41
TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Dosen: Bapak Wasis D. Dwiyogo OLEH: ANDI ANNISA SULOLIPU 130431817343 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PASCASARJANA i

Teori Konstruktivisme Lengkap-Andi Annisa Sulolipu

Embed Size (px)

Citation preview

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Landasan Pendidikan

Dosen: Bapak Wasis D. Dwiyogo

OLEH:

ANDI ANNISA SULOLIPU

130431817343

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OKTOBER 2013

i

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Makalah ini

membahas tentang Teori Belajar Konstruktuvisme. Penulis menyadari bahwa penampilan dari

makalah masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun masih

sangat kami butuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya, kesempurnaan datang dari Allah dan bila ditemukan banyak kekurangan

dalam makalah ini tak lain berasal dari kami.

Malang, 05 Oktober 2013

Penulis

ii

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULAN

a. Latar Belakang ................................................................................................... 2b. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2c. Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Belajar Kontstruktivisme ................................................................. 6b. Tujuan Teori Belajar Konstruktuvisme di kelas .................................................. 8c. Ciri – ciri pembelajaran Konstruktivisme ........................................................... 8d. Prinsip – prinsip Teori Belajar Konstruktivisme ................................................. 10e. Perbedaan Karakteristik Pembelajaran tradisional (behavioristic) dan

pembelajaran kontruktuvisme .......................................................................... 12f. Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme .................... 14g. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Konstrutivisme .................................. 18h. Implikasi Teori belajar Konstruktivisme di Kelas ............................................... 20

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................. 23

SOAL – SOAL ............................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28

iii

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

1

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai

yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar

kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap

lingkungan dan interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut. Berpijak dari pandangan

itu Konstruktivisme berkembang. Dasarnya pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari

konteks yang terbatas dan sedikit demi sedikit.

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana

pengetahuan disusun dalam pengalaman manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama

dipraktikkan dalam pengajaran dan pembelajaran baik ditingkat sekolah maupun ditingkat

universitas tetapi tidak begitu nampak dan tidak ditekankan. Menurut paham dari aliran

konstruktivisme, sebuah ilmu tidak boleh ditransferkan secara sempurna kepada siswa, Siswa

perlu dibina dalam menangkap sebuah pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang dialami

siswa tersebut, disini siswa dituntut untuk lebih aktif. Dalam pembelajaran konstruktivisme

lebih menekankan pada prinsip student centered bukan teacher centered.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian teori belajar Kontruktuvisme?

2. Apa tujuan teori belajar kontruktuvisme?

3. Apa ciri-ciri pembelajaran kontruktuvisme?

4. Apa Prinsip-prinsip teori belajar kontruktuvisme?

5. Apa perbedaan karakteristik antara teori pembelajaran behaviorostik dan teori

pembelajaran kontruktuvisme?

6. Bagaimana hakikat anak menurut Pandangan teori belajar konstruktivisme ?

2

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

3

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

7. Apa kelebihan dan kelemahan dari teori belajar kontruktuvisme?

8. Bagaimana implikasi dari teori belajar kontruktuvisme di kelas?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar kontruktuvisme

2. Untuk mengetahui tujuan teori belajar kontruktuvisme

3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran kontruktuvisme

4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori belajar kontruktuvisme

5. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara teori pembelajaran behavioristic dan

teori pembelajaran kontruktuvisme

6. Untuk mengetahui hakikat anak menurut pandangan teori belajar kontruktuvisme

7. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari teori belajar kontruktuvisme

8. Untuk mengetahui implikasi dari teori belajara kontruktuvisme di kelas

4

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

5

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Konstruktivisme

a. Pengertian Teori belajar Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu

tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan

merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan

himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang

mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai

beberapa konsep umum seperti:

1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.

2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.

3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling

mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.

4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif

dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.

5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini

berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai

dengan pengetahuan ilmiah.

6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman

pelajar untuk menarik minat pelajar.

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar

konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori

perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan

dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari

lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan

6

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

7

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor

anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan.

Menurut Wheatley (1991: 12) berpendapat dengan mengajukan dua prinsip utama

dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat

diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi

bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Dari pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara

aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan

melalui lingkungannya. Bahkan secara spesifik Hudoyo (1990: 4) mengatakan bahwa seseorang

akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui

orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar

yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.

b. Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme di Kelas

1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri

pertanyaannya.

3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara

lengkap.

4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

5) Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme

Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori

konstruktivisme, yaitu:

1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar

2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa

3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai

4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil

8

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

9

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan

6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar

7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa

8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa

9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif

10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti

prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis

11. Menekankan bagaimana siswa belajar

12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan

guru

13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif

14. Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata

15. Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar

16. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar

17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman

baru yang didasarkan pada pengalaman nyata

d. Prinsip – prinsip teori belajar kontruktuvisme

1. Belajar merupakan proses aktif (active learning) Belajar merupakan sebuah proses aktif,

bukan sekedar menerima informasi melainkan memprosesnya dan proses tersebut

dilakukan melalui pengalaman langsung

2. Belajar harus melalui pengalaman langsung (real life learning). Sejak kecil anak sudah

memilikistruktur kognitif yang kemudiandinamakan skema (schema). Skema terbentuk

karena pengalaman.

3. Pentingnya proses pendampingan dalam belajar (dalam konsep ZPD) Vigotsky yang terkenal

sebagai penggagas konstruktivisme sosial (social constructivism) menegaskan bahwa

10

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

11

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

4. pengetahuan dibangun oleh seseorang melalui interaksi sosial. Gagasan ini mengkristal

dalam sebuah strategi pembelajaran yang disebut zone of proximal development (ZPD).

5. Belajar melalui proses penalaran (reasoning process), Belajar melalui proses reasoning

terjadi pada anak- anak karena mereka belum memiliki wawasan yang terlalu luas

6. Pembelajaran Sosial (social learning), Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai

adalah pembelajaran kooperatif.

7. Pengetahuan awal (priorknowledge) sangat bermakna karenaakan merupakan landasan

untukmembangun pengetahuan baru.Setiap orang memiliki kemampuandasar (prior

knowledge).Kemampuan tersebut akanmeningkat melalui sebuah ruangatau momen (ZPD)

dimana dalammomen tersebut terjadi prosespeniruan sehingga peniru fasih.

8. Masa Magang Kognitif (Cognitif Apprenticeship) Masa dimana yang menjadikan siswa

sedikit demi sedikit memperolehkecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang

lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai.

9. Pembelajaran Termediasi (mediated learning) Pada prinsip ini Vygostky menekankan pada

scaffolding

e. Perbedaan Karakteristik Pembelajaran tradisional (behavioristic) dan pembelajaran

kontruktuvisme

Pembelajaran Tradisional (Behavioristik) Pembelajaran Kontruktuvisme

1. Kurikulum disajikan dari bagian-bagian

menuju ke seluruhan dengan menekankan

pada keterampilan-keterampilan dasar.

1) Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju

ke bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada

konsep-konsep yang lebih luas.

2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum

yang telah ditetapkan

2) Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan

pernyataan dan ide-ide siswa

3. Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengadalkan pada buku teks dan buku

kerja

3) Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada

sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan.

12

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

13

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

4. Siswa-siswa dipandang sebagai “kertas

kosong” yang dapat digoresi informasi

oleh guru, dan guru-guru pada umumnya

menggunakan cara didaktik dalam

menyampaikan informasi kepada siswa.

4) Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir

yang dapat memunculkan teori-teori

tentang dirinya.

5. Penilaian Hasil belajar atau pegetahuan

dipandang sebagai bagian dari

pembelajaran, dan biasanya dilakukan

pada akhir pelajaran dengan cara testing.

5) Pengukuran proses dan hasil belajar

siswa terjalin didalam kesatuan kegiatan

pembelajaran, dengan cara guru

mengamati hal-hal yang sedang

dilakukan siswa, serta melalui tugas-

tugas pekerjaan.

6. Siswa-siswa biasanya bekerja sendiri-

sendiri, tanpa ada group proses dalam

belajar

6) Siswa-siswa banyak belajar dan bekerja

di dalam grup proses.

f. Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar

konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori

perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan

dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari

lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan

ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor

anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).

14

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159)

menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi

adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi

15

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988: 133). Pengertian tentang akomodasi yang lain

adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan

baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu

(Suparno, 1996: 7).

Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh

seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada

seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan,

perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan

ketidak-seimbangan dan keadaan keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61).

Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami

bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda

berdasarkan kematangan intelektual anak.

Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme,

Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222) mengajukan karakteristik sebagai

berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2)

belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, (3) pengetahuan

bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal, (4) pembelajaran

bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, (5) kurikulum

bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.

Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang

dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun

dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata

yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata sehingga

16

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis

(Hudoyo, 1998: 5).

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang

berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern

atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

17

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

Berbeda dengan kontruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yang dikembangkan

oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan

sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam

konteks sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung (1998: 7)

mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan

ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,

1999: 63) adalah sebagai berikut: (1) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme

adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk

menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa

sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi

oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar

kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan (3) peserta didik

diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru

hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif

untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

g. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Konstrutivisme

a) Kelebihan

1. Berfikir alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan

masalah, menjana idea dan membuat keputusan.

2. Paham, murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan

lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

18

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

3. Ingat, murid terlibat secara langsung dan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua

konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru

mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

4. Kemahiran social, Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru

dalam membina pengetahuan baru.

19

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

b) Kelemahan

Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses

belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.

B. Implikasi Teori belajar Konstruktivisme di Kelas

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparka

tentang penerapan di kelas.

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

Dengan menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir

mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa

yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya

berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta

menjadi pemecah masalah (problem solver)

2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu

kepada siswa untuk merespon

Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan

dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespon

atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam

melakukan penyelidikan

3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi

Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa

untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang

sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep

20

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan atau

pemikirannya

4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya

Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat

membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika

21

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan

mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun

pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka

merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat

bermakna akan terjadi di kelas

5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi

Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa

menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan

konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk

menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman

nyata

6. Guru memberika data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif

Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa

dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru

membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang

fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.

22

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan dari pembahasan, maka kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Teori Konstruktivisme menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif

dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui

lingkungannya.

2. Tujuan dari teori belajar kontruktuvisme yaitu (1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa

belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri, (2) Mengembangkan kemampuan siswa

untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya, (3) Membantu siswa

untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap, (4)

Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri dan (5) Lebih

menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

3. Ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme yaitu (1) Menekankan pada proses belajar, bukan

proses mengajar, (2) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa,

(3) Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai, (4)

Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekan pada hasil, (5)

Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan, (6) Mengharagai peranan pengalaman

kritis dalam belajar dst.

4. Prinsip-prinsip belajar kontruktuvisme yaitu (1) Belajar merupakan proses aktif, (2) Belajar

harus melalui pengalaman langsung, (3) Pentingnya proses pendamping dalam belajar, (4)

Belajar melalui proses penalaran, (5) pengetahuan awal dst.

23

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

5. Perbedaan karakteristik pembelajaran behavioristik dengan pembelajaran kontruktuvisme

yaitu (1) Menurut pembelajaran behavioristik Pembelajaran sangat taat pada kurikulum

yang telah ditetapkan, sedangkan menurut pembelajaran kontruktuvisme Pembelajaran

lebih menghargai pada pemunculan pernyataan dan ide-ide siswa, (2) Menurut

pembelajaran behavioristik Siswa-siswa dipandang sebagai “kertas kosong” yang dapat

digoresi informasi oleh guru, dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara didaktik

dalam menyampaikan informasi kepada siswa, sedangkan menurut pembelajaran

kontruktuvisme Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-

teori tentang dirinya, (3) Menurut pembelajaran behavioristik Penilaian Hasil belajar atau

pegetahuan dipandang sebagai bagian dari pembelajaran, dan biasanya dilakukan pada

akhir pelajaran dengan cara testing, sedangkan menurut pembelajaran kontruktuvisme

Pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin didalam kesatuan kegiatan pembelajaran,

dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas

pekerjaan dst.

6. Hakikat Anak Menurut Pandangan Konstruktivistik yang dikembangkan dari teori belajar

kognitif piaget menyatakan ilmu Pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan

kegiatan asimilisi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.

7. Kelebihan dari teori belajar kontruktivisme adalah (1) Berfikir alam proses membina

pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan

membuat keputusan, (2) Paham, murid terlibat secara langsung dalam mebina

pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua

situasi (3) Ingat, murid terlibat secara langsung dan aktif, mereka akan ingat lebih lama

semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka.

Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru dst.

Kekurangan dari teori belajar kontruktuvisme, bisa kita lihat dalam proses belajarnya

dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.

8. Implikasi dari teori belajar kontruktuvisme yaitu (1) Mendorong kemandirian dan inisiatif

siswa dalam belajar, (2) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan

24

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon, (3) Mendorong siswa berpikir

tingkat tinggi, (4) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan

siswa lainnya, (5) Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong

terjadinya diskusi dan (6) Guru memberika data mentah, sumber-sumber utama, dan

materi-materi interaktif.

Soal – soal

1. Siapakah nama tokoh terkenal yang mengembangkan teori belajar kognitif menjadi teori

belajar kostruktuvisme …

a. Piaget c. Watson e. Brunner

b. Ausubel d. Clark Hull

Jawaban : A

2. Apakah pengertian dari teori belajar konstruktivisme …

a. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon

b. Menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam proses

pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui

lingkungannya.

c. Teori yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.

d. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara anak

e. Proses pengfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur-unsur pikiran, untuk dapat

mengenal dan memahami stimulus yang dating dari luar

Jawaban : B

3. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan dari teori belajar konstruktuvisme adalah …

a. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

25

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri

pertanyaannya.

c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara

lengkap.

d. Mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan materi yang dijelaskan oleh guru

saja.

e. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Jawaban : D

4. Dibawah ini yang mana merupakan kelebihan teori belajar konstruktuvisme …

a. Paham, murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan

lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

b. Ingat, murid terlibat secara langsung dan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua

konsep

c. A Benar dan B salah

d. A dan B Benar

e. A dan B Salah

Jawaban : D

5. Bagaimana peran pendidik dalam teori konstruktivisme …

a. Pendidik berperan secara aktif

b. Pendidik menyerahkan proses pembelajaran pada siswa

c. Pendidik menyampaikan semua materi pelajaran di awal pembelajaran

d. Pendidik satu-satunya sarana penyampaian ilmu pengetahuan

e. Pendidik ikut serta mendampingi siswa dalam memecahkan masalah

Jawaban : E

6. Sebutkan Implikasi Teori Belajar Konstruktivisme terhadap proses pembelajaran dielas …

a. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya

b. Siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya

26

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

c. Siswa dianggap tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri

d. Siswa tidak diajarkan untuk kreatif

e. Guru memberikan materi secara lengkap, jadi siswa tidak perlu lagi mencari materi dari

sumber lain

Jawaban : A

7. Mengapa dalam teori belajar konstruktivisme menekankan pada proses belajar bukan pada

proses mengajar…

a. Karena dalam pembelajaran hasil bukan tujuan utama

b. Karena siswa dianggap mampu untuk menyelesaikan masalahnya

c. Karena siswa diberikan kepercayaan penuh dalam proses pembelajaran

d. A, B dan C benar

e. A, B, dan C salah

Jawaban : D

8. Sebutkan yang mana termasuk ciri-ciri dari belajar konstruktivisme…

a. Menekankan pentingnya latihan

b. Mementingkan mekanisme hasil belajar

c. Mementingkan peranan kemampuan

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan

pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata

e. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan

Jawaban : D

9. Siapakah tokoh yang menekankan pentingnya proses pendampingan dalam belajar (dalam

konsep ZPD) …

a. Piaget

b. Bruner

c. Vigotsky

d. Bloom

27

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

e. Ausubel

Jawaban : C

10. Dibawah ini yang mana merpakan prinsip-prinsip dari teori belajar konstruktivisme …

a. Obyek psikologi adalah tingkah laku

b. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

c. Masa Magang Kognitif

d. Mementingkan pembentukan kebiasaan

e. Mementingkan pembelajaran terpusat

Jawaban : C

28

TEORI KONSTRUKTIVISME – ANDI ANNISA SULOLIPU

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

http://duniayuukichan.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kelemahan-teori.html, diakses

pada tanggal 24 september 2013

http://www.slideshare.net/aiickha/prinsip-prinsip-teori-belajar-konstruktivistik, diakses tanggal

26 september 2013

Suyono dan Haryanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

29