Upload
pettrin
View
67
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pilihan terapi hepatitis
Citation preview
Gambar: Pegasys terkonsentrasi
dalam tubuh, darah dan jaringan
dengan suplaidarah yang baik
Lembar Informasi
Terapi Kombinasi Pegasys® dan Copegus®
Sekilas Fakta:
• Pegasys® (peginterferon alfa-2a (40KD)) ditambah Copegus® (ribavirin) dianjurkan sebagai
terapi lini pertama untuk hepatitis C kronis (VHC)
• Pegasys berlisensi untuk mengobati berbagai pasien hepatitis C, termasuk mereka yang
memiliki fungsi hati normal, HIV-HCV ko-infeksi, terakhir, untuk perawatan kembali pasien
yang tidak mencapai penyembuhan pada program terapi awal.
• Pegasys juga disetujui di lebih dari 60 negara untuk perawatan hepatitis B (VHB), termasuk
U.S, Eropa dan Republik Rakyat Cina.
• Maksud dari rantai cabang PEG yang unik dalam Pegasys adalah rantai cabang tersebut tetap berada dalam tubuh selama durasi antar suntikan mingguan untuk melawan virus secara terus menerus.
Apa Itu Pegasys?
• Pegasys adalah bentuk modifikasi dari interferon alfa, sebuah
protein alami yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus.
• Pegasys dibuat dengan melamprikan 40KD rantai glikol
polietilen (PEG) bercabang ke interferon alfa.
• Hal ini memungkinkan interferon untuk diserap secra lebih
perlahan dan tetap aktif lebih lama dalam tubuh, sehingga dapat
melawan virus selama satu minggua antar suntikan.
o Bentuk tertentu dari pegilasi yang digunakan dalam
Pegasys dimaksudkan agar terkonsentrasi dalam darah
dan jaringan target dengan suplai darah yang baik,
seperti hati – organ yang terkena hepatitis C.
o Hal ini juga berarti bahwa Pegasys dapat digunakan
tanpa dibutuhkan adanya perubahan dosis tergantung
dari berat badan pasien. i
Apa itu Copegus?
• Copegus adalah bentuk ribavirin Roche, yang secara khusus dikembangkan untuk digunakan
dengan Pegasys.
• Ribavirin adalah obat antivirus yang membuat Pegasys lebih efektif dalam menyembuhkan
VHC.
• Kesempatan untuk sembuh dari VHC tidak pernah lebih baik dari sekrang ini, berkat
keberhasilan tak tertandingi dari pegilasi interferon seperti Pegasys. Obat ini biasanya
digunakan dengan mengkombinasikan Copegus, Pegasys telah memajukan perawatan dari
infeksi virus ini sehingga tingkat kesembuhan yang mencapai 84% menjadi lebih
memungkinkan sekarang ini untuk populasi pasien tertentu. Pegilasi Interferon
direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk VHC kronis.i
Respon virological (SVR) yang terus menerus dalam VHC berarti bahwa pasien telah bebas virus
pada enam bulan setelah masa akhir terapi dan dianggap sembuh dari penyakitnya.i
Kombinasi Pegasys dan Copegus – mengobati berbagai pasien
• Pegasys telah dipelajari dalam program uji klinis yang belum pernah dilakukan sebelumnya
yang berkisar dari studi rintisannya pada pasien dengan sirosis dan uji coba secara global
pada pasien ko-infeksi HIV dan VHC.
• Sampai sekarang, lebih dari 11,000 pasien telah terdaftar dalam program pengembangan komprehensif klinis, disamping dari berbagai studi klinis lokal yang melibatkan lebih dari 40,000 pasien. Investasi Roche yang terus menerus dalam uji klinis berhasil membawa kombinasi Pegasys dan Copegus yang berlisensi untuk merawat pasien lebih banyak.
Hepatitis C Kronis
Terdapat empat bentuk umum dari virus Hepatitis C, yang disebut genotip.
• Genotip 1 adalah yang paling sulit untuk disembuhkan dan merupakan bentuk virus yang
paling umum.
o Dalam uji coba klinis, 52% pasien dengan VHC genotip 1 sembuh 48 minggu
kemudian setelah terapi degnan Pegasys (180 mcg tiap minggunya) yang
dikombinasikan dengan Copegus (1,000-1,200 mg tiap harinya).i
o Dalam waktu yang lebih singkat, 24 minggu program terapi dengan Pegasys
ditambah Copegus dapat mencapai tingkat kesembuhan sebesar 80-93% pada pasien
dengan genotip 1 VHC dan pra-perawatan konsentrasi virus rendah yang tidak dapat
terdeteksi pada minggu ke 4 dan 24.Error! Bookmark not defined.,i,ii,iii
• Genotip 2 dan 3 dianggap sebagai bentuk virus yang lebih mudah untuk disembuhkan.
o Tingkat kesembuhan mencapai 84% telah tercatat dengan penggunaan Pegasys
ditambah dengan Copegus dosis rendah (800 mg tiap hari).Error! Bookmark not defined.
o Lebih jauhnya, pasien hanya perlu untuk dirawat selama 24 minggu.iv
• Genotip 4 umumnya hanya ada di Timur Tengah saja.
o Tingkat kesembuhan sekitar 69-79% telah tercatat pada pasien dengan VHC genotip
4 setelah 48 minggu terapi dengan Pegasys yang dikombinasikan dengan Copegus. v,vi
o Tingkat kesembuhan setinggi 80-83% telah tercatat pada pasien VHC genotip 4
dalam waktu yang lebih singkat yaitu 24 minggu setelah terapi Pegasys ditambah
Copegus dengan konsentrasi virus yang tak terdeteksi pada minggu ke 4 dan 24.Error!
Bookmark not defined.,i
HIV-VHC Ko-infeksi
• Sekitar 30% orang yang terinfeksi virus HIV juga terinfeksi dengan VHC.vii
• Pegasys adalah pengobatan pertama yang disetujui untuk hepatitis C pada pasien dengan
HIV ko-infeksi.Error! Bookmark not defined.
• Lisensi ini diberikan berdasarkan hasil studi tengara yang disebut APRICOT, percobaan
multinasional terhadap populasi pasien untuk mempelajari efektivitas dan keamanan
terhadap terapi kombinasi pegilasi interferon.
• Dalam populasi yang sulit untuk disembuhkan ini, 40% dari pasien yang menerima Pegasys
ditambah Copegus (dengan dosis harian 800mg) selama 48 minggu telah berhasil
disembuhkan.viii
Hepatitis C kronis dengan tingkat ALT tetap normal.
• Orang dengan hepatitis C dan tingkat alanine aminotransferase (ALT, penanda untuk
peradangan hati) tetap normal secara tradisional tidak mempertimbangkan pengobatan,
karena mereka beranggapan hanya memiliki penyakit ringan saja. Sekarang kita tahu bahwa
orang-orang ini pada kenyataannya dapat memiliki kerusakan hati yang berat sebagai
konsekuensi dari hepatitis C.ix, x
o Dalam uji coba multinasional, 52% pasien yang dirawat dengan menggunakan Pegasys
dikombinasikan dengan Copegus (800 mg perhari) dapat mencapai kesembuhan.Error!
Bookmark not defined.,xi
• Sebagai hasilnya, Pegasys adalah satu-satunya pegilasi interferon berlisensi di Eropa untuk
pengobatan terhadap pasien hepatitis C kronis.
Pasien dengan Sirosis
• Kerusakan hati dapat muncul pada pasien dengan hepatitis C kronis dan dapat berkembang
menjadi lebih buruk seiring dengan berjalannya waktu.
• Pegasys adalah satu-satunya pegylasi interferon yang diuji dalam ujicoba khusus ditujukan
kepada populasi yang sulit untuk disembuhkan.xii
Hepatitis B Kronis
• Tidak seperti pengobatan antivirus untuk VHB, Pegasys berkerja untuk melawan penyakit
melalui dua cara: dengan meningkatkan system kekebalan tubuh dan pada saat yang
bersamaan, secara langsung meneyerang virus. Nukleosida/nukleotida analog hanya
memiliki efek antivirus langsung, sehingga penyakit cenderung kembali pada pasien yang
memakai obat ini ketika penggunaan obat berhenti.xiii,xiv,xv Karena resiko ini, pasien biasanya
harus menggunakan obat tersebut terus menerus.xiii,xvi,xvii
• Pembersihan Hepatitis B s-antigen (HBsAg) adalah tujuan utama dari terapi VHB kaerna
berkaitan dengan penurunan kanker hati dan sirosis, dan meningkatkan harapan
hidupxviii,xix,xx
Mmeprediksikan Keberhasilan Pengobatan
• Memantau penurunan tingkat HBsAg memungkinkan dokter untuk memprediksikan di awal
terapi apakah pasien yang menggunakan Pegasys cenderung memiliki keberhasilan dalam
pengobatan.
o Studi terkini terhadap pasien e-positif menunjukkan bahwa 50% pasien yang tingkat
s-Antigennya mengalami penurunan secara signifikan selama 24 minggu semenjak
mulai menggunakan Pegasys mampu untuk mencapai ‘e-serokonversi’, pengobatan
titik akhir yang sangat penting bagi pasien. Sekitar 20% pasien dengan e-
serokonversi melanjutkan untuk mencapai pembersihan s-antigen, atau yang disebut
juga ‘kesembuhan klinis’, enam bulan setelah pengobatan berakhir. xxi
o Dalam studi terkini lainnya terhadap pasien e-negatif, peneliti menemukan bahwa s-
antigen yang mengalami penurunan selama pengobatan berkaitan dengan
pencapaian kesembuhan klinis.xxii
Beberapa pasien terus mengalami kepulihan bahkan setelah akhir dari pengobatan
• Penelitian terkini menunjukkan bahwa jumlah pasien Hepatitis B e-negatif yang mencapai
kesembuhan klinis terus mengalami peningkatan, bahkan setelah akhir dari pengobatan
dengan Pegasys.
o Pada tahun kelima, 12.2% pasien yang diberikan pengoabatan dengan Pegasys telah
mengalami permbersihan s-antigen, dibandingkan dengan hanya 3.5% pasien
pengobatan lamivudine.xxii
• Jumlah pasien yang mencapai pembersihan s-antigen dalam terapi Pegasys merupakan hal
yang baru karena tingkat pembersihan seperti itu belum pernah ditunjukkan dengan obat
antivirus yang diminum biasa.
• Kemampuan program Pegasys 48 minggu adalah untuk menginduksi respon jangka panjang
dengan peningkatan pembersihan s-antigen pada beberapa pasien membuatnya menjadi
pilihan dengan biaya efektif dibandingkan dengan antivirus yang diminum, yang mungkin
perlu untuk digunakan seumur hidup.xxiii
Pasien VHB kronis yang mencapai pembersihan s-antigen dianggap sembuh secara klinis
Kemudahan penggunaan dan tolerabilitas
• Pegasys diberikan dengan dosis tetap kepada semua pasien; sehingga tidak perlu
menyesuaikan dosis dengan berat badan.
• Pegasys bersifat menimbulkan efek samping yang tidak begitu sering, seperti gejala flu, sakit kelelahan dan depresi, dibandingkan dengan perawatan intrferon konvensional.v Dengan efek samping yang lebih sedikit, pasien cenderung perlu untuk menjalani terapi, meningkatkan kesempatan mereka untuk sembuh.
###
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi: Mike Nelson, International Communications Manager
Roche
+41 79 572 5165
Shanchari Guha Roy
Ketchum
+44 (0)20 7611 3631
Referensi
i Fried MW, Shiffman ML, Reddy KR, et al. Peginterferon alfa-2a plus ribavirin for chronic hepatitis C virus infection. N Engl J Med
2002;347(13):975-82. ii Jensen DM, Morgan TR, Marcellin P, et al. Early identification of HCV genotype 1 patients responding to 24 weeks peginterferon
alpha-2a (40 kd)/ribavirin therapy. Hepatology 2006;43(5):954-60. iii Ferenci P, Laferl H, Scherzer T, et al. Customizing treatment with peginterferon alfa-2a (40KD) (Pegasys®) plus ribavirin (Copegus®)
in patients with HCV genotype 1 or 4 infection. Interim results of a prospective randomized trial. In: 57th Annual Meeting of the
American Association for the Study of Liver Diseases; 2006 October 27 - 31; Boston, Massachusetts, USA; 2006. iv Shiffman M, Pappas S, Nyberg L, et al. Peginterferon alfa-2a (Pegasys) plus ribavirin (Copegus) for 16 or 24 weeks in patients with
genotype 2 or 3. Final results of the ACCELERATE trial. J Hepatol 2006;44(Suppl 2):S271. v Diago M, Hassanein T, Rodes J, Ackrill AM, Sedarati F. Optimized virologic response in hepatitis C virus genotype 4 with
peginterferon-alpha2a and ribavirin. Ann Intern Med 2004;140(1):72-3. vi Thakeb F, Omar M, El Awady M, Isshak S. Randomized controlled trial of peginterferon alfa-2a plus ribavirin for chronic hepatitis C
virus genotype 4 among Egyptian patients. Hepatology 2003;38(4 Suppl 1):278A-9A.. vii Alberti A, Clumeck N, Collins S, et al. Short statement of the first European Consensus Conference on the treatment of chronic
hepatitis B and C in HIV co-infected patients. J Hepatol 2005;42(5):615-24. viii Torriani FJ, Rodriguez-Torres M, Rockstroh JK, et al. Peginterferon Alfa-2a plus ribavirin for chronic hepatitis C virus infection in
HIV-infected patients. N Engl J Med 2004;351(5):438-50. ix Bacon BR. Treatment of patients with hepatitis C and normal serum aminotransferase levels. Hepatology 2002;36(5 Suppl 1):S179-84. x Puoti C, Castellacci R, Montagnese F. Hepatitis C virus carriers with persistently normal aminotransferase levels: healthy people or
true patients? Dig Liver Dis 2000;32(7):634-43. xi Zeuzem S, Diago M, Gane E, et al. Peginterferon alfa-2a (40 kilodaltons) and ribavirin in patients with chronic hepatitis C and
normal aminotransferase levels. Gastroenterology 2004;127(6):1724-32. xii Heathcote EJ, Shiffman ML, Cooksley WG, et al. Peginterferon alfa-2a in patients with chronic hepatitis C and cirrhosis. N Engl J
Med 2000;343(23):1673-80. xiii Song BC, Suh DJ, Lee HC, et al. Hepatitis B e antigen seroconversion after lamivudine therapy is not durable in patients with
chronic hepatitis B in Korea. Hepatology 2000;32(4 Pt 1):803-6. xiv Chien RN, Yeh CT, Tsai SL, et al. Determinants for sustained HBeAg response to lamivudine therapy. Hepatology 2003;38(5):1267-
73. xv Hadziyannis SJ, Tassopoulos NC, Heathcote EJ, et al. Long-term therapy with adefovir dipivoxil for HBeAg-negative chronic
hepatitis B. N Engl J Med 2005;352(26):2673-81. xvi Leung NW, Lai CL, Chang TT, et al. Extended lamivudine treatment in patients with chronic hepatitis B enhances hepatitis B e
antigen seroconversion rates: results after 3 years of therapy. Hepatology 2001;33(6):1527-32. xvii Marcellin P, Chang TT, Lim SG, et al. Long-term efficacy and safety of adefovir dipivoxil (ADV) 10 mg in HBeAg+ chronic
hepatitis B (CHB) patients: increasing serologic, virologic and biochemical response over time. Hepatology 2004;40 (4 (Suppl 1)):655A. xviii Marcellin P, et al. Virological and biochemical response in patients with HBeAg-negative chronic hepatitis B treated with
peginterferon alfa-2a (40KD) with or without lamivudine: results of 4-year follow-up. Presented at: 43rd Annual Meeting of the
European Association for the Study of the Liver (EASL); April 23-27, 2008; Milan, Italy. xix Fattovich G, et al. Delayed clearance of serum HBsAg in compensated cirrhosis B: relation to interferon alpha therapy and disease
prognosis. Am J Gastroenterol. 1998;93(6):896-900. xx Perrillo RP. Therapy of hepatitis B—viral suppression or eradication? Hepatology. 2006;43(2 suppl 1):S182-S193. xxi Lau GKK et al. HBsAg decline in patients treated with PEGASYS and its association with post-treatment response in HBeAg
positive chronic hepatitis B. Presented at: Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL); February 13-16, 2009; Hong
Kong, China.
xxii Marcellin P et al. HBsAg clearance continues to increase after the end of treatment with PEGASYS ± lamivudine: 5-year follow-up
study in patients with HBeAg-negative disease. Presented at: Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL); February
13-16, 2009; Hong Kong, China. xxiii Hoofnagle JH et al. Management if hepatitis B: summary of a clinical research group. Hepatology. 2007;45(4):1056-1075.