Upload
dinhkhanh
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI PERBANDINGAN NILAI ENERGI PEMADATAN TANAHMENGGUNAKAN PROCTOR MODIFIED DENGAN ALAT TEKAN
PEMADAT MODIFIKASI ( STUDI KASUS TANAH TIMBUNANPILIHAN )
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ARIEF CAHYA PERKASA
ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN NILAI ENERGI PEMADATAN TANAHMENGGUNAKAN PROCTOR MODIFIED DENGAN ALAT TEKAN
MODIFIKASI (STUDI KASUS: TANAH TIMBUNAN PILIHAN)
Oleh
ARIEF CAHYA PERKASA
Pembangunan daerah menjadi prioritas pemerintah saat ini, seperti pembangunanJalan Tol Lintas Sumatera. Pembangunan sangat erat kaitannya denganpekerjaan tanah, karena tanah merupakan salah satu material yang memegangperanan penting dalam mendukung suatu konstruksi. Umumnya, suatukonstruksi dibangun dengan elevasi yang tidak sesuai, sehingga pekerjaan galiandan timbunan perlu dilakukan. Untuk mendapatkan tanah timbunan dengankualitas yang baik, diperlukan pemadatan agar memperoleh tanah yang stabil danmemenuhi persyaratan teknis untuk membangun suatu struktur. Pada penelitianini membandingkan energi pemadatan tanah metode proctor modified dengan alattekan pemadat modifikasi untuk tanah timbunan pilihan.
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah timbunan pilihan, berasal dari DesaGedung Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Pengujian alat tekanpemadat modifikasi ini terdiri dari 4 tekanan, yaitu 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa dan20 MPa, menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum(γdmaks) sebesar 1,706 gr/cm3 pada pengujian metode proctor modified denganhasil pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 10 MPa.
Kata kunci : Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Proctor Modified, Pemadatan,Tanah Timbunan Pilihan
ABSTRACT
STUDY COMPARISON OF SOIL ENERGY COMPACTION BY USINGMODIFIED PROCTOR WITH MODIFIED PRESS TEST COMPACTOR
TOOLS (CASE STUDY:SOIL PILE OF CHOICE)
By
Arief Cahya Perkasa
Currently, the government start prioritizes some regional development, such asSumatera highway. A construction and ground work are very closely related. Itcaused the soil has a very crucial role in supporting the construction. Generally,some constructions are built on unsuitable elevation of soil, so excavation andheaping work is needed. To obtain a good quality pile of soil, compaction isrequired in order to stabilized soil and meet the technical requirements to build theconstruction. In this study comparing the modified proctor method soilcompaction energy with modified press compactor tools to soil pile of choice.
The soil samples used is from Gedung Agung Region Jati Agung DistrictLampung Selatan. This modified press compactor tools test consists of 4 differentpressures are 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa, and 20 MPa. For every pressure conductedfor 3 soil samples.
Laboratory experiment result shows that the maximum volume weight (γdmaks) of1,706 gr/cm3 amount on modified proctor method tests with the results onmodified press compactor tools obtain pressure value of 10 MPa.
Keywords : Modified Press Compactor Tools, Modified Proctor, Compaction,Soil Pile.
STUDI PERBANDINGAN NILAI ENERGI PEMADATAN TANAHMENGGUNAKAN PROCTOR MODIFIED DENGAN ALAT TEKAN
PEMADAT MODIFIKASI ( STUDI KASUS TANAH TIMBUNANPILIHAN )
Oleh
ARIEF CAHYA PERKASA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banjit pada tanggal 8 Maret 1995,
sebagai anak kedua dari Bapak Lukeman, S.P. dan Ibu
Sari Sekar Kamalia, S.Pd.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Darma Wanita
diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan di SD N 2 Bali Sadhar Selatan pada tahun
2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan
pada tahun 2010 di SMP N 2 Banjit, dan Madrasah Aliyah (MA) diselesaikan di
MAN 2 Tanjung Karang pada tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung pada tahun 2013
melalui jalur SBMPTN. Penulis telah melakukan Kerja Praktik (KP) pada Proyek
Pembangunan Gedung Royal Dental Hospital Serpong, Tangerang selama 3
bulan. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Payung
Makmur, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada
periode Januari-Februari 2017. Penulis mengambil tugas akhir dengan judul Studi
Perbandingan Nilai Energi Pemadatan Tanah Menggunakan Proctor Modified
dengan Alat Tekan Pemadat Modifikasi (Studi Kasus Tanah Timbunan Pilihan).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Teknik
Sipil (HIMATEKS) sebagai anggota bidang Olahraga dan Kerohanian pada
periode tahun 2014-2015 .
PersembahanKu persembahkam tiap kata dalam lembaran
karya ini untuk
Bapakku terhebat LukemanIbuku tercinta Sari Sekar KamaliaDeis & Kak Ridho yang tersayang
Serta saudara-saudaraku sekeluarga besar yang telahmemberikan doa dan dukungan
Teman-teman sekolah, kampus dan dimanapun kalian. Terimakasihatas segala halnya
Guru-guru dan dosen-dosen yang dengan tulus mengajarkan banyakhal kepadaku.
Rekan seperjuanganku, Angkatan 2013 Teknik Sipil UniversitasLampung. Yang sudah menjadi keluarga baru di kampus.
Spesial anak-anak ATN, kalian bukan hanya teman atau sahabat,Kalian SAUDARA bagiku!!!
MOTTO
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan ALLAH”(HR. Turmudzi)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah : 6)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,Karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan
Membangun kesempatan untuk berhasil”(Mario Teguh)
“There is no limit of struggling”(Tidak ada batasan dari perjuangan)
(Anonim)
“If the chance never comes, builds it !!!”(Anonim)
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia serta
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi
Perbandingan Nilai Energi Pemadatan Tanah Menggunakan Proctor Modified
dengan Alat Tekan Pemadat Modifikasi ( Studi Kasus Tanah Timbunan Pilihan )”.
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
pada Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama atas bimbingan
dan arahannya dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah membimbingan dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi.
5. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku Dosen Penguji atas kritik, saran,
serta arahan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Suyadi, S.T.,M.T., dan Dr. Eng. Mohd. Isneini, S.T.,M.T., selaku
Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
yang telah membagikan ilmu dan pembelajaran selama masa perkuliahan.
8. Keluarga yaitu orang tuaku, Bapak Lukeman dan Ibu Sari Sekar Kamalia,
kakak Ridho Septiadi, adik Deis Rahma Julia, serta seluruh keluarga besar
yang telah memberikan dorongan secara material maupun spiritual dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Danesta Ayu Saputri, Dimas, Fajar, Ican, Kikay,
Anwar, Erny, Zara, Astri, Tika, Dwi, Septi, Mely seluruh rekan angkatan
2013 Teknik Sipil Unila dan kakak dan adik tingkat Teknik Sipil yang telah
mendukung dan medoakan selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan. Penulis sangat
mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Desember 2017
Penulis
Arief Cahya Perkasa
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
DAFTAR NOTASI .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2C. Batasan Masalah .......................................................................... 2D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5
A. Tanah............................................................................................ 51. Definisi Tanah.......................................................................... 52. Klasifikasi Tanah ..................................................................... 53. Tanah Timbunan ...................................................................... 10
B. Pemadatan Tanah.......................................................................... 111. Definisi Pemadatan Tanah....................................................... 112. Dasar-dasar Teori Pemadatan Tanah ....................................... 113. Pemadatan di Lapangan........................................................... 16
C. Studi Literatur............................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN................................................................ 20
A. Bahan Penelitian ........................................................................... 20B. Alat Tekan Pemadat Modifikasi ................................................... 21C. Metode Pengambilan Sampel ....................................................... 23D. Pengelolaan Sampel ...................................................................... 23E. Pelaksanaan Pengujian ................................................................. 25
1. Pengujian sifat fisik tanah ...................................................... 252. Pengujian Pemadatan Tanah Proctor Modified ....................... 33
ii
3. Pengujian Pemadatan Tanah dengan Alat Tekan PemadatModifikasi .............................................................................. 34
F. Bagan Alir Penelitian ................................................................... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 37
A. Hasil Pengujian Sampel Tanah ................................................... 371. Hasil Pengujian Kadar Air (w) .............................................. 372. Hasil Pengujian Berat Volume (γ) ......................................... 373. Hasil Pengujian Batas Atterberg ............................................ 484. Hasil Pengujian Analisa Saringan .......................................... 395. Hasil Pengujian Analisa Hidrometer ...................................... 406. Hasil Pengujian Berat Jenis (Gs) ........................................... 407. Hasil Pengujian Pemadatan Tanah ......................................... 41
B. Klasifikasi Sampel Tanah ........................................................... 431. Sistem Klasifikasi AASHTO ................................................. 432. Sistem Klasifikasi Unified Soil Classification System (USCS) 43
C. Hasil Pengujian Alat Tekan Pemadat Modifikasi ........................ 44D. Hasil Pengujian Alat Tekan Pemadat Modifikasi Kondisi Kadar
Air Optimum .............................................................................. 49
V. PENUTUP ....................................................................................... 54
A. Kesimpulan ................................................................................ 54B. Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A (Lembar Asistensi)
LAMPIRAN B (Surat-surat)
LAMPIRAN C (Perhitungan)
LAMPIRAN D (Gambar Pengujian)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Unified .............................................................. 7
Tabel 2. Klasifikasi tanah untuk lapisan tanah dasar jalan raya (Sistem
AASHTO) ...................................................................................... 9
Tabel 3. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan Kondisi Rata-
rata dengan 5 Lapisan Tanah .......................................................... 18
Tabel 4. Hasil Perhitungan Berat Volume Tanah........................................... 38
Tabel 5. Hasil Pengujian Batas Atterberg Tanah ........................................... 38
Tabel 6. Hasil Pengujian Analisa Saringan.................................................... 39
Tabel 7. Hasil Pengujian Analisa Hidrometer................................................ 40
Tabel 8. Hasil Perhitungan Berat Jenis Tanah ............................................... 41
Tabel 9. Hasil Pengujian Sampel Tanah ........................................................ 43
Tabel 10. Hasil Perhitungan Pengujian Alat Tekan Modifikasi pada Tekanan
5 Mpa Tanah Timbunan Pilihan .................................................... 44
Tabel 11. Hasil Perhitungan Pengujian Alat Tekan Modifikasi pada Tekanan
10 Mpa Tanah Timbunan Pilihan .................................................. 45
Tabel 12. Hasil Perhitungan Pengujian Alat Tekan Modifikasi pada Tekanan
15 Mpa Tanah Timbunan Pilihan .................................................. 46
iv
Tabel 13. Hasil Perhitungan Pengujian Alat Tekan Modifikasi pada
Tekanan 20 Mpa Tanah Timbunan Pilihan .................................... 47
Tabel 14. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan Kondisi
Kadar Air Optimum 5 Lapisan Tanah Timbunan Pilihan............... 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat Pengujian Pemadatan Tanah Modified Proctor..................... 13
Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Kering Untuk
Usaha Pemadatan Yang Berbeda (Craig,1991)............................ 14
Gambar 3. Grafik Kadar Air dan Berat volume Kering dengan pengaruh usaha
pemadatan yang berbeda (Das, 1995) ......................................... 15
Gambar 4. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Rata-rata dengan Tekanan
pada Uji Alat Tekan Modifikasi dengan 5 Lapisan Tanah ........... 18
Gambar 5. Lokasi Sampel Tanah .................................................................. 20
Gambar 6. Sketsa Alat Tekan Pemadat Modifikasi........................................ 21
Gambar 7. Alat Tekan Pemadat Modifikasi................................................... 22
Gambar 8. Bagan Alir Penelitian................................................................... 36
Gambar 9. Grafik Uji Analisa Saringan ........................................................ 40
Gambar 10. Hubungan Berat Volume Kering dengan Kadar Air Menggunakan
Proctor Modified ....................................................................... 41
Gambar 11. Hubungan Berat Volume Kering dan γZAV dengan Kadar Air
pada Uji Alat Tekan Modifikasi untuk Tekanan 5 MPa ............ 45
Gambar 12. Hubungan Berat Volume Kering dan γZAV dengan Kadar Air
pada Uji Alat Tekan Modifikasi untuk Tekanan 10 MPa .......... 46
vi
Gambar 13. Hubungan Berat Volume Kering dan γZAV dengan Kadar Air
pada Uji Alat Tekan Modifikasi untuk Tekanan 15 Mpa .......... 47
Gambar 14. Hubungan Berat Volume Kering dan γZAV dengan Kadar Air
pada Uji Alat Tekan Modifikasi untuk Tekanan 20 MPa .......... 48
Gambar 15. Hubungan Berat Volume Kering dan γZAV dengan Kadar Air
Berdasarkan Uji Alat Tekan Modifikasi. .................................. 48
Gambar 16. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Kadar Air Optimum
Tekanan pada Uji Alat Tekan Modifikasi. ............................... 50
Gambar 17. Perbandingan Berat Volume Kering dengan Beban untuk
Tanah Timbunan Pilihan dan Tanah Timbunan Biasa. ............. 51
Gambar 18. Perbandingan Berat Volume Kering dengan Beban untuk Tanah
Timbunan Pilihan Menggunakan Metode Proctor Standard
dan Proctor Modified ............................................................... 52
DAFTAR NOTASI
LL = Batas cair (%)
PL = Batas plastis (%)
PI = Plastic index (%)
LI = Liquid index (%)
w = Berat tanah (gram)
Ww = Berat air (gram)
Ws = Berat tanah kering (gram)
Wcs = Berat tanah basah (gram)
Wds = Berat tanah kering (gram)
Wc = Berat cawan/ring/kontainer (gram)
γ = Berat volume (gram/cm3)
Gs = Berat jenis
E = Energi Kepadatan (ft-lb/ft3)
Nb = Jumlah pukulan per lapisan
Ni = Jumlah lapisan
W = Berat pemukul (lb)
H = Tinggi jatuh pemukul (ft)
V = Volume mold/tabung (ft3)
γb = Berat volume basah (gram/cm3)
γd = Berat volume kering (gram/cm3)
viii
γdmaks = Berat volume kering maksimum (gram/cm3)
γdzav = Zero air void (gram/cm3)
w = Kadar air (%)
wopt = Kadar air optimum (%)
d = Diameter (cm)
t = Tinggi (cm)
R1 = Pembacaan campuran tanah + air + reagent
R2 = Pembacaan campuran air + reagent
Fm = koreksi miniskus hidrometer
T = Waktu (menit)
L = Kedalaman efektif (mm)
a = Konstanta kepadatan suspensi
F200 = Persentase lolos saringan 200 (%)
e = Angka pori
n = Porositas
Sr = Derajat kejenuhan (%)
P = Persentase berat tertahan/lolos saringan (%)
Wai = Berat tanah tertahan (gram)
Cu = Koefisien keseragaman
Cc = Koefisien gradasi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan daerah menjadi prioritas pemerintah saat ini, hal ini bertujuan
agar masyarakat dapat merasakan kesejahteraan secara merata. Seperti halnya
di Provinsi Lampung, pembangunan infrastruktur yang sedang berkembang
sekarang ini adalah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Pembangunan ini
sangat berdampak baik karena menjadi sarana dan prasarana penunjang
masyarakat dan investor dalam mengembangkan usahanya.
Pembangunan suatu konstruksi sangat erat kaitannya dengan pekerjaan
tanah. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan salah satu material yang
memegang peranan penting dalam mendukung suatu konstruksi. Kondisi
tanah berkualitas baik apabila memiliki kerapatan partikel tanah yang tinggi
dan sedikit mengandung air.
Pembangunan suatu konstruksi juga terkadang dibangun diatas tanah dengan
elevasi yang tidak sesuai. Seperti pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera,
banyak dilakukan pekerjaan galian dan timbunan agar sesuai dengan elevasi
yang direncanakan. Sebelum dibangun konstruksi diatasnya, dibutuhkan
perbaikan tanah terlebih dahulu, yaitu pemadatan tanah. Pemadatan tanah
yaitu proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel
2
sehingga terjadi reduksi volume udara namun tidak terjadi perubahan volume
air yang cukup berarti pada tanah ini (Craig, 1994). Dengan cara melakukan
pemadatan tanah diharapkan memperoleh tanah yang stabil dan memenuhi
persyaratan teknis untuk membangun struktur diatasnya.
Metode pemadatan tanah dilapangan yaitu pemadatan dengan alat berat
pemadat tanah, sedangkan pemadatan di laboratorium dengan cara menumbuk
tanah menggunakan alat pemadat laboratorium. Perkembangan alat pemadat
semakin baik dengan banyaknya inovasi alat pemadat modifikasi.
Oleh karna itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan dari
pemadatan tanah proctor modified di laboratorium dengan permodelan alat
tekan pemadat modifikasi menggunakan tanah timbunan pilihan yang berasal
dari salah satu lokasi pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah untuk
mendapatkan besarnya energi atau tekanan pada pemadatan tanah proctor
modified di laboratorium dengan pemodelan alat tekan pemadat modifikasi
menggunakan tanah pilihan. Penelitian ini akan membahas sifat-sifat fisik dan
mekanis. Untuk mengetahui jenis klasifikasi tanah, maka perlu dilakukan
pengujian sampel tanah.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
3
1. Sampel tanah merupakan tanah timbunan yang berasal dari Desa Gedung
Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
2. Pengujian karakteristik tanah yang dilakukan di laboratorium antara lain
sebagai berikut :
1. Pengujian kadar air
2. Pengujian berat volume
3. Pengujian berat jenis
4. Pengujian atterberg
5. Pengujian analisis saringan
6. Pengujian hidrometer
7. Pengujian pemadatan proctor modified
3. Uji pemadatan tanah proctor modified menggunakan alat tekan pemadat
modifikasi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis tanah timbunan yang berasal dari
Desa Gedung Agung, Kec. Jati Agung, Lampung Selatan.
2. Untuk mengetahui besaran perbandingan tekanan yang dihasilkan dari
pemadatan tanah proctor modified di laboratorium dengan alat tekan
pemadat modifikasi menggunakan tanah timbunan pilihan.
3. Untuk mempersingkat waktu pelaksanaan pengujian pemadatan tanah
proctor modified dilaboratorium.
4
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui besar perbandingan dari
pemadatan tanah proctor modified di laboratorium dengan permodelan alat
tekan pemadat modifikasi menggunakan tanah timbunan pilihan. Diharapkan
hasil penelitian ini dapat bemanfaat untuk instansi dalam bidang konstruksi dan
untuk perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pemadatan tanah timbunan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
1. Definisi Tanah
Menurut Craig (1991), tanah adalah akumulasi mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan.
Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah didefinisikan sebagai
material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral–mineral padat yang
tidak tersedimentasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat
cair dan gas yang mengisi ruang kosong diantara partikel-partikel padat
tersebut (Das, 1995).
Selain itu tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-
endapan yang relative lepas (loose) yang terletak di atas batu dasar
(bedrock) (Hardiyatmo, H.C., 2002).
2. Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok
6
dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini
memberikan suatu bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara singkat
sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang
terinci (Das, 1995).
Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indeks tipe pengujian yang
sederhana untuk memperoleh karakteristik tanah. Karakteristik tersebut
digunakan untuk menentukan kelompok klasifikasi. Umumnya, klasifikasi
tanah didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisis saringan
(dan uji sedimentasi) dan plastisitas (Hardiyatmo, H.C., 2002).
Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu Unified Soil
Classification System (USCS) dan American Association of State Highway
and Transportation Officials (AASHTO).
a. Sistem Klasifikasi Unified Soil Classification System (USCS)
Pada sistem USCS, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir
kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50% lolos saringan nomer
200, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau/lempung) jika lebih dari
50% lolos saringan nomer 200 (Hardiyatmo, H.C., 2002). Simbol-
simbol yang digunakan adalah sebagai berikut :
G = kerikil (gravel) M = lanau (silt)
S = Pasir (sand) C = lempung (clay)
O = lanau atau lempung organik
Pt = tanah gambut dan tanah organik tinggi
W = gradasi baik
7
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Unified
Sumber. Das (1995).
8
b. Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway
and Transportation Official) berguna untuk menentukan kualitas tanah
untuk perencanaan timbunan jalan, subbase dan subgrade. Sistem
klasifikasi ini membagi tanah dalam 7 kelompok besar, yaitu kelompok
A-1 sampai A-7. Dimana kelompok besar ini dapat dikelompokkan
kembali menjadi 2 yaitu :
1. Kelompok tanah berbutir kasar yang diklasifikasikan ke dalam A-
1, A-2, dan A-3 yaitu tanah dimana 35% atau kurang dari jumlah
butiran tanah lolos ayakan No. 200.
2. Kelompok tanah berbutir halus yang diklasifikasikan ke dalam A-
4, A-5, A-6, dan A-7 yaitu tanah dimana lebih dari 35% butiran
tanah lolos ayakan No. 200. Butiran dalam kelompok ini sebagian
besar adalah lanau dan lempung.
Adapun sistem klasifikasi AASHTO ini di dasarkan pada kriteria
dibawah ini (Das, 1995) :
1. Ukuran butir
Kerikil yaitu bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter
75 mm, Pasir yaitu lolos ayakan No. 10 (2 mm), Lanau dan
lempung yaitu bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.
2. Plastisitas
Nama berlanau dipakai bila bagian-bagian yang halus dari
tanah mempunyai indeks plastisitas [plasticy index (PI)]
sebesar 10 atau kurang.
9
Tabel 2. Klasifikasi tanah untuk lapisan tanah dasar jalan raya (Sistem AASHTO)
Klasifikasi umumTanah berbutir
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200)
Klasifikasi kelompokA-1
A-3A-2
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan ( %lolos)
No. 10 Maks 50
No. 40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No. 200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat Fraksi yang lolosayakan No. 40
Batas cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks plastisitas (PI) Maks 6 NP Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 11
Tipe material yangpaling dominan
Batu pecah, kerikildan pasir
Pasirhalus
Kerikil dan pasir yang berlanau atauberlempung
Penilaian sebagaibahan tanah dasar
Baik sekali sampai baik
Klasifikasi umum Tanah Lanau -lempung(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200)
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7 [ ( A-7-5*) dan (A-7-6")]
Analisis ayakan ( %lolos)
Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
No. 10
No. 40
No. 200
Sifat Fraksi yang lolosayakan no. 40
Batas cair (LL) Maks 40 Maks 41 Maks 40 Min 41
Indeks plastisitas (PI) Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 11
Tipe material yangpaling dominan Tanah berlanau Tanah berlempung
Penilaian sebagai bahantanah dasar
Biasa sampai jelek
Keterangan : ** Untuk A-7-5, PI ≤ LL – 30** Untuk A-7-6, PI > LL – 30
Sumber : Das, 1995.
10
3. Tanah Timbunan
Tanah timbunan dapat dibagi menjadi berbagai jenis yaitu :
a. Timbunan biasa adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
pencapaian elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar
perencanaan tanpa maksud khusus lainnya. Timbunan biasa ini juga
digunakan untuk penggantian material existing subgrade yang tidak
memenuhi syarat (Bisa, 2014). Berdasarkan Rancangan Spesifikasi
Umum Bina Marga Revisi 3 (2010), Bahan untuk timbunan biasa
memiliki sifat:
1) Tanah yang tidak mengandung organik seperti jenis tanah OL, OH,
dan Pt dalam sistem USCS.
2) Tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO.
3) Harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya
dukung tanah yaitu tidak kurang dari 6%.
b. Timbunan pilihan adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
pencapaian elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar
suatu perencanaan, misal untuk mengurangi tebal lapisan pondasi
bawah, atau untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah dibelakang
dinding penahan tanah talud jalan (Bisa, 2014). Berdasarkan
Rancangan Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi 3 (2010), timbunan
hanya boleh diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan bila digunakan
pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-bahan ini telah disetujui
oleh direksi pekerjaan. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai
11
timbunan pilihan harus memenuhi semua ketentuan timbunan biasa.
Seluruh timbunan pilihan harus memiliki nilai CBR paling sedikit 10%
setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% .
c. Timbunan pilihan berbutir di atas tanah rawa adalah bahan timbunan
untuk keadaan penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak
dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan index plastisitas maksimum 6%.
B. Pemadatan Tanah
1. Definisi Pemadatan Tanah
Pemadatan (compaction) adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan
memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara
namun tidak terjadi perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah ini
(Craig, 1994).
Menurut Hardiyatmo (2002), peristiwa bertambahnya berat volume kering
oleh beban dinamis disebut pemadatan. Oleh akibat beban dinamis, butir-
butir tanah merapat satu sama lain sebagai akibat berkurangnya rongga
udara.
2. Dasar-dasar Teori Pemadatan Tanah
a. Prinsip Pemadatan Tanah
Pada awal proses pemadatan, berat volume tanah kering (γd) bertambah
seiring dengan ditambahnya kadar air. Pada kadar air nol (w=0), berat
12
volume tanah basah (γb) sama dengan berat volume tanah kering (γd).
Ketika kadar air berangsur-angsur ditambah (dengan usaha pemadatan
yang sama), berat butiran tanah padat per volume satuan (γd) juga
bertambah. Pada kadar air lebih besar dari kadar air tertentu, yaitu saat
kadar air optimum, kenaikan kadar air justru mengurangi berat volume
keringnya. Hal ini karena, air mengisi rongga pori yang sebelumnya
diisi oleh butiran padat. Kadar air pada saat berat volume kering
mencapai maksimum (γdmak) disebut kadar air optimum (Hardiyatmo,
H.C.:2002).
b. Pengujian Pemadatan Proctor Modified
Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan untuk
mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan pemadatan, maka
umumnya dilakukan pengujian pemadatan.
Proctor (1933) dalam Hardiyatmo (2002), telah mengamati bahwa ada
hubungan yang pasti anatara kadar air dan berat volume kering yang
padat. Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya salah satu nilai kadar
air optimum tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimumnya
(γdmak).
Hubungan berat volume kering (γd) dengan berat volume basah (γb) dan
kadar air (w), dinyatakan dalam persamaan :
γd =
1
b ……………………………………………………. (1)
13
Berat volume kering setelah pemadatan bergantung pada jenis tanah,
kadar air, dan usaha yang diberikan oleh alat penumbuknya.
Karakteristik kepadatan tanah dapat dinilai dari pengujian pemadat
standar laboratorium. Prinsip pengujiannya diterangkan dibawah ini.
Alat pemadat proctor modified berupa silinder (mold) yang mempunyai
diameter 10,2 cm dan tinggi 11,6 cm. Tanah di dalam mold dipadatkan
dengan penumbuk yang beratnya 4,5 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm.
Tanah dipadatkan dalam 5 (lima) lapisan dengan tiap lapisan ditumbuk
sebanyak 25 kali pukulan. Berikut merupakan alat pemadatan tanah
proctor modified pada gambar 1.
Gambar 1. Alat Pengujian Pemadatan Tanah Proctor Modified
14
Grafik hubungan kadar air dengan berat volume kering untuk usaha
pemadatan yang berbeda yaitu proctor standard dan proctor modified.
Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume KeringUntuk Usaha Pemadatan Yang Berbeda (Craig,1991)
c. Pengaruh Usaha Pemadatan
Usaha pemadatan adalah suatu pengukur energi mekanik yang
diterapkan ke tanah (Yamali, 2016). Bila energi pemadatan membesar,
maka tanah menjadi semakin padat. Beberapa hal yang mempengaruhi
nilai energi pemadatan yaitu banyaknya tumbukan, jumlah lapisan, berat
penumbuk dan tinggi jatuh seperti dirumuskan sebagai berikut
(Hardiyatmo, 2002):
E =V
WHiNbN ……………………………………………………. (2)
15
Keterangan :
E = Energi Kepadatan (ft-lb/ft3)
N b = Jumlah pukulan per lapisan
N i = Jumlah lapisan
W = Berat pemukul (lb)
H = Tinggi jatuh pemukul (ft)
V = Volume mold/tabung (ft3)
Grafik hubungan berat volume kering dan kadar air pada tanah lempung
berpasir dengan usaha pemadatan yang berbeda.
Gambar 3. Grafik Kadar Air dan Berat volume Kering dengan pengaruhusaha pemadatan yang berbeda (Das, 1995)
16
3. Pemadatan di Lapangan
Material timbunan di suatu lokasi proyek biasanya merupakan material
lepas, material ini secara alami akan menjadi padat karena pengaruh waktu
dan cuaca. Proses pemadatan ini berlangsung dalam jangka waktu yang
lama. Pada proyek konstruksi dimana waktu adalah bagian penting di dalam
pelaksanaannya maka proses pemadatan dipercepat. Untuk mempercepat
pemadatan ini digunakan peralatan mekanik (Rostiyanti, 2008).
a. Metode Pemadatan di Lapangan
Adapun energi yang diberikan oleh alat terhadap permukaan tanah
dilakukan dengan beberapa metode (Rostiyanti, 2008) :
1. Kneading atau pemerasan
Tanah diremas oleh gigi pada roda sehingga udara dan air yang
terdapat di antara partikel material dapat dikeluarkan.
2. Static weight atau pemberat
Permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu secara perlahan-
lahan.
3. Vibaration atau getaran
Tanah di bawah alat pemadatan diberikan getaran yang berasal dari
alat tersebut sehingga partikel tanah yang kecil dapat masuk di antara
partikel–partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang ada.
17
4. Impact atau tumbukan
Proses yang dilakukan dengan metode ini adalah dengan menjatuhkan
benda dari suatu ketinggian. Selain tanah menjadi lebih padat, dengan
proses ini partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah sehingga
butiran partikel menjadi seragam.
C. Studi Literatur
1. Penelitian dilakukan oleh Muda, A. (2016) tentang model pendekatan alat
uji kepadatan ringan untuk tanah di laboratorium. Berdasarkan hasil
pengujian kepadatan ringan SNI 1742:2008 bahwa tanah lempung
Palangka Raya mempunyai berat isi kering maksimum (γd maks) 1.51
gr/cm3 dan kadar air optimum (wopt) 25,74%. Menurut Gregg (1960), tanah
ini termasuk lanau-lempung dengan perkiraan kinerja timbunan buruk
sampai bagus, karena dari hasil pengujian tanah ini mempunyai berat
volume kering maksimum (γd maks) 1,49 – 1,88 gr/cm3 dan kadar air
optimum (w opt) 15 – 30%. Kemudian, tanah ini termasuk lempung
dengan perkiraan kinerja timbunan buruk sampai sedang, karena
kepadatan tanah dengan margin error ≤ 5% dan memiliki penilaian yang
sama dengan SNI 1742:2008 terhadap kinerja timbunan, maka model
memenuhi syarat sebagai alat uji kepadatan ringan untuk tanah di
laboratorium dan memiliki standar yang sama dengan SNI 1742:2008.
2. Penelitian dilakukan oleh Ulfa, S.Z. (2017) tentang studi konversi energi
pemadatan tanah dengan modified proctor method untuk tanah pasir
18
berlempung, sampel tanah berasal dari Tirtayasa, Kec. Sukabumi, Bandar
Lampung, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan KondisiRata-rata dengan 5 Lapisan Tanah.
Nama SampelKadar Air
(%)
Berat VolumeKering
(gram/cm3)5 MPa 22,80 1,3555
10 MPa 22,95 1,4878
15 MPa 23,02 1,5599
20 MPa 23,15 1,5875
Gambar 4. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Rata-rata denganTekanan pada Uji Alat Tekan Modifikasi dengan 5 LapisanTanah.
Berdasarkan hasil pengujian alat tekan pemadat modifikasi seperti pada
Gambar 4, dari hasil uji proctor modified di laboratorium didapat nilai
berat volume kering maksimum (γdmaks) sebesar 1,42 gr/cm3. Bila nilai ini
dikonversi terhadap hasil uji alat tekan modifikasi pada Gambar 4 didapat
nilai tekanan sebesar 7 MPa.
1.3555
1.48781.5599
1.5875
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
0 5 10 15 20 25
Bera
t Vol
ume
Kerin
g (g
r/cm
3 )
Tekanan (Mpa)
19
3. Yamali, F.R. (2016) tentang Analisa Energi alat pemadat tanah lempung di
lapangan. Berdasarkan hasil penelitian didapat energi alat pemadat di
laboratorium untuk pemadatam modifikasi energi yang dihasilkan lebih
besar yaitu 2642749 joule/m3 dibandingkan energi pemadatan standar
sebesar 593876 joule/m3. Untuk alat pemadat di lapangan energi yang
dihasilkan pemadatan tanah lempung dengan 1 lintasan adalah sebesar
64,43 joule (tiap cm lebar roda) dan 515,47 joule (tiap cm lebar roda)
untuk 8 lintasan. Hal ini menunjukkan energi semakin bertambah seiring
dengan penambahan jumlah lintasan.
20
III. METODE PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
Pada penelitian ini, sampel tanah yang digunakan adalah tanah timbunan
dalam proyek jalan tol Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar Km 80 +
050. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari Desa
Gedung Agung Kec. Jati Agung, Lampung Selatan.
Gambar 5. Lokasi Sampel Tanah
lokasi
21
B. Alat Tekan Pemadat Modifikasi
Alat tekan pemadat modifikasi yaitu alat yang dibuat dengan memodifikasi
sebuah dongkrak yang memiliki kuat tekan yang tinggi. Dengan
menggunakan sistem hidrolik secara manual menggunakan dial untuk
mengukur tekanan yang diberikan pada saat mengalami tekanan. Cetakan
yang akan digunakan yaitu silinder (mold) dengan diameter 10,2 cm dan
tinggi 11,6 cm. Berikut merupakan sketsa alat tekan pemadat modifikasi.
Gambar 6. Sketsa Alat Tekan Pemadat Modifikasi
22
Gambar 7. Alat Tekan Pemadat Modifikasi
Cara kerja alat tekan pemadat modifikasi dengan memompa dongkrak,
sehingga pelat yang ada tepat berada di bawah dongkrak akan turun. Saat
dongkrak dipompa, pelat silinder turun dan menekan tanah yang berada di
dalam cetakan. Pada saat tanah di padatkan maka manometer akan
bergerak sehingga dapat mengetahui berapa besar tekanan yang di terima
oleh tanah dengan membaca pada manometer.
per
karet
dongkrak
manometer
pelat
Pelatsilinder
Cetakansilinder
23
C. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara pengambilan langsung
sampel tanah yang berasal dari Desa Gedung Agung Kec. Jati Agung,
Lampung Selatan. Tanah yang diambil merupakan sampel tanah terganggu
(disturb sample) dan sampel tanah tidak terganggu (undisturb sample).
Pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample) dilakukan dengan
cara pengambilan langsung sampel tanah menggunakan cangkul kemudian
dimasukkan kedalam karung. Sampel ini digunakan untuk pengujian analisa
saringan, berat jenis analisa hidrometer, atterberg limit, proctor modified dan
alat uji tekan pemadat modifikasi.
Pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample) dilakukan dengan
menggunakan tabung sampel yang ditekan kedalaman tanah, setelah terisi oleh
tanah kemudian tabung diangkat dan di ujung tabung ditutup dengan plastik
untuk menjaga agar kelembaban sampel tidak berubah. Sampel ini digunakan
untuk pengujian kadar air, dan berat volume.
Sampel tanah yang sudah diambil selanjutnya digunakan sebagai sampel
untuk pengujian awal dan bila memenuhi persyaratan sebagai tanah timbunan
maka akan dilanjutkan untuk pengujian dengan alat tekan pemadat
modifikasi.
D. Pengelolaan Sampel
Sampel tanah tak terganggu disimpan di tempat yang sejuk dan baru dibuka
pada saat melakukan percobaan, hal ini dimaksudkan agar sampel tanah tak
24
terganggu tidak berubah kelembabannya. Sampel ini digunakan untuk
pengujian kadar air dan berat volume tanah.
Sampel tanah terganggu setelah dibawa ke laboratorium, langsung
dihamparkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Setelah kering sampel
tanah diambil sedikit untuk pengecekan kadar air tanah setelah dihamparkan
dan dikeringkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar air sisa pada
sampel tanah kering. Kemudian sampel tanah kering diambil minimal 500
gram untuk melakukan pengujian analisa saringan.
Lalu sampel tanah akan diayak dengan nomor saringan yang dibutuhkan pada
pengujian selanjutnya. Pertama, sampel diambil secukupnya lalu dimasukkan
kedalam oven, kemudian tanah diayak dengan saringan no. 40, tanah yang
lolos saringan ini sebanyak 400 gr yang digunakan unutuk pengujian berat
jenis tanah dan batas atterberg. Kedua, sampel diambil secukupnya lalu
dimasukkan kedalam oven, kemudian tanah diayak dengan saringan no. 200,
tanah yang lolos saringan ini sebanyak 50 gram, sampel ini digunakan untuk
pengujian hidrometer. Terakhir, tanah yang tersisa diayak dengan saringan
no. 4 kemudian tanah dimasukkan kedalam plastik dengan masing-masing
tanah seberat 2,5 kg. Sampel tanah ini digunakan untuk pengujian pemadatan
tanah proctor modified sebanyak 12,5 kg (5 plastik tanah) dan pengujian
pemadatan tanah dengan alat tekan pemadat modifikasi sebanyak 30 kg (12
plastik). Sisa sampel tanah disimpan ditempat yang aman dan digunakan
apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pengujian kembali.
25
E. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Adapun pengujian yang dilakukan yaitu :
Pengujian fisik tanah bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah yang
digunakan sebagai bahan sampel. Kemudian hasil dari pengujian akan
dianalisis sesuai dengan klasifikasi tanah menurut USCS dan AASHTO.
1. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanis Tanah
a. Pengujian Kadar Air
Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah pada
sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam butiran tanah dengan butiran tanah kering yang dinyatakan
dalam persen. Cara pengujian sebagai berikut :
1) Bahan :
Sampel tanah tak terganggu antara 30-50 gram.
2) Prosedur :
a) Menyiapkan sampel tanah yang akan diuji.
b) Menimbang ketiga container. Lalu memberi tanda atau nomor
pada masing-masing container.
c) Memasukkan sampel tanah yang akan diuji kedalam container.
d) Menimbang container yang telah berisi sampel tanah.
e) Memasukkan container ke dalam oven pada temperatur 105oC
selama 24 jam.
26
f) Menimbang container beserta tanah yang telah dikeringkan.
3) Perhitungan :
Wc-WdsWs
WdsWcsWww
Keterangan :
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah kering
b. Pengujian Berat Jenis
Pengujian berat jenis bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah
yang lolos saringan No. 40 dengan menggunakan picnometer . Cara
pengujian sebagai berikut :
1) Bahan :
a) Sampel tanah yang lolos saringan No.40 dan telah dikeringkan
seberat antara 30-50 gram.
b) Air bersih.
2) Peralatan :
a) Picnometer.
b) Tungku pemanas (Boiler).
3) Prosedur :
a) Menyiapkan sampel tanah yang lolos saringan No. 40.
b) Menimbang picnometer dalam keadaan kosong.
c) Memasukkan sampel tanah ke dalam picnometer dan
menambahkan air suling sampai 2/3 garis batas labu ukur.
…………………………. (3)
27
d) Dipanaskan diatas tungku pemanas sampai butir-butir udara
hilang.
e) Mengeringkan bagian luar labu ukur, menambahkan air
hingga garis batas labu ukur, menimbang dan mencatat
hasilnya.
4) Perhitungan :
Gs =
Keterangan :
Ws = Berat sampel tanah
Ww1= Berat air mula – mula
Ww2= Berat air sesudah didinginkan
c. Pengujian Batas Atterberg
Pada pengujian batas atterberg bertujuan untuk menentukan kadar air
suatu jenis tanah pada batasan antara keadaan plastis dan keadaan cair,
sesuai ketentuan yang ditentukan oleh atterberg.
Pengujian dilakukan dengan dua tahap. yaitu :
1) Pengujian Batas Cair ( Liquid Limit Test). Cara pengujiannya yaitu:
a) Bahan :
Sampel tanah yang lolos saringan no. 40 dan telah
dikeringkan sebanyak 150 gram.
Air bersih.
b) Peralatan :
Alat Batas Cair / Mangkuk Cassagrande.
……………..…………………. (4)
28
Alat Pembuat Alur (Grooving Tool).
c) Prosedur :
Menyiapkan sampel tanah yang lolos saringan No. 40.
Mengatur tinggi jatuh mangkuk casagrande setinggi 10 mm.
Sampel tanah dimasukkan kedalam wadah lalu diberi air dan
aduk hingga merata, kemudian dimasukkan ke dalam
mangkuk casagrande dan meratakan permukaan adonan
sehingga sejajar dengan alas.
Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda
uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan
menggunakan grooving tool.
Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu
sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan
jumlah ketukan harus berada diantara 10 – 40 kali.
Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk
untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja
yang sama untuk benda uji dengan keadaan yang berbeda
sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah
ketukan 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25
ketukan.
2) Pengujian Batas Plastis ( Plastic Limit Test ). Pengujiannya yaitu :
a) Bahan :
Sampel tanah lolos saringan no. 40 sebanyak 100 gram.
Air bersih.
29
b) Prosedur :
Menyiapkan sampel tanah.
Sampel tanah dimasukkan kedalam wadah lalu diberi air dan
aduk hingga merata, kemudian ambil sampel tanah kira-kira
sebesar ibu jari kemudian digulung- gulung di atas plat kaca
hingga mencapai diameter 3 mm sampai retak-retak atau
putus-putus.
Memasukkan benda uji ke dalam container kemudian
ditimbang.
Menentukan kadar air benda uji.
c) Perhitungan :
PI = LL-PL
LI =PI
PLw
Keterangan :
PI = Plastic Index
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
w = Berat Air
d. Pengujian Berat Volume
Pengujian berat volume bertujuan untuk menentukan berat volume
tanah dengan keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbandingan
berat tanah dengan volume tanah. Dengan cara pengujian yaitu :
……………..…………………………... (5)
……………..…………………………... (6)
30
1) Bahan :
Sampel tanah keadaan asli (undisturbed sample).
2) Prosedur :
a) Membersihkan ring dengan oli kemudian menimbang ring.
b) Mengukur diameter dan tinggi permukaan samping ring contoh
c) Mengambil sampel tanah dari tabung contoh yang telah
dipersiapkan.
d) Memasukkan sampel tersebut pada ring dengan cara menekan
ring ke sampel, hingga tanah tertekan padat pada ring.
e) Meratakan permukaan tanah dengan pisau.
f) Menimbang ring dan sampel pada timbangan.
3) Perhitungan :
γ =V
W
Keterangan :
W = Berat tanah
V = Volume ring
e. Pengujian Analisa Saringan
Pengujian Analisa Saringan bertujuan untuk mengetahui persentase
ukuran butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu
jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200. Berikut cara
pengujiannya :
……………..…………………….……. (7)
31
1) Bahan :
a) Tanah yang telah dikeringkan sebanyak 500 gram.
b) Air bersih atau air suling sebanyak 1500 cc.
2) Peralatan :
a) Satu set saringan (Sieve).
b) Mesin penggetar (Sieve Shaker).
3) Prosedur :
a) Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram untuk dicuci diatas
saringan no. 200 dan sampel tanah dimasukkan kedalam oven.
b) Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar dan
memasukkan sampel tanah pada susunan yang paling atas
kemudian menutup rapat.
c) Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin
penggetar selama kira-kira 15 menit.
d) Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang
tertahan di atasnya.
f. Pengujian Hidrometer
Pengujian hidrometer bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran
butir-butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan
saringan no. 200. Cara pengujian sebagai berikut :
1) Bahan :
a) Sampel tanah lolos saringan no. 200 sebanyak 50 gram.
b) Reagent (Na2SiO3).
32
c) Air.
2) Peralatan :
a) ASTM soil hydrometer (151 H).
b) Thermometer.
c) Gelas silinder dengan kapasitas 1000 cc sebanyak 2 buah.
3) Prosedur :
a) Menyaring sampel tanah menggunakan saringan no. 200. Ambil
sebanyak 50 gram.
b) Menaruh sampel tanah ke dalam container, menuangkan 125 cc
larutan air dan reagent sebanyak 5 gram. Aduk hingga semua
bahan tercampur.
c) Melakukan pemeraman tanah yang sudah tercampur selama 16
jam.
d) Menuangkan campuran ke dalam alat pencampur (mixer) dan
mengaduk selama 15 menit.
e) Memindahkan campuran ke gelas ukur silinder. Menambahkan
air sehingga mencapai volume 1000 cm3.
f) Menutup dan mengocok gelas ukur secara bolak-balik sekitar 60
kali.
g) Melakukan pembacaan hidrometer pada menit ke- T=2; T=5;
T=15; T=30; T=60; T=250 dan T=1440.
h) Melakukan pembacaan suhu menggunakan termometer.
i) Menyediakan gelas ukur kedua yang hanya berisi air dan reagent.
j) Mengulangi prosedur (5), (6), dan (8) untuk gelas ukur kedua.
33
k) Melakukan pembacaan hidrometer pada gelas ukur kedua.
2. Pengujian Pemadatan Tanah Proctor Modified
Pengujian pemadatan tanah proctor modified bertujuan untuk menentukan
kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui cara tumbukan, yaitu
mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah. Cara
pengujiannya sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah terganggu.
2) Air bersih.
b. Peralatan :
1) 1 set mold standard.
2) Hammer berat 4,5 kg.
c. Prosedur :
1) Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No.4, untuk 5
sampel, masing-masing 2,5 kg.
2) sampel tanah sebesar 2,5 kg dihamparkan kedalam pan segiempat
dan menambahkan air sedikit demi sedikit diaduk merata sampai
tanah dikepalkan dengan tangan, kemudian dibuka tanah tidak
hancur dan lengket ditangan.
3) Mendapatkan berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg
tanah, penambahan air dengan selisih 3%.
4) Mengolesi bagian dalam mold dengan oli hingga merata.
34
5) Dengan menggunakan Proctor Modified, tanah dibagi kedalam 5
bagian. Bagian pertama masukan kedalam mold ditumbuk
sebanyak 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama dilakukan
pula untuk lapisan kedua sampai lapisan ke lima.
6) Mengeluarkan sampel tanah dari mold.
7) Mengambil dan menimbang sampel tanah hasil percobaan.
Kemudian masukkan kedalam oven selama 24 jam.
8) Mengulangi prosedur (4 sampai 7) untuk keempat sampel tanah
berikutnya.
9) Dari hasil uji proctor Modified didapatkan nilai berat volume
kering maksimum (γdmax) dan kadar air optimum (wopt).
3. Pengujian Pemadatan Tanah dengan Alat Tekan Pemadat Modifikasi
Pada Pengujian ini, akan dilakukan 4 macam penekanan oleh alat tekan
modifikasi, yaitu pada tekanan 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa, dan 20 MPa. Dari
masing-masing penekanan sampel yang digunakan berjumlah 3 sampel.
Cara pengujian sebagai berikut :
1) Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No.4, untuk 12 sampel,
masing-masing 2,5 kg.
2) Dari uji Proctor Modified didapat kadar air optimum (wopt) yang
digunakan untuk penambahan kadar air pada sampel tanah.
3) Menambahkan air sesuai kadar air optimum pada sampel tanah,
diaduk merata dan dimasukkan kembali kedalam plastik. Kemudian
dilakukan pemeraman minimal satu hari.
35
4) Menyiapkan sampel tanah yang sudah diperam.
5) Masukan bagian pertama kedalam mold kemudian di tekan dengan
tekanan 5 MPa pada alat tekan pemadat modifikasi. Dengan cara yang
sama dilakukan untuk lapisan kedua hingga kelima.
6) Didapatkan nilai berat volume kering (γd) dan kadar air (w).
7) Mengulangi prosedur (3) sampai (5) untuk keempat sampel berikutnya
dengan tekanan 10 MPa, 15 MPa dan 20 MPa.
F. Bagan Alir Penelitian
Semua proses dan hasil yang didapat dari hasil penelitian akan ditampilkan
dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan. Berikut
merupakan bagan alir penelitian pada gambar 8.
36
UJI PEMADATAN TANAH MODIFIEDPROCTOR
MULAI
PENGAMBILAN SAMPEL TANAH
CEK SYARAT TANAH
TANAH TIMBUNANPILIHAN
ALAT TEKAN PEMADAT MODIFIKASI
PADATEKANAN
15 MPa
PADATEKANAN
10 MPa
PADATEKANAN
5 MPa
PADATEKANAN
20 MPa
KESIMPULAN
SELESAI
PENGUJIAN SIFAT-SIFAT FISIKTANAH TANAH ASLI
(γdmax)
TIDAK
HASILPERBANDINGAN
YA
(γdmax) (wopt)
(wopt)
Gambar 8. Bagan Alir Penelitian
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa
Gedung Agung, Lampung Selatan. berdasarkan sistem klasifikasi
AASHTO termasuk pada kelompok tanah A-2-4 yaitu tanah pasir
berlempung dan dinilai naik sebagai tanah timbunan pilihan. klasifikasi
berdasarkan USCS tanah tersebut termasuk kedalam kelompok SC yaitu
tanah pasir berlempung.
2. Pada pengujian uji proctor modified di laboratorium didapat nilai berat
volume kering maksimum (γdmaks) sebesar 1,706 gr/cm3. Bila nilai ini
dikonversi terhadap hasil uji alat uji tekan modifikasi didapat nilai tekanan
sebesar 10 MPa.
3. Berdasarkan perhitungan energi alat tekan modifikasi menggunakan tanah
timbunan biasa sebesar 7 MPa, lebih kecil dibandingkan alat tekan
modifikasi menggunakan tanah timbunan pilihan yaitu sebesar 10 MPa.
55
4. Nilai berat volume kering pada kondisi kadar air optimum memiliki nilai
yang hampir sama untuk setiap tekanan. Hal ini membuktikan bahwa
sampel tanah yang digunakan memiliki gradasi butiran tanah yang baik,
sehingga pada pengujian dengan tekanan berapapun tidak akan
mempengaruhi nilai berat volume kering.
5. Hasil pemadatan menggunakan alat tekan pemadat modifikasi didapatkan
berat volume kering pada proctor modified pada setiap tekanan lebih besar
dibandingkan proctor standard, maka dapat disimpulkan jumlah lapisan
sangat berpengaruh pada kepadatan tanah.
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya mengenai perbandingan pemadatan tanah di
laboratorium dengan uji alat tekan pemadat modifikasi, disarankan beberapa
hal dibawah ini untuk dipertimbangkan :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk jenis tanah lainnya.
2. Perlu dilakukan penelitian pengaruh kadar air terhadap kepadatan pada
alat tekan pemadat modifikasi.
3. Perlu dilakukan penelitian pengaruh jumlah lapisan terhadap kepadatan
pada alat tekan pemadat modifikasi.
4. Diperlukan pemeliharaan alat tekan modifikasi dan alat laboratorium
lainnya, agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2008, SNI 1742:2008 Cara Uji Kepadatan Ringan untukTanah, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Bisa, F., 2014, Pengertian dan Klasifikasi Timbunan, diakses padahttp://kumpulengineer.blogs pot.co.id/2014/09/pengertian-dan-klasifikasi-timbunan.html (20 April 2017).
Craig, R.F. 1991. “Mekanika Tanah Edisi Ke Empat”. PT. Erlangga. Jakarta.
Das, B. M. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) JilidI”. PT. Erlangga. Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 2010. Direktorat Jenderal Bina Marga.“Spesifikasi Umum Revisi 3”.
Hardiyatmo, H.C. 2002. “Mekanika Tanah 1”. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Laboraturium Mekanika Tanah. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Mekanika TanahI dan Mekanika Tanah II. Laboratorium Mekanika Tanah JurusanTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Muda, A. 2016. “Model Pendekatan Alat Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah diLaboratorium”. Jurnal Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat.Banjarmasin.
Novalia, A. 2017. “Studi Eksperimen Derajat Kepadatan Tanah StandardProctor Laboratorium Terhadap Alat Tekan Pemadat ModifikasiMenggunakan Tanah Timbunan Pilihan” . Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Rostiyanti, S.F., 2008. “Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi”. PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Ulfa, S.Z., 2017. “Studi Konversi Energi Pemadatan Tanah dengan ModifiedProctor Method untuk Tanah Pasir Berlempung”. Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Universitas Lampung. 2012. “Format Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung”. UPT Percetakan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Yamali,F.R. 2016. “Analisa Energi alat pemadat tanah lempung di lapangan”.Jurnal Teknik Sipil Universitas Batanghari. Jambi.