44
7/30/2019 Bab III Entomologi http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 1/44 BAB III ENTOMOLOGI Dr. H. Edi Susanto

Bab III Entomologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 1/44

BAB III ENTOMOLOGI

Dr. H. Edi Susanto

Page 2: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 2/44

CRUSTACEA

CYCLOPS STRENUUS 

Morfologi

Panjangnya 0,1 – 0,5 cm, terdir atas sefalotoraks dan Abdomen,mempunyai dua pasang antena yang tidak penting. Betina

mempunyai kantong telor.  Habitat

 Air tawar dan air asin

Hospes Perantara 

1. Gnatahostoma

2. Diphyllobothrium latum3. Dracunculus medinensis

Page 3: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 3/44

CHILOPODA

Scolopendra sp.  Morfologi

Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dengan kepala

dan badan beruas-ruas. Pada tiap segmen terdapatsepasang kaki. Pada kepala terdapat satu pasangantenna dan poison claw. 

Gejala Klinis 

Gigitannya menimbulkan rasa nyeri dan eritema karena

toksinnya. Juga menyebabkan perdarahan dan nekrosis.  Habitat 

Dibawah batu dan kayu

Page 4: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 4/44

ARACHNIDA

Buthus sp   Morfologi

Tubuh terdiri atas sefalotoraks, pre-abdomen dan post abdomen,mempunyai empat pasang kaki , pedipalp menjadi alat sapit, ruas terakhir 

abdomen terdapat telson yang mengandung racun, bagian ventral terdapatpectin. 

Gejala Klinis 

Racunnya berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin danhematoksin

Tempat sengatan terasa nyeri dan pedih.

Menimbulkan keracunan sistemik berupa syok dan aralisis ernafasan.Hematoksin menimbulkan erdarahan dan nekrosis. 

Habitat 

Dibawah batu atau potongan kayu

Page 5: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 5/44

Latrodectus mactans   Morfologi

Jantan berukuran 6 mm, memunyai garis meian merah dan tiga garistransversal utih ada bagian dorsal abdomen.

Betina berukuran 13 mm, berwarna hitam, memunyai gambaran hour glass merah ada bagian ventral abdomen. 

Gejala Klinis 

Racunnya bersifat neurotoksin terhadap saraf perifer, dapat menyebabkanaraknidisme sistemik, temat gigitan timbul benjolan berwarna merahkebiruan disertai urtikaria.

Rasa nyeri menyebar ke seluruh abdomen, dada, anggota badan, syok,aralisis pernafasan dan kematian terjadi dalam 18-36 jam.

Page 6: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 6/44

Orni thodo rus mautaba   Morfologi 

Besarnya + 3 mm x 5 mm, badan bundar lonjong, pipih dorsoventral, tidakmemunyai skutum, terdiri atas sefalotoraks dan abdomen,kaitulum diventral, memiliki empat pasang kaki. 

Peran medis 

Merupakan factor penyebab endemic relapsing fever.

Page 7: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 7/44

Rhi icehalus sangu ineus  Morfo logi  

Badan terdiri atas sefalotoraks dan abdomen, kapitulum berbentuk ersegi enam, mulut dilengkai dengan hipostom dan chelicera, memiliki empat  pasang kaki. 

Gejala klin is  

Paralisis motorik otot pernafasan dapat menimbulkan kematian.Dapat terjadi trauma mekanis gigitan local  

Peran medis  

Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.

Page 8: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 8/44

Dermacentor sp  Morfo logi 

Tubuh terdiri atas kapitalum dengan badab berupa kantung, kaki empat  pasang dan basis kapituli segi empat . punggung berwarna kuning, hitamdan merah. 

Gejala Kl inis  

Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkankematian.

Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. 

Peran medis  

Sebagai vector penyakit Rocky Mountain spotted fever, Q-fever, Coloradotick fever, tick borne encephalitis, tularemia.

Page 9: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 9/44

Ixod es sp. Morfo logi  

Mulut lebih panjang dariada basis kapitalum, lekuk anal terbalik. 

Gejala Kl inis 

Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkankematian

Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. 

Peran medis 

Sebagai vector penyakit Queensland tick typhus.

Page 10: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 10/44

Amblyomma s. Morfo logi 

Basis kapitulum berbentuk empat persegi, palpus segmen kedua panjang terdapat festoon; betina memiliki skutum menutupi dorsal, mulut lebih panjang daripada basis kapitulum. 

Gejala klin is  

Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkan

kematian. Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. 

Peran Medis  

Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.

Page 11: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 11/44

Lepto t rombid ium akamush i  Morfo logi 

Stadium larva memiliki badan dan kaki berbulu, kapitulum letak apikal,mempunyai tiga pasang kaki. 

Gejala klin is  

Menyebabkan penyakit dermatitis 

Peran Medis  

Sebagai vector penyakit scrub typhus 

Habitat  

Kulit dan pangkal rambut 

Page 12: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 12/44

Sarcop tes scabiei  Morfo logi 

Badan berupa kapitulum anterodorsal, memunyai empat pasang kaki yang segmennya pendek.

Jantan : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki 3 bulu cambuk, kaki 4 ambulakra.

Betina : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki3 dan 4 bulu cambuk. 

Gejala klin is  

Gatal-gatal pada malam hari didaerah genital pada laki-laki, lipatan ketiak,gluteus, umbilicus, areola mammae pada wanita. Pada bayi di telapak tangan dan telapak kaki. 

Diagnosis 

Menemukan sarcoptes scabiet pada kulit atau biopsy.

Page 13: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 13/44

Demodex fo l lcu lorum  Morfo logi 

Bentuk seperti cacing, mempunyai kapitulum yang pendek dan abdomenyang panjang, mempunyai empat pasang kaki yang letaknya berdekatan. 

Gejala klin is  

Kelainan berupa folikulitis, bila menyerang mata menyebabkan keluhansakit bila melihat, penglihatan kabur, rasa gatal dan mengganjal pada mata.

Penyakitnya disebut demodisidiosis.  Habitat  

Pada kelenjar keringat dan folikel rambut sekitar hidung dan kulit kepala.

Page 14: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 14/44

Dermatophagoides pteronyssinu s 

Morfo logi 

Mempunyai kapitulum dan badan berupa kantung, mempunyai empat  pasang kaki panjang, dua ke depan dan dua ke belakang. 

Gejala klin is  

Dapat menyebabkan penyakit asma alergi dan asma ekstrinsik. 

Diagnosis  

Tes kulit dengan menggunakan ekstrak tungau debu

Page 15: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 15/44

INSECTA

CIMEX SP 

Morfologi

Badan pipih dorsoventral, probosis dan antena anjang, tidak

memunyai sayap belakang.  Gejala klinis

Gigitannya menimbulkan pruritus dan urtikaria, dan diakai pada

xenodiagnosis penyakit Chagas

Page 16: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 16/44

Triatoma sp  Morfologi

Probosis dan antena panjang, tidak mempunyai saya belakang,saya muka rudimenter, warna cokelat kemerahan. 

Gejala klinis

Gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak Peran Medis

Sebagai vektor enyakit chagas

Page 17: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 17/44

Panst rongy lus megis tus  Morfologi

Saya muka dasarnya tebal, tipe mulut tusuk isap, badan pipih

dorsoventral 

Gejala klinisGigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak

Peran Medis

Sebagai vektor enyakit chagas

Page 18: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 18/44

Rhodnius pro l ixus  Morfologi

Badan pipih dorsoventral, tipe mulut tusuk isap 

Gejala klinis

Gigitannya menimbulkan rasa sakit dan bengkak

Peran Medis

Sebagai vektor enyakit chagas

Page 19: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 19/44

Pedicu lus hum anus capi t is  Morfologi

Badan pipih dorsoventral, tidak ada sayap, kepalaberbentuk segitiga, segmen toraks menyatu danabdomen bersegmen. 

Gejala klinisMenyebabkan lesi pada kulit kepala dan dapat terjadiinfeksi sekunder dengan menimbulkan kerak dan bauyang khas. 

Page 20: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 20/44

Phth irus pubis  Morfologi

Tipe mulut tusuk isap, tidak mempunyai sayap,metamorfosis tidak lengkap, otot toraks tidak jelas 

Gejala klinis

Menyebabkan ftririasis, gigitannya menimbulkan pruritusdan eritema, gatal-gatal pada pubis dan kulit, disekitar tusukannya tampak pucat.

Diagnosis

Menemukan phthirus pubis dewasa, nimfa atau telurnya

pada rambut pubis atau rambut lain.

Page 21: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 21/44

Pulex irr i tans  Morfologi

tidak mempunyai sisir dan dan garis penebalan pada mesopleuron 

Gejala klinis

gigitannya menimbulkan rasa sakit bila terjadi infeksi sekunder dapat terbentuk ulkus.

Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum.

- Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes (sampar)

Page 22: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 22/44

Xenopsyl la Cheopis  Morfologi

Mempunyai satu pasang antena, tiga pasang kaki, mesopleuronterbagi oleh garis tegak lurus. 

Gejala klinis

gigitannya menimbulkan terjadinya radang dan pembesaran limfe

sehingga terbentuk bubo. Dapat juga terjadi pes septikemia, danpada paru-paru.

Peran medis

- Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta danHymenolepis nana.

- Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes.

Page 23: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 23/44

Nosopsyl lus fasciatus  Morfologi

Sisir (ctenidium) pronotol, panjang palpus biasa. 

Gejala klinis

dapat terjadi radang dan pembesaran kelenjar limfe, pada paruterjadi pneumonia toksik, demam.

Peran medis- Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta.

- Sebagai vektor penyakit flea typhus.

Page 24: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 24/44

Ctenocephalides fel is  Morfologi

Sisir pronotal genal, bentuk kepala melancip, gigi satu dan duasama besar. 

Gejala klinis

dapat terjadi radang, demam, splenomegali.

Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum.

Page 25: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 25/44

Ctenocephalides canis  Morfologi

Sisir pronotal genal, bentuk kepala bundar, gigi satu dan dua tidaksama panjang. 

Gejala klinis

dapat terjadi radang, ulkus, demam, splenomegali.

Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum dan Hymenolepisnana.

Page 26: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 26/44

Simul ium sp  Morfologi

antena seerti tanduk benteng, toraks membungkuk. 

Gejala klinis

Gigitannya menyebabkan pembengkakan dan nyeri.

Peran medis

Sebagai vektor penyakit Onkosersiasis dan tularemia

Page 27: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 27/44

Cul l icoides sp  Morfologi

Terdapat titik hitam dan lingkaran jernih pada sayap, antena filiform.Pada stadium larva segmen abdomen terakhir mempunyai empatpasang “anal gills” yang berfungsi seperti insang . 

Gejala klinis

Menimbulkan nyeri dan bengkak karena gigitannya. Peran medis

Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomenaperstans).

Page 28: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 28/44

Phlebotomus sp  Morfologi

antena tersusun moniliform, venasi sayap sejajar. 

Peran medis

Sebagai vektor penyakit Leismaniasis, “Phlebotomus fever”,Bartonelosis

Habitat 

Ditanah yang gela dan lembab

Page 29: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 29/44

Tribus Anohel in i (Anopheles)  Morfologi

- Telur anopheles bundar dan lonjong, kedua ujung runcing.

Larva anopheles sifon tidak ada, ada lubang pernafasan dan lapisanpunggung.

- Anopheles dewasa : skutelum bundar, bulu teratur seperti bulu mata

- Kepala Anophelini jantan : antena berambut lebat (plumose), palpus terdiriatas probosis dengan ujung agak bulat.

-Kepala anophelini betina : venasi sayap kosta dan subkosta.

Peran medis

Sebagai vektor penyakit malaria dan filariasis 

Page 30: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 30/44

Tribus Cul ic in i 

(Aedes, cu lux , Manson ia)  Morfologi

- Telur aedes : lonjong, tampak seperti anyaman kasa.- Larva aedes aegypti : sifon panjang dan bulunya satu pasang,segmen anal pelana tidak menutup segmen, gigi sisir tidak berdurilateral.

- Larva Aedes alboictus : sama dengan aedes aegypti, kecuali gigisisir yang tidak berduri lateral.

- Saya aedes : sisik sempit panjang dengan ujung runcing.- Aedes albopictus dewasa : abdomen ujung lanci, warna hitamdengan belang putih pada abdomen dan kaki. Mesonotummempunyai garis tebal putih yang memanjang.

Peran medis

- Aedes Aegypti : vektor utama DHF, filariasis, penyakitchikungunya, penyakit demam kuning.

- Aedes albopictus : vektor potensial DHF dan filariasis

Prilaku

 Aedes S : Pada siang hari saja

Habitat 

Diair jernih dan air keruh

Page 31: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 31/44

Culex sp  Morfologi

- telur culex : lonjong seperti peluru dengan ujung tumpul.

- Larva culex : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang.

- Culex dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat muda tanatanda khas

- sayap culex : sisik sempit panjang dengan ujung runcing.  Peran medis

Culex sp : mengisap darah ada malam hari.

Peran medis

Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomena

perstans).

Page 32: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 32/44

Mansonia sp.

 Morfo log i 

- Telur mansonia : oval panjang, satu ujung runcing seperti duri,berkelompok seperti roset 

- Larva mansonia : sifon berujung runcing dan bergigi.

- Sayap mansonia : sisik lebar dan simertris, sebagian lagi sempit 

- mansonia dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat kekuning-kuningan dan belang-belang putih. Ada gambaran dua garis atau bundaranyang berwarna putih.

Peran medis 

Vektor vilariasia (Brugia malayi)

Prilaku 

Mengisap darah pada siang hari dan malam hari 

Habitat 

Di air jernih dan air keruh

Page 33: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 33/44

Culc in i 

 Morfo log i 

- Kepala culicini jantan : antena rambut lebat (plumose), palpus dama ataumelebihi panjang probosis

- Kepala culcini betina : antena rambut jarang (pilose), palpus lebih pendek daripada probosis

Habitat 

Di air jernih dan air keruh

Page 34: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 34/44

Tabanus sp 

 Morfo log i 

sayapnya mempunyai venasi yang khas, bentuk mulut kerap isap, larvaberbentu silindris dengan ujung yang meruncing 

Peran Medis 

Sebagai vektor mekanik penyakit sura dan antraks.

Page 35: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 35/44

Glosina sp 

 Morfo log i 

Venasi sayap membentuk gambaran kapak, bentuk mulut tusuk isap, probosis seperti lidi hitam.

Peran Medis 

Sebagai vektor penyakit : tripanoso, tripanosomiasis gambiense dantripanosomiasis rodesience.

Page 36: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 36/44

Musca domest ica 

 Morfo log i 

Bentuk mulut lekat isap, mempunyai empat garis putih pada punggung,venasi sayap ke-4 membentuk sudut.

Gejala Kl inis 

Larvanya dapat menyebabkan miasis 

Peran Medis 

Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing usus.

Page 37: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 37/44

Parasarcophaga Crassip alpis 

 Morfo log i 

Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur.

Gejala Kl inis 

Larvanya dapat menyebabkan miasis 

Peran Medis 

Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing 

Page 38: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 38/44

Parasarcophaga Crassip alpis 

 Morfo log i 

Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur.

Gejala Kl inis 

Larvanya dapat menyebabkan miasis 

Peran Medis 

Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing 

Page 39: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 39/44

Peripelanrta americ ana 

 Morfo log i 

Sayap depan tegmina atau perkamen, sayap belakang membraneus, warnakuning cokelat 

Peran Medis 

Dapat menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis, askariasis danisosporiasis di Indonesia dan Kolombia

Page 40: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 40/44

BAB IV MIKOLOGI

Dr. H. Edi Susanto

Page 41: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 41/44

MIKOSIS SUPERFISIAL NON

DERMATOFITOSISPit i r iasis versikolo r 

Penyebab

Malassezia furfur  

Morfologi 

Hifa-hifa pendek, lurus atau bengkok berkelompok, spora bulatberkelompok

Patologis klinis

Pada kulit terlihat bercak hipo/hiperpigmentasi terutama pada tubuhbagian atas dan terasa gatal bila berkeringat.

Diagnosis

- Pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 10%

- Sinar ultra viole (Woods light) positif.

Page 42: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 42/44

Piedra Hitam 

Penyebab

Piedraia hortai 

Morfologi 

Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk sporaseksual. Jamur merupakan anyaman hifa padat beerwarna tengguli.

Didalamnya ada askus-askus yang mengandung 2-8 askopora. Anyaman hifa dan askus membentuk benjolan hitam. 

Patologis klinis

Kelainan berupa benjolan hitam, keras dan rambut mudah patahbila disisir.

Diagnosis

- Adanya benjolan pada rambut- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.

Page 43: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 43/44

Piedra Putih 

Penyebab

Trichosporon beigelii 

Morfologi 

Hifa tidak berwarna dan termasuk Moniliaceae 

Patologis klinis

Kelainan rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putihkekuningan. Rambut mudah patah bila disisir.

Diagnosis

- Memeriksa benjolan pada rambut

- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.

Page 44: Bab III Entomologi

7/30/2019 Bab III Entomologi

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 44/44

Trikom ikos is aksi laris 

Penyebab

Nocardia tenuis /Corynebacterium tenuis 

Morfologi 

pada rambut ketiak terdapat kerak yang berwarna kekuningan danlipatan ketiak yang disertai koloni bakteri / jamur. 

Patologis klinisKerak pada rambut ketiak/pubis, keringat berwarna kemerahan dangatal

Diagnosis

Rambut dengan kelainan ditambah larutan KOH 10%