6
Amalgam Keunggulan-keunggulan yang dimiliki amalgam sebagai bahan restorasi gigi adalah : 1. Memiliki durabilitas yang baik. Menurut survey yang telah dilakukan, durabilitas dari 50% amalgam dalam rongga mulut adalah sekitar 11,5 tahun. Namun hal yang penting untuk diingat adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien, serta tingkat kebersihan mulut pasien sangat memiliki peran yang penting dan dapat mempengaruhi durabilitas dari bahan restorasi yang digunakan. 2. Kuat Amalgam merupakan bahan restorasi yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut 3. Mudah dimanipulasi dan waktu pengerjaan lebih pendek dibanding material lain 4. Murah Kekurangan yang dimiliki amalgam sebagai bahan restorasi gigi adalah : 1. Tidak sewarna dengan gigi Secara estetis kurang baik karena warnanya yang tidak sewarna dengan warna gigi sehingga tidak dapat

Tugas Amalgam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhn tambal

Citation preview

Amalgam

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki amalgam sebagai bahan restorasi gigi adalah :1. Memiliki durabilitas yang baik.Menurut survey yang telah dilakukan, durabilitas dari 50% amalgam dalam rongga mulut adalah sekitar 11,5 tahun. Namun hal yang penting untuk diingat adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien, serta tingkat kebersihan mulut pasien sangat memiliki peran yang penting dan dapat mempengaruhi durabilitas dari bahan restorasi yang digunakan.2. KuatAmalgam merupakan bahan restorasi yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut3. Mudah dimanipulasi dan waktu pengerjaan lebih pendek dibanding material lain4. Murah

Kekurangan yang dimiliki amalgam sebagai bahan restorasi gigi adalah :1. Tidak sewarna dengan gigiSecara estetis kurang baik karena warnanya yang tidak sewarna dengan warna gigi sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan2. Perlekatannya makromekanis sehingga membutuhkan preparasi kavitas yang cukup banyak3. Dapat menyebabkan terjadinya galvanic shock jika gigi antagonis direstorasi dengan menggunakan logam yang tidak sejenis, Hal ini dapat menyebabkan terjadinya arus galvanish yang bisa menimbulkan rasa ngilu dan nyeri pada gigi.4. Amalgam mengandung merkuri

Tahap preparasi kavitas:1. Outline formSebelum melakukan preparasi kavitas, dibuat suatu desain outline form sesuai bentuk fissure gigi pada daearah oklusal gigi posterior yang akan dipreparasi.2. Resistence formMembentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah atau tahan terhadap tekanan penyunyahan3. Retention formMembentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak atau mudah lepas 4. Convenience formMembentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi bahan restorasi5. Hilangkan karies, email dentin yang menggaung dan email yang tidak terdukung dentin mengunakan bus bulat. Setelah akses didapatkan, kemudian dilanjutkan pemakaian bur fissure silindris kecil untuk membentuk dinding tegak lurus dasar kavitas sesuai dengan outline form nya.6.Untuk menghaluskan dinding pulpa atau dasar kavitas digunakan bur inverted. Dinding dibuat tegak lurus bersudut 90 terhadap kavitas dan berbentuk box. Menurut teori lain bentukan resistensi (resistence form) pada tumpatan amalgam ini dapat didapatkan pula dari bentukan konvergen atau mengerucut kearah oklusal. Perlu diperhatikan bahwa bentukan konvergen tersebut tidak boleh lebih dari 5, atau kurang lebih 3-5 agar tidak terdapat enamel-enamel rods yang tidak terdukung dentin (enamel menggaung) sehingga tumpatan amalgam nantinya tidak mudah pecah / fraktur ketika menerima beban kunyah.8.Permukaan dinding-dinding kavitas dibuat halus karena amalgam berikatan dengan dentin secara makromekanik.

Tahap basis:1.Sebelum memulai memberi basis, kavitas dibersihkan dengan air (akuades). Sebaiknya pembersihan kavitas tidak dilakukan dengan alcohol atau H2O2 agar tidak terjadi dehidrasi pada dentin.2. Kavitas kemudian dikeringkan dengan semprotan udara.3.Jika pembuangan karies mengakibatkan dasar kavitas dekat dengan pulpa, diperlukan pemberian pelapik kalsium hidroksida. Pada kavitas yang sangat dalam, lapisan pelapik kedua contohnya SIK mungkin diperlukan. Pelapisan diaplikasikan sedemikian rupa sehingga masih terdapat cukup ruangan 2-2,5 mm untuk amalgam di atasnya.4.Pemberian basis dapat pula diberikan dengan semen seng phospat (ZnPO4) yang terdiri dari bubuk dan cairan.5.Ambil bubuk semen satu sendok yang disediakan dan tetaskan cairan satu atau dua tetes.6.Arahkan bubuk kecairan dengan spatula sedikit demi sedikit, kemudian aduk bubuk dan cairan ini dengan gerakan memutar sampai didapatkan konsistensi dempul yang cukup kental.7.Semen dimasukkan kedalam kavitas dengan sonde, kemudian dan dimampatkan dengan semen stopper.8.Kelebihan semen bila belum mengeras diambil dengan excavator 9.Bagian tepi enamel harus bersih dari semen agar daerah retensi amalgam tidak tertutup.

Tahap penumpatan:1.Ambil bubuk dan Hg sesuai dengan anjuran pabrik, kemudian dimasukkan ke dalam mortal kemudian diaduk dengan pastle kurang lebih 60 kali putaran. Bubuk dan cairan yang telah ditimbang dengan perbandingan yang sesuai sengan anjuran pabrik dapat pula dicampur dengan alat amalgamator selama 5-10 detik.2.Campuran yang telah homogen akan tampak kelihatan mengkilat, diambil dengan spatula semen, kemudian kelebihan Hg nya diperas dengan kain putih ukuran 10 x 10 cm, dibuang pada tempat yang disediakan 3.Campuran amalgam kemudian dimasukkan kedalam pistol amalgam dan dimasukkan pada dasar kavitas dengan tekanan. Lapisan amalgam yang pertama sangat penting dan membutuhkan perhatian yang lebih. Kemudian dilakukan kondensasi (pemampatan) dengan amalgam pluger atau amalgam stopper.4.Kelebihan bahan dibersihkan dengan kapas kecil (cotton pellet) dan permukan oklusal dibentuk anatominya dengan carver.5. Kemudian tambalan dihaluskan dengan burnisher pada keadaan amalgam yang sudah mengalami proses setting awal.

Tahap pemolesan:1. Pemolesan dapat dilakukan 24 jam setelah penumpatan.2. Permukaan yang kasar diasah dan dibentuk anatominya dengan finishing stone.3.Dengan rubber cups merah dengan pasta poles (sengoksida dan alcohol) permukaan amalgam dipoles sampai tampak mengkilap kemudian dibersihkan dengan brush dalam keadaan basah.4.Pemolesan harus dalam keadaan basah untuk mencegah panas yang timbul diteruskan ke dentin, dengan tekanan ringan dan merata.

REFERENSI1. Summits James B, Robbins J William, Schwartz Richars S. 2001. Fundamental of Operative Dentistry. 308-360. Texas: Quintessence Publishing Co.