Upload
nia-sylvienia
View
93
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI KASUS PASIEN
SINUSITIS MAKSILARIS KRONIS PADA PASIEN ANAK DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN SENEN
PERIODE 8 OKTOBER – 20 OKTOBER 2012
OLEH :
KELOMPOK 2
BENNA ARDIANI RENWARIN
110.2007.060
Pembimbing:
DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Sinusitis Maksilaris Kronis Pada
Pasien Anak Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puseksmas
Kecamatan Senen Periode 8 Oktober 2012 - 20 Oktober 2012 telah disetujui oleh
pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi.
2
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. R
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 10 tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Kramat 7 RT 02 RW 05 Kelurahan Senen, Kecamatan
Senen, Jakarta Pusat
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : Sekolah Dasar
Agama : Islam
No.Rekam medis : 09678
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Senen
Tanggal berobat : 11 Oktober 2012
B. Anamnesa
Autoanamnesa dan alloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2012:
1. Keluhan Utama
Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak 4 bulan SMRS.
2. Keluhan Tambahan
Hidung berair hilang timbul sejak 4 bulan SMRS.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh ibunya untuk berobat ke Puskesmas
Kecamatan Senen dengan keluhan kedua hidung tersumbat yang hilang timbul
sejak 4 bulan SMRS. Hidung kiri dirasakan sering tersumbat sejak 1 tahun
yang lalu, hilang timbul selanjutnya membaik. Hidung kanan dirasakan pula
tersumbat sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan hidung tersumbat dirasakan hilang
3
timbul, semakin memberat sejak 4 bulan terakhir dan lebih enakan di pagi hari
berbanding sore.
OS juga mengeluh sejak 1 bulan yang lalu, keluar cairan pada hidung
sebelah kiri berwarna bening, jumlah sedikit, tidak berbau dan tidak ada
darah. OS menyangkal adanya riwayat sering bersin pada pagi hari. Riwayat
pernah mimisan disangkal. OS juga mengalami gangguan dalam penghidu.
Sakit kepala, kepala terasa berat waktu sujud dan terasa seperti tertelan
cairan di tenggorokan juga dialami oleh OS. OS tidak mengeluh terdapat
gangguan pendengaran di kedua telinga.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat sering
batuk, pilek, dan nyeri tenggorok disangkal. Riwayat penyakit amandel
disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat maag disangkal. Riwayat asma
disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti yang
dialami oleh pasien. Riwayat hipertensi, penyakit kencing manis, dan
penggunaan obat dalam jangka panjang.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Biaya hidup pasien dan anggota keluarga diperoleh dari penghasilan ayah
pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta, dengan penghasilan sebanyak
Rp. 1.500.000 per bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari dengan lauk seadanya. Sedangkan sebagian sisanya
disisihkan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti, biaya sekolah anak,
biaya berobat ke dokter, dan lain-lain.
4
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti es dan chiki yang biasa
dibeli di warung atau pinggir jalan. Pasien juga mengaku bahwa ia tidak suka
mengkonsumsi sayur-sayuran, ia lebih suka memilih makanan mie instant.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 11 Oktober 2012:
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
2. Vital Sign
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu : 36,60C
3. Status Gizi
- Berat badan : 28 kg
- Tinggi badan : 130 cm
4. Status Generalis
- Kepala : bentuk oval, simetris
- Rambut : hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
pupil bulat, isokor
- Hidung : Bentuk hidung normal, deviasi septum -/-,
deformitas -/-, sekret +/+, nyeri tekan pipi kiri +/-
- Telinga : terdapat sedikit serumen
- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
- Leher :terdapat pembesaran KGB multipel di regio colli
sinistra, pembesaran kelenjar tiroid (-), trakea di tengah
5
- Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)
- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi
Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur maupun
gallop
- Abdomen
Inspeksi : simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-)
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
- Genitalia : tidak diperiksa
- Ekstrimitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi (posisi water), dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2012
Kesan : dari hasil foto rontgen posisi water terdapat perselubungan pada maksilaris
sebelah kiri
6
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. Iwan
b. Identitas Pasangan : Ny. Yanti
c. Struktur Komposisi Keluarga : Keluarga inti
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah
No. NamaStatus
keluargaGender Usia Pendidikan Pekerjaan
Keterangan
1. Tn. IwanKepala
keluargaL 42 th SMA Karyawan
-
2. Ny. Yanti Istri P 38 th SMP IRT -
3. An. Rizky Anak ke-1 L 10 th SD Pelajar Sinusitis
maksilaris
sinistra
Kronik
eksaserbasi
akut (pasien)
4. An. Yanti Anak ke-2 L 4 th Belum
Sekolah
- -
Tn. Iwan dan Ny.Yanti mempunyai dua orang anak. Semua anaknya
tinggal satu rumah dengan mereka. Anak pertama Tn. Iwan dan Ny. Yanti
bernama An. Rizky, saat ini berusia 10 tahun dan bersekolah di SD . Anak
kedua Tn. Iwan dan Ny. Yanti bernama An. Bagas berusia 4 tahun dan
belum bersekolah.
7
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: milik sendiri
Daerah perumahan: padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 7 x 6 m2
Keluarga tinggal di rumah
dengan status kepemilikan
milik sendiri yang terletak di
lingkungan padat penduduk.
Rumah tersebut kurang cukup
nyaman untuk ditempati oleh
seluruh anggota keluarga
serta tidak memenuhi syarat-
syarat rumah sehat.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang
Luas halaman rumah: tidak ada
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak bertingkat
Lantai rumah terbuat dari: keramik & semen
Dinding rumah terbuat dari: tembok
Jamban keluarga: ada
Tempat bermain: tidak ada
Penerangan listrik: 900 watt
Air bersih: ada (PAM)
Tempat pembuangan sampah: ada
b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga
Keluarga Tn. Iwan memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya
antara lain yaitu, satu buah televisi berwarna yang terletak di ruang
keluarga, satu buah radio, dua buah kipas angin yang terletak di ruang
keluarga; 1 buah di ruang keluarga dan 1 buah lagi di kamar tidur, 1 buah
lemari ES ukuran sedang serta satu buah kompor gas. Kemudian, keluarga
Tn. Iwan juga memiliki satu buah sepeda motor yang biasa digunakan oleh
Tn. Iwan untuk bekerja.
8
c. Denah Rumah
Gambar 1. Denah rumah Tn. Iwan
U
2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny. Yanti selalu
membawanya berobat ke Puskesmas kecamatan Senen. Selain karena
harganya yang terjangkau, juga karena tempatnya yang tidak jauh dari
rumah, sehingga dapat ditempuh hanya dengan naik angkutan umum.
9
7 m
Ruang Tamu
Kamar tidur 2
Kamar tidur 1
Kamar
mandi
Dapur
Ruang Keluarga
8 m
b. Balita: KMS
Keluarga Tn. Iwan memiliki 1 orang balita, yaitu An. Bagas yang berusia 4
tahun, dan sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap hingga campak,
berat badan saat ini 16 kg.
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Tn. Iwan tergolong keluarga dengan status ekonomi rendah,
namun keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan.
Oleh karena itu seluruh biaya pengobatan harus ditanggung dengan biaya
sendiri.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatanAngkutan Umum
An. Rizky berobat ke
puskesmas diantar oleh orang
tuanya dengan menggunakan
angkutan umum . Menurut
keluarganya tarif berobat di
puskesmas cukup terjangkau,
yaitu hanya Rp. 2000 dan
kualitas pelayanannya pun
dinilai memuaskan.
Tarif pelayanan
kesehatanTerjangkau
Kualitas pelayanan
kesehatanMemuaskan
4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Tn. Iwan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Biasanya
mereka makan pada pagi, siang dan malam hari. An. Rizky tidak pernah
10
membawa bekal ke sekolahnya, hanya diberikan uang saku oleh ibu nya.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. Iwan dimasak sendiri oleh Ny.
Yanti. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada di sekitar
rumahnya. Seperti pagi hari, keluarga beliau hampir tiap hari makan pagi
dengan membeli nasi uduk yang ada di dekat rumah mereka. Namun tidak
semua anggota keluarga dapat ikut makan bersama, terutama makan siang,
karena sebagian dari mereka masih beraktivitas di luar rumah. An. Rizky
sudah bersekolah, memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti membeli
es dan chiki di pinggir jalan atau warung di dekat rumahnya.
Keluarga Tn. Iwan biasa makan di sembarang ruangan karena mereka tidak
memiliki ruang makan khusus. Mereka juga kurang membiasakan diri
untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan
membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Adapun menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Iwan yang sering dimasak
oleh Ny. Yanti antara lain nasi, sayur-sayuran, tahu, tempe, telur, dan ikan.
Sedangkan menu lainnya seperti daging, susu serta buah-buahan jarang
sekali dikonsumsi. Hal ini menunjukkan masih tidak terpenuhinya syarat
makanan 4 sehat 5 sempurna.
c. Food Recall
An. Rizky datang ke puskesmas selasa 11 Oktober 2012. Di lakukan food
recall selama tiga hari sebelum datang ke puskemas
a. Sabtu, 8 Oktober 2012
Pagi : mie instan
Siang : nasi, tempe orek dan sayur bayam
Malam : nasi, tempe orek dan sayur bayam
11
b. Minggu, 9 Oktober 2012
Pagi : nasi uduk
Siang : nasi, ikan goreng, sayur sawi
Malam : nasi, ikan goreng
c. Senin, 10 Oktober 2012
Pagi : roti coklat
Siang : nasi dan telur balado
Malam : mie instan
5. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Ibu pasien senantiasa memberikan dukungan kepada An. Rizky agar dapat
sembuh dari penyakitnya dengan cara:
- Mengantar An. Rizky berobat ke dokter untuk kontrol penyakit serta
jika terdapat keluhan.
- Mengingatkan An. Rizky untuk minum obat dari dokter secara rutin.
- Menasehati An. Rizky agar lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran
- Memberikan pengertian kepada An. Rizky bahwa untuk sembuh dari
penyakit ini harus sabar, tidak putus asa dan harus selalu teratur minum
obat agar dapat sembuh.
- Mengingatkan An. Rizky untuk selalu berdoa agar diberi kesembuhan
oleh Allah.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan An. Rizky
antara lain:
12
- Keluarga dari An. Rizky tidak memiliki biaya untuk berobat ke dokter
yang lebih ahli dan melakukan pemeriksaan yang lebih akurat.
- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh
An. Rizky, sehingga mereka tidak dapat mencegah faktor-faktor yang
dapat memperburuk atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan
berulangnya penyakit.
- Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak
membiasakan diri untuk berolah raga, sarapan pagi, dan makan dengan
makanan yang bergizi seimbang ataupun yang memenuhi syarat 4 sehat
5 sempurna.
- Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Ventilasi udara
yang sangat kurang, sehingga membuat sirkulasi udara di dalam rumah
tidak baik.
- Keadaan rumah yang kotor, seperti kipas angin dan barang perabotan
yang jarang dibersihkan, sehingga debu-debu menumpuk.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga: Keluarga Inti
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. Iwan
berada pada tahapan siklus keluarga yang keempat, yaitu keluarga dengan anak
usia sekolah. Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu:
- Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
- Mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah
anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
13
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
- Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
3. Family map
Keterangan :
: Pasien Laki-laki sakit
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Garis Perkawinan
: Tinggal serumah14
Tn. Rusli(40 th)
Tn. Mahmud( 26 th)
Tn. Hasan(72 th)
Ny. Rodiyah(68 th)
Tn. Masnan(70 th)
Ny. Maryati(69 th)
Ny. Iwan(38 th)
Ny. Wati( 28 th)
Ny. Yanti( 35 th)
An. Rizky( 10 th)
An. Bagus( 5 th)
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keluarga ini belum dapat
membiayai An. Rizky untuk berobat kepada dokter yang lebih ahli dengan
pengobatan dan pemeriksaan yang lebih baik. Selain itu, keluarga dari An.
Rizky juga tidak memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan.
2. Keadaan rumah pasien yang tidak layak dimana tidak memenuhi syarat rumah
sehat, seperti kurangnya ketersediaan ventilasi udara.
3. Keadaan rumah yang kotor, seperti kipas angin dan barang perabotan yang
jarang dibersihkan, sehingga debu-debu menumpuk
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang berobat ke puskesmas karena dorongan dari orang tua yang
menginginkan anaknya untuk sembuh dari penyakitnya. Orang tua pasien
mengkhawatirkan penyakit yang diderita pasien akan dapat mengganggu
tumbuh kembang dari anaknya. Dengan datangnya pasien ke puskesmas, orang
tua pasien berharap pasien dapat sembuh sempurna dari penyakit yang
dideritanya.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Diagnosis Kerja : Sinusitis maksilaris kronis sinistra eksaserbasi akut
15
- Diagnosis Banding : -
3. Aspek Resiko Internal
Penyakit sinusitis maksilaris kronis dapat dipengaruhi oleh faktor internal
antara lain adalah kebersihan rumah dan lingkungan sekitar dan prilaku pasien
itu sendiri. Pada pasien ini faktor yang berpengaruh adalah kebiasaan anak
yang kurang sehat, seperti kebiasaan jajan sembarangan. Kurangnya
pengetahuan faktor pencetus, sehingga anak kurang memperhatikan kebersihan
kamar dan lingkungan sekitar.
Namun karena pasien ini masih anak-anak, maka orang dewasa lah yang
sangat berpengaruh terhadap penyakit yang diderita pasien. Dan kemungkinan,
karena pengetahuan orang tua pasien, keadaan rumah dan lingkungan yang
tidak sehat yang akhirnya mengakibatkan An. Rizky menderita penyakit
Sinusitis Maksilaris kronik.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Selain dari sisi An. Rizky, di keluarga terdapat faktor-faktor yang dapat
menghambat dan mendukung kesembuhannya. Di antara faktor-faktor yang
dapat menghambat kesembuhan pasien yaitu, keterbatasan ekonomi keluarga
dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Sinusitis Kronik.
Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu, adanya
dukungan dan motivasi dari semua anggota keluarga baik secara moral dan
materi untuk kesembuhan An. Rizky. Dalam kehidupan sehari-hari, An. Rizky
merupakan anak yang baik, penurut serta penyayang. An. Rizky juga jarang
bertengkar dengan adiknya di rumah.
5. Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini, pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah.
16
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil
diharapkan
Biaya
Aspek
personal
Menjelaskan bahwa
Sinusitis maksilaris kronik
adalah penyakit kronik yang
membutuhkan pengobatan serta
menghindari segala faktor
pencetus
Sinusitis Kronik merupakan
penyakit yang dapat …..
Pasien dan
orang tua
Pada saat di
puskesmas
Pemahaman
pasien dan
orang tua pasien
tentang penyakit
yang dideritanya
dan pasien mau
terus berobat
Tiap kali
kunjungan
membayar
sebesar
Rp.2000 ,-
Transportasi
Rp. 7.000,-
Aspek
Klinik
Memberikan obat sesuai gejala
yang dirasa.
Obat Sinusitis :
- Asam
Mefenamat
500 mg
3x1 /hari
- Cefadroxil
cap 500 mg
3x1/hari
Pasien Pada saat di
puskesmas
dan
kunjungan ke
rumah
Tiap kali
kunjungan
membayar
sebesar
Rp.2000,-
Transportasi
Rp. 7.000,-
17
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Biaya
Aspek risiko
internal
Menganjurkan untuk
menerapkan pola hidup sehat
dengan selalu berolahraga dan
memakan makanan bergizi
seimbang.
Pasien dan
keluarga
Pada saat di
puskesmas
Pasien
melakukan
aktivitas fisik
secara rutin dan
memakan
makanan bergizi
seimbang
Tiap kali
kunjungan
membayar
sebesar
Rp.2000,-
Aspek psiko
sosial
keluarga
Menganjurkan keluarga
memberi dukungan kepada
pasien agar selalu menjaga
kesehatannya dan rajin untuk
membersihkan kamarnya
sendiri.
Pasien dan
keluarga
Pada saat
kunjungan ke
rumah
Keluarga
memberi
perhatian dan
dukungan lebih
kepada pasien
Aspek
fungsional
Menyarankan pasien untuk
tidak melakukan hal-hal yang
dapat membuat pasien kambuh
terhadap penyakitnya.
Pasien Pada saat
kunjungan ke
rumah
Kualitas hidup
pasien
meningkat
Total Rp. 20.000,-
F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam2. Ad sanationam : dubia ad bonam3. Ad fungsionam : ad bonam
18