Upload
arwini-avissa
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SYOK SEPTIK.doc
Citation preview
TUGAS KARDIOVASKULER“SYOK SEPTIK”
NAMA: ARWINI AVISSASTAMBUK: 110 210 0065
PENGERTIANSyok adalah suartu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi
untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Sepsis merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai
dengan rangsangan endotoksin atau eksotoksin terhadap system
imunologi, sehingga terjadi aktivasi makrofag, sekeresi berbagai sitokain
dan mediator, aktivasi komplemen dan netrofil, sehingga terjadi disfungsi
dan kerusakan endotel, aktivasi system koagulasi dan trombosit yang
menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsi organ
multiple.
Syok sepsis adalah suatu sindrom respon inflamasi sistemik atau
systemic inflammatory reponse syndrome (SIRS) yang terkait dengan
adanya suatu infeksi.
PATOFISIOLOGIEndotoksin yang dilepaskan oleh mikroba akan menyebabkan proses
inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi, yaitu sitokin,
neutrofil, komplemen, NO, dan berbagai mediator lain. Proses
inflamasi pada sepsis merupakan proses homeostasis dimana terjadi
keseimbangan antara inflamasi dan antiinflamasi. Bila proses inflamasi
melebihi kemampuan homeostasis, maka terjadi proses inflamasi yang
maladaptif, sehingga terjadi berbagai proses inflamasi yang destruktif,
kemudian menimbulkan gangguan pada tingkat sesluler pada berbagai
organ.
Terjadi disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO yang
menyebabkan maldistribusi volume darah sehingga terjadi hipoperfusi
jaringan dan syok. Pengaruh mediator juga menyebabkan disfungsi
miokard sehingga terjadi penurunan curah jantung.
Lanjutan proses inflamasi menyebabkan gangguan fungsi berbagai
organ yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel
(MODS/MOF). Proses MOF merupakan kerusakan pada tingkat seluler
(termasuk difungsi endotel), gangguan perfusi jaringan, iskemia
reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang diperkirakan
turut berperan adalah terdapatnya faktor humoral dalam sirkulasi
(myocardial depressant substance), malnutrisi kalori protein,
translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit, dan efek samping
dari terapi yang diberikan.
ANAMNESISRiwayat
Menentukan apakah infeksi berasal dari komunitas atau nosokomial, dan
apakah pasien immunocompromise. Beberapa tanda terjadinya sepsis
meliputi:
1. Demam atau tanda yang tidak terjelaskan disertai keganasan atau
instrumentasi
2. Hipotensi, oliguria, atau anuria
3. Takipnea atau hiperpnea, hipotermia tanpa penyebab yang jelas
4. Perdarahan
PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab infeksi
dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi pelvis, dilakukan
pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.
PEMERIKSAAN PENUNJANGHitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran
koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar
asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen dada.
Biakan darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus
dilakukan.
Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri, trombositopenia,
hiperbilirubinemia, dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia. Adanya
hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik. Penderita diabetes
dapat mengalami hiperglikemia. Lipida serum meningkat.
Selanjutnya, trombositopenia memburuk disertai perpanjangan waktu
trombin, penurunan fibrinogen, dan keberadaan D-dimer yang
menunjukkan DIC. Azotemia dan hiperbilirubinemia lebih dominan.
Aminotransferase meningkat. Bila otot pernapasan lelah, terjadi
akumulasi laktat serum. Asidosis metabolik terjadi setelah alkalosis
respiratorik. Hiperglikemia diabetik dapat menimbulkan ketoasidosis yang
memperburuk hipotensi.
Monitoring Fisik ; EKG,Tanda-tanda vital, CVP,Produksi urine/balance
cairan,tingkat kesadaran,MAP ( Mean Arterial Presure ).
Rumus MAP : TD sistol + 2 (TD diastol )
3
TERAPITiga prioritas utama dalam penatalaksanaan sepsis:
1. Stabilisasi pasien langsungPasien dengan sepsis berat harus
dimasukkan dalam ICU. Tanda vital pasien harus dipantau.
Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang memadai dengan obat.
Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi ginjal. Pertahankan
tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan obat vasoaktif,
misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.
2. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganismePerlu segera
perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika diberikan secara
dini dapat menurunkan perkembangan syok dan angka mortalitas.
Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan regimen
antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah ditemukan
penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan agen
penyebab sepsis tersebut (Hermawan, 2007).Sebelum ada hasil kultur
darah, diberikan kombinasi antibiotik yang kuat, misalnya antara
golongan penisilin/penicillinase—resistant penicillin dengan
gentamisin.
3. Golongan penicillin- Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi
dua dosis- Ampicillin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-10 hari
4. Golongan penicillinase—resistant penicillin- Kloksasilin (Cloxacillin
Orbenin) 4×1 gram/hari iv selama 7-10 hari sering dikombinasikan
dengan ampisilin), dalam hal ini masing-masing dosis obat diturunkan
setengahnya, atau menggunakan preparat kombinasi yang sudah ada
(Ampiclox 4 x 1 gram/hari iv).- Metisilin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-
14 hari.
5. GentamycinGaramycin, 5 mg/kgBB/hari dibagi tiga dosis im selama 7
hari, hati-hati terhadap efek nefrotoksiknya.
Bakteri Antibiotik Dosis
Escherichia coli Ampisilin/sefalotin - Sefalotin: 1-2 gram tiap 4-6 jam, biasanya dilarutkan dalam 50-100 ml cairan, diberikan per drip dalam 20-30 menit untuk menghindari flebitis.
- Kloramfenikol: 6 x 0,5 g/hari iv
- Klindamisin: 4 x 0,5 g/hari iv
Klebsiella, Enterobacter Gentamisin
Proteus mirabilis Ampisilin/sefalotin
Pr. rettgeri, Pr. morgagni, Pr. vulgaris
Gentamisin
Mima-Herellea Gentamisin
Pseudomonas Gentamisin
Bacteroides Kloramfenikol/klindamisin
6. Bila hasil kultur dan resistensi darah telah ada, pengobatan
disesuaikan. Beberapa bakteri gram negatif yang sering menyebabkan
sepsis dan antibiotik yang dianjurkan:
Fokus infeksi awal harus diobatiHilangkan benda asing. Salurkan eksudat
purulen, khususnya untuk infeksi anaerobik. Angkat organ yang terinfeksi,
hilangkan atau potong jaringan yang gangrene.
Penatalaksanaan Syok Septik
Penatalaksanaan hipotensi dan syok septik merupakan tindakan resusitasi
yang perlu dilakukan sesegera mungkin. Resusitasi dilakukan secara intensif
dalam 6 jam pertama, dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat.
Tindakan mencakup airway: a) breathing; b) circulation; c) oksigenasi, terapi
cairan, vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. Pemantauan
dengan kateter vena sentral sebaiknya dilakukan untuk mencapai tekanan
vena sentral (CVP) 8-12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP)>65 mmHg
dan produksi urin >0,5 ml/kgBB/jam.
1. OksigenasiHipoksemia dan hipoksia pada sepsis dapat terjadi sebagai
akibat disfungsi atau kegagalan sistem respirasi karena gangguan
ventilasi maupun perfusi. Transpor oksigen ke jaringan juga dapat
terganggu akibat keadaan hipovolemik dan disfungsi miokard
menyebabkan penurunan curah jantung. Kadar hemoglobin yang
rendah akibat perdarahan menyebabkan daya angkut oleh eritrosit
menurun. Transpor oksigen ke jaringan dipengaruhi juga oleh
gangguan perfusi akibat disfungsi vaskuler, mikrotrombus dan
gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan yang mengalami iskemia.
Oksigenasi bertujuan mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan
saturasi oksigen di darah, meningkatkan transpor oksigen dan
memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
2. Terapi cairanHipovolemia pada sepsis perlu segera diatasi dengan
pemberian cairan baik kristaloid maupun koloid. Volume cairan yang
diberikan perlu dimonitor kecukupannya agar tidak kurang ataupun
berlebih. Secara klinis respon terhadap pemberian cairan dapat terlihat
dari peningkatan tekanan darah, penurunan ferkuensi jantung,
kecukupan isi nadi, perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urin, dan
membaiknya penurunan kesadaran. Perlu diperhatikan tanda
kelebihan cairan berupa peningkatan tekanan vena jugular, ronki,
gallop S3, dan penurunan saturasi oksigen.Pada keadaan serum
albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan hidrostatik melebihi
tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu diberikan. Transfusi
eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan perdarahan aktif, atau
bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu misalnya iskemia
miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada
sepsis dipertahankan pada 8-10 g/dl.
3. Vasopresor dan inotropikVasopresor sebaiknya diberikan setelah
keadaan hipovolemik teratasi dengan pemberian cairan secara
adekuat, tetapi pasien masih mengalami hipotensi. Terapi vasopresor
diberikan mulai dosis rendah secara titrasi untuk mencapai MAP 60
mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg. Untuk vasopresor dapat
digunakan dopamin dengan dosis >8 mcg/kg/menit, norepinefrin 0,03-
1,5 mcg/kg/menit, fenileferin 0,5-8 mcg/kg/menit atau epinefrin 0,1-0,5
mcg/kg/menit. Inotropik yang dapat digunakan adalah dobutamin dosis
2-28 mcg/kg/menit, dopamin 3-8 mc/kg/menit, epinefrin 0,1-0,5
mcg/kg/menit atau inhibitor fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).
4. BikarbonatSecara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH <7,2
atau serum bikarbonat <9 meq/l, dengan disertai upaya untuk
memperbaiki keadaan hemodinamik.
5. Disfungsi renalSebagai terapi pengganti gagal ginjal akut dapat
dilakukan hemodialisis maupun hemofiltrasi kontinu (continuous
hemofiltration). Pada hemodialisis digunakan gradien tekanan osmotik
dalam filtrasi substansi plasma, sedangkan pada hemofiltrasi
digunakan gradien tekanan hidrostatik. Hemofiltrasi dilakukan kontinu
selama perawatan, sedangkan bila kondisi telah stabil dapat dilakukan
hemodialisis.
6. NutrisiPada sepsis kecukupan nutrisi berupa kalori, protein, asam
lemak, cairan, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin,
diutamakan pemberian secara enteral dan bila tidak memungkinkan
beru diberikan secara parenteral.
7. KortikosteroidSaat ini terapi.
PROGNOSISSyok septik memiliki tingkat kematian yang tinggi. Angka kematian
tergantung pada usia pasien dan kesehatan secara keseluruhan,
penyebab infeksi, berapa banyak organ telah gagal, dan seberapa cepat
dan terapi agresif medis dimulai.
Referensi
1. http://agathariyadi.wordpress.com/2012/09/21/sepsis-dan-syok-septik-2/
2. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000668.htm
3. http://healthyenthusiast.com/sepsis-dan-sepsis-syok.html