Monitoring Efek Samping Obat Bencana thalidomide yang menyebabkan hampir 10000 bayi lahir cacat memicu perkembangan sistem untuk memonitor Efek Samping Obat (adverse drug reactions/ADRs).
Alasan monitoring terhadap keamanan obat yang telah dipasarkan : karena uji klinik pra-marketing lebih difokuskan pada efikasi.
Keterbatasan uji pramarketing dalam hal safety Jumlah pasien kecil
Durasi pendek, sehingga sulit mendeteksi munculnya ADR yang jarang atau latensi lama.
Dosis pada uji klinik pra-marketing bisa berbeda dengan dosis terapi sesungguhnya
Populasi tertentu diekslusikan dari sampel uji klinis, seperti : pediatri, geriatri, wanita hamil & menyusui, membatasi resiko ADR yang muncul pada kelompok beresiko tinggi.
PRESCRIPTION-EVENT MONITORING (PEM) PEM secara sistematik memonitor keamanan obat
baru secara cohort terhadap 10.000–15.000 pasien dan bisa digunakan untuk menindaklanjuti laporan spontan ES yang dicurigai
Metode PEM bisa digunakan untuk menyusun maupun menguji hipotesis
PEM memberikan kemungkinan untuk penghitungan yang lebih baik terhadap ESO dan mengkarakterisasi ESO yang tidak dideteksi selama premarketing, tapi tidak bisa dihitung menggunakan laporan spontan ESO.
Analisis klinik dan kuantitatif bisa dilakukan bersama dan digunakan untuk mengetahui keamanan obat •
PRESCRIPTION-EVENT MONITORINGPenentuan obat yang akan
dipelajari
Dokter meresepkan obat pada pasien
Farmasis memberikan obat pada pasien & melaporkan resep pada Komite MESO
Komite MESO memberikan kuesioner pada dokter penulis resep
Dokter mengembalikan kuesioner pada Komite MESO
Komite MESO mendata dan mereview kejadia n ESO
Data ESO diisikan dalam data base
Kejadian tertentu
Kehamilan kuesioner
dikirim ulang ke
dr
Meninggal
penyebab kematian
CONTOH KASUS : PEM KONTRASEPSI ORALLATAR BELAKANG : “Yasmin” merupakan kontrasepsi oral
mengandung ethinyloestradiol dan drospirenone; dilaunching May 2002.
Ada asosiasi antara kontrasepsi oral dengan thromboembolism vena (VTE). Karena resiko VTE jarang terjadi sehingga sulit ditentukan dengan uji klinis.
Informasi awal : belum diketahui bagaimana Yasmin mempengaruhi resiko VTE dibandingkan dengan kontrasepsi oral lain.
CONTOH KASUS : PEM KONTRASEPSI ORALMASALAH : Bagaimana PEM membantu
mengevaluasi resiko VTE dari “Yasmin”.
PENDEKATAN : Mendapatkan data peresepan Mendapatkan outcome (laporan efek
samping dari dokter) Melaksanakan metode kualitatif dan
kuantitatif untuk menyusun dan menguji hipotesis.
CONTOH KASUS : PEM KONTRASEPSI ORALHASIL : Studi PEM mengidentifikasi 13 kasus
(deep vein thrombosis 5; pulmonary embolism 8) dari 15 645 wanita yang menggunakn Yasmin, dengan crude incidence rate : 13.7 kasus/10 000 wanita muda . •Masing-masing kasus mempunyai satu atau lebih faktor resko VTE.
KEKUATAN : Studi PEM memungkinkan akses
langsung terhadap resiko.
CONTOH KASUS : PEM KONTRASEPSI ORALKETERBATASAN : Walaupun incidence rate sudah dihitung,
tidak ada kelompok kontrol dan tidak bisa dihitung confounding.
Semua kasus mempunyai faktor resiko untuk VTE, bisa jadi kejadian ES tidak berkaitan dengan obat.
KESIMPULAN : Studi PEM menyatakan perlunya
pertimbangan khusus bagi wanita dengan faktor resiko VTE sebelum menggunakan Yasmin.
DETEKSI TANDA-TANDA EFEK SAMPING OBAT Deteksi tanda-tanda dan evaluasi
efek samping obat sangat penting dalam farmakoepidemiologi.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda potensi efek samping obat
1.Asessment efek samping pentingEvaluasi awal dilakukan oleh peneliti
terhadap formulir MESO, meliputi :• hubungan waktu antara paparan dengan
reaksi;• karakteristik klinik dan patologik dari reaksi
efek samping;• rasionalitas farmakologis berdasarkan
pemahaman yang sudah ada dari obat dan kelas terapi yang sesuai;
• apakah reaksi ES sebelumnya sudah pernah dilaporkan pada penggunaan klinis?
1. Asessment efek samping penting• adanya kemungkinan pengaruh obat lain
yang digunakan bersama atau telah digunakan sebelumnya
• adanya pengaruh penyakit yang diderita terhadap reaksi ES
• adanya efek penggantian obat atau penurunan dosis
• adanya pengaruh penggunaan kembali obat atau peningkatan dosis
• karakteristik pasien, termasuk riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat alergi obat, ada tidaknya kerusakan hati atau ginjal, dsb.
• kemungkinan terjadi interaksi obat
2. Tinjauan Medis Reaksi ES
Pengkajian secara medis tentang jenis reaksi ES yang terjadi :
Efek samping parah yang jarang terjadi Efek samping paling sering terjadi
3. Alasan penghentian obat
Form isian untuk dokter termasuk alasan penghentian obat
Alasan klinis mengapa obat dihentikan diranking berdasarkan jumlah laporan,
Data di atas bisa menjadi sumber informasi potensi efek samping obat
Contoh , dari data alasan penghentian obat teridentifikasi drowsiness/sedation dan peningkatan BB, akibat pemakaian antidepresan mirtazapine
Hal ini didukung dengan data assesment ES penting penting yang juga berkorelasi
4. Analisis tingkat kejadian ESOTabel-tabel seperti di atas dapat memberikan
informasi : Tentang perbandingan keamanan obat dari
kelas yang sama Bahwa efek samping tipe A
(pharmacologically related) cenderung terjadi pada awal studi (walaupun efek samping yang muncul cepat bisa juga disebabkan efek tertunda dari pemakaian obat sebelumnya).
Pada obat dengan efek samping tertunda, jumlah laporan meningkat setelah beberapa lama).
Meranking tingkat kejadian ESO
Tingkat kejadian ES selama waktu pemberian tertentu dihitung dengan rumus :
NtIDt = x 1000
Dt Nt adalah jumlah laporan ES selama bulan
t Dt adalah jumlah pasien yg diterapi selam
bulan t Tingkat kejadi n (ID, incidence density) ,
dinyatakan dalam : per 1000 pasien dalam bulan paparan
Meranking tingkat kejadian ESO
Hasilnya diranking untuk tiap kejadian pada bulan pertama paparan
Selanjutnya ID pada bulan kedua & bulan-bulan berikutnya juga dihitung dengan rumus yang sama