Upload
jarmi
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vhncfghjfd
Citation preview
LIPATAN FASCIOCUTANEOUS
Dasar vaskular lipatan fasciocutaneous terdiri dari pleksus (ulu hati) dari pembuluh kecil
yang bercabang pada permukaan lapisan dalam fasia, dinutrisi oleh perforasi pembuluh yang
berasal dari pembuluh arteri yang lebih besar dan dalam. Sistem tersebut paling baik
dikembangkan di kaki, dimana fasia menjabarkan struktur, dan itu telah sepenuhnya
diinvestigasi di bagian kaki dan lengan bawah.
Di batang, flaps fasia kurang jelas terlihat, tetapi saat flaps yang diangkat dalam bidang yang
memperlihatkan otot atau aponeurosis lapisan terlihat dengan pleksus yang terlihat jelas dari
pembuluh pembuluh (vessel) kecil. Hal ini terkait dalam kondisi pada sistem dalam tungkai,
meskipun belum di selidiki dengan ketelitian yang sama, mungkin karena sistem pembuluh
vaskular lain yang membentuk dasar aksial (poros), myokutanus dan lipatan bebas memiliki
relevansi yang lebih besar dalam pembuatan lipatan yang biasanya terjadi di batang.
Meskipun demikian, dalam meningkatkan lipatan aksial, lapisan fasia biasanya
diikutsertakan, keuntungan dari tambahan efisiensi vaskular yang disediakan.
Baik di kaki bawah dan lengan bawah, pola pembuluh vaskular pada dasarnya sama, dengan
lubang (perforating) tersendiri. Pembuluh darah yang keluar dari batang pembuluh vaskular
utama di septa antara kumpulan otot memasok pleksus dari lapisan fasia yang tersimpan. Hal
ini menyebabkan garis perforators sepanjang poros tungkai (Figs 4.9 dan 4.11).
Pengubahan flaps Fasciocutaneous, secara proksimal, merupakan yang sering dipakai di
tungkai bawah, tetapi itu juga telah menunjukkan bahwa keselamatan flaps cross-leg
meningkat jika mereka diarahkan untuk memasukkan lapisan fasia, dan flap fascioutaneous
telah mengangkat dan ditransfer dengan pedikel yang jauh. Penggunaan utama nya adalah
untuk memperbaiki kerusakan di berbagai tingkatan di tungkai bawah, paling sering di
setengah lebih rendah, kejadian ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa ada kerusakan,
terutama pada pembukaan tibia, tidak mudah dikelola dengan cara lain.
Dasar vaskular flaps ini yaitu perforator dari batang pembuluh tibialis posterior, atau lubang
lateral dari pembuluh peroneal. Tempat munculnya lubang dapat diidentifikasi di garis
septum inter-otot, dengan menggunakan USG Doppler tetapi harus di ketahui bahwa
identifikasi tidak memberi informasi kuantitatif mengenai ukuran dari pembuluh atau
debitnya. Flaps mentransfer kulit dan fascia bagian dalam dari area tengah betis dan lateral ke
kerusakan pada bagian yang panjang, pedicle telah berhasil, dipindahkan sampai 180◦, dan
dibangun sebesar 18 cm x 8 cm, meskipun ukuran rata-rata mendekati 15 cm x 6 cm.
Kekakuan fasia cenderung menghambat transfer flap dan, dengan adanya perforasi pembuluh
menutrisi flap dan fasia dengan jaringan pembuluh darah yang menghasilkan keberhasilan
dalam transfer tersebut, penggunaan fasia back-cut untuk memungkinkan transposisiyang
lebih mudah harus delakukan denganhati-hati jika ingin digunakan. Sebagai hasilnya
perencanaan geometris yang teliti sangatlah penting. tungkai juga miring ke arah pergelangan
kaki, dan di posisi ketiga distal yang perbatasan subcutaneous tibia meningkatkan proporsi
dari lingkar tungkai. Hal ini memiliki efek mengurangi ukuran dari kerusakan yang dapat
diperbarui dari kedua sisi, dan menjadi semakin sulit untuk merancang flap dengan ukuran
yang sesuai dimana ia dapat ditransposisikan kedalam kerusakan tersebut.
Cacat sekunder di semua transfer fasciocutaneous di bawah tungkai adalah perpecahan kulit
yang mengalami pencangkokan. hasilnya sedikit tak terlihat di tungkai bawah, dimana
integritas kulit telah tercapai pada penggunaan kelainan kontur. Hal ini membatasi
penggunaan teknik ini, khususnya pada wanita.
Flaps dari jenis yang dipindah posisikan dapat tumbuh pada flexor pada lengan dan
pemindahannya selesai lebih mudah daripada di kaki karena lapisan fasia tidak menghambat
pergerakan flap. Namun, bentuk seperti ini tidak biasanya digunakan untuk pemindahan.
salah satunya karena adanya dua sistem arteriovenous, dilihat dari pengalaman cuci darah,
bisa menjadi sasaran dengan impunitas dan sesak pada pembuluh darah. Membuatnya bisa
menumbuhkan kulit dan fasia secara bersamaan dengan pembuluh radial dan sistem
intervensi perforators secara bersamaan, Penggabungan efektif dari arteri radial. Flap tersebut
dapat ditransfer ke jaringan di pedikel dibatasi pada distal atau pembuluh radial proksimal
tergantung pada transfer geometri. Elevasi flap pada intinya sama dengan yang digunakan
dalam pengembangannya sebagai flap bebas, dan dijelaskan pada hal. 112 et seq.
Perbandingan flap berdasar pada pembuluh ulnaris juga mungkin tetapi pembuluh ulnaris
akan terlihat tapi tidak memberikan keuntungan spesial.
LIPATAN OTOT DAN MYOCUTANEUS
Otot yang digunakan sebagai flaps, baik otot atau myocutaneous, memiliki neurovaskular
hilus lokal, sebagai lawan dari pemasukan segmental, yang bertindak sebagai titik poros di
sekitar mana mereka berpindah dalam pentransferan. Ketika mereka digunakan sebagai flaps
bebas, itu adalah vessels hilus yang dianastomosis di lokai penerimaan. Selain anatomi ini
memiliki karakteristik umum bagi flaps dalam penggunaan secara rutin yaitu mereka mengisi
kebutuhan rutin berulang, mudah digunakan, telah ditemukan terpercaya dan aman, dan
hanya ada kerusakan minimal dari hilangnya fungsi komponen otot. Mereka terbagi dalam
dua kategori tersebut yang telah berfungsi sebagai penggunaan umum, dan yang memiliki
peran klinis yang penting, tapi ada satu yang sangat terbatas dan utama. Kelompok pertama
akan dijelaskan dalam pembahasan ini. Kelompok kedua akan dibahas sebagai bagian dari
pengelolaan situasi klinis di mana mereka berperan didalamnya.
Latisimus dorsi dan gastroenemus adalah flaps otot yang paling sering digunakan; pectoralis
major, latissimus dorsi dan rektus abdominis ditransfer sebagai mvocutaneous. Latisimus
dorsi dan rektus abdominis juga digunakan sebagai flaps bebas, baik sebagai otot dan flaps
myocutaneous.
4.37 gastrocnemius, flaps otot.
Gastrocnemius memiliki dua terdefinisi sumber perfusi dominan, baik yang berasal dari poplitea
vessels dan satu yang masuk kepala otot dekat dengan depan femur. Kalur masuk itu digunakan
sebagai titik poros dari rongga saat mereka ditransfer sebagai otot atau flaps myocutaneous.
Gastrocnemius
Flaps menggunakan gastrocnemius (Gambar 4.37) terbukti mempunyai nilai khusus dalam
menyembuhkan kerusakan di wilayah lutut dan sepertiga atas tibia. Setiap kepala Hilus
neurovaskular dekat dengan asalnya dan dua perut tetap terpisah sampai mereka masukkan ke
dalam aponeurosis, umum untuk keduanya, pada permukaan dalam. Aponeurosis ini,
meskipun berhubungan dengan aponeurosis yang ditutupi soleus, terpisah dari itu sampai dua
bergabung membentuk tendo Achillis.
Fitur anatomi ini juga memungkinkan untuk membedah otot perut terbebas dari yang lain,
membagi lampiran distal nya, menggerakan ke arah sumbernya dan mengantarkan ke tujuan,
dengan menggunakan gagang neurovaskular sebagai titik porosnya. Kepala medial mampu
mencapai sepertiga atas aspek medial tibia dan bagian yang sesuai dari sendi lutut. Kepala
lateral, lebih jarang diperlukan dapat menutupi fibula atas dan aspek lateral sendi lutut.
Dalam kasus cedera akut, sayatan kulit diperlukan untuk paparan, pergerakan dan
mentransfer otot biasanya ditentukan oleh tingkat dan ukuran tulang terbuka dan / atau
terbuka bersama dan kehilangan kulit yang terkait. Dengan tidak adanya indikasi yang jelas,
otot dapat terpapar oleh sayatan di bawah fossa poplitea melengkung ke bawah dan medial
atau lateral sesuai dengan otot perut yang akan digunakan.
Gastroenemius mudah dipisahkan dari soleus menggunakan jari diseksi dan garis antara otot
dua perut yang mudah dirasakan melalui aponeurosis yang meliputi permukaan dalam dan
terikat bersama perut. Mobilised mendalam sejauh tendo Achillis, penyisipan otot perut
tertentu dapat dibagi menjaga pinggiran tendon pada otot. Memisahkan dari aponeurosis pada
permukaan yang mendalam dalam arah proksimal memungkinkan otot perut untuk digerakan
menuju fossa poplitea sejauh diperlukan.
Gastrocnemius juga dapat digunakan sebagai flap myocutaneous, baik medial atau lateral,
seperti katup otot dari mana ia berasal, tapi itu jarang digunakan dalam bentuk ini.
Defisit fungsional yang dihasilkan dari penggunaannya yaitu membuat cukup cepat oleh otot-
otot lain dari bilik fleksor.
Latissimus Dorsi
Dari penyisipan tendon ke dalam poros humerus atas serat-serat latissimus dorsi (Gambar
4.38) untuk membentuk otot datar dengan asal yang memanjang dari bagian posterior dari
krista iliac ke atas ke tulang belakang dada pertengahan. Sistem arteriovenosa yang
menggabungkan itu selama transfer dalam berbagai bentuk subscapular, dan itu berasal dari
pembuluh darah axillary saat mereka melintas di depan tendon. Pembuluh melintas ke bawah
pada dinding posterior dari ketiak terhadap otot perut, memberikan pembuluh sirkumfleksa
skapulae sekitar 4cm bawah sumber, dan terus ke bawah untuk lebih lanjut 6 cm sebagai thor
acodorsal pembuluh sebelum memasuki substansi otot. Dalam otot pembuluh bercabang
memiliki program yang umumnya sejajar dengan serat otot.
Mengangkatnya sebagai flap myocutaneous, elips kulit berukuran pas yang terletak di atas
otot dipilih, sumbu panjang diarahkan sepanjang garis serat karena mereka dikerahkan keluar
dari tendon. Tergantung pada situasi transfer elips yang berlokasi di atas bagian atas Otot
berbaring hampir horizontal, atau lebih secara vertikal di sepanjang perbatasan permukaan
otot. jaringan kulit yang diambil dari batas permukaan dapat diperpanjang ke otot, keamanan
tergantung pada ukuran jaringan.
Fig.4.38 Th Latissimius dorsi tutup.
Vascular dasar flap ini adalah cabang dari arteri thoracodorsal subscapular dengan urat terkait dan
pada titik asal pembuluh tersebut yang perhitungan titik poros yang dibuat. Digunakan sebagai
penutup myocutaneous, jaringan kulit yang paling sering ditempatkan di dekat salah satu dari
perbatasannya, atas atau luar.
Titik poros transfer berada pada titik asal dari arteri sub-scapular. Melebihi 10cm dari awal
kedua arteri dan vena berada bebas pada otot dan panjang dari pembuluh darah pedicle yang
memungkinkan jaringan kulit ditempatkan pada ujung otot untuk ditransfer/dipindahkan
dengan aman pada jarak yang lebih jauh dari biasanya dengan flap tersebut.
Dalam pembedahan pedicle proximally pembuluh darah pada permukaan dalam b dilisaihat
dengan menarik kembali otot dan memungkinkan untuk menyambungkan pedicle dengan
aman, membagi arteri dan cabang vena dari pembuluh darah induk sebagai flap yang
digerakkan kearah ketiak. Pembedahan dilanjutkan secara proksimal hanya sejauh geometri
yang sudah ditentukan, tetapi jika dibutuhkan untuk keseluruhan komponen otot dari pedicle
ini bisa dipisahkan. Dengan pengurangan pedicle ke pembuluh darah saja itu menjadi penting
untuk menghindari semua traksi selama dan setelah transfer flap.
Saat flap dirancang seperti lonjongan yang membujur di perbatasan anterior otot ini bisa
ditingkatkan dan ditransfer kepada pasien dengan posisi telentang. Flaps diambil dari daerah
otot lain yang pada umumnya meminta pasien keposisi yang sesuai/cocok. Tergantung pada
ukuran dan lokasi kerusakan sekunder yang ditutup secara langsung atau memisahkan kulit
yang dicangkokan.
Langkah-langkah yang termasuk dalam peningkatan flap pada transfer sebagai flap bebas,
pada dasarnya serupa dengan transfer myocutaneous, terpisah dari pembedahan proximal
pembuluh darah dimana mereka benar-benar otot bebas. Pembuluh darah subscapular pada
dasarnya memiliki caliber substantial dan pedicle vascular bebas yang sangat panjang, kedua
faktor ini yang membuat pemindahan/pentransferan secara teknik menjadi lebih mudah.
Dalam berbagai peran klinisnya, keuntungan dari flap latissimus dorsi terletak di area luas
kulit yang bisa di transfer, dan melampaui jarak dimana bisa diransfer dengan pembuluh
darah pediclenya tetap utuh. Terdapat sangat kecil Kekurangan dalam penggunaanya.
Timbunan awal pada flap dapat digunakan menjadi pertimbangan yang lebih baik dari
idealnya, tetapi elemen otot yang tak bersyaraf (denerveated) mengalami pengurangan
volume yang relative cepat dan hasil akhir mungkin lebih bisa diterima daripada kondisi
awal.
PECTORALIS MAJOR
Vessels yang mengandung pembuluh darah (vascular) dasar dari katub utama myocuneous
pectoralis (Gbr 4.39) adalah cabang pectoral dari arteri thoraco-acromial dan terhubung
dengan vena. Bersama dengan saraf dada lateral, muncul dari Clavipectoral fascia 2—3cm
medial dengan pelampiran pectoralis minor pada proses coracoid. Pembuluh toraks lateral
juga berkontribusi dalam menyuplai darah dari otot, hingga mencapai cabangnya ke
pectoralis minor. Pembuluh tidak memasuki otot dengan seketika tetapi bergerak dalam arah
yang umumnya ke bawah dan kearah tengah melewati permukaan dalam, cabang-cabang
yang dituju, memasuki otot dan dilanjutkan dalam substansinya. Titik poros dari flap
berdasarkan pectoralis mayor adalah saraf pembuluh hilum otot tetapi tergantung pada
geometri transfer, memnkinkan untuk menghindari pemisaha pembuluh vessel toraks lateral.
Gb. 4.39 lipatan pectoralis mayor
Jaringan kulit yang biasanya ditransfer diletakkan dibawah dan ditengah putting susu sekitar
tulang rusuk ke 6. Di daerah ini jumlah kulit yang justru menutupi pectoralis mayor cukup
kecil dan jaringan yang biasanya meluas di luar batas-batas ketat otot. Seberapa jauh mana
aman untuk melakukan ekstensi ini tidak diketahui secara pasti, tetapi 3-4cm umumnya
dianggap berbahaya, dan aponeurosis atasnya rektus abdominis dikembangkan sebagai
bagian dari perluasan. Pada wanita, payudara adalah factor yang paling penting dalam
menempatkan jaringan dibawah lipatan inframammary, dan menentukan arah dari beberapa
perluasan, yang mungkin harus ditempatkan ditengah.
Sebagai bagian dari tanda-tanda awal kulit akan sangat berguna untuk menandai titik poros
dalam kaitannya dengan proses coracoid. Permukaannya menandai hilus adalah 2-3cm
medial untuk proses coracoid, keunggulan tulang mudah terasa di bawah klavikula dekat
fungsi antara tengah dan sepertiga bagian luar. Jaringan kulit ditransfer kemudian disisipkan
atau aponeurosis. Yang paling berdekatan langsung ke pedikel otot akan menggunakan
sayatan kulit melewati langsung dari titik poros ke jaringan kulit, tapi sayatan menghalangi
penggunaan simultan atau efek dari penggunaan flap deltopektoralis, hal yang mungkin atau
tidak mungkin dianggap penting tergantung pada situasi transfer. Sayatan alternatif,
mengikuti garis dari flap deltopektoralis dan membalik bertemu jaringan kulit, angggap saja
itu masih tersedia di cadangan jika diperlukan. Dengan otot terlihat lebih panjang dan luasnya
pedikel itu, benang-benagnya tersayat dan kandungan kulit dan otot yang ditinggikan dari
dinding dada, memperlihatkan tulang rusuk, otot-otot interkostal dan pectoralis minor.
Pedikel otot biasanya dibuat selebar jaringan kulit, meskipun sebagai flap yang diangkat dan
jaringan arterioveneus yang menjadi pedikel yang terlihat yang kadang-kadang bisa
menyusut. Ini terlihat dalam pengankatan struktur otot bagian dalam yang banyak pembuluh
vessel masuk dari berbagai arah. tetapi sistem arteriovenosa yang mana dibatasi selama
transfer tampaknya mencukupi. Elevation (ketinggian) dilanjutkan sebagai proses coracoid,
gangguan pada hilus vessel sebisa mungkin diperkecil dalam proses tersebut. Dengan
pembuluh dada lateral yang utuh, percobaan transfer bisa dia dilakukan dan, tergantung pada
ketegangan yang dihasilkan, pembuluh disisakan utuh atau terpisah.
Hal ini sering dimungkinkan untuk menutup kerusakan sekunder pada wanita dengan
malakukan memindahkan payudara yang menimbulkan asimetri. Pada pria umumnya
diperlukan pencangkokan kulit.
Penggunaan utama flap telah di rekonstruksi intra oral dan faring, dan pemulihan permukaan
dari kerusakan dari wajah bagian bawah dan leher. Ini kebetulan tetapi tidak banyak yang
pedikel otot yang mampu memperbaiki dan melindungi pembuluh vessels di leher, dan ini
mungkin keuntungan ketika vessels berada pada risiko akibat penyinaran sebelumnya.
RECTUS ABDOMINIS
Otot-otot rektus abdominis berjalan vertikal pada setiap sisi garis tengah dari xiphisternum
dan berdampingan dengan tilang rawan kosta menuju puncak pubis, tertutup dalam lapisan
anterior dan posterior rektus, yang dibentuk oleh aponeuroses dari otot perut lainnya, oblique
eksternal dan internal, dan transverses abdominis. Sepanjang perbatasan medis dua lapis
selubung sekering dengan satu sama lain dan dengan mereka di sisi yang berlawanan dalam
linea alba, terdapat struktur yang sebagian besar adlah avascular. Pembentukan selubung
berbeda dalam atas dua-ketiga, aponeurosis internal miring membelah untuk membentuk
lapisan anterior dan posterior, anterior lapisan yang diperkuat oleh aponeurosis oblique
eksternal, lapisan posterior oleh aponeurosis transverses abdominis. Di bawah ketiga
aponeuroses semua tiga otot melewati dangkal otot rektus, membentuk selubung anterior.
Selubung posterior digantikan oleh lapisan fasia, dan persimpangan garis perbatasan bawah
selubung posterior dan fasia disebut sebagai garis arkuata. Otot rektus memiliki tiga
persimpangan tendon yang cocok untuk selubung anterior, posterior terletak bebas dalam
sarungnya.
Saraf segmental yang menyediakan otot rektus, pola arteri dan vena, yang berjalan di antara
internal oblique dan transverses abdominis, yang menyertai mencapai otot dengan menusuk
selubung posterior .hubungan antara subclavian dan pembuluh iliaka eksternal melalui
pembuluh epigastrium superior dan inferior menyediakan pola vaskular tambahan, rendah
biasanya lebih besar dari dua. Dalam mendekati satu sama lain dari atas dan bawah, setiap set
pembuluh berjalan vertikal pada permukaan mendalam rektus abdominis dalam selubung
rektus untuk beberapa sentimeter sebelum memasuki substansi otot, anastomosing dengan
para sesama di tentang tingkat umbilikus dan pembuluh segmental.
Cabang diberikan off dari sistem gabungan yang mensuplai otot dan kulit atasnya, yang
kedua oleh serangkaian segmental perforator (pg.66) yang mencapai fasia dangkal dengan
menusuk lapisan anterior selubung rektus, dan yang melapisi motif perforators,
didistribusikan di sekitar umbilikus dalam bentuk efek cahaya yang berputar. Pleksus latar
belakang kapal kecil dalam fasia dangkal (fig 4.1) menerima kontribusi lebih lanjut untuk
perfusi kulit di bawah umbilikus oleh pembuluh inguinalis dangkal, dangkal epigastrium dan
dangkal Sirkumfleks iliaka.
Arah yang perforators menjalankan berikut fasciia dangkal kemunculan dari selubung
anterior yang menentukan untuk sebagian besar bentuk pulau kulit ari yang dirancang untuk
memanfaatkan mereka.
Fig 4,40 peampang abdominis rektus
Lipatan ini didasarkan pada pola vaskular vertikal yang berjalan pada permukaannya yang mendalam
dan substansinya, bersama-sama dengan sistem Shaped cabang yang melewati lateral dalam arah yang
ditunjukkan. Flap kemewahannya berbasis paling sering digunakan dalam postmastectomy
rekonstruksi payudara. Flap inferior berbasis, dengan sumbu panjang yang mencerminkan arah yang
didominasi ke atas dan lateral pola pembuluh darah di perut bagian atas, dapat digunakan sebagai
sebuah lipatan gratis atau ditransfer sebagai pedicled flap ke daerah atas paha dan selangkangan
Di sekitaran umbilikus porosnya adalah miring, memanjang ke atas menuju ketiak; di bawah
umbilikus arahnya horizontal. Pola pelubangan tidak memanjang ke tengah, tetapi ditemukan
untuk memperpanjang permukaan kulit sekitar 4 cm di garis tengah.
Dengan masuknya vaskular dari kedua ujung otot rektus abdominis memungkinkan untuk
digunakan sebagai penutup otot, baik diatas maupun di bawah. Konsep dasar penggunaannya
sebagai penutup myocutaneous adalah jika otot perut berhubungan dengan pembuluh darah
terbagi dan meningkat sepanjang permukaan kulit dengan melubangi pembuluh mengikuti
otot dan kulit menimbulkan penyemburan baik melalui pembuluh epigastrika superior dan
inferior, tergantung pada tingkat pembagian tersebut.
Ketika penutup menuju ke dada, tingkat pembagian dan permukaan kulit akan berada
dibawah perut, dengan epigastrika superior di sistem perfusi. Ketika penutup dimaksudkan ke
selangkangan, perineum dan atas paha, tingkat pembagiannya di bagian perut atas,
menyembur ke pembuluh epigestrik inferior.
Pemindahan seperti penutup pedicled myocutaneous dengan otot pedikel superior digunakan
dalam rekonstruksi dinding dada, paling sering untuk memperbaiki payudara setelah
mastektomi. Pemindahan dengan otot pedikel inferior, hal ini lebih sering digunakan untuk
merekonstruksi cacat dari selangkangan atau perineum. Dari setiap pemindahan penutup
dapat mencapai 180 derajat. Pemindahan seperti free flap di gunakan pembuluh pedikel
inferior.
Kesulitan yang dihadapi dalam meningkatkan dan memindahkan penutup, timbul dari
kenyataan bahwa ototnya tertutup dalam selubung aponeurotic. Penutup dalam bentuk
myocutaneous yang terdiri dari kulit, selubung anterior rectus dan otot rektus dengan
pembuluh perforasi yang menghubungkan mereka. Untuk memastikan adanya perforator
sebanyak mungkin, luas maksimum kulit paddle harus langsung menutup di atas dari otot
rektus, meskipun mungkin melampaui ditengah selubungnya dan / atau lateral. Poros panjang
dari kulit paddle juga harus mengikuti arah perforator setelah mereka muncul dari
selubungnya, menuju ketiak pada tingkat umbilikus dan di atasnya, horisontal di bawah
umbilikus.
Di atas garis arkuata desain ini meninggalkan selubung rektus posterior utuh dan cukup kuat,
bahkan tanpa adanya selubung anterior, untuk mampu memberikan penutup yang memadai
untuk cacat kulit secondary jika tidak dapat ditutup secara langsung. incise
Di bawah garis arkuata, selubung rektus kurang posterior, dan pendekatan yang berbeda
diperlukan, pola sebaliknya sebanyak selubung anterior, dan memungkinkan cacat di
dalamnya harus ditutup secara langsung jika mungkin, juga mengurangi kemungkinan hernia.
Untuk mencapai hal ini, selubung yang dibuat vertical, medial dan lateral menuju garis
munculnya pembuluh perfotaring, meninggalkan selubung yang terbuka antara, yang berisi
perforator, untuk dibesarkan dengan otot dan permukaan kulit. Perforator teridentifikasi
ketika mereka muncul dari selubung anterior, dan mendekati dengan hati-hati baik dari aspek
medial dan lateral, yang memungkinkan lebar segmen selubung yang ditransfer dengan otot
dan kulit harus dikurangi seminimal mungkin.
Vaskular segmental mendekati otot dari segi lateralnya, dan fakta anatomi ini dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan lebih banyak pembedahan avaskular dengan memobilisasi
otot, bersamaan dengan pembuluh di permukaan dalamnya disepanjang garis medial dan
dikerjakaan secara lateral, membagi dan menjahit setiap ikatan neurovaskular saat bertemu.
Di bawahnya merupakan garis arkuata yang menandakan batas bebas yang lebih rendah dari
permukaan kulit yang disiapkan sebagai alat penyaluran tanpa membagi pembuluh pada
waktu yang sama. Efeknya adalah meninggalkan rektus di permukaan kulit bagian bawah
serta di atasnya sampai semuanya siap untuk disalurkan.
Pada tingkat xiphisternum hal ini umumnya diperlukan untuk mengiris segmen selubung
anterior sehingga lipatan otot tidak akan terbatasi ketika telah selesai menyalurkan. Ketika
lipatan digunakan untuk merekonstruksi suatu cacat payudara , sebenarnya akan lebih baik
untuk membuat lipatan pada rektus kontralateral untuk mengurangi pelebaran, lipatan harus
memutar dan disalurkan ke atas ke tujuannya.
Ketika lipatan inferior digunakan, langkah yang diambil untuk meningkatkan lipatan sama
dalam prinsipnya meskipun ada beberapa perbedaan secara rinci.Letak belahan atas dari otot
rektus sangat ditentukan oleh geometri peralihan dan ukuran permukaan kulit yang
diperlukan. Pedikel yang panjang atau besar memerlukan rancangan yang miring di
permukaan untuk memanfaatkan perforator periumbilical. Pedikel yang lebih pendek
memungkinkan penggunaan permukaan perut bagian bawah. Faktanya adalah pembuluh
epigastrik inferior yang menyimpang dari rektus abdominis di bawah garis arkuata
memungkinkan untuk mempertahankan bagian rektus yang lebih rendah, menggunakannya
sebagai bagian dari lipatan, hanya segmen otot di mana pembuluh yang di dalam
berhubungan dengan otot dan menyediakan perforators. Dalam selubung, retraksi medial otot
memperlihatkan pembuluh epigastik inferior, melewati atas dan melewati fasia transversalis
selanjutnya memasuki selubung di garis arkuata. Pergerakannya lurus, meskipun cabangnya
melewati langsung ke peritoneum, dan perawatan diperlukan untuk menghindari cidera.
Lipatan inferior berbasis myoculaneous dapat dikonversi ke saluran jaringan dengan pedikel
yang panjangnya 10 cm dan pembulur berdiameter 3 mm .
Kedua saluran berbasis superior dan inferior tersebut melibatkan sejumlah besar bagian kulit,
lipatan superior jauh lebih banyak daripada inferior, dan pengeringan setelah penutupan
kerusakan tersebut sangat penting.
Masalah-masalah yang ditimbulkan dari pemulihan dinding perut anterior tergantung pada
lebar kerusakan lapisannya, dan apakah ini terjadi di atas atau di bawah garis arkuata. Di atas
garis arkuata, integritas yang berkelanjutan terhadap lapisan posterior menjamin langsung
penutupan kerusakan meskipun dindingnya lemah. Di bawah garis arkuata, apakah penutupan
langsung memungkinkan tergantung pada lebar strip lapisan sebagai bagian dari lipatan. Hal
ini tergantung pada pola perforator, dan tidak dapat diprediksi sebelum operasi. Jika hal ini
gagal, lembar sintetis digunakan untuk memperkuat dinding. Penggunaan lapisan
kontralateral anterior rektus sebagai pengganti lipatan juga digunakan, tapi pengalamannya
hal itu dapat mengakibatkan anterior dinding perut dalam lemah pada proporsi pasien.
Rancangan standar lipatan penegmbangan myocutaneous didasarkan pada pembuluh
epigastrium superior, atau lipatan bebas berdasarkan pembuluh epigastrik interior,
menggunakan pola permukaan kulit yang biasanya digunakan dalam abdominoplasty, dan hal
ini memungkinkan kulit sekunder ditutup secara langsung, membentuk kulit perut dan
mempercepat pergerakan ke bawah, seperti dalam abdominoplasty.
Efektivitas perfusi permukaan kulit menggunakan lipatan superior, dan berdasarkan otot
abdominis rektus tunggal, ternyata tidak terduga. Permukaan kulit yang langsung menutupi
otot adalah yang terbaik perfusinya. Sementara lapisan kulit yang paling jauh dari otot
merupakan yang paling tidak aman. Daerah kulit ini sering berlebih dan dapat dibuang, tetapi
jika itu mempengaruhi kelangsungan hidup, bisa diperbaiki dengan salah satu dari dua cara.
Yaitu, setengah dari otot rektus bawah lainnya yang diangkat, termasuk perforator sampai ke
kulit, dan juga pembuluh epigastrium inferior. Hal ini dapat di-anastomosi ke arteri dan vena
di daerah reseptor, teknik yang disebut sebagai supercharging. Selain itu, arteri epigastrium
inferior di daerah lipatan dapat di-anastomosi ke arteri epigastrium inferior di sisi non-
lipatan, disebut sebagai recharging. Teknik selanjutnya tergantung apabila proporsi aliran
darah yang cukup melalui otot rektus didorong melewati permukaan kulit dan mencapai arteri
epigastrium inferior. Proses pengeringan vena dilakukan melalui sirkulasi kulit, dan ini
sebagai aturannya, tapi jika ada keraguan, epigastrium vena inferior dapat di-anastomosi ke
vena di daerah reseptor lipatan.
Faktor utama yang mengurangi penggunaan lipatan adalah obesitas, karena masalah yang
dihasilkan dari nekrosis lemak, dan garis tengah yang sudah ada serta bekas luka paramedian,
karena inimengganggu sirkulasi kulit yang berasal dari pembuluh yang dicapai dari otot-otot.
LIPATAN BEBAS
Sebagai bagian dari perencanaan untuk melakukan lipatan bebas, pengetahuan tentang
anatomi vaskular lokal sangat penting, dengan gagasan yang jelas, yaitu pembuluh
memungkinkan dapat digunakan untuk mencapai seluruh daerahnya. Jika lipatan diperlukan
karena trauma, efek cedera pada anatomi vaskular, dan tingkat kerusakan yang berkelanjutan
pada pembuluh juga perlu dinilai, karena luka lokal membuat pembedahan lebih sulit,
mengurangi mobilitas pembuluh, dan membuat cedera lebih mungkin terjadi. Dalam
membuat penilaian semacam itu, arteriografi hanyalah terbatas. Penilaian tersebut tidak
memberikan informasi yang ada pada alirannya, keadaan dinding pembuluhnya, dan tingkat
keparahan bekas lukanya. Dinding pembuluh yang sehat dan volume denyut yang memadai
harus diperhatikan. Pertimbangan-pertimbangan yang sama berlaku jika daerah tersebut
sebelumnya telah diradiasi. Dalam kedua situasi itu perlu dilakukan pergerakan di luar daerah
kerusakan untuk menemukan pembuluh dengan dinding sehat dan cocok untuk membantu
pembentukan anastomosis, dan memanfaatkan graft vena untuk menjembatani lipatan.
Adanya infeksi di sekitar daerah anastomosis tidak memungkinkan untuk menggunakan
lipatan bebas. Trombosis tidak dapat dihindari.
Anatomi vaskular dari lipatan bebas saat ini penggunaannya sangat baik, dan dalam
mengangkat lipatan, aman untuk menunda eksposur pedikel vaskular sampai lebih nyaman
digunakan. Mutu komponen arteri tersebut juga cukup menampung input darah ke lipatan dan
tidak menimbulkan masalah. Faktor-faktor mengenai vena yang keluar kurang baik, tetapi
aturan yang masuk akal adalah vena yang digunakan harus setidaknya sebesar arteri, dan
vena kedua sering di-anastomosi jika ini tersedia. Pembuluh yang dipilih dari anastomosis di
daerah resipien juga harus tidak lebih kecil mutunya daripada pembuluh lipatan untuk
memastikan sirkulasi memadai melalui lipatan.
Selama penyaluran, total waktu operasi dapat dikurangi dengan mempersiapkan daerah
resipien dan mengangkat lipatan donor secara bersamaan. Waktu yang dilalui antara
pemisahan pembuluh aksial lipatan tersebut dan pemulihan perfusi dinamakan sebagai waktu
ischemia. Untuk meminimalkan efek samping, urutan operasi harus diatur untuk mengurangi
minimum absolut dengan meneruskan aliran melalui pedikel vaskular lipatan sampai menit
terakhir sebelum penyaluran.
Pembuluh dapat di-anastomosi dengan melampirkan pembuluh lipatan di saluran
pembukanya yang dibuat di dinding pembuluh donor di daerah resipien – di akhir
anastomosis. Pembuluh donor pada resipien dapat dibagi dan pembentukan anastomosis
dilakukan di akhir. Adanya sirkulasi kolateral di sebagian besar tubuh memungkinkan
pengalihan arteri yang bertindak sebagai pembuluh donor untuk lipatan gratis tanpa
mengorbankan kelangsungan hidup jaringan sekitarnya, dan pembentukan anastomosis
hingga akhir cukup aman. Namun, setelah trauma, pembuluh dapat menjadi arteri akhir
virtual, dan pemisahannya kemudian menghasilkan ischemia di daerah suplai. Akhir sisi
anastomosis tersebut, yang mempertahankan pola aliran arteri, menjadi sangat penting.
Ketika dokter bedah berada dalam posisi untuk memilih bentuk anastomosis, diamater relatif
pembuluh darah yang digabungkan biasanya menentukan metode yang akan dipilih. Ketika
diameter pembuluh darah sama, adalah biasa meski tidak wajib untuk menggunakan
anastomoss end-to-end (penjambungan ujung ke ujung). Jika diameter sangat serupa, dilatasi
lembut dari lume yang lebi sempit akan masih memungkinkan anastomosis end-to-end untuk
dilaksanakan. Ketika ketidaksamaannya lebih besar, anastomosis end-to-end mungkin secara
teknis bisa, tapi gangguan aliran darah dengan thromobosis cenderung terjadi, dan harus
digunakan anastomosis end-to-end.
Masih sedikit yang diketahui tentang sisi sirkulasi vena, namun kriteria yang digunakan
untuk arteri-arteri dalam memutuskan apakah akan menggunakan anastomosis end-to-end
atau end-to-side ditemui efektif juga untuk vena (pembuluh darah).
Alat-alat
Alat-alat yang digunakan untuk memedah pembuluh darah , menyiapkan untuk anastomosis,
dan melaksanakan anastomosis, merupakan alat dengan versi modifikasi yang dirancang
untuk tujuan lain, seperti penjepit jeweller’s forcep, atau untuk disiplin bedah lainnya,
misalnya untuk optalmologi. Alat-alat tersebut relatif jumlahnya sedikit – pemegang jarum
berbentuk spring-handled (pegangan berpegas); gunting spring handled, yang lurus (gunting)
untuk memotong pembuluh darah, yang melengkung untuk memotong, memangkas secara
periadvintisial1, dan memotong jahitan; forcep (jepit), umunya lurus namun dengan versi
melengkung, berguna ketika akses ke pembuluh darah itu sulit, dan juga dimodifikasi dengan
ujung yang tumpul, digunakan ketika sebagai dilator (pelebar) pembuluh darah untuk
mengatasi kejang pembuluh darah. Alat-alat tersebut dipegang dan dimanipulasi dengan
menggunakan “pegangan pencengkram pensil” (Gambar 4.41), dan dalam kasus pemegang
jarum, pastikan bahwa jarum dipegang pada bagian tengahnya.
1
Gambar 4.41. “pengangan pencengkram pensil” yang digunakan dalam memanipulasi alat-alat mikro
vaskuler.
Jepit mikro dengan beragam rancangan digunakan untuk menutup jalan (aliran darah)
pembuluh darah selama anastomosis. Jepit-jepit mikro tersebut memiliki karakteristik
memberikan tekanan penutup yang cukup untuk menjaga penghambatan jalan (aliran darah)
tanpa merusak intima. Jepit ganda juga ada yang memegang pembuluh darah selama
anastomosis, namun jepit-jepit individual memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam
pemakaiannya, yang memudahkan dokter bedah untuk mengendalikan tingkat tegangan garis
jahitan, dan memastikan bahwa tidak ada torsi pada pembuluh darah.
PEMILIHAN PEMBULUH DARAH DAN PERSIAPAN
Gagang (pedicle) vaskuler dari penutup (flap)2, baik arterial dan vena, harus cukup panjang
untuk mencapai pembuluh darah donor di lokasi penerima (resipien) dengan pinggir yang
nyaman dan terorientasi dengan benar, untuk memastikan bahwa tidak ada ketegangan yang
bersifat positif, tidak ada pengkerutan dan torsi, yang bisa menyebabkan kacaunya aliran
darah dan meningkatkan kecenderungan thromobosis. Dinding pembuluh darah yang sehat
dan garis intima atheroma-bebas yang sehat, percabangan dan klep yang bebas (dalam kasus
vena) juga penting diseputar anastomosis. Setiap hal tersebut cenderung menciptakan
turbulensi (kacaunya aliran darah).
Penanganan pembuluh darah2 Istilah penutup atau flap berasal dari bedah penutup (flap surgery) yang merupakan tehnik bedah rekonstruksi dimana suatu jaringan diangkat dari lokasi donor untuk dipindah ke lokasi penerima dengan pasokan darah yang utuh.
Ketika menangani pembuluh darah, baik penutup (flap) dan lokasi penerima, sebelum,
selama, dan setelah anastomosis, maka tehnik atraumatik itu penting. Pengupasan
periadventisia adalah penginduksi kejang pembuluh darah yang kuat, dan oleh karena itu
maka tidak diinginkan memotong pembuluh darah secara bersih di awal. Gelang
periadventisia harus ditinggalkan disekitar dari setiap pembuluh darah hinggi disiapkan untuk
anastomosis dibawah mikroskop, dan manipulasi harus dibatasi dengan menekan pembuluh
darah dengan penjepit tertutup, atau dengan menggenggam jaringan periadventisia. Bentuk
cidera apapun, entah remuk karena pemakaian penjepit (forcep), panas karena penggunaan
koagulais bipolar yang ceroboh, atau regangan karena traksi yang berlebihan, menciderai
dinding pembuluh darah dan bisa merusak intima, yang menyebabkan pembuluh darah
beresiko mengalami thrombosis. Percabangan-percabangan sisi bisa secara hati-hati
dikoagulasikan dengan menggunakan diathermy bipolar, namun harus hati-hati untuk
menghindari dinding di pembuluh darah utama. Alternatifnya, bisa digunakan ligasi dan
divisi, namun ligature harus tidak menginterferensi dinding pembuluh darah utama. Akan
sedikit berbeda pemotongan antara memakai gunting atau memakia pisau bedah (scalpel),
asalkan pembuluh darah utama itu sendiri tidak ditangani secara langsung.
Selama mobilisasi pembuluh-pembuluh darah, bahkan penanganan yang paling hati-hati
skealipun bisa menyebabkan kejang, dan merupakan praktik umum untuk mengaliri (irigasi)
pembuluh darah dengan agen antipasmodik seperti anastesi lokal, misal lignocaine atau
procaine, atau alternatifnya, papaverine. Tidak ada bukti yang obyektif bahwa irigais
semacam itu memberikan manfaat nyata, namun pengalaman klinis menunjukkan tidak ada
hasil yang membahayakan.
Pembuluh-pembuluh darah di lokasi resipien harus dipotong bebas dengan panjang yang
cukup untuk memungkinkan pengiriman yang mudah ke luka, dan ketika metode anstomosis
adalah end-to-side, pengiriman bisa dipermudah dengan mengemas gause swab secara dalam
ke pembuluh darah yang dicermati. Sebelum pembagian (divisi) pembuluh darah untuk di
transfer, biasanya dilakukan jepit mikro di masing-masing pembuluh darah, dan harus hati-
hati dalam orientasinya sehingga pembuluh-pembuluh darah tidak terpelintir dengan poros
panjangnya. Terpelintirnya pembuluh darah menyebabkan turbulensi (kekacauan) aliran
darah dan bisa mneyebabkan thrombosis.
Transfer penutup (flap)
Ketika baik penutup (flap) dan lokasi resipien siap, pembuluh-pembuluh darah penutup (flap)
dibagi ke titik yang sebelumnya telah dipilih, dan penutup itu ditransfer. Bergantung pada
kondisi lokal, penutup (flap) bisa dijahit ke bagian cacat diseputar lingkarnya secara
keseluruhan atau hanya dipasang pada posisi dengan jahitan lekatan. Tujuannya untuk
mengamankan penutup (flap) itu secara cukup supaya lokais anastomosis tidak terganggu
selama penjahitan selanjutnya.
Hanya ketika persiapan-persiapan makroskopik telah lengkap, dengan pembuluh-pembuluh
darah yang terorientasi secara benar, dan kira-kira benar letaknya dengan posisi yang bebas
tekanan untuk anastomosis yang mudah, maka mikroskop dipakai kedalam. Dalam
menyesuaikan kenyamanan dan kemudahan mikroskop, dokter bedah memiliki prioritas yang
absolut, dengan meja bedah yang tingginya sesuai dan dudukannya stabil, serta lengan dan
siku dokter bedah terdukung. Jika posisinya tidak benar, dokter bedah cepat lelah dan
cenderung membuat kesalahan. Asisten yang kompeten juga sangat dibutuhkan.
Persiapan untuk anastomosis
Persiapan formal untuk pembuluh darah arus teliti, dan benar-benar lengkap, sebelum dimulai
penjahitan, sehingga tidak ada penundaan berikutnya yang tidak perlu dalam membangun
kembali sirkulasi. Dibawah mikroskop, sebagaimana pula dengan mata telanjang, pembuluh-
pembuluh darah mungkin ditekan dengan penjepit (forcep) tertutup, namun tidak boleh
ditangani atau digenggam dengan selain cara periadventisia.
Adanya jaringan periadventisia dalam lumen pembuluh darah, entah secara renggang atau
melekat ke dinding, akan menyebabkan thrombosis, dan sebagai bagian dari persiapan akhir
pembuluh darah untuk anastomosis end-to-end maka jaringan periadventisia disingkirkan 2-3
mm dari uuang potongannya (Gambar 4.42). dalam menyiapkan pembuluh darah untuk
anastomosis end-to-end, jaringan periadventisia harus diangkat sepanjang 1 cm panjangnya
dari pembuluh darah penerima (Gambar 4.43).
Gambar 4.42 pengangkatan periadventisia untuk persiapan anastomosis end-to-end.
Latar belakang untuk beragam manipulasi bedah mikro disediakan oleh satu garis pita
palstik berwarna dibelakang pembuluh daraholeh beberapa dokter bedah dirasa memberikan
pandangan anastomosis yang lebih baik.
Sebagai tahapan akhir, biasanya pemangkasan ujung potongan pembuluh darah itu untuk
memastikan bahwa semua jaringan traumatik telah diangkat, sehingga meninggalkan marjin
(pinggiran) yang halus dan sehat). Pembuluh-pembuluh darah mungkin dipotong miring atau
secara melintang menurut kesukaan pribadi, namun harus dihindari hancurnya ujung
potongan pembuluh darah dan kontak dengan intima.
Lumen pembuluh darah harus dibasuh dengan interval yang teratur (Gambar 4.44) dengan
Ringer’s lactate yang di-heparinisasi atau dengan larutan Hartmann sambil anastomosis
dilakukan untuk mengangkat thrombi kecil yang ada dan bidang yang dioperasi harus juga
dijaga tetap lembab/basah.
Segera sebelum dimulai anastomosis, ujung-ujung pembuluh darah dilebarkan (dilasi) dengan
penjepit (forcep) atau dilator pembuluh darah yang dirancang secara khusus. Alat-alat yang
dipakai ke dalam lumen dengan rahang alat yang tertutup, dan dengan lembut dibuka,
meregangkan pembuluh darah secara perlahan, untuk membuka lumen nya dan menetralkan
kejang yang ada (Gambar 4.45)
Persiapan untuk anastomosis end-to-end
Jika anastomosis end-to-side dilakukan, jepit mikro akan dipakaikan ke pembuluh
darah reseptor pada setiap sisi lokasi terpilih, dan dibuat bukan pada sisi yang sama sebagai
penutup (flap), entah dengan insisi dinding secara longitudinal dengan pisau bedah (scalpel),
dimana serat-serat elastis di dinding masuk ekmbali (retraksi) dan membentuk bukaan yang
melingkar atau oval atau, leih umum lagi, dengan memotong suatu bagian secara melingkar
dari dinding (Gambar 4.46). pembuatan bukaan semacam itu, dengan pinggiran yang
harusnya halus, secara teknis bisa cukup menyulitkan.
TEHNIK ANASTOMOSIS
Anastomosis dilakukan dnegan menggunakan jahian monofilamen yang halus, biasanya
nylon, yang bisa beragam tingkat ketebalannya dari 8/0 hingga 11/0 bergantug pada ukuran
pembuluh darah dan kesukaan pribadi si operator. Jahitan yang terinterupsi selalu digunakan
(Gambar 4.47), diletakkan pada interval yang teratur di sekitar lingkar pembuluh dengan
jarum yang disisipkan pada suatu jarak dari ujung potongan pembuluh darah yang secara
kasar sama dengan dua kali ketebalan dindingnya. Jarum harus disispkan secara vertikal
melalui dinding pembuluh darah, dari adventisia ke dalam lumen dalam satu gerakan tunggal
yang halus, dengan menstabilkan dinding pembuluh darah dengan penjepit tertutup yang
disisipkan ke dalam lumen dan dibuka sedikit. Ditekan secara lembut terhadap intima di
setiap sisi tempat dimana jarum akan menmebusyang akan menyebabkan tekanan yang
lembut. Jarum ditarik menembus, dan kemudian disisipkan melalui dinding pembuluh darah
lainnya dari intima kearah luar. Ujuang-ujung epmbuluh darah ditarik secara bersamaan dan
kemudian jahitan di ikat dengan simpul pada sisi luar pembuluh darah. Penempatan simpul
yang tepat tidaklah terlalu penting dalam penjahitan end-to-end, namun untuk anastomosis
end-to-side simpul harus diletakkan pada sisi pembuluh darah penutup (flap) karena itu akan
membantu untuk mencapai posisi yang “nyaman”.
Gb. 4.47. langkah membuat anastomosis end to end
Gambar 4.47 langkah-langkah untuk melaksanakan anastomosis end-to-end.
1. jarum disisipkan secara vertikal melalui dinding pembuluh darah dari adventisia ke lumen,
pada suatu jarak dari ujung potongan pembuluh darah yang dua kali lipat ketebalannya ari
dinding pembuluh darah. Dinding pembuluh darah didukung di setiap sisi titik penyisipan.
2,3. Jarum disisipkan dari lumen ke permukan adventisia, dengan pembuluh darah yang
dimanipulasi oleh periadventisia. 4,5,6,7 ujuang-ujung pembuluh darah dilekatkan dan
simpul ditali.
Runtutan Penjahitan
Runtutan penjahiatan bisa beragam, namun tehnik yang sama digunakan untuk setiap
penjahitan individual.
Untuk penjahitan end-to-end anastomosis 3, benang jahit disisipkan pada setiap ujung dari
bukaan. Dinding belakang kemudian dijahit, diikuti dengan dinding depan (Gambar 4.48).
Gambar 4.48. langkah-langkah end-to-end anastomosis, yang emnunjukkan penyelesaian
penjahitan dinding belakang, diikuti dengan penjahitan dinding depan.
Untuk end-to-end anastomosis, tehnik triangulasi secara klasik yang dideskripsikan oleh
Carrel adalah standar. Tehnik ini meliputi penyisipan tiga jahitan kunci pada jarak yang sama
di sekitar lingkar garis anastomosis, celah-celah yang saling mempengaruhi diisi dengan
jahitan tambahan (Gambar 4.49).
3 end to end anastomosis adalah penyambungan dua rongga yang awalnya terpisah kemudian disambung kembali melalui proses pembedahan
Gambar 4.49. runtutan yang digunakan dalam end-to-end anastomosis yang menunjukkan penyisipan
tiga jahitan kunci pada jarak yang sama disekitar lingkar garis anastomosis dan penyelesaian dengan
jahitan untuk menutup celah-celah yang saling mempengaruhi.
Dua pertama jahitan kunci disisipkan 1200 terpisah, dan jahitan tambahan disisipkan
diantaranya. Pembuluh-pembuluh darah dibalikkan, dan jahitan kunci ketiga diletakkan
ditengah dinding belakang yang jaraknya sama dari dua jahitan yang pertama. Celah-celah
yang saling mempengaruhi kemudian ditutup. Jarak antar jahitan-jahitan individual harus
sebegitu rupa sehingga ujuang-ujung pembuluh darah benar-benar berdekatan (lekat) tanpa
meninggalkan lubang diantaranya, dimana darah bisa keluar.
Runtutan tempat pembuluh-pembuluh darah itu dilekatkan (di lakukan anastomosis) dalam
beberapa hal bersifat rujukan pribadi, dan seringkali diatur oleh keadaan dalam kasus
individual. Jika salah satu pembeuluh darah terletak jauh didalam dibandingkan pembuluh
darah lainnya, maka akan semakin dalam anastomosisnya dilakukan.
Dalam melaksanakan anastomosis pembuluh darah, permasalahan yang dihadapi dokter
bedah adalah apa yang harus dilakukan dengan jarum jahit sementara ikatan instrumental
setiap jahitan sedang dilakukan. Adalah penting untuk tetap menjaga lokasi selalu terlihat,
siap untuk diambil ketika ujung dari simpul yang telah diselesaikan itu dipotong. Solusinya
adalah dengan menyisipkan ujungnya kedalam gauze swab yang biasanya diletakkan di
lokasi (Gambar 4.50) yang dipakai untuk menyerap kelebihan cairan.
Gambar 4.50 penggunaan gauze swab dimana jarum bisa disisipkan untuk menjaga supaya
arum tetap dalam wilayah pandangan ketika tidak digunakan.
Ketika kedua anastomosis, arteri dan vena, diselesaikan, maka sirkulasi direstorasi dengan
mengangkat microclamp (jepit kecil), mulai dengan clamp distal (jepit distal) ke vena
anastomosis, bekerja terhadap arah aliran, dan menyelesaikan dengan jepit proksimal ke
anastomosis arterial. Jepit distal ke anastomosis manapun dalam arah aliran harus selalu
diangkat dulu, jika tidak tekanan yang terbangun akan menyebabkan kebocoran darah dari
anastomosis dan bisa terjadi thrombosis.
Ketika jepit dibuka, dan darah melewati anastomosis, munkin ada sedikit perdarahan diantara
jahitan-jahitan, namun ini akan dengan cepat mereda. Sumber kebocoran yang jelas akan
memerlukan jahitan tambahan. Akan butuh beberapa lama supaya penutup itu berwarna
merah muda, dan tanda pertama sirkulasi seringkali merupakan pengisian pembuluh darah.
Pertamanya, alirannya mungkin lambat, namun biasanya akan cepat. Arteri yang berdenyut,
mengikat, dan penutup berwarna merah muda (pink), serta vena yang penuh merupakan tada-
tanda sirkulasi yang sehat dan memuaskan. Jika tanda-tanda ini tidak segera muncul, maka
penyebabnya harus dicari. Kejang arteri bisa dikoreksi dengan aplikasi agen pelebar (dilating
agent) topikal seperti anastesi lokal atau apaverine, namun jika ini gagal, maka lebih baik
untuk membongkar dan mengulang anastomosis dan memperbaikinya. Manajemen expektan
(menunggu) hanya menunda hal-hal yang tidak diinginkan untuk terjadi. Hal yang sama
berlaku untuk permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan vena.
Tes patensi (nyata atau tidak) (Gambar 4.51)
Jika ada keraguan, patensi (nyata) bisa dites dengan menutup jalan distal pembuluh darah
pada anastomosis dengan dua mikroforsep yang diletakkan bersebelahan. Darah dihambat
secara distal dengan forsep distal sehingga membuat ruang kosong (dari darah) pada
pembuluh darah. Forsep proksimal dibuka dan, jika bagian kosong terisi, itu berarti
anastomosis bersifat paten (nyata).
Gambar 4.51 Metode untuk menguji patensi (nyata) anastomosis pembuluh darah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah anastomosis selesai dan berfungsi, pembueluh darah biasanya mengambil “posisi
alami” dimana mereka melengkung atau berputar secara lembut, namun dokter bedah harus
juga melihat bahwa tidak ada kompresi atau pembelitan. Tahapan akhir dalam prosedur ini
adalah penyisipan saluran pengaliran (cairan) dibawah penutup sambungan. Jika penghisapan
untuk pengeringan digunakan, maka seharusnya diterapkan dalam suatu jarak dari lokasi
anastomosis, sebaiknya posisinya tetap dengan menggunakan jahitan transfixing melalui
saluran pengaliran dan kulit.
Cangkok pembuluh darah
Kadang ketika merencanakan rekonstruksi, maka jelas dari awal bahwa penutup bebas yang
dimaksud kurang panjang jangkauan gagangnya ke pembuluh darah reseptor yang sehat.
Kekurangan ini mungkin belum muncul hingga ketika prosedur dijalankan. Entah tak ada
rekonstruksi alternatif yang emmungkinkan atau entah berada pada titik yang tak mungkin
kembali, kekurangan ini, yang berkaitan dengan gagang penutup yang pendek atau karena
ibrosis pembuluh darah reseptor yang diseabkan oleh trauma atau iradiasi, bisa diselesaikan
dengan cangkok pembuluh darah.
Seksi pembuluh darah superfisial (dangkal) dari anggota tubuh – basilik atau cepalik di
lengan, saphenous panjang ataupendek di kaki – bisa diambil dan disisipkan diantara reseptor
dan pembuluh darah penutup sebagai suatu penyalur vaskuler untuk mengembalikan
sirkulasi. Pelru hati-hati dalam memilih pembuluh darah yang ukurannya sesuai untuk
menyediakan kesesuaian yang baik untuk pembuluh darah tempat cangkokan di anastomosis.
Pengambilan cangkokan pembuluh darah seharusnya bersifat atraumatik, dengan koagulasi
atau ligasi bipolar yang hati-hati dari sisi-sisi percabangan. Oreintasi panjang dan aksial harus
tepat ketika disisipkan. Yang paling penting, arahnya harus disesuaikan untuk
memperhitungkan klep dalam cangkokan pembuluh darah. Konsekuensinya, cangkokan harus
dibalik sebelum penyisipan kedalam sisi arterial sirkulasi (darah), dan diorientasikan secara
normal untuk menjembatani kekurangan (defisit) vena. Dilatasi (pelebaran) cangkokan
pembuluh darah yang nyata yang menjembatani kekurangan arterial itu hal yang lazim. Ini
menciptakan kecenderungan pergolakan aliran darah , dan karena akan ada 4 anastomosis,
bukannya 2, maka tingkat komplikasi vaskuler yang berkaitan dengan thrombosis cenderung
lebih tinggi dari biasanya. Tehnik jahitan mikrovaskuler tidak dirubah dan setiap anastomosis
bisa bersifat end-to-end (ujung bertemu ujung) atau end-to-side (ujung bertemu sisi)
tergantung pada kondisi lokal.
MANAJEMEN PASCA OPERASI
Penutup-penutup bebas (free flaps0 paling rentan selama 72 jam setelah operasi, an sebagian
besar komplikasi akan muncul selama periode waktu ini. Keadaan bisa memburuk kemudian,
namun cukup jarang bahwa 3 jam awal bisa dianggap sebagai periode berbahaya ketika
observasinya dilakukan dengan paling akut. Komplikasi yang muncul lebih dari 3 hari pasca
operasi cenderung membawa prognosis yang buruk, dan nampaknya sedikit terpengaruh oleh
campurtangan bedah.
Berjalannya pasca operasi penutup bebas (free flap) yang berhasil tak lalu seperti berhasil
pada penutup yang dicangkok. Oedema (penumpukan cairan) biasa muncul setelah 14 – 48
jam dan mulai reda setelah 72 jam. Oedema sementara itu normal pada penutup pola acak
yang dicangkok, namun kurang nyata terjadi pada rata-rata penutup bebas (free flap).
Kemajuan yang memuaskan diindikasikan suatu penutup dengan warna penutup (flap) yang
merah muda (pink), warnany pucat ketika di tekan, tidan berbeda dengan penutup pola acak
yang sehat. Penyimpangan terhadap pola ini harus meningkatkan kecurigaan bahwa
anastomosis tidak berfungsi secara baik.
Suatu penutup (flap) yang nampak “rebah dan kosong”, tidak memucat ketika ditekan dan
terasa dingin, hampir pasti akibat dari ketidakcukupan arteri, bisa terkait karena kejang atau
thrombosis. Hal tersebut dibedakan secara klinis dengan menusuk penutup (flap) dengan
jarum wide-bore hypodermic – jika ada kejang, akan nampak perdarahan, meskipun
kuantitasnya berkurang, namun akan tidak terjadi perdarahan jika pembuluh mengalami
thrombosis. Perbedaan itu secara esensial bersifat akademis, kejang arterial hampir selalu
berjalan menuju ke thrombosis pada anastomosis.
Pembengkakan penutup (flap) yang berlebihan, cyanosis, dingin, dan stasis vena ketika
ditekan merupakan indikasi thrombosis vena atau permasalahan ketidakcukupan vena bersifat
lebih umum ketimbang permasalahan arterial.
Beragam usaha telah dilakukan untuk menyediakan penilaian berkelanjutan yang obyektif
terhadap keadaan sirkulasi penutup bebas, dengan menggunakan pletysmografi dalam
beragam bentuknya, ultrasuara Doppler, suhu, dan pengukuran tekanan oksigen perkutan.
Tak satupun dari mereka yang benar-benar memuaskan, dan sesungguhnya mereka bisa
menyesatkan. Keputusan apakah anastomosis itu perlu diperbaiki atau tidak secara esensial
bersifat klinis, dan aturannya sederhana. Jika ragu, jelajahi ulang. Penutup (flap) tidak akan
terpengaruh karena penjelajahan ulang. Menunda penjelajahan dan perbaikan karan putus
harapan akan perbaikan yang bersifat seketika yang kemudian menimbulkan prasangka
terhadap kemampuan bertahannya (survival) penutup (flap), dan bisa berubah menjadi
kegagalan penutup yang tak terhindarkan.
Penggunaan agen farmasi untuk membantu patensi anastomosis dan perfusi penutup yang
baik telah dideskripsikan. Meski ada kebaikan teoritis, sedikti bukti yang dihasilkan bahwa
mereka mengurangi kejadian thrombosis. Di masa keemasan gagang tabung (tube pedicle),
pendekatan farmasi yang menonjol disarankan dalam usaha untuk menyelamatkan penutup
(flap) yang gagal. Dengan penutup gagang atau cangkok (pedcle flap), solusinya terletak pada
perancangan penutup yang lebih aman; dengan penutup bebas, solusinya terletak pada tehnik
anastomosis yang baik.