53
SKENARIO 3 RETARDASI MENTAL Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan keluhan kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tinggal kelas, karena nilai rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Redartasi Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien akan banyak megalami kesulitan dalam proses belajarnya. Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak. Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat- Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak bergantung dengan orang lain. 1

Wrap Up Skenario 3 A7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario 3 blok repro retardasi mental

Citation preview

Page 1: Wrap Up Skenario 3 A7

SKENARIO 3

RETARDASI MENTAL

Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan keluhan kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tinggal kelas, karena nilai rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Redartasi Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien akan banyak megalami kesulitan dalam proses belajarnya.

Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak.

Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak bergantung dengan orang lain.

KATA-KATA SULIT

1

Page 2: Wrap Up Skenario 3 A7

Intelligence Quotien (IQ) : Satuan ukuran untuk menentukan kecerdasan

Retardasi mental : Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dengan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial.

PERTANYAAN

1. Berapa nilai IQ normal?2. Mengapa IQ anak ini di bawah rata-rata?3. Apa hubungan nutrisi dengan kecerdasan?4. Apa hubungan kehidupan sosial dengan keluhan klien?5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan retardasi mental?6. Bagaimana klasifikasi retardasi mental berdasarkan IQ?7. Apakah retardasi mental ringan bisa menjadi normal?8. Apakah ciri lain retardasi mental selain IQ rendah?9. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk mendiagnosis retardasi mental?

JAWABAN

1. 90-1102. Karena kekurangan gizi dan faktor psikososial3. Nutrisi merangsang pertumbuhan sel-sel otak4. Kehidupan sosial melatih kemampuan berinteraksi5. Genetik, lingkungan, dan nutrisi6. - Ringan : 50-90

- Sedang : 35-49- Berat : 20-34- Sangat berat : <20

7. Bisa, dengan konseling yang baik8. Perilaku dan interaksi sosial yang kurang baik9. Pemeriksaan kromosom, DSM IV, EEG, MRI, dan lain-lain

HIPOTESIS

2

Page 3: Wrap Up Skenario 3 A7

Ekonomi rendah, nutrisi kurang

IQ rendah, anti sosial, kesulitan belajar

PP (kromosom, DSM IV, MRI, dll)

Retardasi mental ringan

Konseling, SLB

SASARAN BELAJAR

3

Page 4: Wrap Up Skenario 3 A7

1. Memahami dan menjelaskan tentang retardasi mental1.1. Definisi1.2. Etiologi1.3. Klasifikasi1.4. Epidemiologi1.5. Patofisiologi1.6. Manifestasi klinis1.7. Diagnosis1.8. Diagnosis banding1.9. Tata laksana1.10. Prognosis1.11. Pencegahan

2. Memahami dan menjelaskan gizi pada anak dan remaja2.1. Periode penting bagi pertumbuhan2.2. Kebutuhan dan jenis nutrisi pada anak dan remaja2.3. Kebutuhan dan jenis nutrisi pada penderita retardasi mental

3. Memahami dan menjelaskan tanggung jawab orang tua pada anak dalam islam

1. Memahami dan menjelaskan tentang retardasi mental

4

Page 5: Wrap Up Skenario 3 A7

1.1. Definisi

The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)

Retardasi mental merupakan suatu keadaan penyimpangan tumbuh kembang seorang anak, sedangkan peristiwa tumbuh kembang itu sendiri merupakan proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta merupakan sesuatu yang terpenting pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun postnatal. (Sularyo, 1992)

Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selama dekade terakhir, semakin dikenali faktor biologis yang samar-samar, termasuk kelainan kromosom kecil, sindrom genetika, dan intoksikasi timbul subklinis, dan berbagai pemaparan toksin pranatal. (Soetjiningsih, 1995)

Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ (Intelengence Quitient)

M.A= Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test.C.A = Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.

Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.

Pada retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya. (http://www.nlm.nih.gov)

1.2. Etiologi

Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental1. Non Organik *Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis*Faktor sosiokultural*Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik

5

IQ adalah MA/ CA x 100%

Page 6: Wrap Up Skenario 3 A7

*Penelantaran anak2. Organik2.1 Faktor prakonsepsia.

*Abnormalitas single gene ( penyakit - penyakit metabolik, kelainan neurokutaneus, dll). *Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X), sindrom polygenic familial.

2.2 Faktor pranatal. *Gangguan pertumbuhan otak trimester I Kelainan kromosom ( trisomi, mosaik, dll) Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi) Disfungsi plasenta Kelainan kongenital dari otak (idiopatik) *Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat- zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat) Ibu : diabetes mellitus, PKU ( phenilketonuria ) Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi

2.3 Faktor perinatal. *Sangat prematur. *Asfiksia neonatorum *Truma lahir: perdarahan intrakranial *Meningitis *Kelainan metabolik : hipoglikemik, hiperbilirubinemia

2.4 Faktor post natal. *Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat *Neurotoksin, misalnya logam berat *CVA ( Cerebrovaskuler accident ) *Anoksia, misalnya tenggelam *Metabolik

Gizi buruk Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipotiroidAmino aciduria, misalnya PKUKelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia.Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher)Penyakit degeneratif/ metabolik lainnya.

*InfeksiMeningitis, ensefalitis.Subakut sklerosing panesefalitis

(Kaplan, 2008)Penyebab prantal

Kelainan kromosom

6

Page 7: Wrap Up Skenario 3 A7

Kelainan kromosom penyebab retardasi mental yang terbanyak adalah sindrom Down. Disebut demikian karena Langdon Down pada tahun 1866 untuk pertama kali menulis tentang gangguan ini, yaitu bayi yang mempunyai penampilan seperti mongol dan menunjukkan keterbelakangan mental seperti idiot. Sindrom Down merupakan 10-32% dari penderita retardasi mental. Diperkirakan insidens dari sindrom Down antara 1-1,7 per 1000 kelahiran hidup per tahun. Risiko timbulnya sindrom Down berkaitan dengan umur ibu saat melahirkan. Ibu yang berumur 20-25 tahun saat melahirkan mempunyai risiko 1:2000, sedangkan ibu yang berumur 45 tahun mempunyai risiko 1:30 untuk timbulnya sindrom Down. Analisis kromosom pada sindrom Down 95% menunjukkan trisomi –21, sedangkan 5% sisanya merupakan mosaik dan translokasi. Kelainan kromosom lain yang bermanifestasi sebagai retardasi mental adalah trisomi-18 atau sindrom Edward, dan trisomi-13 atau sindrom Patau, sindrom Cri-du chat, sindrom Klinefelter, dan sindrom Turner. Berdasarkan pengamatan ternyata kromatin seks, yang merupakan kelebihan kromosom -X pada laki-laki lebih banyak ditemukan di antara penderita retardasi mental dibandingkan laki-laki normal. Diperkirakan kelebihan kromosom-X pada laki-laki memberi pengaruh tidak baik pada kesehatan jiwa, termasuk timbulnya psikosis, gangguan tingkah laku dan kriminalitas.

Kelainan kromosom-X yang cukup sering menimbulkan retardasi mental adalah Fragile-X syndrome, yang merupakan kelainan kromosom-X pada band q27. Kelainan ini merupakan X-linked, dibawa oleh ibu. Penampilan klinis yang khas pada kelainan ini adalah dahi yang tinggi, rahang bawah yang besar, telinga panjang, dan pembesaran testis

(Sularyo, 1992).

Kelainan Metabolik

Kelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasi mental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu suatu gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin karena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-laki tenyata lebih besar dibandingkan perempuan dengan perbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Penderita retardasi mental pada PKU 66,7% tergolong retardasi mental berat dan 33,3% retardasi mental sedang.Galaktosemia adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat disebabkan karena tubuh tidak mampu menggunakan galaktosa yang dimakan. Dengan diet bebas galaktosa bayi akan bertambah berat badannya dan fungsi hati akan membaik. Penyakit Tay-Sachs atau infantile amaurotic idiocy adalah suatu gangguan metabolisme lemak, dimana tubuh tidak bisa mengubah zat-zat pralipid menjadi lipid yang diperlukan oleh sel-sel otak. Manifestasi klinis adalah nistagmus, atrofi nervus optikus, kebutaan, dan retardasi mental sangat berat.

Hipotiroid kongenital adalah defisiensi hormon tiroid bawaan yang disebabkan oleh berbagai faktor (agenesis kelenjar tiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek pada produksi hormon tiroid). Kadang-kadang gejala klinis tidak begitu jelas dan baru terdeteksi setelah 6-12 minggu kemudian, padahal diagnosis dini sangat penting untuk

7

Page 8: Wrap Up Skenario 3 A7

mencegah timbulnya retardasi mental atau paling tidak meringankan derajat retardasi mental.

Gejala klasik hipotiroid kongenital pada minggu pertama setelah lahir adalah miksedema, lidah yang tebal dan menonjol, suara tangis yang serak karena edema pita suara, hipotoni, konstipasi, bradikardi, hernia umbilikalis. Prevalens hipotiroid kongenital berkisar 1:4000 neonatus di seluruh dunia.

Akibat defisiensi yodium pada masa perkembangan otak karena asupan yodium yang kurang pada ibu hamil meyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini timbul bila asupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal 80-150 ug) per hari. Dalam bentuk yang berat kelainan ini disebut juga kretinisme, dengan manisfestasi klinis adalah miksedema, kelemahan otot, letargi, gangguan neurologis, dan retardasi mental berat. Di daerah endemis, 1 dari 10 neonatus mengalami retardasi mental karena defisiensi yodium.

Infeksi

Infeksi rubela pada ibu hamil triwulan pertama dapat menimbulkan anomali pada janin yang dikandungnya. Risiko timbulnya kelainan pada janin berkurang bila infeksi timbul pada triwulan kedua dan ketiga. Manifestasi klinis rubela kongenital adalah berat lahir rendah, katarak, penyakit jantung bawaan, mikrosefali, dan retardasi mental.

Infeksi cytomegalovirus tidak menimbulkan gejala pada ibu hamil tetapi dapat memberi dampak serius pada janin yang dikandungnya. Manifestasi klinis antara lain hidrosefalus, kalsifikasi serebral, gangguan motorik, dan retardasi mental.

Penyebab Perinatal

Koch menulis bahwa 15-20% dari anak retardasi mental disebabkan karena prematuritas.Penelitian pada 73 bayi prematur dengan berat lahir 1000 g atau kurang menunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-142, dengan IQ rata-rata 94. Keadaan fisis anak-anak tersebut baik, kecuali beberapa yang mempunyai kelainan neurologis, dan gangguan mata. Penulis-penulis lain berpendapat bahwa semakin rendah berat lahirnya, semakin banyak kelainan yang dialami baik fisis maupun mental. Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan intraventrikular, kernikterus, meningitis dapat menimbulkan kerusakan otak yang ireversibel, dan merupakan penyebab timbulnya retardasi mental.

Penyebab Postnatal Faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma, malnutrisi, intoksikasi, kejang dapat menyebabkan kerusakan otak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.

(WHO, 1998)

1.3. Klasifikasi

Penggolongan Retardasi mental untuk Keperluan Pembelajaran adalah sebagai berikut:

8

Page 9: Wrap Up Skenario 3 A7

1. Taraf perbatasan dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan IQ 70 - 85.2. Retardasi mental mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ 50 - 75.3. Tunagrahit mampu latih (trainable mentally retarded) dengan IQ 30 - 50 atau IQ 35 - 55.4. Retardasi mental butuh rawat (dependent or profoundly mentally retarded) dengan IQ dibawah 25 atau 30. (Soetjiningsih, 1995)

Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 – 54.3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 – 39.4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.

Klasifikasi Retardasi Mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental. 2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental. 3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental. 4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.( Depkes, 2009)

Penggolongan anak Retardasi mental menurut kriteria  perilaku adaptif  a. Retardasi mental ringanKelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe sosial budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)

Karakteristik :*Usia presekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll.*Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidikan khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.*Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi

b. Retardasi mental sedang

9

Page 10: Wrap Up Skenario 3 A7

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 – 55; umur mental 3 – 7 tahun)

Karakteristik :*Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.*Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana. Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.*Usia dewasa, melakukan  aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.

c. Retardasi mental beratSekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua, dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)

Karakteristik :*Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.*Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis.*Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan, protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

d. Retardasi mental sangat beratKelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah diteakkan karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)

Karakteristik :*Usia prasekolah retardasi mencolok.*Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.

10

Page 11: Wrap Up Skenario 3 A7

*Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang.*Butuh pengawas pribadi.*Usia mental bayi muda.*Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik.(Depkes, 2009)

1.4. Epidemiologi

Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada lanjut usia, prevalensi lebih sedikit, karena pada retardasi mental yang berat atau sangat berat memiliki angka mortalitas yang tinggi disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai. (Kaplan & Sadock, 2003)

1.5. Patofisiologi

Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, bekerja.

Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)

11

Page 12: Wrap Up Skenario 3 A7

1.6. Manifestasi klinis

Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada Exceptional Children, six edition, p.485-486, menyatakan:1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari

pengetahuan abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus menerus.

2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat

mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.

5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.

6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:

1. Retardasi mental ringan

12

Page 13: Wrap Up Skenario 3 A7

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

3. Retardasi mental berat

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata a. Katarak *Sindrom Cockayne *Sindrom Lowe*Galactosemia *Sindrom Down*Kretin *Rubella Pranatalb. Bintik cherry*Merah pada daerah macula *Mukolipidosis

13

Page 14: Wrap Up Skenario 3 A7

*Penyakit Niemann-Pick  *Penyakit Tay-Sachsc. Korioretinitis*Lues congenital *Penyakit Sitomegalo virus*Rubella Pranatald. Kornea keruh*Lues Congenital *Sindrom Hunter *Sindrom Hurler *Sindrom Lowe

2. Kejanga. Kejang umum tonik klonik *Defisiensi glikogen sinthesa*Hipersilinemia*Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI*Phenyl ketonuria*Sindrom malabsobrsi methionin, dll. b. Kejang pada masa neonatal*Arginosuccinic. Asiduria*Hiperammonemia I dan II*Laktik asidosis, dll.

3. Kelainan kulita. Bintik café-au-lait *Atakasia *Telengiektasia*Sindrom bloom *Neurofibromatosis*Tuberous selerosis

4. Kelainan rambuta. Rambut rontok *Familial laktik asidosis dengan  Necrotizing ensefalopati b. Rambut cepat memutih*Atrofi progresif serebral hemisfer*Ataksia telangiektasia*Sindrom malabsorbsi methioninc. Rambut halus*Hipotiroid*Malnutrisi

5. Kepalaa. Mikrosefalib. Makrosefali*Hidrosefalus*Neuropolisakaridase*Efusi subdural6. Perawakan pendeka. Kretin 

14

Page 15: Wrap Up Skenario 3 A7

b. Sindrom Prader*Willi7. Distoniaa. Sindrom Hallervorden-Spaz

Tingkatan Retardasi Mental

Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia Prasekolah (sejak lahir - 5 thn)

Kemampuan Usia Sekolah (6-20 thn)

Kemampuan Dewasa (21 thn keatas)

Ringan 52-68 *Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi.*Koordinasi otot sedikit terganggu.*Sering tidak terdiagnosis.

*Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun*Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial.*Bisa dididik.

*Bisa kerja & bersosialisasi, tetapi ketika mengalami stres memerlukan bantuan.

Moderat 36 – 51 *Bisa berbicara, belajar,berkomunikasi.*Kesadaran sosial kurang.*Koordinasi otot cukup.

*Bisa mempelajari kemampuan sosial & pekerjaan.*Bisa bepergian sendiri di tempat yg dikenalnya dengan baik.

*Bisa memenuhi kebutuhan sendiri.*Memerlukan pengawasan & bimbingan ketika stres.

Berat 20 – 35 *Bisa mengucapkan beberapa kata.*Mampu menolong diri sendiri.*Tidak memiliki kemampuan ekspresif/hanya sedikit.*Koordinasi otot jelek

*Bisa berbicara/belajar berkomunikasi*Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana.

*Bisa merawat diri sendiri dibawah pengawasan.

Sangat berat 19 / kurang *Sangat terbelakang*Koordinasi ototnya sedikit sekali.*Memerlukan perawatan khusus.

*Memiliki koordinasi otot*Tidak dapat berjalan/berbicara

*Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara.*Bisa merawat diri tapi terbatas.*Perlu perawatan khusus

(Kaplan, 2008)

15

Page 16: Wrap Up Skenario 3 A7

1.7. Diagnosis

Anamnesis

Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.

Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :*Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.*Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya.*Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh”*Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara*Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum*Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran”*Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.

(Depkes, 2009)American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:1. Gangguan bahasa ekspresif2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif3. Gangguan phonological4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya.

Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli.

Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.

16

Page 17: Wrap Up Skenario 3 A7

Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:*Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?*Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak? *Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?*Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter?*Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?*Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?*Riwayat perkembangan anak?*Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?*Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?*Latar belakang sosiokultural?

(Depkes, 2009)Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)

Cara Pengukuran Pertumbuhan

Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:*Tinggi badan *Berat badan*Lingkar lengan*Lingkar kepala*Lingkar dada*Lingkar abdomen

a. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki

17

Page 18: Wrap Up Skenario 3 A7

tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.

Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran.

Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:

(Moersintowati, 2008)

b. Pengukuran Berat BadanBerat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

c. Pengukuran Lingkar KepalaCara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.

(Kaplan, 2008)

Pemeriksaan Penunjang

1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)

Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.

Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.

18

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu  ± 8,5 cm

2

TB anak laki-laki   = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm

2

Page 19: Wrap Up Skenario 3 A7

Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local.

Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat.

(Kaplan, 2008)

2. Pemeriksaan audiometric

Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometri :

*Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.*Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar bunyi. *Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).

*Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus.

(Toback, 2003)

3. CT scan kepala Untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.

4. TimpanometriDigunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.

19

Page 20: Wrap Up Skenario 3 A7

*Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah.*Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah.

(Depkes, 2005)

5. Tes LaboratoriumPada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.

Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.

Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)

1.8. Diagnosis banding

Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan bicara dan “cerebral palsy” membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. “early infantile” dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi mental. (Soetjiningsih, 1995)

Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)

Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.

Manifestasi Klinis:

20

Page 21: Wrap Up Skenario 3 A7

Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.

(Depkes, 2009)1.9. Tata laksana

Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin, sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi mental. (Depkes, 2009)

Tatalaksana Medis

Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).

Rumah Sakit/Panti Khusus

Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertim-bangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

Psikoterapi

Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

Konseling

Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya

21

Page 22: Wrap Up Skenario 3 A7

retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.

Pendidikan

Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.

Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa Sekolah luar biasa C Panti khusus Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

(Sularyo, 1992)

1.10. Prognosis

Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umunya sulit untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umunya sama dengan orang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda. (Depkes, 2009)

1.11. Pencegahan

Pencegahan primer Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)

Pencegahan sekunder Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.

Pencegahan tersier

22

Page 23: Wrap Up Skenario 3 A7

Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)

Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Adapun tindakan lain yang bisa dilakukan adalah : Perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang

merangsang pertumbuhan. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak

yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga.

(Depkes, 1995)

2. Memahami dan menjelaskan gizi pada anak dan remaja

2.1. Periode penting bagi pertumbuhan

Periode tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode antara lain:

1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)Masa ini dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

a. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 12 minggu. Ovum yang telah

dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi deferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

c. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa fetus terbagi atas 2 periode, yaitu:

- Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intera uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

- Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir persalinan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri omega 3 (decosa hexanic acid) dan omega 6 (arachidonic acid) pada otak dan retina.

23

Page 24: Wrap Up Skenario 3 A7

Periode yang paling penting dari masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan.Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkhohol, obat-obatan, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan.

2. Masa bayi (infacy) umur 0 sampai 11 bulanMasa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu; masa neonatus umur 0-28 hari dan masa pasca neonatus umur 29 hari-11 bulan :

a. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hariPada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:- Masa neonatal dini, umur 0-7 hari- Masa neonatal lanjut, umur 8-28 harib. Masa pasca neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulanPada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus-menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola ash yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3. Masa anak dibawah 5 tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi eksresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita akan memepengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otakmasih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan-jaringan syaraf dan otak kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan abtar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juaga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kemudian hari.

24

Page 25: Wrap Up Skenario 3 A7

4. Masa anak pra sekolah (anak umur 60-70 bulan)

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir. Memasuki masa pra sekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah, maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan.Anak mulai senang bermain di laur rumah. Anak mualai berteman, bahkan banyak keluarga yang mengahabiskan sebahagian waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ketaman bermain, taman kota, atau ketempat-tempat bermain yang menyediakan fasilitas untuk bermain anak. Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).Semakin banyak lingkungan bermain yang diciptakan untuk anak, maka semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar dimasa ini adalah bermain, sehingga perlu untuk orang tua memantau tumbuh kembang anak, sehingga mudah untuk intervensi dini.

Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

(Phyllis, 2000)

2.2. Kebutuhan dan jenis nutrisi pada anak dan remaja

25

Page 26: Wrap Up Skenario 3 A7

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)

Fungsi zat-zat giziJenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah: *Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru. *Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain. *Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.*Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:*DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.*AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)

26

Page 27: Wrap Up Skenario 3 A7

2. Kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

(Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi Fungsi SumberAir Pelarut untuk pertukaran seluler

Transportasi nutrien dan produk buangan tubuhMengatur suhu tubuh

Air, makanan

Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringanMenjaga keseimbangan osmotikMembentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

Susu, telur, daging, kacang-kacangan,

padi-padian

Karbohidrat Sebagai sumber energiMembentuk glikogen dan lemakMembantu pembentukan asam amino

Susu, padi-padian, buah, sirup, tepung,

sayuranLemak Sebagai sumber cadangan energi Susu, mentega, telur,

27

Page 28: Wrap Up Skenario 3 A7

Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuhMelindungi tubuh dari perubahan suhu luarMembantu penyerapan vitamin A, D, E, dan KMemperlambat proses pengosongan lambung

daging, ikan, minyak sayur

(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin Fungsi SumberVitamin A Penglihatan

Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitelDiferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur, buah, sayur, cod & halibut

liver oilVitamin BThiamine

Riboflavin

Niasin

Asam PantothenatPiridoksin

Asam Folat

Kobalamin

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidratKonduksi membran dan sarafSebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMNBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD dehidrogenaseMerupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidupBerperan dalam berbagai proses metabolismeSebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asilSebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfatKoenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleatKofaktor enzim sintesis DNA dan RNA

Padi-padian, ragi, jeroan

Susu, telur, daging, kacang-kacangan

Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Kuning telur, susu, kacang-kacangan

Daging, ikan, tepung kedelai, ragi

Sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikan

Telur, susuVitamin C Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks

potensial tubuhIntegritas epitel melalui kesehatan kolagenMekanisme imunitasMempercepat absorbsi besiSintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolin

Kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-

buahan

Vitamin D Homeostasis kalsium dalam plasmaMengatur sintesis protein yang mengatur transpor CaPembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan

Minyak ikan laut, kuning telur

Vitamin E Sebagai antioksidan alam paling kuatBerperan dalam metabolisme selenium

Minyak biji-bijian, buah, sayur, lemak

Vitamin K Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan XSebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hati

Sayuran hijau, sereal, susu, telur

28

Page 29: Wrap Up Skenario 3 A7

(Nelson, 1999)

(Nelson, 1999)

Kebutuhan gizi anak remaja

29

Jenis Mineral Fungsi SumberKalsium Membentuk struktur tulang dan gigi

Membantu proses kontraksi otot dan kerja jantung

Susu, sayur hijau, salmon, kerang

KloridaMembantu koagulasi darahMembantu keseimbangan asam basaMembentuk HCl lambung

Garam, daging, susu, telur

Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin RagiKobalt Merupakan komponen pembentuk molekul

vitamin B12 dan eritropoietinTersebar luas

Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobinMembantu penyerapan besi

Hati, tiram, daging, ikan, butir padi,

kacangFluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan lautIodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3

dan T4Garam, makanan laut

Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif, sitokrom C, dan katalase

Hati, daging, kuning telur, sayuran hijau

Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigiIritabilitas otot dan sarafKation intraseluler

Biji-bijian, kacang, daging, susu

Mangan Berperan dalam aktivasi enzimMetabolisme karbohidrat

Sayuran hijau, biji-bijian

Molibdenum Komponen enzim santin oksidaseMobilisasi feritin dalam hati

Sayuran

Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigiStruktur nukleus dan sitoplasma sel

Susu, kuning telur, kacang-kacangan

Kalium Berperan dalam kontraksi ototHantaran impuls sarafKeseimbangan cairan dalam tubuh

Tersebar luas

Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, dagingSulfur Unsur pokok protein seluler

Berperan dalam pembentukan melaninMakanan berprotein

Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotikMenjaga keseimbangan asam basa

Garam, susu, telur

Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

Page 30: Wrap Up Skenario 3 A7

Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.

Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

*ProteinKebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat.Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.

*KalsiumKebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

*Zat BesiKebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia defisiensi besi.

*Seng (Zink) Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.

30

Page 31: Wrap Up Skenario 3 A7

*Vitamin Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

(Soekirman, 2000)

2.3. Kebutuhan dan jenis nutrisi pada penderita retardasi mental

Makanan yang Mempengaruhi KecerdasanMempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua, karena itulah banyak orang tua yang mengeluarkan biaya besar demi mendapatkan anaknya menjadi cerdas dan pintar serta sehat. Karena kecerdasan dan kondisi anak terletak pada kandungan gizi pada makanan yang ia makan selama ini. Nah untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman dan yang pasti suasana keluarga yang harmonis. Tidah hanya itu saja, memberikan stimulasi seimbang dapat mengasah kecerdasan anak, misalnya bermain dengan alat permainan yang dapat merangsang daya pikir sesuai usia mereka. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :1.Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3 -DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak anda.2.Telur, kuning telur ternyata padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.3.Kacang tanah atau dalam bahasa inggrisnya peanut, ini merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.4.Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.5.Daging sapi tanpa lemak, Selain Mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.6.Gandum murni, Serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. selain itu gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.7.Strawberry, cherry, blueberry, dan blackberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya

(Hurlock, 2007)

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi

31

Page 32: Wrap Up Skenario 3 A7

Anak cerdas membuat Anda bangga dan bahagia. Tetapi mereka tidak lahir begitu saja. Anda harus “menciptakannya.” Caranya, dengan membantu proses tumbuh-kembang otaknya agar optimal, dengan memenuhi kebutuhan zat gizi untuk perkembangan otak secara tepat. Apabila ditambah dengan stimulasi kecerdasan lewat kegiatan sehari-hari, memiliki anak yang cerdas bukan lagi impian.

Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak. * Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.* Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.* Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.* Pada umur 10 mencapai 99%. Faktor genetik hanya memiliki andil 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, antara lain pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anakTepat memilih. Apa saja zat gizi untuk perkembangan otak anak? Yang sudah terbukti secara ilmiah adalah DHA (docosahexaenoic acid), bermanfaat untuk membantu mengoptimalkan proses perkembangan otak. DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

(Moersintowati, 2008)

3. Memahami dan menjelaskan tanggung jawab orang tua pada anak dalam islam

Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.1. Anak mempunyai hak untuk hidup.

Allah berfirman:

      ‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi

32

Page 33: Wrap Up Skenario 3 A7

jaminan kepada kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.

2. Menyusui  Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah :

له المولود وعلى ضاعة الر يتم أن أراد لمن كاملين حولين أوالدهن يرضعن والوالدات وال بولدها والدة تضآر ال وسعها إال نفس تكلف ال بالمعروف وكسوتهن رزقهن فال وتشاور نهما م تراض عن فصاال أرادا فإن ذلك مثل الوارث وعلى بولده ه مولودل

آءاتيتم م سلمتم إذا عليكم جناح فال أوالدكم تسترضعوا أن أردتم وإن عليهما جناحبصير } تعملون بما الله أن واعلموا الله واتقوا {233بالمعروف

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”. (QS AI Baqarah: 233) Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh  hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.

3. Memberi Nama yang Baik          Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.”        Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

5. Mendidik  anakMendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

33

Page 34: Wrap Up Skenario 3 A7

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnya

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun berkewajiban demikian.  Rasulullah s.a.w. bersabda;

‘Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’ ( HR Abu Daud)

7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

8. Mendidik anak tentang  agama‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).

Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan sekaligus, dia akan patah’.

9. Mendidik anak untuk sholatRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putra putri’).

Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan.

10. Mendidik anak tentang adab yang baik

34

Page 35: Wrap Up Skenario 3 A7

Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baikBerkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu’.

12. Memberi pengajaran Al QuraanRasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya’.Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ (HR An- Nasai).

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tuaHilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )

17. Memberi kasih sayangKecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.

35

Page 36: Wrap Up Skenario 3 A7

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya  Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja.

Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anakOrang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak teman-temannya untuk berbuat kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa di hadapan teman-temannya.

Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k tidak menyukai kerusakan.

Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya orang tua mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh ‘Amr bin Qais Al-Mala`I:“Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa.” (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf ‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).

(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2000)

36

Page 37: Wrap Up Skenario 3 A7

DAFTAR PUSTAKA

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan Fungsional

Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta.

Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.

Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.

Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi 1.

Jakarta. Sagung Seto.

Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta. EGC.

Phyllis A. Balch CNC, Prescription for Nutritional Healing, Avery; a member of PENGUIN

GROUP (USA), INC. (2000) New York.

Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.

Sularyo TS, 1992 dan Turner G, Robinson H : Preventive Screening for the Fragile X Syndrome

Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for pediatric health care

provider, 1st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.

WHO. Primary prevention of mental neurological and psychosocial disorders. Geneva, WHO 1998: h. 8-53.

37