Upload
prisillia-mottoh
View
40
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Kekeruhan lensa kristalina dinamakan katarak, dimana kekeruhan ini terjadi
akibat hidrasi-hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.1,3
Istilah “katarak” berasal dari kata Yunani Kataraso yang berarti air
terjun.Dalam bahasa Indonesia disebut bular yang berarti penglihatan seperti air
terjun.4
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut,
yaitu di atas 50 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa
atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah
penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang
penderita katarak berusia di atas 50 tahun. 1,3
Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium : stadium
insipien, imatur, matur, dan hipermatur.5
Keluhan-keluhan pada katarak senilis pada umumnya berupa penurunan
ketajaman penglihatan (visus yang menurun) yang dapat terjadi secara cepat ataupun
perlahan-lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan adalah melihat bintik-bintik
hitam pada lapangan pandang, melihat dua atau lebih bayangan (diplopia atau
poliopia).3
KATARAK SENILIS STADIUM MATUR ODOleh :
Prisillia MottohJeane R. ThendionoDewi Widjaningsih
Nugra A. RaturandangIlmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan
opthalmoskop.6
Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa
berdasarkan stadium. Oleh karena katarak senilis tidak dapat dicegah timbulnya dan
tidak menurun dengan perbaikan gizi, hygiene dan sanitasi, maka tindakan
pembedahan merupakan satu-satunya pertolongan untuk mencegah kebutaan.1,3
Teknik Pembedahan terbagi atas ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) dan
ekstrasi katarak intra kapsuler (EKIK).7,8
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus katarak senilis stadium matur OD
yang ditemukan di poliklinik bagian mata RSUP Manado.
LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan, 72 tahun, suku Minahasa, agama Kristen Protestan,
pekerjaan IRT, alamat Banjer Lingkungan IV, datang ke poliklinik bagian mata RSUP
Prof R. D. Kandou Manado pada tanggal 28 Februari 2013 dengan keluhan utama
mata kabur.
Kedua mata sudah kabur dialami penderita sejak 1 tahun yang lalu. Penglihatan
berkurang terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya penderita harus meraba-
raba untuk mengambil barang. Kadang-kadang penderita melihat bayangan seperti
berawan di depannya dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada
lapangan pandangnya. Jika penderita memaksakan diri untuk melihat, penderita
merasa kepalanya sakit dan matanya pedih.
Mata pasien sebelah kiri sudah dioperasi 2 bulan lalu. Riwayat tekanan darah
tinggi baru diketahui penderita 2 bulan yang lalu ketika penderita mau dioperasi.
Pasien tidak teratur minum obat anti tekanan darah tinggi.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis, keadaan umum cukup,
kesadaran compos mentis, tensi 190/110 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit,
suhu 36,80C, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen datar lemas, hepar dan
lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, udema tidak ada.
Pada pemeriksaan status opthalmologis subjektif ditemukan VOD 1/300, VOS
1/300, tes konfrontasi pada kedua mata baik, proyeksi cahaya pada keempat kuadran
baik. Dengan tonometer Schiotz diperoleh TIOD 8,5 mmHg.
Diagnosa kerja adalah Katarak Senilis Stadium Matur OS dan dianjurkan
operasi dengan cara Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK).
FOLLOW UP
28 - 2 - 2013
S : Mata kanan kabur
O : St. generalis : KU cukup, kesadaran CM, T : 190/110 mmHg.
St. Oftalmikus : OS VOD 1/300 TIOD 8.5 mmHg.
Inspeksi : palpebra hematom (-)
konjungtiva hiperemis (-)
kornea jernih
COA cukup dalam, hifema (-)
lensa keruh
A :Katarak Senilis Stadium Matur OD + Hipertensi gr II
P :Konsul Interna
Operasi ditunda
1 - 3 - 2013
S : Mata kanan kabur.
O : St. generalis : KU cukup, kesadaran : CM, T : 140/90 mmHg.
St. oftalmikus : OS VOS 1/300 TIOD. n/palpasi
Inspeksi : palpebra hematom (-)
konjungtiva hiperemis (-)
kornea jernih
COA cukup dalam, hifema (-)
lensa keruh
A : Katarak Senilis Stadium Matur OD + Hipertensi gr II
P :Terapi dari interna
Amlodipin 5 mg 0-0-1
Lisinopril 5 mg 1-0-0
Operasi ditunda sampai TD stabil.
Pasien boleh pulang
DISKUSI
Diagnosa katarak senilis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan pada
anamnesa, pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan mata.
Dari anamnesa didapatkan penderita perempuan berusia 72 tahun. MRS dengan
keluhan mata kanan kabur. Mata kanan kabur sejak 1 tahun yang lalu. Penglihatan
kabur ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya hanya dapat meraba-raba
saja untuk mengambil barang yang ingin diambil. Kadang-kadang penderita melihat
bayangan seperti berawan di depannya, dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan
mata pada lapangan pandangnya. Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana dikatakan
bahwa keluhan yang umumnya didapat yaitu pandangan yang kabur/berawan dan
terdapat bintik-bintik hitam pada lapang pandang penderita.3 Usia penderita yang
sudah lanjut (72 tahun) dan adanya riwayat tekanan darah tinggi dan pada
pemeriksaan ditemukan T :190/110 mmHg maka kasus ini digolongkan pada Katarak
Senilis.
Pada pemeriksaan subjektif didapatkan VOD 1/300, VOS 1/300. Pada
pemeriksaan objektif kekeruhan lensa OD warna putih. Pada penyinaran dari samping
dengan senter didapatkan COA cukup dalam pada OD, iris shadow negatif pada OD
oleh karena lensanya telah keruh menyeluruh.
Dengan slit lamp terlihat COA cukup dalam pada OD lensa. Jadi berdasarkan
pemeriksaan-pemeriksaan di atas dikatakan bahwa katarak yang terjadi pada penderita
ini adalah stadium matur OD.
Dengan operasi diharapkan masih dapat mencegah kebutaan total dan
memperbaikai visus penderita. Suatu operasi katarak bertujuan merngangkat atau
mengeluarkan lensa yang telah keruh sehingga menghalangi penglihatan.
Pada prinsipnya ada 2 bentuk pembedahan yaitu ekstraksi katarak ekstra
kapsuler (EKEK) dan ekstraksi katarak intra kapsuler (EKIK).7,8 Operasi yang
dilakukan pada kasus ini adalah ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK).
Setelah lensa dikeluarkan, mata penderita perlu diberikan kacamata dengan
tujuan agar objek yang dapat dilihat dapat jatuh tepat di retina. Adapun jenis lensa
yang dipakai adalah kacamata katarak dengan kekuatan sferis positif 10 dioptri atau
lensa kontak atau lensa implant intra okuler. 2,3
Prognosa pada kasus ini adalah baik karena telah dilakukan pembedahan.
PENUTUP
Demikianlah telah dibahas suatu laporan kasus dengan judul “Katarak Senilis
Stadium Matur OD” pada penderita perempuan berumur 72 tahun yang dirawat di
RSUP Malalayang Manado.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S, Katarak, Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata, FKUI, Jakarta, 1998.
2. Mandang J. H. A, Katarak, Dalam : Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, FK
Unsrat Manado, 1981 : 24-31.
3. Mandang J. H. A, Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, Dalam : Penyakit Mata
Utama di Indonesia dan Penanggulangannya, FK Unsrat Manado, 1982 : 55-
58.
4. Ilyas S, Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah, Dalam : Ilmu Penyakit
Mata, FK Unsrat Manado, 1997 : 207-18.
5. Wijaya N, Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata, FK UI Jakarta, 1990 : 40-
72.
6. Weinggeist Th, Liesegang Th, Slamovist Th, Lens and Catarac, In : Basic and
Clinical Science Course Sect. II American Academy of Ophtalmology, 1997 :
40-72.
7. Hariono B, Lensa, Dalam : Buku Panduan Oftalmologi Jilid II, Binarupa Aksara,
Jakarta, 1993 : 153-6.
8. The Italian American Cataract Study Group, American journal og Ophtalmology,
vol. 118, No. 15:14.
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus dengan judul “Katarak Senilis Stadium Matur OS dengan
Pemasangan IOL” telah dibaca, dikoreksi dan disahkan pada tanggal 18 juli 2001.
Pembimbing
Dr. R. Tumewu, SpM
KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OS
DENGAN PEMASANGAN IOL
KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OS
DENGAN PEMASANGAN IOL
KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OS
DENGAN PEMASANGAN IOL