28
1 ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN BERPINDAH MEREK PADA KONSUMEN PEMBALUT WANITA KOTEX DI SEMARANG Tristiana Oktariko Farida Indriani, S.E., M.M. ABSTRACT This research is aimed to investigate brand switching decision of sanitary napkins. The question proposed is whether there is an impact from quality of product and perceived price to brand switching decision of sanitary napkins users. In this study, data were collected through questionnaires from 96 respondents who used sanitary napkins in Semarang by employing purposive sampling technique. The model of this research developed consists of two independent variables, quality of product and perceived price, and one dependent variable, brand switching decision. Using OLS, the result shows that the influence of quality of product on brand switching decision is -0,991 and significant at 1%. This means the higher the quality of product, the lower the brand switching decision. In addition, the influence of perceived price on brand switching decision is -0,045 and significant at 5%. This implies, the higher the perceived price, the lower the brand swiching decision. Based on the F test and R 2 , the model is well fit. This research concludes to increase the quality of product and perceived price to reduce brand switching decision of sanitary napkins users. Keywords: Brand Switching Decision, Quality of Product, Perceived Price

Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

1

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN BERPINDAH MEREK PADA

KONSUMEN PEMBALUT WANITA KOTEX DI SEMARANG

Tristiana Oktariko

Farida Indriani, S.E., M.M.

ABSTRACT

This research is aimed to investigate brand switching decision of sanitary

napkins. The question proposed is whether there is an impact from quality of product

and perceived price to brand switching decision of sanitary napkins users. In this

study, data were collected through questionnaires from 96 respondents who used

sanitary napkins in Semarang by employing purposive sampling technique.

The model of this research developed consists of two independent variables,

quality of product and perceived price, and one dependent variable, brand switching

decision. Using OLS, the result shows that the influence of quality of product on

brand switching decision is -0,991 and significant at 1%. This means the higher the

quality of product, the lower the brand switching decision. In addition, the influence

of perceived price on brand switching decision is -0,045 and significant at 5%. This

implies, the higher the perceived price, the lower the brand swiching decision.

Based on the F test and R2, the model is well fit. This research concludes to

increase the quality of product and perceived price to reduce brand switching

decision of sanitary napkins users.

Keywords: Brand Switching Decision, Quality of Product, Perceived Price

Page 2: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

2

1 PENDAHULUAN

Seiring dengan berkembangnya zaman maka semakin banyak pula merek-

merek yang menghasilkan produk yang sama. Dengan banyaknya merek yang ada,

hal itu dapat menyebabkan konsumen berpindah dari satu merek ke merek lainnya.

Melihat adanya fenomena tersebut, perusahaan seharusnya dapat memenuhi apa yang

dibutuhkan dan diharapkan dari konsumen. Memberi janji yang berlebihan (over

promise) hanya akan membuat konsumen semakin berharap. Ketika janji itu tidak

terpenuhi konsumen akan merasa kecewa dan mungkin saja beralih ke merek lain

terlebih merek yang tersedia begitu banyak. Dalam Tjiptono (1999) pembeli yang

puas merupakan iklan yang terbaik (Bayus dalam Kotler, et al, 1996). \

Pengambilan keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen dapat

terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan

pembelian. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi sikap dan

niat untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya (Junaidi dan

Dharmmesta, 2002).

Berikut adalah tabel mengenai kinerja produk dari beberapa merek pembalut

wanita di Indonesia:

Tabel 1.1

Kinerja Produk Pembalut Wanita 2008-2010

No. Merek Brand Value

2010

Brand Value

2009

Brand Value

2008

1. Laurier 61,9 69,9 39,7

2. Charm 54,7 59,7 24,5

3. Softex 44,6 52,3 17,4

4. Kotex 41,5 53,2 10,0

5. Hers Protex 41,5 50,3 5,4

Sumber: SWA No.15/XXVI/15-28 Juli 2010

Page 3: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

3

Dari data yang didapat, bahwa Kotex memiliki penurunan pada brand value

yang paling tinggi dibandingkan merek lainnya. Pada tahun 2010 semua merek

mengalami penurunan brand value. Kotex juga mengalami penurunan sebesar 11,7

yaitu dari 53,2 menjadi 41,5.

Market share dihitung dari penjualan perusahaan dan dibagi dengan total

penjualan pada industri yang sama pada suatu periode tertentu. Perhitungan ini

digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kekuatan perusahaan

terhadap pasar dan pesaingnya (www.investopodia.com).

Berikut adalah tabel mengenai market share dari beberapa merek pembalut

wanita di Indonesia:

Tabel 1.2

Market Share Pembalut Wanita 2008-2010

No. Merek Market Share

2010

Market Share

2009

Market Share

2008

1. Laurier 42,3 45,3 45,7

2. Charm 29,5 28,3 27,6

3. Softex 12,0 9,2 9,5

4. Kotex 7,6 7,8 8,3

5. Hers Protex 7,7 8,3 8,6

Sumber: SWA No.15/XXVI/15-28 Juli 2010

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun, terdapat

beberapa merek pembalut wanita yang mengalami penurunan market share.

Penjualan pada merek yang mengalami penurunan market share berarti juga

mengalami penurunan pada penjualan produk mereka. Hal itu dapat dikatakan bahwa

konsumen yang menggunakan merek tersebut mengambil keputusan untuk berpindah

merek.

Page 4: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Loyalitas Merek

Dari sudut pandang strategi pemasaran, loyalitas merek (brand loyalty) adalah

suatu konsep yang sangat penting. Khususnya pada kondisi pasar dengan tingkat

pertumbuhan yang sangat rendah namun tingkat persaingannya ketat saat ini,

keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan

dapat bertahan hidup, dan upaya mempertahankan ini sering menjadi strategi yang

jauh lebih efektif ketimbang upaya menarik pelanggan-pelanggan baru. Diperkirakan

bahwa biaya rata-rata untuk menarik konsumen baru enam kali lebih besar ketimbang

jika mempertahankan yang telah ada (Peter dan Olson, 2000).

2.2 Perpindahan Merek (Brand Switching)

Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena yang

kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan, dan waktu

(Srinivasan, 1996). Perilaku ini dapat juga terjadi karena adanya masalah yang

ditemukan atas produk yang sudah dibeli (Widyasari, 2008). Menurut Van Trijp,

Hoyer, dan Inman (1996) perpindahan merek yang dilakukan konsumen disebabkan

oleh pencarian variasi. Sedangkan menurut Assael (1995) perpindahan merek terjadi

pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah. Tipe

perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang cenderung

melakukan perpindahan merek adalah pengambilan keputusan terbatas dan inersia.

Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya adalah konsumen yang paling

rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi

dan Dharmmesta, 2002).

2.3 Kualitas Produk

Mowen (1995) memberikan definisi kualitas produk merupakan evaluasi

menyeluruh yang dilakukan pelanggan terhadap keandalan dan superiotas dari

Page 5: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

5

performance produk tersebut. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan

bahwa kualitas adalah nilai suatu produk/jasa yang diberikan dalam pemenuhan

kebutuhan dan kepuasan bagi yang menggunakannya. Konsumen mengharapkan

barang yang diterimanya dapat digunakan untuk masa yang panjang dan tidak mudah

rusak. Untuk itu, peran kualitas produk sangat menentukan keinginan konsumen

tersebut sehingga dengan kualitas produk akan tercapai suatu kepuasan tersendiri bagi

konsumen (Rodhiah, 2007).

2.3.1 Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Berpindah Merek

Penelitian yang dilakukan oleh Shukla (2004) yang berjudul Effect of Product

Usage, Satisfaction, and Involvement on Brand Switching Behaviour mengambil

objek dalam lima kategori produk, yaitu kendaraan, televisi, sabun, minyak rambut,

dan es krim. Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumen di India

rentan untuk melakukan brand switching untuk sebuah alasan universal yaitu

kualitas. Dari penelitian itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan konsumen

tidak menjamin konsumen untuk tidak melakukan brand switching, hal ini

dikarenakan tuntutan konsumen terhadap peningkatan kualitas produk, sebuah produk

yang memiliki kualitas yang tidak bersifat dinamis akan semakin meningkatkan risiko

konsumen akan melakukan brand switching, di sisi lain produk yang memiliki tingkat

kualitas yang dinamis akan mengurangi risiko terjadinya brand switching (Abisatya,

2009). Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Semakin rendah kualitas produk maka semakin tinggi tingkat keputusan

berpindah merek.

2.4 Persepsi Harga

Persepsi harga didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan

untuk mendapatkan jasa atau produk (Athanasopoulus, 2000; Cronin, Brudy and

Page 6: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

6

Hult, 2000; Voss, Parasuraman and Grewal, 1998). Dalam memandang suatu harga

konsumen mempunyai beberapa pandangan berbeda. Harga yang ditetapkan di atas

harga pesaing dipandang mencerminkan kualitas yang lebih baik atau mungkin juga

dipandang sebagai harga yang terlalu mahal. Sementara harga yang ditetapkan di

bawah harga produk pesaing akan dipandang sebagai produk yang murah atau

dipandang sebagai produk yang berkualitas rendah (Leliana dan Suryandari, 2004)

2.4.1 Hubungan Persepsi Harga terhadap Keputusan Berpindah Merek

Persepsi harga didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan

untuk mendapatkan jasa atau produk (Athanasopoulus, 2000; Cronin, Brudy and

Hult, 2000; Voss, Parasuraman and Grewal, 1998). Harga adalah atribut produk atau

jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan

rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih

produk maupun jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga (Sumarwan,

2002).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia termasuk rentan

terhadap perpindahan merek. Konsumen tersebut dapat digolongkan menjadi

konsumen yang mengaktifkan tahap kognitif. Konsumen tersebut sangat peduli

mengenai kualitas, biaya, dan manfaat. Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap

kognitifnya adalah konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena

adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002). Berdasarkan uraian

di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Semakin rendah persepsi harga maka semakin tinggi tingkat keputusan

berpindah merek.

Page 7: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

7

3 METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Variabel yang digunakan dalam penelitian

dapat diklasifikasikan menjadi variabel dependen, yaitu variabel yang menjadi pusat

perhatian peneliti. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Keputusan Berpindah

Merek (Y). Variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

dependen (Ferdinand, 2006). Variabel independen pada penelitian ini adalah Kualitas

produk (X1) dan Persepsi Harga (X2).

3.2 Penentuan Sampel

Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua,

elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan

mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi

penelitian.

Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen

secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman

tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat

atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. (Sekaran, 2006).

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Rao

Purba (1996) dalam Nofi Ernawati (2008).

n = Z2

4(moe)2 ……………………………………………………………... (3.1)

Page 8: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

8

Dimana:

n : Jumlah sampel

Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 95% = 1,96

moe :Margin of error atau kesalahan maksimal yang bisa dikolerasi, disini

ditetapkan 10%

n = 1,962

4(0,1)2

= 96,04

Dengan perhitungan tersebut, maka penulis mengambil 96 orang sebagai

sampelnya untuk diteliti.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling atau sampel bertujuan secara subyektif. Dalam penelitian ini terdapat

beberapa kriteria untuk dijadikan sampel. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai

sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan produk pembalut

kemudian berpindah ke merek lain, dan bertempat tinggal di Semarang selama kurun

waktu penelitian.

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir digunakan

analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir (Sugiyono, 1999). Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).

Page 9: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

9

3.3.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas

instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu

walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas

instrumen perlu dilakukan (Sugiyono, 1999).

3.3.3 Uji Asumsi Klasik

3.3.3.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (Ghozali,

2005).

3.3.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data

crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data

yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2005).

3.3.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

Page 10: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

10

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

(Ghozali, 2005).

3.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan

kausal atau fungsional. Analisis regresi digunakan apabila kita ingin mengetahui

bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen atau prediktor, secara individual.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda yang berguna untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila

dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal dua (Sugiyono, 1999).

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Kualitas Produk (X1) dan Harga

(X2) terhadap Keputusan Berpindah Merek (Y).

Rumus matematis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e …………………………………………………...... (3.2)

Keterangan:

Y = Keputusan Berpindah Merek

a = constanta

b1 = Koefisien regresi antara kualitas produk dengan keputusan berpindah merek

b2 = Koefisien regresi antara harga dengan keputusan berpindah merek

X1 = Variabel kualitas produk

X2 = Variabel harga

e = error disturbances

Page 11: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

11

3.3.5 Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien

determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut

signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis

(daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2005).

3.3.5.1 Uji Parsial (Uji t)

Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah

variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu

berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (uji parsial). Caranya adalah dengan

melakukan pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi semua variabel independen

(Algifari, 2003).

3.3.5.2 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengujian terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan)

terhadap perubahan nilai variabel dependen dilakukan melalui pengujian terhadap

besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh

perubahan nilai semua variabel independen (Algifari, 2003).

3.3.5.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) persamaan regresi berguna untuk mengetahui

besarnya persentase pengaruh semua variabel independen tehadap nilai variabel

dependen. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin

Page 12: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

12

kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.

Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnya koefisien determinasi suatu persamaan

regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap

variabel dependen (Algifari, 2003).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas

Variabel/Item r hitung r tabel Keterangan

Kualitas Produk (X1)

q1 0.721 0.201 Valid

q2 0.683 0.201 Valid

q3 0.684 0.201 Valid

q4 0.584 0.201 Valid

q5 0.619 0.201 Valid

q6 0.685 0.201 Valid

q7 0.755 0.201 Valid

q8 0.753 0.201 Valid

q9 0.807 0.201 Valid

q10 0.735 0.201 Valid

Persepsi Harga (X2)

q11 0.860 0.201 Valid

q12 0.836 0.201 Valid

q13 0.737 0.201 Valid

Keputusan Berpindah Merek (Y)

q14 0.849 0.201 Valid

q15 0.836 0.201 Valid

q16 0.829 0.201 Valid

Sumber : Data yang diolah, 2011

Dalam penelitian ini, validitas dari indikator dianalisis menggunakan df (degree

of freedom) dengan rumus df = n-k, dimana n = jumlah sampel, k = jumlah variabel

independen. Jadi df yang digunakan adalah 96-2 = 94 dengan alpha sebesar 5%, maka

Page 13: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

13

menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0,201. Jika r hitung (untuk tiap butir

dapat dilihat pada kolom Corrected Item –Total Correlation) lebih besar dari r tabel

dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2001).

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa semua item indikator tersebut

dinyatakan valid karena nilai r hitung (corrected item–total correlation) lebih besar

daripada nilai r tabel yaitu lebih besar dari 0,201.

4.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji

reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu

gejala/kejadian. Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006), suatu konstruk

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.

Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.2

berikut ini :

Tabel 4.2

Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

Kualitas Produk (X1) 0.885 Reliabel

Persepsi Harga (X2) 0.742 Reliabel

Keputusan Berpindah Merek (Y) 0.788 Reliabel

Sumber: Data yang diolah, 2011

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai

koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua

konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dengan

demikian item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan

sebagai alat ukur.

Page 14: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

14

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan

menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan

nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2005).

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.3 diketahui bahwa

seluruh variabel independen memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data bebas dari masalah multikolinearitas. Berikut adalah tabel

hasil uji multikolinearitas dengan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS:

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kualitas Produk .910 1.098

Persepsi Harga .910 1.098

a. Dependent Variable: Kept Berpindah Merek

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

Page 15: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

15

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y adalah Y yang

telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang

telah di-studentized. Kriteria yang digunakan adalah jika terdapat pola tertentu seperti

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Gambar 4.1

Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan grafik scatterplots pada Gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada

Page 16: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

16

sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi.

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

(Ghozali, 2005).

Uji normalitas menghasilkan grafik normal probability plot yang tampak pada

Gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of

regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari

titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena

memenuhi asumsi normalitas.

Page 17: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

17

4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan diperoleh koefisien regresi,

nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95%

Confidence

Interval for B

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound Tolerance VIF

1 (Constant) 13.348 .191 70.000 .000 12.969 13.727

Kualitas

Produk -1.259 .028 -.991

-

44.193 .000 -1.315 -1.202 .910 1.098

Persepsi

Harga -.038 .019 -.045 -2.021 .046 -.075 .000 .910 1.098

a. Dependent Variable: Kept Berpindah Merek

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

Persamaan regresi yang diperoleh adalah:

Y = – 0,991 X1 – 0,045 X2

Keterangan :

Y : Keputusan Berpindah Merek

(X1) : Kualitas Produk

(X2) : Persepsi Harga

4.5 Goodness of Fit

4.5.1 Uji t

Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah

variabel independen (kualitas produk dan persepsi harga) yang terdapat dalam

Page 18: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

18

persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen

(keputusan berpindah merek) secara parsial. Caranya adalah dengan melakukan

pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi semua variabel independen (Algifari,

2003).

Berdasarkan Tabel 4.4 didapat hasil analisis uji t sebagai berikut :

1. Nilai absolut thitung pada variabel kualitas produk (X1) adalah sebesar 44,193

dengan tingkat signifikansi 0,0. Karena 44,193 > 1,99 dan 0,0 < 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan: variabel kualitas produk berpengaruh negatif terhadap keputusan

berpindah merek pembalut wanita. Semakin rendah kualitas produk maka

semakin tinggi keputusan berpindah merek. Dengan demikian, H1 diterima.

2. Nilai absolut thitung pada variabel persepsi harga (X2) adalah sebesar 2,021 dengan

tingkat signifikansi 0,046. Karena 2,021 > 1,99 dan 0,046 < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima.

Kesimpulan: variabel persepsi harga berpengaruh negatif terhadap keputusan

berpindah merek pembalut wanita. Semakin rendah persepsi harga maka semakin

tinggi keputusan berpindah merek. Dengan demikian, H1 diterima.

4.5.2 Uji F

Uji F digunakan untuk melakukan pengujian variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variabel terikatnya. Berikut adalah tabel hasil uji F dengan perhitungan

statistik dengan menggunakan SPSS.

Page 19: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

19

Tabel 4.5

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 124.303 2 62.152 1.045E3 .000a

Residual 5.529 93 .059

Total 129.832 95

a. Predictors: (Constant), persepsi harga, kualitas produk

b. Dependent Variable: kept berpindah merk

Sumber: Data yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan Fhitung sebesar 1.045E3 dengan

tingkat signifikansi 0,00. Karena Fhitung > Ftabel yaitu lebih besar dari 3,095 dan

tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi keputusan berpindah merek (Y) atau dikatakan bahwa variabel X1 dan

X2 secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y. Dengan kata

lain, persamaan model regresi dari tabel 4.9 signifikan.

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) persamaan regresi berguna untuk mengetahui

besarnya persentase pengaruh semua variabel independen tehadap nilai variabel

dependen. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1 (Algifari, 2003).

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini:

Page 20: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

20

Tabel 4.6

Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .978a .957 .957 .24382 .957 1045.477 2 93 .000 .323

a. Predictors: (Constant), persepsi

harga, kualitas produk

b. Dependent Variable: kept berpindah

merk

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar

0,957. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan seluruh variabel independen

untuk menjelaskan variasi pada variabel dependen adalah sebesar 95,7 persen dan

selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi yang

diperoleh.

4.6 Pembahasan

1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Berpindah Merek.

H1 : Semakin rendah kualitas produk maka semakin tinggi tingkat keputusan

berpindah merek.

Hasil dari uji t menunjukkan bahwa nilai absolut thitung pada variabel kualitas

produk (X1) adalah sebesar 44,193 dengan tingkat signifikansi 0,0. Karena

44,193 > 1,99 dan 0,0 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari hasil diatas

dapat dijelaskan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh negatif terhadap

keputusan berpindah merek pada konsumen pembalut wanita.

Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi untuk kualitas produk

sebesar – 0,991. Tanda (-) berarti variabel Kualitas Produk (X1) memiliki

Page 21: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

21

pengaruh negatif terhadap Keputusan Berpindah Merek (Y). Berdasarkan hasil

analisis regresi berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin rendah

kualitas produk, maka semakin tinggi keputusan berpindah merek.

2. Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Berpindah Merek.

H2 : Semakin rendah persepsi harga maka semakin tinggi tingkat keputusan

berpindah merek.

Hasil dari uji t menunjukkan bahwa nilai absolut thitung pada variabel persepsi

harga (X2) adalah sebesar 2,021 dengan tingkat signifikansi 0,046. Karena 2,021

> 1,99 dan 0,046 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari hasil diatas dapat

dijelaskan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh negatif terhadap

keputusan berpindah merek pada konsumen pembalut wanita.

Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi untuk persepsi harga

sebesar – 0,045. Tanda (-) berarti variabel Persepsi Harga (X2) memiliki

pengaruh negatif terhadap Keputusan Berpindah Merek (Y). Berdasarkan hasil

analisis regresi berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin rendah

persepsi harga, maka semakin tinggi keputusan berpindah merek.

5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan pada brand value produk

pembalut wanita Kotex. Dari data yang didapat, bahwa Kotex memiliki penurunan

pada brand value yang paling tinggi dibandingkan merek lainnya. Pada tahun 2010

semua merek mengalami penurunan brand value. Kotex juga mengalami penurunan

sebesar 11,7 yaitu dari 53,2 menjadi 41,5.

Sedangkan elemen-elemen yang digunakan untuk mengukur brand value adalah

harga premium, loyalitas jangka panjang, dan pangsa pasar. Dengan adanya

penurunan brand value pada masing-masing merek dapat disebabkan telah

Page 22: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

22

menurunnya loyalitas merek yang berarti telah terjadi perpindahan merek yang

dilakukan konsumen pembalut wanita dari satu merek ke merek lain.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk dan

Persepsi Harga terhadap Keputusan Berpindah Merek pada pembalut wanita di

Semarang. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk memiliki

pengaruh yang signifikan dan berarah negatif terhadap Keputusan Berpindah

Merek pada pembalut wanita. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian uji t dan

regresi berganda yang bernilai negatif serta nilai signifikansi yang lebih kecil dari

nilai alpha yang ditetapkan. Hal ini berarti Kualitas Produk yang rendah

berpengaruh terhadap Keputusan Berpindah Merek. Dari penelitian yang telah

dilakukan, kualitas produk yang rendah akan membuat responden melakukan

keputusan berpindah merek pada konsumen pembalut wanita.

Hasil penelitian yang didapat sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Shukla (2004) yang berjudul Effect of Product Usage, Satisfaction, and

Involvement on Brand Switching Behaviour mengambil objek dalam lima kategori

produk, yaitu kendaraan, televisi, sabun, minyak rambut, dan es krim. Hasi

penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumen di India rentan untuk

melakukan brand switching untuk sebuah alasan universal yaitu kualitas.

2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa variabel Persepsi Harga

berpengaruh signifikan dan berarah negatif terhadap Keputusan Berpindah Merek

pada pembalut wanita. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian uji t dan regresi

berganda yang bernilai negatif serta nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai

alpha yang ditetapkan. Harga pembalut wanita yang lebih mahal dari pembalut

wanita merek lain atau tidak sesuai dengan manfaat yang diberikan akan

mengakibatkan konsumen berpindah ke pembalut wanita merek lain. Perbedaan

harga antar merek dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek. Dengan

Page 23: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

23

demikian dapat dikatakan bahwa semakin rendah Persepsi Harga maka semakin

tinggi Keputusan Berpindah Merek.

5.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada perusahaan,

selaku produsen produk pembalut wanita adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1

Implikasi Manajerial

No. Variabel Independen Implikasi Manajerial

1. Kualitas Produk • Menciptakan pembalut yang tidak

mudah bocor

• Menciptakan pembalut yang

mempunyai daya serap tinggi

• Membuat pembalut dengan lapisan

yang tetap kering agar tidak terjadi

iritasi

• Membuat pembalut yang tidak

mudah berkerut saat dipakai

• Membuat lapisan yang lembut pada

pembalut ketika digunakan

• Membuat bentuk pembalut sesuai

dengan lekuk tubuh

• Menggunakan bahan yang aman

No. Variabel Independen Implikasi Manajerial

pada pembalut sehingga tidak

terjadi iritasi

• Menggunakan bahan yang

mengedepankan kenyamanan

ketika digunakan

2. Persepsi Harga • Menetapkan harga yang tidak

terlalu tinggi dibandingkan merek

yang lain.

• Perusahaan harus menyesuaikan

harga yang ditetapkan dengan

manfaat dan kualitas yang

diberikan

Sumber: Data yang diolah, 2011

Page 24: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

24

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan dalam

melakukan penelitian. Kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini terletak pada

kuesioner pada penelitian ini bersifat privasi sehingga sedikit ditemukan kesulitan

ketika mengambil data dari responden yang dituju.

5.4 Agenda Penelitian yang Akan Datang

Perlu diadakan pemilihan responden berdasarkan decision making agar

penyebaran kuesioner yang dilakukan tidak bias dan sesuai dengan yang apa yang

dibutuhkan pada penelitian yang sedang diteliti.

Page 25: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

25

DAFTAR PUSTAKA

Abisatya, Diaz. 2009. “Competitive Advertising serta Dampaknya pada Perilaku

Brand Switching Konsumen.” Vol. X, No. 1, Maret 2009, h. 1-16.

Aditya, Helmi. 2004. “Analisis Pengaruh Merek, Orientasi Stratejik, dan Inovasi

terhadap Keunggulan Bersaing (Studi pada UKM Tanggulangin di Kota

Sidoarjo).” Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. III, No. 3, Desember 2004, h.

309-324.

Algifari. 2003. STATISTIKA INDUKTIF untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi 2.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan

YKPN.

Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Asyhari. 2005. “Analisis Brand Switching Studi Kasus pada Koperasi ‘Sultan Agung’

Semarang.” Jurnal Riset Bisnis Indonesia, Vol.1, No. 2, Juli 2005, h. 117-126.

Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. “Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual

Sebagai Panduan Bagi Peneliti.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14,

No. 3, h. 73-88.

Djati, S. Pantja dan Didit Darmawan. 2004. “Pengaruh Kesan Kualitas Layanan,

Harga, dan Kepuasan Mahasiswa PTS terhadap Minat Mereferensikan

Kampusnya.” Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol. 4, No.2, Agustus

2004, h. 190-204.

Ernawati, Nofi. 2008. Pengaruh Iklan Pesaing, Harga, dan Ketidakpuasan Konsumen

terhadap Niat Berpindah Merek pada Pelanggan Kartu Prabayar XL (Studi Kasus

pada Pelanggan Kartu Prabayar XL yang Telah Berpindah ke Merek Lain di

Kota Semarang). Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Ferdinand, Augusty. 2006. METODE PENELITIAN MANAJEMEN Pedoman

Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi

2. Semarang: CV Indoprint.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 26: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

26

Halim, Rizal Edi. 2002. “Dampak Hubungan Kepercayaan Merek dan Afeksi Merek

terhadap Kinerja Merek: Suatu Analisis dari Perspektif Kesetiaan Merek.” Jurnal

Manajemen Indonesia, Vol. 1, No. 2, Desember 2002, h. 1-11.

Herri, Syafrizal, dan Handy Aditia Kusuma. 2007. “Analisis Faktor Penyebab

Konsumen Beralih Merek (Kasus PT X di Sumatera Barat).” Kajian Bisnis, Vol.

15 No. 1, Maret-Agustus 2007, h. 1-19.

Istijanto. 2007. “8 Dimensi Kualitas Produk dan Aplikasinya dalam Pemasaran.”

Forum Manajemen Prasetia Mulya, Vol. 1, No. 2, September 2007, h. 34-41.

Junaidi, Shellyana dan Basu Swastha Dharmmesta. 2002. “Pengaruh Ketidakpuasan

Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi

terhadap Keputusan Perpindahan Merek.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

Vol. 17, No. 1, h. 91-104.

Krishna, Anak Agung Gde Agung Narendra. 2009. “Pengaruh Price Satisfaction

Produk Indosat IM3 terhadap Perilaku Brand Switching Konsumen.” Jurnal

Bisnis & Manajemen, Vol. X, No. 2, September 2009, h. 179-199.

Kusumawati, Rini. 2007. “Analisis Pengaruh Image, Kualitas yang Dipersepsikan,

Harapan Nasabah pada Kepuasan Nasabah dan Pengaruh Kepuasan Nasabah

pada Loyalitas Nasabah dan Perilaku Beralih Merek.” Jurnal Ekonomi & Bisnis,

Vol. 1, No. 1, Maret 2007, h. 53-62.

Leliana dan Retno Tanding Suryandari. 2004. “Persepsi Harga dalam Perilaku

Belanja Konsumen (Studi Kasus pada Perusahaan Ritel di Surakarta).” Jurnal

Bisnis & Manajemen, Vol. 4, No.2, h. 111-129.

Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial. Ed.

2. Cetakan 1. Yogyakarta: Ekonisia.

Mutyalestari, Akari. 2009. “Pengaruh Emotional Branding terhadap Perilaku Brand

Switching Konsumen.” Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. X, No. 2, September

2009, h. 124-141.

Noviandra, W Mahestu. 2006. “Evaluasi Citra Produk dan Accessibility pada Perilaku

Perpindahan Merek Pembelian Produk Pemutih Kulit.” MODUS, Vol. 18, No. 1,

h. 62-72.

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2000. CONSUMER BEHAVIOUR. Perilaku

Konsumen & Strategi Pemasaran. Ed. 4. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Page 27: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

27

Pramita, Fransiska. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, dan

Persepsi Harga terhadap Kepuasan Pelanggan Air Minum dalam Kemasan (Studi

Kasus Pada AMDK Jawa Tirta Semarang). Skripsi Tidak Dipublikasikan,

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Putri, Erni Puspanantasari. 2006. “Peningkatan Kualitas Produk Pengrajin Kulit

Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Usahanya dalam Memperluas Jaringan

Pasar.” VENTURA, Vol. 9, No. 1, April 2006, h. 81-94.

Rodhiah. 2007. “Perbedaan Rata-Rata Kualitas Produk Asal China Dibandingkan

Rata-Rata Kualitas Produk Asal Indonesia.” Jurnal Manajemen, Vol. 12, No. 1,

Mei 2007, h. 31-39.

Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Santoso, Singgih dan Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sekaran, Uma. 2006. RESEARCH METHODS FOR BUSINESS. Metodologi

Penelitian Untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumarno dan Riana Sitawati. 2007. “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk

dan Harga terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar.” ASET, Vol. 9, No. 2, Agustus 2007, h.

436-553.

Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen. Teori & Penerapannya dalam

Pemasaran. Cetakan 2. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Ed. II. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Waluyo, Purwanto dan Agus Pamungkas. 2003. “Analisis Perilaku Brand Switching

Konsumen Dalam Pembelian Produk Handphone di Semarang.” JURNAL

BISNIS DAN EKONOMI, Maret 2003.

Widyasari, Suzy. 2008. “Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen dalam

Pembelian Produk Sepeda Motor (Studi pada Konsumen Sepeda Motor di

Kotamadya Salatiga).” Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 15, No. 2, September

2008, h. 107-127.

Page 28: Tristiana Oktariko Jurnal - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28735/1/Tristiana_Oktariko_Jurnal.pdf · ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI ... beberapa merek pembalut

28

Yazid. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas.” SINERGI, Vol. 8, No.

2, Juni 2006, h. 113-127.

http://en.mimi.hu/marketingweb/. Diakses tanggal 10 Maret 2011.

http://iknow.co.id/. Diakses tanggal 12 Maret 2011.

http://investopodia.com/. Diakses tanggal 3 April 2011.

http://simonnamesho.wordpress.com/. Diakses tanggal 10 Maret 2011

SWA No.15/XXVI/15-28 Juli 2010