KOMUNIKASI PEMERINTAHAN DAN HUMAS
“KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN”
Dosen Pembimbing : Dra. Monalisa, M.Si
Oleh:
Nama: Rianto
Kelas : IP. E
NPM : 107310393
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
Daftar Isi
I. BAB I: Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Arti Penting Komunikasi, Komunikasi Pemerintahan dan
Pemimpin Pemerintahan
1.3. Fungsi Hakiki dari Komunikasi
1.4. Peran Pemimpin Komunikasi
II. BAB II: Pembahasan
2.1. Pentingnya Kebebasan Media dalam Komunikasi Pemerintahan
III. BAB III: Penutup
3.1. Saran/ Solusi
3.2. Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Dewasa ini, di Indonesia, proses komunikasi pemerintahan seakan
tersendat. Rakyat seakan sudah hilang kepercayaan terhadap
pemerintah. Begitu pun pemerintah yang seakan tidak tanggap terhadap
segala suara rakyat. Masalah ini bisa kita lihat dalam contoh kasus
pembuatan kebijakan publik. Terlalu banyak kebijakan pemerintah yang
memang tidak pro rakyat, bahkan tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
Padahal dalam hal pencapaian tujuan negara, terdapat tujuan rakyat tiap
individu. Para anggota dewan dan pemerintahan kita seolah hanya bisa
mengobral janji kepada rakyat. Memberi harapan begitu besar saat
kampanye, tapi toh kemudian ketika mereka telah mendapat jabatan,
janji tinggal janji, kesengsaraan rakyat semakin menjadi. Inilah kemudian
yang menjadi sorotan semua pihak, termasuk di dalamnya para
akademisi, pakar politik, pemerintah gagal berkomunikasi dengan baik
dengan rakyat. Artinya komunikasi pemerintahan tidak berjalan dengan
baik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan keinginan
rakyat banyak.
Kebijakan publik meliputi semua kebijakan yang berasal dari
pemerintah, seperti kebijakan ekonomi, transportasi, komunikasi,
pertahanan dan keamanan, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Menurut Thomas R. Dye, kebijakan publik didefinisikan sebagai
”whatever government choose to do or not to do”. Sedangkan menurut
Young dan Quinn salah satu konsep kunci dari kebijakan publik adalah
sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan
publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan konkrit yang
berkembang di masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kebijakan
publik merupakan seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan.
Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal,
melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang
dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.
1.2. Arti Penting Komunikasi, Komunikasi Pemerintahan dan Pemimpin
Pemerintahan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal.
- Arti Penting Komunikasi
Didalam kehidupan tak terlepas dari yang namanya komunikasi.
Mengapa demikian..? karena sejatinya manusia merupakan makhluk
yang diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, makhluk yang
tidak bisa hidup sendiri membutuhkan manusia-manusia lainnya
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
- Arti Penting Komunikasi Bagi Manusia
Manusia tidak bisa hidup sendiri
Manusia adalah makhluk sosial
Saling berinteraksi, sifatnya timbal balik, symbol/ isyarat
Menciptakan saling pengertian & harmonisasi hubungan
- Komunikasi Pemerintahan
Adalah penyampaian ide, program, gagasan pemerintah kepada
masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan Negara. Aparatur
pemerintah sebagai komunikator pemerintah yang terdiri dari tingkat
bawah sampai dengan tingkat tinggi yakni Presiden harus mampu
mengkomunikasikan setiap apa yang ingin dikomunikasikan tentang
komunikasi pemerintahan.
- Pemimpin Pemerintahan
Pemimpin dan kepemimpinannya merupakan sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia dan berperan sentral
dalam menjalankan roda organisasi. Bahkan, pemimpin dengan
kepemimpinannya menentukan maju atau mundurnya suatu
organisasi, dan dalam lingkup lebih luas menentukan jatuh dan
bangunnya suatu bangsa dan negara.
1.3. Fungsi Hakiki dari Komunikasi
Fungsi Komunikasi secara umum
1. Mencapai pengertian satu sama lain
2. Membina kepercayaan
3. Mengkoordinir tindakan
4. Merencanakan strategi
5. Melakukan pembagian pekerjaan
6. Melakukan aktivitas kelompok
7. Dan berbagi rasa
Hakikat Komunikasi adalah proses pernyataan antar-manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam
"Pengantar Ilmu Komunikasi (Dani Vardiansyah.2004:9) , Komunikasi
adalah usaha penyampaian pesan antar manusia.
Jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan mengenai isi pesan, maka komunikasi tidak terjadi, berarti
prosesnya tidak efektif dan komunikatif.
1.4. Peran Pemimpin Komunikasi
Sangat penting untuk mampu menggunakan keterampilan
komunikasi yang efektif dalam peran kepemimpinan. (Ustun. 2006)
menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi adalah unsur penting
dalam profesionalisme dan diperlukan untuk mempengaruhi orang lain.
Untuk menjadi pemimpin yang efektif, seseorang harus memiliki
pemahaman yang memadai dan penerapan teknik dalam komunikasi.
Bab II
Pembahasan
Pentingnya Kebebasan Media dalam Komunikasi Pemerintahan
Jika pada masa lalu, paradigma yang digunakan untuk menjelaskan
relasi atara kebebasan media, masyarakat, serta pemerintah adalah
hubungan kemitraan-fungsional, yaitu saling pengertian antara pers,
pemerintah, dan masyarakat, maka pada kondisi saat ini, kebebasan media
layak menemukan relevansi pemaknaan baru filosofisnya.
Kebebasan media yang awalnya cenderung hanya diartikan sebagai
kebebasan untuk menyebarkan informasi dan pikiran-pikiran melalui media
massa tanpa adanya kekangan dari pemerintah, kini ini berkembang tidak
hanya “bebas dari” (freedom from) namun “bebas untuk” (freedom for).
Kebebasan media mencakup kebebasan eksternal dan kebebasan internal.
Kebebasan eksternal adalah jaminan kemeredekaan bagi pers untuk
menyiarkan berita tanpa ada intervensi pihak lain. Sementara kebebasan
internal adalah kebebasan wartawan dalam menulis berita tanpa ancaman
dari dalam, yaitu pihak birokrasi media itu sendiri secara institusional.
Di negara seperti Amerika Serikat, kebebasan media tidak hanya
dijamin, tetapi dilindungi. Kebebasan media telah diterima negara itu sejak
Zaman Kolonial Inggris. Secara formal, kebebasan tersebut dijamin oleh
Amandemen Pertama dari Undang-Undang Dasar. Amandemen ini
menyatakan, “Kongres tidak boleh membuat undang-undang yang akan
mengurangi kebebasan berbicara atau pers”. Mahkamah Agung Amerika
Serikat pertama kali menerapkan jaminan bagi kebebasan pers sesuai
dengan Amandemen Pertama pada tahun 1931, ketika lembaga itu
membatalkan Undang-Undang Pembatasan (“gag-law”) yang mengizinkan
digunakannya penyensoran bagi penerbit pers yang memuat skandal di
negara bagian Minnesota.
Di Indonesia, kebebasan media layak dianggap eksis jika memenuhi
beberapa indikator: Pertama, kebebasan media dilihat dari minimnya
intervensi negara. Artinya, negara tidak lagi mengontrol dengan ketat
lisensi, isi dan distribusi media. Secara teoretis, media yang selalu dikontrol
negara melalui berbagai instrumen-represifnya, tidak pernah bisa
mewujudkan kebebasan menjalankan aktivitas jurnalisme secara benar,
apalagi menjadi kekuatan pengawasan bagi kebijakan negara.
Kedua, mitologi kebebasan media diukur dari ada atau tidaknya
pembreidelan/penutupan institusi media. Pembredelan telah menjadi
problem besar media di negara kita sejak tahun 1744 ketika Bataviasche
Nouvelles dibredel Pemerintah Kolonial Belanda. Dengan diberlakukannya
Undang-Undang Pokok Pers No. 40 tahun 1999 yang menyatakan bahwa
“terhadap pers nasional agar tidak dilakukan pemebreidelan, sensor, dan
pelarangan untuk mempublikasikan dan menyiarkan”, maka hingga saat ini
tidak terjadi lagi pembreidelan pers di tanah air, meski dalam praktiknya
belum bebar-benar hilang dengan banyaknya aturan pemerintah lain yang
membayangi gerak kritis pemberitaan media.
Ketiga, kebebasan media dilihat dari kuantitas atau jumlah media lebih
banyak dibandingkan sebelumnya. Sejak tahun 1998 terjadi signifikansi
peningkatan jumlah media massa.
Keempat, kebebasan media diukur dari kebebasan media untuk
menulis berita apa saja yang muncul dari semua pihak, termasuk bebas dari
kontrol internal media yang menghambat kekebasan ekspresi wartawan.
Empat ciri di atas berbeda dengan dengan pers pembangunan yang
bercirikan: paradigma: Pertama, kebebasan media mengajarkan pendidikan
dalam arti yang seluas-luasnya, terutama tentang tujuan penting pelaksaan
pembangunan, makna pembangunan, serta bagaimana proses
pembangunan tersebut berlangsung. Kedua, melakukan penerangan, artinya
memberi informasi yang diperlukan oleh masyarakat, khususnya untuk
meningkatkan pengetahuan tentang masalah pembangunan. Ketiga,
mendorong kegiatan budaya dalam arti luas, yaitu membina budaya bangsa
dan menyongsong budaya modern. Keempat, Melakukan kontrol sosial
dalam semua bidang, antara lain dengan prinsip komunikasi dua arah antara
pemerintah, media dan masyarakat
Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers/Media Massa
Kebebasan pers adalah kebebasan media komunikasi baik melalui media
cetak maupun melalui media elektronik. Dengan demikian kebebasan pers
merupakan suatu yang sangat fundamental dan penting dalam demokrasi
karena menjadi pilar yang ke 4 setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif
dan lembaga yudikatif. Jadi, pers yang bebas berfungsi sebagai lembaga
media atau aspirasi rakyat yang tidak bisa diartikulasikan oleh lembaga
formal atau resmi tetapi bisa diartikulasikan melalui pers atau media massa.
Pers yang bebas tidak bertanggung jawab, sering menimbulkan dampak
yang tidak baik bagi masyarakat. Dewasa ini, penggunaan pers atau media
massa sebagai sarana komunikasi sangatlah menguntungkan karena kita
bisa mendapatkan berita yang hangat dengan cepat tanpa mengeluarkan
uang yang banyak. Media komunikasi modern seperti radio, televisi dan
lainnya dengan mudah dapat kita gunakan. Dengan media komunikasi
tersebut pertukaran nilai-nilai budaya antar bangsa akan cepat terjadi.
Padahal belum tentu sesuai dengan budaya-budaya indonesia. Program
ditayangkan seperti kejahatan, perangdan hal-hal yang menjurus pornografi
dapat menimbulkan dampak negatif yang menjurus pada kemerosotan moral
masyarakat. Hal tersebut tentu dapat membahayakan bangsa ini, karena
dampak yang ditimbulkan akan mengancam kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan
berbicara di muka diantaranya adalah:
1. Lebih mengutamakan kepentingan ekonomis (oriented bisnis)
2. Campur tangan pihak ketiga
3. Keberpihakan
4. Kepribadian
5. Tidak mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat
· Pasal 154 KUHP
barang siapa dimuka umum menyatakan prasan permusuhan, kebencian,
atau penghinaan terhadap kepala pemerintahan indonesia dihukum penjara
selama-lamanya tujuh tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500.000
· Pasal 155 KUHP
Barang siapa yang menyiarkan, mempertontongkan atau menempelkan
surat atau gambar yang isinya menyatakan perasaan kebencian tau
penghinaan terhadap pemerintah indonesia dengan maksud supaya isi surat
atau gambar itu diketahui orang banyak dihukum penjara selama-lamanya 4
tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.5000.000
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang cara penyalur
kebebasan berpendapat dan berbicara malaui media massa harus dipatuhi
oleh semua pihak bukan saja insan pers. Meskipun pemerintah telah
berusaha membuat peraturan untuk mengatur kebebasan pers, namun
kebebasan pers yang tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan kebebasan
berpendapat dan berbicara melalui media massa masih saja terjadi.
Penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara melalui media
massa selain membawa dampak negatif ada kalanya juga memberikan
dampak yang positif. Penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan
berbicara dapat berdampak pada semua pihak baik dalam lingkup individu,
masyarakat ataupun negara. Berikut dampak-dampak penyalahgunaan
kebebasan pers.
No. PihakDampak
Positif Negatif
1 Individu apabila suatu
pemberitaaan dapat
meningkatkan nilai
positif pribadinya,
Sehingga akan
mendorong
masyarakat untuk
berpendapat bahwa
Adapun pemberitaan itu
akan menghancurkan
nilai positif pribadinya
dimasyarakat sehingga
mengakibatkan opini
dirinya adalah pribadi
yang jujur dan benar.
masyarakat yang tidak
baikterhadapnya.
Hal itu akan berdampak
pula pada aspek bisnis
2 Masyarakat Apabila dapat
menumbuhkan
kesetiakawanan sosila
dan mewujudkan
persatuan dan
kesatuan serta
menjaga keamanan,
ketentraman, dan
keteriban.
Apabila menyebabkan
hal-hal yang
bertentangan
dengan nilai luhur
budaya bangsa,
sehingga
menyebabkan hilangnya
rasa kesetiakawanan
sosial dan pecahnya
persatuan
dan gangguan terhadap
keamanan, ketentraman
dan keteriban.
3 Negara Apabila dapat
meningkatkan
partisipasi, dukungan
dan keberpihakan
rakyat kepada
pemerintah,
meembantu
pelaksanaan
pembangunan
Apabila menyebabkan
rakyaat tidak percaya
dan tidak memberikan
dukungan lagi terhadap
pemerintah, kurang
lancarnya pembangunan
nasional agar berjalan
lancar dan dapat
meningkatkan
kepatuhan terhadap
peraturan perundang-
undangan.
nasional dan
memburuknya kondisi
keamanan Negara
serta menurunnya
tingkat kepatuhan
masyarakat
terhadap peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
B. MANFAAT MEDIA MASSA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Media massa harus dapat memberikan manfaat yang baik bagi
konsumennya. Pemberitaan dan penyiaran media massa harus sesuai
dengan nilai-nilai kepribadian bangsa, memelihara keamanan dan
ketentraman, menjaga persatuan dan keutuhan wilayah NKRI. Untuk
mendorong pertumbuhan media massa maka isi dan materi pemberitaan
dan siaran pers dan media massa, sebaiknya mengandung hal-hal berikut
antara lain:
1. Mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat bagi
pembentukan intelektualitas watak, moral bangsa, dan mengutamakan
nilaai-nilai agaama dan budaya indonesia.
2. Bersifat netral dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan
tertentu
3. Tidak bersifat fitnah menghasut, menyesatkan atau bohong.
4. Tidak menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan
narkotika dan obat terlarang,
5. Tidak mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan
6. Tidak memperolokan, merendahkan , melecehkan, dan mengabaikan
nilai-nilai agama, martabat manusia indonesia dan merusak hubungan
internasional.
Media massa secara umum dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Media audio, yaitu media komunikasi yang dapat didengar atau
ditangkap oleh indra telinga. Misalnya radio dan telepon
b. Media visual, yaitu media komunikasi yang dapat dibaca atau
ditangkap oleh indra mata. Misalnya surat kabar, buletin dll.
c. Media audio visual, yaitu media komnunikasi yang dapat dibaca dan
didengar. Misalnya televisi.
Dalam Undang-undang No. 40 tahun 1999 pasal 3 tentang pers disebutkan
diantaranya bahwa pers nasioanl berfungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan dan kontrol sosialdan dapat juga sebagai lembaga
ekonomi. Pers sebagai media infirmasi mempunyai misi:
· Ikut mencerdaskan masyarakat
· Menegakkan keadilan
· Memberantas kebatilan.
C. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN KEBEBASAN PERS
Upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers pada masa orde
baru, pengawas kebebasan pers pemerintah mengadakan sensor sebelum
disiarkan atau sebelum diterbitkan.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan maka pemerintah
mengeluarkan beberapa peraturan, antara lain:
· UUD 1945
· Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
· UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
· UU No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat
dimuka umum
· UU No. 40 tahun 1999 tentang pers,
· UU No. 40 tahun 2000 tentang pers Nasional
· UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Dengan adanya batasan –batasan tersebut diharapkan pers dapat
melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan perkembangan masyarakat
indonesia diantaranya:
· Memberikan hiburan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
· Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat
· Menghindari terjadinya gangguan stabilitas yang menyangkut SARA
· Melindungi hak-hak pribadi agar golongan minoritas tidak tertindas oleh
golongan mayoritas.
Daftar Pustaka
Sumber Online : Website, Blog,
http://bincangmedia.wordpress.com/tag/kebebasan-media/
http://nyaw-artikel.blogspot.com/p/dampak-dari- penyalahgunaan- kebebasan.html
http://masalahkomunikasipolitikdiaceh.blogspot.com/2012/12/kebebasan-dan-pengaruh-media-massa.html
http://hermanmusakabe.nttprov.go.id/?p=26
http://kuliahilmukomunikasi.blogspot.com/2010/10/hakikat-komunikasi.html
Recommended