45
Anatomi dan Fisiologi UMN dan LMN

umn dan lmn

  • Upload
    iman

  • View
    180

  • Download
    19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

upper motor neuron dan lower motor neuron

Citation preview

Page 1: umn dan lmn

Anatomi dan Fisiologi

UMN dan LMN

Page 2: umn dan lmn
Page 3: umn dan lmn
Page 4: umn dan lmn
Page 5: umn dan lmn

Perbedaan UMN dan LMN

Page 6: umn dan lmn

UMN :

Dari kortek motorik di otak, bersama-sama traktus kortikobulbaris, setelah tiba di batang otak, menuju piramid medula oblongata, menyilang garis tengah (dekusasio piramidalis), berada di kolumna lateralis medula spinalis, sampai ke inti-inti motorik di kornu anterior medula spinalis (disebut traktus kortikospinalis lateralis).Sebagian kecil (kira0kira 10%) tidak menyilang melalui dekusasio piramidalis, tetapi langsung menuju kolumna anterior medula spinalis (ipsilateral) dan pada akhrnya menyilang di tingkat cervical medula spinalis menuju inti-inti motorik di kornu anterior disebut traktus kortikospinalis anterior)

Page 7: umn dan lmn

Dari inti-inti motorik di kornu anterior medula spinalis, menuju radiks anterior, saraf-saraf spinal, mengikuti perjalanan saraf-saraf tepi, menuju ke otot-otot tubuh dan anggota gerak.

LMN

1. Cornu ant 2. The peripheral nerve, (ventral and dorsal nerve roots i.e.,

radiculopathy or nerve i.e., neuropathy) saraf.3. Neuromuscular junction 4. The muscle

Page 8: umn dan lmn

No UMN LMN

1 Kelumpuhan(paralegi)/kelemahan(paresis)

Paralisis atau paresis

2 Tonus otot yang meningkat(spastik) Tonus otot menurun(flaksid)

3 Refleks tendon fisiologik meningkat(hiperrefleksi)

Refleks tendon fisiologik menurun(hiporefleksi)/hilang sama sekali (arefleksi)

4 Adanya reflks-refleks patologis (tanda-tanda hoffman-Tromner,babinski,chaddock dan lain -lain )

Tidak dijumpai adanya refleks patologik.

5 Tidak dijumpai atrofi otot pada yang mengalami kelumpuhan krn tdk digunakan untuk pergerakan ,pada akhirnya dapat terjadi disuse atrophy

Atrofi pada otot-otot yang mengalami paralisis , disertai fasikulasi(gerakan sekelompok serabut otot)

6 Penyakitnya :Subakut combined degenerationALSTabes dorsalisBrown sequard syndrom

Penyakit:Kornu anterior (ALS,werding)Ganguan pada radiks(HNP,GBS)Polyneuropaty(morbus hansen)Miestenia gravisPenyakit otot

Page 9: umn dan lmn

CARA MEMBEDAKAN LESI UMN DAN LMN

• Dengan cara :– Lihat refleks tendon fisiologis– Lihat refleks patologis– Uji tonus

Page 10: umn dan lmn

Refleks tendon fisiologis

• Refleks biceps (BPR)• Refleks triceps (TPR)• Refleks patella • Refleks achiles

Page 11: umn dan lmn

Refleks Biceps (BPR)

Ibujari kiri Dr. palpasi tendon Biceps Perkusi pd ibu jari pemeriksaIbujari pemeriksa merasakan kontraksi tendon Biceps

Page 12: umn dan lmn

Refleks Triceps (TPR)

Perkusi langsung Tendon Triceps

Page 13: umn dan lmn

Reflex Patella

Perkusi langsung Tendon Quadriceps

Page 14: umn dan lmn

Reflex Achilles

Kaki Px di dorsum flexi maksimal tendon tegangPerkusi langsung Tendon Achilles

Page 15: umn dan lmn

• Normal bila :– Ada gerakan sendi (+2)

• Pada lesi UMN didapatkan adanya hiper refleks, dengan tanda :– Ada gerakan sendi dan perluasan refleks (+3)– hiperaktif, sering disertai klonus (+4)

• Pada lesi LMN didapatkan adanya hipo refleks atau hilang, dengan tanda :– Hanya ada kontraksi otot (+1)– Tidak ada refleks (-)

Page 16: umn dan lmn

REFLEKS PATOLOGIS

• Pada kaki :– Babinski– Chaddock– Gordon– Oppenheim– Gonda– Schaefer– Bing

Page 17: umn dan lmn

Refleks Babinski

Kulit plantar digores dgn alat yang runcing, arah dari lateral kepangkal ibujari

Page 18: umn dan lmn

Refleks Chaddock

Kulit dorsum Kaki lateral melingkari maleolus digores kedepan

Page 19: umn dan lmn

Refleks Gordon

pemeriksa Memencet otot Gastroc yg kuat

Page 20: umn dan lmn

Refleks Oppenheim

Kulit tibia digores dgn phalanx jari 2-3, arah dari atas ke bawah

Page 21: umn dan lmn

Refleks Gonda

Jari kaki ke 4 ditekan di plantarflexi kuat dilepas

Page 22: umn dan lmn

Refleks Schaefer

Pemeriksa Memencet tendon Achillesyg kuat

Page 23: umn dan lmn

• Pada tangan :– Hoffman – Trommer– Leri– Mayer

Page 24: umn dan lmn

Refleks Hoffman

Tangan & jari ke2 di dorsum flexiKuku jari ke2 dijepit Ibujari & jari k21, jepitan digoreskan kedistal dilepas

Page 25: umn dan lmn

Pemeriksaan,,,,

tujuan : untuk menentuhkan tipe kelumpuhan dendan cara pemeriksaan neurologis yaitu ^ pemeriksaan fisologis^ pemeriksaan patologis^ pemeriksaan tonus otot

Page 26: umn dan lmn

Pemeriksaan tonus otot

• OtotUkuran : atropi / hipertropiTonus : kekejangan, kekakuan, kelemahanKekuatan : fleksi, ekstensi, melawan gerakan, gerakan sendi.

Page 27: umn dan lmn

• Penilaian tonus otot Stabilitas trunkus dinilai pada pasien dengan posisi duduk, dan masing-masing tungkai diperiksa.Pergerakan lengan pasien diobservasi dengan meletakkan jari pasien didepan hidung atau dagu dan menggerakkan kedepan dan kebelakang dan jari pemeriksa.

Page 28: umn dan lmn

• Derajat kekuatan motorik :5 : Kekuatan penuh untuk dapat melakukan aktifitas4 : Ada gerakan tapi tidak penuh3 : Ada kekuatan bergerak untuk melawan gravitas bumi2 : Ada kemampuan bergerak tapi tidak dapat melawan gravitasi bumi.1 : Hanya ada kontraksi0 : tidak ada kontraksi sama sekali

Page 29: umn dan lmn

Terapi a. Non Farmakologi

Imobilisasi dan Traksi• Halo vest sering digunakan

sebagai alat definitif untuk cedera spina servikal.

• Philadelphia collar bersifat semirigid, sintetik foam brace dimana pada dasarnya membatasi fleksi dan ekstensi tetapi membebaskan rotasi.

• Miami-J collar bersifat mirip tetapi lebih kaku dan lebih nyaman untuk sandaran.

Complete Spinal Transection

Page 30: umn dan lmn

b. Farmakologi

penanganan <3 jam penanganan 3-8 jam pasca cedera Pasca cedera

Terapi ini efektif dimana terjadi peningkatan fungsi sensorik dan motorik secara signifikan dalam waktu 6 minggu pada cedera parsial dan 6 bulan pada cedera total. Efek dari metilprednisolon ini kemungkinan berhubungan dengan efek inhibisi terhadap peroksidasi lipid dibandingkan efek glukokortikoid.

Antasid atau H2 antagonis ditujukan untuk mencegah iritasi atau ulkus lambung.

metilprednisolon 30 mg/kgBB secara bolus intravena (<

8jam pasca cedera)

metilprednisolon intravena kontinu dengan dosis 5,4 mg/kgBB/jam selama 23

jam kemudian

metilprednisolon intravena kontinu dengan dosis 5,4 mg/kgBB/jam selama 48

jam kemudian

Page 31: umn dan lmn

Trauma medula spinalis segmen servikal dapat menyebabkan paralisis otot-otot interkostal. Oleh karena itu dapat terjadi gangguan pernapasan bahkan kadangkala apnea. Bila perlu dilakukan intubasi nasotrakeal bila pemberian oksigen saja tidak efektif membantu penderita. Pada trauma servikal, hilangnya kontrol vasomotor menyebabkan pengumpulan darah di pembuluh darah abdomen, anggota gerak bawah dan visera yang mengalami dilatasi, menyebabkan timbulnya hipotensi.

Pipa nasogastrik dipasang untuk mencegah distensi abdomen akibat dilatasi gaster akut. Bila tidak dilakukan dapat berakibat adanya vomitus lalu aspirasi dan akan memperberat pernapasan.

Pada stadium awal dimana terjadi dilatasi gastrointestinal, diperlukan pemberian enema. Kemudian bila peristaltik timbul kembali dapat diberikan obat pelunak feses. Bila traktus gastrointestinal menjadi lebih aktif lagi enema dapat diganti dengan supositoria.

Page 32: umn dan lmn

c. Operasi Pada saat ini laminektomi dekompresi tidak dianjurkan kecuali pada kasus-kasus tertentu. Indikasi untuk dilakukan operasi : reduksi terbuka dislokasi dengan atau tanpa disertai fraktur pada daerah

servikal, bilamana traksi dan manipulasi gagal. adanya fraktur servikal dengan lesi parsial medula spinalis dengan fragmen

tulang tetap menekan permukaan anterior medula spinalis meskipun telah dilakukan traksi yang adekuat.

trauma servikal dengan lesi parsial medula spinalis, dimana tidak tampak adanya fragmen tulang dan diduga terdapat penekanan medula spinalis oleh herniasi diskus intervertebralis. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan mielografi dan scan tomografi untuk membuktikannya.

fragmen yang menekan lengkung saraf. adanya benda asing atau fragmen tulang dalam kanalis spinalis. Lesi parsial medula spinalis yang berangsur-angsur memburuk setelah

pada mulanya dengan cara konservatif yang maksimal menunjukkan perbaikan, harus dicurigai hematoma

Page 33: umn dan lmn

Komplikasi

Sistem Saraf Sistem Respirasi

Sistem Urinarius Tromboembolisme

Gastrointestinal

Jaringan Ikat dan Tulang

a. Siringomyelia

(pembesaran progresif ruangan intramedular )b. penghambatan medula spinalis (spinal cord tethering) c. Spastisitas

21 % penyebab kematian pada SCI terutama cedera servikal.

disfungsi kandung (terjadi kelemahan kandung kemih dengan overflow incontinentia oleh karena distensi, dengan spastisitas kandung kemih setelah beberapa minggu atau beberapa bulan ditandai dengan peningkatan frekuensi kencing.

Baik deep vein thrombosis (DVT) maupun emboli paru bersifat umum pada fase akut cedera spinal, yang terjadi oleh karena stasis vena, cedera vaskuler pada trauma multipel, atau hiperkoagulabilitas.

Disfungsi gastrointestinal dapat menimbulkan ileus masif.

Komplikasi yang sering terjadi berupa ulkus dekubitus dimana dapat dicegah dengan pemindahan pasien yang sering.

Page 34: umn dan lmn

DD

a. ALS b. Mielopati c. Medulla compression d. HNP e. Brown Squard Syndrome

Page 35: umn dan lmn

Transverse myelitis adalah peradangan pada tulang belakang yang menyerang lapisan mielin, yaitu selaput yang menyelimuti serat sel saraf. Transverse mielitis dapat menyebabkan cedera tulang belakang.

TRANSVERSE MYELITIS

Page 36: umn dan lmn

MANIFESTASI KLINISMyelitis transversalis dapat timbul sendiri

atau bersama-sama dengan penyakit lain. Akut berkembang dalam hitungan jam sampai beberapa hari Sub akut  berkembang lebih dari 1–2 minggu Kronik berkembang dalam waktu lebih dari 6 minggu.

Simptom myelitis transversalis berkembang cepat dari beberapa jam sampai beberapa minggu. Sekitar 45% pasien mengalami perburukan secara maksimal dalam 24 jam

Page 37: umn dan lmn

PATOFISIOLOGITransverse myelitis dapat

disebabkan oleh infeksi yg tidak secara langsung mempengaruhi tulang belakang atau gangguan sistem kekebalan tubuh yg menyerang jaringan tubuh sendiri. Dapat juga sebagai suatu gejala gangguan mielin lainnya, seperti multiple sclerosis. 

Page 38: umn dan lmn

Kondisi yg memicu/berperan Infeksi virus pada saluran pernafasan atau saluran pencernaan Pneumonia mycoplasma Multiple sclerosis Neuromyelitis Optica (penyakit Devic) 

Gangguan autoimun yg mempengaruhi sistem tubuh dan bertanggung jawab atas perkembangan transerve mielitis yaitu Lupus yg mempengaruhi beberapa sistem tubuh dan sindrom sjogren yg menyebabkan kekeringan parah pada mulut dan mata.

Page 39: umn dan lmn

Gejala awal Nyeri punggung bawah Tiba-tiba  paresthesias (sensasi abnormal seperti membakar, menggelitik, menusuk, atau kesemutan) di kaki Hilangnya sensorik Paraparesis (kelumpuhan parsial kaki)Ciri-ciri klasik myelitis transverse Kelemahan kaki dan tangan Nyeri Perubahan sensorik Disfungsi pencernaan dan kandung kemih

Page 40: umn dan lmn

Definisi

• Setiap gangguan fungsional dan atau perubahan patologi dalam medulla spinalis,sering digunakan untuk menunjukkan lesi nonspesifik,berlawanan dengan myelitis.

Myelopathy

Page 41: umn dan lmn

Klasifikasi

• Carcinomatous myelopathy (degenerasi saraf tunjang yg berkaitan dg cancer)

• Mampatan myelopathy (perubahan saraf tunjang dari tekanan hematomas atau gumpalan)

• Myelopathy radiasi (kemusnahan saraf tunjang dari sumber radiasi)

Page 42: umn dan lmn

Etiologi

• Penyakit degeneratif disk.Tumor sutul belakang juga merupakan penyebab signifikan.

• Trauma saraf tunjang (patah),herniated cakera(cakera gangg. Intervertebral dg myelophaty),osteoartritis tulang belakang(spondylosis).

Page 43: umn dan lmn

Gejala Klinis

• Perubahan pd cara berjalan • Gerakan kaki menjadi kaku dan penderita berjalan

dg goyah.• Leher terasa nyeri,terutama jika akar sarafnya

terkena.• Abnormalitas refleks• Mati rasa dan kelemahan pd lengan,tangan dan

kaki.• Retensi urin

Page 44: umn dan lmn

Patofisiologi

• Adanya HNP,osteofit,sklerosis,dan hipertrofi kapsul,jar.lunak dan ligamentum flavum dapat menyempitkan kanalis servikalis,hal ini dpt menekan medulla spinalis secara langsung atau menekan arteri spinalis ant&post dg akibat timbul mielopati.

Page 45: umn dan lmn

Pemeriksaan

• Rontgen• CT-Scan• CT-Myelography• MRI• Electrodiagnostic• Somatosensory evoked potensials