Upload
vanhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PEMAHAMAN
ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA
PONDOK INDAH JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
UMU AEMANNIM : 207046100478
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur
kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit, optimisme dan energi bagi
penulis sehingga skripsi ini dapat selesai meskipun melalui proses yang tidak
sebentar.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah berhasil mengentaskan kemiskinan umat, kemiskinan
etika, moral serta norma-norma agama. Juga para sahabat, keluarganya serta tabiin
yang telah memperjuangkan agama Allah SWT dalam berbagai gelombang
kehidupan, hingga berakhir kemenangan dan kejayaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun tenaga, waktu dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana ekomomi syariah. Oleh karena itu, penulis
menghaturkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
vi
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, AH Azharuddin Latif, M.Ag, yang masing-masing
sebagai ketua jurusan dan Sekertaris Jurusan Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. Ketua Koordinator Program Non Reguler
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. Sekertaris Koordinator Program Non Reguler
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan selama penyusunan skripsi, semoga Allah membalas dengan
balasan yang berlipat ganda. Amin.
5. Pihak Masjid Raya Pondok Indah yang sudah memberikan informasi dan data
yang sangat dibutuhkan oleh penulis. Khususnya kepada Bapak Syamsul
Marlin sebagai pemimpin yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
wawancara, dan para anggota majelis taklim yang telah meluangkan waktunya
untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan penulis.
6. Bapak dan Pimpinan setra karyawan perpustakaan fakultas syariah dan
Perpustakaan Utama Syarif Hidayatullah yang telah memudahkan penulis
untuk memperoleh bahan-bahan pustaka penunjang yang sangat dibutuhkan
oleh penulis.
7. Para dosen fakultas syariah yang telah menstransfer stock of knowledgenya
dan memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
vii
8. Teristimewa, kedua orang tua tercinta, Bapak H. Sofan Zaen ba dan Ibu Hj.
Masruroh, yang telah memberikan curahan cinta dan kasih sayang sehingga
penulis bisa seperti ini, semoga ananda bisa membalas jasa dan kasih sayang
Bapak dan Ibu. Dan semoga Allah selalu menyertai dalam setiap langkah
beliau. Dan kepada adik-adikku Ahamd Baha Udin, Sofatullaely, dan Ahmad
Anjas Maulana yang telah memberiakan semangat untuk penulis agar dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Teman-teman angkatan 2007 PS-B, khususnya Intan, Neli, Septie, Silvi, Nita,
Reny, Sri dan yang lainnya yang telah memberikan dukungan dan semangat
untuk menyelasaikan skripsi ini, serta banyak menoreh kenangan indah di
saat-saat kuliah dan terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini, atas
segala canda, tawa, suka, dan dukanya.
10. Teman-teman seperjuangan di Kosan Pa Galang, Ayu, fitri, ka Imas, Alvi,
De2. Yang takan terlupakan kenangan indah selama di kosan Pa Galang. Serta
pihak-pihak yang tidak tercantum namanya namun selau memberi semangat
dan doanya kepada penulis.
Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan,
semoga mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulis berserah
diri dan memohon ridha-Nya dalam menggapai masa depan yang cerah. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika bahasa maupun dari segi materi yang terkandung. Atas dasar ini,
komentar, saran, dan kritik konstruktif dari pembaca dari pembaca sangat penulis
viii
harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lenih luas bagi
pembaca sekalian dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua
perhatian yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
D. Review Studi Terdahulu......................................................... 8
E. Metodoligi Penelitian ............................................................ 9
F. Teknik Penulisan.................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
A. Pengertian dan Sejarah .......................................................... 19
B. Dasar Hukum......................................................................... 22
C. Ketentuan Umum................................................................... 23
xi
D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan.......................................... 25
BAB III PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH
A. Latar Belakang Berdirinya .................................................. 46
B. Visi dan Misi........................................................................ 47
C. Sarana Dan Prasarana .......................................................... 48
D. Struktur Organisasi .............................................................. 49
E. Konsep Arsitektur ................................................................ 50
F. Data Teknis Masjid.............................................................. 51
G. Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi ................... 51
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Profil Responden ................................................................ 54
B. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 57
C. Analisis ............................................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 83
B. Saran .................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 85
LAMPIRAN.................................................................................................... 87
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Gambar 1.1 Chi-Square Uji ( ) ...................................................... 14
2. Gambar 2.1 Skema Sukuk Mudharabah............................................... 28
3. Gambar 2.2 Skema Sukuk Musyarakah ............................................... 30
4. Gambar 2.3 Skema Sukuk Ijarah.......................................................... 33
5. Gambar 2.4 Skema Sukuk Istishna ...................................................... 35
6. Gambar 2.5 Skema Sukuk Salam......................................................... 37
7. Gambar 2.6 Skema Sukuk Murabahan................................................. 39
8. Gambar 2.7 Skema Penerbitan Sukuk.................................................. 41
9. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah .............. 49
xi
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Tabel 2.1 Sukuk yang masih Beredar................................................... 42
2. Tabel 3.1 Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi.................... 52
3. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .................................................... 54
4. Tabel 4.2 Usia Responden.................................................................... 54
5. Tabel 4.3 Status pernikahan responden................................................ 55
6. Tabel 4.4 Pendidikan terakhir responden ........................................... 56
7. Tabel 4.5 Pendapatan perbulan responden ......................................... 56
8. Tabel 4.6 Pekerjaan responden............................................................ 57
9. Tabel 4.7 Case Processing Summary ................................................... 58
10. Tabel 4.8 Reliability Statistics ............................................................. 58
11. Tabel 4.9 Item-Total Statistics ............................................................. 58
12. Tabel 4.10 Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk
(obligasi syariah) .................................................................................. 60
13. Tabel 4.11 Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi
Konvensional........................................................................................ 61
14. Tabel 4.12 Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk
(obligasi syariah) dengan obligasi konvensional ................................. 61
15. Tabel 4.13 Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada
sukuk .................................................................................................... 62
xi
No Halaman
16. Tabel 4.14 Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan
bunga bank ........................................................................................... 63
17. Tabel 4.15 Apakah saudara tahu tentang konsep riba.......................... 63
18. Tabel 4.16 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil ........................... 64
19. Tabel 4. 17 Apakah saudara paham pada konsep ijarah,
mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang
ada pada sukuk ..................................................................................... 64
20. Tabel 4. 18 Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk
(obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi
konvensional ........................................................................................ 65
21. Tabel 4.19 Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi
syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia
sekaligus akhirat................................................................................... 66
22. Tabel 4.20 Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang
mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram ..................... 66
23. Tabel 4.21 Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor
sukuk ketempat yang halal ................................................................... 67
xi
No Halaman
24. Tabel 4.22 Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti
sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan
sistem kemitraan................................................................................... 68
25. Tabel 4.23 Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan
kesimbol keislaman.............................................................................. 68
26. Tabel 4.24 Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya
akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah ....................................... 69
27. Tabel 4.25 Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih
investasi yang syariah .......................................................................... 70
28. Tabel 4.26 Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya
akan jadi investor sukuk....................................................................... 70
29. Tabel 4.27 Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk
turut menjadi investor sukuk................................................................ 71
30. Tabel 4.28 Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi
syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk........................... 72
31. Tabel 4.29 Untuk menambah referensi saya mengumpulkan
artikel dan berita seputar sukuk............................................................ 72
32. Tabel 4.30 Test Statistic ....................................................................... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kajian mengenai produk sukuk telah menarik perhatian para pakar
akademik, ulama, dan praktisi ekonomi. Masing-masing dari mereka telah
memberikan pandangan yang berbeda. Ada yang berpandangan bahwa kontrak
sukuk lebih unggul dibanding sejumlah kontrak lainnya dalam aktivitas bisnis
pasar modal, karena ia dapat menggalakkan partisipasi sector privat dalam
membentuk modal usaha. Sementara dilihat dari kacamata fiqih, kontrak ini
masih memerlukan kajian lebih lanjut karena ulama salaf dalam kitab-kitab fiqih
yang muktabar kurang terperinci membahasnya. Namun demikian, kontrak sukuk
ini dalam bisnis modern dapat memberikan arah terhadap kemajuan
pertumbuhan pemikiran ekonomi Islam yang lebih sempurna.1
Agama Islam bersumber pada wahyu illahi dan Sunah Rasul mengajarkan
umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan di
akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik inilah yang dapat menjamin
tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini berarti bahwa dalam
mengajarkan kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan dengan menghalakan
1 Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada PerbankanSyariah, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010) h. 13.
2
segala cara. Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja
keras saling membantu sesuai dengan prinsip-prinsip ajaranya.
Saling membantu inilah yang digunakan dan dapat dilakukan oleh
perusahaan yang kelebihan dana (likuiditas) terhadap perusahaan yang
kekurangan dana dalam rangka meningkatkan produktivitasnya.
Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah, memberikan harapan
bagi perkembangan pasar modal yang dilandasi prinsip-prinsip syariah. Ada
keterkaitan yang erat dalam upaya pengembangan lembaga keuangan syariah
dalam pasar modal syariah. Lembaga syariah membutuhkan portofolionya pada
pasar modal syariah dengan saham yang halal dalam obligasi syariah. Terutama
untuk memenuhi kebutuhan penempatan dana investasi lembaga keuangan yang
cenderung over likuiditas pasca fatwa MUI mengenai haramnya bunga bank.
Sukuk merupakan salah satu instrument pasar modal syariah di samping
saham syariah dan reksada syariah. Pada awalnya banyak kalangan yang
meraguakan keabsahan dari sukuk/obligasi syariah. Mengingat obligasi
merupakan surat bukti kepemilikan hutang, yang dalam Islam sendiri hal itu tidak
diakui. Namun demikian, sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang
menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi
tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada
obligasi.2
2 Firdaus, D.K.K. Konsep Dasar Obligasi Syariah, (Jakarta : PT. Renaisan, 2005), h. 13.
3
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada
konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrument-instrumen yang
punya komponen bunga (interes-bearing instrument) ini keluar dari ivestasi halal.
Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.
Pada awalnya, penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri dianggap
kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga
tidak dimungkinkan untuk disyariahkan.
Merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002,
“obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi saat
jatuh tempo.”3
Obligasi syariah selain merupakan pilihan investasi yang patut
diperhitungkan namun sekaligus juga memelihara manusia untuk tetap sesuai
dengan kaidah penciptaanya, yaitu hanya untuk menyembah Allah sehingga
semua praktek investasi obligasi syariah disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah Islam diantaranya harus bebas dari unsur maysir, gharar, dan riba.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
3 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:Kencana, 2007), h. 88.
4
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva
tetap. Untuk memenuhi dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber
dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya yang paling murah.4
Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara
pengembangan tersebut membutuhkn modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu
aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukaan bisnis maupun
pengembangaanya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetukan seberapa
banyak modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan. Sumber dana bagi
perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana dari
dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar
perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan investasi asing. Namun
dana yang berasal dari pinjaman kreditur, serta investasi asing dirasa masih
kurang. Oleh karena itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai
sarana penambah modal mereka.
Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga
keuangan non bank bagi para investor untuk melakuakan penanaman modal
(investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah
ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan
yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkempentingan.
Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian
terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin
4 Sutrisno, manajemen keuangan, teori dan aplikasi, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), h.3.
5
penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang
membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya.5
Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan
nilai yang lebih besar dimasa yang akan datang6. Obligasi syariah/sukuk bukan
merupakan utang bunga tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana (investasi)
yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan
musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.
Dalam bentuk sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau
emiten sebagai pengelola atau mudharib, dan dibeli oleh investor atau shahibul
maal. Sedangkan untuk obligasi syariah yang menggunakan akad murabahah,
salam dan istishna investor akan memberikan return berupa margin dan obligasi
syariah yang mengunakan akad ijarah memberikan return fee.7
Obligasi syariah/ sukuk memang diakui sebagai instrument keuangan
publik yang disarankan dalam ekonomi Islam. Sukuk berperan besar dalam
menyeimbangkan kekayaan yang terdapat dalam neraca keuangan pemerintah,
otoritas moneter, perusahaan, bank dan lembaga keuangan serta berbagai bentuk
entitas lain yang memobilisasi masyarakat.8
5 Artikel diakses pada 11 januari 2011 dari http://www.erdhika.com
6 Arifin Z, Teori Keuangan dan Pasar Moda, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h.8
7 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.59-60
8 Khairunnisa Musari, Sukuk Untuk Fiskal, Majalah Saring, edisi 35 Thn IV (November,2009), h. 22
6
Kalau kita analisa, sukuk ini sesungguhnya merupakan peluang bagi kita
untuk mengundang para investor muslim dan non-muslim untuk mau terlibat
berinvestasi ditanah air. Sehingga, sukuk dapat dimanfaatkan untuk membangun
perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Fakta selama
ini menunjukan bahwa pasar akan sangat responsip terhadap penerbitan sukuk.
Hampir semua sukuk yang dikelurkan, diserap habis oleh pasar dan bahkan, pada
beberapa kasus sampai menimbulkan kelebihan permintaan.
Alasan penulis mengambil penelitian di Masjid Raya Pondok Indah
karena sebagian besar investor sukuk adalah masyarakat dengan golongan
ekonomi menengah keatas dan rata-rata anggota Majelis Taklim Masjid Raya
Pondok Indah merupakan golongan ekonomi menengah keatas dan berpendidikan
tinggi.
Melalui latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
penulis menentukan penelitian ini dengan judul TINGKAT PEMAHAMAN
ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH
JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah diatas, tentu saja dalam
pembahasan skripsi ini harus dilakukan pembatasan masalah agar penulis skripsi
ini lebih terarah, penulis merasa perlu membuat batasan masalah yang akan
dibahas. Penelitian ini hanya dibatasi pada upaya mengkaji “tingkat pemahaman
7
anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di
Indonesia” yang di laksanakan setiap hari minggu jam 06:30-08:30 WIB, sukuk di
batasi pada investasi jangka panjang yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah ini
dirumuskan dalam beberapa pertanyaan:
1. Bagaimana tingkat pemahaman anggota Masjelis Taklim Masjid Raya Pondok
Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia?
2. Bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap investasi pada sukuk?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim
Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap
investasi pada sukuk.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang
berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian
lapangan
8
2. Peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi islam khususnya dalam bidang
obligasi dengan prinsip syariah serta menjadi perbandingan dan acuan bagi
peneliti berikutnya.
D. Review Studi Terdahulu
1. Ani Khoironi, “Potensi Sukuk Bagi Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal
Indonesia” Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
UIN Syariah Hidayatullah Jakarta, 2008. Penelitian ini menggunakan metode
diskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ani menyatakan bahwa disahkannya Undang-undang
No. 19 tahun 2008 tentang SBSN, memberikan payung hokum dan
memberikan peluang baik bagi pertumbuhan investasi syariah pada pasar
modal di Indonesia. Didukung dengan populasi muslim terbesar di Indonesia
dan banyaknya permintaan dari pasar Internasional khususnya timur tengah,
sehingga memungkinkan pertumbuhan instrument sukuk berpengaruh bagi
pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
2. Amelia Febriani, “Obligasi Syariah: Studi Analisis Fatwa DSN-MUI”,
Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2005.
Dalam penelitiannya mengungkapakan perbedaan mendasar antara
obligasi syariah dan obligasi konvensional, serta menjelaskan payung hokum
9
yang menaungi kehalalan dan keabsahan obligasi syariah di Indonesia dan
dikeluarkannya fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi
syariah. Dikeluarkanya fatwa tersebut beriringan dengan perkembangan
produk-produk syariah dalam negri seperti produk-produk yang ada dalam
perbankan, asuransi, dan danareksa syariah.
Namun dari semua skripsi yang saya gunakan sebagai acuan pokok
bahasanya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini
dengan tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta terhadap sukuk di Indonesia.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk menunjang
data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistik.
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analisis yaitu, suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas pemikiran pada masa sekarang.9
2. Kriteria dan Sumber Data
9 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, Oktober 2005), cet. Ke-6, h.54.
10
Kriteria data yang akan digunakan pada penelitian ini dikelompokan menjadi
dua yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diambil dari sumbernya. Di sini penulis akan memberikan kuisioner kepada
responden yang merupakan anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok
Indah Jakarta. Kemudian data sekunder adalah data yang diambil secara
langsung dari tempat maupun objek penelitian dengan memakai data yang
sudah tersedia. Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan
dengan cara mengumpulkan informasi yang terkait dengan penelitian ini. Baik
informasi yang dapat melalui buku-buku, literatur, maupun data lainnya yang
sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Majelis Taklim Masjid Raya
Pondok Indah Jakarta yang berjumlah 200 orang. Kemudian yang menjadi
sampel adalah anggoa Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta
yang berjumlah 50 orang dengan menggunakan purposive sampling10 yaitu:
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang
dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan
informasi berdasarkan pertimbangan tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
10 Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: MitraWacana Media, 2009), h. 65.
11
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dalam
penelitian ini adalah teknik observasi, angket (kuisioner), studi kepustakaan,
dan wawancara.
a. Teknik observasi, penulis mengamati secara langsung ke lapangan.
b. Teknik angket (kuisioner) merupakan suatu pegumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan
sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika ada alternatif-alternatif
jawaban yang telah disediakan.
c. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data-data
dari literatur yang ada, seperti buku, dokumen Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta, makalah, internet, koran, serta tulisan lain yang berhubungan
dengan penulisan skripsi ini.
d. Sedangkan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penannya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan
dengan keterangan, agar data tersebut mudah diubah serta dipahami oleh
penulis dan orang yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Dalam
12
mengeruaikan data tersebut, penulis menggunakan deskriptif analisis dalam
mengkaji hasil penelitian, yaitu dari kuisioner dan wawancara.
Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti.
b. Skoring
Yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket yang diberikan
kepada responden dengan sekor (5= Sangat Tahu, 4= Tahu, 3= Cukup
Tahu, 2= Tidak Tahu, 1= Sangat Tidak Tahu) berdasarkan jawaban yang
dipilih oleh responden.
c. Analisis
Menganalisis setiap data yang didapat berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan yaitu melalui angket (kuisioner) dan wawancara.
Kemudian dari angket yang telah diberi scoring ini akan di uji dengan
menggunakan uji Chi-square. Chi-square bertujuan untuk menguji
seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi harapan yang didasarkan pada
sebaran yang dihipotesiskan. Dengan uji Chi-square ini penguji bisa
menguji hipotesis awal yang sudah penulis berikan diawal, apakah
harapan yang ada tentang pemahaman anggota Majelis Taklim terhadap
sukuk di Indonesia sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari sini
13
kita bisa melihat apakah pemahaman yang diharapkan sudah sesuai
dengan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan atau tidak. Karena dalam
penelitian ini bersifat deskriptif dan data yang digunakan merupakan hasil
dari observasi langsung penulis. Maka penggunaan chi-square pada
penelitian ini sangat tepat digunakan, karena seperti tujuan dari Chi-
square untuk mencari kecocokan suatu permasalahan yang ada sudah
sesuai dengan harapan atau belum.
Namun, dalam uji Chi-square ini kita harus melakukan uji kebaikan sesuai
(Goodness-of-Fit Test). Dimana Goodness-of-Fit Test ini kita menguji
hipotesis nol bahwa frekuensi observasi akan sama atau mendekati
frekuensi teoritis (nilai harapannya).11
Dari Goodness-of-Fit Test kita menentukan nilai kritisnya ( kritis) dan
nilai-nilai ujinya ( uji). Dari nilai kritis dengan tingkat signifikan 0,05
yang artinya luas daerah di sebelah kanan adalah 0,05. Dan niali df
(degrees of freedom) = k=50-1= 49. Maka nilai chi-square kritis 67,5.
Dari nilai kritis, kemudian kita menentukan nilai-nilai ujinya ( uji) yang
disajikan dalam gambar berikut:
11 Abdul Hakim, Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002) h.189.
14
Gambar 1.1uji
0
Lalu dari gambar 1.1 tentang uji ini kita melihat daerah penolakan dan
penerimaan Ho. Dengan kata lain kita menolak hipotesis bahwa anggota
Majelis Taklim tidak paham terhadap sukuk di Indonesia dan menerima
Ha.
Dengan adanya Goodness-of-Fit Test ini, kita bisa mengetahui apakah uji
chi-square yang telah dibuat sesuai atau tidak. Sehingga mempengaruhi
hipotesisnya.
Adapun rumus chi-square ini adalah:
Keterangan:
= chi-square
o = frekuensi yang diobservasikan
e = frekuensi yang diharapkan
=∑
Tidak Tolak H-0 Tolak H-0
X2
67,5
15
Kemudian dari angket ini juga akan di uji dengan tujuan apakah angket ini
sudah valid dan reliable dalam mengumpulkan data dengan menggunakan
uji validitas dan reabilitas. Dalam uji validitas dan reabilitas ini bisa
menggunakan program SPSS dan dapat dilihat dalam file uji validitas dan
reliabilitas.sav12. Dari program uji validitas dan reliabilitas.sav. ini akan
bisa terlihat apakah data yang dikumpulkan valid dan reliable.
Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada setiap variabel
dinilai valid atau tidak maka harus dilakukan cara-cara berikut13:
menentukan besarnya nilai r table dengan ketentuan tingkat kepercayaan
(degrees of freedom = df) jumlah kasus dikurangi dua, membandingkan r
table dengan setiap butir pertanyaan, dengan cara membandingkan Output
Correlated Item Total Corelation dengan nilai r table.
Dari rumus di atas, nilai r table untuk penelitian ini yaitu k-2 dengan
tingkat signifikan 5 %, dari hasil nilai r table itu kita bisa mengetahui
apakah data tersebut sudah valid atau tidak.
Sedangkan untuk menganalisis reliabilitasnya bisa menggunakan metode
alpha cronbach. Dalam buku Ety Rochaety disebutkan jika nilainya sama
dengan atau lebih besar dari 0,800 maka butir-butir pertanyaan tersebut
sudah reliabel.
12 Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, h. 211.13 Ibid, h. 208
16
Adapun rumus metode Cronbach yang disebut dengan koefisien alpha
yaitu:
Keterangan:
n = jumlah butir
vi = varians butir
vt = varians total
6. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta
7. Variabel Penelitian
Variabel independen dikenal dengan variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan variabel dependen disebut juga
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Dalam penelitian ini tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim sebagai
variabel independen, sedangkan sukuk di indonesia sebagai variabel
dependen.
8. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan
dilakukan. Jawaban sementara dari penulis, yaitu anggota Majelis Taklim
Masjid Raya Pondok Indah Jakarta paham terhadap sukuk di Indonesia. Maka
bisa ditarik hipotesis awal yaitu:
ɑ = (1-)
17
H0 = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta tidak paham
terhadap sukuk di Indonesia
Ha = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah paham terhadap
sukuk di Indonesia
F. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan karya ilmiah ini merujuk pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi
Terdahulu, Metodologi Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
18
Dalam bab ini penulis akan menguraikan Pengertian dan Sejarah,
Dasar Hukum, Ketentuan Umum, dan Jenis-jenis dan Proses
Penerbitan.
BAB III : PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA
Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai Latar Belakang
Bersirinya, Visi dan Misi, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi,
Konsep Arsitektur, Data Teknis Masjid, dan Jadwal Ceramah Majelis
Pengajian Ahad Pagi .
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai Profil Responden,
Deskripsi Hasil Penelitian, dan Analisis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil rangkuman
dari deskripsi dan analisis hasil analisis penelitian serta saran-saran
yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan dengan
objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah dilakukan.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
A. Pengertian dan Sejarah
Kata sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk dari kata shakk, yang
dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed, atau check. Secara
istilah sukuk didefinisikan sebagai surat berharga yang berisi kontrak (akad)
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dikeluarkan oleh
lembaga/institusi/organisasi baik swasta maupun pemerintah kepada investor
(sukuk holder). Penerbit sukuk wajib membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil atau marjin atau fee selama masa akad. Emiten wajib membayar
kembali dana investasi pada investor pada saat jatuh tempo.14
Sementara itu, sukuk disamakan dengan obligasi syariah, yang menurut
fatwa DSN no: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi syariah. Dalam fatwa
tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah suatu
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Menurut Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN/Sukuk negara). Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan
14 Muhammad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 246.
18
20
bahwa yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk
negara) adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan Aset SBSN baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.
Menurut peraturan Bapepam&LK No. IX.A.13 tentang Efek
Syariah/Sukuk Korporasi. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Efek Syariah/Sukuk Korporasi adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaanya yang
akad mapun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah yang
baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan,
dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional.
Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. Ia dipergunakan oleh para
pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial
yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Namun
demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam
dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata
“cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim
dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC)
kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. “Bahwa
kombinasi aset tertentu dapat diwakili dalam bentuk instrument pembiayaan
21
tertulis yang dapat dijual pada harga pasar dengan ketentuan bahwa komposisi
kelompok aset yang diwakili oleh sukuk mayoritas terdiri dari asetyang
tangiable”. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain
Monetary Agency) untuk meluncurkan sukuk salam berjangka waktu 91 hari
dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun
yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam
internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar
internasional.15
Produk syariah di bursa efek Indonesia secara resmi baru di luncurkan
pada 2003. Namun sebenarnya, instrumen atau produk syariah pasar modal telah
ada di bursa efek Indonesia sejak 1997. Karena, pada 3 Juli 1997 PT. Danareksa
Investment Management telah meluncurkan Danareksa Syariah. Kemudian, Bursa
Efek Indonesia berkerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management
melahirkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000. Peluncuran JII
diharapkan menjadi panduan bagi investor yang ingin menanamkan dananya
sesuai dengan prinsip syariah. Dengan adanya JII, para pemodal yang memegang
prinsip syariah dalam investasinya di busra efek dapat menggunakannya sebagai
acuan untuk memilih saham-saham syariah.
Produk syariah atau instrumen investasi di bursa efek semakin
berkembang dengan diterbitkannya Obligasi Syariah (Sukuk) Mudharabah
pertama oleh PT. Indosat Tbk awal September 2002, disusul kemudian dengan
15 Artikel diakses pada 7 April 2011 http://hendrakholid.net/blog/2009/05/12/obligasi-syariah.
22
penerbitan obligasi syariah lain. Selanjutnya, terbit Obligasi Syariah Ijarah
pertama pada 11 Mei 2004 oleh PT. Matahari Prima Tbk. Pada 2006, diluncurkan
produk syariah yaitu Reksa Dana Indeks, dengan menjadikan Jakarta Islamic
Indeks sebagai underlying index.16
B. Dasar Hukum
1. Firman Allah Swt:
Al- Baqarah ayat 275
…17
“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
2. Hadist
18
“Tiga bentuk usaha yang di dalamnya mengandung barakah: yaitu jual beli
secara tangguh, mudharabah/kerja sama dalam bagi hasil dan mencampur
16 Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h.259.17 M. Nadratuzzaman Hosen D.k.k, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakarta: PKES (Pusat
Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008), h. 18518 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz 2, (Bairut: Dar Al Kutb Al Banani, T. Th), h.768.
23
gandum dengan kedelai (hasil keringat sendiri) untuk kepentingan keuarga
bukan untuk di jual”. (HR. Ibnu Majah:2289)
3. Adapun fatwa DSN-MUI mengenai obligasi syariah antara lain:
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah
Murabahah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2004. Tentang Obligasi Syariah
Ijarah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2000. Tentang Distribusi Bagi Hasil
Usaha.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2007. Tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi.
3. Sedangkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam yaitu:
Peraturan No.IX A.13 KEP-130/BL/2006 tanggal 23 November. Tentang
Penerbitan Efek.
Peraturan No.IX A.14 KEP-131/BL/2006. Tentang Akad-akad yang
digunakan dalam Penerbitan Efek Sukuk.
C. Ketentuan Umun
Terdapat beberapa aturan umum operasional berkaitan dengan obligasi
syariah, yaitu:19
19 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, hal. 71 & 72.
24
1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar dari
format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan
gharar (spekulasi murni atau terdapat unsur judi).
2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan
syariah seperti akad kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli
barang (murabahah, salam, dan istishna, atau jual beli jasa). Dengan demikian,
sertifikat sukuk tidak bukanlah surat hutang tapi surat investasi karena terkait
dengan pembiayaan riil. Berdasarkan akad-akad tersebut, asset sukuk dapat
berupa tanah yang akan dibangun, pelabuhan darat dan laut, dam, rumah sakit,
jalan raya, banggunan, proyek-proyek pembangunan, mesin, real estate,
kendaraan, perkebunan, jasa dan hak bernilai aset.
3. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan
margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi
(propekstus atau sertifikat)
4. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk
yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.
5. Pemberian pendapatan dapat dilakukan secara periodik (sesuai karakter
masing-masing akad).
6. Tidak semua sertifikat sukuk dapat diperjal belikan dan tidak semua
pendapatan dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif.
25
7. Pengawasan terhadap pelaksanaan dilaksanakan oleh Dewan Pengawas
Syariah dari aspek Syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi
opeasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten.
8. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian,
dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang.
9. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat perlindungan resiko
aset sukuk.
D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan
Pembedaan sukuk dapat dilakukan berdasarkan tiga kategori yaitu, jenis
akad yang dipakai, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan kepada pihak-
pihak yang berakad, dan basis pembiayaan, serta multiple sukuk. Berdasarkan
jenis akad sukuk terbagi ke dalam enam jenis.20
1. Sukuk Mudharabah
Pada sistem mudharabah, salah satu pihak bertindak sebagai pemberi
dana (shahibul al -mal) atau financer, sedangkan pihak lain bertindak sebagai
pengelola dana, karena memiliki keahlian (mudharib) di bidang usaha yang
dibiayai. Tujuan akad ini adalah memperoleh keuntungan. Pembagian
pendapatan menggunakan sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Besar
kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal akad berdasarkan kesepakatan
pihak-pihak yang berakad. Apabila terjadi resiko, misalnya kerugian akibat
20 Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 252-253.
26
kelalaian pihak mudharib, kerugian itu menjadi tanggung jawab mudharib.
Apabila mudharib tidak mampu menyelesaikan tanggung jawab tersebut maka
tanggungan itu menjadi utang mudharib kepada shahibul mal.
Apabila disebabkan oleh siklus bisnis, kerugian ditanggung bersama
oleh pihak-pihak yang berakad. Pihak shahibul mal menanggung kerugian
keuangan yang timbul atau risiko keuangan yang ditanggung oleh shahibul
mal, sedangkan pihak mudharib menanggung risiko bisnis sehingga ia tidak
menerima imbalan atas jasanya mengelola usaha.
Sukuk mudahrabah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang
menggunakan sisem akad mudharabah. Sukuk mudharabah dapat juga
diartikan sebagai surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau
institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan
pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana
yang telah disetorkan pemilik dana serta membayar kembali dana pokok
sukuk pada saat jatuh tempo.
Dalam Fatwa No. 33/DSN-MUI/X/2002 tentang obligasi syariah
mudharabah, dinyatakan antara lain bahwa:21
a. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi
21 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h. 95&96.
27
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan pada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
b. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan
akad mudharabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No.
7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah.
c. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola
modal), sedangkan pemegang obligasi syariah mudharabah bertindak
sebagai shahibul maal (pemodal).
d. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad.
f. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin
pengembalian dana dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat
pengakuan utang.
g. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindah tangankan selama disepakati
dalam akad.
28
Gambar 2.1
Skema Sukuk Mudharaah
3b. Penerimaan bagi 2b. Kontribusi skills/ profesionalismehasil secara periodik
3a. Penerimaan bagi 2a. Kontribusihasil secara periodik dana 100%
1. Investasi/Membelisukuk
4. Pendapatanbagi hasilsecara periodic
Investor yang membeli sertifikat sukuk mudharabah berarti telah
menjadi shahibul mal bagi emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio
total nilai sertifikat sukuk dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini
juga merupakan porsi bagian pembagian hasil dari pengelolaan dana.
Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor diberikan
kepada mudharib (emiten) oleh SPV. Pembagian hasil antara SPV dan emiten
didasarkan atas nisbah yang disepakati antara SPV dan emiten.
Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV sesuai
nisbahnya, kemudian SPV akan membagikannya secara periodik kepada para
pemegang sukuk mudharabah sesuai dengan komposisi kepemilikan masing-
Perusahaan
Mudharabah
KIK/SPVInvestor/Sukuk Holder
29
masing sukuk. Pokok sukuk akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo
sebesar nilai penyertaan masing-masing investor.
2. Sukuk Musyarakah22
Musyarakah adalah akad pembiayaan dengan prinsip joint venture.
Pihak-pihak yang terlibat dalam akad memberikan kontribusi berupa dana
atau sumber daya (resources). Sistem pembaginya adalah bagi hasil atau
profit and lost sharing. Besar kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal
akad berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang berakad. Kerugian yang
terjadi ditanggung semua pihak berdasarkan proporsi kontribusi dana dan
sumber daya masing-masing.
Sukuk musyarakah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan
yang menggunakan akad musyarakah. Atau, sukuk musyarakah adalah surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang
mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan kepada
pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana kontribusi pihak-
pihak yang berakad serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat
jatuh tempo.
22 Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 254-256.
30
Gambar 2.2
Skema Sukuk Musyarakah
3b. Penerimaan bagi 2b. Kontribusi investor x% dalam sukukhasil secara periodik
3a. Penerimaan bagi 2a. Kontribusihasil secara periodik investor y%
dalam sukuk1. Investasi/
Membelisukuk
4. Pendapatanbagi hasilsecara periodik
Konsep musyarakah dapat diterapkan dalam penerbitaan surat
berharga syariah atau sukuk. Pihak-pihak yang terlibat dalam musyarakah
adalah investor (sukuk holder), Special Purpose Vehicle (SPV) atau Kontrak
Investasi Kolektif (KIK) dan perusahaan (emiten). Investor membeli sukuk
musyarakah dengan mempertimbangkan prospektus yang diterbitkan oleh
perusahaan serta informasi lainnya.
Investor yang membeli sertifikat sukuk musyarakah bearti telah
menyertakan modal pada emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio total
nilai sertifikat sukuknya dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini
juga merupakan porsi pembagian hasil pengelolaan dana sukuk tersebut.
Perusahaan/ Emiten
Musyarakah
KIK/SPVInvestor/Sukuk Holder
31
Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor di-share-kan
oleh SPV dengan modal dari emiten. Misalnya, komposisi sukuk musyarakah
y% dan komposisi emiten sebesar x%. Maka, pembagian hasil antara SPV dan
emiten disesuaikan dengan komposisi modal masing-masing.
Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV, kemudian
SPV membagikannya juga secara periodik kepada para pemegang sukuk sesuia
komposisi kepemilikan (penyertaannya) masing-masing. Pokok sukuk akan
dibayar kembali pada saat jatuh tempo sebesar nilai penyertaan masing-masing
investor.
3. Sukuk Ijarah
Ijarah adalah akad sewa menyewa barang dengan pembayaran tertentu
dan untuk jangka waktu tertentu. Dalam istilah ekonomi konvensional, ijarah
dikenal dengan istilah leasing. Dalam sistem ijarah, kontrak dapat berakhir
dengan perpindahan kepemilikan dan bisa juga tanpa perpindahan
kepemilikan. Ada yang hanya sewa operasi, dan ada juga yang sewa operasi
dan perpindahan kepemilikan. Ijarah yang berakhir dengan perpindahan
kepemilikan dalam istilah fikih disebut ijarah muntahiyah bi al-tamlik, atau
dalam istilah umum dikenal dengan istilah sewa beli.
Harga sewa disepakati di awal akad dan harga jual akhir dari barang
yang disewakan juga dapat disepakati pada awal akad. Akad ijarah dalam
praktiknya selalu melibatkan tiga pihak yaitu pihak yang menyewa, pihak
32
yang menjual atau pemilik barang, dan pihak yang membiayai pembelian
barang.
Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad
ijarah, atau surat berharga yang berisi akad pembiayaan bedasarkan prinsip
syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi
lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan
kepada pemegang sukuk berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar
kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
Terdapat dua macam sukuk ijarah berdasarkannya yaitu:
a. Sukuk ijarah dengan pendapatan tetap (fixed rate ijarah certificates),
dimana sewa yang didapatkan bersifat tetap selama masa kontrak dan,
b. Sukuk ijarah dengan pendapatan tidak tetap (floating rate ijarah
certificates), yaitu dimana tingkat sewa bersifat tidak tetap karena ia
kembali ditetapkan (diperbaharui) secara periodik sesuai dengan gerakan
tingkat sewa pasar yang dipatok berdasarkan kontrak persetujuan akad
ijarah.
Dari segi objek akad sukuk ijarah terdapat tiga macam bentuk sukuk
ijarah yaitu:
a. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas manfaat dari aset
(bukan wujud aset itu sendiri). Sukuk jenis ini disebut dengan sukuk ijarah
manafi’ al-A’Yan al-Musta’jarah atau Certificates of ownership of
usufructs of existing assets.
33
b. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas asset yang bertujuan
untuk disewakan (investor adalah pemilik atas asset dan tentu saja berikut
manfaatnya). Sukuk jenis ini disebut dengan sukuk ijarah Milkiyah al-
A’yan al-Mu’jarah atau certificates of ownership in leased assets.
c. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas jasa pelayanan (bukan
wujud itu sendiri). Sukuk jenis ini disebut sukuk ijarah Milkiyah al-A’mal
al-Mu’jarah atau Certificates of ownership of services of a specifield
supplier.
Gambar 2.3
Skema Sukuk Ijarah
2a. Proses Sukuk untuk 4b. Proses pembelian/membeli aset penjualan aset
3b. Pembayaran sewaHak atas asset
3a. Menyewa aset1a. Sertifikat
1b. Pendapatan sukuk 1. Membelisewa/marjin ijarah sukuk ijarahpenjualan
Secara umum, ada dua macam kontrak ijarah, yaitu ijarah muntahiah
bittamlik dan ijarah ghair muntahiah bittamlik. Jenis ijarah pertama dapat
dilakukan melalui beberapa cara:
1. Melalui pemberian (perpindahan kepemilikan tanpa pembayaran)
Obligator(penjual/dealer)
SPV/KIKObligator(penyewa)
Investor(sukuk holder)
34
2. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) pada akhir sewa untuk
pembayaran hadiah
3. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) pada akhir sewa sejumlah
yang ditentukan dalam sewa
4. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) sebelum berakhirnya masa
sewa untuk harga yang sama dengan sisa cicilan ijarah
5. Melalui perpindahan kepemilikan tertahap (jual beli) dari aset yang disewa
6. Melalui proses jual dan sewa kembali (sale and leaseback) atau operating
lease
4. Sukuk Istishna
Dalam sistem istishna, produsen setuju membuat barang dan akan
mengirimkan atau menyerahkannya dengan harga tertentu. Penyerahan barang
dilakukan pada waktu tertentu di masa kemudian. Pembayarannya dapat
dilakukan secara mencicil atau sekaligus sesuai kesepakatan pihak-pihak yang
berakad. Perbedaan salam dengan istishna terletak pada waktu
pembayarannya. Pada sistem salam, pembayaran dilakukan di muka
sedangkan pada sistem istishna pembayarannya dilakukan kemudian.
Sukuk istishna adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan
yang menggunakan akad istishna, atau surat berharga berisi akad pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan perusahaan (emiten), pemerintah,
atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayar
35
pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari marjin keuntungan
serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
Gambar 2.4
Skema Sukuk Istishna
1. Memproses 4b. Proses penjualan/Sukuk istishna pembayaran sewa
2. Hak atas aset 4a. Jual/ sewa
4c. Pendapatan 1. Membeli sukukMarjin/ fee sewa istishnah
Sukuk istishna dapat berawal dari pihak yang membutuhan aset,
sedangkan aset yang dibutuhkan itu harus dibuat oleh produsen atau kontaktor
(builder) sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan pemakai (end user).
Sukuk istishna lebih sesuai untuk industry property dan infrastruktur. Untuk
memprodusi aset tersebut produsen membutuhkan dana yang umumnya
dibayarkan secara periodik sesuai dengan penylesaian pekerjaan. Produsen
menerbitkan sukuk untuk membiayai proyek tersebut. Basis pendapatannya
adalah marjin keuntungan dari penjualan aset atau marjin pendapatan dari
penyewa aset.
Dengan atau tanpa keterlibatan SPV, produsen menerbitkan sukuk
(pada struktur di atas produsen melibatkan SPV), kemudian menjualnya
Perusahaankontraktor(builder)
SPV/KIK Pemakai(end buyer)
Investor(sukuk holder)
36
kepada investor (sukuk holder). Para pembeli sukuk istishna akan
mendapatkan pendapatan bagi hasil dari margin keuntungan penjualan aset
secara kontan atau secara periodik sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
dan pokok sukuk akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
5. Sukuk Salam
Salam adalah system jual beli atas barang tertentu yang
pembayarannya dilakukan di muka sedangkan penyerahan barang dilakukan
kemudian. Dalam pertanian, apabila hasil panen lebih besar dari dana yang
digunakan untuk membiayai produksi maka kelebihan itu menjadi hak petani.
Apabila nilai panennya lebih kecil dari dana yang digunakan untuk
membiayai produksi maka petaninya berutang kepada pemberi pembiayaaan
sebesar kekurangannya itu.
Sukuk salam adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang
menggunakan akad salam, atau surat berharga yang berisi akad pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten),
pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk
membayar pendapatan kepada pemegang sukuk, yang biasanya berupa bagi
hasil dari marjin keuntungan serta membayar kembali dana pokok sukuk pada
saat jatuh tempo.
37
Gambar 2.5
Skema Sukuk Salam
4a. Proses penjualan 2c. memprosesKomoditi sukuk salam
3. Undertaking 3. Komoditi2b. Sertifikat
4b. Proses sukukpenjualankomoditi 2a. Membeli
sukuk salam
Pihak SPV atau KIK membuat kontrak dengan obligator untuk
menjual komoditi dengan akad salam yang kemudian akan dijual lagi kepada
sukuk holder. Untuk memenuhi permintaan komoditi itu pihak SPV
menerbitkan sukuk salam untuk dijual kepada investor (sukuk holder). Dana
dari investor diproses untuk membeli komoditi kepada obligator dengan akad
salam. Komoditi yang telah dibeli oleh pihak SPV kemudian dijual kembali
kepada investor yang membutuhkan komoditi tersebut.
Komoditi yang dibeli secara salam akan dibeli oleh para sukuk holder
yang memang membutuhkannya. Jadi, sertifikat sukuk yang dimiliki investor
akan ditukar dengan komoditi. Sukuk salam jenis ini dilakukan demi efisiensi
produksi, karena tidak efisien jika diproduksi sendiri oleh sukuk holder.
Barang itu kemudian dipakai oleh sukuk holder atau dijual kepada pembeli
Obligator(membuat
perjanjian menjualkomoditi diwaktumendatang untuk
investor)
SPV/KIK
Obligator(penjualankomoditiberbasissalam)
Investor ( sukukholder)
38
selanjutnya. SPV dapat menjualnya kepada pembeli selanjutnya atau end user
dengan marjin keuntungan tertentu. Marjin keuntungan akan didistribusikan
kepada para investor sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal
kontrak.
6. Sukuk Murabahah
Murabahah adalah menjual dengan marjin keuntungan tertentu. Pada
sistem murabahah, penjual membeli barang yang diinginkan oleh pembeli lalu
menjual dengan tambahan harga (marjin keuntungan) yang disepakati.
Pembayaran dicicil dalam jangka waktu yang disepakati antara penjual dan
pembeli, maupun dibayar kontan. Selama barang belum dikirim dan diterima
pembeli, apabila terjadi risiko maka risiko tersebut menjadi tanggung jawab
penjual.
Sukuk murabahah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan
yang menggunakan akad murabahah. Sukuk murabahah dapat juga
didefinisakan sebagai surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar.
Jadi, sukuk murabahah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten),
pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk
membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari marjin
keuntungan serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh
tempo.
39
Gambar 2.6
Skema Sukuk Murabahah
6. Penerimaan 2. Membeli sukukmarjin hasilpenjualan
3a. Pembeliankomoditi
3b. Komoditi4b. Penjualan 4a. Penjualan
+ margin komoditi
5a. MenjualKomoditi padaHarga sekarang
5b. PendapatanPenjualan
Sukuk murabahah terbentuk karena adanya kontrak jual beli yaitu ada
pihak yang akan membeli barang (peminjaman/ borrower) kepada pihak SPV.
Pihak SPV akan menerbitkan dan menjual sukuk kepada para investor (sukuk
holder) untuk memperleh dana. Pihak pembeli sukuk atau investor
membayarkan sejumlah dana sesuai dengan lembar jumlah dan harga sukuk
yang dibelinya dan ia menerima sertifikat untuk serta berhak atas bagi hasil
dari margin keuntungan yang dijanjikan dan disepakati saat pembelian sukuk.
Sementara berdasarkan pembagian atau pendapatan hasil, sukuk
terbagi ke dalam tiga jenis. Pertama, sukuk marjin, yaitu sukuk yang
Investor(sukukholder)
SupplierKomoditi
SPV/KIK
1. MasterAkad
Peminjaman(Borrower)
Pembelikomoditi
40
pembayaran pendapatannya bersumber dari marjin keuntungan akad jual beli.
Sukuk ini terdiri atas sukuk murabahah, sukuk salam, dan sukuk istishna.
Kedua, sukuk fee, yaitu sukuk yang pembayaran pendapatannya bersumber
dari pendapatan tetap dari sewa atau dari fee, yaitu sukuk ijarah. Ketiga, sukuk
bagi hasil dari hasil yang diperoleh dalam menjalankan usaha yang dibiayai,
yaitu sukuk mudharabah dan sukuk musyarakah.
Berdasarkan basis aset, sukuk terbagi dalam dalam dua jenis, yaitu
sukuk aset dan sukuk penyertaan atau sukuk equity. Sukuk aset adalah
pembiayaan yang berbasis pada aset, termasuk didalamnya sukuk salam,
seperti proyek kontruksi gedung dan perumahan, atau infrastruktur lainnya,
sukuk murabahah seperti pembiayaan usaha perdagangan, pembiayaan bahan
baku produksi, dan sukuk ijarah, misalnya leasing. Sukuk penyertaan atau
sukuk equity adalah pembiayaan yang berbasis pada penyertaan modal. Sukuk
yang termasuk dalam sukuk equity adalah sukuk mudharabah atau yang lebih
dikenal dengan pembiayaan bisnis (business financing) dan sukuk
musyarakah atau yang dikenal dengan kerja sama kemitraan (joint venture).
Selain jenis-jenis sukuk di atas, ada juga multisukuk atau sukuk
campuran, yaitu investasi atau pembiayaan yang dilakukan dengan multiple
sukuk atau dibiayai dengan gabungan beberapa sukuk. Walaupun investasi ini
dibiayai dengan beberapa sukuk, namun setiap sukuk punya akad masing-
masing. Sebab, Islam melarang ada dua jenis atau lebih transaksi dalam satu
akad.
41
Sebelum pemerintah atau perusahaan menerbitkan sukuk, perlu dilakukan
persiapan internal, penyiapan dokumentasi, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk go public atau penawaran umum, serta penyertaan lain yang ditetapkan
BAPEPAM-LK. Proses penerbitan sukuk, secara umum sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan penerbitan obligasi konvensional. Perbedaan utamanya adalah
adanya proses fatwa atau opini dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan perusahaan itu harus memiliki Dewan Pengawas
Syariah (DPS), sebagaimana tergambar dalam skema berikut.23
Gambar 2.7
Skema Penerbitan Sukuk
23 Ibid., hal. 278 & 279
Presentasi di BadanPelaksanaan Harian
DSN
Dewan SyariahNasional (DSN)
Proses pemberitahuanatau proposal
Disetuji
Penawaran
Investor Underwriter Emiten
Dokumenpenerbitan
Pembayaran bagi hasil,marjin atau fee danpembayaran pokok
sukuk
42
Penerbitan sukuk di bursa efek membutuhkan tiga tahapan utama yaitu
tahap persiapan penerbitan sukuk, proses di Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam), penawaran umum dan proses pencatatan dan perdagangan di bursa
efek. Pada proses persiapan, emiten harus mempersiapkan dokumen-dokumen
utama. Underwriter berfungsi menjamin dan membantu Emiten dalam proses
emisi efeknya. Jaminan tersebut dinyatakan dalam bentuk surat perjanjian atau
kontrak.
Tabel 2.1
Sukuk yang masih Beredar, Per 28 Februari 201124
No Nama SukukStruktur/
AkadNama
Penerbit EfekTanggalEfektif
Tanggal Nilai Nominal(Rp)Jatuh Tempo
1OS Ijarah IndosatTahun 2005
IjarahPT IndosatTbk
13-Jun-05 21-Jun-11 285,000,000,000
2OS Ijarah PLN ITahun 2006
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
12-Jun-06 21-Jun-16 200,000,000,000
3Sukuk IjarahIndosat II Tahun2007
IjarahPT IndosatTbk
29-May-07 29-May-14 400,000,000,000
4Sukuk IjarahBerlian Laju TankerTahun 2007
IjarahPT BerlianLaju TankerTbk
5-Jul-07 5-Jul-12 200,000,000,000
5 Sukuk Mudharabah Mudharab PT Adhi 6-Jul-07 6-Jul-12 125,000,000,000
24Artikel diakses pada 28 Februari 2011 darihttp://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/sukuk.html
43
I Adhi Tahun 2007 ah Karya(Persero) Tbk
6Sukuk Ijarah PLN IITahun 2007
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
10-Jul-07 10-Jul-17 300,000,000,000
7Sukuk IjarahIndosat III Tahun2008
IjarahPT IndosatTbk
27-Mar-08 9-Apr-13 570,000,000,000
8Sukuk MudharabahI Mayora IndahTahun 2008
Mudharabah
PT MayoraIndah Tbk
28-May-08 5-Jun-13 200,000,000,000
9Sukuk Ijarah ISummarecon AgungTahun 2008
IjarahPTSummareconAgung Tbk
13-Jun-08 25-Jun-13 200,000,000,000
10Sukuk Ijarah AnekaGas Industri I Tahun2008
IjarahPT Aneka GasIndustri
26-Jun-08 8-Jul-13 160,000,000,000
11
Sukuk IjarahMetrodataEletronics I Tahun2008
IjarahPT MetrodataElectronicsTbk
26-Jun-08 4-Jul-13 90,000,000,000
12
Sukuk SubordinasiMudharabah BankMuamalat Tahun2008
Mudharabah
PT BankSyariahMuamalatIndonesia Tbk
30-Jun-08 10-Jul-18 314,000,000,000
13Sukuk Ijarah PLNIII Tahun 2009 seriA
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
31-Dec-08 9-Jan-14 293,000,000,000
14Sukuk Ijarah PLNIII Tahun 2009 seriB
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
31-Dec-08 9-Jan-16 467,000,000,000
15 Sukuk Ijarah Ijarah PT Matahari 1-Mar-09 14-Apr-12 90,000,000,000
44
Matahari PutraPrima II Tahun2009 Seri A
Putra PrimaTbk
16
Sukuk IjarahMatahari PutraPrima II Tahun2009 Seri B
IjarahPT MatahariPutra PrimaTbk
1-Mar-09 14-Apr-14 136,000,000,000
17
Sukuk IjarahBerlian Laju TankerII Tahun 2009 SeriA
IjarahPT BerlianLaju TankerTbk
15-May-09 28-May-12 45,000,000,000
18
Sukuk IjarahBerlian Laju TankerII Tahun 2009 SeriB
IjarahPT BerlianLaju TankerTbk
15-May-09 28-May-14 55,000,000,000
19
Sukuk Ijarah IBakrielandDevelopment Th.2009 seri A
IjarahPT BakrielandDevelopmentTbk
29-Jun-09 7-Jul-11 60,000,000,000
20
Sukuk Ijarah IBakrielandDevelopment Th.2009 seri B
IjarahPT BakrielandDevelopmentTbk
29-Jun-09 7-Jul-12 90,000,000,000
21Sukuk Ijarah SalimIvomas Pratama Itahun 2009
IjarahPT SalimIvomasPratama
20-Nov-09 1-Dec-14 278,000,000,000
22Sukuk Ijarah PupukKaltim I Tahun2009
Ijarah
PT PupukKalimantanTimur(Persero)
24-Nov-09 4-Dec-14 131,000,000,000
23Sukuk IjarahIndosat IV Tahun2009 Seri A
IjarahPT IndosatTbk
30-Nov-09 8-Dec-14 28,000,000,000
24Sukuk IjarahIndosat IV Tahun2009 Seri B
IjarahPT IndosatTbk
30-Nov-09 8-Dec-16 172,000,000,000
45
25Sukuk Ijarah MitraAdiperkasa I Tahun2009 Seri A
IjarahPT MitraAdiperkasaTbk
8-Dec-09 16-Dec-12 96,000,000,000
26Sukuk Ijarah MitraAdiperkasa I Tahun2009 Seri B
IjarahPT MitraAdiperkasaTbk
8-Dec-09 16-Dec-14 39,000,000,000
27Sukuk Ijarah PLNIV Tahun 2010 SeriA
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
31-Dec-09 12-Jan-17 130,000,000,000
28Sukuk Ijarah PLNIV Tahun 2010 SeriB
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
31-Dec-09 12-Jan-20 167,000,000,000
29Sukuk Ijarah TitanNusantara I Tahun2010
IjarahPT TitanPetrokimiaNusantara
2-Jun-10 2-Jun-15 200,000,000,000
30Sukuk Ijarah PLN VTahun 2010 Seri A
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
30-Jun-10 8-Jul-15 160,000,000,000
31Sukuk Ijarah PLN VTahun 2010 Seri B
Ijarah
PTPerusahaanListrik Negara(Persero)
30-Jun-10 8-Jul-22 340,000,000,000
32Sukuk MudharabahI Bank NagariTahun 2010
Mudharabah
PT BankPembangunanDaerahSumateraBarat (BankNagari)
31-Des-10 13-Jan-16 100,000,000,000
Jumlah 6,121,000,000,000
Sumber: BAPEPAM-LK DEPKEU RI
46
BAB III
PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH
JAKARTA SELATAN
A. Latar Belakang Berdirinya
Masjid Raya Pondok Indah atau Masjid Biru (karena roofnya di dominasi
warna biru) berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah Jakarta
Selatan. Masjid ini dibangun atas prakasa Pendiri Yayasan Masjid Raya Pondok
Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmoko dan didukung oleh Yayasan
Pondok Indah dan PT. Metropolitan Kencana Jakarta.
Pembangunan dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1992
dengan menghabiskan dana kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah).
Adapun arsitektur pembangunan masjid mengacu pada arsitektur masjid
nusantara pada umumnya yang memiliki atap susun tiga lapis yang dirancang
sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru namun tetap menyatu dengan
lingkungan.
Sedangkan peresmian Masjid Raya Pondok Indah dilaksanakan pada 4
Desember 1992 yang diresmikan oleh Bapak H. Sudharmono, SH (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Jum’at
yang pertama kali. Pada tanggal 2 Desember 1992 dilaksanakan serah terima
tanah dan bangunan Masjid Raya Pondok Indah dari PT. Metropolitan Kencana
atau Yayasan Pondok Indah kepada pemerintah DKI Jakarta dengan berita acara
47
nomor: 1828 tahun 1992 dan juga seraj terima pengurusan dan pengelolaan
Masjid Raya Pondok Indah dengan berita acara nomor : 1829 tahun 1992.25
B. Visi dan Misi
Adapun Visi Masjid Raya Pondok Indah adalah menjadikan masjid
sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, Dakwah dan Sosial
Keagamaan dengan sistem pengelolaan yang modern.
Sedangkan Misi Masjid Raya Pondok Indah adalah:
1. Melaksanakan, membina, mengembangkan, menanamkan dan menerapkan
ajaran Islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam
semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah
basyariyah.
2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan
watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang
terencana, terarah, terpadu, profesional, efektif dan efisien.
3. Membangun, membina dan mengembangkan usaha-usaha yang bersifat bisnis
yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan
kemasjidan dan pendidikan.
25 Wawancara Pribadi dengan Syamsul Marlin. Jakarta, 25 April 2011.
48
C. Sarana dan Prasarana
Saran dan Prasarana Masjid Raya Pondok Indah:
1. Ruang Sekretariat
2. Ruang Konsutasi Agama
3. Ruang Pendidikan
4. Ruang Perpustakaan
5. Toilet
6. Ruang utama shalat dan untuk pengajian ahad pagi
49
D. Struktur Orgaisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah
DIREKTUREKSEKUTIF/ WAKIL
DIREKTUR
KEPALA BIDANGKEMASJIDAN
KEPALA KANTOR
Dewan Pembina
Pengurus Masjid
Imam/Kiai Masjid& Muadzin
StafAdministrasi
Kasir Teknis &
Operator Satpam Pramubakti
Bagian Peribadatan &Dakwah
Bagian Peribadatan &Dakwah
Bagian Pendidikan &Perpustakaan
Kepala bagianPendidikan &Perpusatakaan
Staf bagian Pendidikan& Perpustakaan
Bagian Usaha, Pemeliharaan &Kebersihan
Kepala bagian usaha,pemeliharaaan &kebersihan
Staf bagian usaha,pemeliharaan & kebersihan
Remaja Masjid
50
Berikut ini adalah nama-nama pengelola Masjid Raya Pondok Indah
beserta bagiannya:
Direktorat Nama
Direktur Eksekutif Prof.Dr.H.Ahmad Sukardja,SH.,MA
Wakil Direktur H. Yusuf Sudono
Kepala Kantor Syamsul Marlin,S.Ag
Staf Administrasi -
Kasir Darma Sakti,A.Md
Teknisi dan Operator Jaka Satria & Jaka Zulkarnain
Satpam LMJ
Pramubakti H. Nur Ali
Bag. Peribadatan & Dakwah H.Abdul Fattah Muttabik,S.Ag
Bag. Pendidikan & Perpustakaan Ismasari,A.Md
Bag. Usaha, Pemeliharaan & Kebersihan Ramli HM.Nur,S.A
E. Konsep Arsitektur
1. Arsitektur Masjid mengacu pada arsitektur tradisional.
2. Ciri Masjid tradisional yang tersebar di seluruh Nusantara beratap susun,
kebanyakan tiga lapis.
3. Perencanaan Masjid Raya Pondok Indah dirancang tercipta bentuk baru.
51
F. Data Teknis Masjid
1. Masjid terdiri 2 lantai
a. Lantai atas untuk Ruang Shalat Utama
b. Lantai bawah untuk Ruang Serba Guna
2. Lantai atas yang merupakan ruang shalat terdapat dinding qiblat, tanpa ruang
mihrab. Karakter ini merujuk pada Masjid Quba yang dibangun oleh
Rasulullah SAW.
3. Masjid menampung kurang lebih 2.600 jama’ah
4. Menara Masjid
a. Tinggi 50 meter
b. Bentuk runcing ke atas berakhir pada bulan bintang mencerminkan bentuk
seberkas cahaya yang menerangi bumi dari bulan & bintang
melambangkan Islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta
seluruh alam.
G. Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi
Materi yang diberikan dalam kegiatan ceramah majelis pengajian ahad
pagi di MPRI berkenaan tentang ilmu-ilmu keagamaan, dibawah ini adalah
program yang telah dijadwalkan, berikut nama pembimbing/ penceramah dan
tema yang akan dijarkannya:
52
Tabel 3.1
Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi
TANGGAL NAMA PENCERAMAH TOPIK PEMBAHASAN
02-JAN-11
09-JAN-11
16-JAN-11
23-JAN-11
30-JAN-11
Bpk. Arifin Jayadiningrat Kisah Para Nabi dan Rasul : Pelajaran
dalam Kehidupan Sehari-hari
06-PEB-11
13-PEB-11
Ibu Syarifah Huriah
Muthamar LC
Tafsir Maudhu’I Surat Al-Furqaan
20-PEB-11
27-PEB-11
Bpk. Muhtamar LC Musibah Terbesar yang pernah
Menimpa Kaum Muslimin
06-MAR-11 Bpk. Subhan Bawazier LC Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari
Api Neraka: Jagalah Lisan
13-MAR-11 Bpk.Drs.Syamsul Arifin
Nababan MA
Kebangkitan Islam Antara Realitas
dan Optimisme
20-MAR-11
27-MAR-11
Bpk. Subhan Bawazier LC Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari
Api Neraka: Jagalah Hati
Allah Maha Mengetahui Isi Hati dan
Amal
53
03-APR-11 Bpk. Fadlan Garamatan
(Fak-fak Irian Jaya)
Dakwah Menembus Rimba Pedalaman
Irian Jaya
10-APR-11 Bpk. Bachtiar Nasir LC Tadabbur Surat Al-Ikhlas
17-APR-11 Bpk.Dr. Hasan Basri MA 10 Agenda Reformasi Rasulullah
sebagai Solusi Umat
24-APR-11 Mamah Dedeh Fungsi dan Peran Wanita Menurut
Islam
01-MEI-11
08-MEI-11
Bpk.Dr. Andian
Parlindungan MA
Simpul-simpul Kesuksesan dan
Kebahagiaan
17-MEI-11
22-MEI-11
Bpk.Dr. Daud Rasyid MA Literatur Hadist
29-MEI-11 Bpk.Drs. Alfian Tanjung
MPD
Menjawab Tantangan Dunia Islam
05-JUNI-11 Bpk.Dr. Irhamsyah Putra LC
MA
Sejarah Persyariatan Hukum Islam
pada Masa Raasulullah dan Sahabat
12-JUNI-11 Bpk.Dr. Irhamsyah Putra LC
MA
Sejarah Persyariatan Hukum Islam
pada Masa Tabi’in dan Madzhab
19-JUNI-11
26-JUNI-11
Bpk.Dr. Rusli Hasbi LC MA Zikir dan Do’a, antara Sunnah dan
Bid’ah
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Laki-laki 22 44.0 44.0 44.0
Perempuan 28 56.0 56.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden dengan presentase sebesar
44,0%. Sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
28 responden dengan presentase sebesar 56,0%.
Tabel 4.2
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid dibawah 19 th 2 4.0 4.0 4.0
20-29 th 15 30.0 30.0 34.0
30-39 th 13 26.0 26.0 60.0
40-49 3 6.0 6.0 66.0
55
50 th ke atas 17 34.0 34.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi dan presentase terbesar
yang berusia 50 th ke atas sebanyak 17 responden dengan presentase 34,0%,
usia20-29 th sebanyak 15 responden dengan presentase sebesar 30,0%, usia 30-39
th sebanyak 13 responden dengan presentase sebesar 26,0%, usia 40-49 th
sebanyak 3 responden dengan presentase 6,0%, dan usia di bawah 19 th sebanyak
2 responden dengan presentase 4,0%.
Tabel 4.3
Status pernikahan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid belum menikah 11 22.0 22.0 22.0
Menikah 38 76.0 76.0 98.0
janda/duda 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden
yang status pernikahannya menikah sebanyak 38 responden dengan presentase
56
76,0%, status pernikahan belum menikah sebanyak 11 responden dengan
presentase 22,0%, dan status penikahan janda/duda sebanyak 1 responden dengan
presentase 2,0%.
Tabel 4.4
Pendidikan terakhir responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTP/MTS 1 2.0 2.0 2.0
SLTA/MA 13 26.0 26.0 28.0
D1/D2/D3 5 10.0 10.0 38.0
S1/S2/S3 31 62.0 62.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Berdasarkan pendidikan terakhir responden, presentase terbesar adalah
pendidikan S1/S2/S3, yaitu sebanyak 31 responden dengan presentase 62,0%,
lulusan SLTA/MA sebanyak 13 resonden dengan presentase 26,0%, lulusan
D1/D2/D3 sebanyak 5 responden dengan pesentase 10,0%, dan lulusan
SLTP/MTS sebanyak 1 responden dengan presentase 2,0%.
Tabel 4.5
Pendapatan perbulan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid dibawah Rp. 1.000.000 4 8.0 8.0 8.0
Rp. 1.000.000-Rp.5.000.000 28 56.0 56.0 64.0
57
Rp. 5.000.000 ke atas 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan perbulan terbesar adalah Rp.
1.000.000-Rp.5.000.000 yaitu sebanyak 28 responden dengan presentase 56,0%,
pendapatan perbulan Rp. 5.000.000 ke atas sebanyak 18 responden dengan
presentase 36,0%, dan pendapatan perbulan dibawah Rp. 1.000.000 sebanyak 4
responden dengan presentase 8,0%.
Tabel 4.6
pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 6 12.0 12.0 12.0
Wiraswasta 9 18.0 18.0 30.0
Karyawan 14 28.0 28.0 58.0
Lainnya 21 42.0 42.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Dari tabel di atas terlihat bahwa responden yang pekerjaan selain PNS,
wiraswasta, karyawan sebanyak 21 responden dengan presentase 42,0%,
karyawan sebanyak 14 responden dengan presentase 28,0%, wiraswasta sebanyak
9 responden dengan presentase 18,0%, dan PNS sebanyak 6 responden dengan
presentase 12,0%.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
58
Dalam kuesiner ini, terdapat 20 butir pertanyaan dengan jumlah sampel
sebanyak k= 50. Dan untuk mengetahui tingkat validitas, maka k – 2 (50 – 2 =
48). Hasil dari tabel r 48 adalah 0,284. Dan hasil SPSSnya sebagai berikut:
Tabel 4.7
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based on
StandardizedItems N of Items
.941 .941 20
Tabel 4.9
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Apakah saudara mengetahui artidari sukuk (obligasi syariah) 58.32 152.467 .703 .823 .937
Apakah saudara mengetahui artidari obligasi konvensional 58.14 152.653 .639 .660 .938
Apakah saudara mengetahuiperbedaan antara sukuk(obligasi syariah) denganobligasi konvensional
58.22 149.971 .721 .812 .936
Apakah saudara tahu tentangproduk2 yang ada pada sukuk 58.50 157.357 .626 .793 .939
59
Apakah saudara tahu fatwa MUIyang mengharamkan bungabank
57.00 153.918 .569 .685 .939
Apakah saudara tahu tentangkonsep riba 57.14 151.796 .680 .731 .937
Secara singkat riba dapatdiartikan pengambilan tambahanatas harta pokok atau modalsecara bathil
57.10 156.541 .492 .619 .940
Apakah saudara paham padakonsep ijarah, mudharabah,musyarakah, salam, istisna, danmurabahah yang ada padasukuk
58.22 152.175 .695 .775 .937
Apakah saudara setujupendapat mengenai klaim sukuk(obligasi syariah) yang khas danberbeda dengan obligasikonvensional
57.94 147.731 .714 .733 .937
Apakah saudara setuju terhadapklaim sukuk (obligasi syariah)sebagai obligasi yangmendatangkan keuntungandunia sekaligus akhirat
57.80 145.633 .740 .828 .936
Bagaimana respon saudaraterhadap pandangan yangmengatakan bahwa bungaobligasi konvensional haram
57.68 145.283 .782 .830 .935
Bagaimana pendapat saudaramengenai dana investor sukukketempat yang halal
57.94 146.629 .807 .881 .935
Bagaimana pendapat saudaramengenai mengikuti sukuk lebihmemenuhi unsur keadilankarena menerapkan sistemkemitraan
57.90 150.622 .678 .806 .937
Apakah saudara setuju sukuklebih menerapkan kesimbolkeislaman
57.50 148.745 .731 .806 .936
Sebagai seorang muslim, dalamberaktivitas saya akanmemperhatikan prinsip-prinsipsyariah
57.04 155.223 .477 .587 .941
Jika memerlukan jasa investasisaya lebih memilih investasiyang syariah
56.88 153.414 .561 .606 .939
Setelah mengetahui sukuk(obligasi syariah), saya akan jadiinvestor sukuk
57.56 155.353 .580 .708 .939
Saya akan merefensikan teman/kerabat saya untuk turut menjadiinvestor sukuk
57.66 150.596 .660 .769 .938
60
Sebagai bentuk apresiasiterhadap sukuk (obligasisyariah) saya membuatartikel/tulisan tentang sukuk
58.16 155.688 .483 .606 .941
Untuk menambah referensi sayamengumpulkan artikel dan beritaseputar sukuk
57.74 154.564 .573 .697 .939
Dari data di atas, Corrected Item-Total Correlation sudah menunjukan di
atas 0,284. Ini berarti data yang digunakan sudah valid, karena berada di atas
0,284. Karena data di atas sudah valid, maka data bisa dipertanggung jawabkan.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan (aspek kognitif), tingkat keyakinan
sikap (aspek afektif), dan tingkat kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik),
penulis membagi kuesioner dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan (aspek
kognitif), tingkat keyakinan sikap (aspek afektif), dan tingkat kecendrungan
bertindak (aspek psikomotorik) anggota majelis taklim. Dengan hasil sebagai
berikut:
1. Tingkat Pengetahuan (aspek kognitif)
Tabel 4.10
Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 27 54.0 54.0 62.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 86.0
Tahu 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden sebagian besar
tidak tahu tentang sukuk (obligasi syariah). Hal ini terlihat dari tabel di atas,
61
sebanyak 27 responden dengan presentase 54,0% tidak tahu tentang sukuk
(obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 7 responden denngan presentase
14,0% tahu tentang sukuk (obligasi syariah).
Tabel 4.11
Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 21 42.0 42.0 50.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 80.0
Tahu 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 21 responden dengan
presentase 42,0% tidak tahu tentang obligasi konvensional. Sedangkan, sebanyak
10 responden dengan presentase 20,0% tahu tentang obligasi konvensional dan
sebanyak 15 responden dengan presentase 30,0% cukup tahu tentang obligasi
konvensional.
Tabel 4.12
Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan
obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Tahu 28 56.0 56.0 62.0
62
Cukup Tahu 10 20.0 20.0 82.0
Tahu 7 14.0 14.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 28 responden dengan
presentase 56,0% tidak tahu tentang perbedaan antara sukuk (obligasi syariah)
dengan obligasi konvensional. Sedangkan, sebanyak 7 responden dengan
presentase 14,0% tahu tentang perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan
obligasi konvensional.
Tabel 4.13
Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 36 72.0 72.0 76.0
Cukup Tahu 9 18.0 18.0 94.0
Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tidak
tahu tentang produk-produk yang ada pada sukuk. Hal ini terlihat dari tabel di
atas, sebanyak 36 responden dengan presentase 72,0% tidak tahu tentang produk-
produk yang ada pada sukuk. Sedangkan, sebanyak 3 responden dengan
presentase 6,0% tahu tentang produk-produk yang ada pada sukuk.
63
Tabel 4. 14
Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Tahu 13 26.0 26.0 36.0
Tahu 21 42.0 42.0 78.0
Sangat Tahu 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 42,0% responden mengetahui tentang
fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. Hal ini terlihat dari tabel di atas,
sebanyak 21 responden tahu tentang fatwa tersebut. Tetapi sebanyak 5 responden
dengan presentase 10,0% masih tidak tahu tentang fatwa MUI yang
mengharamkan bunga bank.
Tabel 4.15
Apakah saudara tahu tentang konsep riba
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 6 12.0 12.0 12.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 42.0
Tahu 21 42.0 42.0 84.0
Sangat Tahu 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
64
Tabel di atas menunjukkan bahwa 42,0% responden mengetahui tentang
konsep riba. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden tahu tentang
konsep tersebut. Tetapi sebanyak 6 responden dengan presentase 12,0% masih
tidak tahu tentang konsep riba.
Tabel 4.16
Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok ataumodal secara bathil
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Cukup Tahu 20 40.0 40.0 46.0
Tahu 18 36.0 36.0 82.0
Sangat Tahu 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 20 responden dengan
presentase 40,0% cukup tahu tentang riba dapat diartikan pengambilan tambahan
atas harta pokok atau modal secara bathil. Dan sebanyak 18 responden dengan
presentase 36,0% tahu tentang riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas
harta pokok atau modal secara bathil.
Tabel 4.17
Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna,dan murabahah yang ada pada sukuk
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 28 56.0 56.0 60.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 84.0
Tahu 7 14.0 14.0 98.0
Sangat Tahu 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
65
Tabel di atas menunjukan bahwa 28 responden dengan presentase 56,0%
tidak tahu pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan
murabahah yang ada pada sukuk. Sedangkan, sebanyak 12 responden dengan
presentase 24,0% cukup tahu pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah,
salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk.
2. Tingkat keyakinan sikap (aspek afektif)
Tabel 4.18
Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas
dan berbeda dengan obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 19 38.0 38.0 46.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 70.0
Tahu 12 24.0 24.0 94.0
Sangat Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 19 responden dengan presentase 38,0%
tidak tahu (tidak setuju) pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang
khas dan berbeda dengan obligasi konvensional. Sedangkan, 12 responden
dengan presentase 24,0% tahu (setuju) pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi
syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional.
66
Tabel 4.19
Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yangmendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 17 34.0 34.0 42.0
Cukup Tahu 11 22.0 22.0 64.0
Tahu 13 26.0 26.0 90.0
Sangat Tahu 5 10.0 10.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 17 responden dengan presentase 34,0%
tidak tahu (tidak setuju) terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi
yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat. Sedangkan, sebanyak 13
responden dengan presentase 26,0% tahu (setuju) terhadap klaim sukuk (obligasi
syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat.
Tabel 4.20
Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bungaobligasi konvensional haram
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 16 32.0 32.0 36.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 66.0
Tahu 10 20.0 20.0 86.0
Sangat Tahu 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
67
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 16 responden dengan
presentase 32,0% respon tidak tahu (tidak setuju) terhadap pandangan yang
mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram. Sedangkan sebanyak 15
responden dengan presentase 30% respon cukup tahu (cukup setuju) terhadap
pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram.
Tabel 4.21
Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Tahu 20 40.0 40.0 46.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 70.0
Tahu 13 26.0 26.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 20 responden dengan
presentase 40,0% respon tidak tahu (tidak setuju) mengenai dana investor sukuk
ketempat yang halal. Sedangkan sebanyak 13 responden dengan presentase 26,0%
respon tahu (setuju) mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal.
68
Tabel 4.22
Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsurkeadilan karena menerapkan sistem kemitraan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 18 36.0 36.0 40.0
Cukup Tahu 18 36.0 36.0 76.0
Tahu 9 18.0 18.0 94.0
Sangat Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa 18 responden dengan presentase
36,0% pendapat tidak tahu (tidak setuju) mengenai mengikuti sukuk lebih
memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan. Sedangkan
sebanyak 18 responden dengan presentase 36,9% pendapat cukup tahu (cukup
setuju) mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena
menerapkan sistem kemitraan.
Tabel 4.23
Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 11 22.0 22.0 24.0
Cukup Tahu 18 36.0 36.0 60.0
Tahu 14 28.0 28.0 88.0
Sangat Tahu 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
69
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 18 rresponden dengan
presentase 36,0% responden cukup tahu (cukup setuju) terhadap sukuk lebih
menerapkan kesimbol keislaman. Dan sebanyak 14 responden dengan presentase
28,0% responden tahu (setuju) terhadap sukuk lebih menerapkan kesimbol
keislaman.
3. Tingkat Kecendrungan Bertindak (aspek psikomotorik)
Tabel 4.24
Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip
syariah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 6 12.0 12.0 14.0
Cukup Tahu 8 16.0 16.0 30.0
Tahu 26 52.0 52.0 82.0
Sangat Tahu 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tahu
(setuju) dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Hal
ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 26 responden dengan presentase 52,0%
tahu (setuju) dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan, 6 responden dengan presentase 12,0% tidak tahu (tidak setuju) dalam
beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.
70
Tabel 4.25
Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Tahu 11 22.0 22.0 32.0
Tahu 19 38.0 38.0 70.0
Sangat Tahu 15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tahu
(setuju) jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah.
Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 19 responden dengan presentase 38,0%
tahu (setuju) jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang
syariah. Dan 15 responden dengan presentase 30,0% sangat tahu (sangat setuju)
jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah.
Tabel 4.26
Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 12 24.0 24.0 24.0
Cukup Tahu 16 32.0 32.0 56.0
Tahu 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
71
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0%
respon tahu (setuju) setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah) akan jadi
investor sukuk. Sedangkan, sebanyak 12 responden dengan presentase 24,0%
respon tidak tahu (tidak setuju) setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah) akan
jadi investor sukuk.
Tabel 4.27
Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 14 28.0 28.0 32.0
Cukup Tahu 13 26.0 26.0 58.0
Tahu 19 38.0 38.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 19 responden dengan presentase 38,0%
respon tahu (setuju) akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi
investor sukuk. Sedangkan, sebanyak 14 responden dengan presentase 28,0%
respon tidak tahu (tidak setuju) akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk
turut menjadi investor sukuk.
72
Tabel 4.28Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat
artikel/tulisan tentang sukuk
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 22 44.0 44.0 52.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 82.0
Tahu 8 16.0 16.0 98.0
Sangat Tahu 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0%
respon tidak tahu (tidak setuju) membuat artikel/tulisan tentang sukuk sebagai
bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 15
responden dengan presentase 30,0% respon cukup tahu (cukup setuju) membuat
artikel/tulisan tentang sukuk sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi
syariah).
Tabel 4.29
Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 13 26.0 26.0 28.0
Cukup Tahu 22 44.0 44.0 72.0
Tahu 12 24.0 24.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
73
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0%
cukup tahu (cukup setuju) untuk menambah referensi maka akan mengumpulkan
artikel dan berita seputar sukuk. Sedangkan, sebanyak 13 responden dengan
presentase 26,0% tidak tahu (tidak setuju) untuk menambah referensi maka akan
mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk.
C. Analisis
Pada hasil penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi tiga bagian yaitu
tentang pengetahuan (aspek kognitif), keyakinan sikap (aspek afektif), dan
kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik). Dalam bagian tingkat pengetahuan
(aspek kognitif) anggota majelis taklim pertanyaan yang diberikan seputar tentang
sukuk (obligasi syariah), obligasi konvensional, produk-produk yang ada pada
sukuk, fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, pengetahuan tentang riba
serta jenis-jenis riba, dan seputar pemahaman konsep ijarah, mudharabah,
musyarakah, salam, istishna, dan murabahah yang ada pada sukuk.
Dalam bagian keyakinan sikap (aspek afektif) anggota majelis taklim,
pertanyaan yang diberikan seputar pendapat mengenai klaim sukuk yang berbeda
dengan obligasi konvensional, respon mengenai bunga obligasi konvensional
haram, pendapat mengenai dana sukuk ketempat yang halal, dan pendapat
mengenai sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem
kemitraan.
74
Kemudian dalam bagian kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik)
anggota majelis taklim, pertanyaan yang diberikan seputar kecendrungan
beraktivitas akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah, setelah mengetahui
sukuk akan menjadi investor sukuk juga akan mereferensikan teman/ kerabat
untuk turut menjadi investor sukuk, Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk
(obligasi syariah) membuat artikel/tulisan tentang sukuk, dan kecendrungan untuk
menambah referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk. Dari
hasil output SPSS-nya terlihat hasil uji chi-square dari data yang telah diolah.
Berikut adalah hasil dari output SPSS chi-square:
Tabel 4.30
75
Dari tabel di atas kolom kedua tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim pada arti sukuk (obligasi syariah), bisa kita lihat bahwa
nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari
ɑ = 0,05, 0,000<0,05, maka hipotesis nol di tolak dan artinya para anggota
Majelis Taklim tahu terhadap arti sukuk (obligasi syariah).
Dari tabel di atas kolom ketiga tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim pada arti obligasi konvensional, bisa kita lihat bahwa nilai
signifikan asimtosis menunjukan 0,006. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ =
0,05. 0,006<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis
Taklim tahu terhadap arti obligasi konvensional.
Dari tabel di atas kolom keempat tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim terhadap perpedaan antara sukuk dengan obligasi, bisa kita
lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh
lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para
anggota Majelis Taklim tahu terhadap perbedaan antara sukuk dengan obligasi.
Dari tabel di atas kolom kelima tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim terhadap produk-produk yang ada pada sukuk, bisa kita
lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh
lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para
anggota Majelis Taklim tahu terhadap produk-produk yang ada pada sukuk.
76
Dari tabel di atas kolom keenam tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim terhadap fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank,
bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,015. Karena
nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,015<0,05, maka hipotesis di tolak dan
artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap fatwa MUI yang
mengharamkan bungan bank.
Dari tabel di atas kolom ketujuh tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim terhadap konsep riba, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,010. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,010<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu
terhadap konsep riba.
Dari tabel di atas kolom kedelapan tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim terhadap riba yang dapat diartikan pengambilan tambahan
atas harga pokok atau modal secara bathil, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,002. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,002<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu
terhadap riba yang dapat diartikan pengambilan tambahan atas harga pokok atau
modal secara bathil.
Dari tabel di atas kolom sembilan tentang aspek kognitif (pengetahuan)
anggota majelis taklim pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam,
istishna, dan murabahah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis
77
menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05,
maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap
konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna, dan murabahah.
Dari tabel di atas kolom sepuluh tentang aspek afektif (keyakinan sikap)
anggota majelis taklim tehadap pendapat mengenai klaim sukuk yang khas dan
berbeda dengan obligasi konvensional, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,020. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,050.
0,020<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim
setuju terhadap pendapat mengenai klaim sukuk yang khas dan berbeda dengan
obligasi konvensional.
Dari tabel di atas kolom sebelas tentang aspek afektif (keyakinan sikap)
tehadap pendapat mengenai klaim sukuk sebagai obligasi yang mendatangkan
keuntungan dunia sekaligus akhirat, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,017. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,017<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim
setuju terhadap pendapat mengenai klaim sukuk sebagai obligasi yang
mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat.
Dari tabel di atas kolom dua belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap)
terhadap respon pandangan yang menyatakan bahwa bunga obligasi konvensional
haram, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,009. Karena
nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,009<0,05, maka hipotesis di tolak dan
78
artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap respon pandangan yang
menyatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram.
Dari tabel di atas kolom tiga belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap)
pendapat mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal, bisa kita lihat
bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih
kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota
Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai dana investor sukuk ketempat
yang halal.
Dari tabel di atas kolom empat belas tentang aspek afektif (keyakinan
sikap) pendapat mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan
karena menerapkan sistem kemitraan, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim
setuju terhadap pendapat mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur
keadilan karena menerapkan sistem kemitraan.
Dari tabel di atas kolom lima belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap)
terhadap persetujuan pendapat mengenai sukuk lebih menerapkan kesimbol
keislaman, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,001.
Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,001<0,05, maka hipotesis di tolak
dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai
sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman.
79
Dari tabel di atas kolom enam belas tentang aspek psikomotorik
(kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap beraktivitas akan
memperhatikan prinsip-prinsip syariah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim
cenderung bertindak terhadap beraktivitas akan memperhatikan prinsip-prinsip
syariah.
Dari tabel di atas kolom tujuh belas tentang aspek psikomotorik
(kecendrungan bertindak) terhadap pendapat mengenai jasa investasi memilih
investasi yang syariah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis
menunjukan 0,036. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,036<0,05,
maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cenderung
bertindak terhadap jasa investasi memilih investasi yang syariah.
Dari tabel di atas kolom delapan belas tentang aspek psikomotorik
(kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim setelah mengetahui sukuk maka
akan menjadi investor sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis
menunjukan 0,219. Karena nilainya jauh lebih besar dari ɑ = 0,05. 0,219>0,05,
maka hipotesis di terima dan artinya para anggota Majelis Taklim setelah
mengetahui tentang sukuk cenderung tidak bertindak untuk menjadi investor
sukuk.
80
Dari tabel di atas kolom sembilan belas tentang aspek psikomotorik
(kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap mereferensikan teman/
kerabat untuk turut menjadi investor sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan
asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05.
0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim
cendrungan bertindak terhadap mereferensikan teman/ kerabat untuk turut
menjadi investor sukuk.
Dari tabel di atas kolom dua puluh tentang aspek psikomotorik
(kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap apresiasi terhadap
sukuk akan membuat artikel/ tulisan tentang sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai
signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ =
0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis
Taklim cendrungan bertindak terhadap apresiasi terhadap sukuk akan membuat
artikel/ tulisan tentang sukuk.
Dari tabel di atas kolom dua puluh satu tentang kecendrungan bertindak
untuk menambah referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk,
bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena
nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan
artinya para anggota Majelis Taklim cendrungan bertindak untuk menambah
referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk.
81
Sehingga pada hipotesis akhir bisa disimpulkan pada tingkat pengetahuan
(aspek kognitif) anggota majelis taklim Ho ditolak yang artinya anggota majelis
taklim tahu tentang sukuk di Indonesia. Pada tingkat keyakinan sikap (aspek
afektif) Ho di tolak yang artinya anggota majelis taklim yakin terhadap sikap
sukuk di Indonesia. Tetapi dalam tingkat kecendrungan bertindak (aspek
psikomotorik), pada kolom delapan belas di baris pertama tingkat signifikan
asimtosisnya berada di atas ɑ = 0,05. Jadi Ho diterima yang artinya para anggota
Majelis Taklim setelah mengetahui sukuk maka cenderung tidak bertindak untuk
menjadi investor sukuk.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, hasil pada penelitian ini adalah para
anggota majelis taklim paham dan setuju pada konsep sukuk, namun pada bagian
tingkat kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik) para anggota Majelis
Taklim cenderung tidak bertindak untuk menjadi investor sukuk.
Sesuai dengan apa yang Bloom26 jelaskan bahwa tingkat pemahaman
seseorang itu mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Maka tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim ini terletak
pada: aspek kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir; aspek
afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri; dan aspek psikomotorik
26 Artikel di akses pada 13 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom.
82
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti
tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang bersifat deskripsi analitis, dan juga dari
pengolahan data statistik yang telah diukur dan diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka hasil pengujian hipotesis dan pemetaan telah berhasil
menggungkapkan apa yang peneliti harapkan. Dari penelitian ini, peneliti
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta terhadap sukuk di Indonesia adalah rendah. Hal ini dimungkinkan
karena belum banyaknya sosialisasi mengenai sukuk di media, baik media
cetak ataupun elektronik yang merupakan alat informasi utama saat ini.
Menurut hasil penelitian, dari 50 responden sebagian besar tidak tahu tentang
sukuk (obligasi syariah), sebanyak 27 responden atau 54% tidak tahu tentang
sukuk (obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 7 responden atau 14% tahu
tentang sukuk (obligasi syariah).
2. Dari anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta didapatkan
bahwa 22 responden dengan presentase 44,0% menyatakan ingin menjadi
investor sukuk. Selebihnya menyatakan tidak bersedia. Ini membuktikan
bahwa pengetahuan mereka tentang sukuk cukup memotivasi mereka untuk
menjadi investor didalamnya.
84
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diharapkan dapat bermanfaat
dan menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca.
1. Berdasarkan hasil penelitian, anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok
Indah Jakarta masih belum mengenal dan paham benar terhadap investasi
syariah yaitu sukuk (obligasi syariah). Diperlukannya publikasi atau
sosialisasi lagi mengenai sukuk (obligasi syariah).
2. Anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta masih belum
begitu menguasai untuk investasi dananya secara tepat. Dibutuhkannya
pelatihan untuk merencanakan investasi yang sesuai syariah.
3. Untuk peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti tentang sukuk di
Indonesia dengan lebih mendalam.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonosia, 2005.
Firdaus, dkk. Konsep Dasar Obligasi Syaria. Jakarta : PT. Renaisan, 2005.
Hakim, Abdul. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia,2002.
Hamid, Abdul. Pasar Modal syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Hejazziey, Djawahir. Pedoman Penulisan Skripsi, ed. Jakarta: Fakultas Syariah danHukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Hosen, M. Nadratuzzaman dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syaria. Jakarta: PKES(Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008.
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.Jakarta: Kencana, 2008.
Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah Juz 2, (Bairut: Dar Al Kutb Al Banani, T. Th).
Mannan, Abdul. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar ModalSyariah Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009.
Musari, Khairunnisa. Sukuk Untuk Fiskal. Majalah Saring, edisi 35 Thn IVNovember, 2009.
Nafik HR, Muhamad. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT. Serambi IlmuSemesta, 2009.
Nazir, Moh. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Rochaety, Ety D.K.K. Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:Mitra Wacana Media, 2009.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Sutrisno. manajemen keuangan, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia, 2007.
Wahid, Nazaruddin Abdul. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi padaPerbankan Syariah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010.
86
Wawancara Pribadi dengan Syamsul Marlin. Jakarta, 25 April 2011.
Artikel diakses pada 11 januari 2011 dari http://www.erdhika.com
Artikel diakses pada 28 Februari 2011 darihttp://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/sukuk.html
Artikel di akses pada 13 Mei 2011 darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom.
Lampiran
Hasil Output
Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 27 54.0 54.0 62.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 86.0
Tahu 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 21 42.0 42.0 50.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 80.0
Tahu 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan
obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Tahu 28 56.0 56.0 62.0
Cukup Tahu 10 20.0 20.0 82.0
Tahu 7 14.0 14.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan
obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Tahu 28 56.0 56.0 62.0
Cukup Tahu 10 20.0 20.0 82.0
Tahu 7 14.0 14.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 36 72.0 72.0 76.0
Cukup Tahu 9 18.0 18.0 94.0
Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Tahu 13 26.0 26.0 36.0
Tahu 21 42.0 42.0 78.0
Sangat Tahu 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara tahu tentang konsep riba
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 6 12.0 12.0 12.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 42.0
Tahu 21 42.0 42.0 84.0
Sangat Tahu 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau
modal secara bathil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Cukup Tahu 20 40.0 40.0 46.0
Tahu 18 36.0 36.0 82.0
Sangat Tahu 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna,
dan murabahah yang ada pada sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 28 56.0 56.0 60.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 84.0
Tahu 7 14.0 14.0 98.0
Sangat Tahu 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan
berbeda dengan obligasi konvensional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 19 38.0 38.0 46.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 70.0
Tahu 12 24.0 24.0 94.0
Sangat Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang
mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 17 34.0 34.0 42.0
Cukup Tahu 11 22.0 22.0 64.0
Tahu 13 26.0 26.0 90.0
Sangat Tahu 5 10.0 10.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga
obligasi konvensional haram
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 16 32.0 32.0 36.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 66.0
Tahu 10 20.0 20.0 86.0
Sangat Tahu 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Tahu 20 40.0 40.0 46.0
Cukup Tahu 12 24.0 24.0 70.0
Tahu 13 26.0 26.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur
keadilan karena menerapkan sistem kemitraan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 18 36.0 36.0 40.0
Cukup Tahu 18 36.0 36.0 76.0
Tahu 9 18.0 18.0 94.0
Sangat Tahu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 11 22.0 22.0 24.0
Cukup Tahu 18 36.0 36.0 60.0
Tahu 14 28.0 28.0 88.0
Sangat Tahu 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip
syariah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 6 12.0 12.0 14.0
Cukup Tahu 8 16.0 16.0 30.0
Tahu 26 52.0 52.0 82.0
Sangat Tahu 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Tahu 11 22.0 22.0 32.0
Tahu 19 38.0 38.0 70.0
Sangat Tahu 15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 12 24.0 24.0 24.0
Cukup Tahu 16 32.0 32.0 56.0
Tahu 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Tahu 14 28.0 28.0 32.0
Cukup Tahu 13 26.0 26.0 58.0
Tahu 19 38.0 38.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat
artikel/tulisan tentang sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Tahu 22 44.0 44.0 52.0
Cukup Tahu 15 30.0 30.0 82.0
Tahu 8 16.0 16.0 98.0
Sangat Tahu 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Tahu 13 26.0 26.0 28.0
Cukup Tahu 22 44.0 44.0 72.0
Tahu 12 24.0 24.0 96.0
Sangat Tahu 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
LEMBARAN KUISIONER
TINGKAT PEMAHAMAN
ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH
TERHADAP SUKUK DI DINDONESIA
A. Profil Responden1. Nama :2. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan3. Usia : a. dibawah 19 th d. 40-49 th
b. 20-29 th e. 50 th ke atasc. 30-39 th
4. Status penikahan : a. belum menikahb. menikah
5. Pendidikan terakhir : a. SD/MI d. D1/D2/D3b. SLTP/MTS e. S1/S2/S3c. SLTA/MA
6. Pendapatan perbulan : a. dibawah Rp. 1.000.000b. Rp.1.000.000-Rp.5.000.000c. Rp.5.000.000 ke atas
7. Pekerjaan : a. PNS d. lainnyab. Wiraswastac. Karyawan
B. Berilah tanda checklist pada pilihan yang telah tersedia sesuai dengan pendapatSaudara.
Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = SangatTidak TahuNo Mengungkap Pengetahuan (aspek kognitif) ST T CT TT STT1. Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi
syariah)2. Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi
konvensional3. Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk
(obligasi syariah) dengan obligasi konvensional4. Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada
sukuk5. Apakah saudara tahu fatwa MUI yang
mengharamkan bunga bank6. Apakah saudara tahu tentang konsep riba7. Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil8. Apakah saudara paham pada konsep ijarah,
mudharabah, musyarakah, salam, istisna, danmurabahah yang ada pada sukuk
Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = SangatTidak TahuNo Mengungkap keyakinan sikap (aspek afektif) ST T CT TT STT9. Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim
sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbedadengan obligasi konvensional
10. Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk(obligasi syariah) sebagai obligasi yangmendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat
11. Bagaimana respon saudara terhadap pandanganyang mengatakan bahwa bunga obligasikonvensional haram
12. Bagaimana pendapat saudara mengenai danainvestor sukuk ketempat yang halal
13. Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikutisukuk lebih memenuhi unsur keadilan karenamenerapkan sistem kemitraan
14. Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkankesimbol keislaman
Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = SangatTidak TahuNo Mengungkap kecendrungan bertindak (aspek
psikomotorik)ST T CT TT STT
15. Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas sayaakan memperhatikan prinsip-prinsip syariah
16. Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilihinvestasi yang syariah
17. Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), sayaakan jadi investor sukuk
18. Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untukturut menjadi investor sukuk
19. Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasisyariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk
20. Untuk menambah referensi saya mengumpulkanartikel dan berita seputar sukuk
KETERANGAN :
ST = Sangat Tahu (5)T = Tahu (4)CT = Cukup Tahu (3)TT = Tidak Tahu(2)STT = Sangat Tidak Tahu (1)
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA