Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    1/24

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    2/24

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    3/24

    - 1 -

    Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI

    www.dpr.go.idISSN 2088-2351

    Vol. VI, No. 21/I/P3DI/November/2014H U K U M

    Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini

    MENELAAH ARAH KEBIJAKANPROLEGNAS 2015-2019

    Prianter Jaya Hairi*)

    Abstrak

    Berkaca dari perjalanan penyusunan Prolegnas sejak kurun waktu Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) I 2005-2009 dan RPJMN II 2010-

    2014, Prolegnas masih dirasakan hanya sekedar daftar RUU yang ingin dibahas

    (wishlist) dan bukan program yang diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan

    pembangunan yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan

    nasional. Oleh sebab itu, arah kebijakan Prolegnas kali ini diharapkan dapat benar-

    benar sejalan dengan rencana pembangunan nasional Indonesia yang telah digariskan

    dalam RPJMN III 2015-2019 yang diatur dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).

    PendahuluanRegulasi dapat dimaknai sebagai tindakan

    mengatur (the act of regulating). Di Indonesiapembuatan regulasi atau peraturan perundang-undangan dilaksanakan melalui tahapanperencanaan, penyusunan, pembahasan,pengesahan atau penetapan, dan pengundangan.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(UU PPP) menentukan bahwa perencanaan

    penyusunan Undang-Undang dilakukan dalamProgram Legislasi Nasional (Prolegnas).Ia merupakan skala prioritas programpembentukan undang-undang dalam rangkamewujudkan sistem hukum nasional.

    Penyusunan Prolegnas dilakukan secaraterencana, terpadu, dan sistematis. Terencana,

    yakni dimulai dengan perencanaan substansialyang didasarkan pada ketentuan Pasal 18 UUPPP. Dasar penyusunan daftar prioritas RUUdalam Prolegnas, yakni sebagai berikut:a. perintah Undang-Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945;b. perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan

    Rakyat;c. perintah Undang-Undang lainnya;

    d. sistem perencanaan pembangunan nasional;e. rencana pembangunan jangka panjangnasional;

    f. rencana pembangunan jangka menengah;g. rencana kerja pemerintah dan rencana

    strategis DPR; danh. aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.

    *) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPRRI.E-mail: [email protected]

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    4/24

    - 2 -

    Penyusunan Prolegnas dilaksanakan secaraterpadu, artinya terdapat hubungan koordinatifantar-lembaga negara, yaitu Presiden, DPR, danDPD. Penyusunan Prolegnas antara Pemerintah,DPR, dan DPD dikoordinasikan oleh DPRmelalui alat kelengkapan DPR yang khususmenangani bidang legislasi, dalam hal ini BadanLegislasi (Baleg). Di lingkungan Pemerintah,penyusunan prolegnas dikoordinasikan olehmenteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum, dalam hal iniMenteri Hukum dan HAM (Menkumham).Di lingkungan DPR, penyusunan Prolegnasdikoordinasikan oleh Baleg, sementara dilingkungan DPD, dikoordinasikan oleh alatkelengkapan DPD yang menangani legislasi.

    Selain itu, penyusunan Prolegnasdilaksanakan secara sistematis, yakni disusun

    dengan cara, metode, dan syarat tertentu, baikdi lingkungan DPR, DPD, maupun Pemerintah,serta dilakukan periodisasi dalam penetapanprioritas Prolegnas. Hal ini berkorelasi eratdengan penentuan arah politik pembangunansubstansi hukum pada periode tersebut.Prolegnas Jangka Menengah misalnya,penyusunan dan penetapannya dilakukan padaawal masa keanggotaan DPR sebagai Prolegnasuntuk jangka waktu 5 (lima) tahun. SementaraProlegnas Prioritas Tahunan, penyusunan dan

    penetapannya dilakukan setiap tahun sebelumpenetapan Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUUAPBN)

    Dalam menyusun Prolegnas, DPR memilikimekanisme yang diatur dalam Peraturan TataTertib DPR (Tatib DPR). Dalam Tatib DPRditentukan bahwa Baleg merupakan koordinatorpenyusunan Prolegnas di lingkungan DPR danmerupakan koordinator penyusunan Prolegnasantara DPR, Pemerintah, dan DPR. Dalam

    menyusun Prolegnas, DPR mempertimbangkanusulan dari Fraksi, komisi, dan/atau masyarakat.Setelah hasil koordinasi penyusunan Prolegnasantara Baleg DPR, DPD, dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum disepakati menjadi Prolegnas,Baleg DPR selanjutnya melaporkan ke rapatParipurna DPR untuk ditetapkan.

    Persoalan ProlegnasPada hakikatnya, konsepsi Prolegnas

    memiliki banyak fungsi, di antaranya dapatmemberikan gambaran obyektif tentangkondisi umum pembentukan undang-

    undang; memberikan susunan skala prioritaspenyusunan RUU sebagai program yangberkesinambungan dan terpadu sehinggadapat menjadi pedoman bagi lembaga yangberwenang untuk membentuk undang-undang; sebagai sarana untuk mewujudkansinergi antar-lembaga dalam pembentukanundang-undang; dan sebagai deteksi diniuntuk mencegah tumpang tindih peraturanperundang-undangan. Ironisnya dalam tataranpraktis, kedudukan Prolegnas ternyata masihbanyak menimbulkan persoalan dan dipandangbelum terlaksana secara optimal.

    Persoalan pelaksanaan Prolegnas setidak-tidaknya dapat dikritisi dari 3 (tiga) sudut, yaknipersoalan kualitas, kuantitas, dan prosedur.Pertama, persoalan kualitas terkait denganbeberapa kelemahan yang ada di antaranya

    1) masih terjadi disharmoni antarrancanganperaturan perundang-undangan (vertikaldan horizontal), mulai dari sumber hukumPancasila hingga tingkat paling bawah dalamhierarki Peraturan Perundang-undangan, 2)ada kecenderungan proses harmonisasi barudilakukan pada saat penyusunan rancanganperaturan perundang-undangan, yang idealnyasudah dimulai sejak perencanaan, 3) tidakintegralnya regulasi dengan RPJPN, RPJMN,dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Selain

    itu, buruknya kualitas rancangan peraturanperundang-undangan juga dipengaruhi olehfaktor ego-sektoral lembaga, ego-kedaerahan,faktor kualitas penelitian, faktor NaskahAkademik (NA), dan lain-lain.

    Terkait masalah NA, secara khusus halini telah lama menjadi perhatian. NA seringterkesan seadanya dan isinya tidak menjawabsubstansi yang yang akan diatur dalam drafundang-undang. Dalam praktek, sering usulanRUU dalam Prolegnas tidak disertai dengan

    NA, bahkan tidak jarang NA disusun setelahdraft RUU dibuat. Padahal NA memilikifungsi yang sangat penting dan strategis dalampembentukan undang-undang. NA juga harusdapat dipertanggungjawabkan secara ilmiahdan semestinya menjadi dasar dalam setiappembentukan undang-undang, termasuksebagai dasar bila undang-undang tersebut diujimateri di Mahkamah Konstitusi (MK).

    Kedua, persoalan kuantitas. Rasiokemampuan pembahasan RUU di DPR tidakseimbang. Capaian Prolegnas Jangka Menengah2005-2009 misalnya, dari 284 RUU, hanya 54RUU (19%) yang disahkan menjadi undang-

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    5/24

    - 3 -

    undang, ditambah 67 RUU yang merupakandaftar Komulatif Terbuka. Sementara capaianProlegnas Jangka Menengah 2010-2014,dari 261 RUU dalam Prolegnas Tahun 2009-2014, yang berhasil menjadi undang-undanghanya 71 RUU atau sekitar 27,2%. Datatersebut menunjukkan bahwa eskalasi jumlahRUU terus bertambah dari tahun ke tahun.Salah satu penyebabnya adalah mekanismeProlegnas yang berjalan secara bottom up,yaitu dengan menginventarisasi kebutuhanperaturan perundang-undangan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (K/LPNK). Secara empirik, data menunjukkanadanya kecenderungan masing-masing K/LPNK untuk terus membentuk peraturanperundang-undangan yang menyangkut tugasdan fungsinya tanpa dibarengi dengan evaluasi

    terhadap kedudukanya selama ini. Kondisiini juga terjadi di tingkat daerah. Dampaknyaadalah over regulated, tumpang-tindih, danterjadi disharmoni antar-peraturan perundang-undangan.

    Ketiga, persoalan prosedur. Hal initerkait dengan masih adanya RUU yang tidakmelalui prosedur yang telah ditentukan. Salahsatunya, yakni tidak terpemenuhinya syaratteknis. Ada pula kecenderungan keinginan baikPemerintah maupun DPR untuk mengajukan

    pembahasan RUU non-Prolegnas melaluimekanisme penambahan Prolegnas Prioritas.DPR dan Pemerintah juga cenderung lebihbanyak membahas RUU Komulatif Terbukadan RUU yang berasal dari aspirasi masyarakatdaripada RUU yang telah ditetapkan dalamdaftar Prolegnas.

    Arah Kebijakan Prolegnas 2015-2019Persoalan kelemahan dalam penyusunan

    Prolegnas pernah diungkapkan pada saat

    Rapat Kerja Baleg dengan Menteri Hukum danHAM dalam rangka penyusunan ProlegnasRUU Prioritas Tahun 2014, 10 Desember2013. Menteri Hukum dan HAM pada saat itumenyampaikan bahwa perjalanan penyusunanProlegnas sejak kurun waktu RPJMN I 2005-2009 dan RPJMN II 2010-2014 memang masihmenemui banyak hal yang perlu dievaluasi baikdari segi kualitas, kuantitas, maupun prosedural.Kelemahan dalam penyusunan Prolegnas antaralain terjadi karena adanya ego-sektoral denganimplikasi pemikiran bahwa setiap persoalanharus diselesaikan dengan membentuk undang-undang. Akibatnya, terjadi fenomena tumpang-

    tindih atau justru over regulated terhadapsuatu bidang tertentu. Menteri tersebut jugamenyatakan bahwa keberadaan Prolegnasselama ini masih tampak hanya sekedardaftar RUU yang ingin dibahas (wishlist)bukan program yang diarahkan untukmendukung pencapaian tujuan pembangunanyang telah dituangkan dalam dokumenperencanaan pembangunan nasional.

    Pernyataan tersebut hendaknyamenjadi perhatian bersama para pemangkukepentingan, dalam hal ini DPR, DPD, danPemerintah. Penentuan arah dan kebijakandalam Prolegnas lima tahun ke depan perlumemperhatikan arah dan kebijakan umumpembangunan nasional dan RPJMN III 2015-2019 yang diatur dalam Undang-UndangNomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP. Pada

    dasarnya, sebagai landasan pencapaian tujuanpembangunan nasional, regulasi merupakansuatu hal yang mutlak. Oleh sebab itu,Prolegnas sudah semestinya sesuai denganrencana pembangunan nasional Indonesia.Adapun rencana pembangunan nasionalIndonesia telah digariskan dalam RPJPN 2005-2025. Ia yang menetapkan tahapan dan skalaprioritas pembangunan jangka panjang yangakan menjadi agenda dalam RPJMN. Tahapandan skala prioritas yang ditetapkan dalam

    RPJPN mencerminkan urgensi permasalahankrusial yang hendak diselesaikan dan tentunyatanpa menegasikan permasalahan lainnya.Oleh karena itu, prioritas pembangunandalam setiap tahapan berbeda-beda. Namundemikian, semuanya harus dilaksanakan secaraberkesinambungan dari satu periode ke periodeberikutnya.

    Indonesia akan memasuki tahapRPJMN III dengan sasaran yang ditujukanuntuk memantapkan pembangunan secara

    menyeluruh di berbagai bidang denganmenekankan pada daya saing ekonomiyang kompetitif dengan berlandaskan padakeunggulan sumber daya alam (SDA),sumber daya manusia (SDM) berkualitas,dan peningkatan kemampuan ilmu danteknologi. Sejauh ini, pembangunan hukumnasional dilaksanakan sesuai amanat RPJMNI dan RPJMN II yang menitikberatkan padapeningkatan kesadaran hukum dan penegakanhukum. Arah kebijakan pembangunan hukumpada RPJMN 2010-2014 diarahkan untukmewujudkan penegakan hukum; menjagaketertiban umum; dan meningkatnya

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    6/24

    - 4 -

    penghormatan, perlindungan, dan pemenuhanHAM. Berbagai arah kebijakan ini kemudiandikonkritkan ke dalam sejumlah strategi: (a)peningkatan efektivitas dan kualitas peraturanperundang-undangan; (b) peningkatan kualitasdan integritas SDM hukum; (c) pembenahanhubungan dan penguatan koordinasi antar-

    kelembagaan hukum; dan (d) peningkatankesadaran hukum di seluruh instansipemerintah baik di tingkat pusat maupundaerah. Pada tahap RPJMN III, pembangunanhukum nasional ditujukan untuk semakinmengembangkan kesadaran dan penegakanhukum dalam berbagai aspek kehidupan,serta meningkatkan profesionalisme aparaturnegara di pusat dan daerah agar makin mampumendukung pembangunan nasional.

    Sasaran pembangunan nasional di atasmenggambarkan bahwa pembangunan dibidang hukum ditekankan pada dua aspek,yakni kesadaran hukum sebagai aspek preventifdan penegakan hukum sebagai aspek represif.Berdasarkan tahapan sasaran pembangunanjangka panjang dan menengah nasionaldalam RPJMN III yang telah diuraikan makadapat disimpulkan beberapa poin pentingdalam rencana pembangunan hukum jangkamenengah nasional periode 2015-2019, yakni(a) menciptakan penegakan hukum yangberkualitas dan berkeadilan; (b) meningkatkan

    kontribusi hukum untuk peningkatan dayasaing ekonomi bangsa; dan (c) meningkatkankesadaran hukum di segala bidang.

    Dengan demikian, penyusunan arahkebijakan dan strategi pembangunan bidanghukum dalam lima tahun ke depan menjadisangat penting untuk memerhatikan aspekdaya saing perekonomian. Kaitan daya saingekonomi dengan hukum sendiri memilikibeberapa kendala, antara lain belum banyaknyareferensi yang mengaitkan korelasi antara daya

    saing ekonomi dengan hukum, serta aspekpembangunan hukum yang luas dan kompleksakan tereduksi jika hanya dikaitkan denganaspek ekonomi, yang lazimnya merupakanranah hukum perdata. Oleh karenanya,dibutuhkan elaborasi mengenai kaitan hukumdengan daya saing perekonomian.

    PenutupPenyusunan Prolegnas selama ini

    masih banyak mengandung kelemahan dan

    menimbulkan persoalan. Salah satunya,Prolegnas selama ini masih sekedar daftarRUU yang ingin dibahas dan bukan program

    yang diarahkan untuk mendukung pencapaiantujuan pembangunan nasional.

    Dalam menetapkan arah kebijakanProlegnas Jangka Menengah 2015-2019, DPRRI melalui Baleg diharapkan memperhatikanrencana pembangunan nasional Indonesia yangtelah digariskan dalam RPJMN III 2015-2019.

    Sasarannya ditujukan untuk memantapkanpembangunan secara menyeluruh di berbagaibidang dan menekankan daya saing ekonomiyang berlandaskan pada keunggulan SDA,SDM berkualitas, dan peningkatan kemampuanilmu dan teknologi. Hal lain terkait dengankebutuhan untuk menggunakan kriteria bakuuntuk menjamin RUU yang masuk daftarprioritas memiliki standar yang sama.

    ReferensiHenry Campbell Black, Blacks Law Dictionary

    4th Ed. Rev., West Publishing CO, St.PaulMinn, 1968.

    Wicipto Setiadi, Makalah Diskusi: Konsep danStrategi Penyusunan Prolegnas, Makalahdisampaikan pada Diskusi di Gedung SetjenDPR RI Jakarta pada Selasa 4 November2014.

    Wicipto Setiadi, Makalah Diskusi:Implementasi Regulasi dan KebijakanReformasi Birokrasi Nasional Yang EfektifYang Mewujudkan Pemerintahan Yang

    Berkeadilan, Makalah disampaikan padaPertemuan Puncak Reformasi BirokrasiNasional di Hotel JS Luwansa Jakarta pada9 September 2014.

    Laporan Singkat Rapat Koordinasi BadanLegislasi Dengan Panitia Perancang UUDPD RI Dalam Rangka PenyusunanProgram Legislasi Nasional (Prolegnas)RUU Prioritas Tahun 2014 pada Rabu 4Desember 2013.

    Laporan Singkat Rapat Kerja Badan Legislasi

    Dengan Menteri Hukum dan HAM dalamrangka penyusunan Prolegnas RUUPrioritas Tahun 2014 Tanggal 10 Desember2013.

    Direktorat Hukum dan HAM/Bappenas,Background Study RPJMN 2015-2019Bidang Pembangunan Hukum Nasional,Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/Badan PerencanaanPembangunan Nasional (Bappenas),Jakarta, 2013.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    7/24

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    8/24

    - 6 -

    29 Oktober 2014, Menteri Luar NegeriRetno LP Marsudi menyatakan siap untukmenjadikan Indonesia sebagai poros maritimdunia dan akan mempromosikannya di forainternasional, seperti di KTT APEC, KTTASEAN, dan G-20 pada bulan November 2014yang dihadiri oleh Indonesia. Kajian singkat

    ini mencoba membahas apa saja yang perludiperhatikan oleh Indonesia dalam upayamenuju poros maritim dunia.

    Menjadikan Indonesia sebagaiNegara Maritim

    Terlebih dahulu perlu dipahamipengertian negara maritim, mengingat adanyapandangan bahwa meskipun Indonesiamemiliki sejumlah prasyarat untuk menjadikekuatan maritim, sebagaimana yangditetapkan oleh para ahli strategi maritimseperti Alfred Thayer Mahan dan Geoffrey Till,akan tetapi hingga saat ini Indonesia belummenjadi negara maritim. Status Indonesiabarulah sebatas negara kepulauan setelahberlakunya Konvensi Hukum Laut PBB(UNCLOS) 1982 pada 16 November 1994.

    Pakar Hukum Laut Hasjim Djalalmengemukakan bahwa negara maritimtidak sama dengan negara kepulauan.Negara maritim adalah negara yang mampumemanfaatkan laut, walaupun negara tersebut

    mungkin tidak punya banyak laut, tetapimempunyai kemampuan teknologi, ilmupengetahuan, peralatan, dan lain-lain untukmengelola dan memanfaatkan laut tersebut,baik ruangnya maupun kekayaan alamnyadan letaknya yang strategis. Oleh karena itu,banyak negara kepulauan atau negara pulauyang tidak atau belum menjadi negara maritimkarena belum mampu memanfaatkan lautyang sudah berada di dalam kekuasaannya.

    Sebaliknya, banyak negara yang tidak

    mempunyai laut atau lautnya sangat sedikittetapi mampu memanfaatkan laut tersebutuntuk kepentingannya, misalnya Singapura.Negeri Belanda yang lautnya sangat kecilmampu menjelajahi Samudera Hindia danmenjajah Indonesia hingga ratusan tahun.Indonesia, menurut Hasjim Djalal, adalahnegara kepulauan yang kini sedang menujukembali atau bercita-cita menjadi negaramaritim karena di masa lalu pernah menjadinegara maritim seperti di zaman Sriwijaya

    dan Majapahit. Di masa itu, bangsa Indonesiamalah menjelajah jauh sampai ke AfrikaTimur (Madagaskar) dan ke Pasifik Selatan.

    Ini artinya, jika Indonesia ingin

    menjadi poros maritim dunia, terlebihdahulu Indonesia harus berupaya menjadinegara maritim. Untuk menjadi negaramaritim, menurut Hasjim Djalal, Indonesiaharus mampu mengelola dan memanfaatkankekayaan dan ruang lautnya, antara lain:mengenal berbagai jenis laut Indonesia

    dengan berbagai ketentuannya; mengenaldan menghormati hak-hak internasional atasperairan Indonesia; mampu menghapuspraktik ilegal dan mencegah segala macambentuk pelanggaran hukum di wilayahperairan Indonesia dan juga di daerahkewenangannya; mampu menetapkan danmengelola perbatasan maritim dengan negaratetangga dan menjaga keamanannya; mampumenjaga keselamatan pelayaran yang melaluiperairan Indonesia; mampu memanfaatkankekayaan alam dan ruang di luar perairanIndonesia seperti di laut bebas dan di dasarlaut internasional. Singkatnya, negara maritimIndonesia selain harus mampu memanfaatkansemua unsur kelautan di sekelilingnya untukkesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa,juga harus mampu menghadirkan kekuatankeamanan laut yang memadai, semacam seaand coast guard, guna menjaga keamananperairan Indonesia dari berbagai tindakpelanggaran hukum.

    Merespons PermasalahanKeamanan Maritim Kawasan

    Jika dielaborasi lebih jauh, untukmenjadi negara dan poros maritim, Indonesiajuga harus merespons dan turut mencari solusiatas berbagai permasalahan keamanan maritimkawasan. Posisi Indonesia sebagai negarakepulauan yang berada di persimpangandua samudera (Hindia dan Pasifik), dimanasebagian dari wilayah perairannya yang luasmenjadi jalur perlintasan maritim dunia,

    membuat Indonesia tidak bisa mengabaikanpermasalahan keamanan kawasan yangterkait dengan maritim. Ini artinya, selainIndonesia harus menjamin keamanan maritimdi perairan yurisdiksinya, Indonesia jugaharus peduli dan menaruh perhatian terhadapberbagai permasalahan keamanan maritimkawasan (khususnya yang mengemukadi kawasan Asia Tenggara), karena jikapermasalahan keamanan maritim tersebuttidak tertangani dengan baik maka akan

    berimplikasi juga terhadap Indonesia.Sengketa perbatasan maritim yanghingga kini masih terjadi di antara sejumlahnegara kawasan dan belum tuntas diselesaikan

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    9/24

    - 7 -

    secara damai adalah salah satu permasalahanyang perlu mendapatkan perhatian serius.Sengketa teritorial di Laut China Selatanyang melibatkan sejumlah negara anggotaASEAN (Malaysia, Vietnam, Filipina, danBrunei Darussalam) dengan Tiongkok, yangdalam tahun-tahun belakangan ini kembali

    memanas, adalah salah satunya. Meskipunbukan menjadi bagian dari negara yangbersengketa, Indonesia perlu menjadi bagiandari pencarian solusi damai atas masalahtersebut.

    Permasalahan keamanan maritimlainnya yang juga perlu mendapatperhatian adalah ancaman-ancaman non-konvensional, terutama yang datang dariberbagai tindak kejahatan transnasional,yang secara langsung juga mengancamwibawa dan wilayah negara, diantaranyaadalah perompakan dan pembajakan, sertaterorisme maritim. Perairan Asia Tenggara,khususnya Selat Malaka, merupakan jalurpelayaran yang cukup penting dan strategisyang menghubungkan wilayah Asia denganEropa dan Timur Tengah. Semakin banyaknyapelayaran internasional, terutama kapal-kapaldagang dan tanker minyak manca negara yangmelintas di wilayah perairan Asia Tenggara,dapat mengundang perhatian kelompok-kelompok atau pihak-pihak tertentu yang

    berniat melakukan tindak kejahatan untukmelakukan perompakan atau pembajakan.

    Kemungkinan bagi terjadinya terorismemaritim juga perlu menjadi perhatianmeskipun belum menjadi ancaman nyata saatini. Namun sulit disangkal bahwa perairanAsia Tenggara sangat rawan. Semakinbanyaknya pelayaran kapal-kapal dagang diwilayah ini dapat mengundang organisasiteroris melakukan perompakan, baikuntuk penggalangan dana maupun sekedar

    menebarkan iklim ketidakpastian. Meskipunkebanyakan perompakan dan pembajakan diperairan kawasan ini lebih berorientasi padaaspek ekonomi, namun bisa saja orientasitersebut bergeser ke arah ideologi danterorisme. Potensi bagi terjadinya terorismecukup besar, mengingat di kawasan ini jugaterdapat kelompok-kelompok militan yangsuatu saat bisa saja menebar ancaman dilautan.

    Perairan Asia Tenggara yang kaya akan

    sumber daya perikanan, terutama di perairanIndonesia juga menjadi daya tarik tersendiribagi pihak-pihak tertentu, termasuk asing,untuk melakukan penangkapan ikan secara

    ilegal (illegal fishing). Perairan Indonesia yangrawan dari kegiatan illegal fishing tersebutmenyebar mulai dari perairan utara Aceh,Laut Natuna, Laut Sulawesi, Samudera Hindiabagian selatan, Laut Aru (Maluku), hinggaLaut Arafura di sekitar Papua. Berbagai carailegal dilakukan oleh nelayan lokal maupun

    asing untuk mengeksplorasi sumber dayaperikanan Indonesia ditengah keterbatasanpengawasan aparat dan armada kapal patroliIndonesia.

    Aktivitas penyelundupan, baik barangmaupun orang, yang dilakukan melalui jalurlaut sudah tentu juga menjadi persoalanserius bagi keamanan maritim. Hal ini tidakmengherankan mengingat transportasilaut masih menjadi andalan utama dalamlalu-lintas perdagangan dunia, di manasepertiganya melalui Selat Malaka yang jugamenjadi bagian dari perairan Indonesia.Ini artinya, pada saat yang bersamaanaktivitas penyelundupan berpotensi untukterjadi, seperti penyelundupan senjata apiilegal, narkoba, bahan bakar minyak, hinggamanusia. Permasalahan lingkungan jugamenjadi isu penting yang perlu diperhatikanmengingat kondisi lingkungan hidup,termasuk di laut, dari hari ke hari semakinmenunjukkan penurunan kualitas yang cukupsignifikan.

    Kepentingan negara-negara luarkawasan atas wilayah perairan Asia Tenggarajuga perlu menjadi perhatian. Kepentinganutama bagi negara-negara luar kawasan,terutama Tiongkok, Jepang dan AmerikaSerikat, adalah kepastian akses dan/atauketersediaan sumber daya. Bagi mereka, alurlaut di perairan Asia Tenggara, termasuk AlurLaut Kepulauan Indonesia (ALKI), hampirtidak tergantikan. Perubahan rute ke SelatLombok atau Selat Sunda saja, misalnya,

    akan membawa beban finansial tambahanbagi mereka. Ini artinya, kepentingan negara-negara luar kawasan terhadap perairanAsia Tenggara juga harus diantisipasi dandirespons oleh Indonesia.

    Diplomasi Ekonomi MaritimDi bidang diplomasi, Indonesia juga

    perlu mengarahkan sasaran diplomasinyauntuk mendukung pencapaian sebagainegara maritim dan poros maritim. Terkait

    dengan hal ini, diplomasi ekonomi maritimmenjadi sebuah keharusan bagi Indonesia.Saat ini, tidak ada satu negara pun yangtidak mengutamakan diplomasi ekonomi.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    10/24

    - 8 -

    Semua hubungan antarnegara pada akhirnyaberujung pada hitung-hitungan ekonomi.Diplomasi ekonomi diharapkan dapatmenopang upaya pemerintah menciptakanperekonomian nasional yang lebih mandiridan kompetitif. Untuk itu, sasaran diplomasiharus diarahkan untuk mendorong

    penguatan kerja sama internasional yangdapat mendayagunakan segenap potensiIndonesia sebagai negara kepulauan secaradinamis. Dalam konteks ini, Indonesia perlumenempatkan keberadaan lautnya sebagaisuatu keunggulan komparatif dan kompetitifdalam melakukan hubungan dengan bangsa-bangsa di dunia.

    Potensi nilai total ekonomi sektorkelautan dan perikanan Indonesia yangmencapai lebih 1 triliun dollar AS (Koran

    Tempo, 5 Oktober 2013) tentu merupakansuatu modal yang lebih dari cukup untukmelaksanakan diplomasi ekonomi maritim.Diplomasi ekonomi maritim harusditerjemahkan ke dalam langkah-langkahkonkret yang mengonsolidasikan semua kerjasama internasional yang dapat mendorongpemanfaatan semua potensi dan kekayaanlaut Indonesia. Mengingat sektor perikananmerupakan salah satu pilar ekonomi nasional,maka diplomasi ekonomi perlu ditekankanpada upaya peningkatan nilai tambah sektorperikanan Indonesia, antara lain denganmerumuskan suatu strategi khusus untukmenembus pasar internasional bagi eksporperikanan Indonesia.

    Selain memprioritaskan pemanfaatanhasil kelautan, diplomasi ekonomi maritimdiharapkan dapat mendorong penguataninvestasi asing yang dapat menunjangpembangunan di bidang kelautan maupunmeningkatkan daya dukung infrastrukturkelautan untuk memanfaatkan sumber daya

    laut secara baik. Menarik investasi asing dibidang transportasi, pelabuhan, komunikasi,pertambangan, dan pengembangan energialternatif di sektor kelautan harus menjadisalah satu sasaran utama diplomasi ekonomimaritim.

    KesimpulanUntuk menuju poros maritim, terlebih

    dahulu Indonesia harus berupaya danmemperkuat statusnya ke arah negara

    maritim. Untuk itu, Indonesia harus mampumemanfaatkan semua unsur kelautan disekelilingnya untuk kepentingan nasional.Indonesia juga harus peduli dan meresponsberbagai permasalahan keamanan maritim

    yang mengancam kepentingan nasionaldan stabilitas kawasan, dan terkait halini, utamanya dalam kerangka penegakanhukum di laut, maka pembentukan badankeamanan laut semacam sea and coast guardmenjadi suatu keharusan bagi Indonesia.Diplomasi ekonomi maritim juga perlu

    menjadi perhatian dalam upaya mendukungpencapaian Indonesia sebagai negaramaritim dan poros maritim dunia, antaralain dengan mengonsolidasikan semua kerjasama internasional yang dapat mendorongpemanfaatan semua potensi dan kekayaanlaut Indonesia.

    Referensi:Budi Kurniawan Supangat and Dimas

    Muhamad, Defining Jokowis vision of

    a maritime axis, The Jakarta Post, 21Oktober 2014.Chandra Motik, Hasjim Djalal, Negara

    kepulauan menuju Negara maritim:75 tahun Prof. Dr. Hasjim Djalal, MA,Jakarta: Lembaga Laut Indonesia, 2011.

    Hadiri Tiga Forum Internasional, JokowiAkan Kenalkan Poros Maritim Dunia,Kompas.com, 7 November 2014,http://nasional.kompas.com/read/komentar/2014/11/07/18495041/Hadiri.Tiga.Forum.Internasional.Jokowi.Akan.Kenalkan.Poros.Maritim.Dunia - diakses8 November 2014.

    Ini yang Diinginkan Jokowi dalamWujudkan Poros Maritim Dunia,Kompas.com, 4 November 2014,http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/11/04/19385871/Ini.yang.Diinginkan.Jokowi.dalam.Wujudkan.Poros.Maritim.Dunia - diakses 8November 2014.

    Menlu Bertekad Wujudkan Poros Maritim,

    Republika, 29 Oktober 2014.Naskah Pidato Perdana Presiden Joko

    Widodo, Vivanews.co.id, 20 Oktober2014, http://politik.news.viva.co.id/news/read/549650-ini-naskah-pidato-perdana-presiden-joko-widodo - diakses27 Oktober 2014.

    Potensi Kelautan dan Perikanan IndonesiaUS$ 1,2 T, Koran Tempo, 5 Oktober2013.

    Robert Cribb, Michele Ford, editors,Indonesia

    beyond the Waters Edge: Managing anArchipelagic State, Publisher: Institute ofSoutheast Asian Studies, 2009.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    11/24

    - 9 -

    Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI

    www.dpr.go.idISSN 2088-2351

    Vol. VI, No. 21/I/P3DI/November/2014KESEJAHTERAAN SOSIAL

    Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini

    MEDIA SOSIAL DAN TANTANGANMEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT

    Sulis Winurini*)

    Abstrak

    Media sosial pada hakikatnya hadir dalam kehidupan manusia untuk memudahkan

    manusia memenuhi kebutuhannya berinteraksi dengan manusia lainnya. Namun,

    ibarat pedang bermata dua, kebebasan berekspresi yang disediakan media sosial justru

    menyeret pengguna untuk semakin impulsif dan tidak peka terhadap sesama. Kebebasan

    tersebut bahkan sering kali berujung pada tindakan hukum karena telah merugikan

    pihak lain. Bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia menyikapi dunia yang baru

    ini secara bijak dan bagaimana pula pemerintah menerapkan aturan main yang jelas

    merupakan tantangan tersendiri yang harus segera dicarikan solusinya dalam rangka

    mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat di masa yang akan datang.

    PendahuluanKehadiran internet menandai pesatnya

    perkembangan umat manusia lebih dari satudekade ini. Melalui internet, terjadi revolusipada cara manusia berinteraksi dengan manusialainnya, misalnya terkait dengan penggunaanmedia sosial. Media sosial pun menjadiruang baru bagi manusia untuk mewujudkaneksistensinya.

    Animo masyarakat terhadap penggunaanmedia sosial terus meningkat dari tahun ketahun. Di Indonesia, berdasarkan data dariKemenkominfo (2013), pengguna internet saat

    ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut,95%-nya menggunakan internet untuk mengaksesjejaring sosial. Mengutip merdeka.com, datadari Global Web Index turut menegaskan bahwaIndonesia merupakan negara yang warganyatergila-gila dengan media sosial. Sebagaigambaran, persentase aktivitas jejaring sosial diIndonesia mencapai 79,72%, tertinggi di Asia.

    Indonesia pun diramal menjadi negara asal

    pengguna media sosial paling aktif dan palingbesar dari segi jumlah.

    Pada kenyataannya, media sosial ibaratpedang bermata dua. Di satu sisi bermanfaatdalam menunjang pertukaran informasi. Namun,di sisi lain turut menimbulkan efek samping

    yang kurang disadari sebelumnya. Tidak bisadipungkiri, berkembangnya media sosial turutdiikuti peningkatan kasus-kasus kriminalitas(cybercrime). Melalui Antara News, KasubditCybercrime Polda Metro Jaya, Ajun Kombes

    Polisi Hilarius Duha menyebutkan bahwadi Indonesia kejahatan melalui dunia mayameningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 inisaja sudah terjadi peningkatan kasus hingga 60%.Tempo.co memberitakan bahwa dari sejumlahkasus yang ditangani Satuan Cybercrime PoldaMetro Jaya, 30% dari kasus yang dilaporkanadalah kasus pencemaran nama baik.

    *) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), SekretariatJenderal DPR RI. E-mail: [email protected].

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    12/24

    - 10 -

    Beberapa kasus cybercrime terkaitpencemaran nama baik yang pernah terangkat olehmedia, diantaranya adalah Prita Mulyasari yangditahan karena emailyang berisi keluhan layananRS Omni; Iwan Piliang, seorang pewarta yangdilaporkan anggota DPR karena menulis artikel

    via mailinglistyang berisi pencemaran nama baik;Ujang Romansyah dan Farah yang dilaporkan

    temannya karena melakukan penghinaanmelalui Facebook; Ibnu Rachal Farhansyah yangdilaporkan masyarakat karena menulis status

    yang memicu konflik melalui Facebook pada saatmasyarakat Bali menggelar ritual Nyepi; DennyIndrayana yang dilaporkan OC Kaligis karenadianggap telah melakukan pencemaran nama

    baik dan penghinaan dengan menyebut advokatpembela koruptor adalah koruptor; Lalu Masm,seorang dosen di IKIP Mataram yang dilaporkankerap menuliskan hinaan kepada Rektor IKIP

    melalui Facebook. Kasus terbaru adalah FlorenceSihombing yang sempat ditahan karena dianggapmenghina warga Yogyakarta melalui akun Path;Muhammad Arsyad, remaja yang menghinaPresiden Joko Widodo melalui Facebook; sertaErvani Emihandayani, seorang ibu rumah tangga

    yang ditetapkan sebagai tersangka setelahmengungkapkan perasaannya tentang masalahkantor suaminya melaluiFacebook.

    Kasus-kasus tersebut di atas memperlihatkanbahwa pencemaran nama baik di media sosial bisadilakukan oleh siapapun, dari kalangan manapun,

    terlepas dari berapa usianya, apa profesinya,apa status pendidikannya, dan lain sebagainya.Kasus-kasus tersebut di atas hanya representasidari kasus-kasus serupa lainnya yang jumlahnyamungkin jauh lebih banyak daripada yangterungkap, mengingat ada banyak kasus tidakdilaporkan. Satu hal yang dapat ditarik melaluipermasalahan tersebut diatas adalah meluasnyapenyakit di dalam perilaku sosial masyarakatIndonesia saat ini dan menjauhnya masyarakatIndonesia dari nilai-nilai Pancasila.

    Mengacu pada hasil telaah Sriamin (2010),nilai-nilai dalam Pancasila memproyeksikankonsep masyarakat sehat dari Erich Fromm.

    Ada suatu analogi dari sila-sila Pancasila dengankebutuhan-kebutuhan yang seharusnya diambiloleh manusia untuk menerapkan eksistensinyadi dunia ini. Dalam hal ini, apabila masyarakatIndonesia memilih kebutuhan-kebutuhan yang

    benar, yaitu dengan mengamalkan nilai-nilaiPancasila dalam kehidupan sehari-hari, makamereka akan memiliki mental yang sehat. Kasus-kasus pencemaran nama baik yang menjadi

    permasalahan di dalam media massa merupakantantangan bagi masyarakat Indonesia untukmenerapkan eksistensinya untuk berada padakondisi masyarakat sehat. Berdasarkan uraian

    permasalahan yang ada, tulisan ini akanmenguraikan tentang bagaimana tantangan

    yang diberikan media sosial dalam mewujudkanmasyarakat Indonesia yang sehat mengacupada konsep masyarakat sehat Erich Fromm,serta bagaimana peran pemerintah selama inimenyikapi tantangan tersebut.

    Media Sosial dan TantanganMewujudkan Masyarakat Sehat

    Internet dapat mengembangkan ruanggerak kehidupan baru bagi masyarakat. Tanpadisadari, masyarakat telah hidup dalam duakehidupan, yakni kehidupan masyarakat nyatadan masyarakat maya (Kusumaningtyas, 2010).Sedikitnya waktu yang dimiliki individu untuk

    berinteraksi dengan individu lainnya menjadipermasalahan bagi masyarakat modern saat ini.Dunia maya menjadi alternatif bagi manusia

    modern untuk memenuhi kebutuhannya, yaitukebutuhan untuk terikat pada lingkungannya,untuk bersatu dengan individu lainnya.

    Berbeda dengan dunia nyata, duniamaya tidak lagi mengenal batas jarak, ruangdan waktu. Individu dapat dengan mudah

    berinteraksi dengan individu di belahan dunialain tanpa harus berada di tempat tersebut.Media sosial menjadi wadah bagi individu-individu maya untuk berkumpul, berbagi, atau

    berinteraksi satu sama lain. Hampir semuakegiatan interaksi sosial (tentunya bukan

    yang terkait dengan interaksi fisik) dilakukanmelalui media sosial. Tanpa batas, jarak,ruang dan waktu, keberadaan dunia maya

    yang direpresentasikan melalui media sosialmemberikan kebebasan yang kemudian diikutioleh eforia bagi penggunanya.

    Kebebasan berekspresi seringkali menjadisemangat bagi individu-individu maya untukterus bertahan di media sosial. Kondisi interaksi

    yang tidak menuntut tatap muka denganlawan bicara memancing individu untuk lebih

    berani mengungkapkan ide. Notar, Padgett danRoden (2013) menyebutkan bahwa anonimitas,keamanan serta kenyamanan berada di

    belakang layar komputer, membantu individumembebaskan diri dari nilai-nilai tradisional

    yang dianggap membatasi, yaitu dalam bentuktekanan sosial, etika, moralitas, untuk bersikapdan berperilaku secara normatif.

    Akan tetapi, kebebasan berekspresiyang disediakan oleh dunia maya bisa menjadijebakan bagi individu. Keinginan individuuntuk terikat dengan individu lainnya melalui

    media sosial bisa menghasilkan sesuatu yangkontradiksi. Kondisi interaksi yang diciptakandunia maya berpeluang membuat manusiauntuk memilih kebutuhan narsis, yaitu

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    13/24

    - 11 -

    kebutuhan untuk mementingkan diri sendiri,mengacuhkan keberadaan orang lain. Kondisiini tergambar dari bagaimana pengguna semakinimpulsif mengungkapkan ide dan perasaannyatanpa memperhatikan etika-etika yang berlaku.

    Pada banyak kasus, media sosial seringdijadikan wadah untuk saling menjelekkan ataumenyindir satu sama lain tanpa memikirkan

    situasi dan kondisi orang atau kelompok yangsedang diejek dan tanpa mengulas permasalahan

    yang sesuangguhnya. Situasi seperti ini dapatberlangsung secara intens, dimanapun dankapanpun itu. Informasi-informasi yangdisediakan menjadi sangat transparan,memancing reaksi individu lain sebagai bagiandari komunitas dunia maya. Situasi seperti inikemudian melahirkan apa yang dinamakancyberbullying atau cyberharrassment yang

    bisa dilakukan oleh siapapun yang bahkan tidak

    memiliki riwayat kekerasan sekalipun.Sayangnya, fenomena seperti ini, yaitumengungkapkan semua perasaan ke media sosialtanpa etika, sering dianggap banyak orang sebagaisesuatu yang lumrah terjadi di dalam kehidupan.Muhammad Arsyad ketika ditanya oleh KarniIlyas dalam tayangan Indonesia Lawyer Club,Minggu 9 November 2014 lalu, tentang risihatau tidaknya menampilkan gambar yang tidaksenonoh di media sosial dan tentang apakah iatahu bahwa itu sesuatu yang salah atau tidak,ia terdiam sesaat lalu menjawab bahwa banyak

    orang juga melakukan hal yang sama.Siapapun Muhammad Arsyad, pada

    kenyataannya, apa yang dipikirkan olehnya jugadialami oleh banyak pengguna media sosial. Salahsatu fenomena yang menguatkan pernyataantersebut adalah mudahnya pengguna mediasosial ikut bereaksi secara negatif, mengikuti aruskampanye hitam yang dilakukan oleh oknumtertentu pada saat Pilpres 2014. Fenomenatersebut, yang terjadi secara intens dan dilakukanoleh sebagian besar pengguna media sosial,

    menjelaskan bahwa telah terjadi pergeserannilai yang ada di Indonesia, yaitu nilai-nilaiyang tertanam dalam Pancasila terkait respek,tanggung jawab, dan pemahaman timbal balikdalam hubungan antarmanusia.

    Apabila permasalahan ini dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi, maka masyarakat Indonesiaakan sulit mewujudkan kondisi masyarakatsehat. Masyarakat sehat, menurut Fromm (1955),adalah masyarakat dimana manusia berhubungansatu sama lain dengan penuh cinta, dimana ia

    berakar dalam ikatan-ikatan persaudaraan dan

    solidaritas, suatu masyarakat yang memberinyakemungkinan untuk mengatasi kodratnya denganmenciptakan bukan dengan membinasakan,dimana setiap orang mencapai pengertian tentang

    diri dengan menjadi subjek atas kemampuan-kemampuannya, bukan dengan konformitas,dimana terdapat suatu sistem orientasi dankesetiaan tanpa perlu mengubah kenyataandan memuja berhala. Bagi bangsa Indonesia,perwujudan kebutuhan-kebutuhan ini tercermindi dalam nilai-nilai Pancasila.

    Kebebasan berekspresi tanpa

    memperhatikan etika telah memperlihatkanbahwa banyak pengguna media sosial lebihmemilih untuk mementingkan diri sendiri atau

    bereaksi atas dasar pikiran dan perasaannyasendiri, daripada menciptakan hubunganantarmanusia yang penuh dengan cinta.Menurut Fromm (1955), apa yang dipilih olehsebagian besar manusia akan menentukan corakmasyarakat dimana ia bertempat tinggal. Corakmasyarakat yang terbentuk ini, sebaliknya,akan mempengaruhi tingkat perkembangan

    individu yang bersangkutan. Dengan demikian,apabila sebagian besar masyarakat Indonesiaterus berada pada pilihannya tersebut, maka

    bukan tidak mungkin tahap perkembangan yangdicapai masyarakat Indonesia hanya sampaipada kondisi defect, yaitu tahap perkembangan

    yang tidak optimal. Apabila kondisi sepertiini tidak mengalami perubahan, maka kondisitersebut bisa saja menjalar pada kegagalanmencapai kebutuhan-kebutuhan lainnya. Tidakhanya bermasalah pada hilangnya cinta dalamhubungan antarmanusia, tetapi juga lemahnya

    ikatan solidaritas antarmanusia, hilangnyaidentitas sebagai masyarakat yang Pancasilais

    yang ditandai dengan munculnya perilakusaling menghancurkan melalui penyalahgunaanmedia sosial. Ketika kondisi seperti inimemancing sebagian masyarakat lainnya untukmelakukan hal yang sama, maka bisa sajamasyarakat Indonesia berada pada suatu tahapperkembangan neurosa, yaitu sama sekali tidak

    berkembang secara optimal.

    Peran Pemerintah terhadapPerwujudan Masyarakat SehatNegara, dalam hal ini pemerintah,

    memiliki peranan yang sangat penting untukmenciptakan masyarakat yang sehat, yaitudengan memberikan kesempatan bagi warganyauntuk mengembangkan dan merealisasikan diriseutuhnya. Pancasila dan UUD 1945 adalah bukti

    yang diberikan pemimpin-pemimpin terdahuluuntuk menciptakan masyarakat Indonesia yangsehat. Nilai-nilai ini seharusnya menentukancorak kepribadian masyarakat Indonesia.

    Untuk mewujudkan masyarakat sehatmelalui media sosial sesuai dengan Pancasiladan UUD 1945, pemerintah Indonesia telahmengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    14/24

    - 12 -

    2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik(UUITE). Bab Perbuatan yang Dilarang didalam UUITE merepresentasikan batasan-

    batasan dalam berinteraksi melalui media sosial.Untuk pencemaran nama baik, Pasal 27 ayat (3)UUITE menyatakan bahwa setiap orang dilarangmendistribusikan dan/atau mentransmisikandan/atau membuat dapat diaksesnya informasi

    elektronik dan/atau dokumen elektronik yangbermuatan penghinaan dan/atau pencemarannama baik. Konsekuensi atas perbuatan ini adalahsanksi pidana penjara maksimum 6 tahun dan/atau denda maksimum 1 miliar rupiah.

    Apabila dicermati secara mendalam,penafsiran pencemaran nama baik di dalamUUITE belum tercantumkan secara terperinci.Oleh karenanya, bisa dikatakan bahwa batasan-

    batasan berperilaku secara tepat di media sosialbelum terakomodir sepenuhnya melalui UUITE.Untuk mengatasinya, sejauh ini, penafsiranpencemaran nama baik merujuk pada pasal-pasal penghinaan di dalam KUHP. MerujukPasal 310 ayat (1) KUHP, pencemaran nama baikdapat diartikan sebagai perbuatan menyerangkehormatan atau nama baik seseorang denganmenuduhkan sesuatu hal yang maksudnya terangsupaya hal itu diketahui oleh umum.

    Keberadaan peraturan-peraturan tersebutdi atas, pada kenyatannya belum sepenuhnyamemfasilitasi perwujudan masyarakat yangsehat. Banyaknya kasus pelanggaran yang

    terjadi di media sosial menunjukkan minimnyakesadaran masyarakat terhadap konsekuensiatas kebebasan yang dilakukan di dalam mediasosial. Beberapa faktor bisa menjadi penyebab,misalnya keterbatasan pengetahuan masyarakattentang hukum yang berlaku, minimnyapembelajaran yang disediakan masyarakat, dan/atau ketidakjelasan dari peraturan itu sendiri.Disinilah tantangan pemerintah Indonesia yangsesungguhnya, yaitu bagaimana menyikapi setiapfaktor permasalahan tersebut untuk menciptakankondisi masyarakat Indonesia yang sehat.

    PenutupMedia sosial menjadi ujian bagi masyarakat

    Indonesia untuk memperkuat eksistensinyasebagai manusia. Perilaku-perilaku negatif

    yang ditampilkan di media sosial akhir-akhir inimemberi gambaran tentang lunturnya Pancasilasebagai kepribadian masyarakat Indonesia.Untuk menjawab tantangan ini, DPR RI perlumendorong pemerintah untuk: 1) menjadikanpembentukan karakter manusia sebagai salah

    satu prioritas pembangunan yang salah satunyadiwujudkan melalui pendidikan, baik yang

    bersifat formal maupun informal; 2) secaraproaktif melakukan sosialisasi UUITE dan

    peraturan terkait (KUHP tentang Penghinaan),bisa melalui iklan layanan masyarakat dan/ ataukerja sama dengan masyarakat, misalnya dalam

    wujud komunitas media sosial; 3) melaksanakansetiap peraturan secara konsisten.

    Rujukan:Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

    Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE).Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.Erich Fromm, The Sane Society, http://

    historica lunderbel ly . f i les .wordpress .com/2012/12/erich-fromm-the-sane-society.pdf, diakses tanggal 3 November 2014.

    Ratih Dwi Kusumaningtyas, http://eprints.upnjatim.ac.id/439/1/file1.pdf, diaksestanggal 3 November 2014.

    Lukman Sarosa Sriamin .2010. "Pancasila SebagaiLandasan Terbentuknya Sane SocietyFromm. Jurnal Psikobuana, 2010, Vol.1,No.3, 190-198.

    Charles E. Notar, Sharon Padgett, Jessica Roden,Cyberbullying: A Review of the Literature,

    w w w . h r p u b . o r g / d o w n l o a d / 2 0 1 3 0 6 /ujer.2013.010101.pdf, diakses pada tanggal 3November 2014.

    Kominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63juta orang, 2013, http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.VFdEhha94Vk,

    diakses tanggal 3 November 2014.Pria ini ditangkap Mabes Polri Setelah Bully

    Jokowi, http://news.okezone.com/read/2014/10/28/337/1058075/pria-ini-ditangkap-mabes-polri-setelah-hina-jokowi,diakses tanggal 3 November 2014.

    Kejahatan Siber Meningkat 60 Persen, http://www.antaranews.com/berita/462931/kejahatan-siber-meningkat-60-persen,diakses tanggal 10 November 2014.

    Polisi Tangani 600 Kejahatan Online PerTahun, http://www.tempo.co/read/

    news/2013/04/15/064473563/Pol is i -Tangani-600-Kejahatan-Online-Per-Tahun,diakses tanggal 10 November 2014.

    25 Kasus di Media Sosial yang Berujung keRanah Hukum, http://baranews.co/web/read/20541/25.kasus.status.di .media.sosial.yang.berujung.ke.ranah.hukum#.

    VGBEUsm94Vk, diakses tanggal 10November 2014.

    Curhat di Facebook Soal Masalah KantorSuami, Ibu Rumah Tangga Jadi

    Tersangka, http://regional.kompas.com/read/2014/10/31/13380411/Curhat.di.Facebook.soal.Masalah.Kantor.Suami.Ibu.Rumah.Tangga.Jadi.Tersangka, diaksestanggal 10 November 2014.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    15/24

    - 13 -

    Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI

    www.dpr.go.idISSN 2088-2351

    Vol. VI, No. 21/I/P3DI/November/2014EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

    Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini

    KEBIJAKAN BBM BERSUBSIDIDAN RENCANA KENAIKANNYA

    Mandala Harefa *)

    Abstrak

    Permasalahan subsidi BBM telah lama mengakar dalam sistem penganggaran

    negara. Beban subsidi BBM yang ditanggung APBN terus meningkat sehinggaruang

    fiskal untuk pembangunan semakin menyempit. Akibat jauhnya, penyediaan

    infrastruktur dasar bagi masyarakat dan kegiatan ekonomi terus melambat. Dengan

    demikian, dampak subsidi BBM tidak sebanding dengan dampaknya akibat tidak

    tepat sasarannya kebijakan ini. Bahkan akibat disparitas harga BBM dalam negeri,

    BBM menjadi komoditas yang sangat rawan diselundupkan. Dengan demikian,

    melalui kebijakan pengurangan subsidi ini, pemerintah hendaknya memiliki

    perencanaan dan program untuk kebijakan alokasi anggaran yang lebih produktif

    dan tepat sasaran, terutama bagi masyarakat miskin.

    PendahuluanPemerintahan Jokowi-JK sedang menyusun

    rencana dalam merealisasikan kenaikanharga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.Penjelasan terakhir dari Menteri KeuanganBambang Permadi Soemantri Brodjonegoro,menegaskan bahwa pemerintah akan menaikkanharga BBM bersubsidi sebelum 1 Januari 2015.Ini artinya, harga BBM akan mengalami kenaikanpada tahun ini seperti rencana semula sebesarRp3.000 per liter.

    Kebijakan tersebut memang sangatberisiko dan tidak populis karena akan memicugejolak sosial. Pemerintah harus memiliki alasankuat untuk menerapkan kebijakan tersebut.Selain itu pemerintah hendaknya memilikiskenario perencanaan dalam kenaikan hargaBBM bersubsidi, serta bagaimana kebijakan

    kompensasi dan antisipasi dampaknya bagimasyarakat kecil secara langsung. Sebelummelakukan pemotongan subsidi denganmenaikan harga BBM, pemerintah sudah harusmempersiapkan perencanaan, bagaimana sistemsubsidi langsung yang lebih terarah dan tepatsasaran.

    Terkait dengan rencana kenaikan hargaBBM, pemerintah akan menyiapkan programbantuan sosial bagi masyarakat miskin. Besaran

    dana yang disiapkan Rp5 triliun di 2014 danmeningkat menjadi Rp5 triliun di 2015. Danabantuan ke masyarakat akibat kenaikan BBMbersubsidi akan diberikan lewat Kartu IndonesiaPintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) danKartu Masyarakat Sejahtera (KMS). Namundemikian, pemerintah perlu menyiapkan

    *) Peneliti Madya Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi(P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI. E-mail: [email protected].

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    16/24

    - 14 -

    skenario perencanaan lain akibat kenaikan BBMyang berdampak terhadap angka inflasi denganmelonjaknya harga barang-barang pokok.

    Skenario Kenaikan Harga BBMBila melihat perkembangan harga BBM

    bersubsidi, Pemerintahan SBY periode tahun2004-2009, telah memutuskan 3 (tiga) kali

    kenaikan harga BBM yaitu pada tanggal 1 Maret2005 dan tanggal 1 Oktober 2005 serta tanggal24 Mei 2008 dan 2 (dua) kali penurunan hargabersubsidi BBM, yaitu pada tanggal 1 Desember2008 dan tanggal 15 Desember 2008. Kebijakanyang diambil pada saat itu memiliki alasan yangsangat mendesak di mana harga rata-rata minyakmentah Indonesia pada tahun 2005 mencapaiUSD 53,44/barel atau naik 186,5 persen lebihtinggi dibanding harga minyak tahun 2003sebesar USD 28,65/barrel. Pada tanggal 1 Maret

    2005, pemerintah memutuskan menaikkan hargabersubsidi BBM dengan rincian harga bensinpremium Rp2.400/liter, harga minyak tanahRp2.200/liter (314,3 persen dari harga tahun2003), harga minyak solar Rp2.100/liter.

    Walaupun sudah menaikkan hargabersubsidi BBM sebanyak 2 (dua) kali dengantingkat kenaikan tertinggi dalam sejarah kenaikanharga BBM, realisasi subsidi BBM tahun 2005meningkat menjadi Rp95,6 triliun atau 138,6persen dibanding realisasi subsidi BBM tahun

    2004 sebesar Rp69 triliun. Realisasi penerimaanminyak bumi tahun 2005 mencapai Rp72,8triliun sehingga setelah dikurangi realisasi subsidiBBM terdapat defisit sebesar Rp22,8 triliun.

    Pada tanggal 15 Januari 2009, pemerintahmemutuskan penurunan kembali harga bersubsidiBBM setelah sebelumnya secara berturut-turutmenurunkan harga bersubsidi BBM pada tanggal1 dan tanggal 15 Desember 2008 sehingga harga

    bersubsidi bensin premium menjadi Rp4.500/liter (turun 10 persen), harga minyak tanahtetap Rp2.500/liter dan harga minyak solarmenjadi Rp4.500/liter (turun 6,25 persen).

    Harga rata-rata minyak mentah Indonesiapada tahun 2009 mencapai USD61,58/barel atau turun 36,52 persen dibandingharga minyak mentah tahun 2008 sebesar

    USD97,02/barel. Nilai tukar Rupiah padatahun 2009 mencapai Rp10.400/USD atauterdepresiasi sebesar 7,15 persen dibandingnilai tukar tahun 2008 sebesar Rp9.706/USD.Dengan kondisi tersebut pemerintah tidakmenaikkan harga BBM pada tahun 2009. Jikamengacu pada harga BBM bersubsidi yangdiputuskan pada tanggal 1 Oktober 2008, makaharga minyak mentah pada tahun 2011 sebesar114.97 persen dibanding harga minyak mentahtahun 2008 dan nilai tukar Rupiah tahun 2011

    sebesar 90,42 persen dibanding nilai tukartahun 2008, sehingga faktor tingkat kenaikanharga BBM bersubsidi tahun 2011 menjadi103,9 di mana harga bensin premium padatahun 2011 seharusnya naik menjadi Rp6.000/liter, harga minyak tanah tetap Rp2.500/literdan harga minyak solar menjadi Rp5.500/liter(Lihat Tabel 1)

    Bila melihat beban subsidi dalamAPBN 2015 yang mencapai Rp433 triliundan pembayaran bunga utang Rp154 triliun

    sangatlah besar. Beban subsidi terbesaradalah subsidi bahan BBM, Bahan BakarNabati (BBN) dan elpiji, mencapai Rp246,49triliun. Sementara itu, subsidi listrik mencapaiRp72,42 triliun. Dengan demikian, anggaranbelanja negara untuk pembangunan yangtersedia hanya 39 persen. Dari sisi fiskal,subsidi BBM termasuk dalam pos belanjapemerintah pusat yang terus meningkat

    Tabel 1. Perkembangan Harga BBM Subsidi (Rp/Liter)

    Tahun Tanggal Premium Solar MinyakTanah

    Inflasi(persen)

    Pertumbuhan(persen)

    2014 Sebelum 2015 9500 -- -- 4,83(Okto)

    5,01(Q3)

    2013 23 Juni 6.500 5.500 2.500 8,4 5,8

    2009 15 Januari 4.500 4.500 2.500 2,8 4,6

    2008 15 Desember 5.000 4.800 2.500 11,1 6,0

    1 Desember 5.500 5.500 2.500

    24 Mei 6.000 5.500 2.500

    2005 1 Oktober 4.500 4.300 2.000 6,6 5,5

    1 Maret 2.400 2.100 2.2002003 23 Januari 1.810 1.650 1.800 -- --

    1 Januari 1.810 1.890 1970Sumber: Kementerian Keuangan dan Bisnis Indonesia, 30 Oktober 2014

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    17/24

    - 15 -

    secara signifikan. Untuk 2013, beban subsidienergi dalam anggaran negara sudah mencapaiRp310 triliun, terbagi untuk subsidi BBM Rp210triliun dan listrik Rp100 triliun. Sementara itu,dalam APBN-P 2014, beban subsidi energi sudahmembengkak menjadi Rp453,3 triliun, terbagiuntuk subsidi BBM Rp350,3 triliun dan listrikRp103 triliun. Belanja subsidi BBM, elpiji, dan

    BBN dalam Rancangan Anggaran Pendapatandan Belanja Negara 2015 naik menjadi Rp291,1triliun. Anggaran tersebut naik dibandingkanyang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2014sebesar Rp246,5 triliun.

    Penaikan harga BBM ditempuh demimenyehatkan fiskal yang kian timpang. Anggaransubsidi BBM terus membengkak, telah mencapaiRp246,5 triliun di APBN Perubahan 2014. Nilaitersebut lebih tinggi daripada anggaran untukbelanja modal yang bersifat produktif, yang

    hanya Rp161 triliun. Angka belanja modal di 2014bahkan lebih kecil ketimbang pagu di APBN-P2013 yang Rp192,6 triliun.

    Kenaikan anggaran subsidi energi, terutamaBBM, disebabkan beberapa hal, di antaranyapelemahan nilai tukar rupiah karena sebagianBBM masih diimpor, kenaikan konsumsi BBMdomestik karena meningkatnya jumlah kendaraanroda 4 dan 2, serta kegagalan target liftingminyakdan gas (migas). Namun pada kurun waktuawal November 2014 terjadi kecenderungan

    penurunan harga minyak dunia ke level 102-90USD/barel dengan nilai kurs antara Rp11.900 -Rp12.000. Gejolak eksternal tersebut tentunyaakan mempengaruhi kondisi fiskal dari sisi subsidiBBM dalam APBN (Lihat Tabel 2).

    Tabel 2. Asumsi, Realisasi, Proyeksi ICP dan Kurs

    Rupih 2014

    Asumsi APBN-P Realisasi *) Proyeksi **)

    Kurs (Rp/US$) 11.600 11.748 11.900

    ICP (US$/barel) 105 104,4 102

    Ket: *) Realisasi rata-rata rupiah sepanjang semesterI/2014

    **) Proyeksi harga akhir tahun berdasarkanperkembangan Rupiah dan harga minyak hingga

    13 Oktober 2014

    Antisipasi Dampak KenaikanKebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi

    sebagai salah satu opsi dalam jangka pendekuntuk melonggarkan beban fiskal pada tahundepan disarankan segera dilakukan tahun ini.Alasannya, tantangan perekonomian pada tahun

    2015 akan lebih berat dibandingkan sekarang.Walaupun kondisi ekonomi Indonesia tahun inisebenarnya cenderung kondusif, pertumbuhan

    ekonomi diperkirakan masih di atas 5 persendan laju inflasi masih rendah, yakni di bawah5 persen.

    Bila pemerintah merealisasikan kenaikanharga BBM Rp3.000 per liter, inflasi bertambah3,5 persen. Untuk mengurangi laju inflasi,pemerintah baru harus bisa memastikankecukupan stok pangan, serta program

    sosial yang bisa mempertahankan daya belimasyarakat. Tanpa langkah-langkah itu, dayabeli masyarakat akan tergerus dan pertumbuhanekonomi melemah. Padahal, tanpa kenaikanharga BBM pun, ekonomi Indonesia tahun inihanya tumbuh 5,1 persen-5,2 persen, jauh daritarget sebesar 5,5 persen.

    Berbagai pendapat atas dampakkebijakan kenaikan harga BBM antara lain dariAsian Development Bank (ADB) mendukungrencana kenaikan ini. Namun demikian,

    sebelum kenaikan, pemerintah hendaknyamenentukan waktu yang tepat supaya dampaknegatif yang mungkin timbul masih dalambatas yang bisa diantisipasi pemerintah. Jikamelihat dampaknya terhadap kenaikan hargadi tingkat konsumen, kenaikan harga BBMsebesar 30-50 persen hanya menambah indeksharga konsumen atau inflasi sebesar 1,5-2,5 persen saja. Dampak ini jauh lebih kecildibandingkan kenaikan harga BBM tahun 2013yang menambah inflasi lebih dari 3 persen.

    Namun demikian, kenaikan inflasi akanmenekan daya beli masyarakat. Meskipunbegitu, konsumsi masyarakat tetap bisamenjadi motor penggerak utama pertumbuhanekonomi. Badan Pusat Statistik mencatatpertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 sebesar5,21persen, melemah menjadi 5,12 persen padakuartal II. Secara keseluruhan pada semester I,pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17 persen,dengan konsumsi rumah tangga tumbuh palingtinggi, sebesar 5,6 persen. Konsumsi rumahtangga tetap tinggi sehingga pertumbuhanekonomi semester II mampu tumbuh 5,4persen, lalu sepanjang tahun ini 5,3 persen.

    Tekanan terhadap pertumbuhan akibatkenaikan harga akan terjadi mengingat dayabeli masyarakat semakin lemah dengankenaikan harga BBM. Dampak kenaikanharga BBM sebesar Rp1.000 per liter, akanmenambah inflasi 0,5-1 persen. Sedangkanbila kenaikan sebesar Rp3.000 per liter,inflasi diperkirakan akan mencapai 8 persen.Akibatnya, pertumbuhan ekonomi melambat

    tahun ini, yakni hanya bisa mencapai 5,2-5,3persen. Sementara, jika kenaikannya Rp3.000pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah 5persen.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    18/24

    - 16 -

    Dampak yang lain ketidakjelasan waktumenaikkan harga BBM akan menimbulkanspekulasi di kalangan masyarakat, di mana isukenaikan BBM mendorong masyarakat membeliBBM melebihi kebutuhan seperti biasanya. PT.Pertamina mencatat, pekan-pekan terakhirsejak tersiar kabar rencana kenaikan harga BBM,

    pembelian BBM subsidi meningkat 12 persen.Jika biasanya penjualan BBM sekitar 81.000 klper hari, dua pekan terakhir rata-rata mengalamikenaikan menjadi 96.000 kl per hari. Denganmelihat situasi tersebut dikhawatirkan 46 juta klatau mencapai Rp246,5 triliun untuk kuota BBMbersubsidi akan habis pertengahan Desember2014 karena ada kelebihan konsumsi hingga 1,6juta kl sehingga secara total kuotanya menjadi 48juta kl.

    Hingga akhir Oktober 2014, penyaluranBBM subsidi telah mencapai 39,07 juta kl atau86,1 persen dari kuota. Penjualan premiummencapai sekitar 24,92 juta kl atau 85,1 persendari kuota, sementara penjualan solar bersubsidimencapai 13,38 juta kl atau 88,2 persen terhadapkuota. Ini merupakan implikasi kebijakan sektorindustri otomotif yang turut berkontribusiterhadap peningkatan jumlah konsumsi BBMseiring dengan peningkatan jumlah kendaraanbermotor. Belum lagi berapa jumlah BBM yangbanyak diselundupkan akibat disparitas hargaBBM dengan negara tetangga. Oleh karena itu,

    pemerintah harus memiliki perencanaan yangmatang baik sebelum dan setelah kebijakantersebut dilaksanakan.

    Dampak kenaikan harga BBM dalamjangka pendek langsung mempengaruhi dayabeli masyarakat bawah dan perekonomianpaling tidak enam bulan ke depan. Dalamjangka menengah dan panjang kenaikan iniakan berdampak positif bagi kesehatan fiskalAPBN dan ekonomi. Alokasi anggaran negaramelalui pengurangan subsidi, lebih lanjut

    diarahkan untuk hal-hal yang produktif terutamapembangunan infrastruktur publik.

    PenutupPermasalahan harga dan subsidi bahan

    bakar minyak (BBM) masih menjadi perkararumit yang dihadapi Indonesia. Impor BBMyang besar akibat besarnya permintaan membuatdefisit transaksi berjalan atau current accountdeficit sulit ditekan. Meningkatnya beban subsidiBBM membuat ruang fiskal untuk pembangunan

    semakin menyempit.Mengingat subsidi BBM merupakanmasalah yang sensisti DPR perlu mendorong

    pemerintah untuk melakukan perencanaanyang matang dan kepastian waktu yang tepatsehingga membantu memberikan kepastianusaha bagi pelaku ekonomi. Selanjutnya,pemerintah juga perlu membuat kalkulasiperhitungan atas kebijakan yang tidak populertersebut. Kenaikan harga BBM bersubsidi tidak

    cukup dikompensasikan dengan dana jaringpengaman sosial melalui KIS dan KIP saja.Pemerintah juga harus mengantisipasi gejolakharga pangan agar tidak mempengaruhi dayabeli masyarakat. Untuk itu pemerintah harusfokus dan memastikan alokasi anggaran yangdidapat dari pengurangan subsidi BBM untukmengurangi beban masyarakat tidak mampusekaligus perbaikan ruang fiskal dan kesehatanAPBN. Di atas itu semua, hal yang perlu disadaribahwa kebijakan pengurangan subsidi tetapmengandung risiko berupa terjadinya lonjakanharga-harga barang sehingga berdampakmenggerus pendapatan masyarakat. Termasukdi dalamnya yang tidak kalah penting adalahpotensi melonjaknya inflasi dan risiko politik.

    ReferensiEkonomi Melemah, Harga BBM Tetap Naik,

    Koran Tempo, Kamis , 5 November 2014Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)2015.

    BBM Bersubsidi Penjualan BBM naik tersulutspekulasi , Harian Kontan, 6 November2014.

    Dari Subsidi Barang ke Subsidi Orang, MediaIndonesia, 31 Oktober 2014.

    Harga BBM Disarankan NaikTahun Ini , http://www.tempo.co/read/news/2014/08/20/090600849/Harga-BBM-Disarankan-Naik-Tahun-Ini,Rabu, 20 Agustus 2014, diakses tanggal 30Oktober 2014.

    Harga .BBM. Tetap .Naik. Awal. November?http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/30/082235626/ Kamis,diakses tanggal 30 Oktober 2014.

    Menanti Momentum Penaikan Harga BbmSubsidi , http://www.businessnews.co.id,31 Oktober 2014, diakses 6 November 2014

    Tinjauan Kebijakan Harga Bersubsidi BahanBakar Minyak Dari Masa Ke Masa, http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6245, diakses

    tanggal 31 Oktober 2014.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    19/24

    - 17 -

    Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI

    www.dpr.go.idISSN 2088-2351

    Vol. VI, No. 21/I/P3DI/November/2014PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

    Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini

    HUBUNGAN DPR RI - PEMERINTAHDAN PENGUATAN DEMOKRASI KONSENSUS

    Prayudi*)

    Abstrak

    Sejak pengambilan sumpah/janji sebagai anggota DPR RI tanggal 1 Oktober 2014lalu, DPR belum melakukan kegiatannya. Padahal DPR RI memiliki kewajibankonstitusional dalam ranah legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR RI terbelahke dalam dua kelompok besar sebagai kelanjutan persaingan politik pasca-pilpres2014 dengan implikasi semakin tajamnya fragmentasi antar-kekuatan politik. Kondisiini merupakan implikasi dari konstruksi budaya politik melalui politik legislasi (UU

    MD3) yang dibangun di tingkat nasional dan kini juga merambah ke daerah secarakasuistik. Untuk itu sepatutnya model demokrasi konsensus harus dikonsolidasikansebagai upaya pembenahan pola kerja DPR RI sekaligus dalam membangun polarelasi DPR RI-Pemerintah.

    PendahuluanKondisi positif setelah pemilu 2014 yang

    sudah menghasilkan komposisi politik di DPRdan DPD serta kelembagaan MPR di satupihak, serta pasangan calon presiden/wakilpresiden, ironisnya diikuti gejala mengarahpada kisruh di parlemen sebagai bagian daripolitik pemerintah terbelah (the politicalsplit of government). Muncul kekhawatiranseolah-olah kabinet akan diganggu legislatifdalam merealisasikan program unggulannyayang dijanjikan saat kampanye.

    Gejala politik pemerintah sepertiini terjadi bukan saja hanya di tingkatsuprastruktur politik pemerintahan nasional,tetapi sudah merembet pada beberapa kasustertentu di daerah. Beberapa DPRD harusgagal membentuk komposisi keanggotaan

    dan pimpinan AKD-nya. Politik pemerintah

    terbelah selalu dilekatkan pada kontradiksikoalisi politik yang berkembang di parlemen.Hal ini antara lain, terjadi di DPRDCilegon dan DI Yogyakarta, dalam prosespembentukan AKD-nya. Sehubungan politikketerbelahan ini, kita harus melihat faktor-faktor penyebabnya dan bagaimana alternatifjalan keluarnya untuk mengatasinya secarakonsepsional?

    Model Demokrasi Konsensus dan

    Penyebab KeterbelahanMenghadapi masalah politik terbelahDPR, masyarakat cukup jengkel yangtercermin melalui pengajuan pengaduankonstitusional (constitutional complaint),oleh sekelompok masyarakat yang belum ada

    *) Peneliti Madya Politik dan Pemerintahan Indonesian pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data danInformasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI. E-mail: [email protected].

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    20/24

    - 18 -

    dasar hukumnya ke MK, yaitu pembubaranDPR. Arend Lijphart (1999) mengingatkanpentingnya model demokrasi konsensus baginegara dengan sistem kepartaian plural atausebaliknya model demokrasi mayoritas baginegara dengan sistem dua partai. Kesejalananantar-masing-masing model demokrasi tadi

    akan menghadirkan kebaikan bagi sistempemerintahan. Sebaliknya, tanpa kemampuanuntuk menghadirkan model demokrasisemacam itu dikhawatirkan akan berpengaruhnegatif bagi sistem pemerintahan. Ini sejalandengan temuan Syamsuddin Haris (2014),bahwa selain faktor pilihan sistem presidensial,sistem kepartaian dan sistem pemilu yangbersifat struktural, terdapat juga faktor-faktor gaya kepemimpinan dan personalitasserta kecenderungan partisan presiden, yang

    bersifat kultural turut mempengaruhi polarelasi Presiden-DPR.

    Ditengarai adanya sejumlah faktoryang menjadi penyebab terjadinyapolitik keterbelahan ini. Pertama, politikketerbelahan parlemen tidak terlepas darikarakternya yang transaksional pragmatis,karena apa yang menjadi komposisi politikkekuatan di koalisi dapat berpindah tempatsecara mudah atau berubah antar-kasussatu dengan kasus lainnya dan tempat yang

    berbeda. Karakter ini bermuara pada asassaling mencari untung, hingga terjadi anomalikoalisi politik nasional dan daerah, misalnyasikap Partai Demokrat yang masuk KMP diDPR, tetapi berkoalisi dengan KIH di DPRDSulut. Adapun PDI P justru ditinggalkanPartai Nasdem, mitra koalisinya di DPR,dalam pemilihan alat kelengkapan DPRD diKabupaten Sangihe Talaud, Sulut.

    Kedua, mengutip pendapat Ikrar NusaBhakti bahwa, di tengah bergantinya sistemdemokrasi dalam sejarah politik Indonesia,elite politik tidak memiliki ketahanan politikuntuk menerapkan suatu sistem demokrasi.Penerapan sistem pemilu perwakilanproposional dengan besaran dapil yangdigunakan serta penetapan calon terpilih,semakin memperlemah ketahanan politiktadi. Penerapan sistem pemilu ini justrumembuka ruang fragmentasi kepartaian danberimbas pada proses politik di parlemen.Fragmentasi kepartaian yang diiringi olehmasih tingginya jumlah fraksi di parlemen

    terbukti menyebabkan keterbelahan politik diDPR.

    Ketiga, pemilihan pimpinan alatkelengkapan melalui sistem paket yangdigunakan dalam UU No. 17 Tahun 2014tentang MD3. Sistem pemilihan secara paketdianggap telah menimbulkan sebuah ironi.Pemenang pemilu belum tentu mendudukiposisi ketua DPR, dengan empat wakil berasal

    dari pemenang secara berurutan perolehankursinya. Oleh karena itu, kiranya menjadipenting untuk melakukan uji materi terhadapterhadap UU MD3 walaupun pernahdiajukan PDIP, bukan berarti tidak terdapatpeluang bagi dikabulkannya permohonanini. Putusan sebelumnya saat itu tidakmenyinggung konstitusionalitas sistempaket. Yang diperkarakan adalah hilangnyakesempatan partai politik pemenang pemiluuntuk duduk di pucuk pimpinan DPR dan

    alat kelengkapan.

    Langkah-Langkah Yang SudahDitempuh.

    KIH mempersoalkan alokasi kursipimpinan alat kelengkapan DPR yang dikuasaiKMP, di mana KMP hanya menawarkan 5dari 63 kursi pimpinan kepada KIH. Hal iniditolak karena dianggap belum mencerminkanrepresentasi 44 persen perolehan kursi KIHdi DPR. Rapat Konsultasi pengganti Bamus

    antara Pimpinan DPR dan Pimpinan Fraksi(versi KMP) beberapa waktu lalu, mencobamenambah jumlah komisi. Pemekaran komisidari 11 yang ada selama ini dapat dilakukanuntuk mengakomodasi keinginan KIH untukikut memimpin AKD khususnya komisi-komisi. Namun demikian, Ketua FraksiPKS Jazuli Juwaini mengatakan, rencanapemekaran komisi harus dikaji tersendiri. Halini dilakukan agar jangan ada kesan untukmemasukan anggota dari koalisi lain, yangjustru DPR dapat dianggap semata-matabertindak pragmatis. Di samping wacanapemekaran komisi, reformulasi mitra kerjadari beberapa komisi, di mana dua mitra kerjasempat belum disepakati pengelompokankomisinya juga telah digagas.

    Semula, setelah beberapa tawaran tidakmenghasilkan titik temu kompromi politikdi antara kedua kubu koalisi, sempat terjadilangkah KIH mengajukan mosi tidak percayaterhadap komposisi pimpinan DPR yangdihasilkan melalui Rapat Paripurna DPR 2

    Oktober 2014 lalu. Usaha untuk mengakhirikonflik politik antara dua koalisi sudahdijalankan, seperti halnya melalui jalan lobi.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    21/24

    - 19 -

    Tjatur Sapto Edy menyebut bahwa arahnyaadalah mengubah UU No 17 Tahun 2014tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD untukmenambah jumlah pimpinan alat kelengkapanDPR guna menampung aspirasi dari fraksi-fraksi yang tergabung dalam koalisi KIH.Penyelesaian masalah politik terbelahnyaDPR dihimbau untuk tetap diselesaikan secaramusyawarah mufakat.

    Tingginya dinamika politik DPR justrukontras dengan anggapan bahwa kabinet

    pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kallayang sudah melakukan langkah cepat dalamkerja-kerja terkait agenda yang dicanangkanoleh kementerian/lembaga masing-masing,Keterbelahan DPR juga telah menyebabkanlangkah politiknya kalah cepat dibandingkanDPD yang sudah terlebih dahulu sebelumnyamelakukan beberapa rapatnya. Di tengah-tengah keterbelahan DPR, awalnya rapat yangsudah dilakukan hanya mengacu pada syaratkuorum jumlah anggota yang hadir, bukanberdasarkan jumlah fraksi.

    Pasal 232 Undang-Undang No. 17 Tahun2014 (UU MD3) dan Pasal 284 Ayat (1) junctoPasa 251 Ayat (1) Peraturan DPR No. 1 Tahun

    2014 tentang Tata Tertib menyatakanbahwa pengambilan keputusan sah apabiladiambil dalam rapat yang dihadiri lebihdari setengah jumlah fraksi. Faktor PPPsaat kondisi setelah Muktamar Surabayayang mengarahkan dukungan partainya keKIH, menyebabkan menjadi sama kuat petakoalisi, masing-masing 5 fraksi dan 5 fraksi.Konsekuensinya, walaupun kubu KMPterlihat unggul karena menguasai pimpinanDPR, ketentuan tentang kuorum fraksi itumengarahkan DPR pada situasi dead lock.Semula kuorum lebih dari separuh unsurfraksi tersebut dapat tercapai karena KMPmengendalikan enam dari sepuluh fraksidi DPR, yaitu fraksi Golkar, Gerindra,Demokrat, PAN, PKS, dan PPP.

    Alternatif Jalan KeluarLangkah penyelesaian atas terbelahnya

    politik DPR tampaknya saat ini berkejarandengan waktu. Awal DPR 2014-2019 ini akanmemasuki masa reses pada 5 Desember 2014

    hingga 11 Januari 2015. Untuk itu, dalamjangka pendek, di sisa waktu persidangan

    Tabel Perhitungan atas Pemekaran Komisi di DPR

    Penambahan Komisi

    Kelebihannya Kekurangannya

    Beban kerja komisi terdistribusi lebih merata Memakan anggaran operasional lebih besaruntuk komisi yang baru

    Kerja DPR diklaim lebih focus Tidak ada jaminan kerja DPR lebih efektif danproduktif

    Pembagian alat kelengkapan lebih merata.KIH dapat mengambil sisa kursi pimpinankomisi

    Pemekaran komisi butuh waktu lebih lamakarena prosesnya harus melalui komisi,panitia khusus, Badan Musyawarah, BadanLegislasi dan Paripurna DPR.

    Gambar Pembagian Kursi Pimpinan AKD Versi KMP

    Sumber: Koran Tempo 4 November 2014.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    22/24

    - 20 -

    awal periode keanggotaan ini tetap harusmemanfaatkan jalur lobi seoptimal mungkin.Upaya tersebut sebagaimana dilakukan padasaat pertemuan antar-sejumlah elit politikmewakili dari masing-masing kubu koalisipada tanggal 9/11 lalu, yang membukaoptimisme untuk mengakhiri konflik.Sedangkan untuk jangka panjang, terdapat2 (dua) gagasan alternatif jalan keluar dalamrangka memperkuat kesejalanan demokrasikonsensus di tengah sistem kepartaian dansistem pemilu yang dianut dalam rangkakinerja sistem pemerintahan. Pertama,mengembangkan basis ideologis kepartaianyang lebih tegas dalam rangka membangunpilihan platform politiknya. Hal ini berarti,pembenahan atas UU MD3, UU Pemda(karena materi DPRD masuk di dalamnya),

    UU Pilleg dan UU Pilpres, terutamamenyangkut pengambilan keputusan ditingkat suprastruktur politik dan doronganuntuk bagi penyederhanaan peta fraksi dankoalisi partai politik.

    Kedua, mempertegas fungsi pendidikanpolitik dari kepartaian di UU Partai politikdalam rangka pengarusutamaan nilaimusyawarah mufakat dibandingkan nilaivoting sebagai pilihan jalan terakhir untukmenyelesaikan masalah. Ketegasan atas

    fungsi pendidikan politik partai diarahkanpada proses pembentukan sosok politisinegarawan yang tidak lagi ditempatkan secaraterkotak-kotak pengelompokkan partisan.Konsekuensinya, hal ini tidak lagi terlampauumum sebagaimana selama ini tercantum diPasal 11 tentang fungsi partai politik di UUNo.2 Tahun 2011 sebagai perubahan atas UUNo. 2 Tahun 2008. Jika dimungkinkan, fungsidi bidang pendidikan politik ini ditegaskankembali pada ketentuan kewajiban partai

    politik, agar memiliki ikatan politik lebih kuatbeserta sanksi bagi pelanggarnya.Ruang lingkup setiap unsur-unsur

    pembenahan di antara dua muatan alternatifsemacam ini merupakan bagian mendasardalam rangka mempercepat pembentukansistem politik yang produktif terhadapaspirasi rakyat. Di samping itu, juga bergunauntuk membuka akses bagi tanggungjawabelit terhadap mandat yang diperolehnyamelalui pemilu.

    PenutupKejadian dua kali yang sudah menimpa

    awal peta koalisi DPR secara fragmentatif(2004 dan 2014), semakin menunjukkanpentingnya pengembangan model demokrasikonsensus pemerintahan. Model ini jelas

    berbeda dengan model demokrasi mayoritas(majoritarian) yang lebih kondusifbagi negara yang menganut sistem dwikepartaian. Model demokrasi konsensusmerupakan substansi mendasar bagi prosespenyederhanaan peta koalisi partai politikdi parlemen yang dapat menjawab potensiketerbelahan politik parlemen dan sekaligusmembangun hubungan legislatif-eksekutifyang bersifat check and balances. Hal inisekaligus menghindarkan praktek politik

    transaksional pragmatis yang sekedar bagi-bagi jabatan di antara elit dan kelompoknyamasing-masing. Dalam kerangka tersebutperlu dikembangkan pula pola komunikasidan pendidikan politik melalui berbagaisarana, seperti lobi politik yang dilakukanantarkekuatan politik.

    ReferensiHaris, Syamsuddin (2014), Praktek

    Parlementer Demokrasi Presidensial

    Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.Lipjhart, Arend (1999), Pattern ofDemocracy: Government Forms andPerformance in Thirty Six Countries,Yale University Press, New Haven andLondon.

    Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentangPartai Politik.

    Baru 2 Bulan Dilantik, DPRD Yogyaterbelah, http.www. liputan6.com,diakses tanggal 2 November 2014.

    DPR Kembali Usulkan Pemekaran Komisi,Koran Tempo4 November 2014.

    Ikrar Nusa Bhakti, DPR Yang Terbelah.Kompas, 2 Oktober 2014.

    Ramlan Surbakti, Pemerintah Terbelah,Kompas27 Oktober 2014.

    Satu Dewan Dua Palu, Majalah Tempo 9November 2014.

    Kisruh DPR Segera Berakhir. http.www.republika.co.id, diakses tanggal 10November 2014.

    Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib (Tahun

    2014).Refly Harun, Mengatasi Jalan Buntu,

    Kompas, 7 November 2014.

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    23/24

  • 8/10/2019 Vol.VI No.21 I P3DI November 2014

    24/24