MAKALAH QURAN HADITS II HAK MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF
SURAT AL ISRO AYAT 31-38 Dosen Pengampu : Dr. H. Zeid B. Smeer,Lc, M.A
Disusun oleh :
Iqbal Syafiil Udzma (13110030)
Aji Bagus Khoiri (13110139)
Osman Safini (13110278)
KELAS PAI-C FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya
kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita pada addinul Islam yang di ridhoi Allah.
Dalam makalah yang berjudul Hak Masyarakat Dalam Perspektifsurat
Al Isro Ayat 31-38 ini, kami membahas tentang QS Al Isro ayat 31-38 serta
Hadits Bukhari no. 12, 5538, 5525, 5596, dan 6828 yang di dalam ayat maupun
hadits - hadits ini terdapat Hak Masyarakat yang harus dipenuhi oleh sesama
masyarakat.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan,
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya kami bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya,
dan bagi penyusun pada khususnya.
Malang, September 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Hak ...................................................................................................... 3
B. Pengertian Mayarakat .......................................................................................... 3
C. Hak Masyarakat menurut QS Al-Isra 31-38 ..................................................... 4
D. Hadits Bukhari no. 12 ........................................................................................... 7
E. Hadits Bukhari no. 6828 ....................................................................................... 9
F. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari .............................................................. 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 12
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Al-Quran dan al-Hadits sebagai pedoman hidup manusia di
dalamnya menyimpan berbagai mutiara yang mahal harganya yang jika
dianalisis secara mendalam sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di
antara mutiara dalam al-Quran dan al-Hadits yang akan dikaji dalam
makalah ini adalah Hak Masyarakat. Hak masyarakat yang ada dalam
kehidupan ini, tentunya tak lepas dari fitroh manusia yaitu sebagai makhluk
sosial.
Makhluk sosial yang dalam konteks ini adalah makhluk yang saling
membutuhkan satu sama lain tentunya sama sama memiliki hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi. Hak dan kewajiban dalam masyarakat harus
mampu berjalan secara sinergis demi terciptanya masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera. Hal-hal yang berkaitan tentang hak dan kewajiban
masyarakat telah jauh-jauh hari sebelum dunia mengenal HAM telah
dimiliki oleh Agama Islam.
Dalam persepektif Islam, tujuan hidup seorang muslim pada
hakekatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah
sebagai realisasi keimanan yang diwujudkan dalam amal, tidak lain untuk
mencapai derajat orang yang bertakwa disisi-Nya. Di antara bentuk amal
yang dilakukan oleh manusia adalah amal/ibadah yang bersifat ghoiru
maghdhoh, artinya ibadah yang ada kaitannya antara hamba dengan hamba.
Salah satu bagian dari ibadah ghooiru maghdhoh ini adalah dengan
menmenuhi hak dan kewajiban sesama manusia dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian hak?
b. Apakah pengertian masyarakat?
2
c. Apa pengertian hak masyarakat berdasarkan al-Quran dan al-
Hadits?
d. Apa kandungan surat Al Isro ayat 31-38 yang berkaitan dengan
hak masyarakat ?
e. Apa saja hak masyarakat yang terkandung dalam hadis Bukhari no.
12 dan 6828?
f. Bagaimana implementasi hak masyarakat dalam al-Quran bila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian hak.
b. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
c. Untuk mengetahui pengertian hak masyarakat berdasarkan Quran
dan Hadits.
d. Dapat memahami kandungan surat Al Isro ayat 31-38 yang
berkaitan dengan hak masyarakat.
e. Untuk mengetahui saja hak masyarakat yang terkandung dalam
hadis Bukhari no. 12 dan 6828.
f. Dapat mengimplementasikan hak masyarakat dalam al-Quran
dalam kehidupan sehari-hari.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang
telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia1
hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh
undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu
yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan). Di
dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda usianya dibandingkan
dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir. Tema hak baru
lahir secara formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB, sedangkan
tema kewajiban (bersifat umum) telah lebih dahulu lahir melalui ajaran agama
di mana manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan berbuat baik terhadap
sesama.
Sedangkan menurut UU No 39 Tahun 19992, Menerangkan bahwa
HAM ialah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT. dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di
hargai dan dilindungi oleh setiap orang untuk melindungi harkat dan martabat
setiap manusia.
B. Pengertian Mayarakat Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
1 KBBI, Jakaarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2 Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Maslah Hukum, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 289.
4
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam
bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat
pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
C. Hak Masyarakat menurut QS Al-Isra 31-38
5
Terjemah Surat Al Isra Ayat 31-35
31. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin3.
Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh
mereka itu suatu dosa yang besar4.
32. Dan janganlah kamu mendekati zina5; (zina) itu sungguh suatu
perbuatan keji6, dan suatu jalan yang buruk.
33. Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
(membunuhnya)7, kecuali dengan suatu (alasan) yang benar8. Dan barang
siapa dibunuh secara zalim9, maka sungguh, Kami telah memberi
kekuasaan10 kepada wali(ahli waris)nya11, tetapi janganlah walinya itu
3 . Hal ini termasuk rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia lebih sayang kepada mereka daripada ibu-bapak mereka. Dia melarang orang tua membunuh anaknya karena takut miskin, dan Dia menjanjikan akan memberi rezeki. 4 . Karena hal itu menandakan sudah hilangnya rasa kasihan dalam hatinya, dan lagi anak-anak mereka sama sekali tidak memiliki kesalahan dan dosa. 5 . Larangan mendekati lebih dalam daripada larangan melakukan, karena hal ini menunjukkan dilarang pula segala yang mengantarkan kepadanya. 6 . Yakni perkara yang dianggap keji baik oleh syara, akal maupun fitrah manusia, karena di dalamnya terdapat sikap berani terhadap larangan yang terkait dengan hak Allah, hak wanita, hak keluarganya atau suaminya, merusak kasur, mencampuradukkan nasab dan mafsadat lainnya. 7 . Mencakup anak kecil, orang dewasa, laki-laki dan wanita, orang merdeka dan budak, orang muslim dan orang kafir yang mengikat perjanjian. 8 . Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash, membunuh orang murtad, rajam kepada pezina yang sudah menikah, dan pemberontak ketika melakukan pemberontakan yang tidak ada cara untuk menghentikannya kecuali harus dibunuh. 9 . Yakni dengan tanpa alasan yang benar. 10 . Maksud kekuasaan di sini adalah hak ahli waris yang terbunuh atau penguasa untuk menuntut qisas atau menerima diat. Lihat Al Baqarah: 178 dan An Nisaa: 92. Adapula yang menafsirkan kekuasaan di sini dengan hujjah yang jelas untuk mengqishas pembunuh, dan Allah memberikan juga kepadanya kekuasaan secara taqdir. Ayat ini menunjukkan bahwa hak membunuh (qisas) diserahkan kepada wali, oleh karenanya pembunuh tidaklah diqishas kecuali dengan izinnya, dan jika dia memaafkan, maka gugurlah qishas. Dan qishas dilakukan ketika syarat-syaratnya terpenuhi, seperti membunuh dengan sengaja, sekufu (sederajat), dsb. 11 . Yakni ashabah dan ahli waris yang paling dekat kepadanya.
6
melampaui batas dalam pembunuhan12. Sesungguhnya dia adalah orang
yang mendapat pertolongan.
34. 13Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih baik (bermanfaat)14 sampai dia dewasa dan penuhilah
janji15, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya16.
35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan timbangan yang benar17. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya18.
36. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui19.
Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya20.
12 . Seperti membunuh yang bukan pembunuh, membunuh menggunakan alat yang berbeda dengan alat yang dipakai si pembunuh, dan membunuh ditambah dengan mencincang. 13 . Hal ini menunjukkan kelembutan Allah dan rahmat-Nya kepada anak yatim yang ditinggal mati bapaknya ketika ia masih kecil, di mana ia tidak mengetahui hal yang bermaslahat bagi dirinya. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kepada walinya untuk menjaganya, menjaga hartanya dan mengurusnya dengan baik. 14 . Seperti mendagangkannya dan tidak menjatuhkannya ke dalam bahaya hilang atau binasa, berusaha mengembangkannya, dan hal itu terus berlangsung sampai anak yatim itu baligh dan akalnya cerdas. Jika sudah demikian, maka lepaslah kewaliannya dan harta itu diserahkan kepadanya. 15 . Ketika kamu berjanji dengan Allah atau dengan manusia. 16 . Apakah dipenuhi atau tidak? Jika dipenuhi, maka ia mendapatkan pahala, dan jika tidak, maka ia akan mendapatkan dosa. 17 . Dari keumuman maknanya dapat disimpulkan, larangan berbuat curang atau menipu (ghisy) baik pada uang yang dibayarnya, barangnya maupun pada akadnya, dan perintah memiliki sifat nus-h (tulus) serta jujur dalam bermuamalah. 18 . Dengan melakukan hal tersebut, maka seorang hamba akan selamat dari pertanggungjawaban dan akan mendapatkan keberkahan dalam hartanya. 19 . Bahkan perhatikan dahulu keadaannya dan pikirkan dahulu akibatnya jika engkau hendak mengucapkan atau melakukan sesuatu. 20 . Oleh karena itu, sepatutnya seorang hamba yang mengetahui bahwa ucapan dan perbuatannya akan diminta pertanggungjawaban menyiapkan jawaban untuknya. Hal itu tentunya dengan menggunakan anggota badannya untuk beribadah kepada Allah, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan menjaga dirinya dari melakukan perbuatan yang dibenci Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
7
37. Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong21, karena
sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan
mampu menjulang setinggi gunung22.
38. Semua itu23 kejahatannya sangat dibenci di sisi Tuhanmu.
Dari tafsir Quran Surat al-Isra di atas, dapat diambil beberapa poin
mengenai hak masyarakat. Diantaranya:
a. Hak untuk hidup
b. Hak untuk mendapat penghormatan
c. Hak perlindungan atas kebebasan pribadi
d. Hak untuk mendapatkan kesamaan derajat di muka hukum
e. Hak untuk berkeluarga dan berketurunan
D. Hadits Bukhari no. 12
: .. :
.( , ) :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a. Seorang laki-laki bertanya
kepada Nabi Muhammad Saw., Apakah kebaikan di dalam Islam itu? Nabi
Saw., menjawab, Memberi makan orang lain dan memberi salam kepada
orang yang kau kenal maupun orang yang tidak kau kenal. 24
Hadits diatas menjelaskan bahwa kebaikan dalam Islam itu adalah
memberikan makan orang lain dan memberi salam kepada orang yang kau
21 . Dengan menolak kebenaran dan merendahkan manusia. 22 . Bahkan karenanya engkau menjadi seorang yang hina di sisi Allah dan di hadapan manusia dalam keadaan dimurkai dan dibenci. Jika engkau tidak anggup menembus bumi sampai bagian paling bawah dan menjulang setinggi gunung, maka mengapa engkau bersikap sombong? 23 . Maksudnya, semua larangan yang tersebut pada ayat-ayat 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37 surat ini. 24 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Sohih Al-Bukhari, (Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 2002), cet. VI, hlm. 12
8
kenal maupun orang yang tidak kau kenal. Hadits ini berhubungan dengan hak
seorang muslim terhadap muslim lainnya, dikatakan bahwa kebaikan dalam
Islam itu adalah memberikan makan orang lain, makna dari memberikan
makan kepada orang lain bukan sekedar memberikan saja atau memberikan
makan kepada mereka yang kelaparan, melainkan kata memberi disini adalah
memberikan hak untuk hidup kepada sesama.
Hak asasi yang paling utama adalah hak untuk hidup. Hak untuk
Hidup yang diberikan kepada segenap umat manusia hanya diberikan oleh
Islam. Kita bisa saksikan bahwa aturan-aturan yang memuat hak-hak asasi
manusia dalam konstitusi-konstitusi atau deklarasi-deklarasi di banyak negara
dengan jelas menyatakan hanya berlaku bagi warga negara yang bersangkutan
atau terhadap ras kulit putih saja. Sebagai contoh, manusia diburu seperti
hewan di Australia dan tanah dibersihkan dari suku bangsa Aborigin demi
kepentingan orang-orang kulit putih. Demikian pula, penduduk kulit berwarna
di Amerika secara sistematis dimusnahkan dan orang-orang kulit merah Indian
yang masih bisa bertahan hidup dari pemusnahan ini diasingkan ke tempat-
tempat reservasi. Di Afrika manusia juga diburu seakan-akan mereka ini
binatang liar. Sebaliknya dari konsep hak asasi ini, Islam mengakui hak-hak
tersebut bagi segenap umat manusia.25
Kemudian kalimat memberi salam dalam hadits diatas, memiliki
makna bukan hanya sekedar menyapa atau memberikan salam kepada orang
lain, melainkan memberikan hak atas keselamatan hidup. Ada banyak cara
untuk menyelamatkan hidup manusia dari kematian. Apabila seseorang sedang
sakit atau menderita luka-luka maka menjadi kewajiban bagi kita untuk
menolongnya memperoleh bantuan medis. Apabila ia hampir mati karena
kelaparan, maka kewajiban kitalah untuk memberinya makanan. Apabila ia
25 Maulana Abul Ala Maududi, HAK-HAK ASASI MANUSIA Dalam Islam, (Jakarta: BUMI AKSARA, 2005), cet. III, hlm. 12-13
9
tenggelam maka tugas kita menyematkan hidup setiap manusia, karena itulah
yang diperintahkan dalam Al-Quran.26
E. Hadits Bukhari no. 6828
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam telah
menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dari Al Amasy dari Zaid bin
Wahb dan Abu dlabyan dari Jarir bin Abdullah berkata, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: Allah tak akan menyayangi siapa saja
yang tidak menyayangi manusia.
Hadits ini memberikan pengertian bahwasanya kasih sayang sesama
manusia(masyarakat) sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam hadis shohih ini
bisa kita lihat bahwasanya Allah memberikan suatu peringatan keras
bahwasanya Dia tidak akan menyayangi hambanya yang tidak saling
menyayangi satu sama lain. Kata yarham memiliki arti yang dalam.
Jika merujuk dari tasrif dalam bahasa Arab, kata ini memiliki akar
yang serupa dengan kata rahim yang dalam Surat al-Fatihah artinya bentuk
kasih sayang Allah yang hanya diberikan kepada hamba-Nya yang mukmin di
hari kiamat.
Kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, hadis ini dalam masyarakat
jika diterapkan secara baik dan tepat, akan menciptakan harmoni dalam
masyarakat dan meberikan hak kepada masyarakat untuk dicintai dan juga
mendapat rasa aman.
26 Ibid, hlm. 13-14.
10
F. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari Dari ayat dan hadis di atas, akan lebih bermanfaat bila apa yang
terkandung di dalamnya juga di amalkan dalam kehidupan sosial sekitar kita.
Di antara aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1) Mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kehidupan pribadi.
Semisal, jika dalam masyarakat di adakan sebuah event. Kerja bakti
misalnya. Sebagai umat Islam, meskipun pada hari tersebut kita memiliki
acara pribadi, kita harus lebih mendahulukan acara bersama dengan warga.
2) Saling menjaga nama baik. Artinya kita harus menjaga nama baik saudara Islam kita. Kita tidak boleh saling menjatuhkan, menjelek-jelekkan, lebih-
lebih memfitnah.
3) Saling mencintai karena Allah. Dengan saling mencintai, akan terbentuk masyarakat yang harmonis, aman, damai, dan sejahtera. Mencintai di sini
dalam arti yang luas yaitu saling memberi jika ada yang membutuhkan
bantuan, menanamkan sikap empati
4) dsb
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari QS al-Isra ayat 31-38, hadis Bukhari no. 12 dan 6828, dapat diambil
kesimpulan bahwasanya manusia sejak lahir memang sudah memiliki hak. Atau
yang dikenal dengan istilah hak asasi manusia. Setelah seorang manusia
beranjak dewasa tentunya manusia akan saling berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya yang kita sebut sebagai masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hak-hak yang harus dipenuhi dalam
masyarakat itu antara lain:
Hak untuk hidup
Hak untuk mendapat penghormatan
Hak perlindungan atas kebebasan pribadi
Hak untuk mendapatkan kesamaan derajat di muka hukum
Hak untuk berkeluarga dan berketurunan
Hak untuk mendapatkan pertolongan
Hak untuk mendapatkan kasih sayang
B. Saran Setelah membahas hak masyarakat ini, diharapkan, kita sebagai calon guru
PAI, tidak hanya bisa menyuarakannya dalam kelas maupun mimbar, namun
yang lebih penting dari itu adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Melihat semakin hari, semakin rendah nilai kemanusiaan yang ada di dunia
ini, marilah kita mulai dari yang terkecil, dengan saling berbagi dengan sesama,
saling rukun antara satu dengan yang lain. Dengan begitu akan tercipta negeri
yang dalam al-Qur;an disebutkan sebagai, baldatun thoyyibatun wa robbul
ghofur. Wallahu alam bis showab.
12
Daftar Pustaka
Az-Zabidi, I. (2002). Ringkasan Sahih al-Bukhari. Bandung: Mizan Anggota IKAPI.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Katsir, S. I., & Ar-Rifa'i, M. N. (2000). Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Vol. III). (Syihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani.
Maududi, M. A. (2005). Hak-Hak Asasi Manusia salam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan MASALAH hUKUM. (2006). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar belakang masalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan
BAB II PEMBAHASANA. Pengertian HakB. Pengertian MayarakatC. Hak Masyarakat menurut QS Al-Isra 31-38D. Hadits Bukhari no. 12E. Hadits Bukhari no. 6828F. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PENUTUPA. KesimpulanB. Saran
Daftar Pustaka
Recommended