87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA TAHUN 1942-1945 Skripsi Oleh: WAHYUDI NIM K4404054 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA TAHUN 1942-1945

Skripsi Oleh:

WAHYUDI NIM K4404054

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA TAHUN 1942-1945

Oleh: WAHYUDI

NIM K4404054

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Wahyuning S. M.Pd. Isawati S.Pd.

NIP.19531024 198103 2 001 NIP.19830401 200604 2 001

Page 4: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Djono, M.Pd (..............................) Sekretaris : Drs. Tri Yuniyanto M.Hum (..............................) Penguji I : Dra. Sri Wahyuning S. M.Pd. (..............................) Penguji II : Isawati. S.Pd. (..............................)

Disahkan oleh,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd

NIP : 19600727 198702 1 001

Page 5: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRAK

Wahyudi. K4404054. PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA TAHUN 1942-1945. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang pembentukan Kumiai di Jawa, (2) Dapat mengetahui bagaimana proses pembentukan kumiai di Jawa, (3) Peranan Kumiai pada masa penjajahan Jepang di Jawa, (4) Dampak dari adanya Kumiai bagi para petani di Jawa.

Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer. Sumber primer yang digunakan antara lain surat kabar terbitan tahun 1944 seperti Asia Raya dan Djawa Baroe dan majalah berita pemerintah Kanpo dari tahun 1942-1945. Sumber sekunder yang digunakan berupa buku, surat kabar, majalah dan artikel internet yang berkaitan dengan judul skripsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Analisis yang digunakan analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi fakta sejarah melalui pendekatan kerangka pemikiran yang mencakup beberapa teori.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang pembentukan kumiai di Jawa adalah: (a) Keadaan sosial ekonomi masyarakat Jawa awal penjajahan Jepang yang belum teratur. (b) kebutuhan suplai makanan dan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk kepentingan perang Jepang di pasifik. (2) Pembentukan Kumiai di Jawa dibentuk atas dasar dikeluarkannya kebijakan antara lain: (a) Kumiai dibentuk setelah di keluarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1942 sebagai pengganti Undang-Undang koperasi No.91 Tahun 1927 yang berisi larangan berkumpul dan setiap perkumpulan harus mendaftarkan diri pada pemerintah Jepang. (b) Kumiai didirikan di setiap Karesidenan aturan dan struktur kepengurusan kumiai diserahkan pada pembesar karesidenan sehingga satu kumiai dengan kumiai di daerah lain berbeda aturan; (3) Peran Kumiai Di Jawa masa Penjajahan Jepang antara lain: (a) Kumiai berperan sebagai pengumpul bahan dan barang yang dibutuhkan pemerintah seperti padi dan bahan makanan lain. (b) Kumiai mempunyai peran sebagai distributor barang di perkotaan sehingga suplai makanan ke kota-kota besar dapat terpenuhi. (4) Kumiai memiliki dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat petani di pedesaan Jawa (a) Kumiai berdampak pada keadaan ekonomi masyarakat dengan maraknya kemiskinan dan rendahnya taraf hidup masyarakat. (b) Dampak sosial Kumiai antara lain munculnya banyak penyakit-penyakit dan kelaparan serta pada akhir pendudukan Jepang muncul banyak pemberontakan sporadis yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa.

Page 6: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRACT

Wahyudi. K4404054. THE ROLE OF KUMIAI DURING JAPANESE COLONIALISM TIME IN JAVA DURING 1942-1945 PERIOD. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. August 2010.

The objective of research is to find out: (1) the background of Kumiai establishment in Java, (2) how to process of kumiai establishment in Java, (3) the role of kumiai during Japanese colonial time in Java, and (4) the effect of kumiai presence on the farmers in Java. This research employed a historical method. The data source employed was primary one. The primary source employed was newspapers published in 1944 like Asia Raya and Djawa Baroe and the government news magazine Kanpo from 1942-1945. The secondary sources employed were books, newspaper, magazine and internet article relevant to the thesis title. Technique of collecting data used was historical analysis, the one emphasizing on the acuity of historical fact interpretation using framework approach encompassing several theories. Considering the result of research, it can be concluded that: (1) the background of Kumiai establishment in Java is: (a) irregular social economic condition of Javanese people in the beginning of Japan colonialism, (b) food supply of natural resource requirement for the sake of Japan war interest in pacific. (2) the establishment of Kumiai in Java is established based on the release of policy including: (a) Kumiai has been established following the passage of Act No. 23 of 1942 as the substitution for cooperatives Act No. 91 of 1921 containing the assembly restriction and each association should register itelf to Japan government. (b) Kumiai was established in each residency, the rule and administration structure of Kumiai was handed offer to the residency officials so that the rule of one Kumiai is different from others; (3) the role of Kumiai in Java during Japan government included: (a) Kumiai served as a collector of materials and goods needed by the government such as rice and other food materials. (b) Kumiai functions as the goods distributor in urban areas so that the food supply to big cities is fulfilled. (4) Kumiai has social and economic impact on the farmer society in Javanese rural areas (a) Kumiai affects the society’s economic condition in the term of increased poverty life and low life standard of society. (b) the social effect of Kumiai included considerable diseases and starvation as well as sporadic revolt in the end of Japanese occupation frequently occurring in some areas of Java.

Page 7: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Alam Naysrah : 6)

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah suatu kaum, kecuali kaum itu

sendiri yang merubah nasibnya”

(Q.S. Ar-Ra’du: 11)

Page 8: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan kepada:

Ibu dan Bapak

Kakakku

Teman-teman Sejarah ‘04

Page 9: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaIkum Wr. Wb

Untaian puji syukur senantiasa penulis panjatkan teruntuk Illahi Robbi

yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah limpah kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya yang setia hingga akhir

zaman.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang ada dapat teratasi. Untuk itu, atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah berkenan

mengizinkan penulis untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah berkenan

pula mengizinkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberi petunjuk dan

pengetahuan kepada penulis.

4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang

telah memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi kepada penulis.

5. Dra. Sri Wahyuning S, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan dan saran kepada penulis.

6. Isawati S.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

petunjuk, pengarahan dan saran kepada penulis.

Page 10: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

7. Segenap dosen dan staf pengajar Program Pendidikan Sejarah FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

yang sangat berharga bagi penulis.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada

penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga mendapat

balasan yang lebih baik dari Allah.

Penulis menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak”, begitu juga

dalam penulisan skripsi ini. Dari ketidaksempurnaan ini kiranya dapat diambil

hikmah dan pelajaran yang berharga, sehingga tidak terulang kesalahan untuk

kedua kalinya. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 11: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................

ABSTRAK ...................................................................................................

ABSTRACT ................................................................................................

HALAMAN MOTTO...................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR GAMBAR....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

B. Perumusan Masalah ....................................................................

C. Tujuan Penelitian........................................................................

D. Manfaat Penelitian ......................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................

1. Kolonialisme........................................................................

2. Politik Ekonomi ...................................................................

3. Organisasi............................................................................

4. Perubahan Sosial................................................................

B. Kerangka Berfikir .......................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

B. Metode Penelitian .......................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xi

xiii

xiv

1

1

6

7

7

9

9

9

12

14

18

20

23

23

24

Page 12: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Sumber Data...............................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................

E. Teknik Analisis Data ................................................................

F. Prosedur Penelitian .....................................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN .............................................................

A. Latar Belakang Pembentukan Kumiai .........................................

1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Jawa Awal

Penjajahan Jepang................................................................

2. Kebutuhan Sumber Daya untuk mendukung Jepang.............

B. Pembentukan Kumiai................................................................

1. Dasar Pendirian Kumiai .......................................................

2. Struktur dan Kepengurusan Kumiai .....................................

C. Peran Kumiai pada masa Penjajahan Jepang di Jawa...................

1. Peran Kumiai dalan Pengumpulan Padi................................

2. Peran Kumiai dalam Distribusi Padi.....................................

D. Dampak Kebijakan Kumiai bagi Petani di Jawa.........................

1. Dampak Ekonomi................................................................

2. Dampak Sosial.....................................................................

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................

A. Kesimpulan ................................................................................

B. Implikasi.....................................................................................

C. Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

LAMPIRAN ................................................................................................

25

26

28

29

33

33

33

46

49

49

53

58

58

61

64

64

67

70

70

71

72

74

78

Page 13: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran......................................................... 20

Gambar 2. Skema Prosedur Penelitian........................................................... 29

Gambar 3 Skema Mekanisme Penyerahan Padi............................................... 63

Page 14: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta pendaratan Jepang di Jawa................................................ 78

Lampiran 2.Undang-undang pemerintah Jepang No 23 ................................ 79

Lampiran 3. Peraturan Pendirian Nogyo Kumiai .......................................... 81

Lampiran 4. Maklumat Gunseikan mengenai Kyoodoo Kumiai.................... 83

Lampiran 5. Surat Pendirian Noosanbutu Kumiai......................................... 87

Lampiran 6. Peraturan Pendirian Seimagyo Kumiai ..................................... 89

Lampiran 7. Pernyataan Jepang Mengenai Ekonomi Jawa Baru ................... 91

Lampiran 8. Hasil Sidang Komite Perekonomian Jawa Baru ........................ 99

Lampiran 9. Jurnal Sejarah........................................................................... 114

Lampiran 10. Surat ijin Skripsi ..................................................................... 117

Page 15: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara-negara di dunia yang mengalami masa penjajahan, merasakan

keadaan yang hampir sama. Keadaan tersebut antara lain, hak berpolitik dibatasi,

adanya tekanan ekonomi, bahkan negara penjajah dapat memaksakan

kebudayaannya kepada bangsa yang dijajah. Indonesia telah mengalami beberapa

kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah

dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia menerapkan kebijakan ekonomi dan

politik yang berbeda-beda. Kebijakan pemerintah terhadap negara yang dikuasai

banyak menimbulkan penderitaan dan ketidakpuasan sehingga membangkitkan

semangat rakyat jajahan untuk melawan kaum penjajah. Semua bentuk

perlawanan tersebut dilakukan dengan harapan rakyat dapat lepas dari penjajahan

dan memperoleh kemerdekaan dengan pemerintahan sendiri tanpa campur tangan

negara lain.

Negara yang pernah menjajah Indonesia antara lain Belanda, Inggris, dan

Jepang. Dalam melaksanakan kekuasaannya di Indonesia negara-negara tersebut

menerapkan kebijakan politik dan ekonomi yang berbeda-beda. Alasan

diberlakukannya kebijakan-kebijakan tersebut adalah untuk mengatur jalannya

kehidupan politik dan ekonomi rakyat Indonesia. Cultuurstelsel yang diterapkan

oleh Belanda pada tahun 1830-1870 pada masa pemerintahan Van Den Bosch dan

sistem sewa tanah atau landrente tahun 1813 pada masa Raffles yang diterapkan

Inggris merupakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial untuk

mengatur jalannya perekonomian di Indonesia. Namun, kenyataannya kebijakan

tersebut hanya membawa keuntungan bagi para penjajah tetapi menimbulkan

kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.

Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia, Jepang melihat potensi yang besar

dimiliki oleh bangsa Indonesia, khususnya dari segi ekonomi dan tenaga kerja.

Indonesia memiliki nilai ekonomi yang strategis bagi Jepang dalam menghadapi

sekutu di perang pasifik. Sudah sejak lama sumber-sumber alam Indonesia yang

Page 16: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berupa minyak, bauksit, karet, timah dan bahan-bahan strategis lainya adalah

penting di mata Jepang. Jepang membutuhkan kekayaan alam Indonesia dan

sumber daya manusianya yaitu tenaga kerja yang murah untuk menopang

kebutuhan perang Jepang. Strategi penjajahan Jepang mendasarkan pada

kepentingan untuk kemenangan perang Asia Timur Raya. Kebijakan Jepang

terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas yaitu menghapuskan

pengaruh-pengaruh barat dan memobilisasikan rakyat demi kemenangan perang

Jepang. Kebijakan itu dijalankan dengan tiga prinsip yaitu mencari dukungan,

memanfaatkan struktur pemerintahan yang telah ada dan mengusahakan agar

daerah yang diduduki dapat memenuhi kebutuhan sendiri.

Di bawah pemerintahan Jepang, Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah

antara lain Sumatra yang di tempatkan di bawah angkatan darat ke-25, sedangkan

Jawa berada dibawah angkatan darat ke-16, dan Kalimantan yang ditempatkan

berada dibawah kekuasaan angkatan laut. Pada umumnya Jawa dianggap sebagai

daerah yang secara politik paling maju namun secara ekonomi kurang penting,

sumber dayannya yang utama adalah manusia. Kebijakan-kebijakan disana

membangkitkan rasa kesadaran nasional yang jauh lebih mantap daripada dikedua

wilayah lainnya, dan dengan demikian semakin memperbesar tingkat kecanggihan

politik antara Jawa dan wilayah-wilayah lainnya.

Sampai bulan Agustus 1942 Jawa tetap berada dibawah struktur-struktur

pemerintahan sementara, tetapi kemudian dibentuk suatu pemerintahan militer

yang diketuai oleh seorang gubernur militer (Gunseikan). Untuk membantu orang

Jepang mengatur negeri ini pihak Jepang di Jawa juga mencari pemimpin-

pemimpin politik guna memobilisasikan rakyat. Pihak Jepang mulai menyadari

bahwa apabila ia ingin memobilisasi rakyat di Jawa maka mereka harus

memanfaatkan tokoh-tokoh terkemuka gerakan nasionalis sebelum perang.

Pertama-tama mereka menghapuskan seluruh organisasi politik dari jaman

sebelum Jepang. Pada bulan Maret 1942 semua kegiatan politik dilarang dan

semua perkumpulan yang ada secara resmi dibubarkan dan pihak Jepang mulai

membentuk organisasi-organisasi baru.

Page 17: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pemerintah militer Jepang menggunakan berbagai macam cara untuk

mendekati dan mempengaruhi rakyat Indonesia. Salah satu contoh ialah dengan

Sedenbu. Sedenbu merupakan alat propaganda Jepang yang berfungsi mendekati

dan mempengaruhi masyarakat lapisan bawah, tokoh politik maupun penguasa

lokal. Media utama yang paling sering digunakan adalah dengan film, seni

panggung, wayang dan musik. Upaya Jepang dengan mendekati dan

mempengaruhi tokoh-tokoh politik Indonesia dilakukan dengan membebaskan

pemimpin Indonesia yang ditawan oleh Belanda seperti Sjarir dan Moh. Hatta,

serta Sukarno dan menawarkan kerja sama dengan para tokoh pergerakan nasional

Indonesia melalui organisasi massa bentukan Jepang. Dalam bidang niliter dan

Keamanan Jepang mendirikan organiasi-organisasi semi militer, sebut saja

Seinendan (Korps Pemuda) dan Keibodan (Korps Kewaspadaan) yang merupakan

organisasi semi militer yang berisi para pemuda berusia 25 sampai 35 tahun yang

diberi tugas sebagai organisasi polisi, kebakaran dan serangan udara pembantu.

Selain organisasi militer organisasi politik juga muncul di jawa misalnya

organisasi Putera (Pusat tenaga Rakyat) dan Jawa Hokokai yang ketuanya

diambil dari para pemimpin nasionalis Indonesia.

Dalam bidang ekonomi Jepang menerapkan kebijakan mengatur dan

mengontrol seluruh kehidupan ekonomi di Indonesia. Hal itu disebabkan karena

pada saat Jepang berhasil merebut Indonesia, pemerintah Hindia Belanda sudah

memperhitungkan bahwa invasi yang dilakukan oleh Jepang ke Indonesia sudah

tidak dapat dibendung lagi oleh Belanda, maka dimulailah dilaksanakan aksi bumi

hangus. Obyek vital yang sebagian besar terdiri dari aparat produksi dihancurkan,

sehingga pada awal penjajahan Jepang hampir seluruh kehidupan ekonomi

lumpuh total dan berubah dari keadaan ekonomi normal menjadi ekonomi perang.

Pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan beberapa peraturan yang bersifat

kontrol terhadap kegiatan ekonomi, misalnya peraturan pengendalian harga dan

hukuman yang berat terhadap pelanggar peraturan. Harta milik bekas musuh atau

harta yang dibiayai dengan modal musuh disita dan menjadi milik pemerintah

Jepang, seperti perkebunan-perkebunan, bank-bank, pabrik-pabrik, perusahaan

vital seperti pertambangan, listrik dan telekomunikasi.

Page 18: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Setelah Jepang menduduki Jawa kebijakan ekonomi mulai dibuat. Jawa

merupakan salah satu pulau Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan sumber

tenaga kerja yang yang luar biasa. Kebijakan ekonomi yang dijalankan tentara

Jepang yang secara ketat memperlakukan keharusan memenuhi kebutuhan pangan

sendiri oleh setiap karesidenan membuat penderitaan yang sangat parah.

Kebijakan itu sebagian besar didorong oleh kurangnya sarana pengangkutan baik

di dalam maupun ke luar Jawa, tetapi hal itu dimaksudkan juga untuk

memungkinkan perlawanan setempat yang mampu membiayai diri sendiri kalau

nanti menghadapi serangan sekutu di daerah masing-masing. Penetapan sistem

penyerahan paksa padi yang ditetapkan pada tahun 1943 menyebabkan petani

terpaksa menjual padinya dengan harga murah ke instansi-istansi pemerintah.

Kebijakan pemerintahan pendudukan Jepang itu dalam banyak hal mempengaruhi

kehidupan penduduk pribumi. Daerah atau pedesaan di Indonesia khususnya Jawa

oleh Jepang dianggap mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa karena

memiliki tanah yang subur dan penduduk yang banyak. Sasaran utama eksploitasi

Jepang di Jawa adalah hasil pertanian dan tenaga kerja. Pemerintah Jepang tidak

dapat mencapai tujuan tanpa kerja sama dengan para penduduk pribumi. Untuk

mencapai tujuan itu mengharuskan pemerintah militer mengadakan kontak dan

campur tangan secara mendalam dengan orang pribumi.

Untuk memperlancar kebijakan tersebut maka Jepang mulai melakukan

reorganisasi terhadap lembaga ekonomi yang ada yaitu koperasi. Para pemikir

seperti Moh. Hatta dan para ekonom lain sudah menganjurkan pembentukannya

sejak pemerintah kolonial menguasai Indonesia sebagai sarana untuk memperkuat

kedudukan ekonomi bagi kaum pribumi. Koperasi pada zaman Belanda tidak

berkembang dengan baik, karena Belanda sendiri takut koperasi yang pada

awalnya hanya bergerak dalam bidang ekonomi kemudian akan bisa dimanfaatkan

untuk menjadi organisasi yang bergerak dibidang politik yang akan merugikan

pemerintah kolonial.

Membahas mengenai koperasi tidak terlepas dari pengertiannya itu sendiri,

koperasi berasal dari kata Co dan Operation yang berarti bersama-sama bekerja,

koperasi berusaha mencapai tujuan serta kemanfaatan bersama. Koperasi sebagai

Page 19: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

alat untuk mengatasi kepincangan-kepincangan dan kelemahan dari perekonomian

kapitalis. Koperasi muncul pertama kali di Inggris tahun 1884 yang berusaha

mengatasi masalah keperluan konsumsi bagi para anggotanya dengan cara

kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip keadilan. Setelah itu koperasi

muncul dan berkembang ke berbagai negara di Eropa dan juga di Asia termasuk

Indonesia.

Masyarakat Indonesia baru mulai mengenal bentuk koperasi pada awal

abad ke XIX. Pada masa penjajahan Belanda, tahun 1896 seorang pamong praja

patih R. Aria Wirya Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah bank untuk para

pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong keinginan untuk menolong para pegawai

negeri yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan

pinjaman dengan bunga yang tinggi. Ia ingin mendirikan koperasi kredit model

Raiffeisen di Jerman, dan untuk itu ia dibantu oleh seorang Asisten Residen

Belanda. Asisten tersebut yang menganjurkan untuk mengubah Bank Pertolongan

Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian

seperti yang ada di Jerman. Selain pegawai negeri juga para petani juga perlu

dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon (pelepas

uang). Gagasan tersebut ternyata tidak sesuai dengan politik penjajahan

pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Badan-badan ekonomi rakyat seperti

Bank dan Tabungan dan lumbung desa yang mulai tumbuh tidak dijadikan

koperasi. Sebagai gantinya maka, Belanda mengeluarkan undang-undang

Ordonansi Perkumpulan Koperasi Bumi Putera untuk mengatur perkoperasian di

Indonesia tahun 1927 dan 1933 karena Belanda takut koperasi yang pada awalnya

bergerak dalam bidang ekonomi akan menjelma menjadi kekuatan politik yang

besar.

Pada zaman pendudukan tentara Jepang bukanlah penyempurnaan usaha

koperasi yang dialami akan tetapi sebaliknya apa yang telah ada bahkan

dihancurkan sama sekali oleh Jepang yang fasistis. Kantor pusat Jawatan Koperasi

dan Perdagangan oleh pemerintah balatentara Jepang diganti namanya menjadi

Syomin Kumiai Cou Jomusyo, sedang Kantor daerah menjadi Syomin Kumiai

Sodandyo. Kemudian di Jawa dibentuk Jawa Yumin Keizei Sintasei Konsetsu

Page 20: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Jumbi Inkai, panitia susuna perekonomian baru di Jawa. Hasil perekonomian baru

yang dikemukakan dengan kata-kata yang muluk-muluk kepada rakyat ialah tidak

lain dari kesengsaraan semata-mata.

Koperasi-koperasi yang telah berdiri pada zaman Hindia Belanda diambil

alih pengaturannya oleh Jepang. Badan koperasi yang demokratis dirubah menjadi

alat-alat distribusi dan pengumpul untuk kepentingan tentara Jepang. Jepang

melakukan reorganisasi terhadap koperasi yang ada untuk membentuk yang baru

sehingga koperasi sebelum perang mengalami kemunduran bahkan ada yang

terpaksa dibubarkan. Akhirnya dibentuk lembaga ekonomi yang bernama Kumiai,

lembaga ini adalah koperasi model Jepang yang bertindak sebagai unit dasar

untuk memanipulasi seluruh struktur perekonomian yang dikendalikan pada masa

perang.

Kumiai sebagai sebuah organisasi yang dibentuk atas peraturan pemerintah

dan melibatkan seluruh desa, dalam banyak hal tidak dapat dianggap sebagai

koperasi. Dalam penerapannya Jepang memerintahkan setiap wiraswasta untuk

menyelengarakan Kumiai sehingga seluruh wiraswasta besar dan kecil bisa

dikontrol lewat ini. Dengan demikian, koperasi Kumiai diselenggarakan hampir

disetiap bidang perpabrikan, pertanian dan perdagangan di Jawa.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan diatas kedalam skripsi yang berjudul “Peran Kumiai Pada Masa

Penjajahan Jepang Di Jawa Tahun 1942-1945”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang pembentukan Kumiai?

2. Bagaimana proses pembentukan Kumiai?

3. Bagaimana peran Kumiai pada masa penjajahan Jepang di Jawa tahun

1942-1945?

4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan Kumiai bagi para

petani di Jawa?

Page 21: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang

tersurat dari perumusan masalah diatas yaitu antara lain:

a. Untuk mengetahui latar belakang pembentukan Kumiai.

b. Untuk mengetahui proses pembentukan Kumiai.

c. Untuk mengetahui peran Kumiai pada masa penjajahan Jepang di Jawa

tahun 1942-1945.

d. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan Kumiai bagi para

petani di Jawa.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian harus dapat diketahui kegunaan dari setiap kegiatan

ilmiah. Adapun kegunaaan penelitian ini adalah dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a) Menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya tentang peran Kumiai

pada masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945.

b) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang

peran kumiai pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a) Bagi peneliti sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana kependidikan

program pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b) Sebagai bahan referensi bagi pemecahan masalah yang relevan dengan

masalah ini.

Page 22: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c) Sebagai salah satu karya ilmiah yang diharapkan dapat melengkapi koleksi

penelitian ilmiah di perpustakaan, khususnya di lingkungan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 23: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kolonialisme

a. Pengertian Kolonialisme

Kolonialisme bukan kata asing bagi bangsa Indonesia sebab kolonialisme

identik dengan penjajahan sedangkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang

pernah mengalami penjajahan. Menurut Poerwodarminto (1976 : 516) secara

etimologi kata kolonialisme berasal dari kata koloni yang artinya daerah jajahan

tempat menempatkan penduduk atau kelompok orang yang bermukim di daerah

baru yang merupakan daerah asing dan sering jauh dari tanah air, yang tetap

mempertahankan ikatan dengan tanah air atau tanah asal.

Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas

wilayah dan manusia di luar batas negaranya yang sering kali bertujuan, untuk

mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah

tersebut. Kolonialisme juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang

digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem kolonialisme,

terutama kepercayaan bahwa moral dari penjajah lebih hebat daripada yang

dijajah. Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial

menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur

ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk modernisasi dan demokrasi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme).

Menurut C.S.T. Kansil dan Yulianto (1986 :7) kolonialisme adalah

rangkaian nafsu suatu bangsa untuk menaklukan bangsa lain di bidang politik,

sosial, ekonomi, dan kebudayaan dengan jalan mendominasi politik eksplotasi

ekonomi dan penetrasi kebudayaan. Sukarno ( 1983:19) berpendapat kolonialisme

juga dapat dipandang sebagai nafsu, suatu sistem yang merajai atau

mengendalikan ekonomi atas negeri lain. Sedangkan Suhartoyo Hardjosatoto

(1985:51) menyatakan kolonialisme adalah rangkaian nafsu menguasai dan seruan

penguasaan oleh suatu negara atas daerah bangsa lain dengan maksud untuk

Page 24: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

memperluas negeri itu. Pendapat lain tentang kolonialisme adalah menurut

Roeslan Abdulgani (1987:2) yang menyatakan bahwa kolonialisme adalah

rangkaian adanya upaya bangsa untuk menaklukan bangsa lain dalam segala

lapangan. Dalam hal ini kolonialisme adalah dominasi politik, eksploitasi

ekonomi dan penetrasi kebudayaan yang dijalankan oleh suatu bangsa terhadap

bangsa lain.

Dari pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kolonialisme

adalah upaya suatu bangsa untuk menaklukan dan menguasai bangsa lain dengan

jalan mendominasi dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam

rangka memperluas wilayahnya.

b. Tujuan Kolonialisme

Eksploitasi kekuasaan kolonial pada abad XIX merupakan gerakan

kolonialisme yang besar pengaruhnya terhadap perubahan politik, ekonomi, sosial

dan budaya dinegara-negara yang mengalami banyak penjajahan seperti negara-

negara di Asia. Dominasi politik dan eksploitasi ekonomi kolonial telah

mengakibatkan terjadinya proses transformasi struktural politik dan ekonomi

tradisional ke arah struktural politik kolonial dan modern. Adapun tujuan

kolonialisme adalah:

1) Tujuan ekonomi

Eksploitasi ekonomi terutama sumber daya alam yang dipengaruhi

sepenuhnya untuk kepentingan kolonial, demi kelangsungan industrinya.

Daerah kolonial juga dijadikan pasar paksaan bagi barang-barang Eropa

(Ania Lomba, 2000 : 5).

2) Tujuan Politik

Proses membentuk komuitas dalam negara baru yang berarti

membubarkan atau membentuk kembali komunitas-komunitas yang sudah

ada akibat terjadi praktek perdagangan, penjarahan dan negosiasi, perang,

pembunuhan massal dan pemberontakan-pemberontakan. Dengan

demikian kolonialisme merupakan penaklukan dan penguasaan atas tanah

dan harta benda rakyat lain (Ania Lomba: 2000 : 2).

Page 25: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Tujuan sosial

Kolonialisme bukan hanya penguasaan ekonomi dan politik saja tetapi

juga hasrat penguasaan identitas. Pada saat perkembangan kolonialisme

digerakan dalam kerangka kekerasan yang sama sekali tidak

memanusiakan manusia yang kemudian ditajamkan lewat adanya gap

kehidupan sosial ekonomi. Manusia dibagi berdasarkan kasta dan faktor

nilai milik suatu ras tertentu (Muhiddin M. Dahlan, 2001 : 6).

4) Tujuan budaya

Salah satu ciri kolonialisme yaitu diskriminasi ras dan etnis. Perspektif

kolonial superioritas-inferioritas mendasari prinsip diskriminasi. Sistem

kolonial menghendaki diskriminasi rasial sebagai dasar pembentukan

struktur dan pola hubungan sosial dalam masyarakat kolonial yang secara

hirarkis menempatkan golongan bangsa yang memerintah dipuncak teratas

dari struktur masyarakat tanah jajahan (Sartono Kartodirjo dan Djoko

Suryo, 1991 : 6).

Kolonialisme pada dasarnya mendominasi penguasaan pribumi dan

memperalatnya untuk kepentingan pemerintah kolonial tetapi dengan

menggunakan pengusaha pribumi untuk memerintah rakyat. Masyarakat pribumi

dijadikan alat eksploitasi bahan dasar bagi kolonialis dan daerah koloni dijadikan

pemasaran barang-barang industri (Suhartono, 1994: 7). Ada dua macam

kolonialisme, yaitu kolonialisme kuno dan kolonialisme modern. kolonialisme

kuno adalah kolonialisme yang bertujuan untuk mengejar kejayaan (glory),

kekayaan (gold) dan semangat keagamaan (gospel). Sedangkan Pada sistem

kolonialis modern atau kapitalis kekuasaan kolonial bertujuan pada pengambilan

sumber bahan mentah dari tanah jajahan, penyediaan buruh atau tenaga kerja

murah dan sebagai pasar hasil produksi kaum kapitalis. Sistem kolonial ini

ditandai dengan empat ciri pokok yaitu : dominasi, eksploitasi, diskriminasi dan

dependensi (Noer Fauzi 1999: 19).

Dalam kolonialisme terdapat dua faktor yang penting yaitu bangsa

penjajah dan bangsa yang terjajah. Ciri-ciri dari penjajah dipengaruhi oleh faktor

obyektif negerinya yaitu kekayaan alam, kemajuan teknologi, dan sistem produksi

Page 26: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

barang. Penggolongan penjajah dibedakan menjadi empat yaitu: (1). Penjajah

kaya dan royal, artinya kaya akan bahan tambang dan industrinya maju, sehingga

tidak bersifat eksploitatif dan bahkan pendidikan pribumi dimajukan serta

dijadikan partner; (2) Penjajah yang semi kaya, yaitu yang tidak banyak memiliki

bahan tambang, tetapi industrinya maju sehingga memerlukan pasaran hasil

industrinya; (3) Penjajah miskin, yaitu yang industrinya telah maju tetapi tidak

memiliki bahan tambang, sehingga mendatangkan dari daerah jajahan, dengan

pertimbangan ekonomi upah buruh pribumi dibuat murah; (4) Penjajah yang

sangat miskin, biasanya penjajah ini menekan dan menghisap kekayaan penduduk

negeri yang dijajah (Suhartoyo Djoyosatoto, 1980: 25).

Dalam perkembangan kolonialisme di Indonesia, Indonesia telah

mengalami masa penjajahan kolonial, terutama Belanda dan Jepang. Pertama,

pada masa kolonialisme Belanda yaitu Belanda mengeksploitasi seluruh kekayaan

Indonesia dan bahkan melakukan politik rasialis dengan membedakan warna kulit

dan status. Kedua, pada masa penjajahan Jepang, Indonesia diduduki dengan

tujuan dieksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerjanya guna ‘memperkuat’

peranan Jepang di Asia Timur, sehingga janji-janji kemerdekaan Indonesia yang

di dengungkan Jepang pada awal pemerintahan bukan merupakan tujuan dari

Jepang, tetapi merupakan kompensasi bagi rakyat Indonesia dari pemerintah

Jepang.

2. Politik Ekonomi

a. Pengertian Politik Ekonomi

Istilah politik ekonomi atau sering juga digunakan istilah kebijakan

ekonomi adalah usaha untuk mempengaruhi secara sadar kehidupan ekonomi

untuk mencapai kemakmuran yang tidak bisa terlepas dari kebijaksanaan

pemerintah. Politik ekonomi adalah campur tangannya pemerintah dalam

kehidupan ekonomi. Di dalam kehidupan ekonomi terdapat tiga pihak yang

bersama-sama melakukan proses ekonomi yaitu pihak pemerintah, dunia usaha

dan rumah tangga konsumsi. Masing-masing pihak saling mempengaruhi, tetapi

Page 27: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pihak pemerintah diberi peranan khusus yaitu peranan untuk mempengaruhi

kehidupan ekonomi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut buku pengantar ilmu ekonomi karangan E.C Winardi (1975:

354) yang dimaksud dengan politik ekonomi adalah:

Usaha untuk mempengaruhi secara sadar, totalitas kehidupan ekonomi; makanya penyatuan dari pada semua rumah-rumah tangga independent. Yang ada dalam lingkungan ekonomi tertentu yakni rumah rumah tangga pemerintah dan swasta, serta rumah-rumah tangga konsumsi hingga mencapai satu kesatuan ekonomis kontinu, guna mencapai kemakmuran.

Miriam Budiarjo (1992:23) dalam bukunya dasar-dasar ilmu politik

mengatakan bahwa politik ekonomi (political economy) adalah pemikiran dan

analisa kebijaksanaan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan

kesejahteraan negara. Politik ekonomi dapat diartikan suatu tindakan pemerintah

untuk mengatur bidang ekonomi. Menurut H.M.A. Van Der Valk yang dikutip

oleh E.C. Winardi (1976:30) mengatakan bahwa ”politik ekonomi adalah

keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi

kehidupan ekonomi secara langsung dengan satu atau lain cara”. Sedangkan

Rochmat Soemitro mendefinisikan politik ekonomi adalah pemakaian teori

ekonomi untuk mempengaruhi keadaan.

Dari beberapa definisi-definisi dari para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa politik ekonomi adalah segala perbuatan dan tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan ekonomi guna mencapai

kesejahteraan ekonomi.

Menurut Herbert Gierch (1868:1) bahwa tujuan politik ekonomi adalah

semua usaha-usaha, perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan dengan maksud

untuk mengatur, mempengaruhi atau langsung menetapkan jalannya kejadian-

kejadian ekonomi di dalam suatu daerah atau wilayah. Menurut J Van

Zwijnderght yang dikutip oleh Suharni (1991:20) mengatakan bahwa tujuan dari

politik ekonomi adalah untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Sedangkan

tugas dari politik ekonomi adalah untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan

yang akan diambil guna mencapai atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 28: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari politik

ekonomi adalah untuk mengatur dan mempengaruhi kejadian-kejadian di bidang

ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Negara-nagara penjajah melaksanakan politik ekonomi atau kebijakan di

bidang ekonomi dalam menjalakan pemerintahan di negara jajahan. Tujuan

diterapkanya politik ekonomi ini untuk mengatur roda perekonomian rakyat

jajahan. Dengan diterapkannya politik ekonomi dari pemerintah penjajah tersebut,

mendapat reaksi yang keras dari rakyat yang dijajah.

3. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi sudah menyatu dengan kehidupan manusia sejak manusia itu

ada. Hal ini sehubungan dengan adanya kebutuhan manusia yang pemenuhanya

tidak dapat dilakukan seorang diri. Organisasi senantiasa berkembang seiring

dengan berkembangnya kebutuhan manusia.

Moekiyat (1990:46) memberikan beberapa definisi tentang organisasi,

antara lain:

1) Organisasi adalah suatu hubungan struktur antara bermacam-macan faktor

atau fungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

2) Organisasi adalah proses dimana anggota organisasi dapat bekerja sama ke

arah pencapaian tujuan kelompok.

3) Organisasi adalah pembagian secara sistematis dari tugas-tugas, fungsi-

fungsi dan tanggung jawab dari para anggota suatu kelompok atau suatu

sistem.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1981:20) pengertian organisasi

adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama

untuk mencapai suatu tujuan bersama dan tertenu yang secara formal adanya suatu

ikatan hierarkhi hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut

pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Page 29: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Winardi dalam bukunya Teori Organisasi (2003:15) memberikan

pengertian organisasi, sebagai berikut:

”Sebuah organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, diantara mana subsistem manusia mungkin merupakan subsistem terpenting dan dimana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan”. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi

merupakan sekelompok orang yang berserikat membentuk suatu unit sosial

(pengelompokan) untuk mengadakan kerja sama dan kerja sama itu untuk

mencapai tujuan bersama. Jadi sesuatu dapat dikatakan organisasi jika memenuhi

persyaratan yaitu, adanya tujuan yang akan dicapai secara bersama-sama, adanya

anggota didalammnya dan adanya kerja sama diantara anggota organisasi.

Sedangkan menurut pendapat Schein, terdapat empat ciri organisasi yaitu :

pertama, adanya koordinasi dalam usaha dan upaya. Kedua, pencapaian tujuan

secara bersama-sama melalui koordinasi. Ketiga, pembagian kerja untuk

menciptakan koordinasi. Keempat, adanya suatu hierarki otoritas wewenang

diantara anggota organisasi (Winardi,2003:27).

b. Unsur-Unsur Organisasi

Menurut Moekiyat (1990:48) dalam asas perilaku berorganisasi unsur

unsur organisasi adalah tujuan bersama, pembagian kerja dan hierarki otoritas.

Schein (1980:1) mengatakan unsur organisasi terdiri dari, koordinasi upaya,

tujuan umum bersama, pembagian kerja dan Hierarki otoritas. Unsur-unsur

organisasi tersebut dapat diperinci sebagai berikut:

1) Tujuan bersama

Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan, sebab tujuan ini merupakan

salah satu unsur dari organisasi, selain unsur manusia serta adanya kerja sama.

Tujuan tersebut bukanlah tujuan individu dalam organisasi melainkan tujuan

organisasi sebagai kolektivitas. Menurut Moekiyat (1990:48) tujuan organisasi

adalah untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Amiral Eztoni

(1982:8) Tujuan organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang

Page 30: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

akan datang yang semata akan dikejar oleh organisasi agar dapat tercapai. Pada

saat berdirinya organisasi telah terlebih dahulu menetapkan tujuan, yaitu tujuan

yang ditetapkannya untuk masa mendatang bagi organisasi atau sifatnya lebih

pada untuk mencapai tujuan yang berorientasi jangka panjang tersebut setidaknya

melalui beberapa tahap, hal ini diwujudkan melalui sasaran–sasaran yang lebih

pendek jangka waktunya.

2) Pembagian kerja

Suatu organisasi terdiri dari berbagai macam pekerjaan serta individu-

individu yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Diantara pekerjaan itu dalam

pelaksanaannya ada yang saling berkaitan satu sama lain. Pekerjaan yang

semacam atau yang erat kaitannya tersebut di kelompokan untuk selanjutnya

dikerjakan individu-individu dalam organisasi. Inti dari pada setiap organisasi

adalah usaha atau kegiatan manusia. Proses menguraikan pekerjaan menjadi

bagian-bagian kecil yang berguna bagi tujuan organisasi dan dilaksanakan oleh

individu atau kelompok disebut pembagian kerja. Melalui pembagian kerja inilah

organisasi mengerahkan pekerjaan dari banyak orang untuk mencapai tujuan

bersama (Moekiyat,1990:48). Sondang P. Siagian menyebutkan tentang tiga sebab

utama mengapa pentingnya pembagian kerja yaitu: a) pembagian kerja yang harus

dipikul; b) jenis pekerjaan yang bermacam-macam; c) berbagai spesialisasi yang

diperlukan.

Untuk melaksanakan tujuannya organisasi menentukan pekerjaan yang

berkaitan dengan tujuan tersebut. Organisasi menanggung beban kerja yang tidak

ringan dengan pekerjaan yang beraneka ragam tersebut, sehingga dirasa perlu

untuk membagi-bagikan pekerjaan yang ada kepada individu-individu. Dengan

dibagi-bagikannya pekerjaan kepada individu maka mereka akan tertuju pada

suatu pekerjaan tertentu, sehingga kebutuhan organisasi dengan adanya

spesialisasi yang dibutuhkan dapat terpenuhi.

3) Koordinasi Upaya

Melaksanakan pembagian kerja tanpa melaksanakan koordinasi upaya

akan menumbuhkan peristiwa dimana tiap-tiap pejabat berjalan sendiri-sendiri

tanpa ada kesatuan arah. Oleh karena itu dalam suatu organisasi ditetapkan suatu

Page 31: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

koordinasi yang bertujuan untuk mengatur seluruh komponen yang ada dalam

organisasi tersebut.

Pendapat mengenai pengertian koordinasi dikemukakan oleh James D.

Mooney yang dikutip Sutarto (1985:128) yaitu koordinasi sebagai pengaturan

usaha sekelompok orang secara teratur untuk menciptakan kesatuan tindakan

dalam mengusahakan tercapainya suatu tujuan bersama. Apabila dalam organisasi

dilakukan suatu koordinasi maka ada beberapa manfaat yaitu adanya rasa

tanggung jawab antara satuan-satuan organisasi dan dapat dihindarkan

kemungkinan timbulnya pertentangan antar satuan organisasi.

4) Hierarki Otoritas

Menurut Moekiyat (1990:48) otoritas adalah hak untuk memerintah orang

lain. Apabila organisasi-organisasi membagi pekerjaan menjadi komponen-

komponen yang kecil maka harus ada yang dilakukan untuk mengkoordinasikan

usaha-usaha yang dihasilkan untuk menjamin agar mereka menyatukan dan

mencapai tujuan organisasi, Sehingga diperlukan susunan hierarki otoritas untuk

mengatur organisasi. Tanpa hierarki otoritas yang jelas koordinasi upaya akan

mengalami kesulitan bahkan kadang-kadang tidak mungkin dilaksanakan.

c. Tipe-Tipe Organisasi.

Ada bermacam macam bentuk organisasi yang ditinjau dari berbagai sudut

pandang, yaitu sudut pandang sosial dan tujuan khusus dari organisasi tersebut.

Berdasarkan kebutuhan sosial, Talcot pearson membedakan 4 bentuk organisasi:

1) Organisasi ekonomi, tujuannya mendapatkan keuntungan dari produk atau

jasa yang dihasilkan.

2) Organisasi politik (political organization), kegiatan dibidang kekuasaan,

pengambilan keputusan, pengaruh mempengaruhi.

3) Organisasi pengabdian masyarakat (integrative organization), bertujuan

untuk mengabdikan diri untuk kepentingan mereka.

4) Organisasi pelestarian (pattern maintenance organization) tujuannya

untuk melestarikan dan memelihara kesenian, pendidikan, kebudayaan dan

lain-lain.

Page 32: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Winardi dalam bukunya teori organisasi (2003:12) membedakan macam

organisasi berdasarkan tujuan atau sasaran khususnya sebagai berikut:

1) Organisasi pelayanan, yang siap membantu orang tanpa menuntut

pembayaran penuh dari masing-masing pihak yang menerima servis yang

bersangkutan.

2) Organisasi ekonomi, yaitu organisasi-organisasi yang menyediakan

barang-barang dan jasa sebagai imbalan untuk pembayaran dalam bentuk

tertentu.

3) Organisasi religius yang memenuhi kebutuhan spiritual dari para

anggotanya.

4) Organisasi perlindungan, organisasi yang memberikan perlindungan

kepada orang-orang dari bahaya.

5) Organisasi pemerintah yaitu organisasi yang memenuhi kebutuhan akan

keteraturan dan kontinuitas.

6) Organisasi sosial, organisasi yang memenuhi kebutuhan sosial orang untuk

mencapai kontak dengan orang lain.

4. Perubahan Sosial

a. Pengertian perubahan sosial

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

Perubahan yang dialami manusia berkaitan dengan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan

tingkah laku. Menutut Nursyid Suriatmadja (1986:79) perubahan sosial adalah

perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang meliputi berbagai aspek

kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat dan yang

didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan dalam

mencari kestabilan.

Soerjono Soekanto (1982:22) berpendapat bahwa perubahan sosial adalah

perubahan dalam lembaga-lembaga sosial yang mempengaruhi sistem sosial

termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku diantara kelompok-

kelompok masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut ada yang dikehendaki dan

Page 33: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

direncanakan serta ada yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki.

Sedangkan menurut Daldjoeni (1979: 21) mengatakan bahwa perubahan sosial

sebagai bagian dari proses sosial mencakup perubahan dalam struktur fungsi, dan

budaya kelompok manusia atau lembaga kemasyarakatan.

Dalam konteks sosial ekonomi perubahan memiliki pengertian suatu

proses pergerakan atau perkembangan masyarakat dalam aspek sosial ekonomi

dari suatu kondisi tertentu menuju kondisi yang lain berupa kemajuan atau

penurunan yang disebabkan oleh peristiwa tertentu.

b. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial

Terjadinya suatu perubahan sosial dalam masyarakat tidak terlepas dari

sebab-sebab-sebab yang membawa perubahan tersebut. Perubahan yang terjadi

disebabkan oleh dua faktor yaitu: faktor yang berasal dari dalam, dengan adanya

pengenalan dan unsur-unsur gagasan baru. dan faktor yang berasal dari luar.

Penyebab perubahan itu dapat berupa ilmu pengetahuan atau mental manusia,

kemajuan teknologi, komunikasi dan trnsportasi, urbanisasi, perkembangan,

harapan dan tuntutan manusia dan masyarakat.(Astrid S, Susanto,1983:33).

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi

perubahan sosial adalah : (1) Kontak atau hubungan dengan kebudayaan bangsa

lain; (2) Sistem pendidikan yang maju; (3) Penduduk yang heterogen; (4) Sikap

yang menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju; (5) Sistem

stratifikasi yang terbuka; (6) Orientasi berfikir ke masa depan. Di samping itu ada

faktor penghambat perubahan seperti : (1) kurangnya ilmu pengetahuan

masyarakat; (2) perekembangan ilmu pengetahuan yang lambat; (3) sikap

masyarakat yang sangat tradisional; (4) adanya kepentingan kepentingan yang

telah tetanam dengan kuat; (5) prasangka terhadap hal-hal yang baru.

Samoel Koenig yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1982:66)

mengatakan bahwa faktor-faktor perubahan sosial meliputi faktor intern dan

ekstern. Faktor intern meliputi: (1) bertambah dan berkurangnya penduduk; (2)

adanya pemberontakan-pembarontakan; (3) konflik dalam masyarakat; (4) adanya

penemuan-penemuan baru. Sedangkan Faktor ekstern meliputi : (1) Sebab–sebab

Page 34: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang berasal dari lingkungan fisik yng ada disekitar manusia; (2) Peperangan; (3)

Adanya pengaruh dari kebudayaan lain.

Pada waktu Jawa di jajah oleh Jepang, diterapkan sistem yang menekan

kehidupan sosial masyarakat Jawa, Jepang mulai membangun infra struktur yang

rusak setelah ditinggalkan Belanda. Salah satunya dengan membangun organisasi

ekonomi baru yang disebut Kumiai yang pada prakteknya sangat merugikan dan

menyengsarakan para petani yang ada di desa-desa sehingga menimbulkan reaksi

dari para petani yaitu dengan pemberontakan-pemberontakan diberbagai daerah,

karena tidak puas terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Jepang.

B. Kerangka Pemikiran

Organisasi Ekonomi

Politik Ekonomi

Politik Pemerintah Kolonial Jepang Di

Jawa

Keadaan Sosial Ekonomi Di

Jawa

Dampak

Kumiai

Ekonomi Sosial

Page 35: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari skema tersebut dapat diuraikan tentang kerangka berfikir dari

penelitian sebagai berikut :

Jepang menguasai Indonesia tanggal 8 maret 1942, dan melakukan politik

kolonialismenya setelah mengalahkan pemerintah Hindia Belanda dalam

peperangan. Tujuan kolonialismenya di Indonesia adalah untuk mendapatkan

bahan pangan bagi kebutuhan perang tentara Jepang. Khususnya diwilayah-

wilayah besar seperti Jawa.

Pada awal pendudukan di Jawa, pemerintah militer Jepang segera

melakukan tindakan yang tercakup dalam kebijakan yang harus dilaksanakan di

wilayah pendudukan dengan harapan agar usaha untuk menguasai Indonesia dapat

tercapai. Kebijakan tersebut meliputi budaya politik dan ekonomi.

Pemerintah militer Jepang dalam bidang budaya melarang penggunaan

bahasa Belanda dan diganti bahasa Jepang. Rakyat diperbolehkan mempelajari

dan menggunakan bahasa Indonesia. Para seniman juga diperbolehkan

menuangkan hasil karya sastra dalam bentuk karya sastra yang ditujukan untuk

kemenangan Asia Timur Raya.

Pada bidang politik Jepang bekerja sama dengan tokoh-tokoh pergerakan

nasional Indonesia seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara serta

tokoh-tokoh lain. Tujuan diadakan kerja sama untuk menggerakkan massa guna

membantu Jepang ke arah kemenangan Asia Timur Raya. Kerja sama tersebut

bagi bangsa Indonesia sebagai taktik untuk meraih simpati dari pemerintah militer

Jepang sehingga dapat terlibat kegiatan politik.

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia pada masa pemerintah

Jepang berbeda dengan keadaan sosial ekonomi pada masa Belanda, karena ketika

Jepang datang semua perusahaan vital telah dihancurkan oleh Jepang sehingga

terjadi kemiskinan serta keadaan ekonomi yang lumpuh total. Melihat kondisi

sosial ekonomi yang ada pada awal penjajahannya yang parah, pemerintah Jepang

menerapkan politik ekonomi guna mengatur roda perekonomian rakyat. Salah satu

kebijakan di bidang ekonomi Jepang membentuk organisasi-organisasi ekonomi

baru yang disebut Kumiai dimana Kumiai dibawah kontrol langsung oleh Jepang.

Kumiai mengatur tiga hal penting dibidang ekonomi yaitu pertanian, industri,

Page 36: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

perdagangan. Perencanaan dan persiapan Kumiai dilakukan di masing-masing

karesidenan sesuai dengan prakarsa dan kebijakan mereka sendiri. Struktur dan

fungsi Kumiai diatur di masing-masing karesidenan.

Dampak Kumiai mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Dampak sosial Kumiai adalah adanya pemberontakan-pemberontakan sporadis di

berbagai wilayah di Jawa karena ketidakpuasan terhadap sistem Kumiai.

Sedangkan dampak ekonomi dari Kumiai adalah pedagang pedagang yang tidak

tergabung dengan Kumiai maka tidak akan mendapat pasokan. Begitu pula

penentuan harga panen dari rakyat, mereka hanya menjual dengan harga rendah

kepada pemerintah, apalagi dengan adanya Kumiai penjualan hasil panen pada

tengkulak dilarang sehingga rakyat sangat menderita.

Page 37: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, yaitu melakukan

pengumpulan data tertulis dengan membaca buku-buku literatur, majalah dan

bentuk pustaka lainnya. Data-data tertulis yang berhasil penulis kumpulkan dari

perpustakaan atau tempat-tempat lain, di mana data tersebut dapat diketemukan.

Adapun perpustakaan atau tempat-tempat yang penulis gunakan untuk mencari /

mengumpulkan data-data antara lain:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

d. Perpustakaan Monumen Pers Surakarta.

e. Perpustakaan Taman Siswa Yogyakarta.

f. Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

g. Perpustakaan Ignatius Kolese Yogyakarta.

h. Perpustakaan Rekso Pustoko Surakarta.

i. Internet.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak

pengajuan judul skripsi yaitu bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan September

2010.

B. Metode Penelitian

Page 38: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menurut Koentjaraningrat (1977:16) kata metode berasal dari bahasa

Yunani, yaitu dari kata methodos yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan

upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah-masalah kerja untuk memahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Helius Sjamsuddin

(1996:2) metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau teknik yang

sistematis dalam penelitian suatu ilmu tertentu untuk mendapatkan suatu bahan

yang diteliti. Husnaini Usman (1996 :42) menyebutkan bahwa metode adalah

suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah

sistematis.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah (historis).

Menurut Louis Gottschlak (1985: 32) metode historis adalah suatu cara yang

meliputi kegiatan untuk mengumpulkan, menguji serta menganalisa data yang

diperoleh dari peninggalan masa lalu untuk menemukan generalisasi yang berguna

dalam usaha untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah serta untuk

memahami situasi sekarang dan meramalkan masa yang akan datang.

Sartono Kartodirjo (1992: 37) berpendapat bahwa metode penelitian

sejarah adalah prosedur dari cara kerja para sejarawan untuk menghasilkan kisah

masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh masa lampau

tersebut. Penelitian sejarah harus membuat rekonstruksi suatu kegiatan yang

disaksikan sendiri, karena secara mutlak tidak mungkin mengalami lagi fakta yang

diselidikinya. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1985: 67) mengatakan bahwa

metode sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data

peninggalan masa lampau untuk memahami masa sekarang dalam hubungannya

dengan masa lampau. Mohammad Nazir mengatakan bahwa:

Metode penelitian sejarah merupakan suatu usaha untuk memberikan interaksi dari bagian trend yang naik turun dari suatu status generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan dengan keadaan sekarang dan dapat meramalkan keadaan yang akan datang. (Mohammad Nazir, 1985: 33)

Berdasar pandangan-pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian historis adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah, menguji dan menelitinya secara kritis mengenai peninggalan masa

Page 39: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

lampau sehingga menghasilkan suatu cerita sejarah. Dalam penelitian ini

diusahakan pembuatan rekonstruksi peristiwa sejarah tentang peran Kumiai pada

masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945. Pertimbangan yang mendasar

digunakannya metode historis dikarenakan metode ini lebih sesuai dengan data

yang dikumpulkan, diuji dan dianalisis secara kritis terhadap semua sumber-

sumber sejarah yang terkait.

C. Sumber Data

“Sumber sejarah seringkali disebut sebagai data sejarah. Perkataan data

berasal dari bahasa latin yaitu datum yang berarti pemberitaan” (Kuntowijoyo,

1995: 94). “Sumber data sejarah adalah segala sesuatu yang langsung atau tidak

langsung memberitahukan kepada masyarakat tentang sesuatu kenyataan atau

kegiatan manusia pada masa lalu” (Helius Sjamsuddin, 1996: 73).

Menurut Sidi Gazalba (1981: 88) sumber data sejarah dapat

diklasifikasikan menjadi: (1) sumber tertulis yaitu sumber yang berupa tulisan, (2)

sumber lisan yaitu sumber yang berupa cerita yang berkembang dalam suatu

masyarakat, (3) sumber benda atau visual yaitu semua warisan masa lalu yang

berbentuk dan berupa.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis.

Louis Gosttchalk (1986: 35) mengemukakan bahwa sumber tertulis dibedakan

menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

kesaksian daripada seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan

panca yang lain, atau alat mekanis seperti dektafon yaitu orang atau alat yang

hadir pada peristwa-peristiwa yang diceritakannya, sedangkan sumber sekunder

merupakan kesaksian dari siapapun yang tidak hadir pada peristiwa yang

dikisahkannya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis

yang ada kaitannya dengan Penjajahan Jepang di Jawa khususnya peranan kumiai

di Jawa, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber primer yang

digunakan antara lain: (1) surat kabar, yaitu:, Sinar Matahari, 13 Desember 1943,

Tjahaja, 9 Januari 1945, Asia Raya, Juni 1944 (3) majalah, yaitu: Kan Po, bulan

Page 40: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Juni 1943 - Juli 1945, Djawa Baroe No 5, 1944. Adapun sumber data sejarah

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Mobilisasi dan

Kontrol Sosial Pedesaan Jawa, yang ditulis oleh Aiko Kurasawa; (2) Revolusi

Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa, yang ditulis oleh Ben

Anderson; (3) Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI yang ditulis oleh Marwati

Djoened dan Nugroho Notosusanto; (4) Perkembangan Koperasi Indonesia yang

ditulis oleh Arifinal Chaniago; (5) Bulan Sabit dan Matahari Terbit Hidia Belanda

dan Jepang, yang ditulis oleh Benda Harry J Benda; (6) Pendudukan Jepang di

Indonesia yang ditulis oleh L. De Jong; (7) Pemberontakan Indonesia di Masa

Pendudukan Jepang yang tulis oleh Akira Nagazumi; (8) Artikel-artikel dari

internet, yang didapat melalui e-journal dan e-book..

D. Tehnik Pengumpulan Data

Menurut Moh. Nazir (1988: 211) teknik pengumpulan data adalah

prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Selalu ada hubungan antara metode mengumpulan data dengan masalah penelitian

yang ingin dipecahkan, yaitu memberi arah dan mempengaruhi metode

pengumpulan data

Koentjaraningrat (1983: 3) menyatakan bahwa dalam metode sejarah,

teknik pengumpulan data disebut heuristik. Pengumpulan data heuristik

merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian. Berdasarkan

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam pengumpulan data

digunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data atau fakta sejarah, dengan cara

membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau

brosur. Kartini Kartono (1983:28) mengungkapkan bahwa penelitian dengan

menggunakan studi kepustakaan adalah penelitian dengan mengumpulkan data

dan informasi yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya buku-buku, majalah,

naskah, catatan kisah sejarah dan dokumen.

Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka

teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik studi pustaka, yaitu

melakukan pengumpulan data tertulis dengan membaca buku-buku literatur,

Page 41: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

majalah dan bentuk pustaka lainnya. Dalam pengumpulan data ini penulis

melakukan kegiatan mengumpulkan, membaca dan mengkaji berbagai materi atau

data yang sesuai dengan tema penelitian. Adapun langkah-langkah operasional

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperti yang diuraikan oleh Nugroho

Notosusanto (1971: 50-54) sebagai berikut: (1) menentukan pokok judul

penelitian, (2) menyusun daftar sumber-sumber sementara, (3) membaca sumber-

sumber sementara dengan melakukan penilaian terhadap sumber primer dan

sumber sekunder, (4) menyusun kerangka sementara yang berguna sebagai

pedoman bagi pembagian tulisan, (5) meneliti sumber-sumber tulisan, (6)

mencatat data-data hasil penelitian.

Kegiatan studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

mengumpulkan sumber-sumber baik primer maupun sekunder yang berupa buku-

buku literaur, maupun majalah yang berkaitan dengan Peranan Organisasi Kumiai

pada masa penjajahan Jepang di Jawa tahun 1942-1945. Kegiatan pengumpulan

sumber tersebut dilakukan antara lain di berbagai perpustakaan di lingkungan

civitas akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen

Pers Surakarta dan Perpustakaan Universitas Daerah Yogyakarta. Kegiatan studi

pustaka juga dilakukan di Perpustakaan Taman Siswa Yogyakarta dan dari

internet. Kegiatan berikutnya dengan membaca, mencatat, meminjam maupun

mengcopy sumber-sumber tertulis yang dianggap penting dan relevan dengan

tema penelitian sehingga diperoleh data-data yang akan digunakan dalam

penulisan skripsi.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Moh. Nazir (1988: 405) data yang dikumpulkan oleh peneliti

tidak akan berguna jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang

sangat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis, data tersebut dapat

diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian

Penelitian ini diadakan dengan tujuan pokok menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang mengungkapkan tentang peranan kumiai pada masa penjajahan

Jepang di Jawa, maka untuk mencapai tujuan itu dilakukan analisis data. Teknik

Page 42: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis historis. Menurut

Sartono Kartodirdjo (1992:46) analisis historis adalah analisis yang

mengutamakan ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah. Pengkajian

fakta-fakta sejarah oleh sejarawan tidak terlepas dari unsur-unsur subyektifitas

sehingga diperlukan konsep-konsep dan teori sebagai kriteria menyeleksi dengan

pengklasifikasian.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data sejarah di

dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data yang kemudian

diklasifikasikan sesuai tema penelitian. Dalam menganalisis sebuah sumber

diperlukan adanya kritik intern dan kritik ekstern untuk menentukan kredibilitas

dan otentisitas sumber yang didapatkan. Langkah ini berguna untuk mengetahui

sumber yang benar-benar diperlukan dan relevan dengan permasalahan yang

diteliti. Kritik ekstern yaitu menganalisis fisik sumber data sejarah yang tertulis.

Berbagai data tersebut digolongkan menjadi sumber primer dan sumber sekunder.

Kedua jenis sumber yang telah digolongkan tersebut diidentifikasikan tentang

penulis, tempat penulisan, dan tahun terbit, serta orisinilitas penulis ataupun editor

terhadap hasil penelitian. Kritik intern yaitu menganalisis isi sumber data sejarah

tertulis untuk mendapatkan data yang kredibel, dilakukan dengan mengidentifikasi

gaya bahasa, ejaan, tata bahasa, lingkungan dan pola pikir yang berkembang pada

masa penulisan dilakukan. Data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian

diseleksi atau dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh fakta

sejarah yang benar-benar relevan. Langkah selanjutnya adalah

menginterpretasikan data yang telah terkumpul, yaitu merangkaikan fakta-fakta

tersebut untuk mengetahui hubungan sebab–akibat antar peristiwa satu dengan

peristiwa lainnya dengan cara membandingkan, mengaitkan atau menghubungkan

antara data yang satu dengan data yang lain sehingga dapat diketahui hubungan

sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian.

Fakta – fakta yang sudah didapat, dihubungkan/disusun menjadi sebuah karya

yang menyeluruh.

Page 43: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langah penelitian yang harus

dilakukan seorang peneliti sebagai proses dalam penulisan skripsi yang

menggunakan metode sejarah. Dalam metode penelitian sejarah prosedur

penelitian yang penulis lakukan, yaitu: (1) Heuristik atau pencarian jejak-jejak

sejarah, (2) Kritik, atau kegiatan mengidentifikasi sumber-sumber sejarah, (3)

Interpretasi atau penafsiran terhadap sumber-sumber yang relevan, dan (4)

Historiografi atau penyampaian hasil rekontruksi sejarah dalam bentuk penulisan

sejarah.

Berdasar prosedur diatas dapat digambarkan skema metode historis adalah

sebagai berikut:

Heuristik Kritik Interpretasi Historiografi

Jejak-jejak Sejarah Fakta Sejarah

Keterangan:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani yang artinya memperoleh. Dalam

pengertiannya yang lain adalah suatu teknik yang membantu kita untuk mencari

jejak-jejak sejarah. Menurut G. J Rener (1997:37) heuristik adalah suatu teknik,

suatu seni dan bukan suatu ilmu. Heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan

umum, dan sedikit mengetahui tentang bagian-bagian yang pendek.

Pada tahap ini, penulis berusaha mengumpulkan sumber atau data-data

yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji. Kegiatan pengumpulan data,

dicari data yang relevan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu berusaha

mendapatkan data tertulis yang berupa buku-buku dan sumber tertulis lainnya.

Page 44: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang ada hubungannya dengan

masalah Peranan Kumiai pada masa penjajahan Jepang di Jawa tahun 1942-1945.

2. Kritik

Setelah sumber terkumpul, tahap berikutnya yaitu langkah verifikasi atau

kritik guna memperoleh keabsahan sumber. Kritik sumber adalah salah satu

kegiatan dalam metode sejarah, yang dilakukan untuk memilih, menyeleksi,

mengidentifikasi serta menilai sumber atau data yang akan digunakan dalam

penulisan sejarah kritis. Dalam penelitian ini, kritik sumber dilakukan dengan dua

cara, yaitu:

a. Kritik Ekstern

Kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang

berkenaan dengan segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti: bahan

(kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan

segi penampilan yang lain. Helius sjamsudin (1996 : 105) mengemukakan

kritik ekstern adalah “suatu penileian atas asal usul dari sumber, suatu

pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan

semua informasi yang mugkin dan untuk mengetahui apakah pada suatu

waktu sejak mulanya sumber itu telah diubah oleh orang tertentu atau tidak”.

Uji otensitas dilakukan dengan dengan melihat jenis kertas, bentuk tulisan,

bahasa yang digunakan, tahun pembuatan, siapa yang membuat, serta dimana

arsip, buku atau majalah dibuat. Kritik ekstern dilakukan dengan melihat siapa

yang menulis sumber, seperti digunakan buku karya Aiko Kurasawa, seorang

penulis yang merupakan dosen School of Internasional Development (pasca

sarjana) di Universitas Nagoya, Jepang yang menulis buku dengan judul

Mobilisasi dan Kontrol Sosial Pedesaan Jawa 1942-1945 diterbitkan di Jakarta

oleh PT Gramedia Widiasarana Indonesia dan dialih bahasakan oleh

Hermawan Sulistiyo. Kritik ekstern terhadap Surat kabar “Sinar Matahari dan

Asia Raya” serta majalah “Kan Po” dan “Djawa Baroe” dilakukan dengan

melihat bentuk tulisan, bahasa yang digunakan serta tahun pembuatan, siapa

yang membuat, dan dimana surat kabar itu dibuat.

Page 45: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Kritik Intern

Kritik intern yaitu suatu kritik yang diberikan terhadap aspek-aspek dalam

atau isi sumber sejarah. Kritik intern dilakukan untuk mendapatkan data yang

dapat dipercaya kebenarannya atau kredibel. Kritik internal sebagaimana

dikemukakan Helius Sjamsuddin (1996: 111) menekankan aspek ”dalam”

yaitu isi dari sumber dan kesaksian (testimony). Sejarawan akan mengadakan

evaluasi terhadap kesaksian setelah fakta kesaksian (fact of testimony)

ditegakan melalui kritik internal. Kritik intern dalam penelitian dilakukan

dengan cara mengientifikasi gaya, tata bahasa dan ide yang digunakan penulis

sumber data, kecenderungan politik dan pendidikan penulis sumber data,

situasi disaat penulisan dan tujuan dalam mengemukakan peristiwa yang

berkaitan dengan tema peran kumiai di Jawa tahun 1942-1945, kemudian

membandingkan isi sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah yang

lain, antara karangan yang satu dengan yang lain, serta antara buku yang satu

dengan yang lain. Kebenaran isi dari sumber tersebut dapat dilihat dari isi

pernyataan dan berita yang ditulis dari sumber yang satu dengan sumber yang

lain.

3. Interpretasi

Intepretasi merupakan kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh

dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan

analisis data. Interpretasai harus didasarkan pada obyektifitas yang besar dan

menekan subyektifitas semaksimal mungkin.

Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan

atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lain, sehingga

dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang

menjadi obyek penelitian. Sumber tersebut kemudian ditafsirkan, diberi makna

dan ditemukan arti yang sebenarnya sehingga dapat dipahami makna tersebut

sesuai dengan pemikiran yang logis berdasarkan obyek penelitian yang dikaji,

yaitu Peranan Kumiai Pada Masa Penjajahan Jepang Di Jawa Tahun 1942-1945.

Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan

fakta sejarah atau sintesis sejarah.

Page 46: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

4. Historiografi

Menurut Helius Sjamsudin (1992: 153) historiografi merupakan langkah

terakhir di dalam prosedur penelitian historis yang berupa karya sejarah dari hasil

penelitian, dipaparkan dengan bahasa ilmiah dengan seni yang khas menjelaskan

apa yang ditemukan beserta argumentasinya secara sistematis. Dalam historiografi

seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan teknis, penggunaan

kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut menggunakan

pikiran kritis dan analisis.

Historiografi yaitu suatu kegiatan penyusunan fakta sejarah menjadi

kisah sejarah yang disajikan dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini imajinasi sangat

diperlukan untuk merangkai fakta satu dengan fakta yang lain, sehingga menjadi

suatu kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Historiografi

penelitian ini diwujudkan berupa karya ilmiah skripsi yang berjudul Peran Kumiai

Pada Masa Penjajahan Jepang Di Jawa Tahun 1942-1945.

Page 47: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Pembentukan Kumiai

1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Jawa Awal Penjajahan Jepang.

Masa penjajahan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan periode

yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada awal pendudukannya, Jepang

menunjukan tindakan-tindakan yang sangat baik. Berbagai kebijakan berpihak

kepada bangsa Indonesia. Jepang mengijinkan pengibaran bendera merah putih

dan masyarakat diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari. Posisi yang kosong dalam pemerintahan juga didistribusikan kepada

kaum terpelajar Indonesia. Oleh karena itu rakyat Indonesia berpandangan bahwa

bangsa Indonesia sebentar lagi akan merdeka. Bagi Jepang, tindakan tersebut

hanya upaya jangka pendek untuk mendapat dukungan rakyat Indonesia sebelum

menunjukan tujuan utama kedatanganya. Pada perkembangan selanjutnya

kebijakan Jepang terhadap Indonesia berubah. Orientasi yang sebenarnya lebih

diarahkan pada upaya eksploitasi sumber daya alam, mobilisasi sumber daya

manusia, serta mengupayakan mobilisasi sumber daya kerja untuk kepentingan

perang Asia Timur Raya. Pada masa penjajahan Jepang telah terjadi berbagai

perubahan yang mendasar pada sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

Perubahan-perubahan tersebut merupakan dampak dari pendudukan Jepang yang

represif dan eksploitatif. Masa pendudukan Jepang di Indonesia pada umumnya

dan Jawa pada kususnya selama tiga setengah tahun tersebut sering dipandang

sebagai masa yang singkat, tetapi akibat yang ditimbulkan sebanding dengan masa

penjajahan Belanda. Namun demikian, meskipun pendudukan Jepang

menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat, tetapi pendudukan Jepang

juga memiliki segi-segi yang menguntungkan dan dirasakan pula oleh rakyat

Indonesia khususnya masyarakat Jawa (Cahyo Budi Utomo, 1995: 108).

Pada tanggal 1 Maret 1942, di bawah pimpinan Vince Admiral Takahashi,

bala tentara Jepang mendarat di pulau Jawa. Jepang sebelumnya telah menguasai

Tarakan, Balikpapan, dan Banjarmasin di Kalimantan. Pasukan Jepang mendarat

Page 48: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

di tiga tempat pendaratan. Pendaratan pertama dilakukan di Merak, Teluk Banten.

Dibawah pimpinan Letnan Jendral Hitoshi Imamura. Pendaratan kedua dilakukan

di Pantai Eretan Wetan, pantai utara bagian Jawa Barat, dibawah pimpinan

Kolonel Shoji. Pendaratan ketiga dilakukan di Sragen, Jawa Tengah, di bawah

komando Brigade Sakaguci. Jepang memilih ketiga pendaratan tersebut dengan

perkiraan bahwa pertahanan di ketiga tempat tersebut lemah. Perkiraan tersebut

tepat sebab pada saat Jepang mendarat tidak ada perlawanan yang berarti. Usaha

pendaratan tersebut diikuti dengan gerakan pasukan untuk menguasai kota-kota

pedalaman. Gerakan pasukan Jepang dari arah Banten berhasil menduduki

Batavia dan kota-kota lain seperti Sukabumi, Bogor, Cianjur dan Bandung. Pada

tanggal 8 maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah pada Jepang dan Jawa

resmi menjadi Jajahan Jepang (Hendri F Isnaeni dan Apid, 2008: 24).

Pada awal Penjajahan Jepang, kebijakan-kebijakan serta undang-undang

tidak banyak dibuat oleh pemerintah Jepang, sebab pemerintah Jepang sibuk

memulihkan keamanan di daerah-daerah. Jepang menerapkan sistem sentralisasi

kekuasaan untuk memanamkan kekuasaan di Indonesia. Pulau Jawa menjadi pusat

pemerintahan yang terpenting, bahkan jabatan Gubernur Jenderal pada masa

Hindia Belanda dihapus dan diambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa.

Sementara status pegawai sipil dan undang-undang di masa Belanda tetap diakui

sah untuk sementara, dengan syarat tidak bertentangan dengan Undang-undang.

Langkah pertama Jepang adalah membuat pemerintahan militer yang dikepalai

oleh seorang Gunseikan. Berdasarkan Osamu Sirei ( Undang-undang yang

dikeluarkan oleh Jepang) Jepang mengeluarkan kebijakan membentuk

Pemerintahan militer di Jawa yang terdiri atas: Saiko Shikikan (Panglima

Tertinggi/Panglima Tentara) yang merupakan pucuk pimpinan. Dibawah

panglima tertinggi terdapat Gunseikan (kepala pemerintah militer). Gunseikan

sendiri dibantu oleh staf pemerintahan militer pusat yang disebut Gunseikanbu

yang terdiri atas 5 macam bu (Departemen) yaitu Somubu (Departemen Urusan

Umum), Zaimubu (Departemen Keuangan), Sangyobu (Departemen Perusahaan,

Industri, dan Kerajinan Tangan). Kotsubu (Departemen Lalu Lintas) dan Shihobu

(Departemen Kehakiman). Pemerintah Jepang juga membagi pemerintahan daerah

Page 49: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yaitu Syu, Syi, Ken, Gun, Son, dan Ku, dan terdapat dua daerah Istimewa yang

disebut Kochi. Menurut Undang-undang No.27 tentang pemerintahan daerah,

pulau Jawa dan Madura selain Surakarta dan Yogyakarta dibagi atas Syu, Syi,

Ken, Gun, Son, dan Ku. Syu sama dengan Karesidenan. Syi sama dengan

Kotapraja, Ken sama dengan Kabupaten, Gun sama dengan Kawedanan atau

distrik, Son sama dengan Kecamatan dan Ku sama dengan Kelurahan atau Desa.

Sedangkan Surakarta dan Yogyakarta disebut Kochi atau daerah Istimewa

Pembagian daerah pemerintahan seperti pada zaman Belanda yang terdiri atas

Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dihapuskan

(Kanpo No. 27 Tahun 1942).

Jepang tidak hanya membuat peraturan tentang perubahan pemerintahan

daerah, tetapi Jepang juga membentuk organisasi-organisasi semi militer yang

berfungsi untuk membantu Jepang dalam pertempuran Asia Timur Raya. Ketika

kedudukan militer Jepang semakin terdesak di medan perang pasifik, pemerintah

Jepang melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan serangan sekutu ke

wilayah Nusantara. Jepang kemudian mengerahkan sejumlah anggota masyarakat

untuk dilatih dan dididik menjadi kelompok semi militer dan militer. Mereka

diharapkan akan mampu membantu pasukan Jepang mempertahankan wilayah

Indonesia dari kemungkinan serangan sekutu. Tanggal 29 April 1943 diumumkan

secara resmi terbentuknya Seinendan dan Keibondan, tujuan utama dibentuknya

kedua organisasi pemuda tersebut adalah untuk dijadikan tenaga cadangan

menghadapi serangan sekutu yang mulai menguasai hampir semua front

pertempuran dalam perang pasifik. Sebagai propaganda mereka dinyatakan

sebagai pemuda yang harus mampu mempertahankan tanah air dengan kekuatan

sendiri. Pada akhir perang pasifik di pulau Jawa diperkirakan terdapat 500 ribu

orang yang telah dilatih menjadi anggota Seinendan. Mereka mendapat latihan

militer baik bertahan maupun menyerang. Sedangkan Keibondan merupakan

organisasi untuk membantu kepolisian, seperti menjaga lalu lintas, pengamanan

desa dan lain-lain. Keibondan dibentuk di hampir seluruh wilayah Indonesia dan

hanya berangotakan laki-laki saja. Jumlah anggotanya lebih besar dari Seinendan

yaitu sekitar satu juta orang.

Page 50: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Selain kedua organisasi diatas terdapat pula Heiho dan PETA (Pasukan

Pembela Tanah Air) yang diistilahkan sebagai embrio TNI (Tentara Nasional

Indonesia) dilatih dan ditempatkan di lingkungan angkatan darat dan angkatan

laut. Jumlah pasukan Heiho sebanyak 42 ribu orang dan mereka lebih terlatih

daripada PETA karena mereka langsung diberi tugas menggantikan pasukan

Jepang di medan perang. Pada tahun 1944 Jepang semakin terdesak dan banyak

membuat pasukan Semi militer lainnya yang disebut Barisan Pelopor (Suishintai)

pada tanggal 1 November 1944, Barisan Berani Mati (Jibakutai) pada tanggal 8

Desember 1944, Hizbullah (Kaikyo Seinen Teishintai) pada tanggal 15 Desember

1944 (Abdul Irsan, 2007: 217).

Pada masa awal penjajahan Jepang di Jawa, pemerintah Jepang belum

menentukan kebijakan baru di bidang perekonomian terutama masalah bahan

makanan karena Jepang masih sibuk memulihkan ketertiban di wilayah-wilayah

yang baru diduduki. Jepang hanya meneruskan kebijakan Belanda yang sudah ada

dan baru pada bulan Agustus pemerintah militer Jepang, mengambil langkah-

langkah yang sistematis untuk mengelola bahan makanan dengan mendirikan

organisasi yang mengatur tentang bahan makanan dan hasil pertanian di Jawa.

Tujuan pokok penyerbuan Jepang ke Jawa ialah untuk mengeksploitasi sumber

daya ekonomi. Pedesaan yang tanahnya subur dan penduduknya yang padat

merupakan wilayah yang tepat untuk dikuasai serta di eksploitasi. Jepang

melakukan eksploitasi-eksploitasi sumber daya ekonomi dan sumber daya

manusia secara penuh dan seefisien mungkin (Aiko Kurasawa, 1993: 3). Kegiatan

ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi sumber

daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin

perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan

penting. Lahan pertanian banyak yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan

difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan

produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.

Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi

pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan

dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah

Page 51: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu, gula,

pohon jarak, kapas dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh,

kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang

(Hendri F Isnaeni dan Apid, 2008: 37-38).

Hasil bumi yang paling dibutuhkan Jepang adalah padi oleh karena itu

usaha menggandakan hasil bumi dibuat sebaik mugkin, teknologi pertanian yang

baru dan lebih modern serta jenis padi baru mulai diperkenalkan oleh Jepang.

Jepang juga mulai memperluas areal persawahan dengan cara membuka tanah

baru terutama bekas perkebunan tanah lainya yang belum pernah ditanami.

Disamping itu Jepang yang memperkenalkan teknik penanamam padi yang baru,

yaitu menanam bibit padi yang benar tanaman padi garis lurus yang biasa di

lakukan oleh para petani Jawa terbukti tidak efisien dan Jepang mengemukakan

bahwa hal ini adalah penyebab rendahnya produktivitas padi. Petani diharapkan

menanam bibit padi lebih dari 2 centimeter dan tidak membiarkan tanaman terlalu

besar di tempat pembibitan sebelum dipindahkan. Cara penanaman padi yang

diperkenalkan oleh Jepang ini akhirnya diterima oleh petani Jawa, karena cara

tersebut lebih efektif dalam rangka meningkatkan produksi padi

(Kanpo No 32 Tahun 1943). Dari bentuk eksploitasi-eksploitasi yang dilakukan

oleh Jepang diberbagai bidang, yang paling dirasakan penduduk adalah politik

penyerahan padi secara paksa. Kewajiban ini merupakan kewajiban yang terberat

bagi mayoritas penduduk dari sekian banyak kebijakan pemerintah militer. Jepang

mengambil dan membeli kekayaan alam bangsa Indonesia secara paksa. Rakyat

dibawah pimpinan pangreh praja diwajibkan menyerahkan padi serta hasil bumi

lainnya secara paksa dan ditentukan jumlahnya dan pembayarannya sepihak dari

penguasa. Jepang membayar dengan uang kertas yang dibuat secara sepihak.

Wajib serah padi secara resmi diawali dengan dekrit yang dikeluarkan di

setiap karesidenan dan setiap karesidenan diizinkan untuk menerapkan dekrit itu

diwilayahnya. Otonomi karesidenan seperti itu merupakan salah satu ciri

terpenting dari kebijakan pemerintahan Jepang. Suatu karesidenan dianggap

sebagi unit otonom untuk produksi dan sirkulasi komoditi. Sirkulasi bebas untuk

hampir seluruh komoditi di luar batas karesidenan dilarang. Setiap karesidenan

Page 52: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

diwajibkan untuk sedapat mungkin berswadaya dalam setiap produk. Apabila

sebuah karesidenan benar-benar kekurangan suatu produk tertentu, tidak diizinkan

mengimpor produk secara langsung dari karesidenan yang lain. Kekurangan akan

dipasok dari pemerintah pusat. Kebanyakan kebijakan ekonomi yang terperinci

dibuat pada tingkat karesidenan dan pengaturan ditetapkan oleh masing-masing

karesidenan, serta sebagian organisasi kegiatan ekonomi dikelola dengan

karesidenan sebagai unit dasar. Terdapat pula petunjuk dasar mengenai

penyerahan padi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, antara lain:(1) petani

diharuskan menjual sejumlah kuota tertentu dari produksi padi kepada pemerintah

dengan harga yang telah ditetapkan; (2) padi harus diserahkan ke penggilingan

beras yang ditunjuk oleh pemerintah desa; (3) jika petani masih memiliki surplus

untuk dijual setelah menyerahkan kuota yang ditetapkan maka petani hanya

diperbolehkan menjual padi ke penggilingan yang terdaftar dan tidak diizinkan

untuk menjual kepada tengkulak atau ke pasar setempat. Petani juga dilarang

menumbuk gabah untuk kepentingan komersial tanpa izin pemerintah

(Kanpo No 32 Tahun 1943).

Sistem penyerahan padi paksa ini mirip dengan sistem tanam paksa yang

diterapkan oleh pemerintah Belanda pada abad ke 19. Menurut Linblad

(2002 : 117) Cultuur Stelsel atau tanam paksa adalah gagasan Gubernur Jenderal

Van Den Bosch, yang menganggap Indonesia sebagai wingewest bermanfaat atau

koloni yang menguntungkan dimana rakyat dapat di subordinasikan demi

kepentingan negara induk. Berdasarkan alasan tersebut Van Den Bosch

memperkenalkan sistem tanam paksa sebuah sistem eksploitasi ekonomi yang

dipandang paling menguntungkan. Eksploitasi ini mampu memberikan dana bagi

pemerintah kolonial dan yang paling penting menyumbang kekayaan bagi negara

Belanda. Sistem tanam paksa merupakan sistem manajemen perkebunan yang

dikontrol pemerintah kolonial menggunakan tenaga kerja dan tanah petani. Sistem

tanam paksa juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem industri agraris yang di

dalamnya pemerintah kolonial memanipulasi kekuasaan dan pengaruhnya untuk

memaksa para petani menanam komoditas tertentu dan kemudian petani

menyerahkan produk-produk mereka dengan harga yang sangat rendah. Hal ini

Page 53: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mirip dengan serah padi masa Jepang dimana petani dituntut untuk menanam dan

menyerahkan padi dengan kuota tertentu untuk pemenuhan kebutuhan Jepang.

Pada saat Jepang menjadi pihak yang defensif dan posisi Jepang dalam

peperangan melemah, penguasa memerintahkan semua pasukan di wilayah

jajahanya untuk dapat berswasembada. Jepang melaksanakan kebijakan politik

ekonomi mencukupi kebutuhan sendiri atau Genchi Jikatsu di wilayah jajahannya.

Kebijakan inilah yang mendasari kewajiban paksa mengumpulkan semua hasil

perkebunan oleh pemerintah Jepang, pembagian dan penjatahan surplus produksi

pertanian rakyat, khususnya padi dan bahan kebutuhan hidup lainnya yang

semakin langka serta perekrutan paksa tenaga kerja untuk berbagai proyek di

wilayah masing-masing maupun di luar Jawa (Anton Lucas, 1989 : 54).

Terputusnya komunikasi pemerintah Jepang dengan daerah-daerah di

wilayah selatan, menyebabkan daerah-daerah di wilayah selatan harus mencukupi

sendiri kebutuhan ekonominya, sehingga Syu (karesidenan) harus mampu

mengelola kebutuhan ekonominya sendiri. Apalagi kenyataan bahwa antara

kenyataan dan target penyetoran padi tidak sebanding. Di karesidenan Kedu

misalnya, dari bulan April 1943 sampai dengan bulan Maret 1944 dari target

setoran sebanyak 54.000 ton, ternyata hanya dapat dipenuhi 25.237 ton atau

sekitar 46,7% dari target. Bahkan dari April sampai dengan September 1945 dari

total target 80.000 ton, hanya dipenuhi 17.464 ton atau sekitar 21,8%. Selain

disebabkan oleh target setoran yang tidak rasional, kemungkinan kedua adalah

faktor produksinya. Pada tahun 1944 terjadi penurunan secara umum hasil panen

sebanyak 20 % dibandingkan pada tahun 1937 dan tahun 1941. kemungkinan lain

ialah faktor kesulitan pengangkutan dan buruknya tempat penyimpanan sehingga

padi menjadi busuk (Cahyo Budi Utomo, 1995: 192).

Penetapan penyerahan padi pada pemerintah secara paksa membuat petani

tidak mempunyai pilihan lain selain membeli bibit dengan harga yang tinggi.

Petani sangat menderita akibat dari kebijakan pemasaran yang dikenakan oleh

pemerintah militer yang sewenang-wenang atas produk mereka. Proses eksploitasi

tersebut terlihat secara mendasar pada kehidupan masyarakat pedesaan. Padahal

perilaku ekonomi yang khas dari keluarga petani Jawa, menurut James Scott

Page 54: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dalam bukunya Moral Ekonomi Petani (1989 : 194) ialah petani yang subsisten,

yaitu sekaligus satu unit produksi dan konsumsi. Oleh karena itu, masalah yang

dihadapi petani ialah bagaimana dapat menghasilkan beras untuk kebutuhan

pangan, sandang sekeluarga. Implikasi dan penyerahan wajib tersebut ialah

meningkatnya angka kematian dan menurunnya derajad kesehatan masyarakat.

Bahkan keadaan sosial serta tingkat kesejahteraan sosial yang sangat buruk

sebagai akibat kelangkaan bahan pangan. Angka kematian lebih tinggi dari angka

kelahiran. Di Kudus misalnya angka kematian mencapai 45,0 %, sedangkan di

Purworejo dan Wonosobo mencapai 42,7% dan 53,7%. Pola makan yang berubah,

pola hidup yang bergeser serta tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang menghimpit

menyebabkan perubahan mendasar dalam aspek-aspek fisik maupun psikologis

(Cahyo Budi Utomo, 1995: 192).

Dalam aspek fisik yang nyata terlihat kemiskinan endemis yang semakin

meluas, kesehatan yang merosot serta angka kematian yang tinggi. Dalam aspek

non fisik terlihat kemiskinan mentalitas akibat rongrongan dan ketakutan yang

tidak proporsional. Kegelisahan komunal dan ketidaktentraman kultural yang

makin meningkat frekuensinya. Dapat dikatakan bahwa keadaan petani dan

masyarakat pedesaan di Jawa berada dalam tingkat yang sangat buruk. Bagi

masyarakat pedesaan Jawa yang penting adalah bagaimana mereka dapat sekedar

bertahan hidup, dalam situsi yang makin memburuk dan suasana yang semakin

tidak menentu.

Pada awal pemerintahan Jepang di Jawa keadaan ekonomi semakin lama

semakin buruk. Kehidupan rakyat sangat menyedihkan akibat pemerasan yang

dilakukan oleh Jepang. Rakyat kekurangan makanan dan pakaian, pemenuhan

kebutuhan pangan semakin bertambah berat dan rakyat juga merasakan

penggunaan sandang yang sangat memprihatinkan. Pakaian rakyat hanya terbuat

dari karung goni yang berdampak pada timbulnya penyakit gatal-gatal akibat kutu

dari karung tersebut. Ada yang hanya menggunakan lembaran karet sebagai

penutup. Hasil-hasil panen rakyat, besi-besi kereta api, intan dan berlian juga

dibawa ke negara Jepang. Tanah Jawa pernah mengalami paceklik dan kurang

sandang pangan karena hasil panen tidak dapat mencukupi kebutuhan. Pemerintah

Page 55: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

daerah pernah membuat larangan tidak boleh membawa beras ke karesidenan lain

di kereta-kereta dan jalan raya sering diadakan pemeriksaan yang dilakukan oleh

Keibodan, dengan tujuan memeriksa barang bawaan para pejual dan orang yang

sedang berpergian. Bahan pangan rakyat di jatah menurut adanya persediaan

bahan pangan (Jayabaya, 6 Desember 1987).

Kondisi masyarakat petani semakin menyedihkan dan diperburuk dengan

panen yang buruk dan hasil yang jauh dari harapan akibat musim kemarau yang

panjang. Kondisi di desa-desa selama masa penjajahan sedemikian buruknya

sehingga rakyat berpaling kepada pengganti beras yang secara tradisional hanya

dimakan pada masa kelaparan misal tanaman singkong. Politik swasembada beras

Jepang juga memaksa penanaman pohon jarak di setiap karesidenan karena

tanaman jarak mengahasilkan minyak yang nantinya dapat digunakan untuk

keperluan perang. Penanamannya diawasi oleh seorang mantri ynag ditunjuk oleh

pangreh praja setempat. Penguasa Jepang juga mewajibkan beberapa hal yang

tampaknya kurang penting namun digunakan oleh Jepang. Sejenis tumbuhan yang

bernama iles-iles juga dikumpulkan, konon digunakan untuk keperluan

pengobatan serta bahan pembuat mesiu. Bunga matahari dan ubur-ubur juga

dikumpulkan karena diambil kandungan minyaknya. Sebagai bagian dari politik

swasembada Jepang juga, dilembagakan penjatahan barang sandang dan bahan

keperluan pokok lainnya. Seperti halnya pengumpulan beras dan pengerahan

tenaga kerja, pangreh prajalah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem

penjatahan (Anton Lucas, 1989 : 51-53).

Keadaan ekonomi semakin sulit terutama dalam sandang dan pangan.

Pengadaan bahan bahan di berbagai sektor kehidupan keadaannya sangat

menyedihkan, harga bahan makanan dan pakaian sangat tinggi. Keadaan

perekonomian diperburuk dengan adanya inflasi. Jepang kemudian mengeluarkan

maklumat pengendalian harga barang dan hukuman bagi semua orang yang

melanggar (Kanpo no 3 tahun 1942). Kekejaman Jepang, tuntutan mereka yang

semena-mena untuk tenaga kerja dan hasil bumi, dan upah yang diterima terlalu

sedikit membuat rakyat tidak dapat membeli apa-apa untuk memenuhi

kebutuhannya sehari-hari seperti baju, alat-alat pertanian dan sebagainya. Inflasi

Page 56: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang berkembang besar-besaran selama dua tahun penjajahan Jepang membuat

hutang yang besar bagi petani. Bahkan petani harus membuat hutang baru untuk

menutupi hutangnya dari para Cina yang menjadi lintah darat (Kahin, 1995: 162).

Kampanye-kampanye mulai diluncurkan secara besar-besaran kepada rakyat

melalui lembaga-lembaga rakyat seperti Jawa Hokokai, Tonarigumi dan lembaga

lainnya supaya meningkatkan penyetoran padi yang dipropagandakan untuk

kepentingan perang Asia Timur Raya. Petani biasanya menjual 42 % padi dan

20% di jual ke penggilingan beras yang ditunjuk pemerintah dan sisa 38% dipakai

sendiri untuk penanaman bibit baru serta untuk konsumsi, sedangkan buruh tani

biasanya meminta 15 sampai 20% dari hasil panen (L.D.E Jong, 1987 : 35).

Pemerasan oleh pemerintah militer Jepang tidak hanya mengenai masalah

bahan makanan saja. Tetapi juga pengerahan tenaga kerja romusha untuk proyek-

proyek pertahanan dan perang. Di pulau Jawa sumber daya yang melimpah dan

dapat di manfaatkan adalah penduduknya. Penduduk tersebut dimanfaatkan

tenaganya sebagai sumber daya penting selain sumber daya alam. Jutaan orang

dimobilisasi sebagai romusha untuk melakukan pekerjaan berat di dalam dan

diluar pulau Jawa bahkan sampai keluar wilayah Indonesia. Menurut artikel

(www.wikipedia.com) Romusha adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia

dari tahun 1942 sampai 1945. sebagian besar dari romusha adalah petani, pada

awalnya romusha direkrut secara sukarela tetapi sejak oktober 1943 pihak Jepang

mewajibkan para petani menjadi romusha. Romusha dikirim untuk bekerja

diberbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang yang bekerja

tidak diketahui pasti, namun diperkirakan mencapai 4 sampai 10 juta orang.

Luasnya daerah penjajahan Jepang, menyebabkan Jepang memerlukan

tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya untuk membangun sarana pertahanan

berupa kubu-kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan

raya dan jembatan. Tenaga untuk mengerjakan semua itu, diperoleh dari desa-desa

di Jawa yang padat penduduknya melalui suatu sistem kerja paksa yang dikenal

dengan romusha. Romusha ini dikoordinir melalui program Kinrohosi atau kerja

bakti. Pada awalnya dilakukan dengan sukarela, tetapi lambat laun karena

terdesak perang Pasifik maka pengerahan tenaga diserahkan pada panitia pengerah

Page 57: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(Romukyokai) yang ada di setiap desa. Banyak tenaga romusha yang tidak

kembali dalam tugas karena meninggal akibat kondisi kerja yang sangat berat dan

tidak diimbangi oleh gizi dan kesehatan yang mencukupi. Kurang lebih 70.000

orang dalam kondisi menyedihkan dan berakhir dengan kematian dari 300.000

tenaga Romusha yang dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Malaya dan

Serawak (Aiko Kurasawa, 1993 : 9).

Para romusha terdiri dari para petani di desa-desa dan laki-laki yang kuat

sehingga jumlah tenaga keja petani menjadi semakin berkurang. Para romusha

juga mendapatkan perlakuan yang kasar dan tidak manusiawi seperti kurangnya

makan, tidak adanya jaminan kesehatan, sangat beratnya pekerjaan serta

perlakuan yang kasar serta semena-mena dari pemerintah militer Jepang.

Romusha merasakan beratnya beban kerja secara fisik dan psikis. Secara fisik

pekerjaan sebagai romusha bertolak belakang dengan pekerjaan dulu sebagai

petani. Pola kerja yang dibatasi waktu berbeda dengan pola kerja petani yang

longgar sehingga hal itu menimbulkan masalah. Secara psikis, bahwa perekrutan

petani pada awalnya direkrut dengan paksaan dan tipuan sehingga secara

emosional petani merasa tertekan. Bagi rakyat pengerahan tenaga romusha ini

semakin memperburuk keadaan. Keluarga para romusha menjadi terlantar dan

mengalami kelaparan, karena kehilangan tulang punggung keluarganya

(Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1990 :138-139).

Para romusha ini diperlakukan dengan sangat buruk. Pengerahan tenaga

yang awalnya bersifat sukarela ini berubah menjadi paksaan karena kebutuhan

yang terus meningkat di wilayah Asia Tenggara. Pengerahan tenaga romusha

tersebut telah membawa akibat jauh dari struktur sosial Indonesia. Dari Pulau

Jawa diperkirakan 300 ribu orang di direkrut dan diperkirakan lebih dari 70 ribu

orang yang meninggal atau dalam keadaan sakit. Jumlah petani yang dikerahkan

sebagai romusha sangat banyak sehingga pemuda-pemuda desa banyak yang

pergi ke kota karena takut akan dijadikan romusha dan akibatnya semakin

kurangnya produksi pertanian dan meluasnya kelaparan (Abdul Irsan, 2007:221).

Untuk menghilangkan ketakutan di kalangan penduduk karena sudah menjadi

rahasia umum bahwa para romusha diperlakukan sangat buruk maka Jepang

Page 58: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

melancarkan kampanye propaganda untuk melancarkan usaha pengerahan tenaga

romusha yang menjadi susah. Saiko Shikikan dalam pembelaannya di depan

sidang Chuo Sangi In (Dewan Rakyat) atas pertanyaaan-pertanyaan mengenai

romusha seperti yang dikutip dari buku O.D.P Sihombing (1962 : 147)

menyatakan:

Romusha-romusha itu sesengguhnya adalah juara-juara rakyat dan prajurit pekerja di belakang garis depan peperangan. Mereka harus dihormati juga sebagai Pembela Tanah Air dan Heiho, karena merekalah prajurit yang memegang palu dan cangkul ditangan sebagai pengganti senapan. Oleh karena itu, bersama-sama tuan (Chuo Sangi In) sekalian pemerintah hendak memberi kehormatan besar kepada romusa-romusa itu sebagai perajurit pekerja serta hendak menganjur-anjur hal itu…Seluruh penduduk pulau Jawa yang lima puluh juta dengan serentak dan seia sekata harus maju terus dalam kebaktian bekerja. Dalam kampanye tersebut para romusha dijuluki pahlawan prajurit atau

prajurit pekerja. Para romusha tidak disebut kuli karena penggunaan kata kuli

dianggap merendahkan derajad mereka. Dalam banyak poster dan gambar oleh

Jepang romusha digambarkan sedang menjalankan tugas suci demi kemenangan

perang Asia Timur Raya. (Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1990:39).

Dengan demikian perekrutan romusha dibawah kekuasaan Jepang

meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi Indonesia khususnya masyarakat

Jawa. Perekrutan romusha tidak hanya menghilangkan nyawa besar-besaran tetapi

juga mengganggu kegiatan ekonomi yang normal di pedesaan. Penurunan

produksi yang serius pada zaman Jepang sebagian dilakukan karena perekrutan

romusha, disamping kerugian material juga kerugian psikologi. Persoalan

romusha ini menimbulkan ketakutan bagi penduduk pada para penguasa yang

akhirnya rakyatlah yang menjadi korban (Aiko Kurasawa, 1993 :184).

Praktik eksploitasi atau pengerahan sosial lainnya adalah bentuk penipuan

terhadap para gadis Indonesia untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu) dan

disekap dalam kamp tertutup. Para wanita ini awalnya diberi iming-iming

pekerjaan sebagai perawat, pelayan toko, atau akan disekolahkan, ternyata

dijadikan pemuas nafsu untuk melayani prajurit Jepang di kamp-kamp: Solo,

Semarang, Jakarta, Sumatera Barat. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak gadis

Page 59: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

yang sakit (terkena penyakit kotor), stress bahkan ada pula yang bunuh diri karena

malu. Militer Jepang tidak bekerja sendirian melakukan operasi tersebut. Mereka

didukung pejabat setempat seperti lurah dan camat serta melalui Tonarigumi

(RT/RW). Jika operasi ini mendapat kecaman masyarakat, maka militer Jepang

memakai tangan penguasa setempat untuk menutupi perbuatan biadab mereka.

Desa juga mengalami perubahan khususnya dengan munculnya lembaga-

lembaga baru seperti Tonarigumi atau rukun tetangga dan Kumiai atau koperasi

gaya Jepang. Adapun kebijakan pemerintah Jepang di bidang sosial adalah

pembentukan Tonarigami (RT), satu RT terdiri dari 10 - 12 kepala keluarga.

Pembentukan RT ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan dan memudahkan

dalam mengorganisir kewajiban rakyat serta memudahkan pengawasan dari

pemerintah desa (Hendri F Isnaeni, 2008: 40). Tujuan Tonarigumi antara lain

adalah agar penduduk berusaha meningkatkan produksi hasil buminya dan

menyerahkannya untuk negeri. Perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia

terjadi pada masa pemerintahan Jepang berupa diterapkannya sistem birokrasi

Jepang dalam pemerintahan di Indonesia sehingga terjadi perubahan dalam

institusi atau lembaga sosial di berbagai daerah (Kanpo No 34 Tahun 1944).

Pembentukan Tonarigumi dan Kumiai ini sampai ke pelosok-pelosok daerah.

Maksud yang sebenarnya dari pembentukan Tonarigumi dan Kumiai adalah untuk

meningkatkan pergerakan maupun pengawasan terhadap penduduk seperti

tercantum dalam berita pembentukannya yaitu agar penduduk berusaha

meningkatkan hasil bumi serta menyerahkannya untuk Pemerintah Jepang

(Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1990 : 40).

Pada akhir masa pemerintahan militer Jepang di Indonesia situasi sosial

ekonomi Indonesia semakin buruk, kewajiban menyetorkan padi, menanam jarak

mengumpulkan pakaian dan lain-lain serta kontrol yang ketat dalam segala hal

sangat menekan rakyat. Organisasi yang didirikan serta tekanan yang dirasakan

rakyat ternyata menyadarkan rakyat akan pentingnya nasionalisme.

Page 60: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Kebutuhan Sumber Daya untuk Mendukung Perang

Asia Tenggara adalah salah satu wilayah yang dianggap penting bagi

Jepang khususnya untuk mendapatkan sumber bahan mentah dan bahan industri

perang. Wilayah Asia Tenggara perlu dikuasai Jepang dan salah satunya

Indonesia. Indonesia memiliki barang tambang seperti minyak bumi, bauksit,

timah dan juga karet serta bahan bahan tambang srtategis lainnya yang penting

bagi Jepang untuk mendorong atau mensuplai kebutuhan perang Jepang. Minyak

bumi merupakan salah satu faktor pendorong yang penting bagi Jepang untuk

membantu kelancaran perang Jepang dalam melawan sekutu di pasifik. Indonesia

juga kaya akan bahan makanan, selain barang tambang yang banyak Indonesia

juga terkenal dengan daerah yang subur banyak bahan makanan yang dapat

diperoleh juga untuk membantu Jepang seperti jagung, kacang, dan bahan-bahan

makanan lain yang penting dan berguna untuk keperluan perang Jepang. Indonesia

juga mempunyai tenaga kerja manusia. Sumber daya manusia sangat penting bagi

Jepang untuk membangun benteng-benteng pemerintahan serta digunakan sebagai

pekerja. Jepang mengatur seluruh sumber daya manusia dan sumber daya alam

dengan sistem perekonomian dengan mengeksploitasi seluruh sumber daya yang

ada. Prioritas utama Jepang adalah eksploitasi untuk kebutuhan perang dan bahan

baku industri perang.

Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kekayaan alam

dan sumber tenaga manusia yang melimpah. Tujuan pokok penyerbuan Jepang ke

Jawa sebagaimana ke bagian-bagian lain di wilayah Hindia Belanda adalah untuk

mengekspoitasi sumber daya ekonomi di wilayah ini. Pedesaan di Jawa yang

tanahnya subur dan memiliki jumlah penduduk yang banyak membuat Jepang

tertarik untuk melakukan eksploitasi ekonomi dan tenaga manusia di Jawa

(Aiko Kurasawa, 1993 : 3).

Tujuan Jepang adalah memperoleh sumber bahan pangan supaya dapat

meneruskan operasi militer mereka. Masyarakat Jawa merupakan masyarakat

penghasil beras yang setiap tahunnya menghasilkan 8,5 juta ton beras

(Akira Nagazumi, 1988: 86). Hal ini sangat penting bagi Jepang sebagai pensuplai

Page 61: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

makanan bagi militer, sehingga Jepang berusaha mengeksploitasinya seefisien

mungkin dengan cara kontrol intensif atas pulau Jawa.

Setelah Jepang menduduki Jawa kebijakan ekonomi mulai dibuat. Jawa

merupakan salah satu pulau Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan sumber

tenaga kerja yang yang luar biasa. Kebijakan ekonomi yang dijalankan tentara

Jepang yang secara ketat memperlakukan keharusan memenuhi kebutuhan pangan

sendiri oleh setiap karesidenan membuat penderitaan yang sangat parah.

Kebijakan itu sebagian besar didorong oleh kurangnya sarana pengangkutan baik

di dalam maupun ke luar Jawa, tetapi hal itu dimaksudkan juga untuk

memungkinkan perlawanan setempat yang mampu membiayai diri sendiri kalau

nanti menghadapi serangan sekutu di daerah masing-masing. Dengan kebijakan

ekonomi diatas semua kebijakan ekspor dibatasi

(Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1990 : 135). Kegiatan ekonomi

seperti produksi pengumpulan padi dan lain-lain dikontrol langsung secara ketat

oleh pemerintah. Hasil-hasil pertanian terutama padi tidak boleh dijual keluar

daerah masing-masing dan penduduk hanya boleh membeli dari tempat yang

sudah disediakan pemerintah Jepang (Kanpo No.32 Tahun 1943).

Petani diperintahkan untuk menyerahkan sebagian panen mereka kepada

pemerintah. Para petani terpaksa menjual panen padinya dengan jumlah yang

besar di instansi-instansi milik pemerintah dengan harga yang sangat rendah

(Ben Anderson, 1988 : 31). Selain itu untuk mengatasi langkanya komoditi maka

distribusi dan sirkulasi tanaman harus dibatasi dengan sistem penjatahan. Untuk

memperlancar kebijaksanaan tersebut maka dibuat lembaga ekonomi dibawah

tanggung jawab pangreh praja yang bernama Kumiai atau koperasi gaya Jepang

yang dibentuk di desa-desa.

Kumiai atau koperasi gaya Jepang sebenarnya sudah berdiri di Jepang

pada tahun 1900 atau tepatnya 33 tahun setelah pembaharuan oleh Kaisar Meiji,

bersamaan waktunya dengan pelaksanaan undang-undang koperasi industri

kerajinan. Walaupun dibawah nama industri kerajinan, koperasi ini pada

hakekatnya bergerak juga di lapangan pertanian. Dengan dimulainya kegiatan

pembelian dan pemasaran bersama hasil pertanian, koperasi terus tumbuh dan

Page 62: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

berkembang terlebih-lebih dalam tahun 1920-an ketika Jepang sedang

mengembangkan industrinya maka koperasi menjadi tulang punggung bagi

pembangunan pertanian yang menunjang industrialisasi. Gerakan koperasi

pertanian mengalami kemajuan yang pesat sejak tahun 1930 an dan dalam

menghadapi akibat krisis ekonomi yang melanda dunia sekitar tahun 1933-1940.

rencana pembangunan koperasi 5 tahun diikuti dengan rencana pembangunan 3

tahun telah menghasilkan pembangunan koperasi ditiap kota dan desa di Jepang

dan mempersatukan semua petani dalam satu gerakan koperasi-koperasi

(Pengetahuan Perkoperasian, 1981 : 20).

Koperasi di promosikan Jepang di bawah rencana 5 tahun untuk perluasan

wilayah koperasi industri 1933-1937, dan menjelang tahun 1938 terdapat 276.157

koperasi pertanian ukuran kecil yang diorganisasikan di seluruh Jepang

(Aiko Kurasawa, 1993: 223). Koperasi bukan hal yang baru bagi orang Jawa.

Sudah ada beberapa koperasi pada zaman Belanda, hanya saja koperasi-koperasi

tersebut tidak berkembang dengan baik. Pada tahun 1939 di Jawa terdapat 516

koperasi lokal yang terdiri dari koperasi kredit, koperasi produksi, koperasi

konsumsi dan koperasi lumbung. Ketika Jepang berkuasa di Indonesia,

pemerintah Jepang mualai melakukan usaha reorganisasi koperasi yang ada serta

membentuk koperasi yang baru. Pada bulan agustus 1943 jumlah koperasi di

karesidenan Priangan telah meninkat sampai 39, padahal tahun 1941 total koperasi

di Jawa Barat hanya 311, sehingga ada peningkatan yang mengesankan hanya

dalam kurun waktu 2 tahun. Upaya-upaya diperkuat dengan membuat program

baru yang disebut susunan perekonmian baru untuk rakyat Jawa atau yang disebut

Jawa Zumin Keizei Shintasei. Tatanan ekonomi baru ini berdasarkan pada gagasan

tentang perekonomian terkendali sebagai lawan perekonomian laissez-faire. Para

pemimpin Jepang masa itu menyatakan bahwa perekonomian laissez faire

merupakan produk liberalisme Inggris dan Amerika yang harus dihancurkan, yaitu

dengan berdasar semangat gotong royong. Salah satu dari lima program ekonomi

baru ini adalah pembentukan koperasi ekonomi rakyat

(Harry J. Benda dan Irikura, 1965: 112).

Page 63: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Pembentukan Kumiai

1. Dasar Pendirian Kumiai

Pada masa penjajahan Jepang ruang gerak koperasi terbatas, karena

kegiatan rapat anggota koperasi tahunan tidak boleh mengambil keputusan.

Semua keputusan diambil oleh pemerintah Jepang. Pembatasan-pembatasan

lainnya adalah dalam hal mendirikan koperasi. Koperasi yang didirikan harus

berdasar izin dari pemerintah Jepang. Pada awalnya pengaturan koperasi diatur

oleh undang-undang yang dibuat oleh pemerintah Belanda yaitu UU No.91 tahun

1927, setelah Jepang menyadari potensi yang dimiliki koperasi untuk

mempengaruhi rakyat maka Jepang mengeluarkan undang-undang No.23 Tahun

1942 dan peraturan koperasi No.91 Tahun 1927 tidak berlaku lagi. Berdasarkan

undang-undang No.23 pasal 2 yang isinya barang siapa hendak mendirikan

perkumpulan harus mendapat izin dari pembesar-pembesar yang ada ditempatnya.

Dengan sendirinya koperasi yang sudah didirikan dan akan didirikan harus

mendapat izin dari pembesar setempat (Arifinal Chaniago,1984 : 117). Semua

organisasi Kumiai sama-sama disebut penduduk sebagai Kumiai. Istilah Kumiai

dalam bahasa Jepang secara harafiah disebut koperasi. Tetapi banyak penduduk

yang tidak mengerti bahwa istilah Kumiai adalah koperasi. Dalam bahasa Jepang.

Mereka tidak bisa memahami bahwa sifat dari Kumiai adalah koperasi. Kumiai

yang mereka rasakan di masyarakat desa tidak sesuai dengan bayangan mereka

tentang koperasi yang asli. Dalam pemahaman mereka, koperasi adalah sebuah

organisasi dengan anggota yang memiliki sejumlah andil tertentu. Penduduk tidak

tahu bahwa Kumiai adalah koperasi yang dibentuk pasukan Jepang untuk

mengatur perekonomiain di desa-desa seperti yang dikutip dari buku Aiko

Kurasawa (1993:211) menyatakan:

Penduduk membedakan antara koperasi pada jaman Belanda yang merupakan koperasi “sesungguhnya” dan Kumiai pada jaman Jepang. Istilah koperasi tidak dipakai untuk Kumiai yang dipakai pada jaman Jepang. Ketika penulis bertanya kepada petani, “apakah Kumiai itu?”, penduduk memberi jawaban yang berbeda-beda banyak yang menjawab toko “milik pemerintah”. Sementara lainnya menyatakan “agen penggilingan beras yang mengumpulkan padi”. Beberapa mengatakan “bagian dari Hokokaki” karena Hokokai terlibat dalam distribusi barang dibeberapa daerah. Beberapa lainnya menyatakan, “seperti Koperasi”.

Page 64: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kumiai sebagai sebuah organisasi yang dibentuk atas peraturan pemerintah

dan melibatkan seluruh desa, menurut pengertian petani tidak bisa disamakan

dengan koperasi namun lebih seperti kantor pemerintah dibawah pengawasan

pangreh praja. Penduduk desa baru menyadari bahwa Kumiai pada zaman Jepang

mirip dengan KUD Koperasi Unit Desa yang ada sekarang ini. Kemiripan Kumiai

dan KUD terletak pada tugas atau fungsi dari kedua organisasi tersebut. Kumiai

atau KUD mempunyai tugas antara lain

a) KUD dan Kumiai sama-sama menyediakan alat-alat produksi, bahan-

bahan dan hasil hasil pertanian yang ada untuk dijual kembali pada

anggotanya.

b) KUD dan Kumiai sama-sama bertugas untuk memasarkan atau

mendistribusikan hasil-hasil pertanian yang sudah dihasilkan oleh

anggotanya.

c) KUD dan Kumiai sama-sama memberikan pendidikan dan penyuluhan

terutama masalah teknologi baru dan pendidikan administrasi serta

berorganisasi (Sri Edi Swasono,1987:262).

Jepang menganggap koperasi yang ada mempuyai peran yang penting

dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh Jepang untuk mengatur dan

memonopoli kegiatan perekonomian. Jepang kemudian memberi mandat

kekuasaan kepada para Syucokan atau pembesar Karesidenan untuk mendirikan

Kumiai di setiap karesidenan yang mereka pimpin. Setiap Karesidenan berhak

mendirikan dan membuat aturan sesuai dengan keadaan yang ada pada

karesidenan mereka. Sehingga pendirian dan aturan setiap Kumiai berbeda antara

satu karesidenan dengan karesidenan yang lain. Jepang juga memerintahkan para

Syucokan supaya setiap kelompok kejuruan harus menyelenggarakan satu

koperasi atau Kumiai, sehingga seluruh wiraswasta yang ada besar atau kecil

dapat dikontrol dan diawasi oleh pemerintah Jepang. Para wiraswasta tersebut

dipaksa untuk masuk koperasi atau pabrik mereka tidak akan mendapat pasokan

barang atau penyaluran produk-produk mereka. Koperasi ini diselenggarakan

hampir di semua bidang industri, pertanian, dan perdagangan di Jawa (Tjahaya, 6

juli 1943).

Page 65: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kumiai kemudian memiliki peran yang sangat penting bagi Jepang untuk

mengontrol perekonomian sejak keluarnya Susunan Perekonomian Jawa Baru

yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang 2 April tahun 1944. Kumiai tidak lagi

menjadi alat pengumpul makanan namun juga sebagi alat distribusi dan

penjatahan pangan kepada rakyat di pedesaan maupun perkotaan. Untuk

menyusun kembali koperasi sebagai badan gotong royong serta sesuai dengan

kebijakan pemerintah melalui Susunan Perekonomian Jawa Baru maka

dibentuklah komite untuk mengembangkan kebijakan koperasi tersebut. Komite

itu mempunyai anggota yang terdiri dari orang Indonesia dan Jepang seperti

Margono Djoyohadikusumo, Mohamad Hatta, Nakamura, Nazaki dan perwakilan

lainnya. Komite ini bertugas untuk merancang asas dan mencari cara supaya

koperasi yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan rakyat dan pemerintah Jepang.

Pemerintah bermaksud untuk mengatur koperasi yang bergerak di bidang

pertanian, Industri dan perdagangan dan niaga menjadi mitra Jepang di masa

perang (Asia Raya, 6 september 1944). Keterlibatan orang-orang Indonesia sangat

penting dalam Kumiai karena sebagai propaganda, oleh karena itu Jepang perlu

memasukan orang-orang Indonesia seperti Mohamad Hatta, Margono

Djoyohadikusumo dan lain-lain yang secara tidak langsung mempropagandakan

pentingnya Kumiai bagi masyarakat.

Koperasi ini bertujuan untuk mendukung perang yang sedang dilakukan

Jepang dalam usahanya untuk mencapai Asia Timur Raya. Pembentukan koperasi

ini adalah untuk melindungi kepentingan ekonomi pribumi Indonesia dari

golongan cina serta membantu pengembangan industri nasional namun pada

kenyataannya koperasi ini adalah untuk memperkuat pengaruh dan kontrol atas

kegiatan ekonomi pribumi bahkan juga dengan orang cina

(Aiko Kurasawa, 1993: 210). Tujuan utama adalah untuk mengontrol seluruh

komoditi barang dan makanan sesuai dengan ekonomi perang. Di daerah pedesaan

sebagai penghasil bahan makanan Kumiai bertugas untuk mengumpulkan hasil-

hasil panen dari para petani yang ada untuk pemerintah Jepang sedangkan di

perkotaan Kumiai menjadi bahan penyalur atau pembagi jatah keperluan rumah

Page 66: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

tangga pada konsumen atau penduduk. Kumiai ini biasanya disebut Haikyu

Kumiai (Wahyu Sukotco, 1978 : 32).

Dalam sidang Bunkakai ke IV komite yang sudah terbentuk berhasil

merancang asas koperasi. Komite membagi asas koperasi ke dalam tiga lapangan

ekonomi penting. Tiga lapangan penting itu adalah pertanian, industri, perniagaan.

Pada lapangan pertanian koperasi ini bertugas mengatur pembagian dan

pengumpulan serta menghasilkan bahan-bahan makanan yang penting pada masa

perang. Tujuan koperasi pertanian adalah memajukan perekonomian orang

pribumi, mempercepat produksi serta mendistribusikan hasil-hasil panen secara

adil pada rakyat. Pada sektor industri adalah untuk menumbuhkan industri rakyat,

memperluas tenaga produksi dalam hal ini adalah barang-barang yang diperlukan

guna mendukung pertempuran tentara Jepang. Pada sektor perdagangan, yaitu

untuk menormalisasikan kegiatan perdagangan dan meningkatkan manajemen

dalam hal perdagangan komoditi barang dan makanan dengan menyesuaikan

struktur pedagangan kaum pribumi pada masa perang. Khusus koperasi

perdagangan ini hanya ada di kota-kota saja

Untuk mengefektifkan kerja koperasi maka pemerintah mengaktifkan

propaganda-propaganda yang dilakukan oleh lembaga propagandanya yaitu

Sedenbu, untuk lebih meningkatkan pengabdiannya pada pemerintah Jepang.

Koperasi yang terbentuk ditiap desa berada dibawah pengawasan Jepang.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh rapat anggota harus sesuai dengan

keinginan Jepang sehingga koperasi-koperasi yang seharusnya merupakan suatu

lembaga yang bergotong royong seperti dalam asasnya namun pada masa Jepang

kontrol berada pada pemerintah. Untuk sektor lapangan lainnya misalnya

perikanan, kelautan, jasa pengangkutan dan lain-lain, dibentuk pula perkumpulan

koperasi yang diambil dari jenis dan dasar yang sama dan sesuai dengan tujuan

yang telah tercantum dalam asas koperasi yang telah dibuat oleh koperasi dan

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ekonomi yang telah dibuat. Untuk

menjalankan koperasi yang telah dibuat, pemerintah membentuk kantor Jawatan

urusan ekonomi rakyat atau Jumin Keizaikyoku

(Harry J. Benda dan Irikura, 1965:115).

Page 67: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Jepang memerintahkan supaya setiap kelompok kejuruan harus

menyelenggarakan satu koperasi, sehingga seluruh wiraswasta yang ada besar

atau kecil dapat dikontrol dan diawasi oleh pemerintah Jepang. Para wiraswasta

tersebut dipaksa untuk masuk koperasi atau pabrik mereka tidak akan mendapat

pasokan barang atau penyaluran produk-produk mereka. Koperasi ini

diselenggarakan hampir di semua bidang pepabrikan, pertanian, dan perdagangan

di Jawa. Koperasi tersebut antara lain: koperasi produsen tapioka, koperasi

pembuat batik, koperasi produsen benang karet, koperasi pabrik tenun, koperasi

pengemudi dokar, koperasi penggilingan beras, koperasi pedagang besar, koperasi

penjual sayur, koperasi nelayan, koperasi pembuat bata dan lain-lain semua

tercatat oleh pemerintah Jepang (Aiko Kurasawa, 1993: 210).

Dari berbagai jenis koperasi yang ada hanya koperasi bidang pertanian

saja yang mempunyai dampak penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam

hal mengumpulkan hasil bumi. Jepang membuat persis koperasi pertanian di

Jepang sama dengan koperasi pertanian di Jawa.

2. Struktur dan Kepengurusan Kumiai

Sebelum kantor Jawatan urusan ekonomi rakyat terbentuk pengawasan

Kumiai berada dibawah Syomin Kumiai Tyoo Dzimuso yang kantornya terletak di

Jakarta. Banyaknya Kumiai yang berada di daerah-daerah menyebabkan banyak

permasalahan yang timbul, sehingga untuk mengatasi masalah koperasi di daerah-

daerah tersebut, maka kantor pusat mempunyai kantor cabang di setiap daerah.

Kantor cabang yang mengurusi masalah kebutuhan makanan dibagi dalam tiga

daerah yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya antara lain:

a) Seibu DJawa Syomin Kumiai Sodandyo (kantor penerangan koperasi dan

perdagangan dalam negeri daerah Jawa Barat)

b) Tyubi DJawa Syomin Kumiai Sodandyo (kantor penerangan koperasi dan

perdagangan dalam negeri daerah Jawa Tengah)

c) Toobu DJawa Syomin Kumiai Sodandyo (kantor penerangan koperasi dan

perdagangan dalam negeri daerah Jawa Timur)

Page 68: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kantor-kantor cabang ini mengurus keperluannya masing-masing dan

diberi kuasa penuh untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dan kontrol atas

perekonomian kususnya koperasi di daerah masing-masing, sehingga orang-orang

yang ingin mendirikan koperasi atau hal-hal yang berkaitan dengan koperasi tidak

perlu datang ke kantor pusat yang berada di Jakarta, mereka bisa ke kantor

cabang. Hal itu dilakukan selain untuk menghemat ongkos dan biaya perjalanan

juga karena di berbagai daerah penerangan dan kebijakan perkoperasian yang

berbeda satu dengan yang lain (Tjahaya, 25 juni 1942).

Setiap daerah punya perwakilan sehingga pemerintah Jepang lebih mudah

untuk mengontrol dan mengawasi seluruh proses produksi serta peredaran

tanaman dan komoditi yang penting bagi Jepang. Dalam perkembangannya

banyak perlakuan staf kantor pusat dan daerah yang banyak merugikan rakyat

sehingga perekonomian di daerah menjadi terganggu, karena Syomin Kumiai Tyoo

Sodandyo dan Syomin Kumiai Sodandyo sangat merugikan perekonomian rakyat

maka kepercayaan rakyat pada mereka mulai pudar dan hasilnya pada tanggal 1

agustus 1944, didirikan Zumin Keizaikyoku (kantor perekonomian rakyat) dan

bertugas mengurus seluruh perekonomian rakyat. Sebagai tindakan untuk

memperbesar kegiatan perekonomian maka pemerintah pemerintah Jepang

membentuk badan perekonomian baru yang disebut Zumin Keizaikyoku (kantor

perekonomian rakyat) yang terdiri dari 3 bagian yaitu:

a) Soomuka (bagian urusan umum) bertugas mengatur dan mengurus

perhubungan dan berbagai kantor gunseikanbu yang lain tentang soal

ekonomi rakyat.

b) Kigyooka (bagian urusan perusahaan) memberi pimpinan kepada rakyat di

berbagai lapangan pekerjaan serta mendidik ahli tehnik di samping

menjalankan pemeriksaan, penyelidikan dan pimpinan yang berhubungan

dengan usaha membantu serta memlihara perusahaan rakyat di lapangan

pertanian, perindustrian, perniagaan, peternakan dan lain-lain.

c) Kumaika (bagian urusan koperasi) menyelenggarakan penyelidikan,

pemeliharaan, pimpinan serta pengawasan atas koperasi-koperasi yang di

usahakan oleh rakyat (Kanpo No 48 tahun 1944).

Page 69: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan koperasi di bogor shu

telah didirikan kantor penerangan dan perdagangan Syomin Kumiai Chuo Zimusho

yang dipimpin oleh R.P.S Permana yang dibantu oleh Usman. Koperasi yang

belum memperoleh surat pengesahan harus melapor pada pimpinan cabang di

Bogor. Untuk mengetahui keterangan tentang koperasi bisa diperoleh dari

pimpinan koperasi dan perdagangan, koperasi harus mempunyai anggaran dasar

yang baik dan menunjukan pada yang berwajib bahwa itu baik. Dalam

kegiatannya koperasi tidak boleh berhubungan dengan urusan politik dan

mengusahakan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan politik. Jika syarat-

syarat telah terpenuhi, maka kantor pusat akan segera melakukan pengesahan

terhadap koperasi (Sinar baroe 12 juli 1942).

Gambaran mengenai susunan pengurus dalam sebuah Kumiai diambil

contoh dalam Nosanbutu Sukka Kumiai (koperasi usaha hasil bumi) di Priangan

shu yang anggotanya adalah petani dan diwajibkan untuk menggabungkan dirinya

pada kantor setempat. Adapun kedudukan kantor Nosanbutu Sukka Kumiai antara

lain:

a) Kantor besar pusat di Bandung shi

b) Kantor cabang di Bandung ken

c) Kantor cabang di Sumedang ken

d) Kantor cabang di Garut ken

e) Kantor cabang di Tasikmalaya ken

f) Kantor cabang di Ciamis ken

Semua pengurus diangkat oleh Priangan Shucokan, yang terdiri dari:

1. Penasehat : terdiri dari beberapa orang

Terdiri dari kepala Keizabu, Priangan Shucokan, kepala gudang bala

tentara di Bandung dan beberapa orang ahli Indonesia di pertanian.

2. Pemimpin: 1 orang

Mewakili koperasi dan mengatur segala pekerjaan.

3. Wakil: 1 orang

Wakil ini bertugas membantu pemimpin

4. Kepala komisaris: 1 orang

Page 70: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Bertanggung jawab pada semua produksi koperasi.

5. Komisaris: 1 orang

Membantu kepala komisaris

6. Pengurus dan penilik: terdiri dari beberapa orang

Masing-masing cabang Notasanbutu Sukka Kumiai mempunyai kepala

cabang untuk mengerjakan perintah dari kepala komisaris. Penasehat, pemimpin,

kepala komisaris masuk dalam pemimpin kehormatan. keperluan dari Kumiai ini

dibayar dari pendapatan pungutan komisi uang, komisi tersebut besarnya 5% dari

keuntungan kotor penjualan, urusan keuangan koperasi ini dikumpulkan dalam

buku dan diadakan rapat tahunan. Sebulan sekali koperasi ini harus mengirimkan

laporan kepada Priangan Shu. Dibawah ini adalah pengurus Notasanbutu Sukka

Kumiai di Priangan:

a) Penasehat: Hayashi keizabutyo Priangan shu, Pr butatyo dari yasenko

bandung seibu, tuan Kencho dari masing-masing ken di Priangan shu.

b) Penilik: tuan Soejoed dari dinas pertanian Priangan shi, tuan Rohiyat dari

dinas perkebunan Priangan, tuan mr Tayeb dari Shomin Kumiai Sodandyo

Bandung sisyo.

c) Pelaksana: Ketua dipimpin oleh Azuni sedang wakilnya adalah

Kartasasmita

d) Pegawai : diambil dari pusat Nosanbutu Sukka Kumiai dan masing-masing

ken diambil pegawai seperlunya (Kanpo Bulan 1 Tahun 1943).

Jepang membentuk Kumiai disetiap kecamatan dan dikepalai oleh seorang

soncho. Setiap unit mempunyai cabang pada tingkat desa yang diawasi oleh

Kucho. Setiap cabang Kumiai di sebuah desa biasanya mempunyai beberapa

anggota staf. Mereka ditunjuk dan diangkat oleh Kucho atau kepala desa sesuka

hati. Ada beberapa staf yang ditunjuk yang berasal dari kalangan keluarga sendiri

atau anak buahnya sendiri, karena sulitnya menemukan orang-orang yang mampu

dan berpengalaman. Namun ada juga staf yang diambil dari luar kepemimpinan

desa yang ada. Mereka yang diambil dari luar biasanya adalah orang yang masih

muda dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar atau yang bepengalaman

dalam bidang administratif, beberapa diambil dari pemuda yang sudah lulus

Page 71: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sekolah namun belum mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.

Beberapa lainnya adalah mereka yang mempunyai pengalaman praktis seperti

mandor dan perkebunan atau pemborong atau tengkulak. Orang-orang seperti itu

sangat berguna sebagai staf Kumiai karena cukup banyak kegiatan Kumiai yang

berkaitan dengan peredaran komoditi. Secara khusus adalah peran tengkulak yang

kehilangan pekerjaan pokok mereka karena perekonomian yang dikontrol Jepang

tidak memperbolehkan adanya pengumpulan padi oleh tengkulak tradisional ini

(Aiko Kurasawa, 1993 : 215).

Untuk mendapat tenaga koperasi yang cerdas maka Gunseikanbu

membuka tempat pendidikan calon pengurus koperasi yaitu Kyodo Kumiai Yooin

Yoesisyo (tempat pendidikan untuk menjadi pengurus koperasi). Zumin

Kezaikyoku telah mengadakan kursus selama 2 bulan untuk medidik 170 orang

dari pulau Jawa. Kursus yang dilakukan akan menjadi dasar untuk mengadakan

kursus sekanjutnya. Kursus-kursus itu meliputi antara lain:

1. Pendidikan rohani;

2. Cita-cita perekonomian baru;

3. Pengetahuan umum tentang koperasi;

4. Undang-undang mengenai koperasi;

5. Urusan koperasi yang praktis;

6. Memegang buku koperasi;

7. Pengetahuan umum dalam ekonomi;

8. Sejarah dan bahasa nipon.

Bagi peserta yang ingin ikut kursus untuk menjadi pengurus koperasi

hendaknya mengajukan surat permintaan kepada pengurus koperasi atas

persetujuan dari Shucokan dan kemudian pengurus koperasi akan menerima

mereka menjadi pelajar sesudah lebih dulu lulus dari dalam ujian umum dan

pemeriksaan badan. Selama menempuh pendidikan pelajar tinggal di asrama dan

lama pendidikan sementara menempuh 2-3 bulan. Bagi pemerintah Jepang tempat

dan hasil pendidikan ini sangatlah penting karena yoseisyo atau tempat kursus ini

memberikan pengetahuan dalam perekonomian kepada rakyat yang belum

mengerti tentang Kumiai (Kanpo No 68 Tahun 1945).

Page 72: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

C. Peran Kumiai Pada Masa Penjajahan Jepang di Jawa

1. Peran Kumiai dalam Pengumpulan Padi

Jawa dibawah pemerintahan Jepang ditetapkan sebagai pemasok beras

bagi pulau-pulau di luar Jawa, Malaya-Inggris, dan Singapura serta untuk medan

pertempuran di pasifik selatan. Meskipun kapasitas produksi Jawa tidak sebesar

Siam atau Burma dan Chococina, yang mengekspor jutaan ton beras, Jawa

merupakan salah satu dari sedikit daerah penghasil beras di daerah kepulauan

Indonesia. Pada masa perang ketika angkutan jarak jauh sangat sulit karena

langkanya perkapalan mermburuknya keamanan dilaut, arti beras dari Jawa untuk

Asia Tenggara tersebut semakin meningkat bahkan beras Jawa dikenal bermutu

tinggi dan rasanya enak yang lebih disukai oleh orang Jepang dibandingkan beras

berbutir panjang yang dihasilkan di daratan Asia Tenggara. Oleh karena itu

Jepang berkeinginan memperoleh beras Jawa dan kebijakan mereka ditujukan

untuk memaksimumkan produksi dan mengumpulkan beras dan komoditi penting

lainnya (Aiko Kurasawa, 1993 : 3).

Pada mulanya orang Jepang sangat sibuk dalam usaha memulihkan

keamanan dan ketentraman sehingga tidak ada kesempatan untuk mulai dengan

politik beras. Jepang hanya meneruskan politik Belanda yang memperbolehkan

pemasaran bebas dengan memberlakukan pengawasan harga. Para petani masih

dapat menyalurkan hasil mereka dan orang Jepang membeli beras yang

dibutuhkan melalui Rijst Verkoop Centraal pusat pembelian beras yang ada.

Karena kebutuhan beras yang besar dan banyak untuk keperluan perang di pasifik

maka Jepang kemudian mengganti Rijst Verkoop Centraal atau RVC menjadi

Beikoku Tosei Kai (BTK). Padi yang berada di bawah pengawasan Negara dan

hanya pemerintah yang diizinkan melakukan seluruh proses pungutan dan

penyaluran padi. Untuk tujuan itu didirikan sebuah badan pengelola pangan yang

dinamakan Shokuryo Kanri Zimusyo disingkat SKZ, yang berada dibawah

Gunseikanbu. SKZ bertanggung jawab menguasai proses pembelian dan

penyaluran padi di bawah monopoli negara serta menentukan jumlah padi yang

akan dibeli pemerintah. Badan ini juga bertanggung jawab menentukan harga

Page 73: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

resmi padi. Badan ini kemudian membuat rencana terinci mengenai penyaluran

padi untuk penduduk perkotaan (Akira nagazumi, 1988 : 88).

Dalam Osamu Sirei No. 14 Tahun 1943, SKZ pada bulan September 1943

disatukan ke dalam Zyuuyo Bussi Koodan (badan pengawasan barang-barang

penting) yang baru saja dibentuk, tetapi pada bulan April seksi pangannya di

dipisah dan sebuah organisasi independen bernama Shokuryoo Kanri Kyoku (Biro

Pengelolaan Pangan) dibentuk dengan cabang di Semarang, Surabaya serta sebuah

agen di Bandung (Abdoel Karim, 1942 : 147). Pengusaha penggilingan maupun

pedagang tidak diizinkan beroperasi dengan prakarsa sendiri. Penggilingan padi

dapat beroperasi hanya sebagai wakil SKZ serta menggiling padi dengan komisi

tertentu, tapi tidak boleh ikut membeli dan menjual padi

(Kanpo No 32 Tahun 1943).

Seluruh penggilingan beras dan pedagang beras yang ada

direorganisasikan ke dalam persekutuan bergaya Jepang yaitu Kumiai yang ada

disetiap karesidenan, keanggotaan mereka bersifat wajib dan mereka tidak

diizinkan beroperasi kecuali jika bergabung didalamnya. Kumiai disetiap

karesidenan diawasi oleh tiga federasi, masing-masing untuk Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Jawa Timur yang merupakan penggati Riijst Verkoop Centraal atau

Beikoku Tosei Kai atau Persatuan Kontrol Beras. Persatuan penggilingan beras

mula-mula disebut dengan nama Beisho Kumiai namun kemudian berubah nama

menjadi Seimagyo Kumiai yang fungsinya sama dengan Rijst Verkoop Centraal

atau Beikoku Tosei Kai. Pedagang beras bahkan juga disatukan kedalam sebuah

organisasi semi pemerintah yang disebut Beikoku Oshuri Kumiai atau BOK

(Koperasi Pedagang Beras) yang dibentuk disetiap karesidenan. Anggota

persatuan ini menerima beras melalui persatuan penggiling beras dikaresidenan

mereka dan mendistribusikannya pada toko-toko eceran

(Aiko Kurasawa, 1993 : 71-72).

Beikoku Oshuri Kumiai membeli beras dari Seimagyo Kumiai beras yang

dijual merupakan beras yang dibeli oleh badan pengawas makanan sebanyak 5 %

dari hasil panen yang ada dari petani-petani di desa. Beikoku Oshuri Kumiai

kemudian membagikan beras yang telah dibeli tadi kepada Kumiai yang disebut

Page 74: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Haikyu Kumiai dan Beikoku Kouri Kumiai yang diambil di daerah dalam gun.

Orang-orang yang memainkan peran penting dalam BOK dan BKK sebagian

besar adalah orang-orang cina, namun pemerintah militer Jepang juga mendorong

agar rakyat pribumi juga mengatur pengelolaaan agar kelihatan bahwa orang

pribumi tidak diasingkan di pasar beras. SKZ menentukan jumlah padi dan beras

yang diperlukan oleh pasukan Jepang, serta untuk Konsumsi Lokal. SKZ

menentukan jumlah permintaan tiap Shu berdasarkan kemampuan atau kapasitas

daerah itu, dengan cara yang sama maka shu menentukan permintaan pada ken,

ken pada gun, gun pada son dan son pada ku. Kucho berdasarkan pemberitahuan

dari soncho kemudian menentukan kuota dengan caranya yaitu mengalokasikan

sejumlah tertentu dari hasil per hektar terlepas dari kualitas tanah dan ukuran

kepemilikannya. Ia membagi kuota yang telah ditetapkan dengan seluruh areal

sawah yang ada didesanya untuk memperoleh angka berapa kuintal yang harus

dikumpulkan oleh petani.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk susunan Pemerintahan Jawa

baru yang diberlakukan April 1943 maka dilakukan politik penyerahan paksa

padi. Jepang menetapkan aturan bahwa pasar bebas sama sekali dilarang, dan

petani diharuskan utntuk menyerahkan sejumlah padi dari hasil panen mereka

kepada pemerintah. Padi yang diserahkan akan digiling dan didistribusikan

melalui tangan pemerintah. Penggiling dan pedagang beras yang ada tidak lagi

diizinkan untuk beroperasi atas prakarsa mereka sendiri tetapi hanya boleh

beroperasi sebagai agen-agen teknis SKZ yang diizinkan mengolah atau

menangani beras dengan imbalan tertentu. (Cahyo Budi Utomo, 1987 : 185)

Pada sidang Chuo Sangi In pada bulan april tahun 1944 yang digelar

Gunseikanbu hasilnya adalah pada tingkat desa dibentuk lembaga sosial yaitu

Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian). Lembaga ini diharapkan dapat

memaksimalkan hasil pertanian. Dalam sidang itu juga diusulkan cara penyerahan

padi secara bijaksana yaitu dengan memberikan penjelasan pentingnya melipat

gandakan hasil bumi. Pemerintah Jepang memberikan janji kepada para petani

jika dapat memberikan padi sebanyak-banyaknya maka petani akan diberi hadiah

(Kanpo No 44 tahun 1944). Penetapan padi yang belum teratur diajukan usulan

Page 75: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bahwa tiap ken hendaknya membentuk koperasi pertanian. Pangreh praja

bertanggung jawab di ken, gun, son dan ku. Padi milik petani yang disimpan di

lumbung padi diatur seadil-adilnya oleh Nogyo Kumiai. Dengan pengendalian

harga yang dilakukan oleh pemerintah Jepang diusahakan petani tetap dapat

membeli padi dengan harga yang terjangkau dan murah oleh petani

(Kanpo No 55 tahun 1944). Inilah saran yang diberikan Badan Penasehat Pusat

pada pemerintah di Jakarta.

b. Peran Kumiai dalam Distribusi Padi

Dalam usahanya untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan pokok

diantaranya komoditi beras, tahu, tempe, minyak kelapa, garam, gula, kopi, teh,

rokok dan bahan sandang untuk rakyat maka dibentuk sebuah organisasi yang

disebut Haikyu Kumiai sebagai organisasi distribusi yang ada di tiap desa.

Namun menjelang akhir pendudukan Jepang sebuah koperasi baru yang dibentuk

langsung berurusan dengan sandang pangan yang di sebut Shokuryo Haikyu

Kumiai (Koperasi Distribusi Makanan) (Tjahaya, 1 Juni 1945).

Mengenai masalah beras seluruh Kumiai daerah baik Haikyu Kumiai

maupun Beikoku Kouri Kumiai menerima beras dari Beikoku Oshuri Kumiai di

dalam kawedanan mereka. Orang-orang yang memainkan peran penting dalam

Beikoku Oshuri Kumiai dan Beikoku Kauri Kumiai kebanyakan pada pada tingkat

karesidenan adalah pedagang beras cina (Aiko Kurasawa, 1993 : 212). Adapun

untuk kecamatan lebih dikontrol oleh pribumi Indonesia. Orang yang bertanggung

jawab atas Haikyu Kumiai dan Beikoku Kauri Kumiai pada tingkat kecamatan

adalah orang-orang pensiunan pejabat pemerintah dan kaum terpelajar setempat

yang berpengalaman. Tetapi, dibeberapa kecamatan orang cina lah yang memiliki

peran tersebut. Penduduk tidak diperkenankan untuk membeli beras diluar daerah

kecuali warung yang sudah di tunjuk oleh pemeritah Jepang sebagai distributor.

Biasanya warung yang sudah ada ditunjuk oleh distributor namun ada juga

warung yang baru dibangun untuk pendistribusian pemerintah dalam hal ini

mereka yang bertanggung jawab atas warung bukanlah orang yang berpengalaman

namun biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat seperti pemimpin

Page 76: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

agama atau guru (Aiko Kurasawa, 1993 : 212-213). Warung-warung seperti inilah

yang disebut warung Kumiai.

Penyempurnaan terhadap pembagian beras pada masyarakat telah

dilakukan di mangkungara dengan jalan membubarkan Kochi Beikoku Kaouri

Kumiai dan kemudian diganti dengan 150 warung Kumiai yang ditempatkan di 10

Ku jadi ada 15 tempat pembagian beras untuk rakyat (Asia Raya 5 Juli 1945). Di

beberapa daerah distributor resmi beras ini diberi ukuran standart 625 g mangkuk

pengukur kayu model jepan, dengan tulisan resmi ken-etsu atau sudah diperiksa.

Hanya distributor resmi yang memiliki mangkuk pengukur kusus inilah yang

berhak menangani masalah beras (Aiko Kurasawa, 1993 : 213).

Hasil-hasil non pertanian biasanya didistribusikan dari agen pabrik atau

grosir ke toko yang ditunjuk di setiap daerah misalnya minyak tanah disediakan

oleh kantor distribusi pemerintah atau Sekiyu Haikyu Zimusho di setiap

karesidenan. Minyak tanah di setiap KK di jatah 2,4 liter minyak tanah per bulan.

Mengenai tekstil yang sangat langka pencatuan dimulai pada tahun 1943 dan di

tangani oleh Kigyo Tosekai (Pengurus Pabrik Tenun)

(Aiko Kurasawa, 1993 : 214). Distribusi dari distributor kepada penduduk

setempat dibantu oleh ketua rukun tetangga yang disebut kumicho. Pemberian catu

kepada para penduduk dengan menggunakan kartu dengan kumicho sebagai

penanggung jawab di setiap rukun tetangga. Setiap KK diberi nomor rumah dan

kartu distribusi untuk setiap bulan oleh kumicho. Jumlah kartu yang diberikan

oleh pemerintah Jepang terbatas dan tidak merata disetiap desa sehingga tidak

cukup dibagi rata oleh seluruh penduduk (Kanpo, No.2 Tahun 1942).

Page 77: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Penyerahan padi

distribusi

Persediaan untuk militer

Persediaan untuk sipil

Perintah penyerahan

Perintah distribusi

Soncho

Petani Penggiling Beras

Organisasi pengumpul padi (Kumiai, dll)

Beikoku Oshuri Kumiai (B.O.K)

Beikoku Kouri Kumiai atau Shokuryo Haikyu Kumiai

Distributor beras desa/kota

Pasukan

Depot pengangkutan

Tonarigumi

Konsumen

Guncho

Kencho

Beikoku Tosei Kai B.T.K

Cabang B.T.K

Cabang SKZ Surabaya dan Jakarta

Shokuryo Kanri Zimusho (kemudian Shokuryo Kanri Kyoku)

Mekanisme Penyerahan Padi

Page 78: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

D. Dampak Kebijakan Kumiai bagi Petani di Jawa

1. Dampak Ekonomi

Untuk memperlancar kepentingan ekonomi maka pemerintah Jepang

membentuk Kumiai secara paksa tidak hanya untuk distribusi tapi juga

mengumpulkan makanan dengan harga yang rendah. Dengan adanya tindakan

pemerintah Jepang yang represif dan melarang pendirian perkumpulan-

perkumpulan dan koperasi maka koperasi-koperasi yang yang sudah ada dan

berkembang dengan baik seperti koperasi karet di Bogor, koperasi batik di

Pekalongan, surakarta dan yogyakarta dan koperasi peikanan yang terdapat di

pantai utara pulau Jawa semua di bubarkan oleh pemerintah Jepang

(Sri Edi Swasono, 1987 : 28).

Dari berbagai jenis Kumiai yang ada yang paling berdampak keras adalah

Nogyo Kumiai atau koperasi pertanian. Pada tahun 1944 Jepang mulai kekurangan

pasokan bahan makanan bagi tentaranya untuk berperang sehingga pemerintah

Jepang memerintahkan penyerahan barang dan menambah bahan pangan

dilakukan oleh Jawa Hokokai dan Nogyo Kumiai (Kanpo, No 20 tahun 3 April

1944 halaman 17). Dari semua jumlah hasil panen yang dikumpulkan. Rakyat

memperoleh bagian 40%, pemerintah dapat 30% dan 30% lagi untuk

pemerintahan yang diserahkan ke lumbung desa (Sinar Matahari, 15 mei 1944).

Pada tingkat desa petani tidak diijinkan membawa hasil panen ke rumah.

Petani hanya diperbolehkan membawa barang seperlunya saja yaitu untuk

kebutuhan rumah tangga dan untuk makan dan hasil lainnya diserahkan ke

Kumiai. Proses sesungguhnya dari pemungutan padi ini adalah sebelum panen

para petani harus melapor kepada balai desa, sehingga Kucho dapat mengirim

orang untuk mengawasi pelaksanaan panen di sawah. Misalnya, di Karang ampel

son, sesudah bawon atau para pemotong padi di bayar upahnya semua padi basah

yang dihasilkan dibawa ke tempat yang disebut lamporan untuk ditimbang. Kuota

tetap per hektar diambil oleh pejabat desa pada saat itu juga. Jika panen kurang

dari kuota yang telah ditentukan, petani harus menambah kekurangannya dari

persediaan rumah tangganya yang biasanya diperoleh sebagai bawon ketika

menolong sawah milik orang lain (Akira Nagazumi, 1988: 91). Pungutan padi

Page 79: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tidak selalu dijalankan dengan adil. Ada laporan-laporan yang mengatakan bahwa

pejabat para pejabat desa dan staf Kumiai tidak melaporkan atau menyerahkan

kuota mereka dan kekurangannya dipenuhi dari panen para petani yang lain.

Orang-orang yang bekerja di lamporan juga sering menipu para petani dengan

cara menaksir kelembaban padi lebih tinggi dari kedaan sebenarnya dan

mengurangi beratnya sesuai dengan taksiran tersebut. Mereka yang telah

menyerahkan padi kepada pemerintah diberi sejumlah uang, tetapi pada tahun

pertama uang ini dipotong untuk pajak tanah dan hanya sisanya yang dibayarkan

pada para petani. Uang yang diberikan pemerintah sangat sedikit dan sangat kecil

artinya bagi para petani. Hal itu dikarenakan harga diri pemerintah yang terlalu

rendah dan karena inflasi yang tinggi maka nilei uang tersebut segera berkurang.

Lagipula pemerintah juga menganjurkan agar penduduk menabungkan uangnya di

kantor pos sebanyak mungkin dan sekali uang itu di tabung sulit sekali untuk di

tarik kembali (Akira Nagazumi, 1988: 92).

Semua setoran harus wajib disetorkan dalam bentuk padi dan harus

diserahkan pada Seimagyo Kumiai. Setelah diambil untuk kebutuhan militer dan

sipil tentara Jepang, barulah sisanya didistribusikan pada melalui koperasi

pertanian Nogyo Kumiai. Dengan adanya penggilingan padi setoran oleh pabrik-

pabrik ini berarti bahwa hasil sampingan seperti meniran, dedak, dan sekam yang

berharga bagi petani jika dihitung jumlahnya hampir 33% dari hasil panen para

petani lenyap, sehingga petani terpaksa harus membeli kembali dari pabrik

penggilingan guna memberi makan ternak dan unggasnya

(Anton Lucas, 1989 : 44). Mekanisme melalui tengkulak dipatahkan tengkulak

dilarang beroperasi dan masyarakat dilarang menjual padi secara bebas sehingga

tengkulakpun banyak yang kehilangan pekerjaannya. Masyarakat kota mulai sulit

untuk mendapat pasokan makanan karena hasil panen yang sangat sedikit juga

karena banyaknya pungutan yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap para

petani. Selain itu Haikyu Kumiai yang merupakan koperasi distribusi tidak dapat

menjalankan tugasnya dengan benar karena barang tidak sampai di tangan

konsumen dikarenakan banyaknya staf-staf Kumiai yang korupsi terhadap hasil-

hasil panen (Lapian AB dan Chaniago, 1988 : 25).

Page 80: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Jumlah komoditi yang sangat terbatas dan ketidakadilan berpusat pada

disekitar staf Kumiai dan distributor. Seorang pedagang di ajatan indramayu

mangatakan bahwa komoditi berkurang sedikit demi sedikit saat turun dari atas ke

bawah, dan hanya sekitar 10% dari jumlah semula yang benar-benar sampai ke

penduduk. Sisanya secara ilegal diambil staf Kumiai dan dijual ke pasar gelap

(Aiko Kurasawa, 1993: 214). Ketidakadilan seringkali terjadi, korupsi banyak

dilakukan oleh pangreh-pangreh praja yang seharusnya menjadi pejabat yang

membantu petani. Cara-cara korupsi yang dilakukanpun bermacam-macam

diantaranya adalah: (1) pangreh praja atau lurah menaksir setoran kurang dari

berat sebenarnya dengan dalih padi terlalu basah, sehingga mengurangi rata-rata

3% per kuintal dari berat sebenarnya; (2) banyak gabah jatuh ditanah sewaktu di

timbang sehingga satu kilogram dari setiap kuintal gabah jatuh ke tangan pangreh

praja; (3) dengan menilei sangat rendah panenan lurah sendiri dari tanah

bengkoknya, dan menutup jatah setorannya dengan padi penduduk sedangkan

padinya sendiri dilempar ke pasar gelap; (4) dengan menggunakan timbangan

yang hanya berkapasitas 60 kilogram sehingga harus menimbang dua kali setiap 1

kuintal. Kecurangan gampang terjadi karena lurah bisa mengambil 1-2 kilogram

padi setiap kali timbang. Bila petani memrotesnya lurah dengan mudah

mengatakan bahwa kekurangan timbangan itu untuk mengganti kekurangan padi

yang jatuh ketika dalam pengangkutan ke penggilingan. Jika nantinya daerah

tersebut kekurangan kuota yang telah ditetapkan oleh pemrintah pusat maka

petani lagi yang terkena imbasnya dengan membayar dengan hasil panennya

sendiri (Anton Lucas, 1989 : 46-47). Untuk mengatasi hal seperti ini maka di

Tonjong (Brebes) tidak ada distribusi dari Kumiai melainkan memalui rukun

kampong dan rukun tetangga sehingga akan memudahkan pengawasan

(Anton Lucas, 1989 : 47).

Kumiai berhenti beroperasi seiring dengan menyerahnya Jepang dan

diberbagai daerah di Jawa, Nogyo Kumiai yang disponsori Jepang digantikan

rukun tani di bawah bimbingan para pemimpin politik. Rukun tani dibentuk atas

prakarsa para petani berdasarkan gagasan yang sama sekali berbeda dengan

Kumiai. Dengan demikian sejauh menyangkut Nogyo Kumiai atau Kumiai-Kumiai

Page 81: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

semacamnya yang lain jarang ada kesinambungan dengan organisasi petani pasca

kemerdekaan. Kecuali beberapa kasus di daerah-daerah yang meneruskan Kumiai

yang sudah ada dan hanya mengganti namanya saja namun asas dan gagasanya

berbeda dengan Kumiai (Aiko Kurasawa, 1993: 217).

2. Dampak Sosial.

Penyerahan padi yang luar biasa besarnya telah menekan ekonomi petani

secara terus menerus. Pada zaman Belanda saja rakyat hanya makan 60% dari apa

yang dibutuhkan, pada penjajahan Jepang ini rakyat harus lebih banyak lagi

mengurangi konsumsi mereka, dan akan menderita kelaparan. Untuk mengatasi

kekurangan tersebut pemerintah juga menganjurkan agar rakyat makan bubur

perjuangan dan bubur asia raya. Dimana sebagaian besar menu yang dianjurkan

pemerintah adalah menggunakan singkong, jagung, kedele dan palawija lainnya

bukan dari padi.

Makanan pengganti yang seharusnya mudah didapat juga sulit di dapat

oleh rakyat karena harga makanan pengganti ini naik cepat di pasaran bebas,

karena produksi berkurang sedangkan permintaan bertambah. Keadaan di

pedesaan lebih buruk dari pada di perkotaan, dan yang lebih menyedihkan

penghasil makanan lebih banyak menderita kelaparan dibandingkan dengan

konsumen di kota. Hal ini dikarenakan di kota-kota beras disalurkan melalui

koperasi distribusi Haikyu Kumiai dengan harga yang sangat murah. Sebagai

akibatnya hongoroedeem atau busung lapar menjalar di masyarakat pedesaan.

Banyaknya kematian, penyakit-penyakit membuat keadaan penduduk semakin

menderita. Kesejahteraan sosial sudah mulai buruknya sehingga pada tahun 1944

disemua karesidenan tingkat kematian lebih tinggi dari tingkat kelahiran, dan

jumlah penduduk menurun untuk pertama kalinya dalam sejarah penduduk Jawa

(Akira Nagazumi, 1988: 92-93). Merosotnya jumlah penduduk di Jawa adalah

akibat keadaan penduduk yang susah dan memprihatinkan karena kekurangan

pangan dan penyakit, menurut taksiran pada masa penjajahan Jepang jumlah

kelahiran di Jawa merosot dari 20% sampai 18 %. Namun tingkat kematian naik

dari 16% sampai 40%. Hal ini berbeda dengan pada saat penjajahan Belanda,

Page 82: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

walaupun Belanda juga menjajah namun kesejahteraan rakyat masih diperhatikan

sehingga jumlah kematian karena kekurangan pangan dan penyakit tidak terlalu

parah ( Praduji Atmosudirjo, 1970:26).

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang semakin

menakutkan dan menghina penduduk. Pada tahap inilah terjadi pemberontakan-

pemberontakan petani secara besar-besaran. Pemberontakan petani ini misalnya

pemberontakan petani yang terjadi di desa Kaplongan Kabupaten Indramayu.

Pada tahun 1944 ketika panen baru saja dimulai. Para petani di Desa Kaplongan

Indramayu diberitahu oleh pejabat desa atau Kucho bahwa petani harus

menyerahkan semua padi mereka kecuali padi gedeng per rumah tangga. Satu

gedeng kira-kira seberat 5 kilogram. Dengan adanya peraturan ini maka para

petani tidak boleh menyimpan padi lebih dari 10 kilogram. Keadaan ini tentu saja

membuat para petani merasa tertekan dan akhirnya menimbulkan perlawanan

terhadap pemerintah Jepang.

Dalam keadaan apapun selalu Kucho yang bertanggung jawab paling

terakhir sebagai wakil dari pemerintah sehingga Kucho tidak bisa bertindak selain

sangat kejam pada penduduk. Misalnya Kucho yang melakukan penggeledahan di

rumah-rumah untuk mencari beras yang disembunyikan. Para Kucho biasanya

lebih bertindak otoriter dan sangat mempunyai pengaruh di dalam masyarakat

sehingga kebencian penduduk biasanya terpusat pada Kucho yang semena-mena

dan otoriter (Aiko Kurasawa, 1993: 448-449). Berdasarkan laporan dari polisi

setempat menyatakan yang menyebabkan pemberontakan terjadi di Indramayu

dalah adanya pengumuman pemerintah supaya seluruh padi termasuk yang di

cadangkan untuk bibit dan konsumsi rumah tangga harus diserahkan pada pada

pemerintah. Salah satu mantan Azacho (kepala rukun tetangga) di desa umerah

menyatakan secara tegas yang mendorong pemberontakan tersebut adalah cara

penanganan Kumiai di daerah ini, menurut sumber lain dari desa singaparna ketua

koperasi bernama ketos adalah seorang komunis yang sangat membenci

masyarakat Islam (Aiko Kurasawa, 1993: 466-491). Kemudian juga di Indramayu

tepatnya di Bugis ken pemberontakan dimulai dengan serangan terhadap rumah-

rumah pamong desa. Rumah kucho Perwata mengalami rusak ringan, sedangkan

Page 83: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

rumah sekretaris desa Tohir dan Daspin rusak berat. Dua orang ini bekerja sebagai

staf Nogyo Kumiai dan dianggap tidak berlaku adil dalam penyaluran minyak

tanah dan bahan makanan lainnya (Akira Nagazumi, 1988: 101).

Selain itu masih banyak pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di

Indramayu dan sekitarnya serta daerah-daerah lainnya yang selama ini merasa

diperlakukan tidak adil oleh pemerintah Jepang. Pada intinya terjadi

pemberontakan di berbagai daerah, akan tetapi Kumiai juga mempunyai peranan

dalam pemberontakan yang terjadi di daerah tersebut.

Kumiai juga mempunyai dampak positif kususnya menambah pengalaman

staf sehingga mampu mengangkat diri sebagai pemimpin potensial di masa depan.

Melalui pengalaman mereka memeperoleh keuntungan karena sebagai staf Kumiai

mereka mendapatkan pengaruh dari reputasi di masyarakat desa, sehingga dapat

menjadi pemimpin di desanya. Biasanya orang yang pernah menjadi staf Kumiai

dan mempunyai reputasi yang baik di desanya maka ia akan cepat menjadi

pemimpin di desanya. Selain itu mereka yang aktif dalam staf Kumiai dapat

dengan mudah menanamkan pengaruh atas penduduk. Mereka juga lebih mudah

mendapatkan akses kepemimpinan di desa-desa (Aiko Kurasawa, 1993: 216-219).

Page 84: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Latar belakang pembentukan organisasi Kumiai di Jawa antara lain adalah:

a) Keadaan sosial ekonomi masyarakat Jawa pada awal masa

penjajahan Jepang yang masih belum teratur karena Jepang sibuk

memulihkan keamanan pasca penjajahan Belanda.

b) Kebutuhan sumber daya alam untuk mendukung perang. Jawa adalah

salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan

sumber tenaga manusia yang melimpah supaya dapat meneruskan

perang melawan sekutu.

2. Kumiai atau koperasi gaya Jepang didirikan disetiap karesidenan yang ada

dengan memiliki peraturan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Pembentukan Kumiai berdasarkan pada undang-undang yang dikeluarkan

oleh Jepang yang menyadari potensi yang dimiliki koperasi untuk dapat

mempengaruhi rakyat, Jepang mengeluarkan Undang-undang No.23 untuk

menggantikan UU No.91 Tahun 1927 yang isinya larangan berkumpul dan

melakukan persidangan-persidangan yang tidak diketahui oleh Jepang.

Kumiai didirikan di berbagai sektor yaitu perdagangan, perindustrian dan

pertanian. Struktur kepengurusan Kumiai terdiri dari penasehat, pemimpin,

wakil pemimpin, kepala komisaris, komisaris dan pengurus.

3. Peran Kumiai pada masa penjajahan Jepang adalah mengontrol kegiatan

perekonomian. Dalam bidang pertanian Kumiai berperan sebagai

pengumpul dan pendistribusian makanan untuk mendukung kepentingan

Jepang. Di desa-desa Kumiai yang bertugas mengumpulkan hasil panen

adalah Nogyo Kumiai. Untuk memenuhi kebutuhan makanan di kota-kota

besar maka dibentuk Haikyu Kumiai sebagai distributor makanan dari desa

Page 85: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dan sebagai penanggung Jawab dari Kumiai adalah kepala desa atau

kepala rukun tetangga.

4. Kumiai mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dampak

sosial Kumiai adalah kekurangan makanan sehingga munculnya busung

lapar dan penyakit yang menyerang masyarakat. Dampak sosial Kumiai

lainnya adalah adanya pemberontakan-pemberontakan sporadis di

berbagai wilayah di Jawa karena ketidakpuasan terhadap sistem Kumiai.

Sedangkan dampak ekonomi dari Kumiai adalah pedagang pedagang yang

tidak tergabung dengan Kumiai maka tidak akan mendapat pasokan.

Begitu pula penentuan harga panen dari rakyat, mereka hanya menjual

dengan harga rendah kepada pemerintah.

A. Implikasi

1.Teoritis

Implikasi secara teoritis dalam penelitian ini adalah bahwa Kumiai muncul

karena adanya kebutuhan besar Jepang terhadap sumber daya alam maupun

manusia untuk membantu Jepang dalam perang pasifik. Kebutuhan Jepang akan

sumber daya alam membuat Jepang mengeluarkan kebijakan politik dalam bidang

ekonomi yaitu dengan mendirikan badan ekonomi baru di masyarakat yang

disebut Kumiai (koperasi gaya Jepang). Kumiai menjadi alat pemerintah untuk

melakukan politik ekonomi dan melakukan eksploitasi secara besar besaran

terhadap rakyat. Organisasi Kumiai dibentuk oleh Jepang secara khusus yang

bertujuan untuk mengontrol dan mengatur kegiatan perekonomian yang di

khususkan di pedesaan sebagai penghasil bahan makanan. Badan-badan Kumiai

ini dibentuk di setiap karesidenan berdasar pada peraturan masing-masing

karesidenan sehingga pemerintah dapat mengontrol langsung hasil-hasil pertanian

yang diserahkan oleh petani. Petani menjadi lebih tertekan karena banyaknya hasil

panen yang harus disetorkan langsung ke pemerintah Jepang. Hal-hal seperti

inilah yang mendorong munculnya perubahan-perubahan sosial di masyarakat

karena banyaknya pajak bagi petani maka timbul masalah sosial seperti penyakit

Page 86: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dan bahkan sampai pada pemberontakan-pemberontakan yang ada di daerah-

daerah.

2. Praktis

Kumiai di propagandakan oleh Jepang sebagai badan organisasi yang akan

memakmurkan rakyat dan mendorong perekonomian rakyat. Sehingga para petani

hanya ikut saja dan setuju dengan kebijakan-kebijakan Jepang tersebut. Walaupun

dalam perkembangannya rakyat merasa apa yang dikatakan Jepang adalah bohong

karena Kumiai hanya memonopoli hasil-hasil panen rakyat untuk kepentingan

Jepang. Dengan adanya Kumiai rakyat makin menderita hal ini terlihat seperti

munculnya meningkatnya kematian dan menurunnya derajad kesehatan manusia.

Akibatnya muncul banyak penyakit seperti tipes, diare, kolera busung lapar

karena kekurangan makanan dan penyakit kulit. Walaupun sifatnya mirip dengan

koperasi yang sudah dikenal petani yaitu sebagai penyedia, pelatihan dan

pemasaran namun dalam penerapannya Kumiai sama sekali jauh dari yang

diharapkan oleh petani. Pada awal kemerdekaan rakyat tidak lagi percaya dengan

Kumiai atau koperasi hal ini mencerminkan bahwa Kumiai sangat membuat rakyat

menderita bahkan nama-nama Kumiai dihilangkan atau diganti dengan nama yang

berbau Indonesia agar rakyat kembali percaya dengan koperasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diajukan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai generasi muda khususnya calon pendidik Kumiai dapat

dijadikan contoh pentingnya mempelajari sejarah perekonomian

Indonesia. Sesuai dengan metode pembelajaran terintegratif dimana

kita sebagai pendidik dituntut untuk dapat menjelaskan sejarah di lihat

dari beberapa sudut pandang.

Page 87: PERAN KUMIAI PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAWA … · kali masa penjajahan, yaitu Inggris, Belanda, dan Jepang. Negara-negara penjajah dalam melaksanakan kekuasaan di Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Bagi peneliti lain

Penulis juga menyarankan kepada peneliti lain untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai peran Kumiai dalam bidang yang lain

seperti perdagangan dan perindustrian, karena keterbatasan sumber

maka diharapkan peneliti lain mampu untuk meneruskan penelitian

dibidang perekonomian masa Jepang ini karena masih banyak hal-hal

menarik yang belum dikaji pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.