4
Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, mekanik, atau kimia. Di alam, sebagian besar batu gamping terjadi secara organik dan umumnya mempunyai nilai ekonomis. Jenis ini berasal dari pengendapan rumah kerang dan siput, foraminifera (ganggang), atau kerangka binatang koral/kerang. Mula jadi batu gamping secara mekanik bahannya hampir sama dengan secara organik. Yang membedakan adalah terjadi perombakan terhadap bahan gamping kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sementara secara kimia batu gamping terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar. Endapan batu gamping disebut endapan sinter kapur, apabila pengendapan terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping di bawah permukaan, kemudian diendapkan kembali di permukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir adalah unsur pengotor yang mengendap saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Persentase unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu gamping mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat bahkan hitam. Warna kemerah-merahan disebabkan oleh adanya unsur mangan sementara kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik. Mineral pengotor lain yang terdapat pada batu gamping tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit adalah magnesit; kuarsa; feldspar; (kaolin, illit dsb); besi (hematit, ilmenit); dan mineral sulfida (pirit, markasit). Batu gamping bersifat keras, padat, dan dapat pula bersifat sarang. Carr Donald D. dan Rooney L.F (1985) membuat klasifikasi mineral atas dasar kandungan kalsit dan dolomit serta material non-karabonat dalam batuan. Jika kandungan kalsit dalam batuan dominan, maka dapat dikatakan sebagai batu gamping. Apabila kandungan dolomit (MgCO3) yang paling banyak (>15%) maka batuan tersebut diklasifikasikan sebagai batuan dolomit (Tabel 1). Batu gamping yang mengalami meta-morfosa akan berubah penampakan-nya dan sifatnya. Itu terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batu

Untitleddocument (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

_

Citation preview

Page 1: Untitleddocument (1)

Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, mekanik, atau kimia. Di alam, sebagian besar batu gamping terjadi secara organik dan umumnya mempunyai nilai ekonomis. Jenis ini berasal dari pengendapan rumah kerang dan siput, foraminifera (ganggang), atau kerangka binatang koral/kerang. Mula jadi batu gamping secara mekanik bahannya hampir sama dengan secara organik. Yang membedakan adalah terjadi perombakan terhadap bahan gamping kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sementara secara kimia batu gamping terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar. Endapan batu gamping disebut endapan sinter kapur, apabila pengendapan terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping di bawah permukaan, kemudian diendapkan kembali di permukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir adalah unsur pengotor yang mengendap saat proses pengendapan.Keberadaan pengotor memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Persentase unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu gamping mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat bahkan hitam. Warna kemerah-merahan disebabkan oleh adanya unsur mangan sementara kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik. Mineral pengotor lain yang terdapat pada batu gamping tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit adalah magnesit; kuarsa; feldspar; (kaolin, illit dsb); besi (hematit, ilmenit); dan mineral sulfida (pirit, markasit). Batu gamping bersifat keras, padat, dan dapat pula bersifat sarang. Carr Donald D. dan Rooney L.F (1985) membuat klasifikasi mineral atas dasar kandungan kalsit dan dolomit serta material non-karabonat dalam batuan. Jika kandungan kalsit dalam batuan dominan, maka dapat dikatakan sebagai batu gamping. Apabila kandungan dolomit (MgCO3) yang paling banyak (>15%) maka batuan tersebut diklasifikasikan sebagai batuan dolomit (Tabel 1). Batu gamping yang mengalami meta-morfosa akan berubah penampakan-nya dan sifatnya. Itu terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batu gamping tersebut menghablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Air tanah juga berpengaruh terhadap penghabluran ulang pada permukaan batu gamping sehingga membentuk kalsit. Di beberapa daerah endapan batu gamping sering ditemukan gua dan sungai bawah tanah. Hal itu terjadi akibat reaksi batu gamping dengan resapan air hujan yang mengandung CO2 maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah kemudian melarutkan batu gamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut:CaCO3 + 2 CO2 + H2O à Ca (HCO3)2 + CO2 Ca(HCO3)2larut dalam air sehingga lambat laun di dalam tubuh batu gamping terjadi rongga. Gejala ini tidak hanya terjadi di dalam, tetapi juga di permukaan yang langsung berhubungan dengan udara luar yang kadang-kadang membentuk topografi karst yang indah menarik dan unik, atau juga sering dijumpai berbagai lubang tegak, miring, atau datar. ahapan FksplorasiFksplorasi pada 'ebakan 2 'ebakan mineral selalu dilakukan se'ara bertahap. &istem bertahap ini dilakukan untuk mengurangi suatu resiko eksplorasi. &elain itu sistem inidihubungkan dengan metode eksplorasi yang digunakan.!enurut Peters, 9=15 dalam $oesomadinata, 0@@@ tahapan eksplorasi modern adalahsuatu strategi eksplorasi modern meliputi 0 tahapan eksplorasi dengan sub-tahapannya,dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan untuk pengambilan keputusan serta penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk

Page 2: Untitleddocument (1)

geologi yang lebih rele%an. ahapan inidapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain9.ahapan Ran'angan Fksplorasi (FGploration Design &tage+Ran'angan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang re%iew literatur , geologiregional, 'itra landsat, interpretasi foto udara. &elain itu juga men'akup tentang modeleksplorasi sebagai hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi.0.ahapan Fksplorasi injau 2 ingkat &trategis (Re'onnaissan'e FGploration &tage 2&trategi' Phase+Pada tahap ini dibagi menjadi * tahap antara lain 0.9 Penilaian Regional (

*egional Apprasisal

+Penilaian regional ini berdasarkan data dan studi pustaka yang ada.0.0Peninjauan Daerah (

Area *e+onnaissan+e

+Peninjauan daerah ini dilakukan dengan melakukan sur%ei daerah. &ur%eiini dapat menggunakan sur%ei udara seperti sur%eidan analisa foto udara,sur%ei dan analisa aeromagneti'. &edangkan sur%ei darat berupa lintasan 2 lintasan dengan metoda geologi atau non geologi, pengambilan batuansampel di sungai (

stream sampling

+, dan sebagainya. ahapan inimenghasilkan daerah 2 daerah prospek dengan peta skala 9 9@@.@@@ 20@@.@@@.0.*Pemilihan &asaran (

arget Sele+tion

+ahap ini merupakan akhir dari semua tahapan eksplorasi tinjau 2 tingkatstrategis. ahap ini menindaklanjuti tahap peninjauan daerah dengan sitemmetoda geologi berupa prospeksi batuan di sungai seperti float mappingand sampling, stream sediment sampling, dan ro'k sampling. $adangkala

bersamaan dengan pembuatan paritan, pemboran dangkal dan metodageofisika seperti sur%ei magneti', gra%itasi, seismik dan reflaksi seseuaidengan petunjuk geologi.*.ahapan Fksplorasi Rin'i 2 ingkat aktis (

-etail ./ploration Stage 0 a+ti+al Phase

+ahapan ini dibagi menjadi * tahapan yaitu *.9 Penyelidikan Permukaan Rin'i (

-etail Sur1a+e In2estigation

+ahap ini berupa pen'iutan daerah prospek dengan peta skala 9:@@@ 299@@@. $egiatan pada tahap ini antara lain berupa pemetaan geologirin'i , sur%e geokimia rin'i, pembuatan paritan dan sumur uji dan sur%eigeofisika rin'i dan pengambilan beberapa 'ontoh batuan hasil pemboran.*.0Penyelidikan Bawah permukaan Rin'i (

-etail Subsur1a+e In2estigation

+Pada tahap ini berupa pembuatan terowongan eksplorasi, pengeboran 'ore 2 logging yang lebih rapat, pengukuran geophysi'al logging, penentuan'adangan pendahuluan dan pengambilan 'ontoh se'ara sistematis*.*Penemuan / Bukan Penemuan (

Page 3: Untitleddocument (1)

-is+o2er! 3 4ondis+o2er!

+Pada tahap ini faktor 2 faktor teknik penambangan, teknik ekstraksimetalurgi, kebutuhan energi dalam penambangan serta penilaianekonomis (feasibility studies+ dilakukan agar dapat diketahui suatu prospek dapat ditambang atau tidak.3.ahapan F%aluasi dan Pra Produksi (

.2aluation and Preprodu+tion Stage

+ahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah.ahap ini berupa e%aluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. &elain itu tahap ini jugameran'ang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jalan, pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.