221
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH 1 METRO TESIS Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Oleh: Oleh: Dwi Susanto NPM : 1605511 PASCASARJANA (Ps) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H / 2018 M

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

i

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMK MUHAMMADIYAH 1 METRO

TESIS

Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister

dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Oleh:

Dwi Susanto NPM : 1605511

PASCASARJANA (Ps)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H / 2018 M

Page 2: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

ii

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMK MUHAMMADIYAH 1 METRO

TESIS

Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister

dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Oleh:

Dwi Susanto NPM : 1605511

Pembimbing I : Dr. Mahrus As’ad, M. Ag

Pembimbing II : Dr. Khoirurrijal, MA

PASCASARJANA (Ps)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H / 2018 M

Page 3: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

iii

ABSTRACT

DWI SUSANTO. 2017. CLINICAL SUPERVISION IMPLEMENTATION IN

IMPROVING THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHERS OF

ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION IN SMK MUHAMMADIYAH 1

METRO

This thesis aims to examine the problems of implementation of clinical

supervision in improving professional competence of PAI teachers in SMK

Muhammadiyah 1 Metro with the focuses of this research are: 1) How is the

implementation of clinical supervision in improving professional competence of

PAI teachers in SMK Muhammadiyah 1 Metro? 2) What supporting factors are

faced in the implementation of clinical supervision in improving the professional

competence of PAI teachers in SMK Muhammadiyah 1 Metro? 3) What inhibiting

factors are faced in the implementation of clinical supervision in improving the

professional competence of PAI teachers in SMK Muhammadiyah 1 Metro? 4)

What kind of efforts to solve the obstacle of the implementation of clinical

supervision in improving professional competence of PAI teachers in SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

The design of this research uses qualitative approach with descriptive

research model. So this research is descriptive qualitative research. Data

collecting was conducted through interview, observation and documentation

while data analysis is using miles and Huberman techniques, those are: data

reduction, data presentation, and conclusion.

The results showed that: (1) Clinical Supervision performed by

headmaster of SMK Muhammadiyah 1 Metro assisted by Vice Principal of

Curriculum Field that way of individual techniques, class observation and private

conversation to Islamic religious education teacher through planning,

implementation and monitoring evaluation. (2) Another factors are high support

from school management regarding the completeness of assessment instruments,

facilities and infrastructure, and human relationships between supervisors and

teachers of Islamic religious education. (3) Barriers to the implementation of

clinical supervision: (a) lack of time of clinical supervision; (b) teachers

sometimes feel poorly prepared and disturbed because they are not used to being

supervised clinically; (c) the assessment of Islamic religious education teachers is

only formative; (d) in teaching and learning process some teachers have not used

media tools; (e) teachers have limited ability in developing teaching materials;

(4) Efforts to solve the obstacles: (a) problems are made of priority scale in the

solution; (b) supervisors need to consider psychological, sociological, religious,

comfort and other aspects; (c) the improvement and coaching of the working

group of teachers of Islamic religious education; (d) the need for training,

seminars, short course, and making higher education; (e) conducting regular,

gradual and sustainable coaching and conducting comparative study visit to more

advanced schools.

Page 4: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

iv

ABSTRAK

DWI SUSANTO. 2017. IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH 1 METRO

Tesis ini berupaya mengkaji permasalahan implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi profesional di SMK Muhammadiyah 1 Metro

dengan fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro? 2) Faktor pendukung apa saja yang dihadapi dalam implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro? 3) Faktor penghambat apa saja yang dihadapi dalam

implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru

PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro? 4) Upaya apa saja untuk mengatasi

penghambat implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

profesional PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Desain penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan

model penelitian deskriptif. Jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan

dokumentasi sedangkan analisa data menggunakan teknik Miles and Huberman

yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Supervisi klinis dilakukan oleh

kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro yang dibantu Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum dengan cara teknik perorangan, observasi kelas dan

percakapan pribadi terhadap guru pendidikan agama Islam dengan melalui tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi. (2) faktor pendukung:

adanya dukungan yang tinggi dari pihak pengelola sekolah berkenaan dengan

kelengkapan intrumen penilaian, sarana dan prasarana, dan hubungan yang

manusiawi terhadap supervisor dengan guru pendidikan agama Islam. (3)

Hambatan pelaksanaan supervisi klinis: (a) kurangnya waktu supervisi klinis; (b)

guru terkadang merasa kurang siap dan terganggu karena belum terbiasa

disupervisi klinis; (c) penilaian guru pendidikan agama Islam hanya secara

formatif saja; (d) dalam proses belajar mengajar sebagian guru belum memakai

alat media; (e) guru terbatas kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar; (4)

Upaya dalam mengatasi hambatan: (a) permasalahan dibuat skala prioritas dalam

pemecahannya; (b) supervisor perlu mempertimbangkan aspek psikologis,

sosiologis, religius, kenyamanan dan lainnya; (c) perbaikan serta pembinaan

bersama kelompok kerja guru pendidikan agama Islam; (d) perlu adanya

pelatihan/diklat, seminar, shortcourse, dan sekolah lanjut; (e) pembinaan secara

rutin, bertahap dan berkelanjutan dan melakukan studi komparatif visitasi ke

sekolah-sekolah yang lebih maju.

Page 5: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

v

Page 6: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

vi

Page 7: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

vii

Page 8: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

viii

MOTTO

أيها ي ا إذا قيم نكى تفسحىا في ٱنذي هض ءايى ج يفسخ ٱفسحىا ف ٱن نكى ٱلل

يزفع ٱششوا ف ٱششوا وإذا قيم ٱلل ءايىا يكى و ٱنذي ٱنعهى أوتىا ٱنذي

ت و درج خبيز ٱلل هى ا تع ١١ب

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan1

1 Departemen Agama RI , Al-Hikmah Al- Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV

Diponegoro, 2006), h. 543

Page 9: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ṭ ط Tidak dilambangkan ا

ẓ ظ B ب

´ ع T ت

g غ ś ث

f ف J خ

q ق ḥ ح

k ك Kh ج

l ل D د

m و ż ذ

R n ر

w و Z س

S h ص

` ء Sy ش

y ئ Ş ص

ḍ ض

Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda

ي -ا - â

ي - î

و - û

ا ي - ai

ا و - au

Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari : Tim Puslitbang Lektur Keagamaan,

Pedoman Transliterasi Arab-Latin, Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur

Pendidikan Agama, Badan Lotbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen

Agama RI, Jakarta, 2003.

Page 10: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

x

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia

dan hidayah-Nya, maka saya persembahkan karya saya ini kepada:

1. Istri tercinta (Mariana) yang penuh kasih sayang, perhatian serta kesabaran

dalam mendo’akan demi keberhasilan saya.

2. Kedua anakku tercinta (Meliana Ayu Safitri dan Edo Prasetya Wibowo),

yang menjadi motivasi saya dalam menyelasaikan penulisan Tesis ini.

Page 11: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xi

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan inayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Penulisan Tesis ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan program Strata Dua (S2) atau magister pada

Pascasarjana (Ps) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh

gelar M.Pd.

Dalam upaya penyelesaian Tesis ini, penulis telah banyak menerima

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis

mengucapkan terimakasih kepada Yth:

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Metro.

2. Dr. Hj. Tobibatussa’adah, M.Ag selaku Direktur sekaligus selaku Kaprodi

Hukum Keluarga Pascasarjana (Ps) IAIN Metro yang senantiasa tanggap

terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswanya dan senantiasa memberikan

motivasi terhadap mahasiswa.

3. Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag., selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana (Ps) IAIN Metro yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-

kesulitan mahasiswanya dan senantiasa memberikan motivasi terhadap

mahasiswa.

Page 12: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xii

4. Dr. Mahrus As’ad, M.Ag, selaku asisten direktur Pascasarjana (Ps) IAIN

Metro sekaligus sebagai pembimbing I yang telah menyediakan waktu untuk

melakukan bimbingan dan arahan.

5. Dr. Khoirurrijal, S.Ag., MA, selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab

Pascasarjana (Ps) IAIN Metro sekaligus pembimbing II yang telah

menyediakan waktu untuk melakukan bimbingan dan arahan.

6. Segenap dosen dan karyawan Pascasarjana (Ps) IAIN Metro, yang telah

banyak memberikan bantuan dan bimbingan.

7. Istri dan anak-anakku tercinta yang telah banyak memberikan motivasi.

Kritik dan saran demi perbaikan Tesis ini sangat diharapkan dan akan

diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian ini

kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.

Aamiin.

Metro, 05 Februari 2018

Penulis

Dwi Susanto

NPM . 1605511

Page 13: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ........................................................................ i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

ABSTRACT ......................................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... vi

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x

KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Fokus Pertanyaan Penelitian ................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

Page 14: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xiv

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 17

A. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam ..................... 17

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama

Islam ................................................................................................. 17

2. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama

Islam ................................................................................................. 21

3. Tipologi Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam . 24

4. Faktor Pembentuk Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Pendidikan Agama Islam ................................................................. 32

B. Supervisi Klinis Untuk Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Pendidikan Agama Islam ...................................................................... 50

1. Pengertian Supervisi Klinis ............................................................. 50

2. Tujuan dan Prinsip Supervisi Klinis ................................................ 52

3. Peranan Supervisor dalam Peningkatan Kompetensi Profesional

Guru Pendidikan Agama Islam ........................................................ 55

4. Prosedur Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam ................ 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 68

A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 68

Page 15: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xv

B. Sumber Data/Informan Penelitian ....................................................... 70

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 71

1. Wawancara ....................................................................................... 71

2. Pengamatan (Observasi) .................................................................. 72

3. Dokumentasi .................................................................................... 73

D. Teknik Pengujian Keabsahan Data ....................................................... 73

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 77

A. Temuan Umum Penelitian .................................................................... 77

1. Sejarah Berdirinya SMK Muhammadityah 1 Metro ....................... 77

2. Identitas Sekolah .............................................................................. 79

3. Visi, Misi dan Tujuan SMK Muhammadiyah 1 Metro ................... 80

4. Kondisi Sosiologis dan lokasi penelitian ........................................ 84

B. Temuan Khusus Penelitian ................................................................... 96

1. Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan Kompetensi

Profesional Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro ................ 95

2. Faktor pendukung implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro .......................................... 116

3. Faktor penghambat implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro .......................................... 123

Page 16: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xvi

4. Upaya mengatasi hambatan implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro .......................................... 126

C. Pembahasan ......................................................................................... 130

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 143

A. Kesimpulan ........................................................................................... 143

B. Implikasi ............................................................................................... 145

C. Saran .................................................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 17: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 :: Data perbedaan supervise klinis dan non klinis ............................ 63

Tabel 2 : Keadaan peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Metro T.P.

2017/2018 ..................................................................................... 86

Tabel 3 : Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Muhammadiyah

1 Metro T.P. 2017/2018 ............................................................... 87

Tabel 4 : Data Sarana dan Prasana SMK Muhammadiyah 1 Metro ........... 90

Page 18: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK

Muhammadiyah 1 Metro ............................................................... 147

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara dengan Waka Kurikulum SMK

Muhammadiyah 1 Metro ............................................................... 150

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

SMK Muhammadiyah 1 Metro ..................................................... 152

Lampiran 4 : Pedoman Dokumentasi ................................................................... 154

Lampiran 5 : Pedoman Observasi ........................................................................ 155

Lampiran 6 : Petikan Wawancara ........................................................................ 156

Lampiran 7 : Foto Kegiatan Penelitian ................................................................ 180

Lampiran 8 : Instrumen Penilaian Supervisi Klinis ............................................. 188

Lampiran 9 : Biografi Penulis .............................................................................. 189

Lampiran 10 : Surat Izin Research ........................................................................ 190

Lampiran 11 : Surat Tugas Research ..................................................................... 191

Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Penelitian ......................................................... 192

Lampiran 13 : Kartu Konsultasi Bimbingan Tesis ................................................ 193

Page 19: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xix

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru, Bandung: Alfabeta, 2012

Agustinus Hermino, Kepeimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perpektif Islam, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja

Gravindo Persada, 2013

Akhyak, Profil Pendidik Profil Pendidik Sukses,Surabaya: Elkaf, 2005

Ali Rohmad, Kapita selekta Pendidikan, Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004

Ani Puspa Rini, Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru

Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMKN 10 Malang), dalam

http;//www.Digilib UIN Malang, (diakses tanggal 10 Mei 2017)

Arif Maulana, Supervisi Akademik Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kinerja Mengajar Guru (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang

1), dalam http;//www.Digilib UIN Malang, (diakses tanggal 10 Mei 2017)

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktek, (Yogyakarta:

TERAS, 2009

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Rosda Karya,

2007

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, Bandung: CV Yrama Widya, 2008

Farida Rahmawati, Peran Pengawas dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial

Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Tulung

Kabupaten Klaten Tahun 2008 dalam http;//www. Digilib UIN Sunan

Kalijaga (diakses tanggal 15 Mei 2017)

Hammzah B Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Page 20: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xx

H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009

Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina

Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial dan Agama, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2010

J. R, Raco, Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karaktersistik dan keunggulannya,

Jakarta: Grasindo, 2010

Juhri AM, Profesi Kependidikan dan Bimbingan Konseling, Metro, CV. Laduny

Alifama, Tt

Karniti, Supervisi Klinis dengan Pendekatan “PIS” Sebagai Upaya Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Guru” Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan

Kepengawasan, UPT Dindikbud Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, ISSN

2355-9683 Vol. 1, No. 2, Oktober 2014

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Offset, 2002

Luk-Luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Jember: CSS, 2008

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007, cet, ke 21

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,

Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali, 2009

_________, Paradigma Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung

Persada Press Group, 2013

Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004

Page 21: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xxi

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013

Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “Memberdayakan dan Mengubah Jalan

Hidup Siswa” Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Nasution, Metode Researh, Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:

Bumi Aksara, 2004

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Piet A. Suhertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,

Surabaya: Usaha Nasional, 2006

Rohimah, Pelaksanaan Supervisi Klinis di Sekolah Upaya Peningkatan Kinerja

Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Kecamatan Jaten

Kabupaten Karanganyar, (dalam http;//www. Digilib IAIN Surakarta

(diakses tanggal 10 Mei 2017)

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010

_________, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2011

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Proses pendidikan Bandung:

Alfabeta,2010, cet ke- 2

___________, Kemampuan Profesional dan Guru dan Tenaga Kependidikan,

Bandung: Alfabeta, 2009

Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan kualitas Profesionalisme

Guru, Bandung: Alfabeta, 2013

Page 22: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

xxii

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1989

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan

Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006

Page 23: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang

selalu menyerpurnakan iman, taqwa, dan akhlak serta berupaya membangun

peradapan dan keharmonisan kehidupan khususnya dalam membangun

peradapan bangsa yang bermatabat, oleh sebab itu seorang guru pendidikan

agama Islam dituntut untuk menanamkan peranan bukan hanya sekedar

melaksanakan transformasi ilmu, tetapi juga harus melaksanakan tugasnya

sebagai seorang pendidik, artinya guru harus dapat membentuk sikap anak

didiknya sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Sebagai pendidik atau pengajar, guru merupakan satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi

pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan daya manusia yang

dihasilkan dari upaya pendidikan bermuara pada faktor guru. Hal ini

menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.1

Guru berperan dalam menentukan mutu pendidikan manakala memiliki

kualifikasi, kompentensi, dan profesionalisme yang memadai. Tercapainya

tujuan pendidikan nasional juga menjadi tanggung jawab guru, sebagaimana

dinyatakan dalam UU SPN No. 20 tahun 2003 pasal 42 bahwa pendidik harus

mempunyai kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang

1 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), cet, ke 21 h. v

Page 24: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

2

kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

Sehingga seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.3

Namun sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi di zaman

globalisasi sekarang ini semakin canggih dan mengalami pertukaran yang

sangat cepat. Maka sebagai seorang guru pendidikan agama Islam harus dapat

menyesuaikan dengan keadaan tersebut salah satunya dengan cara selalu

meningkatkan kompetensi profesional.

Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan,

pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah

tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan,

meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada

peserta didiknya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan

zaman.4

Salah satu di antara beberapa tantangan globalisasi yang harus disikapi

guru dengan mengedepankan profesionalisme menurut Kunandar adalah:

2 Agustinus Hermino, Kepeimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), h. 190 3 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 8-9. 4 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…., h. 3

Page 25: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

3

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan

mendasar. Dengan kondisi ini guru harus bisa menyesuaikan diri dengan

responsif, arif dan bijaksana. Responsif artinya guru harus bisa menguasai

dengan baik produk ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama yang

berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan

menggunakan multimedia. Tanpa penguasaan Iptek yang baik, maka guru

akan tertinggal dan menjadi korban Iptek.5

Sementara itu menurut Kunandar salah satu di antara beberapa

paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini adalah guru

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir

sehingga memiliki wawasan yang luas dan tidak tertinggal dengan informasi

terkini. Guru mempunyai visi ke depan dan mampu membaca tantangan

zaman sehingga siap menghadapi perubahan dunia yang tak menentu yang

membutuhkan kecakapan dan kesiapan yang baik.6

Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru,

dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional. Apalagi lahirnya

Undang-Undang Guru dan Dosen menuntut sosok guru yang berkualifikasi,

berkompetensi, dan bersertifikasi.7

Dewasa ini banyak guru sudah memperoleh sertifikat sebagai guru

profesional, namun realitas di lapangan pola pembelajaran sebagai guru

5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 38 6 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,.. h. 43 7Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,...h. 42

Page 26: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

4

profesional belum nampak secara signifikan perubahannya, diakibatkan

kurangnya penguasaan materi yang diajarkan, sistem penilaian yang belum

berorientasi pada penilaian pada kinerja siswa serta pengembangan profesi

dalam kegiatan-kegiatan masih rendah sehingga proses pembelajaran kurang

berjalan dengan baik.8

Di samping masalah-masalah di atas yang banyak mengakibatkan

seorang guru tidak profesional dalam menjalankan tugasnya adalah

kurangnya seorang guru pendidikan agama Islam dalam menggunakan alat

media pembelajaran di tempat mereka mengajar serta berbagai macam

persoalan hidup baik itu pribadi guru yang bersangkutan yang mana

mengakibatkan guru pendidikan agama Islam kurang profesional dalam

mengajarnya.

Dalam hal ini guru pendidikan agama Islam sebagai tenaga pendidik

yang terjun langsung dalam proses belajar mengajar juga harus bisa

menguasai teknologi pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut

peningkatan kompetensi profesional guru sangat diperlukan. Peningkatan

kompetensi profesional guru tidak lepas dari peran guru senior, kepala

sekolah, pengawas sekolah dan seluruh stakehorder dalam sebuah lembaga

pendidikan.

Berdasarkan pra survey di SMK Muhammadiyah 1 Metro sebagai

lembaga pendidikan yang mempunyai nilai positif yang mempunyai visi

menyiapkan calon wira usaha yang memiliki Imtaq dan Iptek. Keberadaan

8 Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 202

Page 27: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

5

sekolah ini dituntut untuk mengembangkan serta meningkatkan mutu

pendidikan nasional dan yayasan Muhammadiyah agar dapat bersaing dengan

sekolah umum salah satunya dengan peningkatan kompetensi profesional

guru pendidikan agama Islam.9

Untuk mewujudkan visi pendidikan di SMK Muhammadiyah 1 Metro

harus melibatkan faktor, baik yang berhubungan dengan usaha lembaga, anak

didik, guru dan prasarana, serta lingkungan pendidikan sebagai suatu sistem

saling mendukung melengkapi dalam keberlangsungan proses pendidikan

agama Islam, maka kemungkinan besar akan membawa keberhasilan peserta

didik. Sebab keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh kompetensi

profesional guru dan kemampuan nalar peserta didiknya.

Berdasarkan wawancara awal dengan kepala sekolah SMK

Muhammadiyah 1 Metro, diperoleh bahwa untuk mewujudkan visi dan misi

SMK Muhammadiyah 1 Metro guru pendidikan agama Islam sangatlah

berperan namun saat ini kenyataannya masih ada salah satu guru pendidikan

agama Islam yang belum menyandang gelar sarjana pendidikan agama Islam,

kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran, mengolah materi

pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik, melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.10

9 Pra Survey di SMK Muhammadiya 1 Metro, tanggal 17 Juli 2017

10 Wawancara dengan Suharto, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro

Page 28: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

6

Untuk itu kegiatan supervisi penting dilaksanakan oleh supervisor

terhadap guru pendidikan agama Islam, karena itu merupakan fungsi atau

proses manajemen yang wajib dilaksanakan secara nyata di sekolah. Sesuai

dengan hakekatnya kegiatan supervisi dilakukan oleh supervisor dalam

rangka mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapai sehingga akan

diketahui faktor-faktor penyebab yang menghambat tujuan pendidikan

tercapai dengan efektif dan efisien.

Dalam praktik supervisi pendidikan, ada beberapa yang dilakukan yaitu

konvensional, ilmiah, klinis dan artistic. Supervisi klinis merupakan bantuan

bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajarnya

dan dapat dilakukan untuk kepentingan calon guru dalam pendidikan pra-

jabatan maupun latihan dalam jabatan.11

Penerapan supervisi pendidikan di

sekolah ada beberapa pertimbangan rasional, apa yang menjadi keinginan dan

apa yang menjadi harapan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah beserta

stakeholder yang ada di dalamnya.

Setiap supervisi pendidikan mempunyai sisi-sisi kelemahan dan

kelebihan. Untuk itu sebagai supervisor seharusnya cermat dan penuh

pertimbangan secara obyektif dan ilmiah apabila akan menggunakan

supervisi pendidikan.

Supervisi klinis merupakan salah satu tugas kepala sekolah, guru senior

dan tim pengawas dari dinas pendidikan dalam membina guru melalui fungsi

pengawasan. Pengawasan pada intinya yaitu melakukan pembinaan,

11

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Referensi

Gaung Persada Press Group, 2013), h. 63

Page 29: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

7

bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang

dihadapi guru secara bersama dalam proses pembelajaran dan bukan mencari

kesalahan guru.

Kenyataan di lapangan secara umum, fungsi supervisi belum

dilaksanakan secara profesional sesuai dengan hakikat supervisi itu sendiri.

Supervisi dilaksanakan secara insendental ketika membuat laporan untuk

kebutuhan sesaat tanpa ada tindak lanjut dari hasil pengawasan. Selain itu,

berdasarkan suatu studi diketahui adanya kesenjangan antara harapan dan

kenyataan dalam rangka pelaksanaan supervisi. Kesenjangan dapat dilihat

dari sifat dan tujuan supervisi. Diketahui bahwa tujuan supervisi seharusnya

membantu dalam perbaikan proses pembelajaran, kenyataannya dalam

praktiknya supervisor lebih menekankan pada tanggung jawab administratif

guru.12

Ada beberapa faktor yang mendorong dikembangkannya supervisi

klinis bagi guru-guru, antara lain: 1) kenyataannya yang dilakukan dalam

supervisi, para supervisor hanya melakukan evaluasi guru semata. 2) Pusat

pelaksanaan adalah supervisor, bukan berpusat pada apa yang dibutuhkan

guru, baik kebutuhan professional sehingga guru-guru tidak memperoleh

sesuatu yang berguna bagi pertumbuhan profesinya. 3) Dengan menggunakan

merit rating (alat penilaian kemampuan guru), maka aspek-aspek yang diukur

terlalu umum dan abstrak. 4) Umpan balik yang diperoleh dari hasil

pendekatan, bersifat memberi arahan, petunjuk, intruksi, dan tidak menyentuh

12

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi pendidikan (Bandung:

Alfabeta, 2010), cet ke- 2, h.98

Page 30: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

8

masalah manusia yang terdalam yang dirasakan guru-guru, sehingga hanya

bersifat di permukaaan. 5) Tidak diciptakan hubungan identifikasi dan

analisis diri, sehingga guru-guru melihat konsep dirinya. 6) Melalui diagnosis

dan analisis dirinya sendiri, guru menemukan jati dirinya. Ia harus sadar akan

kemampuan dirinya dengan menerima dirinya dan timbul motivasi untuk

memperbaiki dirinya sendiri.13

Dari praktik-praktik yang kurang manusiawi itu, menyebabkan

kegagalan dalam pemberian supervisi kepada guru-guru. Oleh karenanya

sagat diperlukan adanya supervisi klinis. Maka dapat dikatakan bahwa tujuan

dari supervisi klinis adalah memberi layanan dan bantuan secara manusiawi,

dalam arti lebih mengedepankan pola pendekatan dan pengembangan guru

secara personal agar mereka dapat menemukan dirinya sendiri dan pada

gilirannya mampu meningkatkan pola pembelajaran secara lebih baik.

Berdasarkan berbagai masalah di atas dapat diambil sub fokus masalah

diantaranya: kurang maksimalnya guru pendidikan agama Islam dalam

rangka pengembangan kompetensi profesionalnya, pola guru masih berfikir

secara tradisional, kurangnya penguasaan materi pembelajaran, penilaian

belum berbasis pada kinerja siswa, guru pendidikan yang belum menyandang

gelar sarjana pendidikan agama Islam, kesulitan dalam menyusun perangkat

pembelajaran, mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif,

melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan

13

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia), (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 37

Page 31: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

9

diri, supervisi klinis dilaksanakan hanya isendental saja, supervisor lebih

menekankan pada tanggung jawab administratif guru.

Berdasarkan sub fokus masalah di atas salah satu faktor penyebab yang

paling dominan diduga karena kurangnya kompetensi profesional guru

pendidikan agama Islam, dalam rangka meningkatkan profesional guru

pendidikan agama Islam salah satunya dengan implementasi supervisi klinis.

Berdasarkan berbagai uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui

tentang implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam, maka penulis memilih judul

“Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan Kompetensi Profesional

Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro”.

B. Fokus Pertanyaan

Mengingat cukup banyak masalah di atas, serta keterbatasan penulis

dalam melakukan penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

profesional guru pendidikan Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

2. Faktor pendukung apa saja yang dihadapi dalam implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Page 32: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

10

3. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi dalam implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

4. Upaya apa saja untuk mengatasi penghambat implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam

di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendukung apa saja yang

dihadapi dalam implementasi supervisi klinis dalam peningkatan

kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor penghambat apa saja yang

dihadapi dalam implementasi supervisi klinis dalam peningkatan

kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro.

4. Untuk mengetahui dan menjelaskan upaya apa saja dalam mengatasi

penghambat implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

Page 33: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

11

profesional guru pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1

Metro.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berusaha untuk dapat mengambil manfaat atau kegunaan

penelitian ini dari dua sisi, yaitu teoritis dan praktis :

1. Manfaat teoritis :

Penelitian ini akan bermanfaat sebagai masukan atau sumbangsih

pemikiran kepada praktisi pendidikan, khususnya di SMK Muhammadiyah

1 Metro dalam rangka peningkatan kompetensi guru pendidikan agama

Islam.

2. Manfaat praktis antara lain :

a) Bagi almamater, hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai masukan

atau sumbangan pemikiran dan menambah sumber bacaan di

perpustakaan serta sebagai pertimbangan tambahan sumber referensi

dari literatur-literatur yang ada.

b) Bagi peneliti, dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan, wawasan dan pengalaman penulis, khususnya yang

berkenaan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

c) Bagi lembaga obyek penelitian, dengan adanya penelitian ini

setidaknya dapat dipergunakan sebagai masukan bagi pengelola

sekolah dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam.

Page 34: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

12

d) Bagi ilmu pendidikan, hasil penelitian ini akan turut memperkaya

khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada

khususnya.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan penelusuran di berbagai perpustakaan sejauh ini belum

ditemukan karya ilmiah yang secara khusus meneliti tentang Implementasi

Supervisi Klinis dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro.

Namun demikian ada sejumlah karya tulis ilmiah yang secara umum

berkaitan dengan penelitian ini. Karya tulis tersebut diantaranya berjudul :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Maulana 2012 dengan judul Supervisi

Akademik Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru

(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1).14

Yang terfokus pada

dual hal yaitu: a) Bagaimana supervisi akademik yang dilakukan kepada

kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru di Madrasah

Aliyah Negeri Malang 1?. Dan b) Apa kendala kepala madarasah beserta

solusi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja

mengajar guru di Madrasah Aliyah Negeri malang 1?. Penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif dengan rangcangan studi kasus.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah (1) Supervisi

14

Arif Maulana, Supervisi Akademik Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja

Mengajar Guru (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1), dalam http;//www.Digilib

UIN Malang, (diakses tanggal 10 Mei 2017)

Page 35: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

13

akademik yang dilakukan kepala madrasah Aliyah Negeri Malang 1

merupakan bentuk dari serangkaian kegiatan usaha memberikan bantuan

terhadap guru dalam meningkatkan kinerja mengajarnya. (2) Kendala yang

dihadapi beserta solusi kepala Madrasah Aliyah Negeri Malang 1 dalam

melaksanakan supervisi dalam meningkatkan kinerja guru mengajar

diantataranya meliputi: (a) Faktor guru yang kurang berkenan dengan

kegiatan supervisi dan karakter tiap individu guru yang tidak ingin maju

atau kurang minat terhadap supervisi membuat jalannya kegiatan supervisi

menjadi kurang maksimal. Adapun solusi yang diambil adalah dengan

lebih meningkatkan dalam memberikan motivasi kepada guru-guru dengan

memberikan reward terhadap guru yang mampu menunjukan prestasi

dalam meningkatkan kinerja mengajarnya. (b) Waktu supervisi yang

dijadwalkan seringkali menjadi tidak terlaksana karena tugas dan

kewajiban kepala madrasah selain supervisi. Adapun solusi yang diambil

diantaranya adalah memberikan intruksi khusus kepada wakil kepala

madrasah bidang kurikulum untuk sementara menggatikan posisi kepala

sekolah menjadi supervisor. (c) dana menjadi salah satu terhambatnya para

guru lambat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

peningkatan kinerja mengajar guru. Adapun solusinya yang diambil

diantaranya dengan menganggarkan dana dari madrasah untuk

pengembangan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar,

workshop, dan sejenisnya. Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah

sama-sama meneliti supervisi yang dilakukan supervisor. Adapun

Page 36: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

14

perbedaannya adalah penelitian ini difokuskan pada supervisi akademik

yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja mengajar

guru.

2. Peneltian yang dilakukan oleh Ani Puspa Rini, 2001 dengan judul

Supervisi Kepala Sekolah dalam Peninkatan Kinerja Guru Pendidikan

Agama Islam (Studi Kasus di SMKN 10 Malang).15

Fokus penelitian

tersebut pada beberapa hal, yakni (1) Unsur-unsur yang disupervisi kepala

sekolah terhadap guru pendidikan agama Islam di SMKN 10?, (2)

Bagaimanakah strategi supervisi kepala SMKN 10 dalam meningkatkan

kinerja guru pendidikan agama Islam?, (3) Apakah feed back dan tindak

lanjut pelaksanaan supervisi kepala SMKN 10 dalam meningkatkan

kinerja guru pendidikan agama Islam?. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan rangcangan studi kasus tunggal. Adapun

hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah (1) Unsur-unsur yang

supervisi kepala sekolah SMKN 10 Malang adalah bidang kompetensi

pedagogik khusunya perencana pembelajaran, proses mengajar mengajar,

dan evaluasi pembelajaran, (2) Strategi yang dilakukan kepala SMKN 10

Malang dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam yaitu

melakukan kunjungan kelas dan observasi, mengadadakn rapat dan diklat

serta pertemuan pribadi dengan guru pendidikan agama Islam. (3) feed

back dan tindak lanjut supervisi kepala SMKN 10 Malang dalam

15

Ani Puspa Rini, Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru

Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMKN 10 Malang), dalam http;//www. Digilib UIN

Malang, (diakses tanggal 10 Mei 2017)

Page 37: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

15

meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam diantanya: berusaha

memperbaiki kemampuan merencanakan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi pembelajaran dengan cara observasi kepada guru

pendidikan agama Islam lainnya, mempelajari buku-buku pembelajaran

dan mengikuti musyawarah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Tindak lanjut supervisi kepala sekolah SMKN 10 Malang dalam

meningkatakan kinerja guru pendidikan agama Islam diantaranya

memberikan komentar tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi pembelajaran, apabila perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat kurang baik, maka guru pendidikan agama Islam diminta

memperbaiki, dan kepala SMKN 10 Malang memberi kesempatan

mengikuti pelatihan kepada guru pendidikan agama Islam dalam

pembuatan perencanaan pembelajaran, pelaksanan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran.

3. Peneltian yang dilakukan oleh Karniti, (2014) dengan judul Supervisi

Klinis dengan Pendekatan “PIS” Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Guru”16

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas

pembelajaran guru melalui supervisi klinis dengan pendekatan PIS di SD

Negeri 01 Bondansari Kabupaten Pekalongan. Subyek penelitian ini

adalah 8 orang guru. Teknik pengumpulan data melalui dokumen kegiatan

pembelajaran dan observasi (pengamatan) pembelajaran yang dilakukan

16

Karniti, Supervisi Klinis dengan Pendekatan “PIS” Sebagai Upaya Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Guru” Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan, UPT

Dindikbud Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, ISSN 2355-9683 Vol. 1, No. 2, Oktober 2014

Page 38: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

16

oleh peneliti dengan menggunakan instrumen supervisi klinis, lembar

penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar penilaian

pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan, semua guru

mampu menyiapkan rancangan dan pelaksanaan dengan baik serta

memiliki dokumen pembelajaran yang tersaji rapi.

Persamaan penelitian ini dengan peneliti sama-sama meneliti supervisi,

adapun perbedaannya adalan penelitian ini memfokuskan pada

Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional

guru pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro.

Page 39: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kompetensi berarti

“kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu

hal”.17

W. Robert Huston mendefinisikan kompetensi dengan “Competence

ordinarily is defined as adequacy for a task or as possesi on of reguire

knowledge, skill, and abilities”. (Suatu tugas yang memadai atau pemilikan

pengetahuan keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

seseorang).18

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus

dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti

memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk

melakukan sesuatu.19

Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai

“kemampuan”.20

Kata ini sekarang menjadi kunci dalam dunia pendidikan.

Dengan memiliki kompetensi yang memadai, khususnya seorang guru dapat

17

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2003), h.608 18

Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), h. 65 19

Akhyak, Profil Pendidik Profil Pendidik Sukses,(Surabaya: Elkaf, 2005), h. 19

20

Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “Memberdayakan dan Mengubah Jalan

Hidup Siswa” (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 56

Page 40: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

18

melaksanakan tugasnya dengan baik. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya

dunia pendidikan jika para gurunya tidak memiliki kompetensi memadai.

Makna penting kompetensi dalam dunia pendidikan didasarkan atas

pertimbangan rasional bahwasanya proses pembelajaran merupakan proses

yang rumit dan kompleks. Ada beragam aspek yang saling berkaitan dan

memengaruhi berhasil atau gagalnya kegiatan pembelajaran. Mereka yang

yang mampu memberi pencerahan kepada siswanya dapat dipastikan

memiliki kompetensi sebagai guru professional.

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang menjadi bagian dari

dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan

psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pengertian kompetensi guru adalah

“seperangkat penguasaan, kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar

dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif”.21

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk

kompetensi standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.22

21

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,…, h. 55 22

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Rosda Karya,

2007), h. 26

Page 41: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

19

Pengertian kompetensi guru adalah “seperangkat penguasaan,

kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan

kinerjanya secara tepat dan efektif”.23

Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, dengan

demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau kerja

yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai

tujuan.24

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak,

kompetensi guru terdiri dari kompetensi pribadi dan kompetensi profesional

di dalam kompetensi itu terdapat kemampuan yang terdiri dari kemampuan

mengelola kelas, keterampilan mengelola bahan dan keterampilan proses

belajar mengajar.25

Dari beberapa pengertian kompetensi guru di atas dapat disimpulkan

bahwa kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru

yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan

perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik agar dapat mewujudkan

kinerjanya secara tepat dan efektif.

Dalam pandangan Muhammadiyah Guru adalah orang yang merasa

bertanggung jawab atas perkembangan anak didiknya sehingga seorang guru

23

Kunandar, Guru Profesional Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru …, h. 55 24

Wina Sanjaya, “Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi” dalam Akhyak, Profil Pendidik Sukses…, h. 20 25

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja

Gravindo Persada, 2013), h. 8

Page 42: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

20

dapat disimpulkan mempunyai tanggung jawab menunaikan amanat vertikal

(Allah) dan amanat horizontal (manusia) untuk menunaikan kedua amanat itu,

jalan terbuka hanya satu yaitu bekerja secara profesional.26

Dalam Ilmu pendidikan Islam, secara umum untuk menjadi guru yang

baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya, hendaknya bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaninya,

baik akhlaknya, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.27

Kesadaran akan kompetensi juga menuntut tanggungjawab yang berat

bagi para guru itu sendiri. Dia harus berani menghadapi tantangan dalam

tugas maupun lingkungannya, yang akan mempengaruhi perkembangan

pribadinya. Berarti dia juga harus berani merubah dan menyempurnakan diri

sesuai dengan tuntutan zaman.

Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam tidak terlalu berbeda dengan guru

pada umumnya yang meliputi kompetensi guru pendidikan agama Islam

penguasaan materi pendidikan agama Islam secara luas dan mendalam

bertaqwa kepada Allah, sehat jasmaninya, berakhlak mulia, serta

membimbing peserta didik, pengembangan pribadi dengan memenuhi standar

kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar nasional pendidikan,

bertanggung jawab dan berjiwa nasional.

26

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perpektif Islam, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 114 27

H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 124-

125

Page 43: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

21

2. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

Seorang guru profesional adalah “orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia

telah terdidik dan terlatih dengan baik”.28

Terdidik dan terlatih bukan

hanya memperoleh pendidikan formal saja akan tetapi juga harus

menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar

mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang

tercantum dalam kompetensi guru.

Gary dan Margaret mengemukakan bahwa guru yang efektif dan

kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif

b. Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen

pembelajaran

c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan

penguatan (reinforcement)

d. Memiliki kemampuan untuk meningkatkan diri.29

Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulyasa, bahwa

ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi,

yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,

misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi

kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran

terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan

melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik

tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar melaksanakan

pembelajaran berjalan secara efektif dan efesien.

28

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional …, h. 15 29

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru …., h. 21

Page 44: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

22

c. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu

untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya,

misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat

peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada

peserta didik.

d. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya

standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan,

demokratis, dan lain-lain)

e. Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang, tak senang, suka-tidak

suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar,

reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji,

dan lain-lain.

f. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan

sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk melakukan sesuatu atau

untuk mempelajari sesuatu.30

Guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah

harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu

melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan

kemungkinan adanya perbedaan lingkungan sosial kultural dari setiap

institusi sekolah sebagai indikator, maka guru yang dinilai kompeten secara

profesional apabila:

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

sebaik-baiknya.

b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara

berhasil.

c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan (tujuan instruksional) sekolah.

d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses

mengajar dan belajar dalam kelas.31

Sedangkan tugas guru pendidikan agama Islam adalah mendidik

muridnya dengan cara mengajar dan cara-cara yang lain, menuju tercapainya

perkembangan yang maksimal dengan nilai-nilai Islam.32

30

E. Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional” dalam Kunandar, Guru Profesional…, h.

53 31

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,… h. 38

Page 45: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

23

Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa

adalah guru-guru yang mempunyai karakter:

a. Demokratis, yakni guru tidak bersifat otoriter dan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam

berbagai kegiatan.

b. Suka bekerja sama (kooperatif), guru bersikap saling memberi dan

menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi tinggi.

c. Baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya.

d. Sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan bisa menahan diri.

e. Adil, yakni guru tidak membeda-bedakan anak didik.

f. Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan

ucapannya.

g. Bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta

mengakui kekurangan dan kelebihannya.

h. Suka menolong, yakni selalu membantu anak-anak yang

mengalami kesulitan atau masalah tertentu.

i. Ramah tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua

orang.

j. Suka humor, yakni pandai membuat anak-anak menjadi gembira

dan tidak tegang.

k. Memiliki bermacam ragam minat, dengan ini guru akan dapat

merangsang peserta didik dan dapat melayani berbagi minat dari

peserta didik.

l. Menguasai bahan pelajaran, yakni dapat menyampaikan pelajaran

secara lancar dan menumbuhkan semangat pada diri peserta didik.

m. Bersikap fleksibel yakni tidak kaku dalam bersikap dan mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

n. Menaruh minat yang baik kepada peserta didik, yakni peduli dan

perhatian kepada minat peserta didik.33

Sedangkan menurut Spencer karakteristik kompetensi guru dibagi

menjadi lima yaitu:

a. Motif yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang

menyebabkan sesuatu.

b. Sifat yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi

dan informasi.

c. Konsep diri yaitu sikap, nilai dan image diri seseorang.

d. Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang

tertentu.

32

H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam,…h. 114 33

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru ,…, h. 62

Page 46: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

24

e. Keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang

berkaitan dengan fisik dan mental.34

Dari pemaparan di atas dapat diambil pemahaman bahwa karakteristik

kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam adalah guru mampu

mengembangkan tanggung jawabnya dengan baik, guru mampu

melaksanakan peran-perannya secara berhasil, guru mampu bekerja dalam

usaha mencapai tujuan pendidikan nasional, serta guru patut dicontoh oleh

peserta didik karena guru pendidikan agama Islam itu harus mempunyai

perilaku yang dapat dicontoh oleh murid-muridnya dan warga sekolah,

sehingga dengan adanya karakteristik kompetensi profesional itu, maka guru

pendidikan agama Islam dapat mengelola aktivitas pendidikan dengan baik

menuju tercapainya perkembangan peserta didik yang maksimal dengan

nilai-nilai Islam.

3. Tipologi Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 dan

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa “kompetensi guru

meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial”.35

Adapun jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik

antara lain:

a. Kompetensi profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan

yang luas dari subjeck matter (bidang studi) yang akan diajarkan

34

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan “Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 63 35

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008), h. 17

Page 47: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

25

serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis

mampu memperoleh metode dalam proses belajar-mengajar.

b. Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantap

sehingga mejadi intensifikasi bagi subyek. Dalam hal ini berarti

memiliki kepribadian yang pantas diteladani mampu melaksanakan

kepimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara,

yaitu Ing Sung Tulada, Ing Madya mangun Karsa, Tut Wuri

Handayani.

c. Kompetensi Sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu

beriteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupu dengan

sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat

d. Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya berarti

mengutamakan nilai-nilai sosial dan nilai material.36

Keempat jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan indikator

esensialnya diuraikan sebagai berikut:

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan yang

mencerminkan kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia”.37

kompetensi pribadi yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan

kemampuan individu daam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang

mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, adentitas diri

dan pemahaman diri. Kompetensi pribadi meliputi “kemampuan-

kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri, mengendalikan diri

dan menghargai diri”.38

Secara rinci subkompetensi tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

36

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, solusi dan Reformasi Pendidikan

di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 69 37

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru.., h. 18 38

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru …, h. 55

Page 48: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

26

1) Subkompetensi kepribadian yang mantab dan stabil memiliki

indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum,

bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, dan

memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator

esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai

pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:

menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta

didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan

dalam berfikir dan bertindak.

4) Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator

esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap

peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5) Subkompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki

indikator esensial: bertindak sesuai norma religius (iman dan

takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang

diteladani peserta didik.

6) Subkompetensi evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki

indikator esensial: memilki kemampuan untuk berintropeksi, dan

mampu mengembangkan potensi diri secara optimal.39

Kompetensi pribadi adalah “sikap pribadi guru berjiwa pancasila

yang mengutamakan budaya bangsa indonesia, yang rela berkorban

bagi kelestarian bangsa dan negara”.40

Dalam kompetensi pribadi, guru

sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal, oleh

karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan

(yang harus di-gugu dan ditiru). Sebagai seorang model, guru harus

memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan

kepribadian (personal competencies).41

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi

39

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru...,h. 18 40

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru …, h. 56 41

Akhyak, Profil Pendidik Sukses…, h. 19

Page 49: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

27

kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam

membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan

sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat,

kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.42

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.

Pribadi guru juga sangat berperan dalam pembentukan pribadi peserta

didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang

suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam

membentuk kepribadiannya. Semua itu menunjukkan bahwa

kompetensi personal atau kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh

peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik dijelaskan dalam Standar Nasional

Pendidikan pasal 26 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi

pedagogik adalah:

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.43

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

42

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru …, h. 117 43

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,.., h. 75

Page 50: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

28

potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan

menjadi indikator esensial sebagai berikut:

a. Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam

memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,

dan mengidentifikasi bekal awal peserta didik.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini

memiliki indikator esensial: memahami landasan pendidikan,

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi

yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Subkompetensi melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki

indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran, dan

melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Subkompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan

melaksanakan evaluasi (asessement) proses dan hasil belajar

dengan menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning),

dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Subkompetensi mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai kompetensinya, memiliki indikator

esensial: memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk

pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi

peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non

akademik.44

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah “kompetensi atau kemampuan

yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan”.45

Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, oleh

sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh

44

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru...,h. 19-20 45

Munardji, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 7-8

Page 51: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

29

sebab itu tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari

kompetensi ini.

Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan

akademik (mata pelajaran/bidang studi) yang diajarkan dan

terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga

guru memiliki wibawa akademik.46

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3

butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah:

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.47

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencangkup

penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi

keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap

struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut

memiliki indikator esensial sebagai berikut:

1) Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan

bidang studi memiliki memiliki indikator esensial: memahami

materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur,

konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan

materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran

terkait, dan menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-

hari.

2) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

46

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru …, h. 56 47

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru …, h. 135

Page 52: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

30

untuk memperdalam pengetahuan materi bidang studi secara

profesional dalam kontek global.48

Kompetensi profesional menurut Usman dalam buku Saiful Sagala yang

berjudul kemampuan profesional dan tenaga kependidikan, meliputi:

1) Penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam kompetensi ini

termasuk memahami tujuan, mengetahui fungsi sekolah di

masyarakat

2) Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan

baik materi pelajaran yang akan diajarkan. Penguasaan terhadap

materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan

3) Kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan

menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran

dan mengembangkan strategi pembelajaran

4) Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses

pembelajaran.49

Dari pemaparan di atas, dapat difahami bahwa kompetensi

profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru

pendidikan agama Islam dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas

utamanya mengajar, yang meliputi penguasaan landasan pendidikan,

memahami tujuan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat serta

mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan

menindaklanjut pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan

tercapai dengan efektif dan efisien.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

48

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru..., h. 21 49

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional dan Guru dan Tenaga Kependidikan,. h. 41

Page 53: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

31

sesama pendidik, tenaga kepandidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan

dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif.50

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator

esensial sebagai berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik., subkompetensi ini memiliki indikator esensial:

berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga pendidik.

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.51

Guru merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan

tanggungjawab, membina dan membimbing masyarakat ke arah

norma yang berlaku. Untuk itu maka guru perlu memiliki kemampuan

sosial dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses

belajar mengajar yang efektif. Karena dengan kemampuan sosial yang

dimiliki guru tersebut, secara otomatis hubungan sekolah dengan

masyarakat akan berjalan beriringan dengan lancar. Sehingga bila ada

permasalahan antara sekolah dan masyarakat (orang tua atau wali)

tidak merasa kesulitan dalam mencari jalan penyelesaiannya.

Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya keempat kompetensi

(kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial) tersebut dalam

praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh (holistik) yang dapat

50

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru …, h. 56 51

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru..., h. 22

Page 54: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

32

diperoleh melalui pendidikan akademik sarjana atau diploma empat,

pendidikan profesi ataupun melalui pembinaan dan pengembangan

profesi guru. Pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam

jabatan dapat dimanfaatkan baik untuk pengembangan potensi

maupun untuk pengembangan karir guru.

4. Faktor Pembentuk Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama

Islam

Peningkatan kompetensi guru harus dilakukan oleh semua pihak, baik

dari guru maupun dari lembaga (personal) pendidikan lainnya. Maka ada

dua upaya peningkatan kompetensi guru yang sangat mempengaruhi, yaitu

upaya yang dilakukan guru dan upaya yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan yang bersangkutan. Faktor pembentuk kompetensi guru

pendidikan agama Islam dipengaruhi faktor pendukung dan penghambat

yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

1) Faktor Internal

Ada kaitan erat antara etos kerja dengan profesionalisme

kompetensi guru atau mutu produk kerja seseorang. Peningkatan etos

kerja akan merupakan pelengkap dari usaha untuk meningkatkan mutu

produk kerja dan semangat profesionalisme. Agar suatu profesi dapat

menghasilkan mutu produk yang baik ia harus dibarengi dengan etos

kerja yang mantap pula. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat

pada setiap profesional yang baik mengenai etos kerjanya yaitu:

Page 55: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

33

a) Keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality).

b) Menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan.

c) Keinginan untuk memberikan layanan kepada masyarakat melalui

karya profesionalnya.52

Selama guru pendidikan agama Islam belum puas dengan mutu

yang hasil pendidikan agama dari para lulusan suatu sekolah yang

diserahkan kepada masyarakat, maka ia mempunyai kewajiban moral

untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan agama, profesionalisme dan

etos kerjanya di sekolah. Selama masyarakat mengeluh tentang mutu

hasil pendidikan agama dari suatu sekolah, maka guru agama mempunyai

kewajiban sosial untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan agama,

profesionalisme dan etos kerjanya di sekolah.

2) Faktor eksternal

Dalam konteks pertimbangan eksternal terutama yang menyangkut

lingkungan kerja, secara lebih terinci M. Arifin menyatakan bahwa ada

beberapa hal yang mempengaruhi semangat kerja yaitu:

1. Volume upah kerja yang memenuhi kebutuhan seorang guru.

2. Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan

komunikasi yang serasi dan manusiawi antara pimpinan dan bawahan

(kepala sekolah dengan guru ataupun staf).

3. Penanaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja (guru dan staf).

4. Sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud

dalam kenyataan.

5. Penghargaan terhadap need for achievement (hasrat dan kebutuhan

untuk maju) menunjang bagi yang berprestasi.

6. Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik seperti

tempat olahraga, masjid, hiburan dll.53

52

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 123

Page 56: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

34

Dari pendapat di atas faktor pendukung peningkatan kompetensi

guru pendidikan terdiri dari faktor internal diantaranya: keinginan untuk

menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality), menjaga harga diri

dalam melaksanakan pekerjaan, keinginan untuk memberikan layanan

kepada masyarakat melalui karya profesionalnya. Sedangkan faktor

eksternal diantaranya: Volume upah kerja yang memenuhi kebutuhan

seorang guru, Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim kerja

harmonis, sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan,

penghargaan terhadap need for achievement (hasrat dan kebutuhan untuk

maju) menunjang bagi yang berprestasi, dan Sarana yang menunjang

bagi kesejahteraan mental dan fisik.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat guru dalam meningkatkan kompetensinya dalam

proses belajar mengajar juga bisa datang dari dalam diri guru tersebut atau

datang dari luar yaitu, bisa dari lingkungan kerjanya. Faktor-faktor

tersebut seharusnya ditanggulangi bahkan dihindari agar guru dapat

semaksimal mungkin meningkatkan kompetensinya dalam proses belajar

mengajar.

1) Faktor internal

Seseorang agaknya akan sulit melakukan tugas atau pekerjaan

dengan tekun jika pekerjaan itu kurang bermakna baginya, dan tidak

bersangkutan dengan hidupnya yang lebih tinggi, langsung ataupun

53

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah”,…,h. 119

Page 57: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

35

tidak langsung. Cara kerja yang memandang pekerjaannya sebagai

kegiatan untuk mencari nafkah semata atau hanya untuk emperoleh gaji,

berbeda dengan cara kerja seseorang yang memandang tugas atau

pekerjaannya sebagai panggilan tugas dan amanah yang hendak

dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan.

Munculnya sikap malas, santai dan tidak disiplin waktu dalam

bekerja dapat bersumber dari pandangannya terhadap pekerjaan dan

tujuan hidupnya. Sikap malas, lemahnya kesadaran terhadap waktu dan

kebiasaan atau jiwa hidup santai pada seseorang akan berimplikasi pada

sikap sembrono atau acuh tak acuh dalam bekerja, kurang peduli

terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu, suka menganggap enteng

bentuk-bentuk kerja yang dilaksanakannya, kurang sungguh-sungguh

dan tidak teliti, tidak efisien dan efektif, dan kurang memiliki dinamika

dan komitmen terhadap pekerjaannya.

2) Faktor eksternal

Sebenarnya faktor penghambat guru pendidikan agama Islam

dalam pelaksanaan kompetensinya dalam proses belajar mengajar

adalah dari sistem yang selama ini selalu dilaksanakan dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah yakni:

a) Pendekatan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam masih

cenderung normatif, dalam arti pendidikan agama menyajikan

norma-norma yang seringkali tanpa ilustrasi konteks sosial budaya

Page 58: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

36

sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai

nilai yang hidup dalam keseharian.

b) Kurikulum pendidikan agama Islam dirancang disekolah sebenarnya

lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi,

tetapi pihak guru pendidikan agama Islam seringkali terpaku

padanya, sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum dengan

pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh.

c) Sebagai dampak yang menyertai situasi tersebut diatas maka guru

pendidikan agama Islam kurang berupaya menggali berbagai metode

yang mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama sehingga

pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

d) Keterbatasan sarana prasarana mengakibatkan pengelolaan

cenderung seadanya. Pendidikan agama yang diklaim sebagai aspek

yang penting, seringkali kurang diberi prioritas dalam urusan

fasilitas.

Dari beberapa pendapat di atas yang penjadi pendukung dan

penghambat dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam terdiri dari faktor internal kondisi kompetensi guru pendidikan

itu sendiri dan faktor eksternal.

Upaya peningkatan kompetensi guru di sekolah dalam proses belajar

mengajar selain tanggungjawab pimpinan lembaga sebagai pimpinan, para

gurupun juga dituntut melakukan upaya-upaya meningkatkan

profesionalnya dan kredibilitasnya.

Page 59: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

37

Efektifitas guru dalam mengembangkan hubungan interpersonal,

hubungan yang dilandasi dengan aspek, interes, sensitifitas, perhatian,

kepercayaan, tak ada guru yang melecehkan guru lain. Mereka juga

mengadakan komunikasi dengan orang tua siswa dan selalu mendorong

siswa untuk melakukan yang terbaik. Mereka juga memiliki catatan

kemajuan siswa dan memberitahukannya kepada siswa agar siswa

mengetahui perkembagannya.

Upaya peningkatan profesionalitas dan kredibilitas guru dapat

dilakukan dengan cara, antara lain:

a. Mengikuti Penataran Guru.

Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guru-guru

untuk berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin

di dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka

guru perlu untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran.

Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk

menambah wawasan para guru. Kepala sekolah juga harus memberikan

kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya dengan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Misalnya memberikan kesempatan bagi para guru yang belum mencapai

jenjang sarjana untuk mengikuti kuliah di universitas terdekat dengan

Page 60: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

38

sekolah, yang pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan

pembelajaran.54

Peyelenggaraan penataran, sebagai salah satu teknik peningkatan

kompetensi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1) Sekolah yang bersangkutan mengadakan penataran sendiri dengan

menyewa tutor (penatar) yang dianggap profesional dan dapat

memenuhi kebutuhan.

2) Sekolah bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain atau lembaga-

lembaga lain yang sama-sama membutuhkan penataran sebagai

upaya peningkatan personalia.

3) Sekolah mengirimkan atau mengutus para guru untuk mengikuti

penataran yang dilaksanakan oleh sekolah lain, atau lembaga

departemen yang membawahi.

Ada beberapa asumsi yang mendasari pengembangan penataran

ini, yaitu:

1) Penataran guru adalah kebutuhan lestari dan berkelanjutan yang

dapat membawa kemajuan.

2) Teknologi pendidikan adalah salah satu inovasi yang dapat

dikembangkan, diperbaiki dan disempurnakan, diserap atau

disesuaikan untuk dapat diterapkan oleh guru dalam proses belajar

mengajar.

54

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007) h. 100

Page 61: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

39

3) Pendidikan seumur hidup akan memperoleh makna yang besar bila

dalam pelaksanaan tugas mereka, guru-guru telah memiliki

perspektif baru dan ide-ide inovatif.

4) Dengan mengikutsertakan guru-guru dalam penataran yang

diorganisasi dan dilaksanakan dengan baik oleh pendidik yang

berkompetensi tinggi, baik metode maupun isi pengetahuan, dan

bentuknya, mereka pasti menjadi alat yang strategis dan unsur-

unsur perubahan yang memiliki tenaga yang kuat dalam

penyebaran inovasi.

5) Upaya mempersatukan organisasi, manajemen dan tanggungjawab

penataran adalah suatu keharusan bagi organisasi yang sehat dan

efektif.

6) Keberhasilan dan kemajuan pendidikan dalam bidang penataran

guru di masa depan terletak pada kompetensi sumber-sumber (guru

dan fasilitas) dan program dari pusat penataran yang bersangkutan.

b. Mengikuti MGBS (Musyawarah Guru Bidang Studi)

Seorang guru dalam menjalankan tugasnya, sudah pasti akan

menjumpai permasalahan-permasalahan yang harus dicari

pemecahannya. Permasalahan ini mungkin datang dari pihak luar atau

mungkin dari teman sejawat, yang hal ini perlu dengan segera untuk

mencari pemecahannya, misalnya melalui MGBS yaitu ; guru dalam

mata pelajaran berkumpul bersama untuk mempelajari atau membahas

masalah dalam proses belajar mengajar.

Page 62: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

40

Adapun MGBS ini bertujuan untuk menyatukan terhadap

kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya

terhadap kekurangan yang ada. Disamping itu juga untuk mendorong

guru malakukan tugas dengan baik, sehingga mampu membawa mereka

kearah peningkatan kompetensinya.

c. Mengikuti Kursus

Mengikuti kursus merupakan suatu kegiatan untuk membantu guru

dalam mengembangkan pengetahuan sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke dalam dua hal,

pertama sebagai penyegaran dan kedua sebagai upaya peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap tertentu.55

Penyegaran berarti bahwa guru telah mendapatkan pengetahuan

disiplin ilmu tertentu, dan penyegaran di sini mengupayakan kembali

untuk mengingat, meningkatkan dan mengembangkan disiplin ilmu yang

dimilikinya.

d. Menambah Pengetahuan Melalui Media Masa atau Elektronik.

Sebagai tambahan pengetahuan keilmuan, seorang guru tidak

cukup mempelajari atau mendalami dari buku-buku pustaka yang ada,

melainkan memerlukan media tambahan sebagai pendukung atau bekal

dalam proses belajar mengajar. Salah satu media yang cukup membantu

dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar

adalah media cetak dan media elektronik. Hal ini akan membawa

55

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,…,h. 121

Page 63: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

41

pemikiran-pemikiran baru dan wawasan-wawasan baru bagi seorang guru

dalam pengajaran.

Peningkatan kompetensi guru melalui media ini bisa diupayakan

oleh sekolah, dengan menempatkan media elektronik dan media cetak di

sekolah. Melalui media ini guru tidak hanya mengandalkan dari pustaka

yang ia miliki, melainkan dapat memberikan perubahan kearah

peningkatan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan.

Dari uraian di atas, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan

kualitas guru dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dan upaya

peningkatan kompetensi guru terletak pada profesionalismenya dalam

proses belajar mengajar.

Guru yang dalam proses belajar mengajarnya hanya mampu untuk

“menerangkan” dan “memindahkan” pengetahuannya kepada peserta

didik tanpa memperhatikan skill atau fitrah peserta didiknya, belum dapat

dikatakan guru yang profesional. Sebab pengetahuan yang diberikan

adalah untuk membentuk pribadi yang utuh (holistic atau insan kamil).

e. Peningkatan Profesi Melalui Belajar Sendiri

Cara lain yang baik untuk meningkatkan profesi guru adalah

berusaha mengikuti perkembangan dengan cara belajar sendiri, dan

belajar sendiri dapat dilakukan perorangan dengan mengajarkan kepada

guru untuk membaca dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan di

sekolah. Yang penting sebagai hasil membaca ini bukan hanya

memperoleh pengetahuan saja, tetapi manfaat yang dapat diambil dan

Page 64: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

42

mempraktikkan dalam rangka upaya meningkatkan situasi mengajar yang

lebih baik. Dan sebagai sumber bacaan dapat dipergunakan buku-buku,

majalah, surat kabar yang layak untuk dijadikan bahan bacaan

profesional.

Satu hal yang perlu diketahui bahwa usaha ini merupakan cara

yang paling sederhana, namun kadang-kadang sulit untuk dilaksanakan

oleh guru. Dan guru yang sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, lebih

banyak berusaha dan belajar sendiri. Oleh karena itu kesanggupan

berusaha dan belajar sendiri merupakan kecakapan modal dasar yang

perlu dikembangkan karena selain memperbaiki pengetahuan dan

kecakapan sekaligus memperkuat jabatan guru sebagai pendidik yang

profesional.

Upaya lembaga pendidikan dalam meningkatkan kompetensi guru

dapat dilaksanakan sebagai berikut:

Sebagai pimpinan lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab

yang sangat besar atas maju dan mundurnya suatu lembaga pendidikan

yang dikelolanya, dan tak terlepas dari kerja sama antara pimpinan

lembaga, dewan guru, siswa dan orang tua wali.

Kepala sekolah yang memegang utama lembaga, sedangkan guru

sebagai mediator (sarana) yang membawa dan mengarahkan siswa

kepada tujuan yang telah ditentukan, mempunyai peran yang sangat

penting dalam optimalisasi profesional guru. Di sini pimpinan lembaga

Page 65: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

43

dituntut mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi

guru di sekolah.

Berbeda dengan lembaga-lembaga lain (seperti perbankan,

perkantoran), pimpinan lembaga di sekolah yang baik adalah bercirikan

kepemimpinan instruksional sebagai lawan dari manager, yaitu

kepemimpinan yang mengarahkan sumber-sumber non manusia dan

sumber manusia untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong

pencapaian belajar siswa

Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja tenaga pendidikan

dan kualitas sekolah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu

yang terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan

dan peserta didik yang ada disekolah.

2) Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan kualitas.

3) Mengkomunikasikan pesen yang berkaitan dengan kualitas.

4) Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan

kebijakan lembaga/sekolah.

5) Menyakinan terhadap para pelanggan (peserta didik, orng tua,

masyarakat), bahwa terdapat”channel” cocok untuk menyampaikan

harapan dan keinginannya.

6) Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.

7) Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa

dilandasi bukti yang kuat.

8) Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah.

9) Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab

yang jelas.

10) Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap

penghalang, baik yang bersifat organisasional maupun budaya.

11) Mengembangkan tim kerja yang efektif.

12) Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan

monitoring dan evaluasi.56

56

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,….h. 86

Page 66: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

44

Adapun yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan

lembaga dalam meningkatkan kompetensi guru diantaranya :

a) Mengadakan Supervisi

Dengan adanya pengawasan akan dapat menciptakan kedisiplinan

dan semangat kerja yang tinggi. Hal ini sangat penting guna membantu

guru dalam menjalankan tugasnya. Pengawasan ini hendaknya dilakukan

dengan penuh keterbukaan dan kesungguhan sebab bila tidak, akan

menimbulkan kesenjangan antara pimpinan lembaga dan dewan guru.

Pengawasan ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam

memecahkan problem yang dihadapi, dimana pengawasan ini perlu

didukung adanya percakapan pribadi. Mungkin dengan percakapan

pribadi ini kerahasiaan masing-masing guru dapat terjaga sehingga akan

mendorong guru untuk lebih bersemangat dalam menunaikan tugasnya

sehari-hari.

Sebenarnya tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan

teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah lain agar personil

tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam

melaksanakan tugas yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat

demikian juga dengan pembelajarannya, maka diharapkan prestasi

belajar siswa juga akan meningkat. Pemberian bantuan pembinaan dan

bimbingan tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung

kepada guru yang bersangkutan. Tujuan umum supervisi adalah

Page 67: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

45

membantu guru agar dapat melaksanakan dan mengevaluasi proses

belajar dan mengajar secara efektif dan efisien57

Dengan demikian supervisi ini sangat penting bagi guru dalam

rangka meningkatkan kompetensi demi menciptakan mutu pendidikan

yang berkualitas karena dalam supervisi ini guru dapat mendapatkan

solusi dari permasalahan dalam proses mengajar yang di lakukannya,

selain itu guru juga dapat meningkatkan mutu mengajarnya dengan baik

dan maksimal.

b) Menumbuhkan Kreatifitas Guru

Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan

produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang

merupakan modivikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal

yang sudah ada. Guru yang kreatif akan selalu mencari cara bagaimana

agar proses belajar mengajar mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan

serta berupaya mengadaptasikan dengan tingkah lakunya dalam mengajar

dengan tuntutan pencapaian tujuan dengan mengembangkan faktor

situasi dan kondisi belajar siswa. Kreatifitas yang demikian

memungkinkan guru menemukan bentuk-bentuk mengajar yang sesuai

khususnya dalam memberi bimbingan, dorongan, dan arahan agar siswa

dapat belajar secara aktif.

57

Pupuh Fatuhurrohman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan

Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 42

Page 68: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

46

Tumbuhnya kreatifitas dikalangan guru memungkinkan

terwujudnya ide perubahan dan upaya peningkatkan secara continue serta

sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat dimana sekolah itu berada.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka pimpinan lembaga bisa

dikatakan berhasil, dan inipun akan membawa dampak yang positif yakni

semangat guru dalam meningkatkan kompetensinya akan terus

meningkat.

c) Penyediaan Fasilitas Pendidikan yang Cukup

Mengingat tugas mengajar guru membutuhkan tersediannya

fasilitas yang cukup, maka hal ini membutuhkan perhatian yang serius

dari semua pihak terutama kepala sekolah.

Penyediaan fasilitas ini tidak hanya terbatas pada buku saja akan

tetapi perlu juga dilengkapi dengan alat-alat praktikum, laboratorium dan

gedung-gedung yang dirasa perlu dan memenuhi syarat.

d) Memperhatikan Masalah Ekonomi Guru

Guru adalah manusia biasa yang dalam kehidupan sehari-hari tetap

membutuhkan penghasilan (income) yang layak untuk dapat hidup

sejahtera serta mempertahankannya secara wajar dan terhormat. Guru

tentu menghendaki hidup sejahtera sebagaimana layaknya manusia yang

lain, apalagi dalam jaman yang cenderung matrealistis.58

Suatu realitas yang tidak bisa dipungkiri bahwa perbaikan ekonomi

merupakan faktor yang cukup dominan sebagai upaya peningkatan

58

Ali Rohmad, Kapita selekta Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), h. 61

Page 69: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

47

kompetensi guru. Penghasilan atau gaji yang terlalu kecil akan

memberikan dampak atau pengaruh yang cukup besar bagi seorang guru.

Hal ini perlu diperhatikan sebagai upaya peningkatan kompetensi

guru. Dengan perbaikan kesejahteraan ekonomi akan menumbuhkan

semangat kerja guru, sebaliknya penghasilan atau gaji yang tidak

mencukupi akan menimbulkan pemikiran yang lain atau upaya-upaya

yang lain sebagai tambahan penghasilan guru.

Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut untuk mampu

mengendalikan dan mengatur roda perputaran keuangan sekolah, terlebih

gaji atau penghasilan guru sebagai upaya perbaikan dan peningkatan

kompetensi guru.

e) Mengadakan Rapat Sekolah

Rapat sekolah yang juga disebut rapat staf atau rapat guru

merupakan kumpulan atau pertemuan antara seluruh staf atau guru

dengan pimpinan lembaga, dimana dibicarakan berbagai masalah oleh

penyelenggaraan sekolah.

Pertemuan dalam bentuk rapat mengenai pembinaan sekolah, siswa

dan bidang studi lainnya merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh

untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengajar.

Disamping itu banyak masalah atau persoalan sekolah yag dapat

diselesaikan melalui rapat. Dimana setiap guru dapat mengemukakan

pendapatnya dan buah pikirannya serta upaya-upaya lainnya.

Page 70: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

48

Adapun tujuan rapat pimpinan lembaga secara umum dapat

dirumuskan sebagai berikut: Pertama, Untuk mengintegrasikan seluruh

anggota staf yang berbeda pendapat, pengalaman dan kemampuannya

menjadi satu keseluruhan potensi yang menyadari tujuan bersama dan

tersedia untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan itu. Kedua, Untuk

mendorong atau menstimulasi setiap anggota staf dan berusaha

meningkatkan efektifitas. Ketiga, Untuk bersama-sama mencari dan

menemukan metode dan prosedur dalam menciptakan proses belajar

yang paling sesuai bagi masing-masing disetiap situasi. Rapat kerja

sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tujuan rapat dirumuskan dengan jelas, misalnya untuk merumuskan

visi dan misi sekolah atau mengembangkan program kerja lain.

2. Masalah yang dibahas dalam rapat berkaitan langsung dengan kinerja

tenaga kependidikan di sekolah.

3. Dihadiri dan dipimpin langsung oleh kepala sekolah dan seluruh atau

sebagian basar tenaga kependidikan di sekolah baik guru ataupun non

guru.

4. Kepala sekolah hanya memberikan pengarahan singkata dan tidak ada

pidato-pidato yang sering kurang bermanfaat atau kurang berkaitan

dengan tujuan.

5. Terjadinya tukar menukar pendapat diantara para tenaga kependidikan

dalam memecahkan masalah, dan mencapai tujuan.

6. Ditinjak lanjuti oleh pembagian tugas kerja yang harus diselesaikan

oleh setiap tenaga kependidikan secara proposional.59

Mengacu pada tujuan diatas, maka keberhasilan rapat guru

merupakan tanggungjawab bersama dari semua anggota-anggotanya.

Meskipun demikian peranan supervisor sebagai pemimpin sangat besar

bahkan menentukan sampai dimana anggotanya berpartisipasi.

59

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,…, h. 246

Page 71: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

49

Tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci utama berhasil

atau tidaknya gerakan pendidikan dalam rangka memenuhi standar mutu,

baik standar produk dan pelayanan maupun standar kustomer pendidikan

pada umumnya.60

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam meningkatkan kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam, harus dilakukan secara

sistematis, dalam arti direncanakan secara matang. Supervisor bertugas

memberikan pengawasan, bantuan, bimbingan dan lainnya. Pada masalah

yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan pendidikan

pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan dan

pengajaran untuk dapat menciptakan situasi proses belajar mengajar yang

menyenangkan.

Dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam, kepala sekolah dituntut untuk memiliki strategi khusus

yang bisa memudahkan kepala sekolah tersebut dalam melaksanakan

tugasnya. Oleh karena itu, dalam usaha untuk meningkatkan kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam strategi yang harus digunakan

oleh kepala sekolah diantaranya adalah pelaksanaan supervisi.

Supervisi dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan

guru/kinerja guru dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas

belajar mengajar.61

60

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 34 61

Pupuh Fatuhurrohman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan

Proses Pengajaran,…, h. 43

Page 72: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

50

Pelaksanaan supervisi dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih,

yang sama-sama ingin meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan

proses belajar mengajar. Mereka secara bergantian melakukan pengamatan

terhadap berbagai tingkah laku masing-masing pada saat melaksanakan

proses belajar mengajar.

Sebelum pelaksanaan pengamatan, terlebih dahulu dibicarakan

bentuk-bentuk tingkah laku apa yang menjadi fokus pengamatan, dan

secara bersama disusun panduannya. Berdasarkan panduan itu, dilakukan

pengamatan untuk melihat di mana letak kelemahan-kelemahannya.

Setelah masing-masing mengetahui kelemahan diri sendiri, hal itu

dijadikan dasar upaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan

kemampuan.

B. Supervisi Klinis untuk Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Supervisi Klinis

Secara etimologis supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari

dua kata, yaitu super dan vision. Super berarti atas atau lebih, sedangkan

vision berarti “melihat” atau meninjau. Dengan demikian supervisi dalam

pengertian sederhana yaitu melihat, meninjau atau melihat dari atas, yang

dilakukan oleh atasan (pengawas/kepala sekolah) terhadap perwujudan

kegiatan pembelajaran.62

62

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru,... h. 2-3

Page 73: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

51

Supervisi yaitu sebagai bantuan dan bimbingan profesional bagi guru

dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan

mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara

kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual

maupun kelompok.63

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan

pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan,

pengamatan dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran

dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.64

Sedangkan menurut Sahertian, supervisi klinis adalah suatu proses

pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan

profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis

data secara obyektif, teliti sebagai dasar untuk mengubah perilaku mengajar

guru. Tekanan dalam pendekatan yang diterapkan bersifat khusus melalui

tatap muka dengan guru.65

Suatu supervisi dapat dikatakan klinis kalau mengandung indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Ada pengamatan awal tentang diri guru yang akan disupervisi

secara mendalam.

b. Observasi yang dilakukan pada proses supervisi sangat mendalam,

sehingga menemukan data yang mendetail.

c. Pada pertemuan balikan tentang hasil supervisi tadi dilakukan

secara mendalam, menyangkut semua unsur kelemahan yang

63

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 195 64

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan , (Jakarta: Referensi

Gaung Persada Press Group, 2013), h. 64 65

Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,

(Surabaya: Usaha Nasional, 2006), h.14

Page 74: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

52

sedang diperbaiki.

d. Dalam diskusi balikan guru dapat kesempatan mengevaluasi diri,

mengekplorasi diri, dan melakukan refleksi terhadap kinerjanya

dalam proses pembelajaran.

e. Dalam diskusi balikan ini memungkinkan perbuatan alternatif-

alternatif penyesuian dalam hipotesis, terhadap unsur kinerja yang

belum baik, yang akan dilakasanakan proses berikutnya.

f. Perbaikan kelemahan-kelemahan guru bersifat berkemajuan.

g. Karena proses tersebut rumit, memakan waktu, tenaga dan pikiran

banyak maka supervisi ini hanya dikenakan kepada guru-guru yang

sangat lemah.66

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bantuan profesional yang diberikan

kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis dalam

perencanaan, pengamatan yang cermat, dan pemberian balikan yang segera

secara objektif tentang penampilan pengajarannya yang nyata untuk

meningkatkan profesionalsme dalam mengajar yang difokuskan pada pada

penampilan guru secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai peserta

atau partisipasi aktif dalam proses supervisi tersebut.

2. Tujuan dan Prinsip Supervisi Klinis

Supervisi mempunyai tujuan umum yaitu memberi tekanan pada proses

„pembentukan dan pengembangan profesional‟ dengan maksud memberi

respons terhadap kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya.

Pembentukan profesional guru yang bermaksud untuk menunjang

pembaharuan pendidikan serta untuk memerangi kemerosotan pendidikan

66

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta 2009), h.

124-135

Page 75: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

53

terutama harus dimulai dengan cara mengajar guru dikelas. Dengan perbaikan

dan penyempurnaan diharapakan siswa dapat belajar dengan baik sehingga

tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai secara maksimal.

Tujuan supervisi klinis secara umum adalah merupakan pokok-pokok

pikiran yang terkandung dalam konsep supervisi klinis memberikan tekanan

pada proses pembentukan dan pengembangan profesional guru dengan

maksud memberi respon terhadap perhatian utama serta kebutuhan guru yang

berhubungan dengan tugasnya.67

Dari tujuan umum yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirinci lagi

ke dalam tujuan khusus sebagai berikut:

a. Menyediakan bagi guru suatu feedback (balikan) yang obyektif dari

kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.

b. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah

mengajaran.

c. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan

strategi-strategi pengajaran.

d. Sebagai dasar menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi

jabatan atau pekerjaan mereka.

e. Membantu guru dalam mengembangkan satu sikap positif terhadap

pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi

mereka secara mandiri.68

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

supervisi klinis mempunyai tujuan umum yaitu memberi tekanan pada proses

pembentukan dan pengembangan profesional dengan maksud memberi

respons terhadap kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya.

67

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Referensi

Gaung Persada Press Group, 2013), h. 66 68

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan ,…..h. 66

Page 76: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

54

Kegiatan supervisi haruslah merupakan kegiatan tolong menolong yang

berlangsung terus menerus dan sistematis yang diberikan kepada guru-guru

agar mereka semakin bertumbuh dan berkembang. Seorang supervisor dalam

melaksanakan kegiatan supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha

mencapai tujuan hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip berikut :

Dalam melaksanakan supervisi klinis terdapat beberapa prinsip yang

dijadikan acuan dalam setiap kegiatannya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Hubungan guru dengan supervisor lebih bersifat interaktif daripada

direktif. Hubungan interaktif ini menunjukkan hubungan kolegial yang

sederajat antara guru dengan supervisor.

b. Penentuan tindakan dilakukan secara demokratis. Keterbukaan kedua

belah pihak (guru-supervisor) sangat ditekankan. Keduanya berhak

mengemukakan pendapat yang akhirnya dicari kesepakatannya.

c. Terpusat pada guru. Prinsip ini menekankan prakarsa dan tanggung

jawab guru, terutama dalam pengambilan keputusan tentang fokus

kegiatannya.

d. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru serta tetap

dalam ruang lingkup penampilan guru dalam mengajar di kelas.

e. Pemberian balikan didasarkan pada rekaman data yang cermat dan

sesuai dengan kontrak.

f. Supervisi bersifat bantuan, bukan intruksi.69

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip

supervisi klinis bersifat membantu guru yang dilakukan supervisor dengan

hubungan yang interaktif, demokratif, berpusat pada guru dalam mengambil

keputusan tentang fokus kegiatan dengan sasaran kebutuhan dalam ruang

lingkup penampilan guru dalam mengajar di kelas.

69

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, (Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013), h. 5

Page 77: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

55

3. Peranan Supervisor dalam Peningkatan Kompetensi Profesional

Guru Pendidikan Agama Islam.

Fungsi utama supervisi pendidikan tidak hanya ditujukan pada

perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran, namun juga untuk

mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi

guru. Seperti yang dirumuskan oleh Sahertian, supervisor dalam pendidikan

mempunyai 8 fungsi, yaitu :

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.

c. Memperluas pengalaman guru-guru.

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.

g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota

staf.

h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam

merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan

kemampuan mengajar guru.70

Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa supervisor mempunyai

fungsi yang sangat penting dalam upayanya membantu untuk meningkatkan

kualitas baik proses maupun hasil pembelajaran di sekolah. Sehubungan

dengan hal tersebut, Depdiknas (1994) dalam Banun merumuskan tugas

supervisor meliputi; (1) peningkatan kemampuan guru mengelola kegiatan

belajar-mengajar; (2) memperbaiki dan meningkatkan sikap profesional guru

yang berkaitan dengan kemampuan mengelola kegiatan belajar-mengajar.71

Di samping itu, terdapat pula tugas-tugas yang wajib dilaksanakan oleh

70

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 21 71

Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme

Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 50

Page 78: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

56

seorang supervisor, yaitu ; (1) tugas pengendalian; (2) tugas sebagai sponsor;

(3) tugas sebagai evaluator; (4) tugas sebagai pengawas.72

Dari tugas- tugas supervisi di atas tampaknya lebih di arahkan pada

upaya meningkatkan kemampuan profesional guru. Tugas yang dimaksud,

antara lain (1) meningkatkan kemampuan guru menyusun rencana atau

persiapan mengajar; (2) kemampuan guru mengelola alat-alat kelengkapan

kelas; (3) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun laporan hasil

kemajuan belajar siswa.73

Seorang supervisor dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Suatu

tugas yang dilaksanakan memberi status dan fungsi pada seseorang. Dalam

berfungsi nampak peranan seseorang. Peranan seorang supervisor ialah

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan

bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh

tanggung jawab.74

Sehubungan dengan hal tersebut, seorang supervisor dalam pendidikan

dapat berperan sebagai : (1) koordinator; (2) Konsultan; (3) Pemimpin

kelompok; (4) Evaluator.75

Yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai

berikut:

72

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 209 73

Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme

Guru,...h. 51 74

Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,…,

h. 31-32. 75

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia,…, h. 25.

Page 79: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

57

a) Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar-

mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-

beda di antara guru-guru.

b) Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama

mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara

individual maupun kelompok.

c) Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf

guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat

mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan

professional guru-guru secara bersama.

d) Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai

hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang

dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu

dalam merefleksikan dirinya, yaitu konsep dirinya (self concept).

Ide/cita-cita dirinya (self idea), realitas dirinya (self reality).

Misalnya, diakhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri

sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik

yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan

meningkatkan dirinya.76

Dari pendapat di atas peran supervisor dapat disimpulkan bertugas

sabagai pelopor dan narasumber pembaruan dalam sistem sekolah dengan

borkomunikasi aktif serta mengidenfikasi masalah pengajaran.

4. Prosedur Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

Banyak pendapat para ahli yang menjelaskan prosedur supervisi

klinis. Secara umum, prosedur pelaksanaan supervisi klinis berlangsung

dalam suatu proses yang berbentuk siklus dengan tiga tahap, yaitu: tahap

pertemuan awal (pendahuluan), tahap observasi kelas dan tahap pertemuan

akhir atau pertemuan balikan.77

a. Pertemuan Awal (Pendahuluan)

Supervisi klinis dilakukan atas dasar kebutuhan guru, bukan

76

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ,.., h. 25-26 77

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan,.., h. 40-42

Page 80: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

58

kebutuhan kepala sekolah atau supervisor. Untuk itu pada tahap pertemuan

pendahuluan, kepala sekolah (supervisor) membicarakan kemampuan

mengajar yang ingin ditingkatkan oleh guru, ditentukan aspek-aspeknya

kemudian disepakati bersama oleh guru dan supervisor.

Pelaksanaan supervisi klinis pada tahap pendahuluan ini

membutuhkan kecakapan supervisor dalam menciptakan suasana yang

menyenangkan, suasana kekeluargaan, dan kesejawatan. Guru tidak merasa

takut atau tertekan sehingga mau dan berani mengungkapkan permasalahan

dan kebutuhan dalam mengajar di kelas. Kalau guru belum berani

mengungkapkan permasalahan mengajar yang dihadapinya, maka

supervisor diharapkan mampu memancing pembicaraan guru dengan

pertanyaan yang baik. Demikian seterusnya sampai terjadi komunikasi yang

baik antara supervisor dengan guru. Kalau guru sudah mengungkapkan apa

yang ingin dikembangkan atau kemampuan apa yang ingin ditingkatkan

maka disepakati bersama menjadi semacam kontrak antara guru dan

supervisor. Kontrak inilah yang menjadi pusat perhatian dalam tahap

observasi kelas dan pertemuan balikan.

Secara rinci kegiatan pada tahap pendahuluan yaitu:

1) Supervisor menciptakan suasana yang intim dan terbuka.

2) Supervisor mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat

oleh guru, yang mencakup tujuan pembelajaran, bahan, kegiatan

belajar mengajar, serta alat evaluasinya.

3) Supervisor mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai

oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

4) Supervisor bersama guru memilih dan mengembangkan

instrumen observasi yang akan digunakan.

5) Supervisor dan guru mendiskusikan instrumen tersebut tentang

cara penggunaannya, serta data yang akan dijaring. Hasilnya

Page 81: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

59

berupa kontrak yang disepakati bersama.78

b. Observasi Kelas (Observasi Guru yang Sedang Mengajar)

Observasi kelas merupakan langkah kedua dalam tahapan supervisi

klinis. Pada tahap ini, guru mengajar di kelas dengan menerapkan

komponen-komponen keterampilan yang telah disepakati pada pertemuan

pendahuluan. Supervisor mengobservasi guru dengan instrumen observasi

yang telah disepakati bersama. Disamping itu supervisor juga merekam

secara objektif tingkah laku guru dalam mengajar, tingkah laku siswa dalam

belajar, dan interaksi guru-siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan observasi ini ada hal-hal yang harus diperhatikan,

yaitu:

1) Catatan observasi harus lengkap, sehingga analisisnya tepat.

2) Objek observasi harus terfokus pada aspek ketrampilan yang telah

disepakati.

3) Selain rekaman observasi, dalam hal tertentu supervisor perlu

membuat komentar-komentar terhadap proses pembelajaran.

4) Supervisor hendaknya berusaha agar selama observasi, guru tidak

gelisah dan berpenampilan secara wajar.79

c. Pertemuan Akhir (Pertemuan Balikan)

Pada tahap ini supervisor dan guru mengadakan pertemuan yang

membahas hasil observasi mengajar guru. Supervisor menyajikan data apa

adanya kepada guru. Sebelumnya guru diminta untuk menilai

penampilannya. Kemudian dicari pemecahan masalahnya.

Secara rinci, kegiatan yang dilakukan pada tahap pertemuan balikan

78

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, (Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013), h. 10-11 79

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis,…, h. 11

Page 82: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

60

adalah:

1) Supervisor memberi penguatan terhadap guru tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini untuk menciptakan

suasana akrab dalam pertemuan balikan.

2) Supervisor mereview tujuan pembelajaran.

3) Supervisor mereview tingkat ketrampilan serta perhatian guru

dalam mengajar.

4) Supervisor menanyakan perasaan guru tentang jalannya

pembelajaran berdasarkan target dan perhatian utama. Pertanyaan

diawali dengan hal-hal yang menyenangkan guru karena

keberhasilannya dalam mengajar.

5) Menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan

diinterpretasi awal oleh supervisor, kemudian memberi waktu

guru untuk menganalisis dan menginterpretasikannya secara

bersama-sama.

6) Menanyakan lagi perasaan guru tentang hasil analisis dan

interpretasinya.

7) Menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang sebenarnya

dicapai.

8) Menentukan bersama rencana mengajar yang akan datang, baik

berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang belum

dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar mengajar yang

telah dilakukan) maupun ketrampilan-ketrampilan lain yang perlu

dilaksanakan.80

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pertemuan

balikan, yaitu

1) Pertemuan balikan harus dilaksanakan segera setelah observasi

dilakukan.

2) Sebelum melakukan pertemuan balikan, supervisor perlu melakukan

analisis terhadap hasil observasi.

3) Suasana pertemuan harus akrab, terbuka, dan bebas dari suasana

menilai atau mengadili.

4) Supervisor hendaknya mengupayakan agar guru dapat menentukan

kekurangan dan kelebihannya sendiri.81

Dari beberapa pendapat di atas dalam implementasi supervisi klinis

hendaknya melaluhi prosedur pelaksanaan supervisi klinis berupa siklus yang

80

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis,…, h. 12-13 81

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis,…, h.13

Page 83: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

61

terdiri dari tiga tahap, yaitu pertemuan awal, observasi kelas dan pertemuan

akhir atau balikan.

Supervisi klinis bertujuan untuk menjamin kualitas pelayanan belajar

secara berkelanjutan dan konsiten. selain itu supervisi klinis bertujuan untuk

memperbaiki performansi guru dalam proses pembelajaran dan membantu

siswa mengatasi masalah-masalah pembelajaran secara efektif.82

Supervisi klinis merupakan suatu proses bimbingan dalam pendidikan

yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru khususnya dalam

penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti

dan objektif sebagai pegangan untuk perbaikan tingkah laku mengajar guru.83

Teknik supervisi klinis merupakan strategi yang dapat ditempuh oleh

kepala sekolah dalam memberikan layanan supervise professional kepada

guru-guru yang harus didasarkan kepada landasan yang relevan, yaitu bahwa

guru memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya.84

Tujuan supervisi klinis, meliputi (1) pembelajaran yang efektif dengan

menyediakan umpan balik, (2) dapat memecahkan permasalahan, (3)

membantu guru mengembangkan kemampuan dan strategi pengajaran, (4)

mengevaluasi guru, dan (5) membantu guru berperilaku baik sebagai upaya

pengembangan profesional guru.

Dari beberapa pendapat di atas peningkatkan kompetensi profesional

guru pendidikan agama Islam melalui supervisi klinis dilakukan secara

82

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru, .. .h. 51 83

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi…, h. 91 84

Pupuh Fatuhurrohman dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam

Pengembangan Proses Pengajaran,…, h. 48

Page 84: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

62

terprogram, bertujuan dan terkontrol oleh supervisor. Supervisor bekerjasama

dengan guru-guru tugasnya adalah membantu guru dalam memecahkan

masalah yang dihadapi sehubungan dengan pelaksanaan tugas guru di kelas

untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

Supervisi klinis memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya

dengan teknik supervisi yang lain. Menurut Pidarta, ciri-ciri supervisi klinis

adalah sebagai berikut:

a. Ada kesepakatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi

tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.

b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam

proses belajar mengajar yang spesifik, misalnya cara menertibkan kelas,

teknik bertanya, teknik mengendalikan kelas dalam metode keterampilan

proses, teknik menangani anak yang nakal dan sebagainya.

c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan pembuatan hipotesis

bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang baik.

Hipotesis ini bisa diambil dari teori-teori dalam proses belajar mengajar.

d. Hipotesis di atas diuji dengan data hasil pengamatan supervisor tentang

aspek perilaku guru yang akan diperbaiki ketika sedang mengajar.

Hipotesis ini mungkin diterima, ditolak atau direvisi.

e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama yang

sudah berhasil diperbaiki. Agar muncul kesadaran betapa pentingnya

bekerja dengan baik serta dilakukan secara berkelanjutan.

f. Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru melalui dasar

saling mempercayai dan sama-sama bertanggung jawab.

g. Supervisi dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku itu

satu persatu diperbaiki sampai guru itu bisa bekerja dengan baik, atau

kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak menjadi jelek.85

Ciri-ciri supervisi klinis antara lain yaitu adanya kesepakatan antara

supervisor dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang

akan diperbaiki, yang diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam

proses belajar mengajar, ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku

85

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual,…,h. 128-130

Page 85: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

63

guru, ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru dan supervisi

dilakukan secara kontinyu, yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut:86

Tabel 1

Perbedaan supervisi klinis dan non klinis

Aspek Supervisi Klinis Supervisi Non-Klinis

Prakarsa dan

tanggung jawab

Terutama oleh guru Terutama oleh supervisor

Hubungan

supervisor

dengan guru

Hubungan kolegial yang

sederajat dan interaktif

Hubungan atasan-

bawahan yang bersifat

birokratis

Sifat supervisi Bantuan yang demokratis Cenderung direktif atau

otoriter

Sasaran

supervisi

Diajukan oleh guru sesuai

dengan kebutuhannya dan

dikaji bersama menjadi

kontrak

Samar-samar atau sesuai

keinginan supervisor

Tujuan

Supervisi

Terbatas sesuai dengan

kontrak

Umum dan luas

Peran supervisor Bimbingan analitik dan

deskriptif

Banyak bertanya untuk

membantu guru

menganalisis diri

Cenderung evaluatif

Banyak memberi tahu

dan mengarahkan

Balikan Dengan analisis dan

interaksi bersama atas data

observasi sesuai kontrak

Samar-samar atau atas

kesimpulan supervisor

Secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi

dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.

a. Teknik perseorangan

Supervisi dengan teknik perseorangan maksudnya adalah supervisi

yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat

86

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, (Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013), h. 5-6

Page 86: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

64

dilakukan antara lain:87

1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)

Kunjungan kelas ialah kunjungan kelas adalah kunjungan yang

dilakukan oleh supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke dalam

kelas, baik kegiatan pembelajaran sedang berlangsung untuk melihat atau

mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun kelas sedang kosong,

atau sedang ada siswa tetapi guru tidak sedang mengajar.

Kunjugan kelas ini berfungsi sabagai alat untuk mendorong guru

dapat meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa.88

2) Mengadakan observasi kelas (clasroom observation)

Mengadakan observasi kelas maksudnya adalah kunjungan yang

dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas dengan maksud untuk

mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas.

Misalnya, supervisor menyaksikan guru yang sedang mengajar tidak

menggunakan alat peraga, padahal dalam menjelaskan materi tersebut

sangat memerlukan alat peraga. sehingga siswa dapat dengan mudah

memahami materi tersebut.

Jika ditemui hal tersebut di atas, setelah selesai pembelajaran,

supervisor dapat mengajak guru untuk berdiskusi tentang alat peraga apa

yang dapat digunakan dalam menjelasan materi tersebut. Sehingga untuk

pempelajaran selanjutnya guru bisa menjelaskan materi dengan alat

87

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktek, (Yogyakarta:

TERAS, 2009), 90-92. 88

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia),..h.53.

Page 87: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

65

peraga.

3) Mengadakan wawancara perseorangan (individual interview)

Wawancara perseorangan dilakukan apabila supervisor

membutuhkan informasi dari seorang guru. Hal ini dilakukan karena ada

beberapa alasan berikut:

a) Ada masalah khusus pada seorang guru yang penyelesaiannya tidak

boleh didengar oleh guru lain.

b) Supervisor ingin mengecek kebenaran data yang diperoleh dari

orang lain.89

b. Teknik kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.90

Guru-guru yang

mempunyai permasalahan yang sama maka dikelompokkan sesuai dengan

masalah atau kebutuhan mereka, kemudian setiap kelompok diberikan

layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka

hadapi. Teknik kelompok dapat dilakukan dengan cara seperti mengadakan

pertemuan atau rapat (meetings), mengadakan diskusi kelompok (group

discussion) dan mengadakan penataran-penataran (in-service training).91

1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya

berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk di dalam

89

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktek,..., h. 91. 90

Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina

Profesional Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 45. 91

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktek, ... h. 93-94.

Page 88: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

66

perencanaan itu antara lain mengadakan rapat secara periodik dengan

guru-guru. Hal ini bertujuan untuk mengkominikasikan semua hal yang

berkaitan dengan aktivitas yang ada di sekolah, termasuk kendala-

kendala yang dialami guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

Diskusi kelompok sangat baik dilakukan sebagai metode untuk

mengumbulkan informasi. Diskusi kelompok dapat diselenggarakan

dengan mengundang atau mengumpulkan bidang studi sejenis atau

berlainan jenis sesuai dengan keperluannya.

3) Mengadakan penataran-penataran (in-service training)

Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-

penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-

guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,

dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa

penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat

atau wilayah, maka tugas kepala sekolah yang paling utama adalah

mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari

hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

Dari pendapat di atas teknik Implementasi supervisi klinis dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan yang meliputi: 1)

Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), 2) Mengadakan

observasi kelas (clasroom observation), 3) Mengadakan wawancara

perseorangan (individual interview), sedangkan teknik kelompok meliputi:

Page 89: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

67

1) mengadakan pertemuan atau rapat (meetings), 2) mengadakan diskusi

kelompok (group discussions), 3) mengadakan penataran-penataran (in-

service training).

Implementasi supervisi klinis tentu saja akan mengalami hambatan-

hambatan antara lain:

a. Over-administration

b. Tatap muka supervisi-guru-minim

c. Supervisor ketinggalan perkembangan teknologi pembelajaran

d. Komunikasi supervisor-guru, model atasan-bawahan

e. Kurang memanfaatkan guru lain sebagai supervisor

f. Adakalanya supervisor dan guru merasa lebih berpengalaman,

otoriter, sempurna.92

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi

atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:

a. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada

b. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala

sekolah.

c. Tingkatan dan jenis sekolah

d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia

e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri93

Dari pendapat di atas faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

pelaksanaan supervisi antara lain kondisi tempat pelaksanaan supervisi dan

keadaan sumberdaya manusia yang tersedia dalam pelaksanaan supervisi.

92

Juhri AM, Profesi Kependidikan dan Bimbingan Konseling, (Metro, CV. Laduny

Alifama, Tt) h. 211. 93

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010), h.122

Page 90: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif lapangan (field

research). Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara

sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Sehingga peneliti harus terjun

langsung ke lapangan, terlibat dengan masyarakat setempat. Terlibat dengan

partisipan atau masyarakat berarti turut serta merasakan apa yang mereka

rasakan dan juga sekaligus mendapatkan gambaran yang komprehensif

tentang situasi setempat.94

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif”

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan

individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu

memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.95

Alasan penggunaan metode kualitatif dikarenakan permasalahan yang

diteliti bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga sulit dilakukan

94

J. R, Raco, Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karaktersistik dan keunggulannya,

(Jakarta: Grasindo, 2010), h. 9 95

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya

Offset, 2002), h. 3

Page 91: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

69

apabila menggunakan metode penelitian kuantatif. Permasalahan dikatakan

kompleks dan dinamis karena objek yang diteliti di sini adalah implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam yang di dalamnya terdapat berbagai permasalahan diantaranya:

kondisi kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam, teknik

pelaksanan supervisi klinis, tahapan supervisi klinis, faktor pendukung

implementasi supervisi klinis, faktor penghambat pelaksananaan supervisi,

upaya apa saja dalam mengatasi penghambat implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di

SMK Muhammadiyah 1 Metro.

Sifat penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif sesuai

dengan pendapat Sugiyono ”penelitian kualitatif deskriptif data yang

terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada

angka-angka.”96

penelitian deskriptif bertujuan ”untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa

manusia”. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahaan,

hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.97

Berdasarkan sifat penelitian di atas peneliti berusaha mendeskripsikan

secara sistematis dan faktual tentang implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro. Dengan berdasarkan pada data-data yang terkumpul

selama penelitian.

96

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 9 97

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 72

Page 92: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

70

B. Sumber Data/Informan Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yakni

sumber primer dan sekunder. Klasifikasi sumber data tersebut berguna untuk

memilah data yang seharusnya menjadi prioritas dalam penelitian ini. Sumber

data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data.98

Berdasarkan pendapat di atas secara spesifik sumber data primer dalam

penelitian ini, yaitu kepala sekolah, dan seluruh guru pendidikan agama Islam

di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Dari sumber data primer tersebut

dikumpulkan data tentang implementasi supervisi klinis dalam peningkatan

kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah, dengan mengacu pada ucapan lisan, gerak-gerik, maupun

perilaku dari sumber primer itu sendiri.

Sedangkan dalam mengumpulkan data tentang implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan kompetensi profesinal guru pendidikan agama Islam

di SMK Muhammadiya 1 Metro tidak hanya mengandalkan kepada sumber

primer, tetapi melaluhi pula orang lain yang dapat memberikan informasi

tentang objek yang diteliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

waka kurikulum dan guru senior di SMK Muhammadiyah 1 Metro.

98

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&Q….,h. 225

Page 93: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

71

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian,

karena tujuan penelitian adalah pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Menurut

Sugiyono, ”dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik

pengumpulan data dilakukan lebih banyak pada observasi berperan serta

(participan observasion), wawancara mendalam (in dept interview) dan

dokumentasi.”99

Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menggunakan

beberapa prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian:

1. Wawancara (Interview)

Dengan wawancara sejumlah pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti

dan diajukan kepada seseorang mengenai topic penelitian secara tatap muka,

dan peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.100

Wawancara merupakan

teknik pengumpulan data yang berbentuk pengajuan secara lisan (tanya

jawab) yang dikerjakan secara sistematis. Melalui teknik wawancara ini

peneliti berusaha mengumpulkan data penelitian yang tidak diperoleh melalui

teknik pengumpulan data yang lain.

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara bebas terpimpin. Hal ini karena seluruh kerangka pertanyaan telah

disediakan. Metode wawancara ini ditujukan kepada data primer dan

99

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,… h. 63 100

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Gravindo

Persada, 2012), h. 49-50

Page 94: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

72

sekunder, Selain menggunakan metode observasi dan metode wawancara

peneliti juga menggunakan metode dokumentasi.

Data-data yang diharapkan diperoleh dalam penelitian dari metode

wawancara ini adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro dalam kaitannya dengan penguasaan materi,

pelaksanaan tugas utamanya mengajar, yang meliputi penguasaan,

memahami tujuan, serta mampu merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi dan menindaklanjut pembelajaran sehingga tujuan

pembelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien.

b. Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional

guru pendidikan agama Islam yang meliputi tahapan pelaksanaan

supervisi klinis, teknik pelaksanaan supervisi, faktor pendukung

implementasi supervisi klinis, faktor penghambat pelaksananaan

supervisi, dan upaya apa saja dalam mengatasi penghambat implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru

pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro.

2. Pengamatan (Observasi)

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang

terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.101

Pengamatan atau observasi merupakan tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu

objek tertentu yang menjadi sasaran penelitian.

101

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data..., h. 37

Page 95: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

73

Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam, keadaan guru

pendidika agama Islam dan kecakapan atau keahlian supervisor dalam

implementasi supervisi klinis di SMK Muhammadiyah 1 Metro, dengan

menitik beratkan pada peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan

agama Islam di SMK Muhammadiya 1 Metro.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan memperkuat hasil

wawancara dan observasi. Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-

hal yang serupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen

rapat, legger, agenda dan sebagainya”.102

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data

tentang struktur organisasi SMK Muhammadiyah 1 Metro, Visi Misi dan

tujuan, data guru dan siswa serta kondisi sarana dan prasarana SMK

Muhammadiyah 1 Metro.

D. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Uji Keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk

mengetahui kredibilitas data yang dikumpulkan selama penelitian. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data. ”Triangulasi

proses penguatan bukti dari sumber-sumber data yang berbeda untuk

meningkatkan akurasi suatu studi.”103

102

Nasution, Metode Researh, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 274 103

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data..., h. 82

Page 96: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

74

Menurut Sugiyono, teknik triangulasi adalah pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagi cara,

dan berbagi waktu, dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangualasi teknik pengumpulan data dan waktu.104

Penelitian ini pemeriksaan atau pengecekan keabsahaan data

menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Triangulasi teknik untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.105

Misalnya data diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber, data yang telah

dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan dimintakan

kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.106

E. Teknik Analisis Data

Dalam metode kualitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan pola hubungan tertentu.107

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif berdasarkan teori Miles and Huberman sebagai mana

dijelaskan oleh Sugiono, ” aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan

104

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 273

105 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, h. 274

106 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, h. 274

107 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, h. 245

Page 97: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

75

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data, yaitu data

reduction, data display dan conlusioan/verivication,”108

1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.

2. Penyajian data, penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dalam bentuk tabel, grafik yang kemudian diberikan penjelasan yang

bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung. Akan tetapi bila

kesimpulan tersebut telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten, maka berarti kesimpulan tersebut telah kredibel.109

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka dalam penelitian ini pada

tahap awal setelah diadakan pengumpulan data melalui teknik wawancara

dengan berbagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang

implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru

108

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,…., h. 91 109

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..., h. 253

Page 98: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

76

pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Selain itu

dikumpulkan pula hasil observasi dan dokumentasi yang diperoleh sesuai

dengan fokus masalah dalam penelitian ini.

Data yang telah terkumpul dan dipilah-pilah sesuai dengan

permasalahan yang diteliti, kemudian disajikan dalam bentuk naratif atau

dideskriptifkan sesuai dengan gambaran yang sebenarnya yang ditemukan

peneliti di lapangan yaitu tentang implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro. Penyajian data tersebut diurutkan sesuai dengan

fokus masalah.

Data-data yang disajikan tersebut baik dari hasil wawancara, observasi

maupun dokumentasi, kemudian disimpulkan menjadi suatu penemuan baru

yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini.

Page 99: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum Penelitian

Temuan umum dalam penelitian ini didasarkan pada penelusuran

dokumentsi dan observasi di SMK Muhammadiyah 1 Metro, meliputi: Letak

dan keadaan geografis, sejarah berdirinya, Visi, Misi, Tujuan, Struktur

organisasi, keadaaan guru, data siswa sarana prasarana, kegiatan kurikuler,

kegiatan ekstrakurikuler dan Implementasi Supervisi Klinis dalam

peningkatan kompetensi guru pendidikan agama Islam.

1. Sejarah berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Metro

SMK Muhammadiyah 1 Metro didirikan pada tanggal 24 Juli 1974 oleh

Yayasan Muhammadiyah 1 Cabang Metro dengan Akte Yayasan Nomor:

23628/1974 dan Surat Keputusan Yayasan Nomor: 519/II-015/LP-76/1977.

Pada awal berdirinya tahun 1974 sampai tahun 1997, SMK Muhammadiyah 1

Metro bernama SMEA Muhammadiyah 1 Metro, yang menempati gedung

komplek Muhammadiyah di Jalan. KH. Ahmad Dahlan No. 1 Metro, dan

sejak tanggal 17 Agustus 1997 SMEA Muhammadiyah 1 Metro berubah

nama menjadi SMK Muhammadiyah 1 Metro, sekaligus pindah lokasi di

komplek Muhammadiyah IV yang memiliki bangunan/gedung baru di atas

Page 100: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

78

tanah seluas 5600 m² berlokasi di Jalan Tawes 21 Polos Yosodadi Metro

Timur Kota Metro.110

Pada periode 1980 sampai 1990 telah dilaksanakan Akreditasi dengan

status diakui yang diperoleh pada tahun 1983/1984 dengan Surat Keputusan

Nomor: B/12.003, NSD L02015201, NSS 334120201003, dan mulai berlaku

pada Tahun Pelajaran 1990/1991 berdasarkan keputusan tanggal 27

Desember 1990 dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar

dan Menengah Nomor: 399/C/Kep/1/1990111

.

Sampai sekarang SMK Muhammadiyah 1 metro telah mengalami

pergantian Kepala Sekolah sebanyak 6 kali yaitu:

a. Tahun 1976 sampai 1978 dijabat oleh Drs. Mahmudi, B.Sc.

b. Tahun 1978 sampai 1980 dijabat oleh Drs. A. Mashuri DM.

c. Tahun 1980 sampai 1998 dijabat oleh Drs. Mahmudi, B.Sc.

d. Tahun 1998 sampai 2003 dijabat oleh Drs. Wahid Nurdiyanta

e. Tahun 2003 sampai 2004 dijabat oleh Kismo Cahyono, S.Pd.

f. Tahun 2004 sampai 2010 dijabat oleh Drs. Wahid Nurdiyanta

g. Tahun 2010 sampai 2017 dijabat oleh Drs. Sugono, M.Pd.I.112

h. Tahun 2017 sampai sekarang dijabat oleh Drs. Suharto

110

Dokumen Arsip, Sejarah SMK Muhyammadiyah 1 Metro, dicatat Tanggal 12

Oktober 2017 111

Dokumen Arsip, Sejarah SMK Muhyammadiyah 1 Metro, dicatat Tanggal 12

Oktober 2017 112

Dokumen Arsip, Sejarah SMK Muhyammadiyah 1 Metro, dicatat Tanggal 12

Oktober 2017

Page 101: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

79

SMK Muhammadiyah 1 Metro adalah lembaga pendidikan swasta

yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di Bidang Bisnis

Manajemen dengan 5 program keahlian, adalah :

a. Keahlian Akuntansi (1976) Akreditasi A (2017)

b. Keahlian Administrasi Perkantoran (1976) Akreditasi A (2017)

c. Keahlian Penjualan (1998) Akreditasi A (2017)

d. Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (2008) Akreditasi A (2017)

e. Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (2012) Akreditasi A (2017)

f. Keahlian Perbankan Syariah Akreditasi B (2016)

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Metro

b. Status Akreditasi : Diakui/Swasta

c. No SK Pendirian : 519/11-015/LP-7/G/1977

d. NSS : 344120201003

e. NISN : 10807593

f. Alamat Sekolah :

1. Jalan : Tawes No 21

2. Desa/Kelurahan : Yosodadi

3. Keamatan : Metro Timur

4. Kota : Metro

5. Provinsi : Lampung

6. No Telp : (0725) 48254

Page 102: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

80

g. Luas Tanah : 5470 M2

h. Luas Bangunan : 1120 M2

i. No Akta Yayasan : 2368/MPK/1974

j. Status Tanah : Yayasan

k. Tahun Pendirian : 1974

l. Tahun Oprasional : 1977

m. Kepala Sekolah : Drs Suharto 113

3. Visi, Misi dan Tujuan SMK Muhammadiyah 1 Metro

a. Visi

Pencapai suatu organisasi, memerlukan suatu perencanaan dan

kejelasan konsep yang tertuang dalam misi sebagai acuan tindakan,

Adapun visi SMK Muhammadiyah 1 Metro sebagai lembaga yang mampu

menyiapkan tenaga kerja menengah profesional dan calon wira usaha yang

dilandasi dengan Imtaq dan Iptek serta berwawasan lingkungan.114

Visi tersebut di atas, menggambarkan cita-cita SMK

Muhammadiuyah 1 Metro di masa depan yang berorientasi kepada

penyiapan tenaga profesional yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan

kepada Allah SWT.

Visi SMK muhammadiyah 1 Metro sebagai lembaga pendidikan

yang menyiapkan calon wira usaha dan memiliki imtaq dan iptek,

113

Dokumentasi Statistik SMK Muhammadiyah 1 Metro, Dicatat Tanggal 13 Oktober

2017 114

Dokumentasi Visi SMK Muhammadiyah 1 Metro, Dicatat Tanggal 13 Oktober 2017

Page 103: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

81

dipandang sebagai persyarataan tujuan organisasi yang diimplementasikan

dengan bentuk kegiatan pembelajaran di sekolah.

Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa upaya menyiapkan calon

wira usaha yang memiliki imtaq dan Iptek, merupakan wawasan yang

menjadi tolak ukur berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di SMK

Muhammadiyah 1 Metro. Wawasan tersebut mendorong timbulnya

komitmen dari seluruh elemen di SMK Muhammadiyah 1 Metro salah

satunya dengan selalu peningkatan kompetensi profesional guru

pendidikan agama Islam yang direalisasikan dengan kegiatan belajar

mengajar.

b. Misi

Misi menggambarkan nilai-nilai organisasi, dan upaya dalam

mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Pernyataan misi berfungsi

memberikan arah usaha, dan langkah-langkah yang akan diambil dalam

mewujudkan visi. Misi SMK Muhammadiyah 1 Metro merupakan

program atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan secara operasional

sebagai arah dari setiap tindakan ekskutif di masa depan.

Adapun misi SMK Muhammadiyah 1 Metro adalah sebagai

berikut:

1) Membiasakan warga sekolah taat beribadah dan berakhlak

mulia.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa asing.

3) Meningkatkan siswa dalam penguasaan teknologi dan

informasi.

4) Meningkatkan prestasi akademika dan non akademika.

5) Menyiapkan siswa menjadi insane mandiri dan produktif.

Page 104: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

82

6) Menyiapkan kader Muhammadiyah dan bangsa yang

bertanggung jawab.

7) Memnafaatkan dan mengelola sampah/ limbah lingkuangan

menjadi berdaya guna.

8) Menciptakan sekolah yang ASRI (Aman, Sejuk, Rindang, dan

Indah).

9) Melestarikan, melindungi, dan mengelola Lingkunngan

Hidup.115

Misi SMK Muhammdiyah 1 Metro sebagaimana yang dijelaskan di

atas, menggambarkan upaya SMK Muhammadiyah 1 Metro dalam

membiasakan warga sekolah taat beribadah dan berakhlak mulia,

meningkatkan siswa dalam penguasan teknologi dan informasi,

meningkatkan prestasi akademika dan non akademika, menyiapkan siswa

menjadi insan mandiri, kreatif dan produktif dan menyiapkan kader

muhammadiyah dan bangsa yang bertanggung jawab serta dapat

melestarikan, melindungi dan mengelola lingkungan hidup dengan sebaik-

baiknya.

Pernyataan misi di atas, menunjukan identitas dan karakteristik

program pendidikan di SMK Muhammadiyah 1 Metro sebagai lembaga di

bawah naungan Dinas Pendidikan dan organisasi Muhammadiyah. Misi

menbiasakan warga sekolah taat beribadah dan berakhlak mulia,

merupakan alasan mendasar eksistensi SMK Muhammadiyah 1 Metro

untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas yang memenuhi kebutuhan,

dan harapan masyarakat. Sehingga perlu adanya salah satu kegiatan

115

Dokumentasi Misi SMK Muhammadiyah 1 Metro, dicatat tanggal 12 Oktober 2017

Page 105: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

83

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru

pendidikan agama Islam.

c. Tujuan

Tujuan organisasi menjadi arah untuk pemberdayaaan daya dukung

yang tersedia, baik dari aspek sumber daya manusia, maupun sarana dan

prasarana dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi masing-

masing.

Adapun tujuan SMK Muhammadiyah 1 Metro sebagai berikut:

1) Terintegrasinya antara mutu, keunggulan dan profesional pada

out put pendidikan. Sehingga mampu bersaing dalam

kompetisi lokal.

2) Memiliki out put pendidikan (baik akademik maupun non

akademik) yang selalu meningkat setiap tahunnya.

3) Memotifasi masyarakat sekolah untuk terlibat aktif dalam

peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

4) Menggalang kesadaran masyarakat bahwa peningkatan mutu

pendidikan merupakan tanggung jawab semua komponen

masyarakat.

5) Menanamkan jiwa agama (Islam ) pada seluruh warga sekolah.

6) Memotifasi kepada seluruh warga sekolah untuk berperilaku

sesuai dengan norma dan nilai Islam dalam menjalankan

kehidupannya sehari-hari.

7) Terciptanya kader yang tangguh dan mau berjuang untuk

melangsungkan cita-cita Muhammadiyah.

8) Melestarikan dan memangfaatkan lingkungan sebagai media

pembelajaran.

9) Menciptakan budaya dan memanfaatkan lingkungan sebagai

media pembelajaran.

10) Semua warga turut serta melestarikan, melindungi dan

mengelola Lingkungan Hidup.116

Dari tujuan di atas, dapat dipahami bahwa SMK Muhammadiyah 1

Metro, berupaya mengintegrasikan keunggulan akademik yang dihasilkan

melelui pembelajaran, dengan keterampilan vokasional (kejuruan) yang

116

Dokumentasi Tujuan SMK Muhammadiyah 1 Metro, dicatat tanggal 20 Oktober 2017

Page 106: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

84

dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Mengacu kepada tujuan tersebut, diharapkan terciptanya kader dan

generasi yang memiliki kecakapan akademik, keterampilan, dan berakhlak

karimah.

4. Kondisi Sosiologis dan Lokasi Penelitian

a. Lingkungan Sekolah

SMK Muhammadiyah 1 Metro berada di Jalan Tawes 21 Polos

Metro Timur. Lingkungan sekolah sangat strategis. Jalan Tawes tersebut

di depan sekolah, merupakan jalan penghubung antara Jalan AH. Nasution

dengan Jalan Ki Hajar Dewantara. Di Jalan Ki Hajar Dewantara berdiri

Perguruan Tinggi IAIN Metro dan Universitas Muhammadiyah Metro.

Jarak 2 km dari SMK Muhammadiyah 1 Metro ada 2 SMP N :

1) SMP N 4 Metro

2) SMP N 2 Metro

Jarak 0,5 km dari SMK Muhammadiyah 1 Metro tersedia 2 tanah lapang :

1) Lapangan Kampus Metro (di depan sekolah)

2) Lapangan Garuda Metro Timur (di belakang sekolah)

Di samping kanan dan kiri SMK Muhammadiyah 1 Metro ada 2 jalan :

1) Jalan Seluang tembus ke Jl. Tongkol

2) Jalan Kepiting tembus ke Jl. Tongkol

Page 107: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

85

Masyarakat di lingkungan sekolah sangat mendukung keberadaan

SMK Muhammadiyah 1 Metro dengan kelayakan pertumbuhan ekonomi

dan pendidikan, mereka berusaha :

1) Mencintai SMK Muhammadiyah 1 Metro dengan memasukkan

anaknya menjadi siswa SMK Muhammadiyah 1 Metro.

2) Membuka usaha, mengelola Rumah Kost. Ada 20 usaha

Rumah Kost pada radius 1 km dari SMK Muhammadiyah 1

Metro.

3) Membuka jasa Fotokopi. Ada 2 usaha Fotokopi.

4) Membuka usaha Toko Alat Tulis.

5) Masjid Muhajirin di halaman SMK Muhammadiyah 1 Metro,

jamaahnya bertambah banyak dari masyarakat lingkungan

sekoitar dan sejak tahun 1998 dipakai untuk Sholat Jumat.

Siswa SMK Muhammadiyah 1 Metro 40% berasal dari Kota Metro,

60% dari Kabupaten lain, seperti Kabupaten Lampung Timur dan

Lampung Tengah. Transportasi strategis, dari arah kanan Kompleks SMK

Muhammadiyah 1 Metro, orang atau kendaraan masuk Ki Hajar

Dewantara menuju Jalan Tawes, dari arah kiri Kompleks SMK

Muhammadiyah 1 Metro, orang atau kendaraan masuk Jl. AH. Nasution

menuju Jalan Tawes SMK Muhammadiyah 1 Metro.

b. Keadaan Peserta didik

Peserta didik merupakan salah satu komponen yang dimiliki oleh

SMK Muhammadiyah 1 Metro dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan.

Page 108: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

86

Perkembangan jumlah peserta didik di SMK Muhammadiyah 1 Metro

menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, pada berbagai program

keahlian, baik program akuntansi, pemasaran, administrasi perkantoran

teknik komputer dan jaringan serta perbankan syariah. Sebagai mana

dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.

Keadaan Peserta Didik Tahun SMK Muh. 1 Metro T.P. 2017/2018

Kls

Jumlah siswa

Kelas X Kelas XI Kelas XII Total

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

AP 10 26 36 7 33 40 7 37 44 24 96 120

A1 8 27 35 7 14 21 5 27 32 20 68 88

A2 8 25 33 6 22 28 4 31 35 18 78 96

P 17 19 36 10 16 26 16 16 32 43 51 94

TK

J 1 25 8 33 21 15 36 21 10 31 67 33 100

TK

J 2 - - - - - - 20 6 26 20 6 26

PB

S 21 15 36 12 22 34 12 24 36 45 61 106

236 237 393 630

Sumber Dokumentasi Statistik SMK Muhammadiyah 1 Metro Tahun 2017

Page 109: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

87

c. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Keberhasilan SMK Muhammadiyah 1 Metro dalam mewujudkan

visi, misi dan tujuan ditentukan oleh ketersediaan daya dukung yang

dimiliki, baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia, seperti tenaga

pendidik dan kependidikan, serta karyawan, maupun sarana dan prasarana

yang tersedia.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, dan

menghasilkan peserta didik yang terampil di bidangnya, maka SMK

Muhammadiyah 1 Metro didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan

yang kompeten dibidangnya, sesuai dengan mata pelajaran dan latar

belakang akademik.

Keberadaan tenaga pendidik dan kependidikan yang sangat

diperlukan dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan

di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Untuk menunjang proses pembelajaran,

perlu di dukung guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan lembaga

tersebut. Adapun jumlah guru keseluruhan ada 51 dan karyawan ada 8

orang sedangkan jumlah guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro ada 4

guru. sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel. 3.

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Muhammadiyah 1 Metro

TP. 2017/2018

No Nama NBM Jabatan Program

diklat

1 Drs. Suharto 619,376 Kepala Sekolah Bahasa

Indonesia

Page 110: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

88

2 Robby Gunawan, S.Kom. 1,073,782 Waka.

Kesiswaan

Tim TKJ

3 Dra. Harninuk 990,064 Waka.

Kurikulum

Akuntansi

4 Drs. Wahid Nurdiyanta 637,208 Guru Bahasa

Indonesia

5 Nursi Effendi, B.A. 779,586 Guru IPS

6 Drs. H. A. Mashuri 487.436 Guru Mengetik

7 Drs. Sugono, M.Pd.I. 554,842 Guru KMD

8 Subiasih, B. Sc. 673,732 Guru Ekonomi

9 Drs. M. Anshori 637,232 Guru Tarikh

10 Muhlan, B.A. 494,031 Guru PAI

11 Dra. Reni Gusfiarni 924,667 Guru Bahasa

Inggris

12 Dra. Arnita Orbana 779,582 Guru Kearsipan

13 Dra. Julaeha 1,041,026 Guru Bahasa

Indonesia

14 Dra. Herningsih 1,041,024 Guru Bahasa

Indonesia

15 Kandoko, S.Pd. 1,041,021 Guru KWU

16 Rini, S.Pd. 1,041,023 Guru Akuntansi

17 Yeniarti, S.Pd. 1,014,016 Guru KKPI

18 Suharni, S.Pd. 930,058 Guru Produktif

Pemasaran

19 Riana Sari, S.E., M.Pd. 930,059 Guru Produktif

Pemasaran

20 Akhyati Thohari, S.E. 709,974 Guru Produktif

PBS

21 Haryanto, S.Pd. 1,256,620 Guru Akuntansi

22 Rohaniya, S.Pd., M.Pd. 1,041,025 Guru Akuntansi

23 Meliyawati, S.Kom. - Guru Tim TKJ

24 Ngatirin, S.Kom. - Guru Tim TKJ

25 Aswandi, M.Pd.I. 996,550 Guru Bahasa

Arab

26 Bowo Adi Riyanto, S.E.,

S.Pd.

1,041,018 Guru Ekonomi

27 Dono Amsaroh, S.Pd. 1,041,017 Guru Bahasa

Inggris

28 Endang Puji Lestari, S.Pd. 1,073,784 Guru IPA

29 Edy Wahyudi, S.Kom. 1,073,785 Guru Tim TKJ

30 Azwandi, S.Kom. 1,196,989 Guru Tim TKJ

31 Edi Hariyanto, S.Pd. 1,125,452 Guru Matematika

32 Ramdhan Aris Kamal,

S.Pd.

1,163,464 Guru PJOK

Page 111: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

89

33 M. Husni Arrafi, S.Pd. 1,125,458 Guru Matematika

34 Khoirul Anam, S.Pd. 1,125,396 Guru Bahasa

Inggris

35 Widya Andika Lestari,

S.Pd.

1,125,455 Guru Matematika

36 Susilawati, S.Psi.,S.Pd. 1,125,395 Guru BK

37 Azizi Sulaiman Arsyad,

S.Pd.

1,088,407 Guru Tim TKJ

38 Sri Widayati, S.Pd. 1,256,625 Guru Produktif

AP

39 Slamet Widodo, S.H.I. 1,269,889 Guru Bahasa

Arab

40 Zenni Mahmud, S.Pd.I. 1,125,456 Guru PAI

41 Dede Sumardi, S.Pd. 1,123,195 Guru Fisika

42 Eko Jati Putro,S.Pd - Guru Seni

Budaya

43 Hanna Difetra Alfath, S.Pd 1,256,629 Guru Seni

Budaya

44 Ade Ibramsyah, S.Pd. - Guru Penjaskes

45 Muklis Saputra, S.E.Sy. - Guru Produktif

PBS

46 Dimas Curota Ayun,

S.Pd.I

1,096,087 Guru PAI

47 Ahmad Bahtiar, S.Pd.I 1,159,471 Guru PAI

48 Dwi Susanto, S.Pd.I. 1,073,783 Guru KMD

49 Lilin Septiana, S.E. - Guru Produktif

PBS

50 Isnaini Lutfia, S.Pd. - Guru Seni

Budaya

51 M. Afrizal Aziz, S.Pd. - Guru BK

52 Darmaji 930,062 Kepala TU

53 Wiwin Handayani, A.Md. 1,041,020 Staf TU

54 Fitri Astuti Ningsih, S.P. 1,041,019 Staf

Perpustakaan

55 Hari Arbiafrianto, A.Md. 1,125,460 Staf TU

56 Deni Anggi Saputra 1,125,400 Satpam

57 Riski Pratama - Staf TU

58 Taupik Widayanto - Staf TU

59 Nur Atikah, A.Md. - Staf TU

60 Febri Nur Ardianto - Penjaga Sekolah

Sumber Dokumentasi Statistik SMK Muhammadiyah 1 Metro Tahun 2017

Page 112: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

90

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung yang

diperlukan sekolah dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan SMK

Muhammadiyah 1 Metro. Untuk menunjang proses pembelajaran

diperlukan sarana dan prasarana yang baik, oleh sebab itu SMK

Muhammmadiyah 1 Metro sudah mempunyai sarana yang lengkap untuk

mendukung pembelajaran pendidikan agama Islam dengan memiliki kelas

yang cukup dan mempunyai masjid dengan perlengkapan yang baik yang

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.

Data Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 1 Metro

No Jenis Ruang Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Perlengkapan Baik

2 Ruang Wakasek dan Kajur 1 Perlengkapan Baik

3 Ruang Guru 2 Perlengkapan Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 Perlengkapan Baik

5 Ruang Belajar/Kelas 19 Perlengkapan Baik

6 Ruang Praktik Komputer 4 Perlengkapan Baik

7 Ruang Perpustakaan 1 Perlengkapan Baik

8 Ruang BK 1 Perlengkapan Baik

9 Ruang PMR 1 Perlengkapan Baik

10 Ruang Kantor PCM 1 Perlengkapan Baik

11 Ruang Praktik Kejuruan 5 Perlengkapan Baik

Page 113: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

91

12 Ruang Koperasi 1 Perlengkapan Baik

13 Ruang IPM 1 Perlengkapan Baik

14 Masjid 1 Perlengkapan Baik

15 Gudang 1 Perlengkapan Baik

16 Dapur 1 Perlengkapan Baik

17 Ruang Penjaga 1 Perlengkapan Baik

18 WC Guru 2 Perlengkapan Baik

19 WC Siswa 16 Perlengkapan Baik

20 Ruang LSP SMK Muh 1 1 Perlengkapan Baik

21 Kantien Sekolah 1 Perlengkapan Baik

22 Kantor Satpam 1 Perlengkapan Baik

Sumber Dokumentasi Statistik SMK Muhammadiyah 1 Metro Tahun 2017

e. Denah Lokasi Belajar

Denah lokasi belajar merupakan sebuah peta berukuran kecil yang

menunjukkan dan menggambarkan detail lokasi dari suatu bangunan.

Denah biasanya merupakan tampak atas dari sebuah bangunan. Jika

sebuah bangunan dipapas melintang, maka gambar tampak atas dari

bangunan tersebut dapat disebut sebuah denah. Seperti halnya peta, pada

dasarnya denah dibuat untuk dapat memudahkan penggunanya dalam

melacak suatu lokasi.

Denah lokasi belajar di SMK Muhammadiyah 1 Metro sudah di

atur sedemikian teratur yang dibuktikan dengan adanya kode gedung dan

Page 114: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

92

ruang sebagai sarana membantu seluruh warga SMK Muhammadiyah 1

Metro dalam proses kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dalam

gambar berikut ini.

Gambar 1 .

Denah Lokasi SMK Muhammadiyah 1 Metro

Sumber Dokumentasi SMK Muhammadiyah 1 Metro tahun 2017

f. Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 1 Metro

Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara

kompenen atau bagian dalam sebuah organisasi. SMK Muhammadiyah 1

Metro dilihat dari struktur organisasinya di bawah naungan Yayasan

Persyarikatan Muhammadiyah tepatnya Majelis Pendidikan Dasar dan

Masjid

j

l

.

T

a

w

e

s

M

e

t

r

o

T

i

m

u

r

Page 115: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

93

Menengah Pimpinan Cabang Metro Timur dan Dinas Pendidikan Provinsi

Lampung. Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah 1 Metro tersebut

menggambarkan tugas dan wewenang masing-masing komponen sekolah,

dan hubungan komponen tersebut dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan

SMK Muhammadiyah 1 Metro. Dekripsi kerja (job deskripsi) meliputi:

1) Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

Bertugas mengatur dan mengelola kegiatan belajar mengajar serta

sebagai bimbingan konseling bagi seluruh siswa.

2) Guru

Bertugas sebagai pendidik dan motivator serta berfungsi sabagai

bimbingan konseling siswa dalam mengatasi kesulitan.

3) Tata Usaha dan Bendahara

Sebagai pengatur administrasi dan membantu kelancaran belajar

mengajar.

4) Bimbingan Konseling (BK)

Bertugas memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh

siswa

5) Siswa

Harus aktif dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler

sekolah.

Gambaran tentang kerangka dan pola hubungan, tugas dan tanggung

jawab dalam struktrur organisasi SMK Muhammadiyah 1 Metro

adalah sebagai berikut:

Page 116: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

94

Gambar 2.

STRUKTUR ORGANISASI SMK MUHAMMADIYAH 1 METRO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

= Garis Instruksi

= Garis Konsultasi

WAKA

SARPRAS

WALI KELAS/

PEMBINA-PEMBINA

GURU

ADAPTIF

GURU

PRODUK

GURU

BK GURU

NORMAT

SISWA

WAKA

HUMAS WAKA

KURIKULUM

KETUA PROGRAM

KEAHLIAN

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI LAMPUNG

KEPALA

SEKOLAH

POKJA WMM

Ka. TATA

USAHA

WAKIL

MANAJEME

KOMITE

SEKOLAH

DU/DI

STAF TATA

USAHA

WAKA

KESISWAAN

MAJELIS DIKDASMEN

PCM METRO TIMUR

Page 117: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

95

A. Temuan Khusus Penelitian

1. Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan Kompetensi

Profesional guru PAI

Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bantuan profesional yang

diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang

sistematis dalam perencanaan, pengamatan yang cermat, dan pemberian

balikan yang segera secara objektif tentang penampilan pengajarannya yang

nyata untuk meningkatkan profesionalsme dalam mengajar yang difokuskan

pada pada penampilan guru secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai

peserta atau partisipasi aktif dalam proses supervisi tersebut.

Dalam hal ini supervisi klinis dilakukan oleh kepala sekolah SMK

Muhammadiyah 1 Metro berkaitan dengan supervisi klinis terhadap guru PAI

di SMK Muhammadiyah 1 Metro, maka dapat dijelaskan berdasarkan hasil

wawancara sebagaimana di bawah ini:

Menurut Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro sebagai nara

sumber pertama, bahwa beliau memahami tentang supervisi klinis. Hal ini

sesuai dengan pernyataan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro

sesuai dengan petikan wawancara berikut ini:

Saya mengetahui tentang supervisi klinis adalah supervise yang bisa

dilakukan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru senior

dalam pembelajaran, pribadi guru, administrasi yang berupa bantuan

dalam proses belajar mengajar agar pelaksanaan pembelajaran lebih

baik sebagaimana yang diharapkan sekolah dan pemerintah. (W.1/

F.1.1/SHT/08/11/17)

Supervisi klinis juga dipahami oleh Wakil Kepala sekolah bidang

kurikulum dalam petikan wawancara sebagai berikut ini:

Page 118: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

96

Supervisi klinis adalah bentuk bimbingan profesional yang diberikan

kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang

sistematis. (W.2/ F.1.1/HRK/08/11/17)

Dari dua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa supervisi klinis

merupakan suatu bentuk supervisi atau pengawasan yang dilaksanakan oleh

pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru senior dimana dalam kegiatan

supervisi dilakukan pembimbingan secara professional. Pembimbingan

yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru.

Supervisi klinis dilakukan bukan tanpa adanya alasan atau kebutuhan.

Supervisi klinis dipilih tentunya untuk melakukan pengawasan dengan tujuan

tertentu. Adapun alasan dipilihnya supervisi klinis yang dilakukan sesuai

dengan petikan wawancara berikut ini:

Sebagai pertimbangan melakukan supervisi klinis, yang pertama

adalah selama ini jarang sekali pengawas sekolah malaksanakannya,

Kedua, atas dasar permintaan guru dan tugas sebagai kepala sekolah

sebagai supervisor. Ketiga supervisi klinis dilaksanakan oleh kepala

sekolah sebagai supervisor sesuai dengan jenis permasalahan yang

dihadapi. Setiap permasalahan yang ditemui tidak harus sama dengan

sistem/cara penyelesaiannya. Suatu permasalahan harus diselesaikan

dengan cara yang sesuai dan belum tentu dengan supervisi klinis”.

(W.1/ F.1.2/SHT/08/11/17)

Tujuan dari supervisi klinis juga dipahami oleh wakil kepala sekolah

bidang kurikulum yang menyatakan bahwa:

Supervisi klinis dilakukan agar para guru dapat melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya, utamanya bagi mereka yang mengalami

kesulitan dalam pembelajaran agar dapat menyelesaikannya dengan

sebaik-baiknya. (W.2/ F.1.2/HRK/08/11/17)

Dari kedua pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pemilihan

supervisi klinis dikarenakan adanya tidak adanya pengawas sekolah yang

melaksanakannya, keinginan untuk memberikan bimbingan kepada guru agar

Page 119: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

97

dapat menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapinya. Supervisi klinis

merupakan supervisi yang dilakukan dengan pembimbingan sesuai dengan

kebutuhan setiap guru. Karena itu, kegiatan ini akan berbeda-beda antara guru

yang satu dengan guru lainnya. Untuk itu, pelaksanaan supervisi klinis tentu

akan berbeda dengan supervisi pada umumnya. Sehubungan dengan hal

tersebut, mengenai pelaksanaan supervisi klinis ini, salah satu guru

pendidikan agama Islam menyatakan bahwa:

Ya, kepala sekolah melakukan supervisi klinis terhadap guru

pendidikan agama Islam yang mana pelaksanaanya dibantu oleh waka

kurikulum. (W.3/ F.1.1/ZMD/08/11/17)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan

supervisi klinis terhadap dirinya dan rekan-rekannya dibantu oleh waka

kurikulum.

Hal senada juga dikemukakan oleh beberapa guru PAI menyatakan

bahwa kepala sekolah melakukan supervisi klinis. Hal ini sebagaimana

dikemukakan guru PAI lainnya yang menyatakan sesuai dengan petikan

wawancara berikut ini:

Kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi di kelas, melihat RPP

yang saya miliki dan memberikan komentar perbaikan. (W.4/

F.1.1/DMC/08/11/17

Dari pernyataan di atas menunjukan bahwa kepala sekolah melakukan

supervisi klinis di kelas umtuk perbaikan rencana pembelajaran. Hal senada

juga disampaikan guru pendidikan agama Islam lainnya sesuai dengan

petikan wawancara sebagai berikut:

Kami melakukan konsultasi kepada kepala sekolah yang sedang

melakukan supervisi di sekolah kami. (W.5/ F.1.1/ADB/09/11/17)

Page 120: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

98

Dari beberapa pernyataan di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah

melakukan supervisi klinis di sekolah, yaitu melakukan pengawasan terhadap

kegiatan pembelajaran di kelas termasuk memberikan masukan terhadap guru

tentang beberapa hal yang terkait dengan masalah pembelajaran.

Namun dari beberapa nara sumber lain diketahui bahwa mereka

tidak mengetahui adanya supervisi klinis hal ini sesuai dengan petikan

wawancara berikut ini:

Iya, kadang-kadang saya disupervisi kepala sekolah tetapi bukan

supervisi kelas, mungkin faktor umur saya ini yang sudah tua

sehingga kepala sekolah enggan untuk mensupervisi diri saya. (W.6/

F.1.1/MHL/10/11/17)

Dari perbedaan informasi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa

kepala sekolah melakukan supervisi klinis terhadap beberapa guru, tetapi

tidak melakukan supervisi klinis terhadap beberapa guru lain. Dengan kata

lain bahwa kepala sekolah belum sepenuhnya melakukan supervisi klinis

terhadap semua guru di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Hal ini tentu ada

sebabnya mengapa kepala sekolah tidak melakukan supervisi klinis terhadap

semua guru. Dikonfirmasikan lagi dengan dengan kepala sekolah,

menyatakan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Tentu tidak semua guru mendapatkan supervisi klinis, karena tidak

semua guru membutuhkannya. Selama yang dilakukan guru sudah

baik, ya sudah, artinya seorang guru tersebut sudah dapat

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran. Sehingga

supervisi klinis menurut saya hanya diutamakan terhadap guru yang

mengalami kesulitan. (W.1/ F.1.3/SHT/08/11/17)

Dari informasi tersebut jadi jelas bahwa tidak semua guru

mendapatkan supervisi klinis. Supervisi klinis sebagai supervisi untuk

Page 121: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

99

melakukan perbaikan diperuntukkan guru yang mengalami kesulitan dalam

kegiatan pembelajaran. Karena itu perlu dibimbing dan diarahkan agar

kesulitannya dapat teratasi dan dapat melakukan pembelajaran secara normal

dan wajar. Selanjutnya mengenai pelaksanaannya, kepala sekolah

menyatakan sesuai dengan petikan wawancara berikut:

Pelaksanaan supervisi klinis dilaksanakan di ruang kelas oleh saya

sendiri dibantu waka kurikulum dan Bapak/Ibu guru di mulai dari

pengawasan setiap pagi secara langsung di kelas maupun saya melihat

dari layar CCTV di ruangan saya untuk melihat pembelajaran yang

ada di kelas. kemudian saya melaksanakan supervisi klinis yang

dimulai dari pertemuan awal (perencanaan), pelaksanaan, dan

pertemuan akhir (monitoring dan evaluasi). Pada tahap awal

difokuskan dalam hal mendesain program perencanaan supervisi

klinis, melakukan pengkajian RPP. Tahap pelaksanaan dilakukan

pengawas: (a) deteksi kompetensi guru secara lesan; (b) administrasi

pembelajaran; (c) proses belajar mengajar di kelas; (d) pembinaan

RPP; (e) monitoring; (f) pengembangan RPP; (g) evaluasi; (h)

peningkatan mutu pembelajaran; (i) pengembangan bahan ajar; (j)

pengembangan media; (k) deteksi kesulitan belajar siswa; dan (l)

memberikan solusi kepada siswa yang mengalami hambatan

belajar.Tahap yang terakhir adalah monitoring dan evaluasi. Dalam

tahap ini, kepala sekolah mengadakan kegiatan monitoring, evaluasi

dan pengembangan pada pelaksanaan tahap kedua. Selanjutnya

supervisi klinis dilaksanakan kepada Bapak/Ibu guru yang mengalami

kesulitan/ permasalahan baik dalam pembelajaran, administrasi dan

lain-lain, dan dalam melaksanakan supervisi ini, kepala sekolah

melaksanakannya secara berkesinambungan tidak hanya sekali saja,

namun dipantau terus perkembangannya untuk terselesaikannya

masalah yang dihadapi. (W.1/ F.1.4/SHT/08/11/17)

Dari pendapat kepala sekolah dikuatkan dengan adanya hasil

dokumentasi yang berupa intrumen penilaian guru dalam pembalajaran di

kelas. (D.I./F.1/08/11/17)

Dari pernyataan di atas, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan

supervisi klinis dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Lebih lanjut tentang pelaksanaan

Page 122: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

100

supervisi klinis, bahwa setiap kegiatan tentu dilakukan perencanaan terlebih

dahulu sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Sangat perlu untuk direncanakan, sebab semua program kalau tidak

direncanakan hasilnya juga nanti kurang bagus sehingga pelaksanaan

supervisi klinis pun harus direncanakan dengan memberikan intrumen

evaluasi diri dan wawancara kepada guru pendidikan agama Islam

merupakan pertemuan awal. (W.1/ F.1.5/SHT/08/11/17)

Dari pendapat di atas dikuatkan dengan dokumen Evaluative Chek

List yang berisi tentang aspek-aspek yang dilihat sesuai dengan kompetensi

guru pendidikan agama Islam. (D.I./F.1/08/11/17)

Dari pernyataan tersebut jelas menunjukkan bahwa supervisi

klinis perlu direncanakan. Perencanaan dilakukan dengan melakukan

memberikan instrument evaluasi diri dan wawancara sebagai titik awalnya,

yaitu untuk mengetahui kebutuhan guru atau hal-hal yang menjadi kesulitan

guru pendidikan agama Islam. Lebih lanjut tentang pelaksanaan supervisi

klinis, guru pendidikan agama Islam menyatakan sesuai dengan petikan

wawancara berikut :

Beberapa kali kepala sekolah menanyakan kesulitan-kesulitan yang

kami hadapi dalam kegiatan pembelajaran, namun beliau tidak

memberikan solusinya. Informasi tersebut menunjukkan bahwa kepala

sekolah berusaha mencari masalah yang dihadapi oleh guru. (W.3/

F.1.2/ZMD/08/11/17)

Pernyataan senada dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

lainnya sesuai dengan hasil petikan wawancara sebagai berikut:

Kami diminta untuk mengisi instrument evaluasi diri dan

mengemukakan berbagai permasalahan yang kami hadapi di kelas,

permasalahan guru terhadap siswa dan beliau mencatatnya. Selain itu

kepala sekolah juga melihat perangkat pembelajaran kami dan beliau

menanyakan berbagai kesulitan dalam membuatnya. (W.5/

F.1.2/ADB/09/11/17)

Page 123: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

101

Berdasarkan beberapa informasi di atas menunjukkan bahwa kepala

sekolah mencari permasalahan yang dihadapi oleh guru, yaitu dengan melihat

hasil dari evaluasi diri guru pendidikan agama Islam dan menanyakan

permasalahan guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran di kelas dan

juga melihat perangkat pembelajaran guru. Kegiatan tersebut nampak sebagai

kegiatan untuk mengumpulkan data dan informasi. Kegiatan ini merupakan

bagian dari kegiatan perencanaan dalam melakukan supervisi.

Lebih lanjut dalam perencanaan supervisi klinis, pihak yang terkait

perlu memahami kegiatan yang akan dilakukan. Sehubungan dengan

informasi di atas tentang perlunya memperoleh data dan memberitahukan

tentang rencana supervisi kepada guru dinyatakan sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut:

Kadang-kadang tidak, tetapi khusus supervisi klinis harus diberi tahu

terlebih dahulu karena sebelum pelaksanaan harus bermusyawarah

antara, kepala sekolah, staf pimpinan, guru pendidikan agama Islam

pada khusunya dan staf tata usaha secara terbuka. (W.1/

F.1.6/SHT/08/11/17)

Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan

supervisi klinis, kepalas sekolah memberitahu kepada guru dan waka

kurikulum terlebih dahulu. Pemberitahuan ini tentunya memiliki tujuan.

Namun secara jelas bahwa supervisi klinis memerlukan kerjasama antara

supervisor dengan yang disupervisi. Jadi pemberitahuan rencana ini dapat

dikatakan memiliki tujuan agar terjadi kerjasama yang baik antara supervisor

dengan yang disupervisi. Sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Page 124: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

102

Kepala sekolah memberitahukan kepada kami selaku penanggung

jawab ketika akan melakukan supervisi klinis di sekolah kami. Selain

itu juga diharapkan guru juga harus mengetahui bahwa kepala sekolah

akan melakukan supervisi klinis. (W.2/ F.1.3/HRK/08/11/17)

Jadi, pihak yang terkait dengan kegiatan pengawasan sebelumnya

diberitahu akan kegiatan yang hendak dilakukan. Sehingga akan terjadi

kerjasama antara berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan supervisi klinis.

Hal senada juga dikemukakan salah satu guru pendidikan agama Islam yang

menyatakan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Sebelum kepala sekolah akan melakukan supervisi, kami diberitahu

terlebih dahulu oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Dengan

demikian kami juga siap untuk mengikuti supervisi klinis. (W.4/

F.1.2/DMC/08/11/17)

Pernyataan tersebut didukung pula oleh guru pendidikan agama Islam

yang lainnya yang menyatakan sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Waka Kurikulum memberitahu kami ketika akan dilakukan supervisi

klinis oleh kepala sekolah. Karena itu kami juga siap-siap agar dapat

mengikuti supervisi dengan baik. (W.2/ F.1.3/ADB/09/11/17)

Berdasarkan beberapa informasi di atas, kegiatan supervisi klinis

dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberitahukan kepada pihak-pihak

yang terkait, yaitu Waka kurikulum dan guru yang bersangkutan. Hal ini

penting karena kegiatan supervisi klinis ditujukan untuk melakukan perbaikan

pembelajaran bagi guru yang mengalami kesulitan. Setiap kegiatan yang

dilakukan, perlu diketahui apakah sudah mencapai tujuan atau belum. Dari

kedua pernyataan di atas didukung dengan hasil observasi sesuai dengan

petikan observasi sebagai berikut:

Page 125: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

103

Ibu waka kurikulum menghampiri salah satu guru pendidikan agama

Islam di ruang guru untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran,

yang meliputi; kalender pendidikan, program tahunan, program

semester, penyusunan silabus, penyajian materi sampai pada kegiatan

remedial dan disyahkan oleh kepala sekolah karena besuk akan akan

nada supervisi pembelajaran di kelas. (O/ F.1.O1//08/11/17)

Kegiatan untuk mengetahui pencapaian tujuan biasanya disebut

dengan kegiatan evaluasi. Hal ini juga dilakukan pada kegiatan supervisi

klinis, sebagaimana dinyatakan oleh kepala sekolah tentang pelaksanaan

evaluasi supervisi klinis, sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan evaluasi saya melihat pembelajaran di kelas secara

lansung sambil mengisi intrumen penilaian proses belajar pada

umumnya, keterampilan khusus dalam mengajar dan suasana kelas

setelah itu hasil dari evaluasi tadi dibicarakan kembali bersamaan

dengan kegiatan kelompok kerja guru yang dilaksanakan bersama-

sama antara kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI, dan pengurus

KKG dan pelaksanaannya secara berkelanjutan. (W.1/

F.1.7/SHT/08/11/17)

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan evaluasi dari

supervise klinis sudah dilaksanakan secara terencana bersamaan dengan

kegiatan KKG. Dalam kegiatan KKG tersebut, maka dapat dilakukan evaluasi

bersama antara kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI dan pengurus

KKG, sehingga dapat diketahui efektivitas dari supervisi klinis yang

dilakukan.

Sehubungan informasi di atas, beberapa informasi di bawah ini

ternyata banyak yang mendukung kebenarannya. Informasi tersebut sesuai

dengan petikan wawancara sebagai beriku:

Sesuai dengan rencana, kepala sekolah menghadiri kegiatan KKG dan

melakukan evaluasi terhadap kegiatan supervisi klinis yang telah

dilakukan di sekolah. (W.4/ F.1.3/DMC/08/11/17)

Page 126: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

104

Hal senada juga mendukung informasi kebenaran kegiatan evaluasi

kegiatan supervisi sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Setelah kami mengikuti supervisi klinis, kemudian dievaluasi oleh

kepala sekolah dengan memberikan hasil pelaksanaan supervisi klinis

dengan intrumen yang telah disiapkan oleh kepala sekolah. Kemudian

kegiatan evaluasi dilakukan di KKG bersamaan dengan teman guru

lain yang juga mengikuti kegiatan supervisi klinis. (W.5/

F.1.4/ADB/09/11/17)

Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi wakil kepala sekolah

bidang kurikulum juga menyatakan sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, saya tetap harus

memberikan pengawasan kepada guru. Apalagi ada supervisi klinis

yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya harus mengetahui sejauh

mana dapat memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi guru.

(W.2/ F.1.4/HRK/08/11/17)

Dari beberapa pendapat di atas dikuatkan dengan dokumentasi activity

chek list tentang proses belajar mengajar yang berisi secara garis besar

tentang proses mengajar pada umunya, keterampilan khusus dalam mengajar

dan suasana kelas. (D.3./F.1/08/11/17)

Dari beberapa yang Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa wakil

kepala sekolah bidang kurikulum juga turut berpartisipasi dalam kegiatan

evaluasi supervisi. Karena wakil kepala sekolah bidang kurikulum

bertanggung jawab terhadap kesulitan yang dihadapi guru, sehingga jika ada

supervisi klinis, maka wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga harus

mengetahui penyelesaian masalah yang dihadapi guru. Hal ini didukung dari

pernyataan salah satu guru pendidikan agama Islam sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut:

Page 127: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

105

Dalam kegiatan supervisi ini, kepala sekolah langsung memberikan

evaluasi, yaitu dengan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang

saya lakukan yang dianggap kurang benar. Sehingga saya dan kawan-

kawan langsung memahami dengan baik. Evaluasi supervisi klinis

terhadap guru dilaksanakan dengan berkala dan terprogram antara

lain; hasil tugas dengan beberapa indikator yang dapat diukur perilaku

dan ciri individu (W.3/ F.1.3/ZMD/08/11/17)

Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa supervisi klinis dilakukan

secara berkala dan terprogram. Kegiatan evaluasi mencakup hasil

pelaksanaan tugas yang dinilai berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan

yang meliputi perilaku dan ciri yang ada pada guru pada saat pembelajaran di

kelas.

Berdasarkan beberapa informasi di atas, secara jelas menunjukkan

bahwa evaluasi terhadap supervisi klinis yang dilakukan secara berkala atau

periodik, meskipun tidak selalu tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa

kepala sekolah benar-benar melakukan supervisi dan melakukan evaluasi

secara baik. Selain itu, kegiatan evaluasi tidak hanya dilakukan secara

langsung mengunjungi guru yang dievaluasi, tetapi juga melalui telepon.

Dengan demikian, pengawas memiliki rasa tanggung jawab atas supervisi

yang dilakukannya. Selain itu, kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk

mengetahui efektivitas supervisi klinis sebagaimana penjelasan di atas

menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan

supervisi. Kegiatan evaluasi ini dapat dikatakan sebagai kegiatan evaluasi

langsung. Dengan evaluasi secara langsung, maka guru dapat memahami

dengan baik penyelesaian masalah yang dihadapinya, sehingga dapat

dikatakan bahwa kegiatan supervisi klinis tersebut lebih efektif.

Page 128: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

106

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui salah satu

kelebihan dari kegiatan supervisi klinis, yaitu permasalahan langsung dibahas

antara supervisor dan guru. Lebih jelasnya, dinyatakan oleh kepala sekolah

sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Kelebihannya suatu pemasalahan dapat diselesaikan dengan tuntas

karena dipantau terus, sedangkan kekurangannya perlu waktu yang

lebih lama. (W.1/ F.1.8/SHT/08/11/17)

Hal senada juga dikemukakan oleh wakil kepala sekolah bidang

kurikulum sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Dengan supervisi klinis, maka guru dapat memperoleh jalan keluar

dari permasalahan dengan baik dan dievaluasi secara periodik.

Sehingga kegiatan guru dapat dipantau secara terus menerus. Tetapi

supervisi klinis ini memerlukan waktu yang lama. Jadi waktunya

tersebut yang menjadi permasalahan. (W.2/ F.1.5/HRK/08/11/17)

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa kelebihan supervisi klinis adalah

bahwa permasalahan yang dihadapi guru dapat diselesaikan secara tuntas,

karena langsung dibahas dan dikaji saat supervisi dilakukan. Namun

demikian, ada kelemahan dalam supervisi klinis, yaitu penggunaan waktu

supervisi. Kegiatan supervisi klinis ternyata tidak dapat dilakukan dengan

cepat, memerlukan waktu yang lebih lama.

Supervisi klinis merupakan kegiatan pengawasan untuk

menyelesaikan suatu masalah. Hal ini tentu berkaitan dengan pencapaian

kompetensi profesional yang dilakukan oleh guru. Sesuai dengan tujuannya,

maka guru diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan atau kesulitannya

sehingga dapat melakukan tugasnya secara maksimal. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka kepala sekolah menyatakan tentang kompetensi

Page 129: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

107

professional guru PAI setelah adanya supervisi klinis sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut:

Dengan adanya pembinaan guru terus berusaha memperbaiki proses

pembelajaran misalnya; memakai alat peraga, alat media,

memperbaiki administrasi akademik, melengkapi instrumen,

penilaian, perbaikan dan pengayaan. (W.1/ F.1.9/SHT/08/11/17)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa supervisi klinis dilakukan

untuk melakukan pembinaan agar guru terus berusaha memperbaiki proses

pembelajaran. Pembinaan dilakukan agar guru senantiasa meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dengan memakai alat peraga, media,

memperbaiki administrasi akademis, melengkapi instrumen pembelajaran,

melakukan penilaian, perbaikan, dan pengayaan. Berbagai hal tersebut

merupakan tugas guru, namun masih banyak guru yang belum maksimal

dalam melaksanakan tugasnya.

Pernyataan di atas didukung oleh informasi yang disampaikan oleh

wakil kepala sekolah bidang kurikulum sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut:

Setelah diadakan supervisi klinis, guru dapat melakukan pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran meskipun media yang

digunakan masih bersifat sederhana. Guru yang lainnya juga

mengusulkan untuk pengadaan media yang lebih modern agar dapat

menyelenggarakan pembelajaran secara maksimal. Selain itu, guru

dapat menerapkan beberapa metode pembelajaran yang berbeda.

(W.2/ F.1.6/HRK/08/11/17)

Dengan adanya supervisi klinis, ternyata guru dapat meningkatkan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dan metode yang

berbeda. Hal ini berarti selama ini guru memiliki permasalahan dalam

penggunaan media dan metode pembelajaran. Lebih lanjut tentang

Page 130: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

108

kompetensi professional guru pendidikan agama Islam. Salah satu guru

pendididkan agama Islam memberikan informasi yang mendukung tentang

penggunaan media pembelajaran, sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Selama ini kami memang merasa kurang bisa menggunakan media

pembelajaran, karena memang kami kurang memahami tentang

manfaat dan cara menggunakan media. (W.3/ F.1.4/ZMD/08/11/17)

Hal senada disampaikan guru pendidikan Islam satunya yang

memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Setelah ada supervisi klinis yang saya ikuti, saya berusaha

menggunakan media pembelajaran yang ada dan sederhana. Sekarang

saya paham bahwa media tidak hanya LCD atau media modern

lainnya, tetapi benda-benda yang ada di sekitar kita ternyata juga

dapat digunakan sebagai media. Setelah adanya supervisi klinis ini,

saya sekarang lebih tahu bahwa media pembelajaran sebenarnya dapat

dibuat sendiri dan juga dapat diperoleh dari lingkungan sekitar kita.

(W.4/ F.1.4/DMC/08/11/17)

Dari kedua pernyataan di atas didukung lagi guru pendidikan agama

Islam lainnya dengan memberikan informasi sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut ini:

Saya sekarang dapat membuat media pembelajaran sendiri setelah

mengikuti supervisi klinis. Jadi saya tidak perlu menggunakan LCD

untuk menjelaskan materi pembelajaran. (W.5/ F.1.5/ADB/09/11/17)

Berdasarkan beberapa informasi di atas, maka dapat diketahui bahwa

Supervisi klinis yang dilakukan oleh pengawas sekolah memiliki dampak

yang baik. Salah satunya berdampak pada pemahaman dan keterampilan

dalam menggunakan dan membuat media pembelajaran. Hal yang dipahami

oleh guru adalah bahwa media pembelajaran tidak harus menggunakan LCD

Page 131: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

109

atau perangkat modern lainnya, tetapi media pembelajaran dapat dibuat

sendiri dan dapat ditemukan di lingkungan sekitar.

Kegiatan supervisi tentunya dilakukan dengan menggunakan berbagai

metode. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan supervisi tidak monoton dan

cenderung membosankan. Mengenai masalah penggunaan metode supervisi

tersebut, kepala sekolah menyatakan tentang metode supervisi yang

diterapkan, sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Dengan metode yang bervariasi serta teknik, modifikasi yang

disesuaikan dengan situasi, mengembangkan lewat pembinaan

berkala. (W.1/ F.1.10/SHT/08/11/17)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa supervisor atau kepala

sekolah menggunakan berbagai metode dan teknik dalam melakukan

supervisi. Metode dan teknik tersebut juga dimodifikasi yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi.

Mengenai penggunaan metode supervisi, juga dikemukakan guru

pendidikan agama Islam yang menyatakan sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut ini:

Ketika kepala sekolah datang, tidak hanya melihat-lihat saja, akan

tetapi juga bertanya tentang kegiatan pembelajaran yang kami

lakukan. Selain itu juga memberi beberapa saran dalam mengajar.

(W.3/ F.1.5/ZMD/08/11/17)

Hal senada juga dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

lainnya yang menyatakan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Ketika kami bertemu kepala sekolah beliau juga menanyakan berbagai

kesulitan yang kami hadapi. (W.4/ F.1.5/DMC/08/11/17)

Page 132: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

110

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa kepala sekolah melakukan

kegiatannya dengan menggunakan metode yang berbeda. Salah satunya

adalah dengan melakukan tanya jawab tentang berbagai kesulitan yang

dihadapi guru. Kegiatan tanya jawab ini merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh pengawas dalam kegiatan supervisi klinis, yaitu menggali

informasi tentang kesulitan dari guru. Lebih lanjut tentang metode supervisi,

guru pendidikan agama Islam lainnya memberikan pernyataan sesuai denga

petikan wawancara sebagai berikut ini:

Kepala sekolah menjadwal kegiatan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kami lakukan, yang selama

ini dianggap kurang maksimal selain itu kepala sekolah memberikan

pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang baik dan beliau juga

melihat langsung kegiatan pembelajaran yang kami lakukan

berdasarkan petunjuk beliau. (W.5/ F.1.6/ADB/09/11/17)

Kedua informasi di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah

melakukan kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode klinis, yaitu

melakukan penjadwalan dan pengarahan serta melihat kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arahan yang diberikan kepada guru.

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pengawas

menggunakan metode supervisi yang berganti. Salah satunya adalah dengan

melakukan supervisi klinis untuk mengatasi problematika guru PAI SMK

Muhammadiyah 1 Metro. Kepala sekolah menganalis berbagai permasalahan

guru PAI, dan membantu guru PAI untuk memecahkan permasalahnnya

sehingga, guru PAI menemukan cara-cara meningkatkan kompetensi

profesionalnya serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan secara klinis

baik dalam administrasi, PBM, dan pribadi guru PAI yang mengganggu

Page 133: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

111

tugasnya. Fenomena-fenomena problematikan yang ditemui peneliti di SMK

Muhammadiyah 1 Metro yaitu dalam hal administrasi guru PAI dan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dalam kelas yang cenderung

tradisional.

Kegiatan supervisi klinis yang sudah terurai di atas bertujuan untuk

membimbing guru dalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran, baik

kegiatan yang berkaitan dengan siswa maupun kegiatan yang bersifat

adminsitratif. Kegiatan supervisi klinis yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

terhadap Guru PAI bertujuan untuk meningkatkan kompetensi professional

Guru tersebut.

Hasil supervisi klinis yang sudah dilakukan oleh kepala sekolah

dapat diketahui hasilnya melalui kompetensi professional guru PAI.

Sehubungan dengan masalah kompetesi professional guru dengan adanya

supervisi klinis, wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan

pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut ini:

Beberapa program kinerja guru dan kepala sekolah dan wakil kepala

sekolah: Membuat surat tugas mengajar; Monitoring administrasi

akademik; Rapat sekolah; Kalender pendidikan; Jadwal pelajaran;

Laporan penilaian hasil belajar; Monitoring KKG diadakan satu bulan

sekali; Merancang rencana, program pembelajaran mulai awal tahun

ajaran baru; Musyawarah dengan anggota sekolah tentang rencana

anggaran belanja sekolah. Sedangkan rencana program kepala sekolah

dan kinerja guru antara lain: Memantau dan mengevaluasi kinerja

semua warga sekolah sesuai professi masing-masing Rencana

program rehap gedung sekolah, perbaikan lingkungan, pengkajian

tanggung jawab penggunaan dana bos, serta memantau, keterbukaan

berorganisasi wargasekolah dasar, membina, menyampaikan hasil

rapat dari dinas; Program kinerja guru; Program mingguan dibuat

awal minggu; Program semester dibuat awal semester; Program

tahunan dibuat awal tahun; monitoring dan evaluasi di sekolah guna

mengukur tingkat kemajuan pendidikan, antara lain memantau

Page 134: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

112

kebutuhan pengajar, jangan sampai vakum; Memantau sarana dan

prasarana, serta perangkat pembelajaran; Memantau pelaksanaan

proses pembelajaran; Perencanaan program kerja jangka pendek;

Perencanaan program kerja jangka menengah; Perencanaan program

kerja jangka panjang. (W.2/ F.1.7/HRK/08/11/17)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa kompetensi

professional guru dapat dilihat dari kegiatan perencanaan pembelajaran

sampai dengan kegiatan adminstratif. Hasil dari pelaksanaan tugas tersebut

kemudian dilakukan penilaian dan hasil penilaian merupakan bentuk

kompetensi professional guru.

Berkaitan dengan kompetensi profesional guru, beberapa informasi

di bawah ini merupakan informasi dari guru tentang kompetensi profesional .

guru pendididikan agama Islam tentang penggunaan RPP dalam kegiatan

pembelajaran, sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Ya, dalam proses pembelajaran menggunakan RPP. (W.3/

F.1.6/ZMD/08/11/17)

Sementara itu, guru pendidikan lainnya juga menyatakan hal senada

sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Tentu kami menggunakan RPP dalam pembelajaran, karena RPP

merupakan rencana yang akan diterapkan dalam pembelajaran. (W.4/

F.1.6/DMC/08/11/17)

Dari kedua pernyataan di atas didukung lagi pernyataan guru

pendidikan agama Islam satunya sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Ya pasti menggunakan RPP, selain sebagai syarat administrasi

pembelajaran, RPP merupakan program yang dibuat sebelum kegiatan

dilakukan. (W.5/ F.1.7/ADB/09/11/17)

Page 135: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

113

Berdasarkan berbagai informasi di atas, secara jelas dapat diketahui

bahwa guru menggunakan RPP dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan

RPP merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, baik sebagai kegiatan

administrasi pembelajaran maupun sebagai program yang direncanakan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran. Penggunaan RPP memang salah satu

bagian dalam kegiatan pembelajaran, dimana dengan RPP berarti guru telah

menyiapkan kegiatan pembelajaran. Adanya kesiapan tersebut tentunya akan

lebih menjamin keberhasilan pembelajaran dapat tercapai.

Lebih lanjut tentang RPP yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran, guru pendididikan agama Islam menyatakan tentang asal RPP

yang digunakan, sesuai petikan wawancara sebagai berikut:

RPP yang kami pakai adalah mengcopy dari teman yang lain atau dari

tahun sebelumnya. (W.3/ F.1.7/ZMD/08/11/17)

Sementara itu, guru pendidikan agama Islam satunya memberikan

pernyataan sesuai dengan petikan sebagai berikut:

Kami membuatnya sendiri, tetapi sudah kami buat 2 tahun yang lalu.

Jadi kami menggunakan RPP tahun lalu. (W.4/ F.1.7/DMC/08/11/17)

Hal senada juga dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

lainnya yang memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut:

Saya membuat sendiri, dan kebetulan baru saja membuat RPP untuk

pembelajaran tahun ini. (W.5/ F.1.8/ADB/09/11/17)

Berdasarkan beberapa informasi di atas dapat diketahui bahwa RPP

yang digunakan oleh guru ternyata diperoleh dengan cara beragam. Ada yang

Page 136: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

114

membuat sendiri, ada yang mencopy dari sesama guru, dan ada yang

menggunakan RPP tahun sebelumnya.

Informasi tersebut menunjukkan bahwa sebagaian guru tidak

membuat sendiri RPP yang digunakan atau menggunakan RPP yang tahun

lalu sudah ada. Namun masih ada guru yang membuat sendiri RPPnya.

Keadaan demikian menunjukkan bahwa secara administratif guru sudah

menyiapkan pembelajaran, namun secara substantif, guru belum sepenuhnya

menyiapkannya menjelang kegiatan pembelajaran dilakukan. Hal ini tentu

dapat mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dan

dengan kondisi demikian, kegiatan pembelajaran kemungkinan tidak dapat

mencapai hasil yang maksimal.

Kompetensi profesional guru PAI lainnya dapat dilihat dari kegiatan

penilaian. Dalam melakukan penilaian, guru menggunakan instrumen

penilaian yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan kisi-kisi materi. Menurut

pendidikan agama Islam memberikan pernyataan seseuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut ini:

Saya membuat instrumen untuk melakukan penilaian terhadap siswa.

Tetapi saya melihat juga tidak semua guru menggunakan instrument

penilaian. (W.3/ F.1.8/ZMD/08/11/17)

Informasi lain dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

satunya yang memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut ini:

Untuk instrumen penelitian, saya menggunakannya, tetapi saya

mengcopy dari rekan guru. Karena menurut saya sama saja untuk hal-

hal yang dinilai. (W.4/ F.1.8/DMC/08/11/17)

Page 137: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

115

Informasi lain dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

satunya yang memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut ini:

Ya saya membuat instrument sendiri karena pihak sekolah tidak

menetapkan bagaimana bentuk dari instrument itu sendiri.

(W.5/F.1.9/ADB/09/11/17)

Berdasarkan berbagai informasi di atas, dapat dikemukakan bahwa

tidak semua guru menggunakan instrumen penilaian. Instrumen penelitian

yang digunakan oleh guru ada yang membuat sendiri, tetapi juga ada yang

hanya mengcopy dari rekan sesama guru. Selain itu, ada juga guru yang tidak

menggunakan instrumen penelitian karena dianggap sama saja.

Proses pembelajaran tidak selamanya selalu berhasil. Berbagai faktor

dapat mempengaruhi hal tersebut. Untuk itulah, kegiatan pembelajaran

terkadang memerlukan pengayaan terhadap siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Dalam masalah pengayaan ini, guru pendidikan agama Islam

memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Tentu kami melakukan pengayaan untuk mendukung kekurangan pada

siswa. (W.3/ F.1.9/ZMD/08/11/17)

Selanjutnya guru pendidikan agama Islam satunya mengenai

pengayaan memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara

sebagai berikut ini:

Pengayaan kami lakukan jika siswa belum mencapai nilai minimal

yang ditetapkan, kemudian melakukan tes perbaikan. (W.4/

F.1.9/DMC/08/11/17)

Page 138: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

116

Demikian juga dengan guru pendidikan agama Islam lainnya yang

memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Karena KKM yang ditetapkan cukup tinggi, maka kami melakukan

pengayaan agar siswa yang masih tertinggal dapat mencapai batas

minimal KKM. (W.5/ F.1.10/ADB/09/11/17)

Dari berbagai informasi di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

guru mengadakan pengayaan karena siswa belum mencapai nilai batas

minimal. Dengan demikian guru melakukan pengayaan di sekolah melakukan

perbaikan. Dengan adanya informasi tersebut menunjukkan bahwa guru

memiliki tanggung jawab atas keberhasilan siswanya dalam belajar. Hal ini

juga menunjukkan kompetensi professional guru yang baik.

2. Faktor Pendukung Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro.

Kegiatan pembelajaran sebagai bentuk atau wujud komunikasi, yang

memerlukan faktor pendukung agar mencapai tujuan yang maksimal Dengan

kata lain dinyatakan bahwa ada perbedaan persepsi antara guru dengan siswa

sehingga terjadi perbedaan persepsi. Adaya perbedaan persepsi ini

menjadikan siswa tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Perbedaan persepsi tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga

terjadi gap atau jarak antara guru dengan siswa. Perbedaan persepsi atau

disebut juga kegagalan komunikasi dapat dihindari dengan menggunakan

bantuan media pembelajaran. Jadi fungsi media pembelajaran ini salah

satunya adalah untuk menyamakan persepsi. Tentang penggunaan media

Page 139: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

117

pembelajaran, guru pendidikan agama Islam memberikan pernyataan sesuai

dengan petikan wawancara berikut ini:

Dulu kami hanya kadang-kadang menggunakan media pembelajaran

berupa LCD itupun kalau kalo ada terminal listriknya. sekarang sering

menggunakan, karena kami baru paham, media tidak hanya LCD.

(W.3/ F.2.10/ZMD/08/11/17)

Hal senada dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam satunya

yang memberikan pernyataan sesuia dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Sekarang saya lebih paham tentang media, dan sering menggunakan

media meskipun itu hanya berupa barang bekas. (W.4/

F.2.10/DMC/08/11/17)

Berkenaan dengan penggunaan media guru pendidikan agama Islam

lainnya memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara berikut

ini:

Iya, saya menggunakan media pembelajaran yang saya temui di

sekitar. Misalnya menggunakan pohon kecil yang saya cabut dari

halaman rumah. Selain itu Saya membuat media pembelajaran dari

beberapa gambar yang saya potong-potong dan ditempel. (W.5/

F.2.11/ADB/09/11/17)

Informasi di atas menunjukkan bahwa sebelum supervisi klinis,

sebagian guru PAI jarang menggunakan alat atau media pembelajaran. Hanya

sedikit guru yang mau menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran. Sedangkan setelah mengikuti supervisi klinis, guru memahami

tentang makna media pembelajaran dan macam-macamnya. Sehingga guru

dapat mencari media yang dapat digunakan, atau membuat media

pembelajaran sendiri dengan menggunakan barang bekas atau barang

sederhana yang ada. Pelaksanaan tugas guru tentunya juga dipengaruhi oleh

Page 140: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

118

keadaan di sekitarnya, atau lingkungannya. Sehubungan dengan hal ini, maka

wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan pernyataan sesuai

dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Untuk memberikan kenyamanan agar kompetensi professional guru

optimal maka perlu menciptakan suasana iklim kinerja guru yang

kondusif, seperti: Mengadakan supervisi, monitoring dan evaluasi

menerapkan kerjasama; Bersikap terbuka; Menjaga keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan; Keteladanan kepala sekolah baik

perilaku maupun kinerja; Penanaman kedisiplinan dan tanggung

jawab sebagai guru; Keterbukaan dan kejujuran dalam segala hal; Adil

dan menghindari rasa pilih kasih; Obyektif dalam melaksanakan

penilaian terhadap guru; Menciptakan suasana kekeluargaan yang baik

(mengasihi, mengasuh dan memberikan wawasan kepada guru dengan

baik); Menciptakan suasana kerja serius tapi santai; Memberi

keteladanan; Guru harus tahu tugas dan kewajibannya sebagai guru;

loyal pada atasan baik itu kepala sekolah maupun persyarikatan saling

membantu apabila ada kerepotan; Lebih mementingkan kepentingan

dinas daripada kepentingan pribadi; Menumbuhkan rasa sosial; dan

sering-sering diadakan komunikasi secepatnya apabila ada informasi

yang penting dari dinas. (W.2/ F.2.8/HRK/08/11/17)

Dengan demikian, selain adanya supervisi dari kepala sekolah,

kompetensi professional guru juga dipengaruhi oleh kemampuan kepala

sekolah dalam menjalankan manajemen sekolah. Kepala sekolah harus dapat

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif yang menjadikan lingkungan

menjadi nyaman. Dengan kenyamanan lingkungan, maka guru dapat

menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Sehubungan dengan hal di atas,

guru pendidikan agama Islam memberikan pernyataan sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut ini:

Kami selalu memperoleh motivasi dari kepala sekolah, sehingga kami

dapat memperbaiki pembelajaran kami. (W.3/ F.2.11/ZMD/08/11/17)

Hal senada dikemukakan guru pendidikan agama Islam satunya sesuai

denga petikan wawancara sebagai berikut:

Page 141: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

119

Kepala sekolah selalu memberi bimbingan kepada kami dan

mengingatkan untuk bekerja secara maksimal, sehingga kamipun

merasa nyaman untuk bekerja. (W.4/ F.2.11/DMC/08/11/17)

Informasi yang sama juga dikemukakan guru pendidikan yang agama

Islam lainnya sesuai dengan petikan wawancara berikut:

Kepala sekolah memberi pengarahan kepada kami sehingga kami pun

dapat mengajar dengan baik. Beliau juga mengingatkan untuk

melengkapi persyaratan adminstrasi agar kami dapat melengkapinya.

(W.5/ F.2.12/ADB/09/11/17)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru agar dapat

menyelenggarakan tugas dengan sebaik-baiknya. Kepala sekolah juga

mengingatkan guru agar melengkapi syarat-syarat administrasi sehingga

kelengkapan administrasi dapat segera diselesaikan.

Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa kepala sekolah dapat

melaksanakan kepemimpinan secara maksimal. Menciptakan lingkungan

yang kondusif memerlukan kreativitas dan seni manajemen kepala sekolah.

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang

kurikulum memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara berikut:

Memberikan contoh/keteladanan wakil kepala sekolah; menanamkan

kedisiplinan dan tanggungjawab sebagai pendidik; keterbukaan, dan

kejujuran; kebersamaan, menjaga persatuan saling menghormati,

toleransi; dan adil tak pilih kasih. Memberi contoh adalah tugas

pimpinan terhadap bawahannya. Kepala sekolah sebagai pimpinan

tidak boleh hanya memberikan perintah, tetapi juga harus member

contoh yang baik agar dapat ditiru oleh anak buahnya. Selain itu,

kepala sekolah juga harus bersikap disiplin, tanggung jawab, terbuka,

jujur, menjunjung kebersamaan, persaudaraan, toleransi, saling

menghormati dan tidak pilih kasih. (W.2/ F.2.9/HRK/08/11/17)

Page 142: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

120

Informasi yang mendukung pernyataan di atas dikemukakan oleh guru

pendidikan agama Islam sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut

Iya , kepala sekolah kami memberikan contoh-contoh yang baik dalam

melaksanakan tugasnya, misalnya datang pagi, mengontrol pekerjaan

administrasi guru dan lain-lain. (W.3/ F.2.12/ZMD/08/11/17)

Sementara itu, guru pendidikan agama Islam satunya memberikan

pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut ini:

Kepala sekolah memimpin kami dengan baik. Beliau sering mengajak

ngobrol kami tentang berbagai hal. Beliau juga selalu menekankan

agar kami dapat melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. (W.4/

F.2.12/DMC/08/11/17)

Berdasarkan informasi di atas, menunjukkan bahwa kepala sekolah

melakukan tugasnya sebagai pemimpin dengan baik. Beberapa hal yang

dilakukan kepala sekolah dalam melakukan tugasnya yaitu dengan

memberikan motivasi, memberi contoh, melakukan tanya jawab dengan

guru, dan memberikan penekanan kepada guru untuk melakukan tugas

dengan baik dan maksimal.

Sedangkan informasi guru pendidikan agama Islam lainnya

memberikan pernyataan sesuai denga petikan wawancara sabagai berikut

ini:

Tidak pak, menurut saya kepala sekolah kami orangnya pendiam dan

kurang dekat dengan guru. Namun beliau juga tetap mengontrol tugas-

tugas administrasi yang kami lakukan. (W.5/ F.2.13/ADB/09/11/17)

Berdasarkan informasi di atas, ternyata kepala sekolah dapat

memberi contoh atau memberi motivasi kepada guru. Hal ini tentu dapat

dimaklumi bahwa karakter setiap orang berbeda, sehingga dari sekian kepala

sekolah, tentunya ada sebagian yang kurang maksimal dalam memimpin anak

Page 143: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

121

buahnya. Selain menerapkan kepemimpinan dengan memberikan contoh,

dalam melakukan pembinaan, kepala sekolah juga memiliki cara-cara

tertentu. Hal ini diungkapkan oleh wakil kepala sekolah yang memberikan

pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Memotivasi dalam kinerja; Memberi fasilitas, sarana, prasarana;

Memberi teladan; Mengontrol RPP; Memberi penghargaan (reward)

kepada guru berprestasi; Mengontrol kinerja guru; Menanamka

kedisiplinan; Memberiteguran; Memberi kesempatan guru untuk

meningkatkan karir; Pembinaan tentang tugas-tugas guru (menyusun

dan melaksanakan program mengajar, evaluasi perbaikan pengayaan

dan BP); Pemantauan administrasi akademik; Tiap akhir bulan

diadakan rapat untuk mengevaluasi kompetensi professional guru dari

hasil supervisi, kepala sekolah dalam melaksanakan PBM; Diadakan

brifing tiap hari senin pagi setelah upacara untuk mengevaluasi,

membicarakan kendala selama 1 minggu dan dicari solusinya untuk

mengatasi masalah yang dihadapi guru; Membuat peraga menurut

kemampuan; Belajar bersama mengoperasionalkan alat media;

Membina semua karyawan menurut tugas dan tanggung jawab

masing-masing; Memantau guru dari segi kepribadian, dan

pelaksanaan proses pembelajaran; Mengontrol administrasi akademik,

mana yang belum lengkap dibantu bersama-sama; Apabila terdapat

sifat guru yang kurang mendidik kami segera mengambil kebijakan.

(W.2/ F.2.10/HRK/08/11/17)

Berbagai hal yang dilakukan wakil kepala sekolah sebagaimana

dijelaskan di atas, memang merupakan tugas kepala sekolah untuk

memberikan bimbingan, fasilitas serta memotivasi guru agar dapat bekerja

secara maksimal. Namun demikian, perlu adanya variasi dalam memimpin

atau dengan kata lain dengan menerapkan seni manajemen, yaitu

menjalankan manajemen sesuai dengan situasi dan kondisi tanpa mengurangi

kepemimpinannya. Mengenai penyediaan sarana dan prasarana, guru

pendidikan agama Islam memberikan pernyataan sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut ini:

Page 144: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

122

Untuk sarana dan prasarana di sekolah kami termasuk cukup, karena

kepala sekolah selalu meminta masukan dari kami untuk keperluan

sekolah. Dan beliau selalu menganggarkan pengadaan sarana

prasarana sesuai dengan situasi dan kondisi keuangan. (W.3/

F.2.13/ZMD/08/11/17)

Hal senada juga dikemukakan oleh guru pendidikan agama Islam

satunya yang memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara

berikut ini:

Dalam rapat, beliau (kepala sekolah) membicarakan kebutuhan sarana

dan prasarana yang diperlukan. Kemudian beliau juga meminta

masukan untuk sarana dan prasarana yang paling penting untuk

diadakan terlebih dahulu. (W.4/ F.2.13/DMC/08/11/17)

Demikian juga dengan guru pendidikan agama Islam lainnya juga

memberikan pernyataan sesuia dengan petikan wawancara sebagai beriku:

Kepala sekolah baik dalam rapat maupun sehari-hari juga

membicarakan tentang masalah kebutuhan sekolah. Hal apa yang

perlu segera diadakan atau diperlukan oleh guru. (W.5/

F.2.14/ADB/09/11/17)

Dari ketiga informasi di atas jelas menunjukkan bahwa kepala sekolah

berusaha untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

kebutuhan. Dalam hal ini kepala sekolah meminta masukan dari guru dan

menganggarkannya dalam rapat. Sedangkan informasi dari guru pendidikan

agama Islam satunnya lagi memberikan pernyataan yang berbeda, sesuai

dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Sarana dan prasarana yang ada selama ini hanya sedikit tambahnya,

padahal kebutuhan kami sebagai guru sebenarnya cukup banyak. Jadi

kami menjadi kesulitan untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran

dengan maksimal. (W.6/ F.2.2/MHL/10/11/17)

Dengan demikian, kepala sekolah dapat menyediakan sarana dan

prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan, termasuk kebutuhan untuk

Page 145: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

123

mempelancar supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan

performan guru mengelola proses belajar mengajar. Supervisi klinis dalam

pelaksanaannya membutuhkan perangkat-perangkat seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrument observasi, dan ada kesepakatan

waktu pelaksanaan observasi kelas.

Pelaksanaannya didesain dengan praktis serta rasional. Baik desainnya

maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenai

kegiatan-kegiatan di kelas. Data dan hubungan antar guru dan supervisor

merupakan dasar program prosedur dan strategi pembinaan perilaku mengajar

guru dalam mengembangkan belajar peserta didik.

Dalam pelaksanaan Supervisi Klinis di SMK Muhammadiyah 1 Metro

terdapat beberapa faktor pendukung terlaksananya kegiatan supervisi klinis

ini sebagai pengupayaan peningkatan kompetensi guru-guru yaitu: adanya

dukungan yang tinggi dari pihak pengelola sekolah, apresiasi yang tinggi

diberikan dari Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan supervisi klinis sebagai

salah satu upaya peningkatan kompetensi profesional guru PAI sekaligus

peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

3. Faktor Penghambat Implementasi Supervisi Klinis dalam

Peningkatan Kompetensi Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro.

Suatu kegiatan yang dilakukan, terdapat beberapa hambatan baik

hambatan ringan maupun berat. Berbagai hal dapat menyebabkan hambatan

dalam melakukan suatu rencana. Demikian pula dengan kegiatan supervisi

Page 146: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

124

klinis, sedikit banyak terdapat beberapa hambatan. Adapun mengenai

hambatan dalam supervisi klinis yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1

Metro menurut kepala sekolah memberikan pernyataan sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut ini:

Hambatan yang ada khususnya bagi pribadinya yang mengampu guru

bahasa Indonesia sekaligus sebagai kepala sekolah yang paling utama

adalah waktu karena kurangnya waktu yang ada sehingga hasil tidak

maksimal. Menurut pandangan Guru PAI SMK Muhammadiyah 1

Metro, hambatan yang dialami secara umum adalah meskipun terdapat

pengawas tetapi pengawas kurangnya pembinaan di sekolah sehingga

guru-guru PAI masih banyak kelemahan terutama dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar dan administrasi akademik. (W.1/

F.3.11/SHT/08/11/17)

Informasi di atas bahwa adanya hambatan dalam melakukan kegiatan

supervisi klinis. Perlu diketahui bahwa supervisi klinis merupakan kegiatan

supervisi yang mengarah kepada penanganan secara individual. Sehingga

perlu dilaksanakan secara terprogram baik itu kepala sekolah maupun

pengawas sekolah. Hal ini didukung pernyataan guru pendidikan agama Islam

menyatakan bahwa sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Saya tidak memahami supervisi klinis, yang saya tahu ya supervisi

seperti biasanya. Pengawas juga tidak menanyakan tentang kesulitan

guru. Selama ini pengawas sekolah hanya datang ke sekolah dan

mengontrol berbagai dokumen administrasi sekolah dan guru. Kami

juga tidak ditanya tentang kesulitan-kesulitan kami.

(W.6/F.3.3/MHL/10/11/17)

Dari kedua informasi di atas menunjukkan bahwa tidak semua guru

mengikuti atau menjalani supervisi klinis. Hambatan yang dominan adalah

masalah waktu karena tidak sesuai atau terlalu banyak guru yang harus dibina

serta teknik proses belajar mengajar, administrasi akademik sebagai

penunjang. Menurut informasi tersebut, dapat diketahui bahwa hambatan

Page 147: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

125

yang dominan adalah banyaknya guru yang harus mendapatkan supervisi

klinis. Sehingga waktu yang digunakanpun harus cukup banyak. Karena

banyaknya guru dan waktunya yang terbatas, maka penanganan supervisi

klinis tidak dapat maksimal. Mengenai pelaksanaan supervisi klinis dan

kesesuaian antara kebutuhan guru, kepala sekolah memberikan pernyataan

sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Saya kira begitu, karena kami melaksanakannya sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi terutama perbaikan dalam proses belajar

mengajar dan administrasi akademik Guru Pendidikan Agama Islam

di SMK Muhammadiyah 1 Metro. (W.1/ F.3.12/SHT/08/11/17)

Informasi di atas menunjukan bahwa supervisi klinis yang dilakukan

oleh kepala sekolah didasarkan pada kebutuhan setiap guru. Karena itu,

menurutnya bahwa supervisi klinis yang dilakukan cukup sesuai dengan

kebutuhan. Selain hambatan di atas, tentunya ada kendala yang muncul saat

dilakukan kegiatan supervisi klinis. Kendala yang muncul menurut kepala

sekolah memberikan informasi sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Secara umum terkadang merasa kurang siap dan terganggu karena

belum terbiasa disupervisi tetapi dalam pelaksanaan supervisi klinis

kendala yang sering dialami oleh guru adalah masalah kurang

ketepatan waktu untuk mengevaluasi proses belajar mengajar dalam

situasi tertentu. (W.1/ F.3.13/SHT/08/11/17)

Kendala yang muncul yang dirasakan oleh kepala sekolah dalam

melakukan supervisi klinis salah satunya adalah kurang siapnya dalam

melakukan supervisi klinis. Kendala lainnya adalah waktu yang kurang tepat,

yaitu dalam melakukan evaluasi tehadap guru, waktu yang digunakan kurang

tepat saat pembelajaran. Dari banyaknya hambatan, ada hambatan yang dapat

Page 148: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

126

dianggap serius. Menurut kepala sekolah memberikan pernyataan sesuai

dengan petikan wawancara sabagai berikut:

Ya, terdapat beberapa kategori hambatan yang sering dalam

pelaksanaan supervisi klinis antara lain; kurang tepat waktu dalam

melaksanakan penilaian formatif belum dilaksanakan instrumen

penilaian belum dilaksanakan, analisis perbaikan dan pengayaan

belum dilaksanakan, analisis kompetensi dasar juga belum dilakukan.

Kebanyakan guru dalam melaksanakan penilaian setelah proses

belajar mengajar langsung ke formatif saja tidak melalui komponen –

komponen penilaian terlebih dahulu. Guru belum mampu

mengembangkan bahan ajar. Dalam proses belajar mengajar sebagian

guru belum memakai alat media disebabkan di sekolah tidak adanya

belum dapat mengoperasionalkan, dan alat peraga seadanya.(W.1/

F.3.14/SHT/08/11/17)

Berdasakan informasi di atas, maka hambatan yang dianggap penting

dan serius ada beberapa macam. Salah satunya adalah kurangnya pembinaan

pengawas PAI dalam proses pembelajaran, masalah waktu yang kurang tepat

dalam melaksanakan penilaian, instrumen penilaian, analisis kompetensi,

guru tidak melakukan penilaian melalui komponen-komponen, belum

mengembangkan bahan ajar, belum menggunakan media, tidak membuat

sendiri RPP, dan sarana prasarana yang terbatas.

4. Upaya dalam Mengatasi Penghambat Implementasi Supervisi Klinis

dalam Peningkatan Kompetensi Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro.

Berbagai hambatan dan kesulitan tentu tidak menghalangi

kepala sekolah untuk melakukan supervisi terhadap guru. Berbagai jalan

keluar atau solusi ditempuh untuk mengatasi hambatan dan kesulitan yang

ada. Sehubungan dengan masalah tersebut, kepala sekolah mengemukakan

Page 149: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

127

beberapa solusi untuk mengatasi hambatan yang dinyatakan sesuai dengan

petikan wawancara sebagai berikut:

Membuat jadwal yang benar-benar sesuai dengan skala prioritas

penyelesaian permasalahan mengingat banyaknya jumlah guru binaan.

Salah satu solusi yang ditempuh adalah dengan membuat jadwal

dengan skala prioritas Pembuatan jadwal dilakukan karena banyaknya

guru yang mengalami permasalahan dan terbatasnya waktu. Dengan

membuat jadwal dengan skala prioritas, maka masalah-masalah yang

penting terlebih dahulu diselesaikan. Sementara masalah yang tidak

begitu penting dapat ditunda terlebih dahulu. (W.1/

F.4.15/SHT/08/11/17)

Sementara itu, solusi untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan

supervisi klinis, wakil kepala sekolah memberikan pernyataan sesuai dengan

petikan wawancara sebagai berikut:

Menyesuaikan permasalahan dengan melihat skala prioritasnya

dengan cara supervisi, dianalisis kesenjangan-kesenjangan, diadakan

perbaikan, serta pembinaan bersamaan kelompok kerja guru PAI,

melakukan pelatihan/diklat, shortcourse, pembinaan secara rutin,

bertahap dan berkelanjutan, menyarankan adanya studi komparatif

visitasi ke sekolah-sekolah yang lebih maju. (W.2/

F.4.11/HRK/08/11/17)

Informasi di atas menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan

permasalahan dilakukan secara terstruktur dan juga perlu melibatkan pihak

lain, yaitu kepala sekolah, waka kurikulum dan seluruh guru PAI Dengan

demikian, setiap permasalahan dapat disupervisi klinis oleh kepala sekolah

yang selanjutnya diteruskan oleh waka kurikulum SMK Muhammadiyah 1

Metro.

Beragamnya masalah yang dihadapi oleh guru menjadikan munculnya

berbagai cara yang berbeda dalam menyelesaikannya. Sehubungan dengan

Page 150: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

128

hal tersebut, kepala sekolah memberikan pernyataan sesuai dengan petikan

wawancara sebagai berikut:

Ya, karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan cara yang

sama. meskipun terkadang kasusnya tidak jauh berbeda. Hal ini

dikarenakan masalah yang ada pada seseorang berbeda faktor yang

menyebabkannya. Dengan demikian, perlu dilakukan beragam cara

menyelesaikan masalah berdasarkan situasi dan kondisi masing-

masing guru. (W.1/F.4.16/SHT/08/11/17)

Menyelesaikan masalah yang dihadapi guru, tentunya tidak hanya

tergantung dari supervisor saja, tetapi membutuhkan keterlibatan guru itu

sendiri untuk dapat menyelesaikannya. Mengenai hal ini, kepala sekolah

memberikan pernyataan sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:

Ya, melibatkan guru, Kepala Sekolah untuk membantu mengatasi

hambatan dalam pelaksanaan supervisi klinis misalnya mengambil

gambar, merekam. Keterlibatan guru dalam menyelesaikan masalah

memang sangat penting, karena bagaimanapun kepala sekolah hanya

memberikan jalan penyelesaikan, sedangkan yang melakukannya

adalah guru itu sendiri. Selain itu, waka kurikulum juga penting untuk

terlibat dalam menyelesaikan masalah, karena waka kurikulum yang

selalu dekat dengan guru dan menjadi penanggung jawab terhadap

kompetensi professional guru PAI. (W.1/F.4.17/SHT/08/11/17)

Penyelesaian suatu masalah tidak hanya dilakukan berdasarkan satu

sudut pandang, akan tetapi memerlukan sudut pandang yang beragam. Hal ini

dikarenakan setiap masalah yang ada pada seseorang merupakan hal yang

kompleks yang meliputi berbagai aspek seperti psikologis, sosiologis,

religius, kenyamanan dan lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, kepala

sekolah memberikan informasi sesuai dengan petikan wawancara sebagai

berikut:

Ya dan selalu karena kita harus menerapkan sikap terbuka dan

tanggap terhadap semua pendapat guru, sehingga yakin akan

Page 151: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

129

kemampuan guru untuk mengembangkan dirinya serta memecahkan

masalah yang dihadapinya. (W.1/F.4.18/SHT/08/11/17)

Berdasarkan informasi tersebut jelas bahwa kepala sekolah tidak

hanya menganggap dirinya paling bisa, akan tetapi tetap berfokus pada guru

sebagai subjek. Jadi bagaimanapun, semua permasalahan pada akhirnya akan

diselesaikan oleh guru sendiri dengan bantuan kepala sekolah dan waka

kurikulum. Untuk itu, waka kurikulum sekolah juga harus memperoleh

masukan yang banyak untuk dapat memberikan jalan keluar. Sehubungan

dengan hal tersebut, kepala sekolah memberikan pernyataan sesuai dengan

petikan wawancara sebabagai berikut:

Ya, karena kita perlu pendapat orang lain untuk pertimbangan dalam

menyelesaikan suatu masalah. Dengan demikian jelas bahwa kepala

sekolah tidak dapat bertindak tanpa adanya informasi yang lengkap

dari guru yang bersangkutan. Untuk itulah, guru juga harus

memberikan informasi kepada kepala sekolah yang berarti guru harus

aktif dalam berkomunikasi kepada kepala sekolah agar masalah yang

dihadapinya dapat dengan mudah diselesaikan dengan waktu yang

relatif singkat. (W.1/F.4.19/SHT/08/11/17)

Peningkatan kompetensi profesional guru melalui supervisi klinis

dilalui dengan beberapa hambatan, namun untuk mengatasi hambatan tersebut

berbagai solusi digunakan agar supervisi berjalan dengan baik. Hambatan-

hambatan ditemui dari jumlah guru yang terlalu banyak dan kurangnya tenaga

pengawas, administrasi pengajaran yang tidak lengkap, fasilitas sekolah yang

belum memadai dalam proses pembelajaran, dan guru yang merasa balum

siap dalam supervisi. Untuk itu, diperlukan solusi terencana yang mampu

mengakomodasi kebutuhan guru sehingga kompetensi professional guru

pendidikan agama Islam secara maksimal. Kepala sekolah dan guru

Page 152: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

130

bekerjasama untuk membuat jadwal supervisi agar semua kegiatan dapat

termanajemen dengan baik; permasalahan-permasalahan dibuat skala prioritas

dalam pemecahannya, bersikap terbuka dan melibatkan guru dalam setiap

pemecahan masalah.

B. Pembahasan

1. Implementasi Supervis Klinis dalam Peningkatan Kompetensi Guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro

Hasil penelitian supervisi klinis merupakan suatu bentuk supervisi

atau pengawasan dimana dalam kegiatan supervisi dilakukan

pembimbingan secara profesional oleh Kepala Sekolah dan Waka

Kurikulum SMK Muhammadiyah 1 Metro. Pembimbingan yang

dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru. Supervisi

klinis sebagai supervisi untuk melakukan perbaikan diperuntukkan guru

yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran.

Temuan penelitian ini sejalan dengan supervisi dalam pengertian

sederhana yaitu melihat, meninjau atau melihat dari atas, yang dilakukan

oleh atasan (pengawas/kepala sekolah) terhadap perwujudan kegiatan

pembelajaran.117

Hal tersebut dikuatkan kembali bahwa supervisi klinis adalah

supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus

yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis

117

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru,... h. 2-3

Page 153: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

131

yang intensif terhadap penampilan pembelajaran dengan tujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran.118

Suatu supervisi dapat dikatakan

klinis kalau mengandung indikator-indikator perbaikan kelemahan-

kelemahan guru bersifat berkemajuan dan proses tersebut rumit, memakan

waktu, tenaga dan pikiran banyak maka supervisi ini hanya dikenakan

kepada guru-guru yang sangat lemah.119

Selanjutnya mengenai pelaksanaannya pelaksanaan supervisi klinis

dilakukan dengan teknik perorangan, observasi kelas dan percakapan

pribadi dengan beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Supervisi dengan teknik

perseorangan maksudnya adalah supervisi yang dilakukan secara

perseorangan, dilakukan dengan cara 1) mengadakan kunjungan kelas

(classroom visitation) 2) mengadakan observasi kelas (clasroom

observation) 3) mengadakan wawancara perseorangan (individual

interview).120

Selain itu supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan

pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari

tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap

penampilan pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki proses

118

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan , (Jakarta: Referensi

Gaung Persada Press Group, 2013), h. 64 119

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta 2009), h.

124-135 120

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktek, (Yogyakarta:

TERAS, 2009), 90-92.

Page 154: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

132

pembelajaran.121

Seterusnya, dari hasil penelitian, terlihat bahwa permasalahan guru

pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro ada pada

administrasi pembelajaran dan kegiatan PBM. Pada kegiatan administrasi,

masih banyak guru SMK Muhammadiyah 1 Metro melakukan copy paste

RPP teman yang lain atau dari tahun sebelumnya. Selain itu, hanya

sebagian kecil guru yang menggunakan instrumen penilaian, bahkan tidak

mampu untuk menyusun dan menganalisis penilaian. Hal ini berdampak

pula kepada siswa dimana kegiatan pengajaran tidak dilakukan secara

efektif dan efisien, terlihat dari waktu pengajaran yang tidak teralokasikan

dengan baik sehingga guru merasa kekurangan waktu pengajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat dewasa ini banyak guru sudah

memperoleh sertifikat sebagai guru profesional, namun realitas di

lapangan pola pembelajaran sebagai guru profesional belum nampak

secara signifikan perubahannya, diakibatkan kurangnya penguasaan materi

yang diajarkan, sistem penilaian yang belum berorientasi pada penilaian

pada kinerja siswa serta pengembangan profesi dalam kegiatan-kegiatan

masih rendah sehingga proses pembelajaran kurang berjalan dengan

baik.122

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru PAI di SMK

Muhammaduyah 1 Metro seperti yang telah diuraikan di atas, maka

121

Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan , (Jakarta: Referensi

Gaung Persada Press Group, 2013), h. 64 122

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 202

Page 155: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

133

diperlukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu melalui supervisi

klinis. Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

professional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro. dilakukan secara

berkesinambungan.

Hal ini sesuai dengan pendapat supervisi klinis dimulai dengan

tahap awal adalah perencanaan; kemudian tahap kedua adalah

pelaksanaan; dan tahap yang terakhir adalah monitoring serta evaluasi.

prosedur pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses

yang berbentuk siklus dengan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal

(pendahuluan), tahap observasi kelas dan tahap pertemuan akhir atau

pertemuan balikan.123

Deteksi kompetensi profesional guru diharapkan memberikan

informasi tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai

guru sebagai seorang pendidik. Melalui deteksi secara lisan, guru

menjabarkan dan mendeskripsikan kompetensi diri sendiri. Hal ini

memacu guru agar dapat mendiskripsikan dirinya sendiri dan mampu

menilai seberapa jauh kompetensi yang dimiliki, sehingga memberikan

kesadaran akan kekurangan yang ada dalam dirinya sendiri. Hasil deteksi

kompetensi guru secara lisan, digunakan pula sebagai bahan penilaian

dalam proses belajar mengajar di kelas.

Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa Kompetensi profesional

menurut Usman dalam buku Saiful Sagala yang berjudul kemampuan

123

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,…, h. 82-87.

Page 156: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

134

profesional dan tenaga kependidikan, meliputi: 1) Menguasai bahan

pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik materi pelajaran

yang akan diajarkan. Penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada

kurikulum maupun bahan pengayaan, 2) Kemampuan menyusun program

pengajaran, mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar,

mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi

pembelajaran. 3) Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar

dan proses pembelajaran.124

Kepala sekolah mengamati kondisi riil proses belajar mengajar di

kelas, untuk melihat kompetensi professional guru di kelas dalam

memberikan pelajaran kepada siswa, penguasaan materi, pengembangan

materi, penggunaan media, cara berinteraksi dengan siswa, dan cara guru

membantu siswa yang mengalami hambatan belajar. Kepala sekolah

menilai kelengkapan administrasi guru agar dalam proses pengajaran

dilakukan secara terstruktur dan terarah.

Hal tersebut sesuai dengan tugas-tugas supervisi lebih di arahkan

pada upaya meningkatkan kemampuan profesional guru. Tugas yang

dimaksud, antara lain (1) meningkatkan kemampuan guru menyusun

rencana atau persiapan mengajar; (2) kemampuan guru mengelola alat-alat

kelengkapan kelas; (3) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun

laporan hasil kemajuan belajar siswa.125

124

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional dan Guru dan Tenaga Kependidikan,. h.

41 125

Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme

Guru,...h. 51

Page 157: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

135

Gurupun diharapkan mampu memberikan memonitoring dan

melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kepala seoklah

mengamati kompetensi professional guru dalam mengimplementasikan

tahap perencanaan. Kepala Sekolah mengumpulkan informasi seakurat

mungkin dari observasi pada pelaksanaan yang nantinya digunakan

sebagai bahan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja guru dalam proses

belajar mengajar (implementasi tahap awal). Hal ini dapat dijadikan

sebagai review bagi guru agar mampu mengembangkan kompetensi

professional dengan lebih baik.

Hal tersebut di atas sesuai dengan kegiatan yang dilakukan pada

tahap pertemuan balikan adalah: 1.) Supervisor mereview tujuan

pembelajaran, 2) Supervisor mereview tingkat keterampilan serta

perhatian guru dalam mengajar, 3) Menentukan bersama rencana mengajar

yang akan datang, baik berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang

belum dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar mengajar yang

telah dilakukan) maupun ketrampilan-ketrampilan lain yang perlu

dilaksanakan.126

Data hasil penelitian selanjutnya, menunjukkan bahwa terdapat

kelebihan dan kekurangan supervisi klinis. Kelebihan menggunakan

supervisi klinis yaitu pemasalahan dapat terselesaikan dengan baik dan

tuntas serta meningkatkan kompetesi professional guru PAI karena

pemecahan masalah dilakukan secara keseluruhan dan dipantau secara

126

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis,…, h. 12-13

Page 158: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

136

berkesinambungan. Sedangkan kekurangan supervisi klinis yaitu perlunya

waktu pelaksanaan yang lebih lama.

Hal tersebut di atas sesuai dengan indikator supervisi klinis sebagai

berikut: 1) Observasi yang dilakukan pada proses supervisi sangat

mendalam, sehingga menemukan data yang mendetail, 2) Pada pertemuan

balikan tentang hasil supervisi tadi dilakukan secara mendalam,

menyangkut semua unsur kelemahan yang sedang diperbaiki, 3) Karena

proses tersebut rumit, memakan waktu, tenaga dan pikiran banyak maka

supervisi ini hanya dikenakan kepada guru-guru yang sangat lemah.127

2. Faktor Pendukung Implementasi Supervis Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah

1 Metro

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMK

Muhammadiyah 1 Metro yang dibantu oleh Waka Kurikulum selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru agar dapat

menyelenggarakan tugas dengan sebaik-baiknya. Kepala sekolah juga

mengingatkan guru agar melengkapi syarat-syarat administrasi sehingga

kelengkapan administrasi dapat segera diselesaikan. Kepala sekolah harus

dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif yang menjadikan

lingkungan menjadi nyaman. Dengan kenyamanan lingkungan, maka guru

127

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta 2009), h.

124-135

Page 159: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

137

dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi yaitu: 1) hubungan

guru dengan supervisor lebih bersifat interaktif daripada direktif hubungan

interaktif ini menunjukkan hubungan kolegial yang sederajat antara guru

dengan supervisor. 2) penentuan tindakan dilakukan secara demokratis.

Keterbukaan kedua belah pihak (guru-supervisor) sangat ditekankan.

Keduanya berhak mengemukakan pendapat yang akhirnya dicari

kesepakatannya.128

Pendapat lain menyampaikan bahwa dalam

pelaksanaan supervisi klinis antara lain 1) supervisor menciptakan suasana

yang intim dan terbuka. 2) Supervisor mereview rencana pembelajaran

yang telah dibuat oleh guru, yang mencakup tujuan pembelajaran, bahan,

kegiatan belajar mengajar, serta alat evaluasinya 3) Supervisor mereview

komponen keterampilan yang akan dicapai oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran.129

Dalam pelaksanaan Supervisi Klinis di SMK Muhammadiyah 1

Metro dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor pendukung

terlaksananya kegiatan supervisi klinis ini sebagai pengupayaan

peningkatan kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam yaitu:

adanya dukungan yang tinggi dari pihak pengelola sekolah berkenaan

dengan kelengkapan instrument penilaian, sarana dan prasarana, apresiasi

128

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, (Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013), h. 5 129

Binti Maunah, Pembinaan Guru dengan Pendekatatan Supervisi klinis, (Didaktika

Religia Vol 1, No 2 , 2013), h. 10-11

Page 160: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

138

yang tinggi diberikan dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

bidang kurikulum terhadap pelaksanaan supervisi klinis sebagai salah satu

upaya peningkatan kompetensi profesional guru PAI sekaligus

peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil

supervisi antara lain: a) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada,

b) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah, c)

Tingkatan dan jenis sekolah, d) Keadaan guru-guru dan pegawai yang

tersedia,e). Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri130

3. Faktor Penghambat Implementasi Supervis Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah

1 Metro

Faktor penghambat guru dalam meningkatkan kompetensinya dalam

proses belajar mengajar juga bisa datang dari dalam diri guru tersebut atau

datang dari luar yaitu, bisa dari lingkungan kerjanya. Faktor-faktor

tersebut seharusnya ditanggulangi bahkan dihindari agar guru dapat

semaksimal mungkin meningkatkan kompetensinya dalam proses belajar

mengajar.

Hasil penelitian tentang hambatan implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetesi guru pendidikan agama Islam menunjukkan

130

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010), h.122

Page 161: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

139

bahwa beberapa hambatan dalam melaksanakan supervisi klinis antar lain:

(a) kurangnya waktu supervisi klinis; (b) guru terkadang merasa kurang

siap dan terganggu karena belum terbiasa disupervisi klinis; (c) penilaian

guru pendidikan agama Islam hanya secara formatif saja; (d) dalam proses

belajar mengajar sebagian guru belum memakai alat media; (e) guru

terbatas kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa implementasi supervisi klinis

tentu saja akan mengalami hambatan-hambatan antara lain: a) Over-

administration, b) Tatap muka supervisi-guru-minim, c) Supervisor

ketinggalan perkembangan teknologi pembelajaran, d) Komunikasi

supervisor-guru, model atasan-bawahan. e) Kurang memanfaatkan guru

lain sebagai supervisor, d) Adakalanya supervisor dan guru merasa lebih

berpengalaman, otoriter, sempurna.131

Hal senada juga disampaikan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil

supervisi antara lain: a) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada,

c) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah, d)

Tingkatan dan jenis sekolah, e) Keadaan guru-guru dan pegawai yang

tersedia, d) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri132

Dalam konteks pertimbangan eksternal terutama yang menyangkut

lingkungan kerja, secara lebih terinci M. Arifin menyatakan bahwa ada

131

Juhri AM, Profesi Kependidikan dan Bimbingan Konseling, (Metro, CV. Laduny

Alifama, Tt) h. 211. 132

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010), h.122

Page 162: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

140

beberapa hal yang mempengaruhi semangat kerja yaitu: 1) Suasana kerja

yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan komunikasi yang

serasi dan manusiawi antara pimpinan dan bawahan (kepala sekolah

dengan guru ataupun staf)., 3) Penanaman sikap dan pengertian di

kalangan pekerja (guru dan staf), 4) Penghargaan terhadap need for

achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju) menunjang bagi yang

berprestasi, 5) Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik

seperti tempat olahraga, masjid, hiburan dll.133

4. Upaya Mengatasi Faktor Penghambat Implementasi Supervis Klinis

dalam Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di

SMK Muhammadiyah 1 Metro

Untuk mengatasi faktor penghambat implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetesi profesional guru pendidikan agama Islam di

SMK Muhammadiyah 1 Metro, maka diperlukan suatu solusi terencana

yaitu: (a) permasalahan dibuat skala prioritas dalam pemecahannya; (b)

supervisor perlu mempertimbangkan aspek psikologis, sosiologis, religius,

kenyamanan dan lainnya; (c) perbaikan serta pembinaan bersama

kelompok kerja guru pendidikan agama Islam; (d) perlu adanya

pelatihan/diklat, seminar, shortcourse, dan sekolah lanjut; (e) pembinaan

secara rutin, bertahap dan berkelanjutan dan melakukan studi komparatif

visitasi ke sekolah-sekolah yang lebih maju.

133

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah”,…,h. 119

Page 163: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

141

Sehubungan dengan hal tersebut, seorang supervisor dalam

pendidikan dapat berperan sebagai : (1) koordinator; Sebagai koordinator

ia dapat mengkoordinasi program belajar-mengajar, tugas-tugas anggota

staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru.(2)

Konsultan; Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama

mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual

maupun kelompok. (3) Pemimpin kelompok; Sebagai pemimpin kelompok

ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi

kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan

kebutuhan professional guru-guru secara bersama. (4) Evaluator; Sebagai

evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses

belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga

belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksikan dirinya,

yaitu konsep dirinya (self concept), Ide/cita-cita dirinya (self idea), realitas

dirinya (self reality).134

Selain itu seperti yang dirumuskan oleh Sahertian, supervisor

dalam pendidikan mempunyai 8 fungsi, yaitu : 1) Mengkoordinasi semua

usaha sekolah, 2) memperlengkapi kepemimpinan sekolah, 3) Memperluas

pengalaman guru-guru, 4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, 5)

Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus, 6) Menganalisis

situasi belajar-mengajar, 8) Memberikan pengetahuan dan keterampilan

kepada setiap anggota staf, 9) Memberi wawasan yang lebih luas dan

134

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia,.., h. 25-26

Page 164: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

142

terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan

meningkatkan kemampuan mengajar guru.135

135

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 21

Page 165: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

143

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Implementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan Kompetensi Profesional

Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro merupakan sebuah kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1

Metro yang dibantu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dengan cara

teknik perorangan, observasi kelas dan percakapan pribadi terhadap guru

pendidikan agama Islam dengan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan monitoring serta evaluasi.

2. Faktor Pendukung Impementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Profesional Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro

diantaranya yaitu: adanya dukungan yang tinggi dari pihak pengelola

sekolah berkenaan dengan kelengkapan intrumen penilaian, sarana dan

prasarana, dan hubungan yang manusiawi dari Kepala Sekolah dan Wakil

Kepala Sekolah bidang kurikulum terhadap guru pendidikan agama Islam

dalam pelaksanaan supervisi klinis sebagai salah satu upaya peningkatan

kompetensi profesional guru PAI sekaligus peningkatan mutu

pembelajaran di kelas.

Page 166: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

144

3. Faktor Penghambat Impementasi Supervisi Klinis dalam Peningkatan

Kompetensi Profesional Guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro

antara lain: (a) kurangnya waktu supervisi klinis; (b) guru terkadang

merasa kurang siap dan terganggu karena belum terbiasa disupervisi klinis;

(c) penilaian guru pendidikan agama Islam hanya secara formatif saja; (d)

dalam proses belajar mengajar sebagian guru belum memakai alat media;

(e) guru terbatas kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar.

4. Upaya dalam Mengatasi Faktor Penghambat Impementasi Supervisi Klinis

dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama

Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro antara lain : (a) permasalahan

dibuat skala prioritas dalam pemecahannya; (b) supervisor perlu

mempertimbangkan aspek psikologis, sosiologis, religius, kenyamanan

dan lainnya; (c) perbaikan serta pembinaan bersama kelompok kerja guru

pendidikan agama Islam; (d) perlu adanya pelatihan/diklat, seminar,

shortcourse, dan sekolah lanjut; (e) pembinaan secara rutin, bertahap dan

berkelanjutan dan melakukan studi komparatif visitasi ke sekolah-sekolah

yang lebih maju.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi penelitiannya adalah

pentingnya pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam yang secara langsung dapat

meningkatkan kompetensi profesional guru. Program ini juga perlu dijalankan

secara terprogram agar guru itu dapat memperbaiki keterampilan

Page 167: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

145

mengajarnya, selain itu juga perlu ada dukungan dari pihak sekolah baik itu

dari kepala sekolah, guru-guru dan staf sekolah agar pelaksanaan supervisi

klinis ini dapat berjalan dengan baik, sehingga kualitas proses belajar

mengajar menjadi lebih efektif sehingga kualitas dan kuantitas sekolah dapat

meningkat secara keseluruhan.

C. Saran

Dari hasil temuan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan dalam Implementasi supervisi klinis dalam kompetensi

profesional guru pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Metro

sebagai berikut :

1. Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi guru

pendidikan Islam kiranya dapat melibatkan semua guru-guru yang senior

untuk menjadi supervisor sehingga semua guru pendidikan agama Islam

dapat disupervisi dengan baik. Selain itu pelaksanaan supervisi klinis

hendaknya dilaksanakan secara terjadwal, terstruktur dan berkelanjutan

sehingga guru yang akan disupervisi akan lebih siap dalam pelaksanaan

pembelajaran dan hasilnya pun akan lebih maksimal.

2. Setelah implementasi supervisi klinis diadakan rencana tindak lanjut

diantaranya: menetapkan standar penilaian pembelajaran di kelas,

memberikan bantuan baik materi maupun non materi kepada guru

pendidikan agama Islam untuk lanjut studi, mengutus guru pendidikan

agama Islam dalam kompetisi baik lingkup wilayah maupun pusat,

Page 168: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

146

memberikan kegiatan IHT di awal tahun p

elajaran baru untuk pelatihan menyusun perangkat pembelajaran,

memberikan penghargaan kepada guru pendidikan agama Islam yang

berprestasi, dan sering mengadakan pertemuan antara kepala sekolah dan

staf pimpinan untuk membicarakan permasalahan yang dihadapai dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Page 169: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

146

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 170: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

147

LAMPIRAN 1

Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro

No Komponen Pertanyaan

1 Supervisi Klinis Apakah Bapak Memahami tentang pengertian supervisisi

klinis?

Apakah yang menjadi pertimbangan supervisi klinis

yang bapak lakukan?

Apakah implementasi supervisi klinis untuk semua

guru PAI SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Bagaimana implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah perlu perencanaan sebelum implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah bapak memberi tahu kepada guru PAI

sebelum implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro

Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Faktor pendukung apa saja implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru

PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah kelebihan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Bagaimana metode dan teknik yang bapak gunakan

dalam implementasi supervisi klinis untuk peningkatan

kompetensi professional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro ?

Page 171: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

148

Hambatan apa saja dalam impementasi supervisi klinis

dalam peningkatan Profesional Guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro ?

Apakah Implementasi supervisi klinis disesuaikan

dengan antara kebutuhan guru?

Apakah ada kendala yang muncul saat dilakukan

kegiatan supervisi klinis dalam peningkatan

kompetensi professional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro

Apakah ada beberapa hambatan dalam implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi professional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro, dan hambatan apa yang paling serius?

Upaya apa saja untuk mengatasi faktor penghambat dalam Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan Kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah Bapak melibatkan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi hambatan supervisi klinis?

Apakah bapak melihat dari sudut pandang mana saja dalam mengatasi hambatan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah bapak minta pendapat orang lain dalam mengatasi hambatan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro

2 Kompetensi

professional Guru

PAI

Usaha apa yang Bapak lakukan dalam Meningkatkan kompetensi profesional guru PAI ?

Apa yang diusahan guru pendidikan Agama Islam

dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya?

Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran?

Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan

media/sumber belajar ketika proses mengajar?

Apakah Bapak menanyakan kendala apa yang dihadapi

guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran

Page 172: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

149

Bagaimana kompetensi profesional guru PAI setelah adanya implementasi supervisi klinis?

Apakah semua permasalahan yang dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam dapat diselesaikan?

Page 173: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

150

LAMPIRAN 2

Pedoman wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang KurikulumSMK

Muhammadiyah 1 Metro

No Komponen Pertanyaan

1 Supervisi Klinis

Apakah ibu Memahami tentang pengertian supervisisi

klinis?

Apakah yang menjadi pertimbangan supervisi klinis yang

yang dilakukan kepala sekolah?

Apakah implementasi supervisi klinis untuk semua guru

PAI SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Bagaimana implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah perlu perencanaan sebelum implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah kepala sekolah memberi tahu kepada guru PAI

sebelum implementasi supervisi klinis dalam peningkatan

kompetensi profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro

Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Faktor pendukung apa saja implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di

SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah kelebihan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Bagaimana metode dan teknik yang kepala sekolah

gunakan dalam implementasi supervisi klinis untuk

peningkatan kompetensi professional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro ?

Page 174: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

151

Hambatan apa saja dalam impementasi supervisi klinis

dalam peningkatan Profesional Guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro ?

Apakah Implementasi supervisi klinis disesuaikan

dengan antara kebutuhan guru?

Apakah ada kendala yang muncul saat dilakukan

kegiatan supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

professional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro

Apakah ada beberapa hambatan dalam implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi professional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro, dan hambatan apa yang paling serius?

Upaya apa saja untuk mengatasi faktor penghambat dalam Implementasi supervisi klinis dalam peningkatan Kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah kepala sekolah melibatkan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi hambatan supervisi klinis?

Apakah kepala sekolah melihat dari sudut pandang mana saja dalam mengatasi hambatan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Apakah kepala sekolah minta pendapat orang lain dalam mengatasi hambatan implementasi supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro

2 Kompetensi

professional

Guru PAI

Usaha apa yang kepala sekolah lakukan dalam Meningkatkan kompetensi profesional guru PAI ?

Apa yang diusahan guru pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan kompetensi profesionalnya?

Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi guru

pendidikan agama Islam dalam pembelajaran?

Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan

media/sumber belajar ketika proses mengajar?

Apakah kepala sekolah menanyakan kendala apa yang

dihadapi guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran

Bagaimana kompetensi profesional guru PAI setelah adanya implementasi supervisi klinis?

Apakah semua permasalahan yang dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam dapat diselesaikan?

Page 175: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

152

LAMPIRAN 3

Pedoman wawancara dengan guru pendidikan agama Islam SMK Muhammadiyah

1 Metro

No Indikator Pertanyaan

1 Supervisi Klinis

Apakah Bapak kepala sekolah melaksanakan

supervisi terhadap guru pendidikan agama Islam ?

Bagaimana pendapat Bapak mengenai pelaksanaan

supervisi klinis?

Bagaimana persiapan dari implementasi supervisi

klinis?

Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari implementasi

supervisi klinis?

Bagaimana kompetensi professional guru PAI

setelah adanya supervisi klinis?

Bagaimana metode dan teknik yang yang digunakan

kepala sekolah dalam Implementasi Supervisi klinis

?

2. Kompetensi

professional guru

PAI

Apakah Bapak menggunakan RPP dalam proses

pembelajaran?

Bagaimana cara mendapatkan RPP yang Bapak

pakai??

Apakah Bapak membuat instrument penilaian?

Apakah bapak melaksanakan penganyaan dalam

proses pembelajaran?

Apakah bapak menggunakan media dalam

pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor memberikan

masukan kepada Bapak mengenai kompetesni

profesional mengajar yang lebih baik?

Page 176: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

153

Apakah kepala sekolah/supervisor sudah baik dalam

menjalankan tugasnya sebagai supervisor pada

pelaksanaan supervisi klinis?

Faktor pendukung apa saja dalam implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan kompetensi

professional guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Page 177: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

154

LAMPIRAN 4

PEDOMAN DOKUMENTASI

No Jenis Dokumen Rincian Dokumen

1 Profil Lembaga/Sekolah a. Letak dan keadaan geografis

b. Sejarah berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Metro

c. Visi, misi, dan tujuan

d. Struktur organisasi

e. Data pendidik dan tenaga f. kependidikan

g. Data siswa terakhir

h. Sarana dan prasarana

2 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

a. Kegiatan kurikuler

b. Kegiatan extrakulikuler

c. Supervisor dan guru PAI dalam Implementasi Supervisi Klinis

Page 178: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

155

LAMPIRAN 5

PEDOMAN OBSERVASI

No Panduan Observasi Rincian Observasi

1

Siapa atau apa yang

diobservasi ?

Pelaksanaan supervisi klinis

yang dilakukan oleh kepala

sekolah/supervisor.

2 Dimana lokasinya ? di SMK Muhammadiyah 1 Metro

3

Kapan Observasi dilakukan ?

Observasi dilakukan pada saat

waktu pelaksanaan supervisi

klinis yang sudah

ditentukan oleh supervisor.

Page 179: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

156

Page 180: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

155

Lampiran 6

Petikan Wawancara

Page 181: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

156

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMK MUHMAMMADIYAH 1 METRO

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Pewawancara : DWI SUSANTO

Informan : Drs. SUHARTO

Jabatan : Kepala Sekolah

Tanggal : 08 November 2017

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.1/F1.1/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak Memahami tentang

pengertian supervisi klinis?

Informan Saya mengetahui tentang supervisi klinis

adalah supervise yang bisa dilakukan oleh

pengawas sekolah, kepala sekolah dan

guru senior dalam pembelajaran, pribadi

guru, administrasi yang berupa bantuan

dalam proses belajar mengajar agar

pelaksanaan pembelajaran lebih baik

sebagaimana yang diharapkan sekolah

dan pemerintah.

2. (W.1/F.1.2/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah yang menjadi pertimbangan

supervisi klinis yang bapak lakukan?

Informan Sebagai pertimbangan melakukan

supervisi klinis, yang pertama adalah

selama ini jarang sekali pengawas sekolah

malaksanakannya, Kedua, atas dasar

permintaan guru dan tugas sebagai kepala

sekolah sebagai supervisor. Ketiga

supervisi klinis dilaksanakan oleh kepala

sekolah sebagai supervisor sesuai dengan

jenis permasalahan yang dihadapi. Setiap

permasalahan yang ditemui tidak harus

sama dengan sistem/cara

penyelesaiannya. Suatu permasalahan

harus diselesaikan dengan cara yang

sesuai dan belum tentu dengan supervisi

klinis”.

3.

(W.1/F.1.3/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah Implementasi supervisi klinis

untuk semua guru ?

Informan Tentu tidak semua guru mendapatkan

supervisi klinis, karena tidak semua guru

Page 182: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

157

membutuhkannya. Selama yang

dilakukan guru sudah baik, ya sudah,

artinya seorang guru tersebut sudah dapat

merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi pembelajaran. Sehingga

supervisi klinis menurut saya hanya

diutamakan terhadap guru yang

mengalami kesulitan.

4.

(W.1/F.1.4/SHT/

08/11/17)

Peneliti Bagaimana implementasi supervisi klinis

dalam peningkatan kompetensi

profesional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Pelaksanaan supervisi klinis

dilaksanakan di ruang kelas oleh saya

sendiri dibantu waka kurikulum dan

Bapak/Ibu guru di mulai dari

pengawasan setiap pagi secara langsung

di kelas maupun saya melihat dari layar

CCTV di ruangan saya untuk melihat

pembelajaran yang ada di kelas.

kemudian saya melaksanakan supervisi

klinis yang dimulai dari pertemuan awal

(perencanaan), pelaksanaan, dan

pertemuan akhir (monitoring dan

evaluasi). Pada tahap awal difokuskan

dalam hal mendesain program

perencanaan supervisi klinis, melakukan

pengkajian RPP. Tahap pelaksanaan

dilakukan pengawas: (a) deteksi

kompetensi guru secara lesan; (b)

administrasi pembelajaran; (c) proses

belajar mengajar di kelas; (d) pembinaan

RPP; (e) monitoring; (f) pengembangan

RPP; (g) evaluasi; (h) peningkatan mutu

pembelajaran; (i) pengembangan bahan

ajar; (j) pengembangan media; (k)

deteksi kesulitan belajar siswa; dan (l)

memberikan solusi kepada siswa yang

mengalami hambatan belajar.Tahap yang

terakhir adalah monitoring dan evaluasi.

Dalam tahap ini, kepala sekolah

mengadakan kegiatan monitoring,

evaluasi dan pengembangan pada

pelaksanaan tahap kedua. Selanjutnya

supervisi klinis dilaksanakan kepada

Page 183: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

158

Bapak/Ibu guru yang mengalami

kesulitan/ permasalahan baik dalam

pembelajaran, administrasi dan lain-lain,

dan dalam melaksanakan supervisi ini,

kepala sekolah melaksanakannya secara

berkesinambungan tidak hanya sekali

saja, namun dipantau terus

perkembangannya untuk terselesaikannya

masalah yang dihadapi.

5.

W.1/F.1.5/SHT

/08/11/17)

Peneliti Apakah perlu perencanaan sebelum

pelaksanaan supervisi klinis?

Informan Sangat perlu untuk direncanakan, sebab

semua program kalau tidak direncanakan

hasilnya juga nanti kurang bagus

sehingga pelaksanaan supervisi klinis

pun harus direncanakan dengan

memberikan intrumen evaluasi diri dan

wawancara kepada guru pendidikan

agama Islam merupakan pertemuan awal.

6.

W.1/F.1.6/SHT

/08/11/17)

Peneliti Apakah bapak memberi tahu kepada

guru PAI sebelum pelaksanaan supervisi?

Informan Kadang-kadang tidak, tetapi khusus

supervisi klinis harus diberi tahu terlebih

dahulu karena sebelum pelaksanaan

harus bermusyawarah antara, kepala

sekolah, staf pimpinan, guru pendidikan

agama Islam pada khusunya dan staf tata

usaha secara terbuka.

7.

W.1/F.1.7/SHT

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari

implementasi supervisi klinis?

Informan Dalam pelaksanaan evaluasi saya melihat

pembelajaran di kelas secara lansung

sambil mengisi intrumen penilaian proses

belajar pada umumnya, keterampilan

khusus dalam mengajar dan suasana

kelas setelah itu hasil dari evaluasi tadi

dibicarakan kembali bersamaan dengan

kegiatan kelompok kerja guru yang

dilaksanakan bersama-sama antara

kepala sekolah, waka kurikulum, guru

PAI, dan pengurus KKG dan

pelaksanaannya secara berkelanjutan.

8.

W.1/F.1.8/SHT

/08/11/17)

Peneliti Apakah kelebihan supervisi klinis?

Informan Kelebihannya suatu pemasalahan dapat

Page 184: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

159

diselesaikan dengan tuntas karena

dipantau terus, sedangkan kekurangannya

perlu waktu yang lebih lama.

9.

W.1/F.1.9/SHT

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana kompetensi professional guru

PAI setelah adanya supervisi klinis?

Informan Dengan adanya pembinaan guru terus

berusaha memperbaiki proses

pembelajaran misalnya; memakai alat

peraga, alat media, memperbaiki

administrasi akademik, melengkapi

instrumen, penilaian, perbaikan dan

pengayaan.

10.

W.1/F.1.10/SHT/

08/11/17)

Peneliti Bagaimana metode dan teknik yang

bapak gunakan ?

Informan Dengan metode yang bervariasi serta

teknik, modifikasi yang disesuaikan

dengan situasi, mengembangkan lewat

pembinaan berkala.

11.

W.1/F.3.11/SHT/

08/11/17)

Peneliti Hambatan apa saja dalam impementasi

supervisi klinis untuk peningkatan

Profesional Guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro ?

Informan Hambatan yang ada khususnya bagi

pribadinya yang mengampu guru bahasa

Indonesia sekaligus sebagai kepala

sekolah yang paling utama adalah waktu

karena kurangnya waktu yang ada

sehingga hasil tidak maksimal. Menurut

pandangan Guru PAI SMK

Muhammadiyah 1 Metro, hambatan yang

dialami secara umum adalah meskipun

terdapat pengawas tetapi pengawas

kurangnya pembinaan di sekolah

sehingga guru-guru PAI masih banyak

kelemahan terutama dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar dan administrasi

akademik.

12.

W.1/F.3.12/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah Implementasi supervisi klinis

disesuaikan dengan antara kebutuhan

guru?

Informan Saya kira begitu, karena kami

melaksanakannya sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi terutama

perbaikan dalam proses belajar mengajar

Page 185: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

160

dan administrasi akademik Guru

Pendidikan Agama Islam di SMK

Muhammadiyah 1 Metro.

13

W.1/F.3.13/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah ada kendala yang muncul saat

dilakukan kegiatan supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro

Informan Secara umum terkadang merasa kurang

siap dan terganggu karena belum terbiasa

disupervisi tetapi dalam pelaksanaan

supervisi klinis kendala yang sering

dialami oleh guru adalah masalah kurang

ketepatan waktu untuk mengevaluasi

proses belajar mengajar dalam situasi

tertentu.

14.

W.1/F.3.14/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah ada beberapa hambatan dan

hambatan apa yang paling serius?

Informan Ya, terdapat beberapa kategori hambatan

yang sering dalam pelaksanaan supervisi

klinis antara lain; kurang tepat waktu

dalam melaksanakan penilaian formatif

belum dilaksanakan instrumen penilaian

belum dilaksanakan, analisis perbaikan

dan pengayaan belum dilaksanakan,

analisis kompetensi dasar juga belum

dilakukan. Kebanyakan guru dalam

melaksanakan penilaian setelah proses

belajar mengajar langsung ke formatif

saja tidak melalui komponen –

komponen penilaian terlebih dahulu.

Guru belum mampu mengembangkan

bahan ajar. Dalam proses belajar

mengajar sebagian guru belum memakai

alat media disebabkan di sekolah tidak

adanya belum dapat

mengoperasionalkan, dan alat peraga

seadanya.

15.

W.1/F.4.15/SHT/

08/11/17)

Peneliti Upaya apa saja untuk mengatasi faktor

penghambat dalam Implementasi

supervisi klinis dalam peningkatan

Kompetensi guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Membuat jadwal yang benar-benar sesuai

dengan skala prioritas penyelesaian

permasalahan mengingat banyaknya

Page 186: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

161

jumlah guru binaan. Salah satu solusi

yang ditempuh adalah dengan membuat

jadwal dengan skala prioritas Pembuatan

jadwal dilakukan karena banyaknya guru

yang mengalami permasalahan dan

terbatasnya waktu. Dengan membuat

jadwal dengan skala prioritas, maka

masalah-masalah yang penting terlebih

dahulu diselesaikan. Sementara masalah

yang tidak begitu penting dapat ditunda

terlebih dahulu.

16 W.1/F.4.16/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah semua permasalahan yang

dihadapi oleh guru pendidikan agama

Islam dapat diselesaikan?

Informan Ya, karena tidak semua masalah dapat

diselesaikan dengan cara yang sama.

meskipun terkadang kasusnya tidak jauh

berbeda. Hal ini dikarenakan masalah

yang ada pada seseorang berbeda faktor

yang menyebabkannya. Dengan

demikian, perlu dilakukan beragam cara

menyelesaikan masalah berdasarkan

situasi dan kondisi masing-masing guru.

17. W.1/F.4.17/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak melibatkan guru

pendidikan agama Islam dalam

mengatasi hambatan supervise klinis?

Informan Ya, melibatkan guru, Kepala Sekolah

untuk membantu mengatasi hambatan

dalam pelaksanaan supervisi klinis

misalnya mengambil gambar, merekam.

Keterlibatan guru dalam menyelesaikan

masalah memang sangat penting, karena

bagaimanapun kepala sekolah hanya

memberikan jalan penyelesaikan,

sedangkan yang melakukannya adalah

guru itu sendiri. Selain itu, waka

kurikulum juga penting untuk terlibat

dalam menyelesaikan masalah, karena

waka kurikulum yang selalu dekat

dengan guru dan menjadi penanggung

jawab terhadap kompetensi professional

guru PAI.

18 W.1/F.4.18/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah bapak melihat dari sudut

pandang mana saja dalam mengatasi

hambatan implementasi supervise klinis

dalam peningkatan kompetensi guru PAI

Page 187: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

162

di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Ya dan selalu karena kita harus

menerapkan sikap terbuka dan

tanggap terhadap semua pendapat

guru, sehingga yakin akan

kemampuan guru untuk

mengembangkan dirinya serta

memecahkan masalah yang

dihadapinya

19 W.1/F.4.19/SHT/

08/11/17)

Peneliti Apakah bapak minta pendapat orang lain

dalam mengatasi masalah supervise klinis

dalam peningkatan kompetensi

professional guru PAI di SMK

Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Ya, karena kita perlu pendapat orang lain

untuk pertimbangan dalam menyelesaikan

suatu masalah. Dengan demikian jelas

bahwa kepala sekolah tidak dapat

bertindak tanpa adanya informasi yang

lengkap dari guru yang bersangkutan.

Untuk itulah, guru juga harus memberikan

informasi kepada kepala sekolah yang

berarti guru harus aktif dalam

berkomunikasi kepada kepala sekolah

agar masalah yang dihadapinya dapat

dengan mudah diselesaikan dengan waktu

yang relatif singkat.

Page 188: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

163

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Pewawancara : DWI SUSANTO

Informan : Dra. HARNINUK

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Tanggal : 08 November 2017

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.2/F.1.1/HRK/

08/11/17)

Peneliti Apakah Ibu Memahami tentang pengertian

supervisi klinis?

Informan Supervisi klinis adalah bentuk bimbingan

profesional yang diberikan kepada guru

berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus

yang sistematis.

2. (W.2/F.1.2/HRK/

08/11/17)

Peneliti Apakah yang menjadi pertimbangan

supervisi klinis yang bapak lakukan?

Informan Supervisi klinis dilakukan agar para guru

dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-

baiknya, utamanya bagi mereka yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran

agar dapat menyelesaikannya dengan

sebaik-baiknya.

3.

(W.2/F.1.3/HRK/

08/11/17)

Peneliti Apakah bapak kepala sekolah memberi

tahu kepada guru PAI sebelum pelaksanaan

supervisi?

Informan Kepala sekolah memberitahukan kepada

kami selaku penanggung jawab ketika akan

melakukan supervisi klinis di sekolah kami.

Selain itu juga diharapkan guru juga harus

mengetahui bahwa kepala sekolah akan

melakukan supervisi klinis.

4.

(W.2/F.1.4/HRK/

08/11/17)

Peneliti Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari

implementasi supervisi klinis?

Informan Sebagai wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, saya tetap harus memberikan

pengawasan kepada guru. Apalagi ada

supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala

sekolah, saya harus mengetahui sejauh

mana dapat memberikan solusi atas

kesulitan yang dihadapi guru

5.

(W.2/F.1.5/HRK/

08/11/17)

Peneliti Apakah kelebihan dan kekurangan

supervisi klinis?

Informan Dengan supervisi klinis, maka guru dapat

memperoleh jalan keluar dari permasalahan

Page 189: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

164

dengan baik dan dievaluasi secara periodik.

Sehingga kegiatan guru dapat dipantau

secara terus menerus. Tetapi supervisi

klinis ini memerlukan waktu yang lama.

Jadi waktunya tersebut yang menjadi

permasalahan.

6.

(W.2/F.1.6/HRK

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana kompetensi professional guru

PAI setelah adanya supervisi klinis?

Informan Setelah diadakan supervisi klinis, guru

dapat melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran

meskipun media yang digunakan masih

bersifat sederhana. Guru yang lainnya juga

mengusulkan untuk pengadaan media yang

lebih modern agar dapat menyelenggarakan

pembelajaran secara maksimal. Selain itu,

guru dapat menerapkan beberapa metode

pembelajaran yang berbeda.

7.

(W.2/F.1.7/HRK

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana hasil dari implementasi

supervisi klinis?

Informan Beberapa program kinerja guru dan kepala

sekolah dan wail kepala sekolah: Membuat

surat tugas mengajar; Monitoring

administrasi akademik; Rapat sekolah;

Kalender pendidikan; Jadwal pelajaran;

Laporan penilaian hasil belajar; Monitoring

KKG diadakan 2 minggu sekali;

Merancang rencana, program pembelajaran

mulai awal tahun ajaran baru; Musyawaran

dengan anggota sekolah tentang rencana

anggaran belanja sekolah. Sedangkan

rencana program kepala sekolah dan kinerja

guru antara lain: Memantau dan

mengevaluasi kinerja semua warga sekolah

sesuai professi masing-masing Rencana

program rehap gedungsekolah, perbaikan

lingkungan, pengkajian tanggung jawab

penggunaan danabos, serta memantau,

keterbukaan berorganisasi wargasekolah

dasar, membina, menyampaikan hasil rapat

dari dinas; Program kinerja guru; Program

mingguan dibuat awal minggu; Program

semester dibuat awal semester; Program

tahunan dibuat awal tahun; monitorin

dan evaluasi di sekolah guna mengukur

tingkat kemajuan pendidikan, antara lain

Page 190: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

165

memantau kebutuhan pengajar, jangan

sampai vakum; Memantau sarana dan

prasarana, serta perangkat pembelajaran;

Memantau pelaksanaan proses

pembelajaran; Perencanaan program

kerjajangka pendek; Perencanaan program

kerjajangka menengah; Perencanaan

program kerjajangka panjang.

8.

(W.2/F.2.8/HRK/

08/11/17)

Peneliti Faktor pendukung apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional guru

PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Untuk memberikan kenyamanan agar

kompetensi professional guru optimal maka

perlu menciptakan suasana iklim kinerja

guru yang kondusif, seperti: Mengadakan

supervisi, monitoring dan evaluasi

menerapkan kerjasama; Bersikap terbuka;

Menjaga keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan; Keteladanan kepalasekolah

baik perilaku maupun kinerja; Penanaman

kedisiplinan dan tanggung jawab sebagai

guru; Keterbukaan dan kejujuran dalam

segala hal; Adil dan menghindari rasa pilih

kasih; Obyektif dalam melaksanakan

penilaian terhadap guru; Menciptakan

suasana kekeluargaan yang baik

(mengasihi, mengasuh dan memberikan

wawasan kepada guru dengan baik);

Menciptakan suasana kerja serius tapi

santai; Memberi keteladanan; Guru harus

tahu tugas dan kewajibannya sebagai guru;

loyal pada atasan, saling membantu apabila

ada kerepotan; Lebih mementingkan

kepentingan dinas daripada kepentingan

pribadi; Menumbuhkan rasa sosial; dan

sering-sering diadakan komunikasi

secepatnya apabila ada informasi yang

penting dari dinas

9.

(W.2/F.2.9/HRK/

08/11/17)

Peneliti Apakah kepala sekolah selama ini

melaksanakan tugasnya dengan baik?

Informan Memberikan contoh/keteladanan wakil

kepala sekolah; menanamkan kedisiplinan

dan tanggungjawab sebagai pendidik;

keterbukaan, dan kejujuran; kebersamaan,

menjaga persatuan saling menghormati,

Page 191: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

166

toleransi; dan adil tak pilih kasih. Memberi

contoh adalah tugas pimpinan terhadap

bawahannya. Kepala sekolah sebagai

pimpinan tidak boleh hanya memberikan

perintah, tetapi juga harus member contoh

yang baik agar dapat ditiru oleh anak

buahnya. Selain itu, kepala sekolah juga

harus bersikap disiplin, tanggung jawab,

terbuka, jujur, menjunjung kebersamaan,

persaudaraan, toleransi, saling

menghormati dan tidak pilih kasih

10.

W.2/F.2.10/HRK/

08/11/17)

Peneliti Bagaimana metode dan teknik yang yang

digunakan kepala sekolah dalam

Implementasi Supervisi klinis ?

Informan Memotivasi dalam kinerja; Memberi

fasilitas, sarana, prasarana; Memberi

teladan; Mengontrol RPP; Memberi

penghargaan (reward) kepada guru

berprestasi; Mengontrol kinerja guru;

Menanamka kedisiplinan; Memberiteguran;

Memberi kesempatan guru untuk

meningkatkan karir; Pembinaan tentang

tugas-tugas guru (menyusun dan

melaksanakan program mengajar, evaluasi

perbaikan pengayaan dan BP); Pemantauan

administrasi akademik; Tiap akhir bulan

diadakan rapat untuk mengevaluasi kinerja

guru dari hasil supervisi, kepala sekolah

dalam melaksanakan PBM; Diadakan

brifing tiap hari senin pagi setelah upacara

untuk mengevaluasi, membicarakan

kendala selama 1 minggu dan dicari

solusinya untuk mengatasi masalah yang

dihadapi guru; Membuat peraga menurut

kemampuan; Belajar bersama

mengoperasionalkan alat media; Membina

semua karyawan menurut tugas dan

tanggung jawab masing-masing; Memantau

guru dari segi kepribadian, dan pelaksanaan

proses pembelajaran; Mengontrol

administrasi akademik, mana yang belum

lengkap dibantu bersama-sama; Apabila

terdapat sifat guru yang kurang mendidik

kami segera mengambil kebijakan

11. (W.2/F.4.11/HRK Peneliti Upaya apa saja untuk mengatasi faktor

Page 192: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

167

/08/11/17) penghambat dalam Implementasi supervisi

klinis dalam peningkatan Kompetensi guru

PAI di SMK Muhammadiyah 1 Metro?

Informan Menyesuaikan permasalahan dengan

melihat skala prioritasnya dengan cara

supervisi, dianalisis kesenjangan-

kesenjangan, diadakan perbaikan, serta

pembinaan bersamaan kelompok kerja guru

PAI, melakukan pelatihan/diklat,

shortcourse, pembinaan secara rutin,

bertahap dan berkelanjutan, menyarankan

adanya studi komparatif visitasi ke sekolah-

sekolah yang lebih maju.

Page 193: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

168

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Pewawancara : DWI SUSANTO

Informan : ZENNY MAHMUD, S.Pd.I

Jabatan : Guru PAI SMK Muhammadiyah 1 Metro

Tanggal : 08 November 2017

Tempat : Ruang Guru Laki-laki SMK Muh 1 Metro

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.3/F.1.1/ZMD

/08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak kepala sekolah

melaksanakan supervisi terhadap guru

pendidikan agama Islam ?

Informan Ya, kepala sekolah melakukan

supervisi klinis terhadap guru

pendidikan agama Islam yang mana

pelaksanaanya dibantu oleh waka

kurikulum.

2. (W.3/F.1.2/ZMD

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana pendapat Bapak mengenai

pelaksanaan supervisi klinis?

Informan Beberapa kali kepala sekolah

menanyakan kesulitan-kesulitan yang

kami hadapi dalam kegiatan

pembelajaran, namun beliau tidak

memberikan solusinya. Informasi

tersebut menunjukkan bahwa kepala

sekolah berusaha mencari masalah

yang dihadapi oleh guru.

3.

(W.3/F.1.3/ZMD

/08/11/17

Peneliti Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari

implementasi supervisi klinis?

Informan Dalam kegiatan supervisi ini, kepala

sekolah langsung memberikan

evaluasi, yaitu dengan memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang saya

lakukan yang dianggap kurang benar.

Sehingga saya dan kawan-kawan

langsung memahami dengan baik.

Evaluasi supervisi klinis terhadap guru

dilaksanakan dengan berkala dan

terprogram antara lain; hasil tugas

dengan beberapa indikator yang dapat

diukur perilaku dan ciri individu

4.

(W.3/F.1.4/ZMD

/08/11/17

Peneliti Bagaimana kompetensi professional

guru PAI setelah adanya supervisi

klinis?

Informan Selama ini kami memang merasa

Page 194: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

169

kurang bisa menggunakan media

pembelajaran, karena memang kami

kurang memahami tentang manfaat

dan cara menggunakan media.

5.

(W.3/F.1.5/ZMD

/08/11/17

Peneliti Bagaimana metode dan teknik yang

yang digunakan kepala sekolah dalam

Implementasi Supervisi klinis ?

Informan Ketika kepala sekolah datang, tidak

hanya melihat-lihat saja, akan tetapi

juga bertanya tentang kegiatan

pembelajaran yang kami lakukan.

Selain itu juga memberi beberapa saran

dalam mengajar.

6.

(W.3/F.1.6/ZMD

/08/11/17

Peneliti Apakah Bapak menggunakan RPP

dalam proses pembelajaran?

Informan Ya, dalam proses pembelajaran

menggunakan RPP.

7.

(W.3/F.1.7/ZMD

/08/11/17

Peneliti Bagaimana cara mendapatkan RPP

yang Bapak pakai??

Informan RPP yang kami pakai adalah

mengcopy dari teman yang lain atau

dari tahun sebelumnya

8.

(W.3/F.1.8/ZMD

/08/11/17

Peneliti Apakah Bapak membuat instrument

penilaian?

Informan Saya membuat instrumen untuk

melakukan penilaian terhadap siswa.

Tetapi saya melihat juga tidak semua

guru menggunakan instrument

penilaian

9.

(W.3/F.1.9/ZMD

/08/11/17

Peneliti Apakah bapak melaksanakan

penganyaan dalam proses

pembelajaran?

Informan Tentu kami melakukan pengayaan

untuk mendukung kekurangan pada

siswa

10.

(W.3/F.2.10/ZM

D/08/11/17

Peneliti Apakah bapak menggunakan media

dalam pembelajaran?

Informan Dulu kami hanya kadang-kadang

menggunakan media pembelajaran

berupa LCD itupun kalau kalo ada

terminal listriknya. sekarang sering

menggunakan, karena kami baru

paham, media tidak hanya LCD..

Page 195: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

170

11.

(W.3/F.2.11/ZM

D/08/11/17

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

memberikan masukan kepada Bapak

mengenai kompetensi profesional

mengajar yang lebih baik?

Informan Kami selalu memperoleh motivasi dari

kepala sekolah, sehingga kami dapat

memperbaiki pembelajaran kami

12.

(W.3/F.2.12/ZM

D/08/11/17

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

sudah baik dalam menjalankan

tugasnya sebagai supervisor pada

pelaksanaan supervisi klinis?

Informan Iya , kepala sekolah kami memberikan

contoh-contoh yang baik dalam

melaksanakan tugasnya, misalnya

datang pagi, mengontrol pekerjaan

administrasi guru dan lain-lain.

13

(W.3/F.2.13/ZM

D/08/11/17

Peneliti Faktor pendukung apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Informan Untuk sarana dan prasarana di sekolah

kami termasuk cukup, karena kepala

sekolah selalu meminta masukan dari

kami untuk keperluan sekolah. Dan

beliau selalu menganggarkan

pengadaan sarana prasarana sesuai

dengan situasi dan kondisi

Page 196: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

171

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Informan : DIMAS CUROTA AYUN, S.Pd.I

Jabatan : Guru PAI dan Praktik Ibadah SMK Muh 1

Tanggal : 08 November 2017

Tempat : Kantin SMK Muhammadiyah 1 Metro

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.4/F.1.1/DMC

/08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak kepala sekolah

melaksanakan supervisi terhadap guru

pendidikan agama Islam ?

Informan Kepala sekolah melakukan kegiatan

supervisi di kelas, melihat RPP yang

saya miliki dan memberikan komentar

perbaikan.

2. (W.4/F.1.2/DMC

/08/11/17)

Peneliti Bagaimana persiapan sebelum

sebelum pelaksanaan supervisi?

Informan Sebelum kepala sekolah akan

melakukan supervisi, kami diberitahu

terlebih dahulu oleh wakil kepala

sekolah bidang kurikulum. Dengan

demikian kami juga siap untuk

mengikuti supervisi klinis.

3.

(W.4/F.1.3/DMC

/08/11/17

Peneliti Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari

implementasi supervisi klinis?

Informan Sesuai dengan rencana, kepala sekolah

menghadiri kegiatan KKG dan

melakukan evaluasi terhadap kegiatan

supervisi klinis yang telah dilakukan di

sekolah.

4.

(W.4/F.1.4/

DMC /08/11/17

Peneliti Bagaimana kompetensi professional

guru PAI setelah adanya supervisi

klinis?

Informan SSetelah ada supervisi klinis yang saya

ikuti, saya berusaha menggunakan

media pembelajaran yang ada dan

sederhana. Sekarang saya paham

bahwa media tidak hanya LCD atau

media modern lainnya, tetapi benda-

benda yang ada di sekitar kita ternyata

juga dapat digunakan sebagai media.

Setelah adanya supervisi klinis ini,

saya sekarang lebih tahu bahwa media

pembelajaran sebenarnya dapat dibuat

sendiri dan juga dapat diperoleh dari

Page 197: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

172

lingkungan sekitar kita.

5.

(W.4/F.1.5/

DMC /08/11/17))

Peneliti Bagaimana metode dan teknik yang

yang digunakan kepala sekolah dalam

Implementasi Supervisi klinis ?

Informan Ketika kami bertemu kepala sekolah

beliau juga menanyakan berbagai

kesulitan yang kami hadapi

6.

(W.4/F.1.6/

DMC /08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak menggunakan RPP

dalam proses pembelajaran?

Informan Tentu kami menggunakan RPP dalam

pembelajaran, karena RPP merupakan

rencana yang akan diterapkan dalam

pembelajaran

7.

(W.4/F.1.7/

DMC /08/11/17)

Peneliti Bagaimana cara mendapatkan RPP

yang Bapak pakai??

Informan Kami membuatnya sendiri, tetapi

sudah kami buat 2 tahun yang lalu.

Jadi kami menggunakan RPP tahun

lalu.

8.

(W.4/F.1.8/

DMC /08/11/17)

Peneliti Apakah Bapak membuat instrument

penilaian?

Informan Untuk instrumen penilaian, saya

menggunakannya, tetapi saya

mengcopy dari rekan guru. Karena

menurut saya sama saja untuk hal-hal

yang dinilai

9.

(W.4/F.1.09/

DMC /08/11/17)

Peneliti Apakah bapak melaksanakan

penganyaan dalam proses

pembelajaran?

Informan Pengayaan kami lakukan jika siswa

belum mencapai nilai minimal yang

ditetapkan, kemudian melakukan tes

perbaikan

10.

(W.4/F.2.10/

DMC /08/11/17

Peneliti Apakah bapak menggunakan media

dalam pembelajaran?

Informan Sekarang saya lebih paham tentang

media, dan sering menggunakan media

meskipun itu hanya berupa barang

bekas.

11.

(W.4/F.1.12/

DMC /08/11/17)

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

memberikan masukan kepada Bapak

mengenai kompetesni profesional

mengajar yang lebih baik?

Informan Kepala sekolah selalu memberi

Page 198: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

173

bimbingan kepada kami dan

mengingatkan untuk bekerja secara

maksimal, sehingga kamipun merasa

nyaman untuk bekerja

12.

(W.4/F.2.12/

DMC /08/11/17)

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

sudah baik dalam menjalankan

tugasnya sebagai supervisor pada

pelaksanaan supervisi klinis?

Informan Kepala sekolah memimpin kami

dengan baik. Beliau sering mengajak

ngobrol kami tentang berbagai hal.

Beliau juga selalu menekankan agar

kami dapat melakukan pekerjaan

dengan sebaik-baiknya.

13

(W.4/F.2.13/

DMC /08/11/17)

Peneliti Faktor pendukung apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Informan Dalam rapat, beliau (kepala sekolah)

membicarakan kebutuhan sarana dan

prasarana yang diperlukan. Kemudian

beliau juga meminta masukan untuk

sarana dan prasarana yang paling

penting untuk diadakan terlebih dahulu

Page 199: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

174

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Informan : AHMAD BAHTIAR, S.Pd.I.

Jabatan : Guru PAI SMK Muhammadiyah 1 Metro

Tanggal : 09 November 2017

Tempat : Ruang Guru Laki-laki SMK Muhammadiyah 1

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.5/F.1.1/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Apakah Bapak kepala sekolah

melaksanakan supervisi terhadap guru

pendidikan agama Islam ?

Informan Kami melakukan konsultasi kepada

kepala sekolah yang sedang melakukan

supervisi di sekolah kami.

2. (W.5/F.1.2/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana pendapat Bapak mengenai

pelaksanaan supervisi klinis?

Informan Kami diminta untuk mengisi instrument

evaluasi diri dan mengemukakan

berbagai permasalahan yang kami

hadapi di kelas, permasalahan guru

terhadap siswa dan beliau mencatatnya.

Selain itu kepala sekolah juga melihat

perangkat pembelajaran kami dan beliau

menanyakan berbagai kesulitan dalam

membuatnya.

3 (W.5/F.1.3/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana persiapan bapak sebelum

pelaksanaan supervisi?

Informan Waka Kurikulum memberitahu kami

ketika akan dilakukan supervisi klinis

oleh kepala sekolah. Karena itu kami

juga siap-siap agar dapat mengikuti

supervisi dengan baik.

4.

(W.5/F.1.4/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana pelaksanaan evaluasi dari

implementasi supervisi klinis?

Informan Setelah kami mengikuti supervisi klinis,

kemudian dievaluasi oleh kepala

sekolah dengan memberikan hasil

pelaksanaan supervisi klinis dengan

intrumen yang telah disiapkan oleh

kepala sekolah. Kemudian kegiatan

Page 200: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

175

evaluasi dilakukan di KKG bersamaan

dengan teman guru lain yang juga

mengikuti kegiatan supervisi klinis.

5.

(W.5/F.1.5/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana kompetensi professional

guru PAI setelah adanya supervisi

klinis?

Informan Saya sekarang dapat membuat media

pembelajaran sendiri setelah mengikuti

supervisi klinis. Jadi saya tidak perlu

menggunakan LCD untuk menjelaskan

materi pembelajaran.

6.

(W.5/F.1.6/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana metode dan teknik yang

yang digunakan kepala sekolah dalam

Implementasi Supervisi klinis ?

Informan Kepala sekolah menjadwal kegiatan

yang akan dilakukan untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran

yang kami lakukan, yang selama ini

dianggap kurang maksimal selain itu

kepala sekolah memberikan pengarahan

tentang kegiatan pembelajaran yang

baik dan beliau juga melihat langsung

kegiatan pembelajaran yang kami

lakukan berdasarkan petunjuk beliau

7.

(W.5/F.1.7/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Apakah Bapak menggunakan RPP

dalam proses pembelajaran?

Informan Ya pasti menggunakan RPP, selain

sebagai syarat administrasi

pembelajaran, RPP merupakan program

yang dibuat sebelum kegiatan

dilakukan.

8.

(W.5/F.1.8/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Bagaimana cara mendapatkan RPP yang

Bapak pakai??

Informan Saya membuat sendiri, dan kebetulan

baru saja membuat RPP untuk

pembelajaran tahun ini. lalu.

9.

(W.5/F.1.9/ADB/0

9/11/17)

Peneliti Apakah Bapak membuat instrument

penilaian?

Informan Ya saya membuat instrument sendiri

Page 201: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

176

karena pihak sekolah tidak menetapkan

bagaimana bentuk dari instrument itu

sendiri

10.

(W.5/F.1.10/ADB/

09/11/17)

Peneliti Apakah bapak melaksanakan

penganyaan dalam proses

pembelajaran?

Informan Karena KKM yang ditetapkan cukup

tinggi, maka kami melakukan

pengayaan agar siswa yang masih

tertinggal dapat mencapai batas minimal

KKM.

11.

(W.5/F.1.11/ADB/

09/11/17)

Peneliti Apakah bapak menggunakan media

dalam pembelajaran?

Informan Iya, saya menggunakan media

pembelajaran yang saya temui di

sekitar. Misalnya menggunakan pohon

kecil yang saya cabut dari halaman

rumah. Selain itu Saya membuat media

pembelajaran dari beberapa gambar

yang saya potong-potong dan ditempel..

12.

(W.5/F.1.12/ADB/

09/11/17)

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

memberikan masukan kepada Bapak

mengenai kompetesni profesional

mengajar yang lebih baik?

Informan Kepala sekolah memberi pengarahan

kepada kami sehingga kami pun dapat

mengajar dengan baik. Beliau juga

mengingatkan untuk melengkapi

persyaratan adminstrasi agar kami dapat

melengkapinya.

13.

(W.5/F.2.13/ADB/

09/11/17)

Peneliti Apakah kepala sekolah/supervisor

sudah baik dalam menjalankan tugasnya

sebagai supervisor pada pelaksanaan

supervisi klinis?

Informan Tidak pak, menurut saya kepala sekolah

kami orangnya pendiam dan kurang

dekat dengan guru. Namun beliau juga

tetap mengontrol tugas-tugas

administrasi yang kami lakukan

14

(W.5/F.2.14/ADB/

09/11/17)

Peneliti Faktor pendukung apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Page 202: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

177

Informan Kepala sekolah baik dalam rapat

maupun sehari-hari juga membicarakan

tentang masalah kebutuhan sekolah. Hal

apa yang perlu segera diadakan atau

diperlukan oleh guru.

Page 203: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

178

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Informan : MUHLAN, BA

Jabatan : Guru PAI SMK Muhammadiyah 1 Metro

Tanggal : 10 November 2017

Tempat : Ruang Guru Laki-laki SMK Muhammadiyah 1

No Kode Personal Isi Wawancara

1. (W.6/F.1.1/MHL/

10/11/17)

Peneliti Apakah Bapak kepala sekolah

melaksanakan supervisi terhadap

guru pendidikan agama Islam ?

Informan Iya, kadang-kadang saya disupervisi

kepala sekolah tetapi bukan supervisi

kelas, mungkin faktor umur saya ini

yang sudah tua sehingga kepala

sekolah enggan untuk mensupervisi

diri saya.

2. (W.6/F.2.2/MHL/

10/11/17)

Peneliti Faktor pendukung apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Informan Sarana dan prasarana yang ada

selama ini hanya sedikit tambahnya,

padahal kebutuhan kami sebagai guru

sebenarnya cukup banyak. Jadi kami

menjadi kesulitan untuk dapat

menyelenggarakan pembelajaran

dengan maksimal.

3 (W.6/F.3.3/MHL/

10/11/17)

Peneliti Faktor penhambat apa saja dalam

implementasi supervisi klinis dalam

peningkatan kompetensi professional

guru PAI di SMK Muhammadiyah 1

Metro?

Informan Saya tidak memahami supervisi

klinis, yang saya tahu ya supervisi

seperti biasanya. Pengawas juga

tidak menanyakan tentang kesulitan

guru. Selama ini pengawas sekolah

hanya datang ke sekolah dan

mengontrol berbagai dokumen

administrasi sekolah dan guru. Kami

juga tidak ditanya tentang kesulitan-

kesulitan kami.

Page 204: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

179

KETERANGAN KODING

W : Wawancara

F : Fokus yang diwawancara

W.1 : Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Metro

W.2 : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

W.3-6 : Guru Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 1 Metro

Inisial yang diwawancarari

Drs Suharto : SHT : Kepala Sekolah SMK Muh 1 Metro

Dra. Harninuk : HRK : Waka Kurikulum SMK Muh 1

Zenny Mahmud, S.Pd.I : ZMD : Guru PAI SMK Muh 1

Dimas Curota A’yun, S.Pd.I : DMC : Guru PAI dan Praktik Ibadah SMK Muh 1

Ahmad Bahtiar, S.Pd.I : ADB : Guru PAI SMK Muh 1

Muhlan, BA : MHL : Guru PAI SMK Muh 1

Page 205: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

179

LAMPIRAN 7

FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Page 206: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

180

Lampiran 7

FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Gedung SMK Muhammadiyah 1 Metro

Kegiatan Upacara

Page 207: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

181

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X

Page 208: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

182

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XII

Kegiatan Ekstrakurikuler BBQ

Page 209: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

183

Kemera CCTV di Ruang Kepala Sekolah

Interview dengan Bapak Drs. Suharto dan Dra Harninuk

Page 210: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

184

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam Bapak Muhlan, BA

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam Bapak Muhlan, BA

Page 211: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

185

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Bapak Zenny Mahmud S.Pd.I

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Bapak Zenny Mahmud S.Pd.I

Page 212: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

186

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Bapak Dimas Curata A’yun, S.Pd.I

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Bapak Dimas Curata A’yun, S.Pd.I

Page 213: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

187

Interview dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Bapak Ahmad Bahtiar, S.Pd.I

Page 214: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

Lembaran S1

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Metro

Nama Guru :

Kelas :

Bidang Studi :

Topik :

No Aspek Yang Diobservasi A B C D E

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Merumuskan tujuan pelayanan/tujuan

Pelayanan secara operasional

Kegiatan belajar murid

Kreatifitas murid dalam memecahkan

masalah

Cara Mengorganisasikan kegiatan-

belajar (metode mengajar)

Penggunaan alat-alat pelayanan (media

pelayanan)

Penggunaan tes

a. Subjektif

b. Objektif

Pelayanan terhadap murid yang

mengalamai kesulitan belajar

Rata-rata Jumlah

Tanggal,

Guru Mata Pelajaran Yang Mengamati

(………………………) (……………………………)

Page 215: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

Evaluative Check List

Lembaran S2

No. Aspek-Aspek Yang Dinilai Ya Tidak

Sebagai guru saya telah dapat:

1. Mengenal secara singkat kegiatan dari setiap langkah

PPSI

2. Mengenai Komponen-komponen dalam proses belajar-

mengajar

3. Membedakan tujuan intruksional khusus dan tujuan

intruksional umum

4. Mengemukakan 4 kriteria dalam merumuskan tujuan

intruksional

5. Memberi contoh yang tepat untuk masing-masing

kriteria

6. Memberikan contoh yang kurang tepat tentang masing-

masing kriteria.

7. Membedakan tujuan intruksional yang dapat diukur

daripada yang tidak diukur.

8. Mengemukakan contoh rumusan tujuan yang bersifat

ingatan (recall)

9. Mengemukakan contoh rumusan tujuan yang bersifat

memaham

10. Mengemukakan contoh rumusan yang bersifat aplikasi

11. Membedakan “pengalaman belajar” daripada “kegiatan

belajar”

12. Dapat menyusun secara metodis kegiatan guru dan

murid

13. Membuat Alat peraga sendiri untuk mata pelajaran yang

di ajarkan.

14. Mestimulasi Kreatifitas murid selama pelajaran

15. Malayani Kebutuhan dan minat tiap-tiap murid

16. Mengemukakan fungsi dari input tes dan tes of entering

behavior

17. Menyusun tes objektif secara mahir

18. Menyusun tes subjektif paling sedikit 10 macam

19. Menghitung rata-rata (mean) dari tes untuk seluruh kelas

dalam satu pelajaran

20. Mengadakan diagnosis dari hasil tes murid yang telah

dihitung dengan statistik

21. Menguasai dengan sungguh-sunguh materi dan cara

pendekatan dari pelajaran yang diberikan.

22. Menimbulkan kegairahan belajar murid

23. Melihat dengan jelas bahwa tujuan yang ditentukan telah

tercapai

Page 216: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

24 Menggunakan sumber-sumber belajar yang cukup

25. Melihat segi-segi positif maupun negatif dalam proses

balajar-mengajar yang dilaksanakan.

Jumlah

Guru Mata Pelajaran

Page 217: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

Activity Chek List Tentang Proses Belajar Mengajar

Lembaran S3

Ya Tidak

A. Proses mengajar pada umunya

1. Merumuskan tujuan pengajaran sarana operasional

2. Berusaha Memenuhi kebutuhan nyata murid

3. Membimbing murid di dalam cara mengemukakan

pendapat

4. Menolong murid di dalam mengadakan hubungan dan

mengubah pengalaman belajar.

5. Membantu murid dalam mengumpulkan dasar

mengorganisasikan materi pelajaran yang di dalam hal

belajarnya.

6. Membatu murid di dalam menerapkan pengetahuan

yang diperoleh.

7. Menilai hasil belajar murid

B. Keterampilan-keterampilan khusus dalam mengajar

1. Menaruh Perhatian pada kebutuhan dan masalah-

masalah pribadi dari murid

2. Terampil menyeleksi materi pelajaran yang disajikan

3. Terampil dalam mengkomunikasikan pengalaman-

pengalaman belajar murid

4. Terampil dalam mengajukan pertanyaan

5. Terampil dan menerapkan prosedur dan teknik-teknik

mengajar

6. Terampil dan menyusun rencana belajar mengajar

secara sistematis

C. Suasana Kelas

1. Salalu memelihara disiplin kelas

2. Mempertanyakan suatu tanggung jawab kepada murid

3. Memperhatikan keluhan dan usul murid

4. Selalu mengusahakan pembentukan kebiasaan di antara

murid

5. Menghargai partisipasi murid dalam belajar

6. Menciptakan suasana kelas yang tertib

7. Selalu memelihara lingkungan fisik

Jumlah

Supervisor,

Page 218: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam
Page 219: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam
Page 220: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam
Page 221: IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM PENINGKATAN …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2575/1/TESIS FIKS.pdf · iv abstrak dwi susanto. 2017. implementasi supervisi klinis dalam

BIOGRAFI PENULIS

DWI SUSANTO, lahir di Klaten pada tanggal 03 Mei 1982,

merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara dari pernikahan Ibu

Lasini dengan Bapak Pujo Martoyo, pendidikan dasarnya

ditempuh di SDN 2 Taskombang tamat pada tahun 1995.

Kemudian melanjutkan ke SLTP N Ngemplak Sleman tamat

tahun 1998.

Kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Prambanan Klaten

tamat pada tahun 2001. Pendidikan S1 di tempuh di Universitas Muhammadiyah

Metro (UM) Metro tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016 melanjutkan

pendidikan ke Program Pascasarjana (PPs) IAIN Metro.

Pada tahun 2006 penulis mengabdikan diri sebagai Tenaga Kependidikan di

SMK Muhammadiyah 1 Metro sampai sekarang.