Upload
apry-nur-sudi-yanto
View
99
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan perbankan dalam membangun perekonomian tidak
diragukan lagi. Jika sistem perbankan terganggu, mekanisme
perekonomian Negara juga akan terganggu. Perbankan merupakan
bagian dari Financial market, dimana mempunyai peran menyalurkan
dana dari surplus unit ke deficit unit (Madura, 2002:407). Dengan
demikian perbankan mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi
guna menggerakkan sektor riil. Hal ini pula yang tertuang dalam
undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dengan demikian diketahui, baik bank konvensional maupun
bank islam mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi. Peran
intermediasi tersebut terkait antara pemilik modal, ataupun pihak yang
surplus dana dengan peminjam atau pihak yang defisit dana. Disini
bank konvensional dan bank Islam berperan sebagai orang tengah
yang akan menampung dan menghimpun dana dari pihak ketiga dan
menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan.
Perbankan Indonesia terdiri dari bank Islam dan bank
konvensional, dimana mempunyai perspektif dan landasan yang
berbeda dalam operasionalnya. Perbedaan utama yang sangat
mendasar adalah praktek bunga. Sistem perbankan Islam sangat
Bisnis Syariah
menentang kehadiran bunga dalam perekonomian yang merupakan
representative dari Riba. Selain itu perbankan Islam harus bebas dari
gharar dan maysir. Sedangkan perbankan konvensional sangat
tergantung dengan kadar suku bunga. Suku bunga dipandang sebagai
barometer kemampuan nasabah (creditworthiness) dan merupakan
instrumen utama dalam menentukan kebijakan moneter.(Tamanni,
2004).
Dengan demikian, mengingat peranan sektor perbankan
memberikan kontribusi yang besar terhadap membangun
perekonomian Indonesia, maka di pandang perlu menempatkan fungsi
perbankan pada jalurnya yaitu sebagai lembaga intermediasi yang
menghimpun dan menyalurkan dana pihak ketiga sehingga dapat
menstimulus berkembangnya sektor riil. Oleh sebab itu studi ini
bertujuan Perbankan dalam Islam. Adapun kerangka berfikir dari studi
ini sebagai berikut: bagian kesatu sebagai pendahuluan, bagian kedua
memaparkan pembahasan dari sejarah singkat hingga perbadaan bank
konvensional dan bank Islam, bagian ketiga merupakan penutup,
disajikan pada bagian terakhir studi ini yang merupakan simpulan dari
pembahasan.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
BAB II
PERBANKAN DALAM ISLAM
A. SEJARAH DAN PENGERTIAN BANK
Usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia, dilanjutkan
ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Pada saat itu, kegiatan utama
bank hanya sebagai tempat tukar menukar uang. Sedangkan istilah
“Bank” berasal dari kata “Banco” dari bahasa Italia yang berarti
banku, yaitu tempat penukaran uang. Pada awalnya banco ini
tempat menukar barang-barang yang mempunya nilai yang cukup
tinggi. Dengan adanya kepercayaan yang semakin terhadap banco-
banco ini, maka orang bukan saja menukarkan uang saja tetapi
menyimpan uang tersebut pada banco-banco itu, sebab mereka
menganggap banco ini tempat yang paling aman dan dapat
dipercaya untuk menyimpan uang tersebut sewaktu-waktu dapat
diambil dan dipergunakan untuk segala macam keperluan.
Pengertian Bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Sedangkan menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan pengertian di atas, bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
B. FUNGSI BANK
Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan
bank umum sebagai institusi keuangan yang berorientasi laba.
Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi
intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk
deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan
depositori. Berdasarkan kemampuannya menciptakan uang (giral),
bank umum dapat juga disebut sebagai bank umum pencipta uang
giral.
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini
menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam
perekonomian modern, yaitu :
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan
possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank
umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme
pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran
dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah
dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran
elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah
dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar
dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui
penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan
atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi
barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter
masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi
dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum,
kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi
internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan
murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa
yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat
dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya
seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang
sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau
safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat
menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan
menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga
semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar
listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang
melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan
jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan
memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang
menggunakannya.
C. SEJARAH DAN PENGERTIAN BANK ISLAM
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Sesungguhnya aktifitas perbankan telah dimulai sejak zaman
Rasulullah. Sebelum diutus menjadi Rasul, karena kejujurannya.
Nabi Muhammad s.a.w. dikenal sebagai Al-Amin. Beliau dipercaya
menyimpan segala deposit oleh orang banyak sehingga pada saat
terakhir sebelum Rosul hijrah ke Madinah, Nabi melantik sayidina
Ali r.a. untuk mengembalikan segala simpanan itu kepada yang
punya.
Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa
menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran
rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan
fundamentalis. Perintisnya adalah Ahmad El Najjar. Sistem pertama
yang dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah bank
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba/bagi hasil)
pada tahun 1963. kemudian pada tahun ’70-an, telah berdiri
setidaknya 9 bank yang tidak memungut maupun menerima bunga,
sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan
industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi
keuntungan yang didapat dengan para penabung.
Baru kemudian berdiri Islamic Development Bank pada tahun
1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam
Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial
berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara anggotanya
dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah Islam.
Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah sejumlah
bank berbasis Islam antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975),
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt
(1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979) Phillipine Amanah Bank
(1973) berdasarkan dekrit presiden, dan Muslim Pilgrims Savings
Corporation (1983).
Di Indonesia perbankan syariah baru muncul pertama pada
tahun 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan beberapa pengusaha muslim.
Bank Islam sebenarnya di Indonesia lebih populer disebut
dengan istilah bank syariah. Adapun pengertian bank Islam adalah
bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan al Quran dan Hadits (Antonio dan
Perwataatmadja, 1999: 1). Pengertian syariah secara harfiah adalah
jalan Allah seperti yang ditunjukkan oleh al Quran dan as Sunnah /
Hadits.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan prinsip-prinsip syariah di
dalam pengertian ini adalah prinsip-prinsip atau ketentuan
mengenai hukum muamalat. Dalam ketentuan hukum muamalat,
prinsip utama muamalat ekonomi atau perbankan islami adalah
menghindarkan diri dan menjauhkan diri dari unsur-unsur riba
dengan menggantinya dengan sistem bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan. Riba secara bahasa berarti al-ziyadah yang berarti
tambahan. Sedangkan menurut istilahnya, riba dalam pandangan
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Prof. Abdul Manannan, Ph.D. dalam bukunya ”Teori dan Praktek
Ekonomi Islam” adalah perpanjangan batas waktu dan penambahan
jumlah peminjaman uang sehingga berjumlah begitu besar,
sehingga pada akhir jangka waktu peminjaman itu, si peminjam
akan mengembalikan kepada orang yang meminjamkan sejumlah
dua kali lipat atau lebih darijumlah pokok yang dipinjamkannya.
Di dalam teori ekonomi Islam atau ekonomi syariah sebagai
dasar sistem perbankan Islam, diatur beberapa konsep pembiayaan
islami yang dapat dipraktekkan oleh perbankan Islam. Diantara
konsep-konsep tersebut adalah konsep mudharabah, musyarakah,
murabahah, ijarah, wadiah dan lain-lain.
D. PRINSIP BANK ISLAM/SYARIAH
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
sesuai dengan syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan
syariah antara lain:
1. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari
nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak
diperbolehkan.
2. Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian
sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
3. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang".
Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas
karena tidak memiliki nilai intrinsik.
4. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan.
Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang
akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
5. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak
diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak
boleh didanai oleh perbankan syariah.
Prinsip perbankan syariah pada akhirnya akan membawa
kemaslahatan bagi umat karena menjanjikan keseimbangan sistem
ekonominya.
E. FUNGSI BANK ISLAM/SYARIAH
Bank-bank Islam dikembangkan berdasarkan prinsip yang
tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal
(keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan
kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan.
Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi tran-saksi
bisnis pun harus sesuai dengan ajaran syariah. Sebagai contoh
dalam hal ini adalah aspek yang paling terkemuka dari ajaran Islam
mengenai muamalah, yaitu pelarangan riba dan persepsi uang
sebagai alat tukar dan alat melepaskan kewajiban. Uang bukanlah
komoditas. Dengan demikian, uang tidak me-miliki nilai waktu,
kecuali nilai barang yang ditukar melalui penggunaan uang sesuai
dengan syariah.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Sebagai konsekuensi dari prinsip ini maka bank Islam
dioperasikan atas dasar konsep bagi untung dan bagi risiko yang
sesuai dengan salah satu kaidah Islam, yaitu "keuntungan adalah
bagi pihak yang menanggung risiko." Bank Islam menolak bunga
sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman sebagai alat
investasi.
Dalam melaksanakan investasinya, bank Islam memberi
keyakinan bahwa dana mereka sendiri (equity), serta dana lain
yang tersedia untuk investasi, mendatangkan pendapatan yang
sesuai dengan syariah dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam paradigma akuntansi Islam, bank syariah memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Manajemen Investasi
Bank-bank Islam dapat melaksanakan fungsi ini ber-dasarkan
kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan.
Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya
sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan inves-tasi
dana dari pihak lain) menerima persentase keuntungan hanya
dalam kasus untung. Dalam hal terjadi kerugian, sepenuhnya
menjadi risiko penyedia dana (shahibul maal), sementara bank
tidak ikut menanggungnya.
2. Investasi
Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang ditem-patkan
pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening
investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang
konsisten dengan syariah. Di antara contohnya adalah kontrak
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
al murabahah, al mudharabah, al musyarakah, bai as salam, bai
al ishtisna, al ijarah, dan lain-lain.
Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terba-tas
(unrestricted mudharabah) atau terbatas (restricted
mudharabah).
a. Rekening investasi tidak terbatas (general investment)
Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada
bank Islam untuk menginvestasikan dananya dengan cara
yang dianggap paling baik dan feasible, tanpa menerapkan
pembatasan jenis, waktu dan bidang usaha investasi.
Dalam skema ini bank Islam dapat mencampurkan dana
pemegang rekening investasi dengan dananya sendiri
(modal) atau dengan dana lain yang berhak dipakai oleh
bank Islam (misalnya rekening koran). Pemegang rekening
investasi dan bank Islam umumnya berpartisipasi dalam
keuntungan dari dana yang diinvestasikan.
b. Rekening investasi terbatas (restricted investment)
Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan
tertentu dalam hal jenis, bidang, dan waktu bank meng-
investasikan dananya. Lebih jauh lagi, bank Islam dapat
dibatasi dari mencampurkan dananya sendiri dengan dana
rekening investasi terbatas untuk tujuan investasi. Bahkan
bisa saja ada pembatasan lain yang diterapkan pemegang
rekening investasi.
Sebagai contoh, pemegang rekening investasi dapat
meminta bank Islam untuk tidak menginvestasikan dananya
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
dalam bidang pertanian dan peternakan. Bisa juga pe-
megang rekening investasi meminta bank Islam itu sendiri
yang melaksanakan investasi, bukan melalui pihak ketiga.
3. Jasa-Jasa Keuangan
Bank Islam dapat juga menawarkan berbagai jasa ke-uangan
lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak
perwakilan atau penyewaan. Contohnya garansi, transfer kawat,
L/C, dan sebagainya.
4. Jasa Sosial
Konsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam me-
laksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman
kebajikan), zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran
Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan Islam juga
mengharuskan bank Islam memainkan peran dalam
pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana
bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.
F. PRODUK-PRODUK BANK ISLAM/SYARIAH
Produk perbankan Syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
a. Produk Penyaluran Dana
Dibedakan dalam 3 (tiga) kategori yang dibedakan berdasar
tujuan penggunaannya;
1) Prinsip Jual Beli
Prinsip jual beli, berhubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan Bank
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan atas bentuk
pembayaran dan penyerahan barang sebagai berikut: a).
Pembiayaan Murabahah, b). Salam dan c). Istishna
2) Prinsip Sewa (Ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Bila
pada jual beli obyek transaksi adalah barang, maka pada
ijarah obyeknya jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat
menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Harga
jual dan harga sewa disepakati pada awal perjanjian.
3) Prinsip Bagi Hasil
Prinsip bagi hasil dibagi dua, yaitu:
- Musyarakah, transaksi musyarakah dilandasi adanya
keinginan para pihak yang bekerja sama untuk
meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara
bersama-sama.
- Mudharabah, adalah bentuk kerja sama antara 2 (dua)
atau lebih pihak dimana pemilik modal mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan.
b. Produk Penghimpunan Dana
Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah wadiah dan
mudharabah.
c. Produk yang Berkaitan Dengan Jasa (Fee Based Service)
1) Hiwalah (alih piutang), fasilitas ini lazim untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
produksi. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan
piutang.
2) Rahn (gadai), Untuk memberi jaminan pembayaran kembali
kepada Bank dalam memberikan pembiayaan. Barang yang
digadaikan wajib memenuhi kriteria:a) Milik nasabah sendiri,
b)Jelas ukuran, sifat dan nilainya, ditentukan berdasar nilai
riil pasar, c) Dapat dikuasai, tapi tak boleh dimanfaatkan oleh
bank.
3) Qard (pinjaman uang), aplikasi Qard dalam perbankan,
antara lain: Sebagai pinjaman talangan haji, dan Sebagai
pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit
syariah.
4) Wakalah (perwakilan), terjadi bila nasabah memberi kuasa
kepada Bank untuk mewakili dirinya melaksanakan
pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter of
Credit), inkaso dan transfer uang.
5) Kafalah (Bank Garansi), diberikan dengan tujuan untuk
menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank
dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah
dana untuk fasilitas ini sebagai rahn (gadai), serta Bank
dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah.
Bank diperkenankan mendapat ganti biaya atas jasa yang
diberikan.
G. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BANK ISLAM
1. Keunggulan Bank Islam
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
Ada 5 keunggulan Bank Syariah yang belum diketahui oleh
banyak orang, yaitu:
a) Fasilitas Selengkap Bank Konvensional
Banyak orang yang berpikiran bahwa karena perbankan
syariah masih baru, jenis transaksi yang dapat dilakukan
hanya sedikit. Anggapan tersebut dulu mungkin bisa
dimengerti, tapi sekarang sama sekali tidak benar. Bank
Syariah saat ini sangat modern. Semua jenis transaksi mulai
dari tabungan, deposito, kredit usaha, kredit rumah, kliring,
dan sebagainya dapat dilakukan dengan nyaman. Mayoritas
Bank Syariah terhubung dengan jaringan online ATM
Bersama sehingga Anda dapat tarik tunai dan transfer
realtime dari/ke bank lain dengan mudah. Beberapa Bank
ada yang menggratiskan biaya untuk ini. Beberapa Bank
Syariah yang memberikan layanan Internet Banking, SMS
Banking, bahkan kartu kredit syariah sehingga lebih praktis.
b) Manajemen Finansial yang Lebih Aman
Tragedi finansial kredit subprime tahun 2007 nyaris tidak
menggoyahkan investasi yang berbasis syariah. Di saat
banyak bank investasi dan bank-bank besar bangkrut
maupun membutuhkan kucuran dana, banyak Bank Syariah
baru yang justru bermunculan atau buka cabang. Krisis
ekonomi justru telah memuktikan bahwa manajemen
finansial berbasis syariah jauh lebih aman dibandingkan
ekonomi liberal yang dianut bank konvensional.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
c) Anda Berkontribusi Langsung Memperkuat Bank Syariah
Anda
Bank Syariah memberikan nisbah (”bunga” simpanan)
berdasarkan perkembangan finansial perusahaan. Secara
tidak langsung Anda menjadi “pemegang saham” di Bank
Syariah Anda. Setiap simpanan Anda akan memperkuat
investasi bank. Setiap pinjaman Anda akan memperkuat
keuntungan bank. Semakin usaha Anda berkembang, bank
juga semakin berkembang karena kredit yang diberikan
menggunakan skema bagi-hasil. Semakin maju bank,
semakin banyak pula keuntungan bank yang dapat dibagikan
sebagai nisbah kepada para nasabah.
d) Membantu Orang yang Butuh Dizakati
Bank Syariah mengeluarkan 2,5% dari keuntungan
tahunannya untuk dizakatkan. (Anda sendiri tentunya masih
harus berzakat bila Anda muslim.) Namun bank konvensional
tidak mempunyai kewajiban berzakat. Dengan menggunakan
layanan Bank Syariah, secara tidak langsung Anda turut
berzakat dan membantu mereka yang membutuhkan.
e) Satu Langkah Awal Menuju Halal
Kredit yang diberikan oleh bank syariah mempunyai
persyaratan yang bertujuan agar aktivitas yang berhubungan
dengan bank syariah bersifat halal. Bisnis yang dibiayai bank
syariah, sesuai ketentuan yang berlaku, juga membatasi
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
kemungkinan terlibatnya kegiatan yang diharamkan oleh
syariat Islam.
Hal ini sama sekali tidak membatasi nasabah bank syariah
harus muslim, justru agama apa pun boleh, asal halal
pemakaiannya. Meskipun nasabah tersebut muslim, tapi jika
pemakaian dana atau usaha yang dijalankannya tidak halal,
maka dia tidak diperkenankan untuk mengambil kredit di
Bank Syariah.
2. Kelemahan Bank Islam
a) Dengan sistem islami atau syariah, maka bank Islam terlalu
berprasangka baik kepada semua nasabahnya dan
berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam bank
Islam adalah jujur. Dengan demikian bank Islam sangat
rawan terhadap mereka yang beritikad tidak baik, sehingga
diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang
menerima pembiayan dari bank Islam. Hal ini akan menjadi
hambatan berlangsungnya bank Islam jika bank Islam itu
sering kecolongan akan nasabah yang membandel dan
nakal. Atau kalau tidak, maka bank Islam itu justru karena
terlalu hati-hatinya memilih nasabah, maka berakibat
sedikitnya keuntungan yang diperolehnya sehingga berimbas
pada terhambatnya laju pertumbuhan bank Islam itu sendiri.
b) Dengan penerapan sistem bagi hasil, maka akan lebih
diperlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama
dalam menghitung bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
yang nilai simpanannya di bank tidak tetap. Sehingga bisa
terjadi potensi salah hitung. Kesalahan hitung dalam proses
rumit ini, apabila sering terjadi, maka akan membuat para
nasabah lari dari bank Islam tersebut.
c) Karena bank Islam menerapkan bagi hasil, maka bank Islam
lebih memerlukan tenaga dan pikiran yang ekstra dibanding
dengan bank konvensional. Hal ini dimaksudkan agar bank
Islam tidak salah dalam menilai kelayakan suatu pembiayaan
tertentu. Dalam kasus ini sekali lagi, apabila bank Islam tidak
pandai-pandai menilai prospek dan kelayakan
pembiayaannya maka bisa berakibat kerugian terhadap
pembiayaan itu dan secara otomatis berakibat kerugian pada
bank Islam itu sendiri.
d) Problematika biaya dan profitabilitas. Bank Islam bekerja
dengan aturan yang sangat ketat dan memilih investasi yang
halal dan sesuai syariah saja. Implikasinya adalah bank Islam
harus melakukan supervisi dan terkadang mengelola secara
langsung operasional suatu proyek yang didanainya. Ini
dilakukan untuk mereduksi pengeluaran manajerial.
Akibatnya, bank Islam harus memikul biaya tambahan yang
tidak pernah terdapat pada pembukuan bank-bank berasas
bunga. Bank Islam pun harus mampu meminimalisir potensi
kerugian dari investasi mudarabahnya dan mengamankan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bank-bank riba. Hal ini menyebabkan bank Islam terdorong
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
untuk mencari proyek yang segera memberikan keuntungan.
Long gestation project (proyek dengan masa menunggu yang
lama) dan proyek infrastruktur adalah proyek-proyek yang
kurang menarik minat perbankan Islam, dimana bank Islam
harus membayar keuntungan yang besar setiap tahun
terhadap simpanan.
e) Minimnya sumberdaya manusia yang memahami secara
komprehensif segala hal yang berkaitan dengan industri
perbankan syariah. Sehingga dalam prakteknya, seringkali
terjadi penyimpangan-penyimpangan aktivitas transaksi
yang tidak sesuai dengan syariah.
f) Belum adanya suatu Bank Sentral Syariah sebagai
penyokong selaiknya Bank Indonesia yang menjadi bank-nya
lembaga-lembaga perbankan yang mampu memerankan diri
seperti peran Bank Indonesia tetapi dengan prinsip Islam.
h) Belum adanya undang-undang yang secara khusus mengatur
mengenai perbankan syariah.
H. PERBEDAAN ANTARA BANK ISLAM DENGAN BANK
KONVENSIONAL
Perbedaan mendasar antara bank Islam dengan bank
konvensional secara umum terletak pada dua konsep yaitu konsep
imbalan dan konsep sistemnya. Perbedaan konsep sistem antara
bank konvensional dan bank Islam dapat dilihat dalam tabel
perbandingan di bawah berikut.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
BANK ISLAM BANK KONVENSIONAL
Berdasarkan margin keuntungan
Memakai perangkat bunga dan atau bagi hasil
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur – kreditur
Users of real funds Creator of money suplly
Melakukan investasi – investasi yang halal saja
Investasi yang halal dan haram
Pengerahan dan penyaluran dana harus sesuai dengan syariah Islam yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah atau sejenisnya
Sedangkan perbedaan konsep imbalan antara bank Islam
yang menggunakan sistem bagi hasil/profit sharing dan bank
konvensional yang menggunakan sistem bunga/interest dapat
dilihat dalam tabel berikut.
BUNGA (BANK KONVENSIONAL)
BAGI HASIL (BANK ISLAM)
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa berpedoman pada untung rugi.
Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang yang dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Bagi hasil tergantung pada keunungan proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggng bersama oleh kedua belah pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang ”booming”
peningkatan jumlah pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agma termasuk Islam.
Tidak ada yangmeragukan keabsahan keuntungan bagi hasil.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
BAB III
KESIMPULAN
Bank Islam dalam perkembangannya di Indonesia sejak tahun
1991 sampai sekarang ternyata mampu memberikan bukti nyata
kepada masyarakat dan banga Indonesia tidak hanya sekedar
membuktikan eksistensinya tetapi juga mampu memberikan
keuntungan dan prospek yang menjanjikan. Badai krisis ekonomi yang
menyerang negara ini sejak 10 tahun silam hingga hari ini belum
mampu menggoyahkan keberadaan bank Islam. Akan tetapi justru
sebaliknya, bank Islam mampu meningkatkan asetnya setiap tahun.
Bank Islam mampu memikat banyak bank nasional untuk ikut terjun
dalam sistem ekonomi islami
ini.
Namun demikian, perkembangan perbankan Islam bukannya
tanpa cela. Masih banyak kekurangan dan kelemahan serta hambatan-
hambatan yang masih harus dilewati untuk mewujudkan cita-cita
perbankan Islam yaitu menghapus sistem ribawi atau konsep bunga.
Masih banyak transaksi-transaksi dan pembiayaan-pembiayaan yang
belum bisa diterapkan secara murni syariah atau murni islami. Oleh
karena itu, pengembangan perbankan syariah tidak boleh hanya
dibebankan di pundak para pelaku bank Islam, Bank Indonesia atau
pemerintah saja tetapi peran serta seluruh elemen masyarakat
Indonesia sangat dinantikan agar sistem perbankan Islam akrab dan
dipahami secara benar oleh publik. Dengan demikian akan tercipta
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
sinergi institusi dalam pengembangan perbankan syariah di masa
sekarang dan mendatang.
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
REFERENSI
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.
Madura, Jeff. 2002. Capial market and institution.
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, 2001.
Rindawati Ema, Skripsi Analisis perbandingan kinerja keuangan Perbankan syariah dengan perbankan konvensional, Universitas Islam Yogyakarta, 2007
Tamanni, Lugyan. 2004. Prospek perbankan syariah dalam pemulihan ekonomi. ISEFID Review, vol.3 No 3 1424
Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998
http://afand.cybermq.com/post/detail/2357/sejarah-perbankan--pengertian-asas-fungsi-dan-tujuan
http://blog.keuanganpribadi.com/prinsip-dasar-produk-perbankan-syariah/
http://edratna.wordpress.com/2007/06/26/mengenal-produk-perbankan-syariah-1/
http://edratna.wordpress.com/2007/06/26/mengenal-produk-perbankan-syariah-2/
http://ferrysirait.multiply.com/journal/item/9
http://grhoback.blogspot.com/2010/05/fungsi-fungsi-bank-syariah.html
http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/11/01/5-keunggulan-bank-syariah-yang-belum-diketahui-banyak-orang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank
http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah
http://putracenter.net/2009/09/23/definisi-fungsi-dan-peranan-bank-umum dalam -perekonomian
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/fungsi-bank/
http://26-dyash.blogspot.com/2010/10/sistem-perekonomian-dan-pengelolaan_25.html
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
MAKALAH
bank dalam islam(disusun dalam rangka melengkapi tugas Matakuliah Bisnis Syariah)
Oleh:
Agung Gunawan R. (090 10 485)
Yus Hemansyah (100 10 451)
Juwita Farida Anum (Xxx Xx Xxx)
Fera Sulistiawati (100 10 426)
Nur Faizah (100 10 542)
Yani Sri Fitianingsih (100 10 546)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN
2010
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
KATA PENGANTAR
(tulunk dibuat yach bu......!)
thanks
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2
Bisnis Syariah
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
BAB II BANK DALAM ISLAM..................................................... 3
A. Sejarah dan Pengertian Bank ................................ 3
B. Fungsi Bank .......................................................... 4
C. Sejarah dan Pengertian Bank Islam ...................... 6
D. Prinsip Bank Islam/Sariah ...................................... 9
E. Fungsi Bank Islam/Sariah ...................................... 10
F. Produk-produk Bank Islam/Syariah ....................... 12
G. Keunggulan dan kelemahan Bank Islam ............... 14
H. Perbedaan antara Bank Islam dengan Bank Konvensional
19
BAB III KESIMPULAN................................................................ 21
REFERENSI .................................................................................. 22
Makalah Perbankan dalam Islam Page 2