44
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa kita sadari betapa berpengaruhnya setiap gerakan yang kita lakukan dalam suatu pekerjaan mempengaruhi waktu standar dan output standar kerja dan secara otomatis juga mempengaruhi produktivitas pekerja itu sendiri. Kita perlu melakukan praktikum dan analisis perancangan suatu kerja terutama dalam menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan di dalam suatu pekerjaan sehingga kita dapat mengetahui sistem kerja yang dilakukan seorang pekerja dalam suatu pekerjaannya. Metode untuk menentukan produktivitas kerja dari suatu proses produksi memerlukan suatu penelitian yang kompleks. Penelitian dan pengamatan yang dillakukan untuk menganalisa gerak dan waktu, dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang efisiensi kerja, biaya produksi, dan proses yang efektif, sehingga dalam perolehan tujuan kerja akan didapatkan hasil yang maksimal dengan biaya, waktu, dan tenaga yang minimal. Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor yang membentuk suatu sistem kerja. Pengetahuan tentang gerakan merupakan pengetahuan dasar untuk dapat menganalisis suatu pekerjaan dengan gerakan-gerakannya. Penghematan gerakan berupa prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam perancangan sistem kerja yang baik. Prinsip-prinsip ini dikembangkan berdasarkan analisis terhadap gerakan-gerakan dalam suatu pekerjaan. Gerakan yang dilakukan oleh seorang pegawai adakalanya sudah tepat atau sesuai dengan gerakan yang diperlukan, tetapi kadang-seorang pegawai melakukan gerakan yang tidak perlu atau bisa disebut gerakan tidak efektif, maka terlebih dahulu perlu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan gerakan kerja serta perancangan sistem kerja. Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan seorang pekerja terlatih dan berpengalaman pada kecepatan

Ttck Revisi Acara 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tanpa kita sadari betapa berpengaruhnya setiap gerakan yang kitalakukan dalam suatu pekerjaan mempengaruhi waktu standar dan outputstandar kerja dan secara otomatis juga mempengaruhi produktivitas pekerjaitu sendiri. Kita perlu melakukan praktikum dan analisis perancangan suatukerja terutama dalam menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan di dalamsuatu pekerjaan sehingga kita dapat mengetahui sistem kerja yang dilakukanseorang pekerja dalam suatu pekerjaannya.

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanpa kita sadari betapa berpengaruhnya setiap gerakan yang kita

lakukan dalam suatu pekerjaan mempengaruhi waktu standar dan output

standar kerja dan secara otomatis juga mempengaruhi produktivitas pekerja

itu sendiri. Kita perlu melakukan praktikum dan analisis perancangan suatu

kerja terutama dalam menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan di dalam

suatu pekerjaan sehingga kita dapat mengetahui sistem kerja yang dilakukan

seorang pekerja dalam suatu pekerjaannya.

Metode untuk menentukan produktivitas kerja dari suatu proses

produksi memerlukan suatu penelitian yang kompleks. Penelitian dan

pengamatan yang dillakukan untuk menganalisa gerak dan waktu, dapat

memberikan informasi lebih lanjut tentang efisiensi kerja, biaya produksi, dan

proses yang efektif, sehingga dalam perolehan tujuan kerja akan didapatkan

hasil yang maksimal dengan biaya, waktu, dan tenaga yang minimal. Untuk

dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat

menguasai dan mengendalikan faktor yang membentuk suatu sistem kerja.

Pengetahuan tentang gerakan merupakan pengetahuan dasar untuk

dapat menganalisis suatu pekerjaan dengan gerakan-gerakannya.

Penghematan gerakan berupa prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan

dalam perancangan sistem kerja yang baik. Prinsip-prinsip ini dikembangkan

berdasarkan analisis terhadap gerakan-gerakan dalam suatu pekerjaan.

Gerakan yang dilakukan oleh seorang pegawai adakalanya sudah tepat atau

sesuai dengan gerakan yang diperlukan, tetapi kadang-seorang pegawai

melakukan gerakan yang tidak perlu atau bisa disebut gerakan tidak efektif,

maka terlebih dahulu perlu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan

gerakan kerja serta perancangan sistem kerja.

Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang

diperlukan seorang pekerja terlatih dan berpengalaman pada kecepatan

2

normal. Sistem kerja yang dilakukan oleh seorang pekerja berkaitan dengan

waktu dalam melakukan pekerjaan. Setelah kita mengetahuinya tentu saja kita

dapat juga menghitung waktu siklus, waktu normal, rating factor, allowance

factor, dan waktu baku bagi suatu pekerjaan. Setelah itu kita bisa

memberikan usulan bagaimana sebaiknya sistem kerja yang dilakukan

agar produktivitas dan output yang dihasilkan memperoleh hasil yang lebih

baik serta mempermudah pekerja dalam proses kerja. Jika demikian pekerja

akan efektif dan waktu kerja yang digunakan lebih efisien (menghemat

waktu).

B. Tujuan Praktikum

1. Praktikan dapat menentukan waktu siklus, waktu normal, rating factor,

allowance factor, dan waktu baku bagi suatu pekerjaan.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk

memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat

hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang

diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana,

1979).

Ergonomi adalah interaksi antara manusia dan mesin dan faktor-faktor

yang mempengaruhi interaksi mesin-manusia. Tujuannya adalah untuk

memperbaiki atau meningkatkan performa dari sistem dengan memperbaiki

interaksi mesin-manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan “desain internal“ dari

suatu interaksi mesin-manusia atau “desain eksternal” dari faktor-faktor yang ada

di lingkungan kerja saat bekerja atau saat organisasi kerja menurunkan performa

interaksi mesin-manusia (Bridger, 2003).

Tujuan pendekatan ergonomi dalam perancangan tempat kerja adalah

agar terjadi keserasian antara manusia dengan system kerja (man-machine system)

atau dapat dikatakan bahwa desain sistem kerja harus menjadikan tenaga kerja

dapat bekerja secara layak. Ini memerlukan keahlian desain alat dan

perlengkapan, penataan ruang kerja, penataan organisasi kerja sehingga pekerja

dapat bekerja dengan baik dan efisien. Disiplin ilmu yang terkait secara

ergonomic dalam perancangan tempat kerja antara lain : studi metode kerja ,

antropometri, tata letak dan fasilitas ruang kerja, faal kerja (work psychology) dan

biomekanik, keselamatan dan kesehatan kerja, maintability, hubungan dan

perilaku manusia, dan pengaturan waktu kerja (Sritomo, 1995).

Studi gerakan atau yang disebut dengan “motion study” adalah suatu studi

gerakan–gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan – gerakan standar untuk penyelesaian

suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efisien. Untuk

memperoleh hal tersebut maka perlu diperhatikan terlebih dahulu kondisi

4

pekerjaan yang ada yaitu kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukan

gerakan-gerakan kerja yang ekonomis. Studi mengenai ini dikenal sebagai studi

ekonomi gerakan yaitu studi yang menitikberatkan pada penerapan prinsip-prinsip

ekonomi gerakan (Currie, 1982).

Teknik-teknik studi waktu dibagi ke dalam dua bagian yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Cara pertama pengukuran dilakukan secara

langsung, yaitu di tempat di mana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Dua

cara yang termasuk di dalamnya adalah cara jam henti dan sampling pekerjaan.

Sedangkan cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu baku tanpa harus

berada di tempat pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen

gerakan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah data waktu baku dan data

waktu gerakan (Sutalaksana, 1982).

Beberapa aturan studi waktu untuk memperoleh hasil yang baik

dijabarkan sebagai berikut (Sutalaksana, 1979) :

1. Penetapan tujuan praktikum

2. Melakukan penelitian.

3. Memilih operator

4. Melatih operator

5. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan.

6. Mempersiapkan alat pengukuran : stopwatch, motion picture, camera,

electronic data colector, dan lembar-lembar pengamatan.

7. Melakukan pengukuran waktu dengan melakukan beberapa buah

pengukuran data dan uji kecukupan data.

8. Melakukan perhitungan waktu baku.

Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu

penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku

(standard time) penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metode kerja yang

terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja

(work measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja ini akan

berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan

guna menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 1995).

5

Pengukuran waktu kerja yaitu usaha untuk menentukan lama kerja yang

dibutuhkan seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik

pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan keja yang terbaik

pada saat itu. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku

penyelesaian pekerjaan. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam

sistem kerja terbaik saat itu. Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan

yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.

Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai sari bahan

baku mulai diproses di tempat kerja tersebut (Anonim, 2012).

Beberapa aturan studi waktu untuk memperoleh hasil yang baik, aturan-

aturan tersebut dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut

(Wignjosoebroto, 1979) :

1) Penetapan tujuan pengukuran

2) Melakukan penelitian pendahuluan

3) Memilih operator

4) Melatih operator

5) Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan

6) Menyiapkan alat dan pengukuran seperti:

a) Stop watch

b) Motion picture camera

c) Electronic data collector

d) Lembar-lembar pengamatan

7) Melakukan pengukuran waktu

a) Melakukan beberapa buah pengukuran

b) Uji kecukupan data

(1) Untuk tingkat ketelitian 5 % dan tingkat kepercayaan 95 %

2

2 2. 40

iX

iXXiNN'

(2) Untuk tingkat ketelitian 10 % dan tingkat kepercayaan 90 %

6

2

2 2. 20

iX

iXXiNN'

8) Melakukan penghitungan waktu baku

a) Hitung waktu siklus rata-rata dengan N'

Xi Ws

b) Hitung waktu normal Wn= Ws x p

p = faktor penyesuaian (rating factor)

c) Hitung waktu baku dengan Wb = Wn x l

l = faktor kelonggaran (allowance factor)

Teknik-teknik studi waktu dibagi ke dalam dua bagian, yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Cara pertama pengukuran dilakukan secara

langsung, yaitu di tempat di mana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Dua

cara yang termasuk didalamnya adalah cara jam henti dan sampling pekerjaan.

Sedangkan cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu baku tanpa harus

berada di tempat pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen

gerakan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah data waktu baku dan data

waktu gerakan (Sutalaksana, 1982).

7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Stopwatch

b. Alat tulis

c. Penggaris

2. Bahan:

a. Milimeter blok

b. Kertas HVS

B. Prosedur Praktikum

1. Proses produksi sejak bahan baku dijual sampai produk disajikan ke

konsumen.

2. Proses produksi tersebut dibagi menjadi beberapa stasiun kerja (Peta

Proses Operasi dibuat).

3. Studi waktu dilakukan terhadap stasiun kerja untuk mendapatkan data

waktu siklus.

4. Data ditabulasikan.

5. Uji keseragaman data dilakukan.

6. Data-data yang berada di atas Batas Kontrol Atas atau di bawah Batas

Kontrol Bawah (out of control) di beri tanda.

7. Jumlah data yang in control dihitung. Ini adalah jumlah data (N) untuk uji

kecukupan data.

8. Kecukupan data dihitung.

9. Jika N’>N, jumlah data belum mencukupi, data diambil lagi.

10. Rating factor dan allowance factor ditentukan. Penentuan kedua faktor ini

berdasarkan pengamatan.

11. Waktu normal dan waktu baku dihitung.

8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel hasil Perhitungan

(terlampir)

2. Perhitungan

Data yang digunakan sebagai perhitungan adalah data masakan ikan

goreng biasa pada operasi penimbangan. Perhitungannya adalah sebagai

berikut:

1. N

XiX

10

2.566.7640.9619.360.162.560.3676.60.166.76X

6.12X

2.

1

2

N

XXiSD

110

12.6-1112.6-1012.6-1912.6-1712.6-13

12.6-1112.6-1212.6-1012.6-1312.6-10

22222

22222

10.39

4.86

3. N

x

10

10.3x

98.0x

4. BKA 54.1598.036.123 xX

9

BKB 6.998.036.123 xX

5. Data extrem : 17 dan 19

Sehingga N menjadi 8

6. Uji Kecukupan Data

a. Tingkat kepercayaan 95%, k = 2

b. Tingkat ketelitian 10%, s = 0,1

2

22

'

Xi

XiiXNs

k

N

54.4

90

8100102481,0

22

Jika N’ ≤ N maka data dapat diterima dan mencukupi

7. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku

a. Rating factor (Skill Average D, Effort Good C1, Average D,

Consistency Good C) = 0,00 + 0,05 + 0,00 + 0,01= 0.06

b. Allowance = (1,5/4.5)*100% = 33.33%

Waktu normal = waktu siklus x Rating Factor

= 11.25 x (1+0.06)

= 11.93detik

Waktu baku = waktu normal x

= 11.93 x

= 17.90detik

3. Grafik

10

B. Pembahasan

Praktikum acara 1 yang berjudul “Studi Gerak dan Studi Waktu” ini

bertujuan agar praktikan dapat menentukan waktu siklus, waktu normal,

rating factor, allowance factor, dan waktu baku bagi suatu pekerjaan.

Sebagai obyek kajiannya adalah warung makan Cemara Lestari yang terletak

di di tepi Pantai Kuwaru, Srandakan, Bantul.Warung makan Cemara Lestari

bergerak dibidang kuliner yang menyediakan aneka masakan hasil laut serta

menyediakan jasa memasak.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pemilik usaha warung makan

ini bernama Bapak Sunar yang awalnya adalah seorang nelayan. Warung

makan Cemara Lestari mempunyai dua lokasi usaha. Lokasi usaha utama

berada tepat di tepi Pantai Kuwaru, Srandakan, Bantul yang berdiri sekitar

awal tahun 2010 (usia 2 tahun). Lokasi usaha kedua berada di dekat tempat

parkir Pantai Kuwaru yang berdiri sekitar satu setengah tahun yang lalu.

Lokasi usaha kedua ini, jauh lebih luas dibanding lokasi utama dan

bangunannya bersifat permanen. Fokus yang dijadikan obyek kajian pada

kunjungan industri ini adalah lokasi utama yang berada di tepi Pantai Kuwaru

dengan luas lokasi usaha 61,5538 m2.

11

Pada awalnya warung makan Cemara Lestari menjual makanan

seperti gorengan, soto dan mi instan. Usaha ini berkembang menjadi jasa

penggorengan ikan dan tidak menyediakan ikan untuk dijual, sehingga

pembeli harus membawa ikan sendiri. Jika konsumen tidak membawa ikan,

Pak Sunar dapat membantu pembeli untuk membelikan di Tempat Pelelangan

Ikan (TPI). Sekarang usahanya jauh lebih berkembang karena pemilik usaha

sudah menyediakan ikan sendiri seperti cakalang, tuna, mamung, kakap,

gurameh, surung, baracuda, bawal, kerapu, kepiting, udang, cumi-cumi,

kerang, dan lain lain. Ikan-ikan ini dipesan langsung lewat telepon maupun

sms di waktu sore hari kemudian pagi harinya pesanan langsung dikirim. Ikan

diantar sekitar pukul 07.00 - 08.00 WIB dan jika persediaan habis akan

dikirim lagi.Ikan yang tidak layak nantinya akan dikembalikan kepada

supplier. Fasilitas yang disediakan di warung makan ini adalah tikar.Tikar

dihitung menyewa jika pengunjung tidak memesan makanan di warung

makan tersebut dan gratis apabila pengunjung memesan makanan di tempat

tersebut.

Jumlah tenaga kerja di lokasi utama pada hari Sabtu 3 – 4 orang dan

pada hari Minggu berjumlah 7 – 8 orang. Jumlah tenaga kerja di lokasi utama

pada hari Sabtu lebih sedikit dari pada hari Minggu karena permintaan pada

hari Sabtu jauh lebih sedikit dari hari Minggu. Sedangkan di lokasi kedua

hanya buka pada hari Minggu dengan 3 – 4 pekerja dan akan buka pada hari

Sabtu apabila ada permintaan maupun pesanan dalam jumlah banyak. Pada

hari Sabtu buka dari pukul 07.00– 18.00 WIB dan pada hari Minggu pukul

05.00 – 18.00 WIB. Tenaga kerja terdiri dari kerabat, keluarga maupun dari

luar. Mereka bekerja satu hari penuh tanpa ada sistem paruh waktu.

Perekrutan tenaga kerja tidak memperdulikan umur, jenis kelamin, dan

tingkat pendidikan. Pembagian kerja di stasiun kerja yaitu, 2 orang di dapur

depan (penggorengan, penumisan, peracikan bumbu), 1 di bagian dapur

belakang (perebusan, penanakan nasi, dan proses yang memerlukan waktu

lama), 1 orang dibagian pencucian bahan baku, 1 orang di pembakaran, 1

orang di persediaan bahan baku (penimbangan ikan dan lain lain), 1 orang di

12

bagian minuman, dan 1 orang untuk penyajian. Sistem pembagian kerja ini

tidak berlangsung secara pasti karena bisa berganti tergantung mana yang

lebih sibuk.

Kesibukan terlihat saat hari Sabtu dan Minggu menjelang makan

siang.Pengunjung dari semua kalangan baik muda, tua, anak-anak, dan lain

lain dan jumlah akan mengalami peningkatan ketika hari-hari besar seperti

hari raya Idul Adha, Idul Fitri, Natal, dan tahun baru. Di saat-saat hari besar

seperti itu, pemilik harus menyediakan Rp 3.000.000,00 untuk kayu

bakarnya. Untuk kayu bakar, pemilik meminta dan membayar jasa memotong

kayu karena memiliki atau memborong semacam kebun.

Cara kerja pada praktikum ini adalah dengan melakukan kunjungan

ke pantai kuwaru terlebih dahulu. Di Warung Makan tersebut kita mencatat

waktu setiap proses pemasakan makanan per stasiun kerja dan selanjutnya

setipa waktu proses kita catat. Pencatatatan setiap waktu proses dilakukan

pengulangna 10 kali dengan diharapkan akan didapatkan nilai dari hasil yang

cukup mencakup semua. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Warung

Makan Cemara Lestari diperoleh data waktu pada setiap stasiun kerja yang

berlangsung selama proses pemasakan beberapa menu yang dipesan pada saat

dilakukan survei. Data yang diperoleh adalah sebanyak 10 data. Pada

praktikum acara 1 ini akan dibahas mengenai studi waktu dan studi gerak.

Selain itu juga kita melakukan analisa data untuk acara praktikum acara

selanjutnya. Selanjutnya praktikum dilakukan di dalam laboratorium sistem

produksi di lantai 5. Kemudian di lab itu dilakukan semua perhitungan

perkelompok mulai dari rata rata, standar deviasi, waktu normal, dan waktu

baku. Dan selanjutnya hasil pembahasan dibuat dalam laporan praktikum.

Dari setiap stasiun kerja tersebut, praktikan membaginya lagi ke

dalam elemen-elemen kerja. Kemudian, praktikan melakukan pengamatan

yang terdiri dari pengumpulan data elemen kerja pada setiap stasiun kerja dan

waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian kerja tiap elemen yang dilakukan

oleh pekerja beserta dokumentasi kerja dari setiap stasiun kerja.

13

Setelah melakukan pengamatan, semua data dirangkum dan

dilakukan perhitungan sesuai rumus. Perhitungan tersebut berupa waktu

siklus, waktu normal, rating factor, allowance factor, dan waktu baku bagi

suatu perkerjaan yang sebelumnya dilakukan uji keseragaman data dengan

mencari nilai N’ dan ekstrim data. Kemudian melakukan perhitungan

kecukupan data. Setelah memenuhi cek kecukupan data, maka praktikan

melakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, rating factor, allowance

factor, dan waktu baku pada masing-masing stasiun kerja tiap menu masakan

dan dilakukan penulisan laporan lebih lanjut.

Dalam perhitungan uji keseragaman data, pertama-tama dari data

penelitian yang diperoleh dihitung nilai rata-rata dari masing-masing data tiap

elemen kerja.Nilai rata-rata data dari masing-masing elemen kerja ini

digunakan untuk menghitung Standar Deviasi.Jika data yang diperoleh baik

maka standar deviasi data tidak besar namun jika data memiliki suatu nilai

ekstrem maka standar deviasi data tersebut besar. Nilai standar deviasi ini

dapat dihitung dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Dari perhitungan standar deviasi ini maka dapat dilakukan

perhitungan nilai batas atas dan nilai batas bawah data. Perhitungan nilai

batas atas dan nilai batas bawah ini dilakukan dengan menggunakan

persamaan, sebagai berikut :

Dari data perhitungan tersebut maka dapat dibuat grafik untuk setiap

elemen kerja. Grafik yang dibuat merupakan grafik hubungan antara waktu

siklus (s) versus ulangan (kali). Selain itu, dalam grafik tersebut juga

digambarkan nilai batas bawah, rata-rata, dan batas atas. Dari data tersebut

dapat diketahui apabila ada data yang extrem.Data dapat dinyatakan ekstrem

14

apabila dalam grafik nilai data tersebut melebihi batas atas ataupun batas

bawah grafik.

Selanjutnya, dilakukan uji kecukupan data. Pada uji kecukupan

data, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian

10%. Maksud dari tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 10%

adalah pengukuran membolehkan rata-rata pengukuran menyimpang sebesar

10% dan tingkat keberhasilan pengukuran adalah 95%. Dengan tingkat

kepercayaan 95% maka k=2 serta dengan tingkat ketelitian 10% maka nilai s

yang digunakan adalah 0,1. Uji kecukupan data ini dihitung dengan

menggunakan persamaan:

Setelah didapatkan nilai N, apabila nilai N hitung lebih kecil

daripada nilai N pendahuluan maka dapat dikatakan bahwa uji kecukupan

data dinyatakan layak. Setelah uji kecukupan data dilakukan maka

selanjutnya dilakukan perhitungan waktu normal dan perhitungan waktu

baku. Pada perhitungan waktu baku dan waktu normal ini diperlukan

perhitungan rating factor dan allowance terlebih dahulu.Rating

factoradalah aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan

kerja pekerja.Rating factor yang kami pilih berbeda-beda dalam

segi condition (Kondisi Kerja) menurut stasiun kerjanya sehin gga

beberapa elemen kerja yang berada dalam satu stasiun kerja

memiliki rating factor yang sama. Rating factor meliputi Skill,

Effort, Condition dan Consistency. Berikut ini merupakan

penjelasannya:

1.Skill

Orang yang kami nilai kinerjanya merupakan orang

yang memiliki warung dan sudah cukup lama terjun langsung

bekerja di sana serta memiliki keahlian yang baik.

2.Effort

15

Usaha yang dilakukan pekerja saat bekerja kami nilai

cukup baik karena pekerja tersebut selalu memperhatikan

rasa dan sangat hati-hati.

3.Condition

Untuk rating faktor ini, kami menggunakan skala yang

berbeda-beda untuk setiap stasiun karena memang kondisi

kerja dari setiap stasiun tidak sama.

4.Consistency

Konsistensi pekerja saat kami melakukan pengambilan

data sudah cukup baik namun diatas rata-rata pekerja lain.

Sedangkan untuk perhitungan waktu baku, perlu adanya

waktu allowance yang nilainya dapat ditentukan pada saat

pengamatan, % allowance merupakan hitungan dari banyaknya

waktu non produktif dari pekerja selama waktu kerjanya yang

dinyatakan dalam prosentase (%).Allowance berasal dari jumlah

angka dalam tingkat kelonggaran, yang dihitung dari personal

allowance, delay, dan fatigue. Dari hasil perhitungan yaitu personal

allowance 30 menit ditambah 25 menit delay, dan 20 menit fatigue

untuk 4 jam kerja (240 menit) sehingga diperoleh nilai persen

allowance 31,25%.

Setelah rating factor dan allowance diketahui maka dapat dihitung

waktu normal dan waktu baku dalam proses produksi tersebut.

Warung makan Cemara Lestari ini terdapat sepuluh makanan utama,

pada pembuatan ikan goreng biasa dimulai dari bahan baku sampai menjadi

produk ikan goreng biasa yang siap disajikan. Bahan utama yang digunakan

dalam pembutan ikan goreng biasa ini adalah ikan dan bahan tambahan yang

digunakan adalah minyak goreng. Sedangkan bahan lain yang berupa bumbu

16

masakan goreng jadi langsung ditambahkan pada bahan utama dan bahan

tambahan.proses pertama yang dilakukan penimbangan ikan (2 kg)

menggunakan timbangan selama 20 detik. Proses selanjutnya adalah

penyiangan ikan. Penyiangan dilakukan menggunakan pisau sampai ikan

sisik ikan cakalang hilang, proses ini membutuhkan waktu selama 4 menit 47

detik. Setelah ikan bersih dari kotoran dan isi perut, selanjutnya ikan dicuci

selama 1 menit 30 detik menggunakan alas baskom. Setelah melewati proses

pencucian, selanjutnya ikan ditiriskan menggunakan penyaring agar airnya

hilang. Proses selanjutnya yaitu proses perendaman. Bumbu masakan goreng

dicampur dengan ikan, kemudian campuran ikan dan bumbu masakan goreng

ini direndam selama 2 menit 35 detik. Setelah proses perendaman selesai,

selanjutnya masuk ke proses selanjutnya, yaitu proses penggorengan

menggunakan wajan. Proses ini berlangsung selama 20 menit. Selanjutnya

setelah matang, kemudian ikan ditiriskan selama 3 menit 46 detik dengan

menggunakan saringan besar.

Berdasarkan Peta Proses Operasi udang goreng tepung menjelaskan

proses penanganan udang dari bahan mentah hingga menjadi produk yang

siap disajikan. Bahan utama dari udang goreng tepung ini adalah udang,

sedangkan bahan tambahan yang digunakan berupa minyak goreng, tepung

beras, telur, bawang merah, bawang putih, dan penyedap rasa. Udang

merupakan bahan baku utama karena mengalami operasi dan inspeksi paling

banyak jika di bandingkan dengan minyak. Proses pertama yang dilakukan

adalah penimbangan udang (1 kg), proses ini merupakan inspeksi yang

berlangsung selama 20 detik. Selanjutnya, udang memasuki tahap penyiangan

dengan menggunakan pisau selama 12 menit 2 detik. Penyiangan merupakan

operasi karena udang yang awalnya masih mengadung kotoran di bagian

dalamnya akan menjadi bersih setelah proses penyiangan. Penyiangan juga

merupakan inspeksi karena saat penyiangan perlu dipastikan bahwa udang

memang benar-benar telah bersih. Kemudian jahe dan bawang putih

memasuki operasi penumbukan dengan menggunakan cobek selama 1 menit.

Kemudian ditambahkan telur ke dalam jahe dan bawang putih yang telah

17

dihaluskan dan operasi pencampuran ini dilakukan selama 3 menit 34 detik

dengan menggunakan baskom sebagai wadahnya. Udang yang telah disiangi

kemudian dimasukkan ke dalam telur yang telah diaduk. Pencampuran ini

merupakan operasi yang berlangsung selama 3 menit 34 detik. Tepung beras

kemudian dicampur dengan tepung bumbu selama 22 detik di dalam baskom.

Udang yang telah dimasukkan ke dalam campuran telur dan bumbu halus

dimasukkan ke dalam tepung lalu dicampur di dalam baskom selama 30

detik. Udang digoreng di dalam minyak yang sebelumnya telah dipanaskan di

dalam wajan selama 7 menit, lalu udang digoreng selama 9 menit 20 detik di

dalam wajan. Penggorengan udang ini juga disertai inspeksi untuk

memastikan udang telah benar-benar matang. Udang goreng tepung siap

disajikan.

Di samping menyajikan ikan goreng, warung makan Cemara Lestari

juga menyediakan menu ikan bakar. Peta Proses Operasi dari ikan bakar

memaparkan operasi-operasi yang dialami oleh bahan-bahan dalam

pembuatan ikan bakar dimana ikan sebanyak 1 kg adalah bahan utamanya dan

bahan tambahannya berupa bumbu masakan goreng, bumbu masakan bakar

serta minyak goreng. PPO ini diawali dengan masuknya cumi ke dalam tahap

penimbangan yang memerlukan waktu selama 20 detik, penimbangan

dilakukan dengan menggunakan timbangan.Penimbangan ini merupakan

inspeksi karena perlu untuk dipastikan jumlah dari ikan yang ditimbang agar

sesuai dengan pesanan. Selanjutnya, ikan disiangi dengan menggunakan pisau

selama 2 menit 32 detik. Penyiangan merupakan operasi karena akan

menjadikan sisik ikan hilang dan merupakan inspeksi karena harus dipastikan

bahwa ikan telah benar-benar bersih dari sisik dan kotoran. Setelah ikan

disiangi, kemudian ikan memasuki operasi pencucian dengan menggunakan

baskom yang telah berisi air. Pencucian ini memakan waktu selama 20 detik.

Setelah dicuci, ikan yang telah bersih direndam dalam baskom yang berisi

bumbu masakan goreng yang telah disiapkan sebelumnya selama 40 detik.

Apabila perendaman telah selesai, kemudian ikan digoreng di dalam wajan

yang berisi minyak yang sebelumnya telah dipanaskan selama 6 menit. Ikan

18

digoreng sampai ½ matang dan memnutuhkan waktu operasi selam 14 menit.

Ikan goreng biasa kemudian memasuki operasi pembumbuan untuk dibumbui

selama dengan menggunakan kuas selama 30 detik. Operasi yang terakhir

dalam pembuatan ikan bakar adalah operasi pembakaran ikan yang dilakukan

dengan menggunakan tungku. Pada tahapan ini, operasi pembakaran juga

disertai dengan adanya inspeksi untuk memastikan bahwa ikan telah benar-

benar matang dan tidak gosong.

Berdasarkan Peta Proses Operasi pembuatan cumi cabe hijau bahan

baku dari cumi cabe hijau adalah cumi-cumi karena cumi-cumi mengalami

operasi dalam jumlah yang banyak, sedangkan bahan tambahan berupa cabe

hijau, bawang merah, bawang putih, garam, gula dan penyedap rasa. Cumi-

cumi terlebih dahulu masuk ke dalam tahap penimbangan dan alat yang

digunakan adalah timbangan, tahapan ini merupakan inspeksi karena berat

dari cumi-cumi harus dipastikan dengan tepat sesuai dengan permintaan

pelanggan. Inspeksi ini berlangsung selama 20 detik untuk inspeksi 1 kg

cumi-cumi. Cumi-cumi kemudian masuk ke operasi pembersihan yang

membutuhkan waktu selama 2 menit 35 detik dengan menggunakan baskom,

cumi-cumi diletakkan di dalam baskom yang berisi air. Dalam operasi

pembersihan ini dilakukan juga inspeksi untuk memastikan bahwa cumi-cumi

telah benar-benar bersih. Setelah itu cumi-cumi memasuki operasi

pemotongan dimana alat yang digunakan adalah pisau. Operasi pemotongan

ini memerlukan waktu operasi selama 3 menit 6 detik. Kemudian minyak

goreng memasuki operasi pemanasan menggunakan wajan selama 7 menit.

Saat minyak telah panas, kemudian bumbu cumi cabe hijau yang telah

dipersiapkan dimasukkan ke dalam wajan berisi minyak goreng yang telah

panas untuk ditumis selama 3 menit. Kemudian cumi yang telah dipersiapkan

dimasukkan ke dalam bumbu cabe hijau yang telah ditumis, lalu ditambahkan

penyedap rasa, gula, dan garam ke dalam wajan dan semua bahan di dalam

wajan dimasak selama 9 menit 34 detik. Cumi cabe hijau telah selesai

dimasak.

19

Ca kangkung merupakan salah satu menu olahan dari sayur yang

disediakan oleh warung makan Cemara Lestari. PPO dari pembuatan ca

kangkung ini di awali dengan operasi pencucian 1 ikat kangkung yang

merupakan bahan bakunya dan membutuhkan waktu pencucian selama 23

detik. Pencucian kangkung juga harus disertai dengan inspeksi untuk

memastikan kangkung telah bersih. Kangkung kemudian dipotong dengan

menggunakan pisau selama 6 menit. Pemotongan ini juga disertai dengan

inspeksi untuk meneliti bagian-bagian yang tidak layak (busuk atau rusak)

agar dipisakan dari kangkung yang akan dimasak. Bawang putih sebagai

bahan tambahan terlebih dahulu memasuki operasi pengupasan dengan waktu

2 menit untuk tiap 3 siung bawang putih. Bawang putih kemudian diiris

dengan menggunakan pisau selama 1 menit. Selanjutnya bawang merah yang

juga merupakan bahan tambahan terlebih dahulu memasuki operasi

pengupasan dengan menggunakan pisau selama 6 menit untuk 3 siung

bawang merah. Kemudian bawang merah dan bawang putih dicampur lalu

ditumis di dalam wajan berisi minyak yang telah dipanaskan dalam wajan,

lalu ditambahkan air dan ditumis selama 3 menit di dalam wajan. Setelah

ditumis selama 3 menit, kangkung dimasukkan ke dalam wajan untuk ditumis

selama 6 menit 23 detik.Selesai penumisan, kangkung disajikan di dalam

piring dan membutuhkan waktu 20 detik. Berdasarkan hasil pengamatan di

lapangan diketahui bahwa tata letak warung makan Cemara Lestari masih

belum dapat dikatakan baik karena terdapat dua proses yang pola aliran

bahannya mengalami back tracking yaitu proses pembuatan sambal untuk

pendamping lalapan dan pembuatan cumi goreng tepung. Hal ini terlihat saat

proses pemasakan cumi goreng tepung dimana aliran bahan dari dapur depan

(penimbangan) kemudian ke dapur belakang (penyiangan, pembersihan, dan

pencucian) kembali lagi ke dapur depan (pembumbuan) kemudian ke dapur

belakang (penggorengan) dan terakhir kembali lagi ke dapur depan untuk

proses penyajian.

Nasi merupakan makanan utama yang didampingi oleh lauk seperti

ikan bakar atau ikan goreng. PPO pemasakan nasi sebanyak 5 kg dimulai

20

dengan menakar beras dengan menggunakan baskom selama1 menit. Setelah

itu beras memasuki operasi pencucian selama 3 menit dengan menggunakan

baskom yang berisi air. Beras yang telah dicuci kemudian memasuki tahap

penirisan. Penirisan merupakan operasi dengan menggunakan baskom dan

membutuhkan waktu operasi selama 20 detik. Beras yang telah dicuci

kemudian di masak dalam air yang telah ditakar selama 20 detik dengan

dandang. Penakaran air ini merupakan proses operasi dan inspeksi. Setelah

ditakar, air direbus selama 10 menit dengan menggunakan dandang. Beras

yang telah dimasukkan di dalam dandang berisi air mendidih kemudian

ditanak dengan dandang selama 24 menit 9 detik. Setelah itu ditambahkan air

lagi dan dimasak lagi hingga 42 menit 7 detik.

Salah satu menu pendamping menu utama yang disediakan adalah

lalapan yang berisi sayuran. Bahan baku lalapan ini adalah mentimun

(mengalami operasi yang lebih banyak) sedangkan bahan tambahannya

adalah kemangi. Mentimun terlebih dahulu memasuki operasi pencucian yang

membutuhkan waktu selama 30 detik untuk 1 kg mentimun dengan

menggunakan baskom yang berisi air. Setelah dicuci, mentimun diiris

dengan menggunakan pisau selama 3 menit. Kemangi sebagai bahan

tambahan terlebih dahulu disiangi secara manual selama 2 menit dan

diletakkan di dalam baskom selama. Penyiangan merupakan operasi dan

inspeksi.Setelah disiangi, kemangi kemudian memasuki operasi pemetikan

selama 2 menit. Setelah kemangi siap, kemangi kemudian diletakkan bersama

mentimun yang telah diiris serta sambal untuk disajikan di atas piring.

Operasi penyajian ini membutuhkan waktu 2 menit 10 detik.

Sambal adalah juga merupakan satu menu pendamping dalam

menikmati menu utama di warung Cemara Lestari. Bahan baku dalam

pembuatan sambal adalah tomat (mengalami operasi dan inspeksi paling

banyak), sedangkan bahan tambahannya berupa sambal terasi, gula jawa,

garam, penyedap rasa, dan saos. Pertama-tama tomat (4 kg) ditimbang dengan

menggunakan timbangan selama 30 detik. Penimbangan tomat ini merupakan

proses operasi karena disertai dengan proses pengambilan tomat dari wadah

21

yang berisi tomat dalam jumlah banyak menjadi beberapa buah tomat saja.

Penimbangan juga disertai inspeksi untuk memastikan bahwa tomat benar-

benar ditimbang dalam jumlah yang diinginkan. Setelah ditimbang, tomat

memasuki operasi pencucian dengan baskom sebagai wadah selama 2 menit

20 detik. Operasi selanjutnya adalah pemotongan tomat dengan menggunakan

pisau selama 1 menit 42 detik. Setelah itu sambal terasi dan tomat

dimasukkan ke dalam minyak goreng yang sebelumnya telah dipanaskan di

dalam wajan (6 menit). Tomat dan sambal terasi dicampur di dalam wajan

berisi minyak panas selama 40 detik lalu ditambahkan gula jawa, garam,

penyedap rasa dan saos.Semua campuran di dalam wajan dimasak di dalam

wajan selama 3 menit 20 detik. Pemasakan sambal merupakan operasi dan

inspeksi (memastikan sambal telah matang). Sambal siap disajikan.

Salah satu jenis minuman yang disediakan di warung Cemara Lestari

adalah es jeruk. Es jeruk apabila digambarkan dalam peta kerja PPO maka air

panas merupakan bahan baku dalam pembuatan es jeruk sedangkan bahan

tambahannya berupa gula pasir, jeruk, air dingin dan es batu. Petama-tama

jeruk dipotong dan diperas. Pada proses pemotongan ini 3 menit dan

pemerasan 20 menit. Gula pasir di takar dengan menggunakan sendok dan

waktu operasinya selama 6 detik. Gula pasir yang telah ditakar dimasukkan

ke dalam gelas yang telah berisi air panas. Jeruk ditambah air panas dan gula

pasir memasuki operasi pengadukan dengan menggunakan sendok selama 10

detik. Setelah pengadukan, air dingin kemudian dituangkan ke dalam gelas

yang telah berisi jeruk ditambah air panas dan gula pasir yang telah diaduk

kemudian diaduk lagi selama 7 detik dengan menggunakan sendok. Es batu

kemudian ditambahkan ke dalam gelas.

Dari hasil kunjungan ke Warung Makan Cemara Lestari, akan

dibahas studi waktu per stasiun kerja dari setiap masakan yang dipesan pada

hari itu. Pengertian waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan

dalam sistem kerja terbaik saat itu, waktu normal adalah waktu penyelesaian

pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan

22

kemampuan rata-rata, sedangkan waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu

satuan produksi mulai sari bahan baku mulai diproses di tempat kerja

tersebut.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat kepercayaan

95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Untuk masing-masing stasiun kerja,

diambil data sebanyak 10 data. Agar diperoleh waktu standar, data yang

diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data. Uji keseragaman data

dimulai dengan menghitung rata-rata waktu tiap stasiun. Tingkat kepercayaan

95 % maksudnya adalah 95 dari 100 daya dipercaya tidak menyimpang dari

tingkat ketelitian. Tingkat ketelitiaan yang kami pilih adalah 10%.

Pengertian waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan

dalam sistem kerja terbaik saat itu, waktu normal adalah waktu penyelesaian

pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan

kemampuan rata-rata, sedangkan waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu

satuan produksi mulai sari bahan baku mulai diproses di tempat kerja

tersebut. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk menghitung waktu

normal.

a. Ikan Goreng Biasa

Studi waktu dan gerak yang pertama adalah pada pembuatan

cakalang goreng biasa. Pada pembuatan cakalang goreng, stasiun yang

terlibat antara lain stasiun penimbangan, stasiun pencucian, stasiun

pengirisan, stasiun penggorengan, dan stasiun penyajian. Teknik

pengukuran waktu dilakukan secara kontinous, jadi kami mengukur

waktu kerja tanpa mengganggu kerja dari pekerja tersebut.

Stasiun pertama dalam pemasakan cakalang goreng biasa adalah

stasiun penimbangan dan rata-rata waktu yang diperoleh dari stasiun

penimbangan adalah 29,71 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian

digunakan untuk menghitung standar deviasi, dan nilai standar deviasi

yang diperoleh adalah 3,35 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah

1,27 detik. Dari data yang diperoleh, ada kemungkinan data yang

23

berpotensi untuk dibuang karena melebihi nilai Batas Kontrol Atas

(BKA) dan kurang dari nilai Batas Kontrol Bawah (BKB). Dari data

yang diperoleh di stasiun penimbangan, nilai BKA ada pada 33,52 detik

dan nilai BKB adalah 25,91 detik, sehingga data yang tidak masuk dalam

batas BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada dua data yang berada di luar

rentang BKA dan BKB. Setelah dua data dihilangkan dan hanya tersisa

lima data, kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata

baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun penimbangan ini adalah 29,60 detik.

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data.

Dari hasil perhitungan uji keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’

adalah jumlah data yang dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah

dimiliki, sehingga data yang dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam uji

keseragaman data, keseluruhan data yang kami peroleh sudah seragam

dengan kata lain data yang kami peroleh tidak ada yang melebihi Upper

Control Line dan Lower Control Line.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan

performance rating, diantaranya adalah metode Westinghouse, Synthetic

Rating, Speed Rating, metode Shumard, metode objektif, metode Bedaux

dan sintesa. Metode Westinghouse mempertimbangkan empat faktor

dalam mengevaluasi performance (kinerja) operator, yaitu ketrampilan

(skill), usaha (effort), kondisi (condition), dan konsistensi (consistency).

Ketrampilan didefinisikan sebagai kecakapan dalam mengerjakan metode

yang diberikan, dan lebih lanjut berhubungan dengan pengalaman,

ditunjukan dengan koordinasi yang baik antara pikiran dan tangan. Usaha

didefinisikan sebagai hal yang menunjukkan kemampuan untuk bekerja

secara efektif, ditunjukkan juga oleh kecepatan pada tingkat kemampuan

yang dimiliki dan dapat dikontrol pada tingkat yang tinggi oleh operator.

Kondisi didefinisikan sebagai sebuah prosedur performance rating yang

berakibat pada operator dan bukan pada operasi. Kondisi ini meliputi

kondisi fisik lingkungan kerja seperti keadaan pencahayaan, temperatur,

dan kebisingan ruangan. Faktor konsistensi perlu diperhatikan karena

24

pada kenyataannya setiap pengukuran tidak pernah mencatat semua

angka yang sama. Waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu

berubah dari satu siklus ke siklus yang lain. Konsistensi dikatakan

sempurna jika waktu penyelesaian tetap setiap saat.

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun penimbangan ini adalah

sebesar 29,60 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor . Nilai yang ditentukan oleh praktikan

berdasarkan pengamatan adalah 0,06.

Nilai yang ditentukan oleh praktikan berdasarkan pengamatan

adalah 0,06. Dengan penilaian skill adalah average (0,00), effort good C1

(0,05), condition average (0,00) dan consistency good (0,01) dan apabila

dijumlahkan, nilai rating factor adalah 0,06.

1. Skill

Pekerja yang bekerja pada stasiun kerja penimbangan

merupakan orang yang sudah cukup lama bekerja di sana dan

memiliki keahlian yang cukup sehingga kami menilai skill yang dia

miliki adalah Average = 0,00.

2. Effort

Usaha yang dilakukan pekerja saat bekerja kami nilai cukup

baik karena pekerja tersebut selalu memperhatikan hasil penimbangan

dengan teliti agar beratnya tepat sehingga untuk effort, praktikan

memberikan Good C1 = 0,05.

3. Condition

Kondisi dari fisik pekerja berada dalam keadaan normal,

sehingga condition diberikan nilai Average (0,00).

4. Consistency

Konsistensi pekerja saat kami melakukan pengambilan data

sudah cukup baik sehingga kami memberikan nilai consistency Good =

0,01.

Sehingga rating factor = Average + Good C1 + Average + Good

25

= (+ 0,00) + (+ 0,05) + (+ 0,00) + (+ 0,01) = 0,06

Waktu normal dalam stasiun penimbangan adalah 33,74 detik.

Persen allowance time dalam stasiun penimbangan adalah 33,33%

sehingga nilai waktu bakunya adalah 50,61 detik. Setelah memasuki

stasiun penimbangan kemudian cakalang memasuki stasiun pencucian.

Data yang diambil dalam stasiun pencucian berjumlah 7 data dan data

harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di

stasiun penimbangan hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu

150,86 detik dan waktu bakunya 271,52 detik. Stasiun selanjutnya adalah

stasiun pengirisan. Data yang diambil dalam stasiun pengirisan berjumlah

7 data dan data harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada

langkah di stasiun pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya

yaitu 119,68 detik dan waktu bakunya 335,77 detik. Setelah melalui

stasiun penggorengan, tomat dibawa menuju stasiun penyajian. Di

stasiun penyajian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu

261,16 detik dan waktu bakunya 241,48 detik.

b. Es Jeruk

Studi waktu dan gerak yang selanjutnya adalah pembuatan es

jeruk. Pada pembuatan jeruk, stasiun yang terlibat adalah stasiun

penyajian.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat

kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Diambil data sebanyak 6

data. Agar diperoleh waktu standar, data yang diperoleh kemudian

dilakukan uji keseragaman data. Uji keseragaman data dimulai dengan

menghitung rata-rata waktu tiap stasiun. Karena hanya terdiri dari stasiun

penyajian, maka rata-rata adalah 63,83 detik. Nilai rata-rata tersebut

kemudian digunakan untuk menghitung standar deviasi. Hasil

perhitungan nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 5,42 detik dan

nilai standar deviasi rata-rata adalah 2.21 detik. Dari data yang diperoleh,

ada kemungkinan data yang berpotensi untuk dibuang karena melebihi

nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan kurang dari nilai Batas Kontrol

26

Bawah (BKB). Dari data yang diperoleh di stasiun penimbangan, nilai

BKA ada pada 70,47 detik dan nilai BKB adalah 57,20 detik, sehingga

data yang tidak masuk dalam batas BKA dan BKB harus dihilangkan.

Ada dua data yang berada di luar rentang BKA dan BKB. Setelah dua

data dihilangkan dan hanya tersisa lima data, kemudian dilakukan

perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata baru dari

stasiun penyajian ini adalah 63,75 detik. Selanjutnya dilakukan

perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil perhitungan

uji keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’ adalah jumlah data yang

dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah dimiliki, sehingga data

yang dimiliki telah dikatakan cukup.

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun penyajian ini adalah

sebesar 63,75 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor. Nilai yang ditentukan oleh praktikan

berdasarkan pengamatan adalah 1,22. Waktu normal dalam stasiun

penyajian adalah 77,78 detik. Persen allowance time dalam stasiun

penimbangan adalah 22,12 % sehingga nilai waktu bakunya adalah

350,05 detik.

c. Nasi

Studi waktu dan gerak yang selanjutnya adalah pembuatan nasi.

Pada pembuatan nasi, stasiun yang terlibat antara lain stasiun penakaran,

stasiun pencucian, dan stasiun penanakan.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat

kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Untuk masing-masing

stasiun kerja, diambil data sebanyak 8 data. Agar diperoleh waktu

standar, data yang diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data.

Uji keseragaman data dimulai dengan menghitung rata-rata waktu tiap

stasiun. Stasiun pertama dalam pemasakan sambal biasa adalah stasiun

penimbangan dan rata-rata waktu yang diperoleh dari stasiun penakaran

adalah 155,63 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk

27

menghitung standar deviasi. Hasil perhitungan nilai standar deviasi yang

diperoleh adalah 32,91 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah

11,64 detik. Dari data yang diperoleh, ada kemungkinan data yang

berpotensi untuk dibuang karena melebihi nilai Batas Kontrol Atas

(BKA) dan kurang dari Batas Kontrol Bawah (BKB). Dari data yang

diperoleh di stasiun penakaran, nilai BKA ada pada 190,53 detik dan

nilai BKB adalah 120,72 detik, sehingga data yang tidak masuk dalam

batas BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada dua data yang berada di luar

rentang BKA dan BKB. Setelah dua data dihilangkan dan hanya tersisa

enam data, kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata

baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun penakaran ini adalah 155,33 detik.

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data.

Dari hasil perhitungan uji keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’

adalah jumlah data yang dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah

dimiliki, sehingga data yang dimiliki telah dikatakan cukup.

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun penakaran ini adalah

sebesar 155,33 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor. Nilai yang ditentukan oleh praktikan

berdasarkan pengamatan adalah 0,10. Waktu normal dalam stasiun

pencucian adalah 170,87 detik. Persen allowance time dalam stasiun

penakaran adalah 33,33% sehingga nilai waktu nasi dibawa menuju

stasiun pencucian. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk

mendapatkan 6 buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan

kecukupannya seperti pada langkah di stasiun penakaran hingga akhirnya

diperoleh waktu normalnya operasi yaitu 296,10 detik dan waktu

bakunya adalah 380,69 detik.

Setelah melewati stasiun pencucian, nasi kemudian memasuki

stasiun penanakan. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk

mendapatkan 6 buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan

kecukupannya seperti pada langkah di stasiun penimbangan hingga

28

akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 1.824,24 detik dan waktu

bakunya adalah 2.345,38 detik.

d. Ikan Goreng Tepung

Menu lain yang diamati waktu baku dan waktu normalnya

adalah pembuatan ikan goreng tepung. Stasiun pertama dalam pembuatan

ikan goreng tepung adalah stasiun penyiapan. Di stasiun ini, dilakukan

pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data. Kemudian data harus diuji

keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di stasiun

penimbangan hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 27,16

detik dan waktu bakunya adalah 40,74 detik.

Kemudian ikan dibawa menuju stasiun pencucian. Di stasiun ini,

dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data. Kemudian data

harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di stasiun

pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 920,83 detik

dan waktu bakunya adalah 1183,89 detik.

Selanjutnya ikan dibawa menuju stasiun pembumbuan. Di

stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data.

Kemudian data harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada

langkah di stasiun pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya

yaitu 89,54 detik dan waktu bakunya adalah 115,12 detik.

Kemudian ikan dibawa menuju stasiun penggorengan. Di

stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data.

Kemudian data harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada

langkah di stasiun pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya

yaitu 560,56 detik dan waktu bakunya adalah 1008,92 detik.

Lalu ikan dibawa menuju stasiun penirisan. Di stasiun ini,

dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data. Kemudian data

harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di stasiun

pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 25,70 detik

dan waktu bakunya adalah 46,26 detik.

29

Terakhir ikan dibawa menuju stasiun penyajian. Di stasiun ini,

dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 buah data. Kemudian data

harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di stasiun

pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 20,34 detik

dan waktu bakunya adalah 45,77 detik.

e. Lalapan

Studi waktu dan gerak yang selanjutnya adalah pembuatan

lalapan. Pada pembuatan ca kangkung, stasiun yang terlibat antara lain

stasiun pencucian dan penyajian.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat

kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Untuk masing-masing

stasiun kerja, diambil data sebanyak 8 data. Agar diperoleh waktu standar,

data yang diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data. Uji

keseragaman data dimulai dengan menghitung rata-rata waktu tiap stasiun.

Stasiun pertama dalam pemasakan lalapan adalah stasiun pencucian dan

rata-rata waktu yang diperoleh adalah 28,75 detik. Nilai rata-rata tersebut

kemudian digunakan untuk menghitung standar deviasi. Hasil perhitungan

nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 1,49 detik dan nilai standar

deviasi rata-rata adalah 0,53 detik. Dari data yang diperoleh, ada

kemungkinan data yang berpotensi untuk dibuang karena melebihi nilai

Batas Kontrol Atas (BKA) dan kurang dari Batas Kontrol Bawah (BKB).

Dari data yang diperoleh di stasiun pecucian, nilai BKA ada pada 30,33

detik dan nilai BKB adalah 27,17 detik, sehingga data yang tidak masuk

dalam batas BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada tiga data yang berada

di luar rentang BKA dan BKB. Setelah tiga data dihilangkan dan hanya

tersisa lima data, kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-

rata baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun pencucian ini adalah 29 detik.

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data.

Dari hasil perhitungan uji keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’

adalah jumlah data yang dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah

dimiliki, sehingga data yang dimiliki telah dikatakan cukup.

30

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun pencucian ini adalah

sebesar 29 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor. Nilai yang ditentukan oleh praktikan

berdasarkan pengamatan adalah 0,30. Waktu normal dalam stasiun

pencucian adalah 37,37 detik. Persen allowance time dalam stasiun

pencucian adalah 22,22% . Setelah itu lalapan dibawa menuju stasiun

penyajian. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 8

buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan kecukupannya

seperti pada langkah di stasiun pencucian hingga akhirnya diperoleh waktu

normalnya operasi yaitu 83,57 detik dan waktu bakunya adalah 188,01

detik.

f. Ca Kangkung

Studi waktu dan gerak yang selanjutnya adalah pembuatan ca

kangkung. Pada pembuatan ca kangkung, stasiun yang terlibat antara lain

stasiun pencucian, stasiun pemasakan, dan stasiun penyajian.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat

kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Untuk masing-masing

stasiun kerja, diambil data sebanyak 6 data. Agar diperoleh waktu standar,

data yang diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data. Uji

keseragaman data dimulai dengan menghitung rata-rata waktu tiap stasiun.

Stasiun pertama dalam pembuatan ca kangkung adalah stasiun pencucian

dan rata-rata waktu yang diperoleh dari stasiun pencucian adalah 23 detik.

Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk menghitung standar

deviasi. Hasil perhitungan nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 1,79

detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah 0,73 detik. Dari data yang

diperoleh, ada kemungkinan data yang berpotensi untuk dibuang karena

melebihi nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan kurang dari Batas Kontrol

Bawah (BKB). Dari data yang diperoleh di stasiun penakaran, nilai BKA

ada pada 25,19 detik dan nilai BKB adalah 20,81 detik, sehingga data

yang tidak masuk dalam batas BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada satu

31

data yang berada di luar rentang BKA dan BKB. Setelah satu data

dihilangkan dan hanya tersisa lima data, kemudian dilakukan perhitungan

untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun

pencuciann ini adalah 22,40 detik. Selanjutnya dilakukan perhitungan

untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil perhitungan uji

keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’ adalah jumlah data yang

dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah dimiliki, sehingga data

yang dimiliki telah dikatakan cukup.

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun pencucian ini adalah

sebesar 22,40 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor. Nilai yang ditentukan oleh praktikan

berdasarkan pengamatan adalah 0,09. Waktu normal dalam stasiun

pencucian adalah 24,42 detik. Persen allowance time dalam stasiun

pencucian adalah 33,33%. Sehingga diperoleh waktu baku sebesar 36,62.

Selanjutnya lalapan dibawa menuju stasiun pemasakan. Di stasiun ini,

dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 6 buah data. Kemudian data

harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di stasiun

penakaran hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya operasi yaitu

766,08 detik dan waktu bakunya adalah 1.378,83 detik.

Setelah melewati stasiun pemasakan, lalapan kemudian

memasuki stasiun penyajian. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk

mendapatkan 6 buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan

kecukupannya seperti pada langkah di stasiun penimbangan hingga

akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 20,16 detik dan waktu bakunya

adalah 45.36 detik.

g. Sambal

Pada pembuatan sambal, stasiun yang terlibat antara lain stasiun

penimbangan, stasiun pencucian, stasiun penggorengan, dan stasiun

penyajian.

32

Teknik pengukuran waktu dilakukan secara kontinous, jadi kami

mengukur waktu kerja tanpa mengganggu kerja dari pekerja tersebut.

Pada uji kecukupan data, kami menggunakan tingkat

kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 %. Untuk masing-masing

stasiun kerja, diambil data sebanyak 7 data. Agar diperoleh waktu standar,

data yang diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data. Uji

keseragaman data dimulai dengan menghitung rata-rata waktu tiap stasiun.

Stasiun pertama dalam penimbangan tomat, diperoleh rata-rata waktu

sebesar 29,71 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk

menghitung standar deviasi, dan nilai standar deviasi yang diperoleh

adalah 3,35 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah 1,27 detik. Dari

data yang diperoleh, ada kemungkinan data yang berpotensi untuk dibuang

karena melebihi nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan kurang dari nilai

Batas Kontrol Bawah (BKB). Dari data yang diperoleh di stasiun

penimbangan, nilai BKA ada pada 33,52 detik dan nilai BKB adalah 25,91

detik, sehingga data yang tidak masuk dalam batas BKA dan BKB harus

dihilangkan. Ada dua data yang berada di luar rentang BKA dan BKB.

Setelah dua data dihilangkan dan hanya tersisa lima data, kemudian

dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata

baru dari stasiun penimbangan ini adalah 29,60 detik. Selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil

perhitungan uji keseragaman data, nilai N<N’, dimana N’ adalah jumlah

data yang dibutuhkan dan N adalah jumlah data yang telah dimiliki,

sehingga data yang dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam uji

keseragaman data, keseluruhan data yang kami peroleh sudah seragam

dengan kata lain data yang kami peroleh tidak ada yang melebihi Upper

Control Line dan Lower Control Line. Namun terlebih dahulu perlu

dihitung terlebih dahulu nilai rating factor .

Waktu normal dalam stasiun penimbangan adalah 33,74 detik.

Persen allowance time dalam stasiun penimbangan adalah 33,33%

sehingga nilai waktu bakunya adalah 50,61 detik. Stasiun selanjutnya

33

adalah stasiun pencucian, diperoleh waktu normal sebesar 150,86 detik

dan waktu baku 271,52 detik. Kemudian menuju stasiun pengirisan,

diperoleh waktu normal sebesar 119,68 detik dan waktu baku 134,64

detik. Pada stasiun penggorengan diperoleh waktu normal 261,16 detik

dan waktu baku 335,77 detik. Stasiun terakhir adalah stasiun penirisan,

diperoleh waktu normal sebesar 80,48 detik dan waktu baku 160,99 detik.

h. Cabe Ijo

Studi gerak dan studi waktu yang berikutnya adalah cumi cabe

hijau. Stasiun pertama dalam pembuatan cumi cabe hijau adalah stasiun

penimbangan. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 7

buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan kecukupannya

seperti pada langkah di stasiun penimbangan hingga akhirnya diperoleh

waktu normalnya yaitu 29,18 detik dan waktu bakunya adalah 43,77

detik.

Kemudian cumi dibawa menuju stasiun pencucian. Di stasiun

ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 7 buah data. Kemudian

data harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada langkah di

stasiun penimbangan hingga akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu

158,7 detik dan waktu bakunya adalah 285,64 detik.

Setelah melewati stasiun pencucian, cumi kemudian memasuki

stasiun pemotongan. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk

mendapatkan 7 buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan

kecukupannya seperti pada langkah di stasiun penimbangan hingga

akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 195,33 detik dan waktu

bakunya adalah 219,74 detik.

Selanjutnya itu cumi memasuki stasiun penggorengan. Di

stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk mendapatkan 7 buah data.

Kemudian data harus diuji keseragaman dan kecukupannya seperti pada

langkah di stasiun penimbangan hingga akhirnya diperoleh waktu

normalnya yaitu 617,85 detik dan waktu bakunya adalah 251,13 detik.

34

Stasiun terakhir dalam pembuatan cumi cabe hijau adalah

stasiun penyajian. Di stasiun ini, dilakukan pengamatan untuk

mendapatkan 7 buah data. Kemudian data harus diuji keseragaman dan

kecukupannya seperti pada langkah di stasiun penimbangan hingga

akhirnya diperoleh waktu normalnya yaitu 74,56 detik dan waktu bakunya

adalah 223,69 detik. Berdasarkan hasil perhitungan waktu baku dan

waktu normal di atas, waktu baku terbesar ada pada stasiun pencucian

yaitu sebesar 285,64 detik.

i. Es Kelapa Muda

Studi waktu dan gerak yang terakhir adalah pada pembuatan Es

Kelapa Muda. Pada pembuatan Es Kelapa Muda, stasiun yang terlibat

antara lain stasiun pencucian, stasiun pemotongan dan stasiun penyajian.

Untuk masing-masing stasiun kerja, diambil data sebanyak 10 data. Agar

diperoleh waktu standar, data yang diperoleh kemudian dilakukan uji

keseragaman data. Uji keseragaman data dimulai dengan menghitung

rata-rata waktu tiap stasiun. Stasiun pertama dalam pembuatan kelapa

muda adalah stasiun pencucian dan rata-rata waktu yang diperoleh dari

stasiun pencucian adalah 7,6 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian

digunakan untuk menghitung standar deviasi, dan nilai standar deviasi

yang diperoleh adalah 1,35 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah

0,42 detik. Dari data yang diperoleh, ada kemungkinan data yang

berpotensi untuk dibuang karena melebihi nilai Batas Kontrol Atas

(BKA) dan kurang dari nilai Batas Kontrol Bawah (BKB). Dari data yang

diperoleh di stasiun pencucian, nilai BKA adalah8,86 detik dan nilai BKB

adalah 6,34 detik, sehingga data yang tidak masuk dalam batas BKA dan

BKB harus dihilangkan. Ada dua data yang berada di luar rentang BKA

dan BKB. Setelah dua data dihilangkandan hanya tersisa delapan data,

kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai

rata-rata baru dari stasiun pencucian ini adalah 8,29 detik. Selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil

perhitungan uji keseragaman data, diperoleh nilai N’ sebesar 4,52 dan

35

nilai N’<N, dimana N’ adalah jumlah data yang dibutuhkan dan N adalah

jumlah data yang telah dimiliki, sehingga data yang dimiliki telah

dikatakan cukup. Dalam uji keseragaman data, keseluruhan data yang

kami peroleh sudah seragam dengan kata lain data yang kami peroleh

tidak ada yang melebihi BKA dan BKB.

Waktu siklus rata-rata dalam stasiun pencucian ini adalah

sebesar 8,9 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rating factor. Dengan penilaian skill adalah excellent (+0,08),

effort good (+0,05), condition good (+0,02) dan consistency good (+0,01)

dan apabila dijumlahkan, nilai rating factor adalah +0,06. Waktu normal

dalam stasiun pencucian adalah 9,61 detik. Persen allowance time dalam

stasiun penimbangan adalah 22,22% sehingga nilai waktu bakunya adalah

12,36 detik.

j. Ikan Bakar

Studi waktu dan gerak yang ketiga adalah pembuatan cakalang

bakar. Pada pembuatan cakalang bakar, stasiun yang terlibat antara lain

stasiun penimbangan, stasiun pencucian, stasiun pembumbuan, stasiun

penggorengan dan stasiun pembakaran.

Untuk masing-masing stasiun kerja, diambil data sebanyak 10

data. Stasiun pertama dalam pemasakan cakalang bakar adalah stasiun

penimbangan, rata-rata waktu yang diperoleh dari stasiun penimbangan

adalah 57,3 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk

menghitung standar deviasi, dan nilai standar deviasi yang diperoleh

adalah 3,62 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah 1,15 detik.

Kemudian dilakukan perhitungan BKA dan BKB, dari hasil perhitungan

diperoleh nilai BKA adalah 60,74 detik dan nilai BKB adalah 53,86 detik.

Data yang tidak masuk dalam batas BKA dan BKB harus dihilangkan.

Ada dua data yang berada di luar rentang BKA dan BKB. Kemudian

dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata

baru dari stasiun penimbangan ini adalah 57,63 detik. Selanjutnya

36

dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil

perhitungan uji keseragaman data, apabila nilai N<N’ maka data yang

dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam uji keseragaman data, keseluruhan

data yang kami peroleh sudah seragam dengan kata lain data yang kami

peroleh tidak ada yang melebihi BKA dan BKB. Waktu siklus rata-rata

dalam stasiun penimbangan ini adalah sebesar 57,63 detik. Waktu siklus

rata-rata ini akan digunakan untuk menghitung waktu normal. Namun

terlebih dahulu perlu dihitung nilai rating factor . Nilai rating factor

ditentukan oleh praktikan berdasarkan pengamatan adalah 0,10. Waktu

normal dalam stasiun penimbangan adalah 63,39 detik. Allowance time

dalam stasiun penimbangan adalah 33,33 % sehingga nilai waktu bakunya

adalah 95,08 detik.

Selanjutnya cakalang memasuki stasiun pencucian. Pada

stasiun ini rata-rata waktu yang diperoleh adalah 211,2 detik. Nilai

standar deviasi yang diperoleh adalah 8,20 detik dan nilai standar deviasi

rata-rata adalah 2,59 detik. Kemudian dilakukan perhitungan BKA dan

BKB, dari hasil perhitungan diperoleh nilai BKA adalah 218,98 detik dan

nilai BKB adalah 203,42 detik. Data yang tidak masuk dalam batas BKA

dan BKB harus dihilangkan. Ada enam data yang berada di luar rentang

BKA dan BKB. Kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh

rata-rata baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun penimbangan ini adalah

210,5 detik. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memastikan

kecukupan data. Dari hasil perhitungan uji keseragaman data, apabila nilai

N<N’ maka data yang dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam uji

keseragaman data, keseluruhan data yang kami peroleh sudah seragam

dengan kata lain data yang kami peroleh tidak ada yang melebihi BKA

dan BKB. Waktu siklus rata-rata dalam stasiun penimbangan ini adalah

sebesar 221,03 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung nilai

rating factor. Nilai rating factor ditentukan oleh praktikan berdasarkan

pengamatan adalah 0,05. Dari hasil perhitungan waktu normal dalam

37

stasiun pencucian adalah 63,80 detik. Persen allowance time dalam

stasiun penimbangan adalah 44,44 % sehingga nilai waktu bakunya

adalah 397,81 detik.

Stasiun selanjutnya adalah stasiun pembumbuan. Rata-rata

waktu yang diperoleh dari stasiun pembumbuanan adalah 85,6 detik. Nilai

rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk menghitung standar deviasi,

dan nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 2,04 detik dan nilai standar

deviasi rata-rata adalah 0,64 detik. Kemudian dilakukan perhitungan BKA

dan BKB, dari hasil perhitungan diperoleh nilai BKA adalah 87,53 detik

dan nilai BKB adalah 83,67 detik. Data yang tidak masuk dalam batas

BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada tujuh data yang berada di luar

rentang BKA dan BKB. Kemudian dilakukan perhitungan untuk

memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata baru dari stasiun pembumbuan

ini adalah 84,67 detik. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk

memastikan kecukupan data. Dari hasil perhitungan uji keseragaman data,

apabila nilai N<N’ maka data yang dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam

uji keseragaman data, keseluruhan data yang diperoleh sudah seragam

dengan kata lain data yang kami peroleh tidak ada yang melebihi BKA dan

BKB. Waktu siklus rata-rata dalam stasiun pembumbuan ini adalah

sebesar 84,67 detik. Waktu siklus rata-rata ini akan digunakan untuk

menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu perlu dihitung nilai

rating factor . Nilai rating factor ditentukan oleh praktikan berdasarkan

pengamatan adalah 0,06. Waktu normal dalam stasiun penimbangan

adalah 89,75 detik. Persen allowance time dalam stasiun penimbangan

adalah 66,67 % sehingga nilai waktu bakunya adalah 269,28 detik.

Stasiun selanjutnya adalah stasiun penggorengan. Rata-rata

waktu yang diperoleh dari stasiun pembumbuanan adalah 435,1 detik.

Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk menghitung standar

deviasi, dan nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 6,05 detik dan

nilai standar deviasi rata-rata adalah 1,91 detik. Kemudian dilakukan

perhitungan BKA dan BKB, dari hasil perhitungan diperoleh nilai BKA

38

adalah 440,84 detik dan nilai BKB adalah 429,36 detik. Data yang tidak

masuk dalam batas BKA dan BKB harus dihilangkan. Ada enam data

yang berada di luar rentang BKA dan BKB. Kemudian dilakukan

perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai rata-rata baru dari

stasiun pembumbuan ini adalah 434,25 detik. Selanjutnya dilakukan

perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil perhitungan uji

keseragaman data, apabila nilai N<N’ maka data yang dimiliki telah

dikatakan cukup. Dalam uji keseragaman data, keseluruhan data yang

diperoleh sudah seragam dengan kata lain data yang kami peroleh tidak

ada yang melebihi BKA dan BKB. Waktu siklus rata-rata dalam stasiun

pembumbuan ini adalah sebesar 434,25 detik. Waktu siklus rata-rata ini

akan digunakan untuk menghitung waktu normal. Namun terlebih dahulu

perlu dihitung nilai rating factor. Nilai rating factor ditentukan oleh

praktikan berdasarkan pengamatan adalah 0,03. Waktu normal dalam

stasiun penimbangan adalah 477,68 detik. Persen allowance time dalam

stasiun penimbangan adalah 33,33 % sehingga nilai waktu bakunya

adalah 716,48 detik.

Stasiun terakhir pada pembuatan cakalang bakar adalah stasiun

pembakaran. Rata-rata waktu yang diperoleh dari stasiun pembakaran

adalah 239,2 detik. Nilai rata-rata tersebut kemudian digunakan untuk

menghitung standar deviasi, dan nilai standar deviasi yang diperoleh

adalah 1,88 detik dan nilai standar deviasi rata-rata adalah 0,59 detik.

Kemudian dilakukan perhitungan BKA dan BKB, dari hasil perhitungan

diperoleh nilai BKA adalah 240,98 detik dan nilai BKB adalah 237,42

detik. Data yang tidak masuk dalam batas BKA dan BKB harus

dihilangkan. Ada tujuh data yang berada di luar rentang BKA dan BKB.

Kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh rata-rata baru. Nilai

rata-rata baru dari stasiun pembumbuan ini adalah 239 detik. Selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk memastikan kecukupan data. Dari hasil

perhitungan uji keseragaman data, apabila nilai N<N’ maka data yang

dimiliki telah dikatakan cukup. Dalam uji keseragaman data, keseluruhan

39

data yang diperoleh sudah seragam dengan kata lain data yang kami

peroleh tidak ada yang melebihi BKA dan BKB. Waktu siklus rata-rata

dalam stasiun pembumbuan ini adalah sebesar 239 detik. Waktu siklus

rata-rata ini akan digunakan untuk menghitung waktu normal. Namun

terlebih dahulu perlu dihitung nilai rating factor. Nilai rating factor

ditentukan oleh praktikan berdasarkan pengamatan adalah 0,11. Waktu

normal dalam stasiun pembakaran adalah 265,29 detik. Persen allowance

time dalam stasiun pembakaran adalah 44,44 % sehingga nilai waktu

bakunya adalah 477,48 detik. Berdasarkan hasil perhitungan waktu baku

dan waktu normal di atas, diketahui bahwa perbedaan waktu baku dan

waktu normal terbesar ada pada stasiun penggorengan, perbedaannya

yaitu 238,80 detik. Sedangkan waktu baku terbesar ada pada stasiun

penggorengan yaitu sebesar 716,48 detik.

Perbedaan yang cukup besar antara waktu normal dengan

waktu baku pada berbagai stasiun kerja dapat dikarenakan oleh faktor

peralatan yang terbatas, jumlah rdapatbahan baku yang cukup banyak,

keterbatasan skill, ruang kerja yang sempit dan tidak memberikan

keleluasaan bagi pekerja saat beraktivitas, sedikitnya jumlah SDM yang

dimiliki, dan lain-lain. Akibat dari besarnya waktu baku antara lain akan

mempengaruhi kualitas masakan, boros energi sehingga biaya produksi

akan meningkat, turunnya efisiensi dan tingkat kepuasan pelanggan

menurun sehingga hal ini akan berdampak pada profit dan revenue

warung makan Cemara Lestari.

Pada semua masakan apabila digabungkan terdapat 13 operasi,

yaitu pencucian, penyiapan, penimbangan, penyajian, pemasakan,

penggorengan, pembumbuan, pembakaran, penirisan, pemotongan,

penakaran, penanakan, dan pengirisan. Berdasarkan data dan hasil

perhitungan diketahui bahwa waktu baku total untuk pencucian,

penyiapan, penimbangan, penyajian, pemasakan, penggorengan,

pengirisan, pembumbuan, pembakaran, penakaran, penanakan, penirisan,

pemotongan, masing-masing adalah 2.784,52 ; 40,74 ; 207,35 ; 651,52 ;

40

1.378,83 ; 1.021,81 ; 385,77 ; 233,34 ; 794,05 ; 256,29 ; 2.345,38 ; 46,26;

dan 52,14.

Dari data tersebut diketahui bahwa waktu baku terlama adalah

pada stasiun pencucian. Sedangkan waktu baku tercepat adalah pada

stasiun penyiapan bahan. Waktu baku pada stasiun pencucian ini

diakibatkan oleh beberapa faktor lain, diluar perbedaan skill tiap pekerja,

yaitu lamanya waktu menunggu (delay). Bahan (ikan, cumi, kepiting, dan

sebagainya) yang akan dicuci tidak selalu langsung disiangi. Setelah

bahan masuk ke stasiun pencucian masih harus menunggu pekerja yang

menyelesaikan penyiangan bahan sebelumnya. Ini disebabkan adanya

ketidakseimbangan antara bahan yang masuk dengan bahan yang keluar.

Akibatnya terjadinya delay yang akan memperlama waktu pengerjaan,

dalam hal ini waktu bakunya.

Aplikasi industri mengenai studi gerak dan studi waktu pada

ergonomi berhubungan erat dalam perancangan sistem dan mesin industri.

Dalam rancangan mesin industri ini berkaitan dengan perencanaan jumlah

tenaga kerja, jumlah mesin dan anggaran biaya. Selain itu dengan adanya

studi gerak dan waktu efisiensi dari waktu akan proses dalam suatu

industri dapat dijadikan secara teratur dan efektif. Sehingga penghematan

biaya dalam industri dapat tercapai.

41

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan diperoleh waktu siklus, waktu normal, rating

factor, allowance factor, dan waktu baku pada masing-masing stasiun kerja

sebagai berikut :

a. Ca Kangkung

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS

RF WAKTU

NORMAL %

ALLOWANCE

WAKTU

BAKU

1 Pencucian 22,40 0,09 24,42 33,33 36,62

2 Pemasakan 729,60 0,05 766,08 44,44 1.378,83

3 Penyajian 19,20 0,05 20,16 55,56 45,36

b. Nasi

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS

RF WAKTU

NORMAL %

ALLOWANCE WAKTU BAKU

1 Penakaran 155,33 0,10 170,87 33,33 256,29

2 Pencucian 282,00 0,05 296,10 22,22 380,69

3 Penanakan 1.658,40 0,10 1.824,24 22,22 2.345,38

c. Es Jeruk

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS

RF WAKTU

NORMAL %

ALLOWANCE WAKTU BAKU

1 Penyajian 63,75 0,22 77,78 77,78 350,02

d. Cakalang Goreng Biasa

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS RF

WAKTU NORMAL

% ALLOWANCE

WAKTU BAKU

1 Penimbangan 11,25 0,06 11,93 33,33 17,89

2 Pencucian 84,67 0,09 92,29 22,22 166,10

3 Penggorengan 10,78 -0.07 10,02 44,44 12,89

4 Penyajian 115,50 0,04 120,12 55,56 360,40

42

e. Ikan Bakar

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS RF

WAKTU NORMAL

% ALLOWANCE

WAKTU BAKU

1 Penimbangan 111,48 0.10 63.39 33,33 95,08

2 Pencucian 136,62 0.05 221,81 22,22 399,23

3 Pembumbuan 118,64 0.06 91,96 22,22 103,45

4 Penggorengan 119,64 0.10 480,70 44,44 118,22

5 Pembakaran 214,36 0.11 264,66 22,22 794,05

f. Ikan Goreng Tepung

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS

RF WAKTU

NORMAL %

ALLOWANCE

WAKTU

BAKU

1 Penyiapan 25.60 0.06 27.16 33.33 40.74

2 Pencucian 844.80 0.09 920.83 22.22 1,183.89

3 Pembumbuan 86.10 0.04 89.54 22.22 115.12

4 Penggorengan 609.30 -0.08 560.56 44.44 1,008.92

5 Penirisan 25.70 0.00 25.70 44.44 46.26

6 Penyajian 18.00 0.13 20.34 55.56 45.77

g. Lalapan

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS

RF WAKTU

NORMAL %

ALLOWANCE WAKTU BAKU

1 Pencucian 29.00 0.30 37.70 22.22 48.47

2 Penyajian 64.29 0.30 83.57 55.55 188.01

h. Sambal

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS RF

WAKTU NORMAL

% ALLOWANCE

WAKTU BAKU

1 Penimbangan 29,60 0.14 33,74 33,33 50,61

2 Pencucian 138,40 0.09 150,86 22,22 271,52

3 Pengirisan 109,80 0.09 119,68 22,22 134,64

4 Penggorengan 239,60 0.09 261,16 44,44 335,77

5 Penyajian 70,60 0.14 80,48 22,22 241,48

43

i. Es Kelapa Muda

NO STASIUN

KERJA WAKTU SIKLUS RF

WAKTU NORMAL

% ALLOWANCE

WAKTU BAKU

1 Pencucian 7,80 0.09 9,61 22,22 12,36

2 Pemotongan 27,20 0.09 34,76 33,33 52,14

3 Penyajian 7,83 0.14 9,94 44,45 22,36

44

DAFTAR PUSTAKA

Bridger. 2003. Introduction to Ergonomics. Taylor and Francis Inc. New York.

Currie,R.M. and Joseph E. Farady. 1982. Work Study. Pitman Books,

Ltd.London.

Hultgren, Inger .1990. Ergonomi.Ellve läromedel. German.

Sritomo, Wignjosoebroto.1995. Ergonomi Studi Gerak dan Studi Waktu. Jakarta:

Guna Widya.

Sritomo, Wignjosoebroto. 2003. Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas

Kerja. Surabaya: Guna Widya.

Sutalaksana, I.Z., dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : ITB.

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmaja, J.H. 1982. Teknik Tata

Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Sutjipta, Nyoman. 2009. Dasar-dasar Ergonomi di Bidang Pertanian. Bali:

Udayana University Press.