MORFOLOGI IKAN
Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita
mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada
baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang
digunakan dalam identifikasi.
Ukuran tubuh ikan. Ukuran standar yang dipakai dapat dilihat pada Gambar 2.1. Semua ukuran
yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui
lengkungan badan.
Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung
ekor.
Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga
pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik
tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor
Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga
bagian terbelakang operculum atau membran operculum.
Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan
pangkal batang ekor
Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan
garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata
Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip
punggung.
Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur
mengikuti garis horisontal.
Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.
Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung
hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut.
Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.
Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.
Sirip ikan
Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip
punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip
dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan
berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip
ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk
sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris
yaitu:
Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari bagian dorsal
hingga ventral., contoh ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari bagian
dorsal hingga ventral, contoh ikan nila (Oreochromis niloticus)
Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal antara lembar
dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tambakan (Helostoma temminckii).
Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung ke luar,
runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat lekukan yang dalam,
contoh ikan tongkol (Squalus sp.)
Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lembar ventral,
contoh ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Rastrelliger sp.)
Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing), contoh ikan belut
(Monopterus albus).
Bentuk lanset, apbila pinggirn sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut
diujung, contoh ikan bloso (Glossogobius sp.)
Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung
tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari
dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip
punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan
diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang. P
Sisik ikan
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan
ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik
ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil,
tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan
perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe
sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang
secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik
sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk
seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.
Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat sisi tidak
sempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah sisik yang biasa
ditempati gurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi badan. Penghitungan sisik ini
dimulai dari sisik yang menyentuh tulang bahu hingga pangkal ekor.
Jumlah sisik melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip
punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip dubur. Sisik yang
terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung ½.
Jumlah sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung antara
insang dan awal sirip punggung.
Jumlah sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor
pada bidang yang tersempit.
Jumlah sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang melingkari
dada.
Mulut ikan
Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut
(Gambar 2.8). Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal
sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal.
Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke
luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang
panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak
mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-
ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau
bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang
fleksibel.
Bentuk tubuh ikan
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal
dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa.
Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola
tingkah laku yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan kedalam
enam kelompok yaitu roverpredator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak aktif),
surface-oriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh besar, dan ikan
semacam belut (Gambar 2.9).
Predator aktif. Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang langsing/lurus (fusiform), dengan mulut
di ujung (terminal) dan batang ekor menyempit/kecil dengan bentuk ekor cagak atau bulan
sabit. Ikan-ikan kelompok ini selalu bergerak dan mengejar mangsa, contoh ikan tuna. Bentuk
tubuh dari ikan predator aktif sangat khas di perairan mengalir.
Predator tak aktif merupakan kelompok ikan piscivora yang mempunyai bentuk tubuh yang
cocok untuk menangkap mangsa dengan cara menghadang ikan-ikan perenang cepat. Tubuh
berbentuk ramping/lurus memanjang seringkali beebentuk sepertik torpedo. Kepala berbentuk
rata dengan mulut yang besar dan bergigi. Sirip ekor cenderung membesar dengan sirip
punggung dan anal berada jauh dibelakang badan dan letaknya segaris. Susunan sirip ikan
seperti ini memberikan daya dorong pada saat ikan ini akan meluncur dengan cepat untuk
menangkap mangsa yang lewat. Kelompok ikan ini antara lain ikan-ikan air tawar Esocidae,
Belonidae, Centropomidae.
Ikan pelagik, umumnya berukuran kecik, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar
dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan
ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di dekat permukaan air,
atau insekta yang berada di permukaan contoh ikan Gambusia, Fundulus.
Ikan demersal mempunyai bentuk tubuh yang beragam. Gelembung renang dari ikan-ikan
kelompok ini mereduksi atau tidak ada. Ikan demersal terbagi menjadi 5 tipe yaitu (i) ikan
dasar yang aktif mempunyai bentuk tubuh seperti ikan predator aktif tetapi bentuk kepala rata,
mempunyai punuk dan sirip dada yang lebih besar. (ii) ikan yang melekat di dasar merupakan
ikan-ikan kecil dengan bentuk kepala rata, sirip dadap membesar dengan struktur yang
memungkinkan ikan ini berada di dasar perairan. Struktur ikan ini banyak dijumpai di
perairan berarus cepat atau daerah intertidal yang mempunyai arus air yang kuat. (iii) ikan
bottom- hider mempunyai kesamaan respon dengan ikan pelekat tetapi tidak mempunyai alat
pelekat dan cenderung mempunyai bentuk tubuh yang memanjang dengan kepala lebih kecil.
Bentuk seperti ini lebih menyukai hidup di bawah batubatuan, celah-celah. (iv) flatfish
merupakan ikan dengan morfologi yang unik. Bentuk tubuh membulat dengan mulut berada
dibagian ventral yang sangat memungkinkan untuk dapat mengambil makanan di dasar
perairan, spirakula berada di bagian atas dari kepala. (v) ikan bentuk rattail mempunyai tubuh
bagian belakang memanjang seperti ekor tikus, kepala besar dengan hidungyang sangat jelas
dan sirip dada besar. Umumnya, ikan seperti ini berada di laut dalam. Ikan-ikan ini
merupakan ikan pemakan bangkai dan memangsa invertebrata bentik.
Ikan berbadan membulat mempunyai ukuran tubuh 1/3 dari panjang standar (jarak antara
hidung hingga pangkal ekor). Sirip punggung dan sirip anal memanjang dan sirip dada
terletak lebih tinggi sedangkan sirip pelvik lebih rendah dari badan. Mulut kecil dan dapat
disembulkan, mempunyai mata yang besar dan hidung pendek.
Ikan dengan bentuk badan seperti belut mempunyai badan yang panjang dengan bentuk
kepala tumpul, ekor meruncing atau membulat. Jika dijumpai sirip-sirip yang berpasangan
misal sirip dada biasanya kecil sedangkan sirip punggung dan sirip anal sangat panjang. Sisik
berukuran sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Ikan-ikan ini seringkali berada di celah-
celah atau lobang dari karang atau batuan.
Lerman (1986) membedakan bentuk tubuh ikan menjadi 4 yaitu :
Bentuk fusiform atau lurus seperti pada ikan tuna, hiu. Bentuk tubuh seperti ini
memungkinkan ikan untuk bergerak cepat yang terutama dalam menangkap mangsa.
Bentuk pipih tegak seperti pada ikan Pontus triacanthus, memungkinkan untuk mudah bergerak
diantara tumbuh-tumbuhan air dan areal yang sempit. Tubuh yang pipih memudahkan ikan
tersebut menghindari tentakel beracun dari predator dan masuk kedalam celah-celah karang
atau di bawah vegetasi air.
Bentuk tubuh ikan lainnya adalah bentuk pipih datar dan bentuk tipis memanjang seperti
belut. Belut dan beberapa ikan bentuk ini mensekresi semacam lendir yang dapat membantu
gerakan di substrat lumpur dan mengurangi terjadinya perlukaan pada tubuhnya (Gambar
2.10).
Jenis-jenis ikan Berdasarkan Tipe Makanan
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya, walaupun
harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur,
musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini
berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis
makanannya menurut Mujiman (1993) yaitu :
a. Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya
ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng 9Chanos
chanos).
b. Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani
misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates
calcarifer).
c. Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan
hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan
mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy).
d. Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik
fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut
(Rhinodon typicus).
e. Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran
bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.).
Selain penggolongan ikan seperti tersebut sebelumnya, Kottelat, et al. (1993)
membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya menjadi tujuh golongan. Ketujuh kelompok
ikan tersebut yaitu :
a. Herbivora A (endogenus). Golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air
atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai
gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan
ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot
yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat
pencernak makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya
tipis.
b. Herbivora B (eksogenus). Golongan ikan yang memakan bahan makanan dari tumbuhan yang
jatuh ke dalam air, misal buah-buahan, biji-bijian, daun. Bahan makanan ini sangat penting
bagi ikanikan di sungai. Oleh sebab itu hilangnya vegetasi di sepanjang tepi sungai sangat
berpengaruh bagi komunitas ikan secara umum.
c. Predator 1 (endogenus). Golongan ikan yang memakan binatang-binatang air kecil, misal
nematoda, rotifera, endapan plankton dan invertebrata lain berupa detritus di dalam lumpur
atau pasir.
d. Predator 2 (endogenus). Golongan ikan yang memakan larva serangga atau binatang air kecil
lainnya.
e. Predator 3. Golongan ikan yang memakan binatang air yang lebih besar, misal udang, siput,
kepiting kecil yang umumnya berada di dasar air.
f. Predator 4. golongan ikan yang memakan ikan-ikan lainnya.
g. Omnivora. Golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal dari binatang dan
tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernakan antara bentuk herbivora dan
karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung tidaklah mudah, karena
usus ikan kadang-kadang kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus dan
hubungannya dengan panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan
yang dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10 kali
panjang badannya. Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek atau sama panjang
dengan badannya.
Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga
berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu :
a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan
b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya
c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan.
Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus ini. Jenis bahan
makanan dan ketersediannya juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan. Umumnya,
semakin besar ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya; dan
proporsi biomassa ikan yang bergantung kepada tumbuhan air dan tumbuhan darat semakin
meningkat.
A. Definisi Ikan (Pisces)
Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan
menggunakan sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga
ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga
bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian
tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya. Adapun organ-organ yang terdapat pada
setiap bagian tersebut adalah:
1. Bagian kepala (Caput) yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum
(tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain
adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan
pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2. Bagian badan (Truncus) yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai
pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat
pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu,
lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor (Cauda), yakni:bagian tubuh di belakang anus, di sini terdapat pinna analis dan
pinna raudalis.Pinna cau-dalis ikan trombo (mas) bersifat homo cercus,artinya morfologi luar
sirip ini tampak simetri bilateral,dan dilihat dari anatomi susunan tulang yang membangunnya
tidak simetri.Tipe sirip ekor jenis lainnya adalah:
Heterocercus, ekor tipe ini baik dari luar mau pundalamnya tidak simetri.
Misal pada ikan hiu. Dhipycerus, sirip ekor ini simetri bilateral baik dari morfilogi luar mau pun
anatomi bagian dalamnya. Misalnya ikan Polypterus
Procercus, seperti pada diphycerus hanya bentuk ekornya meruncing. Misalnya pada
Cyclostomata dan masa embrional ikan-ikan pada umumnya.
B. Bentuk Tubuh Atau Morfologi Ikan Erat Kaitannya Dengan Anatomi Tubuhnya.
1. Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini
pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun
bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat
Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita
akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita
akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
C. Simetri bilateral
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam
bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil
dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang
tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai
pita
Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai bola
Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak
b.Non-simetribilateral
Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah.
2. Bentuk Mulut Ikan
Ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan
jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya.
Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang
akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung
4. Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung
3.Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur)
maupun sirip ekor beraneka ragam untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan sampai dengan. Dari
semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada berjenis-jenis ikan adalah
sirip ekor.
Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikit cekung atau berlekuktunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak, (f) meruncing, (g) lanset
Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor, yakni:
Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus),
ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp)
Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp)
Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor
bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor
bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
4. Bentuk Sisik.
Sisik ikan. Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana
kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu
sisik ganoid merupakansisik besar dan kasar,
sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan
sisikplacoid merupakan sisik yang lembut.
Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus
bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan
yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan
tinggi umumnya
mempunyai tipe sisik yang kasar.
Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara
Sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar
Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi suatu jenis ikan tertentu, jumlah sisik ikan
juga perlu
diperhatikan (Gambar 2.7).
Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat
sisi tidaksempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah sisik yang
biasa ditempatigurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi badan. Penghitungan sisik ini
dimulai dari sisikyang menyentuh tulang bahu hingga pangkal ekor.
Jumlah sisik melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip
punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip dubur. Sisik yang
terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung ½.
Jumlah sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung antara
insang dan awal sirip punggung.
Jumlah sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari batang
ekorpada bidang yang tersempit.
Jumlah sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang melingkari
dada.
5.Linealateralis/Guratsisi
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis
titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang
dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang
tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada
kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada
umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai
beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas
air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi.
Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan
mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai berikut.
•Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung
dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung
(Rastrelliger sp)
• Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx_sp)
• Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor, seperti
yang terdapat pada ikan tongkol
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip
punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp).
Adaptasi Ikan Terhadap Tekanan Hidrostatik Tinggi
Adaptasi morfologi
Ikan-ikan yang hidup di laut yang tekanan hidrostatik tinggi atau fluktuatif harus
melakukan adaptasi morfologi agar dapat mengatur daya apung sehingga mampu bertahan
hidup. Gelembung renang adalah salah satu jenis adaptasi morfologi ikan-ikan yang hidup di
perairan dengan tekanan hidrostatik yang tinggi. Marshall (1962) dalam Hoar dan Randall
(1970) mengatakan bahwa organ gelembung renang sangat sering dijumpai pada ikan-ikan yang
hdup dengan kedalaman kurang dari 200 m, jumlah ikan yang mempunyai gelembung renang
tidak dijumpai pada kedalaman 1000 -2000 m. Tetapi pada kedalaman 2000 m ditemukan
kembali ikan-ikan yang mempunyai gelembung renang, terutama pada ikan-ikan yang hidup di
dasar. Nielsen dan Munk (1964) mengatakan bahwa gelembung renang juga ditemukan pada
ikan yang tertangkap di kedalaman 7000m.
Ikan teleostei yang hidup di air tawar umumnya memiliki gelembung renang, kecuali
beberapa jenis ikan yang hidup di dasar. Ikan-ikan yang hidup di dasar tidak memiliki
gelembung renang karena mereka harus memerlukan berat tambahan agar bisa menetap di dasar
perairan. Sementara ikan-ikan pelagis yang berenang aktif umumnya dilengkapi gelembung
renang, sehingga dapat menghemat energi yang diperlukan untuk mengatur daya apung.
Sedikitnya ada tiga kecenderungan adaptasi morfologi ikan-ikan laut dalam, terutama
kelompok gass bladders (ikan yang mempunyai gelembung renang), yaitu:
1.Bertambahnya panjang rete mirabile yang merupakan tempat sekresi gas, dimana
sekresi gas akan berlangsung lebih efektif jika permukaan rete mirabile semakin luas. Sebagai
contoh, ikan-ikan yang hidup pada zona ephipelagic biasanya memiliki panjang rete mirabile
kurang dari 1 mm, ikan bagian atas mesopelagic 1-2 mm, ikan pada bagian bawah mesopelagic
3-7 mm dan ikan-ikan pada zona bathypelagic memiliki panjang rete mirabile 15-20 mm.
Dengan demikian ada kecenderungan bahwa rete mirabile ikan akan semakin panjang sesuai
dengan bertambahnya kedalaman.
2.Ikan-ikan yang hidup dengan kedalaman yang konstan (tidak melakukan migrasi
vertikal) pada zona bathypelagic tidak memiliki gas bladder, otot-otot dan kerangkanya menjadi
lebih kecil sehingga dapat mengurangi bobot tubuh. Sementara ikan-ikan yang hidup dekat
permukaan air dan ikan yang melakukan migrasi secara vertikal pada zona mesopelagic biasanya
masih memiliki gas bladder. Ikan yang melakukan migrasi vertikal secara cepat dan berulang
harus mampu melakukan absorpsi dan sekresi gas dalam gas bladder secara cepat untuk
mengimbangi perubahan tekanan hidrostatik yang drastis.
3.Hiu benthic seperti Centrocymmus dan Etmopterus tidak memiliki gas bladder, tetapi
memiliki hati berukuran besar yang mencapai 25% dari bobot total tubuhnya. Beberapa ordo
Protacanthopterygii, Stenopterygii, Cyclosquamata dan Scopelomorpha memiliki katup yang
terletah diantara gas bladder dengan lambung dan berguna untuk menjaga agar gas tidak dapat
keluar melalui mulut
Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi ikan-ikan kelompok benthopelagic adalah dengan mengisi glass
bladder dengan lemak. Lemak memiliki sifat lebih ringan daripada air laut maka ikan dapat
memperoleh daya apung dari lemak tersebut. Hiu benthic seperti Centrocymmus dan
Etmopterus memiliki hati berukuran besar, mencapai 25% dari bobot total tubuhnya.
Selanjutnya hati tersebut diisi lemak dengan kepadatan rendah, yang disebut squalene, dalam
jumlah yang besar. Pada kelompok Holochepalan yang hidup di laut dalam, adaptasi terhadap
tekanan yang tinggi dilakukan dengan mengurangi kadar kapur dalam tulang dan memiliki
squalene untuk mengatur daya apung (Helfman et al, 1997).
Ikan-ikan laut dalam biasanya memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi,
lemak berfungsi untuk menjaga daya apung dalam air. Asam lemak tak jenuh tidak membeku
pada suhu dingin sehingga fungsinya sebagai penjaga keseimbangan daya apung tetap terjaga.
C. ANATOMI PISCES ( IKAN )
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-
sumber pewarnaan.
2. Sistem otot (urat daging): - penggerak tubuh, sirip-sirip, insang
- organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak
tubuh
4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : - organnya jantung dan sel-sel darah
mengedarkan O2, nutrisi, dsb
6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut – anus
7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina
1.SISTEM PENUTUP TUBUH/KULIT
Kulit pada ikan terdiri dari 2 lapis yaitu:
- Epidermis; berada paling luar, tipis, selalu berganti
- Dermis; di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi kulit :
Pembungkus/penutup tubuh
Pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasit
Penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
Alat ekskresi – osmoregulasi
Alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit : sisik, kelenjar lendir, kelenjar racun, sumber pewarnaan ikan-
ikan laut dalam.
Tipe-tipe sisik : sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
Fungsi lendir :
Mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
Mencegah keluar-masuk air melalui kulit
Mencegah infeksi
Menutup luka
Mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
Membuat sarang (pada spesies ikan tertentu).
Selain itu pada beberapa jenis ikan pun ada yang memiliki modifikasi kelenjar lendir yang
menghasilkan racun : pada spesies-spesies tertentu letaknya berbeda-beda di sirip-sirip,
fungsinya untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.Sumber pewarnaan pada ikan :
fungsi penyamaran, persembunyian, pemberitahuan, menghindar predator, menunggu mangsa,
komunikasi dengan lawan jenis.
2.SISTEM URAT DAGING (OTOT)
Terdiri dari 3 jenis yaitu :
Bergaris
Polos
jantung
sistem kerjanya :
di bawah rangsang saraf
tidak di bawah rangsang saraf
Fungsinya : untuk pergerakan tubuh, sirip-sirip, rongga mulut, dan organ-organ dalam.
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan
terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase
listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).
3.SISTEM RANGKA (TULANG)
Fungsi rangka :
penegak tubuh
tempat melekatnya otot
pelindung organ-organ dalam
membentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
Rangka tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya tulang pada ikan di bagi menjadi: tulang tengkorak, tulang punggung,
tulang rusuk.
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara
4.SISTEM PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Organ-organ : Saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah
belakang/posterior)
berturut-turut : hati, empedu, pankreas lambung esofagus mulut/rongga mulut
usus(pilorus dan pilorik saeka)
Organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.
Menurut jenis makanannya, ikan tergolong menjadi karnivor (makan ikan lain, kepiting,
serangga, dsb), herbivor (makan plankton, tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya
campuran).
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
- Bentuk mulut, posisi mulut
- Tipe gigi
- Tulang-tulang tapis insang : rapat, panjang, halus
- perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya
Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung
(misalkan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu).
Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat diterapkan pada usaha
budidaya ikan.
5. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2
dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi,
garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar,
insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ yang terlibat di dalamnya adalah: jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan
pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah.
Bahan yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah)
Jantung ikan :
- Fungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan
ada alat pacu jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyut lain walaupun otak sudah
rusak.
- Bagian-bagian jantung :
• Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus.
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2
tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup
sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari
ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke
insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya
darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan
ekor lalu kembali ke jantung dan seterusnya.
6.SISTEM PERNAFASAN
Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang khusus. Ikan
bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepalanya.Insang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak
lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler
sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan
bertulang sejati seperti ikan mas, ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai
alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan Oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan
oksigen. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk
menyimpan cadangan oksigen, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang
terletak di dekat punggung.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, oksigen dari air masuk ke dalam insang kemudian oksgen diikat oleh kapiler darah
untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02
yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan
keluar tubuh.
Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap:
1. Tahap I (Tahap Pemasukan) : pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup
sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang
larut dalam air diambil oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.
2. Tahap II (Tahap Pengeluaran) : mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari
rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan
CO2 dan uap air yang dilepaskan darah.
Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk :
1. menyimpan oksigen’
2. membantu gerakan ikan naik turun.
Organ-organ pernafasan :
- organ yang terutama adalah insang untuk mengambil O2 dari perairan,
- organ tambahan mengambil O2 dari udara;paru-paru, labirin, dsb
pada embrio dan larva,organ pernafasan pisces adalah kulit dan kantung kuning telur.
Insang dan bagian-bagiannya :
- tulang lengkung insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang,
mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme
makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat
terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2: Ikan akan menuju permukaan, menuju tempat, pemasukan air,
menuju tempat air yg berarus.
3.Daun insang harus dalam keadaan lembab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 lebih banyak
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 lebih banyak
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 lebih banyak
4. Stadia reproduksi
7 dan 8 SISTEM SARAF DAN HORMON
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan
lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf , saraf akan merangsang kelenjar endokrin
hormon untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan organ target dan aktivitas
metabolisme jaringan-jaringan.
Sistem saraf terdiri dari :
- sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
• sistem saraf tepi
- sistem otonomi : simpati dan parasimpati
- organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan mendeteksi kondisisistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL lingkungan
(pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah.
Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon
pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi dan osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
- endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain
mendekat untuk berpijah.
9. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan
padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan
saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar
Dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang
hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme
berjalan lambat.
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan
darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta
dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
FungsiGinjal: :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (teleostei) yang hidup di
laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan
(Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan
sistem osmoregulasinya.
10. SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan
menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot
(hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan.
Sumber: http://www.seaworld.org/Animal-info/info-books/sharks-&-rays/images/il-shark-anatomy.jpg
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet).
Gonad jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan kanan.
Gonad betina : ovari/ovarium
Tipe reproduksi :
Berdasarkan organ kelaminnya maka di bagi menjadi 3 macam
1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
macam
3. Partenogenesis dan ginogenesis
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa maka dapat dibedakan menjadi :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio di luar tubuh
betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk11
sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa.
contohnya: - gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Arie,usni.2009. (online) pada http://anatomi ikan mas.blogspot.com/2008/03/sistem- pernafasan-
ikan.html Kamis 20 Oktober 2009
Bond, C. E. 1979. Biology of Fishes. Philadelphia: W. B. Saunders Company
Djuhanda, Tatang. 1983. Analisis Struktur Vertebrata. Bandung: Armico
1984. Analisis Struktur Vertebrata Jild 2. Bandung: Armico
http://bp0.blogger.com/_K6JWePGV7ps/RwdJ4Vn2WuI/AAAAAAAAAEY/s0-
yQ0Uhz54/s1600-h/033+Internal+anatomy+of+a+bony+fish.jpg (online) pada Kamis 20
Oktober 2009
http://visual.merriam-webster.com/animal-kingdom/fishes/bony-fish/anatomy-perch.php (online)
pada Kamis 20 Oktober 2009
Masbadar. 2009. (online) pada
http://www.seaworld.org/Animal-info/info-books/sharks-&-rays/images/il-shark-anatomy.jpg.
Kamis 20 Oktober 2009
Sakti. 2009. Anatomi dan Biologi Ikan. (online) pada http://smartsains.blogspot.com / 2008/06 /
anatomi-dan-biologi-ikan.html. Kamis 20 Oktober 2009
Sakti. 2009. Morfologi. (online) pada http://smartsains.blogspot.com/2009/06/
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya. Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip; dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.
Ikan Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor (Gambar 1), namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya (perhatikan morfologi ikan pada Gambar 3) . Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:
1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang
terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya. 2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya. 3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) ikan tersebut. Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat mengelompok-ngelompokan ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya mengelompokan ikan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan demikian, maka sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk mengklasifikasikan ikan/hewan air atau hewan lainnya. Pada sistematika/taksonomi ini, ada tiga pekerjaan yang biasa dilakukan, yakni identifikasi, klasifikasi dan pengamatan evolusi. Pada identifikasi yaitu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies untuk selanjutnya memberi nama ilmiahnya sehingga dapat diakui oleh para ahli di seluruh dunia. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa pada saat kita melakukan identifikasi sama halnya dengan kita melakukan analisis. Setelah melakukan identifikasi selanjutnya melakukan klasifikasi, pada tahap ini dilakukan penyususnan kategori-kategori yang lebih tinggi dan menetapkan ciri-cirinya sehingga pada akhirnya akan diketemukan klasifikasinya. Dengan melihat hal ini, maka dapat dikatakan bahwa klasifikasi merupakan taraf untuk melakukan sintesis. Adapun pada penelitian terjadinya spesies dan pengamatan terhadap faktor-faktor evolusi, bertujuan untuk mengetahui pembentukan spesies lain yang sudah ada dan menelaah kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di kemudian hari. Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan penelaahan kemungkinan terjadinya perubahan pada saat terjadi perubahan kondisi dan menelaah faktor pendorong dan penghambat perubahan tersebut. Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau bagian-bagian badan tersebut.
1. Bentuk tubuh ikan Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat a. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya a. Simetri bilateral Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah: 1 Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh seperti yang tertera pada Gambar 4 2 Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya (Gambar 5) 3 Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya (Gambar 6) 4 Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular (Gambar 7) 5 Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali (Gambar 8) 6 Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita (Gambar 9) 7 Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah (Gambar 10) 8 Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola (Gambar 11) 9 Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak (Gambar 12)
b.Non simetri bilateral Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah
2. Bentuk Mulut Ikan
Ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like) 2. Bentuk seperti paruh (beak like) 3. Bentuk seperti gergaji (saw like) 4. Bentuk seperti terompet Mulut Dapat Disembul dan Tidak Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni: 1. Dapat disembulkan (Gambar 16) 2. Tidak dapat disembulkan Posisi Mulut Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni 1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung (Gambar 17) 2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung (Gambar 18) 3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung (Gambar 19) Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung (Gambar 20
3. Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan Gambar 3 sampai dengan Gambar 20. Dari semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada berjenis-jenis
ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor (Gambar 1-20 dan Gambar 21), yakni:
1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya. 2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp) 3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki) 4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus 5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy) 6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp) 7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus) 8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp) 9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus) 10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
4. Linealateralis (LL) Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi. Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai
berikut. • Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung (Rastrelliger sp) (Gambar 22) • Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx sp) (Gambar 23) • Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor, seperti yang terdapat pada ikan tongkol (Gambar 24) • Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp) (Gambar 25) 5. Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu seperti jumlah jari-jari keras dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa dilakukan pada ikan (Gambar 26) adalah • Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan ujung sirip ekor paling belakang • Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor • Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor • Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral • Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung operkulum terbelakang Krustase Hewan air yang bernilai ekonomis penting adalah udang, kepiting dan lobster yang termasuk pada Kelas Krustase. Krustase berasal dari kata crusta yang berarti cangkang keras. Dalam hal ini krustase mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas Krustase ini merupakan satu-satunya klas dari filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan, khususnya di laut. Kelas Krustase ini merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks dan abdomen, namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan keduanya dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan antenula yang berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan, mulut, mandibula dan insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga disebut pereiopod.
Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering disebut plepoid; plepoid ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi untuk berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk melakukan ekskresi.