96
Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al- Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) Disusun Oleh: Muhammad Najmul Umam NIM: 1110052000032 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 M/2017 M

Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

  • Upload
    dokhanh

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-

Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten

Pati Provinsi Jawa Tengah

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos.)

Disusun Oleh:

Muhammad Najmul Umam

NIM: 1110052000032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 M/2017 M

Page 2: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi
Page 3: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan

Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu

Kabupaten Pati, telah diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis,

26 Oktober 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam.

Ciputat, 30 Oktober 2017

Page 4: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi
Page 5: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

i

ABSTRAK

Muhammad Najmul Umam. NIM 1110052000032, Strategi Coping Santri

Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Nahdaltut Thalibin Tayu Kabupaten Pati, Dibawah Bimbingan Dra.

Nasichah, MA.

Menghafal merupakan suatu kegiatan yang mengikut sertakan aktivitas

ingatan di dalamnya. Proses yang dijalani oleh seseorang untuk menjadi penghafal

Al-Qur’an tidaklah mudah dan sangat panjang. Dikatakan tidak mudah karena

harus menghafalkan isi Al-Qur’an dengan kuantitas yang sangat besar. Menghafal

membutuhkan kedisiplinan tinggi mau tidak mau menuntut remaja penghafal Al-

Qur’an untuk mampu melakukan managemen waktu. Oleh karena itu, penelitian

ini ingin memperoleh gambaran mengenai dinamika santri dalam menghadapi

tekanan psikologi yang dihadapi oleh penghafal Al-Qur’an remaja.

Menghafal Al-Qur’an bukan pula semata-mata menghafal dengan

mengandalkan kekuatan memori, akan tetapi termasuk serangkaian proses yang

harus dijalani oleh penghafal Al-Qur’an setelah mampu menguasai hafalan secara

kuantitas. Penghafal Al-Qur’an berkewajiban untuk menjaga hafalannya,

memahami apa yang dipelajarinya dan bertanggung jawab untuk

mengamalkannya. Oleh karena itu, proses menghafal dikatakan sebagai proses

yang panjang karena tanggung jawab yang diemban oleh penghafal Al-Qur’an

akan melekat pada dirinya hingga akhir hayat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang strategi

coping santri dalam menghadapi tekanan psikologi santri mulai dari tekanan

lingkungan, target hafalan serta benyaknya kegiatan yang harus dijalani oleh para

santri penghafal Al-Qur’an. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan data

penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh

langsung dari sasaran penelitian berupa catatan, rekaman dan data-data dari

sumber yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Kabupaten Pati.

Dari hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa Pondok

Pesantren Nahdalatut Thalibin yang menerapkan menghafal satu persatu terhadap

ayat-ayat yang hendak dihafalnya, setiap ayat bisa dibaca sepuluh kali, atau dua

puluhkali, atau lebih sehingga proses ini membentuk pola dalam bayangannya dan

membentuk gerak refleks pada lisanya. Strategi coping santri putri Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, dalam menghadapi kesulitan untuk menghafal

Al-Qur’an adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri, memilih tempat yang

kondusif untuk menghafal Al-Qur’an, sering membaca dan langsung menyetor

hafalan kepada guru pembimbing, berusaha untuk menghadapi semua tantangan

dalam menghafal dan istiqomah (konsisten)

Kata kunci : Strategi Coping Santri Putri, Bimbingan Menghafal Al-Qur’an

Santri

Page 6: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan segala berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini yang berjudul “Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan

Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nahdaltut Thalibin”. Peneliti

menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan

dan kesalahan, namun penulis tetap berharap Skripsi ini dapat bermanfaat untuk

memberikan informasi maupun untuk berbagi ilmu pengetahuan bagi berbagai

kalangan secara luas.

Selain itu, penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar kesarjanaan dibidang Bimbingan dan Bimbingan Islam

pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Orang tua

tercinta (Ibu, Bapak), serta keluarga dan teman-teman yang telah membantu baik

secara materil maupun immateril berupa doa, dukungan, semangat dan

pendampingan. Selainitu, penulis menyampaikan terimakasihjugakepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si Selaku Sekretaris

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

iii

3. Ibu Dra. Nasichah, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan dan

arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Helmi Rustandi selaku Dosen Pembimbing Akademik terimakasih atas

bimbingannya selama ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur

sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan

kerjasamanya.

7. Teman-teman BPI 2010, Yeni, Titi, Anisa, Sefty, Fia, Ali Munandar, Ustadz

Ridwan, Muhammad Haris, Heriyanto teman-teman yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang senantiasa selalu berbagi rasa, baik sedih, suka

dan duka.

8. Teman-teman BPI, Khoirul Khoiry, Gus Ubay, Ustadz Aswad, Niko, Taufik,

Vita Virginia, Diah Selviani terimakasih atas saran dan arahan selama

mengerjakan skripsi, semoga di beri keberkahan, terimakasih dukungannya

dan bantuan dalam segi apapun.

9. Untuk Fanni Agsutina Hidayati, yang selalu memberikan dukungan dan

selalu mengirimkan doanya agar penulisannya cepat selesai.

Page 8: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

iv

10. Untuk teman dari pati di ciputat Sigit Ilham, Nova Nurul Farida, Ismatus

Zulfa. Terimakasih atas bantuannya dan semoga kebaikan kalian akan

menjadi berkah.

11. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis ucapkan terimakasih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya

kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna,

namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

umumnya bagi para pembaca khususnya segenap keluarga besar jurusan

Bimbingan dan Bimbingan Islam.

Ciputat, 22 Oktober 2017

Muhammad Najmul Umam

Page 9: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 8

E. Tinjaun Pustaka ...................................................................................... 15

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Metode Bimbingan .................................................................................. 18

1. Pengertian Metode .............................................................................. 18

2. Pengertian Bimbingan ........................................................................ 18

B. Bentuk-bentuk Bimbingan ................................................................. 20

C. Unsur-unsur Bimbingan menghafal Al-Qur’an ....................................... 20

1. Pengertian Menghafal ........................................................................ 20

2. Pengertian Al-Qur’an ......................................................................... 21

3. Metode Umum Dalam Menghafal Al-Qur’an ................................... 22

Page 10: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

vi

D. Coping ..................................................................................................... 25

1. Pengertian Coping ............................................................................... 25

2. Proses Coping ..................................................................................... 27

3. Jenis Dan Fungsi Coping .................................................................... 28

4. Dimensi Coping .................................................................................. 28

a. Coping yang berfokus pada masalah ............................................ 29

b. Coping yang berfokus pada emosi ............................................... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN NAHDALATUT

THALIBIN TAYU

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu ............. 32

1. Visi,Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin ........... 33

3. Lokasi Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin Tayu ......................... 33

4. Sarana dan Prasarana........................................................................ .31

5. Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin .................. 34 40

5. Struktur Organisasi ........................................................................... 38

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Identitas Informan ................................................................................. 39

1. Pembimbing ..................................................................................... 39

2. Santri Putri ........................................................................................ 40

B. Pelaksanaan Metode Bimbingan ........................................................... 45

Page 11: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

vii

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 45

2. Metode Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin. ........................................................................... 47

3. Hafalan Santri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin ...................... 48

4. Strategi Coping Santri Dalam Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Di

Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin Tayu. .................................. 52

5. Pengaruh Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Terhadap kemampuan

Coping Santri .................................................................................... 55

6. Pelaksanaan Bimbingan Menghafal Al-Qur'an ............................... 58

a. Faktor Penghambat ....................................................................... 61

b. Faktor Pendukung ........................................................................ 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 64

B. Saran ........................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa

merupakan masa yang sulit. Sering disebut masa stress karena pada masa ini

remaja dihadapkan pada perubahan-perubahan yang membuat remaja bingung.

Tidak hanya perubahan fisik yang berkembang pesat, tetapi juga perubahan

lingkungan yang memaksa remaja untuk menjadi dewasa seperti yang diharapkan

lingkungan padahal remaja sendiri tidak tahu harus berbuat seperti apa. 1

Lingkungan mengharapkan remaja bisa bertanggung jawab seperti halnya

orang dewasa. Perubahan-perubahan ini membuat remaja yang tidak bisa

menemukan identitasnya mengalami kebingungan. Sehingga sebagian besar

remaja menghadapi masalah-masalah baik itu dengan orang tua, teman maupun

dengan kehidupan di sekolah.2

Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi

gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan

bahwa mereka sudah hampir dewasa sehingga pada masa remaja sering

mengalami keadaan tertekan yang muncul dari dalam maupun dari luar diri

individu. Melalui proses appraisal (penilaian), ketika diri dihadapkan pada suatu

tekanan, maka sistem kognitif diri segera bereaksi terhadap tekanan tersebut

1Iredho Fani Reza, Efektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya Mencapai Kesehatan

Mental Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni (Sekolah Pascasarjana UIN Sayarif Hidayatullah

Jakarta, 2015), h. 60. 2Lisya Chairani dan M. A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan

Regulasi Diri (Yogyakarta: Buku Beta Jogja, 2016), h. 3

Page 13: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

2

dengan memunculkan perilaku yang akan membantu mengatasi atau mengurangi

ketegangan yang dialami.

Proses yang dijalani oleh seseorang untuk menjadi penghafal Al-Qur’an

tidaklah mudah dan sangat panjang. Dikatakan tidak mudah karena harus

menghafalkan isi Al-Qur’an dengan kuantitas yang sangat besar terdiri dari 114

Surat, 6.236 Ayat, 77.439 kata, dan 323.015 huruf yang sama sekali berbeda

dengan simbol huruf dalam bahasa Indonesia.

Bagi remaja penghafal Al-Qur’an, nilai-nilai yang terinternalisasi

berdasarkan Al-Qur’an dan hadist dapat menjadi sumber potensial untuk

melakukan regulasi diri. Nilai-nilai ini nantinya diharapkan dapat membantu

remaja penghafal Al-Qur’an dalam menghadapi berbagai kendala dan rintangan

dalam usaha untuk mencapai hafalan yang sempurna. Proses menghafal yang

membutuhkan kedisiplinan tinggi mau tidak mau menuntut remaja penghafal Al-

Qur’an untuk mampu melakukan regulasi diri. Oleh karena itu, penelitian ini ingin

memperoleh gambaran mengenai dinamika regulasi diri yang dilakukan oleh

penghafal Al-Qur’an remaja.3

Menghafal Al-Qur’an bukan pula semata-mata menghafal dengan

mengandalkan kekuatan memori, akan tetapi termasuk serangkaian proses yang

harus dijalani oleh penghafal Al-Qur’an setelah mampu menguasai hafalan secara

kuantitas. Penghafal Al-Qur’an berkewajiban untuk menjaga hafalannya,

memahami apa yang dipelajarinya dan bertanggung jawab untuk

mengamalkannya. Oleh karena itu, proses menghafal dikatakan sebagai proses

3Lisya Chairani dan M. A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan

Regulasi Diri (Yogyakarta: Buku Beta Jogja, 2016), h. 9.

Page 14: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

3

yang panjang karena tanggung jawab yang diemban oleh penghafal Al-Qur’an

akan melekat pada dirinya hingga akhir hayat.

Sistem nderes4 dan nyetor hafalan memang sangat tergantung pada

kemandirian dan kedisiplinan masing-masing individu penghafal Al-Qur’an.

Rendahnya kesadaran individu untuk mengulangi hafalannya dan

menyetorkannya secara mandiri kepada guru menjadi kendala bagi pengurus

pesantren. Kemampuan meregulasi diri tentu saja sangat dibutuhkan pada proses

ini, untuk membantu remaja tersebut menyelaraskan antara tujuannya secara

pribadi dengan apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Seperti adanya tuntutan

untuk belajar, membagi waktu dengan tepat agar hafalan tetap dapat berjalan dan

keinginan untuk berinteraksi dengan teman. Permasalahan lain yang sering

muncul dan mengganggu konsentrasi bahkan membuat hafalan menjadi lupa

adalah konflik dengan teman yang tidak terselesaikan.

Terganggunya hubungan pertemanan seringkali dipicu oleh rasa iri yang

muncul dari teman yang bukan penghafal Al- Qur’an dan batasan yang dibuat

oleh penghafal itu sendiri karena adanya rasa takut akan kehilangan hafalannya.

Seperti misalnya tidak mau terlibat terlalu jauh dalam candaan yang dilontarkan

temannya sehingga memunculkan penilaian negatif dari teman. Penilaian negatif

dari teman ini seringkali memunculkan perasaan negatif dan mengganggu

konsentrasi dalam menghafal bahkan menjadikan hafalan yang telah tersimpan

hilang atau lupa.5

4Kegiatan membaca AL-Qur’an sendiri atau murajaah

5Lisya Chairani dan M. A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan

Regulasi Diri (Yogyakarta: Buku Beta Jogja, 2016), h. 7.

Page 15: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

4

Berdasarkan hasil penelitian mendapati bahwa permasalahan yang biasa

dialami oleh penghafal bersumber dari beberapa hal yaitu: materi hafalan, kondisi

guru yang membimbing, kondisi santri, metode menghafal dan lingkungan

pesantren. Materi hafalan dapat menjadi masalah jika sedari awal tidak ditekankan

untuk menggunakan satu mushaf ketika menghafal dan tidak ditentukan materi

mana yang harus dihafalkan terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan siswa.

Selanjutnya, karena menghafal Al-Qur’an harus di bawah bimbingan seorang

guru, maka proses menghafal mau tidak mau tergantung pada kondisi guru,

menyesuaikan dengan aktivitas guru dan kuota guru yang tersedia kaitannya

dengan giliran menyetor hafalan.

Kondisi santri yang kadangkala menjadi hambatan dalam proses menghafal

adalah latar belakang santri yang tidak seluruhnya berasal dari institusi agama

yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Arab, kepribadian santri yang sulit untuk

menemukan pemecahan masalah yang efektif ketika mengalami masalah dengan

teman di asrama hingga mengganggu proses menghafal, rendahnya kesadaran

santri untuk mengulang hafalan dan menyetorkan kepada guru serta kondisi fisik

atau kesehatan yang terganggu. Metode menghafal sangat menentukan dalam

proses menghafal, metode jama’i atau berjamaan yang diterapkan di pondok

pesantren seringkali membuat tidak nyaman santri yang terbiasa menghafal

sendiri dalam suasana yang tenang.6

Konsekuensi dari tanggung jawab menghafal Al-Qur’an pun terhitung berat.

Bagi penghafal Al-Qur’an yang tidak mampu menjaga hafalannya maka

6Lisya Chairani dan M. A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan

Regulasi Diri (Yogyakarta: Buku Beta Jogja, 2016), h. 8.

Page 16: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

5

perbuatannya dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk perbuatan dosa.

Bahkan salah satu hadist dengan tegas menyatakan Al-Qur’an yang diharapkan

dapat memberi pertolongan dapat saja memberi mudharat kepada penghafalnya

jika tidak diamalkan.

Oleh karena itu, selain membutuhkan kemampuan kognitif yang memadai,

Kegiatan menghafal Al-Qur’an juga membutuhkan kekuatan tekad dan niat yang

lurus. Dibutuhkan pula usaha yang keras, kesiapan lahir dan bathin, kerelaan dan

pengaturan diri yang ketat Menghafal Al-Quran merupakan suatu keutamaan yang

besar. Al-Qur’an dapat mengangkat derajat seseorang dan dapat memperbaiki

keadaanya ketika ia mengamalkannya, tetapi sebaliknya, ketika Al-Qur’an

dijadikan bahan tertawaan dan disepelekan maka akan menyebabkan ia disiksa

yang sangat pedih di akhirat kelak.7

Secara teoritis, usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi

permasalahanya disebut dengan coping. Coping merupakan strategi untuk

memanajemen tingkah laku untuk memecahkan masalah yang paling sederhana

dan realistis.8 Coping merupakan proses dinamik dari satu pola perilaku atau

pikiran-pikiran seseorang yang secara sadar digunakan untuk mengatasi tuntutan-

tuntutan dalam situasi yang menekan dan menegangkan.

Perilaku yang membantu mengatasi atau mengurangi ketegangan inilah

yang dinamakan dengan strategi coping. Strategi coping merupakan suatu cara

yang dilakukan individu untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan kondisi

yang bersifat menekan atau mengancam baik fisik maupun psikis. Beberapa orang

7Sa’dollah, 9 Cara Menghafal Al-Qur’an (Jakarta :Gema Insani Press, 1994), h. 23.

8Triantoro Safaria dan Norfrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas

Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 96.

Page 17: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

6

segera menyusun rencana untuk memecahkan masalah, menghadapi permasalahan

yang sedang dihadapi hingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

Sedangkan beberapa yang lain berpura-pura baik-baik saja dan bersikap seolah

tidak ada permasalahan yang sedang terjadi, berharap masalah tersebut akan

selesai dengan sendiri Dua perilaku berbeda ini sesungguhnya sama-sama

merupakan strategi coping.9

Perilaku yang berbeda-beda dalam mengatasi tekanan mencerminkan bahwa

strategi coping masing-masing individu belum tentu sama. Dalam hal ini, menurut

Lazarus dan Folkman terdapat dua strategi coping, yaitu coping yang berfokus

pada masalah (problem focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi

(emotion focused coping).

Perbedaan strategi coping inilah yang mengelompokkan perilaku orang-

orang dalam mengatasi tekanan ataupun masalah. Orang yang tidak lari dari

permasalahan dan menghadapi suatu tekanan termasuk orang yang menggunakan

coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping), sedangkan orang

yang menghindar dan mengingkari permasalahan yang sedang dihadapi termasuk

orang menggunakan coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping).

Mengapa penellitian ini penting, karena untuk mengetahui kadar

kemampuan coping santri dalam menghadapi tekanan psikologi santri mulai dari

tekanan lingkungan, target hafalan serta benyaknya kegiatan yang harus dijalani

oleh para santri penghafal al-Qur’an.

9Iredho Fani Reza, Efektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya Mencapai Kesehatan

Mental Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni (Sekolah Pascasarjana UIN Sayarif Hidayatullah

Jakarta, 2015), h. 61.

Page 18: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

7

Berdasarkan latarbelakang di atas maka penulis ingin mengangkat tema skripsi

mengenai Strategi Coping Santi Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-Qur’an

di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Kab. Pati Prov. Jawa Tengah

Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada dasarnya dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an ada beberapa

unsur seperti pembimbing, materi, sarana , prasarana serta metode. Namun

dalam skripsi ini persoalan yang akan diteliti untuk skripsi ini dibatasi

pada metode yang digunakan dalam membimbing menghafal Al-Qur’an

pada santri di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan paparan di atas, maka perumusan masalah

yang penulis kaji adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi coping santri Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin Tayu Wetan?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan tersebut maka

adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

strategi coping santri putri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu

dalam menghadapi bimbingan menghaafal Al-Qur’an.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi,

yaitu :

Page 19: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

8

1. Manfaat akademis, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

tambahan pengetahuan bagi kajian Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

khususnya dalam metode penghafalan Al-Qur’an.

2. Manfaat praktis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran berupa masukan kepada masyarakat khususnya

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab. Pati

dalam pengembangan kegiatan bimbingan menghafal Al-Qur’an yang

lebih tepat, efisien dan efektif.

C. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori dan konsep-konsep untuk

mendeskripsikan data penelitian. Deskripsi merupakan salah satu ciri

penelitian kualitatif yag disebut juga desain deskriptif kualitatif. Lincoln

dan Guba mendefinisikan deskriftif yaitu data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka yang dilakukan secara sistematis dan

terhadap masalah-masalah yang hendak dipecahkan. Data tersebut berasal

dari wawancara, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, catatan

atau memo.10

Kountur mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah jenis

penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan

tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif

10

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.

28.

Page 20: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

9

dipilih karena sesuai dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh

penelitian ini yaitu untuk menjelaskan data-data faktual penelitian

dilanjutkan dengan penjelasan lebih rinci atas data-data tersebut.11

Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan dengan studi

kasus untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi

mendalam.12

Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensif pada suatu

objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Penelitian suatu

kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang

berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang

bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa individu,

kelompok, institusi, atau masyarakat. Penelitian studi kasus merupakan

studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitiannya

tersebut dalam memberikan gambaran luas, serta mendalam mengenai unit

sosial tertentu.13

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek

Adapun subjek penelitian ini adalah 2 orang pembimbing hafalan

Al-Qur’an, dan 5 peserta didik Tahfiz Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin yang menghafal Al-Qur’an. Adapun teknik pemilihan subjek

11

Amirsyah Sahil, Pedoman Penyusuann Proposal Tesis (Jakarta: Program Studi

Pengkajian Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI, 2012), h. 65. 12

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: GP Press, 2009), h. 67-73. 13

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktek (Jakarta : Bumi Aksara,

2013), h. 112.

Page 21: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

10

yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Purposive Sampling

merupakan teknik dalam non-probability sampling yang berdasarkan

kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri

tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.14

b. Objek

Kemudian objek dalam penelitian ini adalah metode bimbingan

menghafal Al-Qur’an yang dilakukan oleh pembimbing pada santri

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab. Pati.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari peneliti adalah

mendapatkan data.15

Data adalah sesuatu yang diperoleh memalui suatu

metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu

metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat

menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. Pada penelitian kualitatif

bentuk data berupa kalimat, atau narasi dari subjek atau responden

penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data.16

Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan :

a. Observasi atau Pengamatan

14

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:

Salemba humanika, 2010), Cet. Ke-2, h. 106.

15Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2005), h. 36.

16

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), h.116.

Page 22: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

11

Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.17

Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya

tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku

yang dapat diliat secara langsung oleh mata, dapat didengar, dapat

dihitung, dan dapat diukur. Karena mensyaratkan perilaku yang tampak,

potensi perilaku seperti sikap dan minat dalam bentuk kognisi, afeksi, atau

intensi atau kecenderungan perilaku tidak dapat diobservasi. 18

Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian langsung terhadap

proses kegiatan bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa

yang bisa diliat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian peneliti

tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah satu cara atau teknik yang digunakan untuk

mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan

(psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara juga

merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif yang

digunakan adalah teknik wawancara mendalam, dimana seorang

17

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.

18

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), h.131-132.

Page 23: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

12

responden atau kelompok responden menomunikasikan bahan-bahan dan

mendorong untuk didiskusikan secara bebas.19

Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara

tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan pembimbing yang

bertugas melakukan kegiatan bimbingan menghafal Al-Qur’an pada pada

santri di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab.

Pati.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.20

Dalam hal ini penulis mengumpulkan, membaca,

memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen mengenai Metode Bimbingan

Menghafal Al-Qur’an pada pada santri di Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab. Pati serta data-data lain di

perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam

penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah

didokumentasikan dalam buku dan majalah sesuai dengan masalah yang

diteliti.

d. Analisa Data

Analisa data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini

19

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relation, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2010), Cet. Ke-1, h. 61. 20

Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.73.

Page 24: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

13

disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif.21

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas

empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu :

a. Pengumpulan data

Proses ini dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan

bahkan di akhir penelitian. Misalnya, proses pengumpulan data sudah

dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draft. Bahkan,

Creswell menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah

berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru

dimulai.

b. Reduksi data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan

penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil wawancara, hasil observasi,

hasil studi dokumentasi, dan atau hasil dari FGD diubah menjadi bentuk

tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing.

c. Display data,

pada prinsipnya display data adalah mengolah data setengah jadi

yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema

yang jelas.

21

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bulan

Bintang, 2003), Cet. Ke-9, h. 11.

Page 25: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

14

d. Kesimpulan / Verifikasi

Merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis data kualitatif.

Kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

mengungkapkan “what” dan “how”.22

Data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang berisi

jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat,

sehingga dapat mengambil kesimpulan mengenai metode bimbingan

menghafal Al-Qur’an pada pada santri di Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab. Pati.

Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Yang diterbitkan oleh CeQDA, April

2007, Cet. Ke-2.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun beberapa skripsi yang telah mengangkat tema tentang bimbingan

rohani Islam ialah sebagai berikut :

1. Metode Bimbingan Agama Bagi Anak Usia 7-12 Tahun Pada Keluarga di

Perumahan Vila Indah Permai Bekasi Utara. Disusun oleh Nonik Muzayanah,

NIM : 104052001990. Jurusan Bimbangan dan Penyuluhan Islam. Fakultas

22Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), h. 164-181.

Page 26: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

15

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian yg di lakukan dalam skripsi ini

lebih ditekankan kepada anak-anak pada batasan usia 7-12 tahun yang berada

di dalam lingkungan yang baik, sedangkan penelitian pada skripsi ditekankan

pada anak-pada santri yang mempunyai lingkungan yang penuh dengan

keterbatasan.

2. Metode Bimbingan Shalat Pada Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial

Bina Insani Bangun Daya 1 (PSBIBD 1) Jakarta Barat. Disusun oleh Siti

Seirly Maulidy, NIM : 108052000025. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian dalam skripsi ini

tentang metode bimbingan sholat yang dilakukan pada warga binaan sosial,

sedangkan dalam skripsi saya penelitian dilakukan mengenai metode

bimbingan menghafal Al-Qur’an.

3. Metode Bimbingan Zakat Infaq dan Shadaqah (ZIS) Pada Majelis Konseling

Di Yayasan Darul Qur’an Nusantara Tangerang. Disusun oleh Harvina

Andasari, NIM : 103052028659. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian pada skripsi ini mengenai

metode bimbingan Zakat Infaq dan Shadaqoh, sedangkan penelitian dalam

skripsi saya mengenai metode bimbingan menghafal Al-Qur’an pada pada

santri.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

Page 27: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

16

tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : Tinjauan teori mengenai Metode dan Bimbingan yang meliputi:

pengertian metode, pengertian bimbingan, bentuk-bentuk

bimbingan, dan unsur-unsur bimbingan. Menghafal Al-Qur’an

yang meliputi: pengertian menghafal, pengertian Al-Qur’an,

metode umum dalam menghafal Al-Qur’an, kemampuan

membaca al-Qur’an, pengertian coping.

BAB III : Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu wetan Kec. tayu Kab. Pati

diantaranya : sejarah dan latar belakang berdirinya, visi dan

misi, sarana dan prasarana, struktur organisasi, dan daftar anak

didik di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu wetan Kec.

tayu Kab. Pati.

BAB IV : Dalam bab ini menjelaskan hasil dan analisa data penelitian,

dengan penguraiannya tentang metode yang digunakan untuk

menghafal Al-Qur’an dan proses bimbingan menghafal Al-

qur’an yang dilakukan.

BAB V : Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan bab-bab sebelumnya.

Page 28: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

18

BAB II

TINJAUAN TEORI MENGENAI METODE DAN BIMBINGAN

A. Pengertian Metode

Pengertian harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai

suatu tujuan.1 Metode berasal dari kata “meta” yangberarti melalui dan “hodos”

berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari “metode” tersebut adalah segala

sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana

tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang

pelaksanaan kegiatan, bahkan pembimbing juga termasuk metode media.

Dengan penjelasan tentang “metode” di atas maka kita dapat memahami

tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang dapat

digunakan dalam proses bimbingan agama.

B. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

“Guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukkan”.

Sedangkan pengertian harfiahnya bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan

atau menuntun orang lain, karena tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa

kini dan masa mendatang.2

Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, Bimbingan adalah proses bantuan

dan pertolongan. Bimbingan adalah bantuan yang ditujukan untuk membantu

individu dalam memahami diri (bakat, minat, kemauan) dan lingkungan agar

1Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat Press,

2010), h. 26-27. 2Hallen A, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1, h. 3.

Page 29: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

19

mampu membuat keputusan sehingga tercapai perkembangannya secara maksimal

untuk kepentingan dirinya dan masyarakat. Kata bimbingan mengandung

pengertian: menolong, membantu, menunjukkan jalan, memimpin, memberikan

nasehat, dan memberikan pengarahan.3

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan

pandangan masing-masing. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas, dibawah

ini penulis mengutip beberapa definisi dari para tokoh antara lainsebagai berikut :

a. Menurut Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan adalah suatu pemberian

bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami diri

sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerina diri sendiri (self

acceptance), kemampuan untuk merealisasikan diri sendiri (self realization),

sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaiaan diri

dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.4

b. Arthur J. Jones yang dikutip oleh Dewa ketut Sukardi bahwa: “Bimbingan

adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam

menetapkan pilihan dan penyesuaian diri serta dalam memecahkan masalah-

masalah, bimbingan diarahkan untuk membantu penerimaan secara bebas dan

mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri”.5

3Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Pamator, 1997), h. 13.

4M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), Cet. Ke -1, h. 7. 5M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), Cet. Ke -1, h. 9.

Page 30: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

20

c. Menurut Auntur Rahim Fahmi, Bimbingan Agama adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.6

d. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “Proses Pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat”.7

C. Bentuk-Bentuk Bimbingan

a. Bimbingan individu Bimbingan Individual, merupakan bimbingan yang

disalurkan melalui layanan konseling untuk mengatasi permaslahan

pada dirinya sendiri.

b. Bimbingan Kelompok, merupakan suatu proses pemberian bantuan

kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap

anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman

dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan yang

diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam

upaya pengembangan pribadi.8

6Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 8. 7Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam (Yogyakarta:

UII Press, 1992), h. 76. 8 Nandang Rusmana, Bimbingan dan Konseling (Bandung: Rizqi, 2009), h. 13.

Page 31: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

21

D. Unsur-Unsur Bimbingan Menghafal Al-Qur’an

a. Pengertian Menghafal

Menghafal merupakan penerjemahan dari bahasa arab يحفظ – حفظا -

.yang berarti memelihara, menjaga, menghafal حفظ9

Dalam bahasa Indonesia disebutkan bahwa menghafal berasal dari

kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan atau dapat

mengucapkan sesuatu di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan

lain).10

b. Pengertian Al-Qur’an,

Al-Qur’an menurut Manna al-Qaththan adalah lafazh al-Qur’an

yang berasal dari kata qa-ra-a (Ã__) yang artinya mengumpulkan dan

menghimpun. Qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata

yang satu dengan yang lainnya ke dalam suatu ucapan yang tersusun

dengan rapi. Sehingga menurut al-Qaththan, al-Qur’an adalah bentuk

mashdar dari kata qa-ra-a yang artinya dibaca.11

Sedangkan menurut Fazlur Rahman The Qur’an is a document that

is squarely aimed at man; indeed, it calls it self “guidance for mankind”.

Artinya Al-Qur’an adalah sebuah dokumen (bukti) yang tepat

sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sedangkan Al-Qur’an menurut

pendapat Ali as- Shabuni yaitu:

9Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 2000), h. 105.

10Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: PT. Balai Pustaka,

2002), h. 381. 11

Syaikh Manna Al Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al Qur’an, Terj. Aunur Rafiq

(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 16-17.

Page 32: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

22

Al-Qur’an adalah firman yang tidak ada tandingannya (mu’jizat)

yang diturunkan pada nabi Muhammad S.A.W dengan perantaraan

malaikat Jibril AS, tertuli sdalam Mushaf yang sampai pada umat

Islam denga njalan mutawatir, dinilai beribadah bagi yang

membacanya, dimulai dari al-Fatihah dan di akhiri dengan surat

an-Nas.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW melalui malaikat Jibril yang sampai kepada kita dengan cara

mutawatir yang berangsur-angsur.

c. Metode Umum Dalam Menghafal Al-Qur’an

Metode berasal dari Bahasa Yunani (Greeca) yaitu “metha” dan

“hodos”. “Metha” berarti melalui atau melewati, sedangkan “hodos”

berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan

tertentu.12

Faktor metode tidak boleh diabaikan dalam proses menghafal Al-

Qur’an, karena metode akan ikut menentukan berhasil atau tidaknya

tujuan menghafal al-Qur’an. Makin baik metode, makin efektif pula

dalam pencapaian tujuan. Adapun metode menghafal al-Qur’an sebagai

berikut:

1. Metode Wahdah

Yang dimaksud metode ini, yaitu menghafal satu persatu ayat

yanghendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal setiap ayat

dibaca sebanyak sepuluh kali atau lebih, hingga proses ini dengan

12

Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadhani, 1993), h. 66.

Page 33: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

23

sendirinya mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalnya,

bukan saja dalam bayangannya akan tetapi hingga benar-benar

mampu membentuk gerak refleks pada lisannya.

2. Metode Kitabah

Yang dimaksud metode ini yaitu penghafal terlebih dahulu

menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas,

kemudian ayat-ayat tersebut dibaca hingga lancar dan benar

bacaannya kemudian dihafalkannya.

3. Metode Sima’i

Yang dimaksud metode ini yaitu penghafal mendengarkan

bacaan yang akan dihafalnya, dengan cara :

a. Mendengarkan langsung dari guru yang membimbingnya dan

mengajarnya.

b. Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akrab dihafalnya

kedalam pitakaset sesuai dengan kebutuhan dan secara seksama

sambil mengikuti secara perlahan-lahan.

4. Metode Gabungan

Metode gabungan yaitu gabungan antara metode wahdah dan

metode kitabah, hanya saja kitabah disini lebih memiliki fungsional

untuk proses ujicoba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka

setelah selesai ayat-ayat yang telah dihafalnya kemudian penghafal

Page 34: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

24

menulis ayat-ayat yang telah dihafalnya itu diatas secarik kertas yang

telah disediakan untuknya dengan hafalan pula.13

5. Metode Jama’

Metode Jama’ yaitu cara menghafal yang dilakukan secara

kolektif, yakni ayat-ayat yang yang dihafalnya dibaca secara

bersama-sama dipimpin oleh seorang instruktur. Setelah ayat yang

akan dihafalnya telah mampu mereka baca dengan lancar dan benar,

penghafal selanjutnya menirukan bacaan instruktur sedikit demi

sedikit mencoba melepaskan mushaf dan seterusnya, sehingga ayat

yang sedang dihafalnya itu sepenuhnya masuk kedalam

ingatannya.14

Sedangkan menurut Sa’dulloh macam-macam metode menghafal

adalah sebagai berikut :

a. Bi-Nadzar

Yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang akan

dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.

b. Tahfidz

Yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang

telah dibaca secara berulang-ulang secara bin-nazhar tersebut.

13

Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Yogyakarta: Bumi Beta

Jogja, 2010), h. 63-65. 14

Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Yogyakarta: Bumi Beta

Jogja, 2010), h. 66.

Page 35: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

25

c. Talaqqi

Yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru

dihafal kepada seorang guru.

d. Takrir

Yaitu mengulang hafalan atau menyima’kan hafalan yang

pernah dihafalkan/sudah disima’kan kepada guru.

e. Tasmi

Yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada

perseorangan maupun kepada jamaah.

Pada prinsipnya semua metode di atas baik semua untuk

dijadikan pedoman menghafal Al-Qur’an, baik salah satu diantaranya,

atau dipakai semua sebagai alternatif atau selingan dari mengerjakan

suatu pekerjaan yang terkesan monoton, sehingga dengan demikian

akan menghilangkan kejenuhan dalam proses menghafal Al-Qur’an.15

E. Coping.

1. Pengertian Coping

Coping dalam kamus psikologi yaitu tingkah laku atau tindakan

penanggulangan; sembarang perbuatan; dalam mana individu melakukan

interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan

masalah.16

15

Sa’dollah, 9 Cara Menghafal Al-Qur’an (Jakarta :Gema Insani Press, 1994), h. 55-57. 16

JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

cet ke-9, h. 112.

Page 36: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

26

“The process by which people try to manage the perceived

discreprancy the demand and resources they appraise in a stressful

situation”.17

Coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk

mengelola jarak yang ada antara tuntunan-tuntunan (baik itu tuntunan

yang berasal dari individu maupun tuntunan yang berasal dari lingkungan)

dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam mengahadapi situasi

stress ful.

Pengertian coping, yaitu bahwa coping merupakan (1) respon

tingkahlaku atau pikiran terhadap situasi stres (yang menekan), (2) dengan

menggunakan sumber dalam dirinya (internal) maupun (eksternal),

(3)yang dilakukan secara sadar, (4) bertujuan untuk meningkatkan

perkembangan individu, seperti mengembangkan kontrol individu.

Sementara Weiten & Liyod mengemukakan bahwa coping

merupakan upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi atau mentoleransi

ancaman yang beban perasaan yang tercipta karena stres.18

Secara singkat

dapat dijelaskan bahwa coping adalah proses yang dilakukan individu

dalam mengatasi dan mengatur perbedaan yang ada antara tuntunan

lingkungan dan sumber daya yang diterima dalam situasi stress ful atau

usaha-usaha yang dilakukan individu untuk menghadapi suatu situasi yang

penuh stres, baik yang timbul dari dalam maupun dariluar individu,

17

Richard S. Lazarus dan Susan Folkman, Stress Appraisal and Coping (New York:

Spiring Publishing Company, 1984), h. 141. 18

Widiyawati, ”Gambaran perilaku coping perempuan yang mengalami kekerasan

dalam rumah tangga,”(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.

14.

Page 37: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

27

tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut diwujudkan dalam

perilaku-perilaku tertentu.19

2. Proses Coping

Penggunaan istilah coping berdasarkan definisi dari Lazarus dan

Folkman di atas, perlu dibedakan antara coping sebagai suatu set proses

(coping process) dan coping sebagai suatu set outcomes (coping out

comes).

Coping process adalah perbedaan strategi atau teknik yang

digunakan dalam menghadapi situasi yang stress ful dan situasi yang dapat

memunculkan emosi, sedangkan coping outcomes adalah seberapa efektif

strategi yang digunakan dalam memenuhi tuntunan lingkungan atau

mengurangi emosi yang stress ful menekankan bahwa coping adalah suatu

proses transaksional di mana kitasecara berkelanjurtan menilai arti sebuah

situasi (apakah situasi tersebut mengingatkan kita pada suatu yang

menyakitkan, menandakan sebuah ancaman, menandakan keuntungan atau

bersifat netral). Ia juga menambahkan bahwa kesadaran individu sangat

berpengaruh dalam prosesdan pilihan keputusan yang diambil. Selain itu

level stres dan emosi yangpernah dialami menentukan kesadaran dan

efektivitas strategi coping yang digunakan.

Dukungan sosial sangat diperlukan ketika seseorang menghadapi

masalah. Ada tiga bentu dukungan social yang mengarah kepada jenis

19

Badru Zaman, “Coping stress orang tua yang memiliki anak kecanduan narkoba,”

(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 18.

Page 38: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

28

coping (Problem Focused Coping) yaitu berupa dorongan, pemberia

ninformasi dan berupa dukungan nyata.20

3. Jenis dan Fungsi Coping

Lazarus dan Folkman Menyatakan kategori umum dari prilaku

coping, yaitu: Ada dua kategori umum dari coping, yaitu coping terpusat

pada masalah (Problem-Focused Coping) dan coping terpusat pada emosi

(Emotion-Focused Coping). Coping terpusat pada masalah adalah jenis

perilaku coping yang dikarakteristikan dengan adanya tindakan-tindakan

yang diarahkan untuk mengontrol sumber stres, tujuannya adalah untuk

memecahkan suatu masalah atau mengubah suatu situasi yang menjadi

sumber stres.

Sedangkan coping terpusat emosi adalah jenis perilaku coping

yang ditandai oleh tindakan-tindakan yang diarahkan untuk memodifikasi

fungsi emosional individu saat menghadapi suatu situasi yang

menimbulkan stres, tanpa berusaha untuk mengubah situasi yang menjadi

sumber stres secara langsung.

4. Dimensi Coping

Lazarus dan para koleganya mendentifikasi dua dimensi coping

yaitu coping yang berfokus pada masalah ( problem-focused coping ) dan

coping yang berfokus pada emosi ( emosional-focused coping ) (Lazarus

& Folkman, 1984 dalam Davison, Nealo & Kring, 2006). Masing-masing

20

Istiqomah Wibowo, Psikologi Komunitas (Depok: LPSP3, 2011), h. 35.

Page 39: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

29

dimensi coping stress tersebut akan diuraikan secara lebih detail dibawah

ini.

a. Coping yang berfokus pada masalah ( Problem-focused coping)

Mencakup tindakan secara langsung untuk mengatasi masalah atau

mencari situasi yang relevan dengan situasi masalah. Seseorang dapat

memfokuskan masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil

mencoba menemukan cara untuk mengubahnya di kemudian hari. Strategi

untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalah, menciptakan

pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, memilih

salahsatunya, dan meng-implementasikan alternatif yang dipilih.

Contohnya, mencari tahu penyebab datangnya suatu hambatan, bertanya

kepada teman yang pernah mengalami hambatan serupa untuk mencari

alternatif pemecah masalah, melakukan pemecahan masalah yang berbeda.

Kemampuan individu menerapkan strategi ini tergantung pada

pengalamannya dan kapasitasnya untuk mengendalikan diri.21

Di dalam jurnal yang berjudul Assesing Coping Strategi: A

Theoritically Based Approach, yang ditulis Cover dkk pada tahun 1989,

dijelaskan bahwa problem focused coping terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a. Active Coping

Adalah suatu proses pengambilan langkah-langkah aktif

mengatasi stressor atau memperbaiki akibat-akibat yang telah

ditimbulkan oleh stress tersebut dengan cara melakukan suatu

21

Atkinson, Rita, L, Introduction to Psychology, Terjemahan Pengantar Psikologi edisi kesebelas,

jilid 2, Widjaya Kusuma 1993 (Jakarta: Interaksana), h. 23.

Page 40: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

30

tindakan yang langsung sifatnya untuk mengatasi stressor,

meningkatkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk

mengatasi stress atau melakukan tindakan-tindakan secara

bertahap.

b. Planning

Aktifitas-aktifitas dalam planning berkaitan dengan

perencanaan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi situasi yang menimbulkan stress. Dengan cara

merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik

untuk memecahkan suatu masalah atau memecahkan langkah-

langkah yang dilakukan untuk mengatasi suatu sumber stress.

c. Suppression of Competing Activities

Yaitu mengesampingkan atau mengabaikan aktifitas

lain, menghindari terjadinya gangguan dari kejadian lain atau

membatasi ruang gerak dari aktifitas individu yang

berhubungan dengan masalah, dengan tujuan agar dapat

berkonsentrasi secara penuh dalam menghadapi suatu sumber

stress.

d. Restraint Coping

Adalah suatu latihan untuk mengontrol atau

mengendalikan diri agar dapat mengatasi sumber stress secara

efektif ( strategi coping yang aktif dalam arti tindakan individu

difokuskan untuk mengenai sumber secara efektif ).

Page 41: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

31

e. Seeking Social Support for Instrumental Reasons

Adalah usaha-usaha yang dilakukan individu untuk

mendapatkan dukungan sosial, dengan cara meminta nasehat,

bantuan, atau informasi dari orang lain yang dapat membantu

individu dalam menyelesaikan masalah.22

b. Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping)

Sedangkan beberapa peneliti lain mengklasifikasikan emotion-

focused coping menjadi beberapa bagian diantaranya :

a. Strategi perenungan (ruminative strategie), yaitu mengisolasi diri

untuk memikirkan betapa buruknya perasaan kita, menghawatirkan

konsekwensi peristiwa stress atau keadaan emosional kita. Atau

membicarakan berulang kali betapa buruknya segala sesuatu tanpa

mengambil tindakan untuk mengubahnya.

b. Strategi pengalihan ( distraction strategies ), antara lain melibatkan

diri dalam aktifitas yang menyenangkan dan condong meningkatkan

perasaan kendali kita, seperti berbelanja, bermain game dan lain

sebagainya. Tujuan strategi pengalihan adalah menjauhkan diri dari

pikiran negative dan mendapatkan kembali perasaan menguasai

masalah.

c. Strategi penghindaran negatif (negative avoidant strateies) adalah

aktifitas yang dapat mengalihkan kita dari mood, strategi ini

merupakan aktivitas berbahaya yang mungkin dapat memperberat

22

Atkinson, Rita, L, Introduction to Psychology, Terjemahan Pengantar Psikologi edisi

kesebelas, jilid 2, Widjaya Kusuma 1993 (Jakarta: Interaksana), h. 25.

Page 42: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

32

mood seperti mencacimaki orang lain, mengendari kendaraan dalam

kecepatan tinggi, dan sebagainya.23

23

Atkinson, Rita, L, Introduction to Psychology, Terjemahan Pengantar Psikologi edisi

kesebelas, jilid 2, Widjaya Kusuma 1993 (Jakarta: Interaksana), h. 27.

Page 43: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

32

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN NAHDLATUT THALIBIN TAYU

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

1. Profil Umum Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu Wetan

Nama : Pondok Pesantren Nahdaltut Thalibin

Alamat : Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati

Kode Pos : 59155

Hanphone : 081326239304

Tahun Berdiri : 1991

Pimpinan : KH. Ahmad Dzikron

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin adalah pondok pesantren yang

didirikan oleh KH. Ahmad Dzikron, dimana lembaga ini didirikan sebagai sarana

dalam mencetak calon penerus bangsa yang bermoral Islami dan berakhlakul

karimah. Beliau mendirikan pesantren ini atas saran dari beberapa masyayikh

beliau, salah satunya adalah almarhum KH. Ahmad Mukhibi selaku pengasuh dari

Pondok Pesantren Assalafiyah Kajen, Margoyoso-Pati, dan juga almarhum KH.

Bachri Basiran pengasuh pesantren Al Azhar Luang, Tayu-Pati. Kenapa beliau

disuruh oleh para gurunya tadi, itu dikarenakan beliau adalah salah satu santri yang

dikagumi oleh para masyayikhnya, karena beliau tergolong santri yang cerdas dan

sangat ta’at kepada para gurunya dan benar-benar tawadhu’.

Dari cerita guru setempat yang mengajar di Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin bahwa dulunya beliau nyantri mulai dari umur 10 tahun hingga umur 24

tahun. Setelah di anggap cukup umur oleh kiainya bliau di nikahkan dengan salah

satu keluarga KH. Bachri Basiran. Atas saran dari guru beliaulah akhirnya tepat

Page 44: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

33

pada tahun 1991 beliau mendirikan Podok Pesantren Nahdlatut Thalibin dengan

peletakan batu pertama diletakkan oleh KH Bachri Basiran pengasuh dari Pondok

Pesantren Al Azhar juga di datangi oleh ulama’-ulama dan para tokoh-tokoh yang

ada disekitar kabupaten Pati dan santri yang pertama mondok baru tujuh santri.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

Visi dan Misi adalah obyek yang harus dicapai oleh pesantren, sehingga itu

bisa menjadi patokan supaya setiap santri ketika keluar dan menjadi alumni dari

pondok pesantren nahdlatut thalibin ini bisa tetap menjalankan amaliyahnya

selama di Pesantren

a. Visi

Terwujudnya Insan yang memiliki keseimbangan spiritual, dan moral menuju

generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan ummat

dengan berlandaskan kepada Alqur’an dan Asunnah

b. Misi

Menyelenggarakan proses pendidikan Islam yang berorientasi pada mutu,

berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap spiritual, dan moral guna

mewujudkan pemimpin yang menjadi rahatan lil ‘alamin

4. Lokasi Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin terletak di desa Tayu Wetan,

Kecamata Tayu, Kabupaten Pati. Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin ini berada

di tengah-tengah desa Tayu wetan yang padat penduduk. Desa ini merupakan desa

yang banyak terdapat sekolahan dan pondok pesantren, untuk sekolah tingkat

dasar ada empat sekolahan, sekolah tingkat menengah pertama ada tiga, sekolah

tingkat menengah atas ada tiga, dan pondok pesantren ada lima. Jadi di desa tayu

wetan bisa dikatakan desa pelajar.

Page 45: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

34

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

Untuk menunjang berbagai kegiatannya, Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin memiliki sarana dan prasarana antara lain sebagai berikut:

Tabel 01

Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

Sarana Jumlah

Asrama 1

Kamar Santri 20

Kamar Mandi 10

Masjid 1

Gedung TPQ 1

6. Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

Adapun jadwal kegiatan disini ada dua yaitu kegiatan pembelajaran santri

dan jadwal rutinan pondok.

Tabel 02

Hari Pelajaran Waktu Pengajar

Senin Qurotul U’yun Subuh Pengasuh

Nahwu (Jurumiyah) Asar Ust. Muflihin

Al-Qur’an (Sorokon) Maghrib pengasuh

Selasa Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Tafsir Al-Ibris Asar Ust. Ali Ahmadi

Al-Qur’an (Sorokan) Maghrib Pengasuh

Page 46: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

35

Rabu Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Surof Asar Ust. Ali Ahmadi

Al-Qur’an (Sorokan) Maghrib Pengasuh

Kamis Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Ta’lim Muata’alim Asar Ust. Khitib

Yasin, Tahlil, dan

Khutbah

Magrib Pengasuh

Jumat Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Al-Qur’an (Sorokan) Maghrib Pengasuh

Sabtu Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Ta’lim Muata’alim Asar Ust. Khitib

Al-Qur’an (Sorokan) Maghrib Pengasuh

Minggu Al-Qur’an (Sorokan) Subuh Pengasuh

Nahwu (Jurumiyah) Asar Ust. Muflihin

Tafsir Al-Ibris Maghrib Ust. Ali Ahmadi

7. Program unggulan

Adapun program unggulan yang ada di Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin sebenarnya ada banyak akan tetapi yang paling ditekankan adalah5 :

a. Menguasai ilmu nahwu dan shorof

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin ini adalah salah satu pondok

yang menekankan pendidikan nahwu dan sorof di mulai dari kitab jurumiyah

hingga kitab-kitab yang lebih tinggi seperti Imriti beserta maksud juga kitab

Alfiyah Ibnu Malik yang berisi seribu dua nadhom. Dalam pesantren yasalami

untuk jenjang pendidikannya tidak dibedakan antara kelas, umur, gelar

Page 47: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

36

ataupun hal- hal yang lainnya, semua santri disini disama ratakan, apabila ada

santri yang sudah tua sekalipun akan tetapi masih belum bisa dalam pelajaran

maka masih belum bisa ke jenjang selanjutnya. Begitupun juga sorof, santri

diwajibkan menghafalkan semua tasrif baik istilahi ataupun lughowi, dan

setorannya kepada para ustad yang mengajar.

b. Bisa membaca kitab kuning

Ketika semua santri disamping disuruh menghafal kitab nahwu dan

sorof maka santri juga dianjurkan bisa memaknai kitab-kitab kuning, karena

setiap santri ketika mengaji kitab kuning di samping dijelaskan oleh para

ustadnya juga disuruh oleh ustadnya untuk membaca kitab kuning tersebut

Dan nantinya ketika kitabnya itu sudah khtam maka diadakan muthola’ah

dengan cara musyawarah yang dipimpin oleh santri sendiri, jadi secara tidak

langsung maka santri harus bisa membaca, menjelaskan secara bergiliran dari

santri satu ke santri yang lainnya.

c. Hafalan Al-Aqur’an

Untuk hafalan Al-Qur’an ini adalah menjadi program utama dari

pesantren yang mana semua santri harus menghafal 30 Juz. untuk sistem

hafalan semua santri mendengarkan hafalannya kepada pengaasuh pondok

minimal satu halaman, dan untuk waktunya adalah subuh, dan Maghrib ketika

santri dalam mendengarkan hafalannya kepada pengasuh tidak boleh salah

yang harus di perhatiakan tentang tajwid, dan mhorijul hurufnya. Jika santri

dalam penghafalannya baik maka diperbolehkan untuk melanjutkan

hafalannya, jika kurang baik maka santri harus diulangi lagi dan di perbaiki

dalam menghafal Al-Qur’an.

Page 48: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

37

Akan tetapi bagi santri tertentu yang mana meilih menghafalkan Al-

Qur’an maka tidak dibebani dengan menghafalkan kitab nahwu tadi, jadi santri

bisa memilih apa yang sekiranya dia mampu untuk melakukannya, sehingga

tekanan itu tidak akan ada karena dari santri sendirilah yang meilih.

d. Istighosah keliling

Untuk istighosah keliling ini adalah salah satu rutinitas pondok

pesantren yang dilakukan setiap satu bulan sekali, yang dimaksud keliling

adalah dari rumah kerumah diman itu adalah rumah para alumni atau para

ustad serta para jama’ah pesantren, dan apabila ada salah satu warga yang

mengingnkan rumahnya ditempati untuk istighosah.

Pada saat istighosah ini semua santri di wajibkan untuk ikut, jadi ketika

istighosah ini jalan dari waktu ke waktu maka secara tidak langsung jalinan

para alumni masih tetap terjaga juga dengan istighosah ini setiap santripun jadi

bisa kenal dengan para alumni dan lebih dekat denga para ustad, sehinga tali

silaturrahmi akan tetap selalu terjaga sampai kapanpun.

Page 49: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

38

1. Bagan Struktur Organinsasi Kepengurusan Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin Tayu

PENANGGUNG JAWAB DAN

PENASEHAT

KH. AHMAD DZIKRON

KETUA

ALI MAKSUM

BENDAHARA

MASFUFATUL AUFA

SEKERTARIS

LAILAY QUDSIYAH

PENDIDIKAN

USTADZAH

HANIK

MUTMAINAH

KEMAKMURAN

SANTRI

HJ. NINIK

ALWIYAH

HUMAS

MUHAMMAD

BUSTANUS

SYIFA’

KEBERSIHAN

SOFIATIN

Page 50: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

39

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan yang penulis dapatkan

selama penelitian yang berlangsung di pondok pesantren Nahdaltut Thalibin.

Diantaranya identifikasi subjek penelitian, objek penelitian, serta analisis

pengaruh intensitas menghafal Al-Qur’an terhadap kerja coping santri pondok

pesantren Nahdlatut Thalibin. Kegiatan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren

nahdlatut thalibin telah berjalan sejak lama yaitu dimulai dari tahun 1991.

Kegiatan yang diberikan kepada santri bertujuan menanamkan nilai-nilai Al-

Qur’an dalam diri serta melahirkan generasi-generasi yang Qur’ani. Agar menjadi

umat masadepan yang lebih baik.

A. Identitas Informan

1. Subyek I Pembimbing

Deskripsi mengenai pembimbing menghafal Al-Qur’an di pondok

pesantren nahdlatut thalibin yaitu :

a. KH. Ahmad Dzikron

KH. Ahmad Dzikron adalah pembimbing menghafal Al-Qur’an

dan sebagai pengasuh pondok pesantren nahdlatut thalibin. Beliau lahir di

Pati, pada tanggal 17 Oktober 1955 berusia 62 tahun. Beliau menjadi

pembimbing menghafal Al-Qur’an dari awal berdirinya pondok pesantren

nahdlatut thalibin.yaitu sejak tahun 1991. KH. Ahmad Dzikron yang biasa

Page 51: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

40

di panggil yie Dzik adalah mempunyai istri yang bernama Hj. Siti Ninik

Alwiyah salah satu pengasuh pondok pesantren nahdlatut thalibin.

Dari niat untuk membumikan Al-Qur’an serta mencetuskan

generasi-generasi penerus yang Qur’ani yie Dzik dengan sabar dan penuh

semangat membimbing beberapa anak dari tetangga sekitar ruma beliau

untuk dapat menghafal Al-Qur’an hingga saat ini.1

b. Ustdzh. Hanik Mutmainnah

Ustzh. Hanik Mutmainnah adalah salah satu pengasuh dan

membantu bimbingan menghafal Al-qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin. Beliau adalah putri ke tiga KH. Ahmad Dzikron dari enam

bersaudara, beliau lahir di Pati 14 Desember 1988 dengan usia 29 tahun,

beliau dikenal oleh banyak orang dengan nama panggilan Mbak Han.

Mbak Han pendidikan terakhir S1 Ushuludin jurusan Tafsir hadits Institut

Agama Islam Negri Wali Songo Semarang. Bliau yang membantu

membimbing para santri untuk menghafal Al-Qur’an sebelum hafalan

santri di dengarkan kepada KH. Ahmad Dzikron.2

1. Santri Pondok Putri Nahdlatut Thalibin

Adapun diskripsi mengenai Santri adalah sebagai berikut :

Di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin terdapat santri yang

menetap di asrama berjumlah 23 santri putri jika di klasifikasikan

berdasarkan usia santri yang tinggal di asrama Pondok Pesantren

1 Wawancara pribadi dengan KH.Ahmad Dzikron, Pembimbing Menghafal al-

Qur’an,pondok pesantren nahdlatut thalibin, pada 7 September 2017. 2 Wawancara pribadi dengan ustadzh Hanik Mutmainnah,pengasuh Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin, 11 September 2017

Page 52: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

41

Nahdlatut Thalibin yang ber usia 11-15 berjumlah 16 santri, dan yang

berusia 16-20 berjumlah 7 santri, maka jumlah seluruh santri putri yang

tinggal di asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin adalah 23 santri.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas santri

berada dikisaran usia 11-15 tahun, yang mana dapat dikatakan bahwa usia

ini adalah usia masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Dari data

diatas dapat diketahui bahwa semua santri mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an.

santri yang menjadi penelitian penulis adalah santri yang aktif

dalam mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Nahdalatut Thalibin. Klasifikasi ini diambil berdasarkan pertimbangan dan

hasil pengamatan penulis selama dilapangan. Adapun santri yang ada di

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin yang telah penulis wawancarai

diantaranya :

a. Nama : Nurul Istiqomah

Umur : 14 tahun

Tempat : Aula Pondok Nahdlatut Thalibin

Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017

Nurul rutin dalam mengikuti bimbingan menghafal al-Qur’an

di pondok pesantren nahdalatut thalibin dia saudah 3 tahun dia

menghafal, dan kini hampir selesai dalam menghafal Al-Qur’an. Nurul

masuk pondok pesantren berawal dari perintah orang tuanya, yang

awalnya nurul merasa ragu dalam menghafal, karena melihat latar

Page 53: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

42

belakan pendidikan nurul sebelumnya adalah sekolah SD. Setelah

menjalani kehidupan di pondok beransur-ansur nurul mulai mampu

dalam menghafal. Nurul mendapatkan banyak manfaat selama mondok

di pesantren yaitu tentang ilmu agama, dan ketenangan hati. Nurul

merasa tenang jika membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi

terkadang nurul mengalami kesulitan dalam menghafal jika banyak

ayat-ayat yang hampir mirip.

Jadi yang dapat penulis simpulkan dari data diatas manfaat

santri dalam menghafal Al-Qur’an yaitu mendapatkan ketenangan hati

selama dalam proses menghafal Al-qur’an, meskipun terkadang ada

beberapa bagian ayat yang susah di hafal.

b. Nama : Dwi Puji Lestari

Umur : 13 tahun

Tempat : Aula Pondok Nahdlatut Thalibin

Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017

Puji rutin dalam mengikuti bimbingan menghafal al-Qur’an di

pondok pesantren nahdalatut thalibin, puji baru 2 tahun dalam

menghafal Al-Qur’an, puji menghafal Al-Qur’an karena dorongan

orang tua. Puji sedikit kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, karena

tingkat membaca Al-Qur’annya rendah baru memulai belajar membaca

Al-Qur’an, maka banyak santri lain yang membantunya dalam

menghafal. Manfaat yang puji dapatkan selama menghafal Al-Qur’an

adalah kesabaran, dan rasa lega jika hafalnnya lancar.

Page 54: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

43

Jadi penulis menyimpulkan dari data yang di atas bahwa santri

mendapatkan manfaat dari proses menghafal Al-Qur’an yaitu

kesabaran dan perasaan yang nyaman jika perjuangan dalam

menghafalkan Al-Qur’an nya berhasil dengan baik.

c. Nama : Dewi kumala sari

Umur : 13 tahun

Tempat : Aula Pondok Nahdlatut Thalibin

Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017

Dewi kurang dalam mengikuti bimbingan menghafal Al-

Qur’an Di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin, dewi Sudah 2 tahun

mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin, di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin dewi

kesulitan dalam membagi waktu antara waktu menghafal dan kegiatan

di sekolah, karena dewi lebih senang mengikuti kegiatan di sekolah.

Manfaat yang di dapatkan dewi selama bimbingan menghafal

Al-Qur’an yaitu senang dan nyaman, karena dewi sadar waktu dalam

belajar menghafal itu sedikit karena mengikuti kegiatan di sekolah.

Dewi merasa susah jika hafalannya kurang baik karena hasilnya nanti

dewi harus mengulang lagi hafalannya hingga lancar.

Jadi penulis menyimpulkan dari data yang di atas bahwa santri

mendapatkan manfaat dari proses menghafal Al-Qur’an yaitu

kesenangan dalam hati dan nyaman, karena waktu yang kurang untuk

Page 55: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

44

menghafal dewi nyaman meskipun waktu menghafal sedikit dalam

menghafalkan Al-Qur’an nya berhasil dengan baik

d. Nama : Aimatul Aufa

Umur :12 tahun

Tempat : Aula Pondok Nahdlatut Thalibin

Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017

Aufa rutin mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin, baru 1 tahun Uufa menghafal

Al-Qur’an, dan menghafal adalah keingninan Aufa sendiri. Meskipun

seperti itu aufa merasa kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an tetapi

keinginan yang kuat dalam menghafal, terbentur dalam padatnya

kegiatan di sekolah.

Selama proses menghafal Al-Qur’an, aufa di bantu santri lain

dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu berupa ditemani atau simaan yaitu

tukar menukar hafalan dan saling mengkoreksi hafalan. Manfaat yang

aufa dapatkan dalam proses ini yaitu kepedulian sesama santri dalam

menghafal dan membantu cepat untuk menghafal, dan ketika proses

bimbingan menghafal Al-Qur’an aufa merasa nyaman dan lega jika

hafalnnya baik dan lancar.

Jadi penulis menyimpulkan dari data yang di atas bahwa santri

mendapatkan manfaat dari proses menghafal Al-Qur’an yaitu

Page 56: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

45

kepedulian santri, rasa nyaman dan lega dalam mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an jika hasilnya baik dan lancar.

e. Nama : Siti Nur Cholifah

Umur : 13 tahun

Tempat : Aula Pondok Nahdlatut Thalibin

Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017

Ifah rutin dalam mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an

di Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin, sudah 2 tahun Ifah

menghafal Al-Qur’an, keputusan menghafal Al-Qur’an ialah

keputusan Ifah sendiri Ifah bersemangat dalam menghafal minimal

ifah menghafal 2 lembar, tetapi kadang Ifah mengalami kesulitan

dalam menghafal jika situasi di sekitarnya kurang nyaman.

Ketia ifah menghafal dengan situasi yang nyaman ifah dapat

menghfal sampai 3 lembar. Manfaat yang di dapatkan ifah dalam

menghafal Al-Qur’an yaitu fokus dalam satu hal yang dia lakukan dan

ketenangan hati.

Jadi penulis menyimpulkan dari data yang di atas bahwa santri

mendapatkan manfaat dari proses menghafal Al-Qur’an yaitu fokus

dalam menghafal dan ketenangan hati.

B. Pelaksanaan Bimbingan Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Nahdalatut Thalibin.

1. Waktu dan tempat pelaksanaan

Page 57: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

46

Kegiatan bimbingan menghafal Al-Qur’an rutin dilaksanakan

setiap hari oleh Ustdzh. Hanik Mutmainnah dalam dua kali pertemuan di

setiap harinya yaitu setelah Isyak dan setelah sholat subuh. Kegiatan

dilakukan setelah melaksanakan sholat Isyak berjamaah. “kegiatan

bimbingan menghafal al-Qur’an setelah Isyak di mulai dari 20.00 WIB

sampai dengan jam 22.00 WIB. Setelah melakukan sholat isyak berjamaah

di masjid.”3

JADWAL KEGIATAN BIMBINGAN MENGHAFAL AL-

QUR’AN

Tabel 6

Jadwal Kegiatan Bimbingan Menghafal Al-Qur’an4

No Waktu Kegiatan

1. 19.00 - 19.30 WIB Shalat Isyak berjamaah. Dzikir

dan doa

2. 20.00 - 22.00 WIB Mulai menghafal al-Qur’an

3. 22.00 - 03.00 WIB Waktu bebas.

4. 04.30 - 05.00 WIB Sholat Subuh berjamaah dan

Dzikir di Masjid

4. 05.00 - 06.00 Mulai bimbingan menghafal

Al-Qur’an

3 Wawancara pribadi dengan Ustdzh HanikMutmainnah, 11 september 2017

Page 58: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

47

2. Metode Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin.

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin menggunakan Metode

Wahdah, yaitu menghafal satu persatu ayat yanghendak dihafalnya. Untuk

mencapai hafalan awal setiap ayat dibaca sebanyaksepuluh kali atau lebih,

hingga proses ini dengan sendirinya mampumengkondisikan ayat-ayat

yang dihafalnya, bukan saja dalam bayangannyaakan tetapi hingga benar-

benar mampu membentuk gerak refleks padalisannya.

Selain menggunakan metode Wahdaah di Pondok Pesantren

Nhadlatut Thalibin juga menggunakan Metode Sima’i yaitu, penghafal

mendengarkan bacaanyang akan dihafalnya, dengan cara :

a. Mendengarkan langsung dari guru yang membimbingnya dan

mengajarnya.

b. Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akrab dihafalnya kedalam

pitakaset sesuai dengan kebutuhan dan secara seksama sambil

mengikuti secaraperlahan-lahan.

Jadi dalam kegiatan proses menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdalatut Thalibiin para santri menggunakan dua metode yang

di ajarkan di pondok tersebut dan kedua metode tersebut efektif di

terapkan pada santri remaja Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin.

Page 59: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

48

3. Hafalan Santri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin

Proses hafalan di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin itu di mulai

dari surah Al-Fatihah sampai Surah An-Nas, atau dari juz 1 hingga juz 30.

Masing masing santri menghafal Al-Qur’an minimal 1 lembar Al-Qur’an

perhari kadang ada beberapa santri yang sanggup menghafal 3 sampai 4

lembar, berikut keterangan beberapa santri di Pondok Pesantren

Nahdalatut Thalibin :

a. Nurul Iatiqomah

Nurul dalam mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin dia saudah 3 tahun dia

menghafal, dan kini hampir selesai dalam menghafal Al-Qur’an.

Nurul masuk pondok pesantren berawal dari perintah orang tuanya,

yang awalnya nurul merasa ragu dalam menghafal, karena melihat

latar belakan pendidikan nurul sebelumnya adalah sekolah SD.

Setelah menjalani kehidupan di pondok beransur-ansur nurul

mulai mampu dalam menghafal. Nurul mendapatkan banyak manfaat

selama mondok di pesantren yaitu tentang ilmu agama, dan

ketenangan hati. Nurul merasa tenang jika membaca dan menghafal

Al-Qur’an, tetapi terkadang nurul mengalami kesulitan dalam

menghafal jika banyak ayat-ayat yang hampir mirip.

Hafalan Nurul saat ini sudah 26 juz. Dan yang di hafal surah

Muhammad. Setiap harinya menghafal sebanyak 3 lembar Al-Qur’an.

Page 60: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

49

b. Dwi Puji Lestari

Puji mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdalatut Thalibin, Puji baru 2 tahun dalam menghafal Al-

Qur’an, Puji menghafal Al-Qur’an karena dorongan orang tua. Puji

sedikit kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, karena tingkat

membaca Al-Qur’annya rendah baru memulai belajar membaca Al-

Qur’an, maka banyak santri lain yang membantunya dalam

menghafal. Manfaat yang puji dapatkan selama menghafal Al-Qur’an

adalah kesabaran, dan rasa lega jika hafalnnya lancar.

Hafalan Puji saat ini sudah 14 juz. Dan yang di hafal surah An-

Nahl. Setiap harinya enghafal sebanyak 2 lembar Al-Qur’an.

c. Dewi Kumala Sari

Dewi mengikuti bimbingan menghafal al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin, dewi Sudah 2 tahun mengikuti

bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin, di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin dewi kesulitan

dalam membagi waktu antara waktu menghafal dan kegiatan di

sekolah, karena dewi lebih senang mengikuti kegiatan di sekolah.

Manfaat yang di dapatkan dewi selama bimbingan menghafal

Al-Qur’an yaitu senang dan nyaman, karena dewi sadar waktu dalam

belajar menghafal itu sedikit karena mengikuti kegiatan di sekolah.

Dewi merasa susah jika hafalannya kurang baik karena hasilnya nanti

dewi harus mengulang lagi hafalannya hingga lancar.

Page 61: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

50

Hafalan Dewi saat ini sudah 10 juz. Dan yang di hafal surah

At- Taubah. Setiap harinya enghafal sebanyak 1 lembar Al-Qur’an.

d. Aimmatul Aufa

Aufa mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin, baru 1 tahun Uufa menghafal Al-

Qur’an, dan menghafal adalah keingninan Aufa sendiri. Meskipun

seperti itu aufa merasa kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an tetapi

keinginan yang kuat dalam menghafal, terbentur dalam padatnya

kegiatan di sekolah.

Selama proses menghafal Al-Qur’an, aufa di bantu santri lain

dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu berupa ditemani atau simaan yaitu

tukar menukar hafalan dan saling mengkoreksi hafalan. Manfaat yang

aufa dapatkan dalam proses ini yaitu kepedulian sesama santri dalam

menghafal dan membantu cepat untuk menghafal, dan ketika proses

bimbingan menghafal Al-Qur’an aufa merasa nyaman dan lega jika

hafalnnya baik dan lancar.

Hafalan Aufa saat ini sudah 7 juz. Dan yang di hafal surah Al-

An’am. Setiap harinya enghafal sebanyak 2 lembar Al-Qur’an.

e. Siti Nur Cholifah

Ifah rutin dalam mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an

di Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin, sudah 2 tahun Ifah

menghafal Al-Qur’an, keputusan menghafal Al-Qur’an ialah

Page 62: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

51

keputusan Ifah sendiri Ifah bersemangat dalam menghafal minimal

ifah menghafal 2 lembar, tetapi kadang Ifah mengalami kesulitan

dalam menghafal jika situasi di sekitarnya kurang nyaman.

Ketia ifah menghafal dengan situasi yang nyaman ifah dapat

menghfal sampai 3 lembar. Manfaat yang di dapatkan ifah dalam

menghafal Al-Qur’an yaitu fokus dalam satu hal yang dia lakukan dan

ketenangan hati.

Hafalan Aufa saat ini sudah 13 juz. Dan yang di hafal surah Ar-

Ra’ad. Setiap harinya enghafal sebanyak 2 lembar Al-Qur’an.

Tabel 7

Daftar Hafalan Santri Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Nama Santri Surah yang di

hafal dan Juz

Lembar yang di

hafal

1 Nurul Istiqomah Muhammad juz

26

3 lembar perhari

2 Dwi Puji Lestari An-Nahl juz 14 2 lembar perhari

3 Dewi Kumala Sari At-taubah juz 10 1 lembar perhari

4 Aimmatul Aufa Al- An’am juz 7 2 lembar perhari

5 Siti Nurcholifah Ar-ra’ad juz 13 2 lembar

perhari

Page 63: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

52

3 Strategi Coping Santri Dalam Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Di Pondok

Pesantren Nahdalatut Thalibin Tayu.

Berdasarkan hasil wawancara dari 5 informan santri Pondok

Pesantren Nahdalatut Thalibin dapat terlihat bahwa bentuk-bentuk startegi

Coping santri dalam menghadapi bimbingan menghafal Al-Qur’an adalah

emotion-focused coping dan Problem-focused coping. Namun strategi

coping yang paling efektif bagi santri adalah problem-focused coping

yang santri lakukan dalam melakuakan kegiatan menghafal Al-Qur’an.

Diantaranya adalah :

Tabel 8

No Strategi Coping Santri

1 a. Cara subjek dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal

Al-Qur’an adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri,

subjek menghafal setiap selesai melakukan kegiatan di

sekolah atau pada wakyu luang dan setelah merasa siap

dengan hafalan langsung menyetor hafalan kepada guru

pembimbing.

b. Cara yang paling efektif menurut subjek adalah memilih

tempat yang kondusif untuk menghafal al-Qur’an karena

subjek mengaku sulit berkonsentrasi ketika dalam keaaan

ramai.

2 a. Cara subjek dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal

Al-Qur’an adalah dengan belajar, berusaha sesuai

Page 64: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

53

kemampuan dan pasrah. Dengan membaca setiap hari dan

menghafalkan satu-dua ayat kemudian langsung disetorkan

kepada guru pembimbing.

b. Cara yang paling efektif menurut subjek adalah sering

membaca dan langsung menyetor hafalan kepada guru

pembimbing.

3 a. Cara subjek dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal

Al-Qur’an adalah berusaha untuk menghadapi semua

tantangan dan istiqomah (konsisten). Selain itu dengan

menggunakan waktu luang sebaik-baiknya untuk menghafal.

Selain dengan menggunakan waktu luang dengan sebaik-

baiknya, cara subjek dalam menghafalkan Al-Quran adalah

dengan menggunakan sya’ir.

b. Cara yang paling efektif menurut subjek adalah dengan

istiqomah (konsisten), niat, usaha dan berdoa.

4 a. Cara subjek dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal

Al-Qur’an adalah mengatur waktu dengan baik (pembagian

waktu untuk menghafal dan pemanfaatan waktu luang.

b. Cara yang paling efektif menurut subjek adalah memilih

tempat yang kondusif untuk menghafal Al-Quran dan sering

mengulangulang hafalan, dan rutin berkonsultasi dengan

pembimbing.

5 a. Cara subjek dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal

Page 65: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

54

Al-Qur’an adalah dengan membuat target yaitu subjek sudah

harus mengkhatamkan Al-Quran sebelum usia 20 tahun,

melakukan refreshing dengan cara bercanda dengan anak

kamar ketika merasa bosan, membaca berulang-ulang ayat

Al-Quran, meminta bantuan teman untu menyimak hafalan

dan langsung menyetor hafalan kepada guru pembimbing.

Cara subjek dalam menghafalkan Al-Quran yaitu subjek

membagi strategi menjadi dua waktu, yaitu pada pagi dan

malam hari. Pada malam hari, subjek menanmbah hafalan Al-

Qur’an dan pada pagi hari, subjek mengulang hafalan yang

sudah subjek hafalankan pada malam sebelumnya. Subjek

melakukan setoran kepada guru pembimbing pada saat selesai

jamaah sholat isya’. Terkadang subjek juga meminta tolong

teman untuk menyimak hafalan subjek sebelum subjek

menyetorkan kepada guru pembimbing.

b. Cara yang paling efektif menurut subjek adalah sering

membaca dan mengulang-ulang.

Hasil penelitian di atas mengenai bentuk-bentuk strategi coping

santri dalam menghadapi kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdlatuut Thalibin Tayu sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Nahareko yang menemukan bahwa remaja akhir adalah

masa konsolidasi menuju periode dewasa. Pada masa ini, remaja akhir

Page 66: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

55

semakin mantap terhadap fungsi-fungsi inteleknya, dan dalam tahap ini

terjadi perubahan kecenderungan memikirkan diri sendiri kepada

kecenderungan memperhatikan orang lain, sehingga remaja akhir

melakukan proses Problem Focused Coping5. Kemudian melihat latar

belakang santri yang tinggal berjauhan dengan orang tua dan keluarga,

Problem-Focused Coping juga melupakan strategi coping yang paling

sering digunakan meliputi pemecahan masalah, bekerja keras, fokus pada

positif dan dukungan sosial.

4. Pengaruh Bimbingan Menghafal Al-Qur’an Terhadap kemampuan Coping

Santri

Berdasarkan hasil penelitian dari 5 informan di atas, maka dapat

terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping santri

dalam menghadapi kesulitan menghafal Al-Qur’an berasal dari faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi karakteristik

personal (kepribadian dan cara santri dalam menyelesaikan masalah) dan

persepsi diri (cara santri dalam menilai diri santri sendiri). Pengaruh faktor

internal terlihat pada lima orang subjek dalam menyelesaikan masalah dan

dalam menilai diri sendiri, seperti:

5 Nahareko, Coping remaja akhir terhadap perilaku selingkuh ayah.

Indigenous Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 11 2009, hal. 20-25.

Page 67: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

56

Tabel 9

Pengaruh Faktor Internal Terhadap Strategi Coping Santri

No Faktor Internal ( Karakteristik Personal dan Persepsi Diri )

1 Nurul Istiqomah

a. Cara subjek dalam menyelesaikan masalah adalah langsung

menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Subjek

berpendapat bahwa ketika masalah ditunda-tunda, maka akan

semakin menumpuk dan merepotkan.

b. Penilaian subjek terhadap diri sendiri adalah cenderung

tergesagesa dan ingin masalah cepat terselesaikan. Selain itu,

subjek juga merasa bahwa subjek masih suka berfikir pendek.

2 Puji Dwi Lestari

a. Cara subjek dalam menyelesaikan masalah adalah berusaha

berfikir dengan dewasa dan memohon kepada Allah agar

menjernihkan pikiran subjek.

b. Meskipun terkadang subjek menilai diri subjek sendiri masih

kurang mampu dalam mengontrol emosi. Subjek merasa

terkadang masih seperti anak kecil, sehingga dalam

menyelesaikan masalah masih dengan emosi yang tidak

terkontrol, seperti marah-marah.

3 Dewi Kumalasari

a. Cara subjek dalam menyelesaikan masalah adalah langsung

menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat, tenang, kepala

Page 68: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

57

dingin dan tidak menghindari masalah.

b. Penilaian subjek terhadap diri sendiri adalah subjek

merupakan orang yang melakukan segala sesuatu sesuai

dengan kemampuan subjek. Subjek berusaha untuk

merencanakan segala hal dengan baik sebelum melakukan

sesuatu.

4 Aimmatul Aufa

a. Cara subjek dalam menyelesaikan masalah adalah

menganalisis masalah terlebih dahulu dengan

mempertimbangkan pandangan ke depan terhadap keputusan

yang akan diambil.

b. Subjek menilai diri sendiri sebagai individu yang mampu

menyelesaikan masalh sendiri. Bahkan subjek merupakan

tempat curahan hati bagi teman-teman yang sedang memiliki

masalah. Subjek merupakan orang yang selalu berorientasi ke

depan.

5 Siti Nur Cholifah

a. Cara subjek dalam menyelesaikan masalah adalah langsung

menghadapi masalah itu sendiri. Namun jika masalah tersebut

dirasa sulit, maka subjek akan menghindari masalah tersebut

terlebih dahulu kemudan datang kembali untuk

menyelesaikan. Selain itu, ketika ada masalah maka subjek

akan berdiskusi dengan teman dekat, beribadah dan berdoa

Page 69: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

58

kepada Allah serta tidak memikirkan masalah yang sekiranya

tidak penting.

b. Penilaian subjek terhadap diri sendiri adalah perfeksionis

(ingin sempurna dan maksimal dalam mengerjakan segala

sesuatu).

Kemudian untuk faktor eksternal, meliputi dukungan keluarga,

sekolah dan sosial. Dukungan keluarga kepada santri untuk menghadapi

tekanan yang disebabkan oleh sulitnya dalam menghafal adalah:

a. Menelfon dan menjenguk (Subjek 1, 2 dan 4)

b. Mengajak berbincang, memberi motivasi, dukungan, semangat,

masukan dan arahan tanpa memaksakan kehendak anak

(Subjek 1, 2 dan 4)

c. Mendoakan, meridhoi, dan berpuasa ketika anak sedang

melangsungkan tes (Subjek 1, 5 dan 6).

4 Pelaksanaan Bimbingan Menghafal Al-Qur’an.

Setiap kegiatan pasti memiliki tata cara atau prosedur tertentu agar

tujuan dari kegiatan tersebut bisa tercapai sesuai dengan apa yang

direncakanan, meskipun dalam kegiatan menghafal al-Qur’an ini belom

ada buku pedoman khusus namun metode yang dilakukan dalam kegiatan

sebisa mungkin dapat diterima dan dipraktekkan dengan baik. Berikut

adalah pernyataan-pernyataan yang penulis dapat kan dari beberapa

informan mengenai pelaksanaan bimbingan menghafal al-Qur’an.

Page 70: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

59

Nurul Istiqomh mengemukakan :

“ cara menghafalnya dengan cara sedikit demi sedikit atau per ayat,

kemudian diulang-ulang sampai hafal.”6

Ustadzh Hanik Mutmainnah mengemukakan :

“ Proses bimbingan menghafal Al-Qur’an di mulai dengan terlebih

dahulu sholat isyak berjamaah, kemudian setelah selesei sholat dan

berdzikir santri mulai membentuk lingkaran dengan membawa Al-Qur’an

masing-masing kemudian satu persatu secara bergantian santri

memperdengarkan apa yang dihafalkan kepada pembimbing setelah itu

pembimbing memperingati santri jika ada hafalan yang kurang tepat, dan

di suruh mengulang ayat yang kurang tepat tadi sebanyak sepuluh kali

bahkan sampai dupuluh kali hingga hafalannya tepat. Begitu juga

seterusnya.”7

Sama hal nya pernyataan yang diungkapkan oleh KH. Ahmad

Dzikron yaitu :

“setelah sholat Isyak berjamaah, kemudian berdzikir dan berdoa.

Santri membentuk lingkaran dan memulai mengulang hafalan hari

kemarin, setelah sudah lancar dilanjut kepada ayat berikutnya, setelah itu

ayat pun diulang satu persatu oleh anak-anaknya sampai lancar hafalanya.

Menjelang selesei bimbingan kami membahas arti dari ayat tersebut dan

6 Wawancara pribadi dengan Nurul Istiqomah, Santri Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin 20 september 2017. Aula pondok 7 Wawancara pribadi dengan Ustadzh Hanik Mutmainnah, pembimbing mengfahal al-

Qur’an pondok pesantren Nahdlatut Thalibin 7 september 2017

Page 71: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

60

saya menjelaskan maksud dari ayat tersebut serta bagaimana

mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.”8

Berdasarkan analisis penulis dari hasil wawancara dan observasi di

lapangan bahwa proses bimbingan yang di lakukan oleh KH. Ahmad

Dizikron di mulai dengan sholat isyak berjamaah, kemudian berdoa dan

berdzikir bersama. Kemudian membentuk lingkaran dan mulai menghafal

dengan mengulang hafalan hari kemarin. Menghafal ayat yang baru di

hafal satu persatu secara bergantian sampai lancar baru kemudian di

lanjutkan menghafal ayat berikutnya.

Dari hasil observasi dan wawancara dilapangan penulis

menyimpulkan bahwa bimbingan menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin dengan menggunakan metode Thariqoh

Wahdah yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak

dihafalnya, setiap ayat bisa dibaca sepuluh kali, atau dua puluhkali, atau

lebih sehingga proses ini membentuk pola dalam bayangannya dan

membentuk gerak refleks pada lisanya. Cara ini dianggap mudah oleh para

terbimbing meskipun terkadang ada beberapa ayat yang panjang yang agak

sulit untuk dihafal.

Setiap suatu kegiatan pastinya tidak selalu berjalan dengan baik,

ada saja hambatan yang terjadi, namun dibalik itu semua ada pula faktor

pendukung yang senantiasa membuat proses kegiatan masih tetap dapat

berjalan.

8 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad dzikron, Pengasuh Pondok pesantren

Nahdalatut Thalibin 7 september 2017

Page 72: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

61

Dari hasil wawancara dan temuan di lapangan penulis dapat

menyimpulkan faktor penghambat dan faktor pendukung yang terjadi pada

proses bimbingan menghafal al-Qur’an di pondok pesantren nahdalatut

thalibin yaitu :

a. Faktor Penghambat

Menurut santri putri Nurul Istiqomah mengemukakan :

“sebenernya gampang kak, gag ribet kok menghafalnya cuma kadang

males apalagi kalau pas waktu ualangan sekolah susah pilih yang

mana.” (sambil senyum-senyum ke arah penulis)9

Santri putri Puji Dwi Lestari mengemukakan :

“iya kak, kadang suka males hehehe, biar gag males biasanya aku nulis-

nulis nama gitu kak nanti jadi gag males lagi.”10

Santri putri Dewi Kumalasari juga mengemukakan :

“ hehe iya kaka, kadang binggung aja bagi waktunya kegiatan di

sekolah dan pondok sama sam padat.”11

Dari ketiga hasil wawancara yang penulis dapatkan, bisa

disimpulkan bahwa hambatan yang sering terjadi dan di alami oleh para

santri berasal dari diri sendiri yaitu sifat malas yang terkadang muncul.

Keadaan seperti itu masih dapat dimengerti karena usia-usia remaja

9Hasil wawancara dengan Nurul Istiqomah, Santri Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

20 September 2017. 10

Hasil wawancara dengan Puji Dwi Lestari pada tanggal 20 September 2017. 11

Hasil wawancara dengan Dewi Kumalasari pada tanggal 20 September 2017

Page 73: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

62

memang masa masa peralihan dari anak menuju dewasa. Dari hasil

wawancara pembimbing tidak begitu ada hambatan yang, seperti yang

diungkapkan oleh KH. Ahmad Dzikron :

“ iya namanya juga santri remaja kadang kalau lagi keluar malesnya

jadinya gag mau untuk menghafal, hambatan lainya terkadang capek

karna udah seharian kegiatan di sekolah.”12

b. Faktor Pendukung

Selain beberapa faktor penghambat yang penulis temukan di

lapangan namun ada pula faktor pendukung yang penulis temukan,

yang membuat bimbingan menghafal al-Qur’an di Pondok Pesanten

Nahdlatut Thalibin ini mampu terus tetap ada meskipun dengan anak

didik yang sedikit berkurang dari awal di mulainya bimbingan ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Nurul Istiqomah :

“saya senang kak menghafal jadi saya si gag ngerasa ada hambatan atau

kendala dalam menghafal.”13

Begitupun yang dikemukakan oleh puji dwi Lestari :

“ meskipun terkadang ada masalah sesama teman, tapi saya senang kak

menghafal soalnya membuat saya lebih tenang.”14

Dewi Kumalasari mengemukakan :

12

Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Dzikron, 7 September 2017 13

Hasil wawancara dengan Nurul Istiqomah Santri Putri Pondok PesntrenNahdlatut

Thalibin pada tanggal 20 September 2017. 14

Hasil wawancara dengan Puji dwi Lestari, pada tanggal 20 September 2017.

Page 74: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

63

“saya senang menghafal kak karena ingin menjadi penghafal Al-Qur’an

dan ingin membahagiakan orang tua.”15

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung

berasal dari dalam diri para terbimbing, yaitu ketertarikan dan

keinginan menghafal dari hati. Merasa senang menghafal sehingga

meskipun ada beberapa hambatan atau sifat malas yang kadang muncul

tidak menjadikan mereka berhenti menghafal.

Tujuan beberapa santri ini mengikuti bimbingan menghafal al-

Qur’an ialah untuk membahagiakan orang tua juga merupakan faktor

pendukung mereka dalam menghafal Al-Qur’an.

15

Hasil wawancara dengan Dewi Kumalasari, pada tanggal 20 September 2017.

Page 75: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa Pondok Pesantren

Nahdalatut Thalibin yang menerapkan menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang

hendak dihafalnya, setiap ayat bisa dibaca sepuluh kali, atau dua puluhkali, atau lebih

sehingga proses ini membentuk pola dalam bayangannya dan membentuk gerak refleks

pada lisanya. Kegiatan proses menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nahdalatut

Thalibiin para santri menggunakan dua metode yaitu metode Wahdah dan metode

Sima’i, kedua metode tersebut efektif di terapkan pada santri remaja Pondok Pesantren

Nahdlatut Thalibin.

Metode ini dianggap mudah oleh para santri meskipun terkadang ada beberapa

ayat yang panjang, dan hampiir mirip yang menambah sulit untuk dihafal oleh santri.

Hasilnya kadang santri mengalami kebingungan karena melitah kalimat-kalimat yang

hampir mirip, dan merasa tidak tenang karena setiap harinya harus bimbingan hafalan

kepada pengasuh Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin.

strategi coping santri putri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, dalam

menghadapi kesulitan untuk menghafal Al-Qur’an santri dengan menumbuhkan

kesadaran diri, memilih tempat yang kondusif untuk menghafal Al-Qur’an, sering

membaca dan langsung menyetor hafalan kepada guru pembimbing, berusaha untuk

menghadapi semua tantangan dalam menghafal dan istiqomah (konsisten)

Faktor pendukung berasal dari dalam diri para santri, yaitu ketertarikan dan

keinginan menghafal dari hati dan keinginan membahagiakan orang tua. Tujuan

beberapa santri ini mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an ialah untuk

Page 76: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

65

membahagiakan orang tua juga merupakan faktor pendukung mereka dalam menghafal

Al-Qur’an.

B. Saran

Dari hasil pengamatan penulis mengenai bimbingan menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk pembimbing, perlu ada inovasi dalam hal metode menghafal Al-

Qur’an selaian metode yang sering di terapkan dalam menghafal Al-Qur’an selama ini,

sehingga para santri mempunyai banyak metode yang sekiranya mereka santri bisa

terapkan dalam diri.

2. Untuk pembimbing perlu mengatur santri dalam hal kegiatan di luar

pondok atau membatasi ke ikut sertaan dalam kegiatan ekstakulikuler di sekolahan

santri, agar santri bisa fokus dalam suatu bidang atau fokus dalam menghafal Al-

Qur’an.

3. Untuk para santri yang menghafal Al-Qur’an, agar saling memotivasi

sesama santri agar dalam menghafal Al-Qur’an lancar, jauh dari rasa malas, dan

ciptakan lingkungan yang nyaman.

Page 77: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

DAFTAR PUSTAKA

Amirsyah Sahil. Pedoman Penyusuann Proposal Tesis: 2012: Program Studi

Pengkajian Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI: Jakarta

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam: 2010: Rineka Cipta:

Jakarta

Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an: 2011: Rineka Cipta:

Jakarta

Badru Zaman, Coping stress orang tua yang memiliki anak kecanduan narkoba :

Skripsi S1 Fakultas Psikologi : 2010: Universitas Islam Negeri Jakarta:

Jakarta

Basrowi dan Suwandi : Memahami Penelitian Kualitatif : Rineka Cipta : Jakarta

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga : 2002 : PT Balai Pustaka,

Jakarta

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling di

Sekolah, 2000 : Rineka Cipta : Jakarta

Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, 1992 : UII

Press :Yogyakarta

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, 1983 :

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi,

LPSP3 UI: Jakarta

Elvinaro Ardianto, M.Si, Metodologi Penelitian untuk Public Relation: 2010:

Simbiosa Rekatama Media: Bandung

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial: 2010:

Salemba humanika: Jakarta

Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial, 2000: Bumi Aksara: Jakarta

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, 2002: Ciputat Pres: Jakarta

Hasil Wawancara dengan Nurul Istiqomah, Santri Pondok Pesantren Nahdalatut

Thalibin 20 September 2017.

Hasil Wawancara dengan Puji Dwi Lestari pada tanggal 20 September 2017.

Hasil Wawancara dengan Dewi Kumalasari pada tanggal 20 September 2017

Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Dzikron, 7 September 2017.

Page 78: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Hasil wawancara dengan Nurul Istiqomah Santri Putri Pondok PesntrenNahdlatut

Thalibin pada tanggal 20 September 2017.

Hasil wawancara dengan Puji dwi Lestari, pada tanggal 20 September 2017.

Hasil wawancara dengan Dewi Kumalasari, pada tanggal 20 September 2017.

Iskandar. Metode Penelitian Kualitatif, 2009: GP Press: Jakarta:

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktek, 2013: Bumi

Aksara: Jakarta

Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas 2011: LPSP3: Depok

JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, 2004: PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 2008: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 2008: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 2000: Hidakarya Agung: Jakarta

Psikis, Jurnal Psikologi islami Vol. 1 no. 1 2015: Juni (), h. 60.

Pdf. Buku Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan Regulasi Diri.

Pdf. Buku Psikologi Santri Penghafal Al-Qu’an: Peranan Regulasi Diri.

Pdf. Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan Regulasi Diri.

Pdf. Buku Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan Regulasi Diri.

Psikis, Jurnal Psikologi islami Vol. 1 no. 1 Juni 2015.

Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 2005: Alfabeta: Bandung

Richard S. Lazarus dan Susan Folkman, Stress Appraisal and Coping: 1984 Spiring

Publishing Company: New York

Syaikh Manna Al Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al Qur’an, Terj. Aunur Rafiq

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, 2003: Bulan

Bintang: Jakarta

Sa’dullah, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, 1994: Gema Insani Press: Jakarta

Sa’dullah, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, 1994: Gema Insani Press: Jakarta

Page 79: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Triantoro Safaria, & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan

Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda, 2009: PT

Bumi Aksara: Jakarta

Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling 1997: PT. Pamator: Jakarta

Triantoro Safaria, & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan

Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda, 2009: PT

Bumi Aksara: Jakarta

Widiyawati, ”Gambaran perilaku coping perempuan yang mengalami kekerasan

dalam rumah tangga, 2009: Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas

Islam Negeri Jakarta: Jakarta

Wawancara pribadi dengan KH.Ahmad Dzikron, Pembimbing Menghafal al-

Qur’an,pondok pesantren nahdlatut thalibin, pada 7 September 2017.

Wawancara pribadi dengan Ustadzh Hanik Mutmainnah,pengasuh Pondok

Pesantren Nahdlatut Thalibin, 11 September 2017.

Wawancara pribadi dengan Ustdzh HanikMutmainnah, Pengasuh Pondok Pesantren

Nahdalatut Thalibin, 11 september 2017.

Wawancara pribadi dengan Nurul Istiqomah, Santri Pondok Pesantren Nahdlatut

Thalibin 20 september 2017. Aula pondok.

Wawancara pribadi dengan Ustadzh Hanik Mutmainnah, pembimbing mengfahal al-

Qur’an pondok pesantren Nahdlatut Thalibin 7 september 2017 .

Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad dzikron, Pengasuh Pondok pesantren

Nahdalatut Thalibin 7 september 2017.

Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, 1993: Ramadhani: Solo

Page 80: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Lembar wawancara : Nurul Istiqomah

Umur : 14 Tahun

Lokasi wawancara :Asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Kolom Pertanyaan Kolom Jawaban

1 Apakah Nurul rutin mengikuti bimbingan menghafal

al-Qur’an di pondok ?

iya.

2 Sudah berapa lama Nurul mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok nahdlatut Thalibin ?

kira-kira 3 tahun kak tapi

lupa lupa inget gitu.

3 Mengapa tertarik untuk menghafal al-Qur’an di

pondok ini ? apakah karna keinginan pribadi atau atas

dorongan orang tua ?

seneng aja si kak, awalnya

emang disuru orang tua tapi

sekarang Insyaallah beneran

dari hati kok sukanya.

4 Lalu sekarang tujuan Nurul mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin ?

Ingin membahagiakan orang

tua kak.

5 Bagaimana cara menghafal Al-Qur’an yang diberikan

oleh pembimbing di pondok pesantren nahdlattut

thalibin ?

Per ayat gitu kak sedikit

demi sedikit biar gampang

hafalnya, Kadang sampai

satu halaman.

6 Apakah menurut Nurul cara tersebut sudah efektif

untuk menghafal ?

Sudah si kak gampang

soalnya.

7 Apakah manfaat yang Nurul rasakan setelah

mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur’an di pondok

pesantren nahdlatut thalibin ?

Tenang dan mendapat ilmu

yang banyak dalam

menghafal Al-Qur’an.

Page 81: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

8 Bagaimana hubungan Nurul dengan santri santri lain ? Alhamdulillah baik kak, tapi

kadang ada yang nyebelin.

9 Nyebelin seperti apa maksudnya ? Biasanya lagi ngafal ada

yang ganggu, di becandain

kak dan ledek ledekan kalu

tau susah ngafalnya.

10 Selama nurul di pondok ini bagaimana perstasi di

sekolah ?

alhamdulillah baik kak.

11 Susah atau enggak membagi waktu di pondok dengan

di sekolah ?

Susah Susah gampang kak,

tapi banyak susahnya dari

pada gampangnya

12 maksudnya bagaimana nurul ? Susah kalau waktunya uts

atau uas kak jadi binggung

bagi waktu menghafal sama

belajarnya, mau belajar takut

hafalnnya kurang, mau

ngafal takut ga bisa jawab

soal soal ujian.

13 Selama menghafal Al-Qur’an apakah nurul pernah

mengeluh ?

pernah kak

14 mengeluh apa ? kalau ketemu ayat-ayat yang

hampir sama dan mengulang

ulang dan itu bikin binggung.

15 Pernahkah sampai marah-marah ? marah sih enggak kak,

geregetan aja sama

Page 82: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

dirisendiri kenapa susah

banget nyantolnya.

16 kalau udah seperti itu nurul terus bagaimana ?

Apakah udahan ngafalnya atau tetap lanjut ngafalnya?

aku sudahi kak, terus tiduran.

17 Sampai kapan mau lagi untukmenghafal lagi ?

Atau ada waktu yang lama dalam menengankan

perasaanmu?

sampai ada keinginan lagi

dalam melanjutkan hafalan

kak.

18 Selama waktu kamu malas dalam menghafal itu

adakah dalam hati mu ingin melanjutkan hafalan lagi.

ini yang saya senang dalam

pondok ini kak, santri-santri

lain banyak yang

nyemangatin, banyak yang

membantu saya dalam

menghafal, jadin saya

beersemangat lagi dalam

menghafal karena ingat saya

ingin menjadi orang yang

hafal Al-Qur’an dan

membanggakan orang tua

saya.

Page 83: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Lembar wawancara : Dwi Puji Lestari

Umur : 13 tahun

Lokasi wawancara :Asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Kolom Pertanyaan Kolom Jawaban

1 Apakah Puji rutin mengikuti bimbingan menghafal

al-Qur’an di pondok ?

Kurang kak.

2 Sudah berapa lama Puji mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok nahdlatut Thalibin ?

2 tahun kak.

3 Puji menghafal Al-Qur’an di pondok ini apakah

karna keinginan pribadi atau atas dorongan orang tua ?

Dorongan orang tua

4 Lalu sekarang tujuan Puji mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin ?

ingin membahagiakan orang

tua kak.

5 Bagaimana cara menghafal Al-Qur’an yang diberikan

oleh pembimbing di pondok pesantren nahdlattut

thalibin ?

per ayat kak sedikit demi

sedikit, Kadang satu

halaman.

6 Apakah menurut Puji cara tersebut sudah efektif untuk

menghafal ?

Efektif kak.

7 Apakah manfaat yang Puji rasakan setelah mengikuti

bimbingan menghafal al-Qur’an di pondok pesantren

nahdlatut thalibin ?

lega dan nyaman kak.

8 Bagaimana hubungan Puji dengan santri santri lain ? Alhamdulillah baik kak.

Page 84: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

9 Apa banyak yang membantu Puji ? ya kak, kadang saya yang

jadi ga enak sama santri lain

karna sering ngerepotin.

10 Ngerepotin apa ? Sering mintai tolong

dampingi ngafal kak.

11 Selama Puji di pondok ini bagaimana perstasi di

sekolah ?

Biasa saja kak.

12 Susah atau enggak membagi waktu di pondok dengan

di sekolah ?

Susah kak, ga imbang

13 maksudnya bagaimana Puji ? Banyak kegiatan di sekolah

yang di pondok jadi kurang

kak.

14 Apa saja itu puji ?

Macam-macam ada qori’ah,

silat, drum band, paskibra.

Saya ikut drum band

15 Memang di bolehkan dari pondok ikut drum band ?

Bebas kok kak, asal

waktunya ngaji ya ngaji.

16 Selama menghafal Al-Qur’an apakah Puji pernah

mengeluh ?

pernah kak.

17 mengeluh apa ? sulit dalam mengingat kak.

18 Pernahkah sampai marah-marah ? sering malahan kak.

19 kalau udah seperti itu Puji terus bagaimana ?

Apakah udahan ngafalnya atau tetap lanjut ngafalnya?

ya berhenti, terus jalan-jalan.

20 memang di pondok ini santrinya bebas ? ga sih kak saya aja yang

bandel.

Page 85: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

21 Terus kapan mau lagi untuk melanjutkan hafalan ? sampai ada keinginan lagi

dalam melanjutkan hafalan

kak.

22 Selama waktu kamu malas dalam menghafal itu

adakah dalam hati mu ingin melanjutkan hafalan lagi.

iya kak, apalagi kalau lihat

teman lain pada nderes ya

kepengen.

Page 86: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Lembar wawancara : Dewi Kumalasari

Umur : 13 tahun

Lokasi wawancara :Asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Kolom Pertanyaan Kolom Jawaban

1 Apakah Dewi rutin mengikuti bimbingan menghafal

al-Qur’an di pondok ?

kurang kak.

2 Sudah berapa lama Dewi mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok nahdlatut Thalibin ?

Sudah 2 tahun kak.

3 Apa yang membawa Dewi ke pondok pesantren ini

untuk menghafal al-Qur’an ? apakah karna keinginan

pribadi atau atas dorongan orang tua ?

di suruh orang tua.

4 Awalnya menolak apa nurut aja ? Nolak kak.

5 Kok sekarang bisa di pondok ini ? bujukan dari ibu, dan embah

dan akhirna saya luluh dan

mau mondok.

6 Lalu sekarang tujuan Dewi mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin ?

ingin jadi penghafal Al-

Qur’an yang baik biar jadi

anak sholihah.

7 Bagaimana cara menghafal al-Qur’an yang diberikan

oleh pembimbing di pondok pesantren nahdlattut

thalibin ?

per ayat atau sampai satu

halaman.

8 Apakah menurut Dewi cara tersebut sudah efektif

untuk menghafal ?

Efektif kak.

Page 87: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

9 Apakah manfaat yang Dewi rasakan setelah mengikuti

bimbingan menghafal al-Qur’an di pondok pesantren

nahdlatut thalibin ?

plong, kalau lancar susah

kalu di suruh ngulang lagi.

10 Bagaimana hubungan Dewi dengan santri santri lain ? alhamdulillah baik baik saja.

11 Selama Dewi di pondok ini bagaimana perstasi di

sekolah ?

alhamdulillah baik kak.

12 Susah atau enggak membagi waktu di pondok dengan

di sekolah ?

Alhamdulillah enggak kak

13 Selama menghafal Al-Qur’an apakah Dewi pernah

mengeluh ?

pernah kak,

14 Mengeluh apa ? kalau ga bisa cepat hafal.

15 Pernahkah sampai marah-marah ? pernah kak.

16 Kalau udah seperti itu Dewi terus bagaimana ?

Apakah berhenti ngafalnya atau tetap lanjut

ngafalnya?

berhenti besok di ualangi

lagi.

Page 88: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Lembar wawancara : Aimatul Aufa

Umur : 14 tahun

Lokasi wawancara :Asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Kolom Pertanyaan Kolom Jawaban

1 Apakah Aufa rutin mengikuti bimbingan menghafal

Al-Qur’an di pondok ?

Iya.

2 Sudah berapa lama Aufa mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an di pondok nahdlatut Thalibin ?

Sudah 3 tahun.

3 Aufa menghafal Al-Qur’an di pondok ini apakah

karna keinginan pribadi atau atas dorongan orang tua ?

Keinginan sendiri.

4 Lalu sekarang tujuan Aufa mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin ?

Ingin membahagiakan orang

tua kak dan menjadi anak

yang solihah

5 Bagaimana cara menghafal al-Qur’an yang diberikan

oleh pembimbing di pondok pesantren nahdlattut

thalibin ?

per ayat kak sedikit demi

sedikit, Kadang satu

halaman.

6 Apakah manfaat yang Aufa rasakan setelah mengikuti

bimbingan menghafal al-Qur’an di pondok pesantren

nahdlatut thalibin ?

lega dan nyaman kak.

7 Bagaimana hubungan Aufa dengan santri santri lain ? alhamdulillah baik kak.

8 Apa banyak yang membantu Aufa dalam menghafal ?

ya kak, kadang saya yang

jadi ga enak sama santri lain

karna sering ngerepotin.

Page 89: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

9 Ngerepotin apa ?

Sering mintai tolong

dampingi ngafal kak.

10 Selama Aufa di pondok ini bagaimana perstasi di

sekolah ?

Biasa saja kak.

11 Susah atau enggak membagi waktu di pondok dengan

di sekolah ?

Susah kak, ga imbang

12 Maksudnya bagaimana Aufa ?

Banyak kegiatan di sekolah

yang di pondok jadi kurang

kak.

13 Apa saja itu Aufa ?

Disekolah osis, drum band,

silat, qiroah, paskibra.

14 Aufa ikut yang mana ? Saya ikut drum band, dan

osis.

14 Memang di bolehkan dari pondok ikut drum band ?

Bebas kok kak, asal

waktunya ngaji ya ngaji.

15 Selama menghafal Al-Qur’an apakah Aufa pernah

mengeluh ?

pernah kak.

16 mengeluh apa ? sulit salam mengingat kak.

17 Pernahkah sampai marah-marah ? Ga kak, kesal saja kak.

18 kalau udah seperti itu Aufa terus bagaimana ?

Apakah udahan ngafalnya atau tetap lanjut ngafalnya?

ya berhenti, lalu jalan cari

cemilan.

19 memang di pondok ini santrinya bebas ? Ga kak, harus izin dulu.

20 Terus kapan mau lagi untuk melanjutkan hafalan ? Kalau udah ga males lagi.

21 Selama waktu kamu malas dalam menghafal itu

adakah dalam hati mu ingin melanjutkan hafalan lagi.

Iya kak, apalagi kalau lihat

teman lain pada nderes ya

Page 90: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

kepengen.

Lembar wawancara : Siti Nur Cholifah

Umur : 14 tahun

Lokasi wawancara :Asrama Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

No Kolom Pertanyaan Kolom Jawaban

1 Apakah Ifah rutin mengikuti bimbingan menghafal

Al-Qur’an di pondok ?

Alhamdulillah rutin.

2 Sudah berapa lama Ifah mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok nahdlatut Thalibin ?

Sudah 3 tahun.

3 Ifah menghafal Al-Qur’an di pondok ini apakah

karna keinginan pribadi atau atas dorongan orang tua

Keinginan sendiri.

4 Lalu sekarang tujuan Ifah mengikuti bimbingan

menghafal al-Qur’an di pondok pesantren nahdlatut

thalibin ?

Ingin membahagiakan orang

tua dan menjadi Ahli Al-

Qur’an

5 Bagaimana cara menghafal Al-Qur’an yang diberikan

oleh pembimbing di pondok pesantren nahdlattut

thalibin ?

Dikit demi sedikit kak, ayat

perayat.

6 Apakah menurut Ifah cara tersebut sudah efektif untuk

menghafal ?

Bagi saya sudah efektif kak.

7 Apakah manfaat yang Ifah rasakan setelah mengikuti

bimbingan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren

nahdlatut thalibin ?

Kalau udah bimbingan itu

senang iya, susah iya. Senang

kalau hafalannya lancar malu

kalau hafalannya kurang

Page 91: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

lancar.

8 Bagaimana hubungan Ifah dengan santri santri lain

dan teman-teman di sekolah ?

Alhamdulillah baik kak.

11 Selama Aufa di pondok ini bagaimana perstasi di

sekolah ?

Biasa-biasa saja.

12 Susah atau enggak membagi waktu di pondok dengan

di sekolah ?

Alhamdulillah ga susah.

16 Selama menghafal Al-Qur’an apakah Ifah pernah

mengeluh ?

Pernah kak.

17 Mengeluh apa ? Sering lupa, udah ngafal satu

halaman sering kebalik balik

hafalannya.

18 Pernahkah sampai marah-marah ? Alhamdulillah gak kak.

19 Kalau udah seperti itu Ifah terus bagaimana ?

Apakah udahan ngafalnya atau tetap lanjut ngafalnya?

Istirahat, tidur tiduran sambil

nyanyi nyani.

21 Terus kapan mau lagi untuk melanjutkan hafalan ?

Kalau fikirannya udah fokus

lagi.

22 Selama waktu kamu malas dalam menghafal itu

adakah dalam hati mu ingin melanjutkan hafalan lagi.

Iya kak, ingat pesan orang

tua, rajin nderesnya, biar

cepat hafal.

Page 92: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Biografi Santri Putri Pondok Pesantren Nahdalatut Thalibin

1. Nurul Istiqomah

Nurul Istiqomah berusia 14 tahun lahir di Rembang, 16 Oktober 2003. Nurul

putri ke tiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Ahmad Munif dan Siti Romzah.

Sekarang duduk di bangku kelas IX. Nurul mempunyai hobi membaca dan

mendengarkan musik religi. Nurul masuk pondok pesantren berawal dari perintah

orang tuanya, yang awalnya nurul merasa ragu dalam menghafal, karena melihat latar

belakan pendidikan nurul sebelumnya adalah Sekolah Dasar Negeri. Setelah

menjalani kehidupan di pondok beransur-ansur nurul mulai mampu dalam menghafal.

Dan sampai sekarang Nurul sudah menghafal selama 3 tahun di pondok pesantren

nahdlatut thalibin.

2. Dwi Puji Lestari

Dwi Puji Lestari yang akrab di panggil Puji berusia 13 tahun, lahir di Pati 7

Mei 2004. Puji putri ke 2 dari 3 bersaudara, dari pasangan pernikahan Subawi dan

Suwarti. Sekarang duduk di kelas VIII. Puji mempunyai hobi nemdengarkan musik,

dan bernyanyi. puji baru 2 tahun dalam menghafal Al-Qur’an, puji menghafal Al-

Qur’an karena dorongan orang tua. Puji sedikit kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an,

karena tingkat membaca Al-Qur’annya rendah baru memulai belajar membaca Al-

Qur’an, maka banyak santri lain yang membantunya dalam menghafal.

3. Dewi Kumalasari

Dewi Kumalasari berusia 13 tahun, lahir di Jepara 4 Mei 2004. Teman-teman

sekolahan dan santri-santri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin memanggilnya

dengan mana Dewi. 2 tahun mengikuti bimbingan menghafal al-Qur’an di pondok

Page 93: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

pesantren Nahdlatut Thalibin. Dewi putri pertama dari 2 bersaudara dari pasangan

pernikahan Muhammad Rifa’i dan Siti Munjanah. di pondok pesantren Nahdlatut

Thalibin dewi kesulitan dalam membagi waktu antara waktu menghafal dan kegiatan

di sekolah, karena Dewi lebih senang mengikuti kegiatan di sekolah. Salah satu

kegiatan di sekoah yang Dewi ikuti adalah Drum Band, selain Drum Band Dewi

gemar membaca buku cerita-cerita dan mendengarkan musik. Latar belakang

pendidikan sebelum memasuki sekolah di MTs Sirojul Anam Tayu Dewi bersekolah

di Madrasah Ibtidaiyah Pecangaan Jepara.

4. Aimmatul Aufa

Aimmatul Aufa berusia 12 tahun, lahir di Rembang 2 Juli 2005, Aufa anak

pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Afandi dan Fatimah. Baru 1 tahun Aufa

menghafal Al-Qur’an, dan menghafal adalah keingninan Aufa sendiri. Dia ingin

seperti ibunya yang menghafal Al-Qur’an, dan ingin menjadi ahli Qur’an. Selama

proses menghafal Al-Qur’an, Aufa di bantu santri lain dalam menghafal Al-Qur’an,

yaitu berupa ditemani atau simaan yaitu tukar menukar hafalan dan saling

mengkoreksi hafalan masing-masing. Sebelum masuk pondok pesantren Aufa

bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Sarang Rembang. Hobi Aufa adalah bersepedah

dan membaca.

5. Siti Nurcholifah

Siti Nurcholifah berumur 13 tahun lahir di Kudus 15 April 2004, Aufa Putri ke

4 dari 4 bersaudara, putri dari pasangan pernikahan Ali Syakroni dan Nur Azizah. Ifah

sapaan akrabnya duduk di bangku kelas VIII MTs Sirojul Anam Tayu, dan

sebelumnya Ifah bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Colo Kudus. sudah 2 tahun Ifah

menghafal Al-Qur’an, keputusan menghafal Al-Qur’an ialah keputusan Ifah sendiri

Page 94: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Ifah bersemangat dalam menghafal minimal Ifah menghafal 2 lembar, tetapi kadang

Ifah mengalami kesulitan dalam menghafal jika situasi di sekitarnya kurang nyaman.

Hobi mendengarkan musik dan menulis buku deary.

Page 95: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Wawancara dengan santri putri Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin di Aula pondok

Santri santri putri Pondok Pesantren Nahdaltut Thalibin

Page 96: Strategi Coping Santri Putri dalam Bimbingan Menghafal Al-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38198/1/MUHAMMAD... · penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi

Foto pengasuh pondok pesantren dan para pengajar beserta staf pondok pesantren nahdlatut

thalibin