Upload
aryaadisuastika
View
188
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
APLIKASI PROGRAM LINIER PAKAN AYAM UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR
Oleh :
Riyan Adiputra Sucitro (0905021010 / IIIA)
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2010
BAB I
Pendahuluan
Program linier adalah salah satu solusi matematika yang dapat digunakan untuk
memecahkan suatu masalah yang rumit dengan metode-metode yang telah ada. Dalam hal ini,
program liner akan digunakan dalam memecahkan suatu masalah yaitu untuk meningkatkan
produksi telur melalui pakan ayam dengan metode grafik. Dengan program linier, maka dapat
lebih mudah suatu perusahaan ternak atau dinas peternakan untuk memproduksi telur ayam
secara optimal. Aplikasi ini harus segera dilakukan karena telur adalah salah satu makanan
pokok yang harus setiap orang konsumsi untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Selain itu, terjadi ketidakpastian jumlah produksi telur sehingga kadang-kadang harga telur
ayam bisa naik turun.
Di dalam telur ayam terdapat kandungan gizi seperti lemak, karbohidrat, protein, dan
vitamin dimana semua kandungan ini sangat dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan semua kandungan gizi tersebut di dalam telur sangat tergantung dari pakan
ayam yang diberikan peternak pada ayamnya. Pakan ayam merupakan salah satu faktor utama
dalam usaha peternakan terutama terhadap laju pertumbuhan dan pemenuhan semua
kandungan gizi yang ada di dalam telur. Selain itu, pemberian pakan ayam sangat penting
untuk meningkatkan jumlah produksi telur secara optimal dan berkualitas.
Dari sebab-sebab di atas, maka timbullah suatu permasalahan atau pertanyaan yaitu
apa jenis-jenis pakan ayam, bagaimana pakan ayam dapat meningkatkan produksi telur,
mengapa aplikasi program linier yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan tentang
peningkatan produksi telur. Dan dari pertanyaan-pertanyaan itu dapat diketahui tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk mengetahui jeni-jenis pakan ayam, memahami bagaimana pakan
ayam dapat meningkatkan produksi telur, dan memahami penyelesaikan masalah dengan
program linier. Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu dapat menambah wawasan
tentang peternakan khususnya pakan ayam dan dapat mempermudah peternak untuk
meningkatkan produksi telur.
BAB II
Pembahasan
2.1 Macam-macam Pakan Ayam
Pakan ayam sangat dibutuhkan setiap hari. Seorang peternak harus memberikan pakan
ayam secara teratur sehingga produksi yang ingin dicapai dapat mencapai optimal. Pakan
ayam memiliki 3 jenis antara lain :
a. Bahan pakan nabati
Contoh dari bahan pakan nabati adalah sebagai berikut :
Dedak halus
Dedak halus merupakan limbah penggilingan padi yang sangat mudah
diperoleh di Indonesia dan murah harganya. Dedak dapat digunakan sebagai
bahan pakan ternak yang luas penggunaannya dan dapat digunakan sebagai
bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Jagung
Jagung mengandung protein yang rendah tetapi kandungan energi
metabolismenya sangat tinggi. Jagung juga dapat memberi warna kuning telur
yang bagus. Oleh karena itu, jagung sangat diperlukan dalam pakan ayam.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa yang
dapat digunakan sebagai pakan yang mengandung lemak. Di dalam bungkil
kelapa banyak tersedia kandungan protein yang cukup tinggi sekitar 21,6% dan
energi metabolisme sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa ini
miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar
15%. Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, tetapi ada yang coklat tua
dan ada yang coklat muda (coklat terang). Oleh karena itu, sebaiknya dipilih
bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang inilah yang kita
pilih. Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga
harus hati-hati dalam menyimpannya.
Singkong
Parutan singkong mentah dapat dijadikan bahan pakan pokok ayam yang
dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah
(segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci
Bungkil Kedelai
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan
ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak
tahan terhadap panas. Oleh karena itu, sebaiknya kacang kedelai diolah lebih
dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai yang
mempunyai kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi
metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, dan kandungan serat kasar rendah, sekitar
6%. Tetapi kandungan methionisne rendah.
Daun turi
Tepung daun turi sudah biasa dipergunakan dalam pakan ayam. Daun turi
yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan
daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.
b. Bahan pakan hewani
Contoh dari bahan pakan hewani adalah sebagai berikut :
Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber
protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan
ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya.
Tepung Udang.
Tepung udang berasal dari limbah industri udang, sehingga kualitas gizinya
tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut
tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja.
Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 - 47%. Tepung udang
merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein, karena tidak semua
tempat tepung udang ini dapat diperoleh.
Tepung tulang
Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang
umumnya mengandung Calcium antara 24 - 25% dan Phospor antara 12-15%.
Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.
Tepung Kerang
Tepung kerang merupakan sumber Calcium, karena mengandung Calcium
hampir 36%. Dengan berkembangnya mineral dan vitamin buatan pabrik,
bahan pakan alami sudah banyak ditinggalkan. Tetapi apabila harganya murah
dan kesediaannya terjamin, peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini
sebagai sumber Calcium untuk ransum ayamnya.
Bekicot
Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat
dengan mudah memperolehnya di sekitar lingkungan hidup dan mudah pula
membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran dan lendirnya.
c. Bahan pakan pelengkap / suplemen
Bahan pakan pelengkap ini merupakan bahan buatan pabrik dan diproduksi untuk
melengkapi zat-zat gizi yang biasanya kurang banyak atau kurang lengkap dikandung oleh
bahan pakan alami seperti vitamin, mineral, Lysine dan Methionine, serta probiotik.
2.2 Peningkatan produksi telur melalui pakan ayam
Peningkatan produksi telur sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu
lingkungan, pakan ,dan pengolahan usaha peternakan. Tetapi yang menjadi faktor utama
dalam peningkatan produksi telur adalah pakan. Sama halnya dengan manusia, saat seorang
ibu hamil maka ibu tersbut akan makan makanan yang bergizi sehingga anak yang di dalam
kandungannya pun juga akan memperoleh gizi tersebut. Demikian juga dengan ayam, untuk
memperoleh hasil produksi yaitu telur yang banyak dan berkualitas, maka pakan yang
diberikan pada ayam harus benar-benar mengandung banyak gizi. Pakan yang dimaksud
adalah campuran dari beberapa bahan pakan antara bahan pakan nabati dan bahan pakan
hewani atau yang sering dikenal dengan istilah ransum (ration). Ransum terdiri dari beberapa
bahan pakan ayam yang dicampur secara benar sehingga di dalam ransum memiliki
kandungan nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ayam terutama telur. Kandungan yang
terpenting di dalam pakan ayam adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Contoh bahan pakan yang dicampur menjadi ransum untuk ayam di Kalimantan Timur adalah
sebagai berikut :
No. Komponen Prosentase (%)
1. Jagung giling 54
2. Bekatul 16
3. Konsentrat 8
4. Cangkang Udang 16
5. Kulit kakao 5
6. Premix 1
Kemudian dalam memberikan pakan harus sesuai dengan aturan yang terbagi menjadi
3 periode yaitu :
1. Pakan starter, yaitu pakan yang diberikan untuk DOC hingga berumur 8 minggu
dan dalam bentuk remahan (mash).
2. Pakan grower, yaitru diberikan kepada ayam berumur 8 – 20 minggu atau hingga
mulai bertelur.
3. Pakan layer, yaitu diberikan untuk ayam periode bertelur.
Oleh sebab itu, pakan ayam yaitu ransum ini sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
dan peningkatan produksi telur. Jika tidak ada pakan atau makanan setiap makhluk hidup
khususnya ayam akan punah. Selain itu, dalam pemberian pakan ayam juga harus disertakan
air minum yang dapat membantu proses transportasi zat-zat gizi serta sisa pembakaran di
dalam tubuh. Dengan demikian, pakan dan air sangat menentukan pertumbuhan ayam dan
meningkatkan jumlah produksi yang berkualitas.
2.3 Aplikasi program linier dalam meningkatkan produksi telur
Seperti dalam pembahasan sebelumnya bahwa ransum adalah beberapa pakan ayam
yang dicampur menjadi satu sehingga menghasilkan kandungan gizi yang kompleks. Dalam
pembuatan ransum, maka peternak harus teliti dalam mencampur komposisi bahan pakan
secara benar dan tepat sehingga dapat diperoleh kandungan gizi yang tepat dan
meminimalkan biaya produksi pakan ayam serta meningkatkan produksi telur. Oleh karena
itu, salah satu solusi yang tepat adalah dengan menggunakan aplikasi program linier dengan
metode grafik. Program linier dapat membantu proses kerja peternak menjadi lebih mudah
dan dapat mengetahui minimal biaya produksi pakan, di samping itu juga dapat meningkatkan
jumlah produksi telur.
Untuk memperjelas cara menggunakan program linier dalam meminimalkan biaya
produksi pakan dan meningkatkan produksi telur dapat dilihat dari beberapa contoh
permasalahan di bawah ini :
1) Suatu perusahaan peternakan ayam ingin menghasilkan dua produk telur ayam
yaitu telur ayam kampung dan telur ayam boiler. Untuk menproduksi telur tersebut
dibutuhkan pakan ayam yang terdiri dari ransum dan air putih. Untuk produksi telur
ayam kampung diperlukan ransum sebesar 10 % / hari dan air putih sebesar 20% /
hari, sedangkan telur ayam broiler membutuhkan ransum sebesar 20% / hari dan air
putih sebesar 20% / hari. Dan untuk pemberian ransum maksimal adalah 40% / hari
sedangkan air putih 60% / hari. Dan perusahaan tersebut ingin memproduksi telur
ayam kampong sebanyak 20 butir per hari dan telur ayam boiler sebanyak 25 butir
per hari. Berapa jumlah pakan ayam yang diberikan agar telur yang dihasilkan bisa
mencapai maksimal ?
Jawab :
a. Tabel data
Telur AK (%) Telur AB (%) Kapasitas (%)
Ransum 1 2 40
Air putih 2 2 60
b. Variabel
Telur AK = X1
Telur AB = X2
c. Menentukan fungsi tujuan
Zmax = 20X1 + 25X2
d. Menentukan fungsi kendala
1X1 + 2X2 ≤ 40
2X1 + 2X2 ≤ 60
e. Membuat grafik
1X1 + 2X2 ≤ 40
X1 0 40
X2 20 0
2X1 + 2X2 ≤ 60
X1 0 30
X2 30 0
20
10
30
40
50
A (0,0) = 20X1 + 25X2
= 0
B (0,20) = 20X1 + 25X2
= 0 + 25(20)
= 500
C (3,0) = 20X1 + 25X2
= 20(30) + 0
= 600
D (…,…) = 1X1 + 2X2 = 40
2X1 + 2X2 = 60 -
-1X1 = -20
X1= 20
1X1 + 2X2 = 40
1(20) + 2X2 = 40
20 + 2X2 = 40
2X2 = 40-20
2X2 = 20
X2 = 10
D (20,10) = 20X1 + 25X2
= 20(20) + 25(10)
= 400 + 250
= 650
Jadi untuk menghasilkan produksi telur yang maksimal maka perusahaan tersebut
harus menyediakan 20 % ransum per hari dan air putih 10 % per hari.
2) Suatu perusahaan ternak ingin memproduksi 2 produk ransum dengan
komposisi yang berbeda. Untuk ransum 1 dengan komposisi 6% / kg jagung dan
5% / kg konsentrat, sedangkan ransum 2 dengan komposisi 4% / kg jagung dan
10% / kg konsentrat. Perusahaan ternak tersebut membutuhkan minimal 48% / kg
2010 30 40 50
jagung dan 50% / kg konsentrat untuk membuat 2 produk ransum. Biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi kedua ransom itu adalah Rp 50.000 dan Rp 60.000.
Berapa jumlah komposisi yang dibutuhkan untuk meminimalkan biaya produksi ?
Jawab :
a. Tabel data
Ransum1 (%) Ransum2 (%) Kapasitas (%)
Jagung 6 4 48
Konsentrat 5 10 50
b. Variabel
Ransum1 = X1
Ransum2 = X2
c. Menentukan fungsi tujuan
Zmin = 50.000X1 + 60.000X2
d. Menentukan fungsi kendala
6X1 + 4X2 ≥ 36
5X1 + 10X2 ≥ 50
e. Membuat grafik
6X1 + 4X2 ≥ 48
X1 0 8
X2 12 0
5X1 + 10X2 ≥ 50
X1 0 10
X2 5 0
4
2
6
8
10
12
A (0,12) = 50.000X1 + 60.000X2
= 60.000(12)
=720.000
B (10,0) = 50.000X1 + 60.000X2
= 50.000(10)
= 500.000
C (…,…) = 6X1 + 4X2 = 48 | x 5
5X1 + 10X2 = 50 | x 2
30X1 + 20X2 = 240
10X1 + 20X2 = 100 -
20X1 = 140
X1 = 7
6X1 + 4X2 = 48
6(7) + 4X2 = 48
42 + 4X2 = 48
4X2 = 48-42
4X2 = 6
X2 = 1.5
C (7,1.5) = 50.000X1 + 60.000X2
= 50.000(7) + 60.000(1.5)
= 350.000 + 90.000
= 440.000
Jadi untuk meminimalkan biaya produksi pakan ayam maka perusahaan tersebut harus
menyediakan 7 % jagung / kg dan 1.5 % konsentrat / kg..
42 6 8 10
BAB III
Penutup
Pakan ayam adalah faktor utama yang harus diberikan oleh peternak untuk
menghasilkan produksi telur yang banyak dan berkualitas. Pakan ayam terdiri dari 3 jenis
yaitu bahan pakan nabati seperti jagung, singkong, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil
keledai, dan daun turi, bahan pakan hewani seperti bekicot, tepung udang, tepung ikan, tepung
tulang, dan tepung kerang, serta bahan pakan pelengkap seperti vitamin, probiotik, lysine dan
methionine. Dari bahan-bahan pakan tersebut dibuatlah pakan ayam yaitu ransum. Ransum
adalah campuran bahan-bahan pakan yang diolah menjadi satu sehingga memiliki kandungan
nutrisi yang bagus untuk meningkatkan produksi telur. Selain itu, pemberian air minum tidak
boleh lupa karena air digunakan untuk media transportasi zat-zat gizi dan sisa pembakaran
tubuh ayam.
Setelah mengetahui bahwa pakan adalah hal utama yang paling penting dalam
pertumbuhan dan produksi ayam, maka peternak harus dapat mengalokasikan pakan tersebut
sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan produksi telur dan dalam memberikan pakan
tidak ada yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Oleh karena itu, untuk mempermudah
pekerjaan itu digunakanlah suatu aplikasi yaitu program linier dengan metode grafik. Dengan
aplikasi ini diharapkan peternak dapat mempermudah pekerjaannya dan dapat
memaksimalkan produksi telur ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Pramudyati, Y.Suci, 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras, http://www.merang- redd.org/REDD/phocadownload/Reports/32-STE-FINAL.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010.
S, Imam, 2009. Peningkatan Produksi Telur Ayam Nunukan, http://kaltim.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=50:peningkatan-produksi-telur-ayam-nunukan&catid=39:story&Itemid=44 diakses tanggal 14 Oktober 2010.
Shiddieqy, M – Ikhsan, 2010. Komputerisasi Formulasi Pakan, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/pikiranrakyat-20100204-komputerisasiformulasipakan.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Sutama, I Nyoman Sutarpa, 2008. Daun Pepaya dalam Ransum Menurunkan Kolesterolpada Serum dan Telur Ayam, http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/9.%20sutarpa%20sutama.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010
Anonim, 2010. Aplikasi Produk, http://www.superfarm.co.id/produk/peternakan/aplikasi.html diakses tanggal 12 Oktober 2010
Anonim, 2010. Budidaya Ayam Petelur atau Ayam, http://budidaya-di.blogspot.com/2010/03/budidaya-ayam-petelur-atau-ayam.html diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Anonim, 1996. Pakan Ayam Buras, http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0110.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Anonim, 2010. Sistem Ternak, http://www.idepfoundation.org/download_files/permakultur/MOD10-sistemternak.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Anonim, 2010. Pengelolaan Produksi Telur, http://www.docstoc.com/docs/21257672/PENGELOLAAN-PRODUKSI-TELUR-BAB-1dri-jrngan diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Anonim, 2010. Produksi Telur Ayam Kampung di Sisi Ayam Ras, http://www.disnak.jabarprov.go.id/images/artikel/Produksi%20Telur%20Ayam%20Kampung%20di%20Sisi%20Ayam%20Ras.pdf diakses tanggal 14 Oktober 2010.