1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh masyarakat
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan makna dan pesan pada orang lain.
Wujud bahasa dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa lisan maupun tertulis.
Bahasa dapat digunakan oleh seorang pengarang untuk menulis sebuah cerpen,
novel, naskah drama atau cerita fiksi lain. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi
yang diciptakan oleh alat ucap manusia sebagai sarana untuk mengungkapkan ide-
ide atau konsep yang ada dalam diri manusia. Dalam kehidupannya, manusia selalu
menggunakan simbol atau lambang yang merupakan salah satu satuan-satuan
bahasa selain kata (Chaer, 2007: 39). Bahasa juga bersifat dinamis, artinya selalu
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini banyak bermunculan
istilah-istilah baru dalam dunia kebahasaan, baik yang merupakan serapan dari
bahasa asing ataupun pembentukan istilah baru.
Onomatope merupakan salah satu cara dalam pembentukan istilah baru.
Onomatope (onomatopoeia) dapat diartikan sebagai penamaan benda atau
perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan
(Kridalaksana, 2008:167). Onomatope dapat menambah efek ekspresif dan
membuat bahasa menjadi hidup. Penggunaan onomatope memperjelas situasi dan
suasana dalam kalimat. Menurut Ullman (2007:102) onomatope dapat dibedakan
menjadi (1) onomatope yang berupa tirun bunyi atas bunyi, misalnya suara
2
kicauan burung atau suara kokok ayam, dan (2) onomatope yang berupa bunyi atas
gerakan atau kualitas fisik atau moral, misalnya “gemetar, berjalan, dan bersin”.
Onomatope memiliki banyak jenis didasarkan pada beberapa hal. Jenis-jenis
onomatope berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 6 jenis (Sudaryanto 1989 : 117-
136), yaitu (1) kata, (2) kata bersuku kata dua atau lebih, (3) kata ulang, (4) frasa
dengan partikel pating, (5) dua kata, (beberapa kata). Selain jenisnya yang beragam,
makna onomatope pun sangat beragam. Onomatope bersifat singkat namun pada
setiap katanya memiliki makna yang berbeda. Makna dalam bahasa dapat dikaji
menggunakan kajian semantik1. Mengetahui makna onomatope yang terdapat
dalam suatu bacaan dapat membantu pembaca lebih mengerti jalan cerita tersebut.
Onomatope dalam suatu bacaan merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk membantu menggambarkan suatu benda, gerakan, atau keadaan sehingga
menjadi terasa lebih hidup. Onomatope sering dimanfaatkan sebagai elemen
pendukung komunikasi dan unsur estetika dalam komik. Penggunaan onomatope
dalam komik tidak hanya ada dalam bahasa Indonesia, tetapi juga terdapat dalam
bahasa lainnya termasuk bahasa Korea. Onomatope dalam bahasa Korea disebut
dengan 의성어 (euiseongeo). Bahasa Korea termasuk bahasa yang kaya akan
onomatope dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bahasa lisan
maupun tulisan, tetapi lebih banyak ditemukan di dalam komik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar
(di majalah surat kabar atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan
1 Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengena seluk-beluk dan
pergeseran arti kata (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
3
lucu. Menurut Scott McCloud dalam buku Understanding Comics (1993) komik
merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon
estetik pada yang melihatnya. Hampir seluruh teks komik tersusun dari hubungan
antara gambar atau lambang visual2 dan kata-kata atau lambang verbal3. Gambar
dalam komik merupakan gambar-gambar yang berurutan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain yang membentuk sebuah cerita. Dunia komik Asia diwakili oleh
Jepang yang merupakan produsen komik terbesar di kawasan Asia, di Jepang komik
disebut dengan 漫画 (manga) sedangkan di Korea disebut dengan 만화 (manhwa).
Kata 만화 (manhwa) berasal dari pengucapan Korea dari kata 漫画 (manga).
Manhwa pertama kali menyebar di Korea sekitar tahun 1909. Bisnis manhwa
memang tidak sebesar manga di Jepang, namun bukan berarti manhwa kalah
bersaing.
Awal tahun 2000 di Korea Selatan mulai populer webtoon, yaitu manhwa
yang bisa dibaca melalui website yang mengunduhnya secara berkala. Website-
website tersebut berperan seperti perusahaan penerbitan, hanya saja tidak
melakukan proses percetakan. Webtoon merupakan kepanjangan dari Website
Cartoon, yang merupakan kumpulan gambar bercerita yang dipublikasikan secara
online (webcomic) di Korea Selatan. Manhwa dipublikasikan secara fisik berupa
buku atau majalah, sedangkan webtoon dipublikasikan melalui media internet.
2 Visual adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). 3 Verbal adalah istilah lingusitik bersifat verba seacara lisan (bukan tertulis) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
4
Layout4 webtoon juga terus berkembang, tidak monoton hanya berupa gambar dua
dimensi hitam-putih. Penyajiannya penuh warna bahkan disertai efek multimedia
berupa cahaya, suara, dan gerak. Penyajian webtoon yang terus berkembang dan
tidak monoton tidak lepas dari penggunaan kata-kata untuk penyampaian cerita
yang dibuat dengan gambar-gambar, untuk meyakinkan pembaca seakan-akan apa
yang dibaca merupakan kenyataan.
Onomatope juga sering ditemukan di webtoon. Penggunaan onomatope
dalam webtoon juga bertujuan agar bahasa yang digunakan tidak terlalu kaku
sehingga dapat dinikmati oleh pembaca dengan nyaman, seperti pada webtoon
berjudul ‘Dice’ karya 윤현석 (Yun Hyeon Seok). Webtoon ini bergenre5 fantasi dan
menceritakan tentang pelajar yang bernama 동태 (Dongtae) memiliki fisik yang
kurang sempurna mengakibatkan ia sering diremehkan oleh orang lain dan berharap
bisa merubah hidupnya menjadi lebih baik, kemudian mendapat kesempatan
merubah hidupnya dan terlahir kembali melalui sebuah dadu yang dimainkannya.
Dice cukup populer di Korea maupun di Indonesia. Webtoon karya 윤현석 (Yun
Hyeon Seok) ini mendapat rating sebesar 9,60% pada aplikasi webtoon versi Korea
(Naver Webtoon, 2016). Salah satu onomatope yang muncul dalam webtoon ini
adalah sebagai berikut :
4 Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah pengaturan tulisan-tulisan
dan gambar-gambar (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 5 Genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya; ragam sastra: -- prosa; --
puisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
5
Pada gambar di atas terdapat onomatope 투덜투덜 (tudeoltudeol) yang
memiliki bentuk pengulangan seluruh yang dibentuk dari kata imbuhan.
Onomatope 투덜투덜 (tudeolthudeol) terdiri dari kata dasar 투 (tu) dan diberi
imbuhan 덜 (deol), sehingga kata dasar berimbuhannya menjadi 투덜 (tudeol) . Jadi
onomatope 투덜투덜 (tudeoltudeol) sebagai hasil dari proses reduplikasi dari kata
투덜 (tudeol).
Dalam bahasa Korea kata투덜 (tudeol) apabila ditambahkan dengan kosa
kata 거리다 (georida) 투덜거리다 (tudeolgeorida) lalu diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia memiliki arti ‘menggerutu’ atau ‘mengomel’, berdasarkan suara
yang dihasilkan melalui aktifitas menggerutu terbentuklah kata tersebut. Jadi
onomatope 투덜투덜 (tudeoltudeol) menggambarkan tokoh dalam webtoon yang
sedang menggerutu atau mengomel karena sesuatu, maka onomatope ini memiliki
makna onomatope sebagai pembentuk nama perbuatan.
6
Keunikan onomatope dalam webtoon tersebut dapat diihat dengan
melakukan pada analisis bentuk dan maknanya. Oleh karena itu Tugas Akhir ini
akan membahas tentang bentuk dan makna onomatope bahasa Korea dalam
webtoon ‘Dice’ stage 33-38 karya 윤현석 (Yun Hyeon Seok).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat ditemukan bahwa pokok
masalah dari penelitian ini adalah penggunaan kata yang bernilai onomatope dalam
webtoon berjudul ‘Dice’ stage 33-38 karya윤현석 (Yun Hyeon Seok). Berdasarkan
pokok masalah itu dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah berikut ini.
1. Bagaimana bentuk onomatope dalam webtoon ‘Dice’ stage 33-38
karya윤현석 (Yun Hyeon Seok)?
2. Bagaimana makna onomatope dalam webtoon ‘Dice’ stage 33-38
karya윤현석 (Yun Hyeon Seok)?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan bentuk onomatope dalam webtoon ‘Dice’ stage 33-38
karya윤현석 (Yun Hyeon Seok).
7
2. Mendeskripsikan makna onomatope dalam webtoon ‘Dice’ stage 33-38
karya윤현석 (Yun Hyeon Seok).
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis
maupun pembaca, baik secara praktis maupun teoritis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, diharapkan hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi
perkembangan kajian linguistik pada umumnya, khususnya untuk
mengaplikasikan teori kajian onomatope dalam bahasa Korea.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk menjadi
bahan bantu bagi penutur yang berbeda bahasa dalam berkomunikasi, dan
membantu pengajar berkenaan dengan pembelajaran mengenai onomatope.
Sementara itu, manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah
pengetahuan tentang onomatope dalam Korea dan menjadi masukan bagi
penyusun buku dan sejenisnya
1.5 Batasan Masalah
Mengingat penggunaan onomatope sebagai elemen pendukung estetika,
maka penulis perlu membatasi penelitian ini pada satu webtoon yang berjudul
8
‘Dice’ stage 33-38 karya 윤현석 (Hyunseok Yun). Penulisan Tugas Akhir ini
hanya akan menganalisis bentuk dan makna yang terdapat webtoon ‘Dice’ stage 33-
38. Hanya stage 33-38 yang dipilih menjadi objek penulisan Tugas Akhir ini karena
di dalam stage 33-38 banyak sekali onomatope yang ditemukan dibanding dengan
stage lainnya. Onomatope yang terdapat dalam stage lain merupakan onomatope
yang sama dan jumlahnya tidak terlalu banyak.
1.6 Metode Penelitian
Penulisan Tugas Akhir ini memanfaatkan metode deskriptif kualitatif.
Penelitian ini akan melalui tiga tahap, yaitu penyediaan atau pengumpulan data,
analisis data, serta pemaparan atau penyajian hasil analisis data.
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu cara yang dilakukan
untuk mendapatkan data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan dengan
cara mengkaji teori-teori yang relevan dengan tema penelitian, sehingga
penelitian ini memiliki dasar teori yang kuat. Penelitan ini menganalisis
tentang bentuk dan makna dalam webtoon ‘Dice’ stage 33-38, maka metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca webtoon tersebut
sambil mencatat onomatope yang ada di dalamnya, mengumpulkan serta
menyajikan kata-kata onomatope tersebut dalam lembar data.
2. Metode Analisis Data
9
Analisis data merupakan suatu usaha untuk mengkaji dan mengolah data
yang terkumpul, sehingga diperoleh satu simpulan yang bermanfaat sesuai
dengan tujuan penelitian. Tahap awal dalam metode ini yaitu melakukan
analisis terhadap data yang telah didapat dengan cara menganalisis dan
mengklasifikasi bentuk dan makna onomatope yang terdapat di webtoon
tersebut, lalu menarik kesimpulan yang didapat dari hasil akhir setelah
melakukan analisis dan pembahasan pada bab III.
3. Metode Penyajian Data
Kegiatan memaparkan hasil analisis data yang berupa hasil
penganalisisan dan penyimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menyajikan secara deskripsi dengan kata-kata.
1.7 Tinjauan Pustaka
Penulisan Tugas Akhir mengacu pada penelitian milik Supriadianto, dosen
D3 Bahasa Korea Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012
dengan judul “Kajian Perbandingan Onomatope Bahasa Korea dan Bahasa
Indonesia Pada Komik초등 만화 맞춤법 [Chodeung Manhwa Matchumbeob]
Volume 6 dan Komik Crayon Shinchan Volume 7”, yang menganalisis tentang
bunyi, bentuk, dan makna onomatope dalam bahasa Korea dalam komik 초등 만화
맞춤법 Chodeung Manhwa Matchumbeob Volume 6. Deskripsi hasil analisis
datanya menjelaskan bahwa onomatope bahasa Korea dapat dipaparkan secara
fonologis (mengidentifikasi bunyi-bunyi menurut fungsinya), yaitu mempunyai
10
peran penting dalam mengekspresikan aneka ragam bunyi untuk memudahkan
penutur dan pembelajar bahasa Korea. Secara morfologis (mengidentifikasi satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal) menunjukkan ragam bentuk kata
onomatope yang bisa dijadikan landasan untuk menganalisis kata-kata dalam
bahasa Korea. Secara semantis (mengidentifikasi makna) masing-masing fonem
vokal menentukan perbedaan atau keragaman makna dalam penggunaan
onomatope. Persamaan penelitian tersebut dengan penulisan Tugas Akhir ini adalah
sama-sama menganalisis bentuk dan makna onomatope dalam bahasa Korea.
Referensi lain diambil dari skripsi yang ditulis oleh Fannia Irine, alumni
jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Islam Riau pada tahun 2010
dengan judul “Analisis Tiruan Bunyi Bahasa (Onomatope) dalam Teks Komik
Detektif Conan Series 46 dan 47 Karya Aoyama Gosho”, yang membahas tentang
kesesuaian antara onomatope tiruan suara manusia dan tiruan suara benda dengan
ekspresi yang ditampilkan dalam setiap gambar pada komik Detektif Conan lalu
membahas tentang fungsi pengunaan setiap onomatope yang ada dalam komik
Detektif Conan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa onomatope
pada komik tersebut memiliki kesesuaian yang tinggi. Persamaan penelitian
tersebut dengan penulisan Tugas Akhir ini adalah sama-sama menganalisis
onomatope. Sementara perbedaannya adalah analisis yang dilakukan dalam
penelitian tersebut menitikberatkan pada analisis kesesuaian antara onomatope dan
gambar pada komik tersebut.
11
Penulisan Tugas Akhir ini juga menggunakan referensi skripsi dari Nur Aini
Satyani Putri Supangat, alumni jurusan Sastra Jepang Universitas Diponegoro yang
ditulis pada tahun 2015 dengan judul “Analisis Kontrastif Onomatope Bahasa
Jepang dan Bahasa Jawa”, menganalisis klasifikasi onomatope, makna, dan bentuk
onomatope dalam bahasa Jepang dan bahasa Jawa. Selain meneliti makna
onomatope bahasa Jepang, penelitian ini juga meneliti padanan onomatope bahasa
Jawa, serta menganalisis persamaan dan perbedaan onomatope dari kedua bahasa.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa onomatope bahasa Jepang dan
bahasa Jawa memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian tersebut
dengan penulisan Tugas Akhir ini adalah sama-sama menganalisis tentang
onomatope. Sementara perbedaannya adalah analisis yang dilakukan dalam
penelitian tersebut membandingkan antara onomatope bahasa Jepang dan bahasa
Jawa.
1.8 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab, berikut ini dijelaskan lebih
lanjut tentang gambaran isi pada tiap bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi
latar belakang dan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan,
metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II adalah
landasan teori yang berisi teori-teori yang dapat mendukung dan menguatkan
pembahasan penelitian. Bab III adalah pembahasan yang berisi analisis tentang
bentuk, makna penggunaan onomatope bahasa Korea (의성어) yang terdapat pada
webtoon ‘Dice’ stage 33-38, pembahasan dengan menggunakan metode dan teknik
12
yang tepat yang telah dipilih dengan dibimbing teori yang kuat sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam bab sebelumnya sehingga diperoleh hasil penelitian. Bab IV
adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran atas analisis yang telah dilakukan
dan dibahas pada bab III.