Upload
vodang
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI
PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI
GURU DI SDN 01 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
NIKMATUL CHIKMAH
NIM 093111447
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nikmatul Chikmah
NIM : 093111447
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam;
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semaranga, Agustus 2011
Saya yang menyatakan,
Nikmatul Chikmah
NIM: 093111447
NOTA PEMBIMBING Semarang, Agustus 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN PAI
MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN
1 BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN
2010/2011
Nama : Nikmatul Chikmah
NIM : 093111447
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag
NIP. 19600524 199203 1 001
MOTTO
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). (QS: 31:17)1
1 Depag RI, AI-Qur.an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hlm 151
PERSEMBAHAN
KUPERSEMBAHKAN KARYAKU INI :
1. Untuk keluarga tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya dan
senantiasa mendo’akanku untuk menjadi yang terbaik.
2. Untuk anak-anakku agar senantiasa tetap semangat terus belajar untuk
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
3. Untuk pembimbing Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag yang telah banyak
membimbingku dan banyak memberikan ilmu dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Untuk Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah
memberikan ilmunya kepada kami.
6. Untuk Rekan-rekan senasib dan seperjuangan mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang Fakultas Tarbiyah Program DMS S1 yang tetap semangat dalam
menuntut ilmu.
7. Untuk Rekan-rekan guru SDN 01 Brangsong Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal yang telah banyak memberikan support dan bantuan dalam
proses selama penulisan.
ABSTRAK
Judul : Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata
Pelajaran PAI Melalui Pemberian Motivasi Guru di SDN 1
Brangsong Kendal Tahun Ajaran 2010/2011
Penulis : Nikmatul Chikmah
NIM : 093111447
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana skenario
pembelajaran mata pelajaran PAI materi melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 di SDN 1 Brangsong Kendal melalui
pemberian motivasi guru pada siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal semester
II tahun ajaran 2010/2011 (2) Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
PAI kelas VI semester II melalui pemberian motivasi guru di SDN 01 Brangsong
Kendal tahun ajaran 2010/2011.
Dapat dikatakan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan
adanya tujuan. Sedang motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Yang mana motivasi tersebut bertujuan (1). Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan
motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem
”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. (2) Motivasi ditandai
dengan munculnya rasa ”feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah laku manusia. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi
motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni
tujuan. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan orangtua yaitu berupa: (1)
Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan. (2) Mengkaitkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah. (3) Menunjukkan antusias
dalam mengajar bidang studi yang dipegang. (4) Mendorong siswa untuk
memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba
menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan
tugas dengan sebaik mungkin. (5) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas
yang sesuai dengan kebutuhan siswa. (6) Memberikan hasil ulangan dalam waktu
sesingkat mungkin. (7) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar
siswa. (8) Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.2
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dengan hasil : (1) Mean (nilai rata-rata) dari hasil pra
siklus, siklus I dan siklus II dibandingkan secara keseluruhan. (2) Mean (nilai
rata-rata) dari hasil tes tertulis siswa dibandingkan untuk mengetahui apakah ada
2 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, hlm. 103
kenaikan hasil praktik dari tahap pertahap. Sehingga akan diketahui apakah
hipotesis yang diajukan benar atau ditolak.
Kemudian untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan maka
dapat dilihat dari perbandingan hasil tes siswa antara pra siklus yaitu 63,5,
sedangkan pada hasil siklus I adalah 67,5, dan hasil pada siklus II adalah 74,5.
Dari hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yang
berbunyi bahwa prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal pada
bahasan melafalkan dan mengartikan ayat Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat
13 akan meningkat jika siswa diberi motivasi secara maksimal oleh gurunya
karena dengan motivasi semua akan semangat melaksanakannya.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta
alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang
setia hingga Hari Pembalasan.
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di
semua perguruan tinggi-termasuk di Institut Agama Islam Negeri Walisono
Semarang adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka
itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul .”UPAYA PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN PAI
MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 1 BRANGSONG
KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011”.
Selama pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan
bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah
dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan
sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh
karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan nasehat, masukan dan
bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Sudja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Drs. H. Mat Solikhin, M. Ag selaku pembimbing dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Kepala SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal beserta staf dan seluruh dewan
guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan skripsi
ini.
4. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk
meminjamkan buku-buku kepustakaan.
5. Rekan-rekan seperjuangan di program DMS S. 1 PAI IAIN Walisongo
Semarang, sertas segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya di sini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan semangat
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balas-
Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.
Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis, dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................…. ii
PENGESAHAN.................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING…................................................................................…. iv
ABSTRAK…………............................................................................................. v
TRANSLITERASI………………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…… viii
DAFTAR ISI………………….……………………………………………….... ix
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………....................................................................... 1
B. Penegasan Istilah….…........................................................................... 4
C. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
D. Tujuan…..……….................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
Bab II PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI
PEMBERIAN MOTIVASI
A. Kajian Pustaka………………………………………………………… 9
B. Kerangka Berpikir
1. Prestasi Belajar PAI..………………….…………………..........…. 10
2. Pengertian Motivasi Belajar………………………..……............... 21
3. Macam-macam Motivasi Belajar…………………………………. 23
4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar…………………………………… 26
5. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar…………………… 27
C. Hipotesis Tindakan………………………………………………..… 28
Bab III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…..……..……............................................................ 29
B. Subyek Penelitian………….…………….………………………….. 33
C. Waktu Penelitian……………………………....……………………. 33
D. Langkah-langkah Penelitian..……………………………………….. 33
E. Metode Pengumpulan Data… ................................…….........…....... 30
F. Teknik Analisis Data…….…………………………………..……… 32
G. Indikator Pencapaian………………………………………………... 37
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Sekolah……….......................................................... 38
1. Profil Sekolah…………………………………………………… 38
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah………………………………….. 39
3. Struktur Organisasi………………………………………...…… 40
4. Keadaan Guru dan Peserta Didik………………………….……. 40
5. Sarana dan Prasarana………………………………………….... 42
B. Kondisi Awal……………......................................................….…... 43
1. Hasil Siklus I……………………………………………..…….. 44
2. Hasil Siklus II……………………………………………….….. 48
C. Pembahasan………………………………………………………… 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................... 52
C. Penutup……………………………………………………………… 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman
1. tabel 1 jadwal kegiatan.................................................................................... 22
2. tabel 2 Keadaan Guru...................................................................................... 36
3. tabel 3 Data Pegawai………........................................................................... 36
4. tabel 4 Rombongan Belajar……………………………................................. 37
5. tabel 5 Sarana dan Prasarana………………................................................... 38
6. tabel 6 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus I................................................... 42
7. tabel 7 Hasil Praktik Gerakan Shalat Siklus I…………................................. 43
8. tabel 8 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus II…............................................. 47
9. tabel 9 Hasil Praktik Gerakan Shalat………………….................................. 48
10. tabel 10 Rekapitulasi Hasil Siklus I dan Siklus II.......................................... 49
11. tabel 11 Hasil Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.............................. 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.1
Anak sebagai sosok individu yang sedang berkembang tentunya
memerlukan perhatian yang khusus dari gurunya untuk mendidiknya. Dialah
pendidik yang pertama dan utama dalam sekolah serta pengaruhnya sangat
besar dalam pembentukan kepribadian anak. Oleh karena itu, pertumbuhan
dan perkembangan anak baik fisik maupun psikis dipengaruhi oleh perilaku
guru dalam mendidik anak.2
Guru yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan siswanya,
misalnya mereka acuh terhadap belajar anak, tidak memperhatikan sama
sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan siswanya dalam belajar,
tidak mengatur belajamya, tidak menyediakan atau tidak melengkapi alat
belajarnya tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau
tahu bagaimanakah kemajuan belajar siswanya, kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau
kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai
tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran
menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajar dan akhirnya anak
malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak
memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada
1 Muhibbin Syah, Psikalogi Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya Offset,2000,hal. 89
2 Dadang Hawari, Al-Qur'an dan llmu Kedokleran Jiwa dan Kesehatun Jiwa, Yogyakarta, PT,
Dana Bhakli Prima Yasa, l996,hal.346.
2
anak dari keluarga yang kedua orangtuanya terlalu sibuk untuk mengurus
pekerjaan mereka atau kedua orangtuanya memang tidak mencintai anaknya.3
Adrienne Katz mengatakan bahwa anak-anak yang mendapat
dukungan dan bantuan yang baik dari gurunya akan bisa belajar dan bisa
mencapai kemajuan lebih baik dibanding dengan anak-anak yang tidak
mendapat dukungan dan bantuan.4
Dalam hal ini peran serta keluarga dimana pendidikan keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama tempat anak didik
menerima pendidikan dan bimbingan dari gurunya ataupun anggota keluarga
yang 1ain.5 Dan merekalah yang pertama-tama mengajarkan kepada anak
tentang pengetahuan tentang Allah. Pengalaman tentang pergaulan manusia,
dan kewajiban memperkembangkan tanggug jawab terhadap diri sendiri dan
terhadap orang 1ain.6 Disinilah sangat penting bagi keluarga untuk
melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik dan memelihara anak-
siswanya. Sebagaimana firman Allah :
ياايهاالذينءامنىاقىاانفسكم واهليكم نارا
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka...... ..." (QS. At-Tahrim : 6)7
Ayat ini menjelaskan tentang tanggung jawab guru terhadap siswanya
(Keluarganya di sekolah). Dengan menyadari apa dan siapa hakekat anak itu
sebenarnya, diharapkan para guru, khususnya para guru muslim, dapat
menyadari akan kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak
yang dilahirkan.
Tugas mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara guru da
orangtua, namun karena banyaknya kesibukan ayah di luar rumah untuk
3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
l995, hlm.6l 4 Adrienne Katz, Membimbing Anak Belajar Membaca, Alih Bahasa Lilianan Wiaya,
Jakarta:Arcan, 1997 hlm.l 5 Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hlm. 177
6 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 1995, hlm. 14
7 R.H.A. Soenaryo, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : PT. Kumidasmoro Grasindo,
1994, hlm. 951
3
mencari nafkah, menyebabkan ibulah yang paling banyak pengaruhnya dalam
pendidikan anak itu, ia mencerminkan panutan pertama dan ideal bagi anak.
Apakah semua ibu telah siap menjalankan peran itu ?8 data menunjukkan
bahwa 20 % sampai 40 % perempuan di seluruh dunia terpaksa harus bekerja
untuk menghidupi dirinya, anak-anaknya dan anggota keluarganya yang
menjadi tanggungannya. Angka itu cendedrung tahun demi tahun meningkat.9
Banyak contoh kasus yang dimuat oleh media massa betapa
kesengsaraan yang ditimbulkan oleh perbuatan sang istri atau sang ibu yang
menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat-tempat kerja baik di dunia
belahan barat maupun belahan timur. Masalahnya sama yaitu, menipisnya
perhatian dan kasih sayang orangtua. Hambarya hubungan antar suami dan
rasa kesepian anggota keluarga yang kemudian diisi dengan aktifitas-aktifitas
yang cenderung bersifat negatif. Apabila ada wanita yang berhasil tanpa harus
mengorbankan keharmonisan keluarganya, itu merupakan keistimewaan
tersendiri.10
Dengan demikian, guru harus bersedia meluangkan waktunya untuk
selalu mendampingi anak-anaknya. Pada waktu yang demikian kepada mereka
diberikan bimbingan, penguasaan, dan lain-lain, yang bertujuan supaya
mereka mendapatkan kegairahan dan cara belajarnya di sekolah. Karena baik
buruknya prestasi yang dicapai anak di sekolah akan memberikan pengaruh
kepadanya dalam perkembangan pendidikannya selanjutnya. Anak-anak
haruslah diberi motivasi untuk belajar lebih giat dan lebih bersemangat. Sebab
dengan demikian si anak akan lebih percaya akan hari depannya, disamping
rasa bangga dalam diri mereka karena mendapat perhatian dari guru.11
Sehubungan dengan hal di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
sekaligus judul dalam penelitian mengenai ” UPAYA MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN
8 Adli Fathi, Menjadi Ibu Dambaan Umat, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, hlm. 10
9 Masdar F. Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan Dialog Fiqih
Pemberdayaan, Bandung : Mizan, 2000, hlm. 87-88 10
Ibnu Mustofa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung : Al Bayan, 1993, hlm. 53 11
Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orangtua dalam Peningkatkan
Prestasi Belajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1989, cet. 3, hlm. 29
4
PAI MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI GURU DI SDN 01
BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011".
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan apa yang
penulis bahas nantinya, maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang
terkandung didalam tulisan ini.
1. Prestasi belajar PAI
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya).12
Sedangkan belajar adalah kegiatan untuk
mendapatkan, mengetahui, pemahaman tentang sesuatu hal, atas
penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat
usaha, pengajarahan atau pengalaman.13
Jadi prestasi belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.14
Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam prestasi
belajar PAI dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes tertulis sebelum dan
sesudah dimotivasi guru dari hasil bahan atau materi yang telah diajarkan
di sekolah yang dicapai oleh anak dalam belajar dan diperoleh setelah ia
melalukan kegiatan-kegiatan belajar terutama bidang studi PAI.
2. Pemberian Motivasi Guru
Perhatian adalah reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang
menyebabkan bertambahnya aktifitas, daya konsentrasi dan pembatasan
kesadaran terhadap satu obyek.15
Adapun yang dimaksud perhatian guru dalam penelitian ini adalah
reaksi umum dari guru yang secara langsung memperhatikan siswanya
dalam meningkatkan prestasi belajar PAI. Perhatian guru bisa berupa
12
lbid,hlm.609 13
M.Agus H, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Kanisius, 1994, hlm. 8l 14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya,
1995, hlm.22 15
Kartini Kartono, Psikologi Umum,Bandung : Bandar Maju, 1996, hlm l l 1
5
pemberian sarana prasarana belajar, arahan, bimbingan, motivasi dan lain
sebagainya, sedangkan yang akan penulis bahas adalah yang tentang
motivasi yang diberikan guru terhadap siswa kelas VI SDN 01 Brangsong
Kendal.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis bisa merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemberian motivasi guru terhadap siswanya pada mata
pelajaran PAI di SDN 01 Brangsong Kendal ?
2. Apakah pemberian motivasi guru dapat meningkatkan prestasi belajar PAI
siswa kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal tahun ajaran 2001/2011 ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki
tujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana cara pemberian motivasi guru kepada siswanya
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata
pelajaran PAI di SDN 1 Brangsong Kendal
2. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI kelas VI semester II
melalui pemberian motivasi guru di SDN 01 Brangsong Kendal.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa SDN 01 Brangsong Kendal.
a. Dapat meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran PAI
b. Meningkatkan kerja sama antara siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi guru SDN 01 Brangsong Kendal
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam menentukan
strategi dan metode pembelajaran.
6
b. Untuk mengetahui seberapa jauh perhatian guru dan macam-macam
motivasi yang diberikan kepada siswanya
c. Untuk meningkatkan prestasi anak didiknya.
3. Bagi SDN 01 Brangsong kendal.
Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Mata
Pelajaran PAI baik hasil belajar maupun aktifitas belajar.
7
BAB II
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN
MOTIVASI
A. Kajian Pustaka
Setelah penulis mengadakan pengamatan, ternyata ada penetian yang
berhubungan dengan penelitian penulis, antara lain :
Dalam penelitian Budi Asy’ari 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang berjudul ”Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar PAI Siswa Dan Cara Mengatasinya”. Dalam skripsi tersebut
pembahasannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yang
telah dicapai siswa setelah belajar dan bagaimana mengatasi faktor/unsur yang
menyebabkan prestasi siswa dan juga dijelaskan usaha apa saja yang
dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam penelitian Sukartini Jurusan PKn, Fakultas Pendidikan Ilmu
Pendidikan Sosial, IKIP Veteran Semarang tahun 2010, judul skripsi:
”Pengaruh Pemberian Motivasi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
SMP N 28 Semarang” yang menghasilkan kesimpulan bahwa motivasi
orangtua ditingkat siswa SMP tidak begitu bepengaruh terhadap prestasi
siswa, karena mereka sudah mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru,
dan dalam belajar sudah terbiasa saat mereka berada dalam sekolah dasar.
Letak perbedaan penelitian yang penulis buat dengan penelitian yang
ada diatas adalah terletak pada sosok perhatian orang tua yang mampu
membimbing pendidikan anaknya dengan baik, dan upaya apa saja yang telah
dilakukan oleh orang tua tersebut dalam meningkatkan prestasi siswa untuk
siswa yang masih duduk di sekolah dasar, yang akan dilaksanakan di SDN 01
Brangsong Kendal.
8
B. Kerangka Berpikir
1. Prestasi Belajar PAI
a. Pengertian Prestasi Belajar PAI
Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi dan belajar”. Prestasi
merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktifsitas yang sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki.1
Belajar menurut Clifford T. Morgan “Learning is any relativity
permanent change in behaviour which accurs as a result of practice or
experience”.2 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif,
permanen atau menetap yang dihasilkan dari praktek pengalaman yang
lampau.
Menurut Muhibbin Syah belajar adalah “Learning is any relativity
permanent change in a organism's behavioral reportoire that occurs as a
result of experience”.3 Artinya adalah belajar merupakan perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau seluruhan tingkah
laku suatu organisme sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut
Ibrahim Nasir :
ان التعلم هىتغييرفى دهن المتعلم يطرا على خبرة سبقت فيحدث فيها
تغيرا جديدا
”Belajar merupakan perubahan dari ketidaksempurnaan menjadi
kesempurnaan yang akan mengerjakan pengetahuan, pengalaman
atau ketrampilan”.4
Sedangkan prestasi menurut Arno F. Witting, prestasi adalah
“Achievement is refer to the measurement of some behaviour at a given
moment, it's the assumed that achievement reflects past learning”. Artinya
prestasi merupakan ukuran dari beberapa tingkah laku sebagai kebiasaan
1 Anto Moeliono, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, l998. hlm.
700 2 Clifford T. Morgan, Introduction Of Psicologi, Sixth Edition New York : Mc. Graw Hill
International Book Company, 1971 hlm. 112 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 6l
4 Ibrahim Nastir, Muqaddimah Fi Al tarbiyah, Oman : Ardan, t. Th.., hlm. 98
9
yang tetap. Hal ini menganggap bahwa prestasi sebagai penerimaan dari
pembelajaran yang lalu.
Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.5 Dalam pemaknaan
menyeluruh hasil belajar bukan merupakan hasil intelektual saja
melainkan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, hasil belajar atau prestasi
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai dalam suatu perubahan
adanya proses latihan atau pengalaman dan usaha belajar.
Prestasi belajar PAI adalah hasil yang dicapai siswa dari suatu
proses belajar bidang studi PAI yag telah diajarkan di sekolah dan
dilanjutkan dengan nilai tes atau angka yang diperoleh dari hasil tes.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
1) Fungsi Pembelajaran PAI
Sebagai suatu pelajaran, PAI mempunyai fungsi yang berbeda
dari subyek pelajaran yang lain. Ia dapat memiliki fungsi yang
bermacam-macam sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh masing-
masing pendidikan. Fungsi yang diemban olehnya akan menentukan
berbagai aspek pengajaran yang dipilih oleh pendidik agar tujuannya
tercapai. Secara umum, menurut John Sealy, pendidikan agama,
termasuk pendidikan agama islam, dapat diarahkan untuk mengemban
salah satu atau gabungan sari beberapa fungsi, yaitu : Konvensional,
Neo konvensional, Konvensional tersembunyi, implisit dan non
konvensional.
a) Konvensional. Dalam fungsi ini, pendidik agama dimaksud untuk
meningkatkan komitmen dan perilaku keberagamaan peserta
didik.6 Hal ini berarti bahwa ia merupakan kepanjangan dari
lembaga dakwah keagamaan sesuai dengan keyakinan yang dianut
oleh peserta didik. Pendidikan agama dimaksud untuk
5 Arno F. witting, Psycologi of Learning, New York : Mc. Graw Hill book company, l991,
hlm. 285 6 Chabib Thoha, Kapita selekta Islam, Jogjakarta : pustaka pelajar, 1996, cet. I,,hlm. 7
10
mengagamakan orang yang beragama sesuai dengan keyakinannya.
Fungsi ini didasarkan pada asumsi bahwa hanya ada satu
kebenaran dalam beragama yakni agama yang diyakini oleh
masing-masing individu. Sekolah berfungsi membantu peserta
didik untuk mengembangkan serta meningkatkan keberagamaan
siswa yang indah dimilikinya sebelum masuk ke sekolah, sehingga
tidak diperkenankan untuk memberikan alternatif lain kepada
mereka.
b) Neo-Konvensional. Sebagaimana dalam fungsi konfensional,
dalam fungsi neo-Konfensional pendidikan agama juga
dimaksudkan untuk meningkatkan keberagaman peserta didik
sesuai dengan keyakinannya. Meskipun tujuan utamanya adalah
agar peserta didik diharapkan nantinya menjadi ”manusia
beragama” sesuai dengan yang diidealkan oleh ajaran agamanya.
Pendidikan agama juga memberikan kemungkinan keterbukaan
untuk mempelajari agama lain. Namun demikian, pengenalan
ajaran agama-agama lain tersebut adalah dalam rangka
memperkokoh agama sendiri atau setidaknya hanya sekedar
memakai keyakinan orang lain dalam rangka meningkatkan
keberagaman di kalangan antar umat beragama.
c) Konvensional tersembunyi. Dalam rangka mengemban tugas atau
fungsi ini, pendidikan agama menawarkan sejumlah pilihan ajaran
agama dengan harapan peserta didik nantinya akan memilih salah
satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan dirinya
tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya. Fungsi ini didasarkan
pada asumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi
beragama yang harus dikembangkan dan dibebaskan untuk
memilih, di samping setiap agama memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
d) Implisit. Fungsi ini dimaksud untuk mengenalkan kepada peserta
didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan
11
melalui berbagai subyek pelajaran. Fungsi ini lebih menekankan
pada nilai-nilai universal dari ajaran agama yang berguna bagi
kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya.
e) Non-konvensional. Dalam fungsi ini, pendidikan agama
dimaksudkan sebagai alat untuk memahami keyakinan atau
pandangan hidup yang dianut oleh orang lain. Pendidikan agama
tidak memiliki peran “agamis” tetapi semata-mata untuk
mengembangkan sikap toleransi dalam rangka mengembangkan
kerukunan antar umat manusia.
Dari berbagai fungsi di atas, nampaknya tidak semuanya sesuai
dengan tujuan pendidikan agama di Indonesia. Sesuai dengan
penjelasan Bab II pasal 3 UU No. 20 tahun 2003.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7
2) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan Islam yaitu untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan diri pribadi manusia muslim secara keseluruhan melalui
latihan kejiwaan, akal fikiran, kecerdasan, perasaan dan panca indera
sehingga memiliki kepribadian yang utama.8 Dalam literatur lain
disebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membangun
manusia yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian, moralitas,
sikap keilmuan dan ilmiyah, kemampua berkarya, profesionalisasi,
sehingga mampu menunjukkan amal soleh sesuai dengan nilai-nilai
keagamaan dan kehidupan.
7 UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta :
Media Wacana Press, 2003, hlm. 12 8 Zuhairini, Metodologi Pendidikon Agama, Solo : Ramadhani, 1993, cet. l, hlm. 60
12
Dengan demikian, tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya
berorientasi pada pengetahuan agama saja, tetapi juga berorientasi
pada pembentukan pribadi yang taat agama, berilmu dan beramal. Jadi
dalam pendidikan agama tidak hanya menitik beratkan pada kognitif
dan psikomotorik saja, melainkan juga afektifnya, yaitu penghayatan
anak dalam mengamalkan ajaran agamanya.
c. Fungsi Prestasi Belajar PAI
Sebagai siswa yang baik tentu ingin mendapatkan sesuatu
peningkatan dalam setiap aktifitasnya. Dalam hal ini prestasi merupakan
bagian dari suatu target dalam studinya. Dalam proses belajar mengajar
dapat dikatakan berhasil apabila di dalam diri peserta didik akan dapat
melakukan sesuatu pada sebelumnya belum diketahui. Begitu juga dalam
PAI, siswa dikatakan mencapai prestasi belajar PAI apabila setelah
mengikuti kegiatan proses belajar, mampu memahami dan menerapkan
teori yang didapatkanya dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin
dalam perilaku atau akhlak yang mulia.
Menurut Zaenal Arifin, prestasi belajar berfungsi sebagai :
1) Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai oleh anak didik.
2) Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas
asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut ini sebagai
tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia.
3) Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan asumsinya adalah
bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan mutu pendidikan.
4) Sebagai indikator intern dan ekstern disuatu institusi pendidikan.
Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak-anak atau tidak. Asumsi sebagai indikator ekstern
dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
5) Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam
kegiatan proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang
13
paling utama. Karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap
seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan oleh kurikulum.9
Bila dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar, betapa pentingnya
kita mengetahui prestasi belajar anak didik baik secara perorangan maupun
kelompok. Sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
dalam kebutuhan dalam bidang studi tertentu (PAI) tetapi juga sebagai
indikator kualitas akan institusi pendidikan. Disamping itu prestasi belajar
juga bertujuan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.
d. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar PAI
Hakikat pendidikan secara mendasar merupakan keharusan mutlak
pada manusia. Karena manusia akan menjadi manusia seutuhnya hanya
dengan melalui pendidikan. Dan harapan yang paling puncak dari manusia
setelah melakukan proses pendidikan bisa dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
1) Dipandang dari pihak orang tua dapat dikatakan bahwa anak itu lahir
karena akibat hubungan orangtua. Oleh karena itu yang pertama
perubahan setelah melakukan proses pendidikan haruslah bisa
berakhlakul karimah kepada kedua orangtuanya.
2) Ditinjau dari manusia dengan sifat kemanusiaannya. Mendidik adalah
sifat yang khas pada manusia. Dalam hal ini menurut Immanuel Kant
mengatakan: “manusia hanya dapat menjadi manusia karena
pendidikan”. Jadi, jika manusia itu tidak dididik maka ia tidak akan
menjadi manusia dalam arti sebenarnya. Hal ini diharapkan manusia
menjadi manusia yang mendekati sempurna, tahu akan tanggung
jawabnya terhadap Tuhan maupun terhadap sesama, yaitu menjadi
insan kamil.10
9 Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip, Tekhnik Prosedur, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1990, hlm.4 10
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru, 1992, hlm. 40
14
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar PAI
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari
dirinya atau dari luar dirinya atau lingkungannya.11
Belajar merupakan proses terjadinya perubahan tingkah laku, baik
bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan untuk mencapai
tujuan itu perlu didukung berbagai faktor pendukung yang akan
mempengaruhinya.
Slameto menyatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh
faktor-faktor, yaitu faktor intern atau faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar dan faktor ekstern atau faktor yang ada di luar
individu.
1) Faktor-faktor lntern
Di dalam faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu : faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor Jasmaniah
(1) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-
kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
(2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikotogi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2003, hlm. 6
15
cacat tubuh belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi,
hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya.
b) Faktor Psikologis
(1) Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada
yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum
pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena
belajar adalah suatu proses yang komplek dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya sedangkan intelegensi adalah
salah satu faktor diantara faktor yang lain.
(2) Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya
jika bahan pelajaran tidak jadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jika
terdapat siswa yang kurang berminat di dalam belajar, dapatlah
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan
cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita
serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
16
(4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih.
(5) Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
padanya mempunyai minat untuk belajar dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan untuk menunjang belajar. Motif-motif diatas
dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara
memberikan latihan-latihan kebiasaan yang kadang-kadang
juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang dimana alat-alat sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru, misalnya anak dengan kakinya
sudah siap untuk berjalan, tangan dan jari-jarinya sudah siap
untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir
abstrak dan lain-lain.
(7) Kesiapan
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka
hasilnya akan lebih baik.12
c) Faktor Kelelahan
Mencakup kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbulnya kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan suatu hilang,
12
Ibid, hlm.55-59
17
2) Faktor-faktor Ekstern
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa : cara orang tua mendidik, reaksi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup :
metode belajar, kurikulum, reaksi guru dengan siswa, reaksi siswa
dengan guru, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Meliputi kegiatan siswa didalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Syeh Ibrahim bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu ada 6 :
سانبيك عن مجمىعهاببيان ## االالتنال العلم اال بستت
وارشاداستاذ وطىل زمان ## ذكاء وحرص واسطباروبلغت
Ingatlah kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu
kecuali dengan 6 perkara yang akan dijelaskan kepadamu
secara ringkas, yaitu (1) kecerdasan, (2) cinta pada ilmu, (3)
kesabaran, (4) biaya cukup, (5) petunjuk guru dan (6) masa
yang lama.13
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa untuk mencapai prestasi dalam belajar diperlukan adanya
beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern serta syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh siswa.
f. Indikator-indikator Hasil Belajar PAI
Hasil belajar yang dikuasai siswa mencakup tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan
13
Syeh lbrahim, Syeh Zarnuji, Syarah Ta'lim Muta'alim, Semarang : Toha Putra, t.th, hlm. 14
18
pengetahuan, perkembangan pengetahuan dan kemampuan yang
diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua aspek afektif
meliputi perubahan-perubahan dari segi mental, perasaan, dan kesadaran.
Ketiga aspek psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam segi
bentuk-bentuk tindakan motorik.
1) Aspek Kognitif, meliputi :
a) Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat kembali hal-hal yang
telah lalu dipeljari.
b) Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami atau mengerti
suatu nbahan yang telah dipelajari.
c) Penerapan, yaitu kemampuan hal-hal yang telah dipelajari untuk
menghadapi situasi-situasi baru dan nyata
d) Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-
bagian sehingga struktur-stnrktur organisasinya mudah dipahami.
e) Sintesis, yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi
keseluruhan yang berarti.
f) Penilaian, yaitu kemampuan memberikan penilaian terhadap
sesuatu berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria
ekstern atau yang ditetapkan terlebih dahulu.
2) Aspek-aspek afektif, meliputi :
a) Kesadaran yaitu kemampuan untuk memperhatikan sesuatu hal
b) Antisipasi, yaitu kemampuan untuk turut serta dalam sesuatu hal
c) Penghayatan penilaian, yaitu kemampuan untuk menerima nilai.
d) Pengorganisasian nilai, kemampuan untuk memiliki sistem nilai
dalam diri.
e) Karakteristik diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup
(life style) dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya
mampu mengawasi tingkatannya.
19
3) Aspek Psikomotorik, meliPuti :
a) Gerak reflek, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan-
tindakan yang terjadi secara tidak sengaja dalam menyambut
sesuatu rangsangan.
b) Gerakan dasar, yaitu kemampuan melatcukan gerakan yang
bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan refleksi.
c) Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan menerjemahkan
perangsangan yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan
yang terlatih.
d) Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan-gerakan dasar
yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan yang
terlatih.
e) Gerakan-gerakan terlatih, yaitu gerakan-gerakan yang mantap dan
tingkat efisiensi tinggi.
f) Komunikasi nondeskursit, ialah kemampuan melakukan
komunikasi dengan isyarat gerakan badan.14
Demikian ketiga aspek belajar PAI yang menjadi obyek yang hendak
dicapai siswa secara maksimal dan seimbang, karena ketiganya merupakan
satu kesatuan yang utuh, jika salah satu aspek tersebut tidak terpenuhi maka
tujuan pelajaran PAI tidak tercapai, dimana tujuan tersebut bisa tercapai
dengan eksistensi ketiganya.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif
sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang
dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan
pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.15
Atau
14
Zahara ldris, Usman Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Gramedia Wicaksana, 1992,
hlm..33 15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990),
Cet. Ke-12, hlm. 73
20
seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding
of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto: motif adalah tingkah
laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang.16
Sedangkan S.
Nasution, motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.17
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.18
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya
adalah:
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan.19
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi
aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.20
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkahlaku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.21
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-5, hlm. 60 17
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2,
hlm. 73 18
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta :
Modern English, 1991), hlm. 997 19
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, hlm. 90 20
Sardiman A.M, Op.Cit, hlm. 87 21
WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986),
Cet. Ke-3, hlm. 71
21
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.22
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan
didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga
unsur penting, yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang
ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa ”feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.23
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
3. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-
masing.
22
Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 71 23
Sardiman A.M. Op.Cit., hlm. 74
22
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip
oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti: lapar, haus,
kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah
motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada
rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya, motif
berusaha mengatasi suatu rintangan.
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.24
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A. M,
mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu :
motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari
(affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan dan sebagainya.25
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti dorongan selalu ingin berbuat baik
(etika) dan sebagainya.26
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
24
Ngalim Purwanto, Ibid, hlm. 64 25
Sardiman A.M, Loc. Cit 26
Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 62
23
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.27
Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul
dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan
tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh pengetahuan dan sebagainya.28
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a) Adanya kebutuhan
b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c) Adanya cita-cita atau aspirasi.29
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari
luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar.30
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa
rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang
tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri
tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari
motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan
bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik
dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting,
karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan
27
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, hlm. 136 28
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 85 29
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1,
hlm. 75 30
Muhibbinsyah, Op. Cit. hlm. 82
24
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar
ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat
dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di
rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya,
maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara
tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa
dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat
mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan
belajar.
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.
Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi
siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.31
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
31
Sardiman, A.M, Loc.Cit
25
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
5. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas
yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas
untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
g. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
26
h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.32
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Saingan/kompetisi
d. Memberi ulangan
e. Mengetahui hasil
f. Pujian
g. Hukuman
h. Hasrat untuk belajar
i. Minat
j. Tujuan yang diakui.33
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru
agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti, Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di
lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.34
Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini berupa
prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VI akan meningkat jika
32
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, hlm. 103 33
Sardiman A.M, Op.Cit., hlm. 92-95 34
Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,
1989),hlm. 12.
27
diterapkan dengan melalui pemberian motivasi guru di SD Negeri 01
Brangsong Kabupaten Kendal tahun ajaran 2010/2011.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”Metodhos”.
Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan
“hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2
Jadi metode penelitian disini merupakan suatu cara yang sistematis yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan
suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan
berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-
orang biasa, berpartisipasi penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi kegiatannya.3
Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian
tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa langkah
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.4
1 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002), hlm. 40 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit, hlm. 652
3 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008),
Cet. 6, hlm. 3 4 Ibid, hlm. 145
29
Adapun bagan alur penelitiannya sebagai berikut :
Dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan.
B. Subyek Penelitian
Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan diteliti adalah siswa
yang mendapat pembelajaran tentang pendidikan agama Islam (PAI) yaitu
pada siswa kelas VI SDN 01 Brangsong Kendal berjumlah 25 siswa.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Brangsong Kendal. Penelitian ini
berlangsung selama 2 bulan (8 minggu). Pada minggu pertama digunakan
untuk kegiatan persiapan, yaitu dengan melakukan penentuan siswa yang
diteliti, mengkondisikan tempat untuk praktik, dan persiapan administrasi,
minggu kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa tentang
pendidikan agama Islam (siklus I), yaitu melaksanakan pembelajaran oleh
guru di kelas, minggu ketiga melaksanakan evaluasi siklus I, yaitu dengan
mengadakan tes pengamatan secara bersama-sama kemudian dilanjutkan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
?
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
30
dengan tes tertulis secara individu. Minggu keempat pelaksanaan
pembelajaran siklus II, minggu kelima evaluasi untuk siklus II. Dalam
rancangan ini peneliti menyusun rancangan pembelajaran untuk 2 siklus.
Pada pelaksanaannya nanti akan direvisi pada setiap siklus berjalan.Metode
pengumpulan data
D. Langkah-langkah Penelitian
Dalam langkah-langkah PTK untuk setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah
yaitu yang terdiri dari perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan
(acting), observasi (observing), refleksi (reflecting).
Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan.
1) Menentukan materi yang akan diajarkan pada kelas VI SDN 01
Brangsong Kendal semester II tahun ajaran 2010/2011.
2) Menentukan metode dan pendekatan pembelajaran dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan peraga
yang diperlukan.
4) Mengembangkan skenario pembelajaran, dari rencana
pembelajaran hingga saat evaluasi.
5) Membuat lembar pantauan siswa tentang keaktifan siswa saat
pembelajaran.
6) Membentuk kelompok yang anggotanya yang tempat tinggalnya
masih satu daerah. Peserta didik dibagi menjadi 5 (lima) kelompok
dengan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang. Untuk belajar
mandiri di rumah
7) Menyiapkan format evaluasi yang berupa lembar penilaian tes
pengamatan maupun tertulis.
b. Pelaksanaan
Yaitu dengan melaksanakan :
31
1) Setelah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran,
termasuk RPP dan peraga, guru mulai mempelajarinya dengan
seksama supaya dalam pelaksanaannya bisa berjalan lancar.
2) Guru melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai
dengan yang sudah direncanakan di RPP.
3) Guru memantau perhatian siswa terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung.
4) Guru menulis dalam daftar siswa yang aktif dan yang kurang aktif
dikelompokkan tersendiri.
5) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana siswa
pada masing-masing kelompok di rumah mereka tentang
bagaimana cara belajar di rumah mereka masing-masing
6) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana kondisi
orang tua mereka ketika para siswa belajar di rumah masing-
masing
c. Observasi dengan mengamati terjadinya aktifitas belajar siswa, dengan
memantau selama pembelajaran berlangsung. Mencatat apa saja yang
dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, apakah aktif
memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru atau bergurau
dengan temannya atau bahkan sibuk dengan aktifitas sendiri tanpa
mengacuhkan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
d. Refleksi
a) Menilai hasil tindakan dengan menilai hasil belajar siswa.
b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan refleksi siklus I dan
alternative pemecahan masalahnya
32
2) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa
melakukan siklus I
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok
bahasan yang sama dengan materi yang berbeda dari siklus I
melalui pengelolaan kelas yang lebih efektif.
4) Guru menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi
lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
maupun dalam aktifitas selama di sekolah.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan
rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran.
Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang tercantum
dalam RPP mulai dari kegiatan awal pembelajaran. Guru lebih
menekankan agar siswa lebih fokus dalam belajar dan semangat
supaya hasilnya bisa maksimal.
2) Guru menjelaskan materi yang telah direncanakan pada kegiatan
inti dimulai dari yang dirasa kurang dari evaluasi pada siklus I, jd
tidak mengulang dari awal, tinggal mengulang yang kurang-
kurang saja.
3) Guru selalu memantau pada setiap aktifitas siswa untuk ikut aktif
dalam proses pembelajaran.
4) Setiap siswa diberi lembar pantau yang sekiranya dilakukan di
rumah dan yang tidak dilakukan oleh siswa untuk mengisis cek list
yang sudah disediakan oleh guru.
5) Guru bersama kolaborator membahas hasil pembelajaran para
siswa dan mencari solusi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para
siswa.
c. Observasi
33
Guru mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan
model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah
dilakukan, dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi para siswa
setelah melakukan siklus II.
Bersama kolaborator guru membahas hasil pembelajaran
selama para siswa mengikuti proses pembelajaran. Dengan aktif
mengikuti pembelajaran atau hanya ramai sendiri. Peneliti bersama
kolaborator mengidentifikasi para siswa yang masih kurang aktif
kemudian dikelompokkan tersendiri untuk ditanya jawab kira-kira
bagaimana yang membuat siswa tidak ikut serta aktif dalam
pembelajaran. Kemudian juga mengidentifikasi para siswa yang nilai
hasil belajar yang kurang, tentang bagaimana penyebab bisa hasil
belajar mereka kurang.
d. Refleksi
1) Tes evaluasi pembelajaran yang telah di lakukan.
2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang
telah dilakukan.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan secara terjadwal. Pengumpulan
data menggunakan multi metode yakni :
1. Metode Pengamatan (observasi)
Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun
langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).5
Dalam kegiatan ini, peneliti secara langsung maupun tidak
langsung mengamati bagaimana pelaksanaan pembelajaran, baik dari
aktifitas siswa yaitu ketika dalam pembelajaran maupun sampai pada
kegiatan di rumah masing-masing, pembelajaran yang dilakukan guru
5 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.
23
34
berkaitan pembelajaran PAI siswa yang dilakukan di SDN 01 Brangsong
Kendal semester II tahun ajaran 2010/2011.
2. Metode Test
Metode evaluasi yang digunakan adalah jenis test. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan penguasaan materi
maupun bentuk praktiknya yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang
telah dilaksanakan yaitu tentang pendidikan agama Islam (PAI).
Jenis testnya adalah test tertulis dan pengamatan, mulai dari
bersama-sama dalam pembelajaran di kelas kemudian di test secara
individu secara tertulis.
3. Metode Wawancara (interview)
Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.6
Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap
peserta didik yang sedang belajar maupun dengan orang tua siswa. Untuk
mengetahui dari beberapa kesulitan yang dialami siswa, baik dari kendala
dalam belajar, kesulitan yang dihadapi di sekolah, sampai kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa di rumah masing-masing ketika belajar
sendiri guna memperoleh informasi dari semua siswa tentang kesulitan
yang dihadapi, sehingga sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pada
siklus selanjutnya.
4. Metode Dokumentasi
Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber
informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak
resmi.7
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
fisik yang berbentuk tulisan maupun artifact, foto dan sebagainya.8
6 ibid, hlm 192
7 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993),hlm
41-42
35
F. Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.
Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta
didik dan pelaksanaan pembelajaran PAI dengan melalui pemberian
motivasi belajar kepada peserta didik oleh guru mereka.
2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar
peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada pembelajaran PAI
dengan melalui pemberian motivasi belajar oleh guru mereka
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan
mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas
belajar peserta didik, sebagaimana rumus:
%100N
FP sedangkan
N
FX
Keterangan
F = jumlah skor peserta didik N = Jumlah skor keseluruhan
P = Jumlah skor dalam prosen X = Rata- rata
G. Indikator Pencapaian
Indikator yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah
meningkatnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Dengan
melalui pemberian motivasi oleh orang tua mereka akan ada peningkatan
dalam pestasi belajar. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.
8 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991),
hlm 23
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Sekolah
1. Profil Sekolah
SD Negeri 1 Brangsong Kendal terletak di Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal. Letaknya sangat strategis, di samping jalan raya sehingga
aksesnya sangat mudah. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:1
a. Nama Sekolah : SD Negeri 1 Brangsong
b. NIS : 20321671
c. NSS : 101032409001
d. Propinsi : Jawa Tengah
e. Otonomi : Kendal
f. Kecamatan : Brangsong
g. Desa : Brangsong
h. Alamat : jl. Raya Brangsong no. 91
i. Kode POS : 51371
j. Tlp. : (0294) 382482
k. Daerah : Pedesaan
l. Status Sekolah : Negeri
m. Kel. Sekolah : Inti
n. Akreditasi : B th 2004
o. SK : no. 421.2/003/IX/26/85 tgl : 1 Maret 1985
p. Penerbit SK : Ka. Dinas P dan K Prod. Jateng (Drs. Karseno)
q. Tahun berdiri : 1912
r. Kegiatan belajar : pagi
s. Bangunan sekolah : milik sendiri
t. Luas bangunan : 1.882 m²
u. Jumlah anggota rayon : 6 sekolah
v. Penyelenggara : pemerintah
1 Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
38
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
“Mewujudkan manusia yang berbudi pekerti luhur dan unggul
dalam berprestasi”
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan
misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.2
b. Misi
Di setiap kerja komunitas pendidikan, sekolah selalu
menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling
menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang
harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan
silaturahmi. Penjabaran Visi di atas meliputi:
1) Melaksanakan proses belajar mengajar secara aktif, efisien dan
menyenangkan
2) Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakaat dan
kemampuannya
3) Menanamkan dan membiasakan anak untuk bertutur kata dan perilaku
luhur dalam kehidupan sehari-hari
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu
diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan
lebih jelas.3
2 Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
3 Dokumentasi SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
39
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
SDN 1 BRANGSONG TAHUN PELAJARAN 2010/20114
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
1) Jumlah Guru Keseluruhan : 11 orang
2) Guru tidak tetap : 3 orang
3) Guru PNS : 8 orang
4) Staf Tata Usaha : 1 Orang
4Dokumentasi SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
Kepala Sekolah
Maskur S. Pd.
Komite Sekolah (Ketua)
Achmad Khusen
Komite Sekolah (Wakil)
Samiyo Puspito
Kepala TU
Asro’i
Guru Kelas II
Nilmatul Chikmah
Guru Kelas III
Sri Agustini
Guru Kelas I
Siti Khasanah
Guru Kelas IV
Sri Supartini
Guru Kelas V
Sumiyati
Guru Kelas VI
Suparwi
Siswa-Siswi
SDN 1 Brangsong
Guru PAI
Iwan Kiswanto
Guru Penjasorkes
Ainul Mardhiyah
S.Pd.
40
Tabel
Keadaan Guru5
No Nama L/P Jabatan Ket.
1. Maskur L Kepala Sekolah
2. Siti Khasanah P Guru Kelas I
3. Sri Agustini P Guru Kelas III
4. Sumiyati P Guru Kelas V
5. Ainul Mardhiyah P Guru O. R.
6. Sri Supartini P Guru Kelas IV
7. Suparwi P Guru Kelas VI
8. Iwan Kiswanto L Guru PAI
9. Ambarwati P Guru Tari
10. Nikmatul Chikmah P Guru Kelas II
11. Sri Rokhayati P Guru B. Inggris
12. Asro’i L Tata Usaha
b. Keadaan Siswa
Keadaan siswa atau siswa yang belajar di SDN 1 Brangsong
Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 168 siswa yang
terdiri dari 75 laki-laki dan 93 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel
Kondisi Siswa6
No Kelas Jumlah
Jumlah L P
1 I 12 18 30
2 II 18 15 33
3 III 13 14 27
4 IV 10 14 24
5 V 11 18 29
6 VI 11 14 25
Jumlah 75 93 168
5 Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
6 Dokumentasi profil SDN 1 Brangsong Kendal tahun 2011
41
5. Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar
mengajar sangatlah menentukan, oleh karenanya SDN 1 Brangsong
Kabupaten Kendal dapat dikatakan memiliki sarana dan prasarana yang
cukup baik dan memadai walaupun tentunya masih terdapat adanya
kekurangan, namun beberapa kekurangan tersebut tetap terus diusahakan
guna kelancaran dan tercapainya tujuan dalam pembelajaran sekolah tersebut.
Adapun jenis serta keadaan sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut.
Tabel
Sarana Prasarana7
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang TU dan Karyawan 1 Baik
4 Ruang Kelas 6 1 rusak
5 Ruang Pramuka 1 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 Ruang Penjaga 1 Baik
8 Perpustakaan 1 Baik
9 Ruang Komputer 1 Baik
10 Kamar Kecil Guru 1 Baik
11 Perum Guru 2 Baik
12 MCK 4 Baik
13 Lapangan Olah Raga 1 Baik
14 Mushola 1 Baik
15 Koperasi Sekolah 1 Baik
16 Kantin Sekolah 3 Baik
17 Halaman Sekolah 1 Baik
18 Tempat Parkir sepeda 1 Baik
19 Kamar Kecil siswa 3 Baik
20 Gudang 1 Baik
7 Dokumentasi, SDN I Brangsong Kabupaten Kendal tahun 2011
42
B. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada minggu pertama
yaitu mengajukan surat ijin riset kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 1
Brangsong Kabupaten Kendal yaitu dengan Bapak Maskur S. Pd. guna
memperoleh ijin untuk melakukan penelitian berkaitan penelitian penulis
tentang upaya meningkatkan prestasi belajar PAI siswa melalui pemberian
motivasi. Setelah mendapat persetujuan peneliti langsung mengadakan
observasi tentang keadaan sekolah, baik keadaan guru, siswa, keadaan sarana
prasarana dan lain sebagainya. Kemudian mengutarakan niat penelitian yaitu
pada kelas VI untuk melakukan penelitiannya, karena yang dianggap sudah
bisa diajak kerja sama dan meminta bantuan guru kelas VI yaitu Ibu Suparwi
untuk menjadi kolaborator. Juga tidak luput menyusun rencana bersama
kolaborator guna persiapan pelaksanaan penelitian bagaimana pelaksanaannya
dan kapan waktunya pelaksanaannya. Bersama Ibu Suparwi selaku guru kelas
VI dan juga sekaligus kolaborator dan juga bersama guru PAI yaitu Bapak
Iwan Kiswanto, peneliti melakukan wawancara tentang kondisi obyek
penelitian dalam hal ini siswa kelas VI tentang bagaimana prestasi belajar PAI
selama ini dan bagaimana keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dan
juga tidak luput mewawancarai siswa selaku obyek penelitian guna mengetahui
bagaimana keadaan di rumah masing-masing, karena kondisi di rumah sangat
mempengaruhi prestasi siswa. Karena orang ketika siswa di rumah adalah guru
mereka. Setelah melakukan wawancara peneliti mendapat informasi yaitu yang
menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI belum mampu
memaksimalkan potensi para siswa, prestasi setiap kali diadakannya evaluasi
hanya beberapa yang bisa lulus atau dengan nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Serta masih terjadi komunikasi satu arah artinya siswa
cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam
pembelajaran. Sehingga siswa kurang menyukai pelajaran PAI dan
menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil
43
belajar dan prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu nilai formatif semester I
siswa kelas VI pada tahun ajaran 2010/2011 terakhir adalah 63,5.
2. Hasil Siklus I
a. perencanaan
Pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di SDN 1 Brangsong
Kabupaten Kendal pada tahap siklus I ini pada awalnya peneliti melakukan
pembelajaran seperti biasa yaitu melakukan pemelajaran PAI secara
konvesional. Tetapi kemudian setelah dianggap materi sudah disampaikan
secara keseluruhan yaitu pada pada materi pokok bahasan standar
kompetensi melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan dengan
kompetensi dasar membaca surat Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat
ayat 13 dengan indikator (1). Melafalkan kata dan kalimat surat Al Maidah
ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13, (2). Mengartikan kata dan kalimat surat
Al Maidah ayat 3 dan surat Al Hujurat ayat 13. Dari materi di atas untuk
siklus I ini peneliti mengambil pada materi ayat yang pertama dengan
indikator melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah
ayat 3. Materi dibagi menjadi dua karena nantinya yang satunya lagi untuk
pelaksanaan pada siklus berikutnya. Jadi dengan indikator yang sama
tinggal materi yang berbeda. Kemudian peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pembelajaran. Pada
perencanaan pembuatan RPP ini peneliti berkonsultasi dengan guru PAI
karena akan menyesuaikan materi yang telah dibahas di kelas VI. Agar
pembelajaran tidak terganggu, sesuai dengan kalender akademik atau
progran tahunan yang sudah dibuat oleh guru PAI.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I di kelas VI DN 1 Brangsong
Kabupaten Kendal ini penyampaian materi dilakukan oleh penelti.
Sedangkan guru kelas VI sebagai observer (kolaborator). Hal ini dilakukan
guna apa yang sudah direncanakan sesuai dengan pelaksanaannya, dan
sesuai dengan harapan hasil yang akan dicapai. Pembelajaran pokok
bahasan melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3 ini
44
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang
telah direncanakan pada tahap perencanaan dan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah direncanakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Yaitu peneliti dalam menanamkan konsep tentang materi melafalkan
dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat 3 mula-mula
menggunakan metode konvensional. Dalam penanaman konsep ini haruslah
benar-benar sampai matang, karena kalau tidak nantinya siswa akan merasa
kesulitan dikala melihat tulisan yang ditulis terpotong-potong. Mana arti
dari kata-kata yang dipotong ini, karena taunya cuma keseluruhannya saja.
Oleh karenanya guru pertama menulis di depan kelas atau menyediakan
tulisan dari rumah yang sudah ditulis dengan baik secara keseluruhan yaitu
surat Al Miadah ayat 3. Kemudian guru menuliskannya secara terpotong-
potong sebelum membacakannya kepada siswa. Setelah selesai, guru
membacakannya secara keseluruhan dari satu ayat tersebut denga pelan dan
jelas supaya siswa mendengarnya jelas sehingga menirukannya pun tidak
salah ucap. Setelah guru membacaknnya siswa menirukannya bersama-
sama. Kemudian siswa menirukannya per baris tempat duduk dan terakhir
ditirukannya secara individu. Setelah semuanya membaca ayat secara
keseluruhan, untuk menguatkan dan mempermudah dan memperjelas
pelafalannya guru membacakan ayat yang ditulis secara terpotong. Guru
melafalkan dari satu potong kata ayat surat Al Miadah ayat 3 ditirukan
siswa per potong juga supaya jelas pelafalannya. Kemudian berlanjut
sampai selesai melafalkan potongan-potongan ayat dari surat Al Maidah
ayat 3. Setelah melafalkan dirasa sudah baik, guru menuliskan arti kata-kata
dari surat Al Maidah ayat 3 secara terpotong-potong. Setelah selesai ditulis
guru membacakannya dan diikuti para siswa. Ditirukan secara bersama-
sama diteruskan menurut barisan duduk siswa dan secara individu. Begitu
seterusnya untuk setia kata dilakukan. Setelah selesai mengartikan per kata,
kemudian guru mengartikan secara keseluruhan dari surat Al Maidah ayat 3
ini. Dan ditirukan siswa secara keseluruhan dilanjutkan secara kelompok
baris dan terakhir secara individu.
45
Setelah semuanya dilafalkan dan diartikan, untuk penguatan guru
membagi kelompok siswa menjadi dua bagian di setiap tempat duduknya.
Karena setiap meja ditempati oleh dua siswa, maka dibagi menjadi sisi
kanan dan sisi kiri. Terlebih dahulu semua siswa yang menempati duduk di
sebelah sisi kanan menunjuk kata dari bagian surat Al Maidah ayat 3
kemudian siswa yang duduk di sebelah kiri melafalkannya, begitu
seterusnya sampai semua siswa yang sebelah kiri membaca semua bagian
dari surat Al Maidah ayat 3. Setelah semuanya selesai kemudian gantian
dengan siswa yang duduk di bagian sebelah kanan tadinya mendapat tugas
menunjuk kata, sekarang siswa yang berada di sebelah kiri menunjuk kata
dan yang berada di sebelah kanan membaca kata yang ditunjuk temannya.
Setelah semuanya melafalkan secara bergantian, kemudian yang tadinya
melafalkan sekarang diganti mengartikan dengan formasi pembagian tugas
seperti tadi. Yaitu dimulai dari siswa yang duduk di sebelah kanan
menunjuk kata kemudian yang sebelah kiri mengartikannya. Begitu
seterusnya kemudian bergantian. Menunjuk kata mulai dari urut kemudian
secara acak sampai temannya bisa melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3.
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran pada siklus I ini,
peneliti menyampaikan materi tentang melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3 baik secara perkata dan per kalimat. Dan yang paling terakhir
merupakan bisa melafalkan dan mengartikan surat Al Maidah ayat 3secara
keseluruhan itu sendiri. Dalam pelaksanaannya guru melaksanakan tindakan
pembelajaran dengan cukup lancar dari awal sampai akhir karena sudah
sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Tetapi ada beberapa siswa mengikuti pembelajaran
kurang begitu antusias, yaitu dengan bergurau, lesu, tidak konsentrasi dan
bahkan ada yang ramai dikarenakan siswa dalam mempraktikkan bersama-
sama masih banyak yang bergurau.
46
d. Evaluasi
Tahap berikutnya dari pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan
mengartikan surat Al Maidah ayat 3 ini setelah pelaksanaan yaitu evaluasi
pembelajaran berupa tes tertulis secara individu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dilaksaanakan. Pada siklus I ini hasil
belajar siswa yang diperoleh sudah mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan kondisi awal sebelum pelaksanan tindakan, namun
masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar
yang diperoleh pada siklus I adalah nilai rata-rata 67,5. Dengan keaktifan
siswa sebesar 70,4% diperoleh dari hasil observasi kolaborator ketika
melihat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan
diberi motivasi oleh guru. Selain itu juga digunakan untuk membangkitkan
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, karena pembelajaran
akan lebih menarik tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga bisa
berperan aktif. Jadi dengan siswa bersemangat mengikuti proses
pembelajaran pastilah akan banyak yang paham karena ada minat dari diri
siswa itu sendiri. Dengan demikian, diharapkan sikap ketergantungan siswa
akan guru yang selalu memberi masukan bisa teratasi, karena dengan
termotivasi siswa bisa mengikuti secara aktif dan bisa mengembangkan
materi pembelajaran sendiri di rumah di perpustakaan dan tempat lain yang
kondusif karena termotivasi. Sehingga keaktifan siswa dan hasil belajar
siswa akan meningkat. Sedang dari pihak orang tua ternyata walaupun
sudah diarahkan oleh peneliti, masih banyak orangtua yang belum maksimal
dalam memotivasi anak mereka sendiri. Oleh karena kesibukan, kurang
pemahaman akan cara dan pentingnya motivasi dari guru kepada siswanya
sendiri maupun pemahaman tentang motivasi itu sendiri oleh guru.
47
e. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus I, kemudian dilakukan refleksi
terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Guru diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran materi melafalkan dan mengartikan surat Al
Maidah ayat 3 yang diterapkan di kelas VI SDN 1 Brangsong Kendal,
karena kalau tidak diatur sedemikian terencana banyak siswa yang
bergurau ketika mengikuti guru melafalkan bersama-sama.
2) Dalam penyampaian secara ceramah yang pokok-pokok saja, sehingga
bisa lebih banyak waktu ketika melakukan di lakukan bersama siswa,
sehingga siswa ikut berperan aktif.
3) Guru bersama kolaborator memantau siswa secara terbagi agar siswa
tidak ramai ketika melakukan tebak kata dan arti bersama teman
sebangkunya.
4) Lebih menekankan kepada guru untuk memaksimalkan motivasi
mereka, meluangkan waktu untuk mereka dalam memotivasi. Dan
peneliti lebih menanamkan tentang pemahaman tentang motivasi itu
sendiri baik macam-macam motivasi, cara dan kapan baiknya
memberikan motivasi itu sendiri.
5) Untuk mempermudah siswa dalam membantu pemahaman awal pada
siklus II, peneliti bersama kolaborator menyusun skenario dalam proses
pembelajaran pokok bahasan melafalkan dan mengartikan kata dan
kalimat surat Al Hujurat ayat 13 dibuat kelompok kecil ketika
menirukan sehingga permasalahannya akan lebih terlihat ketika ada
yang merasa kesulitan.
Hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan
sehingga perlu dilakukan peningkatan aktivitas belajar di siklus II.
48
3. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dalam perencanaan ini peneliti juga meminta
bantuan terhadap guru PAI berkaitan materi yang akan diajarkan pada
siklus II ini. Selain perencanaan yang dibuat untuk siklus II ini, peneliti
juga mewawancarai orangtua siswa tentang peran mereka selama
pelaksanaan pada siklus I. Pada sebelum pelaksanaan siklus I sudah diberi
masukan oleh kolaborator, bagaimana cara memotivasi siswa dan
bagaimana caranya. Setelah guru diberi pemahaman yang lebih mendalam
tentang pentingnya motivasi guru, dan diharap selalu memotivasi siswa
mereka guna kemajuan siswa mereka sendiri, kemudian peneliti mulai
membagi siswa dalam kelompok kecil untuk belajar di rumah.
Merangsang para orangtua untuk memantau perkembangan pelajaran anak
mereka di sekolah. Setiap siswa di bentuk kelompok dengan anggota yang
rumahnya berdekatan supada mempermudah akses berkumpul. Dan juga
memotivasi siswa karena dengan belajar bersama siswa akan ada teman
untuk bertanya ketika ada kesulitan yang kira-kira bisa diselesaikan
mereka sendiri.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas VI SDN 1 Brangsong
Kendal yang juga dilakukan oleh peneliti. Karena supaya yang telah
direncanakan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
Pada siklus II ini, materi yang disampaikan tentang melafalkan dan
mengartikan kata dan kalimat tetapi berbeda dengan materi yang
disampaikan pada siklus I. pada siklus I materi yang disampaikan adalah
surat Al Maidah ayat 3. Sedangkan yang disampaikan pada siklus II ini
adalah surat Al Hujurat ayat 13. Karena sama-sama melafalkan dan
mengartikan kata dan kalimat, jadi hampir sama dengan materi pada siklus
I. Pada pembelajaran siklus II ini guru menguraikan materi dengan metode
konvensional dengan waktu singkat, hanya materi-materi pokok saja.
49
Karena siswa sudah mulai pengalaman tentang pembelajaran yang peneliti
tempuh. Karena juga materi yang dipelajari hampir sama dengan materi
yang dipelajari pada siklus I. Tetapi sebelum proses pembelajaran
dilakukan siswa di tanyai tentang motivasi yang diberikan orangtua
mereka masing-masing. Dari tindakan siklus II ini, secara garis besar guru
sudah mampu melaksanakan tindakan pembelajaran dengan baik sehingga
siswa dapat mengikuti pembelajaran secara antusias. Pada pelaksanaan
praktik siklus II ini lebih ditekankan untuk selalu aktif di kelompok
masing-masing. Dan ketua kelompok sebagai koordinator sekaligus
sebagai penanggung jawab kepada anggotanya yang ketika di rumah masih
mengalami kesulitan. Baru serasa kesulitannya berat dipasrahkan kepada
guru dalam hal ini peneliti sebagai pengajarnya. Dan penekanan juga
untuk guru untuk serius dalam memotivasi anak mereka sendiri.
c. Observasi
Dari pengamatan aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dari pada siklus
I yaitu siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Terbukti siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif dan
bersemangat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa sudah
memahami arti penting pemahaman materi dalam pembelajaran dan ketika
melihat hasil wawancara tentang pemberian motivasi orangtua yang
meningkat. Hasil tersebut juga terbukti karena siswa sudah mendapatkan
pengalaman dari siklus I dan bimbingan dari orangtua mereka masing-
masing dalam pembelajaran materi melafalkan dan mengartikan kata dan
kalimat surat Al Hujurat ayat 13. Dalam siklus II ini sebagian besar
kelompok sudah ada kerjasama yang baik antara anggota kelompok
masing-masing sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
sesama anggota kelompoknya, walaupun masih tetap di bawah bimbingan
guru dan orangtua ketika di rumah.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengelolaan tindakan yang
peneliti lakukan pada siklus II, diperoleh data bahwa kinerja guru sudah
50
optimal. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) melalui tahapan-tahapan yang ada dalam
pembelajaran secara keseluruhan dan sesuai denga waktu yang ditentukan.
Pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat bila dibandingkan
dengan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya yaitu nilai minimal
siswa atau KKM adalah 70 dengan ketuntasan belajar rata-rata 74,5. Dan
keaktifan siswa mencapai 76 % diperoleh dari observasi kolaborator ketika
proses belajar berlangsung.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan refleksi
terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut
adalah pada pelaksanaan siklus II yang dipandang sudah cukup dalam
meningkatkan baik pemberian motivasi guru, keaktifan siswa ketika di
sekolah dan ketika belajar kelompok, maupun pada hasil belajar dengan
dibuktikan dari hasil tes mereka yang selalu meningkat pada materi
melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Hujurat ayat 13.
Pemberian motivasi dari guru untuk meningkatkan hasil belajar kelas VI di
SDN 1 Brangsong Kebupaten Kendal sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan.
C. Pembahasan
Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam
pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 67,5, setelah di lakukan
pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 74,5. Jadi pembelajaran
pada materi melafalkan dan mengartikan kata dan kalimat surat Al Maidah ayat
3 dan surat Al Hujurat ayat 13 melalui pemberian motivasi guru terhadap siswa
bisa meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa kelas VI di SDN
1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
Dan untuk melanjutkan peningkatan prestasi pada siswa dalam proses
pembelajaran mata pelajaran PAI dan mata pelajaran yang, peneliti masih
51
melanjutkan untuk selalu memberi motivasi kepada para siswa, untuk
kemajuan baik prestasi maupun semangat untuk berkembang demi masa depan
mereka. Karena sudah terbukti bisa meningkatkan prestasi belajar dan
semangat siswa dan kalau bisa ditingkatkan.
Dalam pemberian motivasi tersebut, yang telah dilakukan juga bisa
ditingkatkan dengan penyediaan buku-buku bacaan di sekolah yang memadai
dengan jumlah siswa dan juga bervariasi untuk memotivasi siswa belajar siswa.
Selain itu yang terpenting juga guru dalam membimbing siswa juga
ditingkatkan supaya hasilnya juga semakin baik. Dan tidak kalah penting yaitu
peran orang tua di rumah, kerja sama guru bersama orang tua harus baik dalam
memantau perkembangan anak secara bersama-sama. Ketika di sekolah guru
penuh dalam memantau tetapi ketika di rumah pastilah akan kurang dari
pantauan guru, oleh karenanya orang tua di sini peran pentingnya, baik dalam
pergaulan membimbing belajar, perlengkapan belajar dan sebagainya.
Oleh karena untuk hasil yang lebih optimal kedepannya, guru dan orang
tua harus bekerja sama, tidak hanya guru yang memberi motivasi kepada anak
saja, tetapi orang tua juga sama. Ketika motivasi yang telah guru berikan dalam
penelitian telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa, apalagi ditambah
dengan motivasi orang tua pastilah akan lebih baik lagi.
52
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pemberian motivasi oleh guru terhadap siswanya yang sekolah di SDN 1
Brangsong Kendal kelas VI dalam berbagai bentuk. Berdasarkan observasi
peneliti dan kolaborator terhadap pemberian motivasi yang telah diberikan
kepada siswa, yang mana bisa digolongkan antara lain yaitu; mereka memberikan
hadiah ketika mendapatkan suatu prestasi, kemudian dengan cara memberi
teladan yang baik kepada para siswa, yaitu dengan contoh pada diri guru sendiri
atau menceritakan seorang figur yang patut dicontoh oleh para siswa, dan dengan
membuat pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan metode
yang bervariatif dan menggunakan alat peraga dan media yang beraneka ragam
yaitu khususnya pada mata pelajaran PAI.
2. Melalui motivasi yang diberikan guru dapat meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan belajar siswa kelas VI SDN 1 Brangsong Kabupaten Kendal tahun
ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar
masih 63,5. Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 67,5 dan meningkat
lagi pada penelitian tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas
kriteria minimum 70 yaitu dengan nilai rata-rata 74,5.
B. Saran
Mengingat pentingnya semangat belajar atau tujuan dalam belajar, lebih-
lebih untuk anak-anak karena mereka belum bisa memenejemen diri mereka
sendiri, maka guru harus lebih giat dalam melaksanakan pembelajaran dan
khususnya orangtua yang sangat berpengaruh dengan frekuensi pertemuan
53
mereka dengan anaknya sangat lama, kalu ini bisa dimanfaatkan dengan baik
pastinya akan menjaga kesetabilan semangat belajar siswa untuk meningkatkan
prestasi belajar khususnya mata pelajaran PAI, peneliti mengharapkan beberapa
hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut.
1. Kepada Guru PAI
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham dan
menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi tersampaikan
secara maksimal.
b. Dalam pembelajaran PAI guru harus mampu memilih model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada
peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi.
c. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi
mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta
didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku,
pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
2. Kepada Orangtua
a. Hendaknya orangtua memenuhi sarana yang dibutuhkan siswa, karena siswa
setingkat SD belum bisa mencari demi kepentingan mereka sendiri.
b. Memberi suri tauladan yang baik kepada anak-anak mereka karena anak-anak
akan sangat mudah meniru apalagi orangtua mereka yang selalu mereka lihat
setiap harinya.
c. Selalu memantau perkembangan prestasinya, jangan pasrah kepada guru-guru
mereka begitu saja, karena pendidkan anak juga ada porsinya bagi para
orangtua mereka
d. Menghargai jerih payah prestasi anak-anak mereka dengan ketika telah
berhasil mencapai suatu prestasi walau sedikit dengan memberinya sesuatu
untuk memancing semangat mereka untuk lebih giat lagi
54
e. Memberi sarana yang yang mendukung dengan keilmuan yang ada di sekolah
khususnya PAI seperti belajar di Madrasah Diniyah, karena ini sangat
membantu.
C. Penutup
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam
skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal
ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Adli Fathi, Menjadi Ibu Dambaan Umat, Jakarta : Gema Insani Press, 2002
Adrienne Katz, Membimbing Anak Belajar Membaca, Alih Bahasa Lilianan
Wiaya, Jakarta:Arcan, 1997
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, Semarang : Dina Utama Semarang, 1996
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002
Arno F. witting, Psycologi of Learning, New York : Mc. Graw Hill book
company, l991
Chabib Thoha, Kapita selekta Islam, Jogjakarta : pustaka pelajar, 1996
Dadang Hawari, Al-Qur'an dan llmu Kedokleran Jiwa dan Kesehatun Jiwa,
Yogyakarta, PT, Dana Bhakli Prima Yasa, l996
Ibnu Mustofa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung : Al Bayan, 1993
Jalaluddin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004
J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: Grasindo,
1995
Kartini Kartono, Psikologi Umum,Bandung : Bandar Maju, 1996
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia,
1991
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 2001
Masdar F. Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan Dialog Fiqih
Pemberdayaan, Bandung : Mizan, 2000
M.Agus H, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Kanisius, 1994
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara,
1993
Muhibbin Syah, Psikalogi Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya
Offset,2000
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1995
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikotogi Proses Pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2003
Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru, 1989
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
1998
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,
Jakarta : Modern English, 1991
R.H.A. Soenaryo, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : PT. Kumidasmoro
Grasindo, 1994
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 1995
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali,
1990
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, l995
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,
Rineka Cipta, 2002
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2008
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru, 1992
Syeh lbrahim, Syeh Zarnuji, Syarah Ta'lim Muta'alim, Semarang : Toha Putra, t.th
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abitama, 1994
Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orangtua dalam
Peningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1989
UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya,
Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003
WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT.
Gramedia, 1986
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip, Tekhnik Prosedur, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1990
Zahara ldris, Usman Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Gramedia
Wicaksana, 1992
Zuhairini, Metodologi Pendidikon Agama, Solo : Ramadhani, 1993
Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : SDN 01 Brangsong
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI / II
Materi Pokok : Praktek Sholat Fardhu
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi
8. Melakukan Sholat Fardhu
B. Kompetensi Dasar
8.2 Menyebutkan Sholat Fardhu
8.3 Mempraktikkan Sholat Fardhu
C. Indikator
1. Melaksanakan tasyahud awal
2. Melaksanakan tasyahud akhir
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat :
1. Melaksanakan tasyahud awal dengan benar
2. Melaksanakan tasyahud akhir dengan benar
E. Materi Ajar
1. Duduk tasyahud awal
2. Duduk tasyahud akhir
F. Metode Pembelajaran
Demonstrasi
G. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Waktu
1 Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam dan memulai
pelajaran dengan membaca do’a.
- Guru menanyakan kondisi siswa dan
mengabsen peserta didik.
Klasikal 10 menit
- Guru mengadakan apersepsi.
- Guru menyampaikan indikator dan
kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
A. Eksplorasi
* Guru memberikan penjelasan
pengertian sholat fardhu.
* Guru menyebutkan sholat fardhu
Dan waktunya
* Guru mendemonstrasikan sholat
fardhu.
B. Elaborasi
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi sholat
fardhu.
Guru membagi siswa menjadi
Beberapa kelompok.
Guru meminta siswa untuk
mendemonstrasikan sholat fardhu
secara berkelompok.
Guru mengharapkan setelah semua
kelompok mendemonstrasikan
sholat fardhu ini siswa bisa
melaksanakan sholat fardhu
dirumah dengan tepat waktu.
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan
klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut
Guru memberi masukan pada
peserta didik yang belum lancar
bacaannya supaya lebih giat lagi
Klasikal 20 menit
40 menit
20 menit
3.
dalam belajar.
Kegiatan Akhir
Guru memberi penguatan materi pada
peserta didik
Guru memberi kesempatan untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan
evaluasi
15 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm.
65
2. Al qur’an dan terjemah
3. Buku lain yang menunjang
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
8.1 Menyebutkan sholat fardhu.
8.2 Mempraktekkan sholat
fardhu
Tes tertulis
Praktek
Isian
Setiap gerakan solat dinialai
J. Format Penilaian
(Terlampir)
Kendal, 1 Mei 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Margareta Sumiati, S.Pd Mokh. Makhbub
NIP: 195801121983042001 NIP: 196409052006041005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : SDN 1 Brangsong
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI / II
Materi Pokok : Melafalkan dan Mengartikan surat pendek
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi
7. Melafalkan dan mengartikan surat pendek
B. Kompetensi Dasar
7. 3. Melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan
C. Indikator
1. Melafalkan surat surat Al Maidah ayat 3
2. Mengartikan surat Al Maidah ayat 3
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat :
1. Melafalkan surat Al Maidah ayat 3 dengan benar
2. Mengartikan surat Al Maidah ayat 3 dengan benar
E. Materi Ajar
Melafalkan dan mengartikan surat pendek :
1. Surat Al Maidah ayat 3
2. Surat Al hujurat ayat 13
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, Reading Aloud
G. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Waktu
1 Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam dan memulai
pelajaran dengan membaca do’a.
- Guru menanyakan kondisi siswa dan
mengabsen peserta didik.
Klasikal 10 menit
- Guru mengadakan apersepsi.
- Guru menyampaikan indikator dan
kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
A. Eksplorasi
* Guru memberikan penjelasan
pengertian tentang surat Al Maidah
ayat 3
* Guru menyebutkan ayat yang akan
dipelajari pada pembelajaran
* Guru membacakan surat Al Maidah
ayat 3
B. Elaborasi
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi surat Al
Maidah ayat 3.
Guru membacakan dengan keras
surat Al Maidah ayat 3
Guru meminta siswa untuk
menirukan surat Al Maidah ayat 3
setelah guru membacakan dengan
keras
Guru mengharapkan setelah semua
menirukan yang diucapkan guru,
siswa bisa melafalkan dengan benar
Guru mengartikan perkata pada
sural Al Maidah ayat 3.
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan
klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut
Guru memberi masukan pada
Klasikal 20 menit
40 menit
20 menit
3.
peserta didik yang belum lancar
bacaannya supaya lebih giat lagi
dalam belajar.
Kegiatan Akhir
Guru memberi penguatan materi pada
peserta didik
Guru memberi kesempatan untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan
evaluasi
15 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm.
65
2. Al qur’an dan terjemah
3. Buku lain yang menunjang
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
7.3 Melafalkan dan mengartikan
surat Al Maidah ayat 3
Praktek
Melafalkan dan
mengartikan suraat Al
Maidah
J. Format Penilaian
1. Melafalkan surat Al Miadah ayat 3
2. Mengartikan perkata dari surat Al Maidah ayat 3
3. Mengartikan keseluruhan surat Al Maidah ayat 3
Kendal, Maret 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Maskur, S.Pd Nikmatul Chikmah
NIP: 19691016 199311 1 001 NIM: 093111447
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)
Nama Sekolah : SDN 1 Brangsong
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI / II
Materi Pokok : Melafalkan dan Mengartikan surat pendek
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
A. Satandar Kompetensi
7. Melafalkan dan mengartikan surat pendek
B. Kompetensi Dasar
7. 3. Melafalkan dan mengartikan surat pendek pilihan
C. Indikator
1. Melafalkan surat surat Al Hujurat ayat 13
2. Mengartikan surat Al Hujurat ayat 13
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaram ini .siswa diharapkan dapat :
1. Melafalkan surat Al Hujurat ayat 13 dengan benar
2. Mengartikan surat Al Hujurat ayat 13 dengan benar
E. Materi Ajar
Melafalkan dan mengartikan surat pendek :
1. Surat Al Hujurat ayat 13
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, Reading Aloud
G. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Waktu
1 Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam dan memulai
pelajaran dengan membaca do’a.
- Guru menanyakan kondisi siswa dan
mengabsen peserta didik.
- Guru mengadakan apersepsi.
Klasikal 10 menit
- Guru menyampaikan indikator dan
kompetensi yang diharapkan.
2
Kegiatan Inti
A. Eksplorasi
* Guru memberikan penjelasan
pengertian tentang surat Al Hujurat
ayat 13
* Guru menyebutkan ayat yang akan
dipelajari pada pembelajaran
* Guru membacakan surat Al Hujurat
ayat 13
B. Elaborasi
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi surat Al
Hujurat ayat 13
Guru membacakan dengan keras
surat Al Hujurat ayat 13
Guru meminta siswa untuk
menirukan surat Al Hujurat ayat 13
setelah guru membacakan dengan
keras
Guru mengharapkan setelah semua
menirukan yang diucapkan guru,
siswa bisa melafalkan dengan benar
Guru mengartikan perkata pada
sural Al Hujurat ayat 13
C. Konfirmasi
Guru mengakhiri proses ini dengan
klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut
Guru memberi masukan pada
peserta didik yang belum lancar
Klasikal 20 menit
40 menit
20 menit
3.
bacaannya supaya lebih giat lagi
dalam belajar.
Kegiatan Akhir
Guru memberi penguatan materi pada
peserta didik
Guru memberi kesempatan untuk
bertanya bagi pesertadidik
Guru melaksanakan tindak lanjut dan
evaluasi
15 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku mata pelajaran PAI Tim Bina Karya Guru, Penerbit Erlangga, KTSP 2006. Hlm.
65
2. Al qur’an dan terjemah
3. Buku lain yang menunjang
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
7.3 Melafalkan dan mengartikan
surat Al Hujurat ayat 13
Praktek
Melafalkan dan
mengartikan surat Al
Hujurat ayat 13
J. Format Penilaian
1. Melafalkan surat Al Hujurat ayat 13
2. Mengartikan perkata dari surat Al Hujurat ayat 13
3. Mengartikan keseluruhan surat Al Hujurat ayat 13
Kendal, Maret 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Maskur, S.Pd Nikmatul Chikmah
NIP: 19691016 199311 1 001 NIM: 093111447
Daftar Nilai Siklus I
Responden Nilai Keterangan
1 55 Tidak tuntas
2 70 Tuntas
3 60 Tidak tuntas
4 70 Tuntas
5 60 Tidak tuntas
6 75 Tuntas
7 55 Tidak tuntas
8 50 Tidak tuntas
9 70 Tuntas
10 75 Tuntas
11 70 Tuntas
12 60 Tidak tuntas
13 55 Tidak tuntas
14 70 Tuntas
15 80 Tuntas
16 75 Tuntas
17 70 Tuntas
18 70 Tuntas
19 50 Tidak tuntas
20 75 Tuntas
21 80 Tuntas
22 75 Tuntas
23 70 Tuntas
24 70 Tuntas
25 75 Tuntas
Jumlah 1685
N
FP
25
1685P
P = 67,5
Daftar Nilai Siklus II
Responden Nilai Keterangan
1 70 Tuntas
2 80 Tuntas
3 60 Tidak tuntas
4 70 Tuntas
5 60 Tidak tuntas
6 85 Tuntas
7 75 Tuntas
8 70 Tuntas
9 90 Tuntas
10 75 Tuntas
11 80 Tuntas
12 60 Tidak tuntas
13 75 Tuntas
14 80 Tuntas
15 80 Tuntas
16 75 Tuntas
17 90 Tuntas
18 70 Tuntas
19 65 Tidak tuntas
20 75 Tuntas
21 80 Tuntas
22 70 Tuntas
23 70 Tuntas
24 80 Tuntas
25 75 Tuntas
Jumlah 1860
N
FP
25
1860P
P = 74,5