TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI
22:31 Posted In Ilmu Lughah Edit This 0 Comments »
oleh :
Zainal Abidin 127 035
ABSTRAK
Setelah penulis memahami tiori Struktur Universal kemudian penulis mengaittkan
dengan kenyataan dilapangan, penulis dapat menyimpulkan, memang terbukti sebelum bayi
mampu berbicara dia melalui dua tahab yang dibahas pada tiori Struktur Universal yaitu;
tahap membabel (prabahasa) dan tahap pemerolehan bahasa nurani.
Tiori Generative Struktur Universal ini, cocok dan sesuai dengan realita yang ada
dilapangan khususnya pada bayi yang penulis observasi, meskipun bayi tersebut belumbisa
bicara dia memang melalui tahap-tahap pemerolehan ponologo bertingkat seperti digram
data yang dijelaskan dalam tiori.
Jelas sudahlah dan penulis sepakat bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui
penemuan konsep dan pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor
kreatifitas dalam pemerolehan bahasa.
Berdasarkan pendapat Weterson diatas penulis setuju dan sepakat, sesuai dengan
realita yang ada dilapangan, memang benar kanak-kanak hanya mengucapkan kembali
bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian yang diucapkan
kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.
Menurut tiori ini berdasarkan bagan-bagan serta keterangan yang dikemukakan diatas
memang kanak-kanak melalui hal yang tersebut diatas. Tetapi bayi yang penulis teliti
belum melalui semua yang diterangkan diatas, karena bayi tersebut masih dalam rangka
tahap membabel (prabahasa). Menurut tiori Kontras dan Proses penulis sepakat dan setuju
bahwa bayi /kanak-kanak dengan berdasrkan realita yang penulis lihat dilapangan memang
melalui seperti hal yang dijelaskan dalam tiori ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Seluruh puji serta sedalam syukur penulis mohonkan kepada Allah SWT. Yang telah
meridhoi, merahmati, memberkahi dan dengan pertolongan-Nya penulis telah dapat menulis
makalah ini sebaik-baik mungkin. Selawat serta salam juga penulis mohonkan kepada Allah
semoga Rasulullah saw, keluarganya, keterunannya, sahabatnya, serta orang-orang
pengikutnya, dalam keridhoan-Nya.
Makalah ini penulis tulis untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Pskolinguistik yaitu sebagai pengganti ujuan mid semester yang dibinbing oleh dosen Dr.
Abdulhalim Hanafi, M.A dan Nurlaila, M.A, semoga dengan bimbingan beliau penulis
mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfa’at. Dan dengan keikhlasan beliau dalam
membimbing penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini, semoga jadi ’amal sholeh disisi
Allah SWT amiin yaa rabbal’alamin.
A. Latar Belakang Masalah
Adapun yang melatar belakangi masalah yang penulis bahas dalam makalah ini adalah
begitu pesat dan cepatnya bayi yang bernama Agung Saputra ini, mengerti dan merespon
apa-apa yang kita katakan dan kita ucapkan kepadanya sehingga mampu mengeluarkan
bunyi-bunyi serta gerakan-gerakan tubuhnya membuktikan bahwa dia mengerti dan paham
apa yang kita katakan padanya, hal ini juga membuktikan bahwa dia berkomunikasi dengan
kita. Dengan demikian penulis tertarik untuk membahas pemerolehan fonologi bagi anak,
sehingga dengan demikian penulis ingin mengetahui diantara sekian banyak tiori-tiori yang
membahas tentang fonologi mana yang lebih cocok dan sesuai dengan bayi yang penulis
observasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latarbelakang masalah diatas maka dari itu dapat penulis rumuskan
masalah-masalah yang terkait dengan fonologi adalah :
1. Adanya diantara bayi-bayi yang cepat dan tanggap dalam merespon /berkomunikasi
meskipun belum mampu untuk berbicara.
2. Ada diantarnya yang lamban salah satu diantara perkembangan fisik dengan
kemampuan untuk berbicara.
3. Dan ada diantarnya yang bersamaan perkembangan fisik dengan kemampuan
bicaranya.
4. Ada diantarnya yang sudah berkembang fisik dengan baik begitu juga bicaranya
tetapi kurang tepat /pas dengan kata-kata yang sebenarnya.
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis cantumkan diatas, maka penulis
membatasi masalah yang akan penulis bahas :
1. Adanya diantara bayi-bayi yang cepat dan tanggap dalam merespon /berkomunikasi
meskipun belum mampu untuk berbicara.
2. Dan ada diantarnya yang bersamaan perkembangan fisik dengan kemampuan
bicaranya.
BAB II
TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI
Banyak teori yang menjelaskan masalah pemerolehan bahasa (fonologi) diantranya :
1. Teori Strukur Universal
Teori struktur universal ini dikembangkan oleh Jakobson (1968). Oleh karena itu
sering juga disebut teori Jakobson. Pada intinya teori ini mencoba menjelaskan pemorelahan
berdasarkan struktur-struktur universal lunguistik yakni hukum- hukum struktural yang
megatur perubahan bunyi.
Dalam penelitiannya Jakobson mengamati pengeluaran bunyi-bunyi oleh bayi –bayi
pada tahap membabel (babling) dan menemukan bahwa bunyi yang normal mengeluarkan
berbagai bunyi yang normal mengeluarkan berbagai ragam bunyi dan vokalisasinya baik
bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Namun ketika bayi mulai memperoleh “kata”
pertamanya ( kira-kira 1-0 tahun) makanya kebanyakan bunyi-bunyi ini menghilang. Malah
sebagian dari bunyi-bunyi itu baru muncul kembali beberapa tahun kemudian. Dari
pengamatannya Jakobson menyimpulkan adanya dua tahap dalam pemerolehan fonologi
yaitu :
a. Tahap membabel prabahasa.
b. Tahap pemerolehan bahasa nurani.
Pada tahap prabahasa bunyi-bunyi yang dihasilkan bayi tidak menujukkan suatu
urutan perkembangan tertentu, dan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan masa
pemerolehan bahasa berikutnya. Jadi pada tahap membabel ini bayi hanya melatih alat-alat
vokalnya dengan cara mengeluarkan bunyi-bunyi tanpa tujuan tertentu, atau bukan untuk
berkomunikasi, sebaliknya, pada tahap pemerolehan bahasa yang sebenarnya bayi mengikuti
suatu pemerolehan bayi yang relative universal dan tidak berubah.1[1]
Menurut Jakobson diantara kedua tahap itu terdapat masa tidak adanya kegiatan yang
menunjukkan tidak adanya kesinambungan diantara kedua tahap itu, meskipun masanya
sangat singkat dan tidak tampak jelas. Banyak pakar psikolunguistik perkembangan
menerima teori Jakobson mengenai masa senyap ini. Beberapa bukti yang memperkuat teori
Jakobson ini adalah sebagai berikut:
a. Bunyi likuida [l] dan [r] yang sering muncul pada tahap membabel, hilang pada tahap
mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya. Bunyi ini baru muncul lagi ketika bayi
berumur tiga setengah tahun (3:6) atau (4:0) bahkan ketika berumur lima tahun (5:0).
b. Bayi-bayi yang pekak membabel dengan cara yang sama dengan yang sama dengan yang
normal. Namun, setelah tahap membabel ini selesai bayi-bayi ini pun akan berhenti
mengeluarkan bunyi-bunyi.
c. Menurut penelitian Port dan Preston (1972), VOT (voice onset time = waktu antara pelepasan
bunyi hambat dan bergetarnya pita suara) seperti konsonan [d] dan [t] tidak sama pada tahap
membabel dengan VOT pada tahap mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya; dan VOT
ketika berusia satu tahun (1 : 0) sama dengan VOT orang dewasa. Perbedaan VOT ini
membuktikan adanya masa peralihan diantara tahap membabel dengan tahap mengeluarkan
bunyi yang sebenarnya.
1[1] Abdul Chaer, Psikolunguistik Kajian Teoritik, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta) . h 202-203
Jika tahap pemerolehan bahasa yang sebenarnya dimulai, maka akan terdapat urutan
peringkat perkembangan yang teratur dan tidak berubah meskipun taraf kemajuan tiap
individu tidak sama. Perkembangan peringkat ini ditentukan oleh humum-hukum yang
bersifat universal yang oleh Jakobson disebut “ the laws of irreversible solidarity. (1968 :
68)2[2]
Jadi pada teori ini dapat disimpulkan pemerolehan fonologi berdasarkan struktur-
struktur universal luguistik, dan terdapat dua tahap dalam pemerolehan fonolgi yaitu
pemerolehan tahap membabel prabahasa, tahap pemerolehan bahasa nurani.
2. Teori Generative Struktur Universal
Teori Struktural Universal yang diperkenalkan oleh Jakobson di atas telah diperluas
oleh Moskowitz (1970, 1971) dengan cara menerapkan unsur-unsur fonologi generatif yang
diperkenalkan oleh Chomsky dan Halle (1968). Yang paling menonjol dari teori Moskowitz
ini adalah “penemuan konsep” dan “pembentukan hipotesis” berupa rumus-rumus yang
dibentuk oleh kanak-kanak berdasarkan Data Linguistik Utama (DLU), yaitu kata-kata dan
kalimat-kalimat yang didengarnya sehari-hari.3[3]
Moskowitz yang tidak sejalan dengan teori Chomsky yaitu mengenai konsep-konsep
yang harus ditentukan oleh anak-anak untuk mengasimilasikan DLU lebih berkaitan dengan
proses struktur nurani yang dihipotesiskan. Namun, kesimpulan lain menunjukkan adanya
keselarasan yang tinggi dengan teori Chomsky yakni karena Moskowitz menentang teori
pemerolehan bahasa dengan peniruan, serta menekankan pentingnya faktor kreatifitas dalam
pemerolehan bahasa pada umumnya dan proses pemerolehan fonologi khususnya. Dalam
proses pemerolehan bahasa kanak-kanak menemukan konsep-konsep serta menerapkan
konsep-konsep itu untuk menciptakan bahasa.4[4]
Keberhasilan utama yang dicapai si bayi pada tahap membabel adalah penemuan unit-
unit kalimat yang merupakan unit lunguistik yang pertama. Ini ditandai dengan munculnya
intonasi dan hentian-hentian dalam ucapannya; dan ini merupakan permulaan analisis bahasa
segmental. Penemuan unit kalimat ini juga mencerminkan satu langkah utama kearah
2[2] Ibid h. 203
3[3] Ibid h. 205
4[4] http//sastra daerahhusu.blogspot com 2009/05. Diakses Tanggal 18 April 2010 Makalah Pemerolehan Fonologi oleh Fulfina Tahun Ajaran 2009/2010
sosialisasi, yakni pembelajaran semantic karena kalimat sebagai suatu rangkaian bunyi
panjang yang terbatas memiliki makna tertentu. Pada tahap penemuan unit kalimat ini
muncullah satu proses pemorolehan fonologi yang bertingkat-tingkat sebagaimana bagan
dibawah ini.
Data lugistik sebagai keluaran
Data yang diingat terus
Data yang diingat semakin lama
Data yang lebih lama diingat
Data yang dilupakan
Data lunguistik sebagai masukan
Proses dimulai dengan masuknya data lunguistik
(berupa bunyi ucapan) ke dalam kotak 1. Data yang tidak dapat segera dipindahkan kedalam
kotak 2 akan terbuang dari kotak 1; sedangkan yang lain segera dipindahkan kedalam kotak 2
data ini akan diingat dengan lebih lama. selanjutnya data ini dapat dipindahkan kekotak 3
agar data tersebut dapat tinggal lebih lama lagi. Adaikata karena sesuatu sebab data ini tidak
bisa tinggal lebih lama , maka data ini akan kembali 1, dan menggalamai proses yang sama
dengan data baru lainya. Data yang telah lama ada dikotak 3 akan dikirim kekotak 4 dengan
syarat data tersebut terus muncul berulang-rulang. Data yang telah disampaikan kekotak 4 ini
akan terus dapat dikeluarkan sebagai keluaran.5[5]
Jelaslah bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui penemuan konsep dan
pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor kreatifitas dalam pemerolehan
bahasa.
5[5] Op.Cit. h 206-207
3. Teori Prosodi- Akuistik
Teori prosodi- akuistik ini diperkenalkan oleh Weteson (1976) sesudah dia merasa
tidak puas dengan pendekatan fonemik segmental yang dikatakannya tidak memberikan
gambaran yang sebenarnya mengenai pemerolehan fonologi.
Weterson (1971) berpendapat bahwa pemerolehan bahasa adalah satu proses sosial
sehingga kajianya lebih tepat dilakukan dirumah dalam konteks sosial yang sebenarnya
daripada pengkajian data-data eksprimen, lebih-lebih untuk mengetahui pomerolehan
fonologi.
Weterson (1970) juga menemukan dan hubungan akuistik antara bentuk-bentuk
ucapan kanak-kanak dengan fitur-fitur bentuk ucapan orang dewasa. Kanak-kanak hanya
mengucapkan kembali bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian
yang diucapkan kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.6
[6]
4. Teori Kontras dan Proses
Teori ini diperkenalkan oleh Ingram (1974, 1979) yakni suatu teori yang
menggabungkan bagian-bagian penting dari teori Jakobson dengan bagian-bagian penting
dari teori Stampe; kemudian menyelaraskan hasil penggabungan dengan teori perkembangan
dari Piaget. Menurut Ingram kanak-kanak memperoleh system fonologi orang dewasa
dengan cara menciptakan strukturnya sendiri; dan kemudian mengubah struktur ini jika
pengetahuannya mengenai system orang dewasa semakin baik. Perkembangan fonologi ini
melalui asimilasi dan akomodasi yang terus-menerus (menurut teori piaget): mengubah
struktur untuk menyelaraskannya dengan kenyataan.
Peristiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kata kanak-kanakkakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkankankanakkanak
system kanak-kanak kakkkanakkakanakkanak
6
Kata orang dewasa
Ingram menegaskan kita harus mengakui adanya ketiga peringkat perkembangan
fonologi kanak-kanak seperti telah digambaran dalam bagan. Kita harus dapat menerangkan
bagaimana peringkat kedua (system kanak-kanak) terjadi. Untuk itu kita harus
mempertimbangkan bagaimana kanak-kanak mengamati dan mengeluarkan ucapan-ucapan.
Oleh karena persepsi kanak-kanak belum lengkap, maka pemerolehan system kanak-kanak
haruslah digambarkan sebagai berikut.
persepsi
organisasi
Kataorang dewasa aaadewasa
Kata kanak-kanak
Pengeluaran
Bagan diatas menjelaskan bahwa suatu ujaran yang tepat mengenai perkembangan
fonologi kanak-kanak harus dapat menerangkan ketiga peringkat diatas yaitu persepsi,
organisasi dan pengeluaran.
Karena fonologi membicarakan kontras-kontras dan berusaha memberikan satu
pengucapan pada tiap morfem, maka kanak-kanak haruslah berusaha memperoleh kontras-
kontras dalam pengucapan-pengucapan itu. Uraian kontras-kontras fonologi orang dewasa
inilah yang harus diberikan oleh peringkat organisasi ucapan kanak-kanak untuk kontras itu.
Lihat bagan berikut.
Persepsi senarai bunyi dan suku kata orang dewasa
Proses-proses
Organisasi senarai bunyi dan suku kata yang berkontras
Proses-proses
Pengeluaran senarai bunyi dan suku kata yang
dikeluarkan
Tahap-tahap pemorelahan fonologi yang dibuat Ingram diatas sejalan dengan tahap-
tahap perkembangan kognitif dari Pieget (1962) pada tahap persepsi, yang belum produktif
itu, terdapat dua subtahap yaitu (a) vokalisasi praucapan dan (b) tahap fonologi primitif.7[7]
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Waktu dan Tempat Observasi
1. Adapun waktu yang penulis lakukan untuk mengobservasi bertepatan pada hari
Jum'at-Sabtu 21-22 Mai 2010. Pada sebenarnya mulai perkuliahan
Pskolinguistik setelah pertemuan pertama Ustazah Nurlaila, M.A,
memberikan tugas untuk pengganti ujian mid semester mengobservasi serta
menganalisis tiori yang bersangkutan dengan pembahasan masalah yang
penulis bahas. Mulai dari itu penulis selalu mengamati dan memperhatikan
perkembangan bunyi-bunyi yang di lafalkan oleh bayi tersebut, karena penulis
tinggal dirumah kontrakan mereka, dua kamar bagaian belakang tempat kos
penulis dkk.
7
2. Tempat pelaksanaan observasi yaitu dirumah kontrakan orang tua bayi yang
berhalamat di Talago. No 83 Jl. Sudirman, Jorong Kubura Rajo, Kecamatan
Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.
B. Biodata Bayi yang Diteliti
1. Nama : Agung Saputra
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur : 15 Januari 2009 -27 Mai 2010 = 71 Minggu (1
Tahun 12 Minggu).
4. Tempat dan tanggal lahir : Talago, Kubura Rajo 15 Januari 2009
5. Anak ke : 4
6. Alamat : Talago. No 83 Jl. Sudirman, Jorong Kubura
Rajo, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.
7. Nama ayah : Syafrial RN
8. Nama ibu : Yusrita
9. Pekerjaan ayah : Analis
10. Pekerjaan ibu : RT
C. Laporan kedua orang tua bayi serta kenyataan yang Penulis dapatkan disaat
Observasi.
Sesuai dengan telah penulis lakukan observasi maka dapat penulis laporkan
sebagai berikut :
1. Bayi yang bernama Agung Saputra, setelah diperhatikan dan diamati dia
memang sanggup untuk memperoleh fonologi dengan baik.
2. Sesuai dengan tiori struktur universal yang dikemukakan oleh Jakobson bahwa
memperoleh fonologi ada dua tahab, yaitu tahab membabel (prabahasa) dan
pemerolehan bahasa nurani. Maka dari itu sesuai dengan hasil observasi dan
setelah diamati, dapat disimpulkan bahwa bayi yang bernama Agung Saputra
telah hampir selesai melalui tahap pertama dan sekarang sedang menjalani
(menempuh) tahab kedua.
3. Bayi yang bernama Agung Saputra bisa merespon apa yang kita katakan dan
mengerti teguran, seperti: tutup pintu, awas jatuah, jan mamanjek, jan diawai
tu aak, dll.
4. Bayi ini meskipun dia belum sangup berbahasa (berbicara), tetapi dia sudah
basa membedakan antara suruhan dan larangan.
5. Adapun bunyi-bunyi yang dapat dikeluarkan atau dilafalkan oleh bayi tersebut
adalah:
a) Disaat memanggil ibunya bunyi yang dikeluarkan maa, kadang–kadang
sudah sanggup melafalkan dengan lengkap (mamma).
b) Memanggil ayahnya bunyi yang dikeluarkan aaaaaa.
c) Sedangkan memanggil kakaknya bunyi yang dikeluarkan ma maa.
d) Dan disaat ia inyin pergi atau mengikuti (maikuik) kepada ayah, ibu, atau
kakanya yang mau berpergian, maka dia mengucapkan atau melafalkan
bunyi nah-nah sambil mengacungkan kedua tangannya agar digendong.
e) Meminta susu dia mengeluarkan bunyi nen-nen.
f) Sedangkan untuk meminta makan dia melafalkan bunyi mammam.
g) Sedangkan untuk meminta minum dia melafalkan bunyi 'uh ibunya
menanyakan minum? dia jawab 'uh-'uh.
h) Disaat menyambut kedatangan ayahnya dia melafalkan bunyi aaaa
(maksudnya papa).
i) Disaat menyambut kedatangan ibunya dia melafalkan bunyi maaa kadang-
kadang mammaa.
j) Disaat menyambut kedatangan kakaknya dia melafalkan bunyi aaaaa.
k) Disaat meminta sesuatu seperti main-mainan, minta digendong, mengajak
untuk bermain bersamanya dia mengeluarkan bunyi 'ah-'ah.
l) Disaat dia main mobil-mobilan dengan kakaknya dia menyeluarkan bunyi-
bunyi nyaung-nyaung.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis atau kaitan antara tiori dengan kenyataan dilapangan.
1. Kaitan dengan tiori Struktur Universal
Setelah penulis memahami tiori Struktur Universal kemudian penulis mengaittkan
dengan kenyataan dilapangan, penulis dapat menyimpulkan, memang terbukti sebelum bayi
mampu berbicara dia melalui dua tahab yang dibahas pada tiori Struktur Universal yaitu;
tahap membabel (prabahasa) dan tahap pemerolehan bahasa nurani.
Tetapi menurut Jakobson beberapa bukti yang memperkuat teorinya yang ada
dibawah ini, penulis tidak bisa memberikan argumen atau kaitanya dengan kenyataan
terhadap bayi yang penulis observasi, karena bayi tersebut belum melalui tahap-tahap,
seperti penjelasan dibawah ini:
1. Bunyi likuida [l] dan [r] yang sering muncul pada tahap membabel, hilang pada
tahap mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya. Bunyi ini baru muncul lagi
ketika bayi berumur tiga setengah tahun (3:6) atau (4:0) bahkan ketika berumur
lima tahun (5:0).
2. Bayi-bayi yang pekak membabel dengan cara yang sama dengan yang sama dengan
yang normal. Namun, setelah tahap membabel ini selesai bayi-bayi ini pun akan
berhenti mengeluarkan bunyi-bunyi.
3. Menurut penelitian Port dan Preston (1972), VOT (voice onset time = waktu
antara pelepasan bunyi hambat dan bergetarnya pita suara) seperti konsonan [d]
dan [t] tidak sama pada tahap membabel dengan VOT pada tahap mengeluarkan
bunyi bahasa yang sebenarnya; dan VOT ketika berusia satu tahun (1 : 0) sama
dengan VOT orang dewasa. Perbedaan VOT ini membuktikan adanya masa
peralihan diantara tahap membabel dengan tahap mengeluarkan bunyi yang
sebenarnya.
Jadi berdasarkan tiga poin bukti yang dikemukakan oleh Jakobson diatas, penulis
belum bisa mengaitkan dengan keadaan bayi yang penilis obsevasi, karena bayi tersebut
masih dalam suasana membabel. Pada teori ini, penulis sepakat dan dapat disimpulkan
pemerolehan fonologi berdasarkan struktur-struktur universal luguistik, terdapat dua tahap
dalam pemerolehan fonolgi yaitu pemerolehan tahap membabel prabahasa, tahap
pemerolehan bahasa nurani.
2. Kaitan dengan tiori Generative Struktur Universal
Setelah penulis amati dan pahami. Tiori Generative Struktur Universal ini, cocok dan
sesuai dengan realita yang ada dilapangan khususnya pada bayi yang penulis observasi,
meskipun bayi tersebut belumbisa bicara dia memang melalui tahap-tahap pemerolehan
ponologo bertingkat seperti digram data yang dijelaskan dalam tiori.
Jelas sudahlah dan penulis sepakat bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui
penemuan konsep dan pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor
kreatifitas dalam pemerolehan bahasa.
3. Kaitan dengan tiori Prosodi-akuistik
Berdasarkan pendapat Weterson diatas penulis setuju dan sepakat, sesuai dengan
realita yang ada dilapangan, memang benar kanak-kanak hanya mengucapkan kembali
bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian yang diucapkan
kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.
4. Kaitan dengan tiori Kontras dan Proses
Menurut tiori ini berdasarkan bagan-bagan serta keterangan yang dikemukakan diatas
memang kanak-kanak melalui hal yang tersebut diatas. Tetapi bayi yang penulis teliti
belum melalui semua yang diterangkan diatas, karena bayi tersebut masih dalam rangka
tahap membabel (prabahasa). Menurut tiori Kontras dan Proses penulis sepakat dan setuju
bahwa bayi /kanak-kanak dengan berdasrkan realita yang penulis lihat dilapangan memang
melalui seperti hal yang dijelaskan dalam tiori ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat penulis tarik sebuah kesimpulan sebagai
berikut, bayi yang bernama Agung Saputra sesuai dengan umur serta perkembangan
fisiknya, juga kemampuannya dalam memperoleh ponologi. Penulis bisa menyatakan
tidak ada gangguan ataupun hambatan baginya ini berdasarkan tiori, observasi, serta
hasil analisis penulis.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang telah penulis bahas diatas. Maka dari itu, penulis
menyerankan kepada kita semua (pembaca) baik itu yang telah mempunyai sibuah
hati maupun yang belum, agar dapat berbahasa dengan baik /berbicara yang bagus-
bagus dihadapan bayinya. Karena semau bayi yang normal, apapun perkataan
/pembicaraan kita, dia selalu menyerab meskipun itu baik atau pun buruk, seiring
berjalanya waktu dia selalu akan mengikuti bahasa, logat, dan gaya bahasa
lingkungan sekitarnya.
Sekali lagi penulis sarankan kepada kita semua, agar bisa menjadi orang tua
yang baik juga mendidik, serta mengarahkan anak-anaknya kepada yang lebih baik.
Mudah-mudahan anak-anak yang dititipkan Allah kepada kita jadi anak yang sholeh
dan sholehah. Amiin yaa Rabbal'alamin.
C. Harapan
Semoga dengan makalah yang telah penulis bahas diatas, dapat kita ambil
sebagai pedoman, sekurang-kurangnya untuk mengingatkan kita, menjadi orang tua
yang perhatian terhadap bayinya dalam rangka membantu bainya untuk memperoleh
bahasa yang baik.
D. Kesan
Semenjak mengikuti pertemuan pertama perkuliahan Pskolinguistik sampai
sekarang antara lain:
1. Merasa cemas karena takut tidak bisa mengikuti perkuliahan ini dengan baik.
2. Setelah diikuti perkuliahan ini ternyata asik dan menyenangkan, dengan
perkuliahan ini menambah penyetahuan dan wawasan dalam menghadapi
(bergaul) dengan anak-anak.
3. sedangkan kesan dalam menyelesaikan makalah ini, memang di akui kalau
dipandang disegi capeknya, memang agak capek. Tetapi penulis tidak merasa
keberatan dan juga tidak terpaksa. Bahkan penulis merasa keasikan dan
menyenangkan, disebabkan bayi yang penulis teliti setiap hari berkomunikasi
dan bergaul dengan penulis.