17
Uji Sensitivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan apa yang disebut “magic bullet’, yang dirancang untuk menangani infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama, Salvarsan, yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penicillin pada tahun 1928. Sejak saat itu antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit infeksi (Ardiansyah, 2009). Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi didalam suatu organisme, khususnya proses infeksi bakteri. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum Uji Sensitivitas yaitu : 1. Untuk mengetahui teknik sensitivitas. 2. Mengetahui dan membandingkan daya hambat atau efektivitas bakteri Echerichia coli dan Staphylococcus aureusterhadap suatu antibiotik. 1.3 Manfaat Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat sensitivitas, intermediet dan resistensi antibiotik terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Pada praktikum ini juga memberi manfaat untuk tenaga kesehatan dalam penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan keluhan penyakit yang ada pada masyarakat.

Uji Sensitivitas.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Sensitivitas.docx

Uji SensitivitasBAB 1

PENDAHULUAN1.1    Latar Belakang

Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan apa yang disebut “magic bullet’, yang dirancang untuk menangani infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama, Salvarsan, yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penicillin pada tahun 1928. Sejak saat itu antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit infeksi (Ardiansyah, 2009).

Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi didalam suatu organisme, khususnya proses infeksi bakteri.

1.2  TujuanAdapun tujuan dari praktikum Uji Sensitivitas yaitu :

1.      Untuk mengetahui teknik sensitivitas.2.     Mengetahui dan membandingkan daya hambat atau efektivitas bakteri Echerichia

coli dan Staphylococcus aureusterhadap suatu antibiotik.1.3  Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat sensitivitas, intermediet dan resistensi antibiotik terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Pada praktikum ini juga memberi manfaat untuk tenaga kesehatan dalam penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan keluhan penyakit yang ada pada masyarakat.

Page 2: Uji Sensitivitas.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Uji Sensitivitas

Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas anti bakteri. Metode uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri (Gaman. dkk, 2002).

2.4    Bakteri Staphylococcus aureus2.4.1 Klasifikasi                                                                  

Menurut Harda (2015), klasifikasi Staphylococcus aureus, yaitu:Domain       : BakteriKingdom    : EubacteriaFilum          : FirmicutesKelas           : CoccusOrder          : BacillalesKeluarga     : StaphylococcaceaeGenus         : StaphylococcusSpesies        : S.  aureus 2.4.2 Karakteristik

Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat biasanya tersusun dalam bentuk menggerombol yang tidak teratur seperti anggur. Staphylococcus bertambah dengan cepat pada beberapa tipe media dengan aktif melakukan metabolisme, melakukan fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari warna putih hingga kuning gelap. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap beberapa antimikroba (Jawetz. 2006).

Staphylococcusadalah suatu bakteri berbentuk bola (coccus) dengan diameter 0,5-1,5 µm, yang dapat dilihat dengan mikroskop berupa pasangan-pasangan, rantai pendek, bergerombol atau terlihat seperti kumpulan buah anggur, terdapat pada kulit dan lapisan lendir. Organisme ini merupakan gram positif. Kelompok untaian berwarna kuning kuning keemasan. Beberapa strain mampu memproduksi sekumpulan protein toksin (beracun) pada suhu tinggi yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (Jawetz, 2006).

Page 3: Uji Sensitivitas.docx

2.4.3 Penyakit yang disebabkanInfeksi nosokomial (INOK) atau nosocomial infection (NI) merupakan suatu “jenis”

infeksi di lingkungan rumah sakit yang diperoleh ketika pasien dirawat di rumah sakit tersebut. Kehadiran INOK baik berupa infeksi pada vena yang umumnya terjadi akibat pemasangan infus, infeksi saluran kemih yang umumnya terjadi akibat pemasangan kateter, infeksi pada luka operasi, infeksi pada saluran pernapasan maupun infeksi umbilikus pada neonatus bermuara pada memperparah kondisi penyakit yang sudah ada. Gejala yang muncul dapat berupa gejala lokal seperti phlebitis, radang lokal pada tempat operasi, radang kandung kemih dan saluran kemih pada pemasangan kateter, maupun gejala sistemik berupa sepsis yang dapat menyebabkan pada kematian (Djunaedi, 2006).

2.5.1 KlasifikasiKlasifikasi E. coli menurut Nugraha (2013), yaitu:

Kingdom    : BacteriaFilum          : ProteobacteriaKelas           : Gamma ProteobacteriaOrdo           : EnterobacterialesFamili          : EnterobacteriaceaeGenus         : EscherichiaSpesies        : Escherichia coli2.5.2 Karakteristik

Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang dalam sel tunggal atau berpasangan, merupakan anggota famili Enterobacteriacea dan flora normal intestinal yang mempunyai kontribusi pada fungsi normal intestin dan nutrisi tetapi bakteri ini akan menjadi patogen bila mencapai jaringan di luar jaringan intestinal. Spesies E.coli bersifat motil dengan flagel peritrik yang dimilikinya, tetapi beberapa ada yang nonmotil. Manifestasi klinis dari infeksi E. Coli ini tergantung pada daerah infeksi dan tidak dapat dibedakan dari gejala yang disebabkan oleh bakteri lainnya (Noviana Hera,2004).

Bakteri  Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 mikrometer dan diamater 0,5 mikrometer. Volume sel  Escherichia coli   berkisar 0,6-0,7 mikrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-407 . optimum pada 37 . Bakteri Escherichia coli hidup di usus besar  manusia yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan(Ardiansyah, 2009).2.5.3 Penyakit yang disebabkan

Salah satu infeksi nosokomial yang sering dijumpai adalah infeksi saluran urin yang disebabkan bakteri patogen penyebab infeksi nosokomial yang paling umum adalah Staphylococcus aureus,Escherichia coli. Hal ini dikarenakan pemakaian kateter dalam waktu yang lama dan tidak diganti-ganti. Biasanya penggunaan kateter dalam waktu lama ini banyak ditemukan pada pasien yang dirawat di bangsal saraf, karena pasien yang dirawat di bangsal saraf ini pada umumnya pasien yang sudah berumur tua, berbaring lama dan dengan penyakit yang parah (Darmadi, 2008)

Page 4: Uji Sensitivitas.docx

BAB III

METODOLOGI3.2.1   Alat

1.    Tabung reaksi2.    Rak tabung reaksi3.    Handsprayer4.    Mistar5.    Pipet tetes6.    Cawan petri7.    Enkas8.    Erlenmeyer9.    Pinset10.     Jarum ose loop11.     Inkubator

3.2.2   Bahan1.    Antibiotik Amikacin (AK)2.    Antibiotik Ampicilin (AMP)3.    Antibiotik Bacitracin (B)4.    Antibiotik Cefotaxme (CTX)5.    Antibiotik Ceftazidime ( CAZ )6.    Antibiotik Ceftriaxone (CRO)7.    Antibiotik Cephalotin (KF)8.    Antibiotik Ciprofloxacin (CIP)

9.     Antibiotik Citromoxazole (SXT)10.     Antibiotik Doxycyline (DO)11.     Antibiotik Erytrhomycin (E)12.     Antibiotik Fosfomycin (FOS)13.     Antibiotik Gentamicin (CN)14.     Antibiotik Levofloxacin (LEV)15.     Antibiotik Nalidixic Acid (NA)16.     Antibiotik Norfloxacin (NOR)17.     Antibiotik Novobiocin (NV)18.     Antibiotik Oxacilin (OX)19.     Antibiotik Pefloxacin (PEF)20.     Antibiotik Streptomycin (S)21.     Antibiotik Tetracycline (TE)22.     Antibiotik Cefadroxil (CFR)  23.     Bakteri  Escherichia coli24.     Bakteri Staphylococcus aureus25.     Medium MHA (Muler Hinton Agar)

Page 5: Uji Sensitivitas.docx

26.     Medium  BHIB (Brain Heart Infusion)27.     Korek Api28.     Masker29.     Label

30.     Lidi kapas31.     Handskun32.     Kertas33.     Alkohol 70%34.     Alumunium foil

3.3    Prosedur KerjaAdapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum uji sensitivitas, yaitu:

3.3.1   Pengambilan Bakteri1.    Menyiapkan alat dan bahan serta memakai masker dan handkun.2.    Mensterilkan tangan menggunakan alkohol 70%.3.    Mensterilkan jarum ose loop menggunakan korek api.4.    Mengambil koloni bakteri dari tabung reaksi yang berisi bakteri dan memindahkannya ke dalam

medium BHIB.5.    Mengaduk jarum ose loop tersebut sampai bakterinya tercampur dengan larutan BHIB.6.    Mengambil cairan BHIB yang berisi koloni bakteri tersebut dengan menggunakan lidi kapas

yang telah disterilkan. Pengambilan dilakukan dengan cara memasukkan lidi kapas ke dalam medium BHIB, mendiamkan selama 2-3 menit, kemudian mengangkat lidi kapas dengan menekan pada dinding tabung bagian dalam sambil diputar-putar.

2.3.2   Penanaman7.         Mengoleskan lidi kapas yang telah berisi bakteri pada medium MHA dengan meratakan seluruh

permukaan medium.8.         Mengambil disc antibiotik yang telah tersedia dengan menggunakan pinset.9.         Menanamkan disc antibiotik tersebut pada medium MHA dengan memperhatikan posisi

antibiotik satu dengan yang lainnya.10.     Menutup dan memberi label pada cawan petri tersebut sesuai dengan bakteri dan kelompok.11.      Membungkus cawan petri menggunakan kertas, kemudian menuliskan nama kelompok.12.     Menginkubasi cawan petri tersebut dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam dengan

posisi terbalik.

2.3.3   Pengukuran13.     Mengukur zona hambat yang terbentuk menggunakan mistar dengan cara mengukur jari-jari

zona hambat dan hasilnya dikalikan dua untuk mendapatkan diameter zona hambat.14.     Membandingkan zona hambat yang dihasilkan dengan tabel antibiotik.15.     Mencatat hasil pengamatan dan mengambil gambar.

Page 6: Uji Sensitivitas.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1  Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan Uji Sensitivitas yaitu :

NoNama

BakteriGambar Jenis Antibiotik

Zona Hambat (mm)

Ket

1 E. coli

Cefotaxime (CTX)

Cephalotin (KF)Doxycyline (DO)

28 mm36 mm22 mm

SSS

2S.

aureus

Ciprofloxacin (CIP)

Pefloxacin (PEF)Oxacilin (OX)

22 mm18 mm8 mm

SIR

3 E. coliGentamicin (CN)Tetracycline (TE)

20 mm0 mm

SR

4S.

aureus

Bacitracin (B)Norfloxacin

(NOR)Levofloxacin

(LEV)

0 mm18 mm26 mm

RSS

Page 7: Uji Sensitivitas.docx

5S.

aureus

Novobiocin (NV)Nalidixic Acid

(NA)Ceftriaxone

(CRO)

10 mm14 mm0 mm

RIR

6 E. coliAmpicilin (AMP)Cefadroxil (CFR)Streptomycin (S)

0 mm0 mm12 mm

RRI

7S.

aureus

Amikacin (AK)Fosfomycin

(FOS)Cotrimoxazole

(SXT)Erytrhomycin (E)

16 mm14 mm14 mm18 mm

IIII

4.2  Pembahasan Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan     tingkat kerentanan

bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas anti bakteri. Metode uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri.

Alat yang digunakan pada uji sensitivitas yaitu cawan petri yang berfungsi untuk tempat media MHA yang berisikan sampel bakteri dan antibiotik. Mistar berfungsi untuk mengukur

Page 8: Uji Sensitivitas.docx

diameter zona hambat pertumbuhan  bakteri. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media BHIB dimana terdapat koloni bakteri di dalamnya, rak tabung sebagai tempat diletakkannya tabung reaksi. Handsprayer sebagai wadah yang berisikan alkohol untuk mensterilkan alat dan benda disekitar. Pinset digunakan untuk mengambil benda kecil atau menarik beberapa sampel. Inkubator yang berfungsi sebagai tempat untuk pertumbuhan bakteri dengan suhu tertentu. Enkas digunakan untuk menekan udara dari luar dan tempat penanaman mikroorganisme.

  Bahan yang digunakan yaitu sampel bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang digunakan untuk mengetahui uji sensitivitas terhadap antibiotik. Lidi kapas berfungsi untuk mengoleskan sampel pada medium MHA.  Kertas berfungsi untuk membungkus cawan petri yang berisi medium untuk mempertahankan suhu pada saat berada dalam inkubator.Alkohol berfungsi untuk mensterilkan alat agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Aluminium foilberfungsi untuk menutup lidi kapas dan erlenmeyer. Larutan BHIB berfungsi untuk penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Media MHA digunakan untuk uji kerentanan antibiotik dan beberapa jenis disc antibiotik. Masker digunakan untuk melindungi saluran pernafasan agar tidak terhirup bakteri. Handskun berfungsi untuk melindungi tangan dan mencegah mikroorganisme agar tidak terjangkit.

Pada percobaan kali ini langkah awal yang di lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan dan memakai masker dan handskun sebagai pelindung. Mensterilkan kedua tangan dengan alkohol 70%,  yang bertujuan agar tidak terkontaminsi oleh mikroorganisme yang berada di lingkungan luar. Mensterilkan jarum ose loop menggunakan korek api, kemudian mengambil koloni bakteri dari tabung reaksi yang berisi bakteriStaphylococcus aureus dan Escherichia coli dan memindahkan kedalam medium BHIB. Setelah itu mengaduk jarum ose loop tersebut sampai bakterinya tercampur dengan larutan BHIB, selanjutnya mengambil cairan BHIB yang berisi koloni baktei tersebut dengan menggunakan lidi kapas yang telah disterilkan. Pengambilan dilakukan dengan memasukan lidi kapas kedalam medium BHIB, kemudian diamkan selama kurang lebih 2-3 menit. Angkat lidi kapas dengan menekan pada dinding tabung reaksi bagian dalam, hal ini agar mengurangi larutan BHIB yang diserap oleh lidi kapas, sehingga pada saat pengolesan bakteri tidak kebanyakan cairan dalam Medium MHA.

Adapun penanaman pada medium MHA, mengoleskan lidi kapas yang telah berisi bakteri pada medium MHA dengan meratakan pada seluruh permukaan medium. Setelah itu mengambil disc antibiotik yang telah tersedia dengan menggunakan pinset, lalu menanamkan disc antibiotik tersebut pada medium MHA dengan memperhatikan posisi antibiotik satu dengan yang lainnya. Kemudian menutup dan memberi label pada cawan petri sesuai dengan bakteri dan kelompok. Selanjutnya membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas dan kemudian menuliskan nama kelompok. Cawan petri dibungkus untuk mempertahankan suhu dalam inkubator. Setelah membungkus cawan petri, jangan lupa membalik cawan petri pada saat dimasukan dalam inkubator. Hal ini dimaksudkan agar mengghindari kerusakan medium MHA akibat cairan yang dihasilkan oleh respirasi bakteri.   Kemuidan langkah terakhir menginkubasi cawan petri didalam inkubator pada suhu 370 c selama 24 jam. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil yg maksimal dan waktu 24 jam digunakan agar zona hambatnya terbentuk dengan baik.

Page 9: Uji Sensitivitas.docx

Langkah terakhir yaitu mengamati sampel dengan cara menyiapkan mistar terlebih dahulu untuk mengukur diameter zona hambat pada disc antibiotik. Setelah itu membandingakan hasil denga tabel antibiotik. Selanjutnya mencatat hasil pengamatan dan mengambil gambar.

Adapun tiga indikator efektifitas bakteri dalam menghambat antibiotik yaitu sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik Resisten adalah ketahanan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti mikroba atau antibiotik tertentu.

Dalam percobaan ini digunakan dua bakteri yaitu Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. DimanaStaphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu, morfologinya stafilokokus dan berbentuk bulat. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan  infeksi pada folikel rambut, kelenjar keringat, luka, meningitis, endocarditis, pneumonia, pyelonephritis, osteomyelitis dan pneumonia. Sedangkan di rumah sakit sering menimbulkan nosocomial infections pada bayi, pasien luka bakar atau pasien bedah yang sebagian besar disebabkan kontaminasi oleh personil rumah sakit. Sedangkan Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif karena berwarna merah, morfologinya kokobasil dan bentuk yang cenderung ke batang panjang.Escherichia coli   merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Morfologi Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam polisakarida. Kedua bakteri ini akan diidentifikasi sifat dan karakterisitk dalam menghambat anibiotik yang akan diujikan.

Adapun hasil dari pengamatan pada kelompok 1 dengan menggunakan bakteri Escherichia coli, yaitu pada Cefotaxime (CTX) diperoleh zona hambat 28 mm dengan keterangan sensitif. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 23 mm (S) yang artinya bakteri E. coli. sensitif terhadap antibiotik. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Cefotaxime baik digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteriE. coli. Mekanisme Cefotaxime ialah menghambat pembentukan dinding sel bakteri pada tahap III dan tahap akhir dengan berikatan pada satu atau lebih.

  Pada antibiotik Cephalotin (KF) diperoleh zona hambat 36 mm (S) yang artinya bakteri sensitif. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 18 mm (S) yang artinya bakteri E. coli sensitif terhadap antibiotikCephalotin. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 18 mm (S) yang artinya bakteri E. coli sensitif terhadap antibiotik Cephaloti. Mekanisme kerja Cephalotin (KF)  ialah  dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba, yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel .

Pada antibiotik Doxycyline (DO) diperoleh zona hambat 22 mm (S) yang artinya bakteri sensitif. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 16 mm (S) yang artinya bakteri E. coli sensitif terhadap antibiotikDoxycyline. Obat  ini bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan  bakteri  penyebab infeksi. Berdasarkan  hasil tersebut

Page 10: Uji Sensitivitas.docx

antibiotik Doxycyline baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli.

Pada kelompok 2 dengan menggunakan bakteri Staphyloccocus aureus dan antibiotik Ciprofloxacin (CIP) diperoleh zona hambat 22 mm (S)  yang artinya bakteri sensitif. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 21 mm (S) yang artinya bakteri S. aureus sensitif terhadap antibiotik Ciprofloxacin. Obat ini bekerja dengan membunuh atau mencegah perkembangan bakteri yang menjadi penyebab infeksi. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Ciprofloxacin kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

Pada antibiotik Pefloxacin (PEF) pada bakteri Staphyloccocus aureus, diperoleh zona hambat18 mm (S) yang artinya bakteri intermediate. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 16-21 mm (I) yang artinya bakteri S. aureus intermediet terhadap antibiotik  Pefloxacin. Pefloxacin adalah agen kemoterapetik sintetik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang serius dan mengancam nyawa. Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri.

Pada antibiotik Oxacilin  (OX) diperoleh zona hambat 8 mm dengan keterangan resistensi. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 10 mm (R) yang artinya bakteri S. aureus resisten terhadap antibiotikOxacilin. Oxacillin adalah antibiotik dalam kelompok obat penicillin. Oxacillin melawan bakteri dalam tubuh, yang bekerja dengan cara menghalangi dinding sel bakteri sehingga mematikan bakteri tersebut. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Oxacilin kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus.

Pada kelompok 3 dengan menggunakan bakteri Escherichia coli dan antibiotik Gentamicin  (CN) diperoleh zona hambat 20 mm dengan keterangan sensitif. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 15 mm (S) yang artinya bakteri E. coli sensitif terhadap antibiotik Gentamicin. Gentamicin adalah suatu antibiotik golongan aminoglikosida yang efektif untuk menghambat bakteri penyebab infeksi kulit primer maupun sekunder

Pada antibiotik Tetracycline (TE) diperoleh zona hambat 0 mm dengan keterangan. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 14 mm (R) yang artinya bakteri E. coli   resisten terhadap antibiotik Tetracycline..Obat ini berfungsi untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Tetracycline kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli.

Pada kelompok 4 dengan menggunakan bakteri Staphyloccocus aureus dan antibiotik Bacitracin (B )diperoleh zona hambat 0 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 8 mm (R) yang artinya bakteri S. aureus resisten terhadap antibiotik Bacitracin. Bacitracin bekerja dengan menghancurkan bakteri patogen dalam saluran pencernaan, sehingga meningkatkan penyerapan gizi.Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Bacitracin kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus.

Page 11: Uji Sensitivitas.docx

Pada antibiotik  Norfloxacin (NOR) diperoleh zona hambat 18 mm dengan keterangan sensitif.  Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 17 mm (S) yang artinya antibiotik Norfloxacin sensitif terhadap S. aureus. Norfloxacin (NOR) termasuk ke dalam antibiotik spektrum luas, artinya dapat mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri.

Pada antibiotik  Levofloxacin (LEV) diperoleh zona hambat 26 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 17 mm (S) yang artinya bakteri  S. aureus sensitif terhadap antibiotik Levofloxacin. Levofloxacin bekerja dengan cara menghambat duplikasi DNA bakteri sehingga mencegah perkembangannya. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Levofloxacin baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus.

Pada kelompok 5 dengan menggunakan bakteri Staphyloccocus aureus dan antibiotik Novobiocin (NV)diperoleh zona hambat 10 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 17 mm (R) yang artinya antibiotik resisten terhadap Staphyloccocus aureus. Novobiocin (NV) merupakan perwakilan dari kumarin obat antibiotik, DNA girase memiliki efek penghambatan yang baik pada berbagai sel kanker dihambat, dan dalam kombinasi dengan obat anti-kanker, anti-kanker obat pembalikan perlawanan

Pada antibiotik Nalidixic Acid (NA) diperoleh zona hambat 14 mm dengan keterangan Intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 14-18 mm (I) yang artinya antibiotik intermediet terhadapStaphyloccocus aureus. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Nalidixic Acid kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus. Pada konsentrasi yang lebih rendah, bertindak dengan cara bakteriostatik yaitu, menghambat pertumbuhan dan reproduksi. Dalam konsentrasi tinggi, itu adalah bakterisida, artinya membunuh bakteri bukan hanya menghambat pertumbuhan mereka.

Pada antibiotik Ceftriaxone (CRO) diperoleh zona hambat 0 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 13 mm (R) yang artinya antibiotik resisten terhadap Staphyloccocus aureus. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Ceftriaxone kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus. dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi kulit, gonore atau kencing nanah dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih yang rendah.

Pada kelompok 6 dengan menggunakan bakteri Escherichia coli, dan antibiotik  Ampicilin (AMP)diperoleh zona hambat 0 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 11 mm (R) yang artinya antibiotik resisten terhadap Escherichia coli. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi pada tubuh manusia. Ampicillin hanya berfungsi mengatasi infeksi akibat bakteri,

Pada antibiotik Cefadroxil (CFR) diperoleh zona hambat 0 mm dengan keterangan resisten. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 14 mm (R) yang artinya antibiotik resisten terhadap Escherichia coli.Cefadroxil adalah obat antibiotik dengan spektrum luas.

Page 12: Uji Sensitivitas.docx

Cefadroxil bisa dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa jenis bakteri. Cefadroxil bisa digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, kulit, pernapasan atau tenggorokan

Pada antibiotik Streptomycin  (S) diperoleh zona hambat 12 mm dengan keterangan intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 12-14 mm (I) yang artinya antibiotik Streptomycin intermediet terhadap Escherichia coli. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Streptomycin kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli. Streptomisin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup

Pada kelompok 7 dengan menggunakan bakter Staphyloccocus aureus dan antibiotik Amikacin  (AK)diperoleh zona hambat 16 mm dengan keterangan intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 15-16 mm (I) yang artinya antibiotik Amikacin  intermediet terhadap Staphyloccocus aureus.   Amikacin(AK)  menghambat pembentukan protein bakteri yang secara efektif dapat mengobati penyakit seperti tifus dan pneumonia.

Pada antibiotik Fosfomycin  (FOS) diperoleh zona hambat 14 mm dengan keterangan intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 13-15mm (I) yang artinya antibiotik Fosfomycin intermediet terhadap Staphyloccocus aureus.   Fosfomycin bekerja khususnya pada dinding sel bakteri, dimana memblokade / menghambat biosintesis struktur komponen penting.

Pada antibiotik Cotrimoxazole (SXT) diperoleh zona hambat 14 mm dengan keterangan intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 11-15 mm (I) yang artinya antibiotik Cotrimoxazole  intermediet terhadap Staphyloccocus aureus. Cotrimoxazole  (SXT) mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap sintesis asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme

 Pada antibiotik Erytrhomycin (E) diperoleh zona hambat 14 mm dengan keterangan intermediet. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada yaitu 14-22 mm (I) yang artinya antibiotik  Erytrhomycin  intermediet terhadap Staphyloccocus aureus. Erytrhomycin (E) dapat mencegah biosintesis yang terjadi pada fungsi protein pada bakteri dan juga alternatif bagi pasien yang sensitif terhadap Penisilin. Berdasarkan hasil tersebut antibiotik Erytrhomycin kurang baik digunakan untuk pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus.

Untuk menghindari agar tidak tertular E. coli, cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, sampai umur 4-6 bulan. Pemberian ASI mepunyai banyak keuntungan bagi bayi atau ibunya. Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit dan lebih ringan episode diarenya dan lebih rendah risiko kematiannya jika disbanding bayi yang mendapat ASI. ASI mengandung antibodi yang melindungi bayi terhadap infeksi terutama diare, yang tidak terdapat pada susu sapi atau formula, perilaku bersih, dan mencuci tangan,  mencuci tangan merupakan hal penting yang harus dilakukan terutama setelah menggunakan kamar mandi dan menyentuh binatang, serta sebelum menyiapkan makanan. Membilas tangan dengan air dan menggunakan sabun antiseptik akan membantu mengurangi infeksi bakteri.

Page 13: Uji Sensitivitas.docx

Untuk mencegah pertumbuhan S. aureus adalah dengan cara pemberian zat antimikroba, beberapa antimikroba adalah ekstrak etanol daun sirih merah, karena memiliki sifat antibakteri gram  positif dan negatif, ekstrak tanaman meniran dengan kadar konsentrasi 60% karena kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tannin. Selain itu ada juga bawang putih dan sebagainya yang bersifat antibakteri.

BAB V

PENUTUP5.1   Kesimpulan

 Berdasarkan hasil percobaan uji sensitivitas dapat disimpilkan :1.      Teknik uji sensitivitas menggunakan metode Kirby Bauer  adalah uji sensitivitas dengan metode

difusi agar menggunakan teknik disc diffusion dengan media Muller Hinton Agar  (MHA).2.      Setiap jenis antibiotik memiliki tingkat resistensi, intermediet dan sensitivtas yang berbeda-beda

terhadap bakteri E. coli dan S. aureus Bakteri E. coli   resistensi, intermedian dan sensitif terhadap antibiotik Amikacin, Ampicillin, Cefotaxime, Ceftaxidime, Ceftriaxone, Contrimoxazole, Doxycyline, Fosfomycin, Gentamicin, Levofloxacin, Nalidixic Acid, Norfloxacin, Pefloxacin, Streptomycin dan Tetracycline. Sedangkan pada bakteri E. coli hanya resisten terhadap antibiotik Bacitracin, Erytrhomycin, Novobiocin, Oxacilin dan Cefadroxil.5.2  Saran          Adapun saran dalam praktikum ini yaitu sebaiknya praktikum di laksanakan tepat waktu dan kemudian untuk peralatan praktikum lebih dilengkapi lagi agar tidak  saling meminjam karena dapat menghambat proses kerja pada saat praktikum.