173
i PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: M. MAHBUB NIM. 111 13 189 FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2361/1/SKRIPSI...supervisi klinis pendidikan agama Islam SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang :kendala

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

    PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    DI SMP NEGERI 1 PABELAN

    KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    M. MAHBUB

    NIM. 111 13 189

    FAKULTAS TARBIYAH

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

    PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

    PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    DI SMP NEGERI 1 PABELAN

    KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    M. MAHBUB

    NIM. 111 13 189

    FAKULTAS TARBIYAH

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    ْيلَِم (اْلَعالُِم يَْنتَفُِع بِِعْلِمِو َخْيٌر ِمْن اَْلِف َعابٍِد )َرَواهُ الدَّ

    Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang berilmu kemudian

    dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang

    beribadah atau ahli ibadah.

    (H.R Ad-Dailami)

    PERSEMBAHAN

  • viii

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Seluruh anggota keluarga, orang tuaku,kakak-kakakku dan adikku, yang telah

    memotivasiku, memberi dukungan serta bantuan dan mendo’akanku

    2. Bapak Dr. Fatchrrohman, M.Pd yang dengan sabar membimbingku dalam

    penulisan skripsi

    3. Semua dosen IAIN Salatiga yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku

    4. Semua teman-teman dan sahabat-sahabatku

    5. Guru-guru dan siswa-siswi SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang yang dengan

    sabar mengajariku

    6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas

    bantuannya

    7. Calon istri yang solehah

    KATA PENGANTAR

  • ix

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah memberikan

    rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan judul “Model Pelaksanaan Supervisi Klinis Guru Pendidikan Agama Islam

    di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”.

    Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya

    yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari

    kejahiliahan dengan membawa agama islam.

    Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak

    yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu

    penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

    4. Bapak Drs. Nasafi, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    membimbing dari semester awal hingga akhir.

    5. Bapak Dr. Fatchrrohman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

    memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi

    ini dapat terselesaikan.

    6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

    pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

    8. Semua anggota keluargaku ayah serta ibuku, dan anggota keluarga yang lain

    yang telah menemani, membantu, dan memberikan motivasi kepada penulis.

  • x

    ABSTRAK

    Mahbub, M. 2017. Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP N 1 Pabelan Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program

  • xi

    Studi Pendidikan Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.

    Fatchrrohman, M.Pd.

    Kata Kunci: model pelaksanaan supervisi klinis, guru pai.

    Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang

    model pelaksanaan supervisi klinis di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang. Pertanyaan

    yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan supervisi

    klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun

    Pelajaran 2017/2018? (2) Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis

    pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun

    Pelajaran 2017/2018? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala

    pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

    Penelitian menggunakan metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yang

    bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, pengumpulan data dilakukan

    dengan mengadakan pengamatan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Untuk

    menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan

    analisis, maka yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian

    data, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Pelaksanaan supervisi klinis pada guru

    pendidikan agama Islam: SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang model yang dipakai

    perkunjungan kelas dan pecakapan pribadi .(2) Kendala yang dihadipi dalam pelaksanaan

    supervisi klinis pendidikan agama Islam SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang :kendala

    untuk metode kunjungan kelas siswa dirasa terganggu oleh supervisor yang masuk ke

    dalam kelas ketika proses belajar mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi

    memakan banyak waktu. (3) Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala supervisi

    klinis: SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang upaya yang dilakukan untuk metode

    perkunjungan kelas dengan melakukan pengamatan diluar kelas, upaya yang dilakukan

    untuk metode percakapan pribadi guru yang di supervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat

    mungkin.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi

    MOTO …………………………………………………………………… ... vii

    PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... viii

    KATA PENGANTAR………………………………………… ................... ix

    ABSTRAK………………………………………… ..................................... xi

    DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xii

    DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xv

    DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

    D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................. 8

    E. Definisi Operasional .................................................................... 8

    F. Metode Penelitian ........................................................................ 12

    G. Sistematika Penulisan .................................................................. 18

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ............................................ 21

    1. Pengertian Stupervisi Pendidikan ................................................ 21

    2. Tujuan Supervisi Pendidikan ...................................................... 23

  • xiii

    3. Fungsi Supervisi……………………… ....................................... 27

    4. Prinsip-prinsip Supervisi……………………… .......................... 28

    5. Macam-macam Supervisi……………………… ......................... 30

    6. Teknik Supervisi……………………… ...................................... 34

    7. Tipe-tipe Supervisi……………………… ................................... 41

    B. Supervisi Klinis……………………….. ...................................... 43

    1. Pengertian Supervisi Klinis……………………… ...................... 43

    2. Tujuan Supervisi Klinis………………………............................ 45

    3. Ciri-ciri Supervisi Klinis……………………… .......................... 47

    4. Manfaat Supervisi Klinis……………………….......................... 49

    5. Tahapan Supervisi Klinis……………………… ......................... 51

    6. Bentuk-bentuk Supervisi Klinis……………………… ............... 54

    C. Supervisi Pendidikan Agama Islam………………………… ..... 56

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMP N 1 Pabelan……………. ...................... 60

    1. Tinjauan Historis……………………… ...................................... 60

    2. Visi dan Misi ................................................................................ 60

    3. Letak Geografis ............................................................................ 61

    4. Struktur Organisasi……………………....................................... 62

    5. Ciri Khas dan Keunggulan…………………… ........................... 63

    6. Data Sekolah……………………… ............................................ 64

    7. Data Akreditasi………………………......................................... 65

    8. Data Siswa Tahun 2017/2018……………………… .................. 65

    9. Keadaan Guru dan Karyawan……………………… .................. 67

    10. Fasilitas SMP N1 Pabelan……………………… ........................ 71

    11. Kelebihan dan Kekurangan……………………… ...................... 77

    B. Temuan Penelitian……………………… .................................... 77

    1. Pelaksanaan Supervisi Klinis Guru PAI……………………… .. 77

    2. Kendala Supervisi Klinis……………………….......................... 81

    3. Upaya Supervisi Klinis……………………… ............................ 83

    BAB IV PEMBAHASAN

  • xiv

    A. Pelaksanaan Supervisi Klinis ...................................................... 86

    B. Kendala Supervisi Klinis ............................................................. 103

    C. Upaya Supervisi Klinis……………………… ............................ 108

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................. 114

    B. Saran ............................................................................................ 115

    C. Penutup……………………………………………………….. ... 116

    Daftar Pustaka

    Lampiran-Lampiran

    Riwayat Hidup Penulis

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data Siswa ………………………………………………. 68

    Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf Karyawan……………………... 69

    Tabel 3.3 Data Ruangan Kelas………………………………………… 74

    Tabel 3.4 Jenis Ruangan ....................................................…………... 74

    Tabel 3.5 Ruang Fasilitas .............................………………………… 76

    Tabel 3.6 Jenis Buku ......................………………………………….. 76

    Tabel 4.1 Aspek Supervisi Klinis …………………………………….. 96

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Struktur SMP N 1 Pabelan…………………………………. 64

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran 2 Surat Pengajuan Pembimbing

    Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 4 Lembar Instrumen Pengumpulan Data

    Lampiran 5 RPP

    Lampiran 6 Dokumentasi Foto Penelitian

    Lampiran 7 Surat Keterangan Kegiatan

    Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di era globalisasi ini, tuntutan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

    diri manusia sangatlah penting agar tidak tergeser oleh persaingan yang semakin lama

    semakin kompleks, salah satuya dengan mendapatkan pendidikan yang benar sehingga

    potensi manusia dapat berkembang secara maksimal. Pendidikan merupakan kegiatan

    mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik

    (Sukmadinata, 2006:1). Hal ini mendorong lembaga-lembaga sekolah untuk selalu

    berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berkualitas dan dapat mengikuti

    perkembangan zaman untuk mencetak para lulusan yang handal, berkualitas, kreatif

    dan juga beriman dan bertakwa.

    Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

    haruslah tertanam dengan baik dalam diri anak didik, karena kemajuan yang tidak

    dibarengi dengan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan anak akan

    terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti pergaulan

    bebas, berhura-hura, melakukan aksi kerusakan, pencurian dan lainnya, hal yang itu

    akan merusak dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam

    sangatlah penting sebagai pendidikan mereka untuk memperkuat dan meningkatkan

    iman dan takwa kepada Allah SWT.

  • 2

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengharuskan

    seseorang untuk belajar terus- menerus. Terlebih bagi seorang guru, yang bertugas

    mendidik dan mengajar. Jika dalam melaksanakan tugasnya ia lengah sedikit saja

    dalam belajar, maka ia akan ketinggalan dengan perkembangan, termasuk siswa yang

    diajar. Oleh karna itu, kemampuan mengajar guru harus senantiasa ditingkatkan,

    antara lain melalui supervisi pembelajaran (Imron, 2011: 1).

    Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ialah

    melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas

    sumberdaya pendidikan, guru merupakan komponen sumberdaya manusia yang harus

    dibina dan dikembangkan terus menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan

    melalui program pendidikan pra jabatan, maupun program dalam jabatan. Tidak

    semua guru yang dididik dilembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified.

    Potensi sumberdaya guru itu perlu terus menerus bertumbuh dan berkembang agar

    dapat melakukan fungsinya secara profesional (Sahertian, 2008: 1).

    Keberhasilan suatu pendidikan didasarkan oleh banyak faktor yang

    mendukung. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari

    faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan atau kondisi siswa, faktor

    internal (faktor dari luar siswa), faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar

    siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

    kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2004:132).

  • 3

    Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangat

    mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang

    berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta sebagai sumber

    pendidikan (Sukmadinata, 2006:24). Interaksi antara peserta didik dengan para

    pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi

    pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan serta bimbingan. Oleh karena itu

    hendaknya seorang guru harus menyadari bahwa tugas mengajar adalah sebuah

    pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Hal ini dikarenakan guru adalah seorang

    yang mempunyai gagasan dan harus mewujudkan gagasan-gagasan tersebut untuk

    kepentingan anak didik. Sehingga dapat menunjang hubungan sebaik-baiknya antara

    guru dengan anak didik. Dalam mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang

    menyangkut agama Islam, kebudayaan, dan keilmuan (Nurdin, 2002:8).

    Guru adalah salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

    Tidak semua guru memahami seluk-beluk pelaksanaan kegiatan adanya

    perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum diketahui oleh guru

    tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan, pelayanan dan supervisor.

    Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk mewujudkan

    kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara pada pencapaiaan

    efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai

    supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan

    (Mulyasa, 2007:111).

    Terkait dengan hal itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan sebagaimana

    tertuang dalam undang-undang SIDIKNAS Bab XIX pasal 66 ayat 1 menyebutkan

  • 4

    “pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah

    melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan

    jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing” (UU RI no. 20 tahun

    2003, 2006:111). Untuk itu, supervisor baik kepala sekolah maupun kantor pengawas

    wilayah harus dapat berperan memberikan bantuan, motivasi kepada guru-guru

    sebagai usaha peningkatan kualitas pengajaran dan pembinaan termasuk guru

    pendidikan agama Islam. Idealnya supervisor harus bisa memberikan teladan bagi

    bawahannya, menyuruh pada yang ma’ruf dan melarang pada yang mungkar, seperti

    yang tercantum dalam Q.S Ali Imron ayat:104, Allah SWT berfirman yang berbunyi :

    Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru

    kepada kebajikan, menyuruh dari yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,

    merekalah orang-orang yang beruntung. (Departemen Agama RI Al Qur’an dan

    Terjemahnya, 1989:63).

    Berdasarkan pernyataan itulah, maka seorang guru memerlukan

    pembinaan(supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari adanya pengawas

    pada semua jenjang pendidikan itu adalah menyuruh atau mengajak yang ma’ruf dan

    mencegah yang mungkar. Namun dalam kenyataannya, penggunaan aspek

    administratif lebih diutamakan, karena hal tersebut hanya membutuhkan waktu yang

    singkat dibanding dengan aspek akademik. Kondisi tersebut terlihat dari peran

    pengawas(supervisor) yang jarang bertatap muka dengan guru atau kadang-kadang

    dalam mengadakan survei hanya melalui kunjungan kelas. Semua pengawasan itu

  • 5

    hanya menitik beratkan pada aspek administratif dalam pengelolaan mekanisme

    kegiatan pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Sedangkan upaya untuk memperbaiki

    pembinaan pada aspek kurikulum, kegiatan ekstra dan evaluasi masih kurang

    diperhatikan. Sehingga permasalahan dalam pengajaran yang dialami oleh guru, yakni

    sebagian besar tidak diketahui oleh pengawas.

    Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu

    melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja

    tenaga pendidik. Pengawas dan pengendalian merupakan tindakan preventif untuk

    mencegah agar para pendidik tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati

    dalam melaksanakan pekerjaanya.

    Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga

    kependidikanya khususnya adalah guru, itulah yang dinamakan supervisi klinis yang

    bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran

    yang melalui pembelajaran yang efektif (Mulyasa, 2007:112).

    Apa yang telah diungkapkan sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala

    sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu

    perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam

    pendidikan juga bergerak pesat sehingga menuntut penguasaan yang profesional. Menyadari

    hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan

    pengembangan pendidikan secara terarah, terencana dan berkesinambungan untuk

    meningkatkan kualitas pendidikan.

    Sebagai kegiatan pengawasan, supervisi pendidikan saat ini belum sesuai harapan.

    Meski terbukti tetap dilakukan hingga saat ini, namun hasil dari supervisi ada yang justru

  • 6

    tidak mencerminkan gambaran informasi dan data yang sebenarnya. Supervisi telah

    kehilangan ruhnya sebagai fungsi controling dan pembinaan terhadap guru di sekolah.

    Supervisi yang apaadanya (natural) telah hilang dari budaya pendidikan. yang lazim

    pelaksanaan. supervisi di sekolah sudah diketahui jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan

    demikian , tidak ada kejutan lagi dan terkesan sudah dipersiapkan.

    Dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang model

    pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam dengan judul “PELAKSANAAN

    SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KAB.

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

  • 7

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah pokok

    yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

    1. Bagaimana pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di

    SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

    2. Apa kendala dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan

    agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/

    2018.

    3. Apa upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi

    klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab.

    Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

    C. Tujuan Penelitian

    Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya

    adalah:

    1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama

    Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

    2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis

    pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang

    tahun pelajaran 2017/ 2018.

    3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala

    pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1

    Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

  • 8

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini ada dua:

    1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan

    pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan bagi penyusun pada

    khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

    2. Secara praktis, sepervisor dapat mengevaluasi kinerjanya dalam melakukan

    bimbingan dan kegiatan sebagai supervisor yang menjadi tanggung jawabnya

    sebagai supervisor, dapat memberikan bantuan dan dorongan agar semua

    guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta meningkatkan

    kreatifitasnya dalam mengajar. Sehingga guru dapat menemukan inovasi-

    inovasi baru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif.

    E. Definisi Operasional

    Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis perlu

    memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul

    penelitian ini:

    1. Supervisi klinis

    Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan

    mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan,

    pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang ketrampilan

    mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang

    rasional (Sahertian, 2008:36).

  • 9

    Supervisi klinis yang dimaksud di sini adalah supervisi yang di fokuskan

    pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, yang

    bertujuan mengadakan perubahan secara rasional.

    Pengertian diatas supervisi klinis bisa diartikan sebagai salah satu bantuan

    yang dilakukan oleh supervisor untuk meningkatkan kinerja guru dalam

    mengajar dengan cara pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat

    tentang bagaimana penampilan mengajar guru yang yang bertujuan untuk

    melakukan perubahan atau mengembangkan metode pembelajaran.

    2. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan memiliki nilai yang setrategis dan urgen dalam pembentukan

    karakter- karakter suatu bangsa. Pendidikan juga berupaya untuk menjamin

    kelangsungan hidup bangsa tersebut. Sebab dengan melalui pendidikan akan

    diwariskan nilai- nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu

    pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know, dan how to do, tetapi

    yang amat penting adalah how to be, dan untuk mewujudkan how to be maka

    diperlukan transfer budaya dan kultur yang luhur (putra, 2004:10).

    Secara komprehensif dimaklumi bahwa pendidikan Islam dapat diartikan

    sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai- nilai ajaran Islam yang terdapat

    dalam al- Qur’an dan al- Hadist, dan pendidikan Islam adalah pendidikan yang

    bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan

    seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, serta

    menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah,

    manusia dan alam semesta (Daulai, 2004:153).

  • 10

    Hubungan yang harmonis antara Allah, manusia dan alam semesta ini

    akan selalu terjalin manakala manusia dapat mengembangkan secara benar dari

    potensi- potensi yang telah dimilikinya. Dan melalui ilmu pengetahuan serta

    pendidikan yang baik dan benar manusia dapat meraih potensi yang berkualitas

    tersebut.

    Di atas telah dikemukakan bahwa tujuan yang paling mendasar dari

    pendidikan Agama Islam adalah membentuk pribadi muslim seutuhnya,

    mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun

    rohani, serta menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi

    dengan Allah, manusia dan alam semesta (putra, 2004:31).

    Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaa dengan seluruh organ

    fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang

    terdapat di dalam batin manusia yaitu akal, hati atau qalbu, nafsu, roh dan

    fitrah.

    Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha memelihara dan

    mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya

    menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma

    Islam (Achmadi, 1992:20).

    Pendidikan agama Islam adalah usaha bimbingan dan usaha terhadap

    anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan

    mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan

    hidup,usaha- usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak

    didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhairani, 1983: 27).

  • 11

    Dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberi atau

    bimbingan kepada guru pendidikan agama Islam untuk selalu berinovasi dan

    kreatif dalam mendidik siswa.

    Guru bidang studi agama Islam yang dimaksudkan dalam penelitian adalah,

    seorang pendidik yang mengajar dalam bidang agama Islam, antara lain: aqidah

    ahlak, alqur’an hadist, sejarah keislaman dan fiqih. Yang dimaksudkan penulis

    dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberikan wacana atau

    bimbingan kepada guru- guru mata pelajaran agama Islam untuk selalu

    berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa di SMP N 1 Pabelan.

    F. Metode penelitian

    Metode penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam

    proses penelitian (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 7). Untuk mendapat hasil

    penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan

    digunakan tahap-tahap berikut:

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian yang

    ditunjukkan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

    aktivitas sosial, sikap kepercayaan, pemikiran orang secara individu maupun

    secara kelompok. Pemilihan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif

    dalam penelitian ini didasarkan pada fenomena kasus yang akan diteliti yaitu

    pelaksanaan supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan merupakan salah satu

    kegiatan supervisor guna menjadikan memantapkan profesionalisme seorang

    guru. Hal ini bersesuaian dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu proses

  • 12

    penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu

    fenomena sosial dan masalah manusia (Iskandar, 2009:11).

    Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis

    fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali,

    dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan

    hubungan dengan orang-orang tertentu, sehingga dalam metode penelitian

    kualitatif ini terdapat beberapa jenis yang dapat dilakukan sesuai masalahnya,

    maka penelitian ini di lakukan dengan menggunakan pendekatan

    fenomenologi.

    Jenis penelitian kualitatif (Meleong, 2008: 6) menyatakan, penelitian

    kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

    tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti, misalnya: perilaku, persepsi,

    motivasi, tindakan dan lain- lain. Secara historik, dengan cara deskripsi dalam

    bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

    dengan manfaat berbagai metode ilmiah.

    2. Kehadiran Peneliti

    Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting.

    Karena penelitian harus melakukan pengamatan sekaligus terjun

    langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk

    menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian

    langsung di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/

    2018.

  • 13

    3. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP Negeri 1 Pabelan Kab.

    Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

    4. Sumber Data

    Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian

    adalah orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian

    (Achmadsuhaidi, 2015:2)

    a. Data primer

    Data primer adalah data dari sumber utama data yang diperoleh dari

    kepala sekolah sebagai supervisor di SMP Negeri 1 Pabelan Kab.

    Semarang. Pelaksanaan supervisi klinis, kendala yang ditemui dan

    upaya mengatasinya.

    b. Data sekunder

    Data sekunder adalah data tambahan untuk menunjang penelitian.

    Data sekunder yang diperoleh dari waka kurikulum, guru agama

    SMP, dan data dokumentasi.

    5. Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa metode

    pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Metode observasi

    Observasi adalah metode dengan pengamatan yang dilakukan

    secara sistematis dan objektif dalam kondisi yang didefinisikan

  • 14

    secara tepat dan hasilnya dicatat secara hati-hati (Aritonang,

    2007:147).

    Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk

    mengumpulkan data pelaksanaan supervisi klinis, dan metode

    observasi sebagai metode pelengkap untuk mendapatkan sebuah data

    yang diinginkan.

    b. Metode Dokumentasi

    Tobroni (2003:158) mengemukakan metode dokumentasi adalah

    metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa

    catatan, transkip buku, surat kabar, notulen.

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah

    dan dokumentasi kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaa supervisi

    klinis.

    c. Metode interview atau wawancara

    Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to

    fece) dengan maksud tertentu (Suprayogo dan Tobroni, 2003:167).

    Sedangkan Moleong dalam Suprayogo dan Tobroni(2003:172)

    menyatakan, wawancara merupakan metode penggalian data yang

    paling banyak dilakukan, baik untuk tujuan praktis maupun ilmiah,

    terutama untuk penelitian social yang bersifat kualitatif.

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana

    pelaksanaan supervisi klinis, apa yang menjadi kendala pada pelaksanaan

    supervisi klinis dan bagaimana tindak lanjut pelaksaan supervisi klinis pada

  • 15

    guru pendidikan agama Islam. Pelaksanaan metode ini dengan cara

    wawancara yang mendalam dengan para responden.

    6. Analisis Data

    Analisis Data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan,

    sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki

    nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191).

    Menurut Miles dan Huberman dalam Subrayogo dan Tobroni

    (2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum

    dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, dan

    menarikan kesimpulan. Adapun penjelasan tentang empat komponen

    kegiatan tersebut meliputi:

    a. Pengumpulan data

    Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui

    wawancara, dokumentasi, dan observasi.

    b. Reduksi data

    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

    perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, trasformasi dan

    kesan yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Dalam proses

    reduksi data ini peneliti dapat melakukan pemilihan terhadap data

    yang hendak dikode,mana yang dibuang, mana yang merupakan

    ringkasan.

    c. Penyajian data

  • 16

    Penyaji data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang

    tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan pengambilan tindakan.

    d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

    Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu

    kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga

    diverifikasi selama kegiatan berlangsung.

    Keempat langkah-langkah analisis data mulai pengumpulan

    data, reduksi data, penyaji data, penarikan kesimpulan/verifikasi

    merupakan satu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum,

    selama, sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar

    untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

    7. Pengecekan Keabsahan Data

    Untuk memperoleh keabsahan data digunakan teknik triangulasi

    yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

    yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai

    perbandingan data itu (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini

    menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi

    dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu

    informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

    penelitian kualitatif.

    Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

    menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

  • 17

    yang telah ada. Dengan Triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan

    data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik

    pengumpulan data dan sumber data.

    Banyak cara yang dapat dipakai dalam mendapatkan derajat

    kepercayaan suatu informasi dengan sumber, dalam hal ini penulis

    menggunakan 2 cara yaitu membandingkan data hasil pengamatan

    dengan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara

    dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

    G. Sistematika Penulisan Skripsi

    Untuk memudahkan pembahasan serta memberikan gambaran selintas

    kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai

    berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar

    belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,

    sistematika penulisan.

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan membahas konsep dasar supervisi

    pendidikan, pengertian supervisi, tujuan supervisi, prinsip dan

  • 18

    fungsi supervisi, macam supervisi, teknik-teknik supervisi,

    pengertian supervisi klinis, tujuan supervisi klinis, ciri-ciri

    supervisi klinis, langkah-langkah supervisi klinis, bentuk-bentuk

    supervisi klinis.

    BAB III : PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN

    Pada bab ini berisi tentang A. Profil sekolah SMP Negeri 1

    Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. B. Data

    penelitian, meliputi: 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru

    pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab.

    Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. 2. Apa Kendala

    pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam

    di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/

    2018. 3. Apa yang dilakukan dalam menghadapi kendala

    pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam

    di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/

    2018.

    BAB IV : PEMBAHASAN

    Meliputi 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan

    agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun

    pelajaran 2017/ 2018. 2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis

    pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan

    Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. 3. Upaya-upaya

    yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan

  • 19

    supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP

    Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

    BAB V : PENUTUP

    Berisi kesimpulan dan saran.

  • 20

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

    3. Pengertian Supervisi Pendidikan

    Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “ super” dan “vision”

    yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis

    supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan

    yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan paling tinggi daripada

    yang dilihat (Mulyasa, 2006:4).

    Kamus besar bahasa indonesia, supevisi berarti pengawasan utama,

    pengkontrolan utama (Suharso, 2005:506). Sedangkan Good Carter memberi

    pengertian supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam

    memimpin guru dan petugas lainya dalam meperbaiki pengajaran termasuk

    menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru dan

    merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar

    dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

    Banyak pengertian menjabarkan tentang supervisi, setiap pengertian

    berdasarkan sudut pandang yang berbeda oleh para ahli berikut ini disajikan

    pandangan oleh para ahli tentang supervisi pendidikan.

  • 21

    a. P. Adam dan Frank G Dickey

    Supervisi adalah Program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran

    (Mulyasa, 2006:5).

    b. Boardman

    Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing

    secara berlanjut pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara pribadi maupun

    secara kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan

    seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

    c. Good Carter

    Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas- petugas sekolah

    dalam memimpin guru- guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki

    pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatandan

    perkembangan guru- guru dan merevisi tujuan- tujuan pendidikan, bahan-

    bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Good Carter

    melihatnya sebagai usaha memimpin guru- guru dalam jabatan mengajar.

    Kutipan diatas penulis dapat mengartikan supervisi adalah bantuan dalam

    pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Berbagai pendapat diatas

    dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh supervisor

    untuk membantu guru- guru dalam memperbaiki pengajaran dan menyelesaikan

    tugas- tugas ataupun membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi

    oleh guru dalam proses belajar mengajar.

  • 22

    Supervisi hendaknya dikemas dengan metode yang rileks dan fun supaya

    menghasilkan kenyamanan bagi guru sebagai objek yang akan di supervisi.

    Kenyamanan guru dalam pelaksanaan guru sangat dibutuhkan, karena sebaik

    apapun bentuk supervisi yang dilakukan, kalau output yang dihasilkan tidak

    membuat guru lebih baik, maka dapat dikatakan supervisi tersebut telah gagal.

    Dari beberapa definisi yang dipaparkan dapat diketahui bahwa supervisi

    pendidikan merupakan pembinaan yang berupa dorongan, bimbingan, bantuan,

    arahan, penilaian, yang diberikan kepada seluruh staf sekolah secara kontinyu dan

    profesional sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan

    situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang pada akhirnya tujuan pendidikan

    dapat tercapai yaitu perkembangan pribadi anak secara maksimal.

    4. Tujuan Supervisi Pendidikan

    Supervi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar- dasar pendidikan

    dan cara- cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian umum tujuan

    pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi

    semua orang seperi guru- guru, dan para pegawai yang sama- sama bertujuan

    mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan mengajar yang

    baik.

    Ada beberapa tujuan supervisi pendidikan menurut Pidarta (1992: 20)

    dapat diuraikan sebagai berikut:

  • 23

    a. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa ( yang bersifat

    total).

    b. Membantu kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari

    waktu ke waktu secara kontinu.

    c. Bekerja sama mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat.

    d. Membina guru- guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik, atau

    menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

    Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu

    melihat persoalan yang dihadapi, guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat

    atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi

    pendidikan sesungguhnya (Subari, 1994: 7).

    Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran

    bertujuan sebagai berikut:

    a. Memperbaiki proses belajar mengajar.

    b. Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi.

    c. Yang melakukan supervisi adalah supervisor.

    d. Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya

    atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.

    e. Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah

    memberikan konstribusi bagi pencapai tujuan pendidikan (Imron, 2011:11).

    Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu prosesyang lebih baik,

    sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan

  • 24

    meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelolaan sarana dan

    prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).

    Dalam hal ini juga termasuk menanamkan nilai- nilai moral sebagai dasar dalam

    pembentukan sikap dan keperibadian subjek didik.

    Tujuannya agar bisa dan mampu mengembangkan situasi belajar mengajar

    yang lebih baik. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan

    bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu

    meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas yaitu

    dalam melaksanakan proses pembelajaran (Suharsimi, 2004:19).

    Supardi (1986:252), menyatakan bahwa ada dua hal yang mendasari

    pentingnya supervisi dalam proses pendidikan, yakni:

    1. Perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan.

    Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun

    fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian

    yang terus- menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti

    bahwa guru- guru senantiasa harus berusaha mengembangkan

    kreativitasnya agar daya upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat

    terlaksana secara baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya

    berjalan mulus. Banyak hal sering menghambat,yaitu tidak lengkapnya

    informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan

    kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan

    menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan bahkan proses

  • 25

    memecahkan masalah belum terkuasai. Dengan demikian, guru dan kepala

    sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan di tingkat paling mendasar

    memerlukan bantuan- bantuan khusus dalam memenuhi tuntutan

    pengembangan pendidikan, khususnya pengembengan kurikulum.

    2. Pengembangan personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan

    upaya yang ters- menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal

    dapat dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan formal

    menjadi tanggung jawab lembaga yang bersangkutan melalusi penataran,

    tugas belajar, lokakarya dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal

    merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan dilaksanakan secara

    mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui berbagai kegiatan

    seperti kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain

    sebagainya.

    Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu

    melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat

    atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi

    pendidikan sesungguhnya (Mulyasa, 2006:13).

    Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran

    bertujuan sebagai berikut:

    a) Memperbaiki proses belajar mengajar.

    b) Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi.

    c) Yang melakukan supervisi adalah supervisor.

  • 26

    d) Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang adakaitanya

    atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.

    e) Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah

    memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan (Imron,

    2011:11).

    Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses yang lebih baik,

    sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan

    meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelola sarana dan

    prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini juga

    termasuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai dasar dalam pembentukan sikap

    dan kepribadian subjek didik.

    5. Fungsi Supervisi

    Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan

    peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam

    bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan

    dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi

    utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya

    sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21).

    Supervisi juga berfungsi mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan

    pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah,

    memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru,

    menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan

  • 27

    pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan

    membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).

    Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang.

    Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor

    objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan simulasi dan

    membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam keterampilan hah

    mengajar.

    Fungsi dari supervisi tersebut diharapkan mampu menjawab permasalahan

    pendidikan yang dihadapi para guru dan tantangan kedepan yang semakin berat.

    6. Prinsip-Prinsip Supervisi

    Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan

    pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan

    korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan

    situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai

    subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan

    berdasarkan data, fakta yang objektif. Sahartian ( dalam Konsep dasar Dan Tehnik

    Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,

    2008:20) mengemukakan bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilakukan

    adalah :

    1) Prinsip ilmiah ( scientific)

    Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

    1.1. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang

  • 28

    diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

    1.2. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti

    angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

    1.3. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakam secara sistematis, berencana

    dan kontinu.

    2). Prinsip Demokratis

    Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan

    kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk

    mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi

    harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi

    berdasarkan rasa kesejawatan.

    3). Prinsip Kerjasama

    Menembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of

    idea, sharing of experience, memberi support, mendorong, menstimulasi guru,

    sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

    4). Prinsip konstruktif dan kreatif

    Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

    kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang

    menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.

  • 29

    Supervisi yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif para guru lebih

    dulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong

    untuk meminta bantuan dari supervisor. Objek kajiannya adalah kebutuhan

    profesional guru yang riil dan alami.

    Dalam pelaksanaanya supervisor harus menggunakan prinsip-prinsip

    tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang semakin modern

    untuk menghadapi tantangan yang semakin komplek. Dengan memegang prinsip

    yang sudah dirancang secara maksimal digarapkan dapat menghasilkan hasil yang

    maksimal pula.

    7. Macam-Macam Supervisi

    a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran

    Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-

    kegiatan atau kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha

    perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan

    dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap

    kegiatan administrasi kantor, supervisi pengelolaan sekolah atau kantor

    pendidikan dan sebagainya (Purwanto, 2002:89).

    Supervisi yang diungkapkan tersebut sama pengertiannya dengan yang

    dimaksud pengertian supervisi administrasi dalam bukunya Suharsimi Arikunto.

    Beliau mengunggkapkan bahwa supervisi administrasi adalah supervisi yang

    menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi

    sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran (Purwanto, 2002:90).

  • 30

    Jadi dapat disimpulkan supervisi umum adalah supervisi yang ditujukan

    pada aspek-aspek pendukung terlaksanannya pembelajaran dengan kegiatan yang

    tidak langsung berhubungan dengan pengajaran. Sedangkan yang dimaksud

    dengan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang

    ditujukan untuk memperbaiki baik personil maupun material yang memungkinkan

    terciptannya situasi belajar mengajar lebih baik demi terciptannya tujuan

    pendidikan (Purwanto, 2002 :89).

    b. Supervisi Klinis

    Menurut Richard Waller dalam bukunya Ngalim Purwanto mendefinisikan

    supervisi klinis adalah supervisi yang memfokuskan pada perbaikan pengajaran

    dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan

    analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya

    dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Selain itu definisi

    supervisi klinis juga dikemukakan oleh Keith Acheson dan Meredith D. Gall,

    mereka mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membantu guru

    memperkecil ketidaksesuaian tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah

    laku mengajar yang ideal (Purwanto, 2002:90) dari dua definisi diatas maka kita

    dapat mengetahui bahwa supervisi klinis termasuk dari bagian supervisi

    pengajaran, karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada sebab-

    sebab atau kelemahan yang terjadi pada proses belajar mengajar, dan kemudian

  • 31

    secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau

    kekurangan tersebut.

    c. Pengawas melekat dan pengawas fungsional

    Istilah “ pengawas melekat” yang berarti suatu kepengawasan yang

    memang sudah dengan sendirinya (melekat) menjadi tugas dan tanggung jawab

    semua pimpinan dari pimpinan tingkat paling atas sampai pimpinan tingkat paling

    bawah dari semua organisasi atau lembaga. Sedangkan yang dimaksud dengan

    “pengawas fungsional” adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang dilakukan

    yang dilakukan orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas (Purwanto,

    2002:92).

    Jadi semua pemimpin bertanggung jawab atas pengawasan atas

    pelaksanaan semua tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh pimpinan

    bawahannya dalam organisasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan definisi pengawasan

    melekat. Sedangkan supervisi pengawasan bertugas mengawasi khusus bagian-

    bagian yang telah ditunjuk.

    Ditinjau dari supervisi pendidikan ada tiga macam supervisi, yaitu:

    a. Supervisi Akademik

    Supervisi Akademik adalah menitik beratkan pengamatan supervisor pada

    masalah- masalah akademik, yaitu hal- hal yang langsung berada dalam

  • 32

    lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses

    mempelajari sesuatu/ materi pembelajaran.

    b. Supervisi Administrasi

    Supervisi Administrasi adalah yang menitik beratkan pengamatan

    supervisor pada aspek- aspek administrasi yang berfungsi sebagai

    pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

    c. Supervisi Lembaga

    Supervisi Lembaga adalah yang menebarkan atau penyebarkan objek

    pengamatan supervisor pada aspek- aspek yang berada di selurh sekolah.

    Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan

    nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

    Supervisi akademik, administrasi dan lembaga merupakan suatu rangkaian

    dalam suatu pendidikan, sehingga ketiganya tidak bisa dipisahkan. Perbaikan

    supervisi diarahkan untuk memperbaiki pengajaran. Perbaikan pengajaran harus

    dimulai dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum yang menjadi sumber

    materi sajian pelajaran untuk meningkatkan intlektualnya (akademis).

    Mengajar tidak hanya sekedar mengkomunikasi pengetahuan agar

    diketahui subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si pelajar agar

    dapat belajar. Maka dari itu harus dipersiapkan segala hal yang berhubungan

    dengan pembelajaran seperti materi, media, ataupun kelengkapan- kelengkapan

    lainnya (administrasi).

  • 33

    Pengakuan dan penghargaan atas prestasi meruapakan salah satu sebab

    seorang guru mau bekerja ialah bila timbul hasrat untuk diakui. Guru akan merasa

    bangga kalau ia merasa bahwa dia dipercaya dan diikutsertakan dalam staf. Hasrat

    untuk ambil bagian dalam bekerja sama adalah hasrat asasi manusia, yaitu

    kemerdekaan, kebebasan bertindak, merasa bahwa seseorang itu penting dalam

    satu kelompok. Ikut ambil bagian dalam menyusun menentukan kebijakan sekolah

    mempunyai nilai tambah yaitu guru merasa penting, sebab dia menyumbang

    pendapat dalam mengambil keputusan ( lembaga).

    8. Teknik Supervisi

    Usaha untuk membentu meningkatkan danmengembangkan potensi

    sumberdaya guru dapata dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi.

    Umumnya alat dan dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat

    atau teknik. Teknik yang bersifat indif\vidual, yaitu teknik yang dilakukan

    dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat

    kelompok, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk melayani lebih dari satu orang (

    Sahertian, 2008: 52).

    Adapun teknik yang bersifat individual adalah sebagai berikut:

    a. Perkunjungan kelas (classroom vicition)

    Kinjungan yang dilakukan oleh supervisor kedalam kelas untuk melihat guru

    mengajar, dengan tujuan memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya

    selama guru mengajar. Dengan data itu supervisor dapat berbincang-

  • 34

    bincang guru tentang kesulitan yang dihadapi guru- guru. Pada kesempatan

    itu guru- guru dapat mengemukakan pengalaman- pengalaman yang

    berhasil dan hambatan- hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan,

    dorongan dan mengikut seratakan. Oleh karena sifatnya mengadakan

    peninjauan dan mempelajari sesuatu yang dilihat sementara guru

    mengajar, maka sering disebut observasi kelas. Kunjungan kelas dibedakan

    menjadi tiga jenis, yaitu:

    1). Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya, maksudnya supervisor

    secara tiba- tiba datang ke kelas sementara guru sedang mengajar. Segi

    positifnya adalah kepala sekolah dapat melihat keadaan yang sebenarnya,

    tanpa dibuat- buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru agar selalu

    mempersiapkan diri sebaik- baiknya. Untuk segi negatifnya guru menjadi

    gugup, karena tiba- tiba didatangi. Tentu timbul prasangka bahwa ia dinilai

    dan pastinya hasilnya tidak memuaskan.

    2). Perkunjungan dengan memebritahukan trlebih dahulu, maksudnya

    supervisor datang ke kelas berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan

    diberikan tiap kelas yang akan dikunjungi. Segi positifnya bagi supervisor

    kunjungan direncanakan ini sangat tepat dan ia punya konsep

    pengembangan yang kontinu dan terencana. Guru- guru pun dapat

    mempersiapkan sebaik- baiknya karena mereka sadar bahwa kunjungan itu

    akan membantu dia untuk dinilai.

  • 35

    3). Perkunjungan atas undangan guru, perkunjungan ini akan lebih baik oleh

    karena itu guru punya usaha dan motivasi untuk mempersiapkan diri dan

    membuka diri agar dia dapat memperoleh balikan dan pengalaman dalam

    berdialog dengan guru sedangkan guru akan lebih mudah untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya, karena motivasi untuk

    belajar dan pengalamandan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dirinya

    sendiri. Sedangkan segi negatifnya adalah ada kemungkinan timbul sikap

    manipulasi, yaitu dengan dibuat- buat untuk menonjolkan diri, padahal

    waktu- waktu biasa ia tidak berbuat seperti itu ( Sahartian, 2008: 54).

    b. observasi kelas (classroom observation)

    supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas

    selama pelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang

    subjektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah

    digunakan untuk menganalisis kesulitan- kesulitan yang dihadapi guru- guru

    dalam usaha memperbaiki peroses belajar mengajar (Pidarta, 1992: 227).

    c.Percakapan pribadi (individual converence)

    yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang

    guru. Dalam percakapan itu kedua- duanya berusaha berjumpa dalam

    pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-

    usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru (Sahartian,

    2008:73).

  • 36

    d. Saling mengunjungi kelas ( inter vision)

    Yaitu saling mengunjungi antara rekan guru yang satu dengan guru yang

    lain yang sedang mengajar. Ada dua jenis intervisition antara lain:

    a) Adakalanya seorang guru mengalami kesulitan dalam hal ini, supervisor

    mengarahkan dan menyerahkan kepada guru tersebut untuk melihat rekan-

    rekan guru yang lain mengajar. Sudah tentu guru yang ditunjuk adalah

    seorang yang memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam

    menggunakan teknik- teknik mengajar.

    b) Jenis yang lain adalah pada kebanyakan sekolah, kepala sekolah

    menganjurkan agar guru- guru saling mengunjungi rekan- rekan dikelas

    atau disekolah lain. Untuk cara yang kedua ini diperlukan perencanaan dan

    musyawarah terlebih dahulu (Sahertian, 2008: 79- 80).

    e) Menialai diri sendiri (self evaluation check- list)

    Salah satu tugas tersukar bagi guru- guru ialah melihat kemampuan diri

    sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan

    mengajarnya, disamping menilai murid- muridnya juga penilaian terhadap

    diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam

    pertumbuhannya (Sahertian, 2008: 83).

    Adapun teknik yang bersifat kelompok ( Sahertian, 2008: 86-111)

    diantaranya:

  • 37

    a. Pertemuan orientasi bagi guru baru

    Yaitu suatu pertemuan yang bertuajuan khusus mengantar guru untuk

    memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru

    baru akan tetapi juga seluruh staf guru.

    b. Panitia penyelenggara

    Yaitu suatu kegiatan yang diadakan bersama dimana guru dilibatkan dalam

    kepanitiaan dan beberapa guru ditunjuk sebagai penanggung jawab

    pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan tugas ini guru

    mendapat pengalaman dalam mencapai tujuannya sehingga guru dapat

    tumbuh dan berkembang dalam profesi mengajarnya dengan adanya

    pengalaman- pengalaman tersebut.

    c. Rapat guru

    Rapat guru, supervisor mengadakan pertemuan dengan guru- guru

    membahas masalah- masalah yang timbul pada saat proses belajar mengajar

    berlangsung. Jadi dengan adanya rapat guru ini guru dapat dibantu baik

    secara individu maupun secara kelompok untuk menemukan dan menyadari

    kebutuhanmereka, menganalisis problema- problema mereka dan

    mempertumbuhkan diri sendiri dan jabatan mereka.

    d. Studi kelompok antar guru

    Yaitu sesuatu kegiatan dimana guru- guru yang mengajar mata pelajaran

    yang sama berkumpul untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah

  • 38

    bahan mata pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang

    sedang berkembang.

    e. Diskusi sebagai proses kelompok

    Yaitu pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan

    bersama, dengan adanya diskusi dapat mengembangkan keterampilan guru

    dalam mengatasi kesulitan- kesulitan dengan jalan bertukar pikiran diantara

    guru.

    f. Tukar menukar pengalaman

    Yaitu suatu kegiatan dimana guru saling bertukar pikiran atau pengalaman,

    saling memberi dan meneriam, saling belajar satu sama yang lain. Dengan

    tujuan agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam

    membimbing murid dalam proses belajar mengajar.

    g. Loka Karya (Workshop)

    Dengan adanya loka karya ini dimaksudkan agar guru dapat menyusuncontoh

    model satuan pembelajaran untuk tiap bidang studi.

    h. Diskusi panel

    Diskusi panel adalah satu bentuk diskusi yang dipantaskan dihadapkan

    sejumlah partisipant atau pendengar dengan tujuan untuk memecahkan

    suatu problema yang mana para panelistnya terdiri dari orang- orang yang

    dianggap ahli dalam masalah yang didiskusikan.

  • 39

    i. Seminar

    Kegiatan ini biasanya mendatangkan tokoh ahli yang akan membahas suatu

    masalah tertentu kemudian akan ditanggapi oleh partisipant yang akan

    menghasilkan suatu kesimpulan dari masalah yang dibahas.

    j. Pelajaran contoh

    Suatu tehnik yang bersifat kelompok bilamana supervisor itu memberi

    penjelasan- penjelasan kepada guru- guru tentang mengajar yang baik.

    k. Membaca langsung

    Guru membaca langsung sumber- sumber pustaka yang ada disekolah atau

    tempat lainnya.

    l. Mengikuti kursus

    Suatu media yang dapat membentu guru dalam mengembangkan

    pengalaman profesi mengajar dan menambah keterampilan guru dalam

    melengkapi profesi mereka. Dalam hal ini guru mengikuti kursus yang bersifat

    penataran sehingga guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan

    tambahan sehingga mereka akan mengalami peningkatan dalam profesi

    mereka.

    Teknik individual maupun teknik kelompok semua perlu untuk dilakukan jika

    ingin pendidikan semakin maju dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

    Bagaimana guru juga masih harus banyak berlatih dan belajar. Entah itu dengan

    mengikuti workshop atau pelatihan lainnya.

  • 40

    Latar belakang adanya supervisi adalah bahwa guru- guru itu perlu tumbuh

    dalam jabatannya, maka setiap guru harus berusaha mengembangkan dirinya.

    Usaha yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan

    kualitas lembaga pendidikannya.

    Teknik dalam supervisi ini adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan

    supervisi. Menurut Bafadal teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi

    dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok

    (Nenglyla, 2017:27).

    a. Teknik supervisi individual

    Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan

    kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah khusus yang bersifat

    perorangan. Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain

    perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi

    kelas dan menilai diri sendiri.

    b. Teknik supervisi kelompok

    Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program

    supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Teknik kelompok dapat

    dilakukan dengan cara seperti rapat guru, lokakarya, penataran, seminar,

    diskusi, dan sebagainya.

    7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan

    Dalam konsep lama, supervisor dilakukan oleh seorang pemimpin, maka

    dalam tipe-tipe supervisi tidak dapat dilepaskan dari tipe-tipe kepemimpinan,

  • 41

    tetapi juga tipe-tipe kepengawasan. Menurut (Arikunto, 2004:14)ada lima

    tipe supervisi yaitu:

    a. Tipe Inpeksi

    Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otakratis, supervisi berarti

    inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang memperbaiki cara dan

    daya kerja sebagai pendidik dan mengajar.

    b. Tipe Laisses Faire

    Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi

    bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada

    supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya

    tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar

    sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan

    metode ataupun alat pelajaran.

    c. Tipe Coersive

    Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan

    kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun

    tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap

    saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk

    bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa

    diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi

    yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan

  • 42

    demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin

    menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

    d. Tipe Training and Guidance

    Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang

    positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan

    latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya

    kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu

    mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh

    atasannya.

    e. Tipe Demokratis

    Seperti namanya, tipe ini bersifat demokratis juga dalam pelaksanaan

    supervisi. Pada tipe ini juga berlaku sistem pendistribusian dan

    pendelegasian. Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga

    memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya

    seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau

    didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan

    kemampuan dan keahlian masing-masing.

  • 43

    B. Supervisi klinis

    1. Pengertian Supervisi klinis

    Menurut Acheson dan Gall supervisi klinis ialah proses membina guru

    untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku

    mengajar seharusnya yang ideal (Sahertian, 2008:31).

    Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan

    mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam perencanaan, pengamatan

    serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata,

    serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian,

    2008:36).

    Jadi supervisi klinis adalah suatu bimbingan yang tertuntun atau

    terencana oleh kepala sekolah untuk mengetahui kapasitas guru yang

    sesungguhnya. Dan juga kepala sekolah dapat membantu guru dalam

    menyelesaikan masalah dalam mengajar dan pastinya memberikan cara untuk

    mengatasinya. Ibaratkan seorang dokter dengan pasienya, mula-mula dicari

    terlebih dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan cara menanyakan

    kepada pasien, apa yang dirasakannya, dibagian mana dan bagaimana rasanya

    dan sebagainya.

    Setelah mengetahuinya semua tentunya sang dokter akan mengetahui

    jenis penyakitnya dan tahu cara pengobatanya, agar penyakit tersebut tidak

    semakin parah. Tentu saja prosedur yang digunakan oleh supervisor di sekolah

    tidak sama persis dengan seorang dokter dengan pasiennya tetapi hampir

    mendekati sama.

  • 44

    Dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah

    supervisor mengadakan pengamatan lagsung bagaimana cara guru mengajar,

    dengan cara mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor yang bersangkutan.

    Supervisi diartikan sebagai bimbingan dan tuntunan kearah perbaikan dan

    penyempurnaan proses pembelajaran. Sedangkan klinis dalam hal ini diartikan:

    a. Sebagai kegiatan observasi dari dekat dan dilakukan secara cermat.

    b. Mendeskripsikan hasil/ data observasi secara detail.

    c. Sebagai hubungan yang kooperatif antara supervisor dan guru untuk

    bersama- sama mencermati penampilan guru dalam mengajar.

    d. Mendorong guru melihat kekurangannya dalam mengajar dan menemukan

    cara untuk mengatasinya (Sahertian, 2008:31).

    2. Tujuan Supervisi Klinis

    Supervisi klinis difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui

    siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis

    intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan

    tujuan mengadakan modifikasi yang rasional.

    Tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki perilaku guru dalam

    proses pembelajaran, aspek demi aspek secara intensif, sehingga mereka dapat

    mengajar dengan baik. Karena apabila masalah ini dibiarkan akan tetap

    menyebabkan instabilitas dalam pembelajaran dikelas (Pidarta, 1996:26).

    Sedangkan tujuan supervisi menurut Azhar (1999:26) adalah memperbaiki cara

    mengajar guru di dalam kelas.

  • 45

    Sedangkan menurut Ashen dan Gall tujuan supervisi klinis adalah

    meningkatkan pengajaran guru kelas(Azhar, 1999:32). Tujuan ini diiringi tujuan

    yang lebih spesifik yaitu:

    a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru mengenai pelajaran

    yang dilaksanakan.

    b. Mendiagnosa dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.

    c. Membantu guru mengembangkan keterampilannya mengunakan strategi

    pengajaran.

    d. Mengoreksi guru untuk kepentingan promosi jabatan ke pentingan lainnya.

    e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan

    profesional yang berkesinambungan.

    Dari konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan supervisi klinis adalah

    untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar terutama yang

    kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka dapat

    mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa diperoleh dengan

    teknis yang lain (Azhar, 1999:22).

    Kenyataannya yang dilakukan supervisi adalah mengadakan evaluasi guru-

    guru semata. Diakhir semester guru- guru mengisi skala menelitian yang diisi

    peserta didik mengenai cara mengajar guru. Hasil penelitian diberikan kepada

    guru- guru tetapi tidak dianalisis mengapa guru- guru dalam mengajar hanya

    mencapai tingkat penampilan seperti itu. Cara ini menyebabkan ketidak puasan

    duru secara tersembunyi.

  • 46

    Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan supervisi klinis secara garis besar

    sebagai berikut: memperbaiki perilaku guru hanya yang bersifat kronis, artinya

    perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain.

    Menyediakan umpan balik secara obyektif bagi guru tentang kegiatan proses

    pembelajaran yang dilakukannya sebagai cermin agar guru dapat melihat apa

    yang dilakukan.

    3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis

    Supervisi klinis memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan

    model-model supervisi yang lain. Berikut ini akan diuraikan beberapa supervisi

    klinis menurut Wahyudi(2006:250-251) :

    a. Ada kesempatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi

    tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.

    b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam

    proses belajar mengajar yang spesifik. Misalnya cara mentertibkan kelas,

    teknik bertanya, teknik pengendalian kelas dalam metode keterampilan

    proses, teknik mengenai anak membandel, dan sebagainya.

    c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan perbuatan hipotesis bersama

    tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang baik. Hipotesis

    ini diambil dari teori-teori dalam proses belajar mengajar.

    d. Hipotesis diuji dengan data hasil pengamatan supervisor tentang aspek

    perilaku guru yang akan diperbaiki ketika sedang mengajar. hipotesis ini

    mungkin diterima, ditolak atau direvisi.

  • 47

    e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama yang

    sudah berhasil diperbaiki. Agar muncul kesadaran berapa pentingnya bekerja

    dengan baik serta dilakukan secara berkelanjutan.

    f. Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru dan sama-sama

    bertanggung jawab.

    g. Dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku itu satu-persatu

    diperbaiki sampai guru itu bekerja dengan baik. Atau kebaikan bekerja guru

    itu dipelihara agar tidak jelek lagi.

    Tidak jauh berbeda Wahyudi (2009:112-113) mengidentifikasi ciri-ciri supervisi

    klinis adalah sebagai berikut:

    a. Pada khakikatnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam

    meningkatkan kemampuan dan sikap profesionalnya.

    b. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar dan bukan

    mengubah kepribadian guru.

    c. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas

    keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.

    d. Bersifat kontruktif dan memberi penguatan (reinforcoment) pada pola-pola

    dan tingkah laku yang berhasil daripada mencela dan “menghukum” pola-

    pola tingkah laku yang belum berhasil.

    e. Tahapan supervisi klinis merupakan suatu kontinuitas dan dibangun atas

    dasar pengalaman masa lampau.

  • 48

    f. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang

    dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam

    mencari pengertian bersama dalam proses pendidikan.

    g. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan

    pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan

    mengembangkan gaya mengajarnya.

    h. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk

    menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana

    kegiatan menganalisis cara mengajar guru.

    i. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan

    kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran.

    j. Supervisor dan guru bersikap terbuka dalam mengemukakan pendapat dan

    dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi

    untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

    Supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau

    memerintah. Tetapi menciptakan hubungan manusiawi, sehingga guru-guru

    memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa aman diharapkan adanya kesendian

    untuk menerima perbaikan.

    Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru

    sendiri karena beliau memang membutuhkan bantuan itu. Tingkah laku yang

    dilakukan merupakan satuan integritas. Sehingga terlihat kemampuan apa,

    ketrampilan apa yang spesifik harus diperbaiki.

  • 49

    4. Manfaat Supervisi Klinis

    Manfaat utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan

    peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam

    bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan

    dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi

    utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya

    sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21).

    Supervisi juga bermanfaat mengoordinasi, menstimulasi, dan

    mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah,

    memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru,

    menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan

    pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan

    membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).

    Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang.

    Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor

    objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan

    membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan hal

    mengajar.

    Adapun manfaat dari supervisi klinis adalah sebagai berikut:

    a. Membantu guru dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bidang

    studi

  • 50

    b. Mengembangkan sumberdaya guru dalam memecahkan masalah- masalah

    pribadi yang berpengaruh terhadap kualitas kerja \ mengajar (Piet,2008: 150-

    151).

    Sedangkan menurut Agus Darma (2003: 153) manfaat dari supervisi klinis adalah

    sebagai berikut:

    a. Meningkatkan kemampuan guru

    b. Mengurangi penurunan kinerja guru

    Beban berat yang dimiliki seorang guru menyebabkan guru bekerja tidak

    bergairah. Kemungkinan bisa dikarenakan faktor kesehatan baik jasmani

    maupun rohani, faktor ekonomi maupun faktor sosial guru dimasyarakat.

    Maka dengan adanya supervisor yang memperhatikan guru diharapkan dapat

    memberikan manfaat- manfaat tersebut.

    5. Tahapan Supervisi Klinis

    Dalam mengadakan supervisi klinis, kepala sekolah hendaknya tetap

    bekerja sesuai dengan koridor dan proses yang teratur. Koridor dan proses yang

    teratur tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan guru yang

    bersangkutan, agar makna supervisi ini menjadi jelas bagi guru sehingga

    kerjasama dalam partisipasinya meningkat.

    b. Merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki serta pada sub pokok

    bahasan.

  • 51

    c. Merencanakan strategi untuk observasi.

    d. Mengobservasi guru mengajar, boleh memakai alat bantu.

    e. Menganalisis proses belajar oleh supervisor dan guru secara terpisah.

    f. Merencanakan pertemuan, boleh juga dengan pihak ketiga yang ingin

    mengetahui.

    g. Melaksanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara kerja

    atau mengajar selama dibahas bersama.

    h. Membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan

    mengulangi dari langkah awal sampai akhir (Pidarta, 2002:251).

    i.

    Sedangkan Sahertian(2000:51) menyatakan ada tiga langkah dalam

    supervisi klinis yaitu: pertemuan awal, observasi, dan pertemuan akhir.

    Sedangkan Soetjipto dan Kosasi membuat lima langkah atau tahap dalam

    supervisi klinis yaitu: perencanaan observasi, melaksanakan observasi, melakukan

    analisis dan melakukan strategi, melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi,

    dan melakukan analisis (Soetjipto dan Kosasih, 1999:68).

    Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis itu

    berorientasi pada tiga hal: melakukan perencanaan secara mendetail termasuk

    membuat hipotesis, melaksanakan pengamatan secara cermat atau menganalisis

    hasil pengamatan serta memberikan umpan balik kepada guru yang

    bersangkutan.

    Berikut ini adalah langkah-langkah supervisi klinis yang dirangkum dari

    pendapat Pidarta:

  • 52

    a. Pertemuan awal atau perencanaan yang terdiri dari:Menciptakan hubungan

    yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinis sehingga

    partisipasi guru meningkat.

    1) Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar mengajar

    yang perlu diperbaiki.

    2) Membuat skala prioritas aspek-aspek perilaku yang akan diperbaiki.

    3) Membuat hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub topik

    bahan pelajaran tertentu.

    b. Persiapan yang terdiri dari:

    1) Bagi guru tentang cara mengajar yang baru hipotesis.

    2) Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti tape recorder,

    video, daftar cek, dan sebagainya.

    c. Pelaksanaan yang terdiri dari:

    1) Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek-aspek perilaku yang

    diperbaiki.

    2) Supervisor mengobservasi.

    3) Menganalisis hasil mengajar secara terpisah.

    d. Pertemuan akhir

    1) Guru memberikan tanggapan, penjelasan atau pengakuan.

    2) Supervisor memberi tanggapan atau usulan.

    3) Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesis diterima,

    ditolak, atau direvisi.

    4) Menentukan rencana berikutnya

  • 53

    5) Mengulangi memperbaiki aspek yang tadi

    6) Meneruskan untuk memperbaiki aspek-aspek yang lain

    (Pidarta,2002:252-253).

    Langkah-langkah tersebut merupakan bentuk upaya supervisor untuk

    meningkatkan kinerja para guru. Karena supervisor merupakan pimpinan bagi

    para guru yang akan mengevaluasi dan membina. Melalui langkah-langkah

    tersebut diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

    Sebagai pemimpin supervisor harus benar-benar memperhatikan kondisi riil

    dilapangan.

    Kepemimpinan merupakan aspek penting dari pekerjaan supervisor. Para

    supervisor bertanggung jawab atas kualitas kinerja para guru yang dipimpinnya.

    Oleh sebab itu, kemampuan memimpin sangat diperlukan untuk mengemban

    tanggung jawab itu. Prinsip dari kepemimpinan itu sebenarnya telah lama dikenal

    dalam sejarah umat manusia. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor

    penentu bagi berhasil tidaknya pencapaian tujuan. Dapat dinyatakan bahwa

    kempampuan supervisor untuk memimpin guru akan sangat dipengaruhi

    produktivitas unit kerja.

  • 54

    6. Bentuk-Bentuk Supervisi Klinis

    Ada 3 macam bentuk supervisi:

    a. Supervisi Akademik

    Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah

    akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan

    pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

    b. Supervisi Administrasi

    Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek

    administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar

    terlaksananya pembelajaran.

    c. Supervisi Lembaga

    Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada asp