16
TABLO SEMANTIK Pertemuan ke tujuh

TABLO SEMANTIK

  • Upload
    harper

  • View
    551

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TABLO SEMANTIK. Pertemuan ke tujuh. Definisi. Jika semua cabang tablo tertutup , maka ekspresi logika disebut bersama-sama tidak konsisten (mutually inconsistent) atau mereka tidak bisa bernilai benar bersama-sama. 10 aturan tablo semantik. A ↔ B / \ A ^ B ~A ^ ~ B - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: TABLO SEMANTIK

TABLO SEMANTIKPertemuan ke tujuh

Page 2: TABLO SEMANTIK

Definisi Jika semua cabang tablo tertutup, maka

ekspresi logika disebut bersama-sama tidak konsisten (mutually inconsistent) atau mereka tidak bisa bernilai benar bersama-sama.

Page 3: TABLO SEMANTIK

10 aturan tablo semantik1. A B

A B

2. A B /\ A B

3. A → B / \

~A B

4. A ↔ B / \ A ^ B ~A ^

~ B 5. - A B

/\ - A B

6. -(A → B) A

-B

Page 4: TABLO SEMANTIK

7. (A B) A

B8. ( A ) A 9. (A ↔ B) / \ A ^ ~B ~A ^ B

10.Jika ada bentuk logika A dan negasinya (A) yang berada pada satu deretan cabang dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang tersebut, dan cabang dinyatakan “tertutup (closed)”, dan cabang tersebut tidak bisa dikembangkan lagi. Hal ini disebabkan karena A dan A tidak mungkin benar bersama-sama pada satu saat tertentu.

Page 5: TABLO SEMANTIK

Heuristik untuk mengefisienkan pembuatan tablo1. Carilah ekspresi logika yang dapat memakai

aturan tanpa cabang (satu cabang)2. Carilah ekspresi logika yang isinya

mempunyai bentuk, yang tablonya pasti tertutup, misalnya A dengan negasinya (~A), agar cabang tablo tertutup dan tidak dapat dikembangkan lagi.

Page 6: TABLO SEMANTIK

Pembenaran Aturan Tablo SemantikAturan tablo semantik dapat dipandang sebagai aturan sistem deduktif atau sistem pembuktian yang tidak perlu ditafsirkan pada konteks lain

Aturan tablo semantik sangat beralasan dan realistis karena berbasis pada aturan hukum logika yang sudah dibahas sebelumnya.

Page 7: TABLO SEMANTIK

CONTOH 1

Jelas bahwa tablo tidak bisa ditutup sehingga terjadi konsistensi bersama-sama (mutually consistency) pada himpunan ekspresi logika.

Page 8: TABLO SEMANTIK

PEMBUKTIANKonsistensi tersebut bisa dibuktikan dengan teknik model, yaitu

dengan mengambil satu variabel proposisi pada cabang yang tidak tertutup, misalnya A atau ~C, dan berilah nilai T pada variabel tersebut.

Pada contoh di atas, misalnya v(A) = T, maka v(~C) = T. (Ambil dari baris (3)), jadi v(C) = F.

Periksa dengan baris (2).Jika v(~C) = T, maka pasti v(B) = T, maka v(~B) = F.

Periksa dengan baris (1). Jika v(~B) = F, sedangkan v(A) = T, maka v(A V ~B) = T.

Jadi mudah ditebak bahwa v(A V ~B) = T, v(B^ ~C) = T, dan v(C→A) = T

| A | B | C | ~B | ~C | A V ~B | B ^ ~C | C -> A || T | T | F | F | T | T | T | T |

Page 9: TABLO SEMANTIK

CONTOH 2Jika Badu menyontek saat ujian, maka dosen akan datang jika pengawas lalai. Jika Badu menyontek saat ujian, maka pengawas lalai. Dengan demikian, jika Badu menyontek, maka dosen akan datang.

- Apakah argumen di atas valid, atau apakah kesimpulan (pernyataan 3) secara logis mengikuti premis-premisnya (pernyataan 1 dan 2)?

Page 10: TABLO SEMANTIK

Tahap-tahap PembuktianLangkah 1:

Membuat variabel proposisionalA = Badu menyontek saat ujian.B = Dosen akan datang.C = Pengawas lalai.

Langkah 2Menyusun menjadi ekspresi logika.(1). A→(~C→B) (premis)(2). A→~C (premis)(3). A→B (kesimpulan)Jika ditulis akan menjadi seperti berikut:{A→(~C→B), A→~C} |= A→B

Page 11: TABLO SEMANTIK

Langkah 3(A→B), sehingga penulisan di atas akan menjadi:Menyusun menjadi deretan untuk dibuat tablo dengan menegasi kesimpulan menjadi ( A→~C) ~(A→B)(A→(~C→B))Selanjutnya, susun menjadi urutan berikut:(1). A→(~C→B)(2). A→~C(3). ~(A→B)

Page 13: TABLO SEMANTIK

KESIMPULANSeluruh tablo ternyata tertutup, dan ini berarti

terjadi ketidakkonsistenan pada seluruh argumen. Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian negasi pada kesimpulan, jika premis-premis benar, maka negasi dari kesimpulan tidak benar, dan sebenarnya kesimpulannya benar sehingga argumen dianggap valid.

Page 14: TABLO SEMANTIK

soal1) A→(¬C→B), A→¬C, dan A→B2) ¬A ˅ B, ¬(B ˄¬C), C → D dan ¬(¬A ˅ D)