Upload
lamminh
View
224
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN METODE RESITASI PADA MATERI POKOK
ZAT ADITIF DALAM MAKANAN PADA SISWA KELAS VIIIMTs MANSAUL HUDA REMBANG TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Prodi Tadris Kimia
Oleh:
HAIDLOROH FAIQOTUN NI’MAH
NIM : 053711380
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2010
ii
KEMENTRIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Telp/Fax (024) 7601295, 7615387
PENGESAHAN
iii
KEMENTRIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Telp/Fax (024) 7601295, 7615387
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Atik Rahmawati, M. Si __________________ __________________NIP. 19750516200604202Pembimbing I
Nasirudin, M. Ag __________________ __________________NIP. 196912101996031002Pembimbing II
iv
MOTTO
Artinya : ”Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.”
(Surat ’Abasa : 24) *
* Depag Islam, Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al-Qur’an danTerjemahannya, (Saudi Arabia: Mujamma’ Al Malik Fahd li Thiba’at Al Mush-haf Asy Syarif, 1421H). hlm.
v
PERSEMBAHAN
Karya tulis skripsi ini saya dedikasikan kepada orang-orang yang secaralangsung maupun tidak langsung telah memberi makna pada setiap jengkal langkahkudalam proses menjadi manusia yang selalu terus ingin belajar. Untuk orang-orangyang selalu ada bersama setiap limpahan kasih sayang-Nya, khususnya kepada:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Fatchur Rohman alm & Ibu Chuzaimah) yangtelah memberikan perhatian dan kasih sayang, yang tidak mungkin dapattergantikan oleh apapun.
2. Para dosen yang selalu memberikan pencerahan, menyalakan pelita, sertamenggoreskan tinta kebijaksanaan sebagai bekal hidup.
3. Semua keluarga, adik-adikku (Yusuf, Ria & Izza), serta saudara-saudarakuyang senantiasa menghadiahkan doa demi keberhasilan dan kesuksesanku.
4. Teman-teman seperjuangan, semua anak tadris kimia 2005.5. Semua warga kos 24,6. Seluruh insan pendidikan yang terus mengisi kehidupannya untuk selalu
belajar agar menjadi yang terbaik bagi diri, keluarga, bangsa dan Negara.
Akhirnya dari lubuk hati yang terdalam, kupersembahkan karya sederhana ini,jazakumullah khairon katsira. Semoga seluruh jasa pengorbanan, mendapat limpahanrahman dan rahim-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
vi
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis
jadikan bahan rujukan.
Semarang, 23 Juni 2010
Deklarator,
Haidloroh Faiqotun Ni’mah
vii
ABSTRAK
Haidloroh Faiqotun Ni’mah (NIM: 053711380). Upaya MeningkatkanHasil Belajar Siswa Dengan Metode Resitasi Pada Materi Pokok Zat Aditif DalamMakanan Pada Siswa Kelas VIII MTs Mansaul Huda Rembang Tahun Ajaran2009/2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode resitasi dapatmeningkatkan hasil belajar IPA materi pokok Zat Aditif Dalam Makanan Pada SiswaKelasVIII MTs Mansaul Huda Rembang Tahun 2009/2010.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada pesertadidik kelas VIII MTs Mansaul Huda Rembang. Dari hasil observasi secara langsungdi kelas VIII dapat diketahui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru matapelajaran IPA khususnya kimia belum secara penuh mengedepankan pembelajaranaktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah, artinya peserta didik cenderungpasif dalam pembelajaran, peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru,menulis dari apa yang dijelaskan kemudian mengerjakan soal yang diberikan. Hal inijuga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum maksimal. Dalam penelitian inipeneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan metode resitasi kelas VIII MTsMansaul Huda yang jumlahnya ada 27 peserta didik.
Pada saat dilaksanakan metode resitasi, suasana pembelajaran di kelas VIIImenjadi lebih hidup, peserta didik menjadi lebih aktif dan hasil belajar menjadimaksimal. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap pertama adalah kegiatanprasiklus, yaitu mencari data hasil belajar siswa VIII tahun sebelumnya untuk materizat aditif dalam makanan. Hal ini penting untuk dijadikan dasar nilai awal. Tahapkedua adalah pelaksanaan siklus I dan siklus II, sedangkan tahap ketiga yaitupenyempurnaan data dan penyusunan laporan. Pada kondisi awal sebelum diterapkanmetode resitasi, hasil belajar peserta didik yaitu rata-rata hasil belajar 61,36 denganketuntasan belajar 40%. Setelah dilaksanakan metode resitasi hasil belajar pesertadidik meningkat. Pada siklus I, prosentase rata-rata hasil belajar peserta didik 65,7dan ketuntasan belajar 44,44%. Pada siklus II, prosentase rata-rata hasil belajarpeserta didik 77,85 dan ketuntasan belajar 85,19%. Dari data tersebut, jelas bahwaada peningkatan hasil belajar dari sebelum diterapkannya metode resitasi dengansetelah metode tersebut diterapkan. Namun dari penelitian ini masih terdapat pesertadidik yang dari siklus pertama dan kedua mempunyai nilai dibawah indikatorkeberhasilan. Hal ini disebabkan oleh karena daya ingat siswa yang lemah.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasidan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihakyang membutuhkan di lingkungan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas
taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Resitasi Pada
Materi Pokok Zat Aditif Dalam Makanan Pada Siswa Kelas VIII MTs Mansaul Huda
Rembang Tahun Ajaran 2009/2010” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati
penulids ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A., rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan
baik, selama masa study.
3. Drs. Abdul Wahid, M.Ag, ketua jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
4. Ibu Atik Rahmawati, M.Si dan Bapak Nasirudin, M.Ag, dosen pembimbing,
disela-sela jadwalnya yang super padat telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam skripsi ini.
5. Ibu Hj. Nur Khasanah, M.Kes, wali studi yang telah membimbing selama masa
perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
7. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo yang telah berkenan melayani
penulis selama studi hingga skripsi ini selesai.
ix
8. Bapak Nur Chakim, S.Ag, kepala sekolah MTs Mansaul Huda Rembang yang
telah memberikan izin penelitian dan fasilitas yang diperlukan selama penelitian.
9. Bapak Khoirul Atshar, S.Pd, guru mata pelajaran kimia kelas VIII yang bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta bersedia menjadi guru mitra dalam
penelitian ini.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasih sayang serta
doanya.
11. Adik-adikku tercinta.12. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan (tadris kimia’05).
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian
rasa terima kasih yang tulus dan diiringi doa semoga Allah SWT membalas semua
amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan
dalam arti seluruhnya. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 23 Juni 2010
Penulis
Haidloroh Faiqotun Ni’mah
NIM : 053711380
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK................................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………......... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 4
E. Penegasan Istilah ............................................................ 4
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HEPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar ............................................. 7
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar....................... 7
b. Aspek-Aspek Hasil Belajar...................................... 10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..... 11
d. Alat-Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar................. 17
2. Tinjauan tentang metode resitasi.................................. 18
a. Pengertian Resitasi................................................. 18
xi
b. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Tugas
Atau Resitasi.......................................................... 19
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi .......... 19
d. Macam-macam Variasi Penggunaan Metode
Resitasi ................................................................. 20
3. Tinjauan Tentang Materi Zat Aditif dalam Makanan ... 21
a. Pengertian Zat Aditif ............................................. .. 21
b. Macam-Macam Zat Aditif....................................... 21
c. Batas Penggunaan Zat Aditif ................................. .. 42
d. Dampak Penggunaan Bahan Kimia Buatan ............. 43
4. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia melalui Resitasi
pada Materi Pokok Zat Aditif dalam Makanan ........... 45
B. Kajian Penelitian yang Relevan......................................... 46
C. Hipotesis Penelitian ............................................................ 48
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek dan Lokasi Penelitian ........................................... 49
B. Waktu Penelitian............................................................... 49
C. Desain penelitian............................................................... 49
D. Metode Pengumpulan Data ............................................. 53
E. Metode Analisis Data........................................................ 54
F. Indikator Keberhasilan ....................................................... 54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal ................................................................... 55
B. Persiapan penelitian Penelitian ......................................... 56
C. Hasil penelitian dan Pembahasan ....................................... 58
xii
BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Keimpulan ........................................................................ 66
B. Saran ................................................................................. 66
C. Penutup ............................................................................. 67
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bahan Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia............................ 30
Tabel 2. Bahan Pemanis Sintetis yang Diizinkan di Indonesia......................... ... 31
Tabel 3. Bahan Pengawet Sintetis yang Diizinkan di Indonesia .......................... 38
Tabel.4. Batas Maksimum Penggunaan Penyedap Rasa Sesuai Acceptable
Daily Intake (ADI) ................................................................................... 41
Tabel 5. Perbandingan Tes Akhir Siswa ..................................................... ..... .. 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 3. Soal Resitasi Siklus I
Lampiran 4. Soal Individu Siklus I
Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Individu Siklus I
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 7. Soal Resitasi Siklus II
Lampiran 8. Soal Individu Siklus II
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Individu Siklus II
Lampiran 10. Tabel Perhitungan Rata-Rata dan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum
Menggunakan Metode Resitasi
Lampiran 11. Tabel Nama Siswa
Lampiran 12. Tabel Perhitungan Rata-Rata dan Ketuntasan Belajar Siswa Setelah
Menggunakan Metode Resitasi
Lampiran 13. Daftar Nama Kelompok
Lampiran 14. Tabel Nilai Kelompok dengan Pembelajaran Resitasi
Lampiran 15. Tabel Perhitungan Rata-rata Tiap Siklus dengan Pembelajaran Resitasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah berkembang pesat. Hal ini erat
kaitannya dengan perkembangan teknologi sebagai wahana yang
memungkinkan IPA berkembang pesat. Perkembangan IPA yang begitu pesat
menggugah pendidik untuk merancang dan melaksanakan pendidikan yang
lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan
sehari-hari dalam masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan IPA
kreativitas sumber daya manusia merupakan syarat yang mutlak untuk
ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia
adalah melalui jalur pendidikan.2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3 Selain
itu pendidikan juga mempunyai arti usaha untuk penumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.
Pendidikan memegang peranan penting dalam era globalisasi karena
misi pendidikan sekarang lebih ditekankan pada pembentukan sumber daya
manusia yang berkualitas. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) menuntut peningkatan mutu pendidikan agar siswa sebagai objek
dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Cara pandang yang dikehendaki dalam pendidikan kimia adalah kimia
dipandang sebagai produk (pengetahuan) dan proses (kegiatan) antara lain
2 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), hlm. 227.
3 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem PendidikanNasional) Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.3.
2
melakukan percobaan, menafsirkan, membangkitkan, menggeneralisasikan,
mengambil keputusan dan mengkomunikasikan.
Dalam proses belajar mengajar, metode mengajar memainkan peranan
yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama keberhasilan
seorang guru dalam mengajar. Metode mengajar yang dipakai oleh guru akan
berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa. Proses mengajar dilakukan oleh
pengajar, sedangkan proses belajar dilakukan oleh siswa sebagai anak didik,
agar hasil proses belajar dan mengajar dapat berhasil dengan baik, perlu
adanya metode dan teknik yang tepat dalam proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru. Akan tetapi kenyataan yang terlihat di
lapangan tidak sama dengan apa yang diharapkan tersebut. proses
pembelajaran yang digunakan oleh kebanyakan guru masih berkutat pada
metode ceramah, dan latihan soal, yang belum dapat membuat siswa aktif
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil interview dengan guru IPA di MTs. Mansaul Huda
(tanggal 18 januari 2010). Proses pembelajaran IPA di MTs tersebut
khususnya pada materi pokok zat aditif dalam makanan masih berkutat
dengan metode ceramah dan belum pernah menggunakan variasi metode
pembelajaran yang lain. Pembelajaran masih terpusat pada satu arah, dan
guru merupakan sumber belajar satu-satunya. Akibatnya, siswa kurang
antusias dalam pembelajaran, sehingga potensi siswa belum dapat tergali
secara maksimal dan dampak buruknya adalah belum tercapainya hasil
belajar secara maksimal (memuaskan).
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka guru harus mampu
menciptakan variasi metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu metode
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran adalah dengan menerapkan metode resitasi.
Metode resitasi merupakan salah satu metode yang tidak hanya
mengajak peserta didik untuk belajar di bangku sekolah saja. Dalam
pelaksanaan metode resitasi, peserta didik juga diajak belajar dari lingkungan
3
sekitar, sehingga metode ini dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
menumbuhkan sifat kreatif dalam belajar.
Materi pokok zat aditif dalam makanan dipilih oleh peneliti karena
penyampaian materi tersebut di MTs. Mansaul Huda Rembang masih
menggunakan metode ceramah, padahal materi pokok zat aditif merupakan
materi yang sebenarnya dapat dipelajari tidak hanya dari buku saja, akan
tetapi siswa dapat menggali informasi dari lingkungan sekitar. Dengan
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar berinteraksi dengan
lingkungan akan membuat siswa antusias dalam belajar dan dapat lebih
mengembangkan potensi siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis mengadakan penelitian
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode
Resitasi Pada Materi Pokok Zat Aditif Dalam Makanan Pada Siswa Kelas
VIII MTs. Mansaul Huda Tahun Ajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan metode resitasi pada materi pokok zat aditif dalam
makanan pada siswa kelas VIII MTs. Mansaul Huda tahun ajaran
2009/2010?
2. Apakah metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar kimia materi
pokok zat aditif dalam makanan pada siswa kelas VIII MTs. Mansaul
Huda tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode resitasi pada materi
pokok zat aditif dalam makanan pada siswa kelas VIII MTs. Mansaul
Huda tahun ajaran 2009/2010.
4
2. Untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat meningkatkan hasil
belajar kimia materi pokok zat aditif dalam makanan pada siswa kelas
VIII MTs. Mansaul Huda tahun ajaran 2009/2010.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan minat dan motivasi siswa
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
c. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Manfaat bagi guru
a. Dapat memiliki beberapa alternatif model pembelajaran dan metode
yang digunakan untuk meningkatkan pola berfikir yang aktif dan
kreatif
b. Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan praktek
tindakan kelas (PTK) untuk mendapatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan pengembangan profesi guru
3. Manfaat bagi sekolah
Hasil peneliian ini dapat dijadikan pedoman kebijakan intern
sekolah dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat digunakan sebagai
masukan positif pada program pengajaran untuk meningkatkan pola
berfikir yang aktif dan kreatif.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul
skripsi ini, maka penulis perlu membatasi pengertian dan batasan istilah-
istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini.
5
1. Upaya
Upaya adalah usaha (syarat) untuk meyampaikan suatu maksud,
akal, ikhtiar.4 Ikhtiar yang dimaksud disini adalah usaha yang dilakukan
pendidik untuk meningkatkan hasil belajar zat aditif dalm makanan.
2. Meningkatkan
Kata meningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis dari
sesuatu yang bersusun atau berlenggak-lenggok.
Meningkatkan adalah usaha menaikkan (derajad, taraf),
mempertinggi, memperhebat (produksi), mengangkat diri, memegahkan
diri.5 Penulis mengartikan meningkatkan sebagai proses perubahan menuju
ke arah yang lebih tinggi dalam hal yang positif (baik). Meningkatkan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA
terpadu khususnya kimia menuju ke arah yang lebih baik, yaitu siswa
dapat menerapkan ilmu yang diterimanya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dalam penggunaan produk-produk yang beredar dipasaran.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar.6
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia
lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang.7 Sehingga hasil belajar
merupakan suatu kapabilitas (kemampuan) berupa ketrampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai seseorang setelah melakukan kegiatan
pembelajaran. Sebagai wujud tercapainya ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
4 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),hlm. 3512.
5 Ibid., hlm. 1132.6 Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37.7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), h. 28.
6
4. Metode Resitasi
Metode artinya cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk
mencapai maksud (dalam pengetahuan, dsb), cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan.8
Resitasi berasal dari kata recite, dalam kamus bahasa inggris recite
artinya membawakan, mendeklamasikan, menceritakan.
Metode resitasi adalah metode belajar mengajar berupa pemberian
tugas kepada siswa, tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat
dikerjakan di perpustakaan, dan di laboratorium dan hasilnya harus di
pertanggung jawabkan.9
5. Materi Pokok Zat Aditif Dalam Makanan
Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan, baik pada saat memproses, mengolah,
mengemas atau menyimpan makanan.
8 W.J.S. Poerwadarminta, op.cit., hlm. 580.9 http://amriawan-blogspot..com/2008/12/penerapan-metode-resitasi-terhadap.html.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak
manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.10
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan individu secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan
sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Menurut
beberapa tokoh ahli pendidikan mengartikan belajar sebagai berikut:
a) Cronbach, mengatakan: learning is a change in behavior as a
result of experience, belajar adalah terlihatnya perubahan tingkah
laku sebagai dampak dari pengalaman sebelumnya.11
b) Sadirman mengemukakan bahwa dalam pengertian luas, belajar
dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya.12
c) Charles E. Skinner: “learning is a process of progressive behavior
adaptation”.13 Belajar adalah suatu proses menuju perubahan
tingkah laku sebagai bentuk adaptasi/penyesuaian diri.
Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu
yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
10Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar BaruAlgensindo, 2000), h. 28.
11Sadirman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), h. 20.
12Ibid.13 Charles E. Skinner, Essential of Educational Psicology, (New York: Englewood
Cliffs,1958), h.199.
8
sikap, pengertian, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya
menyangkut organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.14
Sedangkan Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid
dalam kitab al-Tarbiyah wa Turuqu tadris mengemukakan:
“Belajar adalah perubahan dalam diri siswa berdasarkan pengalamanmasa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru.”
Dari pendapat-pendapat di atas, belajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan
raga sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Konsep pembelajaran merujuk pada upaya penataan
lingkungan (fisik, sosial, kultural dan psikologis atau spiritual) yang
memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar.
Jadi, bila dilihat dari individu yang belajar (pembelajar) proses belajar
bersifat internal dan unik (unique), sedang proses pembelajaran
bersifat eksternal (datang dari luar diri) yang sengaja dirancang
(designed/planned) dan karena itu bersifat rekayasa atau
“engineering”.16
Pengertian pembelajaran menurut E. Mulyasa adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik.17 Dalam Undang-
Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
14Ibid, h. 2115 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Turuqu Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif), h. 159.16Udin S. Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), h. 2.17E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h.
100.
9
1 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.18
Jadi pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik. Belajar
mengacu pada hasil apa yang ingin dicapai sedang pembelajaran
adalah proses dari belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.19 Berikut ini adalah
beberapa definisi tentang hasil belajar menurut beberapa tokoh, antara
lain:
a) Menurut Mulyono Abdurrahman
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.”20
b) Oemar hamalik dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar”
mengemukakan bahwa “tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah
aspek diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
ketrampilan, apresiasi, emosional, sikap dan lain-lain. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut.21
Dalam sistem pendidikan nasional, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah menjadi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.22
18Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem PendidikanNasional) Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.5.19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja RosdakaryaOffset, 2009), Cet.13, h. 22.
20Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Aanak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: RinekaCipta, 1999), h. 37.
21Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara. 2007), h.30.22Nana Sudjana, op.cit.
10
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar.23 Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar
merupakan puncak proses belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan
psikomotorik.24 Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman belajar.
b. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Dalam Sistem Pendidikan Nasional tujuan rumusan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif, adalah ranah yang berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.25
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai terdiri dari lima
aspek, yakni:
a) Receiving/attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa
dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
23Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.3.24Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h.179.25Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Loc. Cit.
11
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus.
d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu
sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.26
3) Ranah Psikomotorik, adalah ranah yang berkaitan dengan hasil
belajar keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak. Terdiri dari
enam aspek yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, dan motoris.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan
dan ketepatan.
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang kompleks.
f) Gerakan ekspresif dan interpretatif. 27
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor ekstern
yang berasal dari luar diri siswa tersebut.28
1) Faktor-faktor internal
Faktor ini berasal dari dalam peserta didik, yakni faktor
psikologis yang berhubungan dengan jiwa peserta didik dan
26Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 53-54.27Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 23.28Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 39-40.
12
keinginan yang meliputi iintelegensi, minat dan perhatian, bakat,
motif serta kematangan siswa.
a. Intelegensi
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan otak saja, tetapi juga
organ-organ tubuh yang lain. Kecerdasan merupakan faktor
psikologis yang penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa.29
b. Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.30
Perhatian bisa dipupuk dengan memberikan stimulus
yang baru, beraneka ragam atau berorientasi tinggi.31 Dengan
demikian, jika seorang peserta didik mempunyai minat dan
perhatian terhadap pelajaran yang diterimanya akan
memberikan hasil yang positif terhadap hasil atau prestasi
belajarnya.
c. Bakat
Bakat atau aptitude kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.32
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi
untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
29 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-RuzzMedia, 2007),hlm. 20-21.
30 Ibid, hlm.24.31 S.Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2000), hlm.180.32 Slameto. 1991. belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, hlm. 2.
13
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang
telah memiliki bakat tertentu, akan laebih mudah menyerap
segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang
dimiliki.33
d. Motif
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat
sesuatu.34 Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap
usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini motif yang kuat akan mempunyai
pengaruh terhadap seberapa besar usaha dan kegiatan untuk
mencapai tujuan belajar.
e. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru.35 Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jarinya sudah
siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir
abstrak, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan anak
yang sudah siap (matang) maka belajarnya akan lebih berhasil,
dan juga kemajuan baru untuk memiliki kecakapan tergantung
dari kematangan dan belajar.
2) Faktor-faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
timbul dari luar diri siswa, yakni faktor yang mendukung hasil
belajar pada diri peserta didik, diantaranya faktor keluarga yang
meliputi cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar
anggota keluarga. Faktor sekolah yang meliputi kurikulum, metode
mengajar, dosen. Serta faktor lingkungan masyarakat yang
33 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, op. Cit, hlm. 26.34 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bamdung Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 60.35 Slameto, Op. Cit, hlm. 57.
14
meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul serta bentuk kehidupan masyarakat.
a. Faktor keluarga
1. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, dapat menyebabkan anak
kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri
sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak
tekun, akhirnya kesukaran-kesukaran terjadi dalam
belajarnya, sehingga hasil yang didapatkan atau prestasinya
tidak memuaskan, bahkan mungkin gagal dalam studinya.
Disinilah bimbingan orang tua sangat memegang peranan
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak.
2. Pengertian orang tua
Terkadang anak mengalami lemah semangat, maka
orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan.
Sehingga sedapat mungkin membantu kesulitan yang
dialami anak di sekolah. Jika perlu, orang tua menghubungi
gurunya untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.
3. Relasi antar anggota keluarga
Demi kelancaran serta keberhasilan anak perlu
diusahakan relasi di dalam keluarga anak tersebut.
Hubungan baik adalah yang penuh pengertian dan kasih
sayang disertai dengan bimbingan dan perlu hukuman-
hukuman untuk mensukseskan belajar anak.
15
b. Faktor sekolah
1. Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.36 Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar
tidak dapat berlangsung, sebab materi yang harus guru
sampaikan harus sesuai dengan kurikulum yang ada.
Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas frekuensi
peserta didik.
2. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui dalam mengajar. Metode guru yang kurang
tepat akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dan
juga belajar siswa.
Seorang guru perlu menggunakan beberapa metode
dalam menyampaikan suatu materi pokok tertentu. Dengan
variasi beberapa metode, penyajian pengajaran akan
menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran guru
memberikan suatu uraian dengan metode ceramah,
kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan
dan diakhiri dengan diskusi atau tanya jawab, sehingga
bukan hanya guru saja yang aktif berbicara, melainkan
siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.37
3. Pendidik (Guru)
Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik,
karena hampir seluruh aktifitas yang dilakukan oleh peserta
didik sangat bergantung pada pendidik, dalam hal ini
efektifitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan dan lum
36 Khaerudin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Konsep danImplementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 23.
37 http://www.pbs-psma.org/content/blog/strategi-metode-mengajar
16
instrument sebagai faktor-faktor utama yang mempengaruhi
proses dan prestasi belajar.
Proses pembelajaran tidak berlangsung secara satu
arah (one why system) melainkan terjadi secara timbal balik
(interactive, two ways traffic system). Kedua pihak
berperan secara aktif dalam kerangka kerja (frame work),
serta dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir
(frame of reference)38
c. Faktor lingkungan masyarakat
1. Kegiatan Peserta Didik Dalam Masyarakat
Kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
2. Media massa
Media massa yang baik memberi pengaruh yang
baik terhadap siswa, dan juga berpengaruh terhadap
belajarnya. Sebaliknya, media massa yang buruk juga
berpengaruh buruk terhadap peserta didik jika tidak ada
kontrol dan pembinaan orang tua.
3. Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik
lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga.
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap
diri peserta didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul
yang buruk pasti dapat memberi pengaruh yang bersifat
negatif juga.
4. Bentuk kehidupan masyarakat
Lingkungan kehidupan masyarakat sangat
mempengaruhi pola belajar dan juga kepribadian anak.
Seorang anak yang terlahir ditengah-tengah lingkungan
yang tenang, kepribadian dan pola belajarnya akan berbeda
38 Mulyasa, loc.Cit., hlm 191.
17
dengan anak yang terlahir dari keluarga yang berada di
tengah-tengah lingkungan yang penuh dengan kebisingan.
d. Alat-alat untuk Mengukur Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.39
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah
berjalan efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan
peserta didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi
guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai
keefektifan mengajarnya, apakah model dan media yang digunakan
mampu membantu peserta didik mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
Guru dalam melakukan penilaian, terlebih dahulu harus
menetapkan apa yang menjadi sasaran atau objek penilaian, yaitu dari
segi kognitif, afektif atau psikomotorik. Ketiga sasaran pokok tersebut
harus dievaluasi secara menyeluruh. Dengan menetapkan sasaran-
sasaran tersebut, maka seorang guru akan mudah menentukan alat
evaluasinya.
Alat penilaian atau alat evaluasi pada umumnya dibedakan
menjadi dua jenis, yakni: tes dan non tes. Tes dapat diberikan secara
lisan, tertulis, ataupun tindakan. Soal tes dapat disusun dalam bentuk
obyektif ataupun dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan yang
termasuk non tes, dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, studi
kasus dan inventory.40
39Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 3.40Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 113-115.
18
2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi
a. Pengertian Resitasi
Pencapaian hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh
metode yang digunakan. Metode adalah cara mengerjakan atau
menyajikan sesuatu mata pelajaran. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar adalah resitasi.
Resitasi merupakan suatu metode yang pelaksanaannya bukan
hanya berkutat pada pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu.
Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di
tempat lainnya. Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif
belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena
itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara
kelompok.41
Imansjah Alipandie dalam bukunya yang berjudul Didaktif
Metodik Pendidikan Umum mengemukakan bahwa “Metode resitasi
adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi
tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu diluar jam
pelajaran. Pelaksanaannya bisa di rumah, di perpustakaan, di
laboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan”. Sedangkan
Slameto mengemukakan bahwa “metode resitasi adalah cara
penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu
dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi
adalah pemberian tugas kepada siswa di luar sekolah atau di luar
jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada
guru yang bersangkutan”.42
41 Ibid. hlm. 81.42 http://amriawan-blogspot..com/2008/12/penerapan-metode-resitasi-terhadap.html
19
b. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Tugas Atau Resitasi
Penggunaan metode resitasi meliputi tiga fase, yaitu:
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan:
a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa
yang ditugaskan tersebut
c) Sesuai dengan kemampuan siswa
d) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2. Fase pelaksanaan tugas
a) Diberikan bimbingan pengawasan oleh guru
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh
orang lain
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya
b) Ada Tanya jawab atau diskusi kelas
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes
atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut
resitasi.43
c. Kelebihan dan kekurangan metode resitasi
Kelebihan metode resitasi, antara lain:
1. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar lebih banyak.
2. Memupuk rasa tanggung jawab.
43 Nana Sudjana, Op. Cit, hlm. 81-82.
20
3. Memperkuat motivasi belajar.
4. Menjalin hubungan antar sekolah dan keluarga.
5. Mengembangkan keberanian berinisiatif.
Kelemahan metode resitasi, antara lain:
1. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau
atas bantuan orang lain.
2. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-
teman.
3. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga
yang kurang teratur.
4. Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas44
Tanpa adanya resitasi, siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar. Karena mereka hanya akan belajar di dalam kelas dan
cenderung menunda waktu untuk membuka kembali pelajaran yang
telah mereka dapat di sekolah. Namun tidak selamanya metode ini bisa
dikerjakan dimanapun tempatnya terkadang siswa hanya
mengandalkan pekerjaan temannya. Tidak jarang mereka cukup
menyalin hasil pekerjaan orang lain tanpa berupaya untuk mengerjakan
tugasnya sendiri.
Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan potensi
siswa. Perlu adanya suatu feed back dalam memberikan tugas. Jadi,
siswa tidak hanya akan mengerjakan tugas yang diberikan namun juga
melakukan pengecekan terhadap siswa dengan meminta siswa untuk
mengerjakannya di kelas. Sehingga jika terdapat siswa yang belum
memahami materi yang diajarkan, dapat membantu siswa tersebut
untuk kembali menelaah dan mencermati materi tersebut.
d. Macam-Macam Variasi Penggunaan Metode Resitasi
Pemberian tugas dengan resitasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh
44 http://pakguruonline.pendidikan.net/buku tua pakguru dasar kpdd b 12,html
21
lebih luas dari itu. Resitasi dapat dilakukan di sekolah, di rumah,
perpustakaan, laboratorium atau di luar sekolah.
Pemberian tugas dengan resitasi dilakukan dengan berbagai
variasi, sehingga tidak membosankan siswa, pemberian tugas resitasi
ini dapat dilakukan dengan cara kelompok, perorangan atau klasikal,
yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Tinjauan Tentang Materi Zat Aditif Dalam Makanan
a. Pengertian Zat Aditif
Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu makanan.45
Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besar
bertujuan:
1) Untuk mempertahankan nilai gizi makanan
2) Agar makanan lebih menarik
3) Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
4) Agar makanan lebih tahan lama disimpan
b. Macam-macam zat aditif
Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi dua
macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan.
1) Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat tambahan makanan yang
diperoleh dari alam, tanpa disintetis atau dibuat terlebih dahulu.
Berikut ini adalah beberapa contoh zat aditif alami dan
kegunaannya.
a) Pewarna
Pada dasarnya, bahan-bahan pokok untuk membuat
suatu makanan atau minuman telah mengandung zat warna
45 F.G. Winarno, kimia pangan dan gizi, (jakarta: 1992), hlm.214.
22
sendiri. Akan tetapi, pada kenyataannya warna-warna alami
yang terdapat pada bahan makanan tersebut kurang bisa
digunakan untuk menciptakan variasi-variasi yang lebih
menarik dari suatu makanan atau minuman.
Di alam ini banyak terdapat bahan-bahan yang dapat
digunakan sebagai bahan pewarna alami dan sebagian besar
diantaranya diperoleh dari jenis tumbuhan. Berikut ini uraian
tentang beberapa bahan alami yang digunakan sebagai pewarna
makanan atau minuman.
(1) Wortel
Wortel merupakan salah satu tanaman umbi-umbian
yang banyak digunakan sebagai sayuran dan sebagai
pewarna makanan alami. Hal ini karena wortel dapat
menghasilkan warna jingga. Warna jingga wortel diperoleh
dari kandungan zat yang disebut dengan beta karoten. Oleh
karena itu, wortel dapat digunakan sebagai zat pemberi
warna jingga pada makanan terutama pada pembuatan selai
nanas. Selain sebagai pemberi warna jingga atau oranye
wortel juga baik dimakan langsung atau diperas airnya dan
diminum karena terdapat provitamin A.
Gambar 1. Strukur beakaroten46
(2) Kunyit
Kunyit merupakan jenis tanaman yang tergolong ke
dalam kelompok jahe-jahenan (zingiberaceae). Kunyit
terdapat diasia, khususnya Asia Tenggara, dan banyak
digunakan oleh masyarakat Indonesia atau bangsa Asia
46 Ibid, hlm. 195.
23
pada umumnya sebagai bumbu masakan dan obat
tradisional atau jamu.
Kunyit mempunyai kandungan zat warna kuning
yang disebut kurkumin. Oleh karena itu, kunyit sering
digunakan untuk memberi warna kuning pada makanan
atau masakan seperti nasi, gulai, daging, ikan dll.
Gambar 2. Struktur kurkumin.47
(3) Daun Pandan Air dan Daun Suji
Daun pandan air dan daun suji dapat digunakan
sebagai penghasil warna hijau pada makanan. Hal ini
karena kedua jenis tanaman tersebut mengandung klorofil
yang aman bagi manusia. Daun pandan air dan daun suji
banyak digunakan untuk memberikan warna hijau pada
makanan-makanan tradisional dan pewarna pada minuman.
Sebagai contoh, makanan yang menggunakan daun suji
atau pandan air sebagai pewarna adalah dadar gulung, poci
dan bolu pandan.
b) Pemanis
(1) Gula tebu atau gula pasir
Selain sebagai pemanis, gula pasir juga digunakan
sebagai pengawet, karena gula dapat menyerap kandungan
air (bersifat higroskopis). Higroskopis adalah kemampuan
suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya.
Gula pasir dapat dijadikan sebagai bahan pengawet karena
gula pasir dapat membunuh bakteri dan mampu
47Di unduh dari, http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8932/2/2006cme.pdftanggal 1 Juli 2010.
24
menghambat tumbuhnya mikroorganisme pada makanan
seperti jamur, dan bakteri tidak dapat bertahan hidup dalam
kadar gula yang sangat tinggi sehingga gula selain sebagai
pemanis juga dapat dijadikan sebagai pengawet.
(2) Gula aren
Gula aren diperoleh dari hasil olahan air sadapan
aren. Pada dasarnya, proses pembuatan gula aren ini
relative sama dengan proses pembuatan gula kelapa, tetapi
dari hasil gula yang dihasilkannya berbeda. Gula aren
mempunyai warna yang sedikit lebih tua dibandingkan
dengan kelapa. Selain itu gula aren juga sedikit lebih manis
dibandingkan dengan gula kelapa. Kegunaannya hampir
sama dengan gula jawa, yang sering digunakan pada
pembuatan jenang dan dodol.
(3) Gula jawa (gula kelapa)
Gula kelapa atau lebih dikenal dengan istilah gula
jawa merupakan gula yang diperoleh dari air sadapan
kelapa yang diolah lebih lanjut, sehingga dihasilkan gula
yang berwarna coklat dengan bentuk-bentuk tertentu.
Gula kelapa sering digunakan sebagai pemanis
minuman.
(4) Gula Bit
Selain dapat digunakan untuk menghasilkan zat
pewarna alami, umbi tanaman bit juga dapat digunakan
untuk membuat gula. Hal ini karena dalam bit terkandung
kira-kira 17% gula (sukrosa) dari keseluruhan beratnya.
Meskipun demikian, kandungan gula dalam bit bergantung
pada jenis atau varietasnya.
Untuk mendapatkan gula bit dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan proses sebagai berikut:
25
- Ekstraksi, yaitu proses pembuatan bubur bit yang terdiri
dari tahapan-tahapan pemotongan, pembersihan,
penghancuran dan pengadukan bubur bit.
- Pengempaan atau pengepresan, yaitu proses untuk
memeras bubur bit dalam rangka memperoleh sarinya.
- Karbonisasi, yaitu proses untuk membersihkan sari bit
dari kotoran.
- Pendidihan dan kristalisasi, yaitu proses akhir untuk
memperoleh gula bit dalam bentuk padatan atau kristal.
c) Pengawet
Bahan pengawet digunakan dalam makanan agar
makanan tersebut dapat bertahan lama. Dalam hal ini,
garam merupakan salah satu contoh pengawet alami yang
digunakan untuk mengawetkan makanan seperti ikan,
daging dan sayur-sayuran. Makanan yang diawetkan
dengan garam biasa disebut asinan.
Selain garam, terdapat bahan alami lainnya yang
biasa digunakan untuk mengawetkan makanan , yaitu gula.
Gula dapat mengikat air secara efesien, sehingga
penambahan gula ke dalam makanan akan mengawetkan
makanan tersebut. Hal ini karena tidak lagi tersedia untuk
pertumbuhan organisme pembusuk (bakteri).
Di samping garam dan gula, bahan pengawet alami
yang digunakan adalah es dan rempah-rempah seperti asam
jawa, kayu manis dan cengkeh. Es memungkinkan bakteri
tidak berada pada suhu ideal untuk beraktivitas, sehingga
menjaga makanan bertahan lebih lama. Sementara rempah-
rempah mengandung senyawa asam benzoat yang
menghambat proses pembusukan makanan.48
48 www. Herbsarespecial.com au
26
d) Penyedap
(1) Garam dapur
Garam dapur merupakan salah satu penyedap
makanan alami yang diperoleh dari pengolahan air laut.
Penggunaan garam sebagai penyedap atau bumbu
disebabkan karena garam dapat meningkatkan rasa
makanan, sehingga makanan menjadi gurih dan lezat. Rasa
asin dalam garam dapur berasal dari Natrium Klorida
(NaCl).
(2) Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang putih juga
digunakan sebagai bahan penyedap. Selain mengandung
allicin bawang putih juga mengandung sulfur dan iodin
yang tinggi karena selain aromanya yang khas penggunaan
bawang pada masakan dapat meningkatkan kualitas
rasanya.
(3) Cabai merah
Untuk menciptakan masakan pedas yang sesuai
selera, biasanya pada masakan digunakan bumbu-bumbu
yang terdiri dari merica, cabai dan pala.
Cabai merah digunakan sebagai penyedap rasa
sekaligus perangsang selera makanan. Selain itu, cabai
merah juga mempunyai kandungan vitamin C dan A.
Sedangkan cabai hijau mengandung kedua vitamin tersebut
tapi dalam jumlah yang relatif kecil.49
e) Pemberi aroma
(1) Daun jeruk
Daun jeruk merupakan tumbuhan perdu (pohon
kecil) yang dimanfaatkan buah dan daunnya sebagai
bumbu pengharum masakan. Karakteristik minyak daunnya
49 John M deMan, Kimia Makanan, (bandung: ITB, 1997), Hlm 315-324
27
terutama didominasi oleh minyak atsiri (80%), sisanya
adalah sitronelol (10%), nerol dan lemonena. Daun jeruk
purut banyak dipakai pada bumbu pecel, gado-gado dll
untuk memberikan aroma yang khas, segar dan
menbangkitkan selera makan.50
Gambar 3. Struktur sitronelol51
(2) Vanili
Vanili adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang
biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuknya dihasilkan
dari buahnya yang berbentuk polong. Tanaman ini dikenal
pertama kali orang India di Mexico. Nama daerah vanili
adalah panili atau perneli.52
Vanili memberikan rasa dan aroma yang harum.
Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada
pembuatan kolak.
(3) Serai
Khasiat serai telah diketahui sejak zaman dahulu,
serai sering digunakan didalam masakan atau minuman,
50 Di unduh dari http://idi.org/wiki/jeruk_purut, tgl 12 April 2010.51 Di unduh dari http://commons.wikimedia.org/wiki/File:%28R%29-Citronellol.svg, tgl 20
maret 2010.52 Di unduh dari http://idi.org/wiki/vanili. tgl 1Juli 2010.
28
perawatan herbal, kosmetik dll. Diantara khasiat aroma
serai adalah melegakan stress, meningkatkan system
imunisasi, membuang angin dalam badan, melancarkan
peredaran darah, membuang toksin dalam tubuh, dll.
Di dalam masakan atau minuman, serai digunakan
sebagai penambah aroma pada pembuatan minuman
penghangat tubuh dan untuk menambah aroma segar pada
makanan bersantan.53
(4) Daun Pandan
Selain digunakan sebagai pewarna makanan, daun
pandan juga digunakan sebagai bumbu pada beberapa jenis
masakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aroma dan
rasa masakan tertentu, terutama pada beberapa jenis kue
atau makanan ringan. Daun pandan biasanya juga dapat
ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi bderbau
harum dan tidak cepat basi.54
2) Zat aditif buatan atau sintetis
Sintetis adalah Sesuatu yang berkaitan dengan atau yang
dihasilkan melalui pembuatan proses kimia.55 Zat aditif sintetis
merupakan zat aditif atau zat tambahan makanan yang diperoleh
melalui sintetis (pembuatan), baik di laboratorium maupun industri
dari bahan – bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan
alami yang sejenis. Berikut contoh zat aditif sintetis dan
kegunaannya.
a) Pewarna
Pada umumnya, jenis makanan atau masakan yang
diberi bahan pewarna buatan akan tampak lebih menarik. Hal
ini karena pewarna buatan dapat menghasilkan pewarnaan yang
53Di unduh dari http://www.soppy.com.my/aroma-serai.html, tanggal 12 februari.54 Wisnu Cahyadi, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm 95-97.55 Mulyono, kamus kimia (Jakarta: bumi aksara, 2006), cet. 1, hlm. 385.
29
lebih baik dibandingkan dengan pewarna alami. Selain itu,
pewarna buatan dapat menghasilkan variasi-variasi warna
tertentu yang hampir tidak mungkin dapat dibuat dengan bahan
pewarna alami.
Bahan-bahan kimia buatan yang biasa digunakan
sebagai pewarna makanan antara lain adalah tartazine,
carmosine, quinoline, yellow poncean 4R, sunset yellow, patent
blue V, dan brilliant blue FCF.
Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat
pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur
melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor
722/Menkes/per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan.
Tabel 1 berikut ini adalah bahan pewarna sintetis yang
diizinkan di Indonesia:
30
Tabel 1. Bahan Pewarna Sintetis yang Diizinkan di
Indonesia56
Pewarna NomorIndeks
Warna (C.INo.)
BatasMaksimumPenggunaan
Amaran
Biru Berlian
Eritrosin
Hijau FCF
Hijau S
Indigotin
Ponceau 4R
Kuning
Kuinelin
Kuning FCF
Riboflavina
tartrazine
Amaranth: CI
Food Red 9
Brilliant Blue
FCF: CI
Food Red 2
Erithrosin: CI
Food Red 14
Fast Green
FCF : CI
Food Green 3
Green S: CI.
Food
Green 4
Indigotin : CI
Food
Blue I ponceau
4R : CI
Food red 7
Quineline
yellow CI.
Food yellow
13
Sunset yellow
FCF CI. Food
yellow 3
Riboflavina
tartazine
16185
42090
45430
42053
44090
73015
16255
74005
15980
-
19140
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
56 Ibid,. hlm.55.
31
b) Pemanis
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir
atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis yang sering
digunakan di antaranya: sakarin, aspartam, asesulfam,
siklamat, sorbitol.
Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat
pemanis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
208/Menkes/per/IV/85 mengenai bahan tambahan pangan.
Berikut ini adalah bahan pemanis sintetis yang diizinkan di
Indonesia dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI Nomor:HK.00.05.5.1.4547.
Tabel 2. Bahan Pemanis Sintetis yang Diizinkan di
Indonesia57
NamaPemanisSintetis
ADI(perkiraan jumlahmaksimum yangdiseraptubuh,mg/hari/kapita)
Jenis Bahan Makanan BatasMaksimumPenggunaan
Aspartam 0-40 mg - -Sakarin(sertagaramnatrium)
0-2,5 mg Makanan berkalori rendah:a. Permen karet
b. Permen
c. Saos
d. Es lilin
e. Jelli
50 mg/kg(sakarin)
100 mg/kg(Na-Sakarin)
300 mg/kg(Na-Sakarin)
300 mg/kg(Na-Sakarin)
200mg/kg(Na-Sakarin)
57Ibid,. hlm.72.
32
f. Minuman ringan
g. Minuman yogurt
h. Es krim
i. Minuman ringan terfermentasi
300mg/kg(Na-Sakarin)
300mg/kg(Na-Sakarin)
200mg/kg(Na-Sakarin)
50mg/kg(sakarin)
Siklamat(sertagaramnatriumdangaramkalium)
Makanan berkalori rendah:a. Permen karet
b. Permen
c. Saos
d. Es krim
e. Es lilin
f. Jelli
500mg/kgdihitungsebagaiasam
siklamat1gr/kgdihitungsebagaiasam
siklamat3gr/kgdihitungsebagaiasamsiklamat
2gr/kgdihitungsebagaiasamsiklamat
1gr/kgdihitungsebagaiasamsiklamat
1gr/kgdihitungsebagaiasam
33
g. Minuman ringan
h. Minuman yogurt
i. Minuman ringan terfermentasi
siklamat
1gr/kgdihitungsebagaiasamsiklamat
1gr/kgdihitungsebagaiasamsiklamat
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor:HK.00.05.5.1.4547 Tanggal : 21 Oktober 2004
tentang penggunaan pemanis buatan yang diizinkan di
Indonesia berdasarkan kategori pangan:
1. Sakarin (garam natrium, kalium, kalsium)
Nilai kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 KJ/g
ADI : 5mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan Batas
Penggunaan
Maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu,
beraroma, dan atau terfermentasi
(misalnya: susu, coklat, kakao,
yogurt minuman, minuman
berbasis whey).
400
01.2.1 Susu fermentasi, dan produk susu
hasil hidrolisa enzim rennin
(tawar)
200
34
01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan
enzim rennin
CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (mentah) 100
01.7 Makanan penutup atau pencuci
mulut berbahan dasar susu
(misalnya : es susu, puding, buah
atau yogurt beraroma)
200
02.4 Makanan penutupatau pencuci
mulut berbasis lemak, termasuk
produk siap santap dan produk
mix (campuran kering)
100
03.0 Es, termasuk sherbet dan sorbet 300
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan
larutan garam
160
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam
kaleng atau buah dalam botol
200
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 200
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya: chutney) tidak
termasuk produk pada kategori
04.1.2.5
200
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-
buahan, meliputi bubur buah,
puree, toping buah dan santan
kelapa
200
04.1.2.9 Makanan penutupatau pencuci
mulut berbasis buah-buahan,
termasuk pencuci mulut berbasis
air beraroma buah
100
35
04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan dan
biji-bijian beku
500
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut kacang-
kacangan dan biji-bijian kering
500
2. Siklamat (asam siklamat dan garam natrium, kalium,)
Nilai kalori : 0kkal/g atau setara dengan 0 KJ/g
ADI : 0-11 mg/kg berat badan
No.
Kat.
Pangan
Kategori Pangan Batas
penggunaan
maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/ atau terfermentasi (misalnya:
susu,coklat,kakao,yogurt minuman,
berba minuman whey)
400
01.2 Susu fermentasi dan produk susu
hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.7 Makanan penutup atau pencuci
mulut berbahan dasar susu
(misalnya : es susu, puding, buah
atau yogurt beraroma)
250
02.4 Makanan penutupatau pencuci
mulut berbasis lemak, termasuk
produk siap santap dan produk mix
(campuran kering)
250
03.0 Es, termasuk sherbet dan sorbet 250
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam
kaleng atau buah dalam botol
1000
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000
36
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya: chutney) tidak termasuk
produk pada kategori 04.1.2.5
1000
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping
buah dan santan kelapa
250
04.1.2.9 Makanan penutupatau pencuci
mulut berbasis buah-buahan,
termasuk pencuci mulut berbasis
air beraroma buah
250
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau
dalam retort pouch
100
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp)
sayuran, kacang-kacangan dan biji-
bijian (misalnya: makanan penutup
dan saus sayuran, sayuran bergula)
selain produk kategori 04.2.2.5
250
05.1 Produk kakao dan produk coklat
imitasi dan coklat pengganti
500
3. Asesulfam-K
Nilai kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 KJ/g
ADI : 15mg/kg berat badan
No.
Kat.
Pangan
Kategori Pangan Batas
penggunaan
maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/ atau terfermentasi (misalnya:
500
37
susu,coklat,kakao,yogurt minuman,
berba minuman whey)
01.2 Susu fermentasi, dan produk susu
hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
500
01.3.1 Susu kental (tawar) 500
01.3.2 Krimmer minuman CPPB
01.4 Krim (tawar) CPPB
01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk
(tawar)
CPPB
01.6.1 Keju tanpa peneraman CPPB
01.7 Makanan penutup atau pencuci
mulut berbahan dasar susu
(misalnya : es susu, puding, buah
atau yogurt beraroma)
1000
02.3 Emulsi lemak termasuk produk
mix atau produk beraroma berbasis
emulsi lemak
CPPB
02.4 Makanan penutupatau pencuci
mulut berbasis lemak, termasuk
produk siap santap dan produk mix
(campuran kering)
1000
03.0 Es, termasuk sherbet dan sorbet 800
04.1.2.1 Buah beku 500
04.1.2.2 Buah kering 500
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan
larutan garam
200
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam
kaleng atau buah dalam botol
500
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000
04.1.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) 1000
38
sayuran, kacang-kacangan dan biji-
bijian (misalnya: makanan penutup
dan saus sayuran, sayuran bergula)
selain produk kategori 04.2.2.5
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping
buah dan santan kelapa
1000
c) Pengawet
Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama
dan tidak cepat busuk bila disimpan. Pengawet sintetis yang
sering digunakan diantaranya: Natrium benzoat, Natrium nitrit,
Asam propionat, Asam sorbat.
Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat
pengawet yang diizinkan untuk pangan diatur melalui SK
Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/per/IX/88 mengenai
bahan tambahan pangan. Table 2 berikut ini adalah bahan
pengawet sintetis yang diizinkan di Indonesia:
Tabel 3. Bahan Pengawet Sintetis yang Diizinkan di
Indonesia58
No Nama BTP Jenis Bahan Pangan Badan MaksimumPenggunaan
1 Belerang
dioksida
Acar ketimun dalam
botol
Jam dan jelli;marmalad
Pekatan sari buah; pasta
tomat
Gula bubuk (untuk
hiasan kue); dekstrosa
bubuk
Gula pasir
50 mg/kg
100 mg/kg
350 mg/kg
20 mg/kg
70 mg/kg
70 mg/kg
58 Ibid,. hlm.11-12
39
Vinegar
Sirup
Bir; minuman ringan
Anggur
Sossis
Ekstrak kopi kering
Gelatin
70 mg/kg
70 mg/kg
200 mg/kg
450 mg/kg
150 mg/kg
1 gr/kg
500 mg/kg
2 Kalium
bisulfit
Potongan kentang
goreng beku
Udang beku
Pekatan sari nanas
50 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan senyawa
sulfit lainnya.
100 mg/kg bahan
mentah; 30 mg/kg
produk yang telah
dimasak, tunggal
atau campuran
dengan senyawa
sulfit lainnya.
500 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan senyawa
sulfit, atau dengan
asam benzoat, asam
sorbat, dan
garamnya.
3 Kalium
nitrat
Daging olahan ;
daging awetan
500 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan Na-nitrat
dihitung sebagai
Na-nitrat.
40
Keju 50 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan Na-nitrat
4 Kalium
nitrit
Daging olahan; daging
awetan
Kornet kalengan
125 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan Na-nitrit,
dihitung sebagai
Na-nitrit.
50 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan Na-nitrit,
dihitung sebagai
Na-nitrit.
5 Natrium
nitrat
Daging olahan; daging
awetan
Keju
500 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan K-nitrat.
50 mg/kg, tunggal
atau campuran
dengan K-nitrat.
d) Penyedap
Bahan penyedap buatan yang sering digunakan adalah
MSG (Monosodium Glutamat). Penyedap buatan MSG ini
lebih dikenal dengan vetsin. MSG atau vetsin ini dibuat dari air
tebu yang difermentasi dengan bakteri micrococcus
glutamicius Kegunaannya dapat menambah rasa sedap pada
masakan dan menimbulkan selera makan.
Penggunaan MSG pada makanan dapat meningkatkan
atau menciptakan rasa gurih atau sedap pada makanan.
Biasanyan makanan yang menggunakan MSG ini merupakan
41
makanan yang bercita rasa asin, asam dan pedas seperti bakso,
soto, opor, gulai dan rendang.
Tabel.4. Batas Maksimum Penggunaan Penyedap Rasa
sesuai Acceptable Daily Intake (ADI)59
Kode Nama Bahan Dosis
Maksimum/Kg
Berat Badan
620
621
622
623
627
631
635
636
637
L- Asam Glutamat
Mono Sodium Glutamat
Mono Potasium Glutamat
Kalsium Dihidrogen Di-L-Glutamat
Sodium guanilat
Sodium 5’ – Inosinat
Sodium 5’ –Ribonukleotida
Maltol
Ethyil Maltol
0-120 mg
0-120 mg
-
0-120 mg
Tidak ditentukan
Tidak ditentukan
Tidak ditentukan
0-1 mg
0-2 mg
e) Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
memperlambat oksidasi didalam bahan. Antioksidan terutama
penting dalam melindungi lemak, bahan pangan yang dapat
dibuat dengan lemak sabun, produk karet, produk protelium,
plastik, kosmetik dan obat-obatan.
Meskipun kerusakan mikrobiologis merupakan faktor
utama yang perlu diperhatikan dalam pengawetan bagian
karbohidrat dan protein suatu produk pangan, namun oksidasi
adalah faktor utama yang memengaruhi kualitas lemak,
minyak, dan bagian lemak dari pangan.
59 Ibid,. hlm.94
42
Kegunaannya melindungi makanan yang mengandung
lemak atau minyak dari ketengikan. Ketengikan terjadi karena
minyak atau lemak yang terkandung dalam makanan rusak
oleh proses oksidasi.60
c. Batas Penggunaan Zat Aditif
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan
Menteri Kesehatan dan lain-lain disertai dengan batasan maksimum
penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya
dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk
melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan
tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak
membahayakan.
Informasi mengenai batas maksimal penggunaan harian (BMP)
sangat penting diketahui oleh para masyarakat. BMP merupakan
batasan yang tidak menimbulkan resiko jika dikonsumsi oleh manusia
dengan perhitungan per kg berat badan.
Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan
tersebut yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam
makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek
sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak bahan makanan itu
sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan
kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya bersifat racun
bagi manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam
mentolerir seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang
disebut ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI menentukan seberapa
banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang dapat
diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko
kesehatan.
60 Ibid, hlm.73-121
43
d. Dampak Penggunaan Bahan Kimia Buatan
Secara umum, penggunaan bahan-bahan kimia tambahan pada
makanan, baik bahan alami maupun buatan, dapat memberikan
manfaat keuntungan bagi kita. Akan tetapi, penggunaan bahan kimia
buatan yang berlebihan pada makanan juga dapat menimbulkan
dampak negatif atau kerugian bagi kita.
1. Manfaat Bahan Kimia Tambahan Pada Makanan
Penggunaan bahan tambahan pada makanan atau minuman
dapat memberikan beberapa manfaat atau keuntungan sebagai
berikut.
a. Dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai gizi suatu
makanan atau minuman.
b. Dapat meningkatkan nilai ekonomis suatu produk makanan
atau minuman.
c. Dapat mengawetkan makanan atau minuman, sehingga dapat
digunakan dalam waktu yang relatif lama.
d. Membuat makanan atau minuman menjadi lebih menarik dan
menggugah selera.
e. Menambah cita rasa pada makanan atau minuman.
2. Kerugian Penggunaan Bahan Kimia Buatan.
Disamping memberikan manfaat, penggunaan bahan-bahan
tambahan pada makanan juga menimbulkan beberapa kerugian,
diantaranya adalah dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada
manusia, terutama untuk bahan-bahan tambahan buatan.
Bahan kimia buatan yang merugikan bagi kesehatan
diantaranya adalah:
a. Asam borat
Merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama
borax. Digunakan atau ditambahkan ke dalam pangan/bahan
pangan sebagai pengenyal atau pengawet. Pemakaian
44
berulang atau absorpsi dapat mengakibatkan toksik
(keracunan).
b. Dulsin
Dulsin atau dulcin juga dikenal dengan nama perdagangan
sucrol atau valsin. Dulsin dalam bahan pangan digunakan
sebagai pengganti sukrosa bagi orang yang perlu diet (non-
nutritive sweetening agent) karena dulsin tersebut tidak
mempunyai nilai gizi.
c. Formalin
Formalin merupakan bahan kimia yang efisien, tetapi
dilarang ditambahkanpada bahan pangan (makanan), tetapi
ada kemungkinan formalin digunakan dalam pengawetan
susu, tahu, mie, ikan basah dan produk pangan lainnya.
3. Mengatasi Masalah Penggunaan Bahan Kimia Buatan.
Adapun cara-cara untuk mengatasi masalah penggunaan
bahan kimia buatan antara lain sebagai berikut.
a. Periksa kemasan makanan agar kita bisa memastikan bahwa
makanan telah terkemas dengan rapi dan tertutup rapat
sehingga terhindar dari reaksi dengan udara dan terhindar dari
bakteri atau kuman-kuman penyakit.
b. Periksa tanggal kadaluwarsa yang tertera pada kemasan
makanan.
c. Lihat komposisi bahan, pastikan bahan-bahan tambahan yang
terdapat dalam makanan merupakan bahan-bahan yang aman
dan jumlah bahan tersebut tidak menempati porsi terbesar
dalam makanan.
d. Periksa bahwa makanan tersebut telah terdaftar di Departemen
Kesehatan RI dan memperoleh lisensi dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
45
4. Meningkatkan Hasil Belajar kimia Melalui Resitasi pada Materi
Pokok Zat Aditif dalam Makanan
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai,
guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan memperhatikan efektifitas
dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di rencanakan. Oleh
sebab itu, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat untuk
siswa.
Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial.61 Penerapan suatu model
pembelajaran, pendekatan, metode dan atau teknik pembelajaran beserta
alat/bahan pendukung sudah pasti disesuaikan dengan tujuan/indikator
yang akan dicapai, disesuaikan dengan materi dan juga disesuaikan dengan
kebutuhan/kondisi peserta didik.
Suatu metode pembelajaran dipilih dan dilaksanakan agar
pembelajaran efektif dan efisien. Peneliti memilih metode pembelajaran
resitasi agar siswa lebih aktif dan lebih antusias dalam mengerjakan tugas
yang diberikan. Metode resitasi dapat meningkatkan proses kerjasama
antar siswa dan dapat menggali potensi peserta didik dalam mengerjakan
tugas yang diberikan, sehingga siswa benar-benar belajar tidak hanya
secara individu, tetapi juga secara kooperatif agar semua anggota
kelompoknya mampu memahami materi pelajaran. Hasilnya, siswa saling
memberi pemahaman pada sesama teman, sehingga materi pelajaran dapat
dipahami oleh siswa secara menyeluruh. Metode resitasi memungkinkan
terjadinya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar sehingga dapat
61Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PrestasiPustaka, 2007), h. 1.
46
memperlancar proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada materi
pokok zat aditif dalam makanan dapat meningkat.
B. Kajian pustaka yang relevan
1. Skripsi yang disusun oleh Muh Sulaiman Siddiq Amin (3505068), tahun
2007, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan
judul “Pengaruh Persepsi tentang Pemberian Tugas Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas V dan VI Pada Materi Pelajaran SKI di MI
Imam Puro Lubangindangan Purworejo Th 2006/2007”. Dari penelitian
ini diperoleh data bahwa persepsi tentang pemberian tugas dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran SKI di di MI
Imam Puro Lubangindangan Purworejo Th 2006/2007.62
2. Skripsi yang disusun oleh Achmad Sifronul Wildan (3105051), tahun
2009, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan
judul “Pengaruh Sikap Peserta Didik Dalam Metode Resitasi Terhadap
Hasil Belajar Biologi Materi Hormon Kelas XI MA Bawu Jepara”. Dari
penelitian ini diperoleh data bahwa Sikap Peserta Didik Dalam Metode
Resitasi Terhadap Hasil Belajar Biologi dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik di MA Bawu Jepara.63
3. Skripsi yang disusun oleh Khoiril Waro (3101294), tahun 2007,
Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul
“Pengaruh Metode Resitasi dan Bimbingan Belajar Orangt Tua Terhadap
Kreatifitas Belajar Peserta Didik MA Rohmaniyah Mranggen Demak”.
Dari penelitian ini diperoleh data bahwa dengan penggunaan metode
62 Muh Sulaiman Siddiq Amin, “Pengaruh Persepsi tentang Pemberian Tugas TerhadapHasil Belajar Peserta Didik Kelas V dan VI Pada Materi Pelajaran SKI di MI Imam PuroLubangindangan Purworejo Th 2006/2007”, Skripsi IAIN Walisongo, (Semarang: FakultasTarbiyah IAIN Walisongo 2007).
63 Achmad Sifronul Wildan, “Pengaruh Sikap Peserta Didik Dalam Metode ResitasiTerhadap Hasil Belajar Biologi Materi Hormon Kelas XI MA Bawu Jepara”, Skripsi IAINWalisongo, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009).
47
resitasi dan bimbingan belajar orang tua dapat meningkatkan kreatifitas
belajar siswa.64
4. Skripsi yang disusun oleh Ainun Nihayah (3105237), tahun 2009,
Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada Materi Pokok
Virus di Kelas X MA Negeri 02 Pati”. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah PTK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan penggunaan metode resitasi dan bimbingan belajar orang tua dapat
meningkatkan kreatifitas belajar siswa. 65
Dari kajian pustaka di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sudah ada tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Muh Sulaiman Siddiq Amin lebih fokus
pada Pengaruh Persepsi tentang Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas V dan VI Pada Materi Pelajaran SKI, Achmad
Sifronul Wildan lebih fokus pada Pengaruh Sikap Peserta Didik Dalam
Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Hormon, Khoiril
Waro lebih fokus Pengaruh Metode Resitasi dan Bimbingan Belajar
Orangt Tua Terhadap Kreatifitas Belajar Peserta Didik Penelitian yang
dilakukan oleh Ainun Nihayah lebih fokus pada Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) pada Materi Pokok Virus. Sedangkan
pada penelitian ini lebih fokus pada upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dengan metode resitasi pada materi pokok zat aditif dalam makanan.
64 Khoiril Waro “Pengaruh Metode Resitasi dan Bimbingan Belajar Orangt Tua TerhadapKreatifitas Belajar Peserta Didik MA Rohmaniyah Mranggen Demak”, Skripsi IAIN Walisongo,(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2007).
65Ainun Nihayah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada Materi Pokok Virus diKelas X MA Negeri 02 Pati”, Skripsi IAIN Walisongo, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo 2009).
48
C. Hipotesis Tindakan
Dengan uraian di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini
adalah metode resitasi mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas
VIII MTs. Mansaul Huda Tahun 2009/2010 materi pokok Zat Aditif dalam
Makanan dengan hasil yang sesuai dengan indikator keberhasilan.
.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini dilaksanakan di MTs. Mansaul Huda
Rembang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Mansaul Huda
Rembang Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa.
B. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini sudah dilaksanakan pada awal semester
genap kelas VIII MTs. Mansaul Huda Rembang Tahun Ajaran 2009/2010
yang disesuaikan dengan jadwal di madrasah.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran kimia.
Peneliti bertindak sebagai mitra (kolaboratif), sedangkan guru mata pelajaran
kimia tersebut sebagai penyaji (yang melakukan). Setiap siklus dalam penelitian
ini terdiri dari 4 tahap yang meliputi : 1) tahap perencanaan, 2) implementasi
tindakan, 3) observasi dan 4) analisis dan refleksi. Berikut ini akan
digambarkan tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
49
50
Gambar 4. Bagan Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan :
a. Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Peneliti dan guru menyiapkan bahan ajar dan instrumen yang
meliputi:
- Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi yang
telah direncanakan, kemudian diserahkan kepada guru.
- Soal resitasi siklus I.
- Soal individu siklus I dan kunci jawabannya.
- Pembentukan kelompok secara heterogen yang didasarkan
pada nilai ulangan materi sebelumnya.
- Lembar skor kelompok dan individu siklus I
Siklus I
Permasalahan.
Perencanaan Implementasitindakan
ObservasiAnalisis danRefleksi
Penyempurnaansiklus I
Hasil
Siklus II
PerencanaanImplementasi
tindakan
ObservasiAnalisis dan
Refleksi
51
2. Tahap Implementasi Tindakan
Guru melaksanakan semua tahapan yang ada di Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
3. Tahap Observasi
Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran pada
siklus I berlangsung .
4. Tahap Analisis dan Refleksi
1. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran siklus I.
2. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II.
b. Siklus II
Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II sama dengan
kegiatan pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I,
terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
a. Tahapannya tetap Perencanaan, Implementasi Tindakan, Observasi
dan Analisis-Refleksi.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi yang telah
direncanakan, kemudian diserahkan kepada guru.
c. Diharapkan penerapan metode pembelajaran resitasi dapat
terlaksana lebih lancar dan hasil belajar siswa semakin tinggi .
Jika sampai pada siklus II tidak terjadi peningkatan hasil
belajar siswa, maka siklus pembelajaran akan berlanjut sampai
tercapai peningkatan hasil belajar sesuai indikator keberhasilan yang
ditetapkan.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan
siswa, oleh sebab itu dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
kimia, seorang guru dapat menerapkan metode resitasi dengan langkah-
langkah yang benar.
52
Langkah-langkah pembelajaran metode resitasi dalam penelitian ini
adalah :
a) Persiapan
1. Pembentukan kelompok
Dalam penelitian ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Tiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota dengan kemampuan
heterogen. Setelah kelompok berhasil dibentuk, guru
menjelaskan pada siswa aturan main dari pembelajaran yang
akan mereka lalui selama belajar materi Zat Aditif Dalam
Makanan dengan metode pembelajaran resitasi.
2. Menentukan skor awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa dari nilai ulangan
materi-materi zat aditif dalam makanan tahun sebelumnya.
3. Membuat RPP sesuai dengan materi yang akan dibahas.
4. Membuat soal untuk dicari penyelesaiannya, melalui metode
pembelajaran resitasi.
5. Membuat soal individu
b) Tahap Pembelajaran
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran seperti terdapat
dalam rencana pembelajaran. Selain itu guru juga memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar.
2. Guru meminta siswa bergabung sesuai dengan pembagian
kelompok yang telah diberitahukan sebelumnya.
3. Guru memberikan soal resitasi pada masing-masing kelompok.
4. Masing-masing kelompok mengerjakan soal, dan memastikan
seluruh anggota mereka mengetahui dan memahami jawaban
tersebut, sesuai waktu yang telah ditentukan.
5. Guru bersama dengan siswa membahas jawaban siswa dan
mendiskusikannya..
6. Guru memberikan ulasan dan penekanan terhadap materi yang
baru dibahas bersama.
53
7. Guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-
masing dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman
dari materi yang dibahas.
8. Guru memberikan reward atau penghargaan kepada kelompok
yang dinilai paling aktif, berdasarkan kesepakatan kelas
9. Guru memberikan soal individu untuk dikerjakan secara
individu oleh siswa.
D. Metode Pengumpulan Data.
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, agenda dan sebagainya.66 Ada bermacam-macam dokumen yang
dapat digunakan dalam penelitian. dalam penelitan ini, instrument yang
penulis gunakan adalah hasil dokumentasi dari pelaksanaan pembelajaran
di MTs. Mansaul Huda Rembang dengan menggunakan metode resitasi..
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen penelitian.67
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama siswa yang termasuk
dalam subjek penelitian, data-data yang berkaitan dengan madrasah, mulai
dari struktur organisasi, daftar nama siswa yang menjadi subjek,
pengambilan gambar dan lain-lain.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.68 Tes
yang digunakan adalah ulangan dengan bentuk soal essay dengan jumlah
66Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2002), hlm. 206.
67 Rochiati wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Untuk Meningkatkan KinerjaGuru dan Dosen, (Bandung; Remaja Rosda Karya Offset,2008), hlm.121.
68 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm.150.
54
soalnya 10 butir yang diberikan setiap akhir siklus. Test ini bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan metode resitasi. Cara pengumpulan datanya yaitu,
data hasil belajar diambil dari hasil evaluasi berupa tes yang diberikan
siswa pada akhir siklus.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu
mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan
dasar yang ingin dicapai yaitu menambah keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar, kinerja guru meningkat, dan hasil belajar siswa dalam
materi zat aditif dalam makanan.
Meningkatnya hasil belajar siswa ditandai dengan rata-rata
hasil belajar siswa adalah 65, dengan ketuntasan belajar %75≥ dari
jumlah seluruh siswa. Rata-rata hasil belajar dalam setiap siklus dihitung
dengan menggunakan analisis deskriptif , yaitu:
Rata-rata =
Sedangkan ketuntasan belajar dihitung dengan menggunakan
analisis deskriptif prosentase, yaitu:
Ketuntasan Belajar =
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu, Meningkatnya hasil belajar
siswa kelas VIII MTs. Mansaul Huda Rembang tahun 2009/2010 pada materi
pokok Zat Aditif Dalam Makanan yang ditandai dangan rata-rata hasil belajar
≥ 65, dengan ketuntasan belajar 20≥ siswa.
Jumlah nilai soal seluruh siswa Jumlah seluruh siswa
Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 Jumlah seluruh siswa
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
Kondisi awal subjek penelitian diperoleh setelah peneliti melakukan
kunjungan ke sekolah, peneliti melihat proses pembelajaran di dalam kelas,
didapati siswanya kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Menurut
salah seorang siswa, selama ini kegiatan di dalam kelas hanya menggunakan
metode ceramah dan kurangnya kesiapan siswa. Hal ini diperkuat pernyataan
dari Bapak Khoirul Ashar (guru IPA kelas VIII) diwaktu yang sama pada
tanggal 20 januari di MTs Mansaul Huda. Selama ini proses belajar
menggunakan metode ceramah. Alasannya sangat sederhana, karena sangat
sulit mengajak peran aktif siswa.69 Nilai yang diperoleh siswa kelas VIII MTs
Mansaul Huda Rembang, belum mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hal
ini didasarkan, hasil ulangan harian IPA tahun yang lalu (tahun 2008-2009)
khususnya kimia masih rendah, dan belum mencapai standar ketuntasan, yaitu
dengan rata-rata kelas 62,36 dan siswa yang tuntas 18 siswa dari 44 siswa.70
Kegiatan pembelajaran kimia di kelas VIII MTs Mansaul Huda
Rembang sebelum tindakan menunjukkan bahwa guru lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan dengan penggunaan
ceramah sebagai metode pembelajaran utama. Akibatnya, siswa memiliki
banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan
sendiri, sehingga siswa akan lebih cepat lupa dengan materi yang
disampaikan dan potensi siswa belum tergali secara optimal.
Dengan proses belajar-mengajar yang seperti itu, banyak siswa merasa
kesulitan memahami dan menghafal konsep kimia serta kurang antusias dan
kurang siap ketika belajar kimia dan menjadikan siswa cenderung pasif.
Siswa juga menyatakan bahwa belajar kimia yang selama ini dilakukan
69 Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Khoirul Atshar guru IPA kelas VIII MTsMansaul Huda Rembang, Rembang: 20 januari 2010.
70 Arsip nilai tiap semester (genap) MTs Mansaul Huda Rembang tahun 2009.
56
dengan menggunakan ceramah cenderung monoton dan tidak menyenangkan,
konsep kimia yang diajarkan di kelas kurang terkait dengan kehidupan sehari-
hari.71
Mencermati masalah di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran
yang beda dan menarik minat siswa untuk secara aktif mengikuti pelajaran
kimia. Berdasarkan kondisi awal tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan tindakan guna membantu siswa memahami materi. Langkah yang
diambil peneliti adalah dengan menerapkan pembelajaran metode resitasi
untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia,
sehingga siswa lebih aktif dalam belajar kimia.
B. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti bersama guru mitra
melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan ajar
Sebelum pelaksanaan pembelajaran metode resitasi dilaksanakan di kelas,
peneliti bersama guru mitra mempersiapkan bahan ajar yang diperlukan
yaitu:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, dan II (terlampir).
b. Soal resitasi siklus I dan II (terlampir).
c. Soal individu siklus I, dan II untuk siswa beserta kunci jawabannya.
2. Menentukan skor awal
Skor awal merupakan skor rata-rata dari ulangan bab zat aditif dalam
makanan siswa kelas VIII tahun sebelumnya (tahun ajaran 2008).
3. Membagi siswa kedalam kelompok yang heterogen
Setelah diperoleh data siswa, peneliti dan guru mitra bersama–sama
menyiapkan pembagian kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang
heterogen (terlampir).
71 Berdasarkan hasil wawancara dengan Anis dkk, siswa kelas VIII MTs Mansaul HudaRembang, Rembang: 20 januari 2010.
57
4. Menyiapkan waktu pembelajaran
Penelitian yang dilakukan diusahakan tidak mengubah kondisi
pembelajaran di sekolah. Untuk itu peneliti dan guru mitra menyusun
jadwal pembelajaran tanpa mengubah jadwal yang ada. Diperoleh jadwal
pembelajaran di kelas yaitu:
Waktu (minggu ke-)Januari Februari MaretNo Rencana kegiatan
2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 42 Observasi awal
(pra siklus)X
Persiapana. Menyusun
konseppelaksanaanpembelajaran
X
b. Menyusuninstrumenpenelitian
X X
c. Menyepakatitugas danjadwalpenelitian
X
2
d. Diskusikonseppelaksanaanpenelitian
X
3 Pelaksanaana. Mempersiapka
n bahanpembelajaran
X
b. Pelaksanaansiklus I
X
c. Melakukanrefleksitindakansiklus I
X
d. Pelaksanaansiklus II
X
e. Melakukanrefleksitindakansiklus II
X
58
4 PembuatanlaporanMenyusun konseplaporan penelitian
X
Penyelesaianlaporan
X X
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran kimia siklus I di kelas VIII dilaksanakan
pada hari sabtu, tanggal 13 Februari 2010, dengan metode pembelajaran
resitasi pada materi pokok zat aditif dalam makanan, sub bab pengertian
zat aditif, fungsi dan macam-macam zat aditif yaitu zat aditif alami dan zat
aditif sintesis atau buatan sesuai dengan langkah-langkah dalam skenario
pembelajaran (terlampir). Siklus I dibagi dalam beberapa tahap:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:
1) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
indikator siswa mampu mengidentifikasikan contoh bahan-bahan
zat aditif yang terdapat dalam makanan dan minuman,
mengelompokkan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari
penggunaan zat aditif. (Lampiran 2).
2) Guru membuat soal-soal resitasi (soal kelompok) untuk dikerjakan
bersama oleh siswa yang terdiri dari 4 soal (Lampiran 3)
3) Guru membuat soal individu yang terdiri dari 20 buah soal beserta
kuncinya (Lampiran 4&5)
4) Guru membagi kelompok secara heterogen. Satu kelas dibagi
menjadi 5 kelompok. Nama anggota setiap kelompok di lampiran
13.
59
5) Guru mempersiapkan alat dokumentasi.
b. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP
sebelumnya (Lampiran 2). Namun dalam pelaksanaan RPP tersebut
ada beberapa tahap yang belum dapat terlaksana. Ketika guru
menginstruksikan agar tiap kelompok mengidentifikasi produk yang
telah mereka bawa, kelas menjadi gaduh dan masing-masing kelompok
saling berhamburan ke kelompok-kelompok yang lain. Hal ini
membuat alokasi waktu yang dibutuhkan bertambah. Begitu pula
ketika guru meminta tiap kelompok mempertanggungjawabkan hasil
dari tugas resitasi mereka. Sebagian kelompok terlihat masih belum
dapat bekerja sama dengan baik. Siswa yang telah ditunjuk untuk
mewakili kelompoknya dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
mereka belum dapat berjalan lancar. Beberapa kelompok belum dapat
mempresentasikan hasil kerja mereka karena waktu yang terbatas.
Guru memilih menggunakan waktu yang tersisa untuk memberikan
penjelasan, penguatan dan penekanan pada poin-poin tertentu dari
materi yang diajarkan, kemudian memberikan soal individu.
c. Tahap Observasi
Tahap ini merupakan pelaksanaan resitasi atau tugas oleh siswa
dalam memecahkan soal yang diberikan oleh guru secara
berkelompok.
Dari pengamatan oleh guru partner/guru mitra, selama proses
pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Rencana pembelajaran belum dapat terlaksana secara utuh
sehingga ada tahapan-tahapan yang tidak dilakukan
2) Guru kurang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik..
3) Siswa belum dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.
4) Guru belum dapat mengelola waktu dengan baik
60
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Hasil pelaksanaan metode resitasi pada siklus pertama belum
dapat dikatakan maksimal. Perlu adanya spesifikasi tugas yang
diberikan pada kelompok sehingga tidak terjadi banyak kesamaan pada
tiap kelompok dalam membawa bahan yang diresitasikan. Siswa dalam
mengidentifikasi produk-produk yang diresitasikan belum dapat
maksimal. Materi belum dapat tersampaikan melalui proses
identifikasi bahan, menjawab soal dan presentasi dari masing-masing
kelompok, sehingga penjelasan guru pada siklus 1 ini masih sangat
mendominasi pemahaman mereka. Pelaksanaan pembelajaran dengan
metode resitasi pada siklus 1 ini masih dirasa membingungkan bagi
siswa, karena siswa belum bisa sepenuhnya menangkap penjelasan dari
tugas yang disampaikan oleh guru tersebut. Oleh karena itu perlu
adanya penjelasan ulang dari guru pada siswa tentang bagaimana
pelaksanaan metode resitasi ini.
Berdasarkan hasil penelitian, setelah diterapkan metode
resitasi diperoleh data siklus I rata–rata kelas mencapai 65,7 dengan
siswa yang tuntas 12 siswa (Lampiran 16). Rata-rata hasil belajar
siswa yang diperoleh sudah lebih baik bila dibandingkan dengan
kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, namun masih belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu rata-rata hasil
belajar ≥ 65 dengan siswa yang tuntas ≥ 20 siswa. Belum tercapainya
indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada siklus I ini dikarenakan
siswa yang kurang siap untuk belajar dengan metode yang berbeda dari
yang biasanya mereka terima. Hal ini menyebabkan adanya
kebingungan terhadap konsep pembelajaran yang ditambah kurangnya
keberanian siswa untuk bertanya. Kerjasama siswa dalam kelompok
masih rendah, terbukti dengan skor kelompok yang rata-rata masih
rendah.
Kendala-kendala yang dialami pada siklus I diantaranya adalah
siswa masih terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya, yaitu guru
61
sebagai sumber utama, sehingga guru kesulitan dalam mengelola kelas.
Siswa gaduh, kurang memperhatikan petunjuk atau penjelasan dari
guru dan waktu pembelajaran melebihi alokasi yang ditentukan. Selain
itu perpustakaan sekolah belum dapat diandalkan untuk menjadi
sumber belajar yang kompeten, dan Lembar Kerja Siswa yang
digunakan masih sangat minim dalam menjelaskan materi, sehingga
siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal kelompok, dan hanya
siswa pandai yang mendominasi. Hal ini terbukti dari nilai kelompok
dan individu siswa pada siklus I yang masih rendah. .
Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dihasilkan langkah-
langkah sebagai usaha mengatasi kendala-kendala tersebut, agar tidak
kembali muncul pada siklus II, tindakan-tindakan tersebut diantaranya
adalah:
1) Memberikan penjelasan ulang pada siswa tentang aturan main dan
tujuan dari metode resitasi diluar jam pembelajaran yang telah
disepakati waktunya antara guru dengan siswa. Dengan tujuan,
siswa dapat memahami aturan main pembelajaran metode resitasi
tanpa mengganggu waktu belajar mereka.
2) Guru harus lebih aktif dalam memotivasi dan membimbing siswa
untuk melakukan interaksi dalam kelompoknya dalam
menyelesaikan soal. Sehingga siswa dapat saling memberi
pemahaman pada sesama teman kelompoknya.
3) Guru harus mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran.
4) Untuk mengatasi minimnya materi yang ada pada LKS, maupun di
perpustakaan sekolah, maka guru harus memberikan tugas pada
siswa untuk dicari informasinya di luar jam pelajaran melalui
media-media atau sumber-sumber yang dijelaskan oleh guru
sebelumnya, terkait materi yang akan diajarkan minggu depan,
agar siswa memperoleh pemahaman tentang materi tersebut. Guru
62
dapat pula memberikan ringkasan kecil sebagai bahan ajar untuk
siswa.
5) Guru harus menggunakan media pendukung dalam pembelajaran,
agar siswa mampu memahami penjelasan guru dengan lebih baik.
2. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran kimia siklus II di kelas VIII
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Februari 2010, dengan metode
resitasi pada materi pokok zat aditif dalam makanan, sub bab batas
penggunaan zat aditif, dampak penggunaan bahan kimia buatan dan
manfaat serta kerugian penggunaan bahan kimia buatan. Sesuai dengan
langkah-langkah dalam skenario pembelajaran. Tahap yang dilakukan
dalam siklus II ini adalah:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua ini dibuat berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:
1) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2) Guru memberikan beberapa bahan ajar terkait dengan materi, dari
berbagai sumber.
3) Guru membuat soal resitasi siklus dan soal individu untuk siswa
beserta jawabannya (terlampir). Jumlah soal sama dengan siklus I
(Lampiran 8&9)
4) Guru mempersiapkan alat dokumentasi.
b. Tahap Implementasi Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sesuai yang telah
direncanakan pada rencana pembelajaran siklus kedua (Lampiran 6).
Pembelajaran berlangsung cukup lancar karena resitasi yang diberikan
pada siklus II ini lebih spesifik. Tahap-tahap yang ada dalam RPP
berjalan sesuai rencana, siswa mempresentasikan produk yang mereka
bawa dan menunjukkan bahan-bahan aditif yang digunakan, siswa
menanyakan hal-hal yang belum difahami, guru memberikan
63
penjelasan dan penguatan pada hal-hal tertentu, kemudian siswa
diminta mengerjakan soal individu.
c. Tahap Observasi
Pada siklus II, diperoleh data guru dalam melaksanakan
penerapan pembelajaran metode resitasi sudah membaik. Semua
tahapan dalam rancangan pembelajaran terlaksana dengan baik dan
pengelolaan waktu tidak mengalami hambatan yang berarti. Aktivitas
dan kerjasama siswa pun sudah membaik.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Hasil pelaksanaan metode resitasi pada siklus II sudah dapat
dikatakan maksimal. Spesifikasi tugas yang diberikan pada kelompok
membuat tidak adanya kesamaan pada tiap kelompok dalam membawa
bahan yang diresitasikan. Siswa dalam mengidentifikasi produk-
produk yang diresitasikan telah dapat maksimal. Materi cukup dapat
tersampaikan melalui proses identifikasi bahan, menjawab soal dan
presentasi dari masing-masing kelompok, sehingga penjelasan guru
pada siklus II ini lebih bersifat memperkaya pemahaman mereka.
Pada siklus II ini, diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa
mencapai 77,85 dengan siswa yang tuntas 24 siswa (Lampiran 16).
Data ini menunjukkan bahwa metode resitasi telah berhasil
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas VIII MTs Mansaul Huda
Rembang Th.2009/2010 pada materi pokok zat aditif dalam makanan.
Karena telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa di tiap
siklusnya, serta sudah mencapai lebih dari indikator yang ditentukan
yaitu rata-rata hasil belajar ≥ 65, dengan ketuntasan belajar ≥ 20
siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar
dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
64
Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Akhir Siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Hasil Belajar 61,36 65,7 77,85
Ketuntasan Belajar 18 siswa 12 siswa 24 siswa
Dari data di atas, penelitian telah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran dari
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada histogram dibawah ini:
Data ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
kimia melalui metode resitasi pada materi pokok zat aditif dalam
makanan di MTs Mansaul Huda Rembang Th.2009/2010, dapat
dikatakan berhasil karena telah mampu meningkatkan hasil belajar
siswa di tiap siklusnya, dan sudah mencapai indikator yang ditentukan
yaitu rata-rata hasil belajar ≥ 65, dengan siswa yang tuntas ≥ 20
siswa.
Selanjutnya pada siklus II ini, proses pembelajaran dapat
berlangsung sangat baik, tanpa ada kendala-kendala yang berarti.
Siswa dan guru sudah dapat memahami posisi masing-masing,
Pembelajaran berlangsung secara luwes dan menyenangkan, sehingga
hasil belajar yang dicapai pun sesuai dengan harapan. Siswa mampu
bekerjasama dengan baik dengan kelompoknya, sehingga proses saling
memberikan pemahaman dalam kelompok terjadi dengan baik.
65
Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan lebih baik,
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
2) Guru mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran.
3) Guru telah mampu mengelola kelas dan waktu dengan baik.
4) Siswa dapat bekerjasama dengan sesama temannya dengan lebih
baik
5) Siswa sudah memahami pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa
melaksanakan pembelajaran metode resitasi dengan baik dan
banyak bertanya kepada teman maupun guru.
6) Siswa secara individual dapat mengerjakan soal dengan baik.
7) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dan mencapai lebih
dari indikator yang ditentukan.
66
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul skripsi :
“Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode resitasi pada
,materi pokok zat aditif dalam makanan pada siswa kelas VIII MTs Mansaul
huda rembang tahun ajaran 2009/2010”, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan metode resitasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di
MTs mansaul huda rembang th. 2009/2010 pada materi pokok zat aditif
dalam makanan dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan
refleksi. Pada siklus 1 siswa diberikan tugas resitasi berupa kemasan
makanan atau minuman sedangkan pada siklus 2 siswa diberi tugas
resitasi berupa produk makanan atau minuman.
2. Penerapan metode resitasi,dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII MTs Mansaul Huda Rembang pada materi pokok zat aditif dalam
makanan meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh data sebelum diterapkan
metode resitasi rata–rata hasil belajar hanya 61,36 dengan siswa yang
tuntas 18 dari 44 siswa. Setelah diterapkan metode resitasi, nilai rata–rata
hasil belajar siswa pada siklus I meningkat menjadi 65,7 dengan siswa
yang tuntas 12 siswa dari 27 siswa. Pada siklus II nilai rata–rata hasil
belajar siswa mencapai 77,85 dengan siswa yang tuntas 24 siswa dari 27
siswa.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian
tindakan kelas pada kelas VIII Semester 2 di MTs Mansaul Huda Rembang,
peneliti menyajikan saran sebagai berikut:
67
1. Bagi Guru
Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan
memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan
yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya
dari pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan dan dalam
pemberian tugas harus secara tepat dan proposional sehingga tidak
membebankan siswa. Selain itu saat metode resitasi atau yang lainnya,
seyogyanya guru betul-betul paham mengenai prosedur penerapannya,
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya paham dan mengerti cara pelaksanan metode
resitasi yang diberikan dalam pembelajaran IPA. Dengan ini diharapkan
peserta didik dapat terus melaksanakan kewajibannya untuk belajar,
mematuhi peraturan-peraturan sekolah dan mampu meningkatkan hasil
belajarnya dengan maksimal.
3. Pihak Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah mendukung pembelajaran inovatif dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh pendidik.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para pendidik, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu
68
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran, kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi
perbaikan untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2003.
A.M, Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007.
Amin, Muh Sulaiman Siddiq, , “Pengaruh Persepsi tentang Pemberian TugasTerhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V dan VI Pada MateriPelajaran SKI di MI Imam Puro Lubangindangan Purworejo Th2006/2007”, Skripsi IAIN Walisongo, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo 2007
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2007.
Cahyadi, Wisnu, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Suara, 2000.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
Khaerudin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Konsep danImplementasinya di Madrasah, Jogjakarta: Pilar Media, 2007.
Mulyono HAM, Kamus Kimia Jakart: Bumi Aksara, 2006.
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya,2004.
Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
70
Nasution, S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nihayah, Ainun, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) padaMateri Pokok Virus di Kelas Poerwanto, W.J.S, Kamus Umum BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Turuqu Tadris,Mesir: Darul Ma’arif, 1958.
Skinner, Charles E, Essential of Educational Psicology, New York: EnglewoodCliffs, 1958.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. RinekaCipta, 1991.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset, 2009.
, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar BaruAlgensindo, 2000.
Sukmadinata, Nana Syaodih, , Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Sunardi, IPA KIMIA BILINGUAL, Bandung: Yrama, Widya, 2008.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung:Remaja Rosadakarya, 2006.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PrestasiPustaka, 2007.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (SistemPendidikan Nasional) Beserta Penjelasannya, Bandung: Citra Umbara,2003.
71
Wahib, Abdul, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Khabib Thohadan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di sekolah, eksistensi dan proses belajarmengajar pendidikan agama islam, Yogyakarta :pustaka pelajar, 1998.
Waro, Khoiril, “Pengaruh Metode Resitasi dan Bimbingan Belajar Orangt TuaTerhadap Kreatifitas Belajar Peserta Didik MA Rohmaniyah MranggenDemak”, Skripsi IAIN Walisongo, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo 2007.
Wildan, Achmad Sifronul, “Pengaruh Sikap Peserta Didik Dalam Metode
Resitasi Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Hormon Kelas XI MA
Bawu Jepara”, Skripsi IAIN Walisongo, Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo 2009.
Winarno, F.G, Kimia Pangan Dan Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Winataputra, Udin S. Dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2001.
Wiriatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Bandung; Remaja Rosda Karya Offset,2008.
http://amriawan-blogspot..com/2008/12/penerapan-metode-resitasi-terhadap.html
http://www.pbs-psma.org/content/blog/strategi-metode-mengajar
http://amriawan-blogspot..com/2008/12/penerapan-metode-resitasi-terhadap.html1.
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku tua pakguru dasar kpdd b 12,html
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Haidloroh Faiqotun Ni’mah
Tempat /Tanggal Lahir : Rembang, 31 Agustus 1986
Alamat : Sarang Rembang
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal
1. SD Negeri Sendang Mulyo I Lulus Tahun 1998
2. SMP Negeri 1 Sarang Lulus Tahun 2001
3. MA Negeri Rembang Lulus Tahun 2004
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan Tahun 2005
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 25 Juni 2010
Penulis
Haidloroh Faiqotun Ni’mah
73
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNama Sekolah : MTs. Mansaul Huda
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Materi Pokok : Zat aditif dalam makanan
Kelas/Semester : VIII/II
Pertemuan : I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan
yang terdapat dalam bahan makanan.
C. Indikator
1) Mengidentifukasi contoh bahan-bahan zat aditif yang terdapat dalam
makanan dan minuman.
2) Mengelompokkan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari
penggunaan zat aditif dan pencegahannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam zat aditif yang dapat di
manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik dapat mengetahui fungsi dan tujuan pembelajaran zat aditif
dalam makanan.
3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping zat aditif yang terdapat
dalam produk kebutuhan sehari-hari.
E. Metode Pembelajaran
Resitasi dan Diskusi
74
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi “ Apa yang
kalian ketahui tentang pengertian dari zat aditif dalam makanan “?
b. Guru menyampaikan pada peserta didik motivasi dan tujuan
pembelajaran pada pertemuan hari ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru meminta peserta didik bergabung sesuai kelompok masing-
masing yang dibentuk sebelumnya.
b. Setiap kelompok diminta mengeluarkan 3 bungkus kemasan makanan
atau minuman yang telah ditugaskan.
c. Setiap kelompok diminta mengamati dan menulis zat aditif yang
terdapat pada setiap kemasan makanan atau minuman yang telah
mereka bawa.
d. Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa zat aditif tersebut dapat
dilihat pada komposisi yang terdapat pada kemasan.
e. Guru memimpin diskusi kecil untuk masing-masing kelompok
mempresetasikan hasil pengamatan mereka.
f. Guru memberikan penjelasan dan penguatan terhadap materi
pembelajaran.
g. Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang ingin ditanyakan atau
tidak.
h. Guru menjawab pertanyaan jika ada.
i. Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar.
j. guru membagikan soal individu pada peserta didik dan meminta
mereka mengerjakannya dengan waktu yang telah ditentukan
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
membuat produk makanan atau minuman yang telah ditentukan
75
sebelumnya dan siswa diminta mengidentifikasikan jenis zat aditif
yang ada.
b. Guru meminta siswa untuk mencari informasi tentang zat-zat aditif
dari internet, majalah, dan lainnya.
c. Memberikan informasi ke siswa untuk mempersiapkan materi yang
akan dibahas selanjutnya.
d. Guru menjelaskan bahwa tugas-tugas tersebut ( produk makanan dan
bahan atau materi dari berbagai media) akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
G. Penilaian
1. Teknik : Tes Tertulis
2. Bentuk / instrument : Uraian
3. Soal / Instrumen : Menglompokkan zat aditif dalam makanan dalam
kehidupan sehari-hari.
H. Sumber Belajar
1. Buku IPA.
2. LKS IPA.
3. Lingkungan Sekitar.
.
Rembang, .…Februari 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Khoirul Ashar, S.Pd. Haidloroh Faiqotun Ni’mah
Kepala MTs. Mansyaul Huda
Nur Chakim, S.Ag
76
Lampiran 3
SOAL RESITASI SIKLUS I
1. Kumpulkan berbagai jenis kemasan makanan atau kemasan minuman.
2. Amati labelnya, dan tulislah zat aditif yang ada pada setiap kemasan yangtelah kalian bawa.
3. Apakah dari kemasan tersebut juga terdapat informasi tentang ADI-nya?
4. Diskusikan hasil yang kamu peroleh dengan teman satu kelompokmu.
77
Lampiran 4
SOAL INDIVIDU SIKLUS I1. Jelaskan pengertian zat aditif! Berdasarkan sumbernya, ada berapa macam zat
aditif? Sebutkan!
2. Jelaskan alasan orang menggunakan zat warna makanan !
3. Sebutkan fungsi zat aditif ?
4. Ibu ingin membuat sirup berwarna hijau yang enak, berbau harum dan bebas
dari bahan-bahan aditif buatan. Sebutkan bahan aditif alami apa saja yang
dapat digunakan ibu untuk menghasilkan sirup yang diinginkan! Jelaskan
fungsi bahan-bahan yang kamu sebutkan tersebut!
5. Mengapa kebanyakan orang menggunakan zat aditif buatan ?
6. Menurut pendapatmu, apakah dalam penggunaan bahan aditif alami perlu ada
batasan-batasannya? Adakah bahaya bagi seseorang yang sering mengonsumsi
makanan dengan bahan aditif alami? Jelaskan pendapatmu!
7. Sebutkan kegunaan atau manfaat zat aditif di bawah ini
a. Gula jawa
b. Garam dapur
c. Natrium benzoate
d. Asam sorbet
e. Etil butirat
8. Apa tujuan dari pengawetan makanan?
9. Jelaskan perbedaan gula aren dengan gula kelapa!
10. Apa saja kegunaan daun pandan dalam proses membuat makanan? Jelaskan
dan beri contoh makanan apasaja yang menggunakan daun pandan tersebut!
78
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN
SOAL INDIVIDU SIKLUS I
1
2
3
4
5
6
7
Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan
ke dalam makanan, baik pada saat memproses, mengolah, mengemas atau
menyimpan makanan.
a. Untuk mempertahankan nilai gizi pada makanan.
b. Untuk memperbaiki tampilan makanan.
c. Untuk meningkatkan cita rasa
d. Untuk memperkaya kandungan gizi
Fungsi zat aditif antara lain sebagai pewarna, penyedap rasa dan aroma,
anti oksidan, sukestran (zat pengikat logam), pemanis, pengasam,
pengembang adonan dan pengawet.
Bahan-bahannya:a. Gula pasir
Fungsinya, untuk memberikan rasa manis pada sirup tersebutb. Daun suji
Fungsinya, untuk memberikan warna hijau pada sirupc. Daun pandan
Fungsinya, untuk member aroma haru pada sirupKarena bahan sintetik atau buatan itu dapat diproduksi dalam jumlah besar
dan menjadikan makanan menjadi tahan lebih lama.
Dalam penggunaan zat aditif alami perlu ada batasannya, karena jika tidak
ada batasannya (dalam pemakaian berkadar tinggi) dapat menyebabkan
berbagai macam pennyakit eperti kegemukan dan diabetes, (pemakaian
gula berlebih).
Gula jawa
Kegunaannya dapat dijadikan sebagai pemanis minuman (seperti es dawet,
es kelapa muda dll )
79
8.
9.
10.
Garam dapur
Digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan
membunuh bakteri dalam makanan.
Natrium benzoat
Digunakan sebagai pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus,
manisan dan buah kalengan.
Asam sorbat
Digunakan dalam bentuk garam natrium atau kaalium dan digunakan untuk
menghambat pertumbuhan kapang dan ragi.
Etil butirat
Digunakan untuk pemberi rasa buah nanas
Tujuan dari pengawetan makanan adalah untuk menghambat reaksi suatu
zat dengan oksigen dan akhirnyadapat menghambat pertumbuhan bakteri
pembusuk atau menghambat pertumbuhan jamur, sehingga mencegah
terjadinya pembusukan atau bau tengik pada makanan.
Gula aren diperoleh dari hasil olahan air sadahan aren. Pada dasarnya,
proses pembuatan gula aren ini relatif sama dengan pembuatan gula kelapa,
tetapi dari gula yang dihasilkannya sedikit berbeda, gula aren mempunyai
warna yang sedikit lebih tua dibandingkan dengan gula kelapa, selain itu
rasa gula aren juga edikit lebih manis dibandingkan dengan gula kelapa.
Gula kelapa atau lebih dikenal dengan istilah gula jawa merupakan gula
yang diperoleh air sadapan kelapa yang diolah lebih lanjut, sehingga
dihasilkan gula yang berwarna coklat dengan bentuk-bentuk tertentu.
Kegunaan daun pandan selain digunakan sebagi pewarna makanan daun
pandan juga digunakan sebagai bumbu pada beberapa jenis makanan. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan aroma dan rasa makanan tertentu.
Contoh makanan yang menggunakan daun pandan yaitu, beberapa jenis
kue, makanan ringan, es dawet, es cendol dll.
80
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNama Sekolah : MTs. Mansaul Huda
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Materi Pokok : Zat aditif dalam makanan
Kelas/Semester : VIII/II
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40menit
A. Standar Kompetensi
Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan
yang terdapat dalam bahan makanan.
C. Indikator
1 Mengidentifikasi contoh bahan-bahan zat aditif yang terdapat dalam
makanan dan minuman.
2 Mengelompokkan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan
zat aditif dan pencegahannya.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam zat aditif yang dapat di
manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Peserta didik dapat mengetahui fungsi dan tujuan pembelajaran zat aditif
dalam makanan.
c. Peserta diduk dapat menjelaskan efek samping zat aditif yang terdapat
dalam produk kebutuhan sehari-hari.
E. Metode Pembelajaran
Resitasi
81
F. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi
“Apakah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan zat aditif secara
berlebihan?”
b. Guru menyampaikan materi zat aditif alami dan buatan dan tujuan
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru meminta peserta didik bergabung sesuai kelompok masing-
masing yang dibentuk sebelumnya.
b. Setiap kelompok diminta mengeluarkan produk makanan atau
minuman yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya.
Kelompok I. membuat sirup. Kelompok II. Manisan buah
Kelompok III. Nasi kuning. Kelompok IV. Aneka kue
Kelompok V. agar-agar.
c. Guru meminta siswa mepresentasikan pada teman sekelas mereka
hasil identifikasi zat aditif pada produk makanan atau minuman yang
mereka buat.
d. Guru memimpin diskusi kecil dalam persentasi tersebut.
e. Guru memberikan penguatan dan penegasan terhadap materi
pembelajaran.
f. Guru menanyakan kepada setiap siswa apakah ada yang ingin
ditanyakan atau tidak.
g. Guru menjawab pertanyaan jika ada.
h. Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar.
i. Guru membagikan soal individu pada peserta didik dan meminta
mereka mengerjakannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menjelaskan bahan materi zat aditif telah selesai dan materi
untuk pertemuan berikutnya adalah zat aditif dan psikotropika.
82
b. Guru menutup pertemuan.
G. Penilaian
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk/instrumen : Uraian
3. Soal/instrumen : Mengelompokkan zat aditif dalam makanan dalam
kehidupan sehari-hari.
H. Sumber Belajar
1. Buku IPA.
2. LKS IPA.
3. Lingkungan Sekitar
Rembang,…Februari 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Khoirul Ashar S.Pd Haidloroh Faiqotun Ni’mah
Kepala MTs. Mansyaul Huda
Nur Chakim,S.Ag
83
Lampiran 7
SOAL RESITASI SIKLUS II
1. Buatlah sebuah produk makanan atau minuman yang aman bagikesehatan!
2. Tulislah zat aditif yang terdapat dalam produk yang kalian bawa!
3. Carilah kliping tentang zat aditif dalam makanan di internet, majalah dll!
84
Lampiran 8
SOAL INDIVIDU SIKLUS II1. Menurut pendapatmu, mungkinkah kita bisa membuat semua bahan makanan
lezat dengan menggunakan bahan yang bebas dari bahan aditif buatan?
Jelaskan alasan kalian!
2. Apakah yang dimaksud dengan tanggal kadaluwarsa pada kemasan makanan?
Jelaskan!
3. Sebutkan kegunaan / manfaat zat aditif di bawah ini:
a. Wortelb. Kunyitc. Daun sujid. Asam cukae. Gula arenf. Daun jeruk
4. Jelaskan beberapa kerugian dari penggunaan penyedap buatan!
5. Apa yang kamu ketahui tentang Chinese Restaurant Syndrom?
6. Jika berat badanmu 50 kg mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif
dengan nilai ADI 5 mg/kg. Maka berapa batas maksimal harian zat aditif
tersebut yang diperbolehkan untuk dimakan?
7. Sebutkan zat aditif baik yang alami maupun sintesis yang digunakan sebagai
bahan pengawet serta jelaskan kegunaannya
8. Sebutkan macam-macam zat aditif yang penggunaannya sudah dilarang oleh
DEPKES RI!
9. Coba perhatikan bahan-bahan pemanis berikut:
gula jawa gula bit
gula pasir gula kurma
gula kelapa gula surgam
Dari bahan-bahan pemanis diatas, mna yang menurut kalian lebih baik
digunakan dalam pembuatan bahan makanan? Berikan alasan kalian!
10. Sebutkan keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif sintesis atau buatan.
85
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN SOAL INDIVIDU SIKLUS II1.
2.
3.
Bisa, yaitu dengan menggunakan bahan aditif alami yang dapat kita
kombinasikan. Sebagai contoh dalam memasak kita dapat memasukkan
gula kemudian garam supaya masakan tersebut menjadi gurih, penggunaan
kaldu ayam asli, penggunaan ebi digoreng lalu ditumbuk bisa digunakan
sebagai bahan penyedap. Jadi walaupun kita tidak menggunakan bahan
aditif buatan dalam membuat maknan kita tetap akan mendapatkan
masakan yang lezat dan menyehatkan bagi kesehatan.
Tanggal kadaluwarsa ini merupakan tanggal pada kemasan produk
makanan atau obat yang menunjukkan waktu setelah tanggal tersebut maka
produk-produk tersebut sebaiknya tidak digunakan.
a. Wortel
Kegunaannya Adalah Sebagai Zat Pemberi Warna Oranye Pada
Makanan.
b. Kunyit
Kegunaannya Adalah Memberi Warna Kuning Agak Gelap Pada
Pembuatan Makanan. Biasanya Digunakan Pada Pembuatan Nasi
Kuning.
c. Daun Suji
Kegunaannya Adalah Sebagai Pemberi Warna Hijau Pada Bahan
Makanan. Daun Suji Bisa Juga Digunakan Sebagai Zat Warna Pada
Minuman.
d. Asam Cuka
Kegunaannya adalah sebagai pengawet acar dan Sebagai Pengawet Roti
Untuk Mencegah Pertumbuhan Kapang.
e. Gula Aren
Kegunaannya Untuk Pembuatan Jenang Dan Dodol
f. Daun Jeruk
86
4.
5.
6.
7.
Kegunaannya Adalah Memberikan Aroma Yang Khas, Segar Dan
Membangkitkan Selera Makan. Daun Jeruk Juga Dapat Menghilangkan
Bau Amis Pada Ikan.
Kerugian dari penggunaan penyedap buatan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada manusia.
Sebagai contoh, penggunaan bahan penyedap MSG secara berlebihan
diduga dapat menimbulkan gejala yang dikenal dengan istilah Chinese
restaurant syndrome, yaitu gejala-gejala seperti kesemutan, pusing-pusing,
mual, jantung berdebar dan sakit kepala yang luar biasa.
Chinese Restaurant Syndrome adalah suatu gangguan kesehatan dimana
kepala terasa pusing dan berdenyut yang disebabkan karena penggunaan
Monosodium Glutamat (MSG) secara berlebihan.
Jika berat badan 50 kg mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif
dengan nilai ADI 5 mg/kg. Maka batas maksimal zat aditif yang
diperbolehkan untuk dimakan adalah : 50 x 5 = 250 mg
Jadi, batas maksimal zat aditif yang diperbolehkan untuk dimakan adalah
250 mg.
Bahan pengawet alami antara lain:
1) Garam dapur
Digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat
dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan.
2) Bawang putih
Digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena bawang putih
bila diiris akan mengeluarkan allicin, yaitu suatu zat yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
3) Gula (sukrosa)
Digunakan untuk mengawetkan buah-buahan atau manisan.
Bahan pengawet sintesis ‘
4) Natrium benzoat dan asam benzoat
Digunakan sebagai pengawet minuman ringan kecap, margarin,
saus, manisan, dan buah kalengan
87
8.
9.
10.
5) Natrium nitrit
Digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging
dan ikan.
6) Asam propionat
Digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan mentega.
7) Asam sorbat
Digunakan dalam bentuk garam natrium atau kalium dan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi, serta
mengawetkan keju, roti, sari buah, dan acar.
Macam-macam zat aditif yang penggunaannya dilarang oleh DEPKES RI
adalah:
Ø Formalin (sebagai pengawet mie)
Ø Borak (sebagai pengawet bakso)
Ø Terusi (sebagai pengawet ayam potong)
Ø Dulsin, karena pemanis ini dapat menjadi karsinogen (pemicu
kanker)
Diantara gula-gula tersebut yang paling bagus yaitu gula pasir, dimana gula
pasir itu dibuat dari sari tebu asli dan dalam pembuatan makanan atau
minuman gula pasir mudah larut dibandingkan dengan gula yang lain.
Keuntungan penggunaan zat aditif sintesis atay buatan adalah dapat
diproduksi dalam jumlah besar, lebih stabil, takaran penggunaannya lebih
sedikit dan biasanya tahan lebih lama.
Kerugian penggunaan zat aditif sintesis atau buatan adalah dapat
menimbulkan risiko penyakit kanker atau ber sifat karsinogenik.
88
Lampiran 10
Tabel perhitungan rata-rata dan ketuntasan belajarsiswa kelas VIII MTs Mansul Huda th. 2008-2009
(Sebelum Pembelajaran Metode Resitasi)
NO Nama Nilai Keterangan
1 Abit Juan Ma’ruf 60 Belum Tuntas
2 Agus Riawan 60 Belum Tuntas
3 Ahmad Zaenal Abidin 63 Belum Tuntas
4 Ali Mansur 60 Belum Tuntas
5 Andi Jauhar Ilmi 60 Belum Tuntas
6 Ariyatul Muarrifah 68 Tuntas
7 Ayu khoirunnisa 69 Tuntas
8 Ayuk Astuti Wahyuningtyas 69 Tuntas
9 Desi Eka Pratiwi 68 Tuntas
10 Dewi Surati 67 Tuntas
11 Dwi Setyo Rini 62 Belum Tuntas
12 Edi susanto 62 Belum Tuntas
13 Fatimatuzzahro 64 Belum Tuntas
14 Fitriyanto 63 Belum Tuntas
15 Galuh Wijayanti Rahayu 63 Belum Tuntas
16 Halida Agnes Soraya 68 Tuntas
17 Heri Stiawan 63 Belum Tuntas
18 Imam Kambali 63 Belum Tuntas
19 Khofifah 63 Belum Tuntas
20 Laila Zulfiyah 70 Tuntas
21 Lina Maesaroh 67 Tuntas
22 Linda Kurnia Wati 67 Tuntas
23 Lukman Mu’arif 63 Belum Tuntas
24 Luqmanul Hakim Sholeh 63 Belum Tuntas
89
25 Muhammad Laili Huda 62 Belum Tuntas
26 Muh. Irfan Fachrudin 60 Belum Tuntas
27 Muh. Mahbub Junaidi 60 Belum Tuntas
28 Muh. Rifa’i 60 Belum Tuntas
29 Mutiara Budi Asih 60 Belum Tuntas
30 Nailfatun Khoirun Nisa 66 Belum Tuntas
31 Nofia Fitriana 68 Tuntas
32 Praditta Nur Rokhim 64 Belum Tuntas
33 Rudiyanto 63 Belum Tuntas
34 Siti Aisah 63 Belum Tuntas
35 Sri Wahyuningsih 68 Tuntas
36 Srining Lestari 69 Tuntas
37 Suntari 67 Tuntas
38 Supriyanti 68 Tuntas
39 Susi Dwi Setyowati 65 Tuntas
40 Sutik Rahayu 65 Tuntas
41 Thiyas Tono Taufuq 69 Tuntas
42 Wahyuningsih 63 Belum Tuntas
43 Windi Anggraini 63 Belum Tuntas
44 Zumrotul Mufidah 63 Belum Tuntas
45 Khoirul Anwar 63 Belum Tuntas
Jumlah 2761 Tuntas= 18
BelumTuntas= 27
Rata-rata 36.6145
2761=
-
Ketuntuntasan belajar
-%40%100
4518
=×
Khoirul Ashar, Spd.
90
Lampiran 11
Tabel Nama Siswa Kelas VIII MTs Mansaul Huda RembangTahun Pelajaran 2009-2010
No Nama1 Ahmad Niam2 Ahmad Nur Khafid3 Ahmad Thoriquddin4 Ali Mahsun5 Anis6 Chasanah7 Darwati8 Haniin Nur Khasanah9 Komsatun
10 M. Hidayatul Mustofa11 Masrikan12 Muhammad Mardi13 Muhammad Roni
No Nama14 Sa’idatin15 Samsudin16 Siti A’isyah17 Siti Faizatul Khoir18 Siti Humairok19 Siti Khalifah20 Siti Khotimah21 Siti Nadhifah22 Siti Qilyatinnisak23 Subaidah24 Suhartini25 Suparti26 Umi Fadhila
91
Lampiran 12
Tabel Perhitungan Rata-Rata dan Ketuntasan BelajarSiswa Kelas VIII MTs Mansaul Huda th. 2009-2010
(setelah pembelajaran Resitasi)No Nama Nilai Keterangan1 Ahmad Niam 70 Tuntas2 Ahmad Nur Kapid 75 Tuntas3 Ahmad Thotiquddin 72 Tuntas4 Ali Mahsun 80 Tuntas5 Anis 80 Tuntas6 Chasanah 82 Tuntas7 Darwati 80 Tuntas8 Haniin Nur Khasanah 62 Blm Tuntas9 Komsatun 75 Tuntas10 M.Hidayatul Mustofa 78 Tuntas11 Masrikan 80 Tuntas12 Muhammad Mardi 92 Tuntas13 Muhammad Roni 62 Blm Tuntas14 Sa’idatin 80 Tuntas15 samsudin 75 Tuntas16 Siti A’isyah 82 Tuntas17 Siti Faizatul Khoir 78 Blm Tuntas18 Siti Humairok 85 Tuntas19 Siti Kholifah 90 Tuntas20 Siti Khotimah 88 Tuntas21 Siti Nadhifah 75 Tuntas22 Siti Qilyqtin Nisak 92 Tuntas23 Subaidah 63 Blm Tuntas24 Suhartini 82 Tuntas25 Suparti 64 Blm Tuntas26 Umi Fadhila 80 Tuntas27 Moh. Edy Susanto 80 Tuntas
Jumlah 2102 T=23BT=4
Rata-rata 77,85 -Ketuntasan belajar - 85,19%
92
Lampiran 13
Daftar Nama KelompokSoal resitasi
Kelompok Nama Siswa Kelompok Nama Siswa
1.
1. Ahmad Niam
2. Anis
3. Chasanah
4. Masrikan
5. Siti A’isyah
6. Haniin Nur
Khasanah
4
1. Ahmad Nur Kapid
2. Komsatun
3. Samsudin
4. Suhartini
5. Moh. Edy Susanto
2.
1. Ali Mahsun
2. Darwati
3. Muhammad Roni
4. Siti Khotimah
5. Umi Fadhilah
6. Siti Qilyatin Nisak
5.
1. Muhammad Mardi
2. Sa’idatin
3. Siti Humairok
4. Subaidah
5. Suparti
3.
1. Ahmad Thoriquddin
2. M. Hidayatul
Mustofa
3. Siti Faizatul Khoir
4. Siti Kholifah
5. Siti Nadhifah
93
Lampiran 14
TABEL NILAI KELOMPOKDENGAN PEMBELAJARAN METODE RESITASI
NILAI
KELOMPOK SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 75 80
2 65 75
3 75 75
4 65 75
5 75 75
94
Lampiran 15
Tabel Perhitungan Rata-Rata Kelas VIII MTs Mansau HudaTh.2009/2010 Tiap Siklus dengan Pembelajaran metode resitasi
Siklus I Siklus IINo
Nama Nilai Ket Nilai Ket1 Ahmad Niam 60 Blm Tuntas 70 Tusntas2 Ahmad Nur Kapid 78 Tuntas 75 Tuntas3 Ahmad Thoriquddin 53 Belum Tuntas 72 Tuntas4 Ali Mahsun 62 Blm Tuntas 80 Tuntas5 Anis 63 Blm Tuntas 80 Tuntas6 Chasanah 70 Tuntas 82 Tuntas7 Darwati 75 Tuntas 80 Tuntas8 Haniin Nur Khasanah 50 Blm Tuntas 62 Belum tuntas9 Komsatun 53 Blm Tuntas 75 Tuntas
10 M.Hidayatul Mustofa 68 Tuntas 78 Tuntas11 Masrikan 60 Blm Tuntas 80 Tuntas12 Muhammad Mardi 80 Tuntas 92 Tuntas13 Muhammad Roni 40 Blm Tuntas 62 Belum tuntas14 Sa’idatin 72 Tuntas 80 Tuntas15 samsudin 60 Blm Tuntas 75 Tuntas16 Siti A’isyah 78 Tuntas 82 Tuntas17 Siti Faizatul Khoir 62 Blm Tuntas 78 Tuntas18 Siti Humairok 63 Blm Tuntas 85 Tuntas19 Siti Kholifah 80 Tuntas 90 Tuntas20 Siti Khotimah 72 Tuntas 88 Tuntas21 Siti Nadhifah 60 Blm Tuntas 75 Tuntas22 Siti Qilyqtin Nisak 82 Tuntas 92 Tuntas23 Subaidah 40 Blm Tuntas 63 Blm Tuntas24 Suhartini 75 Tuntas 82 Tuntas25 Suparti 42 Blm Tuntas 64 Blm Tuntas26 Umi Fadhila 72 Tuntas 80 Tuntas27 Moh. Edy Susanto 63 Blm Tuntas 80 Tuntas
Jumlah 1773 T=12, BT=15 2102Rata-rata 65,7 - 77,85
Ketuntasan belajar 44,44% - 85,19%
95