Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Strategi Komunikasi Komunitas Keluarga Besar Gojek Grup
Sepuluh dalam Membentuk Persepsi Positif para Pengguna dan
Calon Pengguna Jasa Ojek Online di Yogyakarta
( Studi Deskripsi Kualitatif tentang Strategi Komunitas Komunikasi Keluarga
Besar Gojek Grup Sepuluh dalam Membentuk Persepsi Positif para Pengguna
dan Calon Pengguna Jasa Ojek Online di Yogyakarta)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
YOSEP ANTIKA YONAS
13530007
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI
PEMBANGUNGAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
iv
MOTTO
Kesuksesan tak pernah dimiliki.
Ia disewakan dan itu dibayar tiap hari.Artinya
Saat kesuksesan sudah tercapai,
bukan berarti kita boleh lengah dan berhenti berusaha.
Karena, ia bisa lepas sewaktu-waktu.
Makanya,
kita harus mempertahankannya terus
dengan berusaha keras setiap hari.
“Rory Vaden”
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu,
sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk
memperoleh kekayaan,
dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya
dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Perjanjian lama (Ulangan 8:18)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur dan penuh karunia terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :
1. Kepada Orang Tua Kandung maupun angkat saya ( Ibu Sri Subekti,
Bunda Sri Fajarsasih dan Ayah Kirwanto)
2. Kepada keempat kakak saya tercinta ( Yanet T, Intan Viktori K, Lina
Puspita dan Kurnia SR)
3. Seluruh keluarga besar SOEBADRI yang selalu mendukung dan
mensuport saya baik secara langsung maupun tidak langsung.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa, karena dengan
karunia dan kesehatan engkau berikan, saya dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “Strategi Komunitas Komunikasi Keluarga Besar Gojek
Grup Sepuluh dalam Membentuk Persepsi Positif para Pengguna dan
Calon Pengguna Jasa Ojek Online di Yogyakarta”.
Terselesaikannya tulisan ini tentunya tidak lepas dari dukungan
dan perhatian serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril,
materil, maupun pengetahuan. Maka untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ibu yang selalu mendoakan setiap gerak dan langkah dalam
kehidupanku.
2. Bapak Habib Muhsin S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pemberdayaan Masyarakat Desa STPMD ”APMD” Yogyakarta.
3. Bapak Ade Chandra, S.Sos, M.Si selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi
”STPMD” APMD Yogyakarta, yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
4. Bapak Theodorus Wuryantono, S.IP, M.Hum selaku dosen
pembimbing akademik sekaligus pembimbing utama yang sudah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan
memberikan masukan ilmu dalam penyusunan skripsi ini. Mulai dari
awal sampai akhir pertanggungjawaban.
5. Semua dosen Jurusan Ilmu Komunikasi STPMD ”APMD” yang telah
menyumbangkan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
perkuliahan maupun penulisan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga besar STPMD ”APMD” yang telah membekali
penulis dengan pengetahuan dan pengalaman dalam studi yang penulis
jalani.
7. Terimakasih kepada Komunitas Ojek Online Go-Ten yang ada di
Yogyakarta
vii
8. Terimakasih kepada Kakakku tercinta, mbak Janet yang selalu support
setiap langkahku.
9. Terimakasih kepada Luh Dwi Yoga, yang mau memberi pengarahan
dan penginapan gratis. Serta mohon maaf buat Mbak Dita calon istri
Mas Yoga, karena waktu dan perhatiannya Mas Yoga jadi terbagi dua.
10. Terimakasih juga buat semua teman-teman seangkatan 2013 Ilmu
Komunikasi yang selalu support dan selalu mengingatkan saya untuk
cepat lulus.
11. Dan terimakasih kepada IMAKO berserta seluruh anggotanya, yang
memberikan saya banyak pengalaman serta berikhtiar selalu.
Saya sangat berharap skripsi ini, dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai pengertian, Strategi
Komunikasi Komunitas Go-Ten dalam Membentuk Persepsi Positif
kepada Pengguna dan Calon Pengguna Jasa Ojek Online. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun, demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini dapat dipahami dan berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, saya memohon kritik
dan saran yang membangun untuk kebaikan bersama.
16 Oktober 2018
Penyusun
Yosep Antika Yonas
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................II
PERNYATAAN....................................................................................III
MOTTO.................................................................................................IV
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………..….V
KATA PENGANTAR..........................................................................VI
DAFTAR ISI..........................................................................................VIII
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR……………………….................X
ABSTRAK…………………………………………………..................XII
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………..…..…......1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….........7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………..7
E. Kerangka Teori……………………………………………………....7
E.1Komunikasi………………………………………………....7
E.2 Fungsi Komunikasi………………………...…...………….8
E.3 Komunikasi Verbal dan Non-Verbal……..…………...…...9
E. 4 Hambatan Komunikasi..……………………..…………....10
E.5 Strategi Komunikasi………………………..………….......10
E.6 Komunikasi Kelompok atau Komunitas..............................17
E.7 Komunikasi Organisasi……………..……..………….…...19
E.8 Komunikasi Massa…………………….………………......23
E.9 Pengertian Presepsi ………………………..………..….....25
F. Kerangka Pikir………………………….……………………..……..29
ix
G.Metode Penelitian…………………………………….…...................30
G.1. Jenis Penelitian………………………………….………...30
G.2. Lokasi Penelitian……………………………..…….….….30
G.3. Sumber Data……………………………………...…..…...31
G.4. Teknik Pengumpulan Data…………………………….......32
H. Teknik Analisis Data……………………………………………..…35
BAB II GAMBARAN LOKASI
PENELITIAN........................................................................................37
A. Sejarah Singkat Ojek Online…………………………….........…...36
B. Deskripsi Wilayah………………………………………….....…....40
C. Struktur Keanggotaan…………………………………………........40
D. Fungsi Struktur Kepengurusaan Komunitas Go-Ten………….…...41
E. Agenda Komunitas Go-Ten…………………………….…….........45
BAB III SAJIAN DATA PENELITIAN……….…………...…..........47
A.Sajian Data………………………………………………...................47
B. Analisis Data…………………………………………...…………….65
B1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Positif………………………………………...…………......65
B.2 Strategi Komunikasi Komunitas Go-Ten dalam
Membentuk Persepsi Positif…………………………….....67
BAB IV PENUTUP……………………………………………..….….77
A. KESIMPULAN………………………………………………....…..77
B. SARAN……………………………………………………………..78
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…....80
LAMPIRAN……………………………………………………….…....82
x
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
BAGAN 1.1 Strategi membentuk presepsi positif………………………….....29
BAGAN 1.2 Komponen dalam analisis data…………......…………...36
BAGAN 2.1 Struktur keanggotan Komunitas Go-Ten…………………….….40
GAMBAR 2.1 Logo Identitas Komunitas Go-Ten…………………………….39
GAMBAR 2.2 Kegiatan Kerja Bakti gabungan termasuk Komunitas………..…….46
GAMBAR 3.1 Kasus Pencurian Sepeda Motor……………………………..…..49
GAMBAR 3.2 Keluhan Netizen di Media Sosial Facebook……………….….50
xi
ABSTRAK
Komunitas Keluarga Besar Gojek Grup 10 atau yang lebih dikenal dengan
Komunitas Go-Ten merupakan salah satu dari 20 komunitas ojek online
resmi yang dibuat oleh pihak operasional Pt.GI wilayah Yogyakarta, pada
tanggal 08 maret 2017 lalu. Komunitas Go-Ten memiliki anggota driver
ojek online kurang lebih sekitar 135 orang yang bersifat heterogen tetapi
memiliki struktur kepengurusan yang tetap dan terdiri dari seperti ketua,
wakil ketua,sekertaris, bendahara dan humas Go-Ten. Para anggota
Komunitas Go-Ten dalam kesehariannya lebih aktif berkomunikasi di grup
media sosial whatsapp. Penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang memahami secara luas dan mendalam terhadap suatu
permasalahan. Narasumber dalam penelitian kali ini lebih memfokuskan
kepada pengurus maupun anggota dari Komunitas Go-Ten. Pengumpulan
data menggunakan teknik observasi,wawancara dan dokumentasi.
Komunitas Go-Ten dalam membentuk persepsi positif dimulai dari hal
yang paling mendasar seperti berprilaku 3S Senyum Salam dan Sapa
kepada penumpang. Dengan harapan masyarakat dapat mengetahui dan
menilai positif atas perbuatan yang mereka lakukan.
Kata kunci : Strategi Komunikasi, Komunitas Go-Ten, Persepsi Positif
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angkutan umum merupakan salah satu kebutuhan penting bagi
masyarakat terutama di bidang ekonomi, sebab angkutan umum
memberikan jasa pengantaran berupa orang ataupun barang dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan efisien. Angkutan umum memiliki
bermacam jenis dan bentuk, seperti angkutan darat, angkutan udara dan
angkutan laut. Setiap jenis angkutan umum memiliki kapasitas yang
berbeda-beda, contohnya ojek motor yang merupakan kendaraan roda dua
yang memiliki kapasitas terbatas.
Ojek motor hanya mampu mengangkut satu orang penumpang
namun memiliki nilai efisien yang tinggi bagi masyarakat, khususnya yang
tinggal di kota-kota besar. Ojek motor memiliki bentuk kendaraan yang
kecil dan cepat sehingga mampu menerobos kemacetan dan melewati jalan
pintas atau gang tikus yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Karenanya, ojek sangat cocok digunakan oleh masyarakat perkotaan
ketika hendak berangkat berkerja pada pagi hari maupun melakukan
aktivitas lainnya.
2
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, membuat sebagian
pemilik transportasi umum ikut melakukan pengembangan teknologi pada
kendaraannya, supaya tidak ketinggalan jaman ataupun ditinggal oleh
pengguna jasa angkutan umum. Salah satu yang menjadi trend saat ini
ialah angkutan umum berbasis online, karena para penggunanya bisa
memilih jasa atau bentuk transportasi yang diinginkan cukup melalui
smartphone kapan pun.
Gojek merupakan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang
merupakan perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan
melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di
Jakarta oleh Nadiem Makarim. Saat ini, Gojek telah tersedia di 50 kota di
Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah diunduh
sebanyak hampir 10 juta kali di google play pada sistem operasi android.
Saat ini juga ada untuk ios, di app store. Gojek sendiri tidak hanya
melayani jasa ojek online, melainkan memiliki berbagai jenis jasa layanan
online seperti gocar yang merupakan angkutan online seperti taxi, atau
gofood yang merupakan jasa pembelian dan pengantaran makanan secara
online ketika kita sebagai konsumen merasa lapar dan malas keluar rumah,
dan masih banyak lagi jasa yang diberikan oleh Gojek. (sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK)
3
Banyaknya pengguna transportasi online, membuat pihak PT.
Gojek Indonesia atau PT.GI membuka lowongan pekerjaan sebagai mitra
jasa transportasi online secara besar-besaran untuk mencukupi kebutuhan
konsumen. Di Kota Yogyakarta, Gojek mulai beroprasi pada akhir tahun
2015 lalu. Sampai saat ini pengguna jasa aplikasi Gojek mencapai sekitar
24.000 pengguna perhari dan sekitar 15.000 orang bekerja sebagai driver
ojek online dan itu pun masih bisa bertambah jumlah driver onlinenya,
namun hanya sekitar 4.000 ojek online yang aktif perharinya, menurut
Mas Surya selaku admin dan bagian operasional lapangan wilayah Kota
Yogyakarta.
Banyaknya ojek online di Kota Yogyakarta tidak membuat
munculnya presepsi negatif di masyarakat tentang orang yang bekerja
sebagai driver Gojek. Ada sebagian masyarakat menganggap ojek online
itu seperti genk motor jalanan yang suka berhenti mendadak, nongkrong di
sembarang tempat dan buang sampah sembarangan. Baik pengguna
maupun calon pengguna, ada yang mulai cemas. Ketika ada oknum-
oknum yang berpura-pura sebagai driver lalu melakukan tindakan
kriminal. Misalnya seperti pencurian sepeda motor yang pernah terjadi di
berbagai wilayah Indonesia menggunakan atribut ojek online.
4
Hal itu tentunya menjadi beban tersendiri bagi ojek online, secara
tidak langsung bisa mengurangi pendapatan atau pengguna aplikasi Gojek
itu sendiri. Terlebih driver ojek online sendiri merupakan mitra dari
PT.GI bukan karyawan tetap. Mitra yang dimaksud bagi PT.GI ialah rekan
kerja. PT.GI menyediakan jasa aplikasi dan driver sebagai mitra tinggal
menjalankan strategi dan mengatur waktu kerja sendiri tanpa ada tuntutan
jam kerja. Ojek online tidak digaji langsung oleh pihak perusahaan,
mereka hanya mendapatkan bonus uang ketika berkerja sesuai target yang
ditentukan perusahaan. Penghasilan utama didapatkan dari pihak
konsumen yang menggunakan jasa aplikasi Gojek. Dengan demikian, jika
terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan bagi driver ojek online ataupun
konsumen, hal itu akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh driver
ojek online.
Untuk membentuk presepsi positif, pihak PT.GI khususnya
wilayah operasional Yogyakarta berinisiatif membentuk komunitas-
komunitas kecil beranggotakan para driver Gojek. Langkah ini dilakukan
untuk memantau perkembangan para driver di lapangan dan meningkatkan
rasa solidaritas driver Gojek Jogja. Komunitas yang dibentuk itu mencapai
20 komunitas, beranggotakan sekitar 200orang per komunitas. Tiap
5
komunitas diberi nama keluarga besar grup 1 sampai dengan keluarga
besar grup 20.
Di dalamnya terdapat admin grup yang berasal dari PT.GI bagian
operasional Yogyakarta, terdiri dari 4-5 anggota admin yang bertugas
untuk memantau segala kegiatan para driver ojek online. Seperti Mas
Surya yang bertugas di bagian operasional lapangan wilayah Kota
Yogyakarta juga bertugas sebagai admin komunitas tersebut, lalu
dikoordinasikan melalui aplikasi chatting berupa whatshapp yang ada di
smartphone, pemilihan anggota dipilih secara acak dan sukarela jika ada
yang ingin bergabung.
Adanya komunitas yang dibuat oleh pihak operasional atau ops
Kota Yogyakarta membuat para driver sedikit tenang, karena ada rasa
kepedulian oleh pihak perusahaan. Salah satu komunitas yang dibentuk
operasional Gojek Yogyakarta yaitu keluarga besar grup 10 atau yang
lebih dikenal dengan Komunitas Go-Ten sangat peduli terhadap nama baik
perusahaan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Komunitas Go-Ten
memiliki kegiatan-kegiatan sosial secara langsung di masyarakat, seperti
bakti sosial ke panti asuhan maupun kerja bakti membersihkan lingkungan
wisata Malioboro. Komunitas Go-Ten terbentuk atau resmi berdiri sejak
19 maret 2017 lalu, beranggotakan 149 anggota dan 4 diantaranya
merupakan pihak operasional Yogyakarta. Istilah Go-Ten diambil dari
singkatan nama awal perusahaan Gojek dengan mengambil dua huruf
6
depan yaitu go dan ten merupakan kata bahasa Inggris yang dalam bahasa
Indonesia artinya adalah 10. Dalam grup chatting whatsapp, Go-Ten
beranggotakan 135 personil yang bersifat heterogen, dikarenakan
Komunitas Go-Ten tidak memiliki peraturan yang mengikat dengan
anggotanya.
( wawancara dengan ketua Komunitas Go-Ten Mas Antok, 24 mei
2018). Komunitas Go-Ten diketuai oleh Mas Antok, sejak 19 maret 2017.
Dengan adanya kegiatan sosial bersifat positif yang dilakukan Komunitas
Go-Ten, mereka berharap dapat menghasilkan presepsi positif terhadap
masyarakat Kota Yogyakarta.
Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti salah satu
komunitas ojek online yang ada di wilayah Yogyakarta. Ojek online pada
saat ini menjadi salah satu kebutuhan penting dalam menunjang aktivitas
masyarakat karena dirasa lebih efisien ketimbang sarana transportasi
lainnya. Maka peneliti ingin memfokuskan penelitiannya tentang “Strategi
Komunikasi Komunitas Keluarga Besar Gojek Grup Sepuluh dalam
Membentuk Persepsi Positif para Pengguna dan Calon Pengguna Jasa
Ojek Online di Yogyakarta”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah pokok yang
akan dikaji oleh peneliti ialah: ”Bagaimana strategi komunikasi yang
digunakan Komunitas Go-Ten dalam membentuk persepsi positif tentang
ojek online?”
C. Tujuan Penelitian
Menemukan strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan
Komunitas Go-Ten, sehingga dapat membentuk dan menghasilkan
persepsi positif tentang ojek online.
D. Manfaat Penelitian
Untuk mengembangkan nama baik ojek online di masyarakat dan
bisa menjadi bahan referensi dalam menjaga persepsi positif di suatu
komunitas yang berhubungan dengan masyarakat langsung.
E. Kerangka Teori
E.1 Komunikasi
Pengertian komunikasi dapat diuraikan sebagai kegiatan
penyampain pesan dan pemberi pesan (komunikator) kepada penerima
pesan (komunikan) melalui media yang dapat menimbulkan efek-efek
tertentu. Komunikasi dapat berlangsung searah, dan juga dapat
berlangsung dua arah. Komunikasi berlangsung satu arah, apabila dalam
8
proses komunikasi itu tidak ada umpan balik dari komunikan kepada
komunikator. Komunikator memberikan pesan kepada komunikan dan
tidak ada respon balik kepada komunikator terhadap pesan yang
diterimanya. Komunikan yang berlangsung searah, bersifat pasif.
Menurut Efendy (2011: 9-11) dalam bukunya istilah komunikasi
sendiri dalam bahasa Inggris adalah communication, berasal dari kata latin
communication, dengan sumber awalnya dari kata communis dengan arti
sama yaitu mempunyai kesamaan makna. Bisa digambarkan, komunikasi
itu terjadi misal adanya dua orang yang terlibat dalam percakapan, namun
komunikasi akan terjadi karena adanya kesamaan dalam percakapan
sehingga akan tersambung dan berkelanjutan.
E.2 Fungsi Komunikasi
Menurut Rudolph (dalam Mulyana 2016 :5) mengemukakan bahwa
komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk
tujuan kesenangan, untuk menunjukan kiatan dengan orang lain,
memelihara dan membangun hubungan. Kedua, fungsi pengambilan
keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu pada saat tertentu, seperti: apa yang kita makan pagi hari, apakah
kita kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes. Menurut
Verderber, sebagian keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lagi dibuat
9
setelah berkonsultasi dengan orang lain. Sedangkan fungsi komunikasi
menurut Mulyana, (2016 :5-33) dalam buku yang berjudul “Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar”, dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Komunikasi Sosial.
2. Komunikasi Ekspresif.
3. Komunikasi Ritual.
4. Komunikasi Instrumental.
E.3 Komunikasi Verbal dan Non-Verbal
Komunikasi verbal dan non verbal juga menjadi acuan dalam
komunikasi kelompok ini. Komunikasi verbal dikatakan oleh Deddy
Mulyana (2005 : 307) sebagai komunikasi yang menggunakan bahasa.
Sementara komunikasi non verbal dikatakan sebagai komunikasi yang bisa
dilihat dari bahasa tanda dan bahasa tindakan. Dimana terjadi komunikasi
verbal disaat proses pengarahan setiap praktek kegiatan melalui
pemberitahuan, arahan, diskusi yang terjadi diantara ibu-ibu dengan
pendamping yang disertai dengan komunikasi nonverbal yang terjadi
bersamaan dengan komunikasi verbal. Bahasa tubuh, intonasi nada bicara,
penampilan fisik, merupakan beberapa hal yang berpengaruh saat
terjadinya proses pengarahan berlangsung.
10
E.4 Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ada
banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Menurut Onong
Uchajana Effendy (2003 : 45). Ada beberapa hal yang merupakan
hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila
ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut :
1. Gangguan.
2. Kepentingan.
3. Motivasi terpendam.
4. Prasangka.
E.5 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan
komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu bergantung pada
situasi dan kondisi. (Effendy, 2005:32)
11
E.5.1 Tujuan Strategi Komunikasi
Adapun tujuan strategi komunikasi antara lain:
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan
mengerti pesan yang diterimanya.
b. To establish accePTance, yaitu pembinaan atau pengelolaan pesan
yang diterima oleh komunikan.
c. To motivate action, yaitu mendorong komunikan untuk melakukan
tindakan sesuai dengan yang kita inginkan.
Peristiwa komunikatif ini melibatkan komunikator dengan segala
kemampuannya dan komunikan dengan segala ciri dan sifatnya. Hal
ini menjadi unsur yang harus paling banyak diperhitungkan dalam
menyusun strategi komunikasi. (Effendy, 2005:32-35)
E.5.2 Langkah-langkah Menyusun Strategi Komunikasi
Dalam rangka menyusun suatu strategi komunikasi perlu diperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa
saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal ini juga
bergantung kepada tujuan komunikasi terhadap komunikan,
apakah menginginkan agar komunikan hanya sekedar
12
mengetahui atau agar komunikan melakukan tindakan
tertentu. Dalam proses mengenali sasaran terdapat faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dari diri komunikan adalah:
1. Faktor kerangka referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada
komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi.
Kerangka referensi seseorang berbeda dengan orang lain.
Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai
hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma
hidup, status sosial, ideologi, cita-cita, dan sebagainya.
2. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksud dengan situasi di sini adalah situasi
komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang
disampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi
dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat
komunikasi dilancarkan.
Yang dimaksud dengan kondisi di sini adalah state of
personality komunikasi, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi tidak akan
13
efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit,
atau lapar.
3. Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi banyak sekali jumlahnya. Namun pada
umumnya media komunikasi ini dapat diklasifikasikan sebagai
media tulisan atau cetakan, visual, aural, dan audio-visual. Untuk
mencapai sasaran komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan dicapai, dan teknik yang akan
dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media
komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
4. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan
tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu
teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Namun
apapun tekniknya, pertama-tama komunikan harus mengerti pesan
komunikasi itu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content
of the message) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa
satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam.
14
Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi
komunikasi adalah bahasa, gambar, warna, kial (gesture), dan
sebagainya.
5. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Ada faktor penting pada diri komunikator bila ia melancarkan
komunikasi, yaitu:
1) Daya tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi,
akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan
melalui mekanisme daya tarik jika komunikan merasa ada
kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan
bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.
2) Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil
adalah kepercayaan komunikan kepada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang
dimiliki seorang komunikator.
Berdasarkan kedua faktor di atas, seorang komunikator
dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik (empathy),
15
yaitu kemampuan untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan
orang lain. (Effendy, 2005:35-39)
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi
komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji
kebenarannya.
Harold D. Lasswell dalam (Effendy, 2005: 10) menyatakan
bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What Which Channel To
Whom With What Effect?” Untuk mantapnya strategi komunikasi,
maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-
komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam
rumus Lasswell tersebut:
-Who?(Siapakahkomunikatornya)
-Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)
- In which channel? (media apa yang digunakannya)
- To whom? (siapa komunikannya)
- With what effect? (efek apa yang diharapkan
16
E.6 Komunikasi Kelompok atau Komunitas
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005 :74). Kelompok ini misalnya
adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau
suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi.
Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi
komunikasi kelompok. Sedangkan komunitas (community) berasal dari
bahasa Latin (communire) atau communia yang berarti memperkuat. Dari
kata ini, dibentuk istilah komunitas yang artinya persatuan, per saudaraan,
kumpulan, masyarakat. Menurut Kertajaya Hermawan (2008:21)
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi
pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya
kesamaan interest atau values yang sama.
17
E.6.1 Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok
a. Komunikasi Kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication)
adalah komunikasi yang :
1. Ditujukan kepada kognisi komunikan
2. Prosesnya berlangsung secara dialogis
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan
pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah,
ceramah, diskusi, seminar, rapat dan lain-lain. Dalam situasi
komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan
menilai logis tidaknya uraian komunikator. Ciri yang kedua dari
komunikasi kelompok kecil adalah bahwa prosesnya berlangsung
secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular.
Umpan balik terjadi secara verbal. Komukan dapat menanggapi
uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat
menyanggah bila tidak setuju dan sebagainya. Dalam kehidupan
sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok kecil, antara lain
seperti tela disinggungka diatas, yaitu: rapat, kuliah, ceramah, diskusi
panel, forum, simposium, seminar, konfrensi, kongres, curahsaran,
briefing, penataran, lokakarya, dan lain-lain. Multi Level Marketing
18
CNI, sebagai salah satu komunkasi kelompok kecil, karena pada
dasarnya, komunikasi yang dilakukan secara dialogis, sehingga baik
komunikan maupun komunikator bisa secara langsung mengetahui
umpan baliknya.
b. Komunikasi Kelompok besar.
Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil,
komunikasi kelompok besar (large/macro group communication)
adalah komunikasi yang:
- Ditujukan kepada afeksi komunikan
- Prosesnya berlangsung secara linear
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi
kelompok besar ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya
atau kepada perasaannya. Contoh untuk komunikasi kelompok besar
adalah misalnya rapat raksasa disebuah lapangan. Jika komunikasi
kelompok kecil umumnya bersifat homogen (antara lain sekelompok
orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya, sama status
sosialnya), maka komunikan pada komunikasi kelompok besar
umumnya bersifat heterogen, mereka terdiri dari individu-individu
yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan,
tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya.
19
E.6.2 Fungsi Komunikasi Kelompok
Menurut Randy (dalam Morissan, 2009: 142), mengatakan bahwa
kelompok harus mampu melaksanakan empat fungsi untuk dapat
menghasilkan keputusan yang efektif yang terdiri atas :
1. Analisis Masalah
Kelompok biasanya memulai proses pengambilan keputusan
dengan mengidentifikasi dan menilai suatu masalah (identifying and
assessing a problem).
2. Penentuan Tujuan
Kelompok harus mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
(gathers and evaluates information) terkait dengan masalah yang
tengah dihadapi.
3. Identifikasi Alternatif
Pada tahap ini, kelompok membuat berbagai usulan alternative
(alternative proposal) untuk mengatasi masalah.
4. Evaluasi Konsekuensi
Berbagai solusi alternatif yang tersedia kemudian di evaluasi
dengan tujuan akhirnya adalah untuk mengambil keputusan.
E.7 Komunikasi Organisasi
“Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali
melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada
kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi
20
menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke
atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak
bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat,
juga termasuk gosip (Mulyana, 2003:75). Sedangkan (Sendjaja, 1994:132)
komunikasi organisasi Merupakan satu kumpulan atau system individual
yang melalui suatu hierarki jenjang dan pembagian kerja, berupaya
mencapai tujuan yang ditetapkan
E.7.1 Fungsi Komunikasi Organisasi
Dalam suatu organisasi, baik yang berorentasi komersil maupun
sosial, aktivitas komunikasi melibatkan empat fungsi, Menurut S. Djuarsa
Sendjaja(1994 : 138) dalam buku yang berjudul “Teori Komunikasi”, yaitu
:
a.Fungsi informative
b.Fungsi regulative
c.Fungsi persuasive
d.Fungsi integrasi.
Dalam Fungsi informative Organisasi dipandang sebagai suatu
sistem pengelolaan informasi berupaya memperoleh informasi sebanyak-
banyak dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat waktu. Informasi yang
diperoleh oleh setiap orang dalam organisasi diharapkan akan
21
memperlancar pelaksanaa tugas masing-masing. Melalui penyebaran
informasi ini, setiaop orang didalam organisasi menjadi mengerti akan tata
cara serta kebijaksaan yang diterapkan pimpinan. Sedangkan fungsi
regulatif berhubungan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi, ada dua hal yang berperan dalam fungsi ini, yaitu: Atasan
atau orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan (tatanan manajemen)
adalah mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
informasi. Seorang atasan memiliki kewenangan memberikan
instruksi/perintah sehingga didalam struktur organisasi berada pada tempat
lapian atas. Penempatan ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan
instruksi kepada lapisan yang lebih bawah walaupun sebenarnya
pelaksanaan instruksi oleh lapisan bawah tergantung pada faktor-faktor
lain, seperti: keabsahaan pimpinan, krebilitas pesan, kredibilitas pimpinan
dan sanksi terhadap ketidak jelasan dalam menjalankan tugas.
Berhubungan dengan pesan regulative pada dasarnya berorentasi pada
kerja artinya bawahan membutuhkan kepastian tata cara dan batasab
mengenai pekerjaannya. Fungsi persuatif lebih banyak dimanfaatkan oleh
pihak pimpinan dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh
dukungan dari karyawan tanpa adanya unsur paksaan apalagi kekerasaan.
22
Melalui teknih persuasif, seolah-olah dengan kesadaran penuh karyawan
bekerja tanpa adanya komando, tetapi merupakan inisiatif karyawan.
Untuk menjalankan fungsi intergrasi, setiap organisasi berusaha
untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi, dan saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja. Diharapkan melaluli media komunikasi tersebut, anggota
organisasi dapat memahami setiap kebijaksanaan pimpinan, selanjutnya
diharapkan mereka akan menjalankan tugas dengan baik, artinya setiap
anggota organisasi tersebut akan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan
tujuan bersama dan yang utama adalah munculnya rasa memiliki terhadap
organisasi.
23
E.8 Komunikasi Massa
(Nurudin,2007,3:4) mengungkapkan pada dasarnya komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).
Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication. Dimana media
menyebarkan pesan ke publik secara luas dan pada sisi lain diartikan
sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan pada sejumblah khalayak yang
tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Definisi
komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal
Gamble1986 dalam (Nurudin, 2007,8:9) mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau
gabungan diantara media tersebut.
24
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal
seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain,
komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga
ini biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat
media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok
atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu.
Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam
membatasi, memperluas pesan yang disiarkan.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya,
25
dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan balik
langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat
kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed)
E.9 Pengertian Presepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di
sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,
menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi
yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung
makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi menurut
Joseph A. Devito (dalam Deddy Mulyana, 2016:180) Persepsi ialah proses
menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif
maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang
tampak atau nyata. Sedangkan Menurut Deddy Mulyana (2016:181)
Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak
akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang
26
menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah
dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok
identitas. Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indra
kita, atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk kepada pesan yang
dikirimkan melalui otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan,
penciuman, dan pengecapan.
E.9.1 Persepsi Sosial
Menurut Deddy Mulyana (2016:191) persepsi sosial adalah proses
menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami
dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian
terhadap mereka mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda
mempengaruhi persepsi anda terhadap saya dan pada gilirannya persepsi
anda terhadap saya juga mempengaruhi persepsi saya terhadap anda.
Begitu seterusnya. Menggunakan kata-kata R.D. Laing (dalam Deddy
Mulyana 2016:191) “ manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang
orang lain pikirkan tentang dirinya, dan apa yang orang lain pikirkan
mengenai apa yang ia pikirkan mengenai orang lain itu, dan seterusnya
27
E.9.2 Sifat-sifat Persepsi
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam
objek, dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka, apa yang
mudah bagi kita boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas bagi
orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu
memahami tataran intra pribadi dari komunikasi antarpribadi dengan melihat lebih
jauh sifat-sifat persepsi. Sifat-sifat persepsi sendiri menurut (Mulyana, 2016:191)
ialah sebagai berikut :
A. Persepsi berdasrkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai
realitas (sosial) yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang,
obyek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasrkan
pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang obyek atau kejadian
serupa (Mulyana, 2016:191).
B. Persepsi bersifat dugaan
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita
menafsirkan suatu obyek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu
sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah
tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan
informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu. Kita harus mengisi
28
ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu dan menyediakannya
informasi yang hilang. Dengan demikian, persepsi juga merupakan proses
mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang
kita kita ketahui dalam skema organisasional tertentu yang memungkinkan
kita memperoleh makna yang lkebih umum.
C. Persepsi bersifat kontekstual
Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh
dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat.
Ketika kita melihat seseorang, suatu obyek atau suatu kejadian, konteks
rangsangan sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan oleh
kerenanya juga persepsi kita.
D. Persepsi bersifat evaluatif.
Persepsi bersifat evaluatif maksudnya adalah kadangkala
orangmenafsirkan pesan sebgai usatu proses kebenaran, akan tetapi
terkadang alat indera dan persepsi kita menipu kita, sehingga kita juga
ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya.untuk
itu dalam mencapai suatu tingkat kebenaran perlu evaluasi-evaluasi yang
seksama
29
F. Kerangka Pikir
Membentuk presepsi positif di lingkungan masyarakat mengenai
banyaknya driver ojek online di Kota Yogyakarta, merupakan hal
terpenting dalam menjaga nama baik perusahaan PT.GI. Serta menjaga
kepuasan para pelanggan atau pengguna jasa ojek online. Maka dari itu,
untuk Komunitas Go-Ten dalam membentuk presepsi positif, diperlukan
langkah-langkah yang tepat supaya masyarakat dapat merasakan secara
langsung dan merasa puas dengan kehadiran ojek online di Kota
Yogyakarta
Bagan1.1 Strategi membentuk presepsi positif
Komunitas Goten Langkah-langkah Strategi
Dalam membentuk Presepsi
Positif
Manfaat Untuk Para
Pengguna dan Calon
Pengguna Aplikasi Gojek Nilai-nilai Positif yang
dihasilkan oleh
Komunitas Goten
Feedback Untuk
Komunitas Goten dan
Para Driver Ojek Online
di Kota Yogyakarta
30
G. Metode Penelitian
G.1 Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini, peneliti ingin menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif. Tujuan dari metode ini adalah pemahaman secara luas
dan mendalam terhadap suatu permasalahan secara mendalam pada suatu
permasalahan yang sedang dikaji atau akan dikaji. Data yang dikumpulkan
lebih banyak huruf, kata ataupun gambar dari pada angka. Menurut Prof.
Dr. Sugiono (2015:9) metode kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
G.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di sepanjang jalan Godean km4.5
tepatnya di depan kios martabak101 rasa. Lokasinya dijadikan markas
utama sebagian besar anggota Go-Ten. Selanjutnya di sepanjang jalan
31
Persatuan kompleks UGM tempat yang dijadikan andalan mencari orderan
karena banyaknya mahasiswa yang menggunakan jasa Gojek di kawasan
tersebut.
G.3 Sumber data
a. Data Primer
Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2008;98) dalam
bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi” bahwa: “Data primer ialah data yang berasal dari sumber
asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi
ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber
atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan
objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data. Peneliti akan memilih narasumber-narasumber
yang berada di Komunitas Go-Ten terutama seperti ketua, wakil
ketua,sekretaris dan Humas Go-Ten, serta beberapa pengguna jasa ojek
online yang dipilih secara acak.
32
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi
dan arsip-arsip resmi. Jadi peneliti juga akan mencari data tambahan yang
sudah tersedia atau telah ada sebelumnya seperti di media sosial facebook
seperti komunitas ojek online Jogja ataupun komunitas customer ojek
online dan grup di aplikasi whatsapp yang dimiliki Komunitas Go-Ten.
G.4. Teknik pengumpulan data
1. Wawancara
Menurut (Sugiono, 2015:137) wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Peneliti akan melakukan teknik
wawancara guna mengumpulkan data-data yang diperlukan dan proses
wawancara akan dilakukan secara langsung atau face to face terutama
kepada semua pengurus yang terlibat di Komunitas Go-Ten seperti
33
Ketua,wakil ketua, sekretaris, bendahara dan Humas dari Go-Ten,
ditambah beberapa perwakilan anggota dari Komunitas Go-Ten serta
beberapa masyarakat yang menggunakan jasa aplikasi ojek online. dimana
dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi.
2. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang kehidupan sosial yang sulit diketahui dengan metode-metode
lainnya. Observasi yang kita lakukan dapat memberikan kejelasan tentang
tentang sebuah permasalahan dan kemudian mencari solusi untuk masalah
tersebut. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,yaitu wawancara dan
kuisioner(Sugiyono, 2015:145). Peneliti disini juga berperan langsung
sebagai partisipan yang memiliki peran langsung sebagai anggota
Komunitas Go-Ten. Dimana peneliti sudah merasakan dan telah memiliki
pengalaman secara langsung tentang obyek yang akan diteliti. Selain itu
peneliti akan melakukan observasi mengamati mengenai perilaku-perilaku
34
anggota dari Komunitas Go-Ten di lapangan saat mencari orderan maupun
ketika sedang melakukan pertemuan bulanan Komunitas Go-Ten.
3. Dokumentasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian
dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi di bidang pengetahuan; pemberian atau
pengumpulan bukti dari keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan
koran, dan bahan referensi lain.
4. Teknik Pemilihan informan menurut pendapat Spradley (dalam Faisal,
1990:45) informan harus memiliki beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
a. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan
atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan
ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar
kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.
b. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan
kegiatan yang menjadi sasaran atau penelitian.
c. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan unuk dimintai
informasi.
35
d. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan
informasi. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan
teknik purposive sampling, dimana pemilihan dilakukan secara sengaja
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian.
Dari penjelasan di atas maka peneliti sudah menyeleksi para
informan yang tepat guna mendapatkan data yang akurat dalam
mengumpulkan informan diantaranya kepada Mas Antok selaku ketua
komunitas Go-Ten, Mas Alit selaku wakil ketua Go-Ten, sekretaris Go-
Ten yaitu mbak Titik, bendahara Go-Ten yaitu Bu Kustinah dan Humas
Go-Ten yaitu mas Deny ataupun beberapa perwakilan anggota Go-Ten
yang mau menjadi obyek penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2015, 244-247) analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
36
Bagan 1.2 Model Teknik Analisis Data
Data display
Data collection
Data Reduction
Kesimpulan/verifikasi
37
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Ojek Online
Gojek merupakan hasil dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau
yang merupakan sebuah perusahaan transportasi yang berbasis teknologi
asal Indonesia dan pertama di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Saat ini, Gojek telah tersedia
di 50 kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah
diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di googleplay pada sistem
operasi android. Saat ini juga ada untuk ios, di app store. Gojek sendiri
tidak hanya melayani jasa ojek online, melainkan memiliki berbagai jenis
jasa layanan online seperti gocar yang merupakan angkutan online seperti
taxi, atau gofood yang merupakan jasa pembelian dan pengantaran
makanan secara online ketika kita sebagai konsumen merasa lapar dan
malas keluar rumah, dan masih banyak lagi jasa yang diberikan oleh
Gojek. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK)
Banyaknya pengguna transportasi online, membuat pihak PT.
Gojek Indonesia atau PT.GI membuka lowongan pekerjaan sebagai mitra
jasa transportasi online secara besar-besaran untuk mencukupi kebutuhan
konsumen. Di Kota Yogyakarta, Gojek mulai beroprasi pada akhir tahun
2015 lalu. Di Yogyakarta, sampai saat ini pengguna jasa aplikasi Gojek
mencapai sekitar 24.000 pengguna perhari dan sekitar 15.000 orang
38
bekerja sebagai driver ojek online, namun hanya sekitar 4.000 ojek online
yang aktif perharinya.
1. Komunitas Ojek Online Go-Ten
Komunitas keluarga besar grup 10 atau yang lebih dikenal dengan
Komunitas Go-Ten terbentuk atau resmi berdiri sejak 19 maret 2017 lalu.
Istilah Go-Ten diambil dari singkatan nama awal perusahaan Gojek
dengan mengambil dua huruf depan yaitu go dan ten merupakan kata
bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah 10. Pihak
PT.GI khususnya wilayah operasional Yogyakarta berinisiatif membentuk
komunitas-komunitas kecil beranggotakan para driver Gojek. Langkah ini
dilakukan untuk memantau perkembangan para driver di lapangan dan
meningkatkan rasa solidaritas driver Gojek. Komunitas yang dibentuk itu
mencapai 20 komunitas, beranggotakan sekitar 200 orang per komunitas.
Tiap komunitas diberi nama keluarga besar grup 1 sampai dengan
keluarga besar grup 20. Di dalamnya terdapat admin grup yang berasal
dari PT.GI bagian operasional Yogyakarta, terdiri dari 4-5 anggota admin
yang bertugas untuk memantau segala kegiatan para driver ojek online
yang ada dikomunitas tersebut.
Dalam grup chatting whatsapp, Go-Ten beranggotakan 135
personil yang bersifat heterogen, dikarenakan Komunitas Go-Ten tidak
memiliki peraturan yang mengikat dengan anggotanya.
39
Gambar 2.1 Logo Identitas Komunitas Go-Ten
Siapa saja bisa masuk dan keluar kapan saja dari keanggotaan
Komunitas Go-Ten. Sebab menjadi driver ojek online, bagi sebagian
besar driver bukan merupakan pekerjaan yang tetap, yang bisa
dipertahankan bertahun-tahun. Banyak driver ojek online yang
diberhentikan sepihak oleh perusahaan, banyak pula driver ojek online
baru berdatangan dan banyak juga yang menjadikan driver ojek online
pekerjaan sambilan.
Hal itulah yang membuat Komunitas Go-Ten menjadi heterogen
dan bersifat sukarela. Meski bersifat heterogen, Komunitas Go-Ten
memiliki struktur kepemimpinan yang tetap seperti ketua komunitas yaitu
Pak Antok, wakil ketua Mas Afit, Sekretaris Mbak Titik, bendahara Bu
Kustinah dan Humas mas Deny ditambah koordinator wilayah (korwil)
yaitu ada Pak Oki, Pak Dedy, Pak Tulus dan Mas Sulardi.
40
B. Deskripsi wilayah
Komunitas Go-Ten hingga saat ini belum memiliki basecamp atau
tempat yang dijadikan rumah bagi seluruh anggotanya. Meski demikian,
sebagian besar dari mereka suka berkumpul bersama disatu tempat,
tepatnya di wilayah jalan Godean (jago) km 4.5 di sebelah kios
martabak101 rasa. Mereka biasa berkumupul di Jago pada pukul 14:00 –
21.00 wib. Bagi mereka lokasi tersebut merupakan wilayah yang strategis
karena banyak kios kuliner yang menggunakan jasa Gojek dan banyaknya
konsumen yang menggunakan jasa Gojek di wilayah tersebut.
D. Struktur Keanggotan
Bagan 2.1 Struktur keanggotan Komunitas Goten
KETUA
PAK ANTOK
KORWIL KOTA
MAS Danu
BENDAHARA
BU KUSTINAH
SEKERTARIS
MBAK TITIN
HUMAS
MAS DENY
WAKIL KETUA
MAS ALIT
KORWIL JL. KALIURANG
PAK TULUS
KORWIL WIROBRAJAN
PAK DEDY
KORWIL CONDONG
CATUR
MAS SULARDI