27
LAPORAN TUTORIAL BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI KELOMPOK 25 Tutor : dr. Siti Nurhajjah Ketua : Zaki Mahmudi Dasril Sekretaris : Felicia Octofinna Mitra Novembri Anggota : - Hasna Metisya - Humaira Ulfa Herman - Putri Damayanti - Ratih Gusma Pratiwi - Rori Syahnidep - Satia Bama A/P Karappiah - Tiara Ledita FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kardiologi

Citation preview

Page 1: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI

KELOMPOK 25

Tutor : dr. Siti Nurhajjah

Ketua : Zaki Mahmudi Dasril

Sekretaris : Felicia Octofinna

Mitra Novembri

Anggota :

- Hasna Metisya

- Humaira Ulfa Herman

- Putri Damayanti

- Ratih Gusma Pratiwi

- Rori Syahnidep

- Satia Bama A/P Karappiah

- Tiara Ledita

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2012

Page 2: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

MODUL 1 HOMEOSTATIS DAN DARAH

SKENARIO 1 : OMEO, WARGA PEGUNUNGAN

Omeo 18 tahun, lahir dan dibesarkan di pegunungan yang tingginya sekitar 2000 meter di atas

permukaan laut, dan ia merasa tidak ada masalah dengan kesehatannya. Dalam bulan puasa tahun ini, Omeo

selalu berpuasa, dan ia memperhatikan bahwa urinnya pekat dan sedikit di waktu sore, tapi encer dan banyak

ketika bangun tidur pagi. Pada waktu pemeriksaan kesehatan didapatkan frekuensi nafas, frekuensi nadi, dan

kadar eritrositnya lebih tinggi daripada normal. Pada pemeriksaan penentuan golongan darah, ternyata

golongan darahnya A, dan ini mengherankan Omeo karena kedua orang tuanya memiliki golongan darah AB

dan O.

Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil dalam batas normal untuk kadar hemoglobin,

jumlah lekosit, differential court, dan trombosit, serta bleeding time dan clotting time. Petugas kesehatan

mengatakan bahwa keenceran darahnya sedikit berkurang, walaupun tekanan darahnya normal. Omeo lantas

ingat pada temannya yang menderita anemia karena adanya penyakit di sumsum tulang. Temannya ini

bercerita bahwa kalau luka darahnya mengalir cukup lama, dan ia berusaha menghentikan dengan melakukan

penekanan pada tempat luka tersebut. Dokter menganjurkan temannya menggunakan suplemen kalsium di

samping pengobatan anemia.

Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Omeo dan temannya?

Page 3: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Step 1 : Terminologi

1. HomeostatisKemampuan organisme mengatur dan menjaga keseimbangan lingkungan internal di bawah pengaruh lingkungan eksternal.

2. Differential countPenghitungan konsentrasi sel lekosit dalam darah

3. Bleeding timeUji laboratorium untuk menghitung lamanya pendarahan dengan menilai fungsi trombosit.

4. Clotting timeWaktu yang diperlukan darah untuk membeku pada gelas tabung (waktu kisaran 5-15 menit)

5. HemoglobinProtein transport untuk mengikat O2 dalam darah serta memberi warna merah pada darah

Step 2 : Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan urin dengan ketinggian daerah?2. Mengapa urin Omeo pekat dan sedikit di waktu sore, tetapi encer dan banyak di waktu pagi?3. Mengapa kadar eritrosit Omeo lebih tinggi dari normal?4. Bagaimana frekuensi nafas, nadi, dan eritrosit yang normal?5. Apa yang menyebabkan frekuensi nafas, nadi, dan eritrosit tidak normal?6. Mengapa Omeo heran dengan perbedaan golongan darah antara ia dan orang tuanya? Apa

penyebabnya?7. Bagaimana penentuan golongan darah?8. Untuk apa dilakukan differential count, bleeding time dan clotting time? Untuk siapa dilakukan?9. Mengapa keenceran darah Omeo berkurang sementara tekanan darahnya normal?10. Mengapa penyakit di sum-sum tulang bisa menyebabkan anemia?11. Apa yang menyebabkan luka saat anemia mengalir deras padahal anemia berarti kurang darah?12. Mengapa dengan melakukan penekanan pada tempat luka dapat menghentikan darah?13. Mengapa diperlukan suplemen kalsium pada penderita anemia?

Step 3 : Analisis Hipotesis

1. Bagaimana hubungan urin dengan ketinggian daerah?Urin adalah sitem yang membantu keadaan homeostatis. Untuk itu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu:a. Suhu

Suhu di tempat tinggi lebih dingin dibandingkan di tempat yang rendah. Ketika di suhu dingin, jumlah keringat sedikit dan urin banyak, sedangkan pada suhu panas, jumlah keringat banyak dan urin sedikit. Hal ini diperlukan untuk menyeimbangkan kadar air yang berlebih dan menjaga konsentrasi cairan di dalam tubuh.

b. Kadar kimia (elektrolit)Ketika tubuh banyak mengeluarkan keringat, diperlukan minuman isotonic untuk menggantikan elektrolit yang hilang dalam tubuh.

Page 4: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

c. Tekanan osmosisAgar terjadi keseimbangan antara cairan intraseluler dan ekstraseluler dilakukan perpindahan secara osmosis.

d. ADHHormon yang mempengaruhi absorpsi air. Semakin banyak penyerapan air, maka urin semakin pekat, tetapi semakin sedikit penyerapan air, akan terjadi diabetes insipidus.

e. Fungsi kerja organ yang terlibat dalam system respirasi, kardiovaskuler.

2. Mengapa urin Omeo pekat dan sedikit di waktu sore, tetapi encer dan banyak di waktu pagi?Disebabkan karena terjadi di saat berpuasa. Dimana pada siang hari tidak minum dan melakukan banyak aktifitas, sehingga cairan dikeluarkan lewat keringat dan urin pun menjadi sedikit, sedangkan pada malam hari sedikit melakukan aktifitas sehingga jarang berkeringat dan urin yang dikeluarkan di pagi hari menjadi banyak dan encer.

3. Mengapa kadar eritrosit Omeo lebih tinggi dari normal?Karena Omeo berada di pegunungan, dimana kadar O2 lebih sedikit. Untuk mendapatkan O2 lebih banyak, diperlukan suplemen hemoglobin untuk eritrosit

4. Bagaimana frekuensi nafas, nadi, dan eritrosit yang normal?Frekuensi nafas normal : 14-20 kali/ menitFrekuensi nadi normal : 60-90 kali/ menitJumlah eritrosit normal : 5 juta dalam setiap 1 mm3Komposisi eritrosit normal : air 60%, protein, Hb, K, Na, Cl, HCO3

5. Apa yang menyebabkan frekuensi nafas, nadi, dan eritrosit tidak normal? Faktor internal

Contohnya : kekentalan darah, luas penampang pembuluh darah, lemak pada dinding dada Faktor eksternal

Contohnya : usia, berat badan, jenis kelamin, olahraga, pola makan, penyakit

6. Mengapa Omeo heran dengan perbedaan golongan darah antara ia dan orang tuanya? Apa penyebabnya?Mungkin karena Omeo belum memiliki pengetahuan tentang penurunan golongan darah. Karena menurut sistem penurunan darah ABO, tidak salah kalau Omeo memiliki golongan darah A .

AB O IA IB I I

A B

IA i IB i Omeo

7. Bagaimana penentuan golongan darah?Seseorang akan memiliki golongan darah A, bila sel darah merahnya memiliki antigen A dan plasma darahnya memiliki aglutinin β (anti-B). Seseorang akan bergolongan darah B, bila sel darah merahnya memiliki antigen B dan plasma darahnya memiliki aglutinin α (anti-A). Kemudian, orang akan bergolongan darah AB, jika sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan β. Sementara, orang akan bergolongan darah O atau 0, bila sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β. Tabel penentuan golongan darah ABO

Page 5: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Gol darah Antigen AntibodiA A anti bB B anti aAB AB -O - nti a anti b

Tabel penentuan golongan darah MN

EritrositReaksi anti serum

Gol darahAnti M Anti N

M + _ MMN + + MNN - + N

Faktor RhesusRh + genotipe Rh Rh dan Rh rRh - genotipe r r

8. Untuk apa dilakukan differential count, bleeding time dan clotting time? Untuk siapa dilakukan?Dilakukan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti differential count untuk menghitung konsentrasi darah di dalam lekosit, bledding time untuk melihat lamanya pendarahan, dan clotting time untuk melihat waktu yang diperlukan darah untuk membeku pada gelas tabung. Ini semua dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki kelainan/ gangguan darah dalam tubuh seperti anemia, leukemia, hemophilia, dan penyakit darah lainnya.

Untuk pembentukan sel-sel darah dalam tubuh terjadi melalui proses hematopoiesis yang terjadi di sum-sum tulang belakang , hepar dan beberapa tempat lainnya yaitu saat embrio. Dimana terjadi proses diferensiasi dari 1 sel primitif menjadi beberapa sel . dimana untuk terjadinya diferensiasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gen, hormon dan akan terjadi beberapa proses seperti eritropoiesis, granulopoiesis, limfopoiesis dimana akhir dari proses-proses tersebut akan terbentuk sel darah dan plasma darah. Komponen darah terdiri dari:1. Sel darah

• eritrosit• lekosit– agranulosit

limfositmonosit

– granulositsel netrofilsel eosinofilsel basofil

• Trombosit

2. Substansi interseluler plasma darah

serumfibrinogen

Page 6: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

9. Mengapa keenceran darah Omeo berkurang sementara tekanan darahnya normal?Keenceran darah berkurang menyebabkan darah tambah pekat dan dipengaruhi oleh hemostatis.Faktor-faktor yang mempengaruhi hemostatis :

Luas penampang pembuluh darah Kecepatan pompa jantung Perbedaan tekanan intraseluler dan ekstraseluler Transportasi O2 dan CO2 dalam darah Darah membawa sari-sari makanan sehingga ketika energy kurang, hemoglobin tidak bekerja

Fungsi masing-masing sel darah dan plasma darah Eritrosit : mengikat hemoglobin dan untuk transportasi darah Lekosit : untuk fagositosis Trombosit : untuk pembekuan darah Plasma darah : mengatur suhu tubuh

10. Mengapa penyakit di sum-sum tulang bisa menyebabkan anemia?Karena sum-sum tulang berperan penting dalam pembentukan sel-sel darah dan mempengaruhi produksi sel darah sehingga jika sel darah merah kurang, Hb juga akan berkurang dan akan menyebabkan anemia.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan darah:1. Anemia

Kurangnya Hb di dalam darah yang disebabkan jumlah sel darah merah dalam darah sedikit2. Leukosit

Sel darah putih yang terlalu banyak dan memakan sel darah lain3. Leukopenia

Kurangnya sel darah putih dalam tubuh4. Hemofilia

Darah sukar membeku5. Talasemia

Kelainan pada gen-gen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu dan menyebabkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut

11. Apa yang menyebabkan luka saat anemia mengalir deras padahal anemia berarti kurang darah?Mungkin adanya penyakit/ kelainan yang lain selain anemia, seperti gangguan pembekuan darah. Oleh karena itu dokter menganjurkan untuk menggunakan suplemen kalsium.

12. Mengapa dengan melakukan penekan pada tempat luka dapat menghentikan darah?Karena akan menutup darah untuk keluar. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan es batu untuk mengecilkan pembuluh darah yang luka.

13. Mengapa diperlukan suplemen kalsium pada penderita anemia?Karena kalsium Ca berfungsi sebagai katalis dalam pembekuan darah.

Page 7: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Step 4 : Sistematika

Step 5 : Tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan homeostatis2. Mahasiswa mampu menjelaskan hematopoiesis3. Mahasiswa mampu menjelaskan tempat pembentukan sel darah4. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis, struktur, dan fungsi sel darah5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengontrolan hematopoesis6. Mahasiswa mampu menjelaskan hemostatis7. Mahasiswa mampu menganalisis gangguan penyakit pada darah8. Mahasiswa mampu menjelaskan penentuan golongan darah

Step 6 : Mengumpulkan Informasi

Step 7 : Uji informasi

1. HOMEOSTASIS

Page 8: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Homeostatis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni: - homoios = sama - stasis = menetapSehingga dapat disimpulkan homeostasis adalah keadaan yang bias berubah, secara relative konstan atau pengaturan kondisi-kondisi stasis/konstan dalam lingkungan dalam. namun, pada dasarnya semua organ dan jaringan mempunyai fungsi untuk mempertahankan kondisi stasis ini, seperti paru-paru yang selalu mensuplai oksigen (O2) sebagai penganti oksigen yang telah dipakai oleh sel-sel tubuh.

Organisme mempunyai 2 lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan luar yaitu lingkungan yang mengelilingi organisme secara keseluruhan. Organisme akan hidup berkelompok dengan organisme-organisme (biotik) dan objek-objek yang mati (abiotik).

2. Lingkungan dalam yaitu lingkungan dinamis dalam badan manusia yang terdiri dari fluida yang mengelilingi komunitas sel-sel yang membentuk badan.

Perubahan lingkungan Perubahan kecil dalam lingkungan dinamis dalam tubuh bisa menyebabkan sel-sel mati. Contoh-contoh yang akan menyebabkan sel-sel mati walaupun dalam jumlah kecil ialah seperti:

Dehidrasi - Kurang air Zat makanan yang kurang Sisa racun dikumpul dalam badan Suhu berubah dengan mendadak

Faktor Setiap faktor mempunyai jumlah tertentu yang dapat memengaruhi lingkungan dinamis. Contoh beberapa faktor dalam fluida yang perlu diatur jumlahnya:

pH - 7,3 - 7,4, berbeda dengan salur alimentari jumlah, pH adalah berbeda-beda pada tempat tertentu. Suhu - 37oC - 39oC Glukosa - 4,4 - 5,5 mmol/dm3

Urea - 3,3 - 6,6 mmol/dm3

Beberapa proses-proses yang terlibat ialah:

1. Umpan balik positif - Contoh demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.

2. Umpan balik negatif - Contoh keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.

Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain: Hati, ginjal, kulit

Pengaturan suhu badan dalam badan manusia Terdapat 2 kaidah pengaturan suhu badan yaitu:

1. kaidah fisika2. Kaidah metabolisme

Semua kaidah untuk mengatur suhu tubuh dibantu koordinasi tubuh.

Page 9: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Pengaturan suhu dengan kaidah fisik Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada penggunaan otot-otot tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan yang akan terjadi ialah:

1. Suhu badan tinggi melebihi normal2. Suhu badan rendah melebihi normal

Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada kulit, di otak, hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi tubuh.

Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi ialah:

1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit (lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar.

2. Bulu kulit ditegaskan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada kulit supaya panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.

3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan panas darah terbebas keluar melalui proses penyinaran.

4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas pendam tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke lingkungan sekitar apabila air peluh menguap.

Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi badan.

Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah ialah:

1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar.

2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya panas sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.

3. Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan.

4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.

Pengawalan suhu dengan kaidah metaboliK Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan kimia badan daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang melibatkan otot-otot. Kawalan ini melibat peranan:

Otot rangka Kelenjar adrenal Kelenjar tiroid

Dalam keadaan sejuk, hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk vasokonstriksi secara aktif. Hal ini akan menyebabkan seseorang mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat yang sama, kelenjar adrenal akan

Page 10: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan kelenjar tiroid akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk meningkatkan suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh.

Dalam keadaan panas, aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga dengan sekresi hormon-hormon tertentu oleh kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid akan berkurang.

Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan:

1. Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernapasan.2. Meningkatkan tekanan darah3. Meningkatkan metabolisme badan4. Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan glikogen ke glukosa.

Pengaturan kadar gula sedikit dalam darah atau glukosa. Di antara kemungkinan yang mungkin terjadi ialah:

1. Kadar gula sedikit atau glukosa terlampau banyak2. Kadar gula sedikit atau glukosa terlampau sedikit

Apabila kadar glukosa terlampau banyak, lebih dari jumlah normal, sel beta pada Pulau Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon insulin, kadar glukosa dalam darah akan turun, proses ini akan berlanjut hingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah yang normal.

Fungsi hormon insulin ialah:

Merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk disimpan dalam hati. Merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam sel.

Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel alfa pada kelenjar pulau-pulau Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar glukosa dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah normal.

Fungsi hormon glukagon ialah:

Merangsang pengubahan glikogen ke glukosa dalam darah.

Sel-sel Langerhans terletak dalam pankreas

2. HEMATOPOESIS

Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :

Page 11: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :1. MesoblastikDari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.2. HepatikDimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.3. MieloidDimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietiK

3. TEMPAT PEMBENTUKAN DARAH

1. Eritrosita. Prenatal

- Trimester 1 : yolk sac- Trimester 2 : hepar dan lien- Trimester 3 : Semua sumsum tulang

b. Setelah lahir sampai usia 3 tahun : semua sumsum tulangc. Lebih dari 5 tahun : sumsum tulang panjang tidak berproduksi, tetapi sumsum tulang pipih tetap

berproduksid. Lebih dari 20 tahun : sumsum tulang panjang tidak berproduksi (kecuali pada bagian atas humerus dan

femus), sumsum tulang pipih (costa, sternum, vertebrata) tetap berproduksi.Tempat produksi eritropoietin:- Ginjal 80-90 % : glomerolus dan tubulus- Hepar : 10-20%

Eritrosit dibentuk setiap hari, jadi eritropoietin harus ada dalam sirkulasi darah setiap hari.

Page 12: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

2. LeukositTerbentuk di sumsum tulang merah

3. TrombositBerasal dari megacaryocite dalam sumsum tulang

4. JENIS, STRUKTUR DAN FUNGSI DARAH

Fungsi darah dalam tubuh manusia :1. mengangkut zat makanan serta mengangkut zat metabolisme juga,2. mengedarkan hormon kedalam seluruh lapisan tubuh manusia3. menjaga suhu tubuh agar tetap stabil,4. melakukan pembekuan darah yang mana tu kan diperlukan,5. membunuh kuman-kuman penyakit penyebab terjadinya infeksi.

a. Plasma Darah

Plasma darah merupakan cairan darah yang berwarna kekuning – kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan, garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme, dan protein darah: albumin, globulin, dan fibrinogen.

Fungsi plasma darah untuk mengatur tekanan osmosis darah, membawa zat – zat makanan ke seluruh tubuh,dan mengangkut sisa metabolisme dari jaringan tubuh.

Didalam plasma darah terdapat antibody, macam-macam antibodi berdasarkan cara kerja nya:

1. antibodi yang menggumpalkan antigen -> presipitin

2. antibodi yang menguraikan antigen-> lisin

3. antibodi yang menawarkan racun-> antitoksin

b. Sel- sel darah

Sel – sel darah terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Sel darah merah ( eritrosit) :

Bentuk sel darah merah itu bentuknya bulat, bikonkaf, tidak berinti, dinding elastis, serta fleksibel. Sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang bisa menyebabkan darah ini berwarna merah. Hemoglobin ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengikat oksigen serta mengedarkannya ke dalam seluruh lapisan sel tubuh manusia.

Page 13: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Fungsi eritrosit :

mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh mengangkut karbon dioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru2 memgangkut hasil ekskresi tubuh dari jaringan tubuh ke ginjal mengatur dan mengontrol temperature tubuh mengatur distribusi hormone/ coordinate hormone distribution.

2. Sel darah putih ( leukosit )

Bentuknya tidak tetap, memiliki inti, dapat bergerak secara ameboid,dapat menembus dinding pembuluh darah atau bersifat diapeidesis dan leukosit bersifat fagosit (pemakan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh). Secara umum, leukosit membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Leukosit terdiri dari dua macam yakni:

a. Granulosit Sel darah putih yang mempunyai sitoplasma dengan berbutir – butir spesifik dan inti umumnya relative besar. Terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil. Neutrofil berguna untuk menjaga masuknya bakteri . Jumlahnya mencapai 65%-75% dari jumlah seluruh leukosit. Eosinofil jumlahnya sekitar 1% - 3% dari leukosit. Jumlah eosinofil akan meningkat apabila terjadi reaksi alergi dan infeksi oleh cacaing, misalnya oleh cacing trichinella. Basofil jumlahnya paling sedikit dibandingkan sel darah putih lainnya ( 0,5%). Basofil mengandung heparin yang berdifusi kedalam darah untuk mencegah pembekuan darah.

b. Agranulosit Sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula. Terdiri dari dua yaitu :

Monosit Leukosit dengan ukuran terbesar, monosit dapat membesar menjadi makrofag (sel besar yang bersifat memekan) . Monosit sangat penting untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi yang bersifat kronis, seperti TBC dan typus.

Limfosit Dibedakan menjadi tiga yaitu : - Limfosit B

Bergerak tetap di sum sum tulang belakang. Sel B- sel B yang membuat antibody yang mengikat pathogen lalu menghancurkannya

- Limfosit TSel T bergerak menuju kelenjar timus. ada 2 jenis:1. Helper T sel untuk mengkoordinasi respon imun2. Cytotoxic T sel untuk mengikat antigen pada MHC complex dari infeksi virus atau sel tumor

dan membunuhnya.- Sel Natural Killer

Page 14: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Membunuh sel tubuh yang tidak menunjukan sinyal seperti virus dan sel kanker

3. Keping darah ( trombosit)

Keping darah mempunyai ukuran yang paling kecil dengan yang lainya , bentuknya pun tidak teratur teratur,serta tidak memiliki inti sel. Trombosit (keping darah) berfungsi untuk pembekuan darah. Pembekuan darah ini terjadi jika pada saluran darah terjadi sobek atau luka sehingga darah berhenti mengalir keluar dari saluran darah.

5. PENGONTROLAN HEMATOPOESIS

Dasar pengaturan : bila ada produksi maka ada destruksi. Produksi dan destruksi harus seimbang.

Pengaturan eritrosit1. Ditentukan fungsi pembawa oksigen2. Jumlah eritrosit tidak berpengaruh3. Umpan balik negatifContoh : bila dingin kita akan menggigil

Pengaturan produksi eritrositOksigenasi jaringan adalah pengatur utama produksi sel darah merah. Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah. Karna ada mekanisme eritropoietin yang meningkatkan produksi sel darah merah ketika oksigenasi jaringan berkurang.

Pengaturan leukosit1. Dasar pengaturannya sama dengan eritrosit2. Sesuai dengan fungsinya : pertahanan tubuh atas sesuatu yang mengganggu3. Pertahanan tubuh- fisik- kimiawi- biologi

Pengaturan trombosit1. Dasar pengaturannya sama dengan sel darah lain2. Sesuai dengan fungsinya3. Hemostatis : mencegah kehilangan darah

Kalau ada endotel yang rusak maka trombosit akan bertambah dengan bantuan mediator

6. HEMOSTASIS

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:

Page 15: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos. 2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasib. Kofaktorc. Fibrinogend. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrine. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

Lintasan intrinsik

Lintasan intinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X di samping prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan ini membentuk factor Xa (aktif).Lintasan ini dimulai dengan “fase kontak” dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, factor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif, factor XII akan diaktifkan menjadi factor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik. Begitu terbentuk, factor xiia mengaktifkan factor XI menjadi Xia, dan juga melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi.

Factor Xia dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan factor IX, menjadi enzim serin protease, yaitu factor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam factor X untuk menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu factor Xa. Reaksi yang belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan factor IXa dan factor X. Perlu kita perhatikan bahwa dalam semua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla (factor II, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca2+. Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai resepto untuk factor IXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk factor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan lebih lanjut.

Page 16: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Lintasan Ekstrinsik

Lintasan ekstrinsik melibatkan factor jaringan, factor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan factor Xa. Produksi factor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi factor jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan factor VII dan mengaktifkannya; factor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk factor VIIa dengan menggalakkan aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan factor X. factor VII memutuskan ikatan Arg-Ile yang sama dalam factor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsic. Aktivasi factor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsic dan ekstrinsik.

Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa kompleks factor jaringan dengan factor VIIa juga mengaktifkan factor IX dalam lintasan intrinsic. Sebenarna, pembentukan kompleks antara factor jaringan dan factor VIIa kini dipandang sebagai proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna fisiologik tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan factor XII, prekalikrein dan kininogen dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting dari fibrinolisis dibandingkan dalam koagulasi, karena kalikrein, factor XIIa dan Xia dapat memotong plasminogen, dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal.

Inhibitor lintasan factor jaringan (TFPI: tissue factor fatway inhibitior) merupakan inhibitor fisiologik utama yang menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang beredar didalam darah dan terikat lipoprotein. TFPI menghambat langsung factor Xa dengan terikat pada enzim tersebut didekat tapak aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-TFPI ini manghambat kompleks factor VIIa-faktor jaringan.Lntasan Terakhir

Pada lintasan terskhir yang sama, factor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsic dak ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin.

Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompelks protrombinase yang terdiri atas fosfolipid anionic platelet, Ca2+, factor Va, factor Xa dan protrombin.

Factor V yang disintesis dihati, limpa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit serta plasma berfungsi sebagai kofaktor dng kerja mirip factor VIII dalam kompleks tenase. Ketika aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil thrombin, unsure ini terikat dengan reseptor spesifik pada membrane trombosit dan membentuk suatu kompleks dengan factor Xa serta protrombin. Selanjutnya kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan protrombin menjadi thrombin. Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati. Region terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan tempat protease aktif yang bergantung pada serin berada dalam region-terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah terikat dengan kompleks factor Va serta Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah oleh factor Xa pada dua tapak aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang kemudian dilepas dari permukaan trombosit. Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh ikatandisulfide.

Page 17: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Konversi Fibrinogen menjadi Fibrin

Fibrinogen (factor 1, 340 kDa) merupakan glikoprotein plasma yang bersifat dapat larut dan terdiri atas 3 pasang rantai polipeptida nonidentik (Aα,Bβγ)2 yang dihubungkan secara kovalen oleh ikatan disulfda. Rantai Bβ dan y mengandung oligosakarida kompleks yang terikat dengan asparagin. Ketiga rantai tersebut keseluruhannya disintesis dihati: tiga structural yang terlibat berada pada kromosom yang sama dan ekspresinya diatur secara terkoordinasi dalam tubuh manusia. Region terminal amino pada keenam rantai dipertahankan dengan jarak yang rapat oleh sejumlah ikatan disulfide, sementara region terminal karboksil tampak terpisah sehingga menghasilkan molekol memanjang yang sangat asimetrik. Bagian A dan B pada rantai Aa dan Bβ, diberi nama difibrinopeptida A (FPA) dan B (FPB), mempunyai ujung terminal amino pada rantainya masing-masing yang mengandung muatan negative berlebihan sebagai akibat adanya residu aspartat serta glutamate disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim dalam FPB. Muatannegatif ini turut memberikan sifat dapat larut pada fibrinogen dalam plasma dan juga berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulse elektrostatik antara molekul-molekul fibrinogen.

Thrombin (34kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks protrobinase, menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul fibrinopeptida dan bagian α serta β pada rantai Aa dan Bβ fibrinogen. Pelepasan molekul fibrinopeptida oleh thrombin menghasilkan monomer fibrin yang memiliki struktur subunit (αβγ)2. Karena FPA dan FPB masing-masing hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul fibrin akan mempertahankan 98% residu yang terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran molekul fibrinopeptida akan memajankan tapak pengikatan yang memungkinkan molekul monomer fibrin mengadakan agregasi spontan dengan susunan bergiliran secara teratur hingga terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan polimer fibrin inilah yang menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainnya sehingga terbentuk trombos merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula bersifat agak lemah dan disatukan hanya melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul monomer fibrin.

Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah factor XIII menjadi XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silan secara kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida residu glutamine dan gugus ε-amino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis.

7. GANGGUAN PENYAKIT PADA DARAH

1. Faktor keturunana. Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.

Page 18: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2). Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.

b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.d. Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin)

yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.

Gambar 1

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.

b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.d. Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman

penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.

Gambar 2

b. ThalassemiaThalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal. Penyakit ini disebabkan adanya ketidakseimbangan pada ikatan rantai globin alfa dan beta dalam mengikat hemoglobin, ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.

c. Sick Cell Anemia (SCA)/ anemia sel sabit

Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

Page 19: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

2. Faktor Non Keturunana. Anemia

Penyakit kurang darah, disebabkan kandungan Hb rendah, berkurangnya sel darah merah, atau menurunnya volume darah dari ukuran normal.

b. Anemia pernisiosaPenyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.

c. AneurismaPenyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.

d. Eritroblastosis fetalisRusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.

e. HipertensiTekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 -200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 -110 mmHg atau lebih.

f. HipotensiTekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.

g. Leukemia (kanker darah)Penyakit yang disebabkan bertambahnya leukosit yang tidak terkendali akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.

h. LeukopeniaLeukopenia (juga dikenal sebagai leukocytopenia, atau leukopenia) adalah penurunan jumlah sel darah putih (leukosit) di dalam darah.

8. PENENTUAN GOLONGAN DARAH

Golongan darah

Dalam sel darah manusia, paling sedikit dijumpai 30 antigen yang biasa ditemukan dan ratusan antigem lain yang jarang, yang pada suatu saat dapat menimbulkan reaksi antigen-antibodi, terutama pada permukaan membran sel. Sebagian besar antigen tersebut bersifat lemah, dan paling dikenal dua antigen yang sering menimbulkan reaksi antigen-antibodi, yaitu antigen A dan B dan juga Rh

Golongan darah ABO

genotip Gol darah aglutinogen aglutininOO O - Anti-A dan Anti-BOA atau AA A A Anti-BOB atau BB B B Anti-A

Page 20: Laporan Tutorial Blok 1.2.1

AB AB A dan B -Dalam mentransfusi darah dari orang ke orang, darah donor dan resipien akan normalnya diklasifikasikan ke dalam empat tipe golongan darah ABO yang utama, seperti pada tabel, bergantung pada ada atau tidaknya kedua aglutonogen. Bila tidak terdapat kedua aglutinogene maka golongan darahnya O. jika hanya ada A golongan darahnya A, dan B jika hanya ada antigen B. dan jika terdapat kedua jenis antigen maka golongan darahnya AB

Bila tidak terdapat aglutinogene A dalam sel darah merah seseorang, maka dalam plasmanya akan terbentuk agglutinin anti-A dan demikian sebaliknya seperti terlihat pada tabel. Terlihat bahwa agglutinin tersebut dihasilkan oleh orang yang tidak memiliki antigen yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan kemungkinan sejumlah kecil antigen golongan A-B memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat inilah yang memprakarsai tumbuhnya antibodi tersebut.Antigen dan antibodi dalam sel darah ini mempengaruhi terjadinya reaksi transfusi saat melakukan transfusi darah. Sehingga ketika orang yang golongan darahnya tidak cocok ditransfusikan, maka didalam tubuh si penerima akan terjadi penggumpalan darah yang dikenal dengan proses aglutinasi. Antibodi didalam darah ini bisa berupa molekul imunoglobulin IgG dan IgM. Molekul ini mempunyai beberapa tempat pelekatan, misalnya IgG punya dua dan IgM punya sepuluh tempat. Ketika terjadi bertemunya antigen dan antibodi yang bersangkutan, maka kedua molekul ini akan mengikat secara bersamaan banyak molekul darah. Kemudian gumpalan ini menyumbat pembuluh darah kecil di seluruh sisterm sirkulasi.selama beberapa jam sampai beberapa hari berikutnya, baik gangguan fisik sel maupun serangan sel fagositik akan menghancurkan sel yang teraglutinasi, yang akan melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “hemolisis” sel darah merah.

Golongan darah RhPerbedaan utama antara sistem ABO dan Rh adalah sebagai berikut: pada sistem ABO aglutinin plasma bertanggung jawab atas timbulnya reaksi transfusi secara spontan, sedangkan pada sistem Rh, reaksi serupa hampir tidak pernah terjadi. Sebagai gantinya, orang mula-mula harus terpapar secara masif dengan antigen Rh, misalnya melalui transfusi darah yang mengandung antigen Rh , sebelum mendapat cukup agglutinin untuk menyebabkan reaksi transfusi yang bermakna.Bila sel darah merah yang mengandung faktor Rh disuntikkan ketubuh orang yang tidak memiliki faktor Rh perlahan-lahan akan terbentuk aglutinin anti-Rh, yang akan mencapai konsentrasi maksimum kira-kira 2-4 bulan kemudian. Dengan paparan yang berulang kali orang bisa menjadi “tersensitasi” terhadap faktor Rh. Dengan demikian berarti, kontak pertama antigen-antibodi Rh tidak akan langsung menimbulkan reaksi sampai adanya konsentrasi yang cukup dari antibodi Rh. Sehingga akhirnya pada reaksi selanjutnya, reaksi transfusi antigen-antibodi ini bisa sehebat pada golongan sistem ABO.Hal ini juga yang memungkinkan bayi pertama pada riwayat penyakit eritroblastosis fetalis bisa selamat, tapi tidak pada bayi yang selanjutnya yang mengandung faktor Rh yang sama.

Page 21: Laporan Tutorial Blok 1.2.1