Transcript

Analisis Tingkat Kepuasan Perokok terhadap rokok Jenis LTN (Low Tar Nicotine) di Surabaya Timur

Pandu Pasa* ; Dr. Ir. Setiawan, MS.***Mahasiwa Statistika ITS**Dosen Pembimbing Tugas Akhir

AbstrakJenis rokok yang beredar dapat di bedakan menjadi 4 jenis rokok, yaitu Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, dan

juga Sigaret Putih Mesin. Dalam hal ini, SKM dibedakan menjadi dua yaitu SKM Reguler atau rokok yang berfilter tetapi kadar nikotin masih tinggi, dan juga SKM Mild yaitu rokok yang berfilter tetapi kadar nikotinnya sedikit atau biasa disebut Low Tar Nicotine (LTN). Permintaan pasar yang bervariasi dalam hal produk dan harga membuat perusahaan rokok yang ada akan selalu mengikuti permintaan pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan segmentasi perokok dan untuk mengetahui posisi rokok jenis LTN berdasarkan kepuasan konsumen di wilayah Surabaya Timur serta mengetahui preferensi perokok jenis LTN dalam memilih rokok jenis LTN yang akan dihisap. Melalui analisis segementasi terhadap variabel psikografididapatkan 3 segmen yang terbentuk, analisis Biplot digunakan untuk mengetahui peta posisi dari rokok jenis LTN dan memperoleh kesimpulan bahwa Clas Mild adalah rokok yang cocok usia 25-35 tahun, sampoerna Mild rokok yang mahal harganya dan cocok kalangan ekonomi atas, LA Lights adalah rokok yang tersedia dimana-mana dan banyak promosi, Neo Mild rokok yang menarik kemasannya. Analisis preferensi atribut menggunakan metode Thurston case-v didapatkan hasil prioritas utama memilih rokok adalah karena kualitas produk dan harga.Kata kunci : Low tar Nicotine, segmentasi, Biplot, Thurton case -V

PENDAHULUANPerkembangan industri rokok di Indonesia sangat berkembang pesat, ditandai dengan munculnya merek-

merek rokok baru yang beredar di Indonesia, baik dalam skala lokal ataupun nasional. Jenis rokok yang beredar pun juga dapat di bedakan menjadi 4 jenis rokok, yaitu Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, dan juga Sigaret Putih Mesin. Dalam hal ini, SKM dibedakan menjadi dua yaitu SKM Reguler atau rokok yang berfilter tetapi kadar nikotin masih tinggi, dan juga SKM Mild yaitu rokok yang berfilter tetapi kadar nikotinnya sedikit atau biasa disebut Low Tar Nicotine (LTN). Permintaan pasar yang bervariasi dalam hal produk dan harga membuat perusahaan-perusahaan rokok besar akan selalu mengikuti permintaan pasar tersebut. Khususnya Surabaya, untuk saat ini, rokok jenis LTN yang beredar di pasaran juga banyak, tetapi yang sedang bersaing market sharenya adalah 6 rokok, yaitu Sampoerna Mild, LA Lights, Star Mild, U Mild, Neo Mild dan ClasMild.

Banyaknya konsumen rokok, banyak pula permintaan konsumen terhadap rokoknya, dan hal itu yang membuat perusahaan rokok harus memutar otak untuk dapat memberikan yang terbaik untuk konsumennya agar konsumen loyal terhadap produknya. Perusahaan rokok dihadapkan pada dua pilihan yaitu bersaing atau tutup. Dan pilihan ke dua adalah pilihan yang sangat tidak ingin di pilih oleh perusahaan rokok, terutama perusahaan rokok yang sedang berkembang. Agar hal itu tidak terjadi, maka perusahaan harus bisa membidik segmen pasar yang sesuai dengan produk rokok yang di milikinya, agar mendapatkan konsumen yang sesuai dengan produknya. Dan hal itu selalu menjadi bahasan dalam ilmu pemasaran karena merupakan kunci sukses dari pemasaran. Pada penelitian sebelumnya dengan judul Segmentasi Dan Preferensi Konsumen Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine (LTLN) Dengan Analisis Chaid yang dilakukan oleh (Radite, 2009) hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah terdapat 5 segmen dengan karakterisistik usia yang dominan adalah pada usia 34-41 tahun.

Untuk mendapatkan segmen pasar yang akan dibidik, maka perusahaan harus melakukan riset terhadap konsumen agar perusahaan tepat sasaran dalam memasarkan produknya. Dengan menggunakan analisis kluster dan positioning, maka dapat diketahui segmen konsumen, serta posisi rokok menurut konsumen selama menggunakan/mengenal produk rokok tersebut. Dengan adanya permasalahan di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan perokok terhadap rokok jenis LTN di wilayah Surabaya.Permasalahan

1. Bagaimana karakteristik perokok terhadap jenis rokok LTN di wilayah Surabaya Timur?2. Bagaimana segmentasi perokok jenis LTN di wilayah Surabaya Timur berdasarkan psikografi?3. Bagaimana posisi rokok jenis LTN berdasarkan kepuasan konsumen di wilayah Surabaya Timur?4. Bagaimana preferensi perokok jenis LTN dalam memilih rokok jenis LTN yang akan dihisap?

Tujuan1. Mengetahui karakteristik perokok terhadap jenis rokok LTN di wilayah Surabaya Timur2. Mengetahui segmentasi perokok jenis LTN di wilayah Surabaya Timur berdasarkan psikografi3. Mengetahui posisi rokok jenis LTN berdasarkan kepuasan konsumen di wilayah Surabaya Timur.4. Mengetahui preferensi perokok jenis LTN dalam memilih rokok jenis LTN yang akan dihisap.

Manfaat Penelitian dan batasan permasalahanDapat mengetahui kepuasan konsumen terhadap rokok jenis LTN yang sering di hisap dan dapat

mengetahui profil konsumen dari tiap segmen sehingga bagi perusahaan rokok dapat mengetahui pangsa pasar yang akan di bidik dan dapat menerapkan strategi pemasaran yang sesuai serta dapat mengevaluasi produk rokok yang telah beredar. Penelitian ini di batasi hanya pada produk rokok jenis LTN, dengan usia responden antara 18 tahun sampai 55 tahun yang bertempat tinggal di Surabaya khususnya Surabaya timur. Batasan untuk konsep pemasaran dalam penelitian ini adalah segmentasi dan positioning.

TINJAUAN PUSTAKASegmentasi Dan Preferensi

Segmentasi pasar adalah proses pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik dan atau perlaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri (Kotler & Armstrong, 2008).

Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi pengguna yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Konsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan dalam kaitan dengan preferensi ini. Harapan penggunalah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh penggunanya. Positioning

Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan merancang penawaran dan mitra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pengguna sasarannya. Peta posisioning akan sangat membantu organisasi dalam mendiagnosis kelemahan dan kekuatan posisinya dalam industri, yang pada gilirannya sangat membantu bagi keputusannya apakah perlu melakukan reposisi atau tidak. Positioning biasa juga disebut sebagai pemetaan perseptual, digunakan untuk merepresentasikan persepsi konsumen tentang produk-produk yang ada dalam bentuk grafik. Model dalam komputer akan sangat membantu penggambaran visualisasi obyaek dalam banyak dimensiMetode Thurston Case-V

Struktur preferensi akan digambarkan dengan skala atribut dalam satu dimensi. Dimisalkan ada 4 atribut yaitu A, B, C dan D, maka konsep perhitungan metode ini adalah perhitungan proporsi subjek yang lebih memprioritaskan atribut A daripada B, lebih memprioritaskan atribut A daripada C, lebih memprioritaskan atribut A daripada D, dan seterusnya. Data yang digunakan adalah skala nominal dengan urutan prioritas. Proporsi tersebut kemudian disusun dalam suatu matrik proporsi yang ditunjukkan di bawah ini :

Tabel 1 matrik proporsi Thurstone Case-VVariabel A B C D Total

A 0 pBA = nBA/ n1 pCA = nCA/ n1 pDA = nDA/ n1 n1

B pAB = nAB/ n2 0 pCB = nCB/ n2 pDB = nDB/ n2 n2

C pAC = nAC/ n3 pBC = nBC/ n3 0 pDC = nDC/ n3 n3

D pAD = nAD/ n4 pBD = nBD/ n4 pCD = nCD/ n4 0 n4

n1 s/d n4 = frekuensi per segmenpcr = proporsi subjek yang lebih memprioritaskan variabel kolom daripada variabel baris

Selanjutnya adalah mendapatkan nilai distribusi normal baku Z dari matrik proporsi yang telah terbentuk.

x

Z , dimana x merupakan proporsi subjek, µ merupakan rata-rata per kolom dan merupakan standar

deviasinya.

Tabel 2 nilai Thurstone Case-VVariabel A B C D

A Z11 Z12 Z13 Z14B Z21 Z22 Z23 Z24C Z31 Z32 Z33 Z34D Z41 Z34 Z43 Z44

Jumlah 1iZ 2iZ 3iZ 4iZUrutan prioritas variabel ... ... ... ...

Tiap variabel kemudian dijumlahkan berdasarkan tiap kolomnya. Hasil penjumlahan tersebut diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil disertai dengan variabelnya (Mitra, 1997).

Analisis ClusterAnalisis Cluster atau disebut sebagai analisis kelompok adalah teknik analisis statistik multivariat yang

bertujuan untuk memisahkan sekumpulan obyek atau individu kedalam kelompok berdasarkan kesamaan jarak atau saling dekat (Dillon, 1984). Analisis cluster pada dasarnya menitik beratkan pada struktur pasar yang dihadapi, dalam hal ini segmentasi dibentuk semata-mata berdasarkan karakter-karakter yang bebas yang relatif homogen dari para responden

Penelitian ini menggunakan metode pengelompokan (K-meansCluster), dimana jumlah kelompok yang terjadi sudah ditentukan terlebih dahulu, misalnya K=2,3,4 dan 5. Metode ini dimulai dengan memilih nilai K yang merupakan pusat kelompok. Sedangkan metode K-Mean Cluster adalah metode pengelompokan yang yang bertujuan mengelompokkan individu sedemikian hingga jarak setiap individu ke pusat kelompok dalam satu kelompok adalah minimum (Dillon, 1984). Sejumlah K kelompok yang dikehendaki ditentukan terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam metode K-Mean Cluster adalah sebagai berikut: 1. Mempartisi semua objek ke dalam K kelompok secara acak. Kemudian masing – masing centroid (mean)

kelompok dicari nilai yang terdekat2. Menghitung kuadrat jarak euclidius masing – masing objek dengan centroid K kelompok yang diberikan3. Memasukkan objek ke dalam kelompok dengan jarak euclidius terkecil4. Menghitung centroid baru dari masing – masing kelompok. Selanjutnya kembali dengan langkah 2 sampai tidak

terjadi perbedaan centroid pada masing – masing kelompok.Analisis Biplot

Biplot merupakan suatu penyajian informasi secara grafis dalam matrik data n x p. Dalam Biplot terdapat bi berarti terdapat dua macam informasi di dalamnya. Yaitu informasi baris mengenai unit sampel dan kolom berisikan variabel (Johnson & Wichern, 1992). Pada dasarnya analisis ini bertujuan memperagakan suatu matrik secara grafik dalam sebuah plot dengan menumpang tindihkan vektor-vektor baris dengan vektor-vektor yang menggambarkan vektor-vektor kolom matrik tersebut (Gabriel, 1971). Biplot secara bersama-sama menyajikan tabel berisi baris dan kolom dari data yang berbentuk sebuah plot atau gambar matriks dimensi rendah (biasanya dimensi dua). Peragaan bersama ini dapat memberikan informasi lebih tentang hubungan antar baris dan kolom yang tentunyan tidak mungkin diperoleh dari masing-masing plot secara terpisah. Koordinat baris di gambarkan sebagai sebuah titik dan koordinat kolom di gambarkan sebagai vektor yang biasanya di plot R-2 dalam penyajiannya.

Suatu matrik X(nxp) yang berpangkat dua (rank X(nxp) 2 ) dapat diuraikan sebagai berikut: X(nxp) = G(nx2) H’(2xp) atau xij = g’ihj

dimana X(nxp) =

npnin

kpkik

pi

xxx

xxx

xxx

1

1

1111

Dengan dasar penguraian nilai singular akan dibangkitkan matrik G dan H’ sebagai berikut :

'

'

'1

21

21

1211

n

k

nn

kk

g

g

g

gg

gg

gg

G

;

'

'

'1

21

21

1211

p

i

pp

ii

h

h

h

hh

hh

hh

H

dimana,

21 kk ggTkg representasi kpkik xxx 1T

kx

21 ii hhTih representasi dari nikii xxx 1T

ix

sehingga dengan menggambarkan vektor-vektor Tkg dan T

ih pada dimensi dua akan diperoleh informasi

yang mudah dilihat dan dipahami. Pendekatan langsung untuk mendapatkan biplot dimulai dari penguraian nilai

singular dimana sebelumnya kita membuat matrik Y(nxp) yang merupakan matrik )(nxpcX yang sudah dikoreksi

dengan nilai tengahnya dan berpangkat r, yaitu:Xc = Y- (JY/n). Dimana J merupakan matrik identitas yang berukuran (nxn).

Sehingga matrik )(nxpcX menjadi:

nnnin

knkik

ni

nxnJ

111

111

111

1

1

1111

)(

Y(nxp)

pnpinin

pkpikik

ppii

yyyyyy

yyyyyy

yyyyyy

11

11

11111

dengan

n

k

kii n

yy

1

.

Selanjutnya dilakukan penguraian nilai singular terhadap matrik )(nxpcX yang baru sehingga diperoleh :

pxppxpnxpnxpc ')( VΛUX

Dimana Λ merupakan matriks diagonal ),...,,( 21 p dan V adalah matrik orthogonal rrT IAAUU T yang

kolomnya merupakan eigen vektor dari cc XX' = (n-1 )S. Maka p21 e,....,e,eEV ˆˆˆˆ . Sehingga persamaan

menjadi UΛEXc ˆ yang merupakan nilai komponen utama ke j. Sehingga di ketahui bahwa UΛ terdiri dari nilai-nilai

komponen utama sedangkan EV ˆ mengandung koefisien koefisien yang membentuk komponen utama.

Taksiran terbaik rank = 2 untuk matrik cX diperoleh dengan mengganti Λ menjadi )0,...,,( 21 diag*Λ

menggunakan teorema Eckart -Young, sehingga matrik cX menjadi

2

121

*c 'e

'ey,yV'UΛX

ˆ

ˆˆˆ

dimana 1y merupakan

berukuran nx1 dari komponen utama pertama dan 2y merupakan vektor berukuran nx1 dari komponen utama

kedua.

Pada dasarnya landasan analisis ini adalah setiap matrik )( pxnX yang berpangkat 2≥r dapat di gambarkan

secara pasti dalam ruang berdimensi 2, dari biplot secara visual dapat diketahui bagaimana bentuk hubungan antara variabel dengan objek yang diteliti secara bersama. Kedekatan antar objek dalam biplot dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelompokan, sedangkan variabel di gambarkan dalam bentuk vektor yang mempunyai panjang dan arah tertentu. Tingkat keragaman variabel di tunjukan pada panjang vektor dan korelasi antar variabel berkaitan dengan sudut yang di bentuk oleh vektor-vektor tersebut.

Untuk menghitung jarak antara titik-titik pada biplot maka dapat dihitung dari titik – titik tersebut dengan rumus

Dimana :

Dan ] ; ]

Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menjadi refrensi peneliti dalam membuat penelitian ini adalah tugas akhir dari Gerrardo radite (2009) dengan judul Segmentasi Dan Preferensi Konsumen Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine (LTLN) Dengan Analisis Chaid. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah terdapat 5 segmen dengan karakterisistik usia yang dominan adalah pada usia 34-41 tahun. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada variabel rokok yang diteliti, pada penelitian Gerrardo hanya membahas 4 merek rokok yang saat itu terkenal dipasaran yaitu Star Mild, GG Slim, A Mild dan LA Lights, sedangkan pada penelitian ini menggunakan 6 variabel rokok yaitu Clas Mild, A Mild, LA Lights, Star Mild, U Mild dan Neo Mild.

METODOLOGI PENELITIANSumber Data dan objek penelitian

Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh langsung dari hasil survey wawancara terhadap perokok yang pernah mengkonsumsi rokok jenis LTN di Surabaya timur dengan usia responden antara 18 tahun – 55 tahun. Obyek penelitian yang digunakan adalah rokok jenis LTN yang beredar di Surabaya (Clas Mild, LA Lights, Sampoerna Mild, Star Mild, U mild dan Neo Mild)Metode Pengambilan Sampel

Responden dalam penelitian ini adalah perokok yang pernah merokok dengan jenis rokok LTN yang tinggal di Surabaya timur. Teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan metode probability sample yaitu sampling acak sederhana dengan kriteria responden yang pernah mengkonsumsi rokok jenis LTN, yang berusia 18-55 tahun dan mengkonsumsi rokok lebih dari 10 batang/hari serta berdomisili di Surabaya timur. Populasi perokok jenis LTN di Surabaya timur tidak diketahui. Dalam buku ”Teknik Penarikan Sampel” menyebutkan bahwa untuk menaksir sampel yang populasinya tidak diketahui dapat menggunakan sistem proporsi (Cochran, 1991). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

2

22α

d

pqZn

Dimana :

n = Jumlah sampel Z = Nilai tabel distribusi Normal Bakuα = Taraf signifikansi (5%)d = Tingkat kesalahan (5%)p = Proporsi jumlah responden yang puas dengan rokok jenis mild yang sering dikonsumsiq = Proporsi jumlah responden yang tidak puas dengan rokok jenis mild yang sering dikonsumsi

dengan menggunakan rumus di atas didapatkan jumlah sampel sebanyak 138 responden, tetapi untuk mengantisipasi kesalahan dalam pengambilan data, maka jumlah sampel diperbanyak menjadi 150 responden. Tetapi saat pelaksanaan terjadi kesalahan pengambilan data sebanyak 4 kuesioner, maka data yang masuk hanya 146 responden. Waktu dan Tempat

Kegiatan survey dilakukan untuk mengetahui kepuasan perokok terhadap rokok jenis LTN yang ada disurabaya, yang akan dilakukan padaBulan : Maret – April 2010 Tempat : Surabaya Timur

Dalam hal ini, populasi jumlah perokok di Surabaya Timur tidak diketahui, hanya dengan menggunakan pendekatan populasi jumlah laki-laki yang ada di tiap kecamatan yang telah ditentukan yaitu sebesar 181129 orang (sumber : buku Surabaya dalam angka tahun 2009). untuk menaksir proporsi jumlah sampel tiap kecamatan. Lokasi yang akan diambil sampel dibedakan dari kecamatan yang ada di Surabaya Timur yang berdekatan dengan wilayah kampus. Adapun kecamatan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut

1. Kecamatan Gubeng 2. Kecamatan Gunung Anyar 3. Kecamatan sukolilo 4. Kecamatan Mulyorejo

Identifikasi variabelDalam penelitian ini terdapat 8 variabel yang digunakan yaitu

1) Variabel Brand Awarness meliputi merk rokok yang paling di ingat, rokok mild yang paling sering di konsumsi dan darimana mengetahui rokok yang paling sering dikonsumsi.

2) Brand Image meliputi persepsi yang didalamnya terdapat 4P (price, product, promotion and place of distribution), adapun atributnya meliputi

1. Rokok murah harganya2. Rokok mahal harganya3. Menarik kemasannya4. Tersedia dimana-mana5. Cocok untuk gaul dengan teman6. Banyak promosi7. Iklan di televisi menarik

8. Artis di iklan menarik9. Cocok untuk usia 18 – 25 tahun10. Cocok untuk usia 25 – 35 tahun 11. Cocok untuk usia 35 tahun ke atas 12. Cocok untuk berstatus ekonomi kelas bawah13. Cocok untuk berstatus ekonomi kelas menengah14. Cocok untuk berstatus ekonomi kelas atas

3) Consumer Behavior adalah kebiasaan konsumen dalam merokok dan juga merupakan penggambaran terhadap perilaku konsumen dalam beberapa aspek serta tingkat emosional yang terdapat pada konsumen yang meliputi rokok yang paling sering dihisap, kebiasaan membeli rokok, banyak rokok yang dihisap rata-rata dalam satu minggu, rokok selingan yang paling sering dihisap selain rokok utama, dan budget untuk membeli rokok dalam satu minggu.

4) Psikografi digunakan untuk menggambarkan terhadap perilaku konsumen dari berbagai aspek tingkat emosional, variabelnya meliputi,

1. Responden menyukai hal baru2. Responden suka menghabiskan waktu

bersama keluarga3. Responden lebih mementingkan

harga daripada kualitas4. Responden lebih mementingkan

kualitas barang daripada harganya 5. Responden suka hal-hal yang bersifat

praktis6. Responden selalu mengikuti hal baru

dalam kegiatan saya

7. Responden termasuk orang yang mempunyai gengsi8. Responden sering menayakan pendapat sebelum memutuskan9. Responden selalu mengikuti trend masa kini10. Responden menyukai suasana sibuk11. Responden menyukai perubahan12. Responden suka bepergian bersama teman/pacar13. Responden selalu ingin diperhatikan

5) Preferensi atribut meliputi variabel prioritas responden dalam memilih rokok LTN yang akan di konsumsi.6) Satisfaction meliputi variabel yang menyatakan kepuasan tentang produk yang di gunakan, variebelnya

meliputi seberapa puas terhadap rokok LTN yang paling sering dihisap7) Media Habit adalah variabel yang menjelaskan karakteristik responden dengan hal-hal yang disukai atau

disenangi, yang meliputi alat transportasi yang sering digunakan, Koran, tabloid dan majalah yang paling sering dibaca, jenis musik yang digemari, televisi yang paling sering ditonton serta nama acara dan jam tayang, radio yang paling sering didengarkan serta nama acara dan jam tayang, kegiatan waktu senggang dan juga tempat yang paling sering dikunjungi saat responden dalam keadaan banyak pikiran (stress).

8) Demografi adalah variabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan latar belakang, status pernikahan, sosial ekonomi status, pendidikan terakhir, pekerjaan, SES (Status Ekonomi Sosial). Variabel demografi meliputi jenis kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan Status perkawinan : 1. Belum menikah

2. Menikah 3. Duda/Janda

Pendidikan Terakhir : 1. Tidak tamat SD/SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Akademi/D1/D2/D3 5. Sarjana 6. Lainnya

Pekerjaan : 1. Mahasiswa 2. Dosen/Pengajar

3. Pegawai Swasta4. Wiraswasta5. Pegawai Negeri6. Profesional7. TNI/POLRI8. Lainnya

SES 1. < Rp. 600.0002. Rp. 600.000 – Rp. 900.0003. Rp. 900.001 – Rp. 1.250.0004. Rp. 1.250.000 – Rp. 1.750.0005. Rp. 1.750.000 – Rp. 2.500.000

6. Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.0007. > Rp. 3.500.000

Langkah – langkah penelitianTahapan pengerjaan analisis untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson pada semua variabel positioning dan Psikografi, nilai korelasinya dibandingkan dengan nilai r tabel.

2. Pengujian tingkat reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha untuk mengetahui konsistensi dari pertanyaan pada masing-masing variabel. Bila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0,6 maka variabel tersebut sudah reliabel

3. Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu untuk mengetahui karakteristik perokok jenis LTN pada variabel demografi, awareness, Media habit, dan Consumer behavior digunakan tabel frekuensi dan diagram batang .

4. Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu untuk mengatahui segmentasi maka dilakukan analisis clusterdengan menggunakan analisis K-means cluster untuk mengetahui karakteristik tiap segmen.

5. Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu untuk mengetahui posisi rokok LTN maka digunakan analisis biplot terhadap rokok LTN yang beredar di Surabaya yaitu Clas Mild, LA Lights, Sampoerna Mild, Star Mild, U Mild dan Neo Mild dengan menggunakan grafik 2 dimensi.

6. Untuk menjawab permasalahan keempat yaitu mengetahui preferensi perokok LTN terhadap kualitas produk yang akan dikonsumsi maka digunakan metode Thrustone Case-V

7. kesimpulanDiagram alir penelitian

ya tidak

Gambar 1 Diagram alir penelitianAnalisis dan Pembahasan

Mayoritas usia responden adalah 18-25 tahun yaitu sebesar 61.6% atau sebanyak 90 orang, hal ini bisa di katakan bahwa perokok jenis LTN khususnya di wilayah Surabaya timur adalah usia muda, dan untuk usia 26-33 tahun sebesar 24,0% atau 35 orang, Pada tingkat pendidikan responden, mayoritas adalah SLTA yaitu sebesar 58.9% atau 86 responden, untuk tingkat sarjana persentase sebesar 13.0% dari keseluruhan atau sebesar 19 responden. Tetapi jika di lihat dari pendidikan terakhir tidak tamat SD/SD sebesar 7.5% atau sebesar 11 responden, hal ini merupakan suatu pekerjaan buat pemerintah bahwa masih ada masyarakat di Surabaya timur yang tidak mengikuti program pemerintah dalam hal pendidikan yaitu wajib belajar 12 tahun. Jenis pekerjaan dari responden, terbesar adalah mahasiswa yaitu sebesar 39.0% atau 57 responden, hal ini karena di Surabaya timur terdapat banyak kampus misal ITS, Stiesia, ITATS, UNIPRA, Perbanas, UNITOMO, UNTAG dan masih banyak yang lain, tetapi selain dari mahasiswa, Surabaya Timur bisa dikatakan memiliki penduduk yang heterogen, karena memiliki pekerjaan yang ber macam variasinya, untuk pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 27.4% atau 40 responden, wiraswasta ini seperti penjual buah, sepatu, besi tua, dan lainnya. Ada pula dari pegawai swasta yaitu sebesar 16,4% atau 24 responden dan dari pekerjaan nelayan sebesar 3,4%. Hal ini dapat menguatkan fakta bahwa Surabaya timur memiliki penduduk yang heterogen karena lokasinya yang heterogen pula. mengenai Status Ekonomi Sosial (SES) masyarakat Surabaya timur yang perokok jenis LTN yang di wakili oleh responden dapat dikatakan merata, artinya tidak ada nilai SES yang dominan dan hampir pada nilai persentase yang sama. Tetapi kisaran pengeluaran tertinggi adalah pada kisaran Rp. 600.000 – Rp. 900.000 sebesar 21.9% atau 32 responden, tertinggi kedua adalah kisaran Rp.900.000 –

Pengamatan

Mulai

Perumusan masalah

Identifikasi variabel

Desain kuesioner

Survey pendahuluan

Uji Validitas & reliabilitas

Survey Lanjutan

Data primer

Demografi, Awareness &

Psikografi

Konten preferensi

Positioning

Statistik deskriptif

Analisis Cluster

Karakteristik perokok

Analisis biplot

Posisi rokok jenis LTNSegmentasi perokok

Thurston case - V

Urutan atribut kepuasan dalam memilih rokok

Kesimpulan

Rp.1.250.000 yaitu sebesar 18.5% atau sebesar 27 responden. Dapat disimpulkan bahwa penduduk Surabaya timur yang diwakili oleh responden tergolong ekonomi kelas menengah ke bawah, hal ini dapat dilihat dari total persentase kisaran pengeluaran responden yang antara dari Rp.600.000 – Rp.1.750.000 adalah 73.3% yang dapat dikatakan sudah melebihi separuh responden

Untuk mengetahui segmentasi perokok jenis LTN (Low Tar Nicotine) maka akan dilakukan analisis kluster. Dalam hal ini, menggunakan metode non hirarki yaitu dengan menentukan nilai k = 2,3 dan 4. Tabel 4.24 menunjukkan pembuktian perbandingan jumlah segmen (k) yang terbentuk. Dengan melihat nilai kebenaran kelompok (dalam persen), pada k = 2 dan k = 3 didapatkan nilai yang paling besar adalah k = 3 dengan nilai kebenaran pengelompokan sebesar 98,6% yang berarti dalam hal ini menggunakan nilai k = 3. Dengan demikian segmentasi perokok jenis LTN berdasarkan variabel psikografi dan demografi dibentuk menjadi 3 segmen,

Tabel 3 Uji Wilk’s Lambda

Jumlah Segmen (k) Ukuran segmen

Wilk's Lambda % kebenaran pengelompokan

K=2Segmen I = 66

0.302 96.6%Segmen II = 80

K=3Segmen I = 31

0.116 98.6%Segmen II = 45Segmen III = 70

Profil Tiap segmen

Segmen I II III

Nama Segmen lebih mementingkan kualitas daripada harga Mempunyai gengsi menyukai perubahan

karakteristik Umum

- menyukai hal baru - mengikuti trend masa kini- suka menghabiskan waktu bersama keluarga

- suka hal yang bersifat praktis - Mempunyai gengsi- menanyakan pendapat sebelum memutuskan

- mengikuti hal baru dalam kegiatan saya - selalu ingin diperhatikan - menyukai suasana sibuk

- menyukai bepergian bersama pacar/teman - menyukai perubahan

Usia 18-25 tahun (68%) 18-25 tahun (44%) 18-25 tahun (70%)

Pendidikan Terakhir SLTA (39%) SLTA (56%) SLTA (70%)

pekerjaan saat ini Mahasiswa (32%) Wiraswasta (36%) Mahasiswa (53%)

SES < Rp. 600.000 (26%) Rp. 600.001 - Rp. 900.000 (24%)Rp. 600.001-Rp.900.000 (21%) dan Rp. 900.001 - Rp. 1.250.000 (21%)

Budget untuk rokok /minggu Rp. 50.001 - Rp. 100.000 (71%) Rp. 50.001 - Rp. 100.000 (62%) Rp. 50.001 - Rp. 100.000 (63%)

jenis musik favorit Pop (32%) Pop (42%) Pop (37%)

rokok LTN yang sering dihisap A Mild (52%) A Mild (60%) A Mild (57%)

Stasiun TV Favorit Trans TV (19%) Trans 7 (29%) Trans TV (31%)

Jumlah Anggota 31 Responden 45 Responden 70 Responden

Segmen 1Pada segmen ini sebanyak 31 responden masuk pada segmen ini, yang dominan usia 18-25 tahun yaitu 68%

dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA sebesar 39%, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah mahasiswa 32%. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas bawah karena nilai SES kurang dari Rp. 600.000 sebesar 26%. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000 (71%), Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop yaitu sebesar 32%, rokok yang sering di hisap adalah A Mild sebesar 52%, dan trans TV adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton.

Karakteristik umum menyukai hal baru, suka hal yang bersifat praktis, mengikuti hal baru dalam kegiatannya, menyukai bepergian bersama teman/pacar. Untuk segmen ini diberi nama segmen orang yang lebih mementingkan kualitas daripada harga.Segmen 2

Karakteristik pada segmen ini yaitu mengikuti trend masa kini, mempunyai gengsi, dan selalu ingin diperhatikan. Pada segmen ini akan diberi nama segmen orang yang mempunyai gengsi.

Pada segmen ini sebanyak 45 responden masuk pada segmen ini, yang dominan usia 18-25 tahun yaitu 44% dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA sebesar 56%, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah wiraswasta 36%. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas sedikit menengah karena nilai SES Rp. 600.001 –Rp. 900.000 sebesar 24%. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000 (62%), Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop yaitu sebesar 42%, rokok yang sering di hisap adalah A Mild sebesar 60%, dan trans 7 adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton.Segmen 3

Karakteristik pada segmen ini yaitu suka menghabiskan waktu bersama keluarga, menanyakan pendapat sebelum memutuskan, menyukai suasana sibuk dan menyukai perubahan. Untuk segmen ini akan diberi nama segmen orang yang menyukai perubahan

Pada segmen ini sebanyak 70 responden masuk pada segmen ini, yang dominan usia 18-25 tahun yaitu 70% dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA sebesar 70%, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah Mahasiswa 53%. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas menengah karena nilai SES Rp. 600.001 – Rp. 1.250.000 sebesar 42%. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000 (63%), Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop yaitu sebesar 37%, rokok yang sering di hisap adalah A Mild sebesar 57%, dan Trans TV adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton.

Analisis persepsi positioningPada gambar 2 dapat dijelaskan bahwa posisi Clas Mild adalah rokok yang cocok untuk usia 25-35 tahun,

Sampoerna Mild adalah rokok yang mahal harganya, artis iklan menarik, usia 35 tahun ke atas serta cocok untuk ekonomi kelas atas, karena sampoerna Mild yang mempunyai harga mahal jika di bandingkan dengan rokok jenis LTN lainnya, sehingga sampoerna Mild identik dengan rokok untuk orang kelas menegah atas. Pada rokok LA Lights, adalah rokok yang cocok untuk usia 18-25 tahun, karena LA Lights terkenal dengan rokok yang banyak promosi, semisal membuat acara di kampus – kampus ataupun sekolahan dengan sponsor LA Lights dan mendatangkan artis yang sudah terkenal misal acara konser musik, lomba film indie dan masih banyak lagi acara dari LA Lights yang mengusung anak muda sebagai target pasarnya, sehingga LA Lights identik dengan rokoknya anak muda, selain itu LA Lights juga mendapatkan posisi rokok yang tersedia dimana-mana. Star Mild dengan konsep kemasan yang elegan menempati posisi sebagai rokok yang cocok untuk ekonomi kelas menengah.

Gambar 2 positioning merek rokok jenis LTNNeo Mild dengan harga rokok per bungkus Rp. 6500 mendapatkan posisi sebagai rokok yang menarik

kemasannya dan cocok untuk gaul serta iklan di televisi menarik. Untuk rokok U Mild tidak mendapatkan posisi yang sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan, untuk lebih jelasnya mengenai besar sudut antara rokok dengan variabel pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.28 dibawah ini.

Tabel 9 Besar sudut variabel dengan merek rokok LTN

Clas Mild A Mild LA Lights Star Mild U Mild Neo Mild

Mahal Harganya69,489 30,23 139,96 52,97 158,19 159,7

Menarik kemasannya179,93 140,7 109,6 163,4 91,366 89,81

Tersedia dimana-mana55,04 94,3 15,428 71,55 33,663 35,22

cocok untuk gaul90,556 129,8 20,088 107,1 1,8535 0,3

banyak promosi71,077 110,3 0,6089 87,59 17,626 19,18

iklan di televisi menarik152,64 168,1 82,168 169,2 63,934 62,38

artis iklan menarik151,67 112,4 137,86 135,2 119,62 118,1

cocok untuk usia 18-2559,88 99,14 10,588 76,4 28,823 30,38

cocok untuk usia 25-356,3939 45,66 64,074 22,91 82,309 83,86

cocok untuk usia 35 ke atas129,71 90,44 159,82 113,2 141,59 140

cocok untuk status ekonomi kelas menengah

14,81 24,45 85,278 1,705 103,51 105,1

cocok untuk status ekonomi kelas atas

55,804 16,54 126,27 39,29 144,51 146,1

Sudut Antar Objek Dalam Peta Posisi Tabel 10 sudut antar merek rokok jenis LTN

Clas Mild A Mild LA Lights Star Mild U Mild Neo Mild

Clas Mild 0 53,08 74,47 58,29 91,54 90,01

A Mild 53,08 0 99,83 73,57 108,91 121,70

LA Lights 74,47 99,83 0 98,32 58,09 54,02

Star Mild 58,29 73,57 98,32 0 97,94 94,43

U Mild 91,54 108,91 58,09 97,94 0 55,82

Neo Mild 90,01 121,70 54,02 94,43 55,82 0

Dari hasil perhitungan sudut antar merek rokok LTN diperoleh dan diketahui bahwa Clas Mild dan A Mild memiliki sudut antar merek rokok LTN yang paling kecil di antara antar merek rokok LTN yang lain yaitu sebesar 53.08o. Hal ini memiliki arti bahwa terjadi persaingan antara Clas Mild dan A Mild sangat kuat. Pada kondisi dilapangan, Clas Mild dan A Mild adalah rokok jenis LTN yang memiliki harga bersaing, sehingga konsumen yang akan di garap pun adalah sama yaitu kelas ekonomi kelas menengah hingga ekonomi kelas atas

Untuk jenis rokok LTN Lainnya, memiliki nilai sudut yang hampir sama artinya persaingan di antara merek-merek rokok LTN yang beredar di Surabaya adalah sangat kuat, yang berarti pula bahwa jika satu merek rokok jenis LTN melakukan suatu hal untuk menarik minat konsumen, maka hal serupa juga akan dilakukan oleh merek rokok LTN lainnya.Analisis Preferensi Konsumen Rokok Jenis LTN

Analisis ini digunakan untuk mengetahui struktur preferensi konsumen dalam memilih sebuah rokok merek LTN yang akan dihisap oleh konsumen terhadap atribut-atribut yang berhubungan dengan produk rokok jenis LTN.

Hasil penelitian terhadap variabel content prefrention melalui metode Thurston Case-V dapat di lihat pada Tabel 11 Hasil ini menunjukkan bahwa prioritas utama responden dalam memilih sebuah rokok jenis LTN yang pertama adalah kualitas produk, kualitas produk disini bisa dijelaskan yang termasuk dalam kualitas produk adalah rasa/aroma yang diberikan produk rokok tersebut ketika dihisap oleh konsumen saat merokok, prioritas kedua adalah harga, dimana harga merupakan salah satu faktor yang juga menjadi prioritas konsumen dalam memilih rokok, karena pada keadaan dilapangan, kadang konsumen berpindah merek rokok hanya karena harga rokok yang biasanya dihisap naik sekian rupiah, dan konsumen lebih memilih harga yang lebih murah tetapi kualitas produk yang hampir sama. Prioritas ketiga adalah ketersediaan rokok yang ada dimana-mana, sehingga konsumen tidak terlalu bingung mencari rokok yang sering dihisap saat akan membeli. Pada urutan 2 terbawah, adalah Gengsi/kebanggan dan iklan menarik, dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa sebenarnya bukan karena gengsi dan suatu kebanggaan saja konsumen menghisap atau memilih sebuah rokok dan juga iklan yang menarik pun bukan menjadi jaminan dapat dipilih oleh konsumen. Untuk lebih jelas mengenai urutan prioritas konsumen dalam memilih sebuah rokok dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 urutan prioritas dalam memilih rokok LTN

Urutan Variabel produk rata - rata

1 Kualitas Produk 8,04758

2 Harga 3,66431

3 ketersediaan dimana mana 0,89294

4 Merek rokok terkenal -1,42109

5 Kemasan -2,227

6 Gengsi/Kebanggaan -3,1485

7 Iklan Menarik -5,84749

Kesimpulan Dan SaranAdapun kesimpulan yang dapat diketahui mengenai permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut1. Karakteristik konsumen perokok jenis LTN diwilayah Surabaya timur adalah frekuensi terbesar untuk usia

adalah 18-25 dengan status pendidikan terakhir adalah SLTA dan status pekerjaan saat dilakukan survey adalah mahasiswa. Untuk status ekonomi sosial (SES) yaitu hampir seimbang, tetapi paling dominan adalah pada kisaran Rp. 600.001 – Rp. 900.000. Untuk jenis musik yang paling digemari adalah pop yang menandakan bahwa perokok jenis LTN adalah kaum anak muda, yang ketika ada waktu luang lebih sering dihabiskan dengan nongkrong atau cangkruk di warung kopi. Budget yang dihabiskan dalam seminggu untuk membeli rokok adalah kisaran Rp.50.001 – Rp. 100.000.

Segmentasi yang terbentuk melalui variabel psikografi responden perokok jenis LTN adalah sebanyak 3 segmen, a. Pada segmen I yaitu segmen orang yang lebih mementingkan kualitas daripada harga yang dominan usia 18-25 tahun dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah mahasiswa. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas bawah karena nilai SES kurang dari Rp. 600.000. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000, Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop, rokok yang sering di hisap adalah A Mild dan trans TV

adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton. Karakteristik umum menyukai hal baru, suka hal yang bersifat praktis, mengikuti hal baru dalam kegiatannya, menyukai bepergian bersama teman/pacar. b. Pada segmen II adalah segmen orang yang mempunyai gengsi.Karakteristik pada segmen ini yaitu mengikuti trend masa kini, mempunyai gengsi, dan selalu ingin diperhatikan, dominan usia 18-25 tahun dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah wiraswasta. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas sedikit menengah karena nilai SES Rp. 600.001 – Rp. 900.000. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000, Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop, rokok yang sering di hisap adalah A Mild sebesar dan trans 7 adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton.c. Untuk segmen III ini adalah segmen orang yang menyukai perubahan Karakteristik pada segmen ini yaitu suka menghabiskan waktu bersama keluarga, menanyakan pendapat sebelum memutuskan, menyukai suasana sibuk dan menyukai perubahan. dominan usia 18-25 tahun dan pada pendidikan terakhir dominan SLTA sebesar, pekerjaan responden yang dominan pada segmen ini adalah Mahasiswa. Pada segmen ini adalah ekonomi kelas menengah karena nilai SES Rp. 600.001 – Rp. 1.250.000. Budget untuk membeli rokok per minggu sebesar Rp. 50.001 – Rp. 100.000, Jenis musik favorit responden pada segmen ini adalah pop, rokok yang sering di hisap adalah A Mild, dan Trans TV adalah stasiun televisi yang paling sering ditonton.

2. Mengenai peta posisi rokok jenis LTN yaitu posisi Clas Mild adalah rokok yang cocok untuk usia 25-35 tahun, Sampoerna Mild adalah rokok yang mahal harganya, artis iklan menarik, usia 35 tahun ke atas serta cocok untuk ekonomi kelas atas, karena sampoerna Mild yang mempunyai harga mahal jika di bandingkan dengan rokok jenis LTN lainnya, sehingga sampoerna Mild identik dengan rokok untuk orang kelas menegah atas. Pada rokok LA Lights, adalah rokok yang cocok untuk usia 18-25 tahun, karena LA Lights terkenal dengan rokok yang banyak promosi, semisal membuat acara di kampus – kampus ataupun sekolahan dengan sponsor LA Lights dan mendatangkan artis yang sudah terkenal misal acara konser musik, lomba film indie dan masih banyak lagi acara dari LA Lights yang mengusung anak muda sebagai target pasarnya, sehingga LA Lights identik dengan rokoknya anak muda, selain itu LA Lights juga mendapatkan posisi rokok yang tersedia dimana-mana. Star Mild dengan konsep kemasan yang elegan menempati posisi sebagai rokok yang cocok untuk ekonomi kelas menengah. Neo Mild dengan harga rokok per bungkus Rp. 6500 mendapatkan posisi sebagai rokok yang menarik kemasannya dan cocok untuk gaul serta iklan di televisi menarik3. Dalam memilih sebuah rokok jenis LTN yang pertama adalah kualitas produk, kualitas produk disini bisa dijelaskan yang termasuk dalam kualitas produk adalah rasa/aroma yang diberikan produk rokok tersebut ketika dihisap oleh konsumen saat merokok, prioritas kedua adalah harga, dimana harga merupakan salah satu faktor yang juga menjadi prioritas konsumen dalam memilih rokok, karena pada keadaan dilapangan, kadangkonsumen berpindah merek rokok hanya karena harga rokok yang biasanya dihisap naik sekian rupiah, dan konsumen lebih memilih harga yang lebih murah tetapi kualitas produk yang hampir sama. Prioritas ketiga adalah ketersediaan rokok yang ada dimana-mana, sehingga konsumen tidak terlalu bingung mencari rokok yang sering dihisap saat akan membeli. Pada urutan 2 terbawah, adalah Gengsi/kebanggan dan iklan menarik

5.2 SaranAdapun saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk perusahaan rokok yang mengeluarkan produk rokok jenis LTN supaya lebih peka terhadap konsumen sehingga dapat menjangkau semua segmen konsumen seperti pada hasil penelitian ini. pada variabel demografi usia, status pekerjaan dan SES adalah sangat penting untuk manajemen dalam menentukan target pasar dan harga rokok yang akan diproduksi berikutnya, sehingga manajemen tidak salah langkah dalam menentukan target pasar, dari preferensi atribut pemilihan rokok jenis LTN, kualitas produk dan harga menjadi prioritas yang utama dibandingkan lainnya, dan hal yang tidak terlalu diperhitungkan konsumen dalam memilih rokok adalah iklan yang menarik artinya iklan yang menarik pun bukan menjadi jaminan dapat dipilih oleh konsumen. Karena rokok adalah sebuah produk nyata yang dapat dinilai ketika dirasakan, hal ini dapat menjadi suatu pertimbangan untuk perusahaan rokok bahwa dalam hal promosi rokok tentang kebanggaan ketika merokok merek rokok tersebut akan menjadi satu hal yang sia-sia

2. Pada penelitian berikutnya mengenai kepuasan rokok agar lokasi survey lebih diperluas dengan mengetahui jumlah populasi yang dikehendaki agar informasi yang didapatkan dapat mewakili populasi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Cochran, G. W. (1991). Teknik Penarikan Sampel ( terjemahan) Jilid III. Jakarta: UI-PRESS.

Johnson, R,A. and Wichern, D.W.(1992). Applied Multivariate Statistical Analysis, University of Wisconsin. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Kotler, P & Amstrong, (2008). Manajemen Pemasaran Jilid II, 12th Ed. Jakarta: PT Indeks.

Mitra, M. (1997). Thurston case-V for Maps Hyperbolic Group Extensions” . Canada.

Radite, G. (2009). Segmentasi dan Preferensi Konsumen Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine (LTLN) Dengan Analisi CHAID. Surabaya: Statistika ITS.

Suharto, A. N. (2009). Analisis Karakteristik Profil Pemirsa Jtv Di Surabaya Melalui Segmentasi, Preferensi, Dan Penentuan Posisi (Positioning). Surabaya: Statistika ITS.

Sekaran, U, (2006). Research Methods for Business. Jakarta : Salemba Empat.

Simamora, B. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, M., & Effendi, S. (1987). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sudibyo, (2002). Perilaku konsumen dan kesinambungan kebutuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono, F. (1996). Manajemen Jasa Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Offset.

Umar, H. (2003). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


Recommended