29
BAB V TAHAPAN KEGIATAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaan diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit cukup dilakukan oleh dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit yang relatif tidak begitu lama, dan honorarium audit yang tidak begitu besar namun apabila perusahaan yang yang di audi perusahaan besar,apalagi kalau perusahaan raksasa dengan ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan auditor dalam jumlah yang banyak, waktu pengerjaan audit berbul honorarium audit yang sangat tinggi. Dalam setiap audit baik audit pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil, s terdapat empat tahapan kegiatan yaitu: Penerimaan penugasan audit Perencanaan audit Pelaksanaan pengujian audit Pelaporan temuan Dalam setiap tahapan, auditor harus memahami berbagai factor dalam lingkungan audit telah di bahas pada bab-bab yang lalu. eberapa di antara faktor tersebut antara la dariberbagai peraturan, harapanatau ekspektasi masyarakat, kemungkinan di tuntut di pengadilan, dan keharusan untuk melakukan audit sesuai dengan standar profesional. # memberikan gambaran mengenai model dari faktor-faktor lingkungan audit dengan tek pada hubungan antara standar auditing dengan keempat tahapan audit. PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT $ahap awal dalam suatu audit laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk mene %atau menolak& suatu kesempatan menjadi auditor untuk klien baru, atau un sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. 'eperti pada gambar "-#, pada tahap ini umum dari standar auditing yang perlu diterapkan. Pada umumnya keputusan untuk mene %atau menolak& ini sudah dilakukan sejak enam hingga 'embilan bulan sebelum akhir t yang diperiksa. (akto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerimaan penugasan dibahas pada bagian lain bab ini.

TAHAPAN KEGIATAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit keuangan

Citation preview

BAB VTAHAPAN KEGIATAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGANKegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaan yang diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit cukup dilakukan oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit yang relatif tidak begitu lama, dan dengan honorarium audit yang tidak begitu besar namun apabila perusahaan yang yang di audit adalah perusahaan besar,apalagi kalau perusahaan raksasa dengan ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan auditor dalam jumlah yang banyak, waktu pengerjaan audit berbulan-bulan, dan honorarium audit yang sangat tinggi. Dalam setiap audit baik audit pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil, selalu terdapat empat tahapan kegiatan yaitu: Penerimaan penugasan audit Perencanaan audit Pelaksanaan pengujian audit Pelaporan temuan Dalam setiap tahapan, auditor harus memahami berbagai factor dalam lingkungan audit seperti telah di bahas pada bab-bab yang lalu. Beberapa di antara faktor tersebut antara lain: Dampak dari berbagai peraturan, harapan atau ekspektasi masyarakat, kemungkinan di tuntut di pengadilan, dan keharusan untuk melakukan audit sesuai dengan standar profesional. Gambar 5-1 memberikan gambaran mengenai model dari faktor-faktor lingkungan audit dengan tekanan pada hubungan antara standar auditing dengan keempat tahapan audit. PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT Tahap awal dalam suatu audit laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (atau menolak) suatu kesempatan menjadi auditor untuk klien baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Seperti pada gambar 5-1, pada tahap ini hanya standar umum dari standar auditing yang perlu diterapkan. Pada umumnya keputusan untuk menerima (atau menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga Sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang diperiksa. Fakto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerimaan penugasan akan dibahas pada bagian lain bab ini.PERENCANAAN AUDIT Tahap kedua pada suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit. Dari gambar 5-1 nampak bahwa pada tahap ini perlu di terapkan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing. Perencanaan audit biasanya di lakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien. Penjelasan lebih lanjut mengenai komponen-komponen perencanaan audit akan di bahas pada bab ini dan dalam dua bab berikutnya

EKSPETASI MASYARAKTA STANDAR PENGENDALIAN MUTU.

STANDAR AUDITING

STANDAR UMUM

STANDAR PELAPORANSTANDAR PEKRJAAN LAPANGALN

PELAPORAN TEMUANPELAKSANAAN PENGUJIANPERENCANAAN AUDITPENERIMA PENUGASAN AUDIT

ATURAN KAP ATURAN JAI PERATURAN PEMERINTAH

PELAKSANAAN PENGUJIAN AUDITTahap ketiga dalam suatu audit laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit (audit test) tahap ini sering di sebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapanga. Tujuan utama tahap audit ini adalah mendapatkan bukti audit mengenai efektivitas pengendalian intern dan kewajaran laporan keuangannya. Seperti dilukiskan dalam gambar 5-1, pada tahap ini juga harus di terapkan standar umum dan standar pekerjaan dari standar auditing. Pengujian auditini pada umumnya dilakukan antara tiga sampai empat bulan sesuda akhir tahun buku hingga satu sampai tiga bulan sesuda akhir tahun bukan klien. Pengjian audit dibahas lebih lanjut mulai bab 8 buku ini dan dilanjutkan pada buku II. PELAPORAN TEMUAN

Tahap keempat atau tahap terakhir dari suatu audit adalah pelaporan temuan. Seperti telah dibahas pada bab 2, laporan audit bisa berupa laporan standar yaitu laporan audit dengan pendapat wajar tanpa perkecualian, atau bisa juga menyimpang dari laporan standar. Seperti namapk pada gambar 5-1 pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing. Laporan audit biasanya diterbitkan antara satu hingga tiga minggu setelah berakhirnya pekerjaan laporan. Pembhasan lebih lanjut mengenai tahap audit ini akan diuraikan pada buku II.

PENERIMAAN PENUGASAN

Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor akuntan publik, klien bisa merupakan klien baru ataupun klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan melanjutkan memberikan penugasan audit pada tahun atau tahun-tahun berikutnya. Klien baru bisa merupakan perusahaan yang baru pertama kali di audit oleh akuntan publik, atau perusahaan yang pernah diaudit oleh kantor akuntan publik lain. Pergantian auditor bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya:1. Klien merupakan hasil merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda, 2. Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa profesional, 3. Tidak puas terhadap kantor akuntan public yang lama,4. Ingin mencari auditor dengan honorarium audit yang lebih murah, dan 5. Penggabungan antara beberapa kantor akuntan publik.

Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila uditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggung jawab profesional terhadap masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akntan public yang lain. Aditor harus menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga indenpendensi, integritas, dan obyektivitas. Kepentingan klien harus dilayani dengan memperhatikan kompetensi dan profesional.Terhadap anggota lain seprofesi, auditor bertanggung jawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik profesi, serta meningkatkan kemampuannya dalam member pelayanan kepada masyarakat. Ini berarti bahwa keputusan untuk menerima penugasan dari klien baru atau penugasan lanjutan dari klien lama bukanlah tanpa pertimbangan yang matang. Pentingnya keputusan ini terlihat dari dimasukannya masalah penerimaan atau pelanjutan penugasan dari klien sebagai salah satu dari Sembilan elemen pengendalian mutu pada suatu kantor akuntan publik seperti telah diuraikan pada bab 1. Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing serta kode ethik akuntan. Gambar 5-2 menunjukan sejumlah tahapan yang harus dilakukan oleh suatu kantor aknta publik untuk menjamin bahwa penerimaan penugasan hanya diberikan pada penugasan audit yang dapat diselesaikan sesuai dengan standar profesional. Tahapan-tahapan tersebut akan diuraikan di bawah ini

MENGINDENTIFIKASI KEADAAN- KEADAAN KHUSUS DAN RISIKOTIDAK BISAMENETAPKAN KOMPETENSI UNTUK MELAKUKAN AUDITMENGEVALUASIINTEGRITASIMANAJEMEN

MENENTUKAN KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA DENGAN CERMAT DAN SEKSAMAMENGEVALUASI INDEPENDENSI

MENYIAPKAN SURAT PENUGASAN

EVALUASI ATAS INTEGRITAS MANEJEMEN Tujuan pokok suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan suatu pendapat tentang laporan keuangan klien oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa auditor hanya akan menerima penugasan apabila terdapat jaminan yang memadai bahwa yang memadai manajemen klien bisa dipercaya apabila manajemen tidak memiliki integritas, kemungkinan besar terdapat kekeliruan dan ketidakberesan dalam proses akuntansi yang menjadi dasar penyusuna laporan keuangan. Hal ini akan menyebabkan resiko menjadi bertambah besar, yaitu resiko auditor memberikan pendapat wajar tanpa perkecualian, padahal laporan keuangan mengandung salah saji yang material bagi klien baru, auditor bisa memperoleh informasi tentang manajemen dengan bertanya pada auditor pendahulu(jika klien pernah di audit oleh auditor lain ), atau dengan mengajukan pertannyaan kepada pihak ketiga yang di pandang mengenal klien. Untuk klien yang sudah ada dan akan melanjutkan pemberian penugasan audit, perlu dipertimbangkan pengalaman auditor dengan manajeman klien pada audit yang lalu. Komunikasi Dengan Auditor Pendahulu Bagi klein yang pernah di audit oleh auditor lain, pengetahuan tenteng manajemen klien yang di miliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor pengannti. Sebelum menerima penugasan ,PSA NO. 16,Komunikasih antara auditor pendahulu dengan auditor penganti (SA 315. 02), Mengharuskan auditor penganti untuk mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi harus di lakukan dengan persetujuan klien , dank lien di minta untuk mengijinkan auditor pendahulu untuk member jawaban lengkap atas pertanyaan pertanyaan yang di ajukan auditor penganti. Persetujuan klien di perlukan karena kode etik profesi melarang auditor untuk amengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam audit tanpa ijin klien Dalam berkomunikasi,auditor penganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas penhgambilan keputusan menerima atau menolak penugasan ,seperti misanlnya: Integritas manjemen Ketidaksepakatan dengan manajen mengenai prinsip akuntansi dan prosedur audit. Pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan klien melakukan penggantian auditornya.Auditor pendahulu diharapkan untuk member jawwaban lengkap, dengan asumsi ijin diberikan oleh klien. Apabila klien tidak memberi ijin, atau auditor pendahulu tidak membri jawaban yang lengkap, maka auditor penggantti harus mempertimbangkan implikasinya dalam memutuskan apakah penugasan akan diterima.

Mengajukan Pertanyaan Pada pihak Ketiga Informasi tentang integritas manajemen dapat juga diperoleh dari orang- orang yang mengenai klien, seperti misalnya, penasehat hukum klien, banker, dan pihak- pihak lain dalam lingkungan bisnis dan keuangan yang memiliki hubungan bisnis dengan calon klien.Sumber informasi potensional lainnya, antara lain: Mereview berita yang berkaitan dengan penggantian manajemen puncak di majalah atau surat kabar, dan Seandainya calon klien adalah perusahaan terbuka yang menjual saham- sahamnya dipasar modal dan pernah diaudit auditor lain, informasi bisa dperoleh dengan membaca laporan klien ke Bapepam tentang penggantian auditor. Mereview Pengalaman Masa Lalu dengan Klien Sebelum mengambil keputusan untuk melanjutkan penugasan dengan klien audit, auditor harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman yang berhubungan kerja dengan manajemen klien di waktu yang lalu. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan semua kekeliruan dan ketidakberesan material,serta tindakan melawan hukum yang ddtemukan dalam audit yang lalu. Selama audit yang lalu berlangsung, auditor mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai berbagai hal seperti ada tidaknya kewajiban bersyarat (contingencies), lengkap tidaknya notulen rapat dewan komisaris, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Kebenaran jawaban manajemen atas pertanyaan- pertanyaan tersebut dalam audit yang lalu harus dipertimbangkan dengan cermat dalam mengevaluasi integritas manajemen.

MENGIDENTIFIKASI KEADAAN- KEADAAN KHUSUS DAN RISIKO TAK BIASA Hal- hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk menerima penugasan pada tahap ini, antara lain mengidentifikasi pemakai laporan keuangan yang telah di audit, melakukan penilaian awal tentang klien dari segi hukum dan kestabilan keuanganya,serta mengevaluasi kemungkinan bisa atau tidaknya audit dilaksanakan.

Mengidentifikasi Pemakai Laporan Keuangan AuditanTanggung jawab hukum auditor bisa berbeda-beda tergantung pada siapa yang diperkirakan akan menjadi pemakai laporan keuangan auditan. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan perusahaan publik(menjual saham- sahamnya kepada masyarakat ) atau perusahaan privat, kepada siapa saja atau kepada pihak ketiga mana di perkirakan klien berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Auditor harus mempertimbangkan apakah laporan audit yang biasa akan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pemakaian laporan atau apakah perlu dibuat laporan khusus. Sebagai contoh, perusahaan- perusahaan tertentu wajib memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan undang-undang. Perusahaan semacam itu, diwajibkan undang- undang untuk menyampaikan informasi yang telah diaudit, yang tidak diwajibkan oleh prinsip akuntansi berlaku umum. Permintaan laporan tambahan bisa berarti perlu adanya tambahan kompetensi pada si auditor, bisa juga tambahan biaya, dan bertambah luasnya tanggung jawab hukum auditor.

Memperkirakan Adanya Persoalan Hukum dan Stabilitas Keuangan Klien Apabila perusahaan klien pernah mengalami kesulitan karena adanya gugatan hukum, dan apabila pengugat bisa menemukan alasan bahwa ia dirugikan karena keputusan yang diambilnya didasarkan pada laporan keuangan, maka situasi demikian sangat mungkin akan melibatkan auditor. Bila hal ini bisa terjadi, maka auditor terancam untuk membayar denda atas putusan pengadilan, dan harus megeluarkan biaya untuk membela diri, betapapun profesioalnya si auditor dalam menjalankan pekerjaanya. Oleh karena itu, auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang memiliki risiko tinggi terkena gugatan hukum. Ini bisa terjadi antara lain pada perusahaan yang hasil produksinya berpeluang diinvestigasi oleh aparat pemerintah, tatu berpotensi besar mendapat gugatan dari pihak lain, maka hasil penyelidikan atau gugatan bisa menyebabkan perusahaan terlibat pada persoalan hukum. Hal yang sama juga perlu diperhatikan oleh auditor, apabila calon klien menunjukan ketidakstabilan keuangan, seperti tidak mampu membayar utang yang sudah jatuh tempo, atau meningkatnya kebutuhan tambahan modal. Bahkan apabila terdapat petunjuk adanya kesulitan yang sedang dihadapi perusahaan, auditor harus mempertimbangkan timbulnya masalah seperti itu dimasa datang bersamaan dengan menurunya kondisi perusahaan. Prosedur yang dapat digunakan auditor untuk menindentifikasi hal- hal semacam itu adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, menganalisa laporan keuangan yang pernah ditertibkan baik yang di audit maupun tidak diaudit, dan apabila memungkinkan dengan mereview laporan- laporan yang disampaikan kepada berbagai berbagai instansi. Mengevaluasi Auditabilitas Perusahaan Klien Sebelum memutuskan untuk menerima suatu penugasan, auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi- kondisi tersebut antara lainnya misalnya perusahaan tidak memiliki catatan akuntansi atau catatan akuntansinya buruk sekali, perusahaan tidak memiliki struktur pengendalian intern yang memadai, atau kemungkinan adanya pembatasan dari kilen atas audit yang akan dilakukan. Bila auditor berhadapan dengan situasi demikian, maka sebaiknya ia menolak untuk menerima penugasan, atau klien harus diberi pengertian mengenai kemungkinan adanya pengaruh dari kondisi demikian terhadap laporan auditor. MENETAPKAN KOMPETENSI UNTUK MELAKSANAKAN AUDIT Standar umum yang pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa: Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan tehnis cukup sebagai auditor.Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan apakah mereka memiliki kompetensi profesional untuk menyelesaikan penugasan sesuai dengan standar auditing. Hal ini menyangkut penentuan berapa jumlah anggota tim audit dan mempertimbangkan kebutuhan bantuan dari konsultan atau spesialis pada waktu audit berlansung. Penetapan Tim Audit Pada uraian yang lalu telah disebutkan bahwa penetapan personil untuk melaksanakan penugasan merupakan salah satu elemen dari sembilan elemen pengendalian mutu. Tujuan elemen pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian tehnis dan pengalaman tim audit akan dapat memenuhi kebutuhan untuk menangani penugasan secara profesional. Dalam menetapkan anggota tim, perlu dipertimbangkan pula sifat dan luasnya supervisi yang harus dipersiapkan. Pada umumnya, semakin mampu dan berpengalaman para personil yang ditunjuk menangani suatu penugasan, akan semakin kecil supervisi langsung yang diperlukan. Tim audit pada umumnya terdiri dari: Seorang partner yang bertanggungjawab penuh dan merupakan penanggungjawab akhir dari suatu penugasan. Seorang manajer atau lebih mengkoordinasi dan melakukan supervisi pelaksanaa program audit. Seorang senior atau lebih yang bertanggungjawab atas sebagian program audit dan melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten. Staf asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlikan. Personil-personil kunci dari tim audit biasanya ditetapkan lebih dahulu sebelum keputusan menerima penugasan dilakukan, untuk memastikan bahwa personil- personil tersebut tersedia. Selain itu apabila calon klien mengundang kantor akuntan publik untuk mengajukan penawaran(proposal) untuk mendapat penugasan audit,biasanya dalam penawaran tersebut dicantumkan resume dari setiap personil kunci dalam tim audit yang ditawarkan. Dengan demikian calon klien akan dapat menilai kemampuan orang- orang yang akan ditunjuk untuk menangani penugasan.

Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis Dalam menentukan apakah akan menerima penugasan, auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultan dan spesialis untuk membantu tim audit dalam melasanakan audit. Elemen pengendalian mutu yang berkaitan dengan konsultasi menyatakan bahwa kantor akuntan publik harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk memperoleh jaminan memedai bahwa personil kantor akuntan publik membutuhkan bantuan, sepanjang diperlukan, dari orang atau orang-orang yang memiliki tingkat pengetahuan, integritas, kebijaksanaa, dan otoritas yang sesuai. Sebagai contoh, kantor akuntan publik kadang- kadang membutuhkan bantuan tenaga ahli komputer untuk menangani penugasan dari klien yang pengolahan datanya menggunakan komputer. Demikian pula, kantor akuntan publik kadang-kadang merasa perlu untuk menggunakan spesialis yang berasal dari luar kantor akuntan publik. Auditor tidak diharapkan untuk memilik keahlian pekerjaan spesialis (SA 336), menyatakan bahwa auditor bisa menggunakan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti kompeten. Contoh spesialis, antara lain: Penilai (appraiser) untuk mendapatkan bukti tentang penilaian atas barang seni. Insinyur tambang untuk menentukan jumlah cadangan atau deposit barang tambang yang ada di suatu pertambangan. Aktuaris untuk menentukan jumlah rupiah program pensiun yang akan digunakan dalam akuntansi. Penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari suatu perkara pengadilan yang masih berjalan. Konsultan linkungan untuk menentukan pengaruh undang- undang dan peraturan tentang lingkungan.

Sebelum menggunakan spesialis, auditor harus memperkirakan apakah ia akan puas dengan kualifikasi profesional, reputasi, dan obyektifitas spesialis yang akan digunakannya. Sebagai contoh, auditor harus mempertanyakan apakah spesialis memiliki sertifikat profesional, ijin praktik atau lisensi, dan hal-hal lain yang menunjukan pengakuan mengenai kompetensi dibidang spesialis yang bersangkutan, dan mentukan apakah spesialis tersebut memiliki hubungan dengan klien yang bisa menggangu obyek aktivitasnya.MENILAI INDEPENDENSIStandar umum kedua dalam standar auditing menetapkan:Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental barus dipertabankan oleh auditor.Selain d atur dalam standar auditing , independensi dalam penugasan audit juga d wajibkan oleh kode etik IAI, disamping juga merupakan salah satu elemen dari elemen-elemen pengendalian mutu. Oleh karenanya sebelum menerima klien audit baru, kantor akuntan publik harus melakukan evaluasi apakah ada hal-hal yang dapat mengganggu independensinya terhadap klain. Salah satu prosedur yang lajim di tempuh adalah mengirim surat edaran kepada semua staf profesional kantor akuntan publik yang bersangkutan dengan menyebutkan nama calon klain, untuk mengidentifikasikan kemungkinan adnya hubungan keuangan atau bisnis dengan calon klain tersebut. Apabila disimpulkan bahwa persyaratan independensi tidak dapat di penuhi, maka penugasan harus di tolak atau calon klain harus diberi informsi bahwa apabila audit tetap dilaksanakan, maka auditor akan memberikan pendapat menolak memberi pendapat. Selain itu kantor akuntan publik juga harus memastikan bahwa menerima klain tersebut tidak akan menimbulkan pertentangan kepentingan dengan klain lainnya.MENETUKAN KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN AUDIT DENGAN CERMAT DAN SEKSAMA.Stadar umum ke tiga dalam standar auditing menetapkan: Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunaka kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.Kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan semua jasa profesional juga disaratkan oleh kode etik IAI. Ini berarti bahwa penugasan harus ditolak apabila kecermatan dan keseksamaan tidak bisa dilaksanakan selama audit berlangsung termasuk dalam hal ini adalah review secara kritis pada setiap tingkat supervesi yang menyangkut pekerjaan yang dilakukan maupun pertimbangan yang diberikan oleh mereka yang membantu dalam audit. Dua faktor penting dalam menentukan kemampuan untuk melaksanakan kecermatan dan ketelitian adalah saat penunjukan dan penjadwalan pekerjaan lapangan. Saat Penunjukandalam urayan diatas telah disinggung bahwa tahap pertama dari suatu audit (penerimaan penugasan). Idealnya terjadi enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku klien namun dalam praktis sering terjadi penunjukan auditor baru terjadi hanya beberapa hari menjelang penutupan buku, bahkan setelah akhir tahun buku. Penunjukan auditor secara dini oleh klien dan penerimaan penugasan oleh sebagai contoh, penunjukan secara dini dalam tahun buku yang sedang berlangsung akan memberi keleluasan bagi auditor untuk membuat penjadwalan pekerjaan lapangan. Sebaliknya apabila penerimaan penugasan terjadi pada saat mendekati atau sesudah akhir tahun buku, auditor bisa mendapat berbagai hambatan dalam perencanaan audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan termasuk kemungkinan auditor harus menggeser kebelakang prosedur-prosedur yang harus dilakukan pada tanggal neraca misalnya observasi perhitungan fisik persediaan. Apabila auditor tidak yakin bahwa sebagai akibat saat penunjukan yang terlambat sehingga banyak prosedur audit dilakukan setelah tanggal neraca- ia dapat melakukan audit sesuai dengan standar auditing, maka sejak awal klien harus diberitahu kemungkinan auditor tidak dapat memberi pendapat wajar tanpa pengecualian, karena adanya keterbatasan dalam saat dan lingkup audit.Penjadwalan AuditWaktu pelaksanaan pekerjaan lapangan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori berikut: Pekerjaan intern yaitu pekerjaan- pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu antara tiga sampai empat bulan sebelum tanggal neraca. Pekerjaan akhir tahun yaitu pekerjaan- pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu tidak lama sebelum tanggal neraca sampai kira-kira tiga bulan setelah tanggal neraca. Pelaksanaan pekerjaan lapangan pada tanggal- tanggal intern sangat membantu dalam menyebarkan beban pekerjaan pemeriksaan secara lebih merata sepanjang tahun yang diperiksa. Ini berarti bahwa pekerjaan tidak menumpuk di akhir tahun, yang seringkali merupakan saat- saat kritis bagi auditor, khususnya bila ia berhadapan dengan klien yang integrasinya diragukan. Jadwal yang rinci untuk penyelesaian suatu penugasan belum bisa dituntaskan sampai penugasan secara resmi diterima dan sampai beberapa tahapan dalam perencanaan audit telah di selesaikan. Namun demikian, dampak dari penerimaan klien baru atas jadwal kegiatan kantor akuntan secara keseluruhan dan kemampuan untuk melayani klien yang suda ada harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menerima suatu penugasan. Penaksiran Kebutuhan Waktu. Dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan auditor biasanya membuat suatu taksiran kebutuhan waktu audit sebagai bagian dari pertimbangan dalam penjadwalan. Pembuatan tafsiran kebutuhan waktu meliputi ekstimasi tentang jumlah jam yang di perkirakan dibutuhkan oleh setiap tingkat staf (partner, manajer, senior, dan sebagainya) untuk menyelesaikan setiap bagian audit dengan cermat dan seksama. Jumlah taksiran waktu ini kemudian di kalikan dengan tarif per jam untuk setiap tingkat staf, kemudian di tambah dengan tafsiran biaya transport dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan, sehingga bisa ditentukan tafsiran biaya untuk melaksanakan penugasan. Angka tafsiran ini akan digunakan oleh kantor akuntan sebagai bahan diskusi dengan calon klien dalam menetapkan honorarium audit. Meskipun honorarium audit dapat juga ditetapkan dengan dasar honorarium tertentu yang sudah pasti jumlahnya berdasarkan kesepakatan klien (fixed-fee basis), tetapi dalam banyak hal honorarium audit ditetapkan atas dasar tarif perjam ditambah dengan penggantian biaya-biaya lain. Apabila penugasan telah diterima, rincian anggaran waktu dan jadwal pekerjaan lapangan selanjutnya akan dikembangkan sebagaia langkah tambahan dalam tahap perencanaan. Partner yang telah ditunjuk untuk menangani penugasan harus memberi persetujuan atas anggaran waktu yang ditetapkan pada awal audit dan atas perubahan waktu yang mungkin diperlukan setelah audit berjalan, maka waktu yang digunakan sesungguhnya untuk audit pada semua bagian audit akan dibandingkan dengan waktu yang dianggarkan dengan maksud untuk mengawasi biaya atas audit secara keseluruhan. Personil klien. Pengunaan personil klien juga mempunyai dampak yang besar dalam penetuan staf dan penjadwala, dan pada akhirnya berpengaru pada honorarium audit. Sepeti telah dijelaskan pada bab yang lalu pekerjaan auditor interen berpengaruh pada pekerjaan akuntan publik. Pengaruh ini berkaitan dengan tiga kategori prosedur auditing, yaitu: Prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian interen klien, pengujian pengendalian, `dan pengujian substantif. Selai itu ppersonil-personil klien lainnya dapat digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu: Pembuatan daftar saldo pemeriksaan dari buku besar. Rekonsiliasi rekening kontrol dengan rekening-rekenig pembantu. Membuat daftar- daftar tertentu, misalnya: daftar polis asuransi yang masih berlaku, daftar piutang wesel, daftar aktiva tetap, dan sebagainya. Untuk memenuhi standar kecermatan dan keseksamaan, auditor sudah tentu harus mereview dan memeriksa pekerjaan- pekerjaan yang dilakukan oleh personil klien tertentu.

PEMBUATAN SURAT PENUGASAN Langkah terakhir dalam tahap penerimaan penugasan adalah penyusunan surat penugasan, sebagai suatu praktik profesional yang lazim untuk mengkonfirmasikan segalah istilah dan terminologiyang berkaitan dengan penugasan. Contuh suatu surat penugasan dapat dilihat pada gambar 5-3 dihalaman berikut. Bentuk dan isi surat penugasan bisa berbeda-beda untuk setiap klien, namun secara umum setiap surat penugasan hendaknya berisi hal-hal sebagai berikut: Menyebutkan dengan jelas nama perusahaan atau satuan organisasi dan laporan keuangan yang akan diperiksa. Menyebutka pengertian audit. Menyebutkan bahwa audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional yaitu standar auditing yang di tetapkan oleh ikatan akuntan indonesia. Menjelaskan tentang sifat dan lingkup audit dan tanggung jawab auditor. Menyebutkan bahwa walaupun audit telah di rancang da dilaksanakan dengan baik, namun audit mungkin tidak akan dapat medeteksi semua ketidakberesan material. Mengigatkan manajemen , bahwa manajemen bertanggungjawab atas penyususnan laporan keuangan dan menerapkan suatu struktur pengendalian inter yang memadai. Menyebutkan bahwa manajemen akan di minta untuk memberikan representasi tertulis kepeda auditor. Menjelaskan mengenai dasar perhitungan honorarium audit dan cara penagihan honorarium. Meminta lain untuk menegaskan kesepakatannya atas berbagai hal yang tercantung dlam surat penugasan dengan menandatangani surat penegasan tersebut dan mengirimkan kembali salinannya kepada auditor. Surat penugasan merupakan surat perjanjian atau kontrak yang secara hukum mengikat auditor dan klien. Dengan adanya kontrak yang secara jelas menyebutkan sifat jasa yang akan diberikan dan tanggungjawab auditor, maka surat ini akan sangat berguna bagi auditor agar tidak terkena tuntutan hukum.

KANTOR AKUNTAN PUBLIKDRS. BUDI PRASETYO, AKT.& REKAN

Kepada Yth. Bapak Ir, Sumarno Direktur Utama PT Sari Alam Jalan Gagak Rimang No 2YOGYAKARTA

Dengan hormat,

Surat ini merupakan penegasan mengenai kesepakatan tentang audit yang akan kami lakukan atas laporan keuangan PT Sari alam (Selanjutnya dalam surat ini disebut Perusahaan )Untuk tahun yang terakhir tanggal 31 Desember 1999.

Kami akan mengaudit neraca perusahaan per 31 Desember 1999, dan laporan rugi- laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas yang bersangkutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dengan tujuan untuk menyatakan pendapat mengenai laporan- laporan tersebut. Audit kami akan dilakukan sesuai dengan Standar auditing, yang mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.Audit kami akan meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, buku- buku yang mendukung jumlah- jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Kami juga akan melakukan penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Perlu difahami bahwa berhubung karakteristik ketidakberesan,walaupun audit telah di rancang dan di laksanakan dengan baik,namun ada kemungkinan audit tidak dapat mendeteksi senua ketidakberesan material.oleh karena itu,selama audit berlangsung kami akan melaporkan kepada Bapak segala sesuatu yang nampak tidak biasa atau tidak normal.Perlu kami ingatkan pula bahwa penyusun laporan keuangan,termasuk pula pengungkapan yang memadai, merupakan tanggung jawab manajemen perusahan.Hal ini meangkut pemilihan penerapan kebijakan akuntansi,dan penerapan struktur pengendalian intern yang memberikan keyakinan memadai untuk tercapainya tujuan perusahan berupa keektifan Dan keefesien koperasi,pengaman aktiva,keandalan laporan keuangan,dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku.Sebagai bagian dari audit,kami akan meminta representasi tertulis tertentu dari menejmen tentang informasi-informasi yang disampaikan kepada kami sehubungan dengan audit ini.Honorarium audit ini akan dihitung berdasarkan tarif per jam yang berlaku pada kantor kami,ditambah dengan biaya transport dan biaya-biaya lain.penagihan akan kami lakukan setiap dua minggu dan harus dibayar pada saat tagihandiajukan.

Terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada kamiApabila surat ini sesuai dengan kesepakatan dan pemahaman kita bersama,kami mohon Bapak untuk mendatangi surat ini dan salinan terlampir harap dikembalikan kepada kami.

Hormat kami,Kantor Akuntan Publik Drs.Budi Prasetyo,Akt,& Rekan Partner,

(Drs.Budi Prasetyo,Akt)

DISETUJUI:Oleh:Tanggal:

PERENCANAAN AUDITTahapan yang sangat penting dalam setiap audit adalah perencanaan,karena perencanaan mengatur mengenai urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa:

Pekejaan harus dirncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integrasi manajmen,kekeliruan dan ketidakberesan,dan tindkan melawan hukum.Sifat,luas,dan saat perencanaan bervariasi daengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha yang diaudit,pengalaman mengenai satuan usaha,dan pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha.Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam tim audit yang berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan penetuan apakah tujuan tersebut telah tercapai.Luasnya supervisi yang memadai bagi suatu keadaan tergantung pada berbagai faktor,termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.Dalam membuat paerencanaan audit,supervisi harus lebih ditingkatkan apabila banyak anggota tim audit belum berpengalaman,dibandingkan dengan jika mereka telah berpengalaman.TAHAPAN DALAM PERENCANAAN AUDITTahapan dalam perencanan audit dalam gambar 5-4.Pada bab ini akan dibahas dua tahapan pertama.Tahap3,4,dan 5 akan dibahas pada Bab 6,sedangkan tahap terakhir akan dibahas pada Bab 7.MENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIENAgar dapat membuat perencanaan audit secara memadai,auditor harus memiliki penetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian,transaksi,dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.Auditor harus mengetahui hal-hal berikut:

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITISMENETAPKAN PERTIMBANGAN AWAL TENTANG TINGKAT MATMATERIALITASMENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN

MENETAPKAN STRATEGI AUDIT AWAL UNTUK ASERSI- ASERSI PENTINGMENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Jenis usaha,jenis produk dan jasa,lokasi perusahan,dan karakteristik operasi perusahan,seperti misalnya metoda produksi dan pemasaran.Jenis industri,dan mudah tidaknya industri terpengaruh oleh kondisi ALIAN INTER

MEMPERTIMBANKAN RISIKO AUDIT

ekonomi,serta praktik dan kebijakan yang lazim dalam industri tersebut. Ada tidaknya transaksi-transaksi yang lazim dalam industri tersebut. Peraturan pemerintah yang berpengaruh terhadap perusahaan dan industri. Struktur pengendalian intern perusahaan. Laporan-laporan yang harus disampaikan kepada instansi tertentu, misalnya ke BaPePam.Berbagai prosedur bisah digunakan untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Beberapa diantaraprosedur tersebut akan dibahas di bawa ini. Mereview Kertas Kerja Tahun LaluDalam penugasan audit ulangan, auditor bisah memperoleh pengetahuan tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun lalu. Disamping itu, kertas kerja juga menunjukan masalah-masalah yang muncul dalam audit pada tahun lalu yang mungkin masi akan berlanjut pada audit tahun-tahun selanjutnya. Sebagai contoh, klien memiliki struktur pengendalian intern yang lemah dan masi terus berlangsung, adanya prongram pensiun yang rumit, dan sebagainya.Bagi klien baru,kertas kerja yang disusun oleh auditor pendahuluan juga bisah membantu. Klien harus memberi ijin pada auditor pengganti untuk mereview kartas kerja yang dibuat oleh auditor pendahuluan, dan auditor pendahuluan harus membantu usaha tersebut. Review biasanya hanya dibatasi pada hal-hal yang penting dalam audit, sepertimisalnya analisis atas rekening-rekening neraca dan kontingenesi. Selama review berlangsung, auditor pendahuluan harus memberi kesempatan kepad auditor pengganti untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Mereview Data I ndustri dan Bisnis Klien Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat diperoleh dengan membaca data industri yang di kumpulkan oleh kantor akuntan dan barbagai publikasi (misalnya majalah) yang di terbitkan industri yang bersangkutan,Auditor juga bisah memperoleh informasi yang bermanfaat dari pedoman audit industri dan pedoman akuntan industri yang diterbikan oleh organisasi profesi. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien, auditor bisah. Mereview anggaran dasar dn anggaran ruma tangga perusahaan. Membaca notulen rapat dereksi untuk mendapat informasi-informasi tertentu,seperti keputusan pemberian dividen dan persetujuan pemegang saham untuk penggabungan bisnis. Analisa laporan keuangan tahunan terakhir dan interm,laporan pajak penghasilan,dan laporan ke instansi-instansi terkait. Mempelajari berbagai peraruran pemerintah yang relevan. Membaca kontrak-kontrak yang berlanjut,seperti prjanjian kredit,sewa-guna,dan kontrak dengan para karyawan.Membaca publikasi-publika simpan dsi yang berkaitan dengan industri dan perdagangan untuk mempelajari perkembangan bisnis dan industri mutahir.

Informasi yang diperoleh harus didokumentasikan oleh auditor dan disimpan dalam arsip permanen untuk digunakan dalam audit berikutnya.

MELAKUKAN PENINJAUAN KE TEMPAT OPERASI KLIEN.Melakukan peninjauan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan perkantoran sangat berguna bagi auditor dalam mendapatkan pemahaman mengenai karakteristik operasi klien baru. Dari peninjauan ke pabrik, auditor akan mengetahui tata letak pabrik, proses operasi [produksi], fasilitas pergudangan, dan hal-hal yang sekiranya bisa menimbulkan masalah, seperti gudang yang tidak berkunci,material yang sudah usang,dan terlalu banyaknya bahan-bahan buangan. Selama melakukan peninjauan kekantor,auditor akan mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatn akuntansi dan fasilitas PDE,dan kebiasaan kerja para kariawan.Hasil sampingan penting yan bias di peroleh dari penijauan langsung adlah adanya kesempatan untuk bertemu dengan personil-personil yang menduduki posisi kunci dalam organisasi klien. Auditor harus mendokumemtasikan informasi yang di peroleh dalam kunjugan ketempat operasi dan kantor klien tersebut.Dalam penugasan ulangan, peninjauan ketempat operasi dan kantor klien seringkali dibatasi hanya pada tempat operasi dan kantor yang mengalami perubahan besar sejak akhir audit tahun yang lalu.Mengajukan Pertanyaan Kepada komite Audit.Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada auditor mengenai bisnis dan industri klien. Sebagai contoh, komite audit umumnya mengetahui tenteng kekuatan dan kelemahanpengendalian intern perusahaan pada tempat-tempat yang spesifik, adanya anak perusahaan yang baru dibentuk, atau penerapan sistem pengolahan data elektronik yang baru dilakukan, dan sebagainya. Komite audit juga bisa memberi informasi kepada audditor tentang perubahan-perubahan penting dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi.Seperti telah dijelaskan dimuka, salah satu tugas komite audit adalah membicarakan tentang lingkup audit dengan auditor. Kadang- kadang komite audit bisa meminta untuk di adakan penambahan atau perubahan dalam rencana audit yang dibuat auditor.Mengajukan Pertanyaan kepada Manajemen.Baik pada klien baru maupun klien ulangan, diskusi dengan manajemen akan berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir perusahaan yang mungkin berpengaruh signifikan pada audit akan dilakukan auditor.selain itu, manajemen seharusnya juga mengetahui peraturan-peraturan pemerintah yang baru yang berpengaru terhadap perusahaan. Dalam hal tertentu, sisi-sisi audit yang menjadi perhatian manajemen bisa juga dibicarakan, seperti misalnya idfisi baru atau anak perusahaan baru Pertanyaan yang diajukan kepada manjemen bisa juga menyangkut mengenai luas dan saat keterlibatan personil klien dalam pembuatan daftar-daftar dan analisis untuk auditor. Menentukan Aadanya Hubungn IstimewaPrinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan untuk membuat pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi- transaksi dengan pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimea.persoalan yang muncul sehungan dengan transaksi-transaksi yang memiliki hubungan istemewa adalah kenyatan yang menunjukan bahwa salah satu pelaku transaksi berada dalam posisi yang memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap pihak lainnya sehingga tawar menawar secara bebas tentang syarat dan kondisi tidak mungkin dilakukan. Kemungkinan lain pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa bisa bersekongkol untuk melakukan transaksi yang di dasar oleh niat untuk mengaburkan problem keuangan dan problem bisnis lainnya yang dengan cara demikian tidak akan muncul dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor akan meminta bukti yang kompeten untuk transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dibandingkan transaksi yang tidak memiliki hubungan istimewa. Untuk meyakinkan bahwa bukti semaca itu diperoleh, auditor harus membuat suatu langka dalam tahap perencanaan untuk memastikan adanya transaksi-transaksi yang memiliki hubungan istimewa.Transaksi-transaksi tertentu dengan jelas menunjukan adanya hubungan istimewa menujukan adanya hubungan istimewa, seperti misalnya transaksi antara perusahaan induk dan perusahaan anak, atau transaksi antara perusahaan dengan pejabat-pejabat perusahaan. PSA 34, pihak yang memiliki hubungan istimewa (SA 334.07) menyatakan bahwa prosedur audit khusus, termasuk yang disebutkan di bawah ini, harus digunakan untuk menentukan adanya transaksi yang memiliki hubungan istimewa lainnya: Mengevaluasi prosedur perusahan untuk menindentifikasia dan membuat catata yag memadai atas transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa. Mereview dokumen yang dilaporkan oleh perusahan kepada Bapepam atau instansi pemerinta yang lain mengenai nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan bisnis lain yang di dalamnya para direktur perusahaan yang di periksa menduduki jabatan direksi atau menajemen. Mereview kertas kerja audit tahun yang lalu untuk mengindentifikasi nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Mereview transaksi investasi yang material selama periode yang di periksa untuk menetukan apakah sifat dan luas investasi selama periode tersebut menimbulkan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa yang telah terindentifikasi hendaknya di beritahukan kepada semua anggota tim audit, sehingga mereka waspada dalam mencari bukti yang berkaitan dengan transaksi yang di lakukan klien dengan pihak-pihak tersebut. Mempertimbangkan Dampak Dari Peryataan Akuntansi Dan Auditing Tertentu Yang Relevan Meskipun semua auditor memahami prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum dan standar auditing, namun ada sejumlah prinsip akuntansi dan prosedur auditing tertentu yang bisa diterapkan untuk industri tertentu atau untuk jenis aktivitas bisnis tertentu. Sebagai contoh, IAI telah menerbitkan sejumlah pedoman audit dan pedoman akuntansi, yang masing-masing menggambarkan karakteristik berbeda pada masing-masing industri atau aktivitas tertentu, meminta kewaspadaan auditor atas masalah-masalah yang tidak biasa, serta menjelaskan peraturan-peraturan dan faktor-faktor khusus yang harus diperhatikan. Pedoman tersebut juga memberikan ilustrasi mengenai perlakuan akuntansi, dan bentuk serta redaksi laporan audit manakala sesuai untuk diterapkan. Diperkirakan dimasa datang IAI masih akan menerbitkan lebih banyak pedoman semacam itu, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Selain itu, dampak dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang tertentu, seperti misalnya Bapepam, juga harus dipertimbangkan. Dan jangan dilupakan, dalam tahap perencanaan audit ini, auditor juga harus membuat pertimbangan khusus atas pernyataan-pernyataan akuntansi dan pernyataan standar auditing terbaru.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PSA No. 22, prosedur analitis (SA 329.02), merumuskan prosedur analitis sebagaievaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan . Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.Prosedur analitis digunakan dalam auditing dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: Pada tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya. Pada tahap pengujian, sebagai pengujian subtantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu, yang berhubungan dengan saldo rekening atatu jenis transaksi. Pada tahap review akhir audit, sebagai review menyeluruh informasi keuangan dalam laporan keuangan setelah diaudit.Penggunaan pertama dan ketiga harus dilakukan pada setiap audit, sedangkan penggunaan kedua bisa dilakukan atau tidak dilakukan, tergantung pada pertimbangan auditor. Uraian selanjutnya pada bab ini, difokuskan pada penggunaan prosedur analitis dalam tahap perencanaan audit. Prosedur analitis akan dapat membantu auditor dalam perencanaan, dengan cara: (1) meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien, dan (2) mengidentifikasi hubungan-hubungan yang tidak biasa dan fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang bisa menunjukan bidang-bidangyang kemungkinan mencerminkan resiko salah saji. Penggunaan prosedur analitis dalam tahap perencanaan audit yang efektif, meliputi tahapan-tahapan sistematis berikut ini: Mengindentifikasi perhitungan-perhitungan/perbandingan yang akan dibuat. Mengembangkan ekspektasi. Melakukan perhitungan-perhitungan/perbandingan-perbandingan. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang signifikan. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak diharapkan. Menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit.Setiap tahapan diatas akan dibahas dalam uraian dibawah ini.

Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang akan dibuatdan kompleksitas perusahaan klien, ketersediaan data, dan pertimbangan auditor. Jenis perhitungan-perhitungan dan perbandingan-perbandingan yang umum digunakan meliputi: Perbandingan data absolut. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara jumlah pada tahun ini, misalnya jumlah saldo suatu rekening, dengan jumlah yang diperkirakan atau diharapkan. Analisa vertikal (common-size financial statemens). Dalam tehnik analisa ini suatu jumlah diperb andingkan dengan subtotal atau total yang jumlah tersebut merupakan bagian dari subtotal atau total tersebut. Hasil perbandingan biasanya dinyatakan dalam persentase. Sebagai contoh kas dibandingkan dengan total aktiva lancar (subtotal pada sisi aktiva di neraca) atau dengan total aktiva (total pada sisi aktiva di neraca). Persentase tersebut kemudian dibandingkan dengan persentase yang diharapkan atau diperkirakan. Analisa rasio. Berbagai rasio yang biasa digunakan oleh manajemen atau analis keuangan dapat juga digunakan auditor. Rasio-rasio dihitung dan kemudian dibandingkan rasio yang diharapkan atau diperkirakan. Hasil perhitungan bisa dianalisis secara individual atau dalam satu kelompok yang berkaitan, seperti rasio-rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas. Analisis trend. Analisis ini menyangkut perbandingan data tertentu (absolut, common-size atau rasio) untuk lebih dari dua periode akuntansi, untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan penting yang tidak akan jelas hanya dengan perbandingan terbatas pada periode berjalan dan periode yang lalu.Pada umumnya prosedur analitis pada tahap perencanaan dilakukan dengan menggunakan data agregat, data perusahaan keseluruhan sampai dengan akhir bulan tertentu, atau proyeksi data tahunan. Namun apabila perusahaan memiliki operasi yang berbeda-beda, maka agar prosedur analitis lebih efektif, bisa digunakan data per produk atau data per devisi. Selain itu, apabila kegiatan usaha perusahaan bersifat musiman (seasonal), maka analisis sebaiknya dilakukan dengan menggunakan data perbulan atau perkuartal, bukan data perhingga ini atau data per tahun.Mengembangkan Ekspektase atau HarapanDasar pikiran yang melandasi penggunaan prosedur analitis dalam auditing ialah bahwa hubungan antar data bisa diperkirakan akan berlanjut seandainya tidak terjadi hal-hal atau kondisi berbeda yang tidak diketahui. Premis ini digunakan untuk mengembangkan ekspektasi atau harapan dari aneka ragam sumber. Sumber-sumber tersebut meliputi data historis dan data taksiran masa datang intern perusahaan maupundata industri. Dalam mengembangkan ekspektasi ini selain digunakan data keuangan, juga digunakan data non-keuangan. Berikut ini adalah beberapa contoh:

Informasi keuangan klien periode-periode yang lalu dengan mempertimbangkan. diketahui, diasumsikan bahwa saldo rekening tahun ini, persentase common-size, atau rasio-rasio, kira-kira akan sama besar dengan tahun lalu,. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan perubahan yang diketahui, diperkirakan bahwa total biaya gaji akan sama dengan jumlah tahun lalu setelah disesuaikan (adjust) dengan kenaikan yang diperkirakan sehubungan dengan adanya tarif gaji & upah yang baru sesuai dengan kesepakatan baru dengan serikat pekerja dan/atau perubahan tarif pajak penghasilan. Hasil antisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramlan. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan anggaran atau peramalan yang dibuat klien untuk tahun ini, dan juga peramalan yang dibuat auditor. Dalam hal auditor membuat peramalan, bisa dibuat dengan mengestrapolasi data interim atau data per tahun dari periode yang lalu. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan pada suatu periode. Dengan cara ini auditor mempertimbangkan berapa besar pengaruh perubahan yang terjadi pada satu rekening terhadap rekening-rekening lainnya. Sebagai contoh, adanya kenaikan dalam saldo rata-rata utang pinjaman akan berpengaruh pada kenaikan biaya bunga. Cntoh lain, adanya kenaikan dalam penjualan kredit akan berpengaruh pada kenaikan taksiran biaya kerugian piutang. Data industri. Persentase common-size, rasio dan data trend yang biasanya dicapai oleh suatu industri tertentu bisa diperoleh sebagai bahan perbandingan dari berbagai sumber, misalnya dari asosiasi industri. Diamerika serikat, data semacam itu bisa diperoleh dari Dun & Bradstreet, Robert Morris Associates, dan Standard & Poors. Hubungan antara informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan. Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, jumlah meter persegi ruangan, dan jumlah barang yang diproduksi, bisa dipakai untuk menaksir saldo rekening yang bersangkutan denga data tersebut, seperti misalnya biaya gaji dan upah, penjualan, dan biaya produksi.Keandalan dan kesesuaian penerapan data yang digunakan untuk mengembangkan ekspektasi perlu untuk dipertimbangkan.sebagai contoh, data klien tahun lalu yang telah diaudit dipandang lebih bisa diandalkan daripada data yang tidak diaudit. Keandalan data anggaran tergantung pada validitas asumsi yang digunakan dalam penyusunan anggaran tersebut, serta kecermatan dalam menganggarkan jumlah- jumlah yang dicantumkan dalam anggaran.Kegunaan data industri tergantung pada tingkat kesamaan antara operasi perusahaan dan metoda akuntansinya dengan industrinya yang bersangkutan. Dengan demikian, data industri tidak sepenuhnya bisa digunakan, seandainya data klien dipengaruhi oleh pengoperasian berbagai industri, atau jika metoda persediaan atau metoda depresiasi yang digunakan klien berbeda dengan metoda yang umumnya digunakan dalam industri yang bersangkutan. Mengingat bahwa proses pengembangan ekspektasi biasanya memerlukan pertimbangan audit dan keahlian bisnis tertentu, maka tahap ini umumnya dilakukan oleh senior atau manager dalam tim audit. Melakukan Perhitungan/ Perbandingan Tahap ini menyangkut pengumpulan data yang akan digunakan untuk menghitung jumlah- jumlah absolut dan selisih persentase antara jumlah tahun ini dengan jumlah tahun yang lalu, menghitung data common-size, dan rasio- rasio, dan sebagainya. Karena perencanaa dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akhir tahun berjalan tersedi, maka pada tahap ini digunakan data jumlah sesungguhnya sampai beberapa bulan sebelun akhir tahun buku atau bisa juga digunakan angka proyeksi per akhir tahun buku. Dalam tahap ini juga dicari data industri yang akan digunakan untuk diperbandingkan dengan data klien. Pada saat ini perangkat lunak Computer sering digunakan untuk melakukan perhitungan- perhitungan dan perbandingan, dan bisa juga digunakan untuk mendapatkan informasi dari data base perusahaan dan industri. Apabila dilakukan analisi trend, biasanya digunakan daftar yang bisa digunakan daftar yang bisa digunakan untuk periode- periode berikutnya. Sebagai bagian dari arsip permanen, daftar ini dirancang sedemikian rupa sehingga bisa dilakukan tambahan satu kolom setiap tahun untuk data tahun berjalan, sehingga tidak perlu menyalin kembali data tahun- tahun sebelumnya untuk diperbandingkan.Analisis Data dan Identifikasi Perbedaan Signifikasi Analisis hasil- hasil perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah pengetahuan auditor tentang bisnis klien.sebagai contoh, analisis data rasio tertentu dari tahun berjalan akan dapat memberi gambaran tentang solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas tahun ini dibandingkan dengan tahun yang lalu, dan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Demikian pula prbandingan antara data perusahaan lain dalam industri yang sam. Demikian pula perbandingan antara data perusahaan tahun lalu dan tahun berjalan akan membantu auditor dalam memahami pengaruh signifikan kejadian- kejadian atau keputusan keputusan dalam laporan keuangan perusahaan. Bagian penting dari analisis adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan (unexpected) atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang bisa memberi petunjuk meningkatnya resiko terjadinya salah saji. Elemen yang paling krisis dalam proses ini adalah memutuskan besarnya selisih dalam proses ini adalah memutuskan besarnya selisih atau fluktuasi yang akan diselediki lebih lanjut. Sebagai kantor akuntan publik menggunakan model statistik untuk membantu dalam menentukan apakah suatu selisih cukup besar untuk diselidiki. Namun banyak juga kantor akuntan yang menggunakam cara coba- coba, seperti misalnya melakukan penyelidikan apabila selisih melebihi

1. Suatu jumlah rupiah yang telah ditetapkan lebih dahulu, 2. Suatu persentase tertentu, atau 3. Kombinasi antara keduanya. Audior harus menyadari bahwa suatu persentase perubahan yang kecil antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun ini, apabila terjadi pada rekening bersaldo besar seperti misalnya penjualan, bisa mengakibatkan adanya persentase perubahan yang besar dalam laba bersih. Sebaliknya suatu persentase perubahan yang besar, bila terjadi pada rekening biaya bersaldo kecil, hanya akan berdampak kecil pada laba bersih. Oleh karena itu, proses penentuan kapan suatu selisih dikatakan signifikan membutuhkan pertimbangan yang teliti dan harus mempertimbangkan konsep materialitas yang akan dibahas pada bab berikut. Meyelidiki Selisih Tak Diharapkan Yang Signifikan Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki. Hal ini biasanya menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor- faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen kadang-kadang diperoleh informasi baru yang mendukung dilakukanya revisi atas ekspektasi yang akhirnya menghilangkan selisih signifikan tersebut. Sebelum tindakan dilakukan, berdasarkan jawaban manajemen atas pertanyaan yang diajukan auditor, jawaban tersebut biasanya harus didukung oleh bukti lain yang menguatkan. Apabila penjelasan tentang penyebab terjadinya selisih tidak dapat diperoleh, maka auditor harus menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit. Menentukan Pengaruh atas Perencanaan Audit Selisih signifikan yang tidak dapat dijelaskan alasan terjadinya, harus dipandang sebagai indikasi kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau rekenig- rekenig yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan. Dalam keadaan demikian, auditor biasanya akan melakukan pengujian yang lebih mendalam atas rekening atau rekenig- rekenig tersebut. Dengan mengarahkan perhatian auditor pada tempat- tempat yang memiliki risiko besar, prosedur analitis bisa memberikan kontribusi yang besar pada pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.

RINGKASAN Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan bahwa penugasan tersebut akan terselesaikan sesuai dengan semua standar profesional, termasuk standar Auditing, kode etik akuntan, dan standar pengendalian mutu. Tahapan- tahapan penting dalam penerimaan suatu penugasan meliputi: evaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan- keadaan khusus risiko tak biasa, menetukan kompetensi, menilai idenpendensi, menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cermat dan teliti, serta menerbitkan suatu penugasan. Penetapan perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit dalam melaksanakan audit yang efisien dan efektif. Tahapan- tahapan perencanaa meliputi pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur analitis, menentukan pertimbangan awal tingkat materialitas, mempertimbangkan resiko audit, mengembangkan strategi awal audit untuk asersi- asersi signifikan, dan mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Dua tahap pertama telah diterangkan pada bab ini, sedangkan tahapan- tahapan lainnya akan diuraikan dalam dua bab berikut.