49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pak M.Y seorang guru yang diangkat menjadi PNS sejak Desember 2008 yang lalu, mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan. Ia adalah seorang guru yang selalu serius dalam melaksanakan tugas dan mempunyai keinginan agar siswa-siswanya mencapai prestasi yang baik Akan tetapi, ketika pak M.Y membuat daftar usulan untuk penetapan angka kredit (DUPAK) agar ia naik pangkat/golongan dari III/a ke III/b untuk kenaikan pangkat/golongan periode oktober 2011, kepala sekolahnya belum bersedia mengusulkan DUPAK -nya dengan alasan bahwa catatan penilaian kinerjanya memperoleh kualifikasi “cukup” (C). Ketika mengetahui nilai kinerjanya rendah, dia kecewa dan sangat sedih bahwa dia memperoleh nilai rendah dalam kemampuan mengajar di kelas. Dia menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas melainkan dia hanya mampu melaksanakan tugasnya untuk semua kegiatan di sekolah. Didorong keinginan untuk menjadi guru yang baik, pak M.Y berkonsultasi dengan penulis sebagai pengawas sekolah di sekolah tempat ia bertugas dengan harapannya penulis dapat membantunya untuk meningkatkan keterampilan mengajar sehingga dia memiliki kompetensi paedagogis dan kompetensi professional yang baik, dan pada gilirannya dia berharap akan mendapat reward berupa kenaikan pangkat. Dan pak Yunus menyadari bahwa sebagai seorang guru dia harus memiliki kompetensi yang utuh sebagaimana yang

Studi Kasus Supervisi Klinis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

supervisi klinis dan Studi Kasus

Citation preview

Page 1: Studi Kasus Supervisi Klinis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pak M.Y seorang guru yang diangkat menjadi PNS sejak Desember 2008 yang lalu,

mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada salah satu SMP Negeri di

Kabupaten Pesisir Selatan. Ia adalah seorang guru yang selalu serius dalam melaksanakan tugas

dan mempunyai keinginan agar siswa-siswanya mencapai prestasi yang baik

Akan tetapi, ketika pak M.Y membuat daftar usulan untuk penetapan angka kredit

(DUPAK) agar ia naik pangkat/golongan dari III/a ke III/b untuk kenaikan pangkat/golongan

periode oktober 2011, kepala sekolahnya belum bersedia mengusulkan DUPAK -nya dengan

alasan bahwa catatan penilaian kinerjanya memperoleh kualifikasi “cukup” (C). Ketika

mengetahui nilai kinerjanya rendah, dia kecewa dan sangat sedih bahwa dia memperoleh nilai

rendah dalam kemampuan mengajar di kelas. Dia menyadari bahwa dia bukanlah orang yang

cerdas melainkan dia hanya mampu melaksanakan tugasnya untuk semua kegiatan di sekolah.

Didorong keinginan untuk menjadi guru yang baik, pak M.Y berkonsultasi dengan

penulis sebagai pengawas sekolah di sekolah tempat ia bertugas dengan harapannya penulis

dapat membantunya untuk meningkatkan keterampilan mengajar sehingga dia memiliki

kompetensi paedagogis dan kompetensi professional yang baik, dan pada gilirannya dia

berharap akan mendapat reward berupa kenaikan pangkat. Dan pak Yunus menyadari bahwa

sebagai seorang guru dia harus memiliki kompetensi yang utuh sebagaimana yang dimanatkan

oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kompetensi Guru, yakni; (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)

kompetensi sosial, dan (4) kompetensi professional.

Dari kasus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pak M.Y memperoleh nilai kinerja

yang rendah. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Vroom

dalam Mukhtar (2009:7) mendefenisikan bahwa kinerja sebagai perkalian antara kemampuan

dan motivasi . Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil motivasi yang rendah dengan

kemampuan yang rendah, atau seseorang memiliki motivasi yang tinggi namun kemampuan

rendah maka kinerjanya juga akan rendah demikianlah sebaliknya.

Page 2: Studi Kasus Supervisi Klinis

Dalam kasus di atas, pak M.Y menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas, namun

memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam bertugas. Sekalipun ia memiliki motivasi kerja yang

tinggi, akan tetapi kemampuan kerjanya rendah maka nilai kinerjanya juga menjadi rendah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah pak M.Y dan dengan

beberapa orang guru dan pegawai Tata Usaha sekolah terungkap bahwa pak M.Y adalah guru

yang rajin melaksanakan tugas, memiliki tanggungjawab, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi

dalam bertugas. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pak M.Y memiliki motivasi

yang tinggi untuk bertugas.

Motivasi kerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh pak M.Y adalah keuletan dan

keseriusannya dalam bekerja serta dia mempunyai keinginan agar siswa-siswanya mencapai

prestasi yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat berbagai ahli tentang motivasi kerja.

Hersey & Blanchard (1988) mengartikan motivasi sebagai keinginan atau kemauan

yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsang individu tersebut untuk melakukan

tindakan. Sedangkan Nurhizrah (2009:232) mengemukakan bahwa perilaku seseorang pada

dasarnya ditentukan oleh keinginan atau kebutuhannya. Keinginan atau kebutuhan ini akan

mendorong seseorang untuk berperilaku, dan dorongan inilah yang disebut dengan motivasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan atau kekuatan yang tedapat dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan.

Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi ditandai dengan adanya kemauan yang kuat untuk

bertindak, dan menggunakan semua kemampuan yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara orang yang mempunyai motivasi

rendah akan bertingkah laku sebaliknya.

Selanjutnya, bila dikaitkan pengertian motivasi dengan motivasi kerja, maka pada

dasarnya setiap orang mempunyai keinginan yang tinggi untuk memperoleh sesuatu, sehingga

orang itu cendrung berusaha seotimal mungkin, dan mencari cara-cara baru untuk mencapai

keinginannya.

Nurhizrah (2009:233) menjelaskan bahwa orang yang mempunyai motivasi kerja tinggi

akan mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil dalam bekerja. Hal ini dapat dilihat dari

tingkah lakunya yang ulet, aktif, kreatif, serius, bersungguh-sungguh, bekerja cepat,

bertanggungjawab, dan mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya.

Natawijaya (1985:10) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang

menyebabkan seseorang melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan Sardiman (2004:75)

menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

Page 3: Studi Kasus Supervisi Klinis

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan, dan bila ia

tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Disamping itu, berdasarkan pemantauan dan pengamatan yang penulis lakukan terhadap

kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran

berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran(RPP) yang disusunnya sampai

melaksanakan proses pemebalajaran di kelas, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan

mengajar pak M.Y memang perlu mendapat perhatian dan pembinaan baik dari kepala sekolah

maupun dari penulis sendiri selaku pengawas sekolah.

Sehubungan dengan itu, maka penulis selaku pengawas sekolah tertarik untuk membahas

lebih lanjut serta memberikan bantuan kepada pak M.Y, agar dia mampu meningkatkan

kemampuan dan keterampilan mengajar di kelas, dan pada saatnya pak M.Y akan memperoleh

nilai kinerja yang tinggi dari kepala sekolahnya.. Hal ini penulis lakukan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi penulis sebagai pengawas sekolah.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dalam pasal 15 ayat 4

dinyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan

tugas pembimbingan dan pelatihan professional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan

yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan

manajerial.

Tabel: Rincian Tugas dan tangungjawab Pengawas

Kegiatan Supervisi Akademik Supervisi Manajerial

Memantau 1.Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan

hasil belajar

2.Keterlaksanaan kurikulum tiap mata

pelajaran

1.Pelaksanaan ujian nasional ujian

sekolah dan PSB

2.pelaksanaan standar nasional

pendidikan

Menilai Kemampuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran/bimbingan

Kinerja kepala sekolah dalam

melaksnakan tugas pokok, fungsi

dan tanggungjawabnya

Membina 1.Guru dalam menyusun RPP

2.Guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran

3.Guru dalam membuat, mengelola dan

1.Kepala sekolah dalam

pengelolaan administrasi sekolah

2.Kepala sekolah dalam

mengkoordinasikan program

Page 4: Studi Kasus Supervisi Klinis

menggunakan media pendidikan

4.Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian

untuk perbaikan mutu pend.

5.Guru dalam menganalisa data hasl penilaian

6.Guru dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas.

bimbingan konseling

Melaporkan

& tindak

lanjut

1.Hasil pengawasan akademik pada sekolah-

sekolah yang menjadi binaannya.

2.Menindaklanjuti hasil pengawasan akademik

1.Hasil pengawasan manaje-rial

pada sekolah-sekolah yang

menjadi binaannya

2.menindaklanjutu hasil- hasil

pengawasan manajerial.

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa salah satu tugas dan tanggung jawab pengawas

adalah ”membina guru dalam melaksanakan proses pembelajaran”.

Terkait dengan kasus yang dialami oleh pak M.Y, maka penulis melaksanakan tugas

pengawasan atau melaksanakan supervisi akademik karena berkaitan dengan kinerja pak M.Y

yang rendah dalam keterampilan mengajar.

Supervisi akademik yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan model supervisi

klinis.. Melalui supervisi klinis sebagai salah satu model dalam supervisi pendidikan diharapkan

mampu meningkatkan kemampuan kinerja pak M.Y

B. Perumusan Masalah

Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di tingkat satuan pendidikan (sekolah) erat

sekali kaitannya dengan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Guru

merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun

2005). Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan

kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Kemampuan guru mengelola proses pembelajaran mencakup menyusun perencanaan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai evaluasi hasil belajar, melakukan

analisis hasil evaluasi belajar, serta menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan. Unruk mencapai hal tersebut diperlukan suatu kegiatan pembinaan antara lain dalam

bentuk supervisi akademik dengan pendekatan supervisi klinis.

Page 5: Studi Kasus Supervisi Klinis

Berdasarkan uraian di atas, fokus tulisan ini berkaitan dengan pembinaan untuk

peningkatan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran.melalui supervisi klinis.

Selanjutnya permasalahan pokok pada tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut: “Apakah supervisi akademik dengan model supervisi klinis dapat meningkatkan

kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran IPS di sekolahnya ?

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka masalah tersebut dapat

dijelaskan bahwa peningkatan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran melalui

supervisi klinis perlu dilakukan berdasarkan kebijakan yang berlaku.

Kebijakan yang berlaku saat ini adalah UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),

beserta perangkat peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) yang terkait dengan

SNP tersebut seperti; (1) Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi

Guru, (2) Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian, dan (3)

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses,

C. Tujuan Penulisan

Secara umum tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah supervisi klinis dapat

meningkatkan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran sesuai dengan mata

pelajaran yang diampunya ?I, dan secara lebih khusus pembahasan dalam tulisan ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Kasus yang dialami oleh pak M.Y guru mata pelajaran IPS pada salah satu SMP

Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan

2. Mendeskripsikan upaya pengawas sekolah terutama penulis mencarikan solusi untuk

membantu meningkatkan kinerja pak M.Y

D. Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait terutama bagi:

1. Pak M.Y, guru mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kinerjanya

2. Kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja pak M.Y, pada khususnya dan

guru pada sekolah itu pada umumnya

3. Pengawas Sekolah, dalam rangka meningkatkan pembinaan terhadap guru

4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan dalam upaya pengambilan

kebijakan dan penyusunan program kerja dinas pendidikan dalam upaya peningkatan

mutu professional guru di Kabupaten Pesisir Selatan

Page 6: Studi Kasus Supervisi Klinis

BAB II

KAJIAN TEORI

Guru merupakan personil sekolah yang selalu berhadapan dengan berbagai hal dimana

dirinya tidak dapat memecahkan masalah secara menyeluruh tanpa mendapat bantuan dari pihak

lainnya, terutama dari pengawas. Guru selalu berhadapan dengan situasi yang setiap saat

berubah, seperti kurikulum, tuntutan masyarakat, pemenuhan kebutuhan hidupnya, dan lain

sebagainya.

Dipihak lain, pengawas sekolah merupakan salah satu komponen yang memiliki peran

penting dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Tugas terpenting pengawas adalah

memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Bila terjadi sesuatu

yang timbul atau mencuat ke permukaan yang dapat mengganggu kosentrasi proses

pembelajaran. Personil sekolah yang harus dan selalu mendapatkan bantuan pengawas adalah

guru, dan pada umumnya kegiatan kepengawasan adalah meningkatkan kemampuan guru

melaksanakan tugas keguruannya sehingga setidak-tidaknya kemampuan standar minimal guru

tetap terpelihara.

Apapun yang dilakukan pengawas adalah untuk meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru

yang sesuai dengan tuntutan akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu sehingga

berimplikasi kepada mutu pendidikan. Upaya pengawas memberikan bantuan kepada guru,

secara perlahan tetapi penuh dengan kepastian akan mampu merubah guru yang semula tidak

efektif menjadi efektif dalam melakukan proses pembelajaran.

Demikian pula halnya dengan pak M.Y, yang memperoleh nilai kinerja rendah dalam

mengajar di kelas, maka secara fungsional penulis selaku pengawas sekolah harus dapat

membantunya untuk meningkatkan kinerjanya. Upaya atau solusi untuk membantu pak M.Y

meningkatkan kinerjanya dalam mengajar adalah melalui “supervisi akademik”.

1. Supervisi Akademik

Supervisi merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas guru yang merupakan

komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara komprehensif dan

kontinyu. Oleh karena itu, supervisi merupakan suatu keharusan yang diperlukan dan bertitik

tolak dari dasar bahwa guru merupakan profesi. Profesi selalu tumbuh dan berkembang yang

memerlukan pelayanan. Guru merupakan titik sentral yang langsung berhubungan dengan

peserta didik. Kualitas guru sangat menentukan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Guru membutuhkan orang lain yang mempunyai pengetahuan, pamahaman, dan pengetahuan

yang lebih dari guru berkaitan dengan tugas pendidikan dan pengajaran.

Page 7: Studi Kasus Supervisi Klinis

Guru membutuhkan bantuan kepala sekolah dan pengawas yang secara struktural dan

fungsional dianggap memiliki kelebihan dari guru. Supervisor yang berkualitas adalah

supervisor yang dapat memberikan bantuan kepada guru kearah usaha pemecahan masalah dan

perbaikan kualitas proses pembelajaran secara sistematis, kontinyu, dan komprehensif.

Sehubungan dengan itu, maka keterampilan utama dari seorang pengawas sekolah adalah

melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan

kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, agar berdampak pada kualitas hasil

belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat

melakukan supervisi akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat

sesuai dengan kebutuhan guru.

Glickman (1981) dalam Kemdiknas (2011:8), mendefinisikan supervisi akademik adalah

serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru

dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan

profesionalismenya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan umum supervisi akademik

adalah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik melalui pembinaan dan

peningkatan professional guru dalam mengajar. melalui supervisi akademik diharapkan kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru semakin meningkat.

Terkait dengan kasus Pak M.Y, maka solusi untuk meningkatkan kemampuan

mengajarnya adalah melalui supervisi akademik dengan kegiatan memantau, menilai, dan

melakukan pembinaan terhadap kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran yang

meliputi: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan RPP, (2) melaksanakan

proses pembelajaran, (3) penguasan materi pembelajaran, (4) penggunaan media dan metode

pembelajaran, dan (5) penilaian hasil dan proses pembelajaran.

Agar pembinaan terhadap peningkatan kemampuan pak M.Y dalam mengajar berjalan

dengan efektif, maka supervisi akademik yang digunakan adalah melalui model supervisi klinis.

2. Supervisi Klinis

Berdasarkan kasus yang dikemukakan pada bahagian pendahuluan, diketahui bahwa pak

M.Y menyadari dirinya bukanlah orang yang cerdas, numun dia memiliki motivasi yang tinggi

dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu melalui supervisi akademik dengan model

supervise klinis diharapkan akan dapat menjadi solusi dan alternatif dalam meningkatkan

kemampuan pak Yunus mengajar di kelas. Berikut ini disajikan hal-hal yang terkait dengan

Page 8: Studi Kasus Supervisi Klinis

supervisi klinis, antara lain; (a) pengertian supervisi klinis, (b) tujuan supervisi klinis, dan (c)

langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis.

a. Pengertian Supervisi Klinis

Mukhtar (2009:60) supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk

membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar

berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk

perubahan tingkah laku mengajar tersebut. Lebih lanjut Mukhtar (2009:61) mengemukakan

bahwa istilah klinis dalam definisi ini menunjuk kepada unsur-unsur khusus sebagai berikut:

Adanya hubungan tatap muka antara supervisor dan guru di dalam proses supervisi

Fokus pada tingkahlaku yang sebenarnya dari guru di dalam kelas

Observasi dilakukan secara cermat

Pendeskripsian data observasi secara terperinci

Supervisor dan guru secara bersama-sama menilai penampilan guru

fokus supervisi sesuai dengan kebutuhan dan penampilan guru

b. Tujuan Supervisi Klinis

Secara umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan mengajar guru di kelas, dan dalam hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci

untuk meningkatkan kemampuan professional guru.

c. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dalam upaya memberikan solusi untuk meningkatkan kinerja pak Yunus dalam

mengajar di kelas melalui supervisi klinis adalah melalui langkah-langkah seperti terlihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar: Langkah-langkah Supervisi Klinis Untuk Meningkatkan Kinerja Pak Adi Mengajar

Langkah-I Langkah-II

Langkah-IV Langkah-III

Langkah-V

LAPORAN

Sumber: Kemendiknas (2011:19)

PERTEMUAN PRA PENGAMATAN

PENGAMATAN

PENILAIAN PROSES PENGAMATAN

PERTEMUAN SETELAH PENGAMATAN

ANALISIS HASIL PENGAMATAN

EVALUASI HASIL PENGAMATAN

Page 9: Studi Kasus Supervisi Klinis

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka langkah-langkah pemberian bantuan kepada

pak M.Y untuk meningkatkan kenerjanya melaui supervisi klinis dideskripsikan sebagai berikut:

Langkah I : Pertemuan Pra-pengamatan

Pada pertemuan pra-pengamatan ini penulis menjelaskan kepada pak M.Y kegiatan-

kegiatan di kelas. Penulis berdialog dengan pak M.Y untuk membangun saling pengertian dan

kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan penulis dapat diterimanya tanpa manimbulkan

rasa risi. Penulis dan pak M.Y mendiskusikan dan memutuskan hal-hal yang akan disupervisi,

mulai dari perencanaan pembelajaran, metode pembelajaran, pengelolaan kelas sampai dengan

evaluasi pembelajaran.

Langkah II: Pengamatan

Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan pak M.M, penulis

memutuskan hal-hal yang harus diamati ketika pak M.Y mengajar di kelas dan mengamati dari

kejadian-kejadian yang ada, Pengamatan penulis difokuskan kepada tiga langkah pembelajaran

seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses,

yakni: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan menutup pelajaran.

Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan

Dalam langkah tiga ini, penulis membuat analisis yang menyeluruh/ komprehensif pada

data hasil pengamatan untuk menafsirkan hasil pengamatannya berdasarkan hasil analisis, maka

penulis kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara

oleh pak M.Y dan perilaku negatif yang harus diubanya, agar dapat

menyelesaikan/menanggulangi masalah.

Langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan

Data tentang kemampuan pak M.Y yang diperoleh selama pengamatan ditunjukkan

kepada pak M.Y. Penulis memberikan umpan balik sedemikian rupa, sehingga pak M.Y dapat

memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang

penulis berikan. Dari umpan balik penulis dan dukungan pada pak M.Y, maka dapat ditentukan

bersama:

a. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara oleh pak M.Y. Artinya bahwa

selama pak M.Y mengajar terdapat perilaku yang baik (sesuai dengan standar

proses), maka perilaku itu perlu dipeliharan dan dilaksanakan oleh pak M.Y untuk

mengajar berikutnya

b. Strategi –strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang dinginkan. Hal ini berarti

bahwa apabila terdapat perilaku mengajar yang ditampilkan oleh pak M.Y yang tidak

sesuai dengan standar proses maka perlu disepakati strategi alternatif untuk mencapai

perubahan yang diinginkan.

Page 10: Studi Kasus Supervisi Klinis

Langkah V: Evaluasi Hasil

Kegiatan yang dilakukan pada langkah lima ini adalah:

a. menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya yang menjadi keinginan

atau target pak M.Y dan apa yang sebenarnya telah terjadi atau tercapai

b. Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang

perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

Page 11: Studi Kasus Supervisi Klinis

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN SUPERVISI

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa upaya penulis

selaku pengawas untuk membina kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran adalah

melalui supervisi akademik dengan model supervisi klinis, maka pada bab ini penulis

deskripsikan kegiatan yang penulis lakukan untuk meningkatkan kemampuan pak M.Y sesuai

dengan teori yang ada.

1. Pertemuan Pra-pengamatan

Pada pertemuan pra-pengamatan ini penulis laksanakan pada

Hari/tanggal : Rabu / 21 September 2011

Tempat : Ruang kerja kepala sekolah

Waktu : 08.35 s.d 12.30

Tujuan : 1. Untuk menjelaskan kepada pak M.Y kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan.

2 .Memantau dan menilai kemampuan pak M.Y menyusun

perencanaan pembelajaran

3. Memberikan umpan balik hasil pemantauan dan penilaian

perencanaan pembejaran yang disusun pak M.Y

Dalam pertemuan ini penulis berunding dengan pak M.Y untuk membangun saling

pengertian dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan penulis dapat diterimanya dengan

baik tanpa manimbulkan rasa risi kepadanya. Penulis dan pak M.Y mendiskusikan dan

memutuskan hal-hal yang akan disupervisi pada waktu pertemuan tersebut.

Adapun kesepakatan yang dicapai antara penulis dengan pak M.Y pada saat itu adalah,

bahwa yang akan disupervisi hari itu adalah perencanaan pembelajaran yang disusun oleh pak

M.Y, sedangkan untuk pengamatan terhadap pak M.Y dalam mengajar di kelas dilakukan

minggu depan. Berikut ini adalah deskripsi hasil wawancara penulis dengan pak M.Y:

1. Selama wawancara berlangsung antara penulis dengan pak M.Y terjalin suasana

keakrabatan dan secara psikologis pak M.Y tidak merasa dikebiri.

2. Wawancara yang dilaksanakan itu dipandu dengan instrumen berupa pedoman

wawancara

3. Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pak M.Y yang terkait dengan

kemampuannya membuat perencanaan pemebelajaran dapat penulis simpulkan

sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh pak M.Y hanya program tahunan dan

program semester, sedangkan silabus, RPP, dan bahan ajar tidak dibuat.

Page 12: Studi Kasus Supervisi Klinis

b. Pak M.Y kurang mampu mengembangkan KD ke dalam indicator-indikator,

kurang mampu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih metode yang sesuai

dengan tujuan dan materi pembelajaran

c. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagaimana yang telah

diamanatkan oleh Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tidak dipahaminya secara

utuh.

Sehubungan dengan kesimpulan yang penulis deskripsikan di atas, maka pada

kesempatan pertemuan tersebut penulis berikan pembinaan kepada pak M.Y tentang penysunan

perencanaan pembelajaran, terutama penyusunan silabus dan RPP. Materi pembinaan yang

penulis berikan adalah berdasarkan hasil analisis instrument atau pedoman wawancara.

Adapun materi pembinaan yang penulis berikan kepada pak M.Y adalah :

1. Langkah-langkah pengembangan silabus dan komponen-komponen silabus

2. Teknik pengembangan indikator pencapaian Kompetensi Dasar (KD)

3. Teknik merumuskan tujuan pembelajaran

4. Teknik menyusun langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses

yang meliputi; kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (kegiatan eksplorasi, elaborasi

dan kegiatan konfirmasi), kegiatan menutup pelajaran.

Langkah II: Pengamatan

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran di lakukan pada:

Hari/tanggal : Kamis / 29 September 2011

Jam pelajaran ke : 3 – 4 ( 2 jam pelajaran)

Kelas : VII.1

Sesuai dengan kesepakatan antara penulis dengan pak M.Y, bahwa pengamatan

pelaksanakan proses pembelajaran dilakukan satu minggu setelah pertemuan yang pertama..

Pengamatan difokuskan kepada tiga langkah pembelajaran seperti yang diamanatkan

oleh Permendiknas No. 41 Tahun 2007, yakni: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan

(3) kegiatan menutup pelajaran.

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini penulis mengamati apakah pak M.Y:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Page 13: Studi Kasus Supervisi Klinis

2. Kegiatan Inti Pembelajaran :

a. Kegiatan eksplorasi; pada kegiatan ini penulis mengamati, apakah pak M.Y;

melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik materi yang akan

dipelajari ?

menggunakan beragam pendekatan pemebalajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lainnya ?

memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya ?

melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran ?

b.Kegiatan elaborasi; dalam kegaiatan elaborasi penulis mengamati apakah pak

M.Y:

membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-

tugas tertentu yang bermakna ?

memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas/diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis ?

member kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut ?

menfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar ?

memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik secara individual

maupun kelompok ?

c. Kegiatan Konfirmasi: dalam kegaiatan konfirmasi penulis mengamati apakah

pak M.Y:

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentu lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik ?

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber ?

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan ?

memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi dasar ?

3.Kegiatan Menutup Pelajaran; dalam kegiatan menutup pelajaran penulis mengamati

apakah pak M.Y:

Page 14: Studi Kasus Supervisi Klinis

bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran ?

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram ?

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran ?

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas

individual maupun kelompok. ?

Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan

Dalam langkah tiga ini, penulis melakukan analisis yang menyeluruh/ komprehensif

terhadap data yang diperoleh melalui pengamatan dengan menggunakan instrument pengumpul

data.

Berdasarkan hasil analisis data , penulis mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang

positif, yang harus dipelihara oleh pak M.Y dan perilaku negatif yang harus diubahnyanya.

Secara lengkap hasil analisis data kemampuan pak M.Y melaksanakan proses pembelajaran

penulis uraikan pada bab berikutnya.

Langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan

Data tentang kemampuan pak M.Y yang diperoleh selama pengamatan ditunjukkan

kepada pak M.Y. Penulis memberikan umpan balik sedemikian rupa, sehingga diharapkan pak

M.Y dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi belum sesuai dengan

standar proses pembelajaran dan mempraktekkan panduan yang penulis berikan.

Dari umpan balik yang penulis berikan dan respon positif dari pak M.Y, maka

ditetapkanlah secara bersama:

a. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara oleh pak M.Y. Artinya bahwa

selama pak .M.Y mengajar terdapat perilaku yang baik , maka perilaku itu perlu

dipeliharan dan dilaksanakan oleh pak M.Y untuk mengajar berikutnya Berdasarkan

pengamatan penulis pada saat pak M.Y mengajar terlihat beberapa kegiatan atau

prilaku pak M.Y yang perlu dipertahankan, antara lain; (1) diawal kegiatan

pembelajaran , pak M.Y mampu mengkondi sikan siswa baik secara fisik maupun

psikis untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) memfasiltasi siswa untuk

melakukan kegiatan eksplorasi melalui buku sumber yang disediakan, dan (3)

menutup pelajaran terlibih dulu dengan bersama siswa menyimpulkan materi

pelajaran.

b. Strategi –strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang dinginkan. Hal ini berarti

bahwa apabila terdapat perilaku mengajar yang ditampilkan oleh pak Yunus yang

Page 15: Studi Kasus Supervisi Klinis

tidak sesuai dengan standar proses maka perlu disepakati strategi alternatif untuk

mencapai perubahan yang diinginkan.

Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan, terdapat beberapa perilaku pak M.Y

dalam mengajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan diantaranya adalah; (1)

memberikan materi pengait (apersepsi) ketika dia membuka pelajaran, (2)

menfasilitasi siswa ketika kegiatan elaborasi, dimana pada tahap kegiatan ini siswa

kurang diberikan kesempatan untuk melakukan elaborasi, sehingga proses

pembelajaran cenderung berpusat pada guru, (3) masih lemahnya keterampilan

bertanya yang dilakukan pak M.Y, dan (4) masih minimnya pemberian kesempatan

kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar.

Langkah V: Evaluasi Hasil

Kegiatan yang penulis lakukan pada langkah lima ini adalah:

a. Bersama pak M.Y menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya yang

menjadi keinginan pak M.Y dan apa yang sebenarnya telah tercapai

b. Mendorong pak M.Y untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau

diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

Page 16: Studi Kasus Supervisi Klinis

BAB IV

HASIL SUPERVISI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Supervisi

Data hasil supervisi klinis yang penulis deskripsikan adalah data aktivitas atau kegiatan

pak M.Y menyusun RPP dan melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini merupakan uraian

atau gambaran hasil supervisi akademik dengan model supervisi klinis yang penulis lakukan

terhadap pak M.Y.

Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui wawancara dengan menggunakan

instrumen berupa pedoman wawancara terungkap bahwa pak M.Y mengalami kesulitan dalam

menyusun silabus dan RPP, terutama berkenaan dengan: (1) pengembangan indikator

pencapaian kompetensi dasar (IPKD), (2) merumuskan tujuan pembelajaran, (3)

mengembangkan materi pembelajaran, (4) memilih dan menentukan strategi dan metode

pembelajaran, (5) merumuskan langkah-langkah pembelajaran, serta (6) menentukan istrumen

penilaian.

Sehubungan dengan itu, maka penulis memberikan pembinaan berupa penjelasan yang

terkait dengan kesulitan yang dialaminya. Penjelasan yang penulis berikan itu sesuai dengan

panduan pengembangan silabus yang dikeluarkan oleh BSNP dan Permendiknas Nomor 41

Tahun 2007. Diakhir pertemuan penulis dengan pak M.Y pada hari itu disepakati bahwa dia siap

untuk menyusun RPP serta melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang akan

disusunnya pada pertemuan minggu depan.

Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa RPP yang disusun oleh Pak M.Y telah

menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan penulis, walaupun RRP tersebut masih terdapat

kekurangan dan kelemahan terutama dalam rumusan langkah-langkah pembelajaran dan

rumusan instrumen penilaian. Namun penulis berkeyakinan bahwa dengan motivasi yang baik

yang ditunjukkan oleh pak M.Y, dia akan mampu menyusun RPP sesuai dengan harapan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.

Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pak M.Y,

penulis mengamatinya dengan menggunakan instrument berupa lembaran pengamatan. Terkait

dengan pelaksanaan pembelajaran tersebut, maka fokus pengamatan penulis adalah untuk

mengamati kemampuan pak M.Y dalam, (1) membuka pelajaran (kegiatan pendahuluan), (2)

mengelola kegiatan inti pembelajaran (kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan (3)

kegiatan mengakhiri (menutup) pembelajaran.

Data hasil pengamatan selama pak M.Y mengelola proses pembelajaran menunjukkan

bahwa secara umum proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Hanya saja dalam beberapa

hal masih terdapat kelemahan terutama kemampuan pak M.Y dalam hal ; (1) menyajikan materi

Page 17: Studi Kasus Supervisi Klinis

pengait (materi appersepsi) ketika membuka pelajaran, (2) memfasilitasi siswa untuk melakukan

elaborasi terhadap materi pelajaran. Kelemahan itu terlihat ketika kegiatan elaborasi kurang

nampak interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta kurang aktifnya siswa,

sehingga pada saat itu kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Sehubungan dengan hasil pengamatan yang penulis lakukan itu, maka ketika

didiskusikan dengan pak M.Y setelah selesai mengajar, secara psikologis terlihat bahwa dia

memahami dan menyadari benar kelemahan dan kekurangan yang dialaminya selama proses

pembelajaran berlangsung. Menyadari akan kelemahannya itu, pak M.Y meminta penulis untuk

dapat memberikan pembinaan lanjutan sehingga dia mampu mengelola proses pembejaran

dengan baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pemantauan, wawancara, dan pengamatan yang penulis lakukan

ternyata pak M.Y memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas selaku seorang guru

yang mengampu mata pelajaran IPS, namun memiliki kelemahan dalam mengelola

pembelajaran.

Oleh karena itu, sesuai dengan tugas dan fungsi penulis selaku pengawa sekolah, maka

penulis memberikan pembinaan kepada pak M.Y melalui model supervisi klinis dengan fokus

utama adalah meningkatkan kemampuan pak M.Y dalam mengelola proses pembelajaran.

Berdasarkan kajian teori penulis mengimplementasikannya melalui supervisi akademik

dengan model supervisi klinis kepada pak M.Y. dari upaya yang penulis lakukan itu terlihat bagi

penulis bahwa terjadi peningkatan kemampuan pak M.Y terutama dalam menyusun perencanaan

pembelajaran berupa silabus dan RPP, bila penulis bandingkan dengan kemampuan awal ketika

penulis berdialog dengannya. Demikian pula dengan kemampuan pak M.Y mengelola proses

pembejaran telah menunjukkan kemajuan kearah yang lebih baik sebagaimana yang telah

penulis uraikan di atas.

Sungguhpun terjadi peningkatan kemampuan pak M. mengelola proses pembelajaran

melalui supervisi klinis ini, namun masih memerlukan pembinaan lanjutan, dan hal ini bisa saja

dilakukan supervisi klinis berikutnya dan/atau melaui kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan (PKB) lainnya.

C. Pengembangan keprofesian Berkelanjutan

Upaya untuk meningkatkan kinerja pak M.Y dalam mengajar di kelas untuk menjadi

guru yang profesional tidaklah akan selesai dengan hanya satu kali pelaksanaan supervisi klinis,

akan tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan. Artinya, hasil yang dicapai pada supervisi kali

ini mesti ditindaklanjuti dengan supervisi berikutnya secara terencana dan terprogram. hal ini

bisa saja dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas.

Page 18: Studi Kasus Supervisi Klinis

Disamping kepada pak M.Y diberikan bantuan melalui supervisi klinis, maka kepada

pak Yunus juga ditugaskan untuk mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB) melalui wadah (MGMP) IPS apakah pada tingkat kecamatan atau tingkat kabupaten.

Melalui MGMP pak M.Y diharapkan akan dapat berbagi pengalaman dengan guru dari

sekolah lain sesama guru IPS, antara lain dalam hal pengembangan perencanaan pembelajaran,

pengembangan bahan ajar, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan alat dan media

pembelajaran, serta pengembangan instrumen penilaian hasil belajar.

Page 19: Studi Kasus Supervisi Klinis

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran berdasarkan uraian

yang telah dikemukakan sebelumnya.

A. Kesimpulan

1. Kasus yang dialami oleh pak M.Y guru mata pelajaran IPS pada salah satu SMP

Negeri di pesisir Selatan adalah memperoleh nilai kinerja yang rendah. Pak Yunus

sebenarnya memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya serta

berkeinginan yang kuat untuk menjadikan murid-muridnya menjadi orang yang

pintar,. akan tetapi Pak M.Y menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas dalam

melaksanakan tugas.

2. Upaya yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kinerja

pak M.Y adalah dengan memberikan bantuan melalui supervisi akademik dengan

model supervisi klinis, dan pembinaan yang berkelanjutan baik melalui supervisi

maupun melalui kegiatan MGMP.

B. Saran-saran:

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya, maka melalui tulisan

ini, penulis sarankan kepada:

1. Pak M.Y, disarankan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja dalam mengajar

antara lain dengan meminta bantuan kepada pengawas dan melalui kegiatan

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

2. Kepala Sekolah

Dalam rangka meningkatkan kinerja, hendaknya kepala sekolah dapat melaksanakan

supervisi akademik secara terprogram dan berkelanjutan

3. Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah disarankan untuk selalu melakukan pembinaan terhadap guru

melalui supervisi akademik maupun kepada kepala sekolah. Pembinaan itu tidak

hanya menyangkut pembinaan dalam peningkatan kemampuan professional guru

saja, tapi juga meliputi motivasi kerja guru

4. Guru

Hendaknya guru selalu berupaya meningkatkan kemampuan melalui pembinaan

pengawas dan aktivitas di MGMP serta meningkatkan motivasi kerja dalam

melaksanakan tugas di sekolah

5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan

Page 20: Studi Kasus Supervisi Klinis

Disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mengambil kebijakan terutama

terhadap pembinaan professional guru baik melalui peningkatan peran pengawas

sekolah maupun melalui kegiatan MGMP.

Page 21: Studi Kasus Supervisi Klinis

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, (2007) Peraturan Menteri Pendidikan nasional No. 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas

-------------- (2007) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang

Standar Proses, Jakarta: Depdiknas

-------------- (2008) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Jakarta:

Depdiknas

Kementerian Pendidikan Nasional, (2010) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Jakarta:

-------------.(2011) Supervisi Akademik, Jakarta: Kemendiknas

Mukhtar, (2009), Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: GP Press

Nurhizrah, Gistituati, (2009) Manajemen Pendidikan Landasan Teori & Perkembangannya,

Padang: UNP Pres

Pidarta, (1997), Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Biro Aksara

Robbins, Stephen P, (2002) Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (terjemahan), Jakarta:

Erlangga

Sardiman, (2004), Interaksi dan Motivasi belajar dan Mengajar, Jakarta; PT. Raja Grafindo

Cipta.

Page 22: Studi Kasus Supervisi Klinis

INSTRUMEN SUPERVISI

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Pertanyaan Jawaban

1.

Perencanaan pembelajaran apa saja

yang bapak buat ?

2

Apakah bapak menyusun silabus dan

RPP ?

3

Apa saja kesulitan bapak dalam

menysun silabus dan RPP ?

4

Bagaimanakah pemahaman bapak

tentang pengembangan Indikator ?

5

Apakah bapak mengalami kesulitan

merumuskan tujuan pembelajaran ?

6

Dapatkah bapak menceritakan

pentahapan pembelajaran ?

7

Bagaimanakah pemahaman bapak

tentang kegiatan eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi dalam pembelajaran ?

8

Dapatkah bapak memberikan contoh

kegiatan eksplorasi yang akan

dilakukan siswa ?

9

Dapatkah bapak memberikan contoh

kegiatan elaborasi yang akan dilakukan

siswa ?

F 01

Page 23: Studi Kasus Supervisi Klinis

10

Dapatkah bapak memberikan contoh

kegiatan konfirmasi yang akan

dilakukan bapak lakukan ?

11

Apa saja yang akan bapak lakukan

ketika menutup pelajaran

Kesimpulan :

1. Kekuatan :

……………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………..

2. Kelemahan/kesulitan:

……………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………..

…………………… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

……………………. Drs. ErizonalNIP. NIP.195801051984031006

Diketahui OlehKepala Sekolah,

Rajab, S.Pd

NIP.

Page 24: Studi Kasus Supervisi Klinis

INSTRUMEN SUPERVISI

PEDOMAN WAWANCARA PSCA PENGAMATAN

Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimanakah kesan bapak setelah

menyajikan pelajaran tadi ?

Apakah sudah sesuai dengan yang

bapak rencanakan ?

2.

Caoba bapak ceritakan hal-hal yang

bapak rasa sudah memuaskan dan hal-

hal yang kurang memuaskan dalam

pelajaran tadi ?

3

Bagaimana perkiraan bapak mengenai

ketercapaian kompetensi siswa ?

4

Menurut bapak apakah yang menjadi

kesulitan siswa ?

5

Apa saja yang menjadi kesulitan bapak

dalam mengajar tadi ?

6

Bagaimana alternatif untuk mengatasi

kesulitan itu ?

7

Marilah bersama-sama kita identifika

sikan hal-hal yang telah bagus dan hal-

hal yang perlu peningkatan berdasar

kan kegiatan yang baru saja bapak

lakukan dan berdasarkan pengamatan

saya.

F 02

Page 25: Studi Kasus Supervisi Klinis

8

Apa yang bapak sarankan untuk

dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya

…………………… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

……………………. Drs. ErizonalNIP. NIP.195801051984031006

Diketahui OlehKepala Sekolah,

Rajab, S.PdNIP.

Page 26: Studi Kasus Supervisi Klinis

INSTRUMEN SUPERVISI

MATERI PEMBINAAN

Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Kesulitan/kelemahan Materi pembinaan

F 03

Page 27: Studi Kasus Supervisi Klinis

…………………… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

……………………. Drs. ErizonalNIP. NIP.195801051984031006

Diketahui OlehKepala Sekolah,

Rajab, S.PdNIP.

Page 28: Studi Kasus Supervisi Klinis

HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul

Peningkatan Kemampuan Guru IPS

Dalam Mengelola Proses Pembelajaran,

Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4

Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

( Studi Kasus )

2. Jenis Laporan Kepengawasan

3. Identitas :a. Nama

b. NIP

c. Pangkat / Golongan

d. Jabatan

e. Unit Kerja

Drs. Erizonal

195801051984031006

Pembina. IV/a

Pengawas SMP/SMA/SMK

Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Selatan

4. Lama Kegiatan 3 minggu

5. Biaya :a. Sumber

b. Besar

-

-

Disetujui /Disahkan Oleh Painan. 3 Oktober 2011

Koordinator Pengawas, Penulis,

Drs. Erizonal Drs. ErizonalNIP. 195801051984031006 NIP. 195801051984031006

Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir selatan

Drs. Rusma Yul Anwar NIP. 196307301987031003

Page 29: Studi Kasus Supervisi Klinis

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………........iii

BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. .1

B. Tujuan Penulisan ……………………………………………… ……………. …7

C. Manfaat Penulisan …………………………………………………………….... 8

BAB II. Kajian Teori …………………………………………………………………………... 9

1. Supervisi Akademik ……………………………………………………………...10

2. Supervisi Klinis ……………………………………………………………………11

a. Pengertian Supervisi Klinis ………………………………………………….12

b. Tujuan Supervisi Klinis ………………………………………………………12

c. langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis ………………………….. 13

BAB III. Pelaksanaan Kegiatan Supervisi …………………………………………………16

1. Pertemuan I: Pra-Pengamatan ………………………………………………….16

2. langkah II: Pengamatan ………………………………………………………….18

3. Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan ……………………………………… 21

4. langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan …………………………………21

5. Evaluasi Hasil ……………………………………………………………………..22

BAB IV. Hasil Supervisi dan Pembahasan …………………………………………… ….23

A. Hasil Spervisi ……………………………………………………………………. 23

B. Pembahasan ………………………………………………………………… …..24

C. Pembinaan Berkelanjutan ………………………………………………………26

BAB V.Penutup……………………………………………………………..…………………27

A. Kesimpulan …………………………………………………………………........27

Page 30: Studi Kasus Supervisi Klinis

B. Saran ………………………………………………………………………… …..27

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………..29

Lampiran :

1. Laporan Kegiatan Pembinaan

2. F.01: Instrumen Supervisi Pedoman Wawancara

3. F.02: Instrumen Supervisi Pedoman Wawancara Pasca Pengamatan

4. F.03. Instrumen Supervisi Materi Pembinaan

5. PBM 01: Instrumen Pengumpulan Data Kemampuan Guru Menyusun RPP

6. PBM 01: Instrumen Supervisi Kegiatan Pembelajaran

7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Page 31: Studi Kasus Supervisi Klinis

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Allah Tuhan Yang Maha

Kuasa, atas segala rahmad dan hidayahNya, penulis telah dapat menyusun laporan

kegiatan kepengawasan yang penulis laksanakan di salah satu sekolah binaan yakni

SMP Negeri 4 Ranah Pesisir dengan judul “Peningkatan Kemampuan Guru IPS Dalam

Mengelola Proses Pembelajaran, Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4 Ranah

Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

Tulisan ini merupakan salah satu laporan yang penulis susun yang merupakan

rangkaian dari palaksanaan tugas penulis selaku pengawas sekolah, dan dalam bentuk

studi kasus yang penulis temui di sekolah binaan.merupakan kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini mulai dari persiapan, pelaksanaan di

lapangan sampai dengan tersusunnya laporan ini, penulis sungguh banyak

memperoleh bantuan dan dorongan baik berupa meteril maupun berupa moril dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang dalam penulis sampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan

2. Kepala SMP Negeri 4 Ranah Pesisir

3. M. Yunus guru SMP Negeri 4 Ranah Pesisir yang telah menunjukkan sikap

akomodatif terhadap penulis dalam melaksanakan kegiatan ini

4. Majelis guru dan pegawai Tata Usaha SMP Negeri 4 Ranah Pesisir yang

telah banyak memberikan informasi dan data kepada penulis terkait dengan

permasalahan yang penulis selesaikan

5. Semua pihak yang telah ikut memberikan dorongan dalam melaksanakan

kegiatan ini.

Page 32: Studi Kasus Supervisi Klinis

Semoga bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk yang telah diberikan

menjadi amal saleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda hendaknya dari Allah

SWT, amin ….

Akhirnya penulis menyadari, bahwa laporan yang penulis susun ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat

bagi pengelolaan proses pembelajaran khususnya pak Yunus guru SMP Negeri 4 di

masa mendatang semoga Allah tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan

taufik dan hidayahNya kepada kita semua, Amin ….

Painan, Oktober 2011

Penulis

Peningkatan Kemampuan Guru IPS Dalam Mengelola Proses

Pembelajaran, Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4

Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

( Studi Kasus )

ABSTRAK

Kasus yang dialami oleh pak Yunus guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri

4 Ranah Pesisir belum mampu mengelola proses pembelajaran dengan

baik sesuai dengan harapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

Page 33: Studi Kasus Supervisi Klinis

41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Dalam rangka itulah, sesuai

dengan tugas dan fungsi penulis sebagi pengawas satuan pendidikan,

dimana salah satunya adalah melaksanakan supervisi akademik. Supervisi

akademik dengan model supervisi klinis yang penulis lakukan adalah untuk

membina kemampuan pak Yunus yang diharapkan dapat memberikan

solusi atau upaya dalam meningkatkan kemampuannya melaksan proses

pembelajaran di SMP Negeri 4 Ranah Pesisir.. Dengan prosedur kegiatan

yakni pertemuan prapengamatan , pengamatan, analisis hasil pengamatan ,

pertemuan setelah pengamatan, dan evaluasi hasil pengamatan. Terjadi

peningkatan kemampuan pak Yunus dalam mengelola proses

pembelajaran, artinya dengan melakukan supervisi akademik model

supervisi klinis terbukti dapat meningkatkan kemampuan pak Yunus

mengelola proses pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang

diampunya.

LAPORAN KEPENGAWASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU IPS MENGELOLA PROSES

PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEG. 4

RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN

Page 34: Studi Kasus Supervisi Klinis

( Studi Kasus )

OLEH

NAMA : Drs. ERIZONAL

JABATAN : PENGAWAS SMP/SMA/SMK

KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

DINAS PENDIDIKAN

2011

LAPORAN KEGIATAN SUPERVISI KLINIS

Kegiatan ke :Nama Guru :Mata Pelajaran :Sekolah :

Hari/tanggal Kegiatan /temuan Materi pembinaan Tindak lanjut

Page 35: Studi Kasus Supervisi Klinis

…………………… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

……………………. Drs. ErizonalNIP. NIP.195801051984031006

Diketahui OlehKepala Sekolah,

Rajab, S.PdNIP.