan pandangan kehidupan.

Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga buku ini menjadi sumber referensi dan sumber belajar dalam mata kuliah Pancasila yang memberikan manfaat bagi dunia akademik dan masyarakat secara umum, untuk mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jambi, Maret 2019 Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia

Dr. Sumarto, M.Pd.I

Page 9: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

viii | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

DAFTAR ISI Kata Pengantar Penyunting Kata Pengantar Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia Daftar Isi FALSAFAH PANCASILA ...................................................................... 1 PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG DAN PANCASILA DALAM

PANDANGAN ISLAM .......................................................................... 4 PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 .................... 16 PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA HUKUM INDONESIA 25 PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA ... 30 PANCASILA SEBAGAI PENG-ERAT HUBUNGAN MANUSIA

DALAM BERAGAMA ........................................................................... 36 EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA ... 45 DEMOKRASI SEBAGAI PANDANGAN HIDUP ............................... 51 SEJARAH TENTANG LAHIR NYA PANCASILA .............................. 56 PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA DALAM KEHIDUPAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA ...................................................... 63 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ................................... 67 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN ....................................................................... 71 DEMOKRASI ........................................................................................ 76 PANCASILA SEBAGAI TOLOK UKUR DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT .............................................................................. 80 SUSUNAN NEGARA DAN NEGARA DEMOKRASI MODEREN ... 85 PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN

SEBAGAI DASAR NEGARA ................................................................ 92 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ...................................... 98 PANCASILA DI ERA GENERASI MILENIAL .................................... 104 GEOPOLITIK INDONESIA ................................................................ 110 NEGARA DAN KONSTITUSI ............................................................. 117

Page 10: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | ix

DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT MADANI ................................................................................................ 123

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ...................................... 129 WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN............................. 135 PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA ..................... 139 HAK ASASI MANUSIA ........................................................................ 144 PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

PENGAMALAN PANCASILA .............................................................. 149 HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL ........................................... 156 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA .............................. 163 PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN

SEBAGAI DASAR NEGARA ................................................................ 171 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA ........ 177 PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA PEMBANGUNAN .................. 183 ARTI PENTING PANCASILA ............................................................. 189 HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM .................................................. 195 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ................................... 201 PELAKSANAAN PENGAMALAN PANCASILA................................. 205 PERUBAHAN PANCASILA SESUAI DENGAN DASAR-DASAR

NEGARA ................................................................................................ 211

Page 11: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

x | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Page 12: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 1

FALSAFAH PANCASILA Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd.

Pancasila tidak hanya sebagai naskah kesepakatan para tokog bangsa, tetapi Pancasila menjadi dasar ideologi bangsa dan Negara, falsafah yang mengatur setiap pola kehidupan dengan nilai- nilai dan norma yang ada. Untuk melahirkan keteraturan dalam system pemerintahan dan kemasyarakatan untuk menuju keadilan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya piker, dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi (Sumarsono dkk 2007). Pancasila merupakan dasar Negara bagi Negara kita.

Sebagai dasar Negara, Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang terkandung sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Nilai-nilai tersebut lahir dan melekat secara tidak sengaja pada nenek moyang kita. Pancasila itu terdiri dari Panca dan Sila. Nama Panca diusulkan oleh Ir. Soekarno sedangkan nama Sila diusulkan oleh salah seorang ahli bahasa. Pancasila dirasakan sudah sempurna dan mencakup segala aspek pada Bangsa Indonesia. Setelah puluhan tahun lahirnya

Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini, Negara di dunia mengalami pengembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan. Masuknya era globalisasi menjadikan bangsa dunia hampir tidak memiliki batas. Dambak baik dan buruknya globalisasi tentunya mari kita kaji bersama dengan melandaskan Pancasila

Page 13: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

2 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

sebagai pedoman hidup masyarakat Idonesia dalam menghadapi segala permasalahan seiring perkembangan zaman.

Kondisi bangsa saat ini mencerminkan adanya penyimpangan dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai seharusnya. Namun masih ada upaya pelurusan kembali terhadap nilai-nilai Pancasila. Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi, mengharuskan kita untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa tetap dapat menghayati dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.

Perlu kita renungkan, Pancasila sebagai dasar Negara diwarnai oleh ketegangan, konflik, dan consensus bersama. Kondisi bangsa Indonesia yang dimasa kolonial selalu menempatkan warga Nusantara sebagai pihak yang terkalahkan banyak menginspirasi perumusan Pancasila. Para pendiri bangsa berhasil keluar dari rutinitas pandangan hidup bangsanya melalui penalaran dan kontemplasi yang brilyan (Hariyono, 2014). Kelemahan bangsa Indonesia yang nampak dalam menghadapi penguasa kolonial adalah lemahnya persatuan bangsa Indonesia. Perbedaan yang ada pada masyarakat sering dijadikan media pecah belah oleh penguasa kolonial. Warga pribumi di nusantara belum merasa dan menyadari dirinya sebagai sesama bangsa yang senasib dan seperjuangan. Sehingga beberapa tokoh pergerakan nasional, mulai dari Tan Malaka, Hatta dan Soekarno, melihat bahwa rasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa inilah yang harus dikembangkan. Perlakuan ketidakadilan yang diterima masyarakat nusantara menginspirasi adanya penghormatan terhadap ketidakadilan masyarakat pribumi yang diperlakukan tidak manusawi menuntut adanya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Secara kodratnya manusia memiliki hak dan martabat yang sama. Setiap bentuk pemikiran, sistem hingga tindakan yang tidak menghargai dimensi kemanusiaan dan keadilan bertentangan dengan prinsip Pancasila. Di alam prinsip Pancasila tidak membeda-bedakankan manusia berdasarkan agama, ras, warna kulit atau budaya. Pandangan Pancasila mengakui adanya pluralism yang memungkinkan berkembangnya suatu nasionalisme yang inklusif.

Page 14: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 3

Kehidupan masyarakat yang cukup memprihatinkan dari masyarakat pribumi akibat pemiskinan dan pembodohan oleh sistem kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme.

Hanya melalui sistem yang humanis dan adil masyarakat Indonesia berpeluang untuk memperoleh kemakmuran. Masyarakat yang adil dan makmur bukanlah suatu mimpi yang diwujudkan tanpa dasar. Pancasila dirintis untuk menggapai tatanan masyarakat yan adil dan makmur. Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmurakan terwujud jika masyarakat Indonesia terus mewarisi dan mengembangnkan nilai-nilai luhur yang digali dari dari sumber religioitas. Eksisitensi Tuhan sudah dikenal oleh masyarakat nusantara dengan segala istilah dan ajaran.

Toleransi terhadap perbedaan sikap banyak dijunjung oleh nenek moyang nusantara. Berbagai nilai-nilai dasar tersebu mulai dirintis oleh tokohtokoh pergerakan nasional. Pada saat Soekarno menyebutkan dan merumuskan dasar Negara yang ditawarkan dalam siding BPUPKI tidak ada hadirin yang menolak. Berbagai nilai luhur tersebut sudah sudah ada dan hidup di masyarakat nusantara serta diperkaya dengan pemikiran dunia yang modern. Hariyono (2014) mengatakan bahwa kepentingan bangsa dan Negara selalu menempati posisi yang dominan dalam perumusan Pancasila sebagai dasar Negara maupun sebagai pandangan hidup bangsa. Sejak 1 Juni 1945 hingga 18 Agustus 1945 para pendiri Negara sedang berdiskusi mendalam tentang platform kehidupan berbangsa dan bernegara.

Persatuan bangsa menjadi pertimbangan utama. Berkat penggalian nilai-nilai luhur itulah Pancasila hingga kini masih relevan dan cocok bagi bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang ada dalam Pancasila tidak semuanya berasal dari asing. Pancasila juga tidak semuanya berasal dari warisan nusantara. Para pendiri Negara mengolah kembali warisan nusantara dan memperkaya dengan warisan dunia sehingga muncul suatu rumusan Pancasila yang sangat cerdas dan visioner. Dari perpaduan budaya global dan warisan budaya yang luhur itulah berhasil dirumuskan Pancasila sebagai suatu dasar Negara sekaligus pandangan hidup.

Page 15: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

4 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG DAN PANCASILA DALAM PANDANGAN ISLAM

ALHADI MUSTAQIM A. PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG

Pancasila merupakan ideologi mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada zaman sebelum Indonesia merdeka, pancasila dibuat oleh Ir. Soekarno berdasarkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, seperti Ketuhanan, keanekaragaman, musyawarah, budaya, ekonomi dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila pun berkembang mengikuti arus zaman. Saat ini, kita mempelajari Pancasila melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.

Sebenarnya, apa sih pentingnya Pancasila? Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki sifat yang universal, nilai-nilainya bisa diterima oleh seluruh masyarakat di Indonesia, seperti rasa persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kemanusiaan, keadilan, Ketuhanan, dan sebagainya. Indonesia sangat menjunjung tinggi Pancasila. Sebagai ideologi dan pandangan hidup masyarakat, Pancasila menjadi pedoman dan penata negara Indonesia dan seluruh masyarakatnya. Contoh yang paling sederhana adalah undang-udang yang berlaku di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan isinya tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Namun kenyataannya, masih ada masyarakat yang kurang memahami maksud yang terkandung di dalam Pancasila, tidak hanya anak-anak, namun juga orang dewasa. Padahal, sebagian besar orang dewasa seharusnya mereka sudah menerima pelajaran mengenai Pancasila selama lebih dari 12 tahun. Akibatnya, muncul

Page 16: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 5

penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yang memicu perpecahan di Indonesia. Sebagai contoh masalah yang sedang marak saat ini yaitu masalah agama yang sedang hot dan meresahkan beberapa kalangan masyarakat. Hal ini akan mengganggu perdamaian dan persatuan negara Indonesia.

Kita sebagai generasi muda yang hidup di zaman globalisasi ini harus memperdalam dan benar-benar memahami makna dari Pancasila yang sebenarnya. Di zaman yang modern dan penuh dengan teknologi canggih ini, seharusnya kita akan dengan mudah menemukan informasi yang berguna dan berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.

Tidak hanya asal bicara saja, tetapi kita juga harus menerapkan nilai-niai Pancasila dengan baik. Sebagai contohnya, kita sebagai manusia yang berketuhanan harus menghargai sesama manusia, saling toleransi, menghargai agama, hak, kepercayaan orang lain, tidak hanya mempermasalahkan agama orang lain. Jangan hanya memikirkan agama saja, tetapi kita sebagai generasi muda juga harus memikirkan masa depan Bangsa dan Negara Indonesia.

Sejatinya makna dari Pancasila itu sudah ada di dalam masyarakat Indonesia, hanya saja beberapa oknum tidak mau menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam hidup dan kegiatannya. Jika kita mau menerapkan nilai-nilai Pancasila, toleransi dan menghargai sesama, maka Bangsa Indonesia bisa berkembang dan akan menjadi salah satu negara yang maju dan sejahtera. Seperti B. J. Habiebie katakan "Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain!".

B. PANCASILA DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN

Salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara bangsa adalah kebesaran, keluasan dan kemajemukannya. Indonesia memang negara yang besar, baik dilihat dari segi geografis maupun demografis. Secara geografis letak Indonesia sangat strategis dalam lalu lintas dan komunikasi dunia, karena menjadi penghubung maritim dan teritorial antara benua Asia dan Australia. Selain jumlah penduduk dan luasnya wilayah, tanah Indonesia juga memiliki

Page 17: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

6 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

kekayaan sumber daya alam, dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, serta hasil laut yang melimpah.

Bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa dengan corak masyarakat yang plural. Pluralitas masyarakat Indonesia ditandai dengan kenyataan adanya ikatan-ikatan sosial yang didasarkan pada perbedaan suku bangsa, agama, serta adat istiadat. Kemajemukan ini sejak dahulu telah dipersepsikan dan dikonsepsikan oleh para founding fathers sebagai kekuatan, sehingga bukan sebagai sebuah kebetulan semboyan negara yang dipilih adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini sengaja dijadikan pilihan untuk menyadarkan kita bahwa pluralitas merupakan modal besar mewujudkan cita-cita, yakni menjadi bangsa yang besar dan kuat di atas kemajemukan.1

Namun bagaimanapun kemajemukan yang dimiliki suatu bangsa, selain merupakan potensi besar, juga menyimpan potensi konflik yang dapat mengancam kehidupan bangsa dan negara. Misalnya, jika bangsa Indonesia tidak pandai atau gagal mengelola kemajemukan suku bangsa, etnis, adat istiadat dan agama, maka sudah dipastikan Indonesia akan pecah menjadi negara-negara kecil. Apalagi potensi sosio- kultural itu tidak dimanage dengan baik, besar kemungkinan akan melahirkan pergesekan kultural yang berujung pada ketidakstabilan politik dan integrasi bangsa.2 Karena suatu bangsa hakikatnya adalah komunitas terbayang. Anggota dari suatu bangsa kecil pun tidak akan tahu dan tidak mengenal sebagian besar anggota lain, tidak bertatap muka, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentang keberadaan dan kehidupan mereka.3

Sejarah mencatat bahwa, bangsa Indonesia lahir setelah melewati perjuangan panjang dengan mempersembahkan segenap pengorbanan dan penderitaan. Bangsa yang terlahir dari hasil pergumulan antara proses sejarah, tantangan perjuangan, dan cita-cita masa depan yang membentuk kepribadiannya. Dengan disepakatinya Indonesia sebagai negara bangsa, maka dibutuhkan

1 Bahrul Hayat, Mengelola Kemajemukan Umat Beragama (Jakarta: PT Saadah Pustaka

Mandiri, 2013), hal. 25. 2 Wawan Gunawan, Abdul Wahid, Fikih Kebinekaan (Bandung: Mizan dan Maarif

Institute, 2015), hal. 144. 3 Bahrul Hayat, Op. Cit., hal. 10.

Page 18: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 7

sebuah asas atau dasar yang bisa menjadi landasan bagi seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas yang mengandung nilai-nilai atau prinsip yang bisa menjadi titik temu seluruh komponen bangsa. Karakter bangsa yang plural dan dipenuhi dengan semangat perjuangan inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pandangan hidup dan dasar negara, yang terkristalkan dalam bentuk Pancasila. Pancasila merupakan penjelmaan dari jiwa dan kepribadian bangsa, sekaligus filsafat dan pandangan hidup yang digali melalui pemikiran akar budaya bangsa. Sehingga Pancasila adalah titik temu dari pluralitas bangsa Indonesia. Negara Indonesia menjadi perjanjian luhur bangsa, serta Pancasila sebagai payung ke-bhineka-annya.

Secara formal perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai pada masa persidangan pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.21 Dalam persidangan tersebut dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno, Sementara usulan penggunaan kata “Pancasila” disampaikan oleh Ir. Soekarno yang terambil dari buku Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca, yang juga pernah dipakai oleh Mpu Tantular dalam bukunya “Sutasoma”, dalam pengertian yang agak berbeda, yakni kesusilaan yang lima. Dalam hal ini Soekarno memainkan peran penting dalam mensintesiskan berbagai pandangan yang telah muncul dan sebagai orang pertama yang mengkonseptualisasikan dasar negara itu ke dalam pengertian “dasar falsafah” atau “pandangan komprehensif dunia” secara sistematik dan koheren dipandang sebagai karya bersama yang dihasilkan melalui konsensus bersama.

Pancasila menjadi titik temu yang menyatukan keindonesiaan. Dengan demikian, jelas bahwa penetapan rumusan Pancasila merupakan hasil final, yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga Indonesia dalam mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara.4 Pancasila merupakan konsensus nasional yang dapat

4 Moh. Mahfud MD dalam Prosiding Kongres Pancasila IV, Strategi Pelembagaan Nilai-nilai

Pancasila dalam Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia (Yogyakarta: PSP UGM, 2012), hal. 2.

Page 19: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

8 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia. Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan bangsa sekaligus bintang penuntun yang dinamis, yang mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam posisinya seperti itu, Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.

DEMOKRASI PANCASILA Nama : Amrin

A. Demokrasi Pancasila 1. Pengertian Demokrasi Pancasila

Adalah demokrasi yang menjamin keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum (bersama) dalam proses bermasyarakat untuk mencapai mufakat. Hal-hal ppkok yang menjadi perhatian adalah sebagai berikut. a. Musyawarah untuk mufakat yang bersumber kepada

paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan

b. Setiap keputusan yang diambil harus selalu dapat di pertanggung jawabkan dan sama sekali tidak boleh bertentangan dengan sila-sila pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945

c. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kesempatan dalam mengluarkan pendapat

d. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dipertemukan pendapat yang berbeda dan sudah diupayakan berkali-kali maka dapat dipergunakan cara lain dngan keputusan (vouting).

e. Hasil musyawarah atas setiap keputusan baik sebagai hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak,

Page 20: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 9

harus diterima dan dilaksanakan dengan cara jujur, adil dan bertanggung jawab5

2. Nilai-nilai Demokrasi Pancasila

Sesuai dengan UUD 1945, nilai-nilai demokrasi pancasila dapat dikelompokkan dalam sepuluh nilai/pilar demokrasi konstitusional sesuai dengan sila keempat pancasila, sebagai berikut: a. Demokrasi yang berketuhanan yang Maha Esa. b. Demokrasi yang menjunjung tinggi Hak Asasi

Manusia c. Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat d. Demokrasi yang didukung oleh kecerdasan warga

negara e. Demokrasi yang menerapkan prinsip pemisahan

kekuasaan f. Demokrasi yang memisahkan konsep negara hukum g. Demokrasi yang dipimpin perkembanganya otonomi

daerah h. Demokrasi yang dijamin terselenggaranya keadilan

yang bebas, merdeka, dan tidak memihak i. Demokrasi yang menumbuhkan kesejahtraan rakyat. j. Demokrasi yang berkeadilan sosial6

3. Bentuk-bentuk Sistem Pemerintahan

Demokrasi pancasila adalah merupakan salah satu bentuk sistem pemerintah yang dikenal dinegara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 Bentuk-Bentuk Sistem Pemeprintahan Didunia di Kenal-Kenal Bermacam-Macam antara Lain: a. Oligarki

Yaitu suatu pemerintahan yang dimana kekuasaan di pegang oleh kelompok ARIS TOKRATSI yaitu kaum Bangsawan,

5 Drs. H. Wirman Burhan .Pendidikan kewarganegaraan, pancasila, Undang-Undang

Dasar1945/Wirman Burhan,-Ed. 1-Cet. 1-Jakarta:Rajawali Pers,2014 6 Drs . H. Wirman Burhan, Op. Cit., 200.

Page 21: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

10 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

hartawan, atau kaum terpeajar. Oligarki merupakan variasi negatif dari ARI TOKRASI, dimana para penguasa menunjukkan ciri khusus dengan sifat kerakusannya terhadap kekuasaannya.

b. ANARKI (Berasal dari bahasa yunani, An = Tidak, Archine = Pemerintahan) Yaitu suatu kondisi pemerintahan dimana warga negara atau rakyat tidak mau tunduk atau mematuhi peraturan/Undang-Undang yang berlaku yang dibuat oleh pemerintah/ penguasa. Kondisi negara jadi kacau seperti tidak ada ketentuan-ketentuan yang mengatur untuk dipatuhi oleh rakyat. Semua orang berbuat sekehendak hati masing-masing.

c. Mabokrasi/ bentuk pemerintahan yang dipegang oleh penguasa yang tidak me ngerti tentang pemerintahan. Biasanya penguasa/ pemimpin secara turun turun temurun, yang berkuasa adalah atas dasar garis keturunan

d. Diktaror Pemerintahan yang dipegang oleh penguasa dengan kekuasaan

yang tidak terbatas, melaksanakan kekuasaannya didasari atas kemauannya sendiri, setiap ucapan dan perbuatannya dianggap sebagai Undang-Undang. Di kenal ada (3) macam bentuk diktator, yaitu: 1. Depostisme, yaitu suatu pemerintahan yang penguasanya

berkuasa mutlak dan tidak perlu mempertanggung jawabkan setiap kegiatannya kepada sipapunjuga, hidup matinya rakyat tergantung pada peguasa

2. (ABSOLUTISME, Yaitu pemerintahan yang penguasanya persifat sewenang-wenang, rakyat yag diperintah tidak punya perwakilan, tidak ada suara, tidak punya bagian dalam pemerintahan, penguasa tidak terikat kepada Undang-undang

3. Pseudo demokrasi( Demokrasi samaran, yaitu pemerintah yang penguasanya bersifat totaliter, karena lebih mengutamakan kemauan dan keinginan penguasa, suara rakyathanya sebagai lambang saja.

e. Yaitu merupakan bentuk/sistem pemerintah yang berkembang setelah abad ke-18, dimana dalam sistem pemerintahan ini

Page 22: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 11

suara rakyat sudah semakin jadi pusat pemikiran yang maju, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kehidupan sosial lainnya. Pemerinth atau penguasa merupakan hasil dari kesepakatan sebagai besar rakya. Sistem demokrasi secara mendasar ada beberapabentuk:a). Demokrasi Barat( Liberal),(b). Demokrasi Timur (Komunis)c).Demokrasi Pncasila(Indonesia)7

1. Demokrasi Barat (Liberal)

Yaitu bentuk demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak individu(sering kali diatas kepentingan umum). Negara di batasi campur tangannya dalam urusan ekonomi, sosial, budaya dan agama. Diakui keberadaan kapitalisme (persaingan bebas, monopoli dan monopsoni) diakui keberadaannya. Aliran pemikiran perorangan atau individualistik. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum ( legasociety). Yang disusun atas kontrak semua 8individu dalam masyarakat (kontrak sosial). Menurut aliran pemkiran ini, kepentingan harkat dan martabat individu dijunjung tinggi sehingga masyarakat tidak lebih dari jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan seseorang hanya dibatasi oleh hak yang sama yang dimiliki oleh orang lain, bukan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat dignggu digugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang kuat dikalangan, masyarakat tertentu. ( Aliran pikiran perseorangan/individualistik diajarkan oleh “Thomas Hobbes”, “John Locke”, “Jean jaques Rosseau”, “Herbert Spencer”, dan “Harold j. Laski”.

2. Demokrasi Timur (Komunisme) Yaitu sistem demokrasi yang lebih mementingkan kolektifisme/kelompok/komando. Terkenal dengan ajaran Karl

7 Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203. 8Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203.

Page 23: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

12 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Max, sebagai ajaran Historis Materialisme (Dialektika Materialisme), sistem ini dianut oleh negara komunis, pemerintah yang totaliter. Ajaran pikiran goongan(Class Theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels, dan Lenin pada mulanya merupakan kritik atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain, golongan kelas ekonomi kuat menindas golongan ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan Ploretar ( Kaum buruh). Karena itu Karl Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Aliran paham ini erat hubungannya dengan aliran materialistik. Aliran pikiran ini sangat menonjolkan penggolongan, pertentangan antaragolongan, konflik kekerasan negara. Operasionalisasi pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, dan politik, yang kemudian disistematisasikan oleh Frederik Engels dan ditambah dengan pemikiran Lenin terutama dalam hal penegosiasian, menjadi landasan dari paham komunisme.

Sesuai dengan aliran yang ,melandasi pikiran komunisme dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan melaksanakan: a). Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-

golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

b). Aliran komunis bersifat Ateis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan didasarkan kepada kebedaan (materialistik). Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan bermasyarakat.

c). Masyarakat komunis bercorak internasionalisme. Masyarakat yang dicita-citakan oleh komunis adalah masayarakat komunis internasional yang tidak dibatasi oleh

Page 24: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 13

paham nasionalisme. Hal ini tercermin dalam seruan Mark yang dikenal “ Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.”9

d). Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas alat produksi, dan tanpa pembagian kerja. “ sama rata sama rasa”.

e). Perubahan masyarakat hanya dapat dilaksanakan melalui revolusi. Setelah revolusi berhasil, hanya kaum proletar yang akan memegang tampuk pimpinan kekuasaan negara. Dan menjalankan pemerintah secara diktator mutlak( Diktator Plotetariat)

3. Demokrasi Pancasila Demokrasi pancasila adalah merupakan demokrasi yang lahir

dari pemikiran awal adanya demokrasi demokrasi barat dan demokrasi timur. Pada awal kelahiran Negara Kesatuan Rpublik Indonesia, para pejuan dan calon-calon pemimpin bangsa ketika itu sudah memikirkan bagaimana bentuk negara Indonesia yang akan dibentuk ini. Bangsa Indonesia yang punya kesempatan belajar dan sekolah diluar negeri mereka mempelajari bagaimana bentuk negara yang cocok, sesuai denagn budaya bangsa, yang akhirnya lahirlah bentuk pemerintahan demokrasi pancasila yang didasarkan kepada pancasila dan UUD 1945,” Demokrasi Pancasila adalah Demokrasi Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi.”politik Economischen democratie” yaitu politieke democratie dengan sociale rechtvaardigheid”, demokrasi dengan kesejahtraan yang menjami keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentinagn umum (bersama), dalam proses bermusyawarah dan bermufakat untuk mencapai kesepakatan bersama denagn memperhatiakn hal-hal sebagai berikut:

9 Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203 - 208

Page 25: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

14 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

a. Musyawarah untuk mufakat itu bersumber kepada paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sesuai dengan sila keempat dari pancasila.

b. Setiap keputusan yang diambil harus selalu dapat dipertanggungjawabkan dan sama sekali tidak boleh bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.

c. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapat.

d. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

e. Pemilihan umum diselenggrakan um=ntuk memilih anggota DPR,DPD, Presiden, dan Wakil Presiden, dan DPRD.

f. Peserta pemilihn umum untuk memilih anggota DPR, dan anggota DPRD adalah partai politik. Untuk memilih anggota DPD adalah perorangan .

g. Pemilihan umum adalah merupakan metode kunci bagi demokrasi Pancasila.

B. Demokrasi Munuju Masyarakat Madani (Civil Society)

Civil Society adalah jaringan kerja yang kompleks dari organisasi-organisasi yang di bentuk secara sukarela, yang berbeda dari lembaga-lembaga negara yang resmi dan yang bertindak secara mandiri atau dalam kerja sama dengan lembaga-lembaga negara.

Sebagai jaringan kerja antar lembaga yang terpisah dari negara namun tunduk terhadap aturan hukum yang berlaku, civil society merupakan wilayah republik yang diciptakan dan dijalankan oleh warga negara biasa (bukan oleh pejabat negara pemerintah ). Mohammad S Hikman dalam Suteng mendefinisikan civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terroganisasi dan berciri antara ain:sukarela (voluntary), swasembada(self-generating), dan sadaya(self-supporing), mandiri ketika berhadapan dengan negara, dan terikt oleh norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti

Page 26: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 15

oleh warganya. Civil society terwujud dalam berbagai organisasi yang dibuat masyarakat diluar pengaruh negara. 10

Lary Diamond dalam Suteng menyatakan bahwa civil society melingkupi kehidupan sosial teroganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, setidaknya berswadaya secara parsial. Otonompada negara an terkait pada tatanan legal atau seperangkat nilai bersama. Menurutnya indikator civil socisety antara lain:

1. Perkumpulan dan jaringan perdagangan produktif 2. Perkumpulan keagamaan, kesukuan,kebudayaan yang

membela hak-hak kolektif, nilai-nilai kepercayaan. 3. Organisasi yang bergeerek dibidang produksi dan

penyebaran pengetahuan umum, ide-ide, berita, informasi publik

4. Gerakan perlindungan konsumen, perlindugan hak-hak perempuan, perlindungan etnis minoritas, perlindungan kaum caat, perlindungan korban diskriminasi.

Paparan diatas menunjukkan bahwa civil society tersusun atas berbagai oerganisasi kemasyarakatan, yang bercirikan.

1. Lahir secara mandiri, artinya warga masyarakat sendiri yang membentuknya bukan penguasa negara

2. Keanggotaannya bersifat sukarela atau dasar kesaran masing-masing anggota

3. Mencukupi kebutuhannya sendiri(swadaya) paling tidak untuk sebagian, sehingga tidak bergantung pada bantuan pemerintah/negara

4. Bebas atau mandiri dari kekuasaan negara, sehingga berani mengotrol penggunaan kekuasaan negara

5. Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau seperangkat nilai/norma yang

10 Abdulgani, Roeslan.1964. Hukum Dalam Revolusi dan Revolusi Dalam Hukum.B.P. Prapantja.

Djakarta.

Page 27: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

16 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Oleh : ANI ZALVIA

Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) negara terjadi setelah PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) negara ini memiliki tiga implikasi, yakni implikasi politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi politis adalah menjadikan pancasila sebagai ideology nasional. Implikasi etis adalah menjadikan pancasila sebagai sumber norma etik bernegara. Implikasi yuridis adalah menjadikan pancasila sebagai sumber hukum negara.

Pancasila merupakan unsur pokok dari pembukaan UUD 1945, yang selanjutnya unsur pokok tersebut terjabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara.11

A. Makna Pancasila Dasar Negara 1. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

Notonagoro dalam (Mubyarto, 2004) berpendapat bahwa apabila orang memikirikan tentang pancasila maka yang dimaksudkan ialah pancasila yang sungguh-sungguh merupakan dasar negara indonesia, sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan asas kerohanian negara yang mempunyai kedudukan istimewa diantara unsur-unsur pokok kaidah fundamental negara. Dikatakan “Maka dari itu sungguh tepat oleh pembentukan negara, pancasila dijadikan unsur pokok kaidah fundamental negara republik indonesia, yang selama negara

11 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 48.

Page 28: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 17

republik indonesia ada, merupakan norma dasar hukum objektif, yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah.”

Darji Darmodiharjo (1981), mengatakan pancasila sebagai dasar Negara dalam pengertian ini sering disebut dasar falsafah negara. Dalam hal ini, pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara, atau dengan kata lain pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara sekaligus merupakan fungsi pokok dan utama daripada pancasila. Kedudukan dan fugsi pokok pancasila sebagai dasar Negara nantinya dituangkan dalam norma hukum yang berpuncak pada UUD 1945.12

2. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara

Menurut Ketut Rinjin (2010), pancasila sebagai dasar negara indonesia memiliki tiga pengertian sekaligus tiga tingkatan, yakni: a. Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak-universal seperti

tercantum pada pembukaan UUD 1945. b. Sebagai pedoman penyelenggaraan negara yang bersifat

umum-kolektif seperti tercantum pada batang tubuh UUD 1945.

c. Sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret, seperti terdapat pada UU, PP, Peraturan Presiden dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan pengertian yang umum, abstrak, dan

universal adalah pancasila yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, sebagai pokok kadiah negara yang fundamental. Umum, universal memiliki makna bahwa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan social dapat saja berlaku dan dimiliki oleh bangsa lain didunia, tidak hanya di Indonesia.

Nilai pancasila bersifat umum kolektif, yakni satu kesatuan nilai yang berlaku untuk negara indonesia. Terdapat hubungan kausal organis, disebut kausal karena pancasila dan pembukaan menjadi alasan adanya batang tubuh UUD 1945. Dan disebut organis

12 Ibid., hlm. 49-50.

Page 29: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

18 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

karna menunjukkan suatu kesatuan yang bulat atau tidak terpisahkan antara keduanya. Oleh karna itu, batang tubuh atau pasal-pasal UUD 1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pancasila dan pembukaan.

Nilai-nilai pancasila sudah terjabarkan jauh pada peraturan perundangan dibawah UUD 1945 yang lebih konkret, khusus, dan operasional. Dalam hal ini konsisten nilai-nilainya diukur melalui UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara. Dalam pengertian kedua dan ketiga, pancasila sebagai dasar negara memiliki konsekuensi dijabarkannya nilai-nilai pancasila menjadi norma hukum diindonesia.13

B. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran ini merupakan pancaran dari pancasila. Pokok-pokok pikiran itu adalah sebagai berikut: 1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, dengan berdasar atas persatuan. Dalam pokok pikiran ini diterima paham Negara persatuan.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas asas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.14

Nilai-nilai pancasila termuat dalam rumusan kalimat-kalimat di pembukaan UUD 1945, sebagai berikut: 1. Sila pertama terwujudnya pada kalimat pembukaan UUD 1945

alenia ketiga, yang berbunyi “Atas berkat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

2. Sila kedua terwujudnya pada pembukaan UUD 1945 alenia pertama, yang berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu makan

13 Ibid., hlm. 51-54. 14 Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma offset, 2014), hlm. 27.

Page 30: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 19

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

3. Sila ketiga terwujudkan pada pembukaan UUD 1945 alenia keempat,yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia…”.

4. Sila keempat terwujudnya pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yang berbunyi”…kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, …”.

5. Sila keempat terwujudnya pada pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”.15

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut: 1. Merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai tertib hukum

pembukaan UUD 1945 memiliki dasar hukum yang sangat kuat. Pembukaan UUD 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi berdirinya negara republik indonesia. Dengan jalan hukum tidak dapat diubah sebab mengubah pembukaan UUD 1945 berarti mengubah negara republik indonesia hasil proklamasi 17 Agustus 945.

2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci, makna dari teks proklamasi tersebut adalah suatu penyataan kemerdekaan bangsa indonesia dan tindakan-tindakan yang harus dilaksanakan berkaitan dengan proklamasi. Jadi pembukaan UUD 1945 adalah pernyataan kemerdekaan republik indonesia yang terperinci dari naskah proklamasi bangsa indonesia.16

15 Ibid., hlm. 27-29. 16 Winarno, Op. Cit., hlm. 55-56.

Page 31: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

20 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

C. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pengujian Undang-Undang Pengujian undang-undang merupakan proses mengadili pada

tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan mengikat, yaitu menguji undang-undang terhadap UUD 1945. Kaitannya dengan nilai-nilai pancasila termuat pada alenia keempat pembukaan UUD 1945. 1. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan yang maha esa dalam putusan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air terletak pada alasan dan pokok permohonan yang menyebutkan bahwa ajaran islam menegaskan mengenai pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Air dalam pandangan Al-quran adalah esensi terpenting untuk berkelangsungan hidup seluruh makhluk dimuka bumi sekalgus bumi itu sendiri sebagaimana fiman Allah SWT (QS. An-nahl [6]: 65). Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air , mengandung unsur pembatasan atas keberadaan masyarakat adat, yang mesyaratkan proses formalistik untuk membuktian keberadaannya. Seharusnya undang-undang tidak membeda-bedakan elemen bangsa bangsa indonesia, justru undang-undang harus membentuk pribadi bangsa yang bertakwa kepada Yang Maha Esa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh peneliti yaitu, bahwa postulat pertama ialah “Setiap undang-undang harus membentuk pribadi bangsa yang bertakwa kepada tugan Yang Maha Esa”. Postulat tersebut mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan dengan persetujuan bersama presiden harus: a. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk bertakwa kepada

tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam membentuk suatu aturan hendaknya mempertimbangkan aspek ketuhanan Yang Maha Esa sebagai materi muatan pembentukan undang-undang dan dijadikan sebagai norma hukum yang berlaku dimasyarakat.

b. Menciptakan kerukunan antar umat beragama. Undang-undang yang dibentuk hendaknya tidak berbenturan dengan

Page 32: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 21

kaidah keyakinan, karena kemerdekaan berkeyakinan adalah hak asasi bagi seluruh masyarakat.17

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab terletak pada alasan dan pokok permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Para pemohon beranggapan bahwa undang-undang a quo merupakan undang-undang yang diskriminatif, hal tersebut tertuang pada pasal 91 undang-undang a quo menyatakan bahwa instansi pemerintah yang membidangi Sumber Daya Air bertindak untuk kepentingan masayarakat apabila terdapat indikasi masyarakat menderita akibat pencemaran air dan atau kerusakan sumber air yang memengaruhi kehidupan masyarakat.

Semestinya norma pasal 91 undang-undang a quo sejalan dengan postulat kedua “Setiap undang-undang harus mencerminkan nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia”. Mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama presiden harus: a. Melindungi masyarakat dari segala perbudakan. Perbudakan

yang dimaksud ialah segala bentuk yang dapat merendahkan harkat dan martabat manusia.

b. Menjamin rasa keadilan masyarakat dalam pemenuhan kewajiban. Karena apabila semua telah memenuhi kewajibannya, maka hak pun akan diperolah dengan sendirinya.18

3. Nilai Persatuan

Dalam undang-undang a quo mengandung muatan yang memicu konflik horizontal. Yang tercermin pada pasal 29 ayat (2) dan pasal 48 ayat (1). Pasal-pasal tersebut dapat memicu konflik antar wilayah sungai khusunya antar wilayah sungai yang identik

17 Backy Krisnayuda, Pancasila Dan Undang-Undang, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016),

hlm. 239-240. 18 Ibid., hlm. 241-242.

Page 33: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

22 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

dengan wilayah administratis. Tentunya dapat mengemukakan argumentasi mementingkan mengeksploitasi air untuk kegiatan suatu usaha.

Alasan dan pokok permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagaimana diuraikan, sejatinya menurut peneliti harus kembal terlebih dahulu mengelaborasi postulat ketiga “Setiap undang-undang harus menciptakan rasa aman dan damai dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa” mengandung arti bahwa setip undang-undang yang dibahas oleh dewan perwakilan rakyat dengan persetujuan bersama presiden harus: a. Memenuhi unsur persatuan dan kesatuan bangsa. Setiap

undang-undang harus mengandung semangat persatuan bangsa, apabila disinyalir dapat memecah belah, maka tidak ada lagi toleransi terhadap undang-undang tersebut untuk segera ditarik kembali.

b. Menciptakan rasa aman dan damai. Tidak ada lagi undang-undang yang bertolak belakang dengan keinginan masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan damai ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap undang-undang, tidak hanya Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air , harus mengandung semangat persatuan bangsa, serta sesuai dengan keingginan masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan damai ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.19

4. Nilai Permusyawaratan dan perwakilan

Undang-undang a quo mengandung muatan penguasaan dan monopoli sumber-sumber daya air yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, tercermin pada pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) mensyaratkan proses formalitas untuk membuktikan

19 Ibid., hlm. 244-247.

Page 34: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 23

keberadaan masyarakat adat dan haknya untuk mengusahakan sumber-sumber air.

Pada pasal 9 undang-undang a quo menyebutkn pengusahaan sumber-sumber air oleh swasta dilakukan melalui pemberian Hak Guna Usaha dari pemerintah dan pemerintahan daerah yang menyatakan: a. Hak Guna Usaha air dapat diberikan kepada perseorangan

atau badan usaha dengan izin dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

b. Pemegang Hak Guna Usaha air dapat mengalirkan air diatas tanah orang lain berdasarkan persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.

Instrument Hak Guna Usaha merekonstruksi penguasaan

sumber-sumber air, termasuk sumber air yang telah diusahakan bagi kepentingan bersama masyarakat. Semestinya undang-undang a quo berpatokan pada postulat keempat “Setiap undang-undang harus memberikan ruang keterwakilan anggota masyarakat dalam pembentukan dan penerapannya” mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama presiden harus: a. Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan massyarakat.

Undang-undang yang dibentuk harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat bukan kebutuhan kelompok/golongan tertentu.

b. Dibentuk atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Undang-undang dibentuk atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga tercermin budaya gotong royong dalam pembentukan dan penerapannya.20

5. Nilai Keadilan Sosial

Undang-undang a quo yang mengandung muatan yang memosisika bahwa pengguanaan air adalah condong untuk kepentingan komersial, yang tercermin pada pasal 6, pasal 7, pasal 8,

20 Ibid., hlm. 247-249.

Page 35: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

24 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

pasal 9, dan pasal 10 undang-undang a quo membagi penggunaan air kedalam dua jenis yaitu berupa Hak Guna Pakai dan Hak Guna Usaha. Apabila dikaitkan dengan postulat kelima “Setiap undang-undang harus menyejahterakan masyarakat” mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama presiden harus: a. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap undang-

undang tidak merugikan umum dan harus mensejahterakan masyarakat dan segala aspek kehidupan.

b. Terhindar dari kepentingan yang merugikan masyarakat. Undang-undang yang lahir atas dasar kesepakatan bersama harus mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan kelompok/golongan tertentu.21

21 Ibid., hlm. 250-251.

Page 36: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 25

PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA HUKUM INDONESIA

Oleh : Anjas

Pengertian hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Marcus Tullisus Cirero (106-43SM), ahli hukum terbesar bangsa Romawi, pernah mengatakan, di mana ada masyarakat di situ ada hukum (ubi societas, ibi isu). Selanjutnya, pengertian hukum pun tidak dapat dipisahkan dengan Negara dalam arti luas (masyarakat bernegara).

Berbicara tentang Negara, kita berbicara organisasi kekuasa, sehingga hukum pun erat sekali hubungannya dengan kekuasaan. Seperti dinyatakan oleh Mochtar Kusumaatmadja (1970:5), hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman. Hukum memerlukan kekuasaan bagi pelaksanaannya, sebaliknya kekuasaan itu sendiri ditentukan batas-batasnya oleh hukum. Di sini kita melihat betapa erat hubungan antara hukum, Negara, dan kekuasaan itu.

Seperti dinyatakan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Negara kita adalah Negara hukum (rechtsstaat), bukan Negara kekuasaan (machtsstaat). Dengan demikian, hukum mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Negara.

Masalah hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Ini berarti hukum di Indonesia pun tidak dapat dipisahkan dari masyarakar dan wilayah Indonesia, serta perjalanan sejarahnya. Berhubung dengan itu, materi hukum di Indonesia harus digali dan di buat dari nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu dapat berupa kesadaran dan cita hukum (rechtsidee), cita moral, kemerdekaan

Page 37: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

26 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

individu dan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social, perdalamaian, cita politik, sifat, bentuk dan tujuan Negara, kehidpan kemasyarakatan keagaam, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sedapat mungkin hukum Indonesia harus bersumber dari bumi Indonesia sendiri.22

Dalam pandangan penganut Mazhab Sejarah, berarti hukum Indonesia harus mencerminkan Volksheist Indonesia. Sekalipun demikian, Volkgeist itu tidak serta merta mewujud menjadi hukum. Apabila kita dapat mengetahui Volksgeist ini, berarti kita dapat memahami nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Jika nilai-nilai itu diketahui, dapat pula diketahui seperti apa hukum yang hidup (living law). Dalam optik Sociological Jurisprudence, hukum positif yang baik adalah apabila ia bersumber dan sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. 23

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Nasional

Diterimanya Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok atau landasan fundamental bagi penyelenggaraan Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

1. Nilai Ketuhanan

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai

22 Darji Darmodiharjo dan Shidartya, Pokok-pokok Filsafat Hukum (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2006) hal. 208-209 23 Ibid., hal. 209

Page 38: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 27

pencipta alam semesta. Dengan nilai ini diketahui bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religious bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama24

2. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

3. Nilai Persatuan Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha kea rah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatua Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekargagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

4. Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan unutk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

5. Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyrakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat dioperasionalkan dan dieksplisitkan, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental.25

24

Mohamad Sinal, Pancasila Konsensus Negara-Bangsa Indonesia ( Jawa Timur: Madani, 2017) hal.

10-11 25 Ibid.

Page 39: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

28 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

B. Transformasi Pancasila dalam Pasal-pasal UUD 1945 Setelah Proklamasi Kemerdekaan ditandatangani Sukarno

Hatta dan kemudian diucapkan oleh Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1945, maka Negara Indonesia ada. Proklamai Kemerdekaan itu merupakan norma yang pertama sebagai penjelmaan pertama dari sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila yang merupakan jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus sumber dari segala sumber hukum Negara Indonesia itu dijelmakan dalam Pembukaan UUD 1945, dan Pembukaan kecuali merupakan penjelmaan sumber dari segala sumber hukum sekaligus merupakan Pokok Kaidah Negara yang Fundemental seperti yang diruaikan oleh Notonegoro. Dengan demikian dapat dikatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan merupakan penjelmaan pertama dari Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yang menegaskan berdirinya Negara Indonesia, dam Pembukaan merupakan penjelmaan kedua dari Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yang member tujuan, dasar dan perangkat untuk mencapai tujuan itu. Maka meskipun kesudanya merupakan penjelmaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara Indonesia, keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proklamasi Kemerdekaan saja tanpa Pembukaan Negara Indonesia yang merdeka itu tidak jelas tujuan dan dasarnya, tetapi Pembukaan saja tanpa Proklamasi Kemerdekaan tujuan dan dasar Negara itu tidak akan menjadi kenyataan. Keduanya itu berasal dari sumber yang sama tetapi ternyata fungsinya sedikit berbeda meskipun tidak dapat dipisahkan. Maka ada yang menyebut Proklamasi Kemerdekaan itu sebagai Norma Pertama, sedangan menurut Notonegoro Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara Fundamental dan sekaligus Sumber Tertib Hukum Negara Indonesia yang tertulis.26

26 Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia (Yograkarta: Penerbit Kanisius, 1993) hal 125-126

Page 40: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 29

Mengenai transformasi Pancasila yang sudah dijelmakan dalam Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan dan Pembukaan dapat dikaji lewat Penjelasan Umum UUD 1945. Penjelasan umum angka Romawi III dengan tegas menyatakan bahwa Undang-undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu ialah Pancasila. Jadi untuk melihat transformasi Pancasila menjadi norma hidup sehari-hari dalam bernegara orang harus menganalisis pasal-pasal penuangan sila ke-4 yang berkaitan dengan Negara yang meliputi wilayah, warga Negara, dan pemerintahan yang berdaulat. Untuk memahami transformasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa orang harus menganalis pasal-pasal penuangan sila ke-3 yang berkaitan dengan bangsa Indonesia yang meliputi faktor-faktor integratif dan upaya untuk menciptakan persatuan Indonesia. Untuk memahami transformasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat orang harus mengalisis pasal-pasal penuangan sila ke-1, ke-2 dan ke-5 yang berkaitan dengan hidup keagamaan, kemanusiaan dan sosial ekonomis.

Page 41: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

30 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Oleh: ARDIYANSYAH

Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika para pendiri bangsa telah mencari, memperjuangkan, dan berusaha merumuskan ideologi apa yang kiranya tepat untuk indonesia merdeka di kemudian hari. proses-proses itu berlansung sejak sidang BPUPK pertama, rapat-rapat setelah sidang BPUPK pertama, termasuk rapat panitia sembilan yang menghasilkan piagam jakarta, sidang BPUPK kedua sampai sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang menetepkan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia. 27

Sesuai fakta sejarah, pancasila tidak telahir dengan seketika pada tahun 1945, tetapi membutuhkan proses penemuan yang lama, dengan dilandasi oleh perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa indonesia sendiri. Proses konseptualisasi yang panjang ini ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan kebangkitan nasional, partai politik, dan sumpah pemudah.

Dalam usaha merumuskan dasar negara (pancasila), muncul usul-usulan pribadi yang dikemukaan dalam sidang Badan penyelidi usaha persiapan kemerdekaan indonesia antara lain:28 1. Muhammad Yamin,pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato

menggunakan ususlannya tentang lima dasar sebagai berikut: peri kemanusiaan,peri ketuhanan,peri kerayaktan, dan kesejateraan Rakyat.Dia berpendapat bahwa ke-5 sila yang diutarakan tersebut berasal dari sejarah,agama,perdapan, dan

27 Sulis W.H, Pancasila Dan Wawasan Nusantara (Yogyakarta: indoeduka, 2017), hlm.13. 28 Ibid.

Page 42: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 31

hidup ketatanegaraan yang tumbuh dan berkembang semejak lama di Indonesia .Mohammad Hatta dalam memoarnya mempergunakan pidato Yamin tersebut.

2. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menggunakan pancasila sebagai dasar negaradalam pidato spontannya yang selanjutnya dikenal dengan judul “lahirnya pancasila”. Ir.Sukarno merumuskan dasar negara : kebangsaan Indonesia ,Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan ,Mufakat atau demokrasi ,kesejahteraan sosial,ketuhanan yang maha esa.

A. Pancasila Pra Kemerdekaan

Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei 1945, tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang dasarnegara. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.muhamad Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara indonesia sebagai berikut: 1. Peri kebangsaan, 2. Peri kemanusiaan, 3. Peri ketuhanan, 4. Peri kerakyatan dan, 5. Kesejateran Rakyat.

Selanjutnya Prof.Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945

mengemukakan teori-teori negara,yaitu : 1. teori negara perseorangan (individualis) 2. paham negara kelas dan 3. paham negara integralistik.

Kemudian disusul oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 juni 1945 yang mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari: 1. Nasionalisme (kebangsaan indonesia), 2. internasionalisme (peri kemanusiaan), 3. mufakat (demokrasi), 4. kesejahteraan sosial, dan 5. ketuhanan yang maha Esa (Berkebudayaan).

Page 43: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

32 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

B. Pancasila Era Kemerdekaan Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota

hiroshima oleh Amerika sserikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan dinagasaki yang membuat jepang menyerah kepada amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimamfaatkan oleh indonesia untuk memproklasmasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari, teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya dijalan di jalan Imam Bonjol No. 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa indonesia.29

C. Pancasila Era Orde Lama

Terdapat dua pandangan besar terhadap dasar Negara yang berpengaruh terhadap munculnya dekrit presiden.pandangan tersebut yaitu mereka yang memenuhi “anjuran” presiden, pemerinta untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945” dengan pancasila sebagaimana dirumuskan dalam piagam jakarta sebagai dasar negara . sedangkan pihak lainnya menyetujui’ kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tampah cadangan, artinya dengan pancasila seperti yang dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara.Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum keputusan sidang konstituante.30

Majelis ini menemui jalan buntu pada bulan juni 1959.kejadian ini menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah

29 Tim Bina Karya Smk, Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka Nkri, (Yogyakarta: Indoeduka, 2017),

hlm. 140. 30 Dr.Winaro, Paradigm Baru Pedidikan Pancasila (Jakarta: Aksara, 2016), hlm. 148.

Page 44: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 33

Dekrit Presiden yang disetujui oleh Kabinet tanggal 3 juli 1959,yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor pada tanggal 4 juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5 juli 1959 pukul 17.00 depan Istana Merdeka .Dekrit Presiden tersebut berisi: 1. Pembubaran konstituante; 2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku; 3. Pembetukan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Sementara.

Sosialisasi terhadap paham Pancasila yang konklusif menjadi prelude, Penting bagi upaya selanjutnya; Pancasila dijadikan” ideologi negara” yang tampil hegemonik. Ikhtiar tersebut tercapai ketika Ir.Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam doktrin “Manipol/USDEK”. Manifesto politik (manipol) adalah materi poko dari pidato Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul “penemuan kembali Revolusi Kita” yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA) menjadi Garis –Garis Besar Haluan Negara (GBHN). D. Pancasila Era Orde Baru

Setelah lengsernya Ir.Soekarno sebagai presiden, selanjutnya jendral Soeharto yang memegang kendali terhadap negeri ini.dengan berpindahnya kursi kepresidenan tersebut, arah pemahaman terhadap pancasila pun mulai diperbaiki.pada peringatan hari lahir pancasila, 1 juni 1967 presiden Soeharto mengatakan ,”pancasila makin banyak mengalamin ujian zaman dan makin bulat tekad kita mempertahankan pancasila”.selain itu, Presiden Soeharto juga mengatakan,”Pancasila sama sekali bukan sekedar semboyan untuk dikumandang, pacasila bukan dasar falsafah negara yang sekedar dikeramatkan dalam naska UUD, melainkan Pancasila harus diamalkan.

Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (Ekaprasetya pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut, 1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradap 3. Sila Persatuan Indonesia

Page 45: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

34 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

4. Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Sila keadilan bagi seluruh rakyat indonesia

E. Pancasila Era Reformasi Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi

negara dan aparat pelaksana Negara, dalam kenyataan digunakan sebagai alat legitimasi politik .puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan hamcurnya Ekonomi nasional ,maka timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa ,cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya” reformasika” di segala bidang politik ,ekonomi dan hukum.

Dalam bidang ekonomi , terjadi ketimpangan-ketimpangan di berbagai sektor diperparah lagi dengan cengkraman modal asing dalam perekonomian indonesia. Dalam bidang politik, terjadi disorientasi politik kebangsaan ,seluruh aktivitas politik seolah-olah hanya tertuju padah kepentingan kelompok dan golongan .Lebih dari itu ,aktivitas politik hanya sekedar merupakan libido dominandi atas hasrat untuk berkuasa,bukannya sebagai suatu aktivitas memperjuangkan kepentingan nasional yanag pada akhirnya menimbulkan carut marut kehidupan bernegara seperti dewasa ini.31 Dewasa ini,pancasila mulai kembali diwacanakan baik melalui pemikiran akademis maupun jalur politik kenegaraan.pancasila yang pada awal reformasi tampak dipinggirkan ,mulai ramai lagi diperbincangan bahkan diperdebatkan di tingkat masyarakat dengan tujuan untuk mencari makna dan kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Adian Husaini ,2009 ).

Diskursus pancasila dikehidukan lagi bukan untuk mengulang sejarah.Pancasila secara proprosional dan kontekstual,(As’ad Said Ali,2009).pada perkembangan selanjutnya bisa menerima kembali pancasila. Bangsa Indonesia pada akhirnya harus mengakui bahwa pancasila adalah produk sejarah bangsa , warisan jenius pendiri bangsa ,nilai-nilainya merupakanliving reality,memiliki dimensi

31 Sulis W.H, Op.Cit.,hlm. 20.

Page 46: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 35

realitas ,idealitas ,dan fleksilibilitas untuk terus beradadalam diri bangsa Indonesia.

Menepatkan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan Perundang-undangan tidak bole bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal tersebut berkorelasi bahwa Undang-Undang ini penekanannya pada kedudukan pancasila sebagai dasar negara.Sudah barang tentu hal tersebut tidak cukup. Pancasila dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup bangsa perlu dihayati dan diamalkan oleh seluruh komponen bangsa .Kesadaran ini mulai tumbuh kembali, sehingga cukup banyak lembaga pemerinta di pusat yang melakukan kegiatan pengkajian sosialisasi nilai-nilai pancasila.salah satu kewajiban nasioanal yang sejalan dengan semangat melestarikan pancasila dikalang mahasiswa adalah pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan Tinggi wajib memuat mata kulia agama, pancasila, kewerganegaraan dan bangsa Indonesia.

Makna penting dari kajian historis pancasila ini ialah untuk menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.karena itu seluruh komponen bangsa harus secara imperatif kategoris menghayati dan melaksakan pancasila baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai pandangan Hidup Bangsa, dengan berpedoman kepada nilai-nilai pancasila dan pembukaan UUD 1945 dan secara kosisten menaati ketentuan-ketentuan dalam pasal UUD 1945.

Page 47: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

36 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA SEBAGAI PENG-ERAT HUBUNGAN MANUSIA DALAM

BERAGAMA Oleh : ARRIAD

A. Indonesia Dan Agama Disadari atau tidak, kemajemukan bangsa Indonesia adalah

suatu keniscayaan dan merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari. Keragaman terdapat di berbagai ruang kehidupan, termasuk dalam kehidupan beragama. Pluralitas tidak hanya terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat, bahkan terjadi pada lingkup Negara. Manusia adalah sebagai makhluk homo socios tetapi juga makhlik homo religious, manusia selain sebagai makhluk individu dan makhluk sosial juga sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk TuhanYang Maha Esa manusia tidak dapat mengelak dari sifat kodratnya sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara manusia menghadapi dua hak dan wajib, yaitu sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa diberikan berbagai kenikmatan dan hak, dan sebagai warga masyarakat Negara memilki hak namun juga harus memenuhi wajibnya bagi orang lain. Hidup dalam suatu masyarakat Negara itu tidaklah sendirian, melainkan senantiasa bersama orang lain, kadang kesadaran yang demikian itu justru sulit dipahami oleh manusia modern dewasa ini. 32

Dikatakan pula, di era globalisasi dewasa ini telah banyak diramalkan oleh cendikiawan dunia bahwa keberlangsungan Negara kebangsaan akan mendapat tantangan yang serius, sehingga jikalau segenap elemen kebagsaan tidak memberikan perhatian terhadap

32 Dr. Mohamad sinal, Konsensus Negara-bangsa Indonesia, (Malang: Madani, 2017), Hal. 46.

Page 48: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 37

masalah tersebut, maka tidak menutup kemungkinan Negara kebangsaan tersebut akan mengalami krisis kebangsaan atau bahkan dapat mengalami keruntuhan.

Persoalan kenegaraan dan kebangsaan bukannya menatap ke depan mengatasi persoalan kesejahteraan dalak hidup bersama, melainkan terdistorsi ke kancah persoalan kebangsaan yang seharusnya sudah dihayati bersama, sebagai contoh adalah pesoalan kehidupan keagamaan di Negara Indonesia yang pluralis, yang bersendi Ketuhanan Yang Maha Esa, akhir-akhir ini kenyataannnya semakin menunjukkan kekurangdewasaan sebagian masyarakat dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Misalnya kasus ambon, kasus sampit, kasus poso, kasus Ahchmadiyah, kasus monas dan kasus lainnya. Drivasi nilai ketuhanan dalam kehidupan kebangsaan dewasa ini semakin menunjukkan kerancuan derivative, artinya penjabaran secara ‘das sein’ di dalam masyarakat secara objektif menimbulkan kesimpangsiuran, dan Nampak dalam derivasi normative yuridis belum menunjukkan esensi Negara yamg berketuhanan Yang Maha Esa.

B. Indonesia Mengakui Dan Melindungi Keanekaragaman Agama

Berdasarkan pengalaman sejarah Negara Indonesia dalam mengimplementasikan pancasila dalam hubungannya dengan kehidupan beragama, maka muncullah respons-respons negative terhadap pancasila, khususnya dalam hubungan Negara dan agama terutama dari kalangan politik Islam. Dalam era reformasi dewasa ini setelah tumbangnya kekuasaan Orde baru, muncullah berbagai argument politis yang berkaitan dengan pemahaman atas pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Argumentasi tersebut ada yang memang berpangkal dari suatu ketidaktahuan, namun juga tidak jarang sebagai ungkapan yang sifatnya sinis, sindiran bahkan ejekan. Apapun alasan yang dikemukan tidak didasarkan pada suatu realitas objektif, tetapi yang jelas ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan adanya suatu kekacauan pengetahuan akan Pancasila dan kekerdilan pemikiran anak bangsa tentang filosofi dan kepribadiannya sendiri.

Page 49: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

38 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa “. Selanjutnya dalam penjelasan dinyatakan bahwa ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.33

Pasal 29 ayat 2 menyatakan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya”, kebebasan agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau bukan pemberian golongan. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan kenyakinan hingga tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk agama dan menganutnya.34

Indonesia mengakui dan melindungi keanekaragaman karena manganut agama adalah suatu pilihan yang tidak bisa dipaksa oleh orang ataupun sekelompok masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama di Indonesia sendiri pun masyarakatnya menganut agama yang berbeda-beda, ada yang Islam, Budha, hindu, Kristen Katolik, Kristen protestan dll. Tapi walaupun berbeda bangsa dan agama Indonesia menjadi pemersatu dan peng-erat hubungan manusia sehingga terjalin suatu hubungan kemasyarakatan yang baik dan harmonis.

Pancasila merupakan ideologi dan falsafah Negara, pancasila dirumuskan berdasarkan identitas kultural kehidupan masyarakat Indonesia yang multi-etnis, multi-budaya dan multi agama. Sebagai ideologi Negara pancasila pantas dan layak mengilhami setiap sendi kehidupan bangsa, baik sosial, politik dan budaya dan juga agama.

Indonesia adalah Negara Pancasila bukan Negara agama, Indonesia adalah Negara beragama berdasarkan Pancasila. Sebagaimana ungkapan Azyumardi Azra, Indonesia bukan Negara agama (Negara Islam) karena penduduknya mayoritas Islam. Juga

33 Dr. H. Kabul Budiyono, Pendidikan pancasila, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 108. 34 Ibid, Hal. 109.

Page 50: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 39

bukan Negara sekuler, karena Pancasila dan undang-undang memberikan tempat khusus bagi agama. Dalam ungkapan ini dapat dipahami bahwa Indonesia Negara berdasarkan Pancasila.

Ungkapan yang sama juga dikemukakan oleh Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Indonesia adalah Negara Pancasila. Bukan Negara agama juga bukan Negara sekuler. Agama mendapat khusus bagi agama, karena memang agama berperan penting dalam menjaga kepentingan-kepentingan bangsa. Sampai disini terang sudah agama mesti menjadikan Pancasila sebagai ideologi agama dalam hidup bernegara.35

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Sebagaimana dikembangkan melalui pemikiran yang dinamis oleh para pendiri Negara kita bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan. Demokrasi yang religius, humanis dan berkeadilan sosial. Nampaknya idekliktis yang dikembangkan oleh pendiri Negara kita merupakan suatu pemikiran yang khas. Hal ini jika kita bandingkan Negara Indonesia dengan konsep Negara Liberal, negara sosialis klas, Negara sekuler ataupun Negara teokrasi. Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat sehingga sila-silanya bukan merupakan bagian yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuna sistemik. Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja. Namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila pancasila adalah bersifat hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila dalam pancasila dalam urut-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis. Selain kesatuan sila-sila pancasila itu hierarkis dalam hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya, yaitu menyangkut makna serta hakikat sila-sila pancasila. Kesatuan yang demikian ini meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-sila pancasila. Secara filosofis,

35 Umar, N, Islam Fungsional, (Jakarta: Gramedia, 2014), Hal. 261.

Page 51: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

40 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya, misalnya materialisme, liberalisme, komunisme, idelisme dan lain paham filsafat di dunia.36

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja, melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau secara filosofis merupakan dasar ontologis sila-sila pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdir sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusian yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta yang berkeadilan sosial, pada hakikatnya adalah manusia. Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara bahwa pancasila adalah dasar filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hakikat sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sila pertama, Ketuhanan Yang maha Esa mendasari dan menjiwai sila-sila kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok Negara adalah manusia karena Negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusian dan

36 Dr. Mohamad sinal, Konsensus Negara-bangsa Indonesia, (Malang: Madani, 2017), Hal. 46.

Page 52: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 41

manusia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan Yang maha Esa sebagai kausa prima. Tuhan adalah asal mula segala sesuatu, adanya tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas serta pula sebagai pengatur tata tertib alam. Sehingga dengan demikian sila pertama mendasari, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.

Sila kedua, kemanusian yang adil dan beradab didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa serta mendasari dan menjiwai sila persatuan Indonesia. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Negara adalah lembaga kemanusian, yang diadakan oleh manusia. Maka manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok Negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk manusia, oleh karena itu terdapat hubungan sebab dan akibat yang langsung antara Negara dengan manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga sila kedua didasari dan dijiwai oleh sila pertama. Sila kedua mendasari dan menjiwai sila ketiga (persatuan Indonesia), sila keempat (kerakyatan) serta sila kelima (keadilan sosial). Pengertian tersebut hakikatnya mangandung makna sebagai berikut: Rakyat adalah unsur pokok Negara dan rakyat adalah merupakan totalitas individu-individu yang bersatu yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial). Dengan demikian, pada hakikatnya yang bersatu membentuk suatu Negara adalah manusia, dan manusia yang bersatu dalam suatu Negara disebut rakyat sebagai unsur pokok Negara serta terwujudnya keadilan bersama adalah keadilan dalam hidup manusia bersama sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Sila ketiga, persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kemanusian yang adil dan beradab serta mendasari dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakikat ketiga sila tersebut dapat dijelaskan

Page 53: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

42 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

sebagai berikut: hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan kemanusian., bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang pertama harus direalisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu persekutuan hidup yang disebut Negara. Maka pada hakikatnya yang bersatu adalah manusia sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu persatuan adalah sebagai akibat adanya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa adapun hasilnya Persatuan diantara individu-individu, pribadi-pribadi dalam suatu suatu wilayah tertentu disebut sebagai rakyat sehingga rakyat adalah merupakan unsur pokok Negara. Persekutuan hidup bersama manusia dalam rangka untuk mewujudkan suatu tujuan bersama, yaitu keadilan dalam kehidupan bersama sehingga sila ketiga mendasari dan menjiwai sila keempat dan sila kelima pancasila.

Sila keempat, adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, makna pokok, sila keempat adalah kerakyatan, yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat. Sila keempat ini didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian dana persatuan. Dalam kaitannya dengan kesatuan yang bertingkat, maka hakikat sila keempat itu adalah sebagai berikut; hakikat rakyat adalah penjumlahan manusia-manusia, semua orang, semua warga dalam suatu wilayah Negara tertentu. Maka hakikatnya rakyat adalah sebagai akibat bersatunya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dalam suatu wilayah Negara tertentu. Maka secara ontologis adanya rakyat adalah ditentukan dan sebagai akibat adanya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang menyatukan diri dalam suatu wilayah Negara tertentu. Adapun sila keempat tersebut didasari dan dijiwai sila keadilan sosial (sila kelima pancasila). Hal ini mengandung arti bahwa Negara adalah demi kesejahteraan warganya atau dengan lain perkataan Negara adalah demi kesejahteraan rakyatnya. Maka tujuan dari Negara adalah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan, terwujudnya keadilan dalam hidup bersama.

Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan

Page 54: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 43

hakikat adil. Berbeda dengan sila-sila lainnya, maka sila ini didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainnya yaitu: ketuhanan, kemanusian,persatuan, dan kerakyatan. Hal ini mengandung hakikat makna bahwa keadilan adalah sebagai akibat adanya Negara kebangsaan dari manusia-manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa. Maka sila kelima adalah merupakan tujuan dari keempat sila lainnya. Secara ontologis hakikat keadila sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat keadilan sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat keadilan sebagaimana terkandung dalam sila kedua, yaitu kemanusian yang adil dan beradap. Menurut Notonogoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua, yaitu keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia monopluralis, yaitu kemanusian yang adil terhadap diri sendiri terhadap sesama dan terhadap Tuhan atau kausa prima. Penjelmaan dari keadilan kemanusian monopluralis tersebut dalam bidang kehidupan bersama baik dalam lingkup masyarakat, bangsa, Negara dan kehidupan antar bangsa, yaitu menyangkut sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wujud keaadilan dalam hidup bersama atau keadilan sosial. Dengan demikian, logikanya keadilan sosial didasari dan dijiwai oleh sila kedua, yaitu kemanusian yang adil dan beradab.

C. Penganut Agama Manapun Wajib Bersatu Dalam Membagun

Indonesia Sejak awal Indonesia merdeka, masa Orde Lama dan Orde

baru, posisi pancasila dalam konteks kehidupan umat beragama banyak menjadi sorotan, perbincangan bahkan tidak sedikit yang mencoba mempertentangkan sehingga menjadi sebuah konflik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wacana pancasila dan agama sempat memunculkan pemikiran adanya pendirian Negara berbasis agama, dalam hal ini Negara Islam atau setidaknya Negara yang menerapkan syariat islam. Perbincangan seputar konstitusi ditandai dengan adanya piagam Jakarta serta isu DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia), NII (Negara Islam Indonesia) salah satu contoh dari wacana tersebut. Selanjutnya, masa orde baru, agama dan Pancasila banyak mencuat

Page 55: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

44 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

perbincangannya ketika kepemimpinan nasional kala itu banyak berkomitmen dalam upaya menerapkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Komitmen yang diwujudkan lewat pelaksanaan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) serta Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berorganisasi banyak dipertentangkan dengan posisi agama. Komitmen pemerintahan Orde Baru terhadap Pancasila ditafsirkan oleh sejumlah tokoh Islam sebagai upaya memarginalkan agama. Setidaknya, mereka menolak Pancasila kerena menilai ideology Negara itu memposisikan agama lebih rendah atau bahkan menudingnya sebagai upaya menggantikan agama. Secara ekstrim, pencuatan Pancasila sebagai segala-galanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dinilai sebagai sebagai upaya sekularisasi, memisahkan agama dan Negara.

Tentu saja pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto membantah tudinagn upaya sekularisasi, meminggirkan kehidupan agama dalam benegara. Pak harto selalu menegaskan dlam setia kesempatan bahwa Indonesia menjunjung tinggi agama tapi kita bukan Negara agama. Pancasila justru ingin menempatkan secara profesional posisi agama dalam kehidupan bernegara.

Upaya mengedepankan Pancasila oleh Orde Baru tidak lain justru untuk mengembangsuburkan suasana religious dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, multi agama, suku bangsa, bahasa dan ragam budaya. Pak harto sebagai penganut agama Islam yang taat dalam hal ini membuktikannya secara nyata dalam pendirian ratusan masjid di berbagai pelosok tanah air. Melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila(YAMP) dihimpun dana dari para pegawai nageri sipil dan donator lainnya. Untuk agama lain pun, upaya serupa juga dilakukan.

Page 56: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 45

EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh : Ayun Sundari

Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 merupakan sebuah sejarah dan puncak perjalanan panjang pejuang bangsa Indonesia. Setiap peristiwa memiliki keterkaitan dan benang merah yang kuat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainya. Momentum berdiri berbagai organisasi social politik yang dimulai pada tahun 1905 dengan berdirinya sarikat dagang islam dan tahun 1908 dengan berdirinya budi utomo,berkumandangnya sumpah pemuda pada tahun 1928 dan proklamasi kemerdekaan 1945 merupakan satu rangkaian tonggak sejarah perjuangan pergerakan nasional yang menumental. Rangkaian sejarah itu menggambarkan ikhtiar koleksi bangsa Indonesia membebaskan diri dari imperalisme dalam rangka membangun jiwa dan raga sebagai suatu bangsa,yaitu bangsa Indonesia.37

Presiden soekarno dalam sidang panitia persiapan kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945 pada acara perumusan undang undang dasar mengatakan “Negara Indonesia harus di bangun dalam satu mata rantai yang kokoh dan kuat dalam lingkungan kemakmuran bersama.Kebangsaan yang di anjurkan bukan kebangsaan yang menyendirian dengan hanya mencapai Indonesia merdeka,tetapi harus menuju pula pada kekeluargaan bangsa-bangsa menuju kesatuan dunia.Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar didalam buminya

37 Eddie Siregar, EMPAT Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara., Jakarta,2014., Hlm.214

Page 57: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

46 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”

Makna yang terkandung dalam pidato tersebut,memberikan pesan kepada generasi penerus bangsa untuk bahu-membahu membangun bangsa dalam kerangka persatuan. Dengan bersatu,Bangsa Indonesia siap menghadapi kemajuan dan perkembangan dunia internasional,sehingga tujuan Negara sebagaimana termasuk dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 akan tercapai.38

Seiring dengan perkembangan kehidupan global dan tuntunan sebagai akibat dari adanya kemajuan dalam segera bidang,kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam segala bidang,kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam format pembentukan perkedaulatan ekonomi, demokratisasi,serta pembebasan seluruh rakyat Indonesia dari segala bentuk belenggu kemiskinan,kebodohan,dan keterbelakangan.

Kelemahan bangsa dalam menghadapi liberalisasi sebagai buah dalam globalisasi dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai ekses negatif. Salah satunya adalah kekhawatiran terjadinya krisis idiologis yang akhirnya akan menggerus jati diri sebuah bangsa yang pancasila. Beberapa indicator seperti liberalisasi di bidang ekonomi,maraknya aksi kekerasan fisik dan fhsikis atas nama perbedaan kepentingan politik,perebutan sumber-sumber ekonomi dan dekadensi moral tidak lepas dari pengaruh globalisasi tersebut.39

Ekses negatif dari arus globalisasi dan liberalisasi apabila tidak direspon secara arif,khususnya oleh para elita politik kita,justru akan mengancam makna kemerdekaan di tingkat individual di tingkat masyarakat.Oleh karena itu,pengukuhan terhadap nilai-nilai dasar nasionalisme yang telah di bentuk sejak kemerdekaan,yaitu kecintaan terhadap pruralisme bangsa,solidaritas dan persatuan,merupakan ihwal yang esensi untuk di kembangkan sebagai upaya mengisi makna kemerdekaan.

38 Eddie Siregar. Op.,Cit 39 Ilmu Negara dan Teori Negara – Beni Ahmad Aebani dkk

Page 58: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 47

Menyadari situasidan kondisi bnagsa Indonesia yang demikian itu, MPR sesuai dengan tugas yang diamanatkan oleh Undang-Undang no 27 tahun 2009 telah merancang dan melaksanakan agenda pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara,yakni sosialisasi pancasila sebagai dasar Negara,dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara.

Kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang harus difahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan bernegara yang adil,makmur,sejahtera,dan martabat.melalui pengalaman nilai nilai,maka di harapkan dapat mengukuhkan jiwa kebangsaan,nasionalisme,dan patriotism generasi penerus bangsa untuk semakin mencintai dan berkehendak untuk membangun negeri. Apabila semua pihak,segenap elemen bangsa para penyelanggara Negara dan masyarakat konsisten mengamalkan dalam arti yang seluas-seluasnya.40

A. Pengertian Negara dan Bangsa Secara umumnya Negara merupakan sekumpul orang yang berada di suatu wilayah dan di atur pleh pemerintah secara sah. Penyelengaraan perlindungan dan penerbitan pada wilayah di lakukan Negara melalui alat-alat Negara. 1. Roger H Solta,Negara merupakan alat atau sebuah kewenangan

yang mengadilkan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.

2. Harold J. Laski, Negara merupakan suatu masyarakat yang di satukan karena memiliki wewenang yang bersifat mekaksa.41

3. Mr.Soenako, Negara merupakan organisasi masyarakat yang memiliki daerah tertentu yang di dalamnya terdapat terdapat dengan kekuasaan Negara yang berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.

40 Beni Ahmad Aebani dkk., Op. cit., hlm 86-104 41 Alimin Siregar, “ Ilmu Pengetahuan Dan Isinya”, bahan kuliah umum Hubungan Internasional

Universitas Riau. Disampaikan pada tanggal 18 September 2011

Page 59: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

48 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Sedangkan segi terminology negara dapat diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu,hidup dalam daerah tertentu,dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.Kata bangsa merupakan terjemahan dari kata nation yang berarti sesuatu yang telah lahir. Kata itu juga bermakna kelompok orang yang berada dalam satu garis keturunan. Kata nation lalu berkembang menjadi national yang artinya kebangsaan. Menurut Otto Bauer Bangsa merupakan suatu kesatuan karakter yang timbul karakter yang timbul karena adanya persamaan nasionalisme. Soekarno kemudian menambahkan satu hal lagi yaitu tanah air sebagai tempat tinggal orang-orang yang merasa satu tersebut.42

B. Tujuan Negara

Di bentuknya suatu organisasi atau lembaga pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai,begitu pula dengan Negara memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat bangsanya serta pandangan hidup yang melandasinya. Biasanya tujuan Negara di tetapkan dalam konstitusi Negara yang bersangkutan. Tujuan dibentuknya sebuah Negara di maksudkan untuk mengarahkan segala kegiatanya.

Beberapa ahli telah menyampaikan pandanganya mengenai tujuan negara. Terdapatnya perbedaan antara ahli yang satu dengan lainya di pengaruhi oleh latar belakang dan situasi lingkungan tempat dia berbeda.43 Beberapa ahli tersebut diantarnya adalah: 1. Roger H. Soltau Tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang

sebebas- bebasnya. 2. Harold J. Laski Menurutnya Negara di bentuk untuk menciptakan

keadaan yang baik agar rakyat dapat menginginkan secara maksimal.

42 Alimin Siregar. Op. Cit 43 Ibid

Page 60: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 49

3. Rouseau Menurutnya Negara di bentuk untuk menciptakan persamaan dan kebebasan bagi warga. Selain itu tujuanya sebuah Negara juga berkaitan dengan idiologi yang digunakan Negara yang bersangkutan. Indonesia sendiri didirikan untuk mencapai juan-tujuan yang telah tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu: 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social.

C. Fungsi Negara Berdasarkan teori bernegara,pada dasarnya Negara di bentuk

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia baik sebagai pribadi perseseorangan maupun kelompok. Namun untuk Indonesia,Negara sebagai lembaga pemerintah yang berdaulat tidak berfungsi untuk memenuhi kepentingan individu atau golongan tertentu,tetapi untuk mengutamakan kepentingan umum44. Fungsi Negara yaitu: 1. Fungsi pertahanan,yaitu Negara memiliki kemampuan untuk

menanggulangi timbulnya serangan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

2. Fungsi keamanan dan ketertiban,yaitu menciptakan suasana aman dan tentram demi keharmonisan hidup bernegara bagi warga negaranya,bisa dengan melakukan pengertiban dan melakukan pencegahan bentrokan-bentrokan dalam masyarakat. Dalam hal ini, Negara bertindak sebagai stabilisator.

44 Budiyanto. 1997. Dasar-dasar Ilmu Tata negar.LAN

Page 61: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

50 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

3. Fungsi kemakmuran dan kesejahteraan,yaitu Negara menyelenggarakan pembangunan demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur,sejahtera disegala bidang.

4. Fungsi keadilan,yaitu Negara membentuk badan-badan penegak hukum untuk menjamin terciptanya keadilan dan perlindungan kepentingan masyarakat.

D. Sifat Negara Miriam budiardjo berpendapat bahwa setiap Negara mempunyai sifat-sifat: 1. Memaksa, Negara memiliki kewenang untuk memaksa dengan

menggunakan kekerasan fisik secara sah. Tujuan adanya pemaksaan ,adalah agar peraturan perundang-undang ditaati sehingga dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Alat pemaksaanya antara lain, polisi,tentara,dan berbagai senjata lainya.45

2. Monopoli,Yaitu Negara mempunyai hak untuk melaksankan sesuatu sesuai dengan tujuan bersama dari masyarakat. Misalnya saja menjatuhkan hukuman kepada setiap warga Negara yang melanggar peraturan, memungut pajak, dan melarang aliran kepercayaan atau politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.

3. semua,artinya setiap peraturan perundang-undang dengan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.46

45 Budiyanto. 1997. Op., Cit 46 Ilmu Negara dan Teori Negara – Beni Ahmad Aebani dkk

Page 62: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 51

DEMOKRASI SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Oleh :Bobi

Demokrasi sebagai pandangan hidup merupakan tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan masyarakat). Bentuk konkrit dari manifestasi tersebut adalah di jadikannya demokrasi sebagai way of life (pandangan hidup) dalam seluk beluk sendi kehidupan bernegara baik oleh rakyat.47

1. Makna Dan Hakekat Demokrasi

Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau kependudukan suatu tempat “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.

Demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahanya kedaulatan berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Hakikat demokrasi adalah sebuah sistem bermasyarakat dengan menekankan kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hal ini mencakup berbagai aspek didalam pemerintahan. Seperti contoh pemilihan pemimpin negara atau presiden akan

47 Prof Dr.Azumardi Azara, MA, Demokrasi Masyarakat Madani, Tim Penyusun ICCE UIN, Jakarta,

2003.hlm.141-145.

Page 63: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

52 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

dipilih secara demokratis yakni rakyat dapat memilih calon presiden tanpa ada paksaan dari pihak lain.ada beberapa pendapat menurut para ahli yakni. a. Menurut Joseph A. Schmeter.48

demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memeperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompeetitif atas suara rakyat.

b. Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sisitem politik merupakan suatu

sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat

Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermayarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.

2. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup

Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir).49

50Menurut Nurcholish Madjid pandangan hidup demokratis bedasarkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan diantaranya ialah a) Pentingnya kesadaran akan Pluralisme, ini tidak saja sekedar

pengakuan (pasif) akan kenyataan masyarakat yang majemuk b) Dalam peristilahan politik di kenal istilah “musyawarah

48 Menurut Joseph A. Schmeter dan Henry B. Mayo, loc. Cit. hlm. 151 49 Tim Penyusun. Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA.

2003, hlm. 110-115. 50 Menurut Nurcholish Madjid, op. Cit. hlm. 120

Page 64: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 53

c) Dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau bahkan “kalah suara

3. Unsur Penegak Demokrasi

Sebagai suatu sistem, demokrasi memiliki unsur-unsur yang membuatnya eksis dan tegak di dalam sebuah negara.. negara Hukum Istilah negara hukum identik dengan terjemahan dari rechtsstaat dan the rule of law. Konsepsi negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia antara lain a) Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Infrastruktur Politik dianggap sebagai salah satu unsur yang signifikan terhadap tegaknya demokrasi.

4. Model-Model Demokrasi

Dalam demokrasi Banyak model demokrasi yang hadir, dan menjadkan demokrasi berkembang ke dalam banyak model, antara lain karena terkait dengan kreativitas para aktor politik diberbagai tempat dalam mendesain praktik demokrasi prosedural sesuai dengan kultur, sejarah, dan kepentingan mereka.51

Dalam sejarah teori deemokrasi terletak suatu konflik yang sangat tajam mengenai apakah demokrasi harus berarti suatu jenis kekuasaan rakyat atau suatu bantuan bagi pembuatan keputusan. Konflik ini telah memunculkan tiga jenis atau model demokrasi52 a) Pertama, demokrasi partisipatif atau demokrasi langsung, suatu

sistem dimana pengambilan keputusan tentang permasalahan umum melibatkan warga negara secara langsung .

51 Tim Penyusun. Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA.

2003, hlm. 110-118. 52 Ibid.

Page 65: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

54 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

b) Kedua, demokrasi liberal atau demokrasi perwakilan, seatu sistem pemerintahan yang menggunakan ‘ pejabat’ yang dipilih untuk ‘mewakili’ kepentingan

c) Ketiga, demokrasi yang didasarkan atas model satu partai. 5. Prinsip Dan Parameter Demokrasi

Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila mempunyai prinsip-prinsip demokrasi.Menurut masykuri abdillah, prinsip demokrasi terdiri dari tiga yaitu: persamaan,kebebasan, dan pluralisme.

53Menurut Inu Kencana, prinsip demokrasi, yaitu Adanya pembagian kekuasaan, Adanya pemilihan umum yang bebas, Adanya manajemen yang terbuka.untuk mengukur kinerja dalam menjalankan pemerintahannya secara demoratis,dibutuhkan aspek-aspek pengukur sebagai parameter. 6. Perkembangan Demokrasi Di Barat

Konsep demokrasi awalnya lahir dari pemikiran mengenai hubugan Negara dan hukum Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 M. demokrasi yang dipraktekkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung ( direct democracy).54

Namun, pada akhor abad pertengahan, tumbuh kembali keinginan menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta (Piagam Besar) sebagai sutu piagam yang membuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja Jhon di Inggris merupakan tonggak baru kemunculan demokrasi empirik. momentum lain yang menandai munculnya kembali demokrasi di dunia barat adalah gerakan renaissance dan reformasi.

Sedangkan gerakan reformasi, yaitu suatu gerakan revolusi agama yang terjadi di Eropa pada abad ke-16 dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan dalam gereja katolik.

53 Menurut Inu Kencana, op. Cit. hlm. 130. 54 https://jumatunnikmah.wordpress.com/2012/05/19/perkembangan-demokrasi-di-barat-dan-di-

indonesia.

Page 66: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 55

Dimana konsep ini mulai digugat menjelang pertengahan abad ke-20 tepatnya setelah perang dunia. Factor yang mendorong lahirnhya kecaman atas Negara Hukum Formal yang pluralis liberal, seperti yang dikemukakan oleh Mariam Budiadjo, antara lain adalah akses-akses dalam industrialisasi dan system kapitalis, tersebarnya paham sosialisme yang menginginkan pembagian kekuasaan secara merata. 7. Islam Dan Demokrasi

Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan persamaan hak di depan hukum

Dalam ajaran Islam terdapat prinsip-prinsip dan elemen dalam demokrasi, meski secara generik dan global. Prinsip dan elemen-elemen demokrasi dalam ajara Islam itu adalah: as-syura, al-‘adalah, al-amanah, al-masuliyyah dan al-hurriyyah.55

realitas demokrasi dalam sebuah negara pernah diterapkan pada masa Nabi Muhammad dan khulafaurrasyidin. banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang demokrasi, di antaranya seperti yang dikutip Hamidah salah satunya adalah

Menurut Joseph A. Schumpeter, demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat.56

Menurut Aswab Mahasin, agama dan demokrasi memang berbeda. Agama berasal dari wahyu sementara demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran manusia. Dengan demikian agama memiliki dialeketikanya sendiri. Namun begitu menurut Mahasin, tidak ada halangan bagi agama untuk berdampingan dengan demokrasi.

55 Madani, Malik. “Syura, Sebagai Elemen Penting Demokrasi” dalam Jurnal Khazanah, UNISMA

Malang, 1999. hlm. 12-17. 56 Menurut Joseph A. Schumpeter dan Aswab Mahasin, loc. Cit. hlm. 20

Page 67: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

56 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

SEJARAH TENTANG LAHIR NYA PANCASILA

Oleh : CICI YANI A. Sejarah Pancasila 1. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan yang tercantum pada paragraph ke-4 pembukaan UUD 1945.57

Dalam upaya merumuskan pancasila sebagai dasar Negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yaitu: 1. Lima dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada

tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri KeTuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat. Beliau menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama

57 Haspari Ratna, Syukur Abdul, Sejarah Pancasila, (Jakarta: Penerbit Erlangga). hlm. 44.

Page 68: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 57

berkembang di Indonesia. Mohammad hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.

2. Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat, Dasar perwakilan, Dasar permusyawaratan, Kesejahteraan, keTuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, sebagai berikut :

“sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan keTuhanan, lima bilangnya. Namanya bukan panca dharma, tetapi saya namakan ini denga petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi “.

Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar Negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah: Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter)- tanggal 22 Juni 1945. Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-Undang Dasar – tanggal 18

Agustus 1945. Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia

Serikat- tanggal 27 Desember 1949. Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-Undang Dasar

Sementara- tanggal 15 Agustus 1950. Rumusan Kelima : rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan

Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959).58

2. Hari Kesaktian Pancasila Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30

September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam jendral dan beberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka

58

Ibid., hlm. 45.

Page 69: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

58 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia Pancasila adalah sakti tak tergantikan.

B. Tokoh Yang Terlibat Dalam Perumusan Pancasila

Bangsa Indonesia telah membulatkan tekad untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia merupakan hasil kerja keras yang melibatkan banyak tokoh. Tokoh-tokoh tersebut telah berjuang dengan tulus dan ikhlas untuk merumuskan dasar Negara, antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Supono, K.H. Agus Salim, K.H Abdul Wahid Hasyim, dan Mr. Mohammad Yamin. Berikut dijelaskan peran para tokoh tersebut :

1. Ir. Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar Negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini : a. Kebangsaan Indonesia b. Internasionalisme atau perikemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial e. Ketuhanan Yang Maha Esa59

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk selanjutnya tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

2. Moh. Yamin

Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar Negara Indonesia di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul “ Asas dan Dasar Negara Kebangsaan

59 Srijanto Djarot, Tata Negara, (Surakrta: Pabelan). hlm. 66.

Page 70: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 59

Republik Indonesia”. Mohammad Yamin mengusulkan dasar Negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut : a. Peri kebangsaan b. Peri kemanusiaan c. Peri keTuhanan d. Peri kerakyatan e. Peri kesejahteraan rakyat 3. Mr. Soepomo

Mr. Soepomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar Negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah Negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini : a. Persatuan b. Kekeluargaan c. Keseimbangan lahir dan batin d. Musyawarah e. Keadilan sosial60

Sebelum Indonesia merdeka, ada beberapa Negara yang pernah menjajah Indonesia. Diantaranya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.

Penjajahan Belanda berakhir pada tanggal 8 Maret 1942. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bangsa Jepang. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu tentara Jepang dalam melawan Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan dikelak kemudian hari. Janji itu diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 07 September 1994. Sebagai kelanjutan dari janji Jepang tentang kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 29 april 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha

60 Ibid., hlm. 67-68.

Page 71: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

60 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Anggotanya sebanyak 62 orang dan dilantik pada tanggal 28 mei 1945. Ketuanya adalah Dr. Radjiman Widyodiningrat.

Sidang I BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut Dr. Radjiman Widyodiningrat meminta kepada segenap peserta sidang untuk memikirkan tentang dasar Indonesia merdeka.

Muncullah tanggapan dari peserta sidang mengenai pemikiran dasar Negara Indonesia merdeka. Mereka yang mengajukan konsep dasar Negara Indonesia merdeka diantaranya adalah Mr. Muhammad Yamin. Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno Selain itu, Mr. Muhammad Yamin juga menyampaikan secara tertulis suatu rancangan UUD Negara Indonesia merdeka yang didalamnya memuat dasar Negara, sebagai berikut: 1. Ketuhanan yang Maha Esa. 2. Kebangsaan, persatuan Indonesia. 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap. 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.61 Kemudiaan pada tanggal 01 Juni 1945, Bung Karno mengajukan

usulan mengenai calon dasar Negara yang terdiri atas lima hal, yaitu 1. Nasionalisme ( Kebangsaan Indonesia ). 2. Internasionalis ( Perikemanusiaan ). 3. Mufakat atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan Sosial. 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu: 1. Sosio nasionalisme. 2. Sosio demokrasi. 3. ketuhanan.

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

61 Ibid., hlm. 69.

Page 72: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 61

Sidang ini ditutup pada tanggal 01 Juni 1945. Sebelum ditutup, sidang menetapkan sembilan orang yang diberi nama Panitia Sembilan ( panitia kecil) yang akan bertugas untuk merumuskan pandangan-pandangan yang telah dikemukakan dalam sidang, terutama menyangkut rumusan sila-sila pancasila. Kesembilan orang tersebut adalah ; 1. Ir. Soekarno 2. Drs. Muhammad Hatta 3. Mr. A.A. Maramis 4. KH. Wahid hasyim 5. AbdulKahar Muzakir 6. Abikusno Tjokrosujoso 7. Haji Agus Salim 8. Mr. Achmad Subardjo 9. Mr. Muhammad yamin62

Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil merumuskan dokumen Piagam Jakarta ( Jakarta Charter ), yakni Preambul yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.

Adapun rumusan pancasila sebagai asas dasar Negara Indonesia merdeka yang tercantum dalam piagam Jakarta itu adalah, sebagai berikut : 1. ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi para

pemeluk-pemeluknya 2. kemanusiaan yang adil dan beeradap 3. persatuan Indonesia 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan 5. keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Dalam preambul dinyatakan: “….kemerdekaan indonesia suatu susunan Negara republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya….” Selain itu disepakati bahwa Islam adalah agama negara dan Presiden Republik Indonesia harus seorang yang berasal dari agama islam. Pada 62 Pangeran Alhaj dan Surya Partia Usman, Pendekatan pancasila, (Jakarta : bumi akrasa, 1995). hlm.

120.

Page 73: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

62 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

tanggal 22 Juni 1945, kesepakatan tersebut ditandatangani, bertepatan dengan hari jadi kota Jakarta. Karena itu, dokumen tersebut dikenal dengan nama Piagam Jakarta.

Akan tetapi, Sehari setelah kemerdekaan ( 18 Agustus 1945 ) kesepakatan itu dipersoalkan. Orang-orang Kristen yang sebagian besar berada diwilayah timur Indonesia menyatakan tidak bersedia bergabung dengan republic Indonesia kecuali jika beberapa unsur dalam piagam Jakarta dihapuskan. Unsur-unsur islam yang dipersoalkan itu adalah: “…dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi para pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh dari Indonesia timur menghendaki agar ketujuh kata tersebut dihapus. Selain itu, mereka juga menuntut agar kata-kata: “islam adalah agama negara” dan “presiden harus seorang muslim” juga dihapus.63

Keinginan masyarakat wilayah timur nusantara memaksa para perumus dasar Negara kembali mengadakan musyawarah. Setelah melalui suatu proses yang melelahkan, akhirnya kelompok islam bersepakat untuk menghapus unsur-unsur Islam yang telah mereka rumuskan dalam Piagam Jakarta. Sebagai gantinya unsur “ketuhanan” dimasukkan kedalam sila pertama dalam pancasila. Dengan demikian, sila pertama berbunyi; “ Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejak diterimanya usul perubahan tersebut, maka dasar Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat adalah PANCASILA, dengan lima sila: Ketuhanan Yang Maha esa, Kemanusiaan yang Adil dan beradap, Persatuaan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadialan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila merupakan hasil karya yang besar, ide bangsa Indonesia. Pancasila itu sendiri benar-benar merupakan kepribadian bangsa Indonesia sekaligus menjadi karakteristik bangsa Indonesia yang membedakan dengan kepribadian bangsa-bangsa lain. Selain itu, sila-sila dari pancasila merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu sila itu lepas atau hilang, maka bukan pancasila namanya.64

63 Ibid. hlm. 121. 64 Pangeran Alhaj dan Surya Partia Usman. Drs., Op. Cit.

Page 74: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 63

PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN

BERNEGARA Oleh : ERMADIA

A. DASAR FILOSOFIS PANCASILA

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap maspek kehidupan kebangsaan, kemasyaraktan dan kengaraan harus bardasarkan nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaa, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatau pandangan bahwa Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hokum (legal society).

Selain itu secara kualitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifat objektif. Artinya esensi nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sehingga dapat diterapkan pada Negara lain walaupun barangkali namanya bukan Pancasila.

Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rumusan sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat

maknanya yang terdalam menunjukan adanya sifat umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Inonesia dan mungkinjuga pada bangsa lain.

3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmuhukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang

Page 75: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

64 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

fundamental Negara sehingga merupakan suatu sumber hokum positif di Indonesia.

Sebaliknya nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan bahwa keberadan nilai itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia sendiri. Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga

bangsa Indonesia sebagai kuasa matterialis 2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup)

bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

3. Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estesis dan nilai religius, yang manifestasinya sesuai dengan budi nirani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.

Nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan.

B. Dasar Negara

Dasar Negara berasal dari dua kata, yaitu “Dasar” yang berarti landasan atau pondasi utama dan “Negara” yang berarti suatu wilayah yang ditempati oleh sekumpulan orang dan wilayah tersebut memilik aturan atau sistem yang berlaku ditempat tersebut, kita dapat mengartikan bahwa Dasar Negara adalah landasan pokok atau pedoman yang diapakai oleh suatu Negara untuk mengatur dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat teroragnisir dengan baik.

Tujuan dari dibentuknya Dasar Negara yaitu untuk mengatur penyelenggaraan kehidupan suatu bangsa atau Negara agar mempunyai pegangan dalam setiap tindakan yang dilakukan,dan juga sebagai pandangan hidup.

Page 76: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 65

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan ideologi yang

dipakai oleh Negara Indonesia, yang memiliki 5 nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman oleh bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pancasila sebagai dasar Negara berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, termasuk dalam peraturan dan lain-lain merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, penguraian dari nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut. 1. Ketuhanan yang Maha Esa

Ketuhanan yang Maha Esa menyatakan bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap keberadaan Tuhan, oleh karena itu manusia harus taat terhadap aturan-aturan yang telah dibuat oleh tuhan sesuai dengan kepercayaaan yang dimiliki oleh masing-masing dari setiap individu atau kelompok.

2. Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab Yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, saling menghargai satu sama lain, tanpa membedakan suku,ras, atau agama yang berbeda.

3. Persatuan Indonesia Seluruh warga Negara Indonesia bersatu demi kepentingan bangsa Indonesia, yang berpegang pada semboyan “Bhineka tunggal ika” yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu, dari manapun kita, apapun agama kita, ras kita, namun kita harus bersatu dan mgalahkan rasa egois dan mengedepankan kepentingan bangsa, untuk kemajuan Negara.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratn Perwakilan Mengutamakan kepentingan golongan dari pada kepentingan pribadi, semua keputusan tidak diambil secara sepihak, namun haru menempuh jalur yang telah ditentukan yaitu musyawarah, dalam proses musyawarah ini keputusan harus diambil secara adil dan dapat dipertanggung jawabkan kedepannya kepada berbagai pihak.

Page 77: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

66 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Seluruh warga Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sama terhadap Negara.65

Pengertian Pancasila ialah sebagai dasar negara seperti dimaksud dalam bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea IV(4) yang secara jelas menyatakan , ialah kurang lebih sebagai berikut:

“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang suatu Dasar Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil serta beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Norma hukum pokok serta disebut pokok kaidah fundamental daripada suatu negara itu dalam hukum mempunyai hakikat serta kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak berubah bagi negara yang dibentuk. Dengan kata lain, dengan jalan hukum tidak dapat diubah.

65 Kabul Budianto, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, Alfabeta, 2009, hlm.13.

Page 78: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 67

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Oleh : Fitria Wahyu Ningrum

A. Pancasila Sebagai Ideologi 1. Pengertian Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep dan logos berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasaa Yunani eidios yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan kareena suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Apabila ditelusuri secara historis istilah ideology pertama kali ditemukan dan dikemukakan oleh seorang Prancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796.66 Berikut beberapa pengertianideologi menurut beberapa ahli: a. Poespoewardjo(1992) berpendapat bahwa ideologi sebagai

kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami sikap dasar.

66

Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk, Pendidikan Pancasila, (Malang: Madani Media, 2016), hlm.53

Page 79: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

68 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

b. Thompson(1984) berpendapat bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisasi menjadi suatu sistem yang teratur.

2. Karakteristik Ideologi

Hidayat menjelaskan ideologi sebagai pandangan masyarakat memiiki karakteristik yaitu sebagai berikut: a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis. b. Ideologi biasanya terjalin dalam kegiatan politik. c. Ideologi mencakup beberapa pemikiran dan panutan.67

B. Fungsi ideologi Berikut beberapa pendapatmenurut para ahli: Hidayat menjelaskanfungsi ideologi bagi manusia adalah:

a. Sebagaipedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk berpikir, melangkah dan bertindak.

b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat dan bangsa disegala aspek kehidupan masyarakat.

c. Sebagai kekuatan ang mampu memberi semangat dan memberi motivasi individu, masyarakatdan bangsa untuk mencapai tujuan.

Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut: a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di

kehidupan masyarakat. b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan unuk

mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masysarakat.

c. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik d. Sebagai lensa dan cermin bagi idividu untuk melihat dunia

dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya68

67

Suparlan Al Hakim, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia, (Malang: Madani,

2016), hlm 282.

Page 80: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 69

1. Pancasila sebagai ideologi negara Ideologi negara dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran

mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa pendukungnya dalm menyatukan dan menyerasikan diri dalam kehidupan poitik, dalam upaya mewujudkan tujuan bersarkan kepentingan nasional suatu negara dan bangsa. Kedudukan pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia tidak terlepas dari kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Bangsa Indonesia.

Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan suatu realitasyang tidak bisa dibantah sebagai suat bentuk perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak dahulu. Dengan demikian, makna pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Negara adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai-nilai Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki kekuatan mengikat dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan kekuatan sosial politik yang ada di Negara Republik Indonesia. Setiap parai politik memperjuangkan ideologi politik tertentu. Ideologi masional mengatasi dan memiliki jangkauan lebih luas dari ideologi politik yangada di negara indonesia.

Pancasila sebagai filsafat negara, negara dan ideologi nasional mengatasifaham perseorangan, golongan, suku bangsa dan keyakinan agama. Ideologi nasional mengatur tata hidup, prilaku, perbuatan warga negaaa rsejalandengan pancasila sebagai keyakinan hidup dan gagasan yang sudah diyakini kebenarannya. Seperti halnya filsafat, ideologi-pun memiliki pengertian yang berbeda-beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain disebabkan juga oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya ideologi itu bersumber kepada suatu filsafat.

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup Ideologi sebagai suatu system pemikiran, maka ideology

terbuka merupakan suatu system pemikiran terbuka. Sedangkan ideology tertutup merupakan merupakan suatu system pemikiran

68Ibid., 285

Page 81: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

70 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

tertutup. Suatu system tertutup dapat dikenali dengan beberapa cirri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasarisuatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat.

Dengandemikian, ciri ideology tertutupbahwaatasnama ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat.ideologi tertutup isinya bukan hanya berupa nilai dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkrit dan oprasional yang keras yang diajukan dengan mutlak. Jadi ciri ideology tertutup adalah bahwa betapapun besarnya perbedaan antara tuntutan berbagai ideology yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideology tersebut.69

69Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk. Op. Cit., hlm. 54.

Page 82: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 71

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh: Habib

A. Pendahuluan

Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang diproklamasikan itu berangkat dari perjalanan sejarah peperangan yang panjang, berabad-abad lamanya melawan penjajah dalam suasana perpecahan tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan menyebabkan lamanya penjajahan di bumi nusantara.

Penjajahan itu menyebabkan kebodohan dan penderitaan yang pada abad ke XX mendorong tumbuhnya semangat kebangsaan. Kebangkitan nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tahun 1908. Peristiwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting, yang merupakan perwujudan sikap dan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu dalam wadah Negara, bangsa dan bahasa Indonesia. Tekad ini mewujudkan perjuangan yang akhirnya melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.70

Keberagaman yang dimiliki Indonesia dari sabang sampai merauke merupakan satu kesatuan bangsa Indonesia yang telah diikrarkan pemuda Indonesia melalui Sumpah Pemuda, dan dinaungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih, Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia, serta lambang Negara Indonesia ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan

70 Zainul Ittihad Amin, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 1.

Page 83: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

72 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya. Makna yang terkandung dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda. Neka dalam bahasa Sanskerta berarti macam dan menjadi pembentuk kata aneka dalam bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti satu dan kata ika berarti itu, sehingga secara harfiah Bhineka Tunggal Ika dapat diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, dan secara umum dapat bermakna walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Dengan adanya keanekaragaman yang dimiliki Indonesia, membuat wawasan kebangsaan menjadi sangat penting bagi setiap warga negara Indonesia.

Melihat kondisi Indonesia yang majemuk, para pendiri bangsa merumuskan sejumlah konsepsi kebangsan dan kenegaraan, antara lain yang berkaitan dengan dasar negara, konstitusi negara, bentuk negara, dan wawasan kebangsaan yang dirasa sesuai dengan karakter Indonesia.konsepsi pokok para pendiri bangsa ini tidak mengalami perubahan, tetapi sebagian yang bersifat teknis instrumental mengalami penyesuaian sesuai dengan perkembangan yang ada. Pentingnya konsepsi dan cita-cita bagsa adalah untuk keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan bangsa itu sendiri.

Bagi Soekarno konsepsi pokok yang sesuai untuk Indonesia adalah semangat gotong royong, hal ini karena gotong royong merupakan paham yang dinamis bahkan melebihi kekeluargaan. Dikatakan lebih dinamis karena gotong royong menggambarkan satu usaha yang dilakukan dengan cara perjuangan bersama sehingga kebahagiaan yang didapatkan dirasakan bersama juga.71

Semangat gotong royong dan kebersamaan yang dilakukan Indonesia oleh Soekarno dan para tokoh negara lainnya kemudian dibentuk sebuah konsepsi mengenai dasar negara yang dirumuskan dengan merangkum lima prinsip utama yaitu Pancasila. Pancasila

71 Tim Bina Karya, Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI, (Yogyakarta: Indoeduka, 2017),

hlm. 4.

Page 84: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 73

digunakan sebagai haluan Indonesia dalam menjalankan kehidupan bernegara. Kelima sila itu terdiri atas: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Kelima prinsip tersebut diharapkan dikembangkan dengan semangat gotong-royong, yaitu : a. Prinsip Ketuhanan

Ketuhanan yang diharapkan dijalankan oleh seluruh warga negara indonesia adalah ketuhanan yang berkebudayaan, lapang, dan toleran bukan ketuhanan yang saling menyerang dan mengucilkan.

b. Prinsip Kemanusiaan Yaitu berkeadilan dan berkeberadaban, bukan yang menjajah, menindas, dan eksploitatif.

c. Prinsip Persatuan Yaitu mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai perbedaan bukan kebangsaan yang meniadakan perbedaan ataupun menolak persatuan.

d. Prinsip Demokrasi Yaitu yang mengembangkan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi, bukan demokrasi yang didikte oleh suara mayoritas atau minoritas elit penguasa-pemodal.

e. Prinsip Keadilan Yaitu yang mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi dengan semangat kekeluargaan, bukan visi kesejahteraan yang berbasis individualisme-kapitalisme ataupun yang mengekag kebebasan individu seperti dalam sitem etatisme.72

72 Ibid., hlm. 6.

Page 85: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

74 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan serta menganut sistem konstitusional sehingga pemerintah dalam menjalankan pemerintahan berdasarkan konstitusi dan tidak bersifat absolut.

Untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dikerahkan segenap kemampuan, kekuatan, serta potensi yang ada pada bangsa Indonesia yang terwujud sebagai kesadaran berkemampuan bela Negara. Karena itu seluruh warga Negara sejak dini perlu dibekali dengan kemampuan tersebut melalui pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN). PPBN ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kecintaan pada tanah air. 2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. 3. Meningkatkan keyakinan pancasila sebagai ideologi bangsa. 4. Meningkatkan kesadaran bela Negara. 5. Mengembangkan kemampuan awal bela Negara.73 Penguasaan kompetensi yang diharapkan bagi mahasiswa setelah mempelajari buku kewarganegaraan ini adalah mempunyai : 1. Kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis,

berpandangan luas sebagai intelektual. 2. Wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela

Negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air. 3. Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara demi

Tannas (national resellience) untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara (national survival).

4. Pola pikir dan pola sikap yang komperhensif integral dalam memecahkan masalah dan implementasi pembangunan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional.

Setelah mempelajari buku ini, anda diharapkan dapat menjelaskan: 1. Tentang analisis apa itu Negara, bangsa, dan masyarakat serta

kewajiban dan hak setiap warga nega dalam bela Negara.

73 Zainul Ittihad Amin, Op. Cit. hlm. 2.

Page 86: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 75

2. Tentang analisis hubungan antara falsafah, pandangan hidup, ideologi, dan dasar Negara.

3. Tentang analisis hakikat, makna pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

4. Landasan hukum pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. 5. Tentang analisis hakikat tujuan pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan berdasarkan kepentingan nasional.74

74 Ibid., hlm. 3.

Page 87: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

76 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI Oleh : Harmiyani

A. Konsep Demokrasi Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos

artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan.

Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung makna (Mas’oed, 1997) adalah partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan . (partisipasi politik), yaitu; 1. Penduduk ikut pemilu; 2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir; 3. Penduduk ikut kampanye pemilu; 4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas; 5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.

Page 88: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 77

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu: Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.

Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.

Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.75

B. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan Negara yang demokratis, yaitu: Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama

75 Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan atau Kesenjangan.

Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan

Page 89: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

78 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

menempati kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;

Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan bagi pemerintah yang sedang berkuasa;

Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;

Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb); Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum. Ciri-ciri kepribadian yang demokratis: (1) Menerima orang lain; (2) terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru; (3) bertanggungjawab; (4) Waspada terhadap kekuasaan; (5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan; (6) Emosi-emosinya terkendali; (7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan

Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi C. Nilai-Nilai Demokrasi

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kesadaran akan puralisme. 2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. 3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan

sikap serta itikad baik. 4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. 5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral..

Page 90: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 79

D. Prinsip Demokrasi Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system

pemerintahannya mewujudkan prinsip-pnnsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk; 2008) menyatakan terdapat beberapa prinsip demokrasi yang harus ada dalam system pemerintahan Negara demokrasi, yaltu: 1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. 2. Adanya hak memilih dan dipilih. 3. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. 4. Adanya kebebasan mengakses informasi. 5. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.

Kebebasan untuk berserikat ini memberikan dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan beberapa parameter demokrasi, yaitu: 1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. 2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah. 3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan

Negara Pengawasan oleh rakyat. 76

76 Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo.

Kendari

Page 91: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

80 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA SEBAGAI TOLOK UKUR DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Oleh : HERAWATI A. Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang artinya Panca = Lima, Sila/syila = batu sendi, ulas atau dasar. Pancasila adalah lima batu sendi atau Panca = lima Sila/syila = tingkah laku yang baik. Sehingga yang dimaskud dengan Pancasila bila dilihat dari segi Etimologi adalah lima tingkah laku yang baik.

Istilah “Pancasila” di dalam “Falsafah Negara Indonesia” mempunyai pengertian sebagai nama dari 5 dasar negara RI, yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Mr. Moh. Yamin pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang mencari jawaban atas pertanyaan apakah yang akan dijadikan sebagai dasar negara bangsa Indonesia kedepannya nanti. Lima dasar negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah: 1. Kebangsaan 2. Prikemanusiaan 3. Mufakat 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan YME

Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di dalam pembukaannya tercantum lima dasar Negara R.I. yang disebut dengan Pancasila. Pancasila adalah lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD N 1945, yaitu dasar : a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Page 92: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 81

c. Persatuan Indonesia d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sehingga berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan lima dasar nilai yang menuntut dan mengatur manusia untuk dapat mengamalkan nilai-nilai yang terakandung didalamnya dalam bertingkah laku dan merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Meminjam bahasa Soekarno bahwa Pancasila sebagai philosofische grondslag yaitu sebagai fundamen, filsafat, pikiran, jiwa hasrat yang menyatu dalam jiwa bangsa Indonesia, yang kesemuanya tidak bersifat tertulis. Philosofische grondslag mengandung nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan/ Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial yang diyakini kebenarannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia sebagai sumber nilai dan norma moral bagi penegakan dan pengelolaan kehidupan bersama baik dalam berbangsa maupun bernegara.77

Misalnya keadilan sosial juga dapat didefenisikan sebagai perilaku, yakni perilaku untuk memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Kesejahteraan adalah tujuan utama dari adanya keadilan sosial.78 B. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

Adapun nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut :

1. Sila kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa Sila kesatu ini merupakan sila yang menjadi dasar dan jiwa

keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap manusia baik itu yang berkaitan 77 Mahfud MD, “Ceramah Kunci Ketua Mahkamah Konstitusi Pada Kongres Pancasila Pada Tanggal

30 Mei 2009”, dalam Agus Wahyudi, Rofiqul Umam Ahmad, Saldi Isra, Sindung Tjahyadi,

dan Yudi Latif (ed), Proceeding Kongres Pancasila: Pancasila Dalam Berbagai Perspektif,

Jakarta: Sekjend dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2009, hlm.12-13 78 Suteki, Rekonstruksi Politik Hukum Hak Atas Air Pro Rakyat, Jawa Timur: Surya Pena Gemilang,

2010, hlm.19

Page 93: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

82 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

dengan pelaksanaan, penyelenggaraan Negara bahkan moral Negara, moral penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum, dan peraturan perundang – undangan Negara, kebebasan dan hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai – nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sehingga setiap manusia dalam berperilaku diharapkan dapat mengacu pada sila pertama Pancasila dengan menjunjung tinggi setiap agama ( kepercayaan ) tiap manusia tanpa memandang rendah agama ( kepercayaan ) manusia lainnya.

2. Sila ke dua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna

bahwa setiap manusia dalam menentukan suatu sikap harus berlandaskan pada kesadaran akan moral dan potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma, dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan sekitar. a. “Kemanusiaan yang Adil” mengandung suatu makna bahwa

hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Adil terhadap diri sendiri, terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan Negara, adil terhadap lingkungan serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. “Kemanusiaan yang Beradab” adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama dan senantiasa taat dan patuh, menjunjung tinggi norma – norma yang ada dan dipegang teguh oleh kelompok masyarakat pada umumnya.

Sehingga, nilai yang terkandung dalam “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” ialah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak – hak dasar (hak asasi) manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat manusia tanpa membeda- bedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama. Serta mengembangkan sikap saling mencintai dan menyayangi sesama manusia, tenggang rasa, tidak semena- mena sesama manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai.

Page 94: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 83

3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa

Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama dan tempat tinggal dan berkumpulnya berbagai aliran masyarakat baik yang memiliki persamaan pertalian darah ataupun tidak. Dengan memegang teguh

prinsip yang harus dijunjung tinggi yakni “Bhinneka Tunggal Ika”. Yang berarti : berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Inilah Semboyan dan prinsip yang dipegang rakyat Indonesia dalam melangsungkan hidupnya. Dengan adanya semboyan ini diharapkan rakyat Indonesia dapat menghargai setiap perbedaan yang ada tanpa menimbulkan suatu konflik atau pertentangan.

4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Nilai filosifis yang terkandung di dalam sila ini ialah bahwa hakikat Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan subyek pendukung pokok keberadaan suatu Negara. Negara harus dapat berperan meujudkan suatu tindakan yang dimulai dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Sehingga keberadaan suatu Negara seharusnya dapat memberikan pelayanan yang baik untuk rakyatnya demi kesejahteraan rakyat. Dalam sila “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” terkandung nilai Demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara.

5. Sila ke lima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima ini sebenarnya merupakan suatu cita – cita,

harapan dan tujuan dalam pengimplementasian keempat sila tersebut, yakni menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Page 95: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

84 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Indonesia. Keadilan yang dimaksudkan dalam sila ini ialah keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya, manusia dengan manusia lain, dengan bangsanya serta manusia dengan Tuhan. Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama meliputi : a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara

Negara terhadap warganya, dalasm artian Negara wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.

b. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan antar warga Negara terhadap Negara dan dalam masalah ini pihak warganya yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang – undangan yang berlaku dalam Negara.

c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.

Page 96: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 85

SUSUNAN NEGARA DAN NEGARA DEMOKRASI MODEREN

Oleh : Heri Sasongko A. Susunanan Negara 1. Negara Kesatuan

Negara kesatuan disebut juga Negara unitaris, Negara ini ditinjau darisegi susunannya, memanglah susunannya bersifat tunggal, maksudnya Negara kesatuan ini adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara. Melainkan hanya terdiri dari satu Negara, sehingga tidak ada didalam Negara kesatuan hanya ada satu Negara. Sehinnga tidak ada Negara didalam Negara. Dengan demikian dalam Negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggidalam bidang pemerintahan Negara, menetapkan kebijakasanaan pemerintahan dan melaksanakan pemerintahan Negara baik dipusat maupun di daerah-daerah.79

Dengan demikian dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggi dalam bidang pemerintahan negara, menetapkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan melaksanakan pemerintahan negara baik di pusat maupun di daerah serta di dalam atau di luar negeri. Negara kesatuan mewujudkan kebulatan tunggal, kesatuan (unity) dan monosentris (berpusat pada satu). Macam-macam negara kesatuan : a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi

Dalam negara kesatuan dengan sistem sentralisasi maka semua urusan diurus oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah tidak

79 Soehino,Ilmu Negara (Yogyakarta: Liberty,1998), hlm.226

Page 97: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

86 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

mempunyai hak untuk mengatur daerahnya, pemerintah daerah hanya melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah Jerman di bawah Hitler.

b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi Dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi maka kepada daerah diberi kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. (otonomi daerah). Contohnya adalah Republik Indonesia.

2. Negara Federasi

Federasi berasal dari kata feodus yang berari perjanjian atau persetujuan. Dalam negara federasi atau negara serikat (bondstaat/bundesstaat) merupakan dua atau lebih kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik, dimana ikatan tersebut akan mewakili mereka secara keseluruhan. Jadi merupakan suatu negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat, karena yang berdaulat adalah persatuan dari negara-negara tersebut yaitu negara serikat (pemerintah federal).

Jadi, awalnya masing-masing negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat serta berdiri sendiri. Dengan menggabungkan dalam suatu negara serikat maka negara yang tadinya berdiri sendiri, sekarang menjadi negara bagian dan melepaskan sebagian kekuasaan yang dimilikinya dan menyerahkannya kepada negara serikat. Kekuasaan yang diserahkan disebutkan satu demi satu sehingga hanya kekuasaan yang disebutkan saja yang diserahkan kepada negara serikat (delegated powers). Umumnya, kekuaaan yang diserahkan adalah hal-hal yang berhubungan dengan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan pos. Dengan demikian kekuasaan yang diberikan bersifat terbatas karena kekuasaan yang asli tetap ada pada negara bagian.

Anggota-anggota federasi tidak berdaulat dalam arti yang sesungguhnya karena federasilah yang berdaulat. Anggota suatu federasi disebut negara bagian (deelstaat, state, anton, lander). Bentuk negara federasi tidak dikenal pada zaman kuno maupun abad pertengahan, namun baru dikenal sekitar tahun 1787

Page 98: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 87

ketika pembentuk konstitusi Amerika Serikat memilih federasi sebagai bentuk pemerintahan mereka. Menurut C.F. Strong, dalam bukunya Modern Political Institution diperlukan dua syarat untuk mewujudkan suatu negara federasi, yaitu harus ada perasaan nasional (a sense of nationality) diantara anggota-anggota kesatuan-kesatuan politik yang hendak berfederasi. Harus ada keinginan dari anggot-anggota kesatuan politik akan persatuan (union). Selain itu, negara federasi memiliki tiga ciri khas, yaitu: a. Adanya supremasi konstitusi federasi. b. Adanya pembagian kekuasaan (distribution of power) antara

negara bagian dengan negara federal c. Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan

sengketa yang mungkin timbul antara negara bagian dengan negara federal.

2. Negara Serikat

Negara serikat merupakan negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri dan kabiner sendiri yang berdaulat dalam negara serikat ialah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar “hubungan dengan negara lain” hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri Negara serikat yaitu: a. Tiap negara begian memiliki kepala negara, parlemen, dewan

menteri “kabinet” demi kepentingan negara bagian. b. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi

tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat. c. Hubungan antara pemerintah federal “pusat” dengan rakyat

diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

Yang dalam pratik kenegaraan jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian “lazimnya disebut gubernur negara bagian”,

Page 99: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

88 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal ialah hak ikhwal kenegaraan selebihnya “residuary power”. Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan Negara yaitu: a. Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah

negara serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian, sedangkan dalam serikat negara keputusan yang diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari negara anggota.

b. Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri dari negara serikat itu, sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota boleh memisahkan diri dari gabungan itu.

c. Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam, sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam maupun ke luar.

4. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya

mencakup hampir seluruh negara di dunia. Lembaga PBB ini dibentuk untuk memfasilitasi persoalan hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia. Sejarah PBB dimulai ketika pertamakali dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1945, yaitu saat ketika piagam PBB telah diratifikasi oleh sebagian besar dari 51 negara anggota mula-mula. Sejak didirikan sampai sekarang PBB telah banyak berperan aktif dalam memelihara serta meningkatkan perdamaian, keamanan dunia, dan memajukan kesejahteraan hidup bangsa-bangsa dunia.

Markas PBB terletak di kota New York, Amerika Serikat namun tanah dan bangunannya merupakan wilayah internasional. PBB memiliki bendera, kantor pos, dan perangko sendiri. Dalam persidangan PBB digunakan enam bahasa resmi, yaitu Arab, Inggris, Mandarin, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Tujuan PBB adalah: a. Menjaga perdamaian dunia.

Page 100: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 89

b. Mengembangkan hubungan bersahabat di antara bangsa-bangsa.

c. Bekerja sama untuk membantu rakyat untuk hidup lebih baik, melenyapkan kemiskinan, penyakit dan buta aksara di dunia, menghentikan perusakan lingkungan dan mendorong penghormatan terhadap hak-hak dan kebebasan manusia.

d. Menjadi pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai tujuan tersebut di atas.

Prinsip atau asas-asas yang melandasi kinerja PBB, yaitu: a. Semua negara anggota PBB memiliki kedaulatan yang sederajat. b. Semua negara anggota PBB harus mematuhi piagam PBB. c. Negara-negara harus berusaha untuk menyelesaikan

perselisihan mereka dengan cara damai. d. Negara-negara harus menghindari penggunaan kekerasan atau

ancaman untuk menggunakan kekerasan. e. PBB tidak boleh campur tangan di dalam masalah dalam negeri

manapun. f. Negara-negara anggota perlu membantu PBB. Badan-badan atau organ-organ PBB yang utama, terdiri dari: a. Majelis Umum (General Assembly): Majelis umum adalah satu-

satunya badan PBB yang anggotanya mencakup semua anggota PBB. Setiap anggota berhak mengutus 5 (lima) orang utusan dalam persidangan Majelis Umum. Masing-masing anggota Majelis Umum hanya mempunyai satu suara dalam persidangan.

b. Dewan Keamanan (Security Council): Dewan Keamanan adalah badan PBB yang berfungsi pokok memelihara atau mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional selaras dengan asas-asas dan tujuan PBB.

c. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council): Dewan Ekonomi dan Sosial adalah badan PBB yang terdiri dari 54 anggota. Setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan tiga tahun. Fungsi Dewan Ekonomi dan Sosial adalah bertanggung jawab atas kegiatan ekonomi dan sosial PBB.

Page 101: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

90 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

d. Dewan Perwakilan (Trusteeship Council): Dewan Perwakilan adalah badan PBB yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori wilayah perwalian.

e. Mahkamah Pengadilan Internasional (Internasional Court of Justice): Mahkamah Internasional adalah badan pengadilan resmi yang bersifat tetap dan bertugas untuk memeriksa dan memutus perkara-perkara yang diajukan padanya, baca selengkapnya di Pengertian Mahkamah Internasional.

f. Sekretariat (Secretariat): Sekretariat PBB adalah salah satu badan PBB yang dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal PBB, dibantu oleh seorang staf pembantu pemerintah sedunia. Badan ini menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh PBB untuk rapat-rapatnya.

B. Negara Demokrasi Modern 1. Devinisi Demokrasi modren

Perkembangan demokrasi di mulai dari demokrasi langsung, demokrasi kuno, yang mulai timbul dan berkembang sejak jaman yunani kuno sampai pada perkembangannya mencapai demokrasi tidak langsung, demokrasi perwakilan atau demokrtasi modern. Ini terjadi sekitar abad ke XVII dan abad XVIII, maka dalam hal ini akan erat hubungannya dengan ajaran-ajaran para sarjana hukum alam. Terutama ajaran Montesquieu, yaitu ajaran tentang pemisahan kekuasaan yang kemudian terkenal dengan nama Trias Politica.Ajaran inilah yang menentukan tipe dari demokrasi modern. Dan ajaran Rosseau yaitu ajaran kedaulatan rakyat yang justru tidak dapat dipisahkan dengan demokrasi.

Penjenisan terhadap negara-negara demokrasi modern ini berdasarkan atas sifat hubungan antara badan legislatif dengan badan eksekutif. Sedangkan penjenisan di sini di maksudkan untuk meninjau negara dari segi sistem pemerintahan. Untuk mengusahakan suatau tatanan atau tata tertib dari organisasi itu yaitu negara agar dapat tercegah adanya kekuasaan absolut. Montesquieu mengenmukakan dua sifat dari manusia yang berhubungan dengan kekuasaan, yaitu bahwa orang itu senang akan

Page 102: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 91

kekuasaan, apabila kekuasaan itu dipergunakan atau diperuntukkan bagi kepentingan dirinya sendiri dan bahwa sekali orang itu memiliki kekuasaan, ia senantiasa ingin meluaskan serta memperbesar kekuasaan tersebut.

Setelah montesque menggambarkan keberbagai negara untuk menyelediki sistem-sistem ketatanegaraan, antara lain di Inggris, ia berpendapat bahwa di Inggris telah dilaksanakan suatu sistem pemerintahan di mana dapat di hindarkan pemusatan lebih dari pada satu kekuasaan di dalam satu organ. Oleh karena itu montesque lalu berpendapat bahwa haruslah di cari suatu sistem pemerintahan di mana kekuasaan yang ada pada negara itu dipisahkan dan masing-masing kekuasaan itu kemudian di serahkan pada satu organ, di mana masing-masing organ itu satu sama lainnya terpisah. Inilah yang kemudian menjadi pokok dari pada apa yang di kemukakan oleh Montesque di dalam mengajukan salah satu ajarannya yang di kenal dengan sebuatan trias politica.

Page 103: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

92 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN SEBAGAI DASAR NEGARA

Oleh : MUHAMMAD HUSNI MUBARAQ

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia. Yang juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia merupakan sumber ke hidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pacasila sebagai pandangan hidup berisikan ajaran yang mengandung nilai-nilai luhur yang dirumuskan dalam sila-sila pancasila. Banyak perstiwa yang di tulis dalam sejarah nasional yang mencatat persepsi negatif tentang pancasila, artinya ingin mengganti Pancasila Pandangan Hidup dan dasar negara lain Sebagai pandangan hidup hidup bangsa indonesia, sejatinya pacasila dihayati dan direalisasikan oleh setiap kalangan kepemimpinan nasional, elite politik, tokoh-tokoh nasional tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh lintas budaya, tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh wanita, elemen mahasiswa dan lain-lain.80

Mengingat bahwa Pancasila di samping sebagai dasar negara juga merupakan pandangan Hidup bangsa indonesia, yang berarti dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam hidup sehari-hari, maka ia meliputi hal-hal yang sangat luas, termasuk bidang kerohanian. Seperti telah disebut di atas, sebagai pedoman MPR pernah mengeluarkan ketetapan No. II/ MPR/1978 tentang P-4, namun ketetapan tersebut sudah disebut.81

Pangkal tolak penghayatan dan pengalaman Pancasila ialah kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan 80 Prof . Dr. H Maswardi Muhammad Amin, M.Pd, “MORAL PANCASILA JATI DIRI BANGSA”

(Jakarta: GORGA MEDIA, 2013), 53-54.

81 Dr. H. Kabul Budiyono, M.Si, ”Pendidikan Pancasila” (Jakarta: ALFABETA, 2017), 165-161.

Page 104: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 93

diri dan kepentingan nya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara dan warga masyarakat. Dengan kesadaran dan pangkal tolak yang demikian tadi, maka sikap hidup manusia Pancasila adalah:

1. Kepentingan pribadinya tetap diletakkan dalam kesadaran kewajiban sebagai mahluk sosial dalam kehidupan masyarakatnya;

2. Kewajiban terhadap masyarakat dirasakan lebih besar dari kepentingan pribadinya.

Dari pengakuan bung karno , maka di jelaskan bahwa Pancasila tidak sama dengan pengertian misalnya marxisme sebgai hasil pemikiran filsafati dari karl marx, hingga dengan demikian. Pancasila tidak dapat dinamakan sebgai soekarnoiseme. Pandangan hidup adalah merupakan pandangan orang atau pengertian orang mengenai hakekat hidup dan kehidupan di dunia berisi tentang pandangan orang makna hidup dan kehidupan.82 (125)

Karena merupakan pengamalan pancasila, maka dalam mewujudkan sikap hidup tadi manusia dituntut oleh kelima sila dari Pancasila, Yaitu Oleh rasa ketuhana Yang Maha Esa, oleh rasa perikemanusiaan yang adil dan beradap, oleh kesadaran untuk memerkokoh persatuan oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan unutk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Pengamalan pacasila tidak lain bertujuan mewujudkan kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan, kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan yang lebih baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan negara bangsa indonesa. Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa indonesia juga terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat besar dan kecil, setiap kelompok masyarakat dsari keluarga-keluarga, dan setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi, karena itu membangun bangsa dan negara berdasarkan pancasila, berarti membangun manusia-manusia pancasila.83 (161)

82 Drs. Jarmanto,”Pancsila Suatu Tinjauan Aspek Historis Dan Sosip-Politis” (Yogyakara:Liberti), 125

83 Budiyono, Op. Cit., 161.

Page 105: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

94 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pancasila di bahas, dirumuskan, dan di sepakati oleh para pendiri Negara dalam rangka membentuk sebuah Negara nasional, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena Pancasila dirumus kan dan diputuskan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), nilai-nilai dasar yang terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut secara lahiriah merupakan hasil mufakat para anggota kedua badan tersebut. Para anggota kedua badan tersebut adalah tokoh-tokoh pergerakan nasional yang terkemuka dan didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Rumusan filosofis Pancasila terdapat dalam alinea keempat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang terdiridari lima sila, yaitu (1) ketuhanan yang maha esa (2) kemanusiaan yang adil dan beradab (3) persatuan indonesisa (4) kerayaktan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, (5) keadilan social bagiseluruh Indonesia.

Kelima sila tersebut di atas diterang kan dalam empat pokok pikiran yang tercantum dalam penjelasan undang-undangdasar 1945. Perlu diperhatikan bahwa dalam penjelasan undang-undang dasar 1945, sila-sila Pancasila ini sering berkaitan dan saling memberikan kualifikasi. Makna yang terkandung dalam setiap sila itu berfungsi memperkaya artisila-sila yang lainya.

Adapun pengertian dan makna keseluruhan sila tersebut dapat kita peroleh dengan mempelajari secara mendalam (a) sejarah pergerakan kemerdekaan nasional sejak awal Abad ke-20 sampai tahun 1945; (b) rangakaian pembicaraan dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI dalam tahun 1945; (c) pasal-pasal undang-undang dasar 1945 yang terkait; serta (d) materi ketetapan-ketetapan majelis permusyawaratan Rakyat yang sehubungan.

Dalam tahun 1978, dengan ketetapan No.II/MPR/1978, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetap kan pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila. Dalam garis-garis besar haluan Negara tahun 1998 dan 1993, lembaga tertinggi Negara tersebut telah menetapkan lebih lanjut wujud pelaksanaan setiap sila Pancasila dalam pembangunan nasional.

Page 106: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 95

Pasal 5 ketetapan Majelis Permusyawratan Rakyat No.TAP-II/MPR/1978 tersebut di atas menugasi presiden sebagai mendatari satau presiden bersama sama dengan dewan perwakilan rakyat untuk mengusahakan agar pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-sebaiknya dengan tetap berlandaskan peraturan perundangan yang berlaku. Terkandung dalam pernyataan ini adalah bahwa dariberbagai kebijaksanaan presiden, termasuk dari pidato beliau dalam berbagai kesempatan, juga dapat di sarikan embrio dari penjabaran Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang dinamis.

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai dasar yang tetap, nilai-nilai itu tercantum dalam rumussan tujuan Nasional dan cita-cita Nasional. Aktualisasi sejatinya dijabarkan secara efektif dan dinamis, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tantanan sistem kehidupan berkenegaraan yaitu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara kongkrit jabaran dari nilai-nilai pandangan hidup tersebut tampak dalam nilai-nilai instrumental sebagai acuan teknis operasional untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur sila-sila pancasila. Sifat dari nilai instrumental nilai-nilai Pancasila itu tidak lagi dalam wujud abstrak seperti dalam rumusan tujuan nasioanal dan cita-cita nasional. Rumusan nila-nilai instrumental itu sifatnya kongkrit dalam bentuk peraturan perundang-undangan seperti, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan Menteri, keputusan menteri dan peraturan-peraturan dibawahnya. Pancasila disepakati dalam perjanjian luhur sebagai pandangan hidup karena nilai-nilai yang terkandung didalmnya diakui kebenarannya yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, oleh karenanya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan tersebut diaktualisasikan dalam sila-sila Pancasila oleh para pejuang dan pendiri bangsa sebagai pandangan hidup bangsa indonesia.84

84 Amien, Loc. Cit

Page 107: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

96 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang satu itu tidak dua dan tiga dan seterusnya, yaitu pandangan hidup yang berwawasan nusanatara yang satu yaitu bertanah air yang satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan Berbahsa yang satu Bahasa bahasa indonesia.85

Pandang hidup memberikan jawab atas persoalan asal mula dan tujuan dari hidup dan kehidupan, baik tujuan yang langsung maupun yang terakhir dan kehidupan, baik tujuan yang langsung maupun yang terakhir. 86 Pancasila adalah pandangan hidup bangsa indonesia, maka Pancasila adalah pandangan hidup bangsa indonesia yang memberikan dasar, isi, arah dan tujuan hidupnya. Sebagai dasar hidup, Pancasila memberikan tempat berpijak bagi bangsa indonesia hingga ia tidak seperti layang-layang tanpa landasan, mudah terombang-ambing oleh arus pengaruh, tekanan dari sekitarnya. Dengan dasar ini, orang indonesia, memandang hidup dan kehidupan ini, cermin dari kehendak tuhan pencipta alam semesta seisinya, termasuk juga manusia sebagai bagian dari ciptaan-nya. 87

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia yang berfungsi sebagai tolak ukur bagi setiap perbatan bangsa di dalam segala aspeknya, bai aspek hidup dan kehidupan yang bersifat pribadi atau individual maupun sosial, bagi hidup dan kehidupan budayannya, hdup dan kehidupan bernegaranya, hidup dan kehidupan dengan etika atau estetiknya; dan juga tolak uku bagi pandangan manusia indonesia terhadap sesama manusia dan tuhan yang maha esa sebgai pembuat hidup.

Menurut tinjauan Pancasila sebgai pandangan hidup bangsa, maka setiap aspek tersebut hanya merupakan sebagian saja dari satu keseluruhan hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, maka misalnya pandangan manusia indonesia tentang keindahan tidak akan lepas dari pandangannya tentang manusia, lingkungan sekitarnya berupa flora, fauna dan alam pisik serta sosialnya, yang

85 Ibid

86 Jarmanto, Loc. Cit

87 Id. at121.

Page 108: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 97

memberikan dan menerima pengaruh secara timbal bailk, demi kesempurnaanya masing-masing.88

Di dalam kedudukannya sebgai pandangan hidup bangsa merupakan tolak-ukur bagi hidup dan kehidupan, maka Pancasila bangsa indonesia dijadikan landasan kebudayaan, landasan pendidikan landasan hidup bernegara, landasan kebudayaan, landasan pertanian dan karyaan, landasan hidup beragama dan berkpercayaan kepada Tuhan Ynag Maha Esa. Landasan pembinaan hukum nasional, landasan hidup perekonomian dan lain sebagainya perwujudan-perwujudan khususnya. Itulah masuknya Pancasila sebagai pandangan hidup adalah utuh, lengkap dan sempurna yang memancar dari isi jiwa bangsa indonesia. 89

88 Id. at125.

89 Id. at126.

Page 109: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

98 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Oleh : IKA AYU SRI LESTARI

A. Pengertian warga Negara dan Kewarganegaraan 1. Warga Negara

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi perkumpulan.warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara.Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi,warga negara secara sederhan diartikan sebagai anggota dari suatu negara.

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (bahasa inggris) yang mempunyai arti sebagai berikut: a. Warga negara b. Petunjuk dari sebuah kota c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air d. Bawahan

Menurut As Hikam dalam Ghaalli (2004), warga negara sebagai terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri.90 2. Kewarganegaraan

Istilah kewarganegaraan (citizenship) memilih arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut memori penjelasan dari Pasal II peraturan penutup undang-undang No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan republik indonesia, kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara.91

90 Winarmo, Pendidikan kewarganegaraan,(Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2008), hlm. 47. 91 Ibid., hlm. 49.

Page 110: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 99

B. Pengertian hak dan kewajiban warga negara

Sebagai warga yang berbangsa dan bernegara kita mendaptkan hak-hak sebagai warga negara dan dilindungi oleh hukum. Pemerolehan hak harus sejalan dengan pemenuhan tanggung jawab dan kewajiban sebagai warga negara demi terciptannya keamanan dan kedamaian dalam bernegara.

Sebelum pembahasan lebih dalam, dapat diketahui jika hak dan kewajiban warga negara meemiliki tiga ungsur pokok, yaitu hak, kewajiban, dan warga negara. Arti dari masing-masing ungsur itu adalah sebagai berikut: 1. Hak adalah sesuatu yang bersifat mutlak menjadi milik kita dan

penggunaannya tergantung kepada sendiri. Dalam bukunya pembukaan undang-undang dasar 1945 (pokok kaifalsafah negara indonesia) dalam pancasila dasar filsafah negara, Notonagoro mendefinisikan pengertian hak sebagai kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dan tidak dapat dilakuan melalui pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

2. Kita dasar ”wajib” menurut Notonagoro adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestian dibiarkan atau diberikan melalui pihak tertntu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Semestara itu, kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab.

3. Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah dalam negara yang diduduki dan mengakui sistem kepemerintahan di dalamnya. Lebih jelasnya warga negara atau penduduk adalah mereka yang memenhi syarat-syarat tertentu menurut perundang-undangan negara.

Dalam UUD 1945 Bab X, pasal tentang warga negara telah diamanatkan pada pasal 26,27,28 dan 30 yang isinya adalag sebagai berikut.

Page 111: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

100 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pasal 26 ayat (1) Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara.

Ayat (2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang

Pasal 27 ayat (1) Segala warga negara bersamaan dengan kependudukanya di dalam hukum dan pemerintahannya wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,

Ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 30 ayat (1) Hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.

Ayat (2) Pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang. Sebagai warga negara kita mendaptkan hak untuk mendapat perlindungan hukum, pekerjaan,penghidupan yang layak, hak untuk memilih, menyakini, memeluk kepercayaan, mendaptkan kedudukan yang sama di mata hukum, mendapat pendidiksn dan lain sebagainya tentu dengsn melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.92

Dalam konteks indonesia, hak warga negara terhadap negaraanya telah diatur dalam undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Di antara hak-hak warga negara yang yang dijamin dalam UUD asalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan kedua. Dalam pasal tersebut dimuat hak-hak asasi manusia yang melekat dalam setiap individu warga negara seperti hak kebebasan beragama dan bribadat sesuai dengan kepercayaannya, bebas untuk berserikat dan berkumpul (pasal 28E), hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja 92 Sigit pristiyanto, Pendidikan kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta: Pustaka baru

press, 2008), hlm. 105-107.

Page 112: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 101

serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam pemerintahan, hak atas status kewarganegaraan(pasal 28E), dan hak asasi lainnya yang terutang dalam pasal tersebut. Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara anatara lain kewajiban membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga,membela tanah aiar (pasal 27), membela pertahanan dan keamanaan negara (pasal 29), menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi pembatasn yang terulang dalam peraturan (pasal 28), dan berbagai kewajiban lainnya dalam undang-undang.93

C. Aspek Penting Dan Kewajiban Warga Negara

Warga negara adalah warga yang mendiami suatu negara dan diakui oleh peraturan yang berlaku di negaranya. Tentu sebagai warga negara harus menjaga kedamaian dan ketertiban negara dengan menjalankan kewajiban dan pada akhirnya mendapat hak-hak sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Berikut hak-hak Warga negara indonesia. 1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak:” Tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2. Hak ntuk hidup dan mempertahkan kehidupan:” Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahkan hidup dan kehidupannya.”

3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

4. Hak atas kelangsungan hidup.” Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.”

5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhuan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan , ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraa hidup manusia.

93 Dede rosyada dan A. Ubaidillah, Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, ( Jakarta:

Prenada Media, 2000), hlm,84.

Page 113: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

102 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

6. Hak untuk memajukan dirnya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Adapun hak akan didapat oleh warga negara jika kewajiban yang diembankan sudah terpenuhi agar terjadi keseimbanga. Kewajiban warga negara indonesia adalah : 1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan . Pasal 27 ayat (1) UUD

1945 berbunyi: “ Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu degan tidak ada kecualinya.”

2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan: “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28 ayat q mengatakan: “ setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.”

4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetpkan dengan undang-undang. Pasal 28 ayat 2 menyatakan: “ dalam menjalankan hak dan kebebasannya. Setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undnag-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntunan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) Uud 1945. Menyatakan: “ tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha perthankan dan keamanan negara.”94

94 Sigit Prasitiyanto, Op. Cip., hlm. 107-109.

Page 114: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 103

D. Hak dan Kewajiban menurut UUD 1945 Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban

wargenegara mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,33, dan 34 a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak dan wargenegara yang sama

dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.

b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak wargenegara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.

c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban wargenegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan wargenegara untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

e. Pasal 29 ayat (2) meneyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya.

f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban wargenegara untuk ikut serta dalam usaha pertahankan dan keamanan negara.

g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.95

95 Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 2016), hlm. 141.

Page 115: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

104 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DI ERA GENERASI MILENIAL MOCHAMAD IKBAL RIDWANULLOH

A. Eksistensi Pancasila Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang

berarti lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila adalah dasar yang menopang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengalaman pancasila berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang telah di ekstrak sedemikian rupa oleh orang-orang hebat pendiri bangsa Indonesia. Pancasila juga dapat dikatakan sebagai jiwa dari bangsa Indonesia.96

Pancasila merupakan fondasi bangsa yang harus yang harus dihidupi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, sekarang ini penanaman mengenai Pancasila terhadap generasi milenial tidak utuh dan kurang menyeluruh. Ini menyebabkan ketidakpedulian generasi milenial yang semakin menjadi-jadi dan tidak mengindahkan nilai-nilai Pancasila. Tidak heran jika sebagian besar generasi milenial sangat mudah untuk terpegaruh oleh ideologi dan budaya luar dan bahkan ideologi-ideologi tersebut mengatakan bahwa bertentangan dengan Pancasila.97

Nilai-nilai pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi yang selalu membawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi mampu dijadikan sarana untuk menahan dampak globalisai yang hadir. Dalam ranah ini , Pancasila dapat diartikan sebagai tubuh tanpa jiwa. Pancasila hanya dianggap sebagai simbol dan garnis saja. Pelengkap dan pemais, Tidak kurang dan tidak lebih. Hal ini terlihat dari begitu pesat masuknya dampak globalisasi yang masuk begitu saja ke Indonesia tanpa tedeng aling-aling dan filter.

96 Surono, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasil Masyarakat Ekonomi ASEAN,(MEA 2015), hlm. 5. 97 Fokky Fuad Wasitaatmadja Dan Jumanta Hamdayama, Spiritual Pancasila, (Prenadamedia Grup,

2018), hlm. 5.

Page 116: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 105

Dampak globalisasi tidak hanya berdampak positif saja, Dampak negatif dari adanya arus globalisasi berbanding lurus dengan dampak positif. Salah satu contoh dampak arus globalisasi adalah kecenderungan memudarnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia, dan merupakan fenomena yang aktual bahwa globalisasi sesungguhnya membawa misi liberalisasi dengan pesan-pesan visi dan misi Hak Asasi manusia (HAM) serta demokrasi, kebebasan dan keterbukaan98.

Makin minimnya pengamalan nilai pancasila tentu sangat meresahkan semua anak bangsa. Pembiaran atas kondisi ini, Apalagi jika sampai melanda anak mudah sebagai generasi penerus bangsa berpotensi membawa Indonesia menjadi Negara yang kehilangan pegangan atas ideologinya. Kondisi ini bisa semakin kritis, melihat apa yang teradi belakangan ini dimana munculnya pengaruh paham keagamaan pada tingkatan ektrem, Dimana ada kelompok keagamaan yang ingin mengganti pancasila dan meniadakan NKRI, kemudian menggantinya dengan khilafah. Tak kalah menghawatirkan, Potensi gerakan radikalisme yang terus menggerus pancasila yang ironisnya menarik minat kalangan mudah.99

Namun pada era sekarang belakangan ini kebinekaan Indonesia telah diuji. Berbagai kelompok dan pandangan yang ingin mengubah, mengancam, intoleran, dan mengusung selain ideology pancasila mulai bermunculan, banyak fenomena-fenomena dan isu-isu nasional belakangan mencuat kepermukaan yang menyangkut kebinnekaan mulai dari perbedaan agama, suku, ras dan antar golongan yang belakangan hari garis perbedaan semakin terlihat melebar akibat dari orang-orang yang berusaha merusak kebinnekaan Indonesia yang terbingkai dalam pancasila bahkan sampai kepada usaha-usaha suatu kelompok yang ingin mengganti pancasila sebagai dasar Negara, ideology nasional, dan falsafah atau pandangan hidup bangsa.100

98

Surono. Loc. Cit., hlm. 5. 99 Inggar saputra, Pancasila dan generasi milenial, (www.politik.rmol.co, 2018), hlm. 2. 100 Hariansyah, milenial bukan generasi micin, (medan: guepedia, 2018), hlm. 36.

Page 117: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

106 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Seharusnya pada usia Negara kesatuan republik Indinesia yang semakin dewasa ini tidaklah kita mempersalah, melakukan perdebatan mengenai dasar Negara kita bahkan sampai ke isu sudah tidak relevan, dalam usaha untuk menggantikan pancasila, pada hal jamak di ketahui sejak bangsa dan Negara ini memerdekakan diri sebagai Negara yang berdaulat bahkan jauh sebelum itu pancasila sudah mengalir dan mendarah daging dalam setiap kehidupan dan sejarah bangsa ini.101

Hal ini harus kita pahami bersama bahwa pancasila merupakan

ideology yang terbuka, yaitu ideology yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sebagai ideology terbuka pancasila selalu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman bukan dalam artian sempit bahwa pancasila sudah tidak relevan atau sudah tidak sesuai kebutuhan zaman, bahwa orang-orang tersebutlah yang memaknai pancasila dengan sempit, untuk menyulut usaha-usaha untuk mengubah ideology pancasila dengan ideology lain oleh karena itu ideology pancasila sebagai dasar Negara, falsafah atau pandangan hidup bangsa merupakan keputusan final yang tidak dapat di ubah dan di tukar ganti dengan ideology lain.102

B. Karakteristik Generasi Milenial

Generasi milenial atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X, Yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000 an. Maka ini berarti milenial adalah generasi mudah yang berumur 17-37 pada tahun ini. Milenial sendiri dianggap sangat special karena genersi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, Apalagi dalam hal yang berkaitan dengan tekologi.103

Generasi mileial mempuyai ciri khas tersendiri yaitu, Mereka lahir pada saat TV berwarna, Handphone juga Internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

101 Ibid., hlm. 37. 102 Ibid., hlm. 39. 103 Penjaga Rumah, Siapa itu generasi milenial, (www.rumahmillennials.com, 2018), hlm. 1.

Page 118: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 107

Dari sebagian besar penduduk Indonesia merupakan generasi milenial, Hal ini berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk membangun negaranya,104

Jika melihat dunia sosial media, generasi milenial sangat mendominasi jika dibandingkan dengan generasi X. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi milenial belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka. Generasi milenial cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial diskitar mereka seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi Indonesia. Kebanyakan dari generasi milenial hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonism. Memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya.105

Generasi milenial acap kali menganggap segala sesuatu itu dengan remeh temeh, woles dan tidak kaku ( suka sekali melompat dari sau pekerjaan ke pekerjaan yang lain atau mencoba hal-hal yang baru) karena merasa tidak cocok dengan lingkungan yang begitu kaku, rekan kerja yang cules, dan atasan yang hobinya marah melulu, memiliki tingkat narsisitas yang berlebihan, notabene dari mereka penggila gadget suka kepo dan up-dete status-status alay, pamer kemewahan dalam liburan atau kuliner yang di upload atau di posting ke akun pribadi media sosialnya, egois, malas dan manja. Tak ayal kebanyakan dari mereka disebut generasi micin.106

C. Penerapan Pancasila di Era Milenial

Generasi milenial sangat membutuhkan Pancasila sebagai dasar hidup dan sebagai ideologi. Dengan mengamalkan Pancasila, penyimpangan-penyimpangan yang didasrkan kata tidak menyadari bahwa perbuatan yang telah dilakukan salah tidak akan marak terjadi. Kecelakaan-kecelakaan yang merenggut nyawa karena keinginan untuk dilihat dunia tidak akan terjadi. Dengan masih terjadinya kejadian-kejadian tersebut mengindikasikan bahwa

104 Ibid.,hlm. 1. 105 Ibid., hlm. 2. 106 Hariansyah, loc. Cit., hlm. 14.

Page 119: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

108 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

generasi milenial belum sepenuhnya mengamalkan Pancasila sebagai dasar hidup.107

Gerakan cinta Pancasila khususnya terhadap generasi milenial dapat mengacu kepada keteladanan, pendidikan dan teknologi. Pancasila untuk generasi milenial tidak lagi berpatokan kepada indoktrinasi, melainkan kesungguhan menghidupkan nilai keteladanan para pahlawan bangsa. Perlu diciptakan figur manusia Pancasilais masa lalu dan sekarang.108

Sarana pendidikan mulai level usia sekolah dasar sampai perguruan tinggi sangat efektif melahirkan generasi muda Pancasilai. Khusus perguruan tinggi pembangunan karakter manusia Indoneia berjiwa Pancasila dapat dibangun dengan dialog dan pemikin kritis. Mahasiswa tidak lagi didoktrinasi melainkan dibangun upaya dialog mengenai pentingnya Pancasila, sejarah dan bagaimana realisasi dalam kehidupan keeharian mereka. Tak kalah penting, mahasiswa bisa diajarkan debat secara ilmiah, logis, argumentative dan kritis mengapa Pancasila dilupakan dan mengajakpartisifasi aktif mahasiswa untuk menghidupkan Pancasila. Pengemasan kegiatan lapangan dengan metode pembelajaran yang kreatif sangat mendukung hasil akhir pembelajaran Pancasila, sehingga kegiatan pembelajaran tidak selalu berbentuk ceramah saja.109

Penyampaian nilai-nilai Pancasila melalui teks panjang sangatla membosankan dan membuat generasi milenial sangat “melek” teknologi akan mudah merasa bosan. Penyampaian dapat dibuat lebih menarik dengan quotes atau video sehingga akan lebih mudah diserap dan diingat oleh generasi milenial. Informasi yang diberikan harus juga mengandung hal-hal positif jangan sampai mengandung hal-hal yang negatif yang dapat menyebabkan salah paham. Hal-hal yang menjurus radikal da mengacam keberagaman harus dihindari. Cara penyampaian nilai-nilai dengan baik harus dilakukan untuk mengurangi kesalahpahaman.110

107 Maria Asti, Kembangkan Pancasilla Di Era Milenial, (www.kompasmania.com, 2018), hlm. 2. 108 Inggar Saputra, Op. Cit., hlm. 3. 109Ibid., hlm. 3. 110 Maria Asti, Loc. Cit., hlm. 2.

Page 120: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 109

Munculnya teknologi adalah alat efektif “memikat” generasi milenial untuk terus bergerak memahami dan mengamalkan Pancasila. Pembuatan konten positif pancasila atau aplikasi games Salam pancasila misalnyadapat menjadi permainan mengasyikkan untuk mengenalkan Pancasila kepada anak-anak muda saat ini. Media social sebagai “makanan sehari-hari” anak muda dapat dikembangkan sebagai sarana pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangka seputar Pancasila.111

Generasi milenial sangat membutuhkan pancasila sebagai dasar hidup dan sebagai ideologi. Dengan mengamalkan Pancasila, penyimpangan-penyimpangan yang didasarkan dengan kata tidak menyadari bahwa perbuatan yang telah dilakuan salah tidak akan marak terjadi. Kecelakaan-kecelakaan yang merenggut nyawa karena keinginan untuk melihat dunia tidak akan terjadi. Dengan masih terjadinya kejadian-kejadian tersebut mengindakasikan bahwa generasi milenial belum sepenuhnya mengamalakan Pancasila sebagai dasar hidup.112

111 Inggar Saputra, Op. Cit., hlm. 4. 112 Maria Asti, Loc Cit., hlm.2.

Page 121: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

110 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

GEOPOLITIK INDONESIA Oleh: Indra

A. PENGERTIAN GEOPOLITIK INDONESIA

Geopolitik berasal dari kata geo yang bermakna bumi dan politik yang bermakna kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional. Jika ditinjau dari tataran konsepsi yang ada di Indonesia, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia yang merupakan prasarat bagi terwujudnya cita-cita nasional yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Konfigurasi Indonesia adalah unik dengan ciri-ciri demografi, antropologi, meteorology, dan latar belakang sejarah yang memberi peluang munculnya desintegrasi bangsa.

Kebangsaan di Indonesia terdiri dari tiga unsur geopolitik yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Ketiganya bersatu dalam semangat nasionalis dan sekaligus mendorong tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sesuai dengan proklamasi. Sublimasi dari Sumpah Pemuda adalah rasa kebangsaan dan menyatukan suara dan tekad untuk menjadi bangsa yang kuat dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain didunia.113 Paham kebangsaan adalah pengertian yang mendalam tentang bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya.

Paham kebangsaan dapat dibina melalui proses pengajaran dalam pendidikan wawasan nusantara, ketahanan nasional doktrin dan strategi pembnagunan nasional yang serta sejarah dan budaya bangsa. Untuk merancang materi itu, pengajar harus memiliki visi

113 Agus Sarwo Prayogi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi: Membangun Bangsa

Melalui Koridor Nilai-Nilai Pendidikan Dasar, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018),

hlm. 111.

Page 122: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 111

dan pengetahuan tentang kebangsaan dan kepentingannya untuk geopolitik. Sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan akan membuahkan rasa semangat kebangsaan atau nasionalis yang tinggi.114

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri negara ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia tercermin pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.115

Keaktifan dari geopolitik akan terlihat jika dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang luas dan kuat. Jika wawasan kebangsaan terlalu sempit dan dan lemah, geopolitik hanya akan menjadi permainan politik belaka. Sebaliknya, jika wawasan kebangsaan kuat, ikrar Sumpah Pemuda yang selama ini kita junjung akan terwujud. Ikrar Sumpah Pemuda merupakan amanat yang diwariskan dan harus kita jaga keutuhannya. Junaidi merumuskan wawasan nusantara secara ilmiah dalam bentuk konsepsi tentang kesatuan. Rumusan tersebut meliputi:

1. Kesatuan Politik

Kesatuan didasari dari adanya kebutuhan untuk mewujudkan pulau-pulau di wilayah nusantara menjadi satu entitas yang utuh sebagai tanah air. Ini berarti bahwa tidak ada lagi laut bebas di antara pulau-puau tersebut, sehingga laut di antara pulau-pulau itu

114 Ibid., hlm. 112. 115 Kaelan. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yoyakarta: Paradigma, 2016),

hlm. 145.

Page 123: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

112 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

berubah wataknya dari pemisah menjadi pemersatu tanah air nusantara.116

Diseluruh wilayah negara hanya berlaku satu hukum nasional. Adanya daerah khusus, daerah otonomi khusus, atau daerah otonomi diperluas merupakan nuansa dalam administrasi pemerintahan. Salah satu contohnya adalah ketika diizinkannya Timor Timur untuk melaksanakan referendum. Kondisi ini membuat warga Aceh menuntut hal yang sama, dan ada kemungkinan disusul oleh daerah lainnya. Gejala demikian disebut sebagai gejala mencairnya kesatuan politik. Terjadinya disintegrasi memerlukan pengertian tentang konsepsi ruang, yaitu ketika kesatuan politik tidak dapat dipertahankan maka muncullah frontier. Karena itu kesatuan politik dan ruang mutlak dibutuhkan untuk menanggulangi disintegrasi bangsa dan negara.

2. Kesatuan Ekonomi

Kegiatan ekonomi memerlukan ruang gerak dan ini dapat disediakan melalui proses demokratisasi. Sistem politik yang menganut asas desentralisasi, secara otomatis segala perizinan pun harus didesentralisir. Pendapatan dari kekayaan alam harus dibagi secara adil antara pusat dan daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga diberikan peranan secara proporsional. Timbulnya rasa ketidakberdayaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat merupakan benih awal munculnya disintegrasi.

Salah satu tantangan bagi asas kesatuan ekonomi adalah globalisasi. Hal-hal yang semula bisa diputuskan oleh pemerintah, kini bergantung pada perputaran pasar global. Pemerintah memang berdaulat atas mata uang rupiah, tetapi tidak bisa mengendalikan nilai tukarnya. Di sinilah kesatuan ekonomi sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan negara.117

3. Kesatuan Sosial Budaya

Kesatuan sosial budaya sesungguhnya merupakan sublimasi dari rasa, paham, dan semangat kebangsaan. Tanpa memandang 116 Agus Sarwo Prayogi, Loc. Cit. 117 Ibid., hlm. 113-114.

Page 124: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 113

suku, ras, agama serta asal keturunan, perasaan kesatuan yang kuat dapat dibentuk, tentu dengan mengacu pada wawasan kebangsaan Indonesia sebagaimana dicontohkan oleh Sumpah Pemuda. Kesatuan sosial budaya dikaitkan dengan pembentukan ketahanan pribadi merupakan pencegahan terjadinya frontier. Hal ini perlu diwaspadai karena setiap budaya mempunyai ciri atau kemampuan untuk memsubversi budaya lain secara halus.

4. Kesatuan Hankam

Makna utama dari kesatuan hukum adalah bahwa masalah bidang hankam (pertahanan keamanan), khususnya keamanan dan pembelaan negara adalah tanggung jawab bersama. Atas dasar itulah sistem Hankam memiliki 3 ciri utama yaitu: a. Orientasinya pada rakyat, karena memang diperuntukkan

terciptanya rasa aman dan keamanan rakyat. b. Pelibatannya secara semesta, yang maknanya adalah bahwa

setiap warga dan setiap fasilitas dapat dilibatkan di dalam upaya hankam.

c. Digelarnya di wilayah nusantara secara kewilayahan, yang maknanya tiap unit wilayah harus diupayakan agar dapat menggalang ketahanan masing-masing.118

B. TEORI-TEORI GEOPOLITIK 1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)

Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi politik dengan dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organisme (makhluk hidup). Dia memandang negara dari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).119 Secara rinci pandangan Frederich Ratzel tentang geopolitik adalah sebagai berikut. a. Negara itu seperti organisme yang hidup. 118 Ibid., hlm. 115. 119 Kaelan, Op. Cit., hlm. 150.

Page 125: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

114 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

b. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.

c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.

d. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar pula kebutuhannya akan sumber daya alam.

e. Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan, dan setiap kegiatannya (ekonomi, perdagangan, perindustrian) harus diimbangi oleh pemekaran wilayah.

Ilmu Bumi Politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru menimbulkan dua aliran, di mana yang satu berfokus pada kekuatan darat, sementara lainnya berfokus pada kekuatan laut.120

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922)

Rudolf Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik.121 Esensi ajaran Kjellen dapat dirinci sebagai berikut. a. Negara merupakan suatu organisme yang memiliki intelektual. b. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang

meliputi bidang-bidang politik. c. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.

Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu negara memerlukan ruang hidup (lebensraum), serta mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang

120 Agus Sarwo Prayogi, Op.Cit., hlm. 116-117. 121 Ibid., hlm. 117.

Page 126: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 115

kemudian melahirkan ajaran adu kekuatan (Power politics atau Theory of Power).122

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946)

Karl Haushofer melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Ajaran Karl Haushofer juga mengandung ajaran realisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Adapun pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut. a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

tidak terlepas dari hukum alam. b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar

kekuasaan Imperium maritim untuk menguasai pengawasan di lautan.

c. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan Italia). Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.

d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947) Halford Mackinder mempunyai konsepsi geopolitik yang

lebih strategis yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai daerah jantung yaitu Eropa Timur dan Rusia maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia.

122 Kaelan, Op. Cit., hlm 151-152.

Page 127: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

116 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan (1840-1914) Alfred Thayer Mahan mengembangkan lebih lanjut konsepsi

geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, tetapi lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan mengusai kekayaan dunia.123

6. Teori Geopolitik Guilio Douhet (1869-1930), William Mitchel

(1878-1939), Saversky, dan JFC Fuller Guilio Douhet dan William Mitchel mempunyai pendapat lain

dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.

123 Agus Sarwo Prayogi, Op. Cit., hlm 118-119.

Page 128: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 117

NEGARA DAN KONSTITUSI Oleh: Intan Novianti

Secara umum, negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tanpa konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara. Dasar-dasar penyelenggaraan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar.

Negara yang berlandaskan pada suatu konstitusi dinamakan negara konstitusional (constitusional state). Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai negara konstitusional maka konstitusi negara tersebut harus memenuhi sifat atau ciri-ciri dari konstitusionalisme (constitusionalism). Jadi, negara tersebut harus pula menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitualisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.

A. KONSTITUSIONALISME 1. Gagasan tentang Konstitusionalisme

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat (penduduk), wilayah dan pemerintah, pemerintah adalah suatu unsur negara. Pemerintahan yang menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan bernegara.124 Dan rakyat juga harus bekerja sama dalam mewujudkan tujuan bersama.

Di negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar

124 Wandhi Pratama Putra dan Ruslan Rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI, (Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2016), hlm. 96.

Page 129: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

118 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

rakyat. Di samping itu, pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya perlu dibatasi agar kekuasaan itu tidak disalahgunakan, tidak sewenang-wenang serta benar-benar untuk kepentingan rakyat. Mengapa kekuasaan perlu dibatasi? Kekuasaan perlu dibatasi karena kekuasaan itu cenderung disalahgunakan, seperti yang dikemukakan oleh Lord acton mengetengahkan suatu ungkapan yang sangat populer yaitu: “Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely”125 (kekuasaan cenderung untuk disalahgunakan dan kekuasaan mutlak pasti dipersalahgunakan).

Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi (hukum dasar atau Undang-Undang Dasar negara). Konstitusi atau undang-undang dasar negara inilah yang mengatur dan menetapkan kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan pemerintahan negara efekif untuk kepentingan rakyat serta tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar.

Gagasan bahwa kekuasaan negara harus dibatasi serta hak-hak dasar rakyat dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan konstitusionalisme. Carl J. Friedrich berpendapat: “Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah. Pembatasan yang dimaksud termaktub dalam konstitusi.”

Oleh karena itu, suatu negara demokrasi harus memiliki dan berdasar pada suatu konstitusi, apakah konstitusi itu bersifat naskah (written constitution) atau tidak bersifat naskah (unwritten constitution). Akan tetapi, tidak semua negara berdasar pada

125 Ibid.

Page 130: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 119

konstitusi dan memiliki sifat konstitusionalisme. Di dalam gagasan konstitusionalisme, Undang-Undang Dasar sebagai lembaga mempunyai fungsi khusus yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan di satu pihak dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi warga negara. Jadi, dapat disimpulkan di dalam gagasan konstitusionalisme, isi dari pada konstitusi negara bercirikan dua hal pokok, yaitu: a. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa

agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. b. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga

negara. Konstitusi atau undang-undang dasar dianggap sebagai

perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan ungkapan: “Government by law, law by men” (pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia).126

Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara. Organisasi negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan atau penggunaan mekanisme yang disebut negara. Oleh karena itu, kata kuncinya adalah konsensus general agreement. Jika kesepakatan itu runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan dan pada gilirannya dapat terjadi civil war (perang sipil). Dan di Indonesia sendiri pernah terjadi perang sipil pada tahun 1945, 1965, dan 1998.127

Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke-20, gagasan mengenai konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara) mendapatkan perumusan secara yuridis. Daniel S. Lev memandang konstitusionalisme sebagai paham “negara terbatas”. Para ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant dan Frederich Julius Stahl memakai istilah

126 Ibid., hlm. 96-97. 127 Kaelan. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yoyakarta: Paradigma, 2016),

hlm. 103.

Page 131: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

120 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV Dicey memakai Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of Law biasa diterjemahkan dengan istilah ”Negara Hukum”.128

2. Negara Konstitusional

Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar. Namun tidak setiap negara memiliki Undang-Undang Dasar. Konstitusi dalam kaitan ini memiliki pengertian yang lebih luas dari undang-undang dasar. Negara konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi negara tersebut juga harus menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitualisme merupakan gagasan bahwa konstitusi suatu negara harus mampu memberi batasan kekuasaan pemerintahan serta memberi perlindungan pada hak-hak dasar warga negara. Suatu negara yang memiliki konstitusi tetapi isinya mengabaikan dua hal pokok di atas maka bukan negara konstitusional.

Negara konstitusional bukan sekedar konsep formal, tetapi juga memiliki makna normatif. Di dalam gagasan konstitualismenya, konstitusi tidak hanya merupakan suatu dokumen yang menggambarkan pembagian dan tugas-tugas kekuasaan tetapi juga menentukan dan membatasi kekuasaan agar tidak disalahgunakan. Sementara itu di lain pihak konstitusi juga berisi jaminan akan hak-hak asasi dan hak dasar warga negara. Negara yang menganut gagasan konstitualisme inilah yang disebut Negara Konstitusional (Constitutional State).

Adnan Buyung Nasution menyatakan negara konstitusional adalah negara yang mengakui dan menjamin hak-hak warga negara serta membatasi dan mengatur kekuasaannya secara hukum. Jaminan dan pembatasan yang dimaksud harus tertuang dalam konstitusi. Jadi, negara konstitusional bukanlah semata-mata negara yang telah memiliki konstitusi.129

128 Wandhi Pratama Putra dan Ruslan Rauf, Op. Cit., hlm. 98. 129 Ibid., hlm. 98-99.

Page 132: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 121

B. Konstitusi Negara 1. Pengertian Konstitusi

Terdapat dua istilah terkait dengan norma atau ketentuan dasar dalam kehidupan kenegaraan, kedua istilah ini adalah konstitusi dan Undang-Undang Dasar (UUD). Konstitusi berasal dari bahasa Perancis consituer yang berarti membentuk. Membentuk yang dimaksud dalam istilah ini adalah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu negara. Konstitusi dalam bahasa latin berasal dari dua kata, cume dan statuere. Cume bermakna “bersama dengan...” dan statuere bermakna ”membuat sesuatu agar berdiri” atau “mendirikan, menetapkan sesuatu”. Arti dari Undang-Undang Dasar merupakan terjemahan dar bahasa Belanda, grondwet. Kata ground berarti tanah atau dasar, dan wet berarti undang-undang.130

Kata konstitusi mempunyai arti lebih luas dari pengertian Undang-Undang Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam Undang-Undang Dasar. Dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia pengertian konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat.131

Konstitusi juga dapat diartikan sebagai hukum dasar. Para pendiri negara kita (the founding fathers) menggunakan istilah hukum dasar. Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: “Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di samping Undang-Undang Dasar berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis itu disebut konvensi.132

130 Agus Sarwo Prayogi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi: Membangun Bangsa

Melalui Koridor Nilai-Nilai Pendidikan Dasar, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018),

hlm. 183. 131 Kaelan, Op. Cit., hlm. 110-111. 132 Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan Rauf, Op. Cit., hlm. 100.

Page 133: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

122 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

2. Kedudukan Konstitusi Konstitusi secara umum berisi hak-hak yang mendasar dari

suatu negara. Hal-hal mendasar itu adalah aturan-aturan atau norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok bernegara.

Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya meski mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi.

a. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Konstitusi berkedudukan sebagai Hukum Dasar karena berisi aturan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Secara khusus konstitusi yang memuat aturan tentang badan-badan pemerintahan lembaga-lembaga negara dan sekaligus memberikan kewenangan kepadanya. Misalnya, raja, di dalam konstitusi biasanya akan ditentukan adanya badan legislatif, cakupan kekuasaan badan legislatif tersebut dan prosedur penggunaan kekuasaannya, demikian pula dengan lembaga eksekutif dan yudikatif. b. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karena itulah aturan-aturan lain yang dibuat oleh pembentuk Undang-Undang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.133

133 Ibid., hlm. 102-103.

Page 134: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 123

DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT MADANI

Oleh : Irvani Dhimas Bakti Andika A. Demokrasi dan Implementasinya

Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat. Atau pun Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telah tentang demokrasi, ini karena dua alasan: Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental dan Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda (Rais, 1955:1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan, demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer, sistem referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.

Page 135: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

124 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

B. Demokrasi Indonesia

Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.

Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.134 C. Penegakan Hukum

Asas penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintahan yang profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Sehubungan dengan hal tersebut, realisasi wujud good and clean governance, harus diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakkan hukum yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Supremasi hukum b. Kepastian hukum c. Hukum yang d. Penegakan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif e. Independensi peradilan D. Pengertian HAM

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati, maka tidak ada kekuasaan apa pun di dunia yang dapat mencabut hak asasi setiap manusia. HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan, Atau pun hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugrah

134 Rosyada Dede, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media,

2005), hlm. 34.

Page 136: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 125

tuhan yang dibawa sejak lahir. Adapun beberapa definisi hak asasi manusia menurut para ahli adalah: 1. Austin-Ranney, Ham adalah ruang kebebasan individu yang

dirumuskan secara jelas dalam konsitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.

2. A.J.M Milne, Ham adalah hak yang dimiliki oleh semua uamt manusia di segala masa, dan di segala tempat karena keutaman keberadannya sebagai manusia.

3. John Locke , Ham adalah hak yang diberikan langsung oleh tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati,Artinya hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari haikikatnya sehingga sifatnya suci. Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia memiliki beberapa ciri-ciri khusus jika dibandingkan denagn hak-hak lainnya. Berikut ini penjelasan mengenai ciri-ciri HAM: 1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat

dihilangkan atau diserahkan 2. Tidaka dapat dibagi, artinya semua oarang berhak mendapatkan

semua hak. 3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat

manusia yang sudah ada sejak lahir 4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku utntuk semua

oarang tanpa memandang status,suku bangsa ataupun perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.135

E. Perkembangan HAM di Indonesia

Secara garis besar, perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dapat dibagi kedalam dua periode: sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah kemerdekaan. Kesungguhan pemerintahan B.J Habibie dalam perbaikan pelaksanaan HAM ditunjukkan dengan pencanangan program HAM yang dikenal dengan istilah Rencana

135 R. Kunjana Ahmad, Pancasila Sebagai Demokrasi, (Yogyakarta: Indah, 2008), hlm. 13.

Page 137: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

126 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Aksi Nasional HAM, pada Agustus 1998. Agenda HAM ini bersandarkan pada empat pilar, yaitu: 1. Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM 2. Diseminasi informasi dan pendidikan bidang HAM 3. Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM dan 4. Pelaksanaan isi perangkat internasional di bidang HAM yang

telah diratifikasi melalui perundang-undangan nasional. Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dikukuhkan oleh

PBB dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) pada 1948. Menurut DUHAM, terdapat lima jenis hak asasi yang dimiliki oleh setiap individu: hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi); hak legal (hak jaminan perlindungan hukum); hak sipil dan politik; hak substensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan); dan hak ekonomi, sosial, dan budaya.136

F. HAM dalam tinjauan Islam

Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi semua manusia tanpa pandang bulu. Sebagai agama kemanusiaan, Islam meletakkan manusia pada posisi yang sangat mulia. Dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la al-Maududi, HAM adalah ahlak kodrati yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apa pun.

Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep tentang hak dalam Islam: hak manusia, dan hak Allah. Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam praktiknya tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Dengan ungkapan lain, hak Tuhan dan hak manusia dalam Islam terkandung dalam ajaran ibadah sehari-hari. Islam tidak memisahkan antara hak Allah dan hak manusia.

Adapun hak manusia, seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya. Islam menekankan bahwa pada setiap hak manusia terdapat hak Allah; meskipun seseorang berhak memanfaatkan hartanya, tetapi ia tidak boleh

136 Rosyada Dede, Op. Cit., hlm. 20.

Page 138: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 127

menggunakan harta keluarganya untuk tujuan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Kewajiban mengeluarkan zakat bagi setiap Muslim byang mampu merupakan contoh lain dari ajaran Islam tentang kepedulian sosial yang harus dijalankan. Menurut Maududi, ajaran tentang HAM yang terkandung dalam piagam Magna Charta tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam di negeri Arabia.

Terdapat tiga bentuk Hak Asasi Manusia dalam Islam. Pertama, hak dasar, sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak premier dan hak sekunder.137 G. Pengertian Masyarakat madani

Masyarakat madani (Civil Soecity) adalah sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat berupa pemikiran, seni, dan pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan UU. Ciri-ciri masyarakat madani adalah; kemajemukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik (reprocity), dan sikap saling memahami dan menghargai. Sehingga Anwar menyimpulkan watak masyarakat madani yang dimaksud sebagai guiding ideas, dalam melaksanakan ide-ide yang mendasari keberadaannya yaitu prinsip moral, keadilan, kesamaan, musyawarah, dan demokrasi.

Karakteristik Civil Soecity

Dibutuhkan unsur-unsur sosial yang menjadi prasyarat terwujudnya masyarakat madani. Faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khas masyarakat madani. Unsur pokok tersebut yaitu:

137 Ronto Kusumo, Pancasila sebagai ideologi dasar, (Jakarta: Pt Balai Pustaka, 2012), hlm. 7-8

Page 139: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

128 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

1. Wilayah publik yang bebas (free public sphere), yaitu ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat/ pandangan sosial-politik warga masyarakat tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil soecity.

2. Demokrasi, yaitu tatanan sosial-politik yang bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan untuk warga negara – merupakan prasyarat mutlak bagi keberadaan genuine civil soecity.

3. Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.

4. Kemajemukan (pluralisme), merupakan sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial yang beragam dan disertai sikap tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan.

5. Keadilan sosial, adalh keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan, berupa ekonomi, politik, pengetahuan, dan kesempatan.

Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya membangun Masyarakat Madani di Indonesia, yaitu dengan: 1. Pandangan integrasi sosial dan politik, yaitu pandangan bahwa

sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kehidupan nyata sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.

2. Pandangan reformasi sistem politik demokrasi, yakni pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada pembangunan ekonomi.

3. Paradigma membangun Masyarakat Madani sebagai basis utama pembangunan demokrasi.138

138 Ibid., hlm. 10-12.

Page 140: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 129

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT M. IZZAT AL MUBAROK

A. Pengertian Sistem dan Filsafat Sistem dapat didefinisikan sebagai satu keseluruhan yang

terdiri dari aneka bagian yang bersama-sama mebentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan. Tiap-tiap bagian mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda dengan bagian yang lain, namun demikian tugas dan fungsi itu demi kemajuan, memperkuat keseluruhan tersebut. Suatu sistem harus memenuhi lima persyaratan seperti berikut ini : 1. Merupakan satu kesatuan utuh dari unsur-unsurnya. 2. Bersifat konsisten dan koheren, tidak mengandung kontradiktif. 3. Ada hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. 4. Semuanya mengabdi pada tujuan yang satu yaitu tjuan bersama.

Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philen berarti cinta, sedangkanSophia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian secara etimologis filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat dari segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.

Pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup bahasannya maka mencakup banyak bidang bahasan antara lain tentanng manusia, alam, pengetahuan, etika, logika dsb. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu, antara lain filsafat politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama dll.

Page 141: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

130 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sbb :

1. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksitensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang, ontology, kosmologi dan antropologi.

2. Epistemology, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.

3. Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.

4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.

5. Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.

6. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu

pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapatmengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing, antara lain : 1. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal. 2. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi. 3. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas. 4. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan.

B. Arti pancasila sebagai filsafat

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman majapahit dalam kesatuan. Namun denga datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.139

139 Dr. H. Kabul Budiyono.2017. Pendidikan Pancasila. Alfabeta

Page 142: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 131

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat panacasila perl;u ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat sebagai berikut : a. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental

atau mendasar di kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari Negara.

b. Filsafat pancasila mampu memberikan kebenaran yang substansi termasuk hakikat Negara, ide Negara, dan tujuan Negara, tujuan Negara dapat kita temukan setiap konstitusi Negara yang bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan suatu Negara dengan Negara lain.

c. Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatuan berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau Negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.

C. Pancasila sebagai Sistem Filsafat Sebagai sistem filsafat, pancasila yang terdiri dari bagian sila-

silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian sila-silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan pancasila.140

Pancasila sebagai sistem filsafat berarti bahwa pancasila merupakan kesatuan pemikiran yang mendasar yang membawakan kebenaran yang substansial atau hakiki. Jadi, pancasila bukanlah hasi pemikiran yang secara spontan timbul dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Apa yang dipikirkan oleg Bug Karno telah memenuhi syarat-syarat kefilsafatan antara lain melalui deskripsi, berfikir yang kritik, evaluative, dan abstraksi.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

140 Prof. Dr. H. Tukiran, Dkk. 2011. Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa. Alfabeta

Page 143: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

132 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Satu kesatuan bagian-bagian. 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri. 3. Saling berhubungan, saling ketergantungan. 4. Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama

(tujuan sistem). 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich,

1974:122)

a. Filsafat Pancasila Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collectieve Ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.

b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu antara lain :

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan Pancasila.

2. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer Pancasilasebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.

3. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Page 144: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 133

c. Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.

2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).

3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.

4) Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada

hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan Negara.

Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu

Page 145: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

134 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Fungsi Filsafat Pancasila : a. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental /

mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.

b. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan).

c. Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

Page 146: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 135

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh: Julia Eka Sari

Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-unsur negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya. Kedudukan sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban yang bersifat timbal-balik.

Pemahaman yang baik mengenai hubungan antara warga negara dengan negara sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis. Pada akhirnya pola hubungan yang baik antara warga negara dapat mendukung kelangsungan hidup bernegara.141 A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan 1. Warga Negara

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Kita juga sering mendengar kata-kata seperti warga desa, warga kota, warga masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia. Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi, warga negara secara sederhana dapat diartikan sebagai anggota dari suatu negara.

141 Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI,

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), hlm. 69.

Page 147: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

136 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Istilah warga negara merupakan terjemahan dari kata citizen yang mempunyai arti: a. Warga negara; b. Petunjuk dari sebuah kota; c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air; d. Bawahan atau kawula.

Menurut As Hikam dalam Ghazalli, warga negara sebagai terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri.142

Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara. Hubungan itu nantinya tercermin dalam hak dan kewajiban. Seperti halnya kita sebagai anggota sebuah organisasi, maka hubungan itu berwujud peranan, hak dan kewajiban secara timbal-balik. Anggota memilki hak dan kewajiban terhadap anggotanya.

Perlu dijelaskan istilah rakyat, penduduk dan warga negara. Rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.143

Dalam pengertian umum rakyat adalah individu-individu yang menjadi “anggota warga negara”. Dengan demikian, kita mengenal masyarakat yang anggota-anggotanya berasal dari satu suku dinamakan masyarakat suku (Batak, Padang, jawa, Sunda, Bali, Sasak), ada pula masyarakat yang anggotanya para ilmuan kita namakan ilmiah, ada masyarakat yang anggotanya warga kota dinamakan masyarakat kota, ada pula masyarakat yang anggotanya warga negara, dinamakan masyarakat warga (Civil Society) atau masyarakat “Madani” (masyarakat yang menjunjung toleransi tinggi toleransi demokrasi dan nilai-nilai peradaban).

142 Ibid., hlm. 69-70. 143 Ibid., hlm. 70-71.

Page 148: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 137

Oleh sebab itu dapat disimpulkan status latar belakang anggota masyarakat tersebut adalah indentitas pada kewarganegaraan, bukan pada kesukuan, agama, golongan, ataupun pendirian politik. Falsafah bangsa kita pancasila tidak menganut paham itu, tetapi menganut paham kebersamaan terlepas dari status dan peran warga tersebut. Civil society adalah wilayah atau ruang publik yang bebas (the free public sphere). Di mana individu warga negara melakukan kegiatan secara merdeka menyatakan pendapat berserikat dan berkumpul dan kepetingan umum yang lebih luas. Adapun Karakteristik civil society adalah sebagai berikut. 1. Adanya free public sphere, ruang public yang bebas dimana

masyarakat dapat mengtualisasikan kehidupan tanpa rasa takut dari campur tanggan negara.

2. Demokrasi merupakan entitas menjadi penegak civil society. 3. Toleran merupakan sikap yang di kembangkan dalam civil

society untuk memperoleh sikap saling menghargai dan saling menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain dari berbagai latar belakang kehidupan (masyarakat majemuk).

4. Pluralisme, berarti menerima kemajemukan dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga harus di sertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan sebagai rahmat dari Tuhan.

5. Keadilan Sosial, dimaksudkan untuk meyebutkan keseimbangan dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup segala aspek kehidupan. Oleh karenanya tidak ada monopoli, penguasaan atau pemusatan aspek kehidupan pada sekelompok masyarakat.144

2. Kewarganegaraan

Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keangotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut memori penjelasan dari pasal II peraturan penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan 144 Zainul Ittihad Amin, Pendidikan Kewarganegaraan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2016), hlm. 18-21.

Page 149: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

138 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara.145

Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis

1) Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.

2) Kewarganegaraan dalam Arti Sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.146

b. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil 1) Kewarganegaraan dalam arti formil menunujuk pada tempat

kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.

2) Kewarganegaraan dalam arti materiil maenunjuk pada akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut

memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya. 147

145 Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan rauf, Op. Cit., hlm. 71. 146 Ibid., hlm. 72. 147 Ibid., hlm. 73.

Page 150: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 139

Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa Oleh : Kiki Achmad Setiawan

A. Pengertian Filsafat Sebelum dibahas pengertian filsafat secara material maka

dipandang perlu untuk membahas terlebih dahulu makna dan arti istilah “filsafat”. Secara etimologi “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “Hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Sehingga menurut asal katanya: filsafat (philo-shopia) berarti “mencintai kebijaksanaan” 148atau “mencintai hikmah/pengetahuan.

Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu ingin dan berusaha untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan kebijaksanaan lebih lanjut berarti “pandai”, tahu dengan mendalam dan seluas-luasnya, baik secara teoretis sampai dengan keputusan untuk bertindak.149 Beberapa ahli mengartikan filsafat sebagai berikut:150 1. Menurut R.Beerling, filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas,

diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.

2. Menurut Corn. Verhoeven, filsafat meradikalkan keheranan kesegala jurusan.

3. Menurut, Arne Naess filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertian-pengertian.

148 Kaelan, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma), hlm.7 149 Paulus Wahana, 1993, Filsafat Pancasilais, (Yogyakarta: Kanisius), hlm.18-

19 150 Ibid

Page 151: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

140 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

4. Menurut I. Kant, berfilsafat yang sebenarnya adalah menguji secara kritis akan kepastian sesuatu yang dianggap sudah semestinya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang bersifat menyeluruh.

Lingkup Pengertian Filsafat

Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Maka untuk mengetahui lingkup pengertian filsafat terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai berikut.151 1. Objek Material Filsafat

Objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material konkret seperti manusia, alam, benda, binatang, dan sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup, dan lain sebagainya.

2. Objek formal filsafat Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut, maka lingkup pengertian filsafat menjadi sangat luas. Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat.152

1. Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu Manusia perlu menentukan suatu kebijaksanaan yang hakiki dan rasional. Agar manusia dapat menyelesaikan secara arif bijaksana harus memiliki dasar-dasar kebijaksanaan yang lazimnya bersumber pada agama dan pandangan hidupnya.

2. Filsafat sebagai satu sifat dan pandangan hidup Manusia dalam menghadapi dalam segala macam problema dalam hidupnya

151 Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila, (Yogyakarta:Paradigma), hlm.6 152 Ibid, hlm.7-9

Page 152: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 141

harus diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Artinya manusia harus memiliki prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak terombang-ambing.

3. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menghadapi persoalan-persoalan yang memerlukan suatu jawaban. Namun tiidak semua persoalan manusia tidak dikatakan filsafat. Persoalan manusia yang termasuk dalam lingkup filsafat adalah bersifat fundamental, mendalam, hakiki, serta memerlukan jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat hakikatnya.

4. Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran Dalam perkembangan filsafat muncul system-sistem pemikiran dan teori-teori. Filsafat sendiri mengacu kepada suatu hasil atau teori yang di hasilkan oleh para filsuf.sehingga terdapat berbagai macam wujud hasil pemikiran dan dalam berbagai bidang.

5. Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia. Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu pengetahuan yang berkembang ini. Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah dalam metode, objek penelitian serta segala instrument penelitian haruslah memiliki kesesuaian. Maka semua sistem pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa ditinjau secara kritis oleh filsafat.

6. Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif. Menurut para ahli filsafat spekulatif tujuan filsafat adalah berupaya menyatu paduan hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, serta ilmu pengetahuan yang dilakukan secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan kesimpulan pemahaman secara umum tentang manusia, masyarakat, alam, dan hubungannya dengan manusia dan makhluk hidup lainnya serta pandangan-pandangan yang menjangkau ke arah masa depan. Para filsuf yang berupaya untuk mendapatkan pandangan yang bersifat komprehensif antara lain,

Page 153: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

142 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

John Dewey, Hegel, A.N. Whitehead. Aristoteles, Plato, Berson dan lain sebagainya.

B. Filsafat Pancasila Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang

sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.153 Bentuk filsafat Pancasila digolongkan menjadi:154 1. Falsafah Pancasila bersifat religius, ini berarti bahwa filsafat

pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari tuhan yang maha esa dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk kemampuan berpikir.

2. Falsafah pancasila dalam arti praktis, ini berarti bahwa filsafat pancasila di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekadar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari, agar hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun akhirat.

Fungsi pokok filsafat Pancasila: 1. Falsafah pancasila sebagai pandangan hidup155

Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang digunakan sebagai pegangan, pedoman atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian ini falsafah pancasila adalah falsafah untuk di amalkan dalam

153 Burhanuddin Salam, 1996, Filsafat Pancasilaisme, (Jakarta: Rineka Cipta),

hlm.25 154 Ibid, hlm.25-26 155 Kabul Budiyono,2009, Pendidikan Pancasila,(Bandung: Alfabeta), hlm 126-

127

Page 154: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 143

kehidupan sehari-hari, dalam segala bidang kehidupan dan penghidupannya. Falsafah pancasila yang berasal dari kepribadian bangsa Indonesia sama halnya dengan falsafah pancasila sebagai pandangan hidup, karena merupakan ciri-ciri khas dari bangsa Indonesia. Falsafah pancasila merupakan hakikat pencerminan budaya bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dari peradaban, keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dan kepribadian yang berasal dari sejarah sejarah pertumbuhan dan perkembangan sendiri. Pencerminan kehidupan yang dialami bangsa Indonesia yang bersuku-suku dan mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Semua dari perbedaan itu terdapat persamaan yaitu budi dan kepribadian.

2. Falsafat pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia156 Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945 menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka. Landasan atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-serangan baik secara internal maupun eksternal. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas dasar itulah didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik ini yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan. Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara, maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan dengan Pancasila.

156 Burhanuddin Salam, Op. cit, hlm.25-26

Page 155: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

144 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA Oleh. LAFIIDA SALTUTI

A. Pemahaman Tentang Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dipunyai

seseorang sejak ia dalam kandungan dan berlaku secara Universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

Sekarang ini HAM adalah sesuatu yang berbeda dengan hak-hak yang sebelumya terbuat dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang sekarang ini kita kenal dirujuk dan dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal batasan kenegaran.

Konsep HAM yang diakui oleh negara Indonesia menurut hukum dibagi menjadi dua kategori, yaitu hak-hak pokok yang pada dasarnya dimiliki oleh semua orang yang bertempat tinggal disuatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya. Menurut para ahli konsep HAM perkembangan terbagi menjadi 4 generasi. 1. Generasi I : mengacu pada hak-hak pribadi politik dan

hukum. 2. Generasi II : mengacu pada hak-hak dasar ekonomi, sosial

dan budaya. 3. Generasi III : mengacu pada hak-hak komunitas untuk

perkembangan. 4. Generasi IV : perimbangan hak dan kewajiban warga

negara.

Page 156: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 145

Seiring bergantinya generasi konsep HAM mengalami kemajuan dan tepat sasaran. HAM mempunyai beberapa jenis dan pembagian HAM (Junaidi, 2013).157 Jenis Hak Asasi Manusia: 1. Hak untuk hidup. 2. Hak untuk memperoleh pendidikan. 3. Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain. 4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. 5. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.

Pembagian bidang, Jenis dan macam Hak Asasi Manusia: 1. Hak asasi pribadi 2. Hak asasi politik 3. Hak asasi hukum 4. Hak asasi ekonomi 5. Hak asasi peradilan 6. Hak asasi sosial budaya

Jenis-jenis dan pembagian tersebut menyebabkan HAM menjadi bagian utama dari kajian hukum Internasional dan itu menyebabkan komunitas Internasional memiliki kepedulian yang kuat tentang isu HAM. Karena pada dasarnya HAM merupakan mekanisme pertahanan diri dari kekuasaan negara yang rentan disalah gunakan.

B. Dasar-dasar Hukum pelaksanaan HAM

Negara pada hakikatnya wajib menjamin bahwa sistem hukumannya tidak sembarangan dengan Hak Asasi Manusia yang bersifat Internasional sesuai dengan wilayahnya dan terutama untuk melindunginya. Dokumen resmi yang diakui secara universal seperti Internasional Convenant of Human Rights 1966 yang didasarkan pada Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia pada tahun 1948.

Dalam Mukaddimah Deklarasi Universal tantang Hak Asasi Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis

157 Junaidi. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan.( Yogyakarta: Graha Ilmu).

Page 157: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

146 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Umum Perserikatan Bangsa-bangsa Nomor 217 A (III) tanggal 10 desember 1948vterdapat pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-

hak yang sama dan tidak dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia.

2. Mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan hati nurani umat manusia.

3. Hak-hak manusia perlu dilindungi dengan peraturan hukum. 4. Pembangunan hubungan persahabatan diantara negara-negara

perlu ditingkatkan. 5. Bangsa-bangsa dari perserikatan Bangsa-bangsa didalam Piagam

Perserikatan Bangsa-bangsa telah menegaskan kembali kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia.

6. Negara-negara anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum.

7. Pemahaman yang sama mengenai hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang sungguh-sungguh dari janji tersebut.

Atas pertimbangan diatas, Majelis Umum PBB menyatakan: Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

sebagai suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara. Dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan didalam masyarakat, dengan senantiasa mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan memberikan pendidikan. Gunanya menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut dengan jalan tindakan-tindakan yang proresif yang bersifat Nasional atau Internasional.

C. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan

dengan pandangan filosofis tentang hahekat manusia yang melatar belakanginya. Menurut pandangan filsafata bangsa Indonesia yang

Page 158: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 147

terkandung dalam pancasila hakikat manusia adalah ‘monopluralis’. Susunan kodrat manusia adalah jasmani-rokhani (raga dan jiwa). Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi Deklarasi Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia daripada Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia beserta convenantnya, telah mengangkat hak-hak asassi manusia dan melindunginya dalam kehidupan negara, yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh The Founding Fathers bangsa Indonesia, misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI sebagai berikut:

“Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa hak dari warga negara, agar jangan sampai timbul negara kekuasaa atau ‘Machtsstaat’ atau negara penindas (Yamin, 1959:207).158

Dalam pembukaan UUD 1945 alenia I dinyatakan bahwa:” Kemerdekaan adalah hak segala bangsa “. Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan secara yuridis, hak-hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana terkandung dalam Deklarasi PBB pasal I. Dasar filosofis hak asasi manusia tersebut adalah bukan kemerdekaan manusia secara individualis saja, melainkan menempatkan manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yaitu sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu hak asasi ini tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asas manusia.

Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan suatu Undang-Undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup 158 Yamin Muhammad, 1959, Naskah persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Vol. II, (Siguntang,

Jakarta).

Page 159: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

148 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

bersama. Demikian juga negara Indonesia memiliki ciri tujuan negara hukum material, dalam rumusan tujuan negara “...Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa...”.

Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945, maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rokhaniah, antara lain kaitannya dengan hak-haka asasi bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan Agama. D. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk , misalnya dalam pasal 29 (2) disebutkan”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Dibagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus untuk warga negara, misalnya dalam pasal 27 (2) yang menyebutkan “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan dalam pasal 31 (1) yang menyebutkan “Tiap-tiap warganegara berhak mendapat pengajaran”.

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,33 dan 34. a) Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama dalam

hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.

b) Pasal 28 menetapkan hak dan kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan.

c) Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya.

d) Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Page 160: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 149

PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA PENGAMALAN

PANCASILA Oleh : MUHAMMAD IMRON

Pengamalan pancasila sering kali kita dengar terutama sejak Orde baru perlunya pancasila diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun selalu saja terkesan slogan belaka dan tidak membumi. Pada ketatapan MPR NO. XVIII/MPR/1998 dinyatakan bahw pancasilasebagaimana di maksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dlaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dalam GBHN terakhir 1999-2004 di sebutkan pula bahwa misi pertama penyelenggara bernegara adalah pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara. Bagaimana sesungguhhnya melaksanakan atau mengamalkan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bernegara itu?

Pengamalan pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan dengan cara : 1. Pengamalan secara Objectif

Pengamalan secara objektif adalah dengan melakukan dan menaati peraturan perunang-undangan sebagai norma hukum negara yang berlandaskan pancasila.

2. Pengamalan secara subjektif Pengamalan subjektif adalah dengan menjalan kan nilai-nilai pancasila yang berwujud norma etika secara pribadi atau

Page 161: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

150 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

kelompok dalam bersikap atau bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.159

Dalam istilah lain, kaelan (2002) menyatakan perlunya aktualitas Pancasila.Aktualitas pancasiladibedakan attas dua macam, yaitu aktualitas pancasila secara abjektif, yaitu realisasi pada setiap individu dan aktualisasi objektif, yaitu realisasi dalam segala aspek kenegaraaan dan hokum. Sebagai dasar (filsafat) negara ada kewajiban moral dari negara (penyelengara negra) untuk melaksanakan nilai pancasila.

Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan kekuasaan negara untuk menerapkannnya. Seorang Warga negara atau penyelenggaranegara yang berperilaku menyimpang dai peraturan perundang-undangan yang berlaku akan mendapatkan sanksi.pengamalan secara objektif bersifat memaksa serta adanya sanksi hokum, artinya bagi siapa saja yang melanggar norma hukum anka mendapatkan sanksi. Sdsnys prngsmslsn objektif ini sdslsh konsekuensi dan mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai norma hukum negara.

Di samping mengamalkan secara ojsektif, secara subjektifwarga negara danpenyelenggara wajib mengamalkan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, erbangsa, dan bernegara. Dalam rangka pengamalan secara subjektif ini Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan bertingkah laku setiap warga negara dan penyelenggara negara. Etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumberkan pada nilai-nilai pancasila sebagaimana tertuang dalam ketetapan MPR NO. VI/MPR/2001 adalah norma-norma etika yang dapat kita amalkan. Melanggar norma etika tidak mendapatkan sanksi hukum tetapi sanksi yang berasal dari diri sendiri. Adanya 160.

Sebagai geejala manusia, kebudayaan adalah setua sejarah manusia sendiri, yakni manusia sebagai mahluk individual dan social sekaligus. Penyimpulan ini sebenarnya tidak lebih dari konsekuensi logis dari kenyataan manusia sebagai mahluk individual dan sosial

159 Winarno, S. pd., M. Si.Surakarta, Mei 2007, paradigm baru pendidikan kewarganegaraan, Jakarta

13220, PT Bumi Aksara, jl. Sawo Raya No.18. 160 Ibid, 28

Page 162: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 151

sekaligus. Bias jga dirumuskan: manusia adalah mahluk yang membudaya dalam kebersamaan dengan sesamanya. Ini dapat kita saksikan sejak kehidupan masyarakat manusia purba yang terutama ditandai oleh kebutuhan dasar yang di dorong oleh nalurinya, sampai dengan tahapan kehidupannya yang ditandai oleh fungsi nalurinya.

Dalam sejarah kemanusiaan berbagai pengejawantahan perilaku dan karya manusia biasa menjadi sumbangan pada terwujudnya suatu cara hidup yang memilikk ciri khas. Lestarinya sumbangan itu bias jadi kemudian makin melekat dan menunggal pada kehidupan bersama, sehingga apa yang tampil sebagai perilaku dan karya manusia itu semakin kentara kaitannya dengan pandagan hidup tertentu yang dimiliki oleh kebersamaannya.

Kondisi kebersamman itulah yang nyata berpengaruh pada cara dan pandang hidup yang berciri khas itu. Ketika manusia masih hidup terutama demi survival saja, maka maka minum dan reproduksi menguasain daur hidupnya. Pada tahap ini hukum Darwin struggle for survival dan survival of the fittesth hampir penuh menentukan pola perilaku individual dan kolektif.161

Tahap kemudian, tatkala manusia tidak sekedar mencari dan mengumpulkan makanaan , melainkan juga menghasilkan dan mengolah kebutuhan makan-minumnya, maka terjadilah pula perubahan dalam daur hidupnya sehaari-hari. Manusia mulai merancang berbagai alat sebagai “perpajangan” untuk membantunya; maka menciptakan peralatan dengan nilai guna (utility) yang makin lama makin di sempurnakan. Apalagi ketika manusia berhasil mewujudkan bentuk roda, maka erjadilah perubahan yang lebih menyolok : mereka mulai “menggelinding” menjad penjaja yang berbondong-bondong berpindah-pindah. Melainkan juga pola kehidupan yang baru. Mungkin cukup beralasan untuk mengatakan, bahwa denga di ketemukannya bentuk roda itu maka terjadilah suatu ‘refolusi”dalam kehidupan masyarakat manusia.

161 Fuad hasan, 1989, Renungan budaya, Jakarta, perum balai pustaka.

Page 163: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

152 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Bersama dengan berubahnya cara hidup oleh pemanffaatan roda itu, maka juga semkin luas lingkungan manusia, dan seiring dengan meluasnya lingkungan alam nya makin luas pula cakrawalanya.manusia hutan makin mampu melepaskan diri dari jeratan belantara, manusia gunung bias turun ke dataran rendah; dan mengikuti sunngnai yang di temuinya dalam penjelajahan mungkin saja ia akhiri sampai di muaraya lalu berkenalan dengan lautan rakit dan biduk tidak mungkin dihasilkan tanpa pertemuan manusia dengan perairan, dan untuk mencipta rakit dan biduk itu ia menemukan bahan dan bentuk yang dapat mengapung, dari sehimpunan daun-daunan hinga segelondong batang pohon.162

Mungkin sekali pada mulanya semua itu merupakan rancangan dan karya manusia yang didasarkan padapendekatan cara trial dan error belaka. Namun demikian, jelas juga bahwa manusia tidak sekedar ditandai oleh kurioritasdalam pergaulannya dengan alam sekelilingnya; manuasia adalah juga satu-satunya mahluk yang berikhtiar untuk membangu kesesuaian senyaman mungkin dengan alam sekelilingny. Alam tidak dibiarkan tampil sebagai lawan yang menantang dan mengancam, melainkan di ikhtiarkan jadi kawan yang dapat dimanfaatkan demi kenyamanan hidupnya.

Begitulah maka ikhiar manusia membangun dunianya itu menjelma sebagai kehidupan dan secara umum dapar di simpulkan sebagai kehidupan yang membudaya. Dari penemuan roda yang begitu sederhana tapi berakibat besar terhadap gaya hidup manusia,hingga penemuan robot masa kini yang begitu canggih sampai bias mengalih begitu banyak fungsi manusia sendiri, dilakukanlah kenyataannya bahwa kehidupan manusiaditandai oleh kecenderungan membangun cara dan pandangan hidupnya. Ini barangkali yang secara umum dapat di anggap sebagai muatan konsep “kebudayaan”.163

Maka mustahil kita membayangkan segala kebudayaan yang didukung secara individual semata-mata; kebudayyan dalam arti yang sebenarnya hanya dapat di andalkan pada kehidupan manusia sebagai kebersamaan. Kebersamaan itu pula yang menjadi penjamin 162 Ibid. 163 Ibid. , 15

Page 164: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 153

terjadinya pengalihan cara dan pandangan hidup generasi demi generasinya.

Membayangkan proses pengalihan itu sebagai pewarisan barang jadi seba utuh menyeluruh dan seba kedap pengaruh adalah ilusi belaka, bahkan menyirat sanggahan terhadap adanya dinamika dalam kehidupan yang membudayasebagaimana Nampak nyata sepanjang sejarah kemanusiaan sendiri.meskipun demikian, perubahan yang terjadi tak mungkin terlepas sama sekali dari apa yang telah ada sebelumnya. Kebudayaan bukan suatu yang dapat di bangun sekedar out of the blue. setiap kebudayaan dalam keadaan sebagai status praesens adalah sekaligus status quoante untuk perkembangannya lebih lanjut; masa kininya suatu kebudayaan mengenggam kemungkinan bagi perkembangan nya di masa depan.

Kebudayaan sebagai gejala manusiawi adalah penjelmaan yang serentak “ada-dan-menjadi” dan hanya demikianlah kebudayaan sejati berkembang. “ada-dan menjadi”, bukan yang “ diada-adakan”; jika yang pertama mendukung terbentuknya aktifitas sejati, maka yang kedua tidak akan lebih artinya dengan satu maskerade dengan kosmetika sementara.

Demikianlah beberapa catatan ringkas sebagai pengantar penyajian suatu konsepsi tentang kebudayaan; sutu konsepsi yang memang diangkat dari presepsi terhadap eksistensi manusiawi, atau; apa yang di konsepsikan (the conceived) di angkat dari apa yang di persepsikan (the perceived).

Jelas kiranya konsepsi bukan devinisi. Mengingat banyaknya deinisi tentang kebudayaan, maka kewenangan untuk memilih definisi itu terserah pada si ahli dari kalangan disiplin yang mengelola bidang kebudayaan khususnya.perlu juga kita catat, bahwa istilah kebudayaan relative kebudayaan baru diperkenalkan ke dalam lingkunga ilmu. Mungkin orang bias kembali pada nama-nama Wilhelm Dilthey (1833-1911) yang melaliu salah satu karya utamanya (einleitung in die Geisteswissanscaften) memperkenalkan dimensi kebudayaan dalam lingkungan ilmu pengetahuan. Ia di susul oleh muridnya, Eduard Spranger (1882-1947) , yang melalui karya utamanya ( lebensformen) meminta perhatian parapara ahli psikologi agar memperhatikan pengaruh kebudayaan terhadap pola

Page 165: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

154 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

prilaku tipologi keperibadian. Nama-nama Broinslaw Malinowski (1884-19420) dan frans boas (1858-1942) tentu lebih nyaring terdengar dngar sebagai suara pelopor perihal kebudayaan.

Bertolak dari konsepsi kebudayaan seperti dijabarkan di atas tadi, maka persoalan slanjutnya ikhtiar apa yang harus di tempuh untuk memprojeksikanpengembangan kebudayaan kita bertolak dari status praesens.

Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, kita memiliki konstitusi yang juga mencantumka fasal berkenaan dengan kebudayaan dan pengembangannya. Walaupun fasal yang bersangkutan itu rumusannya ringkas, namun lugas dan tegas. Hal ini sangat menguntungkan, karena dengan demikian jelaslah bahwa kita memberi arti dan peran yang penting pada kebudayaan dalam kehidupan kita.

Adapun mengenai penjelasan fasal itu mungkin saja ada berbagai tafsiran. Dalam hubungan ini baik kiranya perbedaan itu kita bahas hingga akhirnya terjadi kristalisasi pemahaman yang memperkaya wawasan kita. Sebaliknya kita harus berusaha mencegah timbulnya kesenjangan pemahaman antara sesame kita, sehingga upaya untuk mengengangkan kebudayaan kita jadi terhambat atau maju terssendat-sendat. Untuk jelasnya, berikut ini adalah bunyi fasal 32 bab XIII UUD -1945:

“pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia” dan penjelasannya adalah sebagai berikut:

“kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya.

Kabudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.”

Dari penjelasan fasal itu teranglah, bahwa pengembangan perlu kebudayaan Indonesia harus meliputi pengakuan dan pengukuhan kebudayaan daerah, dan sekaligus memungkinkan sikap

Page 166: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 155

keterbukaan untuk menerima unsur kebudayaan asing yang di anggap baik dan positif pengaruhnya terhadap eksistensi kebangsaan Indonesia.

Maka dalam mengembangkan kebudayaan nasional, kita tidak perlu ingkar terhadap pluralism kebudayaan tradisional, seraya bersikap terbuka dalam pertemuan antar budaya yang beraneka itu. Keterbukaan sikap itu juga diminta dalam pertemuan kitadengan budaya asing. Dalam penjelasan itu tersirat pula pengakuan. Bahwa kebudayaan itu memiliki dinamika yang harus disertakan dalam pemikiran untuk pengenbangannya.

Idealism berorientasi pada nilai-nilai trasendental; realism yang bertolak dari kondisi yang faktual. Eksistensi yang membudaya adalah konvergensi dalam ruang lingkup dikotonomi itu. Cita-cita kebangsaan untuk membangun masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sebagai termaktub dalam pembukaan UUD 1945 memberikan orientasi pada usaha pengembangan kebudayaan.

Page 167: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

156 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL Oleh: Mansyur

Sebagai makhluk bermasyarat, masunia berhadapan dengan lingkungan yang berwujud manusia juga.ia berhadapan dan bergaul dengan sesame manusia yang sama sama mempunyai kemerdekaan pribadi, kehendak, keinginan, dan perasaan. Di dalam proses kemasyarakatan itu, kadang-kadang terjadi perselisihan, percekcokan, dan konflik antar individu ataupun konflik antar kelompok. Berdasarkan kodratnya, manusia sejak lahir mempunyai sifat dwitunggal, yaitu sebagai makhluk pribadi dan warga masyarakat. Kedua sifat itu selalu melekat pada diri setiap manusia. Kesadaran akan diri sendiri itu menyebabkan manusia menyadari hidup, mengetahui kebutuhan, dan menyadari cara memenuhi kebutuhannya.

Di samping mengarah ke dalam diri sendiri (individu), kesadaran manusia juga engarah ke dunia sekitar hidupnya, yaitu lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat, manusia berusaha menyesuaikan diri agar terjadi keserasian hidup Bersama. Ia menyadari bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri. Ia juga menyadari bahwa manusia hanya dapat hidup wajar jika hidup bermasyarakat.hal ini sesuai pendapat Aristoteles bahwa manusia adalah zoon politicon. Artinya, manusia adalah mahluk yang memounyai hasrat untuk hidup Bersama.

Untuk bergaul dengan orang lain, manusia memerlukan pedoman atau pegangan hidup Bersama yang di sebut norma atau hukummasyarakat yang mengatur ketertiban hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegarasehingga terjadi suasana yang tertib dan teratur .walaupun sudah ada norma masyarakat, hukum masyarakat,

Page 168: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 157

ataupun peraturan perundang-undangan nasional, ternyata masi ada orang yang melanggaratau tidak mematuhinya sehingga timbul ke tegangan atau konflik. Pelanggaran-pelanggaran itu, misalnya perkelahian, pencurian, penganiayaan, perampokan,korupsi,dan penipuan. Untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran diperlukan alat-alat negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.

A. Pengertian Norma dan Hukum 1. Pengertian Norma

Norma adalah kaidah dan ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan manusia dalam arti luas. Dengan kata lain, norma adalah aturanatau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat yang dipakai panduan, tuntunan, dan kendali tingkah laku yang sesuai dan di terima.setiap warga masyarakatharus patuh kepada norma-norma yang berlaku.

Macam-macam norma yang ada dalam masyarakat,antara lain sebagai berikut ; a. Norma Agama

Norma agama adalah peraturan hidup yang di ciptakan oleh tuhan Yang Maha Esa untuk manusia agar hidupnya bahagia di dunia dan akhirat, Norma agama berisi perintah, larangan,dan anjuran dari tuhan Yang Maha Esa. Orang yang melanggar norma agama akan mendapatkan sanksiberupa siksa dari tuhan diakhirat.sedangkan yang mematuhinya akan memperoleh pahala.

b. Norma Kesusilaan Norma kesusilaan adalah peraturan hidup tentang perbuatan baik dan burukyang bersumber dari hati nurani manusia.norma kesusilaan berisi tentang tingkah laku yangberdasarkan 164kebenaran dan ke adilan. Orang yang melanggar norma kesusilaan akan mendapatkan sanksi berupa penyesalan atau merasa bersalah.165

164 Sunardi H,S,dkk., Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan,Perpustakaan Nasional, (Surakarta:

Putaka Mandiri, 2004), hlm 2.

Page 169: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

158 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

c. Norma Kesopanan Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang menjadi kebiasaan dan berlaku dalam lingkungan masyarakat

tertentu.norma kesopanan sering jga di sebut adat istiadat. Norma kesopanan berisi tentang kebiasaan-kebiasaan yang telah menjadi adat dalam kehidupan masyarakat. Orang yang melanggar norma kesopanan akan mendapatkan sanksi berupa pengucilan dalam pergaulan hidup, ejekan, ataupun cemoohan.

d. Norma Hukum Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang di buat oleh negara secara tertulis dan mempunyai sanksi yang jelas.norma hukum berisi peraturan yang mengikat setiap orang. Orang yang melanggar norma hokum akan mendapatkan sanksi berupahukuman atau denda dari negara.

2. Pengertian Hukum Negara kesatuan republik Indonesia adalah negara berdasar

atas hokum, tidak berdasar atas kekuasaan. Hal ini sesuai dengan undang-undang Dasar 1995 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini mengandung. Pengertian bahwa negara dalam melaksanakan tindakan apapun harus di landasi oleh hokum.

Suatu negara dapat di sebut dengan hokum apabila memiliki syarat-syarat,antara lain a. Memiliki undang-undang dan peraturan yang di gunakan untuk

mengatur hak dan kewajiban warga negaranya b. Memiliki alat-alat negaraseperti kepolisian, kejaksaan, dan

pengadilan c. Harus ada bantuan rakyat kepada alat-alat negara

Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia di dalam bahan penjelasan undang-undang dasar republic Indonesia yang dikeluarkan sekretaris jendral MPR RI tahun 2002 menyebutkan bahwa persyaratan teoretis suatu negara adalah negara hokum. Antara lain.

Page 170: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 159

a. Ada jaminan danperlindungan hak asasi manusia b. Ada pembagian kekuasaan yang tegas dan mekanisme checks and

balances antar Lembaga negara c. Penyelenggaraan negara dan perilakuwarga negara dilakukan

berdasar atas hokum d. Ada kekuasaan kehakiman yang bebas dan mandiri Adapun ciri-ciri negara berdasarkan hukum dalam arti materiil, antara lain : a. Ada pembagian kekuasaan dalam negara b. di akuinya hak asasi manusia yang di tuangkan dalam konstitusi

dan peraturan perundang-undanganan c. Ada dasar hukum bagi kekuasaan pemerintahan (asas legalitas) d. Ada peradilan yang bebas dan merdeka, serta tidak memihak e. Segala warga negara bersaan kedudukanya di dalam huku dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya f. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan g. Ada kewajiban pemerintahan untuk memajukan kesejahteraan

umum dan kehidupan bangsa166 Ada beberapa pengertian hukum, antara lain sebagai berikut a. Hukum adalah seperangkat yang menentukan tata tertib dalam

suatu masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan mempunyai kekuatan mengikat atau memaksa bagi pelanggarnya.

b. Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat

c. Hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh badan-badan resmi (yang berwenang) yang bersifat memaksa, dan menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat di sertai sanksi tertentu bagi pelanggarnya.

166 Ibid.

Page 171: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

160 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan ketiga pengertian hukum tersebut dapat di simpulkan bahwa hokum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang untuk mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang bersifat memaksa dengan sanksi yang tegas bagi pelanggaranya. Dengan demikian, pengertian hukum itu mengandung unsur-unsur sebagai berikut a. Seperangkat peraturan untuk mengatasi tingkah laku manusia

dalam masyarakat b. Pembuatan dikukan oleh badan/ lembaga yang berwenang c. Sifatnya memaksa d. Sanksi atau ancaman hukuman tertentu bagi pelanggarnya.

Hukum bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia di dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian, fungsi hukum adalah melindungi hak-hak setiap orangagar tidak di larang orang lain. Hukum yang berlaku dalam masyarakat di sebut hukum positif

Indonesia sebagai negara hukum bertujuan menciptakan ketertiban dan ke amana, ke adilan dan kesejahteraan di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di dalam negara hukum Indonesia ,perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia di jamin dengan diiringi asasinya. Setiap warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan wajib menjunjung tinggi hukum. Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak-pihak lain di luar kekuasaan kehakiman di larang.artinya hakim memeriksa dan mengadili perkara tidak boleh di pengaruhi oleh siapapun juga167

B. Makna dan Karekteristik Hukum 1. Makna dan Karekteristik Hukum

seorang filsuf pernah mengatakan bahwa hukum itu ibarat pagar di kebunbinatang. Mengapa orang berani berkunjung ke kebun binatang karena ada pagar yang membatasi antara liarnya kehidupan binatangdengan para pengunjung. Jika tidak ada pagar yang memisahkan pengunjungdenganbinatang.tentu saja tidak akan ada orang yang berani masuk ke kebun binatang. Para pengunjung 167 Saroji Dahlan, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 3, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2003),

hlm. 28.

Page 172: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 161

dapatmenikmati kehidupan binatang dengan dengan aman karena ada pagar yang membatasi mereka dengan binatang buas tersebut.

Demikianlah hukum itu pada hakikatnya merupakan pagar pembatas, agar kehidupan manusia aman dan damai. Coba bayangkan jika seandainya di negara kita ini tidak ada hukum. Dapat di perkirakan, kesemrawutan akan terjadi dalam segala hal, mulai dari kehidupan pribadi sampai pada kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai contoh, kalua seandainya tidak ada peraturan lalu lintas, kita tidak akan dapat memperkirakan kearah mana seorang pengendara kendaraan bermotor akan berjalan, di sebelah kiri atau kanan. Pada saat lampu menyala merah apakah pengendara akan berhenti atau jalan dengan adanya peraturan lalu lintas lampu pengatur lalu lintas berwarna merah, maka semua kendaraan harus berhenti. Arus lalu lintas menjadi tertib dan keselamatan orangpun dapat terjamin.

Dari uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa hukum itu merupakan aturan ,tata tertib ,dan kaidah hidup .Akan tetapi ,sampai saat ini belum ada kesepakatan yang pasti tentang rumusan arti hukum.Untuk merumuskan pengertian hukum tidaklah mudah, karena hukum itu meliputi banyak segi dan bentuk sehingga satu pengertian tidak mungkin mencangkup keluruhan segi dan bentuk hukum.

Selain itu , setiap orang atau ahli akan memberikan arti yang berlainan sesuai dengan sudut pandang masing-masing akan menonjolkan segi-segi tertentu dari hukum.Hal ini sesuai dengan pendapat Van Apeldorn bahwa “defenisi tentang hukum adalah sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya sesuai kenyataan”.Akan tetapi meskipun sulit merumuskan definisi yang baku mengenai hukum, di dalam hukum terdapat beberapa unsur,di antaranya sebagai berikut . 1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan

masyarakat . 2. Peraturan itu dibuat dan diteapkan oleh badan -badan resmi

yang berwajib. 3. Peraturan itu bersifat memaksa. 4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Page 173: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

162 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah adanya perintah dan larangan perintah atau larangan tersebut harus di patuhi oleh semua orang, hukum berlaku di masyarakat dan ditaati oleh masyarakat karena hukum memiliki sifat memaksa dan mengatur.hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang tidak menaatinya akan diberikan sanksi yang tegas.dengan demikian, suatu ketentuan hukum mempunyai tugas berikut : 1. Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam

masyarakat. 2. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian , keadilan,

kemakmuran , kebahagiaan dan kebenaran. 3. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan “main hakim sendiri”

dalam pergaulan masyarakat. 4. Pengelolahan hukum

Hukum mengatur seluru aspek kehiduoan manusia. Mengingat apek kehidupan manusia sangat luas, sudah barang tentu ruang lingkup atau cangkupan hukumpun begitu luas. Untuk itu, perlu dilakukan penggolongan atau pengklasipikasian. Berdasarkan keputusan ilmu hukum, hukum dapat di golongkan sebagai berikut. a. Berdasarkan sumbernya

1. Hukum undang- undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

2. hukum kebiasaan ,yaitu hukum yang terletak dalam aturan -aturan kebiasan.

3. hukum traktat ,yaitu hukumyang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian tentang negara (traktat).

4. Kukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.168

168 Lukman Surya Saputra dkk.,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: Pustaka Setia

Bandung, 2017), hlm165.

Page 174: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 163

Negara Kesatuan Republik Indonesia Oleh : Marhama

A. Pengertian NKRI

Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya Negara di dunia memiliki suatu ciri khas yaitu mengangkat nilai yang telah dimilik sebelum membentuk suatu Negara modern. Nilai tersebut berupa nilai adat kebudayaan, nilai religious yang beraneka ragam sebagai suatu unsure Negara. Selain itu Indonesia tersusun atas unsur- unsur wilayah yang terdiri dari beribu-ribu pulau, sehingga membentuk Negara. Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu Negara maka bangsa Indonesia harus memilik karakteristik, ciri khas dari berbagai keanekaragaman, sifat, dan karakter yang didasarkan pada filsafat pancasila yaitu suatu Negara persatuan, suatu Negara kebangsaan serta suatu Negara integralistik. Sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alinea IV.

Bangsa dan Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam unsur yang bentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan, serta agama yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila sebagai suatu Negara kesatuan yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Ditegaskan kembali dalam pokok pikiran pertama bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal; 1 ayat 1 ditentukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk republic. Berdasarkan ketentuan pasal ini jelas bahwa bentuk Negara Indonesia adalah Negara kesatuan, bentuk

Page 175: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

164 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

pemerintahan Indonesia adalah republik. Hakikat Negara kesatuan adalah Negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur yang membentuknya yaitu rakyat, suku bangsa, golongan, kebudayaan serta agama.

NKRI adalah Negara kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa, yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dalam upaya untuk merealisasikan harkat dan martabatnya maka manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka Negara Indonesia bukanlah suatu Negara sebagai hasil dari proses persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan penindasan.

Negara Indonesia adalah suatu perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa yang tersusun atas berbagai elemen.169 a. Hakikat Bangsa

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa pada hakikatnya memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, hal ini disadari bahwa manusia tidaklah mungkin untuk hidup menyendiri sehingga senantiasa memerlukan orang lain. Suatu bangsa bukanlah merupakan manivestasi kepentingan individu yang di ikat secara imperative dengan suatu peraturan perundang-undangan sebagaimana dilakukan oleh Negara liberal. Dan bukanlah suatu totalitas kelompok masyarakat yang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana yang terjadi pada bangsa sosialis komnistis.

b. Teori Kebangsaan Teori Hans Hon bangsa adalah terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban,wilayah, negara, dan kewarganegaraan.

c. Teori Kebangsaan Ernest Renan

169 Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 141-145

Page 176: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 165

Hakikat bangsa ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari Prancis pada tahun 1982 yang mengadakan kajian ilmunya tentang bangsa berdasarkan psikologi etnis. Menurut Renan pokokpokok pikiran bangsa sebagai berikut : a). Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian. b). Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar c). Bangsa adalah suatu hasil sejarah. d). Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi e). Wilayah dan ras bukanlah penyebab suatu timbulnya bangsa.170

B. Proses penentuan bentuk negara indonesia

Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik untuk menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan yang menentang keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi Negara Kesatuan.

Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

170 Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 147

Page 177: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

166 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok bangsa.

Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang menghendaki pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian RIS.

Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

Page 178: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 167

Proses kembalinya ke NKRI: 1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung

dengan RI, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung dan Riau.

2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.

3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia.

4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur ke dalam Republik.

5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-NST. Kedua negara bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei 1950.

6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.

7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia perancang UUD.”

8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi perubahan. UUDS ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD 45 dan UUD RIS.

9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan.

Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi Negara federal bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran Belanda. Kuatnya keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk Negara. Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat disangkal

Page 179: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

168 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara federal sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-orang Belanda yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara federal.

Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat untuk menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan. Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak rakyat karena Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum diselenggarakan di berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi yang membentuk pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat untuk secepat mungkin menghapus sistem federal dan membentuk negara kesatuan.

Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan konstitusi yang berlaku UUDS 1950 pasal 1 ayat (1) banyak sekali timbul upaya pemberontakan di berbagai daerah hingga tahun 1958. Kondisi ini membuat penyelenggaraan negara tidak optimal sehingga Presiden harus mengambil tindakan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali menggunakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini mampu meyakinkan kembali bahwa negara kesatuan merupakan yang terbaik dan menghilangkan keraguan akan pecahnya negara Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.” dan

Page 180: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 169

Pasal 37 ayat (5) "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan".

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah dilaksanakan amandemen dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diawali dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun & terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara Indonesia. Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi pertimbangan bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan dari mulai berdirinya negara Indonesia & dianggap paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan sebuah bangsa yang plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.

UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia terus bersatu, baik yang terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan RI dalam 5 Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD RI tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar berdirinya bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan, Pembukaan tersebut tetap dipertahankan & dijadikan pedoman. 171

171 Pimpinan MPR dan Badan Sosialisasi MPR RI Periode 2014-2019.Empat

Pilar MPR RI. Hal: 157-173

Page 181: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

170 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

D. Fungsi dan Tujuan NKRI Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara

ideal akan dicapai oleh negara, sedangkan fungsi merupakan pelaksanaan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, negara adalah alat dan bukan sebagai tujuan itu sendiri.

Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan nasional negara Indonesia sebagai berikut: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, 2. Memajukan kesejahteraan umum, 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan

beberapa minimum fungsi, yaitu: 1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan

mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, 3. Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar, 4. Menegakkan keadilan melalui badan-badan pengadilan.

Page 182: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 171

PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN SEBAGAI DASAR NEGARA

Oleh : MUHAMMAD HUSNI MUBARAQ

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia. Yang juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia merupakan sumber ke hidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pacasila sebagai pandangan hidup berisikan ajaran yang mengandung nilai-nilai luhur yang dirumuskan dalam sila-sila pancasila. Banyak perstiwa yang di tulis dalam sejarah nasional yang mencatat persepsi negatif tentang pancasila, artinya ingin mengganti Pancasila Pandangan Hidup dan dasar negara lain Sebagai pandangan hidup hidup bangsa indonesia, sejatinya pacasila dihayati dan direalisasikan oleh setiap kalangan kepemimpinan nasional, elite politik, tokoh-tokoh nasional tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh lintas budaya, tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh wanita, elemen mahasiswa dan lain-lain.172

Mengingat bahwa Pancasila di samping sebagai dasar negara juga merupakan pandangan Hidup bangsa indonesia, yang berarti dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam hidup sehari-hari, maka ia meliputi hal-hal yang sangat luas, termasuk bidang kerohanian. Seperti telah disebut di atas, sebagai pedoman MPR pernah mengeluarkan ketetapan No. II/ MPR/1978 tentang P-4, namun ketetapan tersebut sudah disebut.173

Pangkal tolak penghayatan dan pengalaman Pancasila ialah kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan 172 Prof . Dr. H Maswardi Muhammad Amin, M.Pd, “MORAL PANCASILA JATI DIRI BANGSA”

(Jakarta: GORGA MEDIA, 2013), 53-54.

173 Dr. H. Kabul Budiyono, M.Si, ”Pendidikan Pancasila” (Jakarta: ALFABETA, 2017), 165-161.

Page 183: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

172 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

diri dan kepentingan nya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara dan warga masyarakat. Dengan kesadaran dan pangkal tolak yang demikian tadi, maka sikap hidup manusia Pancasila adalah: 1. Kepentingan pribadinya tetap diletakkan dalam kesadaran

kewajiban sebagai mahluk sosial dalam kehidupan masyarakatnya;

2. Kewajiban terhadap masyarakat dirasakan lebih besar dari kepentingan pribadinya.

Dari pengakuan bung karno , maka di jelaskan bahwa Pancasila tidak sama dengan pengertian misalnya marxisme sebgai hasil pemikiran filsafati dari karl marx, hingga dengan demikian. Pancasila tidak dapat dinamakan sebgai soekarnoiseme. Pandangan hidup adalah merupakan pandangan orang atau pengertian orang mengenai hakekat hidup dan kehidupan di dunia berisi tentang pandangan orang makna hidup dan kehidupan.174 (125)

Karena merupakan pengamalan pancasila, maka dalam mewujudkan sikap hidup tadi manusia dituntut oleh kelima sila dari Pancasila, Yaitu Oleh rasa ketuhana Yang Maha Esa, oleh rasa perikemanusiaan yang adil dan beradap, oleh kesadaran untuk memerkokoh persatuan oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan unutk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Pengamalan pacasila tidak lain bertujuan mewujudkan kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan, kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan yang lebih baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan negara bangsa indonesa. Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa indonesia juga terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat besar dan kecil, setiap kelompok masyarakat dsari keluarga-keluarga, dan setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi, karena itu membangun bangsa dan negara berdasarkan pancasila, berarti membangun manusia-manusia pancasila.175 (161)

174 Drs. Jarmanto,”Pancsila Suatu Tinjauan Aspek Historis Dan Sosip-Politis” (Yogyakara:Liberti), 125

175 Budiyono, Op. Cit., 161.

Page 184: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 173

Pancasila di bahas, dirumuskan, dan di sepakati oleh para pendiri Negara dalam rangka membentuk sebuah Negara nasional, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena Pancasila dirumus kan dan diputuskan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), nilai-nilai dasar yang terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut secara lahiriah merupakan hasil mufakat para anggota kedua badan tersebut. Para anggota kedua badan tersebut adalah tokoh-tokoh pergerakan nasional yang terkemuka dan didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Rumusan filosofis Pancasila terdapat dalam alinea keempat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang terdiridari lima sila, yaitu (1) ketuhanan yang maha esa (2) kemanusiaan yang adil dan beradab (3) persatuan indonesisa (4) kerayaktan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, (5) keadilan social bagiseluruh Indonesia.

Kelima sila tersebut di atas diterang kan dalam empat pokok pikiran yang tercantum dalam penjelasan undang-undangdasar 1945. Perlu diperhatikan bahwa dalam penjelasan undang-undang dasar 1945, sila-sila Pancasila ini sering berkaitan dan saling memberikan kualifikasi. Makna yang terkandung dalam setiap sila itu berfungsi memperkaya artisila-sila yang lainya.

Adapun pengertian dan makna keseluruhan sila tersebut dapat kita peroleh dengan mempelajari secara mendalam (a) sejarah pergerakan kemerdekaan nasional sejak awal Abad ke-20 sampai tahun 1945; (b) rangakaian pembicaraan dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI dalam tahun 1945; (c) pasal-pasal undang-undang dasar 1945 yang terkait; serta (d) materi ketetapan-ketetapan majelis permusyawaratan Rakyat yang sehubungan.

Dalam tahun 1978, dengan ketetapan No.II/MPR/1978, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetap kan pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila. Dalam garis-garis besar haluan Negara tahun 1998 dan 1993, lembaga tertinggi Negara tersebut telah menetapkan lebih lanjut wujud pelaksanaan setiap sila Pancasila dalam pembangunan nasional.

Page 185: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

174 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pasal 5 ketetapan Majelis Permusyawratan Rakyat No.TAP-II/MPR/1978 tersebut di atas menugasi presiden sebagai mendatari satau presiden bersama sama dengan dewan perwakilan rakyat untuk mengusahakan agar pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-sebaiknya dengan tetap berlandaskan peraturan perundangan yang berlaku. Terkandung dalam pernyataan ini adalah bahwa dariberbagai kebijaksanaan presiden, termasuk dari pidato beliau dalam berbagai kesempatan, juga dapat di sarikan embrio dari penjabaran Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang dinamis.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai dasar yang tetap, nilai-nilai itu tercantum dalam rumussan tujuan Nasional dan cita-cita Nasional. Aktualisasi sejatinya dijabarkan secara efektif dan dinamis, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tantanan sistem kehidupan berkenegaraan yaitu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara kongkrit jabaran dari nilai-nilai pandangan hidup tersebut tampak dalam nilai-nilai instrumental sebagai acuan teknis operasional untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur sila-sila pancasila. Sifat dari nilai instrumental nilai-nilai Pancasila itu tidak lagi dalam wujud abstrak seperti dalam rumusan tujuan nasioanal dan cita-cita nasional. Rumusan nila-nilai instrumental itu sifatnya kongkrit dalam bentuk peraturan perundang-undangan seperti, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan Menteri, keputusan menteri dan peraturan-peraturan dibawahnya. Pancasila disepakati dalam perjanjian luhur sebagai pandangan hidup karena nilai-nilai yang terkandung didalmnya diakui kebenarannya yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, oleh karenanya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan tersebut diaktualisasikan dalam sila-sila Pancasila oleh para pejuang dan pendiri bangsa sebagai pandangan hidup bangsa indonesia.176

176 Amien, Loc. Cit

Page 186: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 175

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang satu itu tidak dua dan tiga dan seterusnya, yaitu pandangan hidup yang berwawasan nusanatara yang satu yaitu bertanah air yang satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan Berbahsa yang satu Bahasa bahasa indonesia.177

Pandang hidup memberikan jawab atas persoalan asal mula dan tujuan dari hidup dan kehidupan, baik tujuan yang langsung maupun yang terakhir dan kehidupan, baik tujuan yang langsung maupun yang terakhir. 178 Pancasila adalah pandangan hidup bangsa indonesia, maka Pancasila adalah pandangan hidup bangsa indonesia yang memberikan dasar, isi, arah dan tujuan hidupnya. Sebagai dasar hidup, Pancasila memberikan tempat berpijak bagi bangsa indonesia hingga ia tidak seperti layang-layang tanpa landasan, mudah terombang-ambing oleh arus pengaruh, tekanan dari sekitarnya. Dengan dasar ini, orang indonesia, memandang hidup dan kehidupan ini, cermin dari kehendak tuhan pencipta alam semesta seisinya, termasuk juga manusia sebagai bagian dari ciptaan-nya. 179

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia yang berfungsi sebagai tolak ukur bagi setiap perbatan bangsa di dalam segala aspeknya, bai aspek hidup dan kehidupan yang bersifat pribadi atau individual maupun sosial, bagi hidup dan kehidupan budayannya, hdup dan kehidupan bernegaranya, hidup dan kehidupan dengan etika atau estetiknya; dan juga tolak uku bagi pandangan manusia indonesia terhadap sesama manusia dan tuhan yang maha esa sebgai pembuat hidup.

Menurut tinjauan Pancasila sebgai pandangan hidup bangsa, maka setiap aspek tersebut hanya merupakan sebagian saja dari satu keseluruhan hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, maka misalnya pandangan manusia indonesia tentang keindahan tidak akan lepas dari pandangannya tentang manusia, lingkungan sekitarnya berupa flora, fauna dan alam pisik serta sosialnya, yang

177 Ibid

178 Jarmanto, Loc. Cit

179 Id. at121.

Page 187: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

176 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

memberikan dan menerima pengaruh secara timbal bailk, demi kesempurnaanya masing-masing.180

Di dalam kedudukannya sebgai pandangan hidup bangsa merupakan tolak-ukur bagi hidup dan kehidupan, maka Pancasila bangsa indonesia dijadikan landasan kebudayaan, landasan pendidikan landasan hidup bernegara, landasan kebudayaan, landasan pertanian dan karyaan, landasan hidup beragama dan berkpercayaan kepada Tuhan Ynag Maha Esa. Landasan pembinaan hukum nasional, landasan hidup perekonomian dan lain sebagainya perwujudan-perwujudan khususnya. Itulah masuknya Pancasila sebagai pandangan hidup adalah utuh, lengkap dan sempurna yang memancar dari isi jiwa bangsa indonesia. 181

180 Id. at125.

181 Id. at126.

Page 188: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 177

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Oleh :Nurlaila safitri

A. Pengertian ideologi Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konseo ,

dan logos yang beratri ilmu. Ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, idea atau cita-cita. cita-cita yang di maksud adalah cita-cita sekaligus merupakan dasar pandangan dan paham.182

Ideology pertama kali di lontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy pada tahun 1755 – 1836. Ketika bergejolaknya revolusi prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat di simpulkan secara bahasa adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap suatu yang terumus di dalam pikiran ideologi nyata.183 1. Beberapa Pengertian Ideologi

Pengertian idiologi menurut para ahli, diantaranya: a. Poespoewardjo mengatakan idiologi sebagai kompleksitas

pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami sikap dasar.

b. Thomposon mengatakan idiologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang di organisasi menjadi suatu system yang teratur.184

2. Sifat ideologi Ada tiga dimensi sifat idiologi, yaitu:

182

Fokky filad wasitaafmadia, dkk, spinitualisme pancasila, (Jakarta, 2018), hlm. 1. 183 Moh suardi , ideologi politik pendidikan kontemporer, (Yogyakarta:Deepublish, 2015), hlm.9. 184 Suparlan Al Hakim, dkk, pendidikan kewarganegaraan dalam konteks Indonesia, (malang:Madani,

2016),hlm.282.

Page 189: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

178 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

a. Dimensi Realitas yaitu nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar adalah milik meraka bersama.

b. Dimensi idealisme yaitu cita-cita yang ingin dicapi dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Dimensi fleksibilitas yaitu memberikan penguatan relevensinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis dan demokratis.185

3. Fungsi ideologi Berikut beberapa pendapat menurut para ahli:

1. Soerjanto poespowardojo menjelaskan fungsi ideologi bagi masyarakat adalah: a. Memberikan struktur kongnitif, yakni keseluruhan

pengetahuan yang dapat meruoakan landasan untuk memahami dunia dan kejadian-kejadian alam sekitar.

b. Memnerikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.

c. Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.

d. Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitas.

e. Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mengolakan tingkah lakunya sesuai dengn orientasai dan norma-norma yang terkandug di dalamnya.186

185 Ibid., hlm. 3. 186 Ibid., hlm. 4.

Page 190: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 179

2. Hidayat menjelaskan fungsi ideologi bagi manusia adalah: a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa

untuk berpikir, melangkah dan bertindak . b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat

dan bangsa di segala aspek kehidupan masyarakat. c. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan

memberi motivasi individu, masyarakat dan bangsa untuk menjacap tujuan.

3. Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara adalah: a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di

kehidupan masyarakat. b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk

mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik sebagai individu maupun sebagi anggota masyarakat.

c. Sebagai sarana untuk mengendaikan konflik. d. Sebagai lensa dan cermin bagi individu untuk meihat dunia

dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bias melihat dirinya.187

B. Pancasila sebagai ideologi nasional

Bab ini menjelaskan kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional. Status pancasila sebagai ideologi nasional adalah implikasi politis dan menjadikan pancasila sebagai dasar filsafat Negara sebagaimana termuat dalam alinca IV pembukaan UUd 1945. Konsepsi pancasila sebagai ideologi nasional hendaknya dapat dibedakan dengan konsep pancasila sebagai ideologi Negara. Pancasila sebagai ideologi nrgara memiliki makna yang sama dengan pancasila sebagai dasar Negara.

Sedangkan pancasila sebagai ideologi nasional, sebagaimana terutama dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 berarti nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi cita-cita hidup bernegara. Memulai pembelajaran bab ini, diharapkan mahasiswa 187 Ibid., hlm. 283.

Page 191: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

180 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

menerima dan mempertahankan keberlangsungan pancasila sebagai ideologi nasional yang berfungsi sebagai cita-cita bernegara dan sebagai persatuan bangsa. Uraiaan di bab ini mencakup bahasan sebagai berikut. 1. Pancasila sebagai ideologi.

Sudah menjadi pensakuan bangsa Indonesia bahwa pancasila adalah ideologi. Pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia bahwa pancasila adalah ideologi bagi Negara dan bangsa Indonesia adalah sebagaimana tentang dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR PI No. II/MPR/1978 tentang penghayatan dan pengamalan pancasila (Ekaprasetya pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan pancasila sebagai dasar negara.

2. Tahapan perkembangan pancasila sebagai ideologi. Menurut soerjanto poespowardojo (1991) bahwa peroses pemahaman atau kesadaran masyarakat terhadap ideologinya berjalan terhadap dalam intensitasnya, tergantung pada bagaimana masyarakat tersebuat mempersiapkan ideologinya itu dari satu priodeberikutnya. Dari perjenjanga kesadaran itu bersifat berkesinambungan sehingga saling mengisi dan saling memperkaya secara integrative menjadi satu wawasan ideologi nasional.

3. Makna pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret, dan operasional aplikatif sehungga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998.188

Ideologi pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara juga sekaliangus ideologi nasional. Dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia berkata dari pandangan hidup dan budaya bangsa. Pancasila tidak

188 Wirnano, paradigm baru pendidikan pancasila, (Jakarta: bumi medika, 2016), hlm.,82.

Page 192: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 181

mengapdosi dari ideologi yang berasal dari luar justru, nilai-nilai pancasila lebih unggul dibandingkan dengan nilai-nilai ideologi dari luar.

Akan tetapi, dalam perjalanan waktu pancasila dibuat sedemikian rupa demi kepentingan penguasa dalam melanggengkan kekuasaannya. Sering kali penguasa yang ada manfaatkan pancasila untuk kepentingan polotiknya dengan mengatasnamakan ideologi pancasila.

Pada masa Orde baru, Soeharto memperlakukan pancasila sebagai satu-satunya asas dan bersifat dogmatis sehingga pancasila menjadi berhala Negara. Pancasila ditafsirkan secara subjektif dan tertutup bagi kalangan masyarakat. Akibatnya rakyat tidak brgitu mengindahkan ideologi pancasila pada masanya.

Jika mencermati kembali kondisi rell bangsa dan Negara Indonesia, terdapat dua alasan yang mendukung pendapat bahwa pancasila masih sangat dibutuhkan, yaitu: 1. Secara Kodrati, bangsa Indonesia memiliki tingkat pluralitas yang

sangat tinggi. Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, agama, serta secara demografis kondisi wilayah Indonesia sangat luas dengan ribuan pulai dari sabang sampai merauke. Kondisi ini dapat memberikan implikasi positif bagi tumbuh dan berkembangnya Negara dan bangsa. Akan tetapi, keadaan ini akan juga berdampak negative bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Disinilah peran pancasila sebagai perekat bangsa harus mampu mengikat mereka menjadi satu kesatuan namgsa yaitu bangsa Indonesia.

2. Era modern, ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menimbulkan beberapa perubahan yang ada di dalam masyarakat. Salah satu dampak perubahan tersebuat adalah gaya hidup di masyarakat, dan tranformasi budaya secara berangsur-angsur. Dalam kondisi ini sering kali masyarakat sudah tidak memedulikan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan yang selama ini dipegangnya. Sehubungn dengan hak ini, pancasila sebagai ideologi harus mampu menjadi pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam mengarungi semua perkembangan yang terjadi. Dengan masih dipegangnya nilai-nilai pancasila,

Page 193: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

182 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

bangsa Indonesia tidak terombang-ambing tanpa arah dan tujuan.

Maka pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila menjadi cita-cita normative bagi penyelenggaraan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif peyelenggaraaan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan nilai yang sepakati bersama, karena itu juga berfugsi sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.189

189 Ibid., hlm. 5.

Page 194: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 183

PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA PEMBANGUNAN

Oleh: Riki Azriyansyah

A. Pengertian paradigma Istilah paradigma dalam dunia ilmu pengetahuan

dikembangkan oleh Thomas S. Khun dalam bukunya the structure of scientific revolution (1970) . secara testimologos paradigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi teoristis yang merupakan sumber nilai, Dengan demikian maka paradigma merupakan sumber hukum, metode yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan, yang menentukan sifat ,ciri, dan karakter ilmu pengatahuanitu sendiri.

Dalam kamus besar paradigma adalah suatu kerangka pikir, model yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa paradigma adalah “suatu kerangka pikir, orientasi dasar dari suatu perubahan”. Pradigma berkembang menjadi terminologi serta tujuan dari suatu perkembangan , perubahan, serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan dan pendidikan.190

B. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional

Adapun pengertian pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang di cita-citakan. Pembangunan biasanya juga diartikan sebagai usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat sehingga menjadi lebih baik. Pemabangunan dialkukan dengan tujuan meningkatkan mutu serta taraf hidup suatu masyarakat menjadi lebih baik.

190 Dadang sundawa, dkk, pendidikan kewarganegaraan-study dan pengajaran (departemen pendidikan

nasional: 2008), hlm. 24.

Page 195: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

184 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pancasila sebagai paradigma pembangunan artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif berisi anggapan dasar, kerangka acuan, serta pedoman dalam perencanaan , pengawasan serta pelaksaan pembangunan yang di jalankan di Indonesia. hal ini konsekuensi dari pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional. Secara filosofi hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional harus didasarkan padanilai sila-sila pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila itu dikembangkan atas dasar hikikat manusia. Hakikat manusia menurut pancasila adalah makhluk yang monopluralis.191

1. Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek

Pasa hakikatnya ilmu pengetahuan (iptek) merupakan suatu hasil dan kreativitas rohani manusia. Unsur rohani manusia meliputi aspek akal , rasa, dan kehendak. Pengembangan iptek mempunyai tujuan yang esensial yaitu untuk kesejahteraan umat manusia,sehingga iptek tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Pengembangan iptek harus berdasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradap.

Berdasarkan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dalam pengembangan iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan , dan diciptakan tetapi juga harus dipertimbangkan maksud dan akibat apakah yang ditimbulkan agar tidak merugikan manusia dan alam sekitarnya. Dan pada sila kemanusiaan yang “Adil dan beradap”, memberikan dasar dalam pengembangan iptek harus bersikap adil dan beradap terhadap sesama dan lingkungan. Karena iptek adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradap dan bermoral.192

191

Erika, dan dewa gede sudika mangku, politik hukum pancasila dalam pradigma nila-nilai kultural

mayarakat indonesia, hlm. 39. 192 Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, spritualisme pancasila, (prenada media group, jakarta: 2018), hlm.

170.

Page 196: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 185

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik Pemgembangan sistem politik harus berdasrkan pada

kekuasaan rakyat,hal ini terkandung pada sila keempat, bukannya pada kekuasaan perseorangan atau kelompok. Sistem politik negara pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara, seperti yang diungkap oleh para pendiri negara seperti M. Hatta mengharuskan dasar moral untuk negara, bukan berdasarkan kekuasaan. maka dalam sistem politik negara termasuk para elit politik, para penyelenggara negara harus tetap memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur dan memegang budi pekerti kemanusiaan seperti yang tertuang dalam sila-sila pencasila.193

3. Pancasila sebagai pradigma pembangunan ekonomi

Pada dasarnya tujuan ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia lebih sejahtera. sistem ekonomi di indonesia harus didasari pada pancasila agar terhindar dari persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang menimbulkan penindasan dan penderitaan.194

Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi lebih mengacu pada sila keempat pancasila, sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan sistem ekonomi indonesia. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Dalam ekonomi kerakyatan, ekonomi harus diperuntukkan sebesar beasarnya bagi kemakmuran rakyat yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat .istilah dan konsep ekonomi kerakyatan tercantum dalam TAP MPR XVI/1998, TAP MPR IV/1999, DAN UU No. 25/2000.195

193 Rowlan Bismark F.S, pancasila sebagai pradigma kehidupan, hlm. 128. 194 Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, op. cit. hlm. 172. 195 Rubianto Siswosoermarto, intelijen ekonomi teori dan aplikasi, (gramedia pustaka utama, jakarta:

2012), hlm. 544-546.

Page 197: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

186 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosial dan budaya Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya

pada masa revormasi dewasa ini, kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa indonesia sebagai dasar nilai pancasila itu sendiri. Prinsip pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai dasar pancasila bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam rangka pengembangan sosial budaya, pancasila sebagai kerangka kesadaran yang dapat mendorong untuk universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterikatan struktur, dan transendentalilasasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaam manusia, kebebasan spritual.

Berdasarkan sila Persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah nusantara menuju pada tercapainya persatuan sebagai bangsa. Maka dari itu harus ada pengakuan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga negara. 196

5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari

196 Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, Loc. Cit.

Page 198: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 187

segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri..

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.197

C. Tujuan pembangunan nasional

Pada hakikatnya pembangunan nasional merupakan pembangunan oleh seluruh warga negara indonesia seutuhnya, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal-hal berikut: Adanya keselarasan, keserasian, keseimbangan serta kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan dilaksanakan secara bersamaan oleh pemerintah dan masyarakat, maka akan ada pemerataan pembangunan untuk seluruh masyarakat dan wilayah tanah air.

Pembangunan dilakukan dengan tujuan meningkatkan mutu serta taraf hidup suatu masyarakat menjadi lebih baik, sehingga dalam pembangunan terdapat tiga proses, yaitu: 1. Emansipasi bangsa, yaitu usaha bangsa melepaskan diri dari

ketergantungan pada bangsa lain dengan tujuan agar dapat berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri.

2. Modernisasi, yaitu upaya untuk mencapai taraf dan mutu kehidupan yang lebih baik.

3. Humanisasi, yaitu pembangunan untuk menciptakan warga negara seutuhnya yang bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,

197 Erika, dan dewa gede sudika mangku, Loc. Cit.

Page 199: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

188 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

cerdas dan terampil, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, disiplin, kritis terhadap lingkungan, bertanggung jawab serta mampu membangun dirinya dengan tujuan membangun bangsanya.

Page 200: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 189

ARTI PENTING PANCASILA Oleh : RUSNAINI

A. PENGERTIAN PANCASILA

Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota Doktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima, Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip bagian pidato beliau tersebut :

“ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.

Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa. Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian–bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Pancasila sebagai norma dasar negara merupakan norma tertinggi dalam sistem norma hukum Indonesia dan sebagai norma dasar yang merupakan gantungan bagi norma-norma yang berada di bawahnya.198

198 A.Hamid. S. Attamimi, Disertasi “Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam

Menyelenggarakan Pemerintahan Negara, Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden Yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I- Pelita IV, Jakarta:

Program Doktor Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, 1990, hlm.159

Page 201: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

190 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Kesetiaaan, nasionalisme, dan patriotisme warga Negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya secara formal diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-undang Dasar 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga Negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan peraturan Perundangan-Undangan itu.

Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama, mengalami perubahan-perubahan baik urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat dilihat dalam : 1. Lahirnya pancasila,1 juni 1945 2. Piagam Jakarta, 22 juni 1945 3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita

Republik Indonesia II-7) 4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S.

tahun 1950 No. 48 L. N. 50-3) 5. Mukaddimah Undang-undang Dasar sementara Republik

Indonesia (Undang-undang 15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56) 6. Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang

Dasar 1945” Yang pada alinea ke lima konsideran menyatakan bahwa : “ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 menjiwai undang-undang dasar 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”.

Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritsu Zunbi Tyoosakai”atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” yang diucapkan pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu.

Page 202: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 191

Pada bagian pidato itu disebutkan : “ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemuka kan 4 prinsip ; 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan. 3. Mufakat, atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan social. Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pancasila juga merupakan cita hukum (rechtsidee) rakyat Indonesia dan merupakan bintang pemandu yang memberikan pedoman dan bimbingan dalam semua kegiatan, memberi isi pada setiap peraturan perundang-undangan, dan merupakan kerangka yang membatasi ruang gerak isi peraturan perundang-undangan tersebut,199 sehingga jangan sampai keluar dari nilai-nilai Pancasila. B. MANFAAT PANCASILA UNTUK INDONESIA

Selain sebagai lambang negara kita (indonesia). Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesiapancasila memiliki manfaat bagi masyarakatnya. Pancasila memberikan dampak yang sangat luar bisa bagi bangsa indonesia salah satu fungsi pancasila sebagai sila. 1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa

Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar Bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila dalam kehidupan sehari - hari . Segala bentuk budaya dan cita - cita moral Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Hal ini dilakukan demi tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Pancasila yang harus dihayati dan dijadikan pandangan hidup bangsa dan negara adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, dengan demikian jiwa beragama

2 Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-undangan: Dasar-dasar dan

Pembentukannya, Yogyakarta: Kanisius, 1998, hlm.41

Page 203: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

192 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

(sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa berkebangsaan (sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang menjunjung tinggi keadaan sosial (sila kelima).

2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam Jiwa Pancasila .Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa. Dalam hal ini , Pancasila menjadi jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia lahir yaitu sejak proklamasi kemerdekaan.

3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu sebagai hal yang memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita dengan bangsa yang lain.

4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Walaupun disahkannya Pancasila hanya oleh PPKI , PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan yang mewakili suara rakyat. Jadi pancasila merupakan hasil perjanjian bersama rakyat.

5. Pancasila Menjadi Sumber Hukum Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi untuk mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia. Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila. Setiap hukum tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Setiap sila - sila di pancasila adalah nilai dasarnya sedangkan hukum - hukum adalah nilai instrumental ( penjabaran dari nilai dasar ).

Adapun perwujudan sumber dari segala sumber hukum bagi Negara Indonesia adalah:

a) Proklamasi 17 Agustus 1945. b) Dekrit Presiden 5 Juli 1959. c) Undang-undang Dasar Proklamasi, terutama perwujudan

tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam pembukaan UUD 1945 dan batang tubuhnya.

d) Surat perintah 11 Maret 1966.

Page 204: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 193

6. Pancasila Menjadi Cita - Cita Bangsa Pancasila sebagai cita - cita bangsa memiliki fungsi yaitu untuk menciptkan masyarakat yang adil dan makmur.

7. Pancasila Menjadi Falsafah Hidup Bangsa Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berfungsi untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai yang paling benar , adil , dan bijaksana yang diharap dapat mempersatukan bangsa.

8. Pancasila Menjadi Dasar Negara Pancasila dalam hal ini sering disebut dengan Dasar Filsafat Negara. Pancasila digunakan dasar dalam mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar mengatur penyelenggaraan Negara. Pengetian Pancasila sebagai dasar negara ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “..….maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:…..” Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya adalah hasil dari pemikiran dan penggalian kembali oleh para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka.

9. Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman negara dan kehidupannya. Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang behubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam hal titik tolak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin

Page 205: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

194 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

dicapai ini maka dasarnya adalah sila kelima, ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dijiwai oleh sila-sila yang lainnya sebagai kesatuan.

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam-macam

suku pun bukan menjadi suatu pembeda bagi warga negara Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi Indonesia sebagai negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua adalah prinsip kuat bangsa Indonesia walaupun Indonesia adalah bangsa majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya dan multi ras.

Page 206: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 195

HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh : Siti Holimah

A. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.200

Istilah yang dikenal di Barat mengenai Hak-hak Asasi Manusia ialah “right of man”, yang mengganti istilah “natural hight”. Karena itu istilah “right of man” diganti dengan istilah “human rights” oleh Eleanor Roosevelt karena dipandang lebih netral dan universal.

Sementara itu HAM dalam Islam dikenal dengan istilah huquq al-insan ad-dhoruriyyah dan huquq Allah, yang tidak dapat dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya keterkaitan satu dengan lainya. Inilah yag membedakan konsep Barat tentang ham dengan konsep islam.201

Berikut ini beberapa pengertian tentang Hak Asasi Manusia (HAM), antara lain: 1. Secara definitif “hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi

sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.

200 A. Ubaedillah, Pancasila Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Catalog

Dalam Terbitan, 2003), hlm. 148. 201 Dede Rasyada, Dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education, (Jakarta: Icce Uin Syarif

Hidayatullah, 2002), hlm. 200.

Page 207: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

196 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak satu pun mahluk mengitervensiya.202

2. Menurut pendapat Jan Materson (dari Komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimaa dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa “ Human rights could be generally defined as those rights which are inherrent in our nature and without which can not live as human being” (hak asasi manusia dalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia). Selanjutnya Jhon Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

3. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakann anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi, oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.203

B. Sejarah Dan Makna HAM

Konon, pada awalnya, hak asasi manusia yang kini menjadi isu internasional itu, diperkenalkan di Inggris. Para bangsawan Inggris pada tahun 1215 M berhasil memaksa Raja Jhon menandatangani Magna Charta Libertatum yang isi pokoknya membagi kekuasaan antara Raja dengan para bangsawan, kemudian lahir Bill of Right (1689) yang memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi hak-hak dan kekuasaan individu. Bill of Right ini merupakan hasil perjuangan Parlemen Inggris melawan pemerintahan raja-raja bangsa Stuart yang sewenang-wenang pada abad ke 17. Bill of Right disahkan setelah Raja James II dipaksa turun tahta dan William III serta Mary

202

Ibid., hlm. 199. 203 Ibid., hlm. 200-201.

Page 208: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 197

III naik ke singgasana, menyusul “revolusi gemilang” (Glorius Revolution) pada tahun 1688.

Selanjutnya, Rene Casin sebagai perumus utama memasukan alam pikiran hak asasi manusia ini ke dalam Deklarasi Perancis (1789 M). Sejarah Barat sendiri tidak menunjukan dengan jelas bagaimana upaya orang-orang Perancis, terutama kepemimpinan Napoleon Bonaparte mencari dan merumuskan nilai-nilai yang kemudian dituangkan dalam bentuk hukum (kanon, kode). Kanon Napoleon tersusun setelah para pakar hukmnya berupaya mendapatkan banyak informasi tantang nilai-nilai filsafat Islam dari masyarkat Islam di wilayah-wilayah yang mereka taklukan.

Sejarah hak asasi manusia baru tumbuh dan berkembang pada waktu hak-hak manusia itu mulai diperhatikan dan diperjuangkan dari tekanan, serangan atas bahaya yang ditimbulkan oleh kekuasaan negara (staat). Dengan demikian, hakikat hak asasi manuisa berkisar pada pergaulan/interaksi antara manusia (individu) dengan masyarakat. Karena itu, kebebasan individu yang merupakan salah satu unsur dari hak-hak asasi manusia yang paling pokok yang harus dilindungi.204

Dilihat dari perkembanganya, cakupan pemahaman tentang hak asasi manusia ini dapat dibentuk berdasar atas generasi, yaitu: 1. Mencakup hak-hak politik dan sipil, yang sudah lama dikenal

dan selalu diasosiasikan dengan pemikiran di negara Barat. 2. Mencakup hak ekonomi dan social yang gigih diperjuangkan

oleh negara-negara komunis di PBB dengan dukungan negara-negara dunia ketiga.

3. Mencakup hak atas perdamaian dan pembangunan, terutama di pengaruhi oleh kepentingan dinegara-negara ketiga.205

204 H. Moh. Zahid, Agama Dan Hak Asasi Manusia, (Jakarta Timur: Balai Penelitian Dan Pengembang

Agama, 2007), Hlm. 27-28. 205 Ibid., hlm. 31-32.

Page 209: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

198 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

C. Islam dan HAM Islam sebagai sebuah agama dengan ajarannya yang universal

dan komprehensif meliputi akidah, ibadah, mu’amalat, yang masig-masing memuat ajaran tentang keimanan; dimensi ibadah memuat ajaran tentang mekanisme pengabdian manusia terhadap Allah; dengan memuat ajaran tentang hubungan sesama manusia dengan alam sekitar. Kesemua dimensi ajaran tersebut dilandasi oleh ketentuan yang disebut istilah syari’at atau fikih. Dalam konteks syari’at dan fikih itulah terdapat ajaran tentang hak asasi manusia (HAM). Dengan adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan Islam sebgai agama telah menempatkan manusia sebagai mahluk terhormat dan mulia. Karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan dari ajaran Islam itu sendiri yang wajib dilaksankan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa kecuali .206

Menurut Abu A’la Almaududi, HAM adalah hak kodrati yang di anugerahkan Allah swt.kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanen, kekal dan abadi, tidak boleh diubah atau dimodifikasi, Abu A’la Almaududi, (1998).207

Dalam kalangan ulama’ islam, terdapat dua konsep tentang hak

dalam Islam: Hak manusia (haq al insan) dan hak Allah. Satu dan lainnya

saling terkait dan saling melandasi. 1. Hak Allah melandasi hak manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasiya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut, misalnya, shalat. Manusia tidak perlu campur tangan untuk memaksa seseorang mau shalat atau tidak, karena shalat merupakan hak Allah, maka tidak ada kekuatan duniawi-apakah itu negara, orgaisasi, ataupun teman yang berhak mendesakan seseorang untuk melakukan shalat. Shalat merupakan urusan pribadi hak individu manusia yang bersangkutan kepada Allah.

206 Dede Rasyada, Dkk, Op,Cit., hlm. 218-219. 207 Ibid., hlm. 219

Page 210: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 199

2. Sementara itu dalam haq al insani seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya. Namun demikian pada hak manusia itu tetap ada hak Allah yang mendasariya. Konsekuensinya adalah bahwa meskipun seseorang berhak memanfaatkan benda milikya, tetapi tidak boleh menggunakan harta miliknya itu untuk tujuan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Jadi sebagai pemilik hak, diakui dan dilindungi dalam penggunaan haknya, namun tidak boleh melanggar hak yang mutlak (hak Allah). Kepemilikan hak pada manusia bersifat relatife, sementara pemilik hak yang absolute hanyalah Allah.208

Sebagaimana dikemukakan oleh Maududi bahwa ajaran tentang HAM yang terkandung dalam piagam Magna Charta tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Selain itu diperkuat oleh pandangan Weeramantry bahwa pemikiran Islam mengenai hak-hak di bidang social, ekonomi dan budaya telah jauh mendahului pemikiran Barat (Bambang Cipto, dkk., 2002). Ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam Qur’qn dan Hadits merupakan sumber ajaran normatife. Tonggak sejarah islam terhadap HAM, pada Deklarasi Piagam Madinah dilanjutkan dengan Deklarasi khairo (Hairo Declaration). Dalam Piagam Madinah ada dua ajaran pokok yaitu semua pemeluk Islam adalah satu umat walau pun mereka berbeda suku bangsa dan hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim, didasarkan pada prinsip: 1. Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga. 2. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. 3. Saling menasehati. 4. Menghormati kebebasan bersama. Sedangka HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo sebagai berikut: 1. Hak persamaan dan kebebasan (surah al-isra : 70; an-Nisa : 58,

105, 107, 135; Al-Mumtahanah : 8); 2. Hak hidup (surah al-Maidah : 45; al-Isra : 33); 3. Hak perlidungan diri (surah al-Balad : 12-17; at-Taubah : 6);

208 Ibid.

Page 211: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

200 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

4. Hak kehormatan pribadi (surah at-Taubah : 6); 5. Hak berkeluargs (surah al-Baqarah : 221; al-Rum : 21; an-Nisa : 1;

at-Tahrim : 6); 6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (surah al-Baqarah : 228; al-

Hujrat : 13); 7. Hak anak dari orang tua (surah al-Baqarah : 233; al-Isra : 23-24); 8. Hak mendapatkan pendidikan (surah at-Taubah : 122; al-‘Alaq :

1-5); 9. Hak kebebasan beragama (surah al-Kafirun : 16; al-Baqarah :

156; al-Kahfi : 29); 10. Hak kebebasan mencari suaka (surah an-Nisa : 97; al-

Mumtahanah : 9); 11. Hak memperoleh pekerjaan (surah at-Taubah : 105; al-Baqarah : 286; al-Mulk : 15);

11. Hak memperoleh perlakuan sama (surah al-Baqarah : 275-278; an-Nisa : 161; al-Imran : 130);

12. Hak kepemilikan (surah al-Baqarah : 29; an-Nisa : 29); 14. Hak tahana (surah al-Mumtahanah : 8).209

Dilihat dari tingkatanya, ada 3 (tiga) bentuk hak asasi manusia dalam islam: 1. Hak Darury (Hak Dasar) Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan

hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensiya. Bahkan hilang harkat kemanusiaanya. Sebagai missal; bila hak hidup sesorang dilanggar, maka berarti orang itu mati.

2. Hak Hajy (Hak Sekunder) Yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak elementer. Misalnya; hak sesorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup.

3. Hak Tahsiny (Hak Tersier) Yakni hak yang tingkatnya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F, Mas’udi, 2002).210

209 Ibid., hlm. 220-221.

Page 212: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 201

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Oleh : Fitria Wahyu Ningrum

A. Pancasila Sebagai Ideologi 1. Pengertian Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep dan logos berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasaa Yunani eidios yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan kareena suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Apabila ditelusuri secara historis istilah ideology pertama kali ditemukan dan dikemukakan oleh seorang Prancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796.211 Berikut beberapa pengertianideologi menurut beberapa ahli: a. Poespoewardjo(1992) berpendapat bahwa ideologi sebagai

kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami sikap dasar.

210 Ibid., hlm. 221 211

Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk, Pendidikan Pancasila, (Malang: Madani Media, 2016), hlm.53

Page 213: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

202 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

b. Thompson(1984) berpendapat bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisasi menjadi suatu sistem yang teratur.

2. Karakteristik Ideologi

Hidayat menjelaskan ideologi sebagai pandangan masyarakat memiiki karakteristik yaitu sebagai berikut: a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis. b. Ideologi biasanya terjalin dalam kegiatan politik. c. Ideologi mencakup beberapa pemikiran dan panutan.212

B. Fungsi ideologi Berikut beberapa pendapatmenurut para ahli: Hidayat menjelaskanfungsi ideologi bagi manusia adalah:

a. Sebagaipedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk berpikir, melangkah dan bertindak

b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat dan bangsa disegala aspek kehidupan masyarakat.

c. Sebagai kekuatan ang mampu memberi semangat dan memberi motivasi individu, masyarakatdan bangsa untuk mencapai tujuan.

Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut: a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di

kehidupan masyarakat. b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan unuk

mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masysarakat.

c. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik d. Sebagai lensa dan cermin bagi idividu untuk melihat dunia

dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya213

212

Suparlan Al Hakim, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia, (Malang: Madani,

2016), hlm 282.

Page 214: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 203

3. Pancasila sebagai ideologi negara Ideologi negara dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran

mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa pendukungnya dalm menyatukan dan menyerasikan diri dalam kehidupan poitik, dalam upaya mewujudkan tujuan bersarkan kepentingan nasional suatu negara dan bangsa. Kedudukan pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia tidak terlepas dari kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Bangsa Indonesia.

Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan suatu realitasyang tidak bisa dibantah sebagai suat bentuk perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak dahulu. Dengan demikian, makna pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Negara adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai-nilai Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki kekuatan mengikat dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan kekuatan sosial politik yang ada di Negara Republik Indonesia. Setiap parai politik memperjuangkan ideologi politik tertentu. Ideologi masional mengatasi dan memiliki jangkauan lebih luas dari ideologi politik yangada di negara indonesia.

Pancasila sebagai filsafat negara, negara dan ideologi nasional mengatasifaham perseorangan, golongan, suku bangsa dan keyakinan agama. Ideologi nasional mengatur tata hidup, prilaku, perbuatan warga negaaa rsejalandengan pancasila sebagai keyakinan hidup dan gagasan yang sudah diyakini kebenarannya. Seperti halnya filsafat, ideologi-pun memiliki pengertian yang berbeda-beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain disebabkan juga oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya ideologi itu bersumber kepada suatu filsafat.

4. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup

Ideologi sebagai suatu system pemikiran, maka ideology terbuka merupakan suatu system pemikiran terbuka. Sedangkan

213Ibid., 285

Page 215: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

204 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

ideology tertutup merupakan merupakan suatu system pemikiran tertutup. Suatu system tertutup dapat dikenali dengan beberapa cirri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasarisuatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat.

Dengandemikian, ciri ideology tertutupbahwaatasnama ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat.ideologi tertutup isinya bukan hanya berupa nilai dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkrit dan oprasional yang keras yang diajukan dengan mutlak. Jadi ciri ideology tertutup adalah bahwa betapapun besarnya perbedaan antara tuntutan berbagai ideology yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideology tersebut.214

214Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk. Op. Cit., hlm. 54.

Page 216: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 205

PELAKSANAAN PENGAMALAN PANCASILA Oleh: Uswatun Khasanah

Pancasila sebagai dasar Negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebih dari ideology Negara dalam format politik dalam orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara.

Saat ini pelaksanaan pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena didalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti Negara-negara diseluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neoliberalisme, serta non-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berpikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan system nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa, implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu realisasi paksis untuk mencapai tujuan bangsa.215

A. Tingkat-tingkat perwujudan pancasila.

Untuk menemukan keberadaan pancasila, perlu dipahami adanya berbagai kemungkinan perwujudanan pancasila. Dalam buku drijarkara tentang Negara dan bangsa. Pancasila memiliki berbagai

215 Sulil W.H, pancasila dan wawasan nusantara, (Yogyakarta: indoeduka, 2007), hlm. 119

Page 217: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

206 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

perwujudan yang dapat digoongkan menjadi 3 kategori, yaitu kategori tematis, kategori imperative, dan kategori operatif.216

Penggolongan perwujudan pancasila ini didasarkan pada hubungan dan fungsi pancasila bagi kehidupan manusia pada umumnya, khususnya bagi bangsa Indonesia.berbagai wujud ini sesuai dengan adanya kemampuan mental dalam diri manusia. Sebagai kategori tematis, pancasila merupakan suatu objek dihadapan kita, sebagai rumusan konsep-konsep yang memuat ide-ide untuk dapat dipikirkan dan dipahami. Selain itu, pancasila juga merupakan kategori inperatif yang dapat dijadikan norma dalam kehidupan bersama, termasuk norma hukum.

Berbagai wujud pancasila tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri manusia, sehingga memiliki fungsi yang bersesuaian juga. Wujud rumusan pancasila yang termuat dalam pembukaan dalam UUD 1945 sesuai dengan kemampuan manusia yang dapat membaca, serta dapat mendengarkannya bila dibacakan. Dalam rumusan tersebut termuat wujud ide atau konsep yang dapat dipelajari serta dimengerti oleh manusia yang memiliki kemampuan berfikir. Kecuali konsep atau ide, dalam pancasila juga termuat harga atau nilai, yang dapat ditangkap oleh manusia debagai yang dapat menghargai atau menilai dengan kemampuan afektif serta konaktifnya.217

B. Prinsip-prinsip pelaksanaan pancasila.

Pelaksanaan pancasila merupakan salah satu bentuk perwujudan pancasila dalam tindakan dan kegiatan praktis dalam kehidupan manusia.pelaksanaan pancasila dapat diusahan dan terjadi dalam kehidupan diri setiap orang yang praktis dan operasional, yang secara konkret perwujudannya sangat dipengaruhi oleh situasi serta keadaan, namun hakikat pancasila harus tetap merupakan intinya dan tidak boleh lain atau menyimpang.218

216 Drs. Paulus Wahana. Filsafat pancasila, (Yogyakarta:kanisius 1993), hlm. 99 217 Ibid., hlm. 101 218 Ibid.

Page 218: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 207

Berikut prinsip yang digunakan dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila. 1. Pengamalan secara objektif. Pengamalan secara objektif adalah dengan melaksanakan dan

menaati peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum Negara yang berlandaskan pada pancasila.

2. Pengamalan secara subjektif Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-

nilai pancasila yang berwuju nilai etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Disamping mengamalkan secara objektif, secara subjektif warga Negara dan penyelenggara Negara wajib mengamakan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,, berbangsa, dan bernegara. Dalam rangka pengamalan secara subjektif ini, pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan bertingkah laku setiap warga Negara dan penyelenggara Negara. Etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumberkan pada nilai-nilai pancasila dan adanya pengamalan secara subjektif ini adalah konsekuensi dawi mewujudkan nilai dasar pancasila sebagai norma etik berbangsa dan bernegara.219

a. Pengamalan pancasila dengan pandangan hidup bangsa Dengan adanya ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila, maka bangsa Indonesia telah mempunyai pedoman/ tuntutan/pegangan yang dapat menjadi petunjuk dan pegangan hidup bagis sikap tingkah laku setiap manusia indoneasia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.220 Secara umum sekali dapat dirumuskan bahwa mengamkan pancasila dalam hidup sehari-hari adalah apabila kita mempunyai sikap mental. Pola pikir dan tingkah laku (amal perbuatan) yang dijiwai sila-sila pncasila secara kebulatan, bersumber kepada pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Tidak bertentangan dengan norma-

219 Dwi winarn,. Paadigma baru pendidikan kewarganegaraan, (surabaya:bumi aksara 2010), hlm. 28 220 Darji darmodihargo dan m. mardojo, santiaaji panacasila, (Surabaya:usaha nasional 1991), hlm. 61

Page 219: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

208 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

norma agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun dan adat kebiasaan. Dan tidakbertentang dengan nrma yang berlaku. Secara konkret norma itu dapat digali dan kdikembangkan dari:

1) Sila-sila pancasila (termasuk didalamnya terdapat ajaran agama)

2) Pembukaan UUD 1945 3) Batang tubuh UUD 1945 4) Ketetapan-ketetapan MPR/S dan segala peraturanperundang-

undangan yang berlaku. 5) Norma-norma perjuangan bangsa Indonesia (jiwa dan nilai-

nilai 1945) 6) Norma-norma lain yang bersumber kepada kepribadian

bangsa Indonesia. Sebagai dikemukakan diatas, pengamalan pancasila daln kehidupan sehari-hari dadpat disebut pengamaan pancasila secara subjektif. Pengamalan pancasila secara subjektif meliputi bidang-bidang yang luas, antara lain bidang ideology, politik, eknomi, social, kebudayaan, agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. Juga meliputi lingkungan hidup pribadi, hidup keluarga, hidup bermasyakarat dan sebagainya.221

b. Pengamalan pancasila sebagai dasar Negara Di atas dasar ini dibentuklah susunan pemerintahan dan

keseluruhan peraturan hukum potifit yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam kesatuan hidup bersama secara kekeluargaan dan gotong-royong

Negara adalah lembagaa kemanusiaan. Baik secara lahir maupun batin. Hakikat Negara didasarkan atas pokok pikiran yang bersendi pada dan terdiri atas manusia yang mempunyai hakikay sifat sebagai individu dan makhluk sosia dalam satu kesatuan serta keseimbangan.

221 Ibid., hlm 61

Page 220: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 209

Mengamalkan pancasila sebagai dasar Negara berarti mengamalkan pancasila sebagai dasar untuk mengatur menyelenggarakan pemerintahan Negara.

Pokok-pokok pikiran tentang hakikat, sifat dan bentuk Negara serta pemerintahan Negara republic Indonesia telah dituangkan didalam pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 yang merupakan penuangan jiwa proklamasi kemerdekaan222 17 agustus 1945 ialah jiwa pancasila, mengandung empat pokok pikiran. 1) Negara pesatuan ialah Negara yng melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia, mengatasi segala paham golongan dan perorangan, mengatasi segala agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan perwujudan sila III pancasila yang berbunyi persatuan Indonesia.

2) Negara bertujuan mewujudkan keadilan social bagi seuruh rakyat Indonesia dalam rangka mewujudkan Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dalam hal ini, Negara berkewajiban memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Ini merupakan perwujudan sila V pancasila yag berbunyi keadilan social bagi seuruh rakyat Indonesia.

3) Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan pemusyawarahan/perwakilan. Negara kita berkedaulatan rakyat. Mempunyai system pemerintahan demokrasi yang kita sebut demkrasi pancasila. Ini merupakan perwujudan sila IV pancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam pemusyaaratan/perwakilan.

4) Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara kita bukan Negara ateis atau negara teokrasi. Negara kita menjunjung tinggi semua agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini perwujudan sila ke I pancasila yang berbunyi ketuhanan yang

222 Ibid.

Page 221: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

210 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

maha esa dan sila ke II yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab.223

C. Pelaksanaan pengamalan pancasila

Dari pemahaman akan diri, lingkungan, hbungannya dengan yang lain, dan berdasarkan pengamaan hidupnya, manusia dapat menghayati serta merasakan keberadaan dalam dirinya, untuk selanjutnya memilih dari berbagai kemungkinan yang ada untuk menyelenggarakan serta menempatkan dirinya dalam hubugannya dengan yang lain. Hal-hal yang dirasa bernilai itu akan memberikan daya tarik serta cenderung akan dipilih untuk diusahakan.

Demikian pula dalam melaksanakan pancasila , kita peru memahami pancasila dengan benar, yang meliputi fungsi dan kedudukannya dalam kehidupan kita. Untuk usaha menyebarluaskan pemahaman tentang pancasila dengan segala fungsi dan kedudukannya, telhah diusahakan dengan mengadakan peajaran berkenaan dengan pancasila dilembaga pendidikan formal.

Kemudian setelah ada kehendak yang bulat serta suasana yang mendukungnya, perlu dicari arah dan petunjuk bagi pelaksanaan ancasila dalam kehidupan bersama. Nila-nilai pancasila yang dirasa baik dan bernilau dalam kehidupan bersama perlu didukung bagi pelaksanaanya. Dengan penuh kesadaran kita perlu berusaha melaksankan pancasila bagi setiap orang maupun dalam kehidupan ersama, kita perlu membiasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang sekiranya merupakan pelaksanaan dari nilai-nilai pancasila.

223 Ibid., hlm. 62

Page 222: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 211

PERUBAHAN PANCASILA SESUAI DENGAN DASAR-DASAR NEGARA

Oleh Yessi Oktavionita

Dalam priode pemerintahan NKRI semenjak berdiri dan diproklamasikan dari pertama kali(17 Agustus 1945) sampai saat ini, telah mengalami beberapa kali perubahan Undang-undang Dasar dan Pancasila serta sistem pemerintahan yang dikenal sebagai:224 1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) priode 17 Agustus

1945 sampai 29 Desember 1949. Berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sesuai dengan pembukaan UUD 1945.

2. Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)priode 29 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.

Berdasarkan KONSTITUSI RIS, Pancasila berbunyi: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Prikemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) priode 17 Agustus

1950 sampai 5 Juli 1959

Berdasarkan UUDS 1950 dan Pancasila Berbunyi: 1. Ketuahan Yang Maha Esa 2. Prikemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial 224 Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945

Page 223: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

212 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI)priode 5 Juli 1959 sampai sekarang:

Setelah terjadinya Dekrit Presiden Soekarno kembali kepada UUD 1945, sampai sekarang. NKRI berdasarkan UUD 1945 dan pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. 225 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

A. Tujuan Pendidikan Pancasila 1. Tujuan Pendidikan Pancasila

a. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui serta memahami tentang sejarah perjuangan bangsa serta lahirnya Pancasila sebagai dasar negara dan sila-silanya serta priode-priode pancasila sebagi dasar ideologi negara dan dasar falsafah bangsa.

b. Mengantarkan mahasiswa agar menguasai dan mempunyai kemampuan berpikir yang rasional dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia intelektualitas untuk: - Mengambil sikap dan tanggung jawab sesuai dengan hati

nuraninya. - Menganalisis masalah hidup dan kesejahtraan serta

cara-cara pemecahannya. - Mmpu mengenali perubahan –perubahan dan

perkembangan ilmi pengetahuan dan seni - Mampu memaknai pristiwa sejarah dan nilai-nilai

bangsa. c. Menghasilkan peserta didik dengan sikap an prilaku:

- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.

225 Pancasila 179

Page 224: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 213

- Mendukung, memahami serta memperthankan persatuan dan kesatuan bangsa.

- Mendukung paham kerakyatan yang mengutamakan kepentingan individu maupun kelompok.

- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam masyarakat.226

2. Landasan Pendidikan Pancasila a. Landasan Kultural.

Pendidikan Pancasila intinya mengajarkan asas musyawarah mufakat. Budaya musyawarah mufakat sudah lama dikenal dan diperaktikkan secara turun menurun dalam masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dijumpai dalam bentuk simbol-simbol kebudayaan seperti: - Di Bali adaya Balai Agung dan dewan orang tua. - Di Minang Kabau adanya Nagari dan dewan Nagari - Di Jawa adanya balai desa sebagai tempat untuk rembung

desa. Budaya musyawarah mufakat telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia, hal ini terbukti pada saat menyelesaikan timbulmnya permasalahan dalam masyarakat.

b. Landasa Yuridis 1. UUD 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa serta pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.

2. UU No. 19 PNPS tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sisdiknas Pancasila.

3. UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara. 4. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.227

c. Landasan Historis. 1. Sejarah Lahirnya Pancasila 2. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945 3. Pembukaan UUD 1945

d. Landasan Filosofi - Pancasila Sebagai Ideologi Negara/Bangsa

226 Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945 227 Pancasila 183

Page 225: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

214 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

- Pancasila sebagai Landasan Falsafah Bangsa. 3.Landasan Hukum Negara

a. Landasan Hukum Negara RI - Sumber Hukum - Pandangan Hidup - Ideologi Negara - Cita-Cita Dan Tujuan Bangsa - Landasan Idiil/ Sumber dari segala sumber

hukum NKRI b. Landasan Konstitusional UUD-1945

- Hukum dasar tertulis - Sumber hukum dari setiap ketentuan yang

dibawahnya (UU,PP,Kep Pres, dst) - Landasan konstitusional

4. Fungsi Pancasila

a. Pancasila Sebagai Dasar Negara Prof. Dr. Soetomo sebagai salah satu seorang yang terlibat langsung dalam sidang BPUPKI baik pada sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 maupun sidang yang kedua pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945, pada saat membicarakan dasar Indonesia merdeka, mengemukakan sebagai berikut:228 1. Teori perorangan/individualistis sebagaimana diajarkakn

oleh”Thomas Hobbes” dan “John Locke” (abad ke 17, John Ruessaw (abad ke-18). Menurut pikiran-pikiran ini negara adalah masyarakat hukum (Legal Society)yang disusun atas kontrak sosial. Yaitu kontrak antra seluruh orang dalam masyarakat. Artinya masyrakat secara keseluruhan melakukan persetujuan bersama memberikan kewenangan pemerintah kepada penguasa tertentu, kemudian masyarakat bersama juga mematuhi/menjalankan semua ketentuan yang sudah dibuat/dikeluarkan oleh penguasa/pemerintah tersebut.229

2. Teori golongan/Class Theory, sebagaiman diajarkan oleh Krl Mark, Hegel dan Lenin. Teori ini menjelaskan negara dianggap

228 Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945 229 Pancasila 188

Page 226: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 215

sebagai alat dari satu golongan (Class), untuk menindas golongan lain. Negara adalah alat golongan yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat menindas golongan-golongan lain yang kedudukannya lebih lemah. Negara kapitalis adalah alat bagi gaum borjuis untuk menindas kaum buruh, Oleh karna itu, para Marxis menganjurkan revulusi politik dan kaum buruh untuk merebut kekuasaan negara agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis.

3. Teori Integralistik sebagaiamana diajarkan Spinoza, Adam Muller dan Hagel (abad ke-18 dan 19). Menurut aliran ini negara adlah tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan, aakn tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai persatuan.

4. Supomo mengemukakan bahwa negara adalah susunan masyrakat yang integral, segala golongan, segala bagian, segala anggota berhubungan erat satu nam lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara tidak memihak kepada satu golongan yang paling kuat atau yang paling besar, tidak menggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi neagara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai persatuan yang tidak dapat dipisahkan Sifat paham negara yang paham Integralistik ini sesuai dengan tata negara Indonesia yang asli sebagamana terlihat dalam susunan desa-desa/kampung-kampung diJawa, Sumatra, dan kepulauan Indonesia liannya, Paham Integralistik yang dikemukakan oleh Soepormo ini mendapat dukungan Soekarno, yang mengatakan bahwa dunia Eropa dan Amerika penuh konflikakibat pertentangan hak kemerdekaan kedaulatan saat sebagaian suatu badan menimbulkan pertentangan kebatinan negara. M. Hatta mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang dikemukakan dalam panitia kecil perancang undang-undang, saya setuju kita harus menentang individualisme, kita mendirikan negara baru atas dasar gotong royong dan ats hasil usaha bersama.

Page 227: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

216 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai mana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, pada alenia tersebut disebutkan sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perbadamaian abadi dan keadilan sosia maka disusunlah kemerdekaan kebagsaan dalam suatu undang-undang dasar negara indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada keTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mengwujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.

Pancasila sebagai dasar negara adalah juga merupakan dasar hukum negara atau juga disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum diindonesia. Hal ini sangat penting sekali artinya dan perlu dipahami dengan sungguh-sungguh oleh segenap bangsa indonesia, terutama oleh pengelolah negara ini, karna dengan ini akan menimbukan suatu tekad dan semangat yang dalam menjaga persatuan indonesia. 230 B. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA Bagi suatu negara/ bangsa yang merdeka pandangan hidup (way 0f life) adalah merupakan suatu sinar penerang bagi kelangsungan hidupnya adalah merupakan suatu gagasan konsep dasar mengenai cita-cita mengenai kelangsungan hidupnya dimasa datang dan seterusnya. Hal ini didasari keyakinan agama, kepercayaan, kebudayaan, kebiasaan, pemikiran-pemikiran yang sehat serta pertimbagan-pertimbangan yang kuat dan pasti untuk melaksanakan setiap kegiatan guna untuk mencapai cita-cita yang ingin diwujudkan.

230 Panacsila Kewarganegaraa, Pancasila dan UUD 1945

Page 228: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 217

Pancasila yang merurpakan dasar negara yang sudah diyakini oleh bangsa indonesia sebagai nila-nilai yang tinggi serta diyakini juga akan kebenarannyadan dijadikan sebagi hukum dasar yang tertinggi bagi bangsa dan negara.231

Dengan sikap dan tekad yang demikian suawajarnyalah pancasila menjadi way of life/ pandangan hidup bangsa yang merupakan pegangan dasar bagi setiap warga negara indonesia. Serta dengan tekad dan keyakinan semacam ini, persatuan dan kesatuan yang sudah terwujud bagi segenap bangsa indonesia wajib dijaga dn dilestarikan oleh segenap warga negara indonesia untuk menjaga terjaminnya sert terjaganya kelestarian serta kelanjutan kehidupan bangsa indonesia untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah merupakan modal dasar bagi indonesia dan negara kesatuan republik indonesia untuk menciptakan serta melanjutkan cita-cita bangsa yang telah berhasil diperjuangkan oleh pemimpin-pemimpin bangsa masa lalu bagi generasi penerus serta anak cucu yang akan datang dapat lebih meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dari segala aspek, untuk umcapai cita-cita bangsa, kebahagiaan dan kesejahtraan yang lebih baik sesuai cita-cita bangsa sebagaimana disebutkan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.232 C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA/BANGSA a) Pancasila sebagai ideologi bangsa

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalahpancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat bangsa indonesia Berdasarkan tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 Tentang pencabutan ketetapan MPR tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan benegara.

b) Pancasila sebagai ideologi negara Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau

231 Pancasila Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945 232 Pancasila 203

Page 229: staimaarif-jambi.ac.id filestaimaarif-jambi.ac.id

218 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

ide yang berarti raut muka. Perawakan, gagasan, buah pikiran dan kata logi yang berarti ajran, dengan demikian ideologi adalah ajaran atau tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas ( Marsudi, 2011). 233

233 Wahana, Paulus. 1993.Filsafat Pancasila. Kanius. Yogyakarta. Hal 20