Upload
ajie-rachmat-aditya
View
10
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ff
Citation preview
TUGAS PENDAHULUAN
Grup : 02
SMT/Kelas : 3 / C
Judul : PCM TIME MULTIPLEXING (PCM-T-MUX)
N a m a : 1. Eliska Puspita Sari
2. Fhisca Octfi suwandi
3. Hansreza Fachryzal
4. Ivan Arrianto
PCM TIME MULTIPLEXING (PCM-T-MUX)
PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation. PCM 30 dapat diartikan sebagai sejenis
teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik dapat disalurkan 30 percakapan
sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain (interferensi).
Secara garis besar PCM 30 terdiri dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi,Encoding,
dan Multiplexing. Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal
informasi yang berupa gelombang analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan
amplitudo yang rata agar bisa diubah menjadi kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to
Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang mendekati. Metode
kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini menggunakan 3 bit yang berarti ada
2^3 = 8 level. Sedangkan pada PCM 30 sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.
TUGAS PENDAHULUANPada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.
Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti ada 3 deret
kode biner untuk tiap level yang telah dikuantisasi.
Amplitudo pada level m0 , menjadi kode biner 000
Amplitudo pada level m1 , menjadi kode biner 001
Amplitudo pada level m2 , menjadi kode biner 010
Amplitudo pada level m3 , menjadi kode biner 011
Amplitudo pada level m4 , menjadi kode biner 100
Amplitudo pada level m5 , menjadi kode biner 101
Amplitudo pada level m6 , menjadi kode biner 110
Amplitudo pada level m7 , menjadi kode biner 111
PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang ditempati oleh 30
kanal, satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling. Sinkronisasi dan signaling masing-masing
menempati timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal pertama sampai ke 15 menempati timeslot 1 sampai 15.
kanal ke 16 sampai 30 menempati timeslot ke-17 sampai 30. Sinkronisasi dan signaling berfungsi
agar sinyal informasi yang diterima dapat diterima secara berurutan.
*Menghitung sampling rate, bit rate, dan bit error rate pada PCM 30.
Jumlah sampling rate minimal adalah 2 kali frekuensi maksimum.
Pada PCM 30 frekuensi maksimumnya adalah 4kHz atau 4000 Hz. Maka jumlah sampling rate =
2×4000 = 8000 sample/detik.
PCM 30 menggunakan 8bit. Oleh karena itu tiap sample dikodekan menjadi 8 bit.
Bit Rate = 8 x 8000 = 64000 bit/detik = 64kbps.
Bit Rate total = 64 kbps x 32 = 2048 kbps. Dikalikan 32 karena pada PCM 30 terdapat 32 time
slot.
Bit Error Rate (BER) adalah rasio bit yang error terhadap jumlah keseluruhan bit.
BER= Bit Error/ Jumlah Bit.
TUGAS PENDAHULUANMisal data dikirim selama 2 detik dan jumlah bit yang eror adalah 1 bit. Maka jumlah keseluruhan
bit = 2s x 2048kbps = 4096kb. Jadi BER = 1/4096k.
Proses PCM terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Sampling, Quantizing dan Coding.
Sampling
Frekuensi sampling minimum, fs = 2 BW, di mana BW voice = 4 kHz, sehingga : fs = 2 x 4 kHz = 8 kHz. Waktu antar sampling, ts = 125 ms. Hasil sampling adalah pulsa PAM (Pulse Amplitude Modulation).
Gambar : Proses sampling
Quantizing
Quantizing (proses kuantisasi) bertujuan untuk memberikan harga setiap pulsa PAM.Ada dua standar kuantisasi, yaitu : UNIFORM dan NON UNIFORM. Kuantisasi UNIFORM adalah memberi skala penguatan pada level tegangan dengan harga V yang sama besar (uniform). Kuantisasi ini tidak digunakan pada PCM.
Kuantisasi NON UNIFORM adalah memberikan harga V yang tidak sama, yaitu memberikan skala penguatan besar pada level rendah dan semakin kecil untuk level yang lebih tinggi. Kuantisasi NON UNIFORM ada dua standard : A-Law (ETSI), dan u-Law (ANSI).
TUGAS PENDAHULUAN
Contoh: Kuantisasi Non Uniform A-Law
Coding
Konversi dari suatu level tegangan ke dalam deretan 8 bit.Karena fs = 8 kHz, maka : BR = 8 kHz x 8 bit = 64 kbps.S = polaritas (1 bit), ABC=nomor segment (3 bit), WXYZ (4 bit) = nomor interval.
Konversi Tegangan ke kode Polaritas “+” = bit “0” Polaritas “ - ” = bit “1”
TUGAS PENDAHULUAN
2. Sistem Multiplexing Prinsip kerja :
Sistem multiplexing terdiri dari : Multiplex untuk arah kirim dan de-multiplex untuk arah terima.
Ada dua teknologi yang biasa digunakan dalam sistem multiplexing, yaitu FDM (analog) dan TDM (digital).
Pada FDM, multiplex berfungsi untuk menggabungkan beberapa sinyal analog (paralel) menjadi satu sinyal serial yang mempunyai bandwidth frekuensi lebih lebar. Sedangkan de-multiplex berfungsi sebaliknya.
Pada TDM, multiplex berfungsi menggabungkan beberapa sinyal digital (paralel) menjadi satu sinyal serial dengan bit rate lebih tinggi. Sedangkan de-multiplex berfungsi sebaliknya.
Contoh multiplex berbasis TDM adalah PCM-24 dan PCM-30.
Prinsip kerja multiplex
TUGAS PENDAHULUAN
Gambar : Prinsip kerja PCM arah kirim (coder)
Prinsip kerja de-multiplex
Gambar : Prinsip kerja PCM arah terima (decoder)
PCM-24PCM-24 adalah standard untuk sinyal dasar PDH standar ANSI. Memproses 24 kanal suara. Bit rate 1.544 kbps atau 1,5 Mbps (T1).
PCM-30PCM-30 adalah standard untuk sinyal dasar PDH standar ETSI. Memproses 30 kanal suara. Bit rate 2.048 kbps atau 2 Mbps (E1).
Struktur frame PCM-30 (E1)
Catatan :Satu frame terdiri dari 32 TS.
TUGAS PENDAHULUANKecepatan bit per TS adalah : 64 kbps.Setiap pengiriman sinyal dibutuhkan 1 Multi Frame (16 frame).
Struktur multi frame PCM-30 (E1)