Kelompok 3
Dita Julia S
Mahardika Azie N
Nita Kurniasih
Rd. Julian Aditya
Risma Aryanti
Rohadatul ‘Aisyi
Untuk mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik
(kenampakkannya), serta beberapa sifatnya secara umum.
Untuk mengamati dan membedakan peristiwa penghamburan
berkas cahaya oleh beberapa macam partikel.
Membuat dan mengamati pembuatan sol Fe(OH)3dan agar-
agar.
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan ukuran
partikel-partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam sistem koloid, terdapat dua fase, yaitu
fase terdispersi dan fase pendispersi.
Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil
(10-7 cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel
terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah campuran
antara fase terdispersi berupa zat padat, gas, maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu
zat cair.
Suspensi atau dispersi kasar, merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar (10-
5 cm) yang tersebar merata dalam medium pendispersinya.Suspensi yaitu campuran
heterogen antar fase terdispersi dengan medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasanya
berupa zat padat yang ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika
didiamkan dalam beberapa saat.
Efek tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam
sistem koloid berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar dapat menghamburkan
cahaya ke segala arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak. Sebaliknya, jika ukuran
partikel terlalu kecil maka tidak mampu memantulkan cahaya
Pembuatan Koloid dapat dilakukan dengan cara:
a. Cara Dispersi
Secara prinsip cara dispersi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih kasar.
1) Dispersi mekanik: partikel besar digerus menjadi partikel koloid.
2) Dispersi elektrolitik: sol platina emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan dua kawat
ke dalam air, dan diberi potensial tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan uap logam
mengkondensasi dan membentuk partikel koloid.
3) Peptisasi: partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan zat seperti air
atau zat lain yang disebut zat untuk peptisasi.
b. Cara Kondensasi
Secara prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih halus
(larutan).
Dengan reaksi kimia :
Cara reduksi (pembuatan sol emas)
Cara oksidasi (pembuatan sol belerang)
Cara hidrolisis (pembuatan sol feri hidroksida)
Dekomposisi rangkap (koloid As2S3)
Alat :
3 buah gelas
kimia 100 mL
1 buah lampu
senter
1 buah kertas jilid
warna gelap
1 buah batang
pengaduk kaca
1 buah kaki tiga dan
kasa kawat serta
pembakar spritus
1 buah rak tabung
reaksi2 buah tabung
reaksi
1 buah pipet tetes
1 buah sendok
makan
2 buah gelas air
mineral
Bahan :
Air mineral
Gula pasir
Spritus Agar-agarKopi
Susu bubuk
Minyak tanah
Sabun colek Detergen Larutan FeCl3
jenuh
Percobaan pertama :
1. Siapkan 1 buah gelas kimia dan 2 buah gelas air mineral, isilah dengan air 50 mL
2. Larutkan 1 sdm gula pasir ke dalam gelas kimia , setengah sdm susu bubuk ke dalam gelas air
mineral 1, dan setengah sdm kopi ke dalam gelas mineral 2.
3. Gulungkan kertas jilid dan lubangi bagian bawah untuk jalan masuknya sinar lampu senter.
4. Selimuti tiap gelas dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter secara bergantian.
5. Kemudian amati jalannya sinar dari atas gelas.
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Isi kedua tabung dengan minyak tanah dan air seukuran 2 jari.
3. Tambahkan detergan secukupnya ke dalam tabung pertama, dan
tambahkan sabun colek secukupnya ke dalam tabung kedua.
4. Kocok kedua tabung dan diamkan di dalam rak.
5. Sorot kedua tabung dengan lampu senter secara bergantian.
6. Kemudian amati jalannya sinar dari atas tabung.
Percobaan kedua :
1. Tuangkan 25 mL air mineral ke dalam gelas kimia dan panaskan sampai mendidih.
2. Tambahkan 20 tetes larutan FeCl3 jenuh. Panaskan campuran tersebut sambil diaduk
perlahan-lahan hingga terbentuk larutan berwarna cokelat merah. Amati hasilnya.
3. Selimuti gelas kimia dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter secara bergantian.
4. Kemudian amati jalannya sinar dari atas gelas.
1. Masukkan 50 mL air mineral kedalam tabung reaksi kemudian masukkan
2 gram (± sdm) serbuk agar-agar kedalam tabung reaksi tersebut.
2. Panaskan campuran sambil diaduk dan dinginkan.
3. Selimuti gelas kimia dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter
secara bergantian.
4. Kemudian amati jalannya sinar dari atas gelas.
Percobaan pertama :
No SampelBerkas sinar terlihat/tidak
terlihat
Termasuk dalam
larutan/koloid/suspensi
1 Air + gula Tidak terlihat Larutan
2 Air + susu bubuk Terlihat Koloid
3 Air + kopi Terlihat Suspensi
4 Air + minyak tanah + detergen Terlihat koloid
5 Air + minyak tanah + sabun colek Tidak terlihat Larutan
Percobaan kedua :
No. Percobaan Pengamatan
1. Pembuatan sol Fe(OH)3 Warna: merah kecokelatan
Ketika disorot cahaya lampu senter terlihat seperti terdapat debu pada
cairan
2. Pembuatan agar-agar Warna: gelap
Sifat: padat, terlihat seperti jelly agar-agar dan mengental
Berkas cahaya terlihat ketka disorot cahaya
Percobaan pertama:
1. Bagaimana keadaan larutan tersebut sebelum dikenai cahaya?
Air + gula: bening, tidak terlihat endapan
Air + susu bubuk: keruh, tidak terlihat endapan
Air + kopi: keruh, terlihat endapan
Air + minyak tanah + detergen: keruh, terlihat ada endapan
Air + minyak tanah + sabun colek: keruh, terlihat ada endapan
2. Campuran manakah yang merupakan koloid?
Campuran Air + susu bubuk dan campuran air + minyak tanah + detergen
3. Mengapa kita dapat mengamati berkas cahaya pada larutan susu?
Karena larutan susu merupakan koloid yang partikel-partikelnya cukup besar, sehingga dapat
menghamburkan cahaya dan akhirnya berkas cahaya dapat terlihat.
Percobaan kedua:
1. Percobaan apakah yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi dan kondensasi?
Pembuatan agar-agar termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi (cara peptisasi)
Pembuatan sol Fe(OH)3 termasuk pembuatan koloid dengan cara kondensasi (reaksi hidrolisis)
2. Tuliskan persamaan reaksi pada percobaan di atas!
FeCl3 + H2OFe(OH)3 + HCl
3. Apa yang terjadi saat akuades yang dipanasi ditetesi FeCl3 jenuh?
Berubah warna menjadi merah kecokelatan
Koloid berukuran lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada
suspensi. Dengan ukuran partikel antara 1nm-100nm.
Jika dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya, jejak lintasan
cahaya akan terlihat jelas pada suspensi dan koloid, sedangkan pada
larutan tidak. Dikarenakan partikel-partikel pada suspensi dan koloid
dapat menghamburkan cahaya.
Pembuatan agar-agar termasuk pembuatan koloid dengan cara
dispersi (cara peptisasi), sedangkan pembuatan sol Fe(OH)3
termasuk pembuatan koloid dengan cara kondensasi (reaksi
hidrolisis).