12
CKD (Cronic Kidney Disease)/ Gagal ginjal kronik Definisi Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fun yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan kronik. Hal ini terjadi apabila l glomerular kurang dari 60 ml/menit. (Suhardjono, dkk, 200! "enyakit ginjal kronik (#$%!adalah suatu proses patofisiologi dengan beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada um berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginj ire&ersibel. Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. i kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laj kurang dari 60 ml/menit/,)'m*, seperti pada tabel 2. berikut+ abel . -atasan penyakit ginjal kronik "ada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulu rendah. $lasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadi kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2 kerusaka penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium ' kerusakan ginjal dengan penur

Tutorial Ckd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CKD

Citation preview

CKD (Cronic Kidney Disease)/ Gagal ginjal kronik

Definisi Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan kronik. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular kurang dari 60 ml/menit. (Suhardjono, dkk, 2001)Penyakit ginjal kronik (CKD)adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya akan berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel. Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m, seperti pada tabel 2.1 berikut: Tabel 1.1 Batasan penyakit ginjal kronik

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah gagal ginjal (Perazella, 2005). Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:Tabel 1.2 Laju filtrasi glomerulus (LFG) dan stadium penyakit ginjal kronik

Kriteria penyakit ginjal kronik 1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural ataupun fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), dengan manifestasi : Kelainan patologis Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan pada komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam test pencitraan (imaging).2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dengan GFR >60 tidak termasuk kedalam CKD

GFR 60% : Masih asimptomatik, tetapi kadar ureum dan kreatinin sudah mengalami peningkatan. GFR 30% : Nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan. GFR 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai 2 L per hari. 4) Kebutuhan elektrolit dan mineral Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease). b. Terapi simtomatik 1) Asidosis metabolik Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium (hiperkalemia). Untuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus segera diberikan intravena bila pH 7,35 atau serum bikarbonat 20 mEq/L.

2) Anemia Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi darah harus hati-hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak. 3) Keluhan gastrointestinal Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan simtomatik. 4) Kelainan kulit Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit. 5) Kelainan neuromuskular Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal paratiroidektomi. 6) Hipertensi Pemberian obat-obatan anti hipertensi. 7) Kelainan sistem kardiovaskular Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita. c. Terapi pengganti ginjal Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal (Suwitra, 2006). 1) Hemodialisis Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG). Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis, ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi elektif, yaitu LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m, mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat (Sukandar, 2006).

Faktor risiko Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dalam keluarga (National Kidney Foundation, 2009).

Komplikasi