PROPOSAL SKRIPSI
PENGEMBANGAN EMPING (E-MODUL BERBASIS MIND
MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Oleh
NAILIS SAIDAH
NIM 201733137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
memahami pengetahuan pada objek tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan
adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, karena dengan pendidikan peserta
didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga terwujud sumber
daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang kompetensi.
Melihat pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa, maka sudah sepatutnya
pendidikan mendapatkan perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan
mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Mutu pendidikan yang tinggi sangat diperlukan untuk mendukung
terciptanya sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas, dan mampu bersaing
dari era global ini (Widiawati dkk, 2015). Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong pendidikan berinovasi untuk membantu dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu pembelajaran yang memegang peran penting dalam
perkembangan IPTEK adalah ilmu pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan alam
(IPA) di sekolah dasar merupakan ilmu yang dimaksudkan agar siswa memiliki
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah. Ruang lingkup bahan kajiannya meliputi dua aspek
yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Siswa dituntut menguasai kedua aspek
tersebut karena salah satu tujuan dari IPA di SD/MI sesuai Permendiknas No. 22
Tahun 2006 adalah mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1
Pemahaman konsep-konsep IPA sangat penting dimiliki oleh siswa.
Konsep yang dipahami siswa akan mempengaruhi penguasaan konsep berikutnya.
Hal ini dikarenakan antar konsep di dalam pelajaran IPA saling berkaitan satu
sama lain. Pemahaman konsep IPA yang dimiliki siswa SD menjadi tonggak
pemahaman konsep-konsep IPA yang lain pada jenjang pendidikan selanjutnya
(Suryani dkk, 2016).
Kenyataannya salah satu permasalahan yang sering ditemukan dalam
pembelajan IPA adalah masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Masih
banyak siswa hanya mampu menghafal konsep tanpa mampu menggunakannya
dalam pemecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2008)
yang menyatakan bahwa kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep
dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi
bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya (Lisna,
2016). Kondisi miskonsepsi apabila dibiarkan tentu saja akan menjadi masalah,
mengingat apabila kondisi ini dibiarkan menetap akan berdampak pada
penerimaan konsep selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lokasi penelitian yaitu di
SD N 01 Dorang yang dilakukan pada tanggal 19 September 2020, pembelajaran
IPA cenderung terfokus pada kemampuan siswa untuk menghafal saja. Tetapi
kenyataannya siswa belum memahami substansi secara mendalam materinya.
Sebagian besar penggunaan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
konvensional atau metode pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini
membuat siswa kurang mengembangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Kondisi pembelajaran daring juga menjadi sebab proses belajar tidak berjalan
maksimal karena minimnya pertemuan tatap muka yang mengakibatkan
pemahaman konsep siswa rendah. Terlihat dari hasil pretest siswa kelas V yang
menunjukkan nilai pembelajaran IPA masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Maksimal) dengan rata-rata nilai 64, sedangkan KKM muatan IPA yang telah
ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 70. Terdapat 60% dari jumlah siswa yang
berada di bawah KKM, 11 dari 27 siswa sudah memenuhi KKM.
2
Rendahnya pemahaman konsep disebabkan karena siswa kurang dapat
mengklasifikasikan objek-objek menurut konsep atau sifatnya, kurang dapat
membedakan antara contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep. Salah satu
faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep tersebut adalah
kurangnya inovasi serta visualisasi pembelajaran karena keterbatasan media dan
fasilitasnya. Bahan ajar atau media yang digunakan di sekolah tempat penelitian
menggunakan modul atau buku paket yang berisi materi dan evaluasi saja,
sehingga pembelajaran kurang menarik dan pemahaman siswa masih rendah.
Bahan ajar atau media yang digunakan di sekolah dasar belum dimanfaatkan
secara maksimal karena siswa masih terlihat kurang tertarik dengan media yang
digunakan. Untuk mengurangi kejenuhan siswa belajar melalui modul cetak, modul
cetak perlu digabungkan dengan media elektronik, yang sering disebut e-modul atau
modul elektronik. E-modul menjadi media pembelajaran yang menarik apabila di
dalam e-modul tersebut dikembangkan dengan mind mapping yang dapat
memudahkan siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA.
Penggunaan mind mapping bertujuan untuk mempermudah penguasaan materi
pada pembelajaran IPA. Siswa tidak hanya sekedar menghafal saja, tetapi dapat
memahami. Pembelajaran dengan menggunakan mind mapping dimaksudkan agar
siswa mudah dalam penguasaan materi. Dengan menyusun sendiri peta pikiran,
siswa akan lebih memahami keterkaitan antar konsep.
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
diperlukan media pembelajaran berupa EMPING (E-modul berbasis Mind
Mapping). Media ini dipilih karena dengan penggunaan EMPING siswa aktif
menyusun inti-inti dari suatu materi pembelajaran menjadi peta pikiran atau grafik
sehingga siswa lebih mudah memahami materi. E-modul menjadi media
pembelajaran yang menarik apabila di dalam e-modul tersebut dikembangkan
dengan mind mapping yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran IPA.
Siswa dapat menggunakan media ini melalui pembuatan Mind Mapping
yang dibuat dalam bentuk gambar, warna, simbol sehingga tampak seperti karya
seni. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa mengingat bacaan, membantu
3
mengorganisaikan serta meningkatkan pemahaman materi, dan memberikan
wawasan baru. EMPING atau E-Modul berbasis Mind Mapping adalah modul
yang dikonversikan menjadi format digital yang dilengkapi materi, animasi yang
interaktif sehingga pembelajaran lebih menarik bagi siswa. EMPING memuat
materi, video pembelajaran, serta quiz atau soal evaluasi. Pada EMPING ini juga
terdapat halaman yang membahas Mind Mapping serta dilengkapi video tutorial
pembuatan Mind Mapping. Siswa kemudian melakukan percobaan membuat mind
mapping dengan argumen/bahasa sendiri serta menambah gambar untuk
memperkuat daya ingat. Kemudian hasil percobaan tersebut dikirim melalui link
yang telah disediakan.
Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Atmaji, dkk (2018) melakukan penelitian pengembangan e-
modul berbasis literasi sains cara pembuatannya berdasarkan tahapan penelitian
pengembangan menggunakan model ADDIE. Hasil penelitian yang didapatkan e-
modul berbasis literasi sains sangat layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penelitian selanjutnya yang mendukung adalah
penelitian yang dilakukan oleh Panggabean, dkk (2020) diperoleh hasil bahan ajar
IPA berbasis mind mapping dengan Tema Lingkungan sahabat kita sangat layak
digunakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu adanya penelitian mengenai
“Pengembangan EMPING untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas
V Sekolah Dasar”.
1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimanakah desain pengembangan media EMPING dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V sekolah dasar?
1.2.2. Bagaimanakah validasi EMPING dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa kelas V sekolah dasar?
4
1.2. Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk menganalisis media EMPING dalam meningkatkan
pemahaman konsep siswa kelas V sekolah dasar.
1.3.2. Untuk menguji validasi EMPING dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa kelas V sekolah dasar.
1.3. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya dibidang pendidikan.
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan siswa lebih mudah
memahami konsep pembelajaran dan siswa menjadi lebih kreatif
melalui pengunaan EMPING (e-modul berbasis mind mapping).
b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan solusi dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pemahaman
konsep siswa dengan mengembangkan EMPING (e-modul
berbasis mind mapping), sehingga pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan bermakna.
c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi
dalam proses pembelajaran dan pertimbangan bagi sekolah
untuk memfasilitasi, mendukung, dan menciptakan proses
pembelajaran EMPING (e-modul berbasis mind
mapping).sebagai salah satu media pembelajarn yang efektif,
kreatif, dan efisien.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Penelitian dan pengembangan ini meneliti tentang pemahaman
konsep siswa melalui pengembangan EMPING (e-modul berbasis
mind mapping).
5
1.5.2 Subjek penelitian siswa kelas V SD N 1 Dorang terdiri 8
perempuan dan 19 laki-laki.
1.5.3 Materi ajar difokuskan pada materi kelas V semester II Tema 8
Lingkungan Sahabat Kita Subtema 1 Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran 2 dalam muatan IPA dengan materi siklus air dan
Bahasa Indonesia mencakup materi urutan peristiwa dalam teks
non fiksi.
1.5. Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengembangan EMPING
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar”,
definisi operasional dalam penelitian ini, antara lain:
1.6.1. Elektronik Modul (E-Modul)
E-modul merupakan bahan atau alat ajar yang dirancang
menggunakan software berisi materi ajar untuk mencapai
kompetensi dan tujuan pembelajaran. Isi EMPING (e-modul
berbasis Mind Mapping) yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi,
petunjuk penggunaan media, kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, peta konsep, materi pembelajaran, tugas, dan daftar
pustaka didesain menggunakan Microsoft Word terlebih dahulu.
Setelah media didesain melalui Microsoft Word, file kemudian
diconvert menjadi file pdf. Desain selanjutnya yaitu menyisipkan
video pembelajaran, audio, dan animasi melalui aplikasi Smart App
Creator.
1.6.2. Mind Mapping
Mind Mapping (peta pikiran) adalah metode yang dirancang
untuk membantu siswa dalam menyimpan informasi, menyusun inti
pembelajaran, dan memproyeksikan masalah dalam bentuk peta
atau grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
1.6.3. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah kemampuan menerima dan
memahami suatu materi yang diperoleh dari pembelajaran dan dapat
6
menyampaikan kembali dalam bentuk yang mudah dipahami serta
mengaplikasikan pemahaman dalam menyelesaikan masalah dengan
tepat. Tujuh indikator pemahaman konsep berdasarkan Bloom
(dalam Astuti, 2017: 42) yaitu:
1. Menyatakan kembali suatu konsep.
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatnya atau sesuai
dengan konsepnya.
3. Memberi contoh dan non contoh dari sebuah konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi.
5. Mengembangkan syarat cukup suatu konsep.
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah.
1.6.4. Muatan IPA
Materi ajar difokuskan pada materi kelas V semester II
Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 1 Manusia dan
Lingkungan Pembelajaran 2 dalam muatan IPA dengan materi
siklus air. Kompetensi dasar pada materi ini adalah 3.8
mengananalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi
serta kelangsungan makhluk hidup dan 4.8 membuat karya tentang
skema siklus air berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
1.6.5. Muatan Bahasa Indonesia
Materi ajar difokuskan pada materi kelas V semester II
Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 1 Manusia dan
Lingkungan Pembelajaran 2 dalam muatan Bahasa Indonesia materi
urutan peristiwa dalam teks non fiksi. Kompetensi dasar pada
materi ini yaitu 3.8 menguraikan urutan peristiwa atau tindakan
yang terdapat pada teks nonfiksi dan 4.8 menyajikan kembali
peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang
terdapat pada teks fiksi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Teoritik
2.1.1. Elektronik Modul (E-Modul)
2.1.2.1. Pengertian E-Modul
Modul merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara
sistematis menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta dapat
dipelajari secara mandiri, sehingga dapat berdampak positif terhadap
hasil belajar siswa (Purwoko, dkk, 2019). Modul adalah media atau
sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan
materi pembelajaran, petunjuk kegiatan pembelajaran, latihan dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan dan digunakan secara mandiri
(Hamdani, 2011).
Pengembangan modul dapat disesuaikan dengan kondisi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modul dapat
dikombinasikan dengan media elektronik, yang disebut electronic
module (e-modul). E-modul merupakan merupakan versi elektronik
dari sebuah modul yang sudah dicetak serta dapat dibaca pada
komputer atau alat pembaca buku elektronik dan dirancang dengan
software yang diperlukan (Wibowo & Pratiwi, 2018).
Modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian bahan
belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit
pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
yang disajikan ke dalam format elektronik yang di dalamnya terdapat
animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna lebih interaktif
dengan program Sugianto (2013:110). Kemudian menurut Ghaliyah
(2015:149) modul elektronik adalah modul yang ditransformasikan
penyajiannya ke dalam bentuk elektronik.
8
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan e-modul
merupakan bahan atau alat ajar yang dirancang menggunakan software
berisi materi ajar untuk mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.
2.1.2.2. Kelebihan dan kekurangan E-Modul
Kelebihan dan kekurangan e-modul sebagai berikut:
1) Kelebihan e-modul
a. E-modul merupakan salah satu bahan ajar yang efektif,
efisien, dan mengutamakan kemandirian siswa
(Wijayanti: 2016).
b. Bersifat interaktif.
c. Ditampilkan menggunakan ponsel atau layar monitor.
d. Biaya produksi lebih murah daripada modul cetak.
e. Modul dapat memuat audio, video, serta dilengkapi tes
formatif atau kuis.
2) Kekurangan e-modul
Kelemahan e-modul harus menyediakan perangkat
untuk mengaksesnya, karena e-modul hanya bisa diakses
melalui perangkat elektronik berupa ponsel atau komputer.
2.1.2. Mind Mapping
2.1.2.1. Hakikat Mind Mapping (Peta Pikiran)
Tony Buzan pada tahun 1975 mengembangkan metode
pembelajaran yang dapat melatih siswa meningkatkan daya pikir, yaitu
metode yang dikenal dengan istilah Mind Mapping (peta pikiran).
Buzan (2007: 4) mengemukakan bahwa mind mapping adalah
cara mudah menggali informasi dari dalam dan luar otak. Mind
Mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas konsep yang akan
dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya
(Iwan Sugiarto: 2004).
Bobbi de Porter dan Hernacki (1999) menjelaskan, Mind
Mapping (peta pikiran) merupakan metode pemanfaatan keseluruhan
9
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
Buzan (2004) menambahkan bahwa Mind Map (peta pikiran)
dapat menghubungkan konsep yang baru diperoleh siswa dengan
konsep yang sudah didapat dalam proses pembelajaran, sehingga
menimbulkan adanya tindakan aktif yang dilakukan oleh siswa,
sehingga akan menciptakan suatu hasil peta pikiran berupa konsep
materi yang baru dan berbeda.
Metode Mind Map (peta pikiran) adalah metode yang
dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar,
menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh
siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti
yang penting dari materi pelajaran ke dalam bentuk peta atau grafik
sehingga siswa lebih mudah memahaminya (Deby Fitriyani, dkk:
2017).
Berdasarkan uraian di atas, Mind Mapping (peta pikiran)
adalah metode yang dirancang untuk membantu siswa dalam
menyimpan informasi, menyusun inti pembelajaran, dan
memproyeksikan masalah dalam bentuk peta atau grafik sehingga
lebih mudah memahaminya.
2.1.2.2. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mipping
Kelebihan metode pembelajaran Mind Mapping menurut Deby
Fitriyani (2017) sebagai berikut:
1. Dapat mengemukakan Dapat mengemukakan pendapat
secara bebas.
2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
3. Catatan lebih padat dan jelas.
4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5. Catatan lebih terfokus pada inti materi.
6. Mudah melihat gambaran keseluruhan.
10
7. Membantu otak untuk : mengatur, mengingat,
membandingkan dan membuat hubungan. Memudahkan
penambahan informasi baru.
8. Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
9. Bersifat unik.
Kelemahan dari metode Mind Mapping menurut Kurniawati
(2010) yaitu:
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
3. Mind Map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
memeriksa Mind Map siswa.
2.1.3. Definisi EMPING
2.1.3.1. Pengertian EMPING
EMPING merupakan akronim dari e-modul (elektronik modul)
berbasis Mind Mapping. EMPING adalah alat atau sarana
pembelajaran yang dirancang menggunakan software berisi materi ajar
dilengkapi penjelasan melalui Mind Mapping, animasi, video, serta
quiz atau soal evalusi sehingga pembelajaran lebih menarik bagi siswa.
Materi yang disajikan dalam media ini mengenai siklus air.
2.1.3.2. Fitur Media EMPING
Media ini berupa aplikasi yang harus diakses terlebih dahulu
melalui link. EMPING memuat materi, animasi interaktif, video
pembelajaran, serta quiz atau soal evaluasi. Pada EMPING ini juga
terdapat halaman yang membahas Mind Mapping, serta dilengkapi
video tutorial pembuatan Mind Mapping. Siswa kemudian melakukan
percobaan membuat Mind Mapping dengan argumen/bahasa sendiri
serta menambah gambar. Kemudian hasil percobaan tersebut dikirim
melalui tautan (link).
2.1.3.3. Petunjuk Penggunaan EMPING
Langkah-langkah dalam menggunakan media EMPING adalah
sebagai berikut.
11
1. Siswa mengakses media EMPING melalui link yang sudah
disediakan. Media ini berupa aplikasi yang harus diunduh
terlebih dahulu.
2. Setelah pengunduhan selesai media EMPING dapat
digunakan. Siswa dapat menggunakannya sesuai dengan
langkah penggunaan yang terdapat pada media ini.
3. Siswa terlebih dahulu membaca petunjuk penggunaan
EMPING, kompetensi dasar, kompetensi inti, dan peta
konsep.
4. Pada materi berisi penjelasan mengenai proses terjadinya
siklus air. Selain itu penjelasan disertai video tentang siklus
air. Berikut merupakan gambar penjelasan materi melalui
video dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 penjelasan materi melalui video
5. Penjelasan materi dilanjutkan melalui Mind Mapping.
Berikut merupakan gambar penjelasan materi dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
12
Gambar 2.2 Mind Mapping siklus air
6. Siswa melakukan percobaan membuat Mind Mapping
dengan argumen/bahasa sendiri serta menambah gambar.
Kemudian hasil dari percobaan dikirimkan dalam bentuk
foto yang dikirim melalui tautan (link).
7. Siswa mengerjakan quiz yang berupa soal pilihan ganda.
Pada quiz siswa bisa mengetahui nilai/skor dari hasil
pekerjaannya. Berikut merupakan quiz dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
Gambar 2.3 quiz media EMPING
2.1.3.4. Kelebihan EMPING
Kelebihan media EMPING pembelajaran IPA ini sebagai
media pembelajaran adalah menyajikan materi yang dikemas dalam e-
modul yang menarik dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti. Selain itu dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
dan menampilkan visualisasi yang beragam mulai dari video
pembelajaran, animasi yang menarik, komposisi gambar, ilustrasi yang
disesuaikan dengan materi dan quiz yang disesuaikan dengan indikator
pemahaman konsep. Kemudahan mengoperasikan media dengan
melalui peralatan pendukung seperti android atau komputer.
13
2.1.4. Pemahaman Konsep Siswa
2.1.4.1. Definisi Pemahaman Konsep Siswa
Salah satu tujuan dari proses pembelajaran adalah siswa
mampu memahami konsep pembelajaran sesuai pengalaman dan
belajarnya. Namun setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang
berbeda. Siswa sering kali kurang memahami konsep dasar pada
pembelajaran. Padahal memahami konsep memiliki keterkaitan dengan
konsep-konsep selanjutnya. Siswa dapat dikatakan memahami suatu
konsep, jika siswa mengemukakan kembali suatu informasi yang telah
diperoleh.
Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto: 2013) adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, dilihat,
dialami, atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi.
Definisi pemahaman atau memahami yang dikemukakan oleh Astuti &
Dasmo (2016:41) mengatakan bahwa pemahaman merupakan bagian
ranah kognitif yang tingkatannya lebih tinggi dari pengetahuan, serta
merupakan dasar untuk membangun wawasan. Pemahaman merupakan
kemampuan siswa untuk memahami atau mengerti pelajaran untuk
kemudian memberikan contoh, gambaran serta penjelasan yang lebih
luas dan dapat mengomunikasikan kepada orang lain.
Kemudian pengertian konsep dikemukakan oleh Rosser
(Syurdadi, 2014:72) bahwa konsep merupakan hal abstrak yang
mewakili obyek-obyek kejadian atau hubungan-hubungan yang
memiliki atribut sama. Konsep adalah segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang dapat timbul sebagai hasil pemikiran,
meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi (Suryono &
Hariyanto: 2014).
Pengertian pemahaman konsep yang dikemukakan oleh
Rustaman (dalam Isnaini dkk, 2016:143) bahwa seseorang dikatakan
14
memahami konsep jika dapat mengorganisasikan dan mengemukakan
kembali sesuatu yang telah didapatkan atau dipelajari sebelumnya.
Bloom (dalam Syurdadi, 2014:73) mengemukakan pemahaman
konsep yaitu kemampuan menerima beberapa pengertian seperti
halnya mengemukakan kembali materi yang mudah untuk dipahami,
mampu menyampaikannya, serta mampu menerapkannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep adalah kemampuan menerima dan memahami
suatu materi yang diperoleh dari pembelajaran dan dapat
menyampaikan kembali dalam bentuk yang mudah dipahami serta
mengaplikasikan pemahaman dalam menyelesaikan masalah dengan
tepat.
2.1.4.2. Indikator Pemahaman Konsep
Indikator pemahaman konsep menurut Sanjaya (2009)
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah
dicapainya;
b. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai
cara serta mengetahui perbedaan;
c. Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep
tersebut;
d. Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur;
e. Mampu memberikan contoh dan kontra dari konsep yang
dipelajari;
f. Mampu menerapkan konsep secara algoritma; dan
g. Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Tujuh indikator pemahaman konsep berdasarkan Bloom yang
dikemukakan dalam Astuti (2017: 42) yaitu:
1. Menyatakan kembali suatu konsep.
15
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatnya atau
sesuai dengan konsepnya.
3. Memberi contoh dan non contoh dari sebuah konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi.
5. Mengembangkan syarat cukup suatu konsep.
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa
mengacu pada Bloom (Astuti: 2017) karena lebih jelas dalam
mendeskripsikan aspek-aspeknya.
2.2. Penelitian Relevan
Berikut adalah penelitian yang berhubungan dengan pengembangan
EMPING yang dapat dijadikan perbandingan untuk melakukan penelitian:
2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizan Dwi Atmaji, dkk (2018) dengan judul
“Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi SAINS Materi Organ Gerak
Hewan dan Manusia Kelas V SD”. Penelitian tersebut mendapatkan hasil
penilaian yang dilakukan oleh ahli materi mendapatkan skor penilaian
92,85 dengan kategori “Sangat Layak. Ahli materi mendapatkan penilaian
92,85 dengan kategori “Sangat Layak”. Hasil Penilaian ahli pembelajaran
mendapatkan nilai 73,21 dengan kategori “Layak”. penilaian dari uji coba
skala kecil yang dilakukan oleh peserta didik mendapatkan nilai 95 dengan
kategori “Sangat Layak” dan penilaian dari guru mendapatkan nilai 95
dengan kategori “Sangat Layak”. Uji coba skala besar yang dilakukan oleh
peserta didik mendapatkan nilai 96,6 dengan kategori “Sangat Layak” dan
penilaian dari guru mendapatkan nilai 97,08 dengan kategori “Sangat
Layak”. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan maka e-modul
berbasis literasi sains sangat layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
2.2.2. Penelitian yang dilakukan oleh Iin Rahmatul Ula dan Abi Fadila (2018)
dengan judul “Pengembangan E-modul Berbasis Learning Content
16
Development System Pokok Bahasan Pola Bilangan SMP”. Penelitian
tersebut mendapatkan hasil e-modul berbasis LCDS yang dikombinasi
dengan software I-Spring yaitu “Sangat menarik” dari perhitungan skor
rata-rata pada uji coba skala kecil yaitu 3,65% dan pada uji coba lapangan
skala besar yang diikuti oleh 30 peserta didik skor rata-rata kemenarikan
yang diperoleh yaitu 3,55 pada kriteria “Sangat menarik” dan dikatagorikan
sangat layak untuk digunakan.
2.2.3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda Panggabean, dkk (2020)
dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Mind Mapping pada
Pembelajaran IPA Tema Lingkungan Sahabat Kita”. Penelitian tersebut
mendapatkan hasil Bahan ajar IPA berbasis mind mapping dengan Tema
Lingkungan sahabat kita sangat layak digunakan sebagai sumber belajar
peserta didik kelas V B di MIS Tarbiyatul Islamiyah Guppi Medan dengan
rata – rata total validitas adalah 4,68. Bahan ajar dinyatakan praktis
berdasarkan angket respon siswa yaitu aspek ketertarikan dengan responden
setuju persentasenya sebesar 49,36% dan sangat setuju sebesar 50,64%.
Penilaian dari aspek materi diperoleh hasil respon siswa setuju 75,96% dan
sangat setuju 29,04%, Penilaian dari aspek bahasa memperoleh hasil setuju
36,54% dan sangat setuju 63,46%.
2.2.4. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan Irsyad Ali, dkk (2019) dengan judul
“Pengembangan Media Buku Saku Berbasis Mind Mapping pada
Pembelajaran IPS”. Kelayakan media ditunjukkan dengan hasil penilaian ahli
materi sebesar 87,3% (kriteria sangat layak) dan ahli media sebesar 92%
(kriteria sangat layak). Hasil uji perbedaan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir
dengan perhitungan t-test diperoleh nilai thitung yaitu 14,842 lebih besar dari
ttabel yaitu 2,040 dan peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 0,46 dengan
kategori sedang. Berdasarkan haisl uji t-test dan n-gain tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa media buku saku berbasis mind mapping efektif digunakan
pada muatan pembelajaran IPS.
Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, dapat disimpulkan bahwa e-
modul dan Mind Mapping memiliki potensi untuk dikembangkan dan efektif
17
digunakan sebagai media pembelajaran. Persamaan dan perbedaan penelitian
relevan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Media
PembelajaranJudul Nama
Peneliti Tahun Persamaan Perbedaan
Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi SAINS Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V SD
Rizan Dwi Atmaji dan Ika Maryani
2018 - Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D).
- Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket yang meliputi validador ahli media, ahli materi, dan ahli pembelajaran, angket guru dan peserta didik.
- Mengembangkan E-Modul Berbasis Literasi SAINS.
- Menggunakan model penelitian ADDIE.
Pengembangan E-modul Berbasis Learning Content Development System Pokok Bahasan Pola Bilangan SMP
Iin Rahmatul Ula, Abi Fadila
2018 - Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D).
- Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar angket, lembar validasi, lembar respon peserta didik.
- Berbasis Learning Content Development System.
- Menggunakan model penelitian ADDIE.
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Mind Mapping pada Pembelajaran IPA Tema Lingkungan Sahabat Kita
Nurul Huda Panggabean, Amir Danis, dan Nadriyah
2020 - Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D).
- Instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data berupa lembar angket untuk ahli materi, ahli media, siswa dan soal pretest dan posstest.
- Menggunakan model penelitian 4D.
Pengembangan Media Buku Saku Berbasis
Fauzan
Irsyad Ali,
Kurniana
2019 - Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D).
- Teknik pengumpulan data
- Menggunakan model penelitian Borg and
18
Mind Mapping pada Pembelajaran IPS
Bektianigs
ih, dan
Umar
Samadhy
yang digunakan adalah wawancara, angket, tes, dan dokumentasi.
Gall.
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
yang penting (Sugiyono, 2019). Kerangka berpikir dalam pengembangan media
ini dilatarbelakangi dari permasalahan yang ditemukan di sekolah. Masih banyak
siswa yang mengalami miskonsepsi, sehingga pemahaman konsep siswa rendah.
Kurangnya inovasi serta visualisasi pembelajaran karena keterbatasan media.
Selain minimnya media yang dikembangkan di sekolah, pembelajaran masih
berpusat pada guru sehingga pemahaman konsep siswa masih rendah.
Merujuk dari masalah tersebut, peneliti mengembangkan EMPING (e-
modul berbasis Mind Mapping) untuk mengembangkan pemahaman siswa sebagai
langkah untuk mengenalkan pengambangan inovasi bahan ajar dalam
pembelajaran. EMPING merupakan akronim dari e-modul (elektronik modul)
berbasis Mind Mapping. EMPING adalah alat atau sarana pembelajaran yang
dirancang menggunakan software berisi materi ajar dilengkapi penjelasan melalui
Mind Mapping, animasi, video, serta quiz atau soal evalusi sehingga pembelajaran
lebih menarik bagi siswa.
E-modul juga memiliki kelebihan yaitu dilengkapi berbagai macam
iDevices sehingga dapat menyisipkan berbagai gambar, video, animasi, kuis
disertai feedback yang tidak ditemukan pada bahan ajar cetak pada umumnya.
Selain itu, EMPING juga dimanfaatkan sebagai kemajuan ilmu teknologi dan
informasi yang dapat membantu proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan dalam diagram kerangka
fishbone (tulang ikan) yang meliputi ekor ikan sebagai permasalahan utama dan
sirip ikan menyatakan tahapan penyelesaian atau solusi dari permasalahan.
19
Observasi dan wawancara
Analisis Kebutuhan guru dan siswa
Merancang dan menyusun desain media EMPING
Validasi ahli materi
Validasi ahli media
Memperbaiki desain sesuai saran ahli
Penggunaan media
Angket respon guru dan siswa
Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan media dari
Sugiyono. Kerangka berpikir dalam bentuk fishbone digambarkan pada Gambar
2.4.
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
2.4. Rancangan Media
20
Potensi dan masalah:Masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi, sehingga
pemahaman konsep siswa rendah.Kurangnya inovasi serta visualisasi pembelajaran karena
keterbatasan media.Metode konvensional atau metode pembelajaran masih
berpusat pada guru.
EMPING (E-Modul Berbasis Mind Mapping
Pengumpulan Data
Validasi Desain
Uji Coba Produk
Desain Produk
RevisiDesain
EMPING (E-modul berbasis Mind Mapping) ini terdiri dari, cover, kata
pengantar, petunjuk penggunaan, pendahuluan (KI, KD, indikator dan tujuan
pembelajaran), peta konsep, materi, Mind Mapping. Pada kegiatan pembelajaran
terdapat soal evaluasi atau quiz. Berikut adalah rancangan media EMPING dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Rancangan Awal EMPINGNo Bagian EMPING Kerangka EMPING Keterangan1 Cover 1. Judul E-Modul,
yaitu EMPING2. Gambar desain
cover3. Nama dan logo
instansi4. Nama
pengembang media
2 Kata Pengantar 1. Sub judul kata pengantar
2. Isi kata pengantar
21
3 Daftar Isi 1. Daftar isi2. Sub judul3. Nomor halaman
4 Petunjuk penggunaan EMPING
1. Petunjuk penggunaan EMPING
2. Poin-poin petunjuk penggunaan EMPING
5 Kompetensi Inti 1. Kompetensi inti2. Isi kompetensi
inti
22
6 Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi dasar
2. Isi kompetensi dasar
3. Indikator4. Isi indikator
7 Peta konsep 1. Peta konsep2. Isi peta konsep
9 Materi dan Video Siklus Air
1. Materi siklus air2. Video siklus air
23
11 Mind Mapping Siklus Air
1. Mind Mapping siklus air
12 Tugas 1. Tugas pembuatan Mind Mapping
2. Link tugas Mind Mapping
13 Pembelajaran (Cerita Semut dan Beruang)
1. Ceita non fiksi “Semut dan Beruang”
24
14 Mind Mapping cerita non fiksi
1. Contoh Mind Mapping urutan peristiwa cerita non fiksi
15 Penugasan urutan peristiwa cerita non fiksi
1. Tugas melalui link
16 Evaluasi 1. Soal evaluasi berupa pilihan ganda
25
17 Daftar pustaka 1. Daftar pustaka
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N 01 Dorang yang berlokasi di Desa
Dorang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilatarbelakangi
dari permasalahan yang ditemukan di sekolah yaitu masih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi, sehingga pemahaman konsep siswa rendah. Kurangnya
inovasi serta visualisasi pembelajaran karena keterbatasan media. Selain
minimnya media yang dikembangkan di sekolah, pembelajaran masih berpusat
pada guru. Penelitian dilakukan pada semester II (genap) tahun ajaran 2020/2021.
3.2. Karakteristik Media yang dikembangakan
Karakteristik atau ciri khas dari media EMPING ini yang membedakan
dari E-Modul pada umumnya yaitu terdapat fitur Mind Mapping yang dilengkapi
dengan video tutorial pembuatan Mind Mapping. Kemudian siswa melakukan
percobaan membuat Mind Mapping yang dimodifikasi sesuai dengan kreatifitas
siswa. Selain itu media ini dilengkapi dengan animasi, video pembelajaran, serta
quiz atau soal evaluasi agar pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Media ini juga fleksibel karena dapat digunakan
dimana saja dan kapan saja.
3.3. Desain Penelitian
3.3.1. Model Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development). Penelitian dan pengembangan atau Rasearch and
Development (R&D) merupakan salah satu model penelitian yang digunakan
untuk melakukan penelitian. Penelitian dan pengembangan dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji
validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2019: 30).
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pengembangan menurut Sugiyono. Model ini dipilih karena model
pengembangan Sugiyono lebih sederhana dan dijelaskan dengan rinci tahapan-
27
tahapan yang harus dilalui. Model penelitian dan pengembangan
menggunakan 10 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan
informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji
coba produk terbatas, (7) perbaikan produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi
produk, (10) produksi masal (Sugiyono, 2012). Langkah-langkah penelitian
dan pengembangan media pembelajaran dengan model Sugiyono dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan R&D Menurut Sugiyono(Sumber: Sugiyono, 2016)
Langkah yang dilakukan pada penelitian ini hanya sampai tahap uji
coba produk terbatas. Hal ini disebabkan karena penelitian yang dilakukan
masih bersifat dalam skala yang terbatas dengan sampel yang digunakan
yaitu 6 siswa. Selain itu penelitian ini lebih memfokuskan pada tujuan utama
metode penelitian dan pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan mengetahui validasi produk yang dikembangkan.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan media pembelajaran dengan
model Sugiyono dapat dilihat pada Gambar 3.2.
28
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Informasi
Desain Produk
ValidasiDesain
PerbaikanDesain
Uji Coba Produk Skala Terbatas
RevisiProduk
Uji Coba ProdukSkala Luas
RevisiProduk
Produksi Masal
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D)
3.3.2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Tahap penelitian dan pengembangan yang mengacu pada model
Sugiyono dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini
adalah mengumpulkan informasi terkait potensi dan masalah yang ada di
lokasi penelitian. Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki kemampuan
atau kapasitas untuk dikembangkan (Sugiyono (2016: 55). Sedangkan
masalah menurut Sugiyono (2016: 79) merupakan area yang menjadi
perhatian peneliti, suatu kondisi yang ingin diperbaiki, atau suatu kesulitan
yang ingin dieliminasi atau dihilangkan.
Potensi dan masalah ini diidentifikasi berdasarkan hasil observasi dan
wawancara di lokasi penelitian. Media EMPING (E-modul berbasis Mind
Mapping) menjadi potensi untuk dilakukan penelitian dan pengembangan
karena EMPING memiliki peran sebagai media yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. E-modul menjadi media pembelajaran yang
menarik apabila di dalam e-modul tersebut dikembangkan dengan mind
mapping yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran, khususnya
dalam pembelajaran IPA.
Masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah penggunaan
bahan ajar atau media yang digunakan di sekolah tempat penelitian
menggunakan modul atau buku paket yang berisi materi, gambar, dan
29
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Informasi
Desain Produk
ValidasiDesain
PerbaikanDesain
Uji Coba Produk Terbatas
evaluasi saja, sehingga pembelajaran kurang menarik dan pemahaman
siswa masih rendah.
2. Pengumpulan Informasi
Tahap selanjunya adalah mengumpulkan data dan informasi yang
terkait permasalahan di tempat penelitian. Pada pengumpulan data dan
informasi dilakukan analisis kebutuhan guru dan siswa melalui wawancara
dan observasi. Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan siswa dan guru. Hasil analisis kebutuhan diperkuat
dengan hasil pretest pemahaman konsep siswa. Selain itu pengumpulan
data dan informasi dilakukan dengan melakukan kajian pustaka dari
berbagai literatur yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di tempat penelitian
diperoleh pembelajaran IPA cenderung terfokus pada kemampuan siswa
untuk menghafal saja. Tetapi kenyataannya siswa belum memahami
substansi secara mendalam materinya. Sebagian besar penggunaan metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode konvensional atau metode
pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini membuat siswa kurang
mengembangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kondisi
pembelajaran daring juga menjadi sebab proses belajar tidak berjalan
maksimal karena minimnya pertemuan tatap muka yang mengakibatkan
pemahaman konsep siswa rendah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman
konsep tersebut adalah kurangnya inovasi serta visualisasi pembelajaran
karena keterbatasan media dan fasilitasnya. Bahan ajar atau media yang
digunakan di sekolah tempat penelitian menggunakan modul atau buku
paket yang berisi materi dan evaluasi saja, sehingga pembelajaran kurang
menarik dan pemahaman siswa masih rendah.
3. Desain Produk
Hasil dari pengumpulan data dan informasi dirumuskan menjadi
rancangan desain produk media pembelajaran. Langkah pertama adalah
membuat skema atau rancangan dari produk yang akan dibuat. Setelah
30
membuat rancangan, kemudian melakukan pengembangan diawali dengan
menyusun materi disertai video pembelajaran, membuat Mind Mapping
dari materi pembelajaran, menyusun quiz atau soal evaluasi. Selanjutnya
menyusun e-modul berbasis Mind Mapping secara keseluruhan. Media e-
modul berbasis Mind Mapping dirancang sesuai dengan Kompetensi Dasar
(KD), Kompetensi Inti (KI) dan indikator yang harus dicapai siswa.
Berikut merupakan penjelasan desain produk berdasarkan
penjabaran pada tabel rancangan media sebelumnya.
a) Cover EMPING (e-modul berbasis Mind Mapping) terdapat di awal
halaman. Cover terdiri atas judul, gambar desain cover, nama instansi,
logo instansi, dan nama pengembang media. Cover media didesain
menggunakan aplikasi Canva secara online.
b) Isi EMPING (e-modul berbasis Mind Mapping) yang terdiri dari kata
pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan media, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, peta konsep, materi pembelajaran, tugas,
dan daftar pustaka didesain menggunakan Microsoft Word terlebih
dahulu.
c) Setelah media didesain melalui Microsoft Word, file kemudian
diconvert menjadi file pdf.
d) Desain selanjutnya yaitu menyisipkan video pembelajaran, audio, dan
animasi melalui aplikasi Smart App Creator.
e) Pembuatan tugas membuat Mind Mapping oleh siswa dengan hasil
percobaan yang dikirim melalui tautan (link) terhubung dengan
platform Google Classroom.
f) Desain dilanjutkan membuat quiz/soal evaluasi melalui aplikasi Smart
App Creator.
g) Jika media sudah selesai dimodifikasi, langkah selanjutnya yaitu
penyimpanan file. File yang sudah disimpan kemudian diunggah
melalui Google Drive.
31
h) Siswa dapat mengakses media EMPING melalui link yang sudah
dibagikan oleh peneliti. Media ini berupa aplikasi yang harus diunduh
terlebih dahulu.
4. Validasi Desain
Rancanan produk yang selesai dikembangkan selanjutnya
divalidasi oleh dua ahli yaitu ahli materi dan ahli media. Tujuan dari
validasi desain produk adalah untuk menilai kevalidan produk yang
dikembangkan.
a) Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi bertujuan untuk mengetahui kelengkapan
serta kesesuian materi dengan kurikulum (standar isi) yang disajikan
dalam media EMPING. Uji ahli materi yang dipilih adalah orang yang
kompeten dalam pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia yang terdiri
dari dua orang dosen Universitas Muria Kudus yaitu Drs. Khamdun,
S.Pd., M.Pd dan Dr., Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd serta guru
kelas V SDN 01 Dorang.
b) Validasi Ahli Media
Uji ahli media bertujuan untuk mengukur tingkat kevalidan dan
mengetahui ketepatan standar minimal yang diterapkan dalam
penyusunan EMPING (e-modul berbasis Mind Mapping) untuk siswa
sekolah dasar. Uji ahli media dilakukan oleh dua dosen Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus, yaitu Moh.
Syaffruddin Kuryanto, S.Si., M.Or dan Nur Fajrie, S.Pd., M.Pd serta
guru kelas IV SDN 01 Dorang.
Hasil penilaian oleh validasi ahli diukur dengan mengacu pada
Skala Likert. Angket yang disusun dalam penelitian ini berisi pernyataan
yang di dalamnya validator memberikan tanda checklist (√) pada kolom
skala penilaian serta memberikan saran atau masukan mengenai perbaikan
desain media.
5. Perbaikan Desain
32
Perbaikan desain merupakan tahapan yang dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan yang ditemukan berdasarkan hasil validasi
desain produk. Perbaikan desain produk dilakukan sesuai masukan dan
saran oleh validator. Setelah perbaikan desain selesai dilakukan, media
pembelajaran dapat memasuki tahap selanjunya yaitu uji coba produk
terbatas.
6. Uji Coba Produk Terbatas
Uji coba produk terbatas bertujuan untuk mengetahui kevalidan
dan kelayakan produk yang dikembangkan. Uji coba produk terbatas
dilakukan dengan jumlah 6 siswa di kelas V SDN 01 Dorang dengan
karateristik siswa yang berbeda-beda. Setelah media selesai diuji coba,
siswa diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan media.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2019:135). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN
01 Dorang yang berjumlah 27 siswa.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2019: 136). Sampel pada penelitian ini adalah
20% dari jumlah siswa kelas V yang berjumlah 27 siswa. Dengan demikian
sampel yang digunakan berjumlah 6 siswa dengan karakteristik yang berbeda.
Sampel ini dipilih karena peneliti hanya meneliti sampai uji coba produk
terbatas.
3.5. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
33
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:
61). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
3.5.1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono 2011:61). Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah EMPING (e-modul berbasis Mind Mapping).
3.5.2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2011:61).
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pemahaman konsep.
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2016: 308). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertuman dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2019: 231). Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti (Sugiyono,
2013: 137).
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
wawancara tidak terstruktur atau wawancara terbuka. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2019: 233).
Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru Kelas V SDN 01 Dorang
untuk mengetahui kegiatan pembelajaran kelas V berkaitan dengan metode
34
pembelajaran, bahan ajar atau media pembelajaran, kompetensi dan
indikator yang digunakan, dan kegiatan pembelajaran.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana penyidik
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap susatu benda, kondisi
atau situasi, proses dan perilaku (Sugiyno, 2007: 226). Observasi pada
penelitian ini di lakukan saat observasi awal dan saat uji coba produk
dengan menghasilkan data berbentuk kualitatif. Observasi di lakukan
untuk mengetahui fakta di lapangan secara langsung dan untuk
mengetahui kevalidan serta kemenarikan produk.
Observasi yang digunakan peneliti adalah pbservasi partisipasi
pasif, dimana peneliti hanya sebagai pengamat di kelas dan tidak terlibat
dalam proses pembelajaran. Observasi ini diisi oleh peneliti yang berisi
catatan hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas guru dan respon
siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan produk
EMPING (e-modul berbasis Mind Mapping.
3. Angket
Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Angket
(kuesioner) ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
serta mengumpulkan data tentang kevalidan dan kelayakan dari media
pembelajaran yang dikembangkan. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket validasi dan angket untuk respon. Sasaran
angket validasi pada penelitian ini ditujukan pada ahli materi dan ahli
media (desain). Angket respon guru dan peserta didik digunakan untuk
mengetahui respon guru dan siswa terhadap media pembelajaran yang
telah dikembangkan.
4. Tes
35
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010:193). Hasil tes digunakan untuk mengukur hasil
pemahaman konsep yang dicapai siswa.
Hasil tes akan melihat bagaimana pemahaman konsep siswa SDN 01
Dorang setelah menggunakan media pembelajaran EMPING (e-modul
berbasis Mind Mapping). Tes yang digunakan adalah posttest dengan bentuk
soal essay sebanyak 7 soal yang disesuaikan dengan indikator pemahaman
konsep pada Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2 Perubahan
Lingkungan Pembelajaran 2 dalam muatan IPA dan Bahasa Indonesia.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan
informasi dalam bentuk dokumen, tulisan, angka, buku, arsip, serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015).
Dokumentasi berupa foto menggunakan alat berupa kamera untuk
melengkapi data ketika implementasi EMPING (e-modul berbasis Mind
Mapping).
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat ukur seperti tes, kuesioner, pedoman
wawancara dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2019: 156).
Instrumen Pengumpulan data penelitian pengembangan yang disusun dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data awal
mengenai analisis kebutuhan akan bahan ajar selama di sekolah. Meliputi
masalah atau kendala yang dihadapi selama penggunaan bahan ajar,
sehingga perlunya dikembangkan suatu bahan ajar berupa EMPING (e-
modul berbasis Mind Mapping). Wawancara juga dilakukan oleh peneliti
36
ketika uji coba produk. Wawancara dilaksanakan kepada guru kelas dan
siswa.
2. Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
checklist (√).Observasi ini diisi oleh peneliti yang berisi catatan hasil
pengamatan peneliti terhadap aktivitas guru dan respon peserta didik
selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan produk EMPING (e-
modul berbasis Mind Mapping). Pedoman observasi menggunakan skala
penilaian angka (numerical scale), dengan memberikan checklist pada
kategori kolom yang telah disediakan.
3. Angket
a) Angket Validasi
Angket validasi merupakan instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan masukan dari ahli materi dan ahli desain pembelajaran
yang berbentuk saran, kritik dan tanggapan terhadap produk yang
dikembangkan. Penyusunan angket dilakukan dalam bentuk skala
Likert (Likert Scale), yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang akan diisi/dijawab oleh ahli media dan ahli media.
b) Angket Respon Guru dan Peserta Didik
Angket respon guru dan peserta didik digunakan untuk
memperoleh data mengenai respon guru dan peserta didik terhadap
penggunaan media. Hasil penilaian angket respon guru dan peserta
didik akan menunjukkan kevalidan media yang akan digunakan.
4. Tes
Tes pemahaman konsep berisi soal-soal yang akan diujikan kepada
siswa setelah menggunakan media pembelajaran EMPING (e-modul berbasis
Mind Mapping). Soal yang diberikan merupakan soal yang mendukung
pemahaman konsep siswa. Tes ini bertujuan untuk mengetahui ipemahaman
konsep siswa setelah menggunakan EMPING (e-modul berbasis Mind
Mapping).
37
3.7. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010: 335), mengatakan yang dimaksud dengan teknik
analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Teknik
analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa
pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 01 Dorang pada
Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2 Perubahan Lingkungan
Pembelajaran 2 dalam muatan IPA dan Bahasa Indonesia.
3.7.1. Analisis Data Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil
dari validator. Teknik analisis data digunakan untuk mengelompokkan
informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa tanggapan, kritik dan
saran perbaikan serta perbaikan pada tahap revisi media EMPING (e-modul
berbasis Mind Mapping).
3.7.2. Analisis Data Kuantitatif
Sugyiono (2017:15), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Analisa data kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data berbentuk angka yang diperoleh dari angket
penilaian produk menggunkaan skala likert. Data kuantitatif diperoleh
pada tahap penelitian validasi desain dan uji coba pemakaian. Nilai
yang diperoleh dengan menggunakan angket data analisis validitas ahli
38
(dosen ahli media pembelajaran dan dosen ahli materi) dan angket
respon guru dan peserta didik terhadap penggunaan media
pembelajaran EMPING.
a. Analisis Hasil Validasi Media
Analisis hasil validasi media digunakan untuk menguji
kelayakan media yang dikembangkan dan menguji kesesuaian
media dengan materi. Angket validasi ahli menggunakan skala
Likert yang terdiri dari lima skala penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.7 Skor Penilaian Validasi
AhliSkor Pilihan Jawaban
4 Sangat Baik3 Baik2 Kurang Baik 1 Sangat Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2015: 448)
Setelah memperoleh hasil validasi, selanjutnya akan
ditentukan persentase skor dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
P = Angka persentase data angket
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimum
Hasil dari persentase validasi media tersebut dapat
dikelompokkan dalam kriteria interpretasi skor menurut skala likert
39
sehingga diperoleh tingkat kevalidan dan kelayakan produk.
Kriteria interpretasi skor menurut skala likert adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor Angket Validasi Produk
No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1 80≤x≤100% Sangat baik Sangat layak, tidak perlu direvisi
2 60≤x≤80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3 40≤x≤60% Cukup baik Kurang layak, perlu direvisi
4 20≤x≤40% Kurang baik Tidak layak, perlu direvisi
5 <20% Sangat kurang baik
Sangat tidak layak, perlu direvisi
(Sumber: Arikunto, 2010: 35)
b. Analisis Data Uji Coba Media
Data yang diperoleh dari hasil angket respon guru dan
peserta didik kemudian diukur menggunakan skala Guttman. Skala
Guttman yang digunakan terdiri dari dua kategori yang memiliki
nilai atau skor yang berbeda dibuat dalam bentuk checklist (√).Skor
penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.9 Skor Penilaian Uji
Coba MediaSkor Keterangan
1 Ya0 Tidak
(Sumber: Sugiyono, 2016: 96)
Perhitungan presentase respon guru dan siswa dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
40
P = Angka persentase data angket
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimum
Hasil analisis angket respon guru dan peserta didik
digunakan untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap
produk yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi skor.
Tabel 3.10 Interpretasi Skor
Angket Respon Guru dan Peserta
DidikNo. Tingkat
Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1 80≤x≤100% Sangat baik Sangat layak, tidak perlu direvisi
2 60≤x≤80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3 40≤x≤60% Cukup baik Kurang layak, perlu direvisi
4 20≤x≤40% Kurang baik Tidak layak, perlu direvisi
5 <20% Sangat kurang baik
Sangat tidak layak, perlu direvisi
(Sumber: Arikunto, 2010: 35)
41
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Se
pOkt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Analisis
kebutuha
n di
lokasi
penelitian
2 Pengajua
n judul
3 Penyusun
an
proposal
skripsi
4 Seminar
41
proposal
skripsi
8 Pelaksana
an
penelitian
9 Penyusun
an skripsi
10 Sidang
skripsi
42
Lampiran 2
Daftar Nama Siswa Kelas V SDN 01
DorangNo Nama Siswa Jenis Kelamin
L/P1 AP L2 VN P3 AY L4 MDH L5 BW L6 SF P7 DP L8 NC P9 MA L10 AS L11 FT P12 MAD L13 SRL P14 MZ L15 EP L16 BQA P17 BP L18 AZ L19 RS P20 MBF L21 BM L22 DAA L23 SK P24 DP L25 MF L26 AP L27 MKH L
41
Lampiran 3
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU
STUDI PENDAHULUANNO Indikator Pertanyaan Nomor
Butir Soal
1 Mengetahui informasi awal pendidik dan peserta didik.
Berapa lama mengajar di kelas V? 1Berapa jumlah siswa kelas V? 2
2 Mengetahui sistem pembelajaran daring.
Selama masa pembelajaran daring seperti saat ini, bagaimana sistem pembelajaran yang sudah diterapkan?
3
Apa saja hambatan yang dialami saat pembelajaran daring? 4
Bagaimana metode atau model pembelajaran yang sudah diterapkan saat pembelajaran daring?
5
Pada saat pembelajaran, materi dijelaskan atau hanya latihan soal saja?
6
Pembelajaran lebih efektif saat pembelajaran biasa atau daring? 7
Selama masa pembelajaran daring bagaimana dengan kegiatan praktikum siswa?
8
Berdasarkan buku guru setiap hari ada pembelajaran (PB) yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana pembelajaran (PB) yang diberikan saat daring?
9
Bagaimana strategi dalam pembelajaran daring agar tujuan pembelajaran dan kompetensi siswa tetap tercapai?
10
Apa saja keluhan siswa ketika pembelajaran dilakukan secara daring?
11
Apakah semua siswa memiliki alat 12
42
pendukung untuk pembelajaran daring? Misalnya smartphone/laptop, dan lain sebagainya.Bagaimana hasil belajar siswa saat pembelajaran daring? 13
Bagaimana dengan keaktifan, motivasi, dan minat siswa saat pembelajaran daring?
14
Bagaimana evaluasi yang diterapkan pada pembelajaran daring? 15
3 Mengetahui materi pembelajaran serta pemahaman konsep siswa.
Apakah guru sudah menerapkan proses pemahaman konsep saat pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
16
Muatan apa yang paling disukai siswa saat pembelajaran? 17
Apa materi yang biasanya siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran?
`18
Pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia, materi apa yang menjadi kesulitan siswa?
19
Berapa nilai rata-rata yang ditempuh siswa pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia?
20
4 Mengetahui KKM (kriteria ketuntasan minimal) muatan IPA dan Bahasa Indonesia.
Berapa KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditentukan pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia?
21
Bagaimana jika siswa tidak mencapai KKM? 22
5 Mengetahui ketersediaan media pembelajaran elektronik yang ada di sekolah.
Apakah saat pembelajaran menggunakan media pembelajaran elektronik?
23
Jika menggunakan media elektronik, media tersebut dibuat sendiri atau melalui platform?
24
Selama mengajar, pernahkah mengembangkan media pembelajaran modul?
25
Jika pernah, modul yang digunakan berbentuk cetak atau elektronik? 26
Apakah saat pembelajaran pernah menerapkan Mind Mapping?Saya berencana mengembangkan E-modul berbasis Mind Mapping,
27
43
bagaimana pendapat Bapak/Ibu?
Lampiran 4
LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU
STUDI PENDAHULUAN
Narasumber : Siti Alfiyah, S.Pd
Guru Kelas : V
Tempat Wawancara : Kantor Guru SDN 01 Dorang
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 September 2020
No Pertanyaan Jawaban1 Berapa lama mengajar di kelas V? 1 tahun2 Berapa jumlah siswa kelas V? 27 siswa dengan 8 perempuan
dan 19 laki-laki.3 Selama masa pembelajaran daring
seperti saat ini, bagaimana sistem pembelajaran yang sudah diterapkan?
Menggunakan pembelajaran daring melalui video, whatsApp.
4 Apa saja hambatan yang dialami saat pembelajaran daring?
Keterbatasan siswa dengan kuota, susah sinyal.
5 Bagaimana metode atau model pembelajaran yang sudah diterapkan saat pembelajaran daring?
Metode pembelajaran dilakukan dengan daring.
6 Pada saat pembelajaran, materi dijelaskan atau hanya latihan soal saja?
Materi dijelaskan dahulu kemudian latihan soal.
7 Pembelajaran lebih efektif saat pembelajaran tatap muka atau daring?
Pembelajaran tatap muka.
8 Selama masa pembelajaran daring bagaimana dengan kegiatan praktikum siswa?
Tidak ada praktikum karena kondisi pembelajaran masih daring.
9 Berdasarkan buku guru setiap hari ada pembelajaran (PB) yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana pembelajaran (PB) yang diberikan
Sama seperti pembelajaran tatap muka.
44
saat daring? 10 Bagaimana strategi dalam
pembelajaran daring agar tujuan pembelajaran dan kompetensi siswa tetap tercapai?
Menggunakan media video pembelajaran.
11 Apa saja keluhan siswa ketika pembelajaran dilakukan secara daring?
Kuota habis, materi sulit, orang tua siswa tidak bisa mendampingi pembelajaran karena bekerja.
12 Apakah semua siswa memiliki alat pendukung untuk pembelajaran daring? Misalnya smartphone/laptop, dan lain sebagainya.
Tidak semua memiliki.
13 Bagaimana hasil belajar siswa saat pembelajaran daring?
Menurun.
14 Bagaimana dengan keaktifan, motivasi, dan minat siswa saat pembelajaran daring?
Siswa lebih aktif saat tatap muka.
15 Bagaimana evaluasi yang diterapkan pada pembelajaran daring?
Evaluasi yang diberikan melalui buku siswa atau tugas diberikan melalui WhatsApp.
16 Apakah guru sudah menerapkan proses pemahaman konsep saat pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia?
Selama pembelajaran daring guru kesulitan menerapkan proses pemahaman konsep.
17 Muatan apa yang paling disukai siswa saat pembelajaran?
SBdP.
18 Apa materi yang biasanya siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran?
Matematika materi pecahan.
19 Pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia, materi apa yang menjadi kesulitan siswa?
Pada tema 2 materi organ pernapasan pada manusia.
20 Berapa nilai rata-rata yang ditempuh siswa pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia?
Mayoritas siswa masih dibawah KKM.
21 Berapa KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditentukan pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia?
Semua muatan KKM 70, kecuali matematika dengan KKM 65.
22 Bagaimana jika siswa tidak mencapai KKM?
Diberi pengayaan atau tugas.
23 Apakah saat pembelajaran menggunakan media pembelajaran elektronik?
Pembelajaran daring dilakukan melalui pemberian video pembelajaran dan aplikasi WhatsApp.
45
24 Jika menggunakan media elektronik, media tersebut dibuat sendiri atau melalui platform?
Iya melalui platform.
25 Selama mengajar, pernahkah mengembangkan media pembelajaran modul?
Pernah.
26 Jika pernah, modul yang digunakan berbentuk cetak atau elektronik?
Sementara ini menggunakan modul cetak.
27 Apakah saat pembelajaran pernah menerapkan Mind Mapping?
Terkadang menerapkan Mind Mapping.
Lampiran 5
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
STUDI PENDAHULUAN
NO Indikator PertanyaanNomor Butir Soal
1 Mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran daring.
Bagaimana pendapatmu senang pembelajaran langsung atau pembelajaran daring? Apa alasannya?
1
Jika kamu suka daring, sistem pembelajarannya seperti apa? 2
Saat diberi tugas, tugas tersebut dikerjakan sendiri atau dibantu orang tua?
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat pembelajaran daring? 4
2 Mengetahui materi pembelajaran serta pemahaman konsep siswa
Adakah materi yang sulit kamu pelajari? Mengapa? 5
Pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia, materi apa yang menjadi kesulitan siswa? 6
Apakah kamu paham dengan materi yang diajarkan oleh guru? 7
3 Mengetahui ketersediaan media saat pembelajaran daring.
Media apa yang digunakan Bapak/Ibu guru saat pembelajaran daring? 8
Apakah kamu tertarik dan berminat belajar menggunakan media tersebut? 9
Apakah Bapak/Ibu menggunakan media 10
46
modul saat pembelajaran?Jika menggunakan modul, apakah kamu tertarik dengan isi modul tersebut? 11
Apakah kamu suka mind mapping? 12Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran yang kamu inginkan? 13
Lampiran 6
LEMBAR HASIL WAWANCARA SISWA
STUDI PENDAHULUAN
Narasumber : BQA
Siswa Kelas : V
Tempat Wawancara : Rumah Siswa
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 September 2020
No Pertanyaan Jawaban1 Bagaimana pendapatmu senang
pembelajaran langsung atau pembelajaran daring? Apa alasannya?
Pembelajaran langsung, karena lebih memahami materi saat pembelajaran langsung.
2 Jika kamu suka daring, sistem pembelajarannya seperti apa?
Kurang suka pembelajaran daring, selama pembelajaran daring saya suka pembelajaran melalui video.
3 Saat diberi tugas, tugas tersebut dikerjakan sendiri atau dibantu orang tua?
Terkadang dibantu orang tua.
4 Kesulitan apa yang kamu hadapi saat pembelajaran daring?
Masalah kuota dan sulit memahami pembelajaran.
5 Adakah materi yang sulit kamu pelajari? Mengapa?
Pada muatan matematika materi pecahan.
6 Pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia, materi apa yang sulit
Pada tema 2 materi organ pernapasan pada manusia.
47
kamu pelajari?7 Apakah kamu paham dengan
materi yang diajarkan oleh guru?Terkadang masih bingung.
8 Media apa yang digunakan Bapak/Ibu guru saat pembelajaran daring?
Media video yang dikirim melalui WhatsApp.
9 Apakah kamu tertarik dan berminat belajar menggunakan media tersebut?
Ya tertarik.
10 Apakah Bapak/Ibu menggunakan media modul saat pembelajaran?
Modul cetak.
11 Jika menggunakan modul, apakah kamu tertarik dengan isi modul tersebut?
Cukup tertarik.
12 Apakah kamu suka mind mapping? Suka13 Bagaimana pendapatmu tentang
pembelajaran yang kamu inginkan?Pembelajaran menggunakan media yang berisi materi dilengkapi video, gambar, dan game.
Lampiran 7
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
STUDI PENDAHULUANNo Aspek Indikator Nomor
Instrumen1 Guru Guru memahami penggunaan bahan ajar. 1
Guru menjelaskan materi menggunakan bahan ajar.
2
Guru menambah penjelasan dari bahan ajar yang disampaikan.
3
Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan bahan ajar..
4
Guru menggunakan bahan ajar secara efektif dan efisien.
5
Guru melibatkan siswa untuk menjawab pertanyaan dalam bahan ajar.
6
Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan bahan ajar.
7
2 Siswa Siswa tertarik dengan bahan ajar yang digunakan.
8
Siswa terampil menggunakan bahan ajar. 9
48
Siswa memahami materi yang terdapat pada bahan ajar..
10
Siswa mengikuti semua kegiatan dalam bahan ajar..
11
Siswa mampu menjawab latihan soal pada bahan ajar.
12
Siswa dapat membuat kesimpulan dari materi pada bahan ajar.
13
Bahan ajar membantu siswa untuk lebih memahami konsep pembelajaran.
14
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
STUDI PENDAHULUAN
No Aspek Indikator Skor4 3 2 1
1 Guru Guru memahami penggunaan bahan ajar. √
Guru menjelaskan materi menggunakan bahan ajar.
√
Guru menambah penjelasan dari bahan ajar yang disampaikan.
√
Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan bahan ajar..
√
Guru menggunakan bahan ajar secara efektif dan efisien.
√
Guru melibatkan siswa untuk menjawab pertanyaan dalam bahan ajar.
√
Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan bahan ajar.
√
2 Siswa Siswa tertarik dengan bahan ajar yang digunakan.
√
Siswa terampil menggunakan bahan ajar. √
Siswa memahami materi yang terdapat √
49
pada bahan ajar..Siswa mengikuti semua kegiatan dalam bahan ajar..
√
Siswa mampu menjawab latihan soal pada bahan ajar.
√
Siswa dapat membuat kesimpulan dari materi pada bahan ajar.
√
Bahan ajar membantu siswa untuk lebih memahami konsep pembelajaran.
√
Lampiran 8
KISI-KISI SOAL PRETEST
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 1 Organ Gerak Manusia dan Hewan
Subtema : 2 Manusia dan Lingkungan
Muatan : IPA dan Bahasa Indonesia
Kelas : V
Alokasi Waktu : 35 Menit
Jumlah Soal : 7
NO Kompetensi Dasar
Indikator Soal
Indikator Pemahaman
Konsep
Jenjang Taksonomi
Bloom
Nomor Soal
1 Bahasa Indonesia3.1 Menentukan pokok
Menentukan ide pokok setiap paragraf dalam bacaan.
Menyatakan ulang sebuah konsep.
C2 1
50
pikirandalam teks lisan dan tulis.4.1 Menyajikan hasilidentifikasi pokok pikirandalam teks tulis dan lisansecara lisan, tulis, danvisual.
Mengembangkan ide pokok menjadi sebuah paragraf.
Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). C3 2
2 IPA3.1 Menjelaskan alat gerakdan fungsinya pada hewandan manusia serta caramemelihara kesehatan alat gerak manusia.
Mencontohkan aktivitas-aktivitasmanusia yang memanfaatkan alat gerak manusia.
Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.
C2 3
Menyebutkan berbagai jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
C4 4
Menunjukkan berbagai jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia.
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
C1 5
Mengidentifikasi fungsi berbagai jenis tulang sebagai alat gerak manusia.
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
C1 6
4.2 Membuat model sederhanaorgan pernapasan manusia.
Menerapkan fungsi berbagai jenis tulang sebagai alat gerak manusia melalui
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
C3 7
51
gambar.
Lampiran 9
SOAL PRETEST
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 1 Organ Gerak Manusia dan Hewan
SubTema : 2 Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran : 1
Kelas : V
Tahun Ajar : 2020/2021
Alokasi Waktu : 35 Menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan.
2. Tulis nama dan nomor absen pada kolom identitas yang sudah disediakan.
3. Bacalah soal dengan cermat dan teliti.
4. Kerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
52
Nama : …………….....
No. Absen : …………….....
Bersepeda
Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus
menyehatkan. Sepeda bisa dikatakan sebagai alat transportasi darat yang
murah, praktis, dan mudah dikendarai. Banyak orang memanfaatkan sepeda
untuk pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan lain-lain. Sepeda juga ramah
lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak sehingga tidak
menimbulkan polusi. Selain itu, dengan bersepeda juga dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan tubuh kita.
53
Bersepeda dapat mengencangkan otot-otot tubuh. Bersepeda tidak
hanya melibatkan bagian kaki saja. Bahkan, banyak orang yang mengganggap
bersepeda hanya dapat mengencangkan otot-otot bagian betis dan paha saja.
Namun sebenarnya, bersepeda merupakan latihan fisik yang hampir
melibatkan setiap bagian tubuh. Selain memperkuat otot-otot bagian kaki dan
paha, bersepeda secara rutin juga akan mengencangkan otot-otot bagian
belakang, pinggul dan lengan.
Salah satu pilihan yang bijak untuk menjaga stamina dan daya tahan
tubuh adalah dengan bersepeda. Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan
stamina dan daya tahan tubuh. Hal ini akan membuat kamu selalu bugar dan
berenergi setiap harinya.
Bersepeda juga merupakan olahraga yang dapat membakar kalori
dalam tubuh. Oleh karena itu, bersepeda dapat menurunkan berat badan.
Timbunan lemak-lemak dalam tubuh kita yang dapat menyebabkan
kegemukan akan terbakar dan lambat laun akan hilang. Tubuh kita pun akan
kembali menjadi ideal.
Manfaat bersepeda lainnya adalah mengurangi stres. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bahwa bersepeda merupakan kegiatan olahraga yang
menyenangkan. Bersepeda memberikan hiburan tersendiri bagi kita. Pada
waktu pagi dan sore hari untuk bersepeda sambil melihat-lihat indahnya
pemandangan dan suasana sekitar cukup efektif untuk mengurangi stres.Disarikan dari : www.artikelkesehatan99.com
1. Baca dan pahami teks tentang berenang di pantai, kemudian tuliskan pokok
pikiran bacaan tersebut.
Paragraf Ide Pokok
1
2
3
4
5
2. Kamu sudah bisa menentukan ide pokok dari sebuah bacaan, sekarang
kembangkan ide-ide pokok berikut menjadi sebuah paragraf.
54
Bersepeda adalah kegiatan
kesukaanku.
3. Fungsi organ gerak manusia sangat banyak. Hampir semua aktivitas manusia
tidak bisa terlepas dari alat gerak, bukan hanya dalam berenang saja. Coba
kamu sebutkan aktivitas manusia yang memanfaatkan kerja alat gerak!
4. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam yaitu
alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Sebutkan jenis
tulang penyusun sistem gerak pasif!
5. Tubuh manusia, khususnya tangan dan kaki terdiri atas beberapa tulang.
Perhatikan gambar rangka tangan dan kaki berikut ini. Coba kenali dan
tunjukkan nama tulang-tulang tersebut melalui gambar berikut.
55
Aku bersepeda berkeliling
desa.
Banyak sekali manfaat
bersepeda yang kurasakan.
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………
6. Kamu telah mengetahui organ gerak manusia, terutama tulang. Sekarang,
sebutkan fungsi dari masing-masing tulang lengan manusia. Untuk
memudahkan pekerjanmu, kamu bisa mencari sumber referensi lainnya.
56
Tulang pada Lengan Manusia
Tulang lengan atas
Tulang hasta
Tulang pengumpil
Tulang pergelangan tangan
Tulang telapak tangan
Tulang pada Kaki Manusia
Tulang paha
Tulang kering
Tulang betis
Tulang tempurung lutut
Tulang pergelangan kaki
Tulang telapak kaki
Tulang jari kaki
Tulang pada Lengan Manusia Fungsinya
Tulang lengan atas
Tulang hasta
Tulang pengumpil
Tulang pergelangan
tangan
Tulang telapak tangan
7. Sebutkan nama tulang-tulang manusia sesuai yang ditunjukkan arah panah
berikut ini.
57
…………………….
…………………….
Tulang Belikat
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
…………………….
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST
No Kunci Jawaban Skor
1 Paragraf Ide Pokok
1 Bersepeda merupakan kegiatan yang
menyenangkan sekaligus menyehatkan.
2 Bersepeda dapat mengencangkan otot-otot
tubuh.
3 Salah satu pilihan yang bijak untuk menjaga
stamina dan daya tahan tubuh adalah dengan
bersepeda.
4 Bersepeda juga merupakan olahraga yang dapat
membakar kalori dalam tubuh.
5 Manfaat bersepeda lainnya adalah mengurangi
stres.
2
2 1
58
Bersepeda adalah kegiatan kesukaanku.
Aku bersepeda berkeliling desa.
Banyak sekali manfaat bersepeda yang kurasakan.
Bersepeda adalah kegiatan kesukaanku. Setiap sore hari aku bersepeda berkeliling desa.
Aku bersepeda berkeliling desa bersama adik dan teman-temanku.Banyak sekali manfaat bersepeda yang kurasakan.Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
3 Contoh aktivitas manusia yang memanfaatkan kerja organ gerak adalah berlari, menaiki tangga, mengangkat beban, bersepeda, lompat tali, dan lain sebagainya.
1
4-Tengkorak-Rahang bawah-Tulang selangka-Tulang leher-Tulang belikat-Tulang dada-Tulang belakang-Tulang pengumpil-Tulang panggul-Tulang hasta-Tulang telapak-Tulang jari tangan-Tulang paha-Tulang kering-Tulang betis-Tulang tempurung lutut-Tulang pergelangan kaki
1
5
1
6Tulang pada
Lengan ManusiaFungsinya
Tulang lengan atas Sebagai tempat menempel otot utama yang menggerakkan bahu dan siku.
Tulang hasta Memungkinkan tukang pergelangan tangan bergerak dan berputar.
Tulang pengumpil Mendukung dan member bentuk susunan lengan.
Tulang pergelangan Meningkatkan kebebasan gerak di
2
59
Tulang pada Lengan Manusia
Tulang lengan atas
Tulang hasta
Tulang pengumpil
Tulang pergelangan tangan
Tulang telapak tangan
tangan pergelangan tangan.Tulang telapak
tanganPenghubung tulang jari dengan tulang pangkal tangan.
7
2
PEDOMAN PENILAIAN
Jumlah Soal : 7
Jenis soal : Uraian
Skor maksimal : 10
60
Lampiran 11
KISI-KISI ANGKET VALIDASI AHLI MATERINo Aspek Nomor Soal
1 Kelayakan Isi 1, 2, 3, 4, 5, 6
2 Kelayakan Penyajian 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
3 Bahasa 17, 18, 19, 20, 21, 22
61
Lampiran 12
LEMBAR EVALUASI AHLI MATERI
Judul Penelitian :
Peneliti :
Validator :
Hari/Tanggal :
Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
sebagai ahli materi mengenai pengambangan EMPING (E-modul berbasis Mind
Mapping) untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa sekolah dasar.
2. Pendapat, kritik, saran, dan penilaian Bapak/Ibu akan sangat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas media pembelajaran ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan
penilaian pada setiap pernyataan dalam lembar evaluasi dengan memberi tanda
check ( √ ) pada kolom yang tersedia. Adapun pedoman pemberian skor
sebagai berikut:
Keterangan SkorSangat Baik 4
Baik 3Cukup Baik 2Tidak Baik 1
4. Atas bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, peneliti ucapkan
terima kasih.
62
No Aspek Penilaian Kriteria Nilai
4 3 2 11 Kelayakan
Isi1. Materi sesuai dengan KI,
KD, dan indikator.2. Materi sesuai dengan
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
3. Materi disajikan secara runtut.
4. Materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.
5. Contoh yang diberikan dapat dikaitkan dengan fakta kehidupan sehari-hari.
6. Ilustrasi disajikan sesuai dengan muatan materi dalam media.
2 Kelayakan
Penyajian
7. Keruntutan konsep.
8. Konsistensi sistematika dalam materi.
9. Kelogisan penyajian materi.
10.Keruntutan penyajian materi.
11.Kesesuaian dan ketepatan materi.
12.Menambah pemahaman konsep peserta didik.
13.Kesesuaian e-modul berbasis Mind Mapping dengan materi.
14.Media menambah ketertarikan belajar peserta didik.
63
15.Terdapat soal latihan pada akhir kegiatan belajar.
16.Materi dalam media sesuai dengan perkembangan IPTEK.
3 Bahasa 17.Tata bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
18.Bahasa yang digunakan komunikatif.
19.Kalimat yang menjelaskan mateti mudah dipahami.
20.Kalimat tidak menimbulkan makna ganda.
21.Bahasa dalam materi disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.
22.Ketepatan struktur kalimat.
Komentar dan Saran Perbaikan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Beri tanda check list (√) sesuai dengan kesimpulan.
Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi.Layak digunakan dengan revisi.Tidak layak digunakan.
Jepara, ………..2021
Validator
64
NIDN: ………………
Lampiran 13
KISI-KISI ANGKET VALIDASI AHLI MEDIA
No Aspek Penilaian Nomor Soal1 Ukuran Media 1, 22 Desain Cover Media 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
133 Desain Isi Media 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 21,
22, 23, 24, 25
65
Lampiran 14
LEMBAR EVALUASI AHLI MEDIA
Judul Penelitian :
Peneliti :
Validator :
Hari/Tanggal :
Petunjuk Pengisian Evaluasi :
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
sebagai ahli materi mengenai pengembangan EMPING (E-modul berbasis Mind
Mapping) untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa sekolah dasar.
2. Pendapat, kritik, saran, dan penilaian Bapak/Ibu akan sangat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas media pembelajaran ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan
penilaian pada setiap pernyataan dalam lembar evaluasi dengan memberi tanda
check ( √ ) pada kolom yang tersedia. Adapun pedoman pemberian skor
sebagai berikut:
Keterangan SkorSangat Baik 4Baik 3Cukup Baik 2Tidak Baik 1
66
4. Atas bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, peneliti ucapkan
terima kasih.
No Aspek Penilaian Kriteria Nilai
4 3 2 11 Ukuran
Media1. Kesesuaian ukuran media
dengan standar ISO.2. Kesesuaian ukuran dengan
materi isi media.2 Desain Cover 3. Penataan unsur tata letak pada
cover muka dan belakang sesuai/harmonis sehingga memberikan kesan irama dan kesatuan serta konsisten.
4. Menampilkan pusat pandang (point center) yang tepat.
5. Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi logo, dll) proporsional dengan tata letak isi.
6. Ukuran dan unsure tata letak penulisan proporsional dengan ukuran modul.
7. Unsur warna memiliki tata letak yang harmonis sehingga dapat memperjlas fungsi (materi isi media).
8. Menampilkan kontras yang baik.
9. Ilustrasi cover e-modul menggambarkan isi/materi
67
ajar.10. Unsur warna memiliki tata
letak yang harmonis sehingga dapat memperjelas materi/isi e-modul.
11. Menampilkan kontras yang baik.
12. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
13. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.
3 Desain Isi Modul
14. Konsisten penempatan unsur tata letak.
15. Pemisah antar paragraf jelas.
16. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.
17. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, capital, small capital) tidak berlebihan.
18. Margin yang digunakan proporsional terhadap ukuran e-modul.
19. Spasi antar baris susunan teks normal.
20. Jarak antar huruf normal.
21. Perbandingan ukuran tulisan dan gambar.
22. Ilustrasi mampu mengungkapkan makna/arti objek.
23. Kejelasan gambar dengan konsep.
24. Kemenarikan penampilan e-modul.
25. Kreatif dan dinamis.
Komentar dan Saran Perbaikan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
68
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Beri tanda check list (√) sesuai dengan kesimpulan.
Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi.Layak digunakan dengan revisi.Tidak layak digunakan.
Jepara, ………..2021
Validator
NIDN: ………………
Lampiran 15
KISI-KISI SOAL POSTTEST
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 8 Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 1 Manusia dan Lingkungan
Muatan : IPA dan Bahasa Indonesia
Kelas : V
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 35 Menit
Jumlah Soal : 7
NO Kompetensi Dasar
Indikator Soal
Indikator Pemahaman
Konsep
Jenjang Taksonomi
Bloom
Nomor Soal
1 Bahasa Indonesia3.8
Menjelaskan peristiwa yang terjadi
Menyatakan kembali suatu konsep.
C1 1
69
Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi.4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi.
pada cerita.
Mengidentifikasi peristiwa dalam cerita.
Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatnya atau sesuai dengan konsepnya.
C1 2
Menguraikan kembali peristiwa dalam cerita.
Memberi contoh dan non contoh dari sebuah konsep.
C2 3
2
IPA3.8 Mengananalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup.
Menyebutkan proses terjadinya siklus air.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi.
C1 4
Menjelaskan proses terjadinya siklus air.
Mengembangkan syarat cukup suatu konsep.
C2 5
Menyebutkan pengaruh siklus air terhadap makhluk hidup
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
C1 6
4.8 Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Menggambarkan Mind Mapping sederhana untuk menjelaskan siklus air.
Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah. C3 7
70
Lampiran 16
SOAL POSTTEST
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 8 Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 1 Manusia dan Lingkungan
Muatan : IPA dan Bahasa Indonesia
Kelas : V
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 35 Menit
Jumlah Soal : 7
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan.
2. Tulis nama dan nomor absen pada kolom identitas yang sudah disediakan.
3. Bacalah soal dengan cermat dan teliti.
4. Kerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
71
Nama : …………….....
No. Absen : …………….....
72
Bunga Paling BerhargaMakale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan.
Hujan jarang turun di desa itu sehingga tidak banyak tetumbuhan. Jangankan bunga-bungaan, semak-semak pun jarang ditemui.
Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih dan bersampul merah. Indah sekali.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendi yang hobi menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan
mendengar ucapan Makale.
“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.
“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya kepada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala. Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”
“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.
Makale memandang keluar jendela. Tidak tampak tanaman sama sekali.
“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.
Hari berganti hari. Waktu berlalu dengan cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Hanya buku tulis Makale yang masih kosong.
Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yang sangat deras. Benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.
Makale senang. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.
Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira.“Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium
itu hanya satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.Disadur dari “52 Dongeng di hari Kamis”; Jakarta: BIP.
73
1. Tuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerita.
2. Tuliskan urutan-urutan peristiwa pada cerita.
3. Tulislah kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri. Tuliskan
dengan ejaan yang benar.
4. Perhatikan gambar siklus air di bawah ini!
Sebutkan proses yang terjadi pada siklus air!
74
5. Jelaskan proses dari peristiwa siklus air!
6. Air memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Sebutkan kegunaan air
bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari!
7. Buatlah Mind Mapping / peta konsep proses terjadinya siklus air. Buatlah
semenarik mungkin!
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN SOAL
POSTTEST
No Kunci Jawaban Skor
1
- Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan.- Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing
sebuah buku tulis.- Suatu hari di desa tempat tinggal Makale hujan yang
sangat deras.- Desa di tempat tinggal tumbuh bunga-bunga merah
kecil memenuhi petak kebun.- Makale berhasil membuat herbarium yang berisi hanya
satu halaman dan hanya ada satu bunga di dalamnya. - Bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar
sehari dalam setahun.
1
2- Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan.
2
75
- Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis.
- Makale ingin membuat herbarium.- Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan
mendengar ucapan Makale yang ingin membuat herbarium.
- Suatu hari di desa tempat tinggal Makale hujan yang sangat deras.
- Desa itu tumbuh bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.
- Makale memetik sekuntum bunga merah. Kemudian ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya.
- Bunga yang diambil Makale paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.
3
Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan, hujan jarang turun sehingga tidak banyak tumbuhan. Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Makale ingin membuat herbarium. Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan mendengar ucapan Makale yang ingin membuat herbarium.
Suatu hari di desa tempat tinggal Makale hujan yang sangat deras. Desa itu tumbuh bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu. Makale memetik sekuntum bunga merah. Kemudian ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Bunga yang diambil Makale paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.
2
4- Propes penguapan (evaporasi)- Proses pengendapan (presipitasi)- Proses pengembunan (kondensasi)
1
5
Air di laut, sungai, dan danau menguap akibat panas dari sinar matahari. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Uap air dari permukaan bumi naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Ketika suhu udara turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).Titik-titik air di awan selanjutnya akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut.
2
6Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan untuk pembangkit listrik. 1
76
7 1
PEDOMAN PENILAIAN
Jumlah Soal : 7
Jenis soal : Uraian
Skor maksimal : 10
Lampiran 18
KISI-KISI ANGKET RESPON GURU
No Aspek Nomor Soal
1 Ketertarikan 1, 2, 3, 4, 5
2 Materi 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
3 Bahasa 13, 14, 15
77
Siklus Air
Evaporasi
Kondensasi
Presipitasi
Lampiran 19
LEMBAR ANGKET RESPON GURU
Judul Penelitian :
Nama :
NIP :
Kelas yang diampu :
Hari/Tanggal :
Petunjuk Pengisian Angket :
78
1. Dimohon Bapak/Ibu mengisi identitas nama, NIP, dan kelas yang diampu.
2. Berikan pendapat dengan memberi check list (√) pada kolom yang sudah
disediakan.
Keterangan:
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No Aspek PernyataanPenilaian
TS KS S SS
1 Ketertarikan 1. Tampilan media menarik.
2. Media ini membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar IPA dan Bahasa Indonesia.
3. Penggunaan media ini membuat pembelajaran tidak membosankan.
4. Media menarik karena dengan media ini karena terdapat percobaan untuk membuat Mind Mapping.
5. Ilustrasi pada media ini sesuai dengan materi yang diajarkan.
2 Materi 6. Materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping sesuai dengan tujuan pembelajaran.
7. Penyampaian materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping dikemas dengan menarik.
8. Materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping disampaikan dengan jelas.
9. Materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping mudah dipahami siswa.
10. E-Modul berbasis Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa.
11. Penyajian materi dalam bentuk Mind Mapping dapat mendorong siswa untuk kreatif.
12. E-Modul berbasis Mind Mapping memuat quiz/soal evaluasi yang dapat
79
menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi siklus air dan urutan peristiwa dalam teks non fiksi.
3 Bahasa 13. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti.
14. Kalimat yang digunakan dalam media ini jelas dan mudah dipahami.
15. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca.
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET RESPON SISWANo Aspek Nomor Soal
1 Ketertarikan 1, 2, 3, 4, 5
2 Materi 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
3 Bahasa 13, 14, 15
80
Lampiran 21
LEMBAR ANGKET RESPON SISWA
Judul Penelitian :
Peneliti :
Nama Siswa :
Hari/Tanggal :
81
Petunjuk Pengisian Lembar Respon Siswa
Lembar respon ini dimaksudkan untuk menetahui pendapat siswa tentang
“Pengembangan EMPING (E-Modul Berbasis Mind Mapping) untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Pendapat dari
siswa bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media ini. Untuk
itu kami mohon siswa dapat memberikan tanda check list (√) di kolom skor
berikut sesuai dengan pendapat masing-masing.
Keterangan:
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No Aspek PernyataanPenilaian
TS KS S SS
1 Ketertarikan
1. Tampilan media ini menarik.
2. Media ini membuat saya lebih bersemangat dalam belajar IPA dan Bahasa Indonesia.
3. Penggunaan media ini membuat pembelajaran tidak membosankan.
4. Saya tertarik dengan media ini karena terdapat percobaan untuk membuat Mind Mapping.
5. Ilustrasi pada media ini sesuai dengan materi yang diajarkan.
2 Materi 6. Materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping sesuai dengan tujuan pembelajaran.
7. Penyampaian materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping dikemas dengan menarik.
8. Materi dalam E-Modul berbasis Mind Mapping disampaikan dengan jelas.
9. Materi dalam E-Modul berbasis
82
Mind Mapping mudah saya pahami.10. E-Modul berbasis Mind Mapping
berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep saya.
11. Penyajian materi dalam bentuk Mind Mapping dapat mendorong saya untuk kreatif.
12. E-Modul berbasis Mind Mapping memuat quiz/soal evaluasi yang dapat menguji seberapa jauh pemahaman saya tentang materi siklus air dan urutan peristiwa dalam teks non fiksi.
3 Bahasa 13. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti.
14. Kalimat yang digunakan dalam media ini jelas dan mudah dipahami.
15. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca.
83