7
Strategi Pengajaran Resiprokal A. Pengertian Strategi Pembelajaran Resiprokal Pembelajaran resiprokal awalnya dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar dalam membaca teks. Pendekatan pembelajaran ini dimunculkan oleh Palinscar tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang mengalami kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut. Inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan metode pembelajaran resiprokal. Sedangkan pengajaran resiprocal bertujuan untuk memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat mencegah terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca (Anonim a . 2012). Menurut Palinscar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin (1997) bahwa strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang berkemampuan rendah. Reciprocal teaching adalah

Strategi Pengajaran Resiprokal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Strategi Pengajaran Resiprokal

Strategi Pengajaran Resiprokal

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Resiprokal

Pembelajaran resiprokal awalnya dirancang untuk mengatasi kesulitan

belajar dalam membaca teks. Pendekatan pembelajaran ini dimunculkan oleh

Palinscar tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang

mengalami kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa

dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata

untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan

bacaan tersebut. Inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan metode

pembelajaran resiprokal. Sedangkan pengajaran resiprocal bertujuan untuk

memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat mencegah

terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca (Anonima. 2012).

Menurut Palinscar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin (1997)

bahwa strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang

didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan

keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru

untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang berkemampuan

rendah. Reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan

yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi

kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik Dengan

menggunakan pendekatan reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi

pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan,

mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi

istilah-istilah yang sulit dipahami. Untuk mempelajari strategi-strategi

tersebut guru dan siswa membaca bahan pelajaran yang ditugaskan di dalam

kelompok kecil, guru memodelkan empat keterampilan tersebut di atas

(Anonimb. 2012).

Menurut Palinscar dan Brown (1984) dalam Anonima (2012)

setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses

Page 2: Strategi Pengajaran Resiprokal

pembelajaran resiprokal, yaitu melakukan klarifikasi, membuat prediksi,

bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk masing-masing

strategi adalah sebagai berikut:

a. Klarifikasi

Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa

menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting

walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan

tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau

kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai

maksud dari suatu paragraph. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti;

“Apa maksud dari kalimat tersebut?”

“Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?”

“Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?”

b. Membuat prediksi

Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang

sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang

diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam

mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan

informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat

membuat dugaan tentang topik dari paragraph selanjutnya. Pertanyaan-

pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut:

“Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik

tulisan ini?”

“Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa

yang akan terjadi nanti?”

c. Bertanya

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi

sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam

hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri,

Page 3: Strategi Pengajaran Resiprokal

teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan

yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya:

“Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?”

“Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajukan setelah kau membaca teks

tersebut?”

“Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”

d. Membuat Rangkuman

Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat

membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting.

Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. beberapa pertanyaan-

pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain:

“Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?”

“Apa informasi paling penting dari bacaan ini?”

“Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan

kembali isi dari tulisan ini?”

Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekankan pada siswa

untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga

agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam

menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar

pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar dari

pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu

interaksi sosial sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan

pengetahuan. Menurut beliau, berpikir keras dan mendiskusikan hasil

pemikirannya dapat membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir

pada saat belajar. Dari beberapa sumber, dalam pelaksanaan awalnya guru

menjadi leader atau contoh dalam mempraktekan keempat strategi yang

diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta untuk melakukannya bersama

teman-teman dalam suatu kelompok yang tidak kurang dari 4 orang dan

tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam pelaksanaannya model ini

tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Selain itu, yang perlu

Page 4: Strategi Pengajaran Resiprokal

ditekankan adalah pendekatan dialogis dalam pembelajaran baik antara

guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru dituntut untuk

memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam

mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang memiliki

kecenderungan diam, guru harus melakukan teknik scaffolding untuk

membangkitkan keaktifan siswa.

B. Karakteristik Materi Yang Dapat Diajarkan Dengan Resiprokal

Teaching

C. Skenario Perkenalan Pembelajaran Resiprokal

Pada umumnya siswa belum akrab dengan penggunaan strategi resiprokal. Oleh karena itu, dalam menggunakan reciprocal teaching, guru perlu memperkenalkannya terlebih dahulu kepada siswa. Untuk memperkenal reciprocal teaching kepada siswa guru dapat memulai dengan memberikan informasi-informasi. Berikut ini adalah saran dari Palincsar 1987 (dalam Slavin, 1997) tentang skenario bagaimana seorang guru memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa. Berikut ini adalah skenarionya:

D. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Resiprokal

Page 5: Strategi Pengajaran Resiprokal

BIBLIOGRAPHY

Anonima. 2012. Reciprocal Teaching. Diakses pada mei 2012. http://hasanahworld.wordpress.com/2009/02/04/reciprocal-teaching/

Anonimb. 2012. Resiprokal Teaching. Diakses pada mei 2012. http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/17/reciprocal-teaching/

Slavin. 1997. Educational Psychology, Theory into Practice. 5th edition. Massachussetts: Allyn and Bacon Publisher.