33
TUTORIAL BLOK 1 KELOMPOK 1 Tutor : dr. H. Abdul Hamid Syam Florensia G1A112001 Susan Fatika Sari G1A112002 Muhammad Alif F S G1A112003 M Ridho Rifhansyah G1A112004 Wulandari G1A112005 Nandy Bill Morris G1A112061 Angeline Fenisenda G1A112062 Riski Ayu G1A112063 Achmad Friztky P G1A112064

Tutorial 1 blok 1.1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

TUTORIAL BLOK 1KELOMPOK 1

Tutor : dr. H. Abdul Hamid SyamFlorensiaG1A112001Susan Fatika SariG1A112002Muhammad Alif F SG1A112003M Ridho RifhansyahG1A112004WulandariG1A112005Nandy Bill MorrisG1A112061Angeline FenisendaG1A112062Riski AyuG1A112063Achmad Friztky PG1A112064Aulia Rezha YomitraG1A112065Andika Anjani AgustinG1A112081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS JAMBITahun Ajaran 2012/2013SKENARIO 1

Jelita adalah seorang mahasiswa baru di Pogram Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi. Pada awal pembelajaran Blok 1.1, Jelita mendapatkan informasi bahwa kurikulum di PSPD UNJA menggunakan pendekatan Problem-Based Learning (PBL). Empat prinsip pembelajaran dalam PBL yaitu constructive learning, self-directed learning, collaborative learning, dan contextual learning. Jelita jadi ingin tahu lebih lanjut tentang PBL dan keunggulan mahasiswa lulusan PBL. Salah satu kegiatan pembelajaran dalam PBL adalah Tutorial mengunakan metode tujuh langkah. Melalui tutorial, pembelajaran menjadi lebih berpusat kepada mahasiswa (student-centred). Sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat mengenali gaya belajarnya dan selanjutnya merumuskan strategi belajar yang tepat agar pembelajarannya dapat berlangsung efektif. Melalui PBL, keterampilan belajar mahasiswa juga senantiasa diasah sehingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Jelita mencoba mencari informasi mengenai macam-macam keterampilan belajar dan pengaruhnya dalam keberhasilan belajar di Prodi Kedokteran.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Problem-Based Learning: pembelajaran berbasis masalah. 2. Constructive Learning: pembelajaran konstruktif. 3. Self-Directed Learning: pembelajaran dalam diri sendiri. 4. Collaborative Learning: pembelajaran kolaborasi. 5. Contextual Learning: pembelajaran kontekstual. 6. Student centred: mahasiswa sebagai pusat. 7. Belajar Sepanjang Hayat: Belajar: berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sepanjang: lama (waktu). Hayat: hidup. 8. Tutorial: pengajaran tambahan melalui tutor. 9. Kurikulum: perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. 10. Gaya belajar: Gaya: ragam. Belajar: berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. 11. Strategi belajar: Strategi: rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Belajar: berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Jelaskan definisi PBL!PBL adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian atau penggalian informasi (inquiry) untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Jelaskan definisi kurikulum!Perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. 3. Jelaskan definisi dari student centred!Suatu pembelajaran dimana proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa itu sendiri. 4. Jelaskan definisi self-directed learning!Suatu proses pembelajaran yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri. 5. Jelaskan definisi collaborative learning!Suatu proses pembelajaran dimana dua atau lebih orang berinteraksi satu dengan lainnya, dan pada suatu kondisi tertentu, interaksi ini mampu memberikan hasil yang positif. 6. Jelaskan definisi contextual learning!Proses pembelajaran dimana akan lebih terfasilitasi jika mahasiswa dipaparkan pada konteks dimana pengetahuan itu diperlukan. 7. Jelaskan definisi Constructive Learning!Suatu proses pembelajaran dimana mahasiswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. 8. Jelaskan definisi tutorialPembimbingan kelas oleh seorang pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau sekelompok kecil mahasiswa.

ANALISIS MASALAH

1. Siapakah pencetus pertama dari PBL?dr. Howard Barrows pada tahun 1988 dengan menerapkan prinsip-prinsip PBL dalam penyusunan kurikulum dan juga proses pembelajaran. 2. Bagaimanakah sejarah dari PBL?Problem-Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah sering disebut sebagai suatu pendekatan dalam proses pendidikan yang komprehensif (Levine,2001 cit. Badin & Major, 2004). PBL petama kali diselenggarakan di Universitas McMaster, Ontario, Kanada pada tahun 1966 dan selanjutnya disempurnakan oleh dr. Howard Barrows pada tahun 1988 dengan menerapkan prinsip-prinsip PBL dalam penyusunan kurikulum dan juga proses pembelajaran. 3. Tujuan dari pelaksanaan PBL? Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang relevan dari suatu topik permasalahan yang diberikan yang perlu dikaji secara lebih luas dan mendalam di dalam diskusi tutorial dan belajar mandiri. Mengembangkan pemahaman mengenai keterkaitan antara ilmu alam dasar, biomedik, klinis dan humaniora yang harus ditelaah dalam setiap permasalahan. Mengembangkan dasar ilmiah keilmuan yang diperlukan untuk memahami dan mengelola permasalahan-permasalahan kesehatan, mencakup aspek fisik, emosional dan sosial,dalam konteks penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang efektif di dalam masyarakat. Mengembangkan kemampuan pertimbangan klinis (clinical reasoning) yang efektif dan kritis temasuk menganalisis suatu permasalahan, merumuskan hipotesis dan pengambilan keputusan. Menstimulus mahasiswa agar mengetahui dan menguasai keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam belajar mandiri, menyadari perlunya belajar individual dan kelompok serta memanfaatkan sumber-sumber pelajaran yang tersedia. Memfasilitasi mahasiswa sehingga dapat berfungsi secara efektif sebagai peserta aktif dalam suatu kelompok kecil sehingga mampu memecahkan permasalahan kesehatan yang mereka hadapi. Memfasilitasi mahasiswa agar mampu mengidentifikasi, mengembangkan dan mempertahankan sikap dan perilaku yang dibutuhkan dalam profesi kedokteran, antara lain: Menyadari kemampuan, keterbatasan, dan reaksi-reaksi emosional pribadi. Bertanggung jawab. Kemampuan berkomunikasi dan menaruh perhatian (empati) terhadap individu lain. Kemampuan menilai kemajuan diri sendiri, orang lain di dalam kelompok dan kelompok itu sendiri. 4. Keunggulan sistem PBL? Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pembelajaran. Pemecahan masalah memotivasi kemampuan mahasiswa untuk menemukan pengetahuan baru. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Pemecahan masalah dapat membantu mahasiswa menghubungkan pengetahuan baru dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang dilakukan serta membantu mahasiswa dalam menilai hasil maupun proses pembelajarannya. Melalui pemecahan masalah dapat menunjukkan pada mahasiswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh mahasiswa, bukan hanya sekedar belajar dari dosen atau buku-buku. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru. 5. Kelemahan sistem PBL? Manakala mahasiswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan dan masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk mencoba. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. Tanpa pemahaman mengenai alasan mahasiswa berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang akan dipelajari. 6. Jelaskan konsep pembelajar sepanjang hayat!Pembelajar yang dapat merencanakan, memonitoring dan mengevaluasi proses belajarnya sehingga proses belajar dimotori dan diregulasi dari keinginan dalam diri sendiri. 7. Apa saja tahap-tahap yang ada dalam tutorial?1) Klarifikasi istilah. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam skenario. Notulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.2) Identifikasi masalah.Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.3) Analisis masalah.Sesi brainstorming (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan saran penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna. Notulen mencatat semua pokok diskusi.4) Hipotesis. Kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-penjelasan menjadi solusi sementara. Notulen menata penjelasan-penjelasan.5) Learning issues.Rumuskan tujuan pembelajaran (learning objektive). Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif dan tepat.6) Belajar mandiri.Semua mahasiswa mengumpulkan informasiyang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.7) Sintesis.Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan berbagi hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran dan menilai kinerja kelompok. 8. Bagaimana mengenali gaya belajar?Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mahasiswa dapat memahami gaya belajar mereka masing-masing dengan cara megetahui perbedaan antara tiga gaya belajar, yaitu auditori, visual, dan kinestetik, dengan begitu, mereka dapat mengelompokkan diri mereka sesuai dengan gaya belajar yang ada. 9. Sebutkan perbedaan antara gaya belajar auditori, visual dan kinestetik!AUDITORIVISUALKINESTETIK

Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televisi/ radio. Cenderung banyak omong. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu. Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambang. Menyukai praktek/ percobaan. Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

HIPOTESIS

1. Jelita belum mengetahui metode PBL.2. Jelita belum mengetahui cara dan gaya belajar di PSPD.

Visual

Auditori

Kinestetik

MACAM-MACAMDEFINISI

GAYA BELAJAR

DEFINISI

STRATEGI BELAJARMAHASISWA

MACAM-MACAM

TutorialKURIKULUM

Diskusi

DEFINISIPBL

Belajar Mandiri

Definisi

Constructive LearningSejarah

Self-Directed LearningPrinsip

Collaborative LearnigKeunggulan

Contextual LearningKelemahan

MERUMUSKAN LEARNING ISSUES

Topik

What I know

What I have to prove

What I dont know

How will I learn

PBLDefinisi, Sejarah, PrinsipKelamahan dan KeunggulanWEB, Textbook,

Strategi BelajarMacam-macamDefinisiWEB

Gaya BelajarMacam-macamDefinisiWEB

SINTESIS

Problem-Based LearningSistem pembelajaran yang mengkaji masalah-masalah dalam bentuk skenario yang harus diselesaikan dengan cara diskusi kelompok dan difasilitasi oleh tutor. Pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student centred) dengan berbagai variasi metode pembelajaran seperti kuliah interaktif, diskusi tutorial, praktikum keterampilan klinik hingga pada fasilitasi proses belajar mandiri mahasiswa.Ada beberapa definisi dan interpretasi terhadap Problem Based Learning (PBL). Barrows (1982), sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebagai sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ataupun mengintegrasikan pengetahuan (knowledge) baru. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menantang mahasiswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat mahasiswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana mahasiswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Menurut Gwee (2009), Problem Based Learning adalah sebuah cara belajar baru yang radikal dan inovatif dalam pendidikan dokter. Sejarah PBLSejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920. Ketika itu Celestine Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali kekampung halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-loup di bagian tenggara Perancis. Ia menderita cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernafas panjang. Ia sangat ingin mengajar kembali di SD tetapi ia tidak sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai gantinya ia menggunakan metoda lain menggantikan metoda tradisional yang biasanya dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan. Sejarah PBL modern dimuali pada awal tahun 1970 di Mc Master University Faculty of Health Science di Kanada. Sejak itu PBL dipakai secara luas di banyak negara. Tujuan PBL Menghasilkan dokter yang berkompeten dengan layanan primer. Menyiapkan pembelajaran atau pengetahuan dalam memasuki fase klinik. Mampu mengembangkan sikap dan perilaku mahasiswa yang dibutuhkan dalam profesi dokter. Mampu menerapkan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Ciri-ciri PBL Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut mahasiswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainnya Masalah membuat mahasiswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran yang baru. Sangat mengutamakan belajar mandiri (Self-directed Learning). Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pembeljarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Mahsiswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching) dan melakukan presentasi. Menggunakan 4 prinsip. Menggunakan skenario sebagai masalah yang disusun secara seksama. Mahasiswa berkerja dengan kelompok kecil untuk diskusi. Pembelajaran disusun secara kontextual. Mahasiswa bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Difasilitasi oleh tutor. Dilaksanakan dalam bentuk tutorial. Konsep pembelajar sepanjang hayatPembelajaran sepanjang hayat ialah pencarian ilmu pengetahuan untuk peribadi atau profesional yang dilakukan sepanjang masa, sukarela dan atas motivasi sendiri. Ia juga pembangunan potensi manusia melalui proses pembelajaran berterusan yang memotivasi dan mengupayakan individu menguasai ilmu, menghayati nilai murni yang diperlukan sepanjang hayat dan meluasi pengalaman hidup supaya individu mengambil tanggungjawab dalam berbagai peranan dan keadaan dengan yakin serta kreatif menghadapi segala cobaan hidup (Ibrahim Ahmad Bajunid 2006; Hargreaves,. 2004; Aspin et al,2001; Gelpi, E. 1995). Ini bermakna seseorang akan menghadapi perubahan dalam peringkat kehidupan, maka keperluan belajar menjadi penting, tetapi jenis maklumat, ilmuan fokusnya adalah berbeda pada setiap peringkat. Selain itu, ia sejalan dengan kehendak sosial dan ekonomi sezaman, yang memaksa individu menjadi aktif untuk kebaikan diri sendiri. Ini telah menyadarkan masyarakat terutamanya golongan dewasa bahawa pendidikan formal yang diperolehi semasa muda tidak lagi sesuai di sepanjang hayat mereka (Hargreaves,. 2004; Aspin etal,2001; Gelpi, E. 1995; Long,1990).Terdapat beberapa konteks dan konsep pembelajaran sepanjang hayat iaitu: home schooling yang melibatkan pembelajaran tidak formal di rumah; pendidikan dewasa iaitu usaha pembelajaranformal dan berstruktur untuk mendapatkan sijil atau kelayakan dan kemahiran kerja untuk kehidupan seterusnya; menyambung pelajaran adalah progam pembelajaran formal dan berstrukturiaitu usaha meneruskan pengajian atau menghadiri kursus anjuran institusi pendidikan tinggi; latihan dalam perkhidmatan (on-the-job training) meliputi perkembangan profesional dan latihan kerjasama dan dilakukan atas usaha pribadi atau anjuran organisasi; Pembelajaran maya (online learning) adalah persekitaran pembelajaran pribadi secara formal atau tidak formal melalui pelbagai sumber dan alat multimedia. Berikut adalah model pembelajaran sepanjang hayat yang dikemukakan oleh Garrison (1997).

Mengenali Diri

Pelajar Sepanjang Hayat

Penilaian PembelajaranPerancangan untuk Belajar

Memahami Cara Belajar

Model Pembelajaran Sepanjang Hayat (Garrison, 1997)Model tersebut menunjukkan pembelajaran sepanjang hayat adalah proses berkisardengan empat tonggak utama:a. Kesedaran kendiri (Self awareness) pelajar mengenalpastikan identitas dan autonomi mereka. Pelajar yang berautonomi mempunyai nilai dan kepercayaan sendiri, secara tidak langsung akan mempengaruhi mereka semasa belajar (Candy 1991; Knowles et al., 2005).b. Merancang Pembelajaran - Planning for learning (Self management) : penetapan objektif dan perancangan untuk mencapai objektif tersebut.c. Sadar apa yang perlu dipelajari - Understanding how to learn (Meta-learnig) : Menggambarkan kesedaran pelajar tentang kaedah yang berbeda semasa belajar dan pelbagai cara belajar.d. Penilaian pembelajaran - Evaluating learning (Self monitoring): Menunjukkan analisis sistematik terhadap pelaksanaan belajar. Garrison mendefinisikan self monitoring ialah tanggunjawab seseorang untuk menilai pengurusan pembelajaran mereka sendiri.

Prinsip-prinsip dalam tutorial Contructive LearningSuatu proses pembelajaran dimana mahasiswa secara aktif membangun pengetahuannnya sendiri. Self-Directed LearningSuatu proses pembelajaran dimana mahasiswa secara aktif dalam proses perencanaan, memonitor, dan evaluasi. Collaborative LearningSuatu proses pembelajaran dimana kelompok mahasiswa membangun pengetahuan bersama. Contextual LearningSuatu proses pembelajaran dimana mahasiswa akan lebih terfasilitasi jika mahasiswa diberikan sebuah konteks.Tujuh langkah dalam tutorialTerdapat tujuh langkah yang harus dilakukan dalam diskusi tutorial, yang disebut dengan Seven Jumps. Deskripsi dari ketujus langkah tersebut adalah sebagai berikut :1. Klarifikasi IstilahMahasiswa menentukan beberapa kata yang artinya kurang/belum jelas, anggota kelompok yang lain mungkin dapat memberikan definisinya/penjelasannya. Mahasiswa sebaiknya dikondisikan agar merasa aman/safe dalam berpendapat sehingga memungkinkan mereka jujur tentang segala hal yang belum dipahaminya2. Identifikasi MasalahTahap ini merupakan suatu pembahasan terbuka dimana mahasiswa didorong agar menyumbangkan pendapatnya tentang permasalahan yang ada dalam bentuk diskusi. Tutor harus mendorong/memotivasi mereka semua untuk menyumbangkan analisis secara cepat dan luas. 3. Curah pendapat/brainstorming tentang hipotesis atau penjelasan yang ada.Merupakan kelanjutan dari pembahasan secara terbuka, namun sekarang mahasiswa mencoba untuk merumuskan, menguji dan membandingkan keunggulan secara relatif dari hipotesis yang ada sebagai penjelasan permasalahan atau kasus. Tutor perlu untuk mempertahankan diskusi pada taraf hipotesis dan tidak dianjurkan menuju pada hal-hal yang terlalu detil/terperinci secara cepat. Dalam hal ini:a. Hipotesis berarti suatu pengandaian yang dibuat sebagai dasar untuk membuat alasan tentang kebenaran ilmiah atau sebagai titik awal bagi penyelidikan lebih lanjut.b.Penjelasan artinya, menjadikan tahu secara terperinci dan membuatnya dapat dimengerti, dengan suatu maksud untuk menimbulkan saling pengertian.4. Menyusun penjelasan dalam suatu pemecahan masalah/ solusi sementara.Mahasiswa akan memikirkan sebanyak mungkin penjelasan yang berbeda dari apa yang sedang terjadi. Permasalahan diperiksa dengan teliti secara terperinci dan dibandingkan dengan usulan hipotesis atau penjelasan, untuk melihat bagaimana mereka akan mencocokkan dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Tahap ini merupakan permulaan proses dari penjelasan tujuan pembelajaran/Learning Objective (LO), walaupun tidak dianjurkan bagi mahasiswa untuk merekam dengan segera dalam bentuk tulisan. 5. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran (LO)Kelompok menyetujui tujuan pembelajaran yang akan dipelajari oleh semua mahasiswa. Tutor mendorong mereka agar dapat fokus, untuk tidak terlalu luas atau superfisial dan dapat tercapai dalam waktu yang tersedia. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan pembelajaran (LO) yang tidak dibagikan kepada seluruh anggota kelompok oleh karena kebutuhan dan ketertarikan secara individual/pribadi. 6. Pengumpulan Informasi dan belajar mandiriTahap ini meliputi pencarian bahan dalam buku teks, mengumpulkan hasil pencarian literatur elektronik dari Internet, konsultasi pakar atau hal-hal lainnya yang dapat membantu menyediakan informasi yang sedang dicari oleh mahasiswa. Suatu proses PBL yang diorganisasikan dengan baik akan mencakup penyelenggaraan kursus atau adanya buku panduan blok yang menyediakan saran-saran dalam bagaimana caranya memperoleh sumber-sumber pembelajaran spesifik yang mungkin sukar untuk didapatkan/diakses, supaya jangan terjadi fenomena CBSA seperti di tingkat SMU.. 7. Membagi/ Berbagi hasil pengumpulan informasi dan belajar mandiriHal ini membutuhkan waktu beberapa hari (sekitar 3 hari) setelah pertemuan tahap I (langkah 1-5). Mahasiswa mulai kembali pada daftar tujuan pembelajaran. Pertama-tama mereka mengidentifikasi/mengenali sumber belajar yang didapatnya sendiri, mengumpulkan informasi yang mereka dapat dari belajar mandiri dan membantu teman-teman lainnya memahami dan mengenali hal-hal yang susah selanjutnya/kemudian, untuk dipelajari lebih lanjut atau dengan bantuan pakar. Mahasiswa mencoba untuk melakukan dan menghasilkan analisis yang menyeluruh dari permasalahan yang ada. Keunggulan sistem PBL Menantang kemampuan mahsiswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi mahsiswa. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata. Membantu mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBL dapat mendorong mahasiswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Memudahkan mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia. Melatih kerjasama. Memotivasi mahasiswa. Meningkatkan kemampuan komunikasi. Melatih mahasiswa untuk betanggung jawab. Kelemahan sistem PBL Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya. Untuk sebagian mahasiswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka nerus berusaha untuk memecahkan maslah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Memerlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat Memerlukan waktu yang banyak. Memerlukan sarana dn prasarana yang cukupbesar. Gaya belajar Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.Macam-macam gaya belajar:a. AuditoriGaya belajar auditori adalah gaya belajar dimana mahasiswa menyerap, mengatur, dan mengolah informasi dengan menggunakan indra pendengaran.Ciri-ciri: Sering membuyikan atau mengucapkan tulisan di buku dengan keras saat membaca. Mudah terganggu oleh keributan saat beajar. Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. Merasa kesulitan dalam menulis tetapi mhebat dalam bercerita. Berbicara dengan irama yang terpola. Biasanya pembicara yang fasih. Lebih suka musik daripada seni. Belajar dengan endengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada dilihat. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan enjelaskan sesuatu secara ppanjang leabr. Mempunya masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sams lain. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannnya. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. b. KinestetikGaya belajar kinestetiik adalah gaya belajar dimana mahasiswa menyerap, mengatur, dan mengolah informasi dengan menggunakan gerakan.Ciri-ciri: Berbicara dengan perlahan. Menanggap perhatian fisik. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka. Berdiri dengan dekata saat berbicara dengan orang. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar. Belajar melalui memanipulasi dan praktik. Menghapal dengan cara berjalan dan melihat. Menggunakan jarisebagai penunjuk ketika membca. Banyak menggunakkan isyarat tubuh. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mememang mereka pernah ketempat itu. Biasa mmenggunakan kata-kata yang mengandug aksi. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka menncerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. Kemungkinan tulisannnya jelke. Selalu ingin melakuka atau mencoba segala sesuatu. Menyukai permainan yang menyibukkan.

c. VisualGaya belajar visual adalah gaya belajar dimana mahasiswa menyerap, mengatur, dan mengolah informasi dengan menggunakan indera penglihatan.Ciri-ciri: Rapi dan teratur dalam segala hal. Biasa berbicara dengan cepat. Memiliki kemampuan sebagai perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. Teliti dan detail dalam mengerjakan sesuatu. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi. Pengeja yang baik dan dapat melihat kat-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka. Lebih banyak mengingat dari apa yang dilihat daripada didengar. Biasa mengingat dengan menggunakan cara asosiasi visual. Saat belajar biasanyya tidak terganggu oleh adanya keributan. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali ditulis, dan sering meminta bantuan kepada orang lain untuk mengulanginya. Pembaca yang cepat dan tekun. Lebih suka membaca sendiiri daripada dibacakan. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti terhadap suatu masasha atau proyek yang sedang dihadapi. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat. Mudah lupa jika disuruh menyampaikan pesan vverbal kepada orang lain. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat seperti ya atau tidak. Lebih suka melakukan demonstrasai daripada berpidato. Lebih suka seni daripada musik. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata. Kadang-kadnag kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan. Strategi belajarStrategi belajar adalah suatu cara belajar yang bertujuan untuk mempermudah kita menyerap pelajaran.Macam-macam strategi belajar Belajar mandiri adalah berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar. Tutorial adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan dlam suatu diskusi kelompok kecil yang dipandu oleh seorang tutor dengan pedoman skenario. Diskusi adalah proses pembeljaran dimana terdapat dua atau lebih mahasiswa saling berinteraksi dalam menyelesaikan masalah.

REFERENSI

1. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA2. Echols, John M. dan Hassan Shadily.2010.Kamus Inggris Indonesia.Jakarta: PT Gramedia. 3. TEXTBOOK BUKU PEDOMAN TUTORIAL4. http://sekolahdasar.net/2011/pembelajaranberbasismasalah5. http://id.wiktionary.org/wiki/tutorial6. http://fk.uns.ac.id/static/materi/Problem_Based_Learning_Prof_Bhisma_Murti.pdf7. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0451_0606586_chapter2(1).pdf8. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20BELAJAR_0.pdf9. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_1009014_chapter2.pdf10. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/6. Karakteristik gaya belajar mahasiswa TP ditinjau dari preferensi sensori dan lingkungan.pdf11. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&ved=0CCUQFjABOAo&url=http%3A%2F%2Flibrary.oum.edu.my%2Foumlib%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Ffile_attachments%2Fodl-resources%2F159456%2Fepembelajaran.pdf&ei=WRtXULjhN8XWrQfvk4HQBQ&usg=AFQjCNENT4Q3r7d2Ee9r4xeyOlXfcsFmsQ