Uterus Myomatosus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    1/13

    REFLEKSI KASUS

    UTERUS MYOMATOSUS DENGAN MENOMETRORAGHIA

    Diajukan Kepada :

    dr. Sapar Setyoko, Sp.OG

    Disusun Oleh :

    DELIA ANISHA ULFAH (20090310113)

    BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2013

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    2/13

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah dipresentasikan kasus:

    UTERUS MYOMATOSUS DENGAN MENOMETRORAGHIA

    Tanggal : 2013

    Disusun Oleh:

    DELIA ANISHA ULFAH

    20090310113

    Dokter Pembimbing

    dr. Sapar Setyoko, Sp.OG

    REFLEKSI KASUS

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    3/13

    I. PENGALAMANPasien datang pada tanggal 24 November 2013 pukul 09.00 WIB dengan keluhan

    perdarahan dari jalan lahir seperti menstruasi mulai tanggal 10 November 2013.

    Pasien mengeluh bahwa siklus menstruasi sudah tidak teratur sejak setahun yang

    lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit perut saat perdarahan. Pusing, mual dan

    muntah juga dikeluhkan oleh pasien. Riwayat trauma sebelum perdarahan disangkal.

    Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil:

    Fluxus (+), fluor (-), v/u/v tenang, Portio sebesar jempol kaki, lunak OUE tertutup CUT sebesar telur bebek, AP/CD tenang.

    II. MASALAH YANG DIKAJI1. Apakah yang dimaksud dengan uterus myomatosus dan bagaimana pathogenesis

    terjadinya?

    2. Bagaimana cara mendiagnosis uterus myomatosus?3. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan uterus myomatosus?

    III. ANALISIS MASALAHUterus myomatosus adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-

    sel jaringan otot polos , jaringan fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk uterus

    myomatosus adalah leiomioma, fibroid dan fibromioma. Etiologi yang pasti

    terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Mioma uteri banyak ditemukan pada

    usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada usia menopause, dan belum

    pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Diduga penyebab timbulnya mioma

    uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    4/13

    Pukka menemukan bahwa reseptor estrogen pada mioma uteri lebih banyak

    didapatkan dibandingkan dengan miometrium normal. Meyer dan De Snoo

    mengemukakan patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest dan genitoblast.

    Apakah estrogen secara langsung memicu pertumbuhan mioma uteri, atau memakai

    mediator masih menimbulkan silang pendapat. Dimana telah ditemukan banyak sekali

    mediator didalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor, insulin growth factor

    1 (IGF 1), connexsin 43 Gap junction protein dan marker proliferasi. Awal

    mulanya pembentukan tumor adalah terjadinya mutasi somatik dari sel-sel

    miometrium. Mutasi ini mencakupi rentetan perubahan pada kromosom, baik secara

    parsial maupun secara keseluruhan. Aberasi kromosom ditemukan pada 23-50% dari

    mioma uteri yang diperiksa, dan yang terbanyak (36,6%) ditemukan pada kromosom

    7 (del 7) (q 21)/ q 21 q 32). Keberhasilan pengobatan medikamentosa mioma uteri

    sangat tergantung apakah telah terjadi perubahan pada kromosom atau tidak.

    Gejala klinis

    Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung pada lokasi,

    arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20 50 %

    saja mioma uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun.

    Hipermenoroe, menometroragia adalah merupakan gejala klasik dari gejala mioma

    uteri. Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien ditemukan 44%

    gejala perdarahan, yang paling sering adalah jenis mioma submukosa, sekitar 65 %

    wanita dengan mioma mengeluh dismeneroe, nyeri perut bagian bawah, serta nyeri

    pinggang. Tergantung dari lokasi dan arah pertumbuhan mioma, maka kandung

    kemih, ureter dan usus dapat terganggu, dimana peneliti melaporkan keluhan disuri (

    14 % ), keluhan obstipasi (13 % ). Mioma uteri sebagai penyebab infertilitas hanya

    dijumpai pada 2 10 % kasus. Infertilitas terjadi sebagai akibat obstruksi mekanis

    dari tuba fallopi. Abortus spontan dapat terjadi bila mioma menghalangi pembesaran

    uterus, dimana menyebabkan kontraksi uterus yang abnormal, dan mencegah terlepas

    atau tertahannya uterus didalam panggul. Mekanisme perdarahan abnormal pada

    myoma uteri :

    a. Peningkatan ukuran permukaan endometrium

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    5/13

    b. Peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterusc. Gangguan kontraktilitas uterusd. Ulserasi endometrium pada myoma submukosae. Kompresi pada plexus venosus di dalam myometrium

    Pemeriksaan fisik

    Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis

    mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih

    massa yang licin.

    Temuan laboratorium

    Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan

    uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma

    menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.

    Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan

    mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan

    kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.

    Pemeriksaan penunjang

    a. UltrasonografiUltrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan

    adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus

    yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui

    ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran

    ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran

    uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan

    akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

    b. HisteroskopiDengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika

    tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

    c. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma,

    tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas

    tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    6/13

    lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma

    submukosa. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus -kasus yang

    tidak dapat disimpulkan.

    Penatalaksanaan

    Secara umum penatalaksaaan myoma uteri dibagi atas 2 metode :

    1. Terapi medisinal (hormonal)Saat ini pemakaian Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis memberikan

    hasil untuk memperbaiki gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh myoma uteri.

    Pemberian GnRH agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran myoma dengan jalan

    mengurangi produksi estrogen dari ovarium. Dari suatu penelitian didapati data pada

    pemberian GnRH agonis selama 6 bulan pada pasien dengan myoma uteri didapatiadanya pengurangan volume myoma sebesar 44%. Efek maksimal pemberian GnRH

    agonis baru terlihat setelah 3 bulan. Pemberian GnRH agonis sebelum dilakukan

    tindakan pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan

    memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormona lainnya seperti kontrasepsi oral

    dan preparat progesterone akan mengurangi gejala perdarahan uterus yang abnormal

    namun tidak dapat mengurangi ukuran dari myoma.

    2. Terapi pembedahanTerapi pembedahan pada myoma uteri dilakukan terhadap myoma yang menimbulkan

    gejala.MenurutAmericanCollegeof Obstetricians and gynecologist (ACOG) dan

    American society for Reproductive Medicine (ASMR) indikasi pembedahan pada

    pasien dengan myoma uteri adalah :

    a. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatifb. Sangkaan adanya keganasanc. Pertumbuhan myoma pada masa menopaused. Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun karena oklusi tubae. Nyeri dan nyeri tekan yang sangat menggangguf. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinariusg. Anemia akibat perdarahan

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    7/13

    Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi maupun histerektomi

    a. MiomektomiMiomektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi

    reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Dewasa ini ada beberapa

    pilihan tindakan untuk melakukan miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi

    dari myoma. Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi

    histeroskopi maupun dengan laparoskopi. Pada laparotomi, dilakukan insisi pada

    dinding abdomen untuk mengangkat myoma dari uterus. Keunggulan melakukan

    miomektomi adalah lapangan pandang operasi yang lebih luas sehingga

    penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan

    miomektomi dapat ditangani dengan segera. Namun pada miomektomi secaralaparotomi resiko terjadi perlengketan lebih besar, sehingga akan mempengaruhi

    factor fertilitas pada pasien. Disamping itu masa penyembuhan paska operasi juga

    lebih lama, sekitar 4-6 minggu. Pada miomektomi secara histeroskopi, dilakukan

    terhadap myoma submukosa yang terletak pada cavum uteri. Pada prosedur

    pembedahan ini ahli bedah memasukkan alat histeroskop melalui serviks dan

    mengisi cavum uteri dengan cairan untuk memperluas dinding uterus.

    Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma

    yang bertangkai diluar cavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara

    laparoskopi. Myoma subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga

    dapat diangkat secara laparoskopi. Resiko yang terjadi pada pembedahan

    laparoskopi termasuk perlengketan, trauma terhadaporgan sekitar seperti usus,

    ovarium, rectum serta perdarahan. Sampai saat ini miomektomi dengan

    laparoskopi merupakan standart bagi wanita dengan myoma uteri yang masih

    ingin mempertahankan fungsi reproduksinya.

    b. HisterektomiTindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dnegan 3 cara

    yaitu : dengan pendekatan abdominal (laparotomi), vaginal dan beberapa kasus

    dengan laparoskopi. Tindakan histerektomi pada pasien dengan myoma uteri

    merupakan indikasi bila didapati keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    8/13

    obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14

    minggu.

    Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu total abdominal

    histerektomi (TAH) dan subtotal abdominal histerektomi (STAH). Subtotal

    abdominal histerektomi (STAH) dilakukan untuk mneghindari resiko operasi

    yang lebih besar seperti perdarahan yang lebih banyak, trauma operasi pada

    ureter, kandung kemih dan rectum. Namun dengan melakukan STAH, kita

    meninggalkan serviks, dimana kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat

    trejadi.

    Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada tungkul vagina dapat menjadi sumber timbulnya

    secret vagina dan perdarahan paska operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yangmenjalani STAH.

    IV. DOKUMENTASI

    I. IDENTITASNama : Ny. S

    Umur : 45 tahun

    Pendidikan : SLTA

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Status perkawinan : Janda

    Agama : Islam

    Alamat : Karangboyo 10/4 Payaman, Magelang.

    Tanggal masuk : 24 November 2013 pukul 17.30

    II. ANAMNESIS (7 November 2013, pukul 09.00 WIB)Keluhan Utama

    Mengeluarkan darah dari jalan lahir.

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    9/13

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien mengeluh keluar perdarahan dari jalan lahir seperti menstruasi mulai tanggal 10

    Oktober 2013. Awalnya berupa flek-flek dan dua hari kemudian keluar darah seperti

    menstruasi (3-4 pembalut tiap harinya). Pasien mengeluh bahwa siklus menstruasi sudah

    tidak teratur sejak setahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit perut saat

    perdarahan. Pusing, mual dan muntah juga dikeluhkan oleh pasien. Riwayat trauma

    sebelum perdarahan disangkal.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat penyakit asma, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, dan jantung

    disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat hamil kembar : disangkal

    Riwayat asma : disangkal

    Riwayat jantung : disangkal

    Riwayat hipertensi : ya

    Riwayat DM : disangkal

    Riwayat gangguan jiwa : disangkal

    Riwayat Haid

    Menarche : 13 tahun

    Siklus : 28 hari

    Lamanya : 7 hari

    Jumlah : 2-3 pembalut dalam sehari

    Disertai rasa sakit : Ya, kadang-kadang

    Riwayat Perkawinan

    Menikah 2 kali, suami pertama meninggal sejak Januari 2010 (3 tahun), dan dengan suami

    sekarang sudah 18 tahun

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    10/13

    Riwayat Obstetri

    No. Keadaan

    kehamilan,Persalinan,

    Keguguran, dan nifas

    Umur

    sekarang/

    tgl.lahir

    Keadaan

    anak

    Tempat

    perawatan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Hamil 4 bulan, abortus,

    tidak kuret

    Aterm, spontan, laki-laki,

    3100 gram, nifas baik

    Aterm, spontan, laki-laki,

    3100 gram, nifas baik

    Aterm, spontan, laki-laki,

    3400 gram, nifas baik

    Hamil 4 bulan, abortus,

    tidak kuret

    Aterm, spontan, laki-laki,

    3200 gram, nifas baik

    22 tahun

    19 tahun

    14 tahun

    8 tahun

    Sehat

    Sehat

    Sehat

    Sehat

    Bidan

    Bidan

    Bidan

    Bidan

    Bidan

    Riwayat Operasi

    Tidak ada riwayat operasi

    Riwayat Keluarga Berencana

    Tidak ada riwayat Keluarga Berencana.

    III. PEMERIKSAAN FISIKa. Pemeriksaan Umum

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Vital Sign : T : 120/90 mmHg BB : 68 kg

    N : 88x/menit TB : 155 cm

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    11/13

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    12/13

    Lampiran hasil laboratorium tanggal 7 November 2013:

    Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

    Hemoglobin 12,9 gr/dL 12,0-16,0

    Jumlah sel darah:

    LeukositEritrosit

    Hematokrit

    Angka trombosit

    10,2 (10^3/ul)4,5 (10^6/ul)

    37,7 %

    447 ((10^3/ul)

    3,98-10,044,20-5,40

    37,0-47,0

    150-450

    LAPORAN OPERASI

    Diagnosis Pre-Operasi : P4A0 dengan uterus myomatosus

    Diagnosis Post Operasi : Post kuretase bertingkat atas indikasi uterus myomatosus

    Macam Operasi : Kuretase

    Tanggal Operasi : 26-11-2013

    Jam Operasi : 14.3014.45 WIB

    LAPORAN OPERASI :

    1. Pasien tidur di meja operasi dengan posisi litotomi dengan Anestesi TIVA2. Asepsis antisepsis daerah yang akan di operasi3. Tutup daerah sekitar yang akan di operasi dengan duk steril4. Pasang speculum Sims posterior5. Pasang speculum Sims anterior6. Jepit portio dengan tenakulum7. Melepas speculum anterior

  • 7/21/2019 Uterus Myomatosus

    13/13

    8. Sondase uterus 10 cm Antefleksi9. Kuretase endoserviks, ambil PA10.Kuretase endometrium, ambil PA11.Melepas tenakulum12.Eksplorasi, perdarahan (-)13.Melepas spekulum14.Tindakan selesai

    DAFTAR PUSTAKA

    Cunningham., et al. 2005. Obstetri Williams.Ed 21. Alih bahasa, Hartono A, et al. EGC.

    Jakarta.

    Wiknjosastro, H., et al. 2007. Ilmu Kebidanan, Ed ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo. Jakarta.