28
TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERILAKU ORGANISASI ANALISIS PERILAKU ORGANISASI DEPARTEMEN HUMAS, IT, DAN PERS BEM FKM UNAIR 2011 OLEH : KELOMPOK 12 IKMA 2008 Zahwa Dhiyana 100810003 Novita Aulia 100810004 Kartika Nur Fitriyah 100810010 M. Ridwan Arifin 100810317 Dian Wahyu Pratiwi 100810326 Yanuar Rinaldi 100810301

Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERILAKU ORGANISASI

ANALISIS PERILAKU ORGANISASI DEPARTEMEN HUMAS, IT, DAN PERS

BEM FKM UNAIR 2011

OLEH :

KELOMPOK 12

IKMA 2008

Zahwa Dhiyana 100810003

Novita Aulia 100810004

Kartika Nur Fitriyah 100810010

M. Ridwan Arifin 100810317

Dian Wahyu Pratiwi 100810326

Yanuar Rinaldi 100810301

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2011

Page 2: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

BAB I

PENJELASAN TEORI PERILAKU ORGANISASI

A. KLASIFIKASI GRUP

Kelompok (group) didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang

berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Suatu kelompok sosial harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian

dari kelompok yang bersangkutan.

b. ada hubungan timbal-balik antara orang yang satu dengan yang lain.

c. terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu: nasib

yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, idiologi yang sama.

d. berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Kelompok dapat berupa kelompok formal maupun informal.

1. Kelompok Formal

Merupakan kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi dengan

penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja. Dalam kelompok

formal, perilaku yang harus dianut oleh seseorang ditetapkan dan diarahkan

menuju tujuan-tujuan organisasi. Kelompok formal mempunyai peraturan-

peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya

untuk mengatur hubungan di antara naggota-anggotanya.

Contoh : perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas.

2. Kelompok Informal

Merupakan perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun secara

organisasional. Kelompok ini adalah formasi-formasi alami dalam lingkungan

kerja yang timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak social.

Kelompok informal tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau pasti,

terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang menjadi dasar

bertemunya kepentingan dan pengelaman yang sama.

Contoh : Arisan ibu-ibu, demo buruh, buka puasa bersama, pengajian

Page 3: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

Lebih dirinci lagi oleh Munandar (2000), bahwa kelompok formal mencakup

kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok komando ditentukan oleh

bagan organisasinya, yang terdiri atas atasan dan bawahan. Kelompok komando

dicirikan oleh adanya rantai komando dari pimpinan dan yang dipimpin. Karena

sifatnya komando, maka perintah pemimpin harus dilaksanakan. Kelalaian atas hal

tersebut akan berakibat adanya sanksi dari organisasi. Sedangkan kelompok tugas

terdiri atas para karyawan yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas.

Ciri khas kelompok formal:

a. Adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga

(ART) yang ada pengangkatan anggota diangkat oleh organisasi

b. Memiliki struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan

hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya

c. Bersifat impersonal

d. Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing di dalam satu

sistem hierarki dengan tugas pekerjaan masing-masing

e. Kekuasaan hierarkis akan didegelasikan secara bertingkat-tingkat

f. Relasinya berlandaskan alasan-alasan idiil

g. Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi/persaingan

Sedangkan kelompok informal adalah suatu kelompok yang terbentuk

berdasarkan tujuan persahabatan, ketertarikan dan kepentingan. Kelompok informal

dapat dikatakan sebagai kelompok yang lebih berkembang dari upaya individu dan

pengembangan minat dan persahabatan daripada desain yang sengaja dibentuk

organisasi. Kelompok kepentingan adalah individu-individu memberntuk kelompok

karena memiliki kesamaan. Sedangkan kepentingan adalah individu-individu

bersatu karena memiliki kepentingan bersama.

Ciri khas kelompok informal:

a. Hubungan lebih bersifat spontan dan tidak terorganisir

b. Tidak bertitik tolak pada pengendalian manajemen seperti di organisasi

formal

c. Terintegrasi dengan baik

d. Kelompok informal dapat menjadi bagian dari kelompok formal

Page 4: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

e. Setiap anggota kelompok mengadakan interrelasi yang kuat dan komunikasi

yang akrab

f. Terdapat iklim psikis

g. Memiliki keterikatan afeksi yang baik

Perbedaan kelompok formal dan kelompok informal menurut Argyrys :

Perbedaan Formal Informal

Hubungan antar

pribadi

Hubungan antar orang

ditentukan

Tergantung kebutuhan

anggota

Kepemimpinan Ditetapkan dan ditunjuk Muncul dan dipilih

Pengendalian

perilaku

Mengendalikan perilaku

karyawan melalui balas jasa

dan hubungan

Mengendalikan dengan

pemenuhan kebutuhan

Ketergantungan Lebih tergantung Tidak tergantung

Keanggotaan Rumit, eksklusif Lebih fleksibel

B. FASE PEMBENTUKAN GRUP

Menurut Bruce W. Tuckman, terdapat lima tahapan untuk melihat

perkembangan suatu kelompok. Model ini termasuk dalam rangka mendirikan dan

membesarkan kelompok. Lima tahap tersebut adalah :

1. Forming

Dalam tahap ini beberapa orang dengan sengaja menggabungkan

dirinya membentuk (perform) kelompok. Forming ditandai dengan

ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan  kelompok.

Anggota “testing the waters” untuk menentukan jenis perilaku yang dapat

diterima. Di tahap pertama ini orientasi anggota masih ragu, cenderung

introvert, belum familiar, belum saling percaya, belum ada partisipasi yang

baik. Anggota tim cenderung meraba-raba mengenai perilaku apa yang dapat

diterima, posisi mereka dalam tim, prosedur dan aturan kelompok. Anggota

tim cenderung menghindari kontroversi. Tahap ini selesai ketika ketika para

anggota sudah mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Page 5: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

2. Storming

Tahap ke dua merupakan periode konflik dan kompetisi antar anggota

tim yang dapat mengganggu hubungan personal mulai timbul, karena ternyata

dalam dalam mencapai tujuan bersama tidaklah mulus dan sering terjadi

perbedaan pandang dan perbedaan cara mencapai tujuan. Kelompok mulai

mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka

hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka

selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide

dan perspektif mereka masing-masing. Anggota tim menerima eksistensi tim,

tetapi menolak keterbatasan yang menganggu individualitas. Karena perasaan

tidak nyaman, beberapa anggota tim dapat bertindak pasif sedangkan anggota

lain berusaha mendominasi. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat

selesai. Namun ada pula yang terhambat pada tahap ini. Tahap ini merupakan

tahap tergoyah dalam pembentukan kelompok. Kelompok mengalami konflik

dan menemukan cara-cara untuk tetap fokus. Tahap ini terselesaikan jika

terdapat hierarki yang relatif jelas mengenai kepemimpinan dalam tim, dan

anggota tim berorientasi pada pemecahan masalah.

3. Norming

Dalam tahap ini, kelompok memiliki aturan yang sifatnya tertulis dan

tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh setiap anggota. Terdapat kesepakatan

dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah

jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring

dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.

Norming ditandai dengan berkembangnya hubungan yang akrab dan

kelompok memperlihatnya keterpaduannya. Ada perasaan kuat atas identitas

kelompok. Anggota tim saling berbagi perasaan, ide, umpan balik dan

menggali tindakan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas. Tahap ini

selesai ketika struktur kelompok menjadi solid dan kelompok mengasimilasi

harapan mengenai apa yang mendefinisikan perilaku anggota yang benar.

Page 6: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

4. Performing

Merupakan periode yang belum tentu dapat dicapai oleh semua tim.

Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh.

Anggota tim berorientasi pada tugas tetapi sekaligus berorientasi pada

manusia. Anggota tim menjadi semakin cakap dalam bekerja sama dan

memiliki interdependensi untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok dalam

tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada

konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling

bergantung dan mereka saling respect dalam berkomunikasi. Tahap ini

ditandai dengan saling ketergantungan dalam hub personal  dan pemecahan

masalah dalam bidang fungsi tugas. Fungsi-fungsi tugas  menjadi sejati dalam

pemecahan masalah, memimpin dengan solusi yang optimal dan

pembentukan kelompok yang optimum. Hal ini merupakan dukungan untuk

mencoba pemecahan masalah dan memperhatikan suatu kemajuan.

5. Adjourning

Tahap ke lima adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri.

Berprestasi sudah bukan menjadi prioritas utama. Pada tahap adjourning ini

para anggota kelompok terfokus pada penyelesaian tugas dan bila memang

kerja kelompok tersebut hanya temporary maka para anggota kelompok akan

merasa kehilangan pertemanan dan kerjasama yang selama ini telah terjalin.

Namun demikian, Robbins (2003) menemukan kenyataan bahwa dapat saja

beberapa tahap terjadi bersamaan dan tidak adanya batasan yang jelas antara satu

tahap dengan tahap lain, tim regresi ke tahap sebelumnya bahkan kemungkinan

terburuk adalah tim tersebut hancur sama sekali.

C. GROUP STRUCTURE

Variabel dalam Group Structure antara lain:

1. Peran (Roles)

Merupakan satu set pola perilaku yang diharapkan dikaitkan dengan

seseorang menduduki posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Dengan kata

Page 7: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

lain, peran adalah perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai

anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan

perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Peran terdiri dari:

a. Identitas peran (role identity) yaitu beberapa sikap dan perilaku yang

sebenarnya konsisten dengan peran. dan mereka menciptakan identitas

peran. Orang memiliki kemampuan untuk mengubah peran cepat ketika

mereka mengakui bahwa situasi dan tuntutannya jelas memerlukan

perubahan besar.

b. Persepsi peran (role perception) yaitu pandangan individu tentang

bagaimana ia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu. Persepsi

merupakan pandangan apa yang diharapkan agar seseorang termotivasi

untuk bertindak. Dalam hal ini, persepsi sangat penting karena sebagai

pemahaman diri akan peran yang akan dijalankan.

c. Harapan Peran (role expectation) yaitu bagaimana orang lain percaya

bahwa seseorang harus bertindak dalam situasi tertentu. Harapan adalah

pandangan bagaimana seseorang diharapkan bertindak dalam untuk

aktivitas tertentu sesuai dengan perannya.

d. Konflik Peran (role conflict) yaitu sebuah situasi di mana individu

dihadapkan oleh harapan peran yang berbeda. Menurut Hendropuspito

(1989), konflik peran sering terjadi pada orang yang memegang

sejumlah peran yang berbeda macamnya, kalau peran-peran itu

mempunyai pola kelakuan yang saling berlawanan meski subjek atau

sasaran yang dituju sama. Dengan kata lain, bentrokan peranan terjadi

kalau untuk menaati suatu pola, seseorang harus melanggar pola lain.

2. Norma (Norm)

Menurut Bertens (2002), norma dapat diartikan sebagai kaidah atau

tolok ukur yang kita gunakan dalam menilai sesuatu. Norma suatu kelompok

adalah kepercayaan kelompok mengenai perilaku yang baik, persepsi dan

perilaku anggotanya. Norma kelompok juga diartikan sebagai sebuah elemen

fundamental dari sebuah struktur grup, untuk mereka memberikan petunjuk

Page 8: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

dan motivasi, mengorganisir interaksi sosial, dan membuat respon orang lain

bisa diprediksi dan berharga. Selain itu norma dapat pula diartikan sebagai

seperangkat aturan yang mengatur perilaku manusia supaya tertib.

Kelas-kelas Norma:

a. Norma kinerja adalah kesepakatan mengenai pekerjaan, seperti

seberapa besar hasil yang harus dicapai, batasan keterlambatan, dan

kesepakatan-kesepakatan lainnya.

b. Norma penampilan

c. Norma pengaturan sosial adalah pengaturan hubungan antar personal di

dalam kehidupansehari-hari.

d. Norma alokasi sumberdaya adalah pengaturan mengenai perolehan dan

pembagian alokasi tenaga, waktu, alat, tugas dan pekerjaan yang sesuai.

3. Status

Merupakan posisi sosial atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang

diberikan ke kelompok atau anggota kelompok lain. Pengaruh status dalam

perilaku:

a. status dan norma, peringkat status dan penyimpangan dalam norma

kelompok

b. kesetaraan status, terciptanya ketidakseimbangan yang terjadi dalam

berbagai jenis perilaku

c. status dan budaya, transformasi lintas budaya yang mempengaruhi

status individu atau kelompok

d. ukuran, jumlah anggota kelompok yang mempengaruhi perilaku

keseluruhan kelompok

4. Group Size

Group size berkaitan dengan jumlah anggota dalam suatu kelompok. Menurut

Robbins (2007), ada tiga jenis dari ukuran kelompok (group size), yaitu:

a. Small groups, biasanya kelompok-kelompok kecil lebih cepat pada

menyelesaikan tugas-tugas daripada yang lebih besar. Selain itu,

kelompok kecil memanfaatkan fakta lebih efektif daripada grup besar.

Page 9: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

b. Large groups, kelompok besar lebih baik dalam penyelesaian masalah

daripada kelompok kecil. Selain itu, kelompok besar lebih efektif dalam

pencariian fakta dan mendapatkan input yang beragam.

c. Social loafing, adalah kecenderungan individu untuk mengeluarkan

usaha yang lebih sedikit saat bekerja secara kolektif dibandingkan saat

bekerja secara individual.

5. Degree of group cohesiveness

Cohesiveness atau kepaduan merupakan tingkatan dimana anggota kelompok

tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok.

Kepaduan dapat disebabkan oleh kebersamaan waktu, interaksi yang tinggi

antar anggota, karena dapat meningkatkan produktivitas kelompok. Highly

cohesive group (kelompok yang sangat kohesif) lebih efektif dan produktif

daripada less cohesive group (kelompok yang kurang kohesif) ketika tujuan

mereka selaras dengan tujuan kelompok. Berikut ini adalah hubungan antara

tingkat kohesif dan produktivitas:

D. GROUP DECISION MAKING TECHNIQUES

Page 10: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

Metode pengambilan keputusan dalam suatu kelompok antara lain:

1. Interacting group

Kelompok yang khas, dimana anggota kelompok berinteraksi secara langsung

satu sama lain. 

2. Brainstorming

Sebuah generasi ide proses yang secara khusus membuka setiap alternatif,

dan menahan diri dari setiap kritik yang muncul atas alternatif tersebut.

3. Nominal group technique

Sebuah metode pengambilan keputusan kelompok dimana anggota individu

bertemu muka dengan muka dengan kolam penilaian mereka secara sistematis

tetapi independen. Metode ini membatasi komunikasi antar pribadi selama

proses pengambilan keputusan, karena masing masing individu mengemban

tugas secara independen

4. Electronic meetings

Sebuah pertemuan di mana anggota berinteraksi di komputer, memungkinkan

untuk anonimitas komentar dan agregasi suara.

 

Page 11: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

BAB II

ANALISIS PERILAKU ORGANISASI DEPARTEMEN HUMAS, IT, DAN PERS

BEM FKM UNAIR 2011

A. KLASIFIKASI GRUP

Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM UNAIR termasuk dalam

klasifikasi formal group karena karena berdiri di bawah BEM FKM unair atas dasar

surat keputusan dekan FKM Unair tentang pendirian BEM FKM Unair tahun 2011.

Selain itu, departemen Humas, IT dan Pers, IT dan Pers BEM FKM UNAIR

memenuhi kriteria-kriteria dari formal grup, antara lain:

a. Mempunyai struktur organisasi yang jelas yang tercermin pada bagan struktur

organisasi.

b. Peraturan yang legal dan disahkan oleh badan/pimpinan yang berwenang

yaitu BEM FKM UNAIR.

c. Adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga

(ART) yang ada pengangkatan anggota diangkat dan disahkan oleh BEM

FKM UNAIR.

d. Setiap anggota mempunyai status keanggotaan yang resmi dan mengetahui

job desk masing-masing.

B. FASE PEMBENTUKAN GRUP

Fase pembentukan Grup:

1. Forming

Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM UNAIR merupakan

kelompok formal yang ada di lingkungan FKM UNAIR. Organisasi ini

dibentuk dengan tujuan untuk mewadahi minat mahasiswa di bidang

informasi dan komunikasi, dengan tiga proritas sasaran yaitu komunikasi dan

informasi dengan masyarakat, teknologi, dan media massa. Departemen

Humas, IT dan Pers, IT dan Pers BEM FKM UNAIR sudah memasuki tahap

ini. Fase ini telah dilaksanakan pada saat awal pembentukan group

berdasarkan seleksi dan pengukuhan anggota BEM FKM Unair 2011 oleh

dekan FKM Unair. Pengukuhan berdasarkan surat keputusan dekan ini

Page 12: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

menandakan masa pembentukan group telah terlaksana dengan model

pembentukan formal group. Selain pembentukan secara formal untuk

memperoleh status legal-formal, didalam kelompok juga telah terlaksana fase

forming ini secara non formal melalui perkenalan dan adaptasi tingkah laku

pada masing-masing anggota.

Pada pengurusan tahun ini dibentuk sejak bulan Maret 2011 dan

disahkan oleh dekanat FKM UNAIR dengan kepengurusan keanggotaan

Departemen Humas, IT dan Pers, IT dan Pers BEM FKM UNAIR :

Ketua : M. Ridwan Arifin

Sekretaris : Zafira Wardoyo

Bendahara : Nenni Septianingrum

Kadiv Humas : Maggie A.F

Staf Humas : Nikmah R.N.I

Anis P.N

Apriz

Kadiv Pers dan IT : Alfreda Effie

Staf Pers dan IT : Hafidz A.

Ahmad Sulthon

Lintang P.

Pada awal pembentukan pengurus baru periode 2010-2011, masing-

masing anggota cenderung masih menutup diri, belum saling mengenal dan

belum bisa saling percaya. Namun para anggota memiliki motivasi dan usaha

untuk mendekatkan diri satu sama lain .

2. Storming

Organisasi Departemen Humas, IT dan Pers, IT dan Pers BEM FKM

UNAIR sudah melalui fase storming dimana masing-masing anggota

mengembangkan ide yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan sehari-

hari. Fase Storming telah dilaksanakan pada saat curah pendapat antar sesama

anggota terkait ranah dan model kerja dari group sebelum rapat kerja BEM

FKM Unair 2011. Fase ini dilakukan untuk menentukan rencana kerja selama

setahun kedepan beserta arahan teknis dan penanggung jawab di masing-

Page 13: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

masing kegiatan yang dilakukan. Pada masa ini biasanya sering terjadi

konflik dalam hal penyamaan persepsi terkait arahan dan penanggung jawab

kegiatan. Organisasi ini memiliki agenda pertemuan rutin yang bertujuan

untuk membahas kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan

tersebut tak jarang muncul konflik-konflik yang terjadi antar personal.

Namun anggota juga saling bertukar pikiran, mengemukakan pendapat dan

solusi untuk menuju suatu kesepakatan bersama.

3. Norming

Masa ini telah terlaksana pula pada saat penentuan budaya kerja dalam

group. Masa ini dilakukan pada saat pengikatan komitmen bersama terkait

waktu pelaksanaan rapat, tata laksana rapat, punishment bagi pelanggar

kesepakatan group dan hal-hal lain yang telah disepakati bersama pada saat

pembentukan group secara kekeluargaan. Dari fase ini terwujud suatu tata

etika dalam group yang dilaksanakan bersama oleh semua anggota group

namun tidak tertulis secara formal. Selain itu pembentukan karakter

organisasi telah dilakukan pada fase ini.

Di organisasi Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM UNAIR

telah memiliki peraturan legal yang tertuang pada tata tertib yang bercermin

pada visi misi organisasi. Peraturan ini telah disahkan oleh badan yang

berwenang yaitu FKM UNAIR dan disepakati untuk dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab oleh anggotanya.

Di bawah ini adalah visi, misi, job describtion, serta job specification

Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM UNAIR :

Visi:

Meningkatkan pengetahuan dan jaringan mahasiswa FKM melalui

media.

Misi:

1. Mewujudkan buletin kampus dalam proses edukasi di kalangan

mahasiswa FKM Unair.

2. Meningkatkan jejaring mahasiswa FKM Unair sesuai bidang

keilmuannya.

Page 14: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

Job Describtion:

Meningkatkan jaringan mahasiswa dengan stakeholder dalam

membantu kegiatan belajar mahasiswa, meningkatkan kemampuan

mahasiswa FKM Unair dalam pengembangan media dan teknologi,

memberikan informasi kepada mahasiswa FKM Unair melalui media

cetak dan elektronik.

Job Specification:

Mahasiswa FKM Unair yang memiliki kemampuan di bidang IT,

jurnalistik, dan public speaking serta mau meningkatkan

kompetensinya.

4. Performing

Pada saat ini kelompok masih dalam masa performing yaitu dalam

bentuk realisasi kegiatan-kegiatan yang telah tersusun dalam rencana kerja

untuk mendapat pengakuan terhadap keberadaan (eksistensi) group tersebut.

Anggota kelompok saling bergantung satu sama lain dan saling partisipasi

untuk bekerja sama menyelesaikan tugas. Setiap anggota selalu berusaha

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dengan acuan rencana program

kerja antara lain :

a. Komunitas pecinta film

b. Training media cetak

c. Lomba poster nasional dan internal

d. Website BEM FKM

e. Mading BEM, Mading info lomba, mading publikasi

f. JoPH (Jurnalistik of Public Health)

g. Blog, E-mail, Milis dan Facebook BEM

h. ID pers dan seragam tugas humas dan pers

i. KuaS (Kunjungan Perusahaan)

j. VALEN (Visit and Learning)

Page 15: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

5. Adjourning

Organisasi Departemen Humas, IT dan Pers, IT dan Pers BEM FKM

UNAIR belum sampai pada tahap ini. Karena hingga sampai analisa dibuat,

kepengurusan masih berjalan. Organisasi ini akan mengalami fase adjourning

pada saat akhir kepengurusan yaitu pada sekitar bulan Maret 2012 dimana

pada akhir kepengurusan masing-masing anggota akan dilepas status

keanggotannya yang kemudian akan diteruskan oleh kepengurusan yang baru.

C. GROUP STRUCTURE

1. Peran (Roles)

Secara umum, peran dalam organisasi Departemen Humas, IT, dan Pers

adalah Tata Aturan formal terkait SOP BEM FKM Unair yang telah tertera

dalam SK. Dekan.

a. Identitas peran (role identity)

Di organisasi Departemen Humas, IT, dan Pers, yang memiliki 3 orang

sebagai BPH yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Masing-masing

memiliki sikap dan perilaku :

- Ketua: sebagai pemimpin oragnisasi memiliki sikap dan perilaku

yang bijaksana

- Sekretaris: memiliki sikap dan perilaku yang rajin dan teliti dalam

urusan pencatatan dan pendataan

- Bendahara: memiliki sikap da perilaku yang pandai dan bermat

mengurusi bidang keuangan

Sikap dan perilaku masing-masing anggota ini akan mencerminkan

identitas perannya di dalam organisasi.

b. Persepsi peran (role perception)

Misalnya peran seorang ketua Departemen Humas, IT, dan Pers, dia

harus memiliki persepsi bagaimana dapat menjadi ketua yang baik,

seperti dapa mengambil keputusan yang baik, mengarahkan

anggotanya, dll.

Page 16: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

c. Harapan Peran (role expectation)

Misalnya seorang ketua mengharapkan peran sekretaris yang cakap dan

mampu untuk membuat buku administrasi yang baik, dan sebaliknya

sekretaris juga sangat mengharapkan peran seorang ketua yang selalu

membimbing tugas sekretaris.

d. Konflik Peran (role conflict)

Contohnya seperti ketua Departemen Humas, IT dan Pers yang juga

sebagai ketua himpunan beasiswa ETOS Surabaya. Sehingga terkadang

terdapat jadwal atau tugas yang bentrok sehingga menyebabkan

seseorang harus memilih salah satu di antara peran tersebut untuk

dilakukan lebih dulu.

2. Norma

Secara umum, peran dalam organisasi Departemen Humas, IT, dan Pers

adalah Tata perilaku bersama yang telah disepakati sebagai budaya organisasi

BEM FKM unair 2011. Kelas-kelas Norma:

a. Norma kinerja

Norma kinerja yang ada di Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM

UNAIR adalah target pekerjaan yng harus dicapai sesuai dengan

deadline yang diberikan, batasan keterlambatan 15 menit atau sesuai

kesepakatan.

b. Norma penampilan

Norma penampilan yang ada di Departemen Humas, IT dan Pers adalah

sesuai dengan norma penampilan yang ada di peraturan FKM UNAIR,

yaitu menggunakan pakaian yang rapi dan pantas. Namun untuk tugas

ke luar lingkungan FKM atau tugas resmi maka anggota akan

berpakaian seragam keanggotaan departemen.

c. Norma pengaturan sosial

Norma pengaturan sosial Departemen Humas, IT dan Pers BEM FKM

UNAIR dilaksanakan dngan baik sehingga menghasilkan hubungan

yang harmonis antara anggota intern departemen maupun ekstern

dengan departemen lain.

Page 17: Tugas PPO Kelompok 12 IKMA 08

d. Norma alokasi sumberdaya

Norma alokasi sumberdaya di Departemen Humas, IT dan Pers BEM

FKM UNAIR sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sumber

daya yang ada yang besar penugasan yang sesuai kapasitas kerja

kemampuan anggota.

3. Status

Merupakan suatu departemen di bawah BEM FKM Unair, sehingga dalam

penyelenggaraan kegiatan masih membutuhkan persetujuan dari BEM FKM

Unair.

4. Group Size

Termasuk group kecil karena hanya terdiri dari 11 orang. 1 kadept, 2 kadiv, 8

anggota.

5. Degree of group cohesiveness

Sudah cukup tinggi, hal ini ditunjang oleh upgrading untuk menjalin

keakraban antar anggota yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Sehingga

selain terikat dalam konstitusi formal-legal group ini juga memiliki jalinan

non formal antar sesama anggota.

D. GROUP DECISION MAKING TECHNIQUES

Metode pengambilan keputusan yang dipakai dalam Departemen Humas, IT

dan Pers BEM FKM UNAIR adalah brainstorming, yaitu dilakukan dengan cara

curah pendapat dengan masing-masing komponen group meliputi kepala

departemen, kepala divisi dan staff masing-masing divisi. Curah pendapat ini

dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu keputusan terhadap

group. Setelah didapatkan kesepakatan tahap selanjutnya adalah pengikatan

komitmen untuk melaksanakan keputusan bersama tersebut.