Upload
zaky
View
8.306
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
MASA PENJAJAJAHAN KEDUA BELANDA
Disusun oleh :Ahmad Zaky Agniya
XI IPA 2
PENJAJAJAHAN KEDUA BELANDA
Latar Belakang
Mulainya Kembalinya Penjajahan
Belanda
Perlawanan Rakyat Indonesia
Perjanjian London
Perjanjian ini terjadi pada tanggal 17 Maret 1824. Dalam perjanjian ini juga pulau Jawa kembali ke tangan Belanda. Hingga kemudian Belanda membentuk Komisaris Jenderal yang akan yang akan melaksanakan kembali kekuasaan di Indonesia yang beranggotakan Elout, Buyskes, dan Van der Capellen
Mulai Kembalinya Penjajahan Belanda
- Seluruh wilayah bekas kekuasaan Raffles diserahkan oleh John Fendall kepada Komisaris Jenderal (19 Agustus 1816)
- Indonesia menjadi daerah kekuasaan Belanda dengan nama Hindia Belanda
- Belanda melakukan monopoli dagang
Perlawanan Rakyat Indonesia
• Ternyata dari semua kebijakan yang diterapkan Belanda rakyat Indonesia tidak tinggal diam, diantarnya dengan berbagai perlawanan berikut :
Perang Thomas Matulessi
Perang DiponegoroPerang Padri
Perlawanan Thomas Matulessy
Kapitan Pattimura yang bernama Thomas Matulessy [Ahmad Lussy], ini lahir di Negeri Haria, Saparua, Maluku tahun 1783. Perlawanannya terhadap penjajahan Belanda pada tahun 1817 sempat merebut benteng Belanda di Saparua selama tiga bulan setelah sebelumnya melumpuhkan semua tentara Belanda di benteng tersebut. Namun beliau akhirnya tertangkap. Pengadilan kolonial Belanda menjatuhkan hukuman gantung padanya. Eksekusi yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 1817 akhirnya merenggut jiwanya.
Perang Padri
• Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan
Perang Diponegoro
• Perang Diponegoro adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh ahli sejarah, perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang warga pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.
Tindakan Belanda Selanjutnya
• Pada Tahun 1830 Belanda mengangkat Gubernur Jenderal baru yang bernama Van Den Bosch yang kemudian melakukan sistem tanam paksa
Latar Belakang diterapkannya tanam Paksa
1. Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa kejayaan Napoleon sehingga menghabiskan dana yang besar. 2. Terjadinya Perang Kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari belanda pada tahun 1830. 3. Terjadinya perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan Dtermahal bagi Belanda. Perang Diponegoro menghabiskan biaya sekitar 20.000.000 gulden. 4. Kas negara Belanda kosong dan utang yang ditanggung Belanda cukup berat. 5. Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
Dampak Tanam Paksa
- Terjadi kemiskinan dan kelaparan di Cirebon, Demak, Grobogan.
- Terjadi penyelewengan oleh para petugas Belanda sendiri yaitu kerja rodi, dan eksploitasi kekayaan alam Indonesia.
Dukungan yang datang
Rakyat Indonesia tidak hanya menderita sendirian tapi bantuan pun datang dari dari berbagai pihak salah satunya dari kaum humanis yang membantu menghapuskan tanam paksa dari indonesia melalui buku dan tulisannya di beberapa media saat itu.
Tokoh-tokoh Humanis yang membantu Indonesia
• \Eduard Douwes Dekker
Fransen van de Pute
Baron van Hoevell
Van Deventer
Eduard Douwes Dekker
Eduard Douwes Dekker yang memprotes pelaksanaan tanam paksa melalui tulisannya berjudul Max Havelaar. Dalam tulisan tersebut, ia menggunakan nama samaran Multatuli, artinya aku yang menderita.
Fransen van de Pute
Fransen van de Pute, ia seorang anggota Majelis Rendah yang mengusulkan tanam paksa dihapuskan.
Baron van Hoevell
Baron van Hoevell, ia seorang pendeta di Batavia yang berjuang agar tanam paksa dihapuskan. Usahanya mendapat bantuan Menteri Keuangan Torbecke.
Van De VenterPada tahun 1899, menulis artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi) yang dimuat dalam majalah De Gids. Artikel tersebut berisi, antara lain,Trilogi Van Deventer yang mencakup edukasi, irigasi, dan transmigrasi.Edukasi artinya mendirikan sekolah-sekolah bagi pribumi dan akhirnya melahirkan kaum cerdik pandai yang memelopori pergerakan NasionalIndonesia. Irigasi artinya mengairi sawah-sawah, namun pada praktiknya yang diairi hanya perkebunan milik Belanda. Transmigrasi artinya memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, misalnya Sumatra. Namun praktiknya berubah menjadi emigrasi, yaitumemindahkan penduduk Indonesia ke Suriname untuk kepentinganperkebunan Belanda.
Foto Tokoh-tokoh Humanis yang membantu Indonesia
• \Eduard Douwes Dekker
Baron van Hoevell
Van Deventer
Eduard Douwes Dekker
Baron van Hoevell
Van Deventer
BBerakhirnya Tanam PaksaAkhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Namun pada praktiknya, perbudakan baru dihapuskan pada tanggal 1 Januari 1860. Selanjutnya, pada tahun 1864 dikeluarkan Undang-Undang Keuangan (Comptabiliteits Wet) yang mewajibkan anggaran belanja Hindia Belanda disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan demikian, ada pengawasan dari Badan Legislatif di Nederland. Kemudian pada tahun 1870 dikeluarkan UU Gula (Suiker Wet) dan UU Tanah (Agrarische Wet). Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.
Terima Kasih