i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN
MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KOMIK
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
WIDYA SEPTIAWAN
NIM: 115-14-118
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN
MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KOMIK
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
WIDYA SEPTIAWAN
NIM: 115-14-118
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Widya Septiawan
NIM : 115-14-118
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini di perkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN
SALATIGA.
Salatiga, 4 Juni 2018.
Yang Menyatakan
v
vi
vii
MOTTO
“Karena pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan
dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Q.S-Aruum : 5)”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapakku (Mulyono AL Budiarto) dan Ibuku (Ngatiyah) sebagai wujud
baktiku kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku,
mendoakanku, mendukungku dan membiayai semua kebutuhanku hingga
aku dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan bapak dan ibuku
senantiasa diberikan nikmat umur panjang, nikmat sehat, dan nikmat rejeki
lancar;
2. Mbah Mutiah dan (Alm) Mbah Soegito yang selalu membimbing saya,
memberikan perhatian dan selalu mendoakan untuk keberhasilan saya,
mudah-mudahan senantiasa diberikan nikmat umur panjang, nikmat sehat,
dan ampunan dari sega kesalahan dunia;
3. Adikku (Maulita Aisyiyah) tersayang yang selalu memberikan semangat,
mudah-mudahan adikku diberikan umur panjang, nikmat sehat, dan
kemudahan dalam menuntut ilmu;
4. KH.M. Nasikhun dan Hj.Nasikun yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat untuk kehidupan, dan memberikan tempat untuk menempa diri
selama menuntut ilmu di salatiga dan PP AS-Syafiiyah NU. Semoga
Senantiasa di berikan umur panjang, nikmat sehat dan rizki yang melimpah;
5. Untuk Ani Faizati, Yona Rengga A.P, Saidatun I’in, M.T. Yusuf dan Joko
Suprianto terima kasih untuk perhatian, dukungan, semangat dan doanya
sampai saat ini mudah-mudahan diberikan umur panjang, nikmat sehat, dan
kemudahan dalam menuntut ilmu;
6. Untuk keluarga besar PP As-Syafiiyah NU yang selalu memberikan
semangat, mudah-mudahan semua diberikan nikmat sehat, dan kemudahan
dalam menuntut ilmu;
viii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحیم
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga skripsi dengan
judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media
Komik Pada Siswa Kelas V Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2018 bisa
selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW yang slalu kita nantikan syafaatnya kelak di zaumul
kiamah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini;
5. Ibu RR. Dewi Wahyu Mustikasari, S.S., M.Pd.. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam melaksanakan kuliah hingga penulisan skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu dosen serta selutruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan;
7. Ibu Nur Khasanah, S.Pd, selaku kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian;
ix
x
ABSTRAK
Septiawan,Widya. 2018, Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V Semester 02 Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Numbered Head Together (NHT) ,Media Komik.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik. Apakah metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa, yaitu terdiri dari 11 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi.Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase.
Hasil penelitian menunjukkan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan dari pra siklus sampai siklus II. Peningkatan dari pra siklus ke siklus I yaitu 18%, dari siklus I ke siklus II yaitu 14% . Pra siklus siswa yang tuntas sejumlah 10 siswa atau 42% dengan nilai rata-rata 64,58. Siklus I siswa yang tuntas sejumlah 17 siswa atau 71% dengan nilai rata-rata 76,25, dan Siklus II terdapat 22 siswa atau 92% siswa tuntas dengan nilai rata-rata 80,84. Berdasarkan hasil pencapaian pada siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka penelitian di hentikan pada siklus II karena telah mencapai indicator keberhasilan yaitu ≥ 85 %.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................vi
MOTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN.............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan ..................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 8
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI .................................................................................... 17
1. Pengertian Belajar ........................................................................... 17
2. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 20
3. Pengertian Metode Numbered head together (NHT) ........................ 22
4. Pengertian Media ............................................................................ 26
5. Pengertian Media Komik ................................................................ 29
xii
6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................ 36
B. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian .................................................................................... 51
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 51
2. Identitas Madrasah ........................................................................... 52
3. Karakteristik Siswa kelas V .............................................................. 58
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 60
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ..................................................... 60
2. Deskripsi pelaksaaan Siklus I ........................................................... 61
3. Deskripsi pelaksaaan Siklus II .......................................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskipsi Paparan Siklus ........................................................................ 66
1. Deskipsi Pra Siklus .......................................................................... 66
2. Deskipsi Siklus I ............................................................................... 69
3. Deskipsi Siklus II ............................................................................. 73
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 80
B. Saran ...................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.Identitas Sekolah ................................................................................ 52
Tabel 3.2.Dafar Ekstrakulikuler MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ..................... 54
Tabel 3.3.Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana ................................................. 55
Tabel 3.4.Daftar Guru dan Staff MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ..................... 55
Tabel 3.5.Data siswa tahun 2017/2018 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ........... 57
Tabel 3.6.Daftar Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ..................... 58
Tabel 3.7.Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................................. 59
Tabel 4.1.Daftar Nilai Pra Siklus........................................................................ 66
Tabel 4.2.Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I ......................................................... 69
Tabel 4.3.Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II ........................................................ 74
Tabel 4.4.Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II ............................................. 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.Bagan Rancangan PTK .................................................................. 10
Gambar 2.1.Jendral Terauci ............................................................................... 39
Gambar 2.2.Rumah Rengasdengklok ................................................................ 41
Gambar 2.3.Pembacaan naskah Proklamasi ....................................................... 42
Gambar 2.4.Ir.Soekarno ..................................................................................... 43
Gambar 2.5.Drs. Mohammad Hatta .................................................................... 44
Gambar 2.6.Ahmad Subardjo ............................................................................. 45
Gambar 4.1.Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus III ... 79
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ................................................................ 85 Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................. 86 Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ............................... 87 Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 88 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ..................... 89 Lampiran 6. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ................................................ 95 Lampiran 7. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus I ........................................... 96 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 102 Lampiran 9. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................. 109 Lampiran 10. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus II ...................................... 111 Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar Mengajar ..................... 116 Lampiran 12. Sampel Komik Pembelajaran .................................................... 122 Lampiran 13. Nilai SKK Mahasiswa ............................................................. 126 Lampiran 14. Data Nilai Pra Siklus ............................................................... 129 Lampiran 15. Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................ 130
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
(SDM) di butuhkan guna mempersiapkan manusia yang berkarakter kuat
dalam menghadapi pengaruh global. Pendidikan berkualitas dapat di tinjau
dari komponen-komponen pendidikan di antaranya guru, siswa, bahan ajar,
strategi atau metode pembelajaran. Tentu saja keberhasilan implementasi
proses pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam
menggunakan metode, teknik, dan strategi pembelajaran (Susanto, 2013: 5).
Dunia pendidikan adalah dunia yang penting di dalam kehidupan manusia,
manusia yang selalu mengisi kehidupnya dengan belajar maka akan selalu
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti firman Allah yang di
terangkan pada QS. Al-‘Ankabut (29) : ayat 43.
Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia;
dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.
Belajar berkaitan erat dengan proses mengajar didalam pembelajaran.
Dimana mengajar merupakan segala hal yang di lakukan guru di dalam kelas.
Belajar-Mengajar adalah Kegiatan Peserta didik dan Guru dalam rangka
2
mencapai tujuan tertentu (Nasution, 2008: 43). Guru sebagai pendidik
memiliki tugas utama untuk membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik.
Pendidik (Guru) mempunyai tugas untuk memilih metode pembelajaran
yang tepat sesuai dengan materi yang di sampaikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Pada proses mengajar dan interaksi edukatif, guru menjadi
pelaksana dan penyelenggara (Nurochim, 2013: 119). Guru perlu memilih
metode pembelajaran yang baik dengan memperhatikan karakteristik setiap
mata pelajaran sebagai langkah untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran yang juga perlu di perhatikan dalam penggunaan metode
dalam pembelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
Ilmu pengeahuan social merupakan satu mata pelajaran yang bersumber
dari ilmu-ilmu sosial terpilih dan di padukan untuk kepentingan pendidikan
dan pembelajaran (Wahidmurni, 2017: 15). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sosial dalam
kehidupan sehari-hari (Rasimin, 2012: 40). Oleh karena itu sebaiknya siswa
di bina sejak dini agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keperdulian
sosial yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tergantung
pada kreativitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan
menarik. Metode pembelajaran di artikan sebagai cara yang di gunakan untuk
3
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan
praktis untuk mencaai tujuan pembelajaran (Rasimin, 2012: 86). Untuk itu
dalam menerapkan metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu
memperhatikan kriteria dalam pembelajaran antara lain tujan pembelajaran,
kebutuhan dan minat peserta didik agar tercapainya tujuan belajar. Salah satu
metode yang dapat di terapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah metode Numbered Head Together (NHT).
Metode Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir
bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternaif terhadap sumber
struktur kelas tradisional. (Jumanta, 2014: 176). Metode Numbered Head
Together (NHT) perlu di terapkan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang notabenya mengadopsi ilmu-ilmu sosial, selain itu proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang bersifat tradisional atau
terpaku pada buku perlu adanya alternatif untuk menghilangkan kejenuhan
dari siswa. Untuk itu perlu adanya media pembelajaran sebagai alat pengantar
informasi dan alternaif agar memudahkan guru dalam proses mengajar.
Media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merangsang, pikiran dan kemauan audien (siswa) sehingga
dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada dirinya. Penggunaan
media yang kreatif akan memungkinkan peserta didik lebih baik dala belajar
dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai tujuan yang ingin di capai.
Penerapan media komik dalam mengiringi metode yang di gunakan akan
4
menunjang proses pembelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS). Media komik
juga memiliki sifat sederhana, jelas dan mudah di fahami. (Asnawir, 2002:
53). Untuk itu media komik dapat berfungsi sebagai media informative dan
edukatif guna menunjang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan bersama guru mata pelajaran
Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada hari
Senin tanggal 01 April 2018, Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I, yaitu di dalam
pelaksanakan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetauan
Sosial (IPS) belum menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi.
Pembelajaran dilaksanakan hanya dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan. Siswa hanya berperan sebagai penerima materi dan tidak dilatih
untuk saling berdiskusi. Kondisi tersebut yang menyebabkan siswa pasif,
jenuh, dan merasa sulit memahami materi, sehingga sebagian dari nilai
ulangan siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Terbukti
dari hasil belajar siswa pada materi peristiwa sekitar proklamasi dan
kemerdekaan masih banyak di bawah KKM yaitu dari 24 siswa hanya 10
siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 14 siswa masih di bawah KKM.
Nilai KKM mata pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) di MI Miftahul
Huda Sumberejo 01 adalah 65.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih bermakna adalah dengan mencoba menerapkan
metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Metode Numbered
Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan
5
jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternaif terhadap sumber struktur kelas tradisional.
(Jumanta, 2002: 176). Kelebihan dari mtode ini antaranya melatih siswa
untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, memupuk
rasa kebersamaan dan membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
Penerapan media digunakan sebagai upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar. Media komik di pandang sebagai
alternative dalam pembelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) yang berkarater
luas dari segi materi yang biasa di sajikan dalam bentuk texs buku. Pemilihan
kelas di anggap tepat kaitanya dalam penerapkan metode Numbered Head
Together (NHT) melauli media Komik. Kelas V merupakan taraf kelas tinggi
di jenjang pendidikan dasar maka seyogyanya siswa dilatih rasa tanggung
jawab, kemampuan bertukar pikiran dalam menyelesaian persoalan, dan
keaktifan dalam kegiatan belajar.
Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan berkaitan dengan
proses terjadinya kemerdekaan dan perjuangan para tokoh pahlawan untuk
memerdekakan Negara Indonesia. Maka dalam mengikuti pelajaran materi ini
sangat diperlukan minat dan perhatian siswa agar dapat mengetahui peristiwa
,tokoh dan proses kejadian kemerdekaan Indonesia. Siswa dilatih berdiskusi
pada metode pembelajaran ini untuk memecahkan persoalan yang kaitanya
dengan kejadian kemerdekaan di Indonesia. Selain itu dengan diadakannya
inovasi pembelajaran diharapkan akan membangkitkan semangat siswa dalam
6
mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS
Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode
Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V
Semester 2 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec.Pabelan Kab. Semarang
Pelajaran Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode pembelajarn Numbered Head Together
(NHT) Dengan Media Komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dengan
media komik pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun
2018.
7
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian adalah sesuatu yang dapat memberi faedah dan
mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga tertentu, maupun bagi
orang lain. Oleh sebab itu, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas
pembelajaran di Indonesia dengan memberikan sumbangsih keilmuan
mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa;
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar sehingga
belajar meningkat;
3) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan.
b. Bagi Guru
1) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa;
2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam melakukan pendekatan
terhadap materi pelajaran;
8
3) Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam mengajar.
c. Bagi peniliti
1) Meningkatkan kreatifitas peniliti dalam menyampaiakan materi;
2) Menambah ilmu yang bermanfaat untuk penerapan pembelajaran
yang di gunakan di kemudian hari.
d. Bagi Sekolah
1) Memberikan solusi permasalahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) di tingkat SD/MI sehingga dapat meningkatkan
profesionalisme guru;
2) Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);
3) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
metode yang tepat sehingga hasil belajar siswa meningkat.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dari rumusan masalah ini adalah : “Metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media komik diterapkan dengan baik pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan dapat meningkatan hasil belajar pada siswa kelas
V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2018.
9
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: “Adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01
setelah menerapkan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media
komik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan. Sebanyak ≥ 85% siswa mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
(Aqib, 2008: 18) menyatakan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang
strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan
kualitas program sekolah secara keseluruhan.
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam
kelas dengan cara menerapkan metode Numbered Head Together (NHT)
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis
kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.
(Arikunto, 2014: 16) memberikan empat tahapan penting, meliputi;
(1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan)
10
dan (4) Reflektion (refleksi).Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
2. Subjek Penelitian
a. Siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan. Jumlah siswa kelas V ada 24 siswa meliputi 13 siswa
perempuan dan 11 siswa laki-laki.
b. Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 juga sebagai wali kelas V. Peneliti dapat berkolaborasi
dengan Ibu Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I, sehingga metode pembelajaran
ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
11
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara
pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.
Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan
(Arikunto, dkk, 2014: 17).
Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT);
2) Menyiapkan media pembelajaran komik;
3) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung;
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
kondisi saat proses pembelajaran melalui metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media komik berlangsung;
5) Perencanaan tindakan pembelajaran melalui metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media komik;
6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran melalui metode Numbered
Head Together (NHT) dengan media komik.
12
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan
isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat
pada tahap ini adalah bahwa guru harus ingat dan berusaha menaati apa
yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku
wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18). Pelaksanaan tindakan
pada penelitian ini akan diterapkan melalui metode Numbered Head
Together (NHT) dengan melalui media komik sebagai alat bantu dalam
menyampaikan materi.
c. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas adalah pengumpulan
data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses belajar
mengajar berlangsung. (Daryanto, 2011: 27) berpendapat bahwa data
yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan
harian, dan presentasi) dan data kualitatif (partisapi siswa dalam
pembelajaran, lembar observasi guru selama proses pembelajaran, dan
keaktifan siswa).
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris
reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implemetasi
13
rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19). Bagian refleksi dilakukan
analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan
dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang
dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Apabila indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya pada waktu yang berbeda melalui tahap-tahap yang sama
dengan siklus sebelumnya dengan materi yang berbeda-beda pada setiap
siklusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk
mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan
keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;
b. Media Komik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;
c. Lembar tes evaluasi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;
d. Lembar Kerja Klompok Siswa saat proses pembelajaran melalui metode
Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;
e. Lembar observasi terhadap guru pada saat menerapkan metode Numbered
Head Together (NHT) dengan media komik;
14
f. Lembar observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran melalui
metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik.
5. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang dirumuskan dan untuk
menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode:
a. Tes
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)
dengan media komik.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media
komik, hasil pengamatan akan dilaporkan dalam catatan lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan
yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran
tentang MI Miftahul Huda Sumberejo 01.
15
6. Analisis Data
Analisis tindakan keberhasilan atau hasil siswa, dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir pelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putaranya dilakukan dengan
memberikan evaluasi berupa tes soal tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana dijelaskan
dalam (Daryanto, 2011: 191-192). yaitu:
1. Menghitung nilai rata-rata kelas :
�̅ =∑�
∑�
Keterangan :
�� = Nilai rata-rata
∑� = Jumlah nilai semua siswa
∑� = Jumlah siswa
2. Ketuntasan belajar klasikal
P =∑����������������������
∑������100%.
Keterangan :
P = Presentase ketuntasan klasikal
16
G. Sistematika Penulisan
a. BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan
indicator keberHASILAN, metode penelitian dan sistematika penelitian.
b. BAB II LANDASAN TEORI berisi tentang kajian teori dan kajian pustaka
tentang peningkatan hasil belajar ips materi peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan melalui metode numbered head together (NHT) dengan
media komik
c. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN berisi profil Madrasah,deskripsi
pra-siklus, deskripsi rencana pelaksanaan siklus I dan deskripsi rencana
pelaksanaan siklus II.
d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang
deskripsi hasil pelaksanaan setiap siklus, dan pembahasan.
e. BAB V PENUTUP berisi tentang kesimpulan mengenai hasil peneltian
dan saran yang peneliti berikan kepada beberapa pihak yang terkait.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
a. Definisi Belajar
Definisi belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang di
sebabkan oleh pengalaman yang tertera dalam (Nurochim, 2013: 6).
Definisi ini mengandung makna dimana belajar merupakan usaha untuk
memperoleh ilmu di sertai dengan perubahan tingkah laku yang
diperoleh dari pengalaman. Menurut Sardiman (2009: 20) Belajar
adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya.
Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari sebuah
pengalaman. Menurut Burton dan Usman dan setiyawati, belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu dengan
individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Susanto, 2013: 3).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar di
atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh
ilmu atau perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang
terjadi pada setiap diri seseorang.
18
b. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu di ciptakan adanya
system lingkungan belajar yang kondusif. Secara umum tujuan belajar
ada tiga jenis menurut Sardiman (2009: 28) antara lain :
1) Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkan. Tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir
tanpa pengetahuan, sebaliknya dari kemampuan cara berpikir akan
memperkaya pengetahuan.
2) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, memerlukan
suatu keterampilan. Keterampilan yang bersifat jasmani maupun
rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan
yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan
berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu masalah atau konsep.
19
3) Pembentukan Sikap
Kecakapan dalam mengarahkan motivasi dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh sangat penting
dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru tidak sekadar pengajar
tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-
nilai itu kepada anak didiknya. Dilandasi dengan nilai-nilai itu, anak
didik akan bertumbuh kesadaran, untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya.
c. Ciri-ciri Belajar
Individu dikatakan belajar dengan di lihat dengan ciri belajar
menurut Nurochim, (2013: 7-8) antara lain:
1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
bersifat (kognitif), ketrampilan (psikomotorik), maupun nilai dan
sikap (afektif).
2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau
dapat di simpan.
3) Perubahan ini tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4) Perubahan tidak semata-mata di sebabkan oleh pertumbuhan fisik/
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat
obatan.
20
2. Pengertian Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan
pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang
dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil
belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan
dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap
dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014:
158).
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan tersebut dipertegas lagi oleh K. Brahim dalam
Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa baik peningkatan aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya sebagai hasil dari kegiatan
belajar.
21
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang di capai seseorang merupakan hasil interaksi
bebagai factor yang mpengaruhinya. Menurut Hamdani (2011; 1399)
factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu factor dari dalam (intern) dan factor dari luar
(ekstern)
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor internal meliputi fisiologi dan psikologi. Faktor fisiologis
adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
indivudu. Sedangkan factor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. (Baharuddin
dan Wahyuni, 2008: 19-20).
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah segala factor yang berada di luar diri
siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Beberapa factor ekstern yang
mempengaruhi hasil belajar adalah factor guru, factor lingkungan
social, factor kurikulum sekolah, dan factor sarana dan prasarana
(Aunurrahman 2016: 188).
22
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Factor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi
dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Dapat di ambil contoh
Factor intern di antaranya adalah motivasi, kosnentrasi dan kebiasaan
siswa kemudian factor ekstern guru, sarana dan prasarana.
3. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)
a. Definisi Metode Numbered head together (NHT)
Numbered head together (NHT) atau penomoran berfikir
bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di
rancang memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative
terhadap sumber struktur kelas tradisional. (Jumanta, 2014: 175).
Menurut Rahayu dibaca dalam (Yusuf dkk, 2006: 135) Number Head
Together (NHT) adalah metode pembelajaran yang mengedepankan
kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang dipresentasikan di depan kelas.
Pembelajaran Numbered head together (NHT) merupaka
bagian dari model pembelajaran kooperatif structural, yang
menekankan pada struktur- struktur khusus yang di rancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut (Aris, 2014: 107) Metode
Numbered head together(NHT) merupakan suatu metode pembelajaran
berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahantara siswa yang
23
satu dengan yang laindalam satu kelompok untuk saling member dan
menerima antara satu dengan lainya.
Pembelajaran menggunakan Metode Numbered head together
(NHT) memberikan inovasi pada proses pembelajaran yang bersifat
tradisional atau hanya bersumber dari keterangan guru, sehingga
berpengaruh dalam hasil pembelajaran.
b. Langkah langkah penerapan Metode Numbered Head Together
(NHT)
Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Numbered
head together (NHT) di kembangkan oleh Ibrahim dalam (Jumanta,
2014: 175) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1) Tahap 1 Persiapan.
Dalam tahap pertama ini guru mempersiapkan rancangan
pelajaran dengan membuat scenario pembelajaran, lembar kerja
siswa (LKS) yang sesuai dengan metode Numbered head together
(NHT).
2) Tahan 2 Pembentukan kelompok.
Dalam pembentukan kelompok di sesuaikan dengan metode
pembelajaran Numbered head together (NHT). Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Penomoran
adalah hal utama dalam Numbered head together (NHT), dalam
tahap ini guru membagi siswa lima orang atau di sesaikan dengan
kondisi siswa dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa
24
dalam tim memiliki nomor yang berbeda-beda, sesuai dengan
jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang di bentuk
merupakan percampuran yang di tinjau dari latar belakang social,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok di gunakan nilai tes awal (pre-tes) sebagai
dasar dalam membentuk masing-masing kelompok.
3) Tahap 3 Tiap kelompok harus memiliki buku paket
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki
buku pake, dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan media
komik agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang di berikan oleh guru.
4) Tahap 4 Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap
siswa sebagai bahan yang akan di pelajari. Dalam kerja kelompok,
setiap siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan
menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
di berikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang
bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Tahap 5 Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari
setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
25
6) Tahap 6 memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
c. Kelebihan dan kekurangan Metode Numbered Head Together
(NHT).
1) Kelebihan Numbered Head Together (NHT)
Dalam menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)
memiliki beberapa kelebihan, dalam (Jumanta, 2014: 177) yaitu;
a). Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat
orang lain,
b). Melatih siswa untuk biasa menjadi tutor sebaya,
c). Memupuk rasa kebersamaan,
d). Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
2) Kelemahan Numbered Head Together (NHT).
Dalam menggunakan Numbered Head Together (NHT) terdapat
beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini di lakukan agar
tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan dalam pembelajaran, di
antarnya;
a). Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan
sedikit kewalahan.
b). Guru harus bisa memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.
c). Tidak semua mendapat giliran menjawab pertanyaan guru.
26
4. Pengertian Media
a. Pengertian Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata mediu. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim ke penerima (Daryanto 2013: 4). Association
for Edocation and Cominication Technology (AECT) mendefinisikan
media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi. Sedangkan menurut Educationon Association (NEA) dalam
(Asnawir, 2002: 11) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa media merupakan sesuatau yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
b. Kriteria Pemilihan Media
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih media,
antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin di capai, ketepatgunaan,
kondisi siswa, ketersediaan prangkat keras (hardware) dan prangkat
lunak (software), mutu teknis dan biaya.
27
Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan menurut (Asnawir, 2002:
13) yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dengan menunjang tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang di anggap penting dalam
media. Sesuai atau tidaknya materi dengan media yang digunakan
akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar, seperti kondisi umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkunngan
anak.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan di pergunakan.
5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan di
sampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil.
6) Biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang hasil yang akan di capai.
c. Fungsi Media
Media pembelajaran di gunakan untuk menunjang proses belajar
memilki beberapa fungsi, antara lain :
1) Alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar guna
menunjang keberhaasilann pembelajaran.
2) Sarana yang memberikan pengalaman visual kepada audien (siswa)
dalam proses pembelajaran.
28
3) Mendorong motivasi belajar siswa agar lebih semangat dan tertarik
dalam mengikuti proses pembelajaran.
4) Memperjelas penyampaian materi pembelajaran kepada audien
(siswa) yang di berikan oleh guru.
5) Mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
sederhana, konkrit dan mudah dipahami.
Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya
serap audien (siswa) terhadap materi pembelajaran.
d. Klasifikasi Media
Menurut Rudi Brets dalam mengklasifikasikan cirri utama media
pada tiga unsure pokok yaitu suara, visual dan gerak. Selain media
pengajaran di klasifikasikan menjadi 4 menurut Oemar Hamalik dalam
(Asnawir, 1985: 63), yaitu :
1) Alat-alat visual yang dapat di lihat, misalnya filmstrip, micro
projection, papan tulis, bulletin board, gambar-gambar, ilustrasi,
grafik, poster, peta, komik dan globe.
2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat di dengar misalnya;
transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.
3) Alat-alat yang bias dilihat dan di dengar, misalnya film dan televisi.
4) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka dan
sebagainya.
29
5. Pengertian Komik
a. Definisi Komik
Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar
yang lucu. Buku komik menyediakan cerita-ceritanya yang sederhana,
mudah ditangkap dan dipahami isinya sehingga sangat digemari baik
oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut McClod dalam
Maharsi (2005: 51) komik adalah gambar-gambar dan lambang-
lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, berseblahan) dalam
urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk
mencapai tanggapan estetis dari para pembaca.
Menurut Asnawir (2002: 127) komik didefiniskan sebagai
bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu
cerita dalam urutan yang erat hubunganya dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca, pada
awalnya komik di ciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran namun
untuk kepentingan hiburan semata.
Komik dapat dibedakan menjadi komik komersial dan komik
pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan dipasaran, karena
bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan
bahasa percakapan dan bahasa pasaran. Sedangkan komik pendidikan
cenderung menyediakan isi yang bersifat informative. Komik
pendidikan banyak diterbitkan oleh industry, dinas kesehatan,
lembaga-lembaga non profit (Daryanto, 2013:27).
30
b. Elemen dalam komik
Komik memiliki elemen tersendiri yang perlu di perhatikan
dalam proses pembuatan, dalam Maharsi (2011: 75) yaitu :
1) Panel
Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang
nantinya membentuk sebuah alur cerita. Panel bias dikatakan
sebagai frame atau representasi dari kejadian-kejadian utama dari
cerita yang terdapat dalam komik tersebut.
2) Sudut pandang
Komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, artinya
logika gerak gerik kamera film bias di terapkan dalam visualisasi
komik. Dengan demikian aspek kekayaan bahasa penuturan secara
dramatis mampu dihasilkan jika pemilihan sudut pandang sesuai
dengan adegan yang muncul dalam panel kimik.
3) Parit
Istilah parit merujuk pada ruang sela inilah yang
menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah
dalam panel diubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang
sesuai dengan interpretasi pembaca sendiri.
31
4) Balon kata
Dalam setiap komik gambar dan kata menjadi unsur
utamanya. Di mana keduanya saling mendeskripsikan satu sama
lain. Di dalam kata inilah materi yang akan kita sampaikan akan
diletakkan sesuai dengan karakter yang berbicara, sehingga
menunjukkan dialog antar tokoh.
5) Ilustrasi
Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk member
penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual.
6) Cerita
Komik merupakan sebuah medium narasi visual dari
komik, komik juga dikatakan sebagai gambar. Dengan demikian
terdapat dua hal yang menjadi unsur dasar terbentuknya komik
yaitu gambar dan narasi cerita.
7) Symbolia
Symbolia adalah reoresentasi ikon yang digunakan dalam
komik dan kartun.
8) Ekspresi wajah karakter
Di sini adalah saat di mana kita menentukan ekspresi dari
perasaan sang karakter yang kita buat. Misalnya, ekspresi yang
digambarkan saat tersenyum, sedih, marah, atau kaget. Penentuan
ekspresi wajah sang karakter penting, karena itu dapat membantu
menegaskan apa yang disampaikan oleh karakter.
32
9) Garis gerak
Di sinilah karakter yang kita gambar akan dapat terlihat
hidup dalam imajinasi pembaca.
10) Latar
Menunjukkan kepada pembaca dalam konteks materi yang
disampaikan komik.
11) Kop komik
Kop komik adalah bagian dari halaman komik yang berisi
judul dan nama pengarang. Kop komik hanya dipakai dalam komik
satu halaman tamat dan dalam komik strip maupun komik promosi
Dalam komik pembelajaran, keseluruhan unsur tersebut
sangatlah penting guna menciptakan sebuah komik pembelajaran yang
baik juga mampu menyampaikan pesan kepada peserta didik, sehingga
peserta didik dapat dengan mudah mengingat materi yang sedang
diajarkan.
c. Jenis-Jenis Komik
Menurut Bonneff dalam (Maharsi, 2011: 15), komik dibedakan
dalam 2 kategori berdasarkan bentuknya yaitu komik bersambung
(comic stips) dan buku komik (comic book). Namun dalam
perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis komik yang lainnya.
Jenis-jenis komik diantaranya:
1) Komik strip (comic strips), komik yang hanya terdiri dari beberapa
panel saja dan biasanya muncul di surat kabar ataupun majalah.
33
2) Buku komik (comic book), komik yang disajikan dalam bentuk
buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya.
Kemasan comic book ini lebih menyerupai majalah dan terbit
secara rutin.
3) Novel grafis (graphic novel), komik yang memiliki tema-tema yang
lebih serius dengan panjang cerita hampir sama dengan novel dan
ditujukan bagi pembaca dewasa bukan anak-anak.
4) Komik kompilasi, merupakan kumpulan dari beberapa judul komik
dari beberapa komikus yang berbeda.
5) Komik online (web comic), komik yang menggunakan media
internet dalam publikasinya. Komik ini muncul seiring dengan
munculnya cyberspace di dunia teknologi komunikasi.
Jenis komik yang digunakan dalam penelitian pembelajaran ini
adalah jenis buku komik (comic book).
d. Gaya Menggambar dalam Komik
Menurut Hikmat Darmawan, (2012: 112), secara garis besar
terdapat empat gaya menggambar dalam komik, yaitu :
1) Gaya Kartun
Gaya ini biasanya dipakai untuk cerita-cerita humor, cerita
petualangan untuk anak-anak, atau fantasi anak-anak. Contoh dari
gaya ini yaitu Doraemon, Sin Chan, Naruto, dan lain-lain.
34
2) Gaya Realis
Gaya ini biasanya dipakai untuk cerita drama, petualangan
fantasi, sejarah, atau cerita-cerita untuk orang dewasa. Gaya gambar
komiknya dibuat semirip mungkin atau cenderung mendekati
anatomi, postur tubuh, wajah dan ras manusia.
3) Gaya Ekspresif
Gaya ini biasanya dipakai dalam cerita-cerita petualangan
penuh aksi/laga/pertempuran, atau pada komik-komik “seni”.
4) Gaya Surealistik
Gaya ini biasanya dipakai dalam menggambarkan keadaan-
keadaan yang dekat dengan alam mimpi, atau alam bawah sadar.
Gaya menggambar yang dipilih dalam penggunaan komik
ini adalah gaya kartun, karena siswa-siswa sekolah dasar cenderung
lebih menyukai bentuk kartun.
e. Kelebihan dan Kekurangan Komik
Dalam pelaksanaan menddunakan media berbasis komik
memiliki kelebihan dan kekurangan di antaranya :
1) Kelebihan Komik
Komik memiliki kelebihan yaitu dimana dalam
penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.
Ekspersi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara
emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya
hingga selesai (Daryanto, 2013: 128).
35
Selain itu kelebihan komik menurut Menurut Angkowo dan
Kosasih di baca dalam (Elis, 2007: 22) adalah:
1) Menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan
cepat memahami isi dari komik;
2) Menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata
dari cerita pada komik;
3) Menggunakan warna yang menarik dan terang sehingga siswa akan
lebih termotivasi untuk membaca komik;
4) Cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa
dikehidupan sehari-hari, sehingga mereka akan lebih paham dengan
permasalahan yang mereka alami.
2) Kekurangan komik
Komik sebagai media visual atau grafis tidak akan terlihat
efektif jika digunakan kepada peserta didik yang tidak dapat belajar
dengan media visual atau grafis, karena pasti setiap peserta didik
memiliki gaya masing-masing dalam belajar. Dengan kata lain media
belajar itu harus menyesuaikan gaya belajar masing-masing peserta
didik. Di sisi lain komik yang berkembang saat ini kebanyakan komik
yang mengedepankan aspek hiburan, dimana isi dari komik tersebut
tidaklah sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran.
36
6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Definisi IPS
Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang berisi
materi dari perpaduan barbagai konsep atau ilmu- ilmu social yang
diramu untuk kepentingan program pendidikan di sekolah/ madrasah.
Ilmu pengeahuan social merupakan suatu mata pelajaran yang
bersumber dari ilmu-ilmu sosial terpilih dan di padukan untuk
kepentingan pendidikan dan pembelajaran (Wahidmurni, 2017 :15).
Dipertegas oleh Soemantri dalam (Rasimin 2001: 79) berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan social merupakan program pendidikan yang
memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan
humanities yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan.
Ilmu pengetahuan sosial adalah bahan kaji terpadu yang
merupakan penyederhanaan, dan seleksi yang diorganisasikan dari
kajian konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi,
sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Ilmu pengetahuan social adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang di kemas secara ilmiah
dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada peserta didik, (Susanto, 2013:137).
37
Dari definisi beberapa para ahli dapat di simpulkan bahwa Ilmu
Pengeahuan Social (IPS) adalah mata pelajaran yang berisi tentang
penggabungan konsep atau ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
sosiologi, antropologi, dan ekonomi untuk kepentingan pendidikan.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Menurut (Wahidmurni, 2017:29) belajar Ilmu Pengetahuan
Social memiliki Tujuan meliputi :
1) Membantu peserta didik sebagai warga Negara dalam membuat
keputusan yang rasional berdasarkan informasi untuk kepentingan
publik/umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang
beragam di dunia.
2) Mendukung kompetensi warga Negara dalam hal pengetahuan,
proses intelektual dan karakter yang demokratis, yang di perlukan
siswa untuk terlibat aktif dalam kehidupan publik.
3) Membentuk kompetensi siswa yang berkomitmen pada ide-ide dan
nilai-nilai demokrasi.
4) Membentuk warga Negara yang baik, dengan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan masyarakat
38
Sebutan warga yang baik adalah warga yang memiliki ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan kehidupan social, yang berguna bagi diri
dan masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk merealisasikan Tujuan
tersebut menurut Sumaatdja dalam (Rasimin, 2007: 10), proses
pembelajaran ilmu social tidak hanya terbatas pada aspek pengetahuan
dan ketrampilan saja, melainkan juga menyangkut aspek akhlak dalam
menghayati dan menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah
tantangan, hambatan dan persaingan.
c. Prinsip-Prinsip pembelajaran IPS
Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran ips hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran ips menuru (Susanto,
2013: 150), sebagai berikut :
1) Tingkat perkembangan usia dan belajar siswa,
2) Pengalaman belajar dan lingkungan budaya siswa,
3) Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak yang di
harapkan,
4) Isi dan pesan moral budaya bangsa, Pancasila dan agama yang
dianut yang diakui bangsa dan Negara Indonesia.
Agar makna yang terkandung dalam pembelajaran ips dapat
tersampaikan dengan tepat. Dan berguna untuk berkehidupan social di
masyarakat.
39
d. Tinjauan materi IPS tentang Proklamasi Kemerdekaan
1) Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
Menjelang proklamasi kemerdekaan, Indonesia berada dalam
kekuasaan Jepang. Saat itu Jepang mengalami kekalahan dalam
perang melawan sekutu. Pasukan Sekutu terdiri dari Amerika,
Inggris, Belanda, dan Perancis. Kesempatan itu digunakan oleh
bangsa Indonesia untuk memproklamasi kan kemerdekaan. Ada
beberapa peristiwa sejarah menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 yang patut kita ketahui yaitu:
a). Menanggapi berita kekalahan Jepang
Gambar 2.1 : Jendral Terauci
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Presiden Amerika Derikat
mengumumkan bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. Jepang selalu menutup-nutupi berita tersebut. Namun,
Sutan Syahrir dan beberapa pemuda berhasil mengetahui berita
kekalahan Jepang melalui siaran radio yang mereka sadap melalui
pemancar radio gelap. Setelah mengetahui berita kekalahan Jepang,
pada 15 Agustus 1945, para pemuda yang diwakili oleh wikana dan
40
darwis menghadap Ir. Soekarno, mereka meminta agar Ir. Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia esok hari pada
tanggal 16 Agustus 1945. Namun Ir. Soekarno menolak usulan
tersebut, dengan alasan akan bermusyawarah dahulu dengan
anggota PPKI.
b). Peristiwa Rengasdengklok
Setelah golongan muda gagal meyakinkan Soekarno-Hatta
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia esok hari pada
tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda kemudian mengadakan
rapat kembali di jalan cikini 71. Rapat yang diadakan sekitar pukul
24.00WIB tersebut menghasilkan keputusan golongan muda akan
membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok
dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa pengaruh dari Jepang.
41
Gambar 2.2 Rumah Rengasdengklok
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Pada pukul 04.00 dini hari (16 Agustus 1945), kelompok
pemuda seperti Soekarni, Chaerul Shaleh, Yusuf Kunto, dan
Singgih membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ke
Rengasdengklok Krawang. Pada hari itu juga terjadi pertemuan
antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda diwakili
oleh Wikana dan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subardjo
beserta Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat membawa
kembali Soekarno dan Hatta ke Jakarta untuk memproklamasikan
kemerdekaan.
42
c). Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya pada hari Jum’at
pukul 10.00 WIB, proses proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di
kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi
oleh Drs. Moh Hatta.
Gambar 2.3 : Pembacaan naskah Proklamasi
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Setelah pembacaan naskah proklamasi, dikibarkan bendera
merah putih oleh Latief Hendraningrat, S. Suhud, dan Trimurti.
dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman.
Bendera merah putih tersebut dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri
Soekarno. Dengan dikumandangkannya Proklamasi, sejak hari itu
lahirlah sebuah Negara baru, yaitu Republik Indonesia.
43
d). Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi
(1). Ir. Soekarno
Ir. Sukarno dilahirkan pada 6 Juni 1901 di Surabaya.
Beliau mengawali pendidikannya di ELS (SD pada zaman
Belanda). Setelah itu, beliau melanjutkan ke HBS (SMA pada
zaman Belanda). Setelah lulus dari HBS, beliau melanjutkan
pendidikannya ke THS Bandung (sekarang ITB). Dari THS,
beliau memperoleh gelar insinyur (Ir.) pada 1925. Bung Karno
wafat pada 21 juni 1970 dan dimakamkan di Kota Blitar, Jawa
Timur.
Gambar 2.4 : Ir.Soekarno
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Ir. Soekarno dalam peristiwa proklamasi memiliki
peran sebagai berikut : (1). Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.
Hatta dan Ahmad Subardjo meruapakan tokoh perumus teks
proklamasi kemerdekaan RI. (2). Ir. Soekarno didampingi Drs.
Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI.
44
(2). Drs. Moh. Hatta
Drs. Mohammad Hatta atau Bung Hatta dilahirkan di
Bukit Tinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus 1902. Beliau
mengawali pendidikannya di ELS (SD pada zaman Belanda),
setelah itu, dilanjutkan ke MULO (SMP pada zaman Belanda).
Setelah lulus, beliau melanjutkan pendidikannya ke Prins
Hendrik School (Sekolah Dagang Belanda), dan terakhir beliau
melanjutkan pendidikannya ke Handels Hogeschool atau
Sekolah Tinggi Perdagangan di Belanda hingga tamat. Bung
Hatta wafat pada 1980 dan dimakamkan di TPU (Tempat
Pemakaman Umum) Tanah Kusir, Jakarta
Gambar 2.5 : Drs. Mohammad Hatta
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Drs. Mohammad Hatta peranan dalam peristiwa
proklamasi adalah: (1). Pada tanggal 17 Agustus bersama
Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Drs. Moh. Hatta dipilih dan diangkat menjadi wakil
presiden RI pertama.
45
(3). Ahmad Subardjo
Mr. Ahmad Subarjo dilahirkan pada 23 Maret 1896, di
Karawang (Jawa Barat). Beliau kuliah pada jurusan hukum di
Universitas Leiden, Belanda. Pada 1933 beliau menyelesaikan
kuliahnya dan menjadi pengacara.
Gambar 2.6 : Ahmad Subardjo
Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009
Ahmad Subardjo peranan dalam peristiwa proklamasi adalah :
(1). Beliau berhasil menjembatani perbedaan pendapat antara
golongan muda dan golongan tua di Rengasdengklok. (2). Ahmad
Subardjo merupakan konseptor yang ikut menyumbangkan
pikirannya dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan,
yaitu pada kalimat pertama yang berbunyi: “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan indonesia”.
46
e). Menghargai Jasa Para Tokoh Pejuang Kemerdekaan
Menghargai jasa pahlawan dapat diwujudkan dalam kehidupan
seharihari, seperti:
(1). Mengenang jasa-jasa mereka dengan melakukan ziarah ke
makam.
(2). Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan.
(3). Mewarisi semangat juang dalam segala bidang untuk
menciptakan Negara yang adil dan makmur.
47
B. KAJIAN PUSTAKA
Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya :
1. Penelitian oleh Dewi Setiyawati
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Setiyawati Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Semester Genap di SD Negeri 2 Kalinanas.
Menunjukan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) pokok bahasan peningkatan hasil belajar bagi peserta didik kelas
Kelas V Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD Negeri 2 Kalinanas yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada
proses pembelajaran Pra-Siklus, pembelajaran yang terjadi di kelas
belum cukup kondusif, karena peserta didik cenderung kurang aktif
dalam menerima pelajaran, sulit menemukan titik fokus terhadap mata
pelajaran, malu untuk bertanya, kurang membaca dan basik kemampuan
siswa yang rendah. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I
ke siklus II 27 % dan siklus II ke siklus III 20%. Hal ini dapat dilihat
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 40% siswa tuntas
belajar, siklus II 67% siswa tuntas belajar, dan siklus III 87% siswa
48
tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus III akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang
dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas
belajar. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-
rata dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II dan tidak perlu
dilakukan siklus III.
2. Penelitian oleh Dwi Ermania Lisnawati
Pembeda penelitian yang Kedua yaitu oleh Dwi Ermania
Lisnawati, dengan judul Enerapan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Ekonomi Pada Siswa Kelas Vii B Smp Negeri 2 Mantingan Tahun
Ajaran 2011/2012. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa setelah
menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran
ekonomi siswa mengalami peningkatan yaitu peningkatan aktivitas dan
hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung sebagai sebelum tindakan aktivitas
siswa sebesar 43,47% , tindakan siklus I aktivitas siswa sebesar 68,47%
tindakan siklus II aktivitas siswa sebesar 78,25%. Sedangkan
peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa selama pembelajaran
berlangsung sebelum tindakan hasil belajar siswa yang tuntas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) (75) sebesar 39,13% tindakan siklis I hasil
49
belajar siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM)
meningkat sebesar 65,21% . tindakan siklus II hasil belajar siswa yang
tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat sebesar 82,60%.
Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
belajar Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran ekonomi
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Penelitian oleh Widya Septiawan
Berdasarkan pemaparan penelitian yang dilakukan sebelumnya
sebagaimana terdapat persamaan dalam penggunaan metode penilitian
tindakan kelas. Namun terdapat perbedaan judul penelitian dengan
gagasan yang dilakukan penulis yaitu dari segi tingkatan pendidikan
yang menjadi objek penelitian, mata pelajaran yang di ambil, materi
pengajaran yang disampaikan dan pada peniltian kedua mengangkat
peningkatan Aktivitas dan hasil belajar sebagai tolak ukur penelitian.
Secara umum terilhat pada penelitian pertama dan kedua hanya
menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT), pada peniltian
ini peneliti akan menggunakan Media komik sebagai inovasi sumber
belajar. Dengan tujuan agar siswa lebih tertarik dan menghilangkan
kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran dimana sebelumnya terpaku
pada sumber belajar buku yang biasa digunakan dalam pembelajaran.
Hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) menggunakan
media komik, hasil belajar siswa terjadi peningkatan. Hal ini dapat
50
dilihat pada kenaikan dari pra siklus dimana siswa yang tuntas belajar
yaitu 10 siswa (42%), sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 14
siswa (58%) dengan nilai rata-rata 64,58. Hasil dari siklus I siswa yang
tuntas belajar sejumlah 17 siswa (71%), sedangkan yang belum tuntas
belajar sejumlah 7 siswa (29%) dengan nilai rata-rata 76,25.
Berdasarkan hasil pencapaian pada siklus I belum memenuhi kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan, maka dilanjutkan siklus II dengan
materi yang berbeda dan waktu yang berebeda. Hasil belajar siklus II
diperoleh data, 22 siswa (92%) tuntas belajar dan 2 siswa (8%) belum
tuntas belajar dengan nilai rata-rata 80,84. Berdasarkan perolehan nilai
tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar dari siklus I ke siklus II
terjadi peningkatan 14%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah
memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu≥
85%. Dengan persentase jumlah seluruh siswa yang sudah tuntas belajar
mencapai 92% . Sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada
siklus II yang artinya sudah memenuhi kriteria.
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 yang berada di wilayah luar kota salatiga, tepatnya berada di
Dusun Krajan Kidul Rt. 02 Rw. 02 Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Km 7 Salatiga. Berdasarkan data yang diketahui
bahwasannya sebagian siswa ini berasal dari keluarga menengah ke
bawah. Sekolah ini terletak di pertengahan jalur Salatiga-Dadapayam,
letaknya hanya 5 m dari jalan raya, menjadikan sekolah yang sangat dekat
dengan lingkungan dan sangat mudah dijangkau oleh para siswa dari
berbagai daerah, antara lain Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh, dan
Kecamatan Tengaran. Ini menjadikan harapan yang semakin besar kepada
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 untuk berkembang menjadi sekolah yang
mampu memenuhi harapan sebagian masyarakat.
2. Identitas Madrasah
a. Karakteristik Madrasah
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 didirikan pada tanggal 01
Juli 1975 oleh yayasan yang dislenggarakan oleh pemerintah, dan
madrasah ini berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP)
Ma’arif Kabupaten Semarang.
52
Identitas Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada
Tabel 3.1 .
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Miftahul Huda Sumberejo
01
2. Status Madrasah Swasta
3. Induk Kementrian Agama
4. NSM 11 233 222 0067
5. NSB 001 264 240 610 001
6. Katagori Letak Pedesaan
7. Yayasan Penyelenggara LP Ma’arif
8. Alamat:
Dusun Krajan
Kelurahan Sumberejo
Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50771
9. Status Bangunan Milik Sendiri
10. Kepemilikan Tanah Akta Wakaf
(Sumber: Administrasi Sekolah)
b. Visi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
“Mencetak Generasi Muslim yang Beriman, Bertakwa,
Berakhlak Mulia, Berkualitas, Peka Terhadap Komunitasnya, serta
Mampu Mengembangkan Potensi yang Dimiliki”
53
c. Misi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT;
2) Membiasakan akhlak yang mulia;
3) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis
komunitas;
4) Mengembangkan penguasaan teknologi informasi;
5) Menggali dan mengembangkan potensi siswa secara maksimal;
d. Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Menguasai bacaan dan gerakan sholat;
2) Mampu mengaplikasikan sholat lima waktu dalam kehidupan
sehari hari;
3) Mampu melaksanakan puasa ramadlan;
4) Menghormai orang tua,yang lebih tua, dan guru;
5) Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah komunitasnya;
6) Menguasai kurikulum Kemenag dan Kurikulum Kemendiknas;
7) Mampu mengoprasikan computer Ms. Word dan Ms. Exel;
e. Mata Pelajaran
1) Agama : Fiqih, Aqidah Akhlak, Al-Quran Hadits, Sejarah
Kebudayaan Islam;
2) Umum : Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS,
Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Ketrampilan;
3) Mulok : Bahasa Jawa;
4) Bahasa Asing : Bahasa Inggeris dan Bahasa Arab;
54
f. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat
ditampilkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Dafar Ekstrakulikuler MI Miftahul Huda Sumberejo
No Ekstrakulikuler
1. Drum Band
2. Bola Volli
3. Badminton
4. Kaligrafi
5. Komputer Alternatif (K.A)
6. Fresh Camp (Kemah Segar)
7. Tartiliul Qur’an
8. Seni Bela Diri Tapak Suci
(Sumber: Administrasi Sekolah)
g. Progam Unggulan Tuntas Baca Al-Qur’an (TBA)
Program unggulan Tuntas Baca Al-Quran didirikan pada tahun
2008. Sebuah program pembelajaran Al-Quran dengan
menggunakan metode IQRO’. Setelah tujuh tahun perjalanannya,
dan berhasil memwisuda dari 70 santri khotam Al-Quran dan hafal
/aqur’an juz’ Amma, serta mengantarkan para siswa menyelesaikan
Buku IQRO’ enam jilid, mulai tahun 2015 dikembangkan dengan
menggunakan metode QIRO’ATI, Hingga profil ini ditulis, masa
transisi IQRO’ menjadi metode QIRO’ATI telah berjalan kurang
lebih satu semester.
55
h. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Fasilitas sarana dan prasarana MI Miftahul Huda Sumberejo
01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3. Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana No. Nama Jumlah Kondisi
1. Ruang Kelas/teori 12 Baik
6. Ruang Perpustakaan 1 Baik
8. Gudang 1 Baik
9. Ruang Guru 1 Baik
10. Kamar Mandi/MCK 4 Baik
12. Tempat Parkir 2 Baik
13. White Board 12 Baik
15. LCD/Proyektor 1 Baik
16. Sound System 1 Baik
17. Perangkat olahraga/Atletik - Baik
18. Lapangan
Upacara/Olahraga
- Baik
19. Perangkat Pramuka - Baik
20. Mushola 1 Baik
(Sumber: Administrasi Sekolah)
56
i. Guru dan Staf
Data keberadaan guru dan staff di MI Miftahul Huda Sumberejo
01, Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada
tabel 3.4.
Tabel 3.4. Daftar Guru dan Staff MI Miftahul Huda Sumberejo 01
No Nama Guru Pendidi
kan Tugas
1. Nur Khasanah,S.Pd.I S.I Kepala Madrasah
2. Siti Muti’ah,S.Pd.I S.I Guru Kelas VI Al Bukhori
3. Rika Umami,S.T S.I Guru Kelas VI Al Jabar
4. Mohammad Safari, S.Pd S.I Guru Kelas V Al Bukhori
5. Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I
S.I Guru Kelas V Al Jabar
6. A.Slamet Tirmidzi,S.Ag S.I Guru Kelas IV
7. Siti Zulaekah,S.Pd.I S.I Guru Kelas III Al Jabar
8. Nur Faizah,S.Pd.I S.I Guru Kelas III Al Bukhori
9. Siti Musta’inah,S.Pd.I S.I Guru Kelas II Al Jabar
10. Susiyanti, S.Pd S.I Guru Kelas II Al Bukhori
11. Lutfiana Putri, Al Khafidhah S.Pd.I
S.I + Pesantren
Guru Kelas I Al Farabi
12. Novita Nur H,S.Pd S.I Guru Kelas I Al Kindi
13. Rodlotul Hidayah,S.Pd.I S.I Guru Kelas I Al Ghazali
14. A.Sajadi, Al Hafiz SMP + Pesantren
TBA
15. M.Amin Dakhlan, Al Hafiz
SMP + Pesantren
TBA
16. Nur Muawanah, A.Ma SI TBA
17. Munadhirah, Al Hafizah Pesantren
TBA
Bersambung . . .
57
Lanjutan . . .
18. Nur Latifah, Al Hafizah SMA + Pesantren
TBA
19. Supriyanto SMA + Pesantren
TBA
20. Umi Mu’allimah, Al Hafizah
SMA + Pesantren
TBA
21. Slamet Rosyidi SMA + Pesantren
TBA
22. Zaenuri SMA + Pesantren
TBA
23. Siti Hidayati
SMA + Pesantren
TBA
24. Suhardjo SMA Tenaga Kebersihan
(Sumber: Administrasi Sekolah)
j. Data siswa tahun 2017/2018
Data keseluruhan siswa di MI Miftahul huda Sumberejo 01
pada tahun ajaran 2017/2018 dapat di lihat pada table 3.5.
Tabel 3.5. Data siswa tahun 2007/2018 MI Miftahul Huda Sumberejo
No. Kelas Rombel LK PK Jumlah
1. I 3 37 34 69
2. II 2 14 21 35
3. III 2 20 28 48
4. IV 1 19 16 35
5. V 2 24 21 47
6. VI 2 25 12 26
Total 12 139 134 273
(Sumber: Administrasi Sekolah)
58
3. Karakteristik Siswa Kelas V
Siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang tahun 2018 berjumlah 24 siswa meliputi 13 siswa
perempuan dan 11 siswa laki-laki. Nama siswa kelas V MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dapat ditampilkan
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Daftar Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01
No Induk Nama Siswa Tempat Tanggal Lahir Jenis
Kelamin
1. 1763 Akmal Baihaqi Kab. Smg, 21-10-2006 L
2. 1793 Aprilia Zulfani Kab. Smg, 26-4-2007 P
3. 1792 Arung Alhikam A Kab. Smg, 30-03-2007 L
4. 1786 Bagus Al Qori Kab. Smg, 09-04-2006 L
5. 1796 Dammar M. Yusron Kab. Smg, 09-04-2008 L
6. 1803
Davva Candra
Adinta
Kab. Smg, 14-01-2006 P
7. 1790 Davva Maulana H Kab. Smg, 28-12-2006 L
8. 1784 Leila Lutfi Azalea Kab. Smg, 25-06-2007 P
9. 1872 M. Agung Nugroho Kab. Smg, 27-10-2006 L
10. 1781 M. Zainul Mufir Kab. Smg, 21-08-2007 L
11. 1898 Mutiara Setyowati Kab. Smg, 18-11-2006 P
12. 1806 Naila A’la Amalia Kab. Smg, 05-09-2006 P
13. 1764
Nasita Najwa
Azzahra
Kab. Smg, 11-11-2006 P
14. 1737 Nur Nila Sari Kab. Smg, 21-01-2006 P
15. 1780
Nur Qurotun Nabila
Fathika
Kab. Smg, 25-09-2007 P
Bersambung . . .
59
Lanjutan . . .
16. 1794 Rahel Amandita Kab. Smg, 06-10-2007 P
17. 1778 Raihan Setiawan Kab. Smg, 31-01-2007 L
18. 1759 Rohman Alhuda Kab. Smg, 10-11-2006 L
19. 1770 Saniatul Aulia Kab. Smg, 06-02-2007 P
20. 1813 Siti Adinda Rosita Selong, 20-04-2007 P
21. 1775 Sofiati Kab. Smg, 11-04-2007 P
22. 1718 Tegar Setyaji Kab. Smg, 07-10-2008 L
23. 1807 Teso Permadi Kab. Smg, 08-04-2007 L
24. 1788 Zahra Aulia Tengaran, 12-11-2006 P
(Sumber: Administrasi Sekolah)
4. Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan
peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan
media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas
melalui metode Numbered Head Together (NHT ) dengan Media Komik.
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
Waktu pelaksanaan penelitian dapat ditampilkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I 25 April 2018
2. Siklus II 09 Mei 2018
(Sumber: Data Primer)
60
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap tahapan
tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian
dari ketiga siklus dapat dipaparkan di bawah ini:
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Pra Siklus dilakukan sebelum tindakan penelitian dilaksanakan.
Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 1 April 2018. Dalam pra
siklus ini peneliti melakukan tanya jawab dengan guru kelas V. Peneliti
dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian. Guru memperkenalkan peneliti dan menjelaskan maksud
diadakan penelitian kepada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo
01. Peneliti juga mengumpulkan data diri siswa dan data nilai siswa kelas
V. Sebelum peneliti menerapkan metode Numbered Head Together (NHT)
dengan media komik dalam pembelajaran materi Pristiwa sekitar
proklamasi. Dalam data tersebut masih banyak siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu dari 24 siswa yang
mencapai KKM hanya 10 siswa dengan nilai tertinggi 85 dan 14 siswa
masih di bawah KKM dengan nilai terendah 48 Sedangkan KKM sekolah
untuk mata pelajaran Ilmu Pengetauan Social (IPS) adalah 65. Data-data
tersebut dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan penelitian
selanjutnya.
61
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dalam tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
peristiwa-pristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan melalui metode
Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;
2) Menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan;
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS);
5) Menyiapkan media komik dengan materi peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan;
6) Menyiapkan lembar observasi guru;
7) Menyiapkan lembar observasi siswa;
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada Rabu, 25 April 2018
pukul 13.05 WIB sampai 14.15 WIB di ruang Kelas V Mi Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2x35 menit). Materi yang
diajarkan pada tahap ini adalah peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan yaitu tentang menanggapi berita kekalahan jepang dan
peristiwa rengasdengklok.
62
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
tentang peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT). Pengamatan dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Hasil
pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan yang
terlampir.
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan tahap refleksi
untuk mengetahui kelemahan kegiatan yang dilakukan guru dengan siswa
sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus II agar mencapai
indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi yaitu:
1) Guru kurang memberikan pemahaman mengenai metode Numbered
Head Togethet (NHT);
2) Guru belum bisa mengontrol siswa sehingga masih ada siswa yang
berbicara dan berjalan-jalan saat pembelajaran berlangsung;
3) Siswa masih belum mengenal dan memahami media pembelajaran
komik;
4) Dominansi siswa pada saat diskusi kelompok berlangsung.
Cara mengatasi kendala pada siklus I peneliti bersama guru
melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus II pada
63
waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus
berikutnya kelemahan yang ada pada siklus I tidak kembali terulang.
Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan pemahaman secara mendasar mengenai metode
Numbered Head Togethet (NHT);
2) Guru mengendalikan suasana kelas saat pembelajaran berlangsung;
3) Guru lebih mengenalkan dan menjelaskan pemanfaatan dari media
komik;
4) Guru memberikan motivasi agar siswa dalam kelompok lebih
berperan aktif.
Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen
yang menjadikan indikator keberhasilan belum terpenuhi, untuk itu pada
siklus II diharapkan melalui Melalui Metode Numbered Head Together
(NHT) dengan media komik pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan meningkat.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dalam tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
peristiwa-pristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan melalui metode
Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;
2) Menyiapkan soal tes evaluasi;
64
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan;
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS);
5) Menyiapkan media komik dengan materi peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan;
6) Menyiapkan lembar observasi guru;
7) Menyiapkan lembar observasi siswa;
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada Rabu, 09 Mei 2018
pukul 13.05 WIB sampai 14.15 WIB di ruang Kelas V Mi Miftahul Huda
Sumberejo 01. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2
x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah peristiwa-
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan tentang tokoh perumusan teks
proklamasi dan peristiwa pembacaan proklamasi kemerdekaan.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun pada siklus I.
Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran menggunakan metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media Komik dan partisipasi siswa selama
proses pembelajaran. Tindakan siklus II ini peneliti mengamati apakah
ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus
65
sebelumnya. Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan
lapangan yang terlampir.
d. Refleksi
Peneliti dengan guru kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Etik
Faridatul Kumala, S.Pd.I menemukan kendala yang dihadapi yaitu:
1. Perlu adanya pendampingan secara intensive di saat kelompok
melakukan diskusi menggunakan media komik;
2. Adanya anak yang belum termotivasi maka perlu adanya pendekatan
secara berkala.
Perkembangan yang terlihat di Siklus II antara lain :
1. Antusias anak dalam mengikuti pembelajaran meningkat;
2. Kelas menjadi lebih aktif di saat proses diskusi kelompok;
3. Peningkatan partisipan siswa dalam bertanya;
4. Siswa dapat menyimpulkan materi;
Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah menunjukkan
keberhasilan yang signifikan dibanding pada siklus yang ke I. Peningkatan
keberhasilan ini merupakan salah satu komponen yang dijadikan indikator
keberhasilan. Pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik dibanding siklus
I, maka siklus dihentikan pada siklus yang ke II. Siswa yang belum tuntas
pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau
remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat
tuntas belajar.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Data pra siklus diperoleh dari hasil observasi pada tanggal 1 April
2018, didapat dokumentasi nilai ulangan siswa kelas V pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sebelumnya telah disampaikan oleh
wali kelas V Ibu Etik Faridatul Kumala, S.Pd.I, dengan menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Dari dokumentasi sebelum penerapan
metode Numbered Head Together (NHT) dengan media Komik didapatkan
nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan metode Numbered
Head Together (NHT) dengan media Komik. Nilai dalam penelitian ini
digunakan sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan metode
Numbered Head Together(NHT) dengan media Komik untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria
Minimum (KKM) kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu 65.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
No Induk Nama Siswa Nilai Keterangan
1. 1763 Akmal Baihaqi 72 Tuntas
2. 1793 Aprilia Zulfani 72 Tuntas
3. 1792
Arung Alhikam
Abdillah
74 Tuntas
4. 1786 Bagus Al Qori 62 Belum Tuntas
Bersambung
67
Lanjutan. . .
5. 1796
Dammar Muhammad
Yusron
74 Tuntas
6. 1803 Davva Candra Adinta 62 Belum Tuntas
7. 1790
Davva Maulana
Hermawan
64 Belum Tuntas
8. 1784 Leila Lutfi Azalea 54 Belum Tuntas
9. 1872 M. Agung Nugroho 50 Belum Tuntas
10. 1781 M. Zainul Mufir 72 Tuntas
11. 1898 Mutiara Setyowati 74 Tuntas
12. 1806 Naila A’la Amalia 85 Tuntas
13. 1764 Nasita Najwa Azzahra 58 Belum Tuntas
14. 1737 Nur Nila Sari 74 Tuntas
15. 1780
Nur Qurotun Nabila
Fathika
64 Belum Tuntas
16. 1794 Rahel Amandita 50 Belum Tuntas
17. 1778 Raihan Setiawan 50 Belum Tuntas
18. 1759 Rohman Alhuda 62 Belum Tuntas
19. 1770 Saniatul Aulia 60 Belum Tuntas
20. 1813 Siti Adinda Rosita 62 Belum Tuntas
21. 1775 Sofiati 72 Tuntas
22. 1718 Tegar Setyaji 48 Belum Tuntas
23. 1807 Teso Permadi 72 Tuntas
24. 1788 Zahra Aulia 64 Belum Tuntas
Tuntas 10
Belum Tuntas 14
Jumlah 1550
Nilai Rata-rata 64,58
(Sumber: Data Primer)
68
Berdasarkan table 4.1. maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tuntas = 10 siswa
Belum Tuntas = 14 siswa
Persentase Ketuntasan belajar
P =∑����������������������
∑ ������100%
=10
24�100%
= 42%
Sehingga, nilai rata-rata (x) =
x =Ʃ�
Ʃ�
=����
��
= 64,58
Dari data di atas diperoleh nilai tertinggi 85. Siswa yang tuntas pada
kegiatan pra siklus ini adalah 10 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas
adalah 14 siswa dengan nilai terendah 48. Nilai rata-rata siswa secara
klasikal yaitu 64,58. Secara klasikal pembelajaran belum mencapai
ketuntasan belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya
mencapai 42% dari indicator pencapaian presentase kelulusan yaitu 85%.
69
2. Deskripsi Data Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25
April 2018 oleh wali kelas V Ibu Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I dengan
jumlah 24 siswa. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah tentang menanggapi
berika kekalahan jepang dan peristiwa rengasdengklok. Proses belajar
mengacu pada rencana pembelajaran yang sebelumnya telah disiapkan.
Berdasarkan nilai acuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas V pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu 65.
a. Data hasil nilai
Nilai hasil tes pada siklus I dapat ditampilkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I
No. Induk Nama Siswa Nilai Keterangan
1. 1763 Akmal Baihaqi 90 Tuntas
2. 1793 Aprilia Zulfani 70 Tuntas
3. 1792 Arung Alhikam Abdillah 100 Tuntas
4. 1786 Bagus Al Qori 90 Tuntas
5. 1796
Dammar Muhammad
Yusron
90 Tuntas
6. 1803 Davva Candra Adinta 60 Belum Tuntas
7. 1790
Davva Maulana
Hermawan
90 Tuntas
8. 1784 Leila Lutfi Azalea 70 Tuntas
Bersambung. .
70
Lanjutan . . .
9. 1872 M. Agung Nugroho 90 Tuntas
10. 1781 M. Zainul Mufir 90 Tuntas
11. 1898 Mutiara Setyowati 90 Tuntas
12. 1806 Naila A’la Amalia 100 Tuntas
13. 1764 Nasita Najwa Azzahra 40 Belum Tuntas
14. 1737 Nur Nila Sari 90 Tuntas
15. 1780
Nur Qurotun Nabila
Fathika
90 Tuntas
16. 1794 Rahel Amandita 30 Belum Tuntas
17. 1778 Raihan Setiawan 80 Tuntas
18. 1759 Rohman Alhuda 30 Belum Tuntas
19. 1770 Saniatul Aulia 90 Tuntas
20. 1813 Siti Adinda Rosita 60 Belum Tuntas
21. 1775 Sofiati 60 Belum Tuntas
22. 1718 Tegar Setyaji 60 Belum Tuntas
23. 1807 Teso Permadi 90 Tuntas
24. 1788 Zahra Aulia 80 Tuntas
Tuntas 17
Belum Tuntas 7
Jumlah 1830
Nilai Rata-rata 76,25
(Sumber: Data Primer)
71
Keterangan Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I
Tuntas = 17 siswa
Belum Tuntas = 7 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =∑ ����������������������
∑ ������100%
=17
24 x 100 %
= 71 %
Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =
� =Ʃ�
Ʃ�
=1830
24
= 76,25
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai
siswa pada siklus I mencapai 76,25 dari jumlah siswa kelas V. Siswa yang
tuntas belajar berjumlah 17 siswa atau (71%), sedangkan siswa yang belum
tuntas belajarnya berjumlah 7 siswa atau (29%). Hasil pada siklus I secara
klasikal pembelajaran belum mencapi ketuntasa belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya mencapai 71% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu
85%, maka peneliti harus melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II.
72
b. Deskripsi observasi guru dan siswa siklus I
Dari hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I yang dilaksanakan
pada tanggal 25 April 2018, dilihat lembar observasi pengamatan guru dan
pengamatan siswa, maka dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kelemahan-kelemahan yang dihadapi
yaitu :
5) Guru kurang memberikan pemahaman mengenai metode Numbered
Head Togethet (NHT);
6) Guru belum bisa mengontrol siswa sehingga masih ada siswa yang
berbicara dan berjalan-jalan saat pembelajaran berlangsung;
7) Siswa masih belum mengenal dan memahami mengenai media
pembelajaran komik;
8) Dominansi siswa pada saat diskusi kelompok berlangsung.
Rencana perbaikan yang akan di tindak lanjuti yaitu:
5) Guru memberikan pemahaman secara mendasar mengenai metode
Numbered Head Togethet (NHT) ;
6) Guru mengendalikan suasana kelas saat pembelajaran berlangsung;
7) Guru lebih mengenalkan dan menjelaskan pemanfaatan dari media
komik;
8) Guru memberikan motivasi agar siswa dalam kelompok lebih berperan
aktif.
73
Pada lembar pengamatan siswa tingkat respons siswa dari apresisasi
yang di berikan oleh guru sangat baik selain itu antusias siswa terhadap
media komik juga sangatlah baik, meski siswa masih belum secara
maksimal memahami pemanfatan dari penggunaan media komik dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi pengamatan guru
mendapat jumlah skor total 65 dengan demikian termasuk pada kategori
sedang, sedangkan pada lembar observasi pengamatan siswa meghasilkan
jumlah skor 26 dengan demikian juga termasuk pada kategori sedang.
3. Deskripsi Siklus II
a. Data hasil nilai
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 09 Mei
2018 oleh wali kelas V Ibu Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I dengan jumlah 24
siswa. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35). Materi pokok
yang diajarkan pada siklus II adalah peristiwa sekitar proklamasi tentang
tokoh perumusan teks proklamasi dan peristiwa pembacaan proklamasi
kemerdekaan. Proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang
sudah disiapkan. Nilai acuan menggunakan nilai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yaitu 65. Nilai belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan pada
Tabel 4.3.
74
Tabel 4.3. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II
No. Induk Nama Siswa Nilai Keterangan
1. 1763 Akmal Baihaqi 100 Tuntas
2. 1793 Aprilia Zulfani 80 Tuntas
3. 1792 Arung Alhikam Abdillah 90 Tuntas
4. 1786 Bagus Al Qori 70 Tuntas
5. 1796
Dammar Muhammad
Yusron
100 Tuntas
6. 1803 Davva Candra Adinta 70 Tuntas
7. 1790
Davva Maulana
Hermawan
100 Tuntas
8. 1784 Leila Lutfi Azalea 100 Tuntas
9. 1872 M. Agung Nugroho 80 Tuntas
10. 1781 M. Zainul Mufir 100 Tuntas
11. 1898 Mutiara Setyowati 100 Tuntas
12. 1806 Naila A’la Amalia 100 Tuntas
13. 1764 Nasita Najwa Azzahra 60 Belum Tuntas
14. 1737 Nur Nila Sari 70 Tuntas
15. 1780
Nur Qurotun Nabila
Fathika
100 Tuntas
16. 1794 Rahel Amandita 90 Tuntas
17. 1778 Raihan Setiawan 100 Tuntas
18. 1759 Rohman Alhuda 90 Tuntas
Bersambung. .
75
Lanjutan . . .
19. 1770 Saniatul Aulia 80 Tuntas
20. 1813 Siti Adinda Rosita 100 Tuntas
21. 1775 Sofiati 100 Tuntas
22. 1718 Tegar Setyaji 60 Belum Tuntas
23. 1807 Teso Permadi 100 Tuntas
24. 1788 Zahra Aulia 70 Tuntas
Tuntas 22
Belum Tuntas 2
Jumlah 1950
Nilai Rata-rata 80.84
(Sumber: Data Primer)
Keterangan Tabel 4.3. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II
Tuntas = 22 siswa
Belum Tuntas = 2 siswa
P =∑����������������������
∑ ������100%
=��
�� x 100%
= 92%
Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =
� =Ʃ�
Ʃ�
=����
��
=80,84
76
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari jumlah seluruh
siswa kelas V adalah 80,84. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar
terdapat 23 siswa (92%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar
ada 1 siswa (8%). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus II pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah
mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥
85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Pembelajaran
pada siklus II, dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan
sampai siklus II.
b. Deskripsi lembar observasi guru dan siswa siklus II
Dari hasil pelaksanaan penelitian pada siklus II yang dilaksanakan
pada tanggal 09 Mei 2018, peneliti dengan guru kelas V MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Etik Faridatul Kumala, S.Pd.I menemukan kendala yang
dihadapi yaitu :
1. Perlu adanya pendampingan secara intensive di saat kelompok
melakukan diskusi menggunakan media komik;
2. Adanya anak yang belum termotivasi maka perlu adanya pendekatan
secara berkala.
Perkembangan yang terlihat di Siklus II antara lain :
1. Antusias anak dalam mengikuti pembelajaran meningkat;
2. Kelas menjadi lebih aktif di saat proses diskusi kelompok;
3. Peningkatan partisipan siswa dalam bertanya;
4. Siswa dapat menyimpulkan materi.
77
Berdasarkan lembar observasi pengamatan guru mendapat jumlah
skor total 86 dengan demikian termasuk pada kategori baik, sedangkan pada
lembar observasi pengamatan siswa meghasilkan jumlah skor 34 dengan
demikian juga termasuk pada kategori baik. Melihat refleksi yang sudah
dipaparkan di atas sudah menunjukkan keberhasilan yang signifikan
dibanding pada siklus yang ke I. Pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik
dibanding siklus I, maka siklus dihentikan pada siklus yang ke II. Siswa
yang belum tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosoal (IPS) pada materi peristiwa-
pristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media komik mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Metode Numbered Head Together (NHT) dengan media
komik adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan metode pembelajaran
ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.
rekapitulasi pra siklus, siklus I, dan siklus II.
78
Tabel 4.6. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus
64,58
Tuntas 10 42%
Belum Tuntas 14 58%
I 76,25 Tuntas 17 71%
Belum Tuntas 7 29%
II 80.84 Tuntas 22 92%
Belum Tuntas 2 8%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan dengan menggunakan metode Numbered Head Together
(NHT) dengan media komik, hasil belajar siswa terjadi peningkatan. Hal ini
dapat dilihat pada kenaikan dari pra siklus dimana siswa yang tuntas belajar
yaitu 10 siswa (42%), sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 14
siswa (58%) dengan nilai rata-rata 64,58. Hasil dari siklus I siswa yang tuntas
belajar sejumlah 17 siswa (71%), sedangkan yang belum tuntas belajar
sejumlah 7 siswa (29%) dengan nilai rata-rata 76,25. Berdasarkan pencapaian
pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan,
maka dilanjutkan siklus II dengan materi yang berbeda dan waktu yang
berebeda. Hasil dari siklus II diperoleh data, 22 siswa (92%) tuntas belajar
dan 2 siswa (8%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 80,84.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar dari
siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 14%. Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan
yaitu≥ 85%. Dengan persentase jumlah seluruh siswa yang sudah tuntas
79
belajar mencapai 92%. Sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada
siklus II yang artinya sudah memenuhi kriteria. Siswa yang belum tuntas
belajar pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan
atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa
dapat tuntas belajar.
Pembahasan peningkatan hasil belajar dapat digambarkan dengan
menggunakan diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa.
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik terjadi
peningkatan dari pra siklus sampai siklus II. Pra siklus 42 % siswa tuntas
belajar, Siklus I yaitu 71 % siswa tuntas belajar, siklus II adalah 92 % siswa
tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus
1 yaitu 18 %, siklus I ke siklus II yaitu 14 % .
42%
71%
91%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra-Siklus Siklus I Siklus II
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Tahun 2018 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal
ini dapat dilihat pada kenaikan dari pra-siklus dimana siswa yang tuntas
belajar yaitu 10 siswa (42%), sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah
14 siswa (58%) dengan nilai rata-rata 64,58. Hasil dari siklus I siswa yang
tuntas belajar sejumlah 17 siswa (71%), sedangkan yang belum tuntas belajar
sejumlah 7 siswa (29%) dengan nilai rata-rata 76,25. Berdasarkan hasil
pencapaian pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan, maka dilanjutkan siklus II dengan materi yang berbeda dan waktu
yang berebeda. Hasil siklus II diperoleh data, 22 siswa (92%) tuntas belajar
dan 2 siswa (8%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 80,84.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil dari siklus I
ke siklus II terjadi peningkatan 14%. Berdasarkan hasil pencapaian pada
siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka
penelitian di hentikan pada siklus II karena telah mencapai idikator
keberhasilan yaitu ≥ 85%
81
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tangaal 25 April
2018 dan 09 Mei 2018, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Siswa
a. Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan dan arahan guru;
b. Siswa hendaknya saling menghargai dan mendukung kepada sesama
teman;
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
maupun dalam diskusi kelompok;
d. Siswa hendaknya lebih percaya diri dan berani bertanya kepada guru
mengenai hal-hal yang belum diketahui.
2. Guru
a. Guru hendaknya melakukan persiapan terlebih dahulu agar dapat
memahami langkah-langkah yang akan diterapkan pada proses
pembelajaran dengan berpedoman pada RPP yang telah disusun;
b. Guru hendaknya memberikan petunjuk secara jelas tentang langkah-
langkah Numbered Head Tigether (NHT), supaya siswa tidak
mengalami kebingungan;
c. Guru hendaknya lebih memperhatikan kemampuan berfikir setiap anak
dalam belajar;
82
d. Dengan adanya penelitian ini hendaknya guru mencoba menerapkan di
pembelajaran lainya serta mengembangkan media komik yang telah
digunakan;
e. Siswa yang belum tuntas belajar sejumlah 2 siswa atau 8% akan
diberikan latihan-latihan soal atau remidiasi.
3. Sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan pada guru mengikuti
pelatihan guna meningkatkan ketrampilan dalam mengajar;
b. Sekolah hendaknya memfasilitasi kebutuhan pembelajaran bagi guru
dan siswa;
c. Sekolah hendaknya memperhatikan potensi siswa dan kemampuan
guru dalam berkarya untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Aunurrahman,2016. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Baharuddin, dan Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Daryanto. 2013.Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yokyakarta: Penerbit Gava Média
Darmawan, Hikmat. (2012). How To Make Comic Menurut Para Master Dunia. Jakarta: Plot point Publishing.
2011. Penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan sekolah. Yogyakarta : Gava media.
Hamdayana,Jumanta. 2014, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif berkarakter, Bogor: ghalia Indonesia.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Indiria Maharsi. (2011). KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata
Buku.
Nandarwati,Kurnia, dkk.2009.Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 5 Sekolah Dasar. Jakarta:CV.Habsa Jaya
Nurochim. 2013. Perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu social. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS : Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga : Stain Salatiga Press
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, 2005. Metoda Stastistika.Bandung : PT.Tarsito
84
Sohimin,Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovativ Dalam Kurikulum 2013 : Yogyakarta: Ar-ruzz Media..
Trianto. 2009. MENDESAIN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF PROGRESIF.Konsep Landasan Dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada media group
Tri, Elis Setyani, 2016. Pengembangan Media Komik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan
Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Sd. Skripsi tidak di terbitkan. Yogyakarta :
Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta.
Usman, M. Basyiruddin. Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputau : Ciputat Press.
Wahidmurni,. 2017. Metodologi Pembelajaran IPS : Pengembangan standar proses pembelajaran di Sekolah/Madrasah.:Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Yusuf, Jamaludin dan Lukman. 2014. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Numbered Head Together Pada Pelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri 2 Ogotua” , (Online). Vol. 4 No. 9, (http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/3552/, di akses 17 Maret 2018)
85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Widya Septiawan
Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang 20 September 1996
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Sanggarsari RT 01 /RW 02 Kec. Ambarawa Kab. Semarang
No. Hap : 089697971569
e-Mail : [email protected]
Pendidikan :
1. SDN 1 Pojoksari Lulus Tahun 2008
2. SMP 4 Ambarawa Lulus Tahun 2011
3. SMKN 1 Jambu Lulus Tahun 2014
4. IAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 1 Juni 2018 Hormat Saya
Widya Septiawan NIM 115-14-118
86
SURAT TUGAS PEMBIMBING SKRIPSI
87
SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKUKAN PENELITIAN
88
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
89
RPP SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : V/II
Pertemuan ke :
Alokasi waktu : 2x35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
B. KOMPETENSI DASAR
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. INDIKATOR
2.2.1 Menjelaskan peristiwa pertemuan dalat.
2.2.2 Menjelaskan peristiwa Rengasdengklok.
D. TUJUAN
1. Setelah berdiskusi menggunakan komik pembelajaran
“Perjuangan Mencapai Kemerdekaan Indonesia”, siswa
dapat menceritakan kembali pristiwa pertemuan dalat.
2. Setelah berdiskusi menggunakan komik pembelajaran
“Perjuangan Mencapai Kemerdekaan Indonesia”, siswa
dapat menyebutkan peristiwa Rengas dengklok.
90
E. MATERI AJAR
1. Menanggapi berita kekalahan Jepang
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Presiden Amerika
mengumumkan bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu, Setelah mengetahui berita kekalahan Jepang,
pada 15 Agustus 1945 para pemuda yang diwakili oleh wikana
dan darwis meminta agar Ir. Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia esok hari pada
tanggal 16 Agustus 1945;
2. Peristiwa Rengasdengklok
Setelah golongan muda gagal meyakinkan Soekarno-
Hatta golongan muda akan membawa Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh
tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
tanpa pengaruh dari Jepang;
F. METODE
Metode : Numbered Head Together (NHT), tanya jawab, ceramah.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka dengan salam
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin
do’a
3. Guru melakukan presensi
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya
apakah anak-anak tahy tanggal 17 Agustus itu
10 menit
91
adalah hari apa? Apakah anak-anak tahu
bagaimana peristiwa untuk mencapai
kemerdekaan?
5. Guru menyampaikan materi apa yang akan
dipelajari yaitu peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan.
Inti a) Eksplorasi
(1) Guru member penjelasan materi peristiwa-
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;
b) Elaborasi
a. Guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dengan metode Numbered
Head Together (NHT);
b. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 6 anak.
c. Guru bersama siswa mendesign tempat
duduk melingkar sesuai dengan kelompok
masing-masing;
d. Guru memberi nomor pada setiap anak
dalam satu kelompok dengan nomor yang
berbeda, pembagian di lakukan kepada
semua kelompok;
e. Guru membagikan Media Komik pada
setiap anak sebagai bahan dan media
belajar.
f. Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan lembar kerja kelompok;
c) Konfirmasi
(1) Guru mencocokkan jawaban dari masing-
masing kelompok dengan menyebut satu
nomor, (para siswa dari setiap kelomok
dengan nomor yang sama mengangkat tagan
tentang).
(2) Guru memberikan soal tes evaluasi pada
tiap-tiap siswa tentang peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan;
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan, dan kesimpulan
50 menit
92
tentang peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang dibaha.
2. Guru memberikan pesan moral terkait dengan
materi yang dipelajari.
3. Guru menutup pelajaran dengan do’a dan
salam penutup.
10 menit
H. MEDIA
Buku komik pembelajaran “Perjuangan Mencapai
Kemerdekaan Indonesia”.
I. SUMBER
Nandarwati,Kurnia, dkk.2007.Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas 5 Sekolah Dasar.Jakarta:CV.Habsa
Jaya
J. PENILAIAN
Teknik penilaian : tes non tes
Jenis : Tertulis
Instrumen :
A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1. Kota hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh amerika serikat pada
tanggal . . . .
a. 6 dan 9 Agustus 1945
b. 8 dan 9 Agustus 1945
c. 12 dan 14 Agustus 1945
d. 14 dan 17 Agustus 1945
2. Tokoh Indonesia yang pertama kali mengetahui Jepang menyerah
kepada Sekutu adalah . . . .
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Sutan Sjahrir
93
3. Agar tidak dipengaruhi oleh Jepang, para pemuda membawa
Sukarno-Hatta ke ....
a. Bandung
b. Depok
c. Rengasdengklok
d. Bekasi
4. Wikana dan Darwis adalah tokoh yang pemuda yang mendesak
Bung Karno untuk
a. Mengumumkan proklamasi kemerdekaan
b. Membentuk negara beserta perangkatnya
c. Meninggalkan kota rengasdengklok
d. Mengadakan perundingan dengan jepang
5. Salah satu penyebab terjadinya Rengasdengklok adalah
a. Jepang menyerah kepada sekutu.
a. Perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.
b. Tokoh pemuda siap membacakansendiri proklamasi.
c. Golongan tua telah siap untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
B. Isilah titik titik berikut ini!
1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal ....
C. Kerjakan soal berikut dengan baik!
1. Mengapa Ir. Sukarno tidak mau secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia seperti desakan
para pemuda?
94
95
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I
96
97
DATA LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS I
98
99
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS 1
Nama Sekolah : MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Guru : Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I Mata Pelajaran: IPS Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Kelas/semester: V/II Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Memberikan motivasi awal 3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 6. Kejelasan artikulasi suara 7. Kemampuan mengendalikan kelas 8. Antusiasme dalam penampilan 9. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)
10. Memberikan perhatian yang sama antar kelompok Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar 13. Kejelasan dalam memberikan contoh dari materi ajar
Kegiatan Belajar Mengajar 14. Penyajian materi ajar sesuai dengan tujuan dan indikator
yang telah ditetapkan
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar melalui metode Numbered Head Together (NHT).
16. Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar melalui Media Komik.
17. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
Evaluasi Pembelajaran 18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19. Penilaian yang diberikan dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20. Meninjau kembali materi yang telah di berikan 21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
100
101
102
RPP SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : V/II
Pertemuan ke :
Alokasi waktu : 2x35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
B. KOMPETENSI DASAR
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. INDIKATOR
2.2.3 Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam perumusan teks
proklamasi.
2.2.4 Menjelaskan Peristiwa pembecaan teks proklamasi.
103
D. TUJUAN
1. Setelah berdiskusi menggunakan komik pembelajaran
“Perjuangan Mencapai Kemerdekaan Indonesia”,
Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam perumusan teks
proklamasi.
2. Setelah berdiskusi menggunakan komik pembelajaran
“Perjuangan Mencapai Kemerdekaan Indonesia”,
Menjelaskan Peristiwa pembecaan teks proklamasi.
E. MATERI AJAR
1. Tokoh perumusan teks proklamasi
Pada pukul 02.00, Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr.
Ahmad Subarjo membahas perumusan isi naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Rapat ini dilakukan di ruang makan
rumah Laksamana Tadashi Maeda. Selain ketiga tokoh tersebut,
rapat ini juga dihadiri oleh golongan muda, yaitu B.M. Diah,
Sukarni, dan Sudiro.
Setelah teks Proklamasi selesai dirumuskan, para tokoh
perumus teks proklamasi pergi ke serambi rumah untuk menemui
hadirin yang menunggu mereka. Rumusan teks proklamasi
tersebut kemudian dibahas di hadapan hadirin tersebut. Ir.
Sukarno memberikan usulan agar naskah proklamasi yang telah
dibuat tersebut ditandatangani oleh semua peserta yang hadir.
Namun, usulan tersebut ditolak. Sukarni mengusulkan agar
104
naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas
nama bangsa Indonesia dan usul tersebut disetujui. Para peserta
juga sepakat agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera
dilaksanakan esok harinya.
Teks Proklamasi Kemerdekaan tersebut kemudian diketik oleh
Sayuti Malik dan kemudian ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan
Drs. Moh. Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia. Dalam naskah
hasil pengetikan tersebut, terdapat tiga perubahan dari teks asli
yang ditulis oleh Ir. Sukarno.
2. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya pada hari Jum’at
pukul 10.00 WIB, proses proklamasi kemerdekaan dilaksanakan
di kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi
oleh Drs. Moh Hatta.
F. METODE
Metode : Numbered Head Together (NHT), tanya jawab, ceramah.
105
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 6. Guru membuka dengan salam
7. Guru meminta salah satu siswa memimpin
do’a
8. Guru melakukan presensi
9. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya
apakah anak-anak tahy tanggal 17 Agustus itu
adalah hari apa? Apakah anak-anak tahu
bagaimana peristiwa untuk mencapai
kemerdekaan?
10. Guru menyampaikan materi apa yang akan
dipelajari yaitu peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan.
10 menit
Inti d) Eksplorasi
(2) Guru member penjelasan materi peristiwa-
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;
e) Elaborasi
g. Guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dengan metode Numbered
Head Together (NHT);
h. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 6 anak.
i. Guru bersama siswa mendesign tempat
duduk melingkar sesuai dengan kelompok
masing-masing;
j. Guru memberi nomor pada setiap anak
dalam satu kelompok dengan nomor yang
berbeda, pembagian di lakukan kepada
semua kelompok;
k. Guru membagikan Media Komik pada
setiap anak sebagai bahan dan media
belajar.
l. Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan lembar kerja kelompok;
f) Konfirmasi
(4) Guru mencocokkan jawaban dari masing-
masing kelompok dengan menyebut satu
50 menit
106
nomor, (para siswa dari setiap kelomok
dengan nomor yang sama mengangkat tagan
tentang).
(5) Guru memberikan soal tes formatif pada
tiap-tiap siswa tentang peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan;
(6) Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan, dan kesimpulan
tentang peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan.
Penutup 4. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang dibahas yaitu tentang peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan;
5. Guru memberikan pesan moral terkait dengan
materi yang dipelajari.
6. Guru menutup pelajaran dengan do’a dan
salam penutup.
10 menit
H. MEDIA
Buku komik pembelajaran “Perjuangan Mencapai
Kemerdekaan Indonesia”.
I. SUMBER
Nandarwati,Kurnia, dkk.2007.Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas 5 Sekolah Dasar.Jakarta:CV.Habsa
Jaya
J. PENILAIAN
Teknik penilaian : tes non tes
Jenis : Tertulis
Instrumen :
107
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !
1. Naskah proklamasi dirumuskan di rumah ....
a. Ir. Soekarno
b. Laksamana Tadashi Maeda
c. Yusuf Kunto
d. Ahmad Subarjo
2. Tanggal Perumusan isi naskah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
a. 14 Agustus 1945
b. 15 Agustus 1945
c. 16 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1945
3. Tokoh yang mengetik naskah proklamasi adalah ....
a. Ahmad Subardjo
b. Wikana
c. Sayuti Melik
d. Drs. Moh. Hatta
4. Pembacaan proklamasi berlangsung di kota . . . .
a. Yogyakarta
b. Bandung
c. Jakarta
d. Surabaya
5. Pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh. . . .
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Wikana
d. Ahmad Subardjo
B. Isilah titik titik berikut ini!
1. Pembacaan proklamasi berlangsung pada tanggal . . . .
C. Kerjakan soal berikut dengan baik!
1. Sebutkan salah satu hasil keputusan sidang PPKI 18 Agustus
1945 di jakarta
108
109
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II
110
111
DATA LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS II
112
113
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS 1I
Nama Sekolah : MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Guru : Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I Mata Pelajaran: IPS Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Kelas/semester: V/II Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No.
Aspek yang diamati Skor A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Memberikan motivasi awal 3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 6. Kejelasan artikulasi suara 7. Kemampuan mengendalikan kelas 8. Antusiasme dalam penampilan 9. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)
10. Memberikan perhatian yang sama antar kelompok Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar 13. Kejelasan dalam memberikan contoh dari materi ajar
Kegiatan Belajar Mengajar 14. Penyajian materi ajar sesuai dengan tujuan dan indikator
yang telah ditetapkan
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar melalui metode Numbered Head Together (NHT).
16. Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar melalui Media Komik.
17. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
Evaluasi Pembelajaran 18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19. Penilaian yang diberikan dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20. Meninjau kembali materi yang telah di berikan 21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
114
115
116
DOKUMENTASI PELAKSAAAN PENELITIAN
Gambar 1. Papan Nama MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Gambar 2. Kegiatan Awal Siklus I
117
Gambar 3. Guru Menjelaskan Langkah-Langkah
Metode NHT pada Siklus I
Gambar 4. Guru Mengenalkan Media Komik pada Siklus I
118
Gambar 5. Siswa berdiskusi pada Siklus I
Gambar 6. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada Siklus I
119
Gambar 7. Kegiatan Awal pada Siklus II
Gambar 8. Siswa diskusi pada Siklus II
120
Gambar 9. Guru Memantau tiap kelompok berdiskusi pada Siklus II
Gambar 10. Tanya Jawab guru dengan siswa pada Siklus II
121
Gambar 11. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada Siklus II
Gambar 12. Bersama Guru dan Siswa kelas V
122
LAMPIRAN KOMIK PEMBELAJARAN
123
124
125
126
DAFTAR NILAI SKK
(SATUAN KREDIT KEGIATAN)
Nama : Widya Septiawan
NIM : 115-14-118
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Keterangan
Poin
1. OPAK STAIN Salatiga 18-19 Agustus 2014 Peserta 3
2. OPAK JURUSAN TARBIYAH STAIN SALATIGA 2014
20-21 Agustus 2014 Peserta 3
3. ODK (Orientasi Dasar Keislaman) diselenggarakan Oleh LDK Darul Amal & ITTAQO STAIN Salatiga
21 Agustus 2014 Peserta 2
4. Workshop Entrepreneurship Oleh KSEI dan SSC STAIN Salatiga
22 Agustus 2014 Peserta 2
5. Achievement Motivation Training ( AMT) oleh CEC dan JQH STAIN Salatiga
23 Agustus 2014 Peserta 2
6. Pengakraban Mahasiswa Baru PGMI STAIN Salatiga
27 Agustus 2014 Peserta 2
7. UPT Perpustakaan Oleh STAIN Salatiga
28 Agustus 2014 Peserta 2
8. Training Pembuatan Makalah Oleh Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
17 September 2014 Peserta 2
9. Training Pengembangan Diri dan Komunikasi Oleh KAMMI Salatiga
18 September 2014 Peserta 2
10. Talk Show Oleh Al Khidmah Kampus Kota Salatiga
19 September 2014 Peserta 2
127
11. Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega (PLCPP) XXIV
26-29 September 2014 Peserta 2
12. SIBA-SIBI Training UTS Semester Ganjil Oleh CEC dan ITTAQO
24-25 Oktober 2014 Peserta 2
13. PERBASIS (Perbandingan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris) Oleh CEC dan ITTAQO
27 November 2014 Peserta 2
14. Seminar Nasional Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar Bebas ASEAN Oleh HMPS AS
2014 Peserta 8
15. Seminar Nasional Oleh KOPMA FATAWA IAIN Salatiga
15 April 2015 Peserta 8
16. Seminar Nasional Pendidikan Karakter Untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan oleh HMJ IAIN Salatiga
17 November 2015 Peserta 8
17. Seminar dan Sarasehan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB) Salatiga
2 April 2016 Peserta 2
18. Seminar Nasional Metodologi Penafsiran Kontemporer Al-Qur’an dan Problematika Kemanusiaan
23 Mei 2016 Peserta 8
19. Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Bersama Jemaat Ahmadiyah Indonesia
25 Mei 2016 Peserta 8
20. Seminar Nasional Indonesia Budayaku Indonesia Warisanku (Salatiga Kota Pusaka)
02 Juni 2016 Peserta 8
21. Seminar Nasional yang diselenggarakan HMJ-HES
12 Oktober 2016 Peserta 8
22. Seminar Nasional Reaktualisasi Hadis dalam Kehidupan Berbangsa & Berbudaya
19 Oktober 2016 Peserta 8
128
129
NILAI PRA SIKLUS
130
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI