21
LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA JUDUL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) MELALUI PEMANFAATAN SERAT ALAM LOKAL POTENSIAL DI DESA MUSI, KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG Oleh: Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T. (Ketua) NIP : 197912012006041001 Gede Widayana, S.T., M.T. (Anggota) NIP : 197301102006041002 I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T. (Anggota) NIP : 197707212006041001 Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi.,M.A. (Anggota) NIP : 198008012006042001 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

  • Upload
    lamdieu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

LAPORAN KEGIATANPENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA

JUDUL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKANUSAHA KECIL MENENGAH (UKM)

MELALUI PEMANFAATAN SERAT ALAM LOKAL POTENSIALDI DESA MUSI, KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG

Oleh:

Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T. (Ketua)

NIP : 197912012006041001Gede Widayana, S.T., M.T. (Anggota)

NIP : 197301102006041002I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T. (Anggota)

NIP : 197707212006041001Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi.,M.A. (Anggota)

NIP : 198008012006042001

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHATAHUN 2015

Page 2: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

ii

HALAMAN PENGESAHANLAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Proposal : Pemberdayaan Masyarakat Dalam PembentukanUsaha Kecil Menengah (UKM) Melalui PemanfaatanSerat Alam Lokal Potensial di Desa Musi, KecamatanGerokgak, Kabupaten Buleleng

2. Ketua Pelaksana :a. Nama : Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T.b. NIP/NIDN : 197912012006041001/0001127905c. Bidang Keahlian : Teknik Mesin dan Ilmu Permesinan Lainnyad. Jabatan/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/III ae. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Teknik Mesin/Teknik dan Kejuruanf. Alamat Rumah/Telp : Jalan Gelatik No. 4 Singaraja

0818053535473. Jumlah Anggota Tim : 3 orang

a. Identitas Anggota I- Nama Lengkap : Gede Widayana, S.T., M.T.- NIP : 197301102006041002- Jabatan/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/III a

b. Identitas Anggota II- Nama Lengkap : I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T.- NIP : 197707212006041001- Jabatan/Pangkat/Gol. : Lektor/III a

c. Identitas Anggota III- Nama Lengkap : Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi.,M.A.- NIP : 198008012006042001- Jabatan/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/III a

4. Lokasi Kegiatan : Desa Musi, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali.5. Jumlah Biaya : Rp. 50.000.000,-

Singaraja, 25 Juli 2015

Page 3: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

1

Bab 1. Analisis Situasi

Desa Musi adalah sebuah desa yang terletak di wilayah utara Provinsi Bali,

tepatnya di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Desa Musi ini terdiri dan 2

Banjar Dinas, yaitu Banjar Dinas Madan dan Banjar Dinas Musi. Desa Musi memiliki

luas 2114,86 ha/M 2 dengan perincian sebagai berikut ini:

- Luas pemukiman : 1563,42 ha/m2

- Luas persawahan : 114 ha/m2

- Luas perkebunan : 200 ha/m2

- Luas kuburan : 7,5 ha/m2

- Perkantoran : 1,24 ha/m2

- Luas prasarana umum lainnya : 204,7 ha/m2

Desa Musi sendiri memiliki populasi dengan total jumlah penduduk 3.316

orang, dengan perincian sebagai berikut:

- Jumlah laki-laki : 1.594 orang

- Jumlah perempuan : 1.722 orang

- Jumlah KK : 907 Kepala Keluarga

Adapun sumber mata pencaharaian pokok penduduk setempat di Desa Musi

adalah seperti berikut ini:

1. Petani laki-laki 232 or dan perempuan 132 orang

2. Buruh tani laki-laki 57 orang dan perempuan 35 orang

3. PNS laki-laki 23 orang dan perempuan 15 orang

4. Pengerajin industri rumah tangga laki-laki 11 orang dan perempuan 10 orang

5. Pedagang keliling laki-laki 16 orang dan perempuan 15 orang

6. Peternak laki-laki 723 orang dan perempuan 35 orang

7. Nelayan laki-laki 75 orang

8. Montir laki-laki 5 orang

9. TNI laki-laki 27 orang

10. POLRI laki-laki 4 orang

Page 4: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

2

11. Pengusaha kecil dan menengah laki-laki 6 orang dan perempuan 5 orang

12. Dukun terlatih laki-laki 1 orang

13. Karyawan perusahaan swasta laki-laki 41 orang dan perempuan 8 orang

14. Karyawan perusahaan pemerintah laki-laki 2 orang

15. Wiraswasta laki-laki 52 orang dan perempuan 12 orang

16. Pedagang barang kelontong laki-laki 16 orang dan perempuan 6 orang

17. Guru swasta laki-laki 6 orang dan perempuan 4 orang

18. Tukang kayu laki-laki 11 orang

19. Tukang batu laki-laki 11 orang

20. Tidak mempunyai pekerjaan tetap laki-laki 149 orang dan perempuan 76 orang

21. Belum bekerja laki-laki 126 orang dan perempuan 86 orang

22. Pelajar Laki-laki 63 orang dan perempuan 31 orang

Potensi Desa Musi yang prospektif untuk dikembangkan sebagai implementasi

ideologi Ajeg Bali adalah (1) wisata bahari, (2) pertanian yang berkelanjutan dalam

arti luas yang meliputi pertanian rakyat diberbagai bidang dan pemanfaatan sumber

daya alam lokal, dan (3) beragam kerajinan rakyat seperti vas bunga dari serat serabut

buah lontar dan serat daun lidah mertua. Selain itu juga terdapat potensi masyarakat

yang berupa organisasi adat (desa pakraman), subak dan abian, kelompok-kelompok

pengerajin, kelompok ternak, kelompok nelayan dan lain sebagainya.

Seperti yang diketahui diwilayah Desa Musi terdapat banyak sumber daya alam

lokal yang belum termanfaatkan dengan maksimal, salah satunya yaitu serabut dari

buah lontar. Karena pada umumnya buah lontar/nila hanya dicari getahnya/airnya

untuk dijadikan tuak, kemudian daunnya biasanya digunakan untuk kegiatan

keagamaan seperti jejaitan dan hiasan penjor dan untuk pemanfaatan pada buahnya

hanya pada dagingnya saja sementara serabutnya sebenarnya masih bisa

dimanfaatkan untuk berbagai macam usaha.

Dari profil Desa Musi di atas dan beberapa ketersediaan sumber daya alam

lokal potensial yang belum termanfaatkan, maka masalah yang ditemui di Desa Musi,

Kecamatan Gerokgak, adalah sebagai berikut:

Page 5: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

3

1. Warga Desa Musi masih belum mampu memanfaatkan sumber daya alam lokal

potensialnya untuk sebuah usaha yang memberikan prospek ekonomi yang baik.

2. Ekonomi kreatif terutama kerajinan yang berkembang sebagai pengisi waktu

selama masa tunggu panen belum berkembang dengan baik karena beberapa

kendala yaitu: (a) desain dan inovasi produk, (b) pemanfaatan potensi-potensi

alam di daerah tersebut, (c) sumber daya manusia yang masih rendah, (d)

publikasi hasil kerajinan yang kurang sehingga mengurangi prospek

pemasarannya.

Bab 2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat yang di dapat dari pelaksanaan kegiatan desa

binaan ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat dapat memanfaatkan beberapa serat alam lokal potensial yang

selama ini hanya menjadi sampah atau belum termanfaatkan secara optimal,

sehingga bisa dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi

tinggi.

2. Masyarakat mampu mengembangkan dan memasarkan usaha kerajinan yang

berbahan dasar serat alam.

Bab 3. Target Luaran

Berdasarkan analisis situasi serta tujuan dan manfaat kegiatan yang

dilaksanakan, maka target luaran dari kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1. Menghasilkan masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi-potensi alam

lokal khususnya serat alam, sehingga dapat dikelola dengan lebih optimal.

2. Menghasilkan suatu usaha kerajinan yang memiliki ciri khas/unik untuk

menambah daya tarik wisata di Desa Musi.

Page 6: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

4

Bab 4. Metode dan Rencana Kegiatan

Metode pelaksanaan pada usulan kegiatan Pengembangan Desa Binaan ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

4.1 Uraian Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dirancang dengan mengidentifikasi masalah yang timbul dengan

menggunakan model Partisipatory Rural Apprasial (PRA). Partisipatory Rural

Apprasial (PRA) adalah suatu teknik untuk menyusun dan mengembangkan program

operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan

memobilisasi sumber daya manusia dan alam setempat, serta lembaga lokal guna

mempercepat peningkatan produktivitas, menstabilkan, dan meningkatkan

pendapatan masyarakat serta mampu pula melestarikan sumberdaya setempat.

Bertolak dari konsep Partisipatory Rural Apprasial (PRA), maka tahapan kegiatan

dalam model ini adalah melaksanakan identifikasi masalah setiap perumusan program

maupun pendanaannya dilaksanakan secara terarah dengan berpihak dan melibatkan

masyarakat di Desa Musi. Dengan demikian dalam merumuskan masalah, mengatasi

masalah, penentuan proses dan kriteria masalah harus mengikutsertakan atau bahkan

ditentukan oleh masyarakat/kelompok sasaran.

Dengan penggunaan model pendekatan diatas diharapkan akan: (1) dikenalnya

masalah secara tepat/efektif sesuai dengan persepsi, kehendak, dan

ukuran/kemampuan serta kebutuhan masyarakat tempat dilaksanakannya kegiatan,

(2) tumbuhnya kekuatan (empowering) masyarakat atau kelompok sasaran dalam

pengalaman merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan

upaya peningkatan/pertumbuhan diri dan ekonominya, dan (3) efektifitas dan

efesiensi penggunaan sumber daya manusia pada masyarakat atau kelompok sasaran.

Selanjutnya melalui analisis akan terinventarisir keterbatasan dan keberadaan

berbagai sumberdaya, sarana dan prasarana, maupun jenis-jenis usaha masyarakat.

Disamping itu pula akan ditemukan berbagai jenis kesenjangan dan kemiskinan

secara mendalam baik secara natural, struktural, ataupun kultural.

Page 7: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

5

4.2 Desain Kegiatan

Desain kegiatan adalah kerangka konseptual pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini

akan dilaksanakan dengan model Enthrepreneurship Capacity Building (ECB) dan

Technology Transfer (TT) serta dengan menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Model Enthrepreneurship Capacity Building (ECB) terkait dengan kemampuan

berwirausaha dari masyarakat, dengan model ini kedepannya diharapkan: (1)

memberikan wawasan, sikap, dan keterampilan usaha, (2) memberikan peluang, (3)

memfasilitasi (modal pinjaman dsb.), dan (4) memonitor dan mengevaluasi

bagaimana perkembangan usahanya.

Sementara itu model Technology Transfer (TT) dilakukan adalah dengan

maksud agar masyarakat atau kelompok sasaran: (1) menguasai prinsip-prinsip

penerapan teknologi terutama yang berkaitan dengan proyek yang sedang/akan

dilaksanakan, (2) apabila teknologi yang digunakan dirasa sulit untuk diterapkan

untuk menyelesaikan masalah/kebutuhan, maka ketua pelaksana mempunyai

kewajiban untuk menyederhanakannya melalui penerapan Teknologi Tepat Guna

(TTG), (3) melakukan kegiatan produksi dengan mereplikasi/memodifikasi dengan

alat sederhana yang dapat menyelesaikan masalah/kebutuhan.

Pemberdayaan dan pembelajaran masyarakat/kelompok sasaran dilakukan

dengan keaksaraan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengembangkan usaha

baik itu yang berkenaan dengan produk, desain, dan pemasaran. Dengan cara diatas

maka masyarakat/kelompok sasaran akan dapat meningkatkan keterampilan yang

dimiliki sehingga mampu bersaing dengan masyarakat lainnya. Dalam proses

pemberdayaan dan pembelajaran akan dipandu dengan silabus sehingga terarah dalam

mengembangkan usaha. Selain panduan silabus, juga disiapkan tenaga professional di

bidang Ilmu Material dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, khususnya bahan-bahan

serat lokal potensial dari alam.

Page 8: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

6

Bab 5. Organisasi Pelaksana

Berikut akan dijelaskan mengenai susunan organisasi tim pelaksana kegiatan

serta deskripsi tugas dari masing anggota pelaksana kegiatan.

No Nama Jabatan Deskripsi Tugas1 Dr. Kadek Rihendra Dantes,

S.T., M.T.KetuaPelaksana

- Merancang, melaksanakan,melaporkan, sertamempertanggungjawabkanpengembangan desa binaan

- Melakukan pendekatan ke segalalini agar tercapainya tujuankegiatan pengembangan desabinaan

2 Gede Widayana, S.T., M.T. Sekretaris - Melaksanakan kegiatankesekretariatan dan administrasiterkait pelaksanaanpengembangan desa binaan

- Membantu merancang danmelaporkan sertamempertanggungjawabkan semuakegiatan pengembangan desabinaan

3 I Nyoman Pasek Nugraha,S.T., M.T.

Bendahara - Melakukan kegiatan yangberhubungan dengan keuangandan pelaporan keuangan dalamkegiatan pengembangan desabinaan

- Membantu merancang danmelaporkan sertamempertanggungjawabkan semuakegiatan pengembangan desabinaan

4 Dewi Arum WidhiyantiMetra Putri, S.Psi.,M.A.

Anggota - Membantu merancang danmelaporkan sertamempertanggungjawabkan semuakegiatan pengembangan desabinaan

Page 9: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

7

Bab 6. Hasil dan Pelaksanaan Penelitian

Dari hasil identifikasi dan implementasi serat alam lokal potensial yang

dilakukan oleh tim peneliti di Desa Musi, didapatlah hasil beberapa pengujian terkait

serat sabut buah lontar yang banyak terdapat dikawasan daerah Desa Musi. Seperti

yang diketahui buah lontar merupakan hasil alam yang buahnya mempuyai banyak

serat hampir 30% - 40% dari bijinya. Penyebaran tanaman lontar ini merambah ke

berbagai wilayah lain, seperti Afrika tropik, Myanmar, Thailand, dan Malaysia. Di

Indonesia tanaman lontar ini banyak dijumpai di daerah- daerah kering, terutama

sekitar pantai, dan semakin ke wilayah timur Indonesia maka semakin banyak jumlah

populasinya. Kandungan serat yang dimiliki buah lontar tentunya bisa dimanfaatkan

sebagai penguat di dalam suatu komposit non logam yang tentu ke depan bisa

menggantikan komposit logam yang jauh lebih mahal harganya. Kelebihan dari

komposit bila dibandingkan dengan logam adalah memiliki sifat mekanik yang baik,

mudah diperoleh, murah ringan tahan korosi dan ramah lingkungan sehingga dapat

menjadi bahan alternatif selain logam.

6.1 Kekuatan Tarik Komposit

Sebelum serat buah lontar digunakan sebagai penguat pada komposit maka

perlu terlebih dahulu uji tarik serat tunggal, uji tarik serat tunggal ini di lakukan pada

laboratorium pengujian fisika dengan hasil grafik pada Gambar 1.

Page 10: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

8

Gambar 1. Hubungan antara waktu dan kekuatann tarik dengan NaOH 5 %

Setelah pengujian tarik maka berdasarkan hasil data pengujian kekuatan tarik

komposit bisa dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara fraksi volume dan Kekuatan Tarik Komposit

Page 11: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

9

Pola patahan pada pengujian uji tarik menunjukkan bahwa komposit polyester

dengan 0 % serat buah lontar terjadi pada daerah ukur (gauge length) adalah

mekanisme patahan pull out.

6.2. Kekuatan Impak Komposit

Data hasil pengujian impak dituangkan dalam Gambar 3., dengan hubungan

fraksi volume vs energi impak sebagai berikut:

Gambar 3. Hubungan Fraksi Volume vs Energi Impak

Pengujian impak ini dilihat dari patahan makro umumnya hasil menunjukkan

pola patahan cenderung baik setelah mendapat beban impak namun terjadi retak pada

beberapa bagianakibat beban impak secara tiba–tiba di hentakan pada sampel, dalam

arti spesimen mendapat beban kejut yang besar.

Pada komposit uji tarik dengan variasi fraksi volume 0% masih tinggi nilai

kekuatan tarik maksimumnya dari fraksi volume lainnya antara lain fraksi volume

5%, 25% dan 35% selain fraksi volume 15%. Ini mengindekasikan bahwa matrik

polyester lebih kuat. Komposit uji impak, data hasil pengujian kekuatan tarik maka

kekuatan beban putus dan kekuatan tarik maksimal tertinggi atau terbaik terjadi pada

fraksi volume 15% dengan F = 4318 N dan σt = 47.7 N/mm2.

Pengujian impak energi yang serap (E Serap) dan nilai impak (HI) terbaik atau

tertinggi berada pada fraksi volume 35% sebesar E Serap= 30.1519179 (J) dan σt=

Page 12: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

10

228.42 J/m2. Sehingga pada komposit pengujian impak untuk serat buah lontar

bermatrik polyester berdasar pengujian menjelaskan bahwa semakin bertambahnya

fraksi volume maka semakin tinggi pula nilai energi yang diserap dan nilai impaknya.

Dari hasil identifikasi dan pengujian yang telah dilakukan, maka tim peneliti

mengimplementasikannya agar bisa di dayagunakan oleh masyarakat Desa Musi.

Implementasi tersebut berupa pemanfaatan serat dari sabut buah lontar menjadi bahan

kerajinan berupa lampu hias.

Gambar 4. Implementasi pemanfaatan serat alam lokal potensial

dari sabut buah lontar menjadi lampu hias.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan di Balai Desa Musi, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng-Bali pada 28 Juni 2015. Peserta dalam kegiatan pelatihan ini

adalah ibu-ibu PKK, perangkat desa, STT (Sekaha Teruna Teruni) / muda-mudi di

Desa Musi, serta diikuti pula oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Page 13: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

11

Gambar 5. Pelatihan yang dilakukan oleh tim peneliti kepada warga desa

yang diwakili oleh ibu-ibu PKK, perangkat desa, dan muda-mudi Desa Musi.

Implementasi yang dilakukan secara penuh melibatkan warga desa, sehingga

diharapkan nantinya dapat lebih dikembangkan oleh mayarakat Desa Musi. Mulai

dari pengolahan serat, perlakuan terhadap serat sabut buah lontar, hingga

pemanfaatannya menjadi produk kerajinan berupa lampu hias.

Keterlibatan peserta (warga desa) sangat penting, ini dikarenakan agar

kedepannya masyarakat yang ikut dalam kegiatan pelatihan ini mampu

memanfaatkan serat alam lokal potensial di daerahnya dan mampu menularkan

kepada warga lainnya. Dengan demikian serat-serat alam yang belum termanfaatkan

sebelumnya (khususnya serat sabut buah lontar) dapat didayagunakan dengan optimal

untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di kawasan Desa Musi,

Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng-Bali.

Page 14: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

12

Bab 7. Kesimpulan

Serat sabut buah lontar memiliki komposit uji tarik dengan variasi fraksi

volume 0% masih tinggi nilai kekuatan tarik maksimumnya dari fraksi volume

lainnya antara lain fraksi volume 5%, 25% dan 35% selain fraksi volume 15%. Ini

mengindekasikan bahwa matrik polyester lebih kuat. Komposit uji impak, data hasil

pengujian kekuatan tarik maka kekuatan beban putus dan kekuatan tarik maksimal

tertinggi atau terbaik terjadi pada fraksi volume 15% dengan F = 4318 N dan σt =

47.7 N/mm2.

Pengujian impak energi yang serap (E Serap) dan nilai impak (HI) terbaik atau

tertinggi berada pada fraksi volume 35% sebesar E Serap= 30.1519179 (J) dan σt=

228.42 J/m2. Sehingga pada komposit pengujian impak untuk serat buah lontar

bermatrik polyester berdasar pengujian menjelaskan bahwa semakin bertambahnya

fraksi volume maka semakin tinggi pula nilai energi yang diserap dan nilai impaknya.

Dari hasil pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti, diimplementasikan

kepada masyarakat di Desa Musi melalui pembuatan produk kerajinan berupa lampu

hias. Dimana kegiatan implementasi ini diikuti oleh ibu-ibu PKK, perangkat desa,

STT (Sekaha Teruna Teruni) / muda-mudi di Desa Musi, serta diikuti pula oleh

mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja. Diharapkan kegiatan pelatihan ini mampu memanfaatkan serat alam lokal

potensial di daerahnya dan mampu menularkan kepada warga lainnya. Dengan

demikian serat-serat alam yang belum termanfaatkan sebelumnya (khususnya serat

sabut buah lontar) dapat didayagunakan dengan optimal untuk meningkatkan

kesejahteraan warga masyarakat di kawasan Desa Musi

Page 15: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATANPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN

USAHA KECIL MENENGAH (UKM)MELALUI PEMANFAATAN SERAT ALAM LOKAL POTENSIAL

DI DESA MUSI, KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG

Gambar 1. Pengarahan dari Tim Peneliti kepada warga Desa Musi.

Gambar 2. Demonstrasi aplikasi serat sabut buah lontar untuk produk wisata.

Page 16: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 3. Peserta antusias mengikuti pengarahan dari Tim Pelaksana.

Gambar 4. Pengarahan secara langsung dari Ketua Tim Pelaksana mengenai aplikasipenggunaan serat alam sabut buah lontar.

Page 17: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 5. Ibu-ibu PKK mempraktekkan secara langsung pembuatan lampu hias.

Gambar 6. Proses pengambilan serat alam sabut buah lontar.

Page 18: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 7. Aplikasi yang dilakukan secara langsung oleh salah satu warga DesaMusi.

Gambar 8. Praktek pembuatan lampu hias yang dilakukan oleh STT Desa Musi.

Page 19: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 9. Mahasiswa dan peserta yang berkoordinasi secara langsung untukmempraktekkan pembuatan lampu hias.

Gambar 10. Proses pengeringan lampu hias yang selesai di bentuk sesuai pola.

Page 20: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 11. Proses menghias lampu hias menggunakan kain flannel.

Gambar 12. Hasil lampu hias yang telah di buat dari serat alam sabut buah lontar.

Page 21: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA - Lembaga Penelitian …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197912012006041001... · 1 Bab 1. Analisis Situasi Desa Musi adalah sebuah desa

Gambar 13. Penyampaian dari Tim Pelaksana mengenai hasil kegiatan yang telahdilaksanakan.

Gambar 14. Foto bersama dari tim pelaksana, mahasiswa, dan perwajilan wargaDesa Musi.